48
BAB 4
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
4.1 Pengumpulan Data
Didalam melakukan survei dalam penulisan skripsi/tugas akhir, penulis
mengumpulkan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan
melakukan pencatatan terhadap data yang diberikan oleh perusahaan. Data -
data yang dikumpulkan berupa data area workshop (bengkel), layout
workshop, layout warehouse, data luas area tiap – tiap area di workshop, dan
data – data lainnya.
4.1.1 Data Umum Perusahaan
PT. ABC mempunyai 3 area pabrik (Plant) dan 4 area pendukung
dalam pembuatan, perakitan, dan pendistribusian unit sepeda motor dengan
hak pemegang merk dagang “XYZ”. Ketiga (3) area pabrik itu adalah Pabrik
1 (Sunter), Pabrik 2 (Pegangsaan), dan Pabrik 3 (Cikarang). Dan Keempat
area pendukung adalah DMD Div, Part Centre, AHTC, serta Divisi Product.
Dibagian Divisi Product inilah tugas akhir penulis lakukan untuk memenuhi
syarat lulus Sarjana 1.
49
Divisi Product merupakan divisi yang bertujuan khusus untuk
melakukan verifikasi unit sepeda motor dalam bentuk Model Baru ataupun
Mass Pro Model. Dengan berlokasi di Jalan Tipar Cakung, memiliki luas
keseluruhan sebesar yang terdiri dari satu gedung utama, yang meliputi area
kantor (office) dengan dua lantai, serta area workshop yang meliputi lab-lab
pengetesan unit motor, warehouse, dan lain-lain.
Gambar 4.1. Gedung Divisi Product
Lantai 1 gedung Divisi Product dibagi menjadi 2 area bagian utama
yaitu area kantor (office) dan area bengkel (workshop). Area kantor
mempunyai luas sebesar 984 m2 terdiri dari :
1. Lobby
2. Toilet
50
3. Locker Room
4. Musholah
5. Project Room 1
6. Project Room 2
7. Meeting Room 2
8. CAD/CAE
9. Office
10. Gom Room
11. Ups Room
12. Electric Room
13. Dining Room
Dan untuk area bengkel (workshop) mempunyai ukuran panjang dan
lebar 42 m x 41 m dengan luas keseluruhan sebesar 1778 m2 yang terdiri dari :
1. Workshop A
2. Workshop B
3. Workshop C
4. Workshop D
5. Workshop E
6. Workshop F
7. Workshop G
8. Workshop H
51
9. Warehouse (Gudang)
10. Parkir Unit
11. LAB 1
12. LAB 2
13. LAB 3
14. LAB 4
15. LAB 5
16. Office Warehouse
17. R. Pengukuran
18. Workshop CNC & Drill
19. Toilet
20. Mushalah
21. Workshop Cutting & Welding
22. Workshop N
Berikut adalah denah gedung Divisi Product lantai 1 untuk area kantor
(office) dan area bengkel (workshop).
52
Gambar 4.2. Layout Gedung Divisi Product Office Lantai 1 dan Workshop
4.1.2 Data Workshop
Workshop (Bengkel) di Divisi Product yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar 42 m x 41 m dengan luas keseluruhan sebesar 1778 m2,
yang terdiri dari beberapa workshop, labotarium, dan area pendukung, yang
akan dijelaskan pada gambar 4.3 dan tabel 4.1 berikut ini.
53
Gambar 4.3. Layout Workshop
54
Tabel 4.1. Data luas area bagian-bagian workshop
55
4.1.3 Layout Warehouse (Gudang)
Warehouse (Gudang) di Divisi Product mempunyai luas area sebesar
110,22 m2 dengan panjang 18,37 m dan lebar 6 m. Warehouse (Gudang) ini
terbentuk atas lemari-lemari dan kerangkeng yang tersusun rapi, berdekatan
satu sama lainnya. Lemari yang tersusun terbagi dua yaitu lemari pintu tanpa
kaca dan lemari pintu dengan kaca. Untuk kerangkeng hanya 1 jenis saja.
Berikut jumlah lemari-lemari dan kerangkeng yang tersusun membentuk
warehouse (gudang).
Tabel 4.2. Jenis lemari dan kerangkeng di Warehouse (Gudang)
No Jenis Jumlah
1 Lemari Pintu Tanpa Kaca (LP) 24 pcs
2 Lemari Pintu Dengan Kaca (LK) 20 pcs
3 Kerangkeng (K) 30 pcs
56
Dari jumlah tersebut diatas, maka terbentuklah layout warehouse
(Gudang) yang sekarang ini, seperti gambar 4.4 di bawah ini.
Gambar 4.4. Layout Warehouse (Gudang) Saat ini
57
Lemari-lemari dan kerangkeng yang tersusun itu sehingga membentuk
suatu layout warehouse (gudang) di Divisi Product yang sekarang ini.
Selanjutnya untuk dimensi lemari pintu tanpa kaca (LP), lemari pintu
dengan kaca (LK) dan kerangkeng (K) sebagai berikut :
1. Lemari pintu tanpa kaca (LP)
Gambar 4.5. Lemari pintu tanpa kaca (LP)
Lemari pintu tanpa kaca (LP) mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1. Panjang x Lebar x Tinggi = 910 mm x 460 mm x 1820 mm
2. Material = Plat Besi
58
3. Jumlah Tingkat = 4 Tingkat
4. Jenis Pintu = Open (width)
2. Lemari pintu dengan kaca (LK)
Gambar 4.6. Lemari pintu dengan kaca (LK)
Lemari pintu dengan kaca (LK) mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1. Panjang x Lebar x Tinggi = 910 mm x 460 mm x 1820 mm
2. Material = Plat Besi + Kaca (Pintu)
3. Jumlah Tingkat = 4 Tingkat
59
4. Jenis Pintu = Geser (Slide)
3. Kerangkeng (K)
Gambar 4.7. Kerangkeng (K)
Kerangkeng mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1. Panjang x Lebar x Tinggi = 1300 mm x 700 mm x 1600 mm
2. Material = Plat Besi + Besi Kotak
3. Jumlah Tingkat = 4 Tingkat
4. Jenis Pintu = Open (width)
60
Dari layout wokshop diatas input-output barang/part yang di-request
oleh Divisi Product yang dikirimkan dari logistik, PPC, plant 1, plant 2 dan
plant 3 diterima di area shipping yang kemudian barang dikirimkan ke office
warehouse menggunakan trolly atau manual selanjutnya dilakukan pendataan
dan proses memasukan ke dalam database.
Dalam proses pengiriman barang dari area shipping ke office
warehouse seorang operator menempuh jarak sebesar 41 meter, dan
menghabiskan waktu rata-rata sebanyak 45 detik. Dari layout workshop diatas
juga, area warehouse (gudang) dan office warehouse (kantor gudang) terpisah
sejauh 36 meter untuk jarak terdekat untuk melakukan penyimpanan dan
pengambilan part, dan jarak terjauh untuk melakukan penyimpanan dan
pengambilan sebesar 56 meter, seperti dijelaskan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.3. Jarak aktivitas penyimpanan dan pengambilan part
61
Tabel 4.4.
Waktu tempuh untuk aktivitas penyimpanan dan pengambilan part
Dalam aktivitas diatas kemungkinan akan terjadi proses bolak-balik
(back ward) yang menyebabkan jarak yang ditempuh oleh operator semakin
jauh dan waktu yang dibutuhkan akan semakin lama. Dalam 1 kali aktivitas
barang/part yang diterima dari area shipping dan kemudian dibawa ke office
warehouse selanjutnya di kirimkan ke warehouse (gudang), operator
menempuh jarak terdekat (minimum) sebesar 77 meter (gambar 4.4) dengan
rata-rata ± 1 menit 28 detik dan jarak terjauh (maksimum) sebesar 97 meter
(gambar 4.5), dengan rata-rata ± 1 menit 45 detik waktu yang terbuang untuk
melakukan aktivitas tersebut dalam 1 kali. Sehingga menyebabkan operator
kelelahan dan keletihan yang lebih diakibatkan aktivitas tersebut. Berikut
dibawah ini penjelasan gambarnya.
62
Gambar 4.8.
Aktivitas pengiriman dan penyimpanan dengan jarak terdekat layout saat ini
Untuk pengambilan yang diukur hanya jarak waktu pengambilannya
sehingga jarak terdekat pengambilan barang sama dengan jarak terdekat
penyimpanan.
63
Gambar 4.9.
Aktivitas pengiriman dan penyimpanan dengan jarak terjauh layout saat ini
Untuk pengambilan yang diukur hanya jarak waktu pengambilannya
sehingga jarak terjauh pengambilan barang sama dengan jarak terjauh
penyimpanan.
64
4.1.4 Jenis-Jenis Material / Barang yang disimpan
Barang yang disimpan di warehouse (gudang) terdiri dari beberapa
jenis-jenis barang yang memiliki karakteristik, ukuran, bentuk yang berbeda-
beda. Biasanya untuk setiap barang/part mempunyai identifikasi yang unik
yaitu part number dan part name. Part number ini digunakan sebagai primary
key dalam proses penyimpanan dan pengambilan barang/part project. Contoh
: 53100-KWB -90 (part number); PIPE COMP STEERING HANDLE
(part name).
Berikut kelompok besar jenis barang/part di warehouse (gudang) yang
disimpan didalam lemari-lemari dan kerangkeng, yaitu;
1. Barang Consumable
Yaitu jenis barang/part yang digunakan rutin untuk kebutuhan sepeda
motor seperti Oli, Battery, dan spare part lainnya.
Gambar 4.10. Contoh barang/part consumable
65
2. Barang Project
Yaitu part-part sepeda motor yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pengetesan-pengetesan yang dilakukan oleh masing-masing bagian di
PQE, part jenis inilah yang banyak pada warehouse (gudang). Seperti
rangka motor (Frame Body), Ban, part-part plastik, muffler, dan lain-lain.
Gambar 4.11. Contoh barang/part project
3. Barang Hasil Pengetesan
Yaitu part-part yang merupakan hasil-hasil pengetesan yang masih di
simpan untuk kebutuhan database part yang sewaktu-waktu dapat
digunakan lagi untuk referensi pengetesan. Contohnya seperti mesin unit
motor, muffler, dan lain-lain.
66
Gambar 4.12. Contoh barang hasil pengetesan
4. Barang Non-Consumable
Yaitu jenis barang/part yang digunakan pada waktu-waktu tertentu untuk
kebutuhan support pengetesan. Seperti amplas, cat, dan lain-lain.
Gambar 4.13. Contoh barang non-consumable
67
4.1.5 Penyimpanan Barang Saat Ini
Barang/part saat ini disimpan di warehouse (gudang) belum
teridentifikasi dan tertata dengan baik, Sehingga operator mengalami kesulitan
dalam melakukan penyimpanan dan pengambilan barang/part. Berikut adalah
penyimpanan barang penyimpanan saat ini.
68
Gambar 4.14. Penyimpanan di Warehouse (gudang)
Keadaan saat ini juga masih ada barang-barang/part-part yang masih
tidak dapat disimpan didalam lemari-lemari ataupun kerangkeng dikarenakan
dimensi dari barang/part tersebut yang cukup panjang dan besar, biasanya
barang/part tersebut adalah Frame Body (Rangka Motor) dan Tire (Ban Luar),
sehingga barang/part tersebut diletakan dilantai dan membutuhkan tempat
yang besar dan terlihat tidak tersusun dengan dengan baik, seperti gambar
4.15 dan 4.16 berikut ini.
69
Gambar 4.15. Penyimpanan Frame Body (Rangka Motor)
70
Gambar 4.16. Penyimpanan Ban (Tire)
Jika barang/part tidak di tata secara optimal maka akan terjadi masalah
baru yaitu area warehouse (gudang) menjadi berantakan, dapat menyebabkan
dimensi barang/part menjadi NG (not good). Sehingga dibutuhkan suatu
solusi untuk peletakan optimal dari Frame Body (Rangka Motor) dan Tire
(ban luar).
71
4.1.6 Data Ban (Tire) dan Frame Body (Rangka Motor)
4.1.6.1 Ban (Tire)
Di PT. ABC mempunyai jenis yang beragam disesuaikan dengan type
motor yang ada. Berikut Tabel 4.5 menjelaskan ukuran-ukuran ban (tire) yang
dipakai.
Gambar 4.17. Contoh Ban (Tire)
72
Tabel 4.5. Ukuran Ban
Dari tabel diatas penjelasannya sebagai berikut :
1. Kode Imperial 2,75 - 18 M/C
2.75 menyatakan lebar ban dalam satuan inchi, dan untuk 18
menyatakan ukuran velg/rim dalam satuan inchi yang digunakan.
2. Kode Metric 70/90 – 17 M/C
70 menunjukan lebar ban dalam satuan mili meter, 90 menunjukkan
tinggi ban terhadap lebarnya, 90 berarti perbandingan tinggi ban 90%
dari lebarnya. Jika lebar 70 mm maka tinggi ban 90% x 70 mm = 63
mm. 17 menunjukkan diameter velg / rim dalam satuan inchi.
73
Tabel 4.6. Ukuran Ban (Tire) Depan
Tabel 4.7. Ukuran Ban (Tire) Belakang
Dari data tabel ukuran ban (tire) detail dimensi yang digunakan untuk
perhitungan pembuatan rak adalah
1. Lebar Ban (tire)
Lebar ban (tire) yang digunakan adalah rata-rata dari rata-rata lebar
ban depan dan ban belakang, yaitu :
74
Lebar Ban yang digunakan =
=
2. Diameter ban
Diameter ban merupakan hasil dari penjumlahan dari tinggi ban dan
diameter velg. Jadi diameter rata-ratanya, yaitu
Diameter Ban Depan =
=
Diamter Ban Belakang =
=
Diameter yang digunakan untuk perhitungan yaitu
=
= 477,8975 mm
75,985 mm + 88 mm
2
81,995 mm
69,885 mm + 403,86 mm
473,745 mm
78,2 mm + 403,86 mm
482,05 mm
473,745 mm + 482,05 mm
2
75
4.1.6.2 Frame Body (Rangka Motor)
PT. ABC mempunyai jenis frame body (rangka motor) yang berbeda-
beda untuk tipe sport, cub, dan matik. Sehingga proses penyimpanannya
membutuhkan tempat khusus, agar part tersebut tidak rusak dan secara
dimensi OK.
Gambar 4.18. Contoh Frame Body (Rangka Motor)
Dimensi Frame Body (Rangka Motor) di PT. ABC berbeda-beda untuk
tipe sport, cub dan skuter.
76
Tabel 4.8 Dimensi Frame Body (Rangka Motor)
4.1.7 Flow Proses Gudang Saat Ini
Sistem pada warehouse (gudang) Divisi Product terbagi dalam 3
bagian proses, yaitu :
1. Flow Proses Permintaan Part
Gambar 4.19 Flow Proses Permintaan Part
77
Divisi Product disini terdiri dari sub-departemen – sub-departemen
yang terdapat di Divisi Product itu sendiri, dan EQ team yang menyerahkan
list kebutuhan part untuk melakukan pengetesan. List tersebut kemudian
diterima oleh TSAD (Technical Support Administration Data), selanjutnya
dilakukan pendataan dan pengelompokan part, selanjutnya melakukan proses
pembuatan dokumen permintaan yang ditujukan untuk ke logistik di PT. ABC
Selanjutnya TSAD akan melakukan konfirmasi persediaan part ke bagian
logistik, jika part sudah tersedia akan dilakukan konfirmasi waktu
pengambilan part, selanjutnya TSAD melakukan pengambilan part dengan
mengirimkan manpower ke PPC untuk pengambilan part, kemudian
membawanya ke Divisi Product.
2. Flow Proses Penyimpanan Part
Gambar 4.20. Flow Proses Penyimpanan Part
78
Part atau barang yang datang, kemudian dilakukan proses cek part
untuk memastikan jumlahnya, selanjutnya menggunakan hand pallet, trolly
dan manual untuk dibawa ke office warehouse disini part yang datan g
dimasukan kedalam database, kemudian barang/part tersebut dibawa untuk
disimpan didalam warehouse (gudang).
3. Flow Proses Pendistribusian Part
Gambar 4.21. Flow Pendistribusian Part
79
3.1.8 Database Warehouse (Gudang)
Dalam database yang ada di warehouse (gudang) Divisi Product terbagi
menjadi dua database yaitu untuk database barang/part project dan
barang/part consumable. Database tersebut menggunakan file excel sebagai
tools untuk mengontrol proses penyimpanan dan pengambilan barang/part.
Berikut akan dijabarkan database barang/part project dan barang/par t
consumable.
1. Database Barang/part Consumable
Database barang/part Consumable hanya digunakan untuk part-part
selain project, yaitu part yang sudah menjadi Mass Production dan part yang
digunakan untuk kebutuhan test rutin. Berikut adalah database barang/par t
consumable:
80
Gambar 4.22. Database Barang/part Consumable
Note penjelasan gambar 4.22 :
Nomor 1 : Urutan data barang/part yang ada diexcel
Nomor 2 : Penjelasan untuk Part Number dari barang/part tersebut.
Nomor 3 : Penjelasan untuk Part Name dari barang/part tersebut.
Nomor 4 : Penjelasan untuk Model dari barang/part tersebut digunakan.
Nomor 5 : Penjelasan untuk Section dari barang/part tersebut di-request.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
81
Nomor 6 : Penjelasan untuk Stock Awal barang/part tersebut di bulannya.
Nomor 7 : Penjelasan untuk Total IN yaitu total barang/part tersebut yang
masuk pada bulan tersebut.
Nomor 8 : Penjelasan untuk Total OUT yaitu barang/part tersebut yang keluar
pada bulan tersebut.
Nomor 9 : Penjelasan untuk transaksi barang/part yang datang, di-input
pertanggal di bulan tersebut.
Nomor 10 : Penjelasan untuk transaksi barang/part yang keluar, di-input
pertanggal tersebut.
Setiap bulan database tersebut diperbahuri sesuai dengan bulan yang
ada, sehingga untuk last stock dibulan sebelumnya menjadi first stock di bulan
berikutnya. Misal, untuk part number 31500-KPH-881, BATTERY
GTZ5S(GS) last stock pada bulan oktober 2010 sebanyak 26 dan saat masuk
ke bulan november 2010 jumlah last stock tersebut menjadi first stock. Data
transaksi barang/part keluar atau masuk di-input-kan sesuai dengan di tanggal
yang telah dicantumkan, selanjutnya jumlah data transaksi keluar dan masuk
tersebut di jumlahkan, sehingga menghasil nilai stock barang/part yang
tersedia.
82
2. Database Barang/part Project
Database barang/part project digunakan untuk part-part project yang
sedang berjalan, atau yang sedang berlangsung, database project ini berasal
dari matrix kebutuhan part yang dibuat oleh tim project tersebut. Jika project
yang sedang berjalan itu menjadi Mass Production, maka part tersebut
berubah menjadi barang/part consumable, sehingga data part tersebut
dipindahkan ke database barang/part consumable. Berikut contoh database
part project;
Gambar 4.23. Database part-part project
Note penjelasan gambar 4.17 :
Nomor 1 : Urutan data barang/part yang ada diexcel.
1 2 3 4 5 6 7 8
9
10
83
Nomor 2 : Penjelasan untuk Part Name dari barang/part tersebut.
Nomor 3 : Penjelasan untuk Part Number dari part tersebut.
Nomor 4 : Penjelasan untuk Qty/jumlah dari part tersebut.
Nomor 5 : Penjelasan untuk planning/requirement dari part-part tersebut.
Nomor 6 : Penjelasan untuk jumlah part yang diterima di warehouse, jumlah
part yang di-request dengan jumlah part yang diterima.
Nomor 7 : Penjelasan untuk persentase (%) pencapaian dari part yang di-
request dengan part yang diminta.
Nomor 8 : Penjelasan untuk last stock, yaitu stock yang tersedia setelah part
tersebut di distribusikan ke bagian yang requierment.
Nomor 9 : Penjelasan untuk Total IN yaitu total barang/par t tersebut yang
masuk pada bulan tersebut.
Nomor 10 : Penjelasan untuk Total OUT yaitu barang/part tersebut yang
keluar pada bulan tersebut.
84
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Activity Relationship Chart (ARC)
Analisa untuk layout usulan dengan mencari hubungan-hubungan
antara workshop secara kualitatif. Simbol kualitatif yang digunakan antara lain
A (Mutlak perlu didekatkan), E (Sangat Penting didekatkan), I (Penting untuk
didekatkan), O (Cukup/Biasa), U (Tidak Penting) dan X (Tidak di Kehendaki
Berdekatan).
Berikut ini workshop-workshop yang disertakan dalam mencari
Activity Relationship Chart (ARC) antara lain :
1. Workshop A
2. Workshop B
3. Workshop C
4. Workshop D
5. Workshop E
6. Workshop F
7. Workshop G
8. Workshop H
9. Warehouse (Gudang)
10. Parkir Unit
11. Office Warehouse
85
12. R. Pengukuran
13. Workshop CNC & Drill
14. Toilet
15. Mushalah
16. Workshop Cutting & Welding
17. Workshop N
Untuk Workshop N akan kedatangan mesin baru yang membutuhkan
area yang lebih besar dan persyaratan-persyaratan untuk jauh dari getaran,
bunyi, debu, dan ruangan yang lebih tertutup. Sehingga Workshop N akan
mengalami perubahan dari kondisi saat ini.
Untuk LAB - LAB yang disebutkan dibawah ini tidak akan mengalami
perubahan dikarenakan lokasinya saat ini sudah fix, sehingga penulis
melakukan pembatasan pada area – area dibawah ini tidak dicantumkan
didalam Activity Relationship Chart (ARC), yaitu
1. LAB 1
2. LAB 2
3. LAB 3
4. LAB 4
5. LAB 5
Activity Relationship Chart (ARC) ditunjukkan pada gambar 4.24 di
bawah ini.
86
Gambar 4.24. Activity Relationship Chart (ARC)
Hasil dari Activity Relationship Chart (ARC) di rekapitulasi kedalam
work sheet, bertujuan untuk memudahkan perancangan untuk mengetahui
tingkat hubungan sebuah pusat kegiatan atau fasilitas satu dengan yang
lainnya. Berikut hasil rekapitulasinya di tabel 4.9.
87
Tabel 4.9. Work Sheet Dari Activity Relationship Chart (ARC)
88
Gambar 4.25. Activity Template Block Diagram (ATBD)
89
Gambar 4.26. Activity Relationship Diagram (ARD)
Gambar diatas menjelaskan hubungan keterkaitan masing-masin g
workshop-workshop di Divisi Product. Office Warehouse (kantor gudang)
mempunyai keterkaitan dengan Warehouse (gudang) dengan nilai rating A
sangat mutlak perlu untuk di dekatkan, dengan alasan untuk meningkatkan
efisiensi dan keefektifan dalam proses penyimpanan dan pengambilan
barang/part, dengan cara mendekatkan office warehouse (kantor gudang) dan
warehouse (gudang) sehingga dapat mengurangi jarak dan waktu tempuh
yang dilakukan oleh operator warehouse (gudang) dalam menjalankan
pekerjaannya. Untuk Workshop N memiliki nilai Rating E sangat penting
90
untuk didekatkan dengan R. Pengukuran, dikarenakan Workshop N
membutuhkan area, dan ruang, serta peralatan dan fasilitas yang sama.
Dari hasil Activity Template Block Diagram (ATBD) maka penulis
mendapatkan layout workshop usulan yang baru, seperti gambar berikut ini.
Gambar 4.27. Layout Workshop Usulan
91
Tabel 4.10. Data layout workshop usulan
92
4.2.2 Pengembangan produk penyimpanan Ban (Tire)
Berikut ini akan dijabarkan untuk pengembangan produk pembuatan
tempat untuk penyimpanan barang/part Ban (Tire) dengan metode
pengembangan produk, agar barang/part tersebut dapat di simpan lebih
efektif.
4.2.2.1 Identifikasi kebutuhan pelanggan penyimpanan Ban (Tire)
Tahap yang pertama dalam pengembangan produk penyimpanan Ban
(tire) yaitu identifikasi kebutuhan pelanggan. Untuk kebutuhan pelanggan
disini penulis melakukan observasi dan memutuskan identifikasi kebutuhan
pelanggan, sehingga penulis tidak menggunakan kuesioner dan pertanyaan
untuk pengembangan produk penyimpanan Ban (Tire) tersebut. Kebutuhan
selanjutnya akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11.
Daftar Kebutuhan Pengembangan Produk Penyimpanan Ban (Tire)
93
Dari kebutuhan tersebut diatas selanjutnya akan diberikan pembobotan
berdasarkan kepentingan relatif dari pernyataan tersebut. Kepentingan relatif
didasarkan dari asumsi penulis, dengan memberikan skala 1 sampai 5. Setiap
skala menunjukan :
1. Tidak diinginkan
2. Tidak penting
3. Bagus untuk dimiliki
4. Sangat diinginkan
5. Sangat penting
Tabel 4.12. Menetapkan Kepentingan Relatif Setiap kebutuhan
94
4.2.2.2 Spesifikasi Produk Tempat Penyimpanan Ban (Tire)
Setelah menetapkan kepentingan relatif setiap kebutuhan maka tahap
identifikasi kebutuhan pelanggan sudah selesai dilakukan. Selanjutnya masuk
ke tahap menentukan spesifikasi produk. Tetapi terlebih dahulu dibuat daftar
kebutuhan pelanggannya serta tingkat kepentingannya agar mudah dalam
membuat metrik untuk tempat penyimpanan Ban (Tire). Daftar ini mengacu
pada daftar kepentingan relatif setiap kebutuhan pada tahap identifikas i
kebutuhan pelanggan.
Tabel 4.13.Daftar Kebutuhan PelangganTempat Penyimpanan Ban (Tire)
Untuk membuat target spesifikasi, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat daftar metrik. Hubungan antara kebutuhan dan
metrik merupakan inti dari proses penetapan spesifikasi. Dengan asumsi
menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi
yang tepat dan terukur dapat dilakukan dan diaplikasikan sehingga dapat
95
berfungsi dengan baik. Berikut daftar metrik untuk tempat penyimpanan ban
(tire).
Tabel 4.14. Daftar Metrik Untuk Tempat Penyimpanan Ban (Tire)
Dalam tabel 4.15. memperlihatkan hubungan antara kebutuhan
pelanggan dengan daftar metrik yang sering disebut dengan Matriks-metrik
kebutuhan (need-metrics matrix).
96
Tabel 4.15. Matriks-Metrik Kebutuhan
Setelah melakukan membuat tabel matrik metrik kebutuhan, langkah
selanjutnya adalah menentukan spesifikasi akhir. Dalam spesifikasi akhir,
menggunakan nilai ideal yang merupakan hasil terbaik yang diharapkan untuk
menuntun tahap pengembangan konsep. Berikut adalah tabel spesifikasi akhir
Tabel 4.16. Spesifikasi Akhir Tempat Penyimpanan Ban (Tire)
97
4.2.2.3 Konsep Produk Tempat Penyimpanan Ban (Tire)
Sesudah menentukan spesifikasi akhir maka, langkah selanjutnya
adalah tahap konsep produk. Pada tahap ini penulis membuat konsep
produk dengan mendesain langsung produk berdasarkan spesifikasi akhir
yang telah dibuat sebelumnya. Berikut adalah konsep produknya
• Produk mempunyai rak/tingkat untuk penyimpanan Ban (Tire)
untuk menghemat tempat.
• Dimensi panjang tempat penyimpanan Max 3500 mm, Tinggi
tempat penyimpanan Max 3100 cm.
• Produk mudah dibuat.
• Dapat menyimpan ban (tire) minimal 120 pcs
4.2.2.4 Desain Produk Tempat Penyimpanan Ban (Tire)
Berdasarkan identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi
produk, dan konsep produk diatas, maka desain produk yang dirancang
untuk tempat penyimpanan ban (tire), Seperti berikut ini :
98
Gambar 4.28. Desain Tempat Penyimpanan Ban (Tire) 3 dimensi
99
Gambar 4.29. Desain Tempat Penyimpanan Ban (Tire) 2 Dimensi
Spesifikasi dari pembuatan rak ban (tire) seperti diatas
menghabiskan material sebanyak 40 meter pipa berdiameter 100 mm atau
sebanyak 7,4 potongan pipa berdiameter 100 mm. Dengan memiliki 4
tingkat rak dapat untuk menyimpan ban (tire) sebanyak 120 pcs minimal.
100
4.2.3 Pengembangan produk tempat penyimpanan Frame Body (Rangka
Motor)
Berikut ini akan dijabarkan untuk pengembangan produk pembuatan
tempat untuk penyimpanan barang/part Frame Body (Rangka Motor) dengan
metode pengembangan produk, agar barang/part tersebut dapat di simpan
lebih efektif.
4.2.3.1 Identifikasi kebutuhan pelanggan
Tahap yang pertama dalam pengembangan produk penyimpanan
Frame Body (Rangka Motor) yaitu identifikasi kebutuhan pelanggan. Untuk
kebutuhan pelanggan disini penulis melakukan observasi dan memutuskan
identifikasi kebutuhan pelanggan, sehingga penulis tidak menggunakan
kuesioner dan pertanyaan untuk pengembangan produk penyimpanan Frame
Body (Rangka Motor) tersebut. Kebutuhan selanjutnya akan dijelaskan pada
tabel dibawah ini:
101
Tabel 4.17.
Daftar Kebutuhan Pengembangan Produk Penyimpanan Rangka
Motor
Dari kebutuhan tersebut diatas selanjutnya akan diberikan pembobotan
berdasarkan kepentingan relatif dari pernyataan tersebut. Kepentingan relatif
didasarkan dari asumsi penulis, dengan memberikan skala 1 sampai 5. Setiap
skala menunjukan :
1. Tidak diinginkan
2. Tidak penting
3. Bagus untuk dimiliki
4. Sangat diinginkan
5. Sangat penting
102
Tabel 4.18. Menetapkan Kepentingan Relatif Setiap kebutuhan
4.2.3.2 Spesifikasi Produk Tempat Penyimpanan Frame Body (Rangka Motor)
Setelah menetapkan kepentingan relatif setiap kebutuhan maka tahap
identifikasi kebutuhan pelanggan sudah selesai dilakukan. Selanjutnya masuk
ke tahap menentukan spesifikasi produk. Tetapi terlebih dahulu dibuat daftar
kebutuhan pelanggannya serta tingkat kepentingannya agar mudah dalam
membuat metrik untuk tempat penyimpanan frame body (rangka motor).
Daftar ini mengacu pada daftar kepentingan relatif setiap kebutuhan pada
tahap identifikasi kebutuhan pelanggan.
103
Tabel 4.19. Daftar Kebutuhan Pelanggan
Untuk membuat target spesifikasi, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat daftar metrik. Hubungan antara kebutuhan dan
metrik merupakan inti dari proses penetapan spesifikasi. Dengan asumsi
menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi
yang tepat dan terukur dapat dilakukan dan diaplikasikan sehingga dapat
berfungsi dengan baik. Berikut daftar metrik untuk tempat penyimpanan
frame body (rangka motor).
Tabel 4.20. Daftar Metrik Untuk Tempat Penyimpanan Rangka Motor
104
Dalam tabel 4.21. memperlihatkan hubungan antara kebutuhan
pelanggan dengan daftar metrik yang sering disebut dengan Matriks-metrik
kebutuhan (need-metrics matrix).
Tabel 4.21. Matriks-Metrik Kebutuhan
Setelah melakukan membuat tabel matrik metrik kebutuhan, langkah
selanjutnya adalah menentukan spesifikasi akhir. Dalam spesifikasi akhir,
menggunakan nilai ideal yang merupakan hasil terbaik yang diharapkan untuk
menuntun tahap pengembangan konsep. Berikut adalah tabel spesifikasi akhir.
105
Tabel 4.22. Spesifikasi Akhir Tempat Penyimpanan Rangka Motor
4.2.3.3 Konsep Produk Tempat Penyimpanan Rangka Motor
Sesudah menentukan spesifikasi akhir maka, langkah selanjutnya
adalah tahap konsep produk. Pada tahap ini penulis membuat konsep
produk dengan mendesain langsung produk berdasarkan spesifikasi akhir
yang telah dibuat sebelumnya. Berikut adalah konsep produknya
• Produk mempunyai tingkat untuk penyimpanan rangka motor
untuk menghemat tempat.
• Dimensi panjang tempat penyimpanan Max 3000 mm, Tinggi
tempat penyimpanan Max 2200 mm.
• Produk mudah dibuat.
• Dapat menyimpan rangka motor minimal 10 pcs
106
4.2.3.4 Desain Produk Tempat Penyimpanan Rangka Motor
Berdasarkan identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi produk, dan
konsep produk diatas, maka desain produk yang dirancang untuk tempat
penyimpanan rangka motor, Seperti berikut ini :
Gambar 4.30. Desain Tempat Penyimpanan Frame Body (Rangka Motor)
3 Dimensi
107
Gambar 4.31. Desain Tempat Penyimpanan Frame Body (Rangka Motor)
2 dimensi
Spesifikasi dari tempat penyimpanan Frame Body (Rangka Motor)
menghabiskan material besi siku 4 x 4 cm, sepanjang 14 meter dan 3 meter
besi pejal diameter 3 cm. Tempat penyimpanan frame body (rangka motor)
disain ini dapat menampung sebanyak 22 frame body (rangka motor).
108
4.2.4 Menghitung Kecepatan Rata-Rata
Data kecepatan rata-rata ini dihitung untuk menghitung waktu tempuh
dari layout workshop usulan, dengan mengasumsikan kecepatan operator
adalah sama.
Dalam satu aktivitas pengiriman part dari shipping ke warehouse
menempuh jarak sejauh 41 meter dengan ditempuh rata-rata selama 44.4
detik, dan aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part dari office
warehouse ke warehouse (gudang) dengan jarak terdekat menempuh jarak
sejauh 36 meter dengan ditempuh rata-rata selama 42 detik, dan aktivitas
penyimpanan dan pengambilan barang/par t dari office warehouse ke
warehouse (gudang) dengan jarak terjauh menempuh sejauh 56 meter dengan
ditempuh rata-rata selama 61.6 detik. Dari penjelasan diatas maka akan
didapatkan kecepatan rata-rata dari operator dalam melakukan setiap aktivitas
tersebut. Dengan persamaan dibawah ini :
dimana :
S = Jarak Tempuh
V = Kecepatan
T = Waktu Tempuh
S = V x T
109
Untuk mengetahui berapa besar kecepatan rata-rata yang dilakukan
operator dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang telah disebutkan
sebelumnya. Maka persamannya berubah menjadi :
V = S/T
Dari persamaan diatas, kemudian dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan kecepatan untuk melakukan aktivitas tersebut. Tabel 4.4
dibawah ini adalah hasil perhitungan dengan persamaan diatas.
Tabel 4.23. Hasil Perhitungan Jarak dibagi Waktu
Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai kecepatan rata-rata sebesar 0,89
(m/s). Data ini akan digunakan untuk perhitungan waktu tempuh pada layout
workshop usulan.
110
4.2.5 Identifikasi Barang/Part
Barang/part yang tersimpan didalam lemari-lemari dan kerangkeng
mempunyai karakteristik, ukuran, dan jenis yang berbeda-beda, sehingga
penyimpanannya pun tidak sama. Saat ini barang/part tersebut terjadi
ketidakefektifan dalam penyimpanan, serta menyulitkan dalam proses
pengambilan barang/part tersebut, karena proses penyimpanannya tidak
teridentifikasi secara jelas dan mudah untuk mengetahui dimana lokas i
barang/part itu disimpan. Sehingga operator harus melakukan pencarian
terlebih dahulu untuk menemukan barang/part yang di-request oleh
departemen lain untuk kebutuhan pengetesan atau kebutuhan lainnya.
Sehingga diperlukan suatu cara/sistem dalam proses identifikasi
penyimpanan barang/part. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi pada lemari-lemari dan kerangkeng untuk
memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan barang/part.
Identifikasi itu dengan cara pemberian nomor pada setiap lemari-
lemari dan kerangkeng, berikut adalah cara pemberian nomor :
L 0 1 - 1 2
Penjelasan :
A : Kode pertama menunjukkan jenis lemari atau kerangkeng.
A B C D
111
L : Lemari
K : Kerangkeng
B : Kode kedua menunjukkan urutan lemari atau kerangkeng.
Exp : 01, 02, 03, 04, 05,..,dst.
C : Kode ketiga menunjukkan urutan sekat (bin) vertikal, diberikan
dari angka 1 hingga 4, dengan diurutkan dari atas kebawah.
Exp: 1 Sekat (bin) 1
2 Sekat (bin) 2
3 Sekat (bin) 3
4 Sekat (bin) 4
D : Kode keempat menunjukkan urutan sekat (bin) horizontal,
diberikan dari huruf A dan B, serta 0 dengan diurutkan dari kanan
ke kiri, pemberian nomor ini untuk kerangkeng.
Exp: A Sekat (bin) kanan
B Sekat (bin) kiri
0 Tidak ada sekat
Berikut ini contoh penomoran pada kerangkeng dan lemari pintu tanpa
kaca. Untuk lemari pintu dengan kaca cara penomorannya sama, sehingga
penulis tidak mencantumkanya.
112
Gambar 4.32. Contoh Cara Pemberian Identifikasi di kerangkeng
Gambar 4.33. Contoh Cara Pemberian Identifikasi di Lemari Pintu Tanpa Kaca
113
2. Melakukan pemetaan lokasi penyimpanan barang/part berdasarkan
karakteristik dan jenisnya, bertujuan untuk memudahkan operator
dalam penyimpanan dan pengambilan dengan memperhatikan jarak
dan waktu. Karakteristik dan jenisnya disini dibagi menjadi 3 yaitu;
a. Barang/part Fast Moving yaitu barang/part yang
mempunyai tingkat mobilitas / perpindahan yang cepat atau
frekuensi pengambilan yang tinggi, serta yang serin g
digunakan untuk proses pengetesan rutin. Contohnya :
barang/part consumable, barang/part project yang sedan g
berjalan.
b. Barang/part Slow Moving yaitu barang/part yang
mempunyai tingkat mobilitas / perpindahan yang cenderun g
lambat atau frekuensi pengambilan yang rendah. Contohnya :
barang/part non-consumable, barang/part project yang sudah
berjalan.
c. Barang/part No Moving yaitu barang/part yang mempunyai
tingkat mobilitas / perpindahan yang cenderung tidak ada atau
frekuensi pengambilan yang sangat kecil sekali. Contohnya :
barang/part hasil pengetesan, barang-barang lainnya yang
114
dimungkinkan tidak bergerak, kecuali dilakukan untuk
penghancuran (Scraping).
3. Melakukan penataan di warehouse (gudang) sesuai dengan layout
workshop dan layout warehouse (gudang) yang telah disetujui.
4. Membuat label untuk identifikasi pada barang/part yang disimpan
didalam warehouse (gudang), sehingga barang/part mempunyai
identitas yang jelas. Label ditempelkan di permukaan part yang mudah
terlihat.
Gambar 4.34. Contoh Label Identifikasi Part
5. Menambahkan kolom baru lokasi pada kolom database, untuk
identifikasi lokasi dimana barang/part disimpan, sehingga
memudahkan dalam proses penyimpanan dan pengambilan part.
115
Gambar 4.35. Database Usulan
116
4.3 Analisa Data
4.3.1 Analisa Layout Usulan
Dari layout workshop usulan terjadi perubahan yang signifikan pada
warehouse (gudang). Di layout workshop yang lama warehouse (gudang) jauh
dari office warehouse, untuk di layout workshop usulan warehouse (gudang)
dekat dengan office warehouse sehingga meminimalisasi
mobilitas/perpindahan operator dalam melakukan penyimpanan dan
pengambilan barang/part. Berikut ini digambarkan office warehouse (kantor
gudang) dan layout warehouse (gudang) detail dengan susunan lemari-lemari,
dan kerangkeng, serta untuk rak frame body (rangka motor) dan ban (tire).
Gambar 4.36. Office Warehouse dan Layout Warehouse (Gudang) Usulan
117
Tabel 4.24.
Jarak Aktivitas Penyimpanan dan Pengambilan Barang/part di Layout Wokshop
Usulan
Jarak aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part di layout
usulan untuk pengiriman barang/part shipping ke office warehouse
sebelumnya 41 meter menjadi 40 meter. Untuk penyimpanan dan
pengambilan barang/part terdekat dari office warehouse ke warehouse
(gudang) sebelumnya 36 meter menjadi 2,5 meter, dan untuk penyimpanan
dan pengambilan barang/part terjauh dari office warehouse ke warehouse
(gudang) sebelumnya 56 meter menjadi 22 meter.
Dalam aktivitas penyimpanan barang/part dari shipping hingga lemari-
lemari dan kerangkeng di warehouse (gudang) jarak total terdekat yang
ditempuh seorang operator sebesar 42,5 meter (sesuai gambar 4.20).
Sedangkan untuk aktivitas pengambilan barang/part terdekat hanya dilakukan
118
dari office warehouse (kantor gudang) ke warehouse (gudang) sebesar 2.5
meter.
Gambar 4.37. Aktivitas penyimpanan dan pengambilan terdekat dari
Layout Usulan
Dalam aktivitas penyimpanan barang/part dari shipping hingga lemari-
lemari dan kerangkeng di warehouse (gudang) jarak total terjauh yang
ditempuh seorang operator sebesar 62 meter (sesuai gambar 4.21). Sedangkan
untuk aktivitas pengambilan barang/part terjauh hanya dilakukan dari office
warehouse (kantor gudang) ke warehouse (gudang) sebesar 22 meter.
119
Gambar 4.38. Aktivitas penyimpanan dan pengambilan terjauh dari layout
usulan
Berdasarkan pengolahan data untuk kecepatan rata-rata yang dilakukan
oleh operator dalam melakukan aktivitas-aktivitas warehouse (gudang) dari
pengiriman, penyimpanan hingga pengambilan barang/part didapat sebesar
0,89 m/s. Dari data tersebut maka dilakukan perhitungan untuk menentukan
waktu tempuh yang dialami oleh operator di layout workshop usulan.
Perhitungan dengan cara jarak dibagi kecepatan rata-rata, maka akan di
dapatkan waktu tempuhnya. Tabel 4.25 berikut ini adalah hasil
perhitungannya :
120
Tabel 4.25. Hasil perhitungan waktu tempuh layout workshop usulan
Dari tabel diatas didapatkan untuk aktivitas pengiriman barang/part
dari shipping ke office warehouse di layout workshop usulan dengan jarak
tempuh sejauh 40 meter ditempuh dengan waktu 44,94 detik, sedangkan di
layout workshop yang lama jarak 41 meter ditempuh selama 44.4 detik. Untuk
aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part terdekat dengan jarak
tempuh sejauh 2,5 meter ditempuh dengan waktu 2,81 detik, sedangkan di
layout workshop yang lama jarak 36 meter ditempuh selama 42 detik. Dari
layout workshop usulan aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/par t
terdekat dapat menghemat selama 39,19 detik. Untuk aktivitas penyimpanan
dan pengambilan barang/part terjauh dengan jarak tempuh sejauh 22 meter
ditempuh selama 24,72 detik, sedangkan di layout workshop yang lama jarak
56 ditempuh selama 61,6 detik. Dari layout workshop usulan aktivitas
penyimpanan dan pengambilan barang/part terjauh dapat menghemat selama
36,88 detik.
121
4.3.2 Analisa Efektifitas Penyimpanan dan Pengambilan Part
Setelah dilakukan penomoran pada kerangkeng, lemari-lemari dan
penambahan 2 rak baru untuk frame body (rangka motor) dan ban (tire), maka
disesuaikan dengan layout warehouse usulan. Maka layout warehouse dengan
penomoran menjadi seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.39. Layout Warehouse dengan penomoran
Keterangan :
L01 - L20 Lemari Pintu Dengan Kaca
L21 – L42 Lemari Pintu Tanpa Kaca
K-43 – K70 Kerangkeng part (kecuali frame body dan ban)
K-71 Kerangkeng Frame Body (Rangka Motor)
122
K-72 Kerangkeng Ban (Tire)
Pada saat ini belum adanya sistem penomoran pada setiap kerangkeng, dan
lemari-lemari dan juga pemberian label identifikasi part, menyebabkan terjadinya
ketidakefektifan dalam aktivitas penyimpanan dan pengambilan part, karena banyak
waktu yang akan terbuang untuk mencari dimana barang/part tersebut disimpan, dan
dimana barang/part tersebut akan disimpan. Sehingga dimungkinkan akan terjadi
masalah salah ambil part. Masalah lain yang akan timbul adalah barang/part akan
disimpan disembarang tempat sehingga penataan menjadi terlihat tidak rapi.
Pemberian nomor pada setiap kerangkeng, lemari-lemari dan pemberian label
identifikasi part akan sangat membantu operator dalam aktivitas penyimpanan dan
pengambilan part. Jika sistem identifikasi ini diterapkan maka akan timbul
keefektifan dalam aktivitas penyimpanan dan pengambilan part. Dikarenakan waktu
yang diperlukan untuk setiap aktivitas penyimpanan ataupun pengambilan akan lebih
cepat, dan tidak akan terjadi kesalahan dalam proses pengambilan part, serta penataan
part akan terbentuk dengan rapi.