22
ZONASI KERUSAKAN, ANALISIS KEGEMPAAN DAN MITIGASI BENCANA PASCA GEMPA NIAS, SUMATRA UTARA 28 MARET 2005 Oleh : Heru Sri Naryanto ABSTRAK Gempa sangat besar dengan kekuatan 8,7 Skala Richter (SR) telah terjadi di Nias pada hari Minggu tanggal 28 Maret 2005,jam 23.10 WIB,pusat gempa di sebelah utara dari Pu/au Nias pada posisi 2,0657° LU, 97,0100 BT dan pada kedalaman 30 km. Gempa tersebut merupakan pelepasan akumulasi energi dari megathrust pada zona penunjaman akibat gangguan kesetimbangan yang dipengaruhi Gempa Aceh 26 Desember 2004. Gempa susulan banyak terjadi setelah gempa utama dan cenderung menurun baik jumlah kejadian maupun kekuatannya. Dampak dari Gempa Nias telah menelan banyak korban baik harta maupun jiwa. Karban jiwa yang meninggal adalah 530 orang, sedangkan ribuan orang cedera ringan sampai berat. Tipologi kerusakan yang terjadi akibat Gempa Nias tanggal 28 Mare,t 2005 adalah : goncangan gempa, kondisi batuan/tanah, struktur geologi (rekahan, retakan, patahan), amblesan tanah, longsor, likuifaksi, dan gelombang tsunami. Mitigasi bencana baik secara struktural maupun non struktural mutlak harus dilakukan dalam rangka mengurangi dampak bencana serupa di kemudian hari. Kata kunci : Gempa Nias, kerusakan, analisis gempa, mitigasi 1. PENDAHULUAN Gempa hampir setiap saat terjadi di Indonesia, baik yang berkekuatan sangat kecil dan hanya tercatat oleh instrumen pencatat gempa, yang dirasakan manusia sampai yang merusak. Gempa yang dianggap merusak biasanya mempunyai besaran lebih besar dari 5 Skala Richer (SR). Sampai pada awal abad 21, Indonesia telah dilanda lebih dari 20 gempa merusak dan sebagian diantaranya bahkan diikuti oleh gelombang tsunami yang dahsyat. Gempa sangat besar dengan kekuatan 8,7 SRtelah terjadi di Nias pada hari Minggu, 28 Maret 2005, jam 23.10 WIB. Pusat gempa (episenter) terletak pada posisi 2,0657° LU, 97,010° BT dengan kedalaman 30 km. Lokasi pusat gempa berjarak 55 km di sebelah utara dari Pulau Nias pada perairan antara Pulau Simeulue dan Pulau Nias. Dari letak geografis, posisi pusat gempa berada di sebelah utara Pulau Nias atau di sebelah selatan Pulau Simeulue, selain di Indonesia, gempa juga dirasakan di sebagian Malaysia, Singapura ·dan Thailand. • Gempa Nias 28 Maret 2005 merupakan musibah lanjutan dari gempa dan tsunami diAceh 26 Desember 2004. Meskipun dampak yang terjadi tidak sedahsyat Gempa Aceh, tetapi korban yang terjadi baik jiwa maupun harta cukup besar dan menjadikan trauma tersendiri bagi masyarakat Nias. Bencana gempa masih sulit untuk diprediksi dimana dan kapan tepat terjadinya, sehingga mitigasi bencana, kesiapsiagaan aparat dan masyarakat, early warning system , perencanaan tanggap darurat sangat diperlukan untuk mengurangi dampak korban yang terjadi. Kepulauan Nias adalah kepulauan terbesar di Sumatra yang merupakan bagian dari wilayah administra tif Provinsi Sumatra Utara. Kepulauan Nias mempunya luas 5625 km 2 denganjumlah pulau sekitar 131 buah yang didiami Alaml, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005 sebanyak 639.675 penduduk. Nias mempunyai kultur yang sangat unik yang secara alamiah sangat berbeda dengan Sumatra Utara. Perbedaan kultur )ni sangat dipengaruhi oleh lokasi yang terpisah dan jauh dari Sumatra, disamping unsur tersebut, juga dipengaruhi oleh perbedaan etnis seperti Melayu, Batak dan Cina yang menempati Pulau Nias, serta perbedaan agama yang sangat bervariasi seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha, Hindu dan kelompok-kelompok kecil penganut kepercayaan yang cukup banyak. Pasca Gempa Nias 28 Maret 2005, Tim Mitigasi Bencana Kedeputian TPSA-BPPT telah melakukan kajian langsung di lapangan, Sumatra Utara empat hari setelah kejadian gempa dengan penulis sebagai ketua tim. Tim terdiri dari 9 orang, yang dibagi menjadi 3, yaitu :TimKajian Kerusakan (Damage Assessment ), Tim Kajian Deformasi serta Tim Teknologi Sistem Informasi dan

Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ss

Citation preview

Page 1: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

ZONASI KERUSAKAN, ANALISIS KEGEMPAANDAN MITIGASI BENCANA PASCA GEMPANIAS, SUMATRA UTARA 28 MARET 2005

Oleh : Heru Sri Naryanto

ABSTRAK

Gempa sangat besar dengan kekuatan 8,7 Skala Richter (SR) telah terjadi di Nias pada hariMinggu tanggal 28 Maret 2005,jam 23.10 WIB,pusat gempa di sebelah utara dari Pu/au Nias padaposisi 2,0657° LU, 97,0100 BT dan pada kedalaman 30 km. Gempa tersebut merupakan pelepasanakumulasi energi dari megathrust pada zona penunjaman akibat gangguan kesetimbangan yangdipengaruhi Gempa Aceh 26 Desember 2004. Gempa susulan banyak terjadi setelah gempa utamadan cenderung menurun baik jumlah kejadian maupun kekuatannya. Dampak dari Gempa Niastelah menelan banyak korban baik harta maupun jiwa. Karban jiwa yang meninggal adalah 530orang, sedangkan ribuan orang cedera ringan sampai berat. Tipologi kerusakan yang terjadi akibatGempa Nias tanggal 28 Mare,t 2005 adalah : goncangan gempa, kondisi batuan/tanah, strukturgeologi (rekahan, retakan, patahan), amblesan tanah, longsor, likuifaksi, dan gelombang tsunami.Mitigasi bencana baik secara struktural maupun non struktural mutlak harus dilakukan dalamrangka mengurangi dampak bencana serupa di kemudian hari.

Kata kunci : Gempa Nias, kerusakan, analisis gempa, mitigasi

1. PENDAHULUAN

Gempa hampir setiap saat terjadidi Indonesia, baik yang berkekuatansangat kecil dan hanya tercatat olehinstrumen pencatat gempa, yangdirasakan manusia sampai yangmerusak. Gempa yang dianggapmerusak biasanya mempunyai besaranlebih besar dari 5 Skala Richer (SR).Sampai pada awal abad 21,Indonesia telah dilanda lebih dari 20gempa merusak dan sebagiandiantaranya bahkan diikuti olehgelombang tsunami yang dahsyat.

Gempa sangat besar dengankekuatan 8,7 SRtelah terjadi di Niaspada hari Minggu, 28 Maret 2005, jam23.10 WIB. Pusat gempa (episenter)terletak pada posisi 2,0657° LU,97,010° BT dengan kedalaman 30 km.Lokasi pusat gempa berjarak 55 km disebelah utara dari Pulau Nias padaperairan antara Pulau Simeulue danPulau Nias. Dari letak geografis, posisipusat gempa berada di sebelah utaraPulau Nias atau di sebelah

selatan Pulau Simeulue, selain diIndonesia, gempa juga dirasakan disebagian Malaysia, Singapura ·danThailand. •

Gempa Nias 28 Maret 2005merupakan musibah lanjutan dari

gempa dan tsunami diAceh 26Desember 2004. Meskipun dampak

yang terjadi tidak sedahsyat GempaAceh, tetapi korban yang terjadi baikjiwa maupun harta cukup besar dan

menjadikan trauma tersendiri bagimasyarakat Nias. Bencana gempa

masih sulit untuk diprediksi dimanadan kapan tepat terjadinya, sehingga

mitigasi bencana,kesiapsiagaan aparat dan masyarakat,

early warning system , perencanaantanggap darurat sangat diperlukan

untuk mengurangi dampak korban yangterjadi. Kepulauan Nias adalah

kepulauan terbesar di Sumatra yangmerupakan bagian dari wilayah

administra tif Provinsi Sumatra Utara.Kepulauan Nias mempunya luas 5625

km2 denganjumlah pulau sekitar 131buah yang didiami

Alaml, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005

sebanyak 639.675 penduduk. Niasmempunyai kultur yang sangat unikyang secara alamiah sangat berbedadengan Sumatra Utara. Perbedaankultur

)ni sangat dipengaruhi oleh lokasiyang terpisah dan jauh dari Sumatra,disamping unsur tersebut, jugadipengaruhi oleh perbedaan etnisseperti Melayu, Batak dan Cina yangmenempati Pulau Nias, sertaperbedaan agama yang sangatbervariasi seperti Islam, KristenProtestan, Kristen Katolik, Budha,Hindu dan kelompok-kelompok kecilpenganut kepercayaan yang cukupbanyak.

Pasca Gempa Nias 28 Maret 2005,Tim Mitigasi Bencana KedeputianTPSA-BPPT telah melakukan kajianlangsung di lapangan, Sumatra Utaraempat hari setelah kejadian gempadengan penulis sebagai ketua tim. Timterdiri dari 9 orang, yang dibagimenjadi 3, yaitu :TimKajian Kerusakan

(Damage Assessment ), Tim KajianDeformasi serta Tim Teknologi SistemInformasi dan

Page 2: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Sistem Informasi Geografis. Adapuntujuan dari penulisan paper ini adalahuntuk memberi gambaran yang lebihrinci mengenai zonasi kerusakan,kondisi kegempaan, analisis kegempaan,mitigasi bencana gempa, sertarekomendasi pasca gempa yangdiperlukan.

2. KONDISI TEKTONIK DANGEOLOGI DI NIAS

Indonesia merupakan bagian duniayang mempunyai kondisi tektonik yangsangat aktif seperti terlihat padaGambar1. Tektonik di Indonesia dibagi menjadi2 kelompok sistem, yaitu di bagianbarat ditunjukkan oleh adanyatumbukan tektonik antar LempengSamodra India Australia danLempeng Eurasia, sementara dibagian timur Indonesia terbentukakibat tumbukan lempeng lempengAustralia, Pasifik dan Eurasia. Akibattumbukan kedua lempeng tersebutmembentuk jalur penunjaman(subduksi) sepanjang 6.500 km disebelah barat Pulau Sumatra, yangmembentang mulai dari KepulauanAndaman di selatan Myanmar kepalung Nicobar dan selanjutnya kepalung samodra di sebelah baratPulau Sumatra berbelok di SelatSunda ke arah selatan Jawa yangberarah barat-timur serta menerus kebagian timur kawasan Indonesia.Pulau Sumatra dianggap sebagaiproduk interaksi konvergen antaraLempeng India-Australia danLempeng Eurasia, sehingga ragamtektoniknya dipengaruhi olehbesamya sudut interaksi sertakonvergensi lempengan. Kondisitektonik yang aktif di Indonesiamenyebabkan tingkat kegempaannyajuga tinggi.

Kegempaan di daerah Nias sangattinggi akibat pertemuan dua (2)lempeng, yaitu :Lempeng SamudraIndia-Australia yang bergerak dari arahbarat daya dan menunjam ke dalamLempeng Benua Eurasia yang beradadi sebelah timur laut. Desakanlempeng tersebut bergerak ke baratdaya dengan kecepatan 2,7 cm pertahun di bagian utara Sumatra,sedangkan di selatannya 1 cm per

tahun. Tumbukan dua lempengini

menghasilkan pola tektonik yang cukup rumit,yang membentuk zona penunjaman di sebelahbarat Pulau Sumatra, deretan gunungapi aktif,Patahan Mentawai, Patahan aktif Sumatra(Semangko) yang memanjang dari Aceh sampaiSelat Sunda, serta struktur geologi lainnya. Zonapenunjaman yang sangat berpotensi untukterjadinya gempa terdapat di sebelah barat PulauSumatra yang menerus ke arah KepulauanAndaman, Kepulauan Nicobar sampai diMyanmar. Lempeng-lempeng tektonik yang salingbergerak, bertumbukan dan bergesekan yangmengakibatkan terakumulasinya energi yangbesar. Gesekan yang sangat kuat sepanjang zonapenunjaman lempeng, mengakibatkan akumulasienergi yang besar sekali. Energi tersebut suatusaat akan dilepaskan untuk tercapainya suatukeseimbangan, dalam bentuk Gempa Nias yangpada tanggal 28 Maret 2005 lalu akumulasienergi tersebut dilepaskan.

Struktur geologi yang terdapat di PulauNias adalah lipatan, patahan, kelurusan denganarah umum barat laut tenggara. Antiklin dansinklin tak setangkup, beberapa diantaranyamenunjam ke arah barat laut maupun ke arahtenggarvPatahan naik yang sejajar dengan lipatanmiring ke timur laut sebesar 30-40° danmerupakan bidang sentuh Formasi Bancuhdengan batuan sedimen yang lebih muda. Patahannaik dan lipatan keduanya dipotong oleh patahanmendatar dan patahan normal. Kelurusan padabatuan Tersier berarah barat laut-tenggara.

Endapan aluvial berupa endapan sungai,rawa dan pantai yang terdiri dari bongkahanbatugamping, pasir, lumpur dan lempung,ketebalan berkisar 2-5 meter. Endapan tersebutbanyak terdapat di bagian timur, sebelah utaradan sebelah barat Pulau Nias. Endapan koralbanyak terdapat di bagian selatan dan barat dayaPulau Nias yang mengitari daerah pantai. Selainitu juga banyak dijumpai si sekeliling pantaipulau-pulau kecil (Kepulauan Hinako) di sebelahbarat Pulau Nias.

Page 3: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Formasi GunungSitoli terdapat secarasetempat-setempat dibagian pantai timur lautPulau Nias, di sebelahtenggara dan sedikit dibagian selatan. FormasiGunung Sitoli yangberupa batugampingterumbu, batugampinglanauan, ba tupasir gampinga n, batupasir kuarsahalus napalan, napal danlempung pasiran ; berlapisbaik, terlipa t lema h.Formasi terse b ut berumurPlio-Plistosen, terendapkanpa da lingkungan lautdangka l, menindih tidakselaras Formasi Gomo danFormasi Lelematua. Tebalformasi mencapai 120 m.

Formasi Gomo

terbentuk oleh batulempung,napa l, batupasir,batugamping bersisipannapal tufan dan gambutyang berlapis baik danterlipat kuat. Umumnyaberstruktur sedimenperlapisan sejajar. FormasiLelematua terdiri dariperselingan batupasir,batulempung, batulanau,konglomerat dan tuf yangbersisipan tipis batubaradan serpih. Penyebarannyadi sebelah barat dayaFormasi Gunung Sitoli yangmemanjang dari arah baratlaut-tenggara Pulau Nias.Selain itu juga dijumpai dibagian barat laut PulauNias. Formasi Bancuhterdiri dari bongkahanberbagai jenis dan ukuranbatuan yang terdiri dari

peridotit, gabro terserpentinkan,s"rpentinit, basal, sekis, graywacke,konglomerat, breksi, batugamping,batupasir, dan rijang dengan masa dasarlempung bersisik. Banyak dijumpaiurat urat kalsit dan kuarsa. Kompleksini bersentuhan secara tektonik denganFormasi Lelematua yang berumur MiosenAwal-Miosen Akhir.

3. GEMPA DI PULAU NIAS 28MARET 2005

Gempa utama Nias terjadidengan kekuatan 8,7 SR. Gempasusulan telah banyak terjadi setelahkejadian gempa utama tersebut,dalam rangka menuju keseimbanganbaru. Gempa susulan banyak terjadidengan pusat-pusat gempa di sekitargempa utama, yang cenderungsemakin melemah dan lama kelamaantidak bisa dirasakan langsung

2 Alami, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005

Page 4: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

oleh manusia tetapi hanya oleh alatpencatat gempa. Gempa tektonik yangrelatif dangkal, biasanya diikuti oleholeh terjadinya dislokasi atau patahanbaru maupun pengembangan dari yangsudah ada sebelumnya.

Sebanyak 102 getara n tel ahterekam oleh instrumen pencatat gempa(seismograf) satu hari (hari ke 1)setelah kejadian gempa, dan telahdirasakan masyarakat sebanyak 29 kali.lnstrumen pencatat gempa telahberhasil merekam getaran gempasusulan 19 kali _(hari ke 2), 91 kali(hari ke 3), 92 kali (hari ke 4),

58 kali (hari ke 5), dan 17 kali (harike 6). Gempa-gempa susulan

tersebut cenderung menurun jumlahkejadian dan melemah kekuatannya,sampai hari ke 6 setelah kejadian

gempa yaitu berkisar antara 4,5-5 SR(lihat Tabel 1). Dari studi mekanisme dan distribusi geografin ya,gempa di Sumatra dikelompokkan

menjadi 3

bagian, yaitu :

a. Gempa yang berhubungan dengan

proses pen unjaman LempengSamodra Indo-Australia danLempeng Eurasia. Gempa-gempa dangkal sering terjaditerutama mempunyai pusat gempadi sebelah barat Pulau Sumatra,yaitu di perairan Samodra Indiatermasuk yang terjadi di PulauNias dan sekitamya.

b. Gempa yang berhubungan dengan

pergerakan sepanjang zona patahanaktif.

c. Gempa yang berhubungan denganaktivitas magmatik atauhidrotermal.

Tabel 1. Jumlah dan kekuatan gempa utama dan gempa susulan yang terjadi PulauNias sampai tujuh (7) hari setelah ke'.jadian gempa utama (sumber BMGProv. Sumatra Utara)

NO TANGGALJUMLAH GEMPAYANG TERJADI

KEKUATANMAKSIMUM

28 Maret 2005 Gempa Utama 8,7SRTerekam oleh

InstrumenPencatat Gempa

Dirasakanoleh

masyarakat

2 29 Maret 2005 102 29 6,6 SR3 30 Maret 2005 99 18 5,8 SR4 31 Maret 2005 91 17 5,0 SR5 1 April 2005 92 8 5,0 SR6 2April 2005 58 7 4,5 SR7 3 April 2005 17 5 5 SR

30

.20

10

0

-10

.30-1- -...-L----.u..Js;,;i..--.J..L......................... --_._-""-l-80 90 100 110 120 130 140 150 160

Gambar 1. Tektonik aktif di Indonesia yang termasuk bagian dari deretan tektonik dunia dilihat dari citra satelit

Informasi dari USGS tentangsolusi bidang sesar mengindikasikansecara tektonik bahwa mekanismefocus yang terjadi d i pusat gem paadal ah megathrust (sesar naik sangatbesar) dengan energi yang tereleasesebesar 1,5 x 1021 Nm, sementaraGempa Aceh energi yang tereleasesebesar 2,6 x 1021 Nm

Gem pa N ias 28 M aret 2005kejadiannya mirip seperti Gempa Aceh26 Desember 2005, yaitu merupakanmegathrust pada zona subduksi dengan

letak rupture zone (bidang patahanyang bergeser ketika terjadi gempa)berada di sebelah rupture zone dariGempa Aceh. Gempa Aceh yang lebihbesar kekuatannya telah memicusumber gempa di sebelah selatannya.Tsunami besar tidak terjadi setelahGempa Nias. Dari analisis seismogramdijelaskan bahwafault displacementpada rupture zone-nya memang besarpada bagian bawahnya yaitu dikedalaman 15-40 km, tetapi displacement i n i menjad i mengecil kearah atas. Meskipun gempa

besar, deformasi yang terjadi padabawah permukaan laut tidak terlalubesar sehingga kejadian tsunamikecil.

4. PENGAMATAN GPS UNTUKA N A L I SI S D E FO R M ASI PASCA GEMPA NIAS

Berbagai institusi seperti NagoyaUniversity, BPPT, UPI, Bakosurtanal,!TB, Unsyiah dan sebagainya telahmelakukan kegiatan survei GPS pascagempa dan tsunami Aceh. Hasil yang

Page 5: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Alami, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005 3

Page 6: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

·'"-- ..

3. Besamya deformasi horisontal danrel.atif kecilnya deformasi vertikaldi Nias, menjelaskan bahwa

rupture area terdapat tepat dibawah Pulau Nias.

4. Rupture area dari Gempa Nias

2005, mencakup area dari gempasegmen Nias pada tahun 1861, M8.5.

5. Sudut yang dibentuk bidang gempa

(dip) Nias sama dengan GempaAceh yaitu berkisar 11 sampai 15derajat.

Gambar 2. Pusat Gempa Nias 28 Maret 2005 dan gempa-gempa susulan yang terjadisetelah gempa utama (data dari USGS)

6. Segmen Mentawai sama sekali

tidak terelease energi pada saatGempa Nias, sehingga masihterdapat akumulasi strain.Pada Gempa Nias juga terjadi

tsunami tetapi dengan ketinggian jauhlebih rendah dari Gempa Aceh, hal inidiasumsikan bahwa energi yangdikeluarkan oleh Gempa Nias sekitar10 kali lebih kecil dari Gempa Aceh.

Walaupun sudut bidang gempa (dip)dan rupture area mencapai permukaansama

diperoleh adalah besaran deformasidibeberapa lokasi di NAD yang dapat

dilihat pada Gambar 3. Hasil analisisdari survei GPS antara lain adalahbahwa cakupan area dari wilayah yang

ter-rupt ure mencapa i 1200 km.

Besamya maksimun slip dalam bidanggempa yaitu 20 m, sementara wilayahdengan pergesaran terbesar yaitu

Lhoknga, sebesar 2 m. Batas selatan

dari rupture area gempa aceh yaitu disekitar Pulau Simeulue, sehinggabagian utara dari Simeulue mengalami

kenaikan (uplift) mencapai 1.5 m,sementara bagian selatan mengalami

penurunan (subsidence) sebesar 50cm. Implikasinya adalah wilayah darigempa 1861 (segmen N i as) dansegmen Mentawai sama sekali tidak

t erea lease energin ya. Te rd apatakumulasi strain yang sangar besar disekitar Nias dan kepulauan Mentawai(Agustan, 2005).

Pasca Gempa Nias tim BPPT telahmelakukan pengamatan GPS pada titik

ikat (benchmark) Bakosurtanal diBandara Binaka, Gunun g Sitol i ,Kabupat en Nias dan t i tik i k at

(benchmark) Bakosurtanal di Kota

Sibolga, Sumatra Utara. Tujuan daripengamatan tersebut adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar

dari rupture area Gempa Nias,dengan beberapa argumentasi

apakah rupture area dari Gempa

Nias 1861juga ter-rupture kembali,apakah Gmpa Nias 28 Maret 2005adalah pengulangan dari GempaNias 1861, serta apakahakumulasi energi sebagai akibat

transfer stress dari Gempa Acehtelah dikeluarkan oleh GempaNias.

2. Apakah wilayah dari Gempa

Me nt awa i 1833 j uga telahterkeluarkan energinya oleh GempaNias, dan kemungkinanterjadinya Gempa Mentawaisebagai akibat Gempa Nias.Berdasarkan pengamatan dari

pengamatan GPS pasca Gempa Nias 28Maret 2005 tersebut (Gambar 3) dapatdilakukan beberapa analisis, yaitu :

1. Besamya pergesaran horisontal di

Nias yaitu 2.3 meter dan kenaikan10 cm.

2. Besamya pergesaran horisontal di

Sibolga yaitu 23 cm dan penurunantanah 29 cm.

seperti Gempa Aceh, tetapi kedalamanlaut di sekitar Nias jauh lebih dangkaldibandingkan dengan gempa Aceh.

Bahkan sebagian dari rupture area tepatberada di bawah Nias, yangmengakibatkan Nias mengalamikerusakan yang berat. Ketinggian daritsunami adalah fungsi dari volume air,ke.dalaman laut dan geometri dan energidari gempa.

Dari hasil analisis pengamatanGPS tersebut bisa diintepretasikansebagai berikut :

1. Terdapat kemungkinan terjadinya

gempa besar di sekitar segmenMentawai, sehingga diperlukankewaspadaan tanpa mengakibatkankepanikan yang berlebihan.

2. Akumulasi strain di sekitar

Simeulue dan Nias telahterkeluarkan saat terjadi gempaNias, sehingga kecil kemungkinanterjadi kembali gempa besardalam waktu dekat pada segmentersebut.

3. Sangat mendesak untuk dilakukanlebih banyak lagi pengukuran titiktitik GPS disekitar Aceh, Nias danMentawai untuk mengetahui status

dari akumulasi strain saat ini.

.(,A fl 0 I-I t

•'!'

li t··

EXPLANATION

}.ititr h(l. :;'f} 4Li 4.9() Hi·? 'ii01< (1 ·'

R1.ip1i1•'1:' 2:1 11e

1:::1 rn: ,L:J ISM<ll!!& Wt'l4 Ai(fr•itlr.icli.11.,, iJ(I M11:1l':<t 01'::';>,t

Page 7: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

4 Alami, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005

Page 8: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

5. DAMPAK KORBAN YANG TER J A D I

600' FF=--===---====ii--===fl

5 30'

5.1. Korban MeninggalMenurut informasi

dari Satlak KabupatenNias dan SatkorlakProvinsi SumatraUtara, korban jiwayang meninggalsampai l minggusetelah kejadian gempaadalah 530 orang,sedangkan ribuan orangeedera ringan sampaiberat. Dari jumlahkorban yang meninggaltersebut 422 orangberasal

4 30'

4 Off

3 30'

J 00'

km2 3ff

""' 50(A)"""'

:00

0 '.

dari Kabupaten Nias yang terpiri dari 14 keeamatan, dan l 08 orang dari

2 00' l'l===--===---===--===ll

94 3D' 95' 00' 95 30' 96 oo· oo 30· 9? oo·9? 30· 98 00' 96

98100

Kabupaten Nias Selatan yang terdiri dari 8 keeamatan.

Hasil pengamatanlapan gan khususnyakajian kerusakan(damage assessment)diperoleh gambaransebagai berikut :a. Seeara Umum

Situasi Pulau Niaspada H+5 paseagempa 28 Maret2005 terlihat porakporanda, dimanajaringan listrikmati,telekomunikasimati, instalasi airbersih rusak berat,sarana jalan danjembatan rusakberat dantransportasi lokallumpuh sertahaneurnya pusatperbelanjaan dansebagi an besa rbangu na ntermasuk ka nt orin stan sipemerintah,sedangkan evakuasikorban yang

meninggal sedang dilaksanakan. Kondisi Bandaradan Dermaga Pulau Nias pasea gempa tidakmendapat kerusakan yang berarti, sehingga daridua tempat ini bantuan kemanusiaan berupalogistik, kesehatan dan bantuan alat berat dapatdilakukan.

b. Seeara KhususIdentifikasi damage assessment di Pulau Niasdilaksanakan di Pulau N ias bagian utarahingga Kee.

.

*

Page 9: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Gambar 3. Pergeseran horisontalakibat (A)Gempa Aeeh 26 Desember2004 hasil

observasi GPS tanggal1 -8 Maret2005 (Agustan,2005)dan (8

) GempaNias 28 Maret 2005hasil observasi GPS tanggal l -4Mei 2005 (Agustan,2005 ; Naryanto et al, 2005)

Gambar 4. Kerusakan jalan yang terjadi Tuhemberua dan Awaay

Gambar 5. Kerusakan jembatanyang terjadi sebelahbarat Gunung SitoIi

Tuhemberua(sampai45km),PulauNiasbagianTengahhingga

Kee.Hiliduho(sampai 25km)danNiasbagianSelatanhing

gaDesaOnolimbu(sampai 60km).Gone

angangempayang besartelahmenghasilkanberbagaitipe pe

nyebab kerusa k an . Tipol ogi kerusakan yangterjadi akibat Gempa

Nias tanggal 28 Maret2005 adalah :goneangan gempa,kondisi batuan/ tanah,strukt ur geol ogi (rekahan , retakan,patahan), amblesantanah, longsor,likuifaksi dangelombang tsunami(lihat Tabel 2).

5.2.KerusakanJalan/JembatanKerusakan jalan terjadi karena

rek ah-reka h, pat ah,terpoton g, men galamiamblesa n, lon gsor dipingggir jalan, aspalterkelupas, dansebagainya. Sementarajembatan rusak akibatterpoton gn ya k on struk si jembatan denganjalan, jalan yangmenghubungkanjembatan mengalamiamblesan, konstruksijembatan rusak ( pat ah, ben g k ok , m i r i ng, pu tu s),

Alami, Vol. 1O Nomor 2 Tahun 2005 5

Page 10: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

·'"-- ..

Tabel 2. Tipologi kerusakan akibat Gempa Nias tanggal 28 Maret 2005

NO. PENYEBAB KERUSAKAN DAMPAK KERUSAKAN YANG TERJADI

I. Goncangan gempa Kerusakan bangunan (ambruk, retak, ambles, patah, miring), terbentukstruktur retakan dan rekahan baru, aktifnya struktur patahan yang sudahterbentuk, kerusakan jembatan (terpotong, ambles terutama pada tanahurugan, bengkok, konstruksi rusak, pondasi hancur), jalan rusak (patah,retak, ambles, terpotong, terkelupas), batuan/tanah mengalami amblesan,likuifaksi, longsor, dll

2. Kondisi batuan/tanah Tanah yang tersusun dari endapan sungai, rawa dan pantai (pasir, lanau,lempung lepas-lepas dan belum kompak/padat) akan mudah terkoyakkarena goncangan gempa, sehingga bangunan yang menopang di atasnyahancur. Bangunan yang menopang di atas batuan keras (sepertibatugamping, batupasir dari Formasi-formasi Gunung Sitoli, Gomo,Lelematua dan Bancuh) relatiflebih kuat

3. Struktur geologi (rekahan, retakan, patahan) Akibat goncangan gempa menyebabkan terbentuknya rekahan danretakan yang baru, aktifnya jalur patahan yang telah terbentuk yangmenyebabkan kerusakan bangunan yang ada pada jalur tersebut

4. Amblesan tanah, longsor dan Iikuifaksi • Amblesan tanah terjadi pada daerah-daerah patahan aktif, materiallunak dan beIum terkompaksi dengan baik (endapan sungai, rawadan pantai) seperti yang terjadi di daerah Onolimbu

• Longsor terjadi di beberapa tempat akibat goncangan gempa (tipejatuhan, runtuhan, debris slide, debris flow)

• Likuifaksi terjadi pada daerah yang mempunyai material Iunakseperti pasir, lanau dan lempung yang tidak terkompaksi bercampurdengan air yang amblas masuk ke dalam tanah (di Onolimbu dan

5. Gelombang tsunami Bangunan hancur tersapu gelombang tsunami, rumah rusak, tanaman tersapu, roboh dan miring, dinding dari batu jebol, dll

pondasi jembatan amblas ke dalamtanah, dan sebagainya.

Kerusakan jalan yang terjadiakibat Gempa Nias terdapat pada :

1. Jalan dari Kota Gunung Sitoli keLahewa, dapat dilalui sekitar12km dan sekitar 62 km jalanrusak, 5 jembatan rusak berat(Jembatan Afia, Muzoi, Totoi,Lafao, dan Tefau).

2. Jalan dari Kota Gunung Sitoli kearah Teluk Dalam, dapat dilaluisekitar 21 kmdan sekitar 87kmjalan rusak, 5 jembatan rusakberat (Jembatan Gido Sitie, GidoSebua, Laori, Siniri, dan IdanoGawo)

5.3. Zonasi Kerusakan BangunanPengamatan lapangan dilakukan

di sepanjang pa nta i timur dansebagian tengah dari Pulau Nias.Pengamatan kerusakan dilakukandengan kendaran roda dua dan jalankaki, dengan pertimbangan medanyang sulit untuk dijangkau.Kerusakan bangunan daninfrastruktur pada lokasi yangsatu berbeda dengan

lokasi yang lain, tergantung faktorfaktor dominan tipologi ya ngmempengaruhinya. Kerusakan palingparah dari faktor bangunan, ekonomidan jumlah korban terjadi di Ko'taGunung Sifoli seba gai ibukotaKabupaten Nias.

Secara umum daerah pengamatandibagi menjadi 6 zona, yaitu Zona I(Pantai Kota Gunung Sitoli), Zona II(Utara Gunung Sitoli I utara KotaGunung Sitoli-Awaay), Zona III(Selatan Gunung Sitoli I selatan KotaGunung Sitoli-Bandara Binaka), ZonaIV (Tuhemberua), Zona V (Onolimbu),dan Zona VI (Tengah Pulau Nias)(Gambar 6). Pertimbangan untukmenganalisis prosentase kerusakanbangunan juga pada prosentase jumlahbangunan sebelum terjadi gempa. Jenisbangunan dikelompokkan menjadiempat (4) tipe, yaitu :A (bangunankayu), B (bangunan separoh kayu/separoh tembok), C (bangunantembok dengan slope < 20 cm, RICatau reinforced congcrete), D(bangunan tembok dengan slope > 20cm). Prosentase kerusakan padamasing-

masing jenis bangunan bisa dilihat pada Tabel 3.

5.3.1. Zona I (Pantai Kota GunungSitoli)

Kota Gunung Sitoli terletak dipinggiran pantai timur Pulau Niasyang terbentuk oleh pasir dari endapanaluvial (sungai dan pantai) yang tidakkompak. Sebagian kota ke arah baratmenempati morfologi bergelombang-perbukitan lemah yang terbentuk olehselang-seling batugamping pasiran,batugamping lanauan, batupasirgampingan, batupasir kwarsa halusgampingan, lanau, dan lempungpasiran dari Formasi Gunung Sitoliyang relatif kompak. Pusatperekonomian dan pemerintahan diKabupaten Nias terletak di GunungSitoli yang terbentuk oleh endapanpasir yang tidak kompak, sehinggagedung gedung bertingkat yangberupa pertokoan, perdagangan,perkantoran, dan sebagainya hancurberantakan akibat guncangan gempa.

Zona I meliputi daerah di GunungSitoli yang terbentuk oleh pasir dari

Page 11: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

6 Alami, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005

Page 12: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

• \. ..... ..

Tabel 3. Prosentase kerusakan bangunan

NO ZONA LOKASI PROSENTASE JUMLAH BANGUNAN SEBELUM GEMPA

... PROSENTASE KERUSAKAN

PADA MASING-MASINGJENIS BANGUNAN

1. I Pantai Kota Gunung Sitoli(daerah pantai)

10% 10% 30% 40% 50% 65% 80% 85%

2. II Utara Gunung Sitoli(utara Kota Gunung Sitoli-Awai)

43% 30% 21% 6% 30% 60% 65% 70%

3. III Selatan Gunung Sitoli (selatan Kota Gunung Sitoli-Bandara Binaka)

40% 30% 24% 6% 30% 55% 65% 70%

4. IV Tuhemberua 51% 35% 13% 1% 60% 60% 70% 75%

5. v Onolimbu 55% 33% 11% 1% 65% 65% 70% 75%

6. VI Tengah Pu!au Nias 48% 35% 15% 2% 15% 18% 20% 25%

KETERANGAN : A (bangunan kayu), B (bangunan separoh kayu /separoh tembok), C (bangunan tembok dengan slope < 20 cm, RIC ataureinforced congcrete), D (bangunan tembok dengan slope > 20 cm).

tersebut aktivitas perekonomian seluruhpulau menjadi lumpuh.

Gambar 6. Zonasi kerusakan bangunan pasca Gempa Nias 28 Maret 2005

5.3.2.Zona II (Utara Gunung Sitoli)

Zona II meliputi daerah sepanjangpantai timur dari sebelah utara KotaGunung Sitoli ke utara, yang meliputidaerah-daerah Olora, Afia, Awaay,

Hiligodu. Material penyusun terdiridari endapan aluvial yang relatif rapuh

dan endapan kompak. Endapanaluvial terbentuk oleh endapan pantai,sungai dan rawa yang berada di sekitar

pantai dan sungai terdapat banyakbangunan yang hancur, amblas,

miring, terkoyak,retak-retak, dan sebagainya.

Pantai dengan morfologi tinggiterbentuk oleh Formasi Gunung Sitoliyang didominasi oleh batugamping.Kondisi batuan relatif kuat sehinggabangunan dengan konstruksi baikrelatif aman terhadap goncangangempa. Banyak dijumpai retakan,rekahan dan patahan yang merusakjalan, jembatan, perumahan danbangunan yang lain. Meskip u n k onstruksi ba ngunan tersebut baik, tetapikarena dilalui oleh struk tur geologi terse but

endapan aluvial dan pantai yang sangatrapuh terhadap guncangan gempa.Beban dari ba ngunan dan segal ainfrastruktur yang ada di atas pondasiyang mudah terkoyak akibatgoncangan gempa, menyebabkanhancu rnya bangunan tersebut.Pondasi bangunan bahkan lantaibawah bangunan banyak yang amblasterperosok ke dalam

material pasir sebagai tempat tumpuanbangunan, sehingga banyak dijumpaibangunan yang hanya nampak lantaiatas. Dilihat dari segi ekonomi, Zona Itermasuk klasifikasi kerusakan palingparah bila dibandingkan dengan zonazona yang lainnya. PerekonomianPulau Nias berpusat di Zona I,sehingga dengan kerusakan yangsangat berat

mengakibat k an kerusakan padabangunan tersebut. Di daerah Afia,Awaay dan Hiligodu banyak dijumpaijalan dan jembatan yang rusak berat,sehingga tidak bisa dilalui kendaraanroda 4 bahkan roda 2 sekalipun.

5.3.3. Zona Ill (Selatan Gunung Sitoli)

Zona III terletak pada pantai timur

Page 13: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Alami, Vol. 1O Nomor 2 Tahun 2005 7

Page 14: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Pulau Nias di sebelah selatan KotaGunung Sitoli, Tumori, Tabaloho,Humeno sampai Lolosasa. Batuanterbentuk oleh endapan aluvial (sungai,rawa, dan pantai) dan batuan kerasyang terdiri dari batugampingterumbu, batugamping lanauan,batupasir gampingan, napal danlempung pasiran dari dari FormasiGunung Sitoli. Bangunan yangterletak pada endapan aluvial palingbanyak mengalami kerusakan akibatrentannya material sebagai pondasibangunan. Sementara bangunan yangmenumnpu pada Batuan dari FormasiGunung Sitoli relatif lebihkuat.

Gambar 7. Kerusakan bangunan bertingkat yang terjadi di Kota Gunung SitoIiakibat Gempa Nias tanggal 28 Maret 2005 yang berturnpu padaendapan aluvial tebal yang tidak kompak serta konstruksi bangunanyang kurang mendukung.

Rekahan danretakan batuan banyakterjadi yang merusakbangunan jalan,jembatan, perumahan,maupun bangunan lain.Longsor juga terjadiakibat goncangan gempaseperti yang terlihat padajalan menuju ke arahBandara Binaka. Longsortersebut termasuk tipejatuhan batuan (rockfall)dari batugampingterumbu karenamorfologi yang curam,longsorannya menutupsebagian jalan dibawahnya.

5.3.4. Zona IV (Kee. Tuhemberua)

Zona IV terletak dipantai timur laut PulauNias yang meliputidaerah-daerahTuhemberua, TelukLadara, Hiduran, Fofold,Sawo dan sekitamya.Jalan dan jembatanmenuju ke arahTuhemberua rusak beratdan terputus untukkendaraan roda empat(4), sementara kendaraanroda dua sangat sulit,sehingga daerah tersebutterisolir. Sampai hari ketujuh (7) setelah kejadianbencana, bantuan samasekali belum ada yangmasuk. Faktortransportasi menuju kelokasi menjadi kendalautama untuk bantuan

kemanusiaan.Kondisi pantai relatif datar yang terbentuk oleh endapan

aluvial dan pantai. Kepadatan penduduk relarif jarang, dansebagian mengumpul di sekitar pantai dan sungai. Bangunanperumahan penduduk sebagian besar tersusun oleh kayu dansetengah kayu, sedikit permanen sederhana, dan jarang sekaliada rumah tin gkat. Kondisi ekonomi masyarakat masih relatihrendah

Page 15: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Gambar 8.Kerusakan jalan dan tembok penahan gelombang air

lautdipantaiKotaGunungSitoli,terlihatbahwaJllaterialuntuktumpuanjalandanbangunanterbentuk

olehendapanpasirlepasyangrawanrapuhterhadap

goncangan gempa

Garnbar 9. Dampak dari goncangan gempa antaralain adalah longsor (rock fall) yangmenutup badan jalan dari Gunung Sitolimenuju ke Bandara Binaka denganrekahan berarah N 150 E memanjangsearah dengan jalan (Desa Tabaloho)(A), dan longsoran jenis debris padajalan utama yang memotong PulauNias dari pantai timur ke pantai barat(8).

8 Alami, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005

Page 16: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Gambar 10. Jejak-jejak tsunami yang terjadi di Kecamatan Tuhemberua berupaboat yang terlempar sampai sejauh 150 meter (A) dan pohon-pohonyang miring dan material yang terbawa tsunami (B).

Gambar 11. Masuknya air laut ke arah darat yang menyebabkan permukimanpenduduk terendam sampai 1-2,5 meter akibat terjadinya amblesantanah di daerah pantai Onolimbu dan Bozihena (A), dan proseslikuifaksi banyak terjadi di daerah pantai Onolimbu dan sekitarnyaakibat goncangan Gempa Nias

gempa bumi yang terjadi di PulauNias, hahersebut dikarenakan daerahtersebut merupakan daerah endapanaluvial yang belum mempunyaikekuatan dan daya ikat antar butiryang cukup kuat untuk menahangetaran yang terjadi pada daerahtersebut. Akibat fonemena pelemahankekuatan dan hubungan antar butiryang terjadi pada endapan tersebutmenyebabkan berbagai konsekuensikerusakan dan deformasi pada daratanOnolimbu dan daratan Bozihena.

Hasil kajian lapanganmenunjukkan bahwa daerah Onolimbudan sekitarnya mengalami penurunan(amblesan) akibat goncangan gempa 28Maret 2005 yang lalu sampai mencapai2,5 meter, yaitu di Desa Onolimbuturun hingga kurang lebih 2,5 m danBozihena turun kurang lebih 1 m.Kondisi ini menyebakan terendamnyadua desa yang berada Onolimbusampai sejauh maksimal 1 km darigaris pantai. Kondisi seperti inimenyebabkan penduduk yang tinggaldi daerah tersebut harus pindah kelokasi lain, dan praktis daerah tersebuttidak bisa dipakai lagi untukpemukiman.

Proses likuifaksi (liquifaction)banyak terdapat di daerah tersebut.

jika dibandingkan dengan Kecamatan lainnya terutama Kota Gunung Sitoli.

Dijumpai 3 jejak kejadian tsunamidi Kecamatan Tuhemberua pada tiga(3) lokasi yang berbeda akibat GempaNias 28 Maret 2005. Di Teluk Ladaraterjadi tsunami dengan run up 1,5meter yang masuk ke arah·darat sampaimencapai 150 meter yangmenghancurkan perumahan pendudukyang kebanyakan terbuat dari kayu.Tsunami tersebut menyebabkan 1 orangmeninggal dunia. Di Desa Hiduranrun-up tsunami mencapai 6-7 meter,masuk ke daratan sampai sejauh 500meter, menyebabkan 24 rumah robodan hanyut, 4 orang korban meninggaldunia dan banyak yang Iuka-Iuka.Sementara di Desa Sawo yang terletakpada teluk yang berhadapan langsungdengan pusat gempa selain mengalamigoncangan gempa besar juga terjadibencana tsunami yang terjadi sekitar 3

menit setelah kejadian gempa. Run-uptsunami mencapai 7-8 meter, masuk kedaratan sampai sejauh 200 meter,menyebabkan belasan rumah hanyutdan korban 4 orang meninggal.

5.3.5. Zona V (Onolimbu dansekitarnya)

Zona IV terletak di pantaitenggata Pulau Nias, meliputi daerah-daerah Onolimbu, Bozihena,Bodsihoma, Bawalia dan sekitarnya.Bozihena dan Onolimbu adalah desanelayan yang terletak di pantai timurPulau Nias, Pada sepanjang pesisirBozihena hingga Onolimbumerupakan daerah teluk dan tanjungdimana sedimen pada daerah tersebutberupa endapan aluvial yangterbentuk oleh endapan sungai, rawadan pantai yang tidak kompak danlepas lepas. Pada daerah tersebutmengalami perusakan yang sangatbesar akibat

Endapan sungai, rawa dan pantai•terbentuk oleh material lepas yangbercampur dengan air, apabila adagoncangan akan membentuk buburtanah yang plastis dam mudah amblas.Batuan Jabil akan sangat mudahbergerak bila kena gempa sehinggabangunan yang berada di atas batuanlabil akan mengalami kerusakan yangsangat parah, bahkan dibeberapatempat dijumpai proses likuifaksiyang menyebabkan daratan padadaerah tersebut turun.

5.3.6.Zona VI (Bagian tengahPulau Nias)

Kajian lapangan pada Zona VI initidak secara menyeluruh di bagiantengah Pul au Nias mengingatketerbatasan waktu, tetapi di sekitarjalan utama yang memotong pantaiNias bagian timur ke pantai Niasbagian barat. Daerah-daerah tersebutmeliputi

Page 17: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Alami, Vol. 1O Nomor 2 Tahun 2005 9

Page 18: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

daerah Tabaloho, Onositoli,Sisobandrao, Hiligodu, Hiliduo dansekitarnya. Material terbentuk olehbatuan yang relatif kuat dari FormasiGunung Sitoli, Formasi Gomo,Formasi Lelematua, dan FormasiBancuh.

Bangunan dengan konstruksi yangkuat relatif stabil dan tidak banyakmengalami kerusakan akibat gempa.Bangunan permukiman pendudukdari kayu termasuk rumah tradisionalNias sebagian besar dalam kondisibaik, kecuali yang berada pada zonastruktur geologi yang merusak.Sementara bangunan setengahkayu/setengah bata, bangunan betondangkal dan bangunan beton kuatdengan konstruksi yang baiksebagian besar masih dalam kondisiyang relatif baik, tetapi konstruksiyang jelek banyak pula yang rusak.Banyak dijumpai struktur geologiseperti retakan, rekahan, patahan,dan longsor yang merusak jalan,jembatan, permukiman pendudukmaupun bangunan yang lain yangdilalui zona terseb ut. Meskipunkonstruksi bangunan telah dirancangdengan baik, tetapi struktur geologitersebut telah merusaknya.

6. MITIGASI BENCANA

Berbagai teknologi sudah dicobaoleh para ahli gempa untuk mencobamemprediksi atau meramal terjadinyagempa, namun ketepatan waktumasih jauh dari harapan. Mekanismeterjadinya gempa dalam waktu,tempat dan magnit ude yang padainti persoalannya ialah meramalgempa masih belum dipahamisepenuhnya. Hal ini menyiratkanbahwa mitigasi bencana gempa lebihpenting dari pada peramalan.Memindahkan penduduk sebelumwaktunya malah menimbulkankekacauan karena gempa yang takterduga yang dapat merusak aktivitasekonomi, menghalangi jalan raya,mengganggu sarana seperti pemadamkebakaran, irigasi, kesehatan dan

Kajian mikrozoning kawasan rawanbencana gempa perlu dilakukanmengingat daerah Nias dan sekitamyarawan terhadap bencana tersebut. Datatersebut dipakai dalam evaluasi tataruang daerah yang sudah terbentuk,untuk menghindari perulangan korbandi kemudian hari. Penegakan peraturanPemda dalam hal aturan bangunanperlu untuk diterapkan dandimasyarakatkan. Mendorongkesadaran para perencana tingkatpusat dan daerah, agar mampumerumuskan penanggulangan bencanadalam rencana pembangunan nasional,terutama di daerah-daerah yang rawanbencana.

Simpang-siur informasi kepadamasyarakat banyak terjadi yangmenyebabkan kepanikan, sehinggapendidikan kepada masyarakat di Niasterutama pada usia dini akan sangatmembantu dalam upaya penguranganbencana. Menerapkan sistemkonstruksi bangunan yang amanterhadap guncangan gempa, pemilihanwilayah yang aman untukpengungsian, sistem peringatan dini,memperkuat organisasipenanggulangan bencana dansebagainya mutlak diperlukan untukmengamankan aset-aset ekonomi yangada. Pada dasarnya Pulau Nias dansekitarnya termasuk daerah denganrisiko bencana gempa yang besar.Sehubungan dengan sering terjadinyagempa bumi di sekitar Pulau Nias dansekitarnya, maka perlu dipasangtambahan alat pencatat gempa(seismograf) secara rapat padabeberapa lokasi untuk mendapatkangambaran

data yang akurat dalam memonitoringkondilti gempa pada kawasan tersebut.Peramalan terhadap dampak sekunderdari gempa seperti gelombang tsunami,proses likuifaksi maupun longsor bisadilakukan meskipun dalamjangkawaktu yang relatif singkat. Pengalamangempa dan tsunami Aceh menjadipelajaran sangat berharga dalammengantisipasi dampak tsunami.Tsunami Early Warning System(TEWS) di Indonesia termasuk Niassedang dalam proses pembangunan.BMG yang bertanggung jawabmemonitor kegempaan di Indonesiabisa mencatat posisi episenter,kekuatannya daµ tinggi gelombang,yang kemudian bisa memberikan datatersebut ke berbagai instansi termasukdaerah yang dekat dengan kejadiansecara cepat dan akurat. Sistemperingatan dini dalam hal ini sangatpenting dan perlu dipersiapkan secaramatang untuk memperkecil dampakyang ditimbul kan akibat bencanatersebut.

Sistem peringatan dini maupunsistem penanggulangan darurat diKabupaten Nias masih menggunakansistem tradisional, dimana masingmasing Satlak PBP yang berada diwilayah ini apabila terjadi bencanabaru akan memobilisir tenagapnanggulangan. Pelaksanaanmanajemen penanggulangan bencanabelum diterapkan sepenuhnya danrencana kontijensi belum tersusunsecara mantap. Disamping kemampuanpihak Pemda yang belumdimaksimalkan, disisi lain kalanganyang telah memilikiperhubungan yangseharusnyamemberibantuankepadakorbangempa yangselamat.

Gambar 12.Bangunan rumahadattradisional PulauNias diDesaTumoridi bagianbaratGunungSitoli(A) danrumahkayuyangbertumpu pada

Page 19: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

batuan kompak (B) relatif s

tabilterhadapgoncangangempa

10Alami, Vol. 1O Nomor 2 Tahun 2005

Page 20: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

·'-- ...

unit-unit penyelamatan sesuai bidangbeserta peralatannya belum dikoordinirsecara maksimal. Melihat permasalahaandiatas perlu pemberdayaanpenanggulangan bencana di kawasanini secarat terintegrasi sehingga dapatdicapai efisiensi dalam pelaksanaanpenanggulangan darurat apabila terjadibencana serupa.

Secara umum penanganan pascaGempa Nias tanggal 28 Maret2005bisa dibagi menjadi kebutuhanmendesak dan kebutuhan j angkanmenengah-panj ang. Kebutuhanmendesak dalani rangka tanggapdarurat (sampai beberapa hari setelahkejadian gempa) adalah :

• Bantuan kebutuhan pokok yangmasih sangat minim, dan samasekali belum sampai ke daerahdaerah pinggiran sampai 1rninggu setelah gempa

• Perbaikan jalan danjembatanyang putus untuk saranatransportasi darat untuk bantuandarurat

• Kebutuhan peralatan alat beratuntuk evakuasi dan perbaikanjalan-jembatan rela tif minim(evakuator, buldoser, wellloader, dump truck, motorgrader, trailer, truck tangki, truckBBM)

• Penyiapan tenda-tenda daruratuntuk mengungsi, atau tidur diluar rumah dalam rangkamenghindari gempa susulan yangbisa lebih memperparah kondisirumah yang sudah rusak

• Sosialisasi rnitigasi bencanagempa dan tsunami kepadamasyarakat yang panik

• Perbaikan secepatnya listrik (PLN)dan telpon (Telkom)

• Kebutuhan dokter, perawat danobat-obatan, sarana medis telahdipusatkan di Bandara Binakadan lapangan Merdeka.Evakuasi korban dari seluruhlokasi sangat sulit dilakukankarena medan dan fasilitas yangrusak, sehingga evakuasikorban lebih banyak dilakukanmenggunakan helikopterUNICEF,PMI, TNI, POLRI, PBBdll.

• Penyiapan rumah tingga lsementara

• Air bersih pada beberapa tempatterutama di Kota Gunung Sitolimasih sulit dikarenakan airPDAM yang rusak dan pompaair listrik yang belumjalansampai I rninggu setelah gempaKebutuhan jangka menengah

panjang :

• Diperlukan mikrozonasi detaildaerah rawan bencana gempa dantsunami untuk evaluasi tata ruangkawasan yang aman untukpembangunan berkelanjutan

• Membangun suatu sistem tanggapdarurat (emergency resposesystem) berbasis GIS untukmengambil tindakan yang tepatsetelah terjadi bencana, misalnyamengetahui potensi korban, aksesjalan menuju ke lokasi, usulandaerah untuk relokasi dsb

• Membangun sistem informasiberbasis spasial denganmingentegrasikan teknologi remotesensing dan GIS

• Monitoring deformasi(pergeseran tanah)

• Pengkajian percepatan tanahuntuk perencanaan bangunan

• Desain bangunan (beton maupunkayu) yang tahan terhadapgoncangan gempa

• Pelatihan/pemasyarakatan rnitigasibencana gempa dan tsunamiterhadap aparat maupunmasyarakat

• Pemberdayaan organisasipenanggulangan bencana(Satkorlak PBP, Sadak PBP maupunSatgas)

• Pembentukan SOPpenanggulangan bencana gempadan tsunami

• Pemasa nga n alat pema nta ugempa dan tsunami secaraterus menerus

• Membangun early warning system

gempa dan tsunami

7. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas bisa disimpulkan sebagai berikut :

a. Gempa sangat besa r dengan... kekuatan 8,7 SR telah terjadi di

Nias pada hari Minggu, 28 Maret2005, jam 23.10 WIB. Pusatgempa terletak pada posisi2,0657° LU, 97,010° BT, perairanantara Pulau Simeulue dan PulauNias, 55 km di sebelah utara dariPulau Nias dengan kedalaman 30km..

b. Sebanyak 102getaran telah terekamoleh instrumen pencatat gempa(seismograf) satu hari (hari ke 1)setelah kejadian gempa, dan telahdirasakan masyarakat sebanyak 29kali. lnstrumen pencatat gempatelah berhasil merekam getarangempa susulan 19 kali (hari ke 2),91 kali (hari ke 3), 92 kali (hari ke4), 58 kali (hari ke 5), dan 17 kali(hari ke 6). Gempa-gempasusulan tersebut cenderungmenurun jumlah kejadian danmelemah kekuatannya, sampaihari ke 6 setelah kejadian gempayaitu berkisar antara 4,5-5 SR

c. Berdasarkan pengamatan daripengamatan GPSpasca Gempa Nias28 Maret 2005, besarnyapergesaran horisontal di Niasyaitu2.3 meter dan kenaikan 10 cm,pergesaran di Sibolga yaitu 23 cmdan penurunan tanah 29 cm.

• d. Tipologi kerusakan yang terjadiakibat Gempa Nias tanggal 28Maret 2005 adalah : goncangangempa, kondisi batuan/tanah,struktur geologi (rekahan,retakan, patahan), amblesantanah, longsor, likuifaksi, dangelombang tsunami

e. Secara umum daerah pengamatandibagi menjadi 6 zona, yaitu ZonaI (Pantai Kota Gunung Sitoli),Zona II (Utara Gunung SitoIiIutara Kota Gunung Sitoli-Awaay), Zona III (SelatanGunung Sitoli I selatan KotaGunung Sitoli-Bandara Binaka),Zona IV (Tuhemberua), Zona V(Onolimbu), dan Zona VI(Tengah Pulau Nias)

f. Mitigasi bencana baik secarastruktural maupun nonstruktural mutlak hamsdilakukan dalam

Page 21: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Alami, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005 11

Page 22: Zonasi Kerusakan Gempa Nias

Bencana Tsunami (Contoh KasusKawasan Se/at Sunda), JurnalALAM!, Vol. 4, No. 1Th. 1999

Naryanto, H.S., Bencana Gempa diIndonesia da n UpayaMitigasinya, Year Book MitigasiBencana Tahun 1999, P3TPSLK,BPPT, Jakarta, 2000

Naryanto, H.S., 2001, Prinsip DasarBencana , Mitigasida n

Tanggal 28 Maret 2005, Laporan,tidak diterbitkan, BPPT

Rofiq, A.1997, Mikrozoning untukPengkajian Risiko dan MitigasiBencana , Prosiding LokakaryaBencana Selat Sunda II, BPPT,Jakarta.

Soehaimi, A., Guming, J. &

Firdaus, M., 1996, Dua TipePotensi Deformasi LantaiSamodra

brbagai macam pelatihan/workshopdi dalam dan luar negeri, yang antaralain adalah ear thqua ke disa stermanagement in Kobe, Japan ( 1996),early warning system for naturaldisasters in Potsdam, Germany (1998) dan natural disasterprevention in Tokyo/Tsukuba, Japan(1999), dan berbagai kegiatanmitigasi bencana di Indonesia.

12

Alaml, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2005

rangka mengurangi dampakbencana serupa di kemudian hari

DAFTAR PUSTAKA

Penanggulangan Bencana, dalamBuku Penanganan Bencana, SeriForum LPPS No. 43, LPPS-KWICaritas Indonesia - CORDAID

Berd ampa k Benca na A kibatG"empa Bumi, PIT IAGI ke-25

UCAPAN TERIMAKASIBNaryanto, H.S. , 2001, Konsep Dasar

Agustan, 2005, Survai GPS untuk Kebencanaan, Siklus Bencana U capan terima kasih penulisDeformasi Pasca Gempa dan serta Penanggulangannya , sampa ikan kepa da Dr. Jana T.Tsunami Aceh dan Gempa Nias, Prosiding Seminar Mitigasi Anggadiredja APU, Dr. Ir. RidwanBPPT-Nagoya University, ITB, Bencana Jakarta 2001,BPPT-Pemda Djama luddin MSc ., Dr. Ir. AgusUnsyiah, Laporan, tidak diterbitkan DKI, Jakarta Kristijono MSc., Dr. Ir. Yusuf Surahman

Bemmelen, R.V., 1949, The Geology of Naryanto, H.S., 200, Mitigasi Kawasan MSc., yang telah memberi motivasi,Indonesia, Government Printing, Pantai Selatan Kota Ba nda r semangat, dorongan dan masukanThe Haque Lampung, Propinsi Lampun g dalam kajian lapanghan kegempaan di

Katili, J.A., 1997, Mekanisme Gempa, Terhadap Bencana Tsunami, Nias, serta rekan-rekan tim lapanganM onitoring serta La ngkah JurnalALAMI, Vol. 8,No. 2 Th. 2003 yaitu : Yudo Haryadi, ST, Rahadian,langkah Penanggulangannya , Naryanto, H.S., & Wisyanto, 2001, SSi, Ir. Eko Widi Santoso, MT, Ir.Seminar Nasional Antisipasi Bencana Gempa dan Tsunami di Agustan, MSc, Andri Purwandani, SPi,Bencana Gempa dalamPeningkatan Jakarta serta Upaya Mitigasinya, Ir. Meuthia Djoharin, MM, Ir. HeriKeselamatan Bangunan, BMG, Prosiding Pelatihan Mitigasi Priyadi, dan Awaluddin, SPi.Jakarta Bencana Jakarta, BPPT-Pemerintah

Naryanto, H.S., 1996, The Recent · Propinsi DKI Jakarta DATAPENULIS

Earthquakes in Indonesia , Naryanto, H.S., Tejakusuma, I.G., &

Workshop on Natural DisasterMitigation, Kobe, Japan.

Naryanto, H.S., 1997, Kajian Aspek

Kurniawan, L., Gempabumi, Apadan Ba ga imanaPe nangg ulangannya, Buku

Heru Sri Naryanto, lulus sarjanaTeknik Geologi, FT-UGM dan PascaSarjana bidang Geologi Lingkungan

Bencana dalam PengembanganPembangunan Kawasan Se/atSunda , Prosiding LokakaryaMitigasi Bencana Selat Sunda II,BPPT, Jakarta, hal 51-57.

Naryanto, H.S., 1999a, KonservasiKawasan Pantai terhadap

Pedoman, BPPT-HSF, Jakarta, 1999

Naryanto, H.S., Haryadi, Y., Rahadian,Santoso, E.W., Agustan,Purwandani, A., Djoharin, M.,Priyadi, H., & Awaluddin, KajianPasca Bencana Gempa Nias

dari Shimane University, Jepangtahun 1995. Masuk BPPT tahun1989, saat ini sebagai fungsionalpeneliti dan mela kukanpenelitian/pengkajian bidangteknologi mitigasi bencana danilmu kebumian di P3TPSLKTPSA, BP PT. Telah mengik u