Upload
78858799
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
1/9
ANALISA PERSENTASE KANDUNGAN KARBON
PADA LOGAM BAJA
Rusmardi (1) Feidihal(1)
(1)
Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang
ABSTRAK
Seleksi mutu bahan logam dalam kegiatan manufacturing dan konstruksi sangat
dibutuhkan. Untuk menjamin persaingan di pasaran terutama mutu dan harga logam perlu
diadakan penelitian yang menyangkut pengolahan bahan dasar menjadi bahan jadi. Adanya
standardisasi mutu logam dna struktur logam semakin lebih terjamin mutu logam yang akan
di pasarkan. Salah satu alternatif yang digunakan untuk menentukan jumlah karbon pada
baja adalah photografis yang berguna untuk melihat bulir-bulir baja yang besar dan yang
kecil. Pada penelitian ini digunakan baja St37, St42, Amutite dan SPK-5. metoda yang
digunakan pada percobaan untuk menentukan kadar persentase karbon maka digunakan
metoda observasi berdasarkan perbedaan bunyi saat baja dipukul dan kilapan baja. baja
St37 dan St42 digolongkan kadar karbon rendah (hypoeutectoid) setelah diteliti didapatkannilai karbon St37 (0,468- 0,574)% dan St 42 (0,402-0,682)% dari grafik cementite (0,008 -
0,83)% baja tersebut sudah cukup ideal bila digunakan untuk alat-alat perkakas. Tegangan
tariknya mempunyai nilai (370-420) N/nm2. Kekerasannya bisa mencapai 90 Hrb. Untuk
baja amutite dan SPK-5 setelah diteliti didapatkan nilai karbon (0,746-1,114)% dan (1,6-
1,86)%. Persentase kadar karbon pada baja berbeda jumlahnya masing-masing. Semakin
banyak kadar karbon maka sifat baja semakin keras.
ABSTRACT
Selection quality of metal materials in activity of construction and manufacturing very is
required. To guarantee emulation in marketing especially quality of and metal price
require to be performed a research which concerning processing of elementary materials
become materials become. Existence of standardization quality of metal of dna metal
structure progressively more well guaranted quality of metal to in marketing. One of thealternative used to determine the amount of carbon at steel is photografis which good for
seeing small and big steel seeds. At this research is used by steel of St37, St42, Amutite and
of SPK-5. method used at attempt to determine rate percentage of carbon hence used by
observation method pursuant to difference of steel moment sound beated and steel Iustre.
become militant St37 and of St42 classified by low carbon rate ( hypoeutectoid) after
checked to be to be got by carbon value of St37 ( 0,468- 0,574)% and St 42 (0,402-0,682)%
from graph of cementite ( 0,008 - 0,83)% the steel have ideal enough if used for the
appliances of tool. Interesting tension of him have value (370-420) N / nm2. Its hardness
can reach 90 Hrb. For the steel of and amutite of SPK-5 after checked to be to be got by
carbon value ( 0,746-1,114)% and (1,61,86)%. Percentage of carbon rate at steel differ its
amount each. More and more carbon rate hence nature of steel getting louder.
Keywords : manufacturing, quality control, hypoetectoid, carbon, metal
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Dengan perkembangan teknologi yang semakin
maju, didalam maupun di luar negeri terutama pada
negara-negara industri maupun negara maju. DiIndonesia merupakan negara sedang berkembang dan
berusha mengejar ketinggalannya dari negara
industri, terutama industri logam yang sangat sulit
untuk mengejarnya, berbagai cara Indonesia untuk
meningkatkan pengetahuan dan ilmu bidang bahan
terutama logam, terutama dengan menyekolahkan ke
luar negeri, pelatihan, seminar maupun penelitian.
Logam-logam yang sudah beredar di Indonesia
sebagian bisa diproduksi sendiri dan sebagian pula
belum bisa diproduksi sendiri. Untuk baja kualitas
tertentu Indonesia masih mengimpor dari negara lain
terutama negara industri maju. Bahan baku dariIndonesia belum memenuhi, untuk memenuhi target
produksi logam perlu didatangkan dari luar negeri.
Seleksi mutu bahan baku tersebut sangat oenting,
mengingat perkembangan pabrik dan konstruksi
logam sangat dibutuhkan sekali. Untuk menjamin
persaingan dipasaran terutama mtu dan harga logam perlu diadakannya penelitian yang menyangkut
pengolahan bahan dasar menjadi bahan jadi. Untuk mendapatkan hasil produksi logam bermutu tinggi
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
2/9
urnal Teknik Mesin Vol. 3, No.1, Juni 2006 ISSN 1829-8958
36
perusahaan telah berupaya bekerjasama dengan
lembaga-lembaga penelitian, riset dan teknologi.Hingga penelitiannya tidak hanya meliputi yang
makro tapi yang lebi penntin pula adalah yang mikro.
Khususnya penelitian yang mikro ini sekarang telah
banyak perkembangannya. Sampai-sampaidepartemen industri telah mengeluarkan edaran
Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan adanyastandar tersebut mutu logam dan struktur semakin
baik.
Kesulitan menyeleksi logam ferro (baja dan besi)
untuk pemakaiannya. Sering dijumpai untuk
menentukan spesifikasi pemakaian kadangkala
terbalik. Pemakaian yang dimaksud tersebut adalah
untuk baja konstruksi dan baja perkakas.
Penggolongan itu perlu dibuat batasan baja karbon
tinggi dan baja karbon rendah. Kesulitan selanjutnya
belum dimilikinya peralatan dengan kepersisian
tinggi untuk membedakan yang mana baja karbon
rendah dan baja karbon tinggi. Salah satu alternatif
yang digunakan untuk menentukan jumlah karbon
pada baja adalah dengan photografis. Dengan
alternatif ini akan tampak perbedaan setiap butir yang
besar dan yang kecil. Perbedaan itu sangat membantu
untuk menyeleksi spesifikasi logam baja.Pada permasalahan ini dibatasi pada benda baja St37,
St42, Amutite dan spesial K-5 buatan Bohler daru
Jerman Barat, sedangkan pengaruh lainnya tidak ada.
1.2 Ruang Lingkup
Pada ilmu bahan membahas tentang berbagai jenis bahan, seperti bahan logam dan non logam,
pembahasannya mulai dari asal bahan-bahan tersebut
sampai pemakaiannya. Untuk selanjutnya yang
diperhatikan pada logam, dan logam tersebut dibagi
menjadi bermacam-macam, tetapi pada garis
besarnya ada logam ferro dan non ferro dengan paduannya. Pada logam ferro dengan paduannya ada
beberapa jenis yaitu baja lunak dan baja keras.
Penggunaan baja lunak seperti untuk konstruksi
kendaraan, konstruksi jembatan, baut, mur, dll. Baja
keras digunakan juga seperti poros, roda gigi, pasak,alat-alat perkakas dll. Pada bahasan ini yang
diperhitungkan kabron pada mikrografis.
1.3 Metoda Pendekatan
Metoda pendekatan dalam penelitian ini adalah
metoda percobaan dan metoda observasi. Metoda percobaan digunakan sewaktu mencoba
melaksanakan proses pennetuan jumlah karbon. Dan
metoda observasi digunakan sewaktu membedakan
bunyi saat baja dipukul dan warna baja mengkilap
atau tidak mengkilap.
1.4 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
kadar karbon pada baja dan untuk mengetahui bentuk-bentuk bulir pada logam baja.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para
operator sebagai masukan untuk bahan pertimbangandalam proses pemilihan baja karbon.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Pada baja yang terdiri dari unsur karbon saja biaanya
ada pula unsur-unsur lainnya yang ikut dalam baja,umumnya disebut baja paduan. Baja paduan ini
terdiri dari kromium, mangan, silisium, nikel,
wolfram, molibdin, titanium, vanadium, dan unsur-
unsur lainnya.
Baja paduan dapat diklasifikasikan sesuai dengan
komposisi, struktur, dan penggunaan.
a. Baja paduan berdasarkan komposisi :
Berdasarkan komposisi, baja paduan dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu :
Baja tiga komponen
Baja empat komponen b. Baja paduan berdasarkan struktur :
Berdasarkan strukturnya, baja paduan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Baja Ferrite, terdiri dari sejumlah besar
unsur pemadu Cr, W, dan Si tetapi
karbonnya rendah dan tidak dapat
dikeraskan.
Baja Pearlite, didapat jika unsur-unsur
paduan relatif kecil maksimum 5% dan baja
ini mampu dimesin, sifat mekaniknya
meningkat oleh kekerasan. Baja Martensit, baja ini unsurpemadunya
lebih dari 5%, sangat keras sukar dimesin.
Baja Autensit, terdiri dari 10% : 30 % unsur
pemadu tertentu Ni, Mn dan Co misalnya
baja tahan karat stainless steel, non magnetis
dan baja tahan panas.
Baja Ledeburit atau karbit, terdiri dari
sejumlah karbon dan unsur-unsur
pembentuk karbit, yaitu Cr, W, Mn, Ti, Zr.
c. Baja paduan berdasarkan penggunaan :
Berdasarkan penggunaannya baja dapat
diklasifikasikan menjadi 3 bagian yang pokok, yaitu :
Baja konstruksi, baja ini dapat dibedakanmenjadi 3 bagian yaitu : baja paduan
rendah, maksimum 2%, baja paduan
menengah 2 % : 5% dan baja paduan
tinggi lebih dari 5%. Persentase kadungankarbon baja konstruksi ini adalah lebih
kurang 0,3% : 0,83%
Baja perkakas, baja ini dipakai untuk alat
pemotong, persentase kandungan
karbonnya lebih kurang 0,84% : 2%.
Baja dengan sifat fisik khusus, baja inidipakai pada hal-hal yang khusus misalnya
: baja tahan karat, baja tahan panas, baja
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
3/9
Analisa Persentase Kandungan Karbon pada Logam Baja (Rusmardi)
37
tahan pakai suhu tinggi, paja paduan
istimewa.
2.2 Pengaruh unsur karbon terhadap baja
Sifat dari logam baja unsur-unsur yang dikandung
akan mempengaruhi sifat keuletan dan kekerasan.Unsur-unsur untuk baja antara lain, nikel, phospor,
silikon, mangan, kromium, molybdenum, vanadium,
wolfram, belerang dan karbon.
Unsur karbon (C) pada baja merupakan unsur utama
yang terdapat dalam besi sehingga disebut baja.
Unsur karbon dapat membuat baja menjadi keras dan
rapuh. Sifat keras dan lunak utnuk baja tergantung
persentase karbon, semakin tinggi komposisinya
semakin kuat dan rapuh, dan semakin rendah
komposisinya baja akan semakin lunak dan elastis.
2.3 Baja karbon
Baja karbon adalah suatu baja yang mengandungkarbon sampai maksimum 2%. Baja karbon ini dapat
dibagi atas 3 bagian, yaitu :
a. Baja karbon rendahBaja karbon rendah (mild steel) mengandung karbon
antara 0,008% - 0,3% C. Setiap satu ton baja karbon
rendah mengandung 10 – 30 kg karbon. Baja karbon
ini dalam perdangangan dibuat dalam bentuk plat-
plat baja, baja strip dan baja batang atau progil.
Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon rendah dapat digunakan atau
dijadikan baja-baja sebagai berikut:
Baja karbon rendah yang mengandung0,008 % - 0,10% C dijadikan baja-baja plat
atau strip.
Baja karbon rendah yang mengandung
0,05 % C digunakan untuk keperluan
badan-badan kendaraan. Baja ini
mempunyai kekuatan tarik kira-kira 40 kg
mm-2
.
Baja karbon rendah yang mengandung0,15% - 0,25% C digunakan untuk
kosntruksi jembatan, bangunan atau
dijadikan baja-baja konstruksi.
Baja karbon rendah yang mengandung
0,20% - 0,30% C digunakan untuk membuat baut-baut dan paku-paku keling
atau untuk keperluan konstruksi.
Baja karbon rendah ini mempunyai sifat yang mudah
dikerjakan dengan mesin ataupun ditempa dan karena
itu baja karbon ini disebut juga baja tempa atau baja
mesin atau baja alat-alat perkakas.
b. Baja karbon sedang (medium)
Baja karbon ini mengandung karbon antar 0,30% -
0,60%C. Setiap ton baja karbon ini mengandung
karbon antara 30 – 60 kg. Baja karbon ini banyak
digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian- bagian mesin. Berdasarkan jumlah karbon yang
terkadnung dalam baja, maka baja karbon ini dapat
digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
Mengandung 0,40% C digunakan untuk
keperluan industri kendaraan misalnya
untuk bahan membuat baut-baut atau mur-
mur, poros engkol, batang-batang torak atau poros-poros dan lain sebagainya.
Mengandung 0,50% dipergunakan untuk
membuat roda-roda gigi, martil, clamp
(alat penjepit).
Mengandung 0,55% - 0,60% C
dipergunakan untuk membuat pegas-
pegas.
c. Baja karbon tinggi (HCS)
Baja karbon ini mengandung karbon antara 0,70% -
1,30% (70 – 130 point) dan setiap 1 ton mengandung
karbon antara 70 – 130 kg. Baja karbon ini banyak
dipergunakan untuk pekerjaan – pekerjaan yangmengalami panas ( heat treartment). Berdasarkan
jumlah karbon yang terkandung di dalam baja, maka
baja karbon ini dapat digunakan untuk hal-hal
sebagai berikut :
Mengandung kira-kira 0,95% C
dipergunakan untuk keperluan pembuatan
pegas-pegas, alat-alat perkakas seperti
paron/landasan, palu/martil, gergaji, dan
alat-alat/pahat-pahat potong.
Mengandung karbon 1% - 1,5%
dipergunakan untuk keperluan pembuatan
kikir, pisau-pisau cukur, mata-mata gergaji
dan bola-bola untuk bantalan bola.
2.4 Baja campuran ( alloy steel)
Baja campuran adalah hasil penambahan unsur-unsur
lain di dalam baja karbon yang akan mempengaruhi
sifat-sifat kekerasan, keliatan (elastis) keadaan
pembekuan dan komposisi kimia daripada baja
karbon, sehingga membuat baja karbon berkualitas
tinggi. Penambahan unsur-unsur didalam baja karbon
dapat dilakukan dengan satu unsur atau lebih
tergantung daripada karakteristik atau sifat-sifat baja
karbon yang dibuat. Unsur-unsur yang ditambahkan
adalah nikel, krom, mangan, silikon, tungsten,vanadium, molyden, cobalt. Penambahan unsur-unsur tersebut membuat sifat-sifat dan karakteristik baja
karbon sebgai berikut:
Baja nikel
Penambahan unsur nikel pada baja karbon akan
membuat sifat baja karbon menjadi bertambah liat
dan kuat, dan mecegah terhadap karat (tahan karat).
Baja krom
Penambahan unsur krom pada baja karbon membuat
sifat baja karbon bertambah liat, keras dan tahan aus.
Untuk membuat peralatan seperti roda-roda gigi dan poros-poros seringkali ditambahkan unsur nikel
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
4/9
urnal Teknik Mesin Vol. 3, No.1, Juni 2006 ISSN 1829-8958
38
sehingga menjadi baja krom nikel. Baja campuran ini
kekuatannya sangat baik dna tahan karat.
Baja mangan
Penambahan unsur mangan ini membuat hasil
pekerjaan menjadi lebih baik (bersih) dan jugamenambah kekuatan dan ketahana panas daripada
baja karbon.
Baja tungsten
Penambahan unsur tungsten ini akan menjadi sangat
baik bila ditambahkan pula dengan unsur krom,
vanadium, molybden atau mangan untuk dijadikan
baja potong cepat (HSS) yang pergunakan untuk
pahat potong (cutting tools). Baja tungsten terhadap
panas yang tinggi pada waktu pekerjaan memotong
bahan cukup baik.
Baja molybdenPenambahan unsur molybden ini membuat baja
karbon menjadi lebih liat dan menambah tinggi
kekuatan baja. Salah satu campuran baja potongcepat (HSS) terbuat dari baja molybdenum, sehingga
baja tetap liat pada temperatur yang tinggi.
Baja vanadium
Penambahan dengan unsur vanadium ini
memperbaiki bulir-bulir baja menjadi halus. Apabila
dengan krom membuat baja karbon menjadi bajakrom vanadium dan membuat baja menjadi lebih
kuat dan lebih tahan terhadap keausan. Baja karbon
vanadium sangat baik dipakai untuk membuat roda-
roda gigi dan batang penggerak serta poros engkol.
Baja kobalt
Dengan penambahan unsur kobalt ini membuat sifat
baja menjadi keras, tahanpanas dan tahan keausan.
Baja kobalt sangat banyak dipergunakan untuk
konstruksi pesawat terbang atau konstruksi-
konstruksi yang tahan panas.
2.5 Baja alat-alat perkakasBaja alat-alat perkakas ini adalah sangat luas dalam
pemakaiannya. Baja ini mengandung karbon antara
0,85 % - 0,95% dan baja alat-alat perkakas ini biasanya dicampur dengan sedikit vanadium. Baja ini
dapat dipergunakan untuk ujung alat-alat potong
seperti mata bor, reamer, pisau frais (milling cutter)dan mata-mata pahat.
Baja ini setelah dicampur dengan unsur-unsur lain
dapat dijadikan baja potong cepat (HSS) yang dapat
membuat pernyataan atau pemakanan yang lebih
tebal (dalam) pada kecepatan yang tinggi dan dalam
waktu yang lama. Adapun baja ini mempunyai
kemampuan demikian karena baja ini mempunyai
kesanggupan mempertahankan kekerasan pada suhu
yang tinggi dan tahan terhadap gesekan yang tinggi.
a. Baja widia
Baja ini mempunyai campuran unsur-unsur karbon,
kobalt, silisium,titanium, dan wolfram. Dengan baja
widia dapat dipakai bekerja secara terus menerus
dengan kecepatan potong yang tinggi. Tenaga
kerasnya tinggal tetap sampai pada suhu kira-kira
9000
C. Pemakaian baja widia disambungkan pada
ujung pahat sebagai mata potong.
b. Baja intan (diamond steel)
Baja intan merupakan bahan pemotong yang paling
keras, dipakai untuk membentuk permukaan batu
gerinda yang telahdipakai, untuk memotong kaca dan
untuk memotong baja-baja keras lainnya. Pemakaian
baja intan dengan jalan disambungkan pada ujung
pahat secara elektris.
c. Baja tahan karat ( stainless steel )
Baja tahan karat ini bersifat memberikan perlawanan
terhadap karat. Untuk membuat baja tahan karat
perlu dicampur unsur krom kira-kira 12%. Ada tiga
jenis baja tahan karat, yaitu : ferritic, martensitic, danaustesitic. Baja tahan karat ini banyak dipakai untuk
alat-alat kedokteran, alat-alat kendaraan dan alat-alat
rumah tangga.
2.6 Baja tuang
Baja tuang mengandung karbon antara 2% - 4% dansifatnya tergantung dari kemurnian campuran unsur-
unsur yang terbentuk didalamnya. Pembuatan baja
tuang ini lebih mudah pengerjaannya akan tetapicepat rusak (patah), karena baja ini sangat rapuh dan
getasserta tidak dapat dibentuk. Baja tuang ini sangat
banyak dipergunakan untuk peralatan-peralatan bagian mesin seperti silinder blok dan tutup silinder
motor, badan (kerangka) mesin bubut, frais dan
mesin bor. Baja tuang dimasukkan kedalam kotak
yang berisi serbuk Fe2O3, kemudian bdibakar dengan
temperatur 9000
C selama 7 – 10 hari. Sehingga
terjadi pembebanan O2 dari Fe2 , O3, dan O2 akan bersenyawa dengan C dari Fe3C. Akibat pembakaran
ini kulit dari baja tuang akan menjadi lunak, sehingga
dapat digunakan menjadi besi tuang yang dapat
ditempa.
Gambar 1. Fotomikro besi tuang zat hitam ( grafit )
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
5/9
Analisa Persentase Kandungan Karbon pada Logam Baja (Rusmardi)
39
3 METODE PENELITIAN
3.1 Alat yang digunakan
1. Mesin potong adalah mesin untuk
memotong logam dengan bantuan batu
gerinda.2. Plastik moulding (cetak plastik) adalah alat
untuk mencetak pemegang logam.
3. Mesin poles adalah alat untuk memoles
hasil cetak plastik agar permukaan benda
plastik rata dan halus.
4. Kamera fotografis adalah alat untuk melihat
mikro struktur logam dan memfoto
permukaan logam.
5. mesin cuci cetak film
3.2 Rancangan penelitian
Penelitian ini sifatnya percobaan atau eksperimen,sehingga perlu adanya tahapan-tahapan dalam
menjalankan penelitian agar didapatkan hasil yang
memuaskan. Tahapan-tahapan penelitian tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan
diteliti, pengembangan hipotesis sampai persiapan semua peralatan yang akan digunakan.
2. Tahap penelitian yang diperlukan untuk
mengumpulkan data dengan didahului
pembuatan sampel yang dipakai untuk
penelitian, yang paling utama adalah hasil
pemolesan hingga sampai pada etsa. Setelah ituetsa logam tersebut akan mudah terlihat bulir-
bulirnya. Berikutnya dilanjutkan dengan
penyusunan data. Metoda pengumpulan data
dimulai dari:
Logam baja setelah dietsa di fotografiskansehingga akan terlihat bulir-bulir pada
permukaannya.
Pada saat gambar dipermukaan kelihatan
jelas berikutnya difoto dengan film ASA
100 warna hitam putih.
Selanjutnya diafdruk ukuran postcard dan
dihitung persentase warna hitam putihnya.
3. Tahap analisis data. Pada tahap ini dilakukantabulasi data yang telah terkumpul, analisis data,
interpretasi data, penarikan kesimpulan,
penyusunan draf laporan penelitian sampai pada
diskusi atau seminar.
4. Tahap koreksi. Pada tahap ini semua data dan
hasil penelitian dilakukan pemeriksaan dan
koreksi.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah logam baja yangsudah ada di toko-toko. Sedangkan untuk sampelnya
adalah baja yang kandungan karbon 0,008% - 2%.
Dipotong-poton dalam bentuk yang kecil lebih
kurang 50mm sebanyak 20 buah, kemudian sampel
tersebut dipotong, dicetak plastik, dipoles sehingga
didapatkan permukaan yang rata dan halus.
3.4 Prosedur penelitian
1. potong logam dengan cara menjepitnya pada
ragum, kemudian batu gerinda yang sedang
berputar langsung diarahkan kebenda potong.
Dibuat potongan-potongan kecil dengan ukuran
5 x 5 x 4 mm atau seluas 100 mm2.
2. cetak logam tersebut dengan cetak plastik
(plastic moulding). Yang dihasilkan dari
cetakan ini adalah berupa benda kerja yang
berbentuk lempeng pejal. Bagian tengah-tengah
terdapat logam, sedang bagian pemegangnya
berupa bahan plastik jenis bakelit warna hitam.3. lakukan pemolesan logam sebanyak tujuh kali
pemolesan dengan menggunakan pemolesan
dengan tahapan pemolesan sebagai berikut :
tahap-tahap pemolesan:Urutan Jenis Amplas Kekasaran No. Amplas
1. Kertas gosok N8 120
2. Kertas gosok N7 220
3 Kertas gosok N6 320
4. Kertas gosok N5 400
5. Kertas gosok N4 600
6. Kain bludru N3
7. Kain sutra N2
4. lihat mikro struktur logan dan foto permukaan
logam dengan menggunakan camera fotografis.
4 HASIL DAN BAHASAN
4.1 Hasil penelitian
Hasil penelitian jumlah kadar karbon pada masing-
masing logam baja seperti tertera pada tabel berikut
ini :
No. St37 (%) St42 (%) Amutit(%)
S P K – 5(%)
1. 0,566 0,632 0,769 1,68
2. 0,564 0,402 1,077 1,763. 0,468 0,566 1,077 1,6
4. 0,468 0,556 0,846 1,76
5. 0,530 0,632 0,923 1,76
6. 0,534 0,602 0,923 1,76
7. 0,520 0,682 0,824 1,60
8. 0,478 0,644 0,968 1,82
9 0,498 0,628 1,022 1,64
10. 0,474 0,628 1,022 1,62
11. 0,548 0,566 0,114 1,75
12. 0,532 0,612 0,746 1,61
13. 0,534 0,634 0,823 1,81
14 0,574 0,642 0,954 1,63
15. 0,524 0,576 0,968 1,75
16 0,512 0,574 0,812 1,75
17. 0,484 0,572 0,994 1,8218. 0,482 0,498 0,746 1,75
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
6/9
urnal Teknik Mesin Vol. 3, No.1, Juni 2006 ISSN 1829-8958
40
19. 0,482 0,556 0,856 1,86
20. 0,518 0,572 1,002 1,76
Σ 10,772 11,77802 18,466 34,47
Rata-
rata
0,5386 0,588901 0,9233 1,7235
4.2 Pengolahan data
Untuk mendapatkan data persentase karbon dari hasil
eksperimen maka dikelompokkan satu persatu sesuai
dengan tingkatan kadar karbonnya.
Pengendalian kualitas untuk St37Sampel
group
Kadar
karbon
Rataan BKA BKB
1 0,566 0,5386 0,87304 0,20416
2 0,566 0,5386 0,87304 0,20416
3 0,468 0,5386 0,87304 0,20416
4 0,468 0,5386 0,87304 0,20416
5 0,53 0,5386 0,87304 0,20416
6 0,534 0,5386 0,87304 0,20416
7 0,52 0,5386 0,87304 0,204168 0,478 0,5386 0,87304 0,20416
9 0,98 0,5386 0,87304 0,20416
10 0,474 0,5386 0,87304 0,20416
11 0,548 0,5386 0,87304 0,20416
12 0,532 0,5386 0,87304 0,20416
13 0,534 0,5386 0,87304 0,20416
14 0,524 0,5386 0,87304 0,20416
15 0,524 0,5386 0,87304 0,20416
16 0,512 0,5386 0,87304 0,20416
17 0,484 0,5386 0,87304 0,20416
18 0,482 0,5386 0,87304 0,20416
19 0,482 0,5386 0,87304 0,20416
20 0,518 0,5386 0,87304 0,20416
Total 10,772
Rata an 0,5386
BKA 0,87304
BKB 0,20416
Regression output :
Constant : 0,560610Std Err of Y Est : 0,111480
R Squared : 0,012894
No. of observations : 20
Degrees of freedom : 18
X Coefficient (s) : -0,00209
Std Err of Coef : 0,004323
Grafik 1. Peta kendali x- Bar baja St37
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa baja St37
mempunyai kadar karbon rendah. Dari garis vertikal
pada titik awal mendekati karbon 0,8% dan terendah
mendekati karbon 0,4%. Dari garis horizontalterdapat 20 titik yang mempunyai titik puncak
terendah 7 titik. Sedangkan yang tertinggi mencapai
3 titik. Oleh karena itu rata-rata karbon pada grafik
tersebut cenderung mendekati 0,6%.
Pengendalian kualiatas untuk St42Sampelgroup
Kadar karbon
Rataan BKA BKB
1 0,672 0,588901 0,777778 0,400024
2 0,402 0,588901 0,777778 0,400024
3 0,566 0,588901 0,777778 0,400024
4 0,556 0,588901 0,777778 0,400024
5 0,632 0,588901 0,777778 0,400024
6 0,602 0,588901 0,777778 0,400024
7 0,682 0,588901 0,777778 0,400024
8 0,644 0,588901 0,777778 0,400024
9 0,628 0,588901 0,777778 0,400024
10 0,628 0,588901 0,777778 0,400024
11 0,566 0,588901 0,777778 0,400024
12 0,612 0,588901 0,777778 0,400024
13 0,634 0,588901 0,777778 0,400024
14 0,642 0,588901 0,777778 0,400024
15 0,576 0,588901 0,777778 0,400024
16 0,574 0,588901 0,777778 0,400024
17 0,572 0,588901 0,777778 0,400024
18 0,498 0,588901 0,777778 0,400024
19 0,556 0,588901 0,777778 0,400024
20 0,572 0,588901 0,777778 0,400024
Total 11,77802
Rataan 0,588901
BKA 0,777778
BKB 0,400024
Regresion output:
Constant : 0,594286
Std Err of Y Est : 0,062959
R Squared : 0,002446
No. of observations : 20
Degrees of freedom : 18
X Coefficient (s) : -0,00051
Std Err of Coef. : 0,002441
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa baja St42
mempunyai kadar karbon rendah. Dari garis vertikal
paa titik awal mendekati karbon 0,7% dan terendah
mendekati karbon 0,3%. Dari garis horizontal
terdapat 20 titik yang mempunyai titik puncak
terendah 3 titik. Sedang yang tertinggi mencapai 4titik. Oleh karena itu rata-rata karbon pada grafik
tersebut cenderung mendekati 0,7%.
Pengendalian kualitas untuk amutiteSampel
group
Kadar
karbon
Rataan BKA BKB
1 0,769 0,9233 1,272203 0,574397
2 1,072 0,9233 1,272203 0,574397
3 1,072 0,9233 1,272203 0,574397
4 0,866 0,9233 1,272203 0,574397
5 0,923 0,9233 1,272203 0,574397
6 0,923 0,9233 1,272203 0,574397
7 0,824 0,9233 1,272203 0,574397
8 0,968 0,9233 1,272203 0,574397
9 1,022 0,9233 1,272203 0,574397
10 1,022 0,9233 1,272203 0,574397
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
7/9
Analisa Persentase Kandungan Karbon pada Logam Baja (Rusmardi)
41
11 1,114 0,9233 1,272203 0,574397
12 0,746 0,9233 1,272203 0,574397
13 0,823 0,9233 1,272203 0,574397
14 0,954 0,9233 1,272203 0,574397
15 0,968 0,9233 1,272203 0,574397
16 0,812 0,9233 1,272203 0,574397
17 0,994 0,9233 1,272203 0,57439718 0,746 0,9233 1,272203 0,574397
19 0,856 0,9233 1,272203 0,574397
20 1,002 0,9233 1,272203 0,574397
Total 18,466
Rata an 0,9233
BKA 1,272203
BKB 0,574397
Regresion output:
Constant : 0,952810
Std Err of Y Est : 0,116301
R squared : 0,021119
No. of observations : 20
Degrees of freedom : 18
X coefficient (s) : -0,00281Std Err of Coef. : 0,004509
Grafik 2. Peta kendali x- Bar baja amutite
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa amutite
mempunyai kadar karbon tinggi. Dari garis veritkal
pada titik awal mendekati karbon 1,2% dan terendah
mendekati karbon 0,7%. Dari garis horizontalterdapat 20 titik yang mempunyai titik puncak
terendah 5 titik. Sedang yang tertinggi mencapai 5
titik. Oleh karena itu rata-rata karbon pada grafik
tersebut cenderung mendekati 1,2%.
Pengendalian kualiatas untuk SPK-5
Samplegroup Kadar karbon Rataan BKA BKB
1 1,67 1,7235 1,958322 1,488678
2 1,76 1,7235 1,958322 1,488678
3 1,6 1,7235 1,958322 1,488678
4 1,76 1,7235 1,958322 1,488678
5 1,76 1,7235 1,958322 1,488678
6 1,76 1,7235 1,958322 1,488678
7 1,6 1,7235 1,958322 1,488678
8 1,82 1,7235 1,958322 1,488678
9 1,64 1,7235 1,958322 1,488678
10 1,64 1,7235 1,958322 1,488678
11 1,75 1,7235 1,958322 1,488678
12 1,81 1,7235 1,958322 1,488678
13 1,61 1,7235 1,958322 1,488678
14 1,63 1,7235 1,958322 1,488678
15 1,75 1,7235 1,958322 1,48867816 1,22 1,7235 1,958322 1,488678
17 1,82 1,7235 1,958322 1,488678
18 1,75 1,7235 1,958322 1,488678
19 1,86 1,7235 1,958322 1,488678
20 1,76 1,7235 1,958322 1,488678
Total 36,42
Ra taan 1,7235
BKA 1,958322BKB 1,488678
Regresion output:
Constant : 1,678578
Std Err of Y Est : 0,078274
R squared : 0,099395 No. of observations : 20
Degrees of freedom : 18
X coefficient (s) : 0,004278
Std Err of Coef. : 0,003035
Grafik 3. Peta kendali x- Bar baja SPK-5
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa SPK-5
mempunyai kadar karbon tinggi. Dari garis vertikal pada titik awal mendekati karbon 1,9% dan terendah
mendekati 1,6%. Dari garis horizontal terdapat 20
titik yang mempunyai titik puncak terendah 4 titik.
Sedang yang tertinggi mencapai 7 titik. Oleh karena
itu rata-rata karbon pada grafik tersebut cenderung
mendekati karbon 1,8%.
Baja St37 tersebut diatas termasuk digolongkan baja
hypoetektoid (% C < 0,83). Sebagai contoh pada bajaSt37 dengan kadar karbon 0,5386% C dapat dilihat
pada gambar diatas. Paduan ini akan mulai membeku
pada daerah perbatasan austenit dengan ferrite
dengan membentuk inti ferrite delta, yang nanti akan
tumbuh menjadi dendrit ferrite delta. Terbentuknyainti-inti ferrite pada batas bulir austenit akanmempengaruhi keadaan austenit sendiri. Austenit
pada paduan ini mengandung 0,25%C sedang ferrite
ini hanya mampu melarutkan sedikit karbon. Karena
itu austenit yang akan menjadi ferrit harus
mengeluarkan karbonnya sehingga sisa austenit akanmenjadi lebih kaya karbon.
Untuk baja St42 tidak jauh berbeda enan baja St37.
Komposisi karbon St42 0,588% dapat dilihat pda
gambar berikut ini. Komposisinya berdekatan denga
baja St37. austenit akan semakin berkurang hingga
nampak gambar bulir-bulirnya yang warna hitam persentasenya semakin padat. Kondisi seperti ini
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
8/9
urnal Teknik Mesin Vol. 3, No.1, Juni 2006 ISSN 1829-8958
42
disebabkan perubahan temperatur semakin kecil pada
saat peleburan baja, sehingga akan terbentuk ferritesemakin banyak. Kekurangan karbon pada austenit
akan menyebabkan terjadinya komposisi eutektoid.
Sisa austenit ini selanjutnya akan mengalami reaksi
eutektoid menjadi pearlite. Jadi paduan akan terdiridari ferrite dan pearlite. Pada baja amutite kadar
karbon 0,923%. Bentuk bulir-bulirnya berwarnahitam semakin banyak bila dibandingkan dengan baja
St42. Hal ini disebabkan selesainya reaksi eutektoid
ferrit dan pearlite. Berikutnya bentukan pearlite lebih
dominan dan akan ada perubahan lain yaitu akan
mendekati terjadinya cementite sehingga akan
membentuk gambar bulir-bulir warna hitam semakin banyak. Perubahan ini disebabkan karbon yang
keluar dari ferrite akan berupa cementite. Perubahan
dari baja amutite menjadi SPK-5 yang mencapai
kadar karbon 1,723% akan melalui proses di
temperatur eutektoid bulir austenit bertranformasi,sehingga strukturnya berupa pearlite yang terbungkusoleh jaringan cementite. Gambar berikut
memperlihatkan struktur mikro hypoeutektoid.
Tampak bulir-bulir kristal pearlite dikelilingi lapisan
cementite. Warna putih seperti bulat-bulat adalah
cementite yang mengelilingi pearlite. Keberadaan
cementite lebih dominan bila dibandingkan pada baja
amutite.
Ferrite pearlite
Gambar 2. Struktur mikro frrite dan pealite baja St37
Ferrite pearlite
Gambar 3. Struktur mikro ferrite dan pearlite baja St42
Ferrite pearlite
Gambar 4. Struktur mikro ferrite dan paerlite pada baja
amutite
Ferrite pearlite
Gambar 5. Struktur mikro pearlite dan cementite pada bajaSPK-5
4.3 Pembahasan
Baja ferrite disebut juga besi alpha (α) yang terdapat
pada temperatur 16700
F. Struktur kristal BCC
terdapat diatas temperatur 13330F, perlu diketahui
bahwa besi bersifat non magnetic pada temperatur
antara 14200
dan 16700F. Ferrite merupakan larutan
padat karbon dalam besi alpha. Ferrite merupakan
komponen yang paling lunak dari baja dan sangat
ductile.
Baja pearlite membentuk struktur lamellar. Keadaan
ini disebabkan adanya karbon yang berdifusi keluar
dari austenit membentuk plat cementite dan sisakarbon dalam austenit akan membentuk ferrite
selama pendinginan berlangsung. Kondisi ini akan
menyebabkan pearlite mempunyai sifat fisik antara
cementite dan ferrite (sangat keras dan sangat lunak).
Pearlite ini akan terbentuk jika besi mengandung
0,83% karbon. Karbon dan besi dalam jumlah yang pasti diperlukan untuk membentuk cementite.
Demikian pula dengan pearlite membutuhkancementite dan ferrite dalam jumlah yang pasti.
Pearlite akan terbentuk jika persentase kadar karbon
dapat memperoleh sejumlah cementite yang
diperlukan. Jika jumlah karbon tidak mencukupi
yang berarti kurang dari 0,83%, karbon dan besi akan
berkombinasi membentuk cementite sampai semua
karbon diserap. Cementite ini akan berkombinasi
dengan sejumlah ferrite untuk membentuk pearlite.
Sedangkan sisa ferrite masih tetap ada yang disebut
dengan proeutectoid ferrite. Pearlite dan proeutectoid
ferrite disebut dengan hypotectoid. Apabila jumlah
karbon lebih dari 0,83% dalam austenit maka pearlite
akan terbentuk dan kelebihannya akan membentuk cementite. Cementite yang berlebih ini akan
menempati batas bulir yang disebut sebagai
proeutectoid cementite. Strukturnya yang terdiri dari
pearlite dan proeutecyoid cementite disebut dengan
hypereutectoid.
Baja cementite merupakan komponen yang paling
keras dan sangat rapuh dalam baja. Cementite
mempunyai kandungan karbon 6,67%, cementite bisaditemukan dalam pearlite dan juga pada batas bulir.
Struktur kristal dari cementite adalah orthorhombic.
Ditinjau dengan metode statistik yaitu dengan cara
standar deviasi maka baja St37 jumlah kadar karbon
8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB
9/9
Analisa Persentase Kandungan Karbon pada Logam Baja (Rusmardi)
43
rata-rata 0,53% sedangkan batas kontrol atas
mencapai 0,87% dan batas bawah 0,2%. Kondisi
seperti tersebut dapat digolongkan persentase karbon
rendah. Baja St42 jumlah kadar karbon rata-rata
0,58% sedangkan batas kontrol atas mencapai 0,77%
dan batas kontrol bawah 0,4%. Kondisi sepertitersebut sama seperti baja St37. Baja amutite jumlah
kadar karbon rata-rata 0,92% sedangkan batas
kontrol atas mencapai 1,27% dan batas kontrol
bawah 0,57%. Kondisi seperti tersebut diatas dapat
digolongkan persentase karbon tinggi. Pada baja
SPK-5 jumlah kadar karbon rata-rata 1,72%
sedangkan batas kontrol atas mencapai 1,95% dan
batas kontrol bawah 1,48%. Kondisi seperti tersebut
diatas dapat digolongkan persentase karbon tinggi.
Gambar 6. Struktur mikro baja dari berbagai kadar karbon
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan
persentase baja karbon hasil uji mulai dari baja
karbon rendah sampai karbon tinggi nilainya bervariasi. Untuk baja St37 dan St42 digolongkan
kadar karbon rendah (hypoeutectoid) setelah diteliti
didapatkan nilai karbon St37 (0,468- 0,574)% dan St
42 (0,402-0,682)% dari grafik cementite (0,008 -
0,83)% baja tersebut sudah cukup ideal bila
digunakan untuk alat-alat perkakas. Tegangan
tariknya mempunyai nilai (370-420) N/nm2.
Kekerasannya bisa mencapai 90 Hrb. Untuk baja
amutite dan SPK-5 setelah diteliti didapatkan nilai
karbon (0,746-1,114)% dan (1,6-1,86)%. Kedua
logam karbon baja tersebut mampu untuk dikeraskan,
hingga disebut juga baja potong. menurut bentuk
bulir-bulir pda baja St37 dna St42 tidak berbeda jauhkarena keberadaannya sangat dekat sekali. Melihat
dari hasil perubahan struktur mikro yang terdiri dari
ferrite, yang sangat lunak dan ulet, dan sedikit
pearlite yang sifatnya lebih kuat. Tentu mudah
dimengerti bahwa kekuatan dan kekerasannya akanrendah. Bentuk bulir pada baja amutite dikategorikan
daerah baja karbon tinggi. Karena struktur mikro
yang nampak jumlah pearlitenya banyak sedang
struktur ferrite semakin berkurang. Struktur pearlite
tersebut sedikit dilapisi oleh cementite perubahan
bentuk yang demikian tentu akan bertambah kadar karbon, juga kekuatan dan kekerasan akan bertambah
pula. Bentuk bulir pda baja SPK-5 termasuk baja
karbon tinggi dan lebih tinggi dari baja amutite. Pada
baja amutite strukturnya terdiri dari pearlite dan
cementite. Kecenderungan struktur cementite
semakin banyak dibandingkan pearlite, dapat
dikatakan terletak pada titik transisi pada daerah besi
tuang. Batasan baja karbon maksimum komposisinya2%C diatas nilai ini sudah termasuk daerah besi
tuang. Dengan semakin banyak struktur cementite
maka kekerasan baja SPK-5 akan lebih tinggi, tetapi
kekuatannya semakin menurun dibandingkan baja
hypeitectoid.
5.2 Saran
Hasil penelitian ini masih dapat dikatakan tahap awal
sehingga masih dapat dilaksanakan penelitian yang
lain yang lebih lengkap dan rinci terutama untuk
bahan logam. Walaupun penelitian ini belum dapat
dikatakan sempurna namun dapat dipakai sebagai
petunjuk awal bagi para peneliti berikutnya.Peralatan untuk penelitian berikutnya diharapkan
akan semakin canggih sehingga didapatkan hasil
komposisi kadar karbon yang lebih akurat.
PUSTAKA
1. Beumer, B.J.M, B.S, Anwir Matondang, Ilmu
bahan logam jilid I , Jakarta, PT. Bharata Karya,
1978.
2. E, Paul De Garmo, aterial and processes in
manufacturing , New York, Mc Millan
Publishing Co. Inc, 1979.
3. H. W, Pollack , aterial science and metalurgi,Virginia, Reston publishing Co.Inc, 1981.
4. G, E Dieter, Djaprie, Sriati, etalurgi
ekanik , Jakarta, Erlangga, 1988.
5. Jutz, Scharkus, Westermen table for the metal trade, New Delhi, Estern Ltd, 1985.