Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    1/9

    ANALISA PERSENTASE KANDUNGAN KARBON

    PADA LOGAM BAJA

    Rusmardi (1) Feidihal(1)

    (1)

    Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang

    ABSTRAK 

    Seleksi mutu bahan logam dalam kegiatan manufacturing dan konstruksi sangat

    dibutuhkan. Untuk menjamin persaingan di pasaran terutama mutu dan harga logam perlu

    diadakan penelitian yang menyangkut pengolahan bahan dasar menjadi bahan jadi. Adanya

    standardisasi mutu logam dna struktur logam semakin lebih terjamin mutu logam yang akan

    di pasarkan. Salah satu alternatif yang digunakan untuk menentukan jumlah karbon pada

     baja adalah photografis yang berguna untuk melihat bulir-bulir baja yang besar dan yang

    kecil. Pada penelitian ini digunakan baja St37, St42, Amutite dan SPK-5. metoda yang

    digunakan pada percobaan untuk menentukan kadar persentase karbon maka digunakan

    metoda observasi berdasarkan perbedaan bunyi saat baja dipukul dan kilapan baja. baja

    St37 dan St42 digolongkan kadar karbon rendah (hypoeutectoid) setelah diteliti didapatkannilai karbon St37 (0,468- 0,574)% dan St 42 (0,402-0,682)% dari grafik cementite (0,008 -

    0,83)% baja tersebut sudah cukup ideal bila digunakan untuk alat-alat perkakas. Tegangan

    tariknya mempunyai nilai (370-420) N/nm2. Kekerasannya bisa mencapai 90 Hrb. Untuk 

     baja amutite dan SPK-5 setelah diteliti didapatkan nilai karbon (0,746-1,114)% dan (1,6-

    1,86)%. Persentase kadar karbon pada baja berbeda jumlahnya masing-masing. Semakin

     banyak kadar karbon maka sifat baja semakin keras.

    ABSTRACT 

    Selection quality of metal materials in activity of construction and manufacturing very is

    required. To guarantee emulation in marketing especially quality of and metal price

    require to be performed a research which concerning processing of elementary materials

    become materials become. Existence of standardization quality of metal of dna metal 

     structure progressively more well guaranted quality of metal to in marketing. One of thealternative used to determine the amount of carbon at steel is photografis which good for 

     seeing small and big steel seeds. At this research is used by steel of St37, St42, Amutite and 

    of SPK-5. method used at attempt to determine rate percentage of carbon hence used by

    observation method pursuant to difference of steel moment sound beated and steel Iustre.

    become militant St37 and of St42 classified by low carbon rate ( hypoeutectoid) after 

    checked to be to be got by carbon value of St37 ( 0,468- 0,574)% and St 42 (0,402-0,682)%

     from graph of cementite ( 0,008 - 0,83)% the steel have ideal enough if used for the

    appliances of tool. Interesting tension of him have value (370-420) N / nm2. Its hardness

    can reach 90 Hrb. For the steel of and amutite of SPK-5 after checked to be to be got by

    carbon value ( 0,746-1,114)% and (1,61,86)%. Percentage of carbon rate at steel differ its

    amount each. More and more carbon rate hence nature of steel getting louder.

    Keywords : manufacturing, quality control, hypoetectoid, carbon, metal 

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang dan Masalah

    Dengan perkembangan teknologi yang semakin

    maju, didalam maupun di luar negeri terutama pada

    negara-negara industri maupun negara maju. DiIndonesia merupakan negara sedang berkembang dan

     berusha mengejar ketinggalannya dari negara

    industri, terutama industri logam yang sangat sulit

    untuk mengejarnya, berbagai cara Indonesia untuk 

    meningkatkan pengetahuan dan ilmu bidang bahan

    terutama logam, terutama dengan menyekolahkan ke

    luar negeri, pelatihan, seminar maupun penelitian.

    Logam-logam yang sudah beredar di Indonesia

    sebagian bisa diproduksi sendiri dan sebagian pula

     belum bisa diproduksi sendiri. Untuk baja kualitas

    tertentu Indonesia masih mengimpor dari negara lain

    terutama negara industri maju. Bahan baku dariIndonesia belum memenuhi, untuk memenuhi target

     produksi logam perlu didatangkan dari luar negeri.

    Seleksi mutu bahan baku tersebut sangat oenting,

    mengingat perkembangan pabrik dan konstruksi

    logam sangat dibutuhkan sekali. Untuk menjamin

     persaingan dipasaran terutama mtu dan harga logam perlu diadakannya penelitian yang menyangkut

     pengolahan bahan dasar menjadi bahan jadi. Untuk mendapatkan hasil produksi logam bermutu tinggi

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    2/9

    urnal Teknik Mesin Vol. 3, No.1, Juni 2006 ISSN 1829-8958

    36

     perusahaan telah berupaya bekerjasama dengan

    lembaga-lembaga penelitian, riset dan teknologi.Hingga penelitiannya tidak hanya meliputi yang

    makro tapi yang lebi penntin pula adalah yang mikro.

    Khususnya penelitian yang mikro ini sekarang telah

     banyak perkembangannya. Sampai-sampaidepartemen industri telah mengeluarkan edaran

    Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan adanyastandar tersebut mutu logam dan struktur semakin

     baik.

    Kesulitan menyeleksi logam ferro (baja dan besi)

    untuk pemakaiannya. Sering dijumpai untuk 

    menentukan spesifikasi pemakaian kadangkala

    terbalik. Pemakaian yang dimaksud tersebut adalah

    untuk baja konstruksi dan baja perkakas.

    Penggolongan itu perlu dibuat batasan baja karbon

    tinggi dan baja karbon rendah. Kesulitan selanjutnya

     belum dimilikinya peralatan dengan kepersisian

    tinggi untuk membedakan yang mana baja karbon

    rendah dan baja karbon tinggi. Salah satu alternatif 

    yang digunakan untuk menentukan jumlah karbon

     pada baja adalah dengan photografis. Dengan

    alternatif ini akan tampak perbedaan setiap butir yang

     besar dan yang kecil. Perbedaan itu sangat membantu

    untuk menyeleksi spesifikasi logam baja.Pada permasalahan ini dibatasi pada benda baja St37,

    St42, Amutite dan spesial K-5 buatan Bohler daru

    Jerman Barat, sedangkan pengaruh lainnya tidak ada.

    1.2 Ruang Lingkup

    Pada ilmu bahan membahas tentang berbagai jenis bahan, seperti bahan logam dan non logam,

     pembahasannya mulai dari asal bahan-bahan tersebut

    sampai pemakaiannya. Untuk selanjutnya yang

    diperhatikan pada logam, dan logam tersebut dibagi

    menjadi bermacam-macam, tetapi pada garis

     besarnya ada logam ferro dan non ferro dengan paduannya. Pada logam ferro dengan paduannya ada

     beberapa jenis yaitu baja lunak dan baja keras.

    Penggunaan baja lunak seperti untuk konstruksi

    kendaraan, konstruksi jembatan, baut, mur, dll. Baja

    keras digunakan juga seperti poros, roda gigi, pasak,alat-alat perkakas dll. Pada bahasan ini yang

    diperhitungkan kabron pada mikrografis.

    1.3 Metoda Pendekatan

    Metoda pendekatan dalam penelitian ini adalah

    metoda percobaan dan metoda observasi. Metoda percobaan digunakan sewaktu mencoba

    melaksanakan proses pennetuan jumlah karbon. Dan

    metoda observasi digunakan sewaktu membedakan

     bunyi saat baja dipukul dan warna baja mengkilap

    atau tidak mengkilap.

    1.4 Tujuan

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah

    kadar karbon pada baja dan untuk mengetahui bentuk-bentuk bulir pada logam baja.

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para

    operator sebagai masukan untuk bahan pertimbangandalam proses pemilihan baja karbon.

    2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pendahuluan

    Pada baja yang terdiri dari unsur karbon saja biaanya

    ada pula unsur-unsur lainnya yang ikut dalam baja,umumnya disebut baja paduan. Baja paduan ini

    terdiri dari kromium, mangan, silisium, nikel,

    wolfram, molibdin, titanium, vanadium, dan unsur-

    unsur lainnya.

    Baja paduan dapat diklasifikasikan sesuai dengan

    komposisi, struktur, dan penggunaan.

    a. Baja paduan berdasarkan komposisi :

    Berdasarkan komposisi, baja paduan dapat dibagi

    menjadi dua bagian, yaitu :

      Baja tiga komponen

      Baja empat komponen b. Baja paduan berdasarkan struktur :

    Berdasarkan strukturnya, baja paduan dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut :

     Baja Ferrite, terdiri dari sejumlah besar 

    unsur pemadu Cr, W, dan Si tetapi

    karbonnya rendah dan tidak dapat

    dikeraskan.

     Baja Pearlite, didapat jika unsur-unsur 

     paduan relatif kecil maksimum 5% dan baja

    ini mampu dimesin, sifat mekaniknya

    meningkat oleh kekerasan.  Baja Martensit, baja ini unsurpemadunya

    lebih dari 5%, sangat keras sukar dimesin.

     Baja Autensit, terdiri dari 10% : 30 % unsur 

     pemadu tertentu Ni, Mn dan Co misalnya

     baja tahan karat stainless steel, non magnetis

    dan baja tahan panas.

     Baja Ledeburit atau karbit, terdiri dari

    sejumlah karbon dan unsur-unsur  

     pembentuk karbit, yaitu Cr, W, Mn, Ti, Zr.

    c. Baja paduan berdasarkan penggunaan :

    Berdasarkan penggunaannya baja dapat

    diklasifikasikan menjadi 3 bagian yang pokok, yaitu :

      Baja konstruksi, baja ini dapat dibedakanmenjadi 3 bagian yaitu : baja paduan

    rendah, maksimum 2%, baja paduan

    menengah 2 % : 5% dan baja paduan

    tinggi lebih dari 5%. Persentase kadungankarbon baja konstruksi ini adalah lebih

    kurang 0,3% : 0,83%

      Baja perkakas, baja ini dipakai untuk alat

     pemotong, persentase kandungan

    karbonnya lebih kurang 0,84% : 2%.

      Baja dengan sifat fisik khusus, baja inidipakai pada hal-hal yang khusus misalnya

    : baja tahan karat, baja tahan panas, baja

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    3/9

     Analisa Persentase Kandungan Karbon pada Logam Baja (Rusmardi)

    37

    tahan pakai suhu tinggi, paja paduan

    istimewa.

    2.2 Pengaruh unsur karbon terhadap baja

    Sifat dari logam baja unsur-unsur yang dikandung

    akan mempengaruhi sifat keuletan dan kekerasan.Unsur-unsur untuk baja antara lain, nikel, phospor,

    silikon, mangan, kromium, molybdenum, vanadium,

    wolfram, belerang dan karbon.

    Unsur karbon (C) pada baja merupakan unsur utama

    yang terdapat dalam besi sehingga disebut baja.

    Unsur karbon dapat membuat baja menjadi keras dan

    rapuh. Sifat keras dan lunak utnuk baja tergantung

     persentase karbon, semakin tinggi komposisinya

    semakin kuat dan rapuh, dan semakin rendah

    komposisinya baja akan semakin lunak dan elastis.

    2.3 Baja karbon

    Baja karbon adalah suatu baja yang mengandungkarbon sampai maksimum 2%. Baja karbon ini dapat

    dibagi atas 3 bagian, yaitu :

    a. Baja karbon rendahBaja karbon rendah (mild steel) mengandung karbon

    antara 0,008% - 0,3% C. Setiap satu ton baja karbon

    rendah mengandung 10 – 30 kg karbon. Baja karbon

    ini dalam perdangangan dibuat dalam bentuk plat-

     plat baja, baja strip dan baja batang atau progil.

    Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon rendah dapat digunakan atau

    dijadikan baja-baja sebagai berikut:

      Baja karbon rendah yang mengandung0,008 % - 0,10% C dijadikan baja-baja plat

    atau strip.

      Baja karbon rendah yang mengandung

    0,05 % C digunakan untuk keperluan

     badan-badan kendaraan. Baja ini

    mempunyai kekuatan tarik kira-kira 40 kg

    mm-2

    .

      Baja karbon rendah yang mengandung0,15% - 0,25% C digunakan untuk 

    kosntruksi jembatan, bangunan atau

    dijadikan baja-baja konstruksi.

      Baja karbon rendah yang mengandung

    0,20% - 0,30% C digunakan untuk membuat baut-baut dan paku-paku keling

    atau untuk keperluan konstruksi.

    Baja karbon rendah ini mempunyai sifat yang mudah

    dikerjakan dengan mesin ataupun ditempa dan karena

    itu baja karbon ini disebut juga baja tempa atau baja

    mesin atau baja alat-alat perkakas.

     b. Baja karbon sedang (medium)

    Baja karbon ini mengandung karbon antar 0,30% -

    0,60%C. Setiap ton baja karbon ini mengandung

    karbon antara 30 – 60 kg. Baja karbon ini banyak 

    digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian- bagian mesin. Berdasarkan jumlah karbon yang

    terkadnung dalam baja, maka baja karbon ini dapat

    digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :

      Mengandung 0,40% C digunakan untuk 

    keperluan industri kendaraan misalnya

    untuk bahan membuat baut-baut atau mur-

    mur, poros engkol, batang-batang torak atau poros-poros dan lain sebagainya.

      Mengandung 0,50% dipergunakan untuk 

    membuat roda-roda gigi, martil, clamp

    (alat penjepit).

      Mengandung 0,55% - 0,60% C

    dipergunakan untuk membuat pegas-

     pegas.

    c. Baja karbon tinggi (HCS)

    Baja karbon ini mengandung karbon antara 0,70% -

    1,30% (70 – 130 point) dan setiap 1 ton mengandung

    karbon antara 70 – 130 kg. Baja karbon ini banyak 

    dipergunakan untuk pekerjaan – pekerjaan yangmengalami panas ( heat treartment). Berdasarkan

     jumlah karbon yang terkandung di dalam baja, maka

     baja karbon ini dapat digunakan untuk hal-hal

    sebagai berikut :

      Mengandung kira-kira 0,95% C

    dipergunakan untuk keperluan pembuatan

     pegas-pegas, alat-alat perkakas seperti

     paron/landasan, palu/martil, gergaji, dan

    alat-alat/pahat-pahat potong.

      Mengandung karbon 1% - 1,5%

    dipergunakan untuk keperluan pembuatan

    kikir, pisau-pisau cukur, mata-mata gergaji

    dan bola-bola untuk bantalan bola.

    2.4 Baja campuran ( alloy steel)

    Baja campuran adalah hasil penambahan unsur-unsur 

    lain di dalam baja karbon yang akan mempengaruhi

    sifat-sifat kekerasan, keliatan (elastis) keadaan

     pembekuan dan komposisi kimia daripada baja

    karbon, sehingga membuat baja karbon berkualitas

    tinggi. Penambahan unsur-unsur didalam baja karbon

    dapat dilakukan dengan satu unsur atau lebih

    tergantung daripada karakteristik atau sifat-sifat baja

    karbon yang dibuat. Unsur-unsur yang ditambahkan

    adalah nikel, krom, mangan, silikon, tungsten,vanadium, molyden, cobalt. Penambahan unsur-unsur tersebut membuat sifat-sifat dan karakteristik baja

    karbon sebgai berikut:

      Baja nikel

    Penambahan unsur nikel pada baja karbon akan

    membuat sifat baja karbon menjadi bertambah liat

    dan kuat, dan mecegah terhadap karat (tahan karat).

      Baja krom

    Penambahan unsur krom pada baja karbon membuat

    sifat baja karbon bertambah liat, keras dan tahan aus.

    Untuk membuat peralatan seperti roda-roda gigi dan poros-poros seringkali ditambahkan unsur nikel

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    4/9

    urnal Teknik Mesin Vol. 3, No.1, Juni 2006 ISSN 1829-8958

    38

    sehingga menjadi baja krom nikel. Baja campuran ini

    kekuatannya sangat baik dna tahan karat.

      Baja mangan

    Penambahan unsur mangan ini membuat hasil

     pekerjaan menjadi lebih baik (bersih) dan jugamenambah kekuatan dan ketahana panas daripada

     baja karbon.

      Baja tungsten

    Penambahan unsur tungsten ini akan menjadi sangat

     baik bila ditambahkan pula dengan unsur krom,

    vanadium, molybden atau mangan untuk dijadikan

     baja potong cepat (HSS) yang pergunakan untuk 

     pahat potong (cutting tools). Baja tungsten terhadap

     panas yang tinggi pada waktu pekerjaan memotong

     bahan cukup baik.

      Baja molybdenPenambahan unsur molybden ini membuat baja

    karbon menjadi lebih liat dan menambah tinggi

    kekuatan baja. Salah satu campuran baja potongcepat (HSS) terbuat dari baja molybdenum, sehingga

     baja tetap liat pada temperatur yang tinggi.

      Baja vanadium

    Penambahan dengan unsur vanadium ini

    memperbaiki bulir-bulir baja menjadi halus. Apabila

    dengan krom membuat baja karbon menjadi bajakrom vanadium dan membuat baja menjadi lebih

    kuat dan lebih tahan terhadap keausan. Baja karbon

    vanadium sangat baik dipakai untuk membuat roda-

    roda gigi dan batang penggerak serta poros engkol.

      Baja kobalt

    Dengan penambahan unsur kobalt ini membuat sifat

     baja menjadi keras, tahanpanas dan tahan keausan.

    Baja kobalt sangat banyak dipergunakan untuk 

    konstruksi pesawat terbang atau konstruksi-

    konstruksi yang tahan panas.

    2.5 Baja alat-alat perkakasBaja alat-alat perkakas ini adalah sangat luas dalam

     pemakaiannya. Baja ini mengandung karbon antara

    0,85 % - 0,95% dan baja alat-alat perkakas ini biasanya dicampur dengan sedikit vanadium. Baja ini

    dapat dipergunakan untuk ujung alat-alat potong

    seperti mata bor, reamer, pisau frais (milling cutter)dan mata-mata pahat.

    Baja ini setelah dicampur dengan unsur-unsur lain

    dapat dijadikan baja potong cepat (HSS) yang dapat

    membuat pernyataan atau pemakanan yang lebih

    tebal (dalam) pada kecepatan yang tinggi dan dalam

    waktu yang lama. Adapun baja ini mempunyai

    kemampuan demikian karena baja ini mempunyai

    kesanggupan mempertahankan kekerasan pada suhu

    yang tinggi dan tahan terhadap gesekan yang tinggi.

    a. Baja widia

    Baja ini mempunyai campuran unsur-unsur karbon,

    kobalt, silisium,titanium, dan wolfram. Dengan baja

    widia dapat dipakai bekerja secara terus menerus

    dengan kecepatan potong yang tinggi. Tenaga

    kerasnya tinggal tetap sampai pada suhu kira-kira

    9000

    C. Pemakaian baja widia disambungkan pada

    ujung pahat sebagai mata potong.

     b. Baja intan (diamond steel)

    Baja intan merupakan bahan pemotong yang paling

    keras, dipakai untuk membentuk permukaan batu

    gerinda yang telahdipakai, untuk memotong kaca dan

    untuk memotong baja-baja keras lainnya. Pemakaian

     baja intan dengan jalan disambungkan pada ujung

     pahat secara elektris.

    c. Baja tahan karat ( stainless steel )

    Baja tahan karat ini bersifat memberikan perlawanan

    terhadap karat. Untuk membuat baja tahan karat

     perlu dicampur unsur krom kira-kira 12%. Ada tiga

     jenis baja tahan karat, yaitu : ferritic, martensitic, danaustesitic. Baja tahan karat ini banyak dipakai untuk 

    alat-alat kedokteran, alat-alat kendaraan dan alat-alat

    rumah tangga.

    2.6 Baja tuang

    Baja tuang mengandung karbon antara 2% - 4% dansifatnya tergantung dari kemurnian campuran unsur-

    unsur yang terbentuk didalamnya. Pembuatan baja

    tuang ini lebih mudah pengerjaannya akan tetapicepat rusak (patah), karena baja ini sangat rapuh dan

    getasserta tidak dapat dibentuk. Baja tuang ini sangat

     banyak dipergunakan untuk peralatan-peralatan bagian mesin seperti silinder blok dan tutup silinder 

    motor, badan (kerangka) mesin bubut, frais dan

    mesin bor. Baja tuang dimasukkan kedalam kotak 

    yang berisi serbuk Fe2O3, kemudian bdibakar dengan

    temperatur 9000

    C selama 7 – 10 hari. Sehingga

    terjadi pembebanan O2   dari Fe2   , O3,   dan O2   akan bersenyawa dengan C dari Fe3C. Akibat pembakaran

    ini kulit dari baja tuang akan menjadi lunak, sehingga

    dapat digunakan menjadi besi tuang yang dapat

    ditempa.

    Gambar 1. Fotomikro besi tuang zat hitam ( grafit )

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    5/9

     Analisa Persentase Kandungan Karbon pada Logam Baja (Rusmardi)

    39

    3 METODE PENELITIAN

    3.1 Alat yang digunakan

    1. Mesin potong adalah mesin untuk  

    memotong logam dengan bantuan batu

    gerinda.2. Plastik moulding (cetak plastik) adalah alat

    untuk mencetak pemegang logam.

    3. Mesin poles adalah alat untuk memoles

    hasil cetak plastik agar permukaan benda

     plastik rata dan halus.

    4. Kamera fotografis adalah alat untuk melihat

    mikro struktur logam dan memfoto

     permukaan logam.

    5. mesin cuci cetak film

    3.2 Rancangan penelitian

    Penelitian ini sifatnya percobaan atau eksperimen,sehingga perlu adanya tahapan-tahapan dalam

    menjalankan penelitian agar didapatkan hasil yang

    memuaskan. Tahapan-tahapan penelitian tersebut

    adalah sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan

    diteliti, pengembangan hipotesis sampai persiapan semua peralatan yang akan digunakan.

    2. Tahap penelitian yang diperlukan untuk 

    mengumpulkan data dengan didahului

     pembuatan sampel yang dipakai untuk 

     penelitian, yang paling utama adalah hasil

     pemolesan hingga sampai pada etsa. Setelah ituetsa logam tersebut akan mudah terlihat bulir-

     bulirnya. Berikutnya dilanjutkan dengan

     penyusunan data. Metoda pengumpulan data

    dimulai dari:

      Logam baja setelah dietsa di fotografiskansehingga akan terlihat bulir-bulir pada

     permukaannya.

      Pada saat gambar dipermukaan kelihatan

     jelas berikutnya difoto dengan film ASA

    100 warna hitam putih.

      Selanjutnya diafdruk ukuran postcard dan

    dihitung persentase warna hitam putihnya.

    3. Tahap analisis data. Pada tahap ini dilakukantabulasi data yang telah terkumpul, analisis data,

    interpretasi data, penarikan kesimpulan,

     penyusunan draf laporan penelitian sampai pada

    diskusi atau seminar.

    4. Tahap koreksi. Pada tahap ini semua data dan

    hasil penelitian dilakukan pemeriksaan dan

    koreksi.

    3.3 Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah logam baja yangsudah ada di toko-toko. Sedangkan untuk sampelnya

    adalah baja yang kandungan karbon 0,008% - 2%.

    Dipotong-poton dalam bentuk yang kecil lebih

    kurang 50mm sebanyak 20 buah, kemudian sampel

    tersebut dipotong, dicetak plastik, dipoles sehingga

    didapatkan permukaan yang rata dan halus.

    3.4 Prosedur penelitian

    1. potong logam dengan cara menjepitnya pada

    ragum, kemudian batu gerinda yang sedang

     berputar langsung diarahkan kebenda potong.

    Dibuat potongan-potongan kecil dengan ukuran

    5 x 5 x 4 mm atau seluas 100 mm2.

    2. cetak logam tersebut dengan cetak plastik 

    (plastic moulding). Yang dihasilkan dari

    cetakan ini adalah berupa benda kerja yang

     berbentuk lempeng pejal. Bagian tengah-tengah

    terdapat logam, sedang bagian pemegangnya

     berupa bahan plastik jenis bakelit warna hitam.3. lakukan pemolesan logam sebanyak tujuh kali

     pemolesan dengan menggunakan pemolesan

    dengan tahapan pemolesan sebagai berikut :

    tahap-tahap pemolesan:Urutan Jenis Amplas Kekasaran   No. Amplas

    1. Kertas gosok N8 120

    2. Kertas gosok N7 220

    3 Kertas gosok N6 320

    4. Kertas gosok N5 400

    5. Kertas gosok N4 600

    6. Kain bludru N3

    7. Kain sutra N2

    4. lihat mikro struktur logan dan foto permukaan

    logam dengan menggunakan camera fotografis.

    4 HASIL DAN BAHASAN

    4.1 Hasil penelitian

    Hasil penelitian jumlah kadar karbon pada masing-

    masing logam baja seperti tertera pada tabel berikut

    ini :

     No. St37 (%) St42 (%) Amutit(%)

    S P K – 5(%)

    1. 0,566 0,632 0,769 1,68

    2. 0,564 0,402 1,077 1,763. 0,468 0,566 1,077 1,6

    4. 0,468 0,556 0,846 1,76

    5. 0,530 0,632 0,923 1,76

    6. 0,534 0,602 0,923 1,76

    7. 0,520 0,682 0,824 1,60

    8. 0,478 0,644 0,968 1,82

    9 0,498 0,628 1,022 1,64

    10. 0,474 0,628 1,022 1,62

    11. 0,548 0,566 0,114 1,75

    12. 0,532 0,612 0,746 1,61

    13. 0,534 0,634 0,823 1,81

    14 0,574 0,642 0,954 1,63

    15. 0,524 0,576 0,968 1,75

    16 0,512 0,574 0,812 1,75

    17. 0,484 0,572 0,994 1,8218. 0,482 0,498 0,746 1,75

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    6/9

    urnal Teknik Mesin Vol. 3, No.1, Juni 2006 ISSN 1829-8958

    40

    19. 0,482 0,556 0,856 1,86

    20. 0,518 0,572 1,002 1,76

    Σ   10,772 11,77802 18,466 34,47

    Rata-

    rata

    0,5386 0,588901 0,9233 1,7235

    4.2 Pengolahan data

    Untuk mendapatkan data persentase karbon dari hasil

    eksperimen maka dikelompokkan satu persatu sesuai

    dengan tingkatan kadar karbonnya.

    Pengendalian kualitas untuk St37Sampel

    group

    Kadar 

    karbon

    Rataan BKA BKB

    1 0,566 0,5386 0,87304 0,20416

    2 0,566 0,5386 0,87304 0,20416

    3 0,468 0,5386 0,87304 0,20416

    4 0,468 0,5386 0,87304 0,20416

    5 0,53 0,5386 0,87304 0,20416

    6 0,534 0,5386 0,87304 0,20416

    7 0,52 0,5386 0,87304 0,204168 0,478 0,5386 0,87304 0,20416

    9 0,98 0,5386 0,87304 0,20416

    10 0,474 0,5386 0,87304 0,20416

    11 0,548 0,5386 0,87304 0,20416

    12 0,532 0,5386 0,87304 0,20416

    13 0,534 0,5386 0,87304 0,20416

    14 0,524 0,5386 0,87304 0,20416

    15 0,524 0,5386 0,87304 0,20416

    16 0,512 0,5386 0,87304 0,20416

    17 0,484 0,5386 0,87304 0,20416

    18 0,482 0,5386 0,87304 0,20416

    19 0,482 0,5386 0,87304 0,20416

    20 0,518 0,5386 0,87304 0,20416

    Total 10,772

    Rata an 0,5386

    BKA 0,87304

    BKB 0,20416

    Regression output :

    Constant : 0,560610Std Err of Y Est : 0,111480

    R Squared : 0,012894

     No. of observations : 20

    Degrees of freedom : 18

    X Coefficient (s) : -0,00209

    Std Err of Coef : 0,004323

    Grafik 1. Peta kendali x- Bar baja St37

    Pada grafik diatas menunjukkan bahwa baja St37

    mempunyai kadar karbon rendah. Dari garis vertikal

     pada titik awal mendekati karbon 0,8% dan terendah

    mendekati karbon 0,4%. Dari garis horizontalterdapat 20 titik yang mempunyai titik puncak 

    terendah 7 titik. Sedangkan yang tertinggi mencapai

    3 titik. Oleh karena itu rata-rata karbon pada grafik 

    tersebut cenderung mendekati 0,6%.

    Pengendalian kualiatas untuk St42Sampelgroup

    Kadar karbon

    Rataan BKA BKB

    1 0,672 0,588901 0,777778 0,400024

    2 0,402 0,588901 0,777778 0,400024

    3 0,566 0,588901 0,777778 0,400024

    4 0,556 0,588901 0,777778 0,400024

    5 0,632 0,588901 0,777778 0,400024

    6 0,602 0,588901 0,777778 0,400024

    7 0,682 0,588901 0,777778 0,400024

    8 0,644 0,588901 0,777778 0,400024

    9 0,628 0,588901 0,777778 0,400024

    10 0,628 0,588901 0,777778 0,400024

    11 0,566 0,588901 0,777778 0,400024

    12 0,612 0,588901 0,777778 0,400024

    13 0,634 0,588901 0,777778 0,400024

    14 0,642 0,588901 0,777778 0,400024

    15 0,576 0,588901 0,777778 0,400024

    16 0,574 0,588901 0,777778 0,400024

    17 0,572 0,588901 0,777778 0,400024

    18 0,498 0,588901 0,777778 0,400024

    19 0,556 0,588901 0,777778 0,400024

    20 0,572 0,588901 0,777778 0,400024

    Total 11,77802

    Rataan 0,588901

    BKA 0,777778

    BKB 0,400024

    Regresion output:

    Constant : 0,594286

    Std Err of Y Est : 0,062959

    R Squared : 0,002446

     No. of observations : 20

    Degrees of freedom : 18

    X Coefficient (s) : -0,00051

    Std Err of Coef. : 0,002441

    Pada grafik diatas menunjukkan bahwa baja St42

    mempunyai kadar karbon rendah. Dari garis vertikal

     paa titik awal mendekati karbon 0,7% dan terendah

    mendekati karbon 0,3%. Dari garis horizontal

    terdapat 20 titik yang mempunyai titik puncak 

    terendah 3 titik. Sedang yang tertinggi mencapai 4titik. Oleh karena itu rata-rata karbon pada grafik 

    tersebut cenderung mendekati 0,7%.

    Pengendalian kualitas untuk amutiteSampel

    group

    Kadar 

    karbon

    Rataan BKA BKB

    1 0,769 0,9233 1,272203 0,574397

    2 1,072 0,9233 1,272203 0,574397

    3 1,072 0,9233 1,272203 0,574397

    4 0,866 0,9233 1,272203 0,574397

    5 0,923 0,9233 1,272203 0,574397

    6 0,923 0,9233 1,272203 0,574397

    7 0,824 0,9233 1,272203 0,574397

    8 0,968 0,9233 1,272203 0,574397

    9 1,022 0,9233 1,272203 0,574397

    10 1,022 0,9233 1,272203 0,574397

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    7/9

     Analisa Persentase Kandungan Karbon pada Logam Baja (Rusmardi)

    41

    11 1,114 0,9233 1,272203 0,574397

    12 0,746 0,9233 1,272203 0,574397

    13 0,823 0,9233 1,272203 0,574397

    14 0,954 0,9233 1,272203 0,574397

    15 0,968 0,9233 1,272203 0,574397

    16 0,812 0,9233 1,272203 0,574397

    17 0,994 0,9233 1,272203 0,57439718 0,746 0,9233 1,272203 0,574397

    19 0,856 0,9233 1,272203 0,574397

    20 1,002 0,9233 1,272203 0,574397

    Total 18,466

    Rata an 0,9233

    BKA 1,272203

    BKB 0,574397

    Regresion output:

    Constant : 0,952810

    Std Err of Y Est : 0,116301

    R squared : 0,021119

     No. of observations : 20

    Degrees of freedom : 18

    X coefficient (s) : -0,00281Std Err of Coef. : 0,004509

    Grafik 2. Peta kendali x- Bar baja amutite

    Pada grafik diatas menunjukkan bahwa amutite

    mempunyai kadar karbon tinggi. Dari garis veritkal

     pada titik awal mendekati karbon 1,2% dan terendah

    mendekati karbon 0,7%. Dari garis horizontalterdapat 20 titik yang mempunyai titik puncak 

    terendah 5 titik. Sedang yang tertinggi mencapai 5

    titik. Oleh karena itu rata-rata karbon pada grafik 

    tersebut cenderung mendekati 1,2%.

    Pengendalian kualiatas untuk SPK-5

    Samplegroup Kadar karbon Rataan BKA BKB

    1 1,67 1,7235 1,958322 1,488678

    2 1,76 1,7235 1,958322 1,488678

    3 1,6 1,7235 1,958322 1,488678

    4 1,76 1,7235 1,958322 1,488678

    5 1,76 1,7235 1,958322 1,488678

    6 1,76 1,7235 1,958322 1,488678

    7 1,6 1,7235 1,958322 1,488678

    8 1,82 1,7235 1,958322 1,488678

    9 1,64 1,7235 1,958322 1,488678

    10 1,64 1,7235 1,958322 1,488678

    11 1,75 1,7235 1,958322 1,488678

    12 1,81 1,7235 1,958322 1,488678

    13 1,61 1,7235 1,958322 1,488678

    14 1,63 1,7235 1,958322 1,488678

    15 1,75 1,7235 1,958322 1,48867816 1,22 1,7235 1,958322 1,488678

    17 1,82 1,7235 1,958322 1,488678

    18 1,75 1,7235 1,958322 1,488678

    19 1,86 1,7235 1,958322 1,488678

    20 1,76 1,7235 1,958322 1,488678

    Total 36,42

    Ra taan 1,7235

    BKA 1,958322BKB 1,488678

    Regresion output:

    Constant : 1,678578

    Std Err of Y Est : 0,078274

    R squared : 0,099395 No. of observations : 20

    Degrees of freedom : 18

    X coefficient (s) : 0,004278

    Std Err of Coef. : 0,003035

    Grafik 3. Peta kendali x- Bar baja SPK-5

    Pada grafik diatas menunjukkan bahwa SPK-5

    mempunyai kadar karbon tinggi. Dari garis vertikal pada titik awal mendekati karbon 1,9% dan terendah

    mendekati 1,6%. Dari garis horizontal terdapat 20

    titik yang mempunyai titik puncak terendah 4 titik.

    Sedang yang tertinggi mencapai 7 titik. Oleh karena

    itu rata-rata karbon pada grafik tersebut cenderung

    mendekati karbon 1,8%.

    Baja St37 tersebut diatas termasuk digolongkan baja

    hypoetektoid (% C < 0,83). Sebagai contoh pada bajaSt37 dengan kadar karbon 0,5386% C dapat dilihat

     pada gambar diatas. Paduan ini akan mulai membeku

     pada daerah perbatasan austenit dengan ferrite

    dengan membentuk inti ferrite delta, yang nanti akan

    tumbuh menjadi dendrit ferrite delta. Terbentuknyainti-inti ferrite pada batas bulir austenit akanmempengaruhi keadaan austenit sendiri. Austenit

     pada paduan ini mengandung 0,25%C sedang ferrite

    ini hanya mampu melarutkan sedikit karbon. Karena

    itu austenit yang akan menjadi ferrit harus

    mengeluarkan karbonnya sehingga sisa austenit akanmenjadi lebih kaya karbon.

    Untuk baja St42 tidak jauh berbeda enan baja St37.

    Komposisi karbon St42 0,588% dapat dilihat pda

    gambar berikut ini. Komposisinya berdekatan denga

     baja St37. austenit akan semakin berkurang hingga

    nampak gambar bulir-bulirnya yang warna hitam persentasenya semakin padat. Kondisi seperti ini

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    8/9

    urnal Teknik Mesin Vol. 3, No.1, Juni 2006 ISSN 1829-8958

    42

    disebabkan perubahan temperatur semakin kecil pada

    saat peleburan baja, sehingga akan terbentuk ferritesemakin banyak. Kekurangan karbon pada austenit

    akan menyebabkan terjadinya komposisi eutektoid.

    Sisa austenit ini selanjutnya akan mengalami reaksi

    eutektoid menjadi pearlite. Jadi paduan akan terdiridari ferrite dan pearlite. Pada baja amutite kadar 

    karbon 0,923%. Bentuk bulir-bulirnya berwarnahitam semakin banyak bila dibandingkan dengan baja

    St42. Hal ini disebabkan selesainya reaksi eutektoid

    ferrit dan pearlite. Berikutnya bentukan pearlite lebih

    dominan dan akan ada perubahan lain yaitu akan

    mendekati terjadinya cementite sehingga akan

    membentuk gambar bulir-bulir warna hitam semakin banyak. Perubahan ini disebabkan karbon yang

    keluar dari ferrite akan berupa cementite. Perubahan

    dari baja amutite menjadi SPK-5 yang mencapai

    kadar karbon 1,723% akan melalui proses di

    temperatur eutektoid bulir austenit bertranformasi,sehingga strukturnya berupa pearlite yang terbungkusoleh jaringan cementite. Gambar berikut

    memperlihatkan struktur mikro hypoeutektoid.

    Tampak bulir-bulir kristal pearlite dikelilingi lapisan

    cementite. Warna putih seperti bulat-bulat adalah

    cementite yang mengelilingi pearlite. Keberadaan

    cementite lebih dominan bila dibandingkan pada baja

    amutite.

    Ferrite pearlite

    Gambar 2. Struktur mikro frrite dan pealite baja St37

    Ferrite pearlite

    Gambar 3. Struktur mikro ferrite dan pearlite baja St42

    Ferrite pearlite

    Gambar 4. Struktur mikro ferrite dan paerlite pada baja

    amutite

    Ferrite pearlite

    Gambar 5. Struktur mikro pearlite dan cementite pada bajaSPK-5

    4.3 Pembahasan

    Baja ferrite disebut juga besi alpha (α) yang terdapat

     pada temperatur 16700

    F. Struktur kristal BCC

    terdapat diatas temperatur 13330F, perlu diketahui

     bahwa besi bersifat non magnetic pada temperatur 

    antara 14200

    dan 16700F. Ferrite merupakan larutan

     padat karbon dalam besi alpha. Ferrite merupakan

    komponen yang paling lunak dari baja dan sangat

    ductile.

    Baja pearlite membentuk struktur lamellar. Keadaan

    ini disebabkan adanya karbon yang berdifusi keluar 

    dari austenit membentuk plat cementite dan sisakarbon dalam austenit akan membentuk ferrite

    selama pendinginan berlangsung. Kondisi ini akan

    menyebabkan pearlite mempunyai sifat fisik antara

    cementite dan ferrite (sangat keras dan sangat lunak).

    Pearlite ini akan terbentuk jika besi mengandung

    0,83% karbon. Karbon dan besi dalam jumlah yang pasti diperlukan untuk membentuk cementite.

    Demikian pula dengan pearlite membutuhkancementite dan ferrite dalam jumlah yang pasti.

    Pearlite akan terbentuk jika persentase kadar karbon

    dapat memperoleh sejumlah cementite yang

    diperlukan. Jika jumlah karbon tidak mencukupi

    yang berarti kurang dari 0,83%, karbon dan besi akan

     berkombinasi membentuk cementite sampai semua

    karbon diserap. Cementite ini akan berkombinasi

    dengan sejumlah ferrite untuk membentuk pearlite.

    Sedangkan sisa ferrite masih tetap ada yang disebut

    dengan proeutectoid ferrite. Pearlite dan proeutectoid

    ferrite disebut dengan hypotectoid. Apabila jumlah

    karbon lebih dari 0,83% dalam austenit maka pearlite

    akan terbentuk dan kelebihannya akan membentuk cementite. Cementite yang berlebih ini akan

    menempati batas bulir yang disebut sebagai

     proeutectoid cementite. Strukturnya yang terdiri dari

     pearlite dan proeutecyoid cementite disebut dengan

    hypereutectoid.

    Baja cementite merupakan komponen yang paling

    keras dan sangat rapuh dalam baja. Cementite

    mempunyai kandungan karbon 6,67%, cementite bisaditemukan dalam pearlite dan juga pada batas bulir.

    Struktur kristal dari cementite adalah orthorhombic.

    Ditinjau dengan metode statistik yaitu dengan cara

    standar deviasi maka baja St37 jumlah kadar karbon

  • 8/18/2019 Www.unlock PDF.com 370 362 1 PB

    9/9

     Analisa Persentase Kandungan Karbon pada Logam Baja (Rusmardi)

    43

    rata-rata 0,53% sedangkan batas kontrol atas

    mencapai 0,87% dan batas bawah 0,2%. Kondisi

    seperti tersebut dapat digolongkan persentase karbon

    rendah. Baja St42 jumlah kadar karbon rata-rata

    0,58% sedangkan batas kontrol atas mencapai 0,77%

    dan batas kontrol bawah 0,4%. Kondisi sepertitersebut sama seperti baja St37. Baja amutite jumlah

    kadar karbon rata-rata 0,92% sedangkan batas

    kontrol atas mencapai 1,27% dan batas kontrol

     bawah 0,57%. Kondisi seperti tersebut diatas dapat

    digolongkan persentase karbon tinggi. Pada baja

    SPK-5 jumlah kadar karbon rata-rata 1,72%

    sedangkan batas kontrol atas mencapai 1,95% dan

     batas kontrol bawah 1,48%. Kondisi seperti tersebut

    diatas dapat digolongkan persentase karbon tinggi.

    Gambar 6. Struktur mikro baja dari berbagai kadar karbon

    5. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Setelah dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan

     persentase baja karbon hasil uji mulai dari baja

    karbon rendah sampai karbon tinggi nilainya bervariasi. Untuk baja St37 dan St42 digolongkan

    kadar karbon rendah (hypoeutectoid) setelah diteliti

    didapatkan nilai karbon St37 (0,468- 0,574)% dan St

    42 (0,402-0,682)% dari grafik cementite (0,008 -

    0,83)% baja tersebut sudah cukup ideal bila

    digunakan untuk alat-alat perkakas. Tegangan

    tariknya mempunyai nilai (370-420) N/nm2.

    Kekerasannya bisa mencapai 90 Hrb. Untuk baja

    amutite dan SPK-5 setelah diteliti didapatkan nilai

    karbon (0,746-1,114)% dan (1,6-1,86)%. Kedua

    logam karbon baja tersebut mampu untuk dikeraskan,

    hingga disebut juga baja potong. menurut bentuk 

     bulir-bulir pda baja St37 dna St42 tidak berbeda jauhkarena keberadaannya sangat dekat sekali. Melihat

    dari hasil perubahan struktur mikro yang terdiri dari

    ferrite, yang sangat lunak dan ulet, dan sedikit

     pearlite yang sifatnya lebih kuat. Tentu mudah

    dimengerti bahwa kekuatan dan kekerasannya akanrendah. Bentuk bulir pada baja amutite dikategorikan

    daerah baja karbon tinggi. Karena struktur mikro

    yang nampak jumlah pearlitenya banyak sedang

    struktur ferrite semakin berkurang. Struktur pearlite

    tersebut sedikit dilapisi oleh cementite perubahan

     bentuk yang demikian tentu akan bertambah kadar karbon, juga kekuatan dan kekerasan akan bertambah

     pula. Bentuk bulir pda baja SPK-5 termasuk baja

    karbon tinggi dan lebih tinggi dari baja amutite. Pada

     baja amutite strukturnya terdiri dari pearlite dan

    cementite. Kecenderungan struktur cementite

    semakin banyak dibandingkan pearlite, dapat

    dikatakan terletak pada titik transisi pada daerah besi

    tuang. Batasan baja karbon maksimum komposisinya2%C diatas nilai ini sudah termasuk daerah besi

    tuang. Dengan semakin banyak struktur cementite

    maka kekerasan baja SPK-5 akan lebih tinggi, tetapi

    kekuatannya semakin menurun dibandingkan baja

    hypeitectoid.

    5.2 Saran

    Hasil penelitian ini masih dapat dikatakan tahap awal

    sehingga masih dapat dilaksanakan penelitian yang

    lain yang lebih lengkap dan rinci terutama untuk 

     bahan logam. Walaupun penelitian ini belum dapat

    dikatakan sempurna namun dapat dipakai sebagai

     petunjuk awal bagi para peneliti berikutnya.Peralatan untuk penelitian berikutnya diharapkan

    akan semakin canggih sehingga didapatkan hasil

    komposisi kadar karbon yang lebih akurat.

    PUSTAKA

    1.   Beumer, B.J.M, B.S, Anwir Matondang,   Ilmu

    bahan logam jilid I , Jakarta, PT. Bharata Karya,

    1978.

    2.   E, Paul De Garmo,   aterial and processes in

    manufacturing , New York, Mc Millan

    Publishing Co. Inc, 1979.

    3.   H. W, Pollack ,   aterial science and metalurgi,Virginia, Reston publishing Co.Inc, 1981.

    4.   G, E Dieter, Djaprie, Sriati,   etalurgi

    ekanik , Jakarta, Erlangga, 1988.

    5.   Jutz, Scharkus,   Westermen table for the metal trade, New Delhi, Estern Ltd, 1985.