18
SASARAN BELAJAR LI 1. Memahami dan Menjelaskan Tendo Achilles L.O 1.1. Definisi Tendo Achilles L.O 1.2.Fungsi dan Kinesiologi Tendo Achilles L.O.1.3. Makroskopis Tendo Achilles L.O 1.4. Mikroskopis Tendo Achilles LI 2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles L.O 2.1. Definisi ruptur Tendo Achilles L.O 2.2. Etiologi ruptur Tendo Achilles L.O 2.3. Klasifikasi ruptur Tendo Achilles L.O 2.4. Patofisiologi ruptur Tendo Achilles L.O.2.5. Manifestasi Klinik ruptur Tendo Achilles L.O 2.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang ruptur Tendo Achilles L.O 2.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding ruptur Tendo Achilles L.O 2.8. Penatalaksanaan ruptur Tendo Achilles L.O 2.9. Komplikasi ruptur Tendo Achilles L.O 2.10.Prognosis ruptur Tendo Achilles L.O.2.11. Epidemiologi ruptur Tendo Achilles LI 1. Memahami dan Menjelaskan Tendo Achilles LO 1.1. Definisi Tendon Achilles Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki, calcaneus. Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu Gastronemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Tendon achilles adalah tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah- belakang tulang calcaneus. 1

WRAPUP SK 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KFJKPJFEJVPEOMSSMVPO

Citation preview

SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Tendo Achilles

L.O 1.1. Definisi Tendo Achilles

L.O 1.2.Fungsi dan Kinesiologi Tendo Achilles

L.O.1.3. Makroskopis Tendo Achilles

L.O 1.4. Mikroskopis Tendo Achilles

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles

L.O 2.1. Definisi ruptur Tendo Achilles

L.O 2.2. Etiologi ruptur Tendo Achilles

L.O 2.3. Klasifikasi ruptur Tendo Achilles

L.O 2.4. Patofisiologi ruptur Tendo Achilles

L.O.2.5. Manifestasi Klinik ruptur Tendo Achilles

L.O 2.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang ruptur Tendo Achilles

L.O 2.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding ruptur Tendo Achilles

L.O 2.8. Penatalaksanaan ruptur Tendo Achilles

L.O 2.9. Komplikasi ruptur Tendo Achilles

L.O 2.10.Prognosis ruptur Tendo Achilles

L.O.2.11. Epidemiologi ruptur Tendo Achilles

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Tendo Achilles

LO 1.1. Definisi Tendon AchillesTendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah

dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki, calcaneus. Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu Gastronemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Tendon achilles adalah tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah- belakang tulang calcaneus.

L.O 1.2.Fungsi dan Kinesiologi Tendo Achilles

Fungsi tendon :

1. Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang2. membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol3. Menekuk dan meregangkan (flex) semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon,

otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak.

1

4. Tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.5. Hal ini juga memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energi pada efisiensi

yang tinggi. Sebagai contoh, selama langkah manusia, Achilles tendon peregangan sebagai dorsiflexes sendi pergelangan kaki. Pada bagian terakhir langkahnya, sebagai kaki plantar-flexes (jari-jari kaki menunjuk ke bawah), yang disimpan energi elastis dilepaskan. Lebih jauh, karena meregangkan tendon, otot dapat berfungsi dengan kurang atau bahkan tidak ada perubahan panjang, yang memungkinkan otot untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar.

6. Ketika otot gastrocnemius (di betis) kontraksi (lebih pendek), tendon yang melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak.

7. Sebagai memperpendek otot, tendon bergerak ketitik ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang untuk berdiri di ataskaki seseorang, berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik dan turun tangga.

Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki, calcaneus. Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu Gastronemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Pada manusia letaknya tepat dibagian pegelangan kaki.Tendon achilles adalah tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah.Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah – belakang tulang calcaneus.

Kinesiologi :

Articulation Talocruralis.

Tulang : Antara troclea tali dan lengkung yang dibentuk oleh maleoli os. CrurisJenis sendi : Gynglimus (hing) antara konvek dan konkaf.

Contoh : art. Cubiti, art.Interphalanges dan art.Talocrurales.Penguat sendi :Ligamentum mediale pars tibionavicularis, pars tibiocalcanea, pars tibiotalaris anterior, pars tibiotalaris posterior. Ligamentum talofibulare anterius, Ligamentum talofibulare posxterius, dan Ligamentum calcaneofibulare.Sumbu gerak : sumbu frontal yang berjalan dari craniomedialis ujung bawah maleolus medialis sampai kaudolateralis ujung bawah maleolus lateralis. Sudut ini membentuk terhadap bidang transversal sebesar 7derajat.Bila dilihat dari atas anteromedial ke posterolateral dan membentuk sudut 13derajat dari bidang frontal.

Gerak Sendi

Fleksi dorsalis : M. tibialis anterior. M. extebsor digitorum longus, M. proneus tertius dan M. extensor hallucis longusFleksi plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris dan M. flexor halluciz longis, M. proneus longus dan brevis, M. tibialis posterior. Pada art talocruralis dalam sikap dorsoflexi, gerakan pronansi dan supinasi terbatas, karena bagian depan troclea tali lebih lebar daripada bagian belakang sehingga lebih memungkinkan terjepitnya troclea tali oleh maleolus lateral dan medial.

L.O.1.3. Makroskopis Tendo Achilles

2

Tendo achilles atau tendo calcaneus adalah tendo pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastrocnemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan telapak kaki yaitu, calcaneus. Tendo achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus dan otot plantaris kaki. Pada manusia, tendo achilles terletak tepat dibagian pegelangan kaki. Tendo Achilles juga merupakan tendo yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia, yang panjangnya berukuran sekitar 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah dan belakang tulang calcaneus.

Fungsi tendo Achilles adalah menghubungkan muskulus gastrocnemius dengan os calcaneus. Ketika muskulus gastrocnemius berkontraksi (otot akan memendek), otot tersebut akan menarik tendo Achilles. Kontraksi otot gastrocnemius ini menarik tulang calcaneus, sehingga terjadi gerakan plantarfleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti menjinjit). Kontraksi otot gastrocnemius yang dibantu tendo Achilles ini berguna dalam aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berlari, dan melompat.

L.O 1.4. Mikroskopis Tendo Achilles

Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Ia berfungsi untuk melekatkan otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu Calcaneus.

Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang.

Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf. Fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi oleh epitenon dan membentuk struktur kasar dari tendon, kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan mengurangi pergesekan.

3

Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau ligamen itselt. Ligamentum atau tendon kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran). Lembaran berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon. Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.

TENDON

1. Tendon mengandung kolagen tipe I2. Tendon mengandung matriks proteoglycan3. Tendon mengandung fibroblast yang tersusun secara paralel

Fungsi dasar:1. Tendon membawa kekuatan tarik dari otot ke tulang2. Tendon membawa kekuatan tekan ketika membungkus tulang seperti katrol

Struktur:1. Kolagen (70% dari berat kering tendon)2. Glycine (±33%)3. Proline (±15%)4. Hydroxyproline (±15%)

Blood Supply1. Pembuluh darah di perimysium (meliputi tendon)2. Pada periosteol insertion3. Jaringan sekitarnya

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles

L.O 2.1. Definisi ruptur Tendo Achilles

Ruptur tendo Achilles adalah putusnya tendo Achilles atau cedera yang mempengaruhi fungsi dari bagian bawah belakang kaki. Kerobekan tendon Achilles merupakan cidera yang parah dan menyebabkan kecacatan. Kerobekan biasanya terjadi pada beberapa inchi diatas perbatasan antara tendon dan tulang tumit. Ini secara khas terjadi ketika seseorang mengontraksikan, atau menegangkan, otot betis dan secara mendadak mendorongkan kakinya, seperti pada olahraga bola basket.

L.O 2.2. Etiologi ruptur Tendo Achilles

Ruptur pada tendo Achilles dapat terjadi pada saat seseorang melakukan dorsofleksi secara tiba-tiba (banyak dilakukan saat olahraga) yang mengakibatkan terjadi kontraksi maksimal pada otot betis. Maka dari itu, rupture ini dapat terjadi saat seseorang melakukan kegiatan seperti berlari, melompat, berolahraga seperti bulutangkis, basket, sepak bola, tersandung ataupun jatuh dari ketinggian. Terjadinya rupture tendo Achilles ini bisa juga disebabkan karena peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles. Dalam kebanyakan kasus, sebelum rupture, tendon akan mengalami tendonitis. Tendonitis adalah penebalan tendon dan rasa sakit saat disentuh akibat penggunaan yang terlalu berrlebihan dan akan sangat terasa bila dipakai beraktifitas.

Selain dari penyebab diatas, penyebab-penyebab lainnya adalah:

4

1. Relatif pada usia tua sekitar 30-50 tahun (Dalam kebanyakan kasus, pecah dari Achilles tendon terjadi di suatu tempat pada tendon yang menerima aliran darah kurang)

2. Lebih banyak terjadi pada laki-laki (laki-laki:wanita = 7:1)3. Riwayat rupture tendon achilles 4. Perubahan intensitas, tingkat aktivitas dalam pelatihan secara mendadak5. Tidak melakukan pemanasan saat mau berolahraga6. Penggunaan obat-obatan, seperti kortikosteroid dan florokuinolon yang dapat meningkatkan

kejadian rupture. (florokuinolon dapat menurunkan transkripsi decorin perubahan arsitektur tendon meningkatkan resiko kerapuhan)

7. Trauma benda tajam atau tumpul di bawah betis8. Terjadi atrofi otot betis, yang menyebabkan memendeknya otot betis sehingga menarik tendo

achilles9. Penyakit tertentu (diabetes, arthritis, dll)10. Obesitas

Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles meliputi:1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya4. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon dapat meningkatkan kejadianruptur.5. Flourokuinolon menurunkan transkripsi decorin, penurunan decorinmenyebabkan perubahan pada

arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkanpeningkatan kerapuhan.6. Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas7. Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat

L.O 2.3. Klasifikasi ruptur Tendo Achilles

Ada 4 klasifikasi ruptur tendon achilles yaitu:1. Tipe I: Pecah parsial, yaitu sobek yang kurang dari 50%, biasanya diobati dengan manajemen

konservatif2. Tipe II: sobekan yang penuh dengan kesenjangan tendon kurang dari sama dengan 3 cm,

biasanya diobati dengan akhir-akhir anastomosis3. Tipe III: sobek yang penuh dengan jarak tendon 3 sampai 6 cm4. Tipe IV: perpisahan yang penuh dengan cacat lebih 6 cm (pecah diabaikan)

Ada 3 klasifikasi ruptur tendon achilles yaitu Robekan ligamen total

Trauma adduksi yang hebat dapat menyebabkan robekan total pada ligamen lateral. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik serta foto stres pada pergelangan kaki. Pengobatan dengan restorasi ligamen secara konservatif atau operatif.

Robekan ligamen parsial (strain)Diagnosis strain ligamen lateral sama dengan yang total tetapi dengan pemeriksaan foto

stres tidak ditemukan adanya robekan. Pengobatan dengan pemasangan verban elastis atau pemasangan gips dibawah lutut.

Robekan pada ligamen medial (ligamen deltoid)Robekan terjadi karena adanya trauma abduksi. Robekan dapat bersama-sama dengan

lepasnya fragmen kecil pada robekan ligamen lateral. Pengobatan seperti robekan ligamen lateral

L.O 2.4. Patofisiologi ruptur Tendo Achilles

5

Penyebab pasti dari ruptur tendon sulit untuk ditentukan. Hal ini bisa terjadi tiba-tiba tanpa peringatan ataupun dengan peringatan berupa tendonitis. Otot betis yang lemah (misalnya karena mengalami atrofi atau pengecilan otot) dapat menjadi salah satu pencetus terjadinya rupture tendo Achilles. Jika otot-otot atrofi, maka otot akan memendek. Jika terjadi atrofi pada otot betis, maka otot betis akan memendek dan dapat menarik tendon Achilles.

Rupture tendo Achilles dapat terjadi ketika gaya yang diterima tendon lebih besar melebihi kemampuan dari beban tendon. Rupture tendo Achilles dapat terjadi saat hal hal berikut terjadi secara bersamaan:a. Telapak kaki berada dalam keadaan dorsofleksi (posisi kaki seperti berjalan bertumpu dengan

tumit)b. Kaki bagian bawah/ lower leg (lutut hingga pergelangan kaki) dalam posisi ekstensic. Otot betis berkontraksi secara tiba-tiba

Ketiga hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gaya yang berlawanan, dimana otot betis menarik tendon Achilles, dan posisi dorsofleksi juga menarik tendo Achilles. Jika beban yang diterima tendon terlalu berat maka dapat terjadi rupture tendo Achilles.

Terjadinya rupture tendo Achilles membuat pasien merasakan nyeri yang begitu dan membuat pasien merasa sangat kesakitan dan memegang kakinya dalam posisi kontraksi dan pada bagian proksimal tendon yang mengalami ruptur akan membengkak dan biasanya sakit selama beberapa hari

L.O.2.5. Manifestasi Klinik ruptur Tendo Achilles

1. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.2. Nyeri bisa berat.3. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang sepanjang tendon Achilles dekat lokasi penyisipan,

dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua bisa menegakkandiagnosis.4. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kakiatau betis5. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan di dekat tumit6. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit.7. Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik atau “push off” kaki terluka ketika berjalan8. Pasien merasa seolah-olah ia telah dipukul tepat pada tumitnya dan tidak bisaberjinjit.9. Apabila ada robekan,suatu celah dapat dilihat dan terasa 5 cm diatas insersio tendon.10. Plantar flexi kaki akan lemah dan tidak disertai dengan tendon11. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau

betis12. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan13. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit14. Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik

L.O 2.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang ruptur Tendo Achilles

Pemeriksaan fisik :Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau tidak ada pergerakan

maka dicurigai tendo achilles mengalami ruptur

a. Thompson test - Posisi pasien tengkurap ,kemudian betis pasien diremas. - Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles.

Namun apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.

b. Obrien’s Test - Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari

calcaneus masukkan jarum berukuran 25.

6

- Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.

- Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar

c. Copeland Test - Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. - Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.- Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo

mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.

Pemeriksaan penunjang lainnya :

o Foto RotgenFoto rotgen ini awalnya untuk memastikan ada tidaknya “Calcaneous spur”. Pada

penderita plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua kali dari normal.

o MRI ( Magnetic Resonance Imaging )Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat digunakan untuk membedakan pecah

tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat seragam untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang mengetuk beberapa dari mereka keluar dari keselarasan. Ketika proton kembali mereka memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar yang tajam penampang silang dari area of interest. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga timur untuk teknisi untuk menemukan air mata dan cedera lainnya.

Radiografi dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung menangis Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini sangat tidak efektif dalam mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan kurang padat (otot misalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X umumnya terkena mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis

L.O 2.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding ruptur Tendo Achilles

Diagnosis Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki

akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedra terjadi dan apakah pasien sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter bedah akan memeriksa kaki dan pergelangan kaki, perasaan cacat pada tendon yang menunjukkan air mata. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.

7

Diagnosis Banding

a. Ruptur tendon AchillesYaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri tekanan,

periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.b. Tendo calcaneal bursitis

Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

c. Achilles tendoncitisCedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/

berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

d. Achilles tendinopathy atau tendonosisKronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga

menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

L.O 2.8. Penatalaksanaan ruptur Tendo Achilles

Pencegahan :

Dilakukan Peregangan Tendon Achilles sebelum latihan, bahkan pada awal hari membantu untuk mempertahankan fleksibilitas dalam sendi pergelangan kaki. Masalah kaki dengan mekanik juga dapat diobati dengan perangkat yang dimasukkan ke dalam tumit sepatu seperti alas kaki, lengkungan mendukung dan adat ortho aksesoris.

Pengobatan :

Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon Yand dipublikasian di American Journal of Sports Medicinepada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki tendon Achilles dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh pemasangan gips equinus, sedangkan pasien non-bedah yang ditempatkan langsung dicor. Setelah pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki pada 20 º dari fleksi plantar.

Terapi fisik :

8

Seorang individu yang mengalami ruptur tendon achilles harus mencari pengobatan medis yang segera. Terapi fisik umumnya tidak ditunjukkan untuk fase akut pengobatan, tetapi menjadi bagian penting dalam proses pemulihan total.

Pengobatan konservatif :Mobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial,maupun

seluruhnya. Latihan bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo AchillesPemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujungtendin

dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.

Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6minggu dalam posisi fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.

Gambar 2.7 boot orthosisFisioterapi, dengan kaki menggantung melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi

plantar  pasif, yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman. Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang samaseperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk menanggung berat badanyang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosisdan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan. Ada 3 kasus reruptures, 2di bedah dan 1 pada kelompok nonsurgical. Dari 2 reruptures bedah, 1 jatuh dari tangga, danyang lainnya ditabrak mobil saat mencoba menghentikan perampokan. Pasien nonsurgicaltergelincir dari tanggul di minggu ke-16. Semua reruptures dirawat melalui pembedeahan.Lainnya, protokol konservatif yang lebih baru menggunakan periode nonweight- bearing-casting, baik di atas atau di bawah lutut, dengan kaki di equinus sekitar 2-4 minggu,dan kemudian seri casting atau dengan penurunan derajat fleksi plantar ke netral pada interval2 hingga 4 minggu.

Percutaneous Surgery

Gambar 2.8: Percutaneous Surgery

Pada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk, jahitan melewati ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika pergelangan kaki berada pada equinus maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul,

9

danmendorong subkutan. Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan sterilSetelah itu, pasien menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan gips dilakukanselama 4 minggu, diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan elevasitumit rendah.

Open Surgical Repair

Gambar 2.9: Open Surgical RepairPerbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan longitudinal

medial.Insisi medial memiliki keuntungan visualisasi yang lebih baik pada tendon plantaris, sertamenghindari cedera pada saraf Sural. Insisi garis tengah jarang digunakan karena tingginyatingkat komplikasi luka dan adesi. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. Setelah paratenon disayat secara longitudinal, ujung tendon dapat dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakann onabsorbable suture. Selanjutnya, epitenon disambung dengan teknik cross-stitch. Para tendon harus disambung kembali agar tidak terjadi adesi. Kemudian, penutupan oleh kulit akanmembatasi terjadinya komplikasi luka.Setelah operasi, pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi saat pemasanganorthosis. Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar atau sedikitdalam orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu setelah perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif danaktif-dibantu gerak, berenang, bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapidengan mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat beraktivitaskembali dalam jangka waktu 4 bulan. Tindakan operasi untuk perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan memilikitingkat yang lebih rendah dalam terjadinya rerupture; peningkatan kekuatan otot pascaoperasi,dan daya tahan, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat agar dapat kembali beraktivitas normal jika dibandingkan dengan tindakan konservatif. Namun, kemungkinan terjadinya komplikasi luka seperti infeksi, drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasankulit lebih tinggi daripada tindakan non-operasi.

Pengobatan lainnya Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati,atau

komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperativekarena risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian,dehiscence perbaikan, komplikasi perioperatif).

Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kakiditempatkan di plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selamasekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kakisecara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periodeimobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau pergelangankaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkansaat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di

10

sepatu diangkat setinggi 2 cm dabdipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.

Keuntungan Pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya,kerusakan

kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumahsakit menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparananestesi.

Kekurangan Pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture(hingga 40%)

dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapatmenyembuhkan dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon yangmengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya tahan.

Resiko operasi tendon Achilles: Infeksi kulit di tempat sayatan Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek sampingobat-

obatan Kerusakan saraf Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibanding pengobatan

nonsurgical Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum

cedera.

Efek samping

Dapat terjadi kerusakan syaraf.Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atauperangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjagakakimenunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secarabertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah).Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapatkembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.

Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memilikitingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukanoperasi untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi

Operasi terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebihmungkin dapat terjadi pada operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasiperkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikit dibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yangberbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenisprosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelah pecah operasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasidan seberapa baik pasien mengikutinya.

Terapi obat NSAIDs

Ibuprofen

DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menghambat reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin Analgesik.

11

Asetaminofen

DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, orangg dengan gangguan GI tract bagianatas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri,memiliki efek sedatif Menjelaskan Pencegahan Ruptur Tendon Achilles

Penanganan Awal :

Perawatan sementara adalah mengkompres dengan menggunakan es didaerah yang meradang untuk membantu memperlancar aliran darah ke daerah, dan mengurangi rasa sakit yang terkait dengan peradangan. Tetapi diperlukan pembedahan untuk memperbaiki tendon pecah, setelah operasi, pasien juga memerlukan terapi Physio dimana terapis dapat membantu merenggangkan dan program rehabilitasi untuk meningkatkan fleksibilitas terhadap achilles tendon.

L.O 2.9. Komplikasi ruptur Tendo Achilles

Keberuntungan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenis prosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelah pecah operasi dilakukan, seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasi dan seberapa baik pasien mengikutinya.

Risiko operasi tendon Achilles :- Infeksi kulit di tempat sayatan- Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek samping obat-

obatan- Kerusakan saraf- Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun resiko ini lebih kecil dibanding pengobatan

nonsurgical- Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum cedera- Penurunan ruang gerak

Komplikasi Ruptur Tendon Achilles yaitu Infeksi. Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.

L.O 2.10.Prognosis ruptur Tendo Achilles

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.

Dengan pengobatan yang tepat dan rehabilitasi, prognosis ruptur tendon Achilles baik.Kebanyakan atlet dapat kembali ke tingkat sebelumnya aktivitas dengan perawatan baik bedah atau konservatif. Namun, orang yang menjalani pengobatan bedah cenderung mengalami rerupture tendon Achilles mereka. Tingkat rerupture untuk pengobatan operasi adalah 0-5%, dibandingkan dengan hampir 40%pada mereka yang memilih untuk pengobatan konservatif

L.O.2.11. Epidemiologi ruptur Tendo Achilles

1. Distribusi jenis kelamin dari 14 kasus cedera tendon Achilles, dimana laki-laki yang cedera tendon Achilles 12 orang dan wanita 2 orang (penelitian J.F kellam)

12

2. Data deskriptif pengamatan selama 6 tahun januari 1990-1996, didapati : Penderita terbanyak adalah laki-laki dengan perbandingan 6:1 Umur terbanyak yang mendapat cedera Achilles adalah decade kelima Penyebab terbanyak dari cedera tendon Achilles adalah diakibatkan cedera spontan

13