42
Ahmad Khamim PENGARUH SISTEM PEMBAYARAN, HARGA, DESAIN DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI DAN KEPUASAN KONSUMEN PADA PERUMAHAN JASMINE RESIDENCE DI KRIAN SIDOARJO Ahmad Khamim* ABSTRACT Effect of payment systems, price, design and location of the purchase decision, price, design and location of the decisions of buyers and residential customer satisfaction Jasmine Residence at Krian Sidoarjo. This study aims to examine and analyze the effect of the payment system, price, design and location of the decisions of buyers and residential customer satisfaction Jasmine Residence at Krian Sidoarjo. The study included in the appropriate type of study is used to test the hypothesis that for the purpose of explanation or confirmatory study also called for the testing of hypotheses to explain the effect of the causal relationships between variables or between variables through hypothesis testing . Sample of this study totaled 105 respondents consisting of consumer PT. Bersama Makmur Abadi Housing buy a home in Jasmine Residence at Krian Sidoarjo. Sampling techniques in the study carried out by the method of population sampling. Data obtained through the deployment and collection questionnaire. This research applies Structure Equation Modeling (SEM) with a program Analysis of Moment Structure (AMOS). Model of the relationship between the variables studied resulted in a payment system, price, design and location affect the decision of the buyer and consumer satisfaction. But that has direct influence on customer satisfaction and payment systems only temporary buyer's decision variable price, the design and location of the effect is not significant to customer satisfaction. For the next researcher who will conduct similar studies are expected to take the sample by age and education level, expanding not only in housing research Jasmine Residence or in PT. Bersama Makmur Abadi, but covers the entire residential consumers in a particular area. PENDAHULUAN Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 95

 · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

PENGARUH SISTEM PEMBAYARAN, HARGA, DESAIN DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI DAN KEPUASAN KONSUMEN PADA PERUMAHAN JASMINE RESIDENCE DI

KRIAN SIDOARJO

Ahmad Khamim*

ABSTRACTEffect of payment systems, price, design and location of the purchase decision, price, design and location of the decisions of buyers and residential customer satisfaction Jasmine Residence at Krian Sidoarjo. This study aims to examine and analyze the effect of the payment system, price, design and location of the decisions of buyers and residential customer satisfaction Jasmine Residence at Krian Sidoarjo. The study included in the appropriate type of study is used to test the hypothesis that for the purpose of explanation or confirmatory study also called for the testing of hypotheses to explain the effect of the causal relationships between variables or between variables through hypothesis testing .Sample of this study totaled 105 respondents consisting of consumer PT. Bersama Makmur Abadi Housing buy a home in Jasmine Residence at Krian Sidoarjo. Sampling techniques in the study carried out by the method of population sampling. Data obtained through the deployment and collection questionnaire. This research applies Structure Equation Modeling (SEM) with a program Analysis of Moment Structure (AMOS).Model of the relationship between the variables studied resulted in a payment system, price, design and location affect the decision of the buyer and consumer satisfaction. But that has direct influence on customer satisfaction and payment systems only temporary buyer's decision variable price, the design and location of the effect is not significant to customer satisfaction.For the next researcher who will conduct similar studies are expected to take the sample by age and education level, expanding not only in housing research Jasmine Residence or in PT. Bersama Makmur Abadi, but covers the entire residential consumers in a particular area.

PENDAHULUAN

Keputusan pembelian oleh konsumen didasari oleh beberapa hal yang tidak kalah pentingnya. Sebab keputusan pembelian merupakan pintu awal dari perusahaan untuk membuktikan bahwa produk yang ditawarkan merupakan produk berkualitas dengan tingkat layanan yang memuaskan konsumen. Berbicara mengenai keputusan pembelian, maka seharusnya perusahaan mampu mengetahui faktor yang memotivasi konsumen sehingga mampu memutuskan membeli suatu produk. Sesuai yang dikatakan oleh Kotler (2005:202) “Tidak memahami motivasi, kebutuhan dan kelebih-sukaan/preferensi pelanggan Anda jelas bida berakibat buruk”. Pada paragraf yang lain dalam buku dan halaman yang sama Kotler juga mengemukakan “Mempelajari pelanggan akan memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru, fitur produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan unsur bauran pemasaran

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 95

Page 2:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

lainnya”. Sahmadin Sinaga (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa “secara simultant faktor produk, penataan lingkungan, lokasi, harga dan promosi mempengaruhi keputusan pembeli sebesar 38,70%”. Untuk itu keputusan pembelian dan kepuasan merupakan bagian dari pemasaran yang tidak bisa diabaikan. Sementara berdasarkan realita yang ada di tempat penelitian bahwa sering kali terjadi komplain dari konsumen pasca serah terima ke konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan atau rumah yang dibangun kualitasnya masih kurang baik dari sisi pandangan konsumen.

Kepuasan konsumen pasca pembelian tidak hanya terlepas dari fitur suatu produk, melainkan juga bagaimana proses penyediaan dari produk tersebut sampai dengan pasca pembelian. Salah satu faktor dari pemuasan konsumen adalah bagaiman perusahaan mampu memberikan atau memfasilitasi konsumen dalam memperoleh kebutuhannya pada tingkat ekonomi yang terbatas, misalnya cara memperoleh kredit, cara pembayaran dan sebagainya. Hal tersebut akan membantu konsumen dalam memperoleh rumah pada tingkat konsumen dengan keuangan untuk uang muka yang terbatas. Dimana salah satunya adalah dengan uang muka yang dapat diangsur selama jangka waktu tertentu. Untuk mendapatkan hunian berkualitas tersebut tidak semua konsumen mempunyai daya beli yang cukup. Untuk itu pihak pengembang harus bisa memberikan solusi yang tepat agar dapat memuaskan keinginan dan memenuhi kebutuhannya. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Komisaris Utama ISPI Group, Preadi Ekarto yang dikutip oleh Hilda B Alexander dalam artikel tentang pembiayaan yang di tulis pada tanggal 12 Februari 2013 pada blog http://properti.kompas.com/read/2014/02/12/1625162/ Rekayasan.Pembiayan.Trik.Pengembang.Cetak.Penjualan "Kami dituntut untuk lebih kreatif. Tidak saja dalam menciptakan produk unggulan yang dapat menaklukkan pasar, melainkan juga melakukan rekayasa pembiayaan. Untuk itulah kami menciptakan skema pembiayaan agar dapat mempertahankan produksi rumah setiap tahun,". Dari hal tersebut tentunya perusahaan sejenis harus mampu membaca peluang pi ataupun acaman dari usahanya. Pada perusahaan ini sistem pembayaran yang diterapkan ada 3 hal yaitu tunai, kredit/Instalment dan pembiayaan /KPR. Dari ketiga sistem tersebut masyarakat kebih memilih dengan pembiayaan atau KPR. Namun perusahaan mempunyai rekanan hanya dengan 1 lembaga saja sehingga konsumen tidak mempunyai pilihan untuk menentukan lembaga pembiayaan.

Awang Firdaus (1997:13) menjelaskan “permintaan rumah dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya adalah lokasi atau pertumbuhan penduduk, pendapatan, kemudahan pendanaan, fasilitas, dan sarana umum. Harga pasar rumah, selera konsumen serta peraturan perundang-undangan”. Pilihan konsumen terhadap perumahan dapat mengakibatkan fluktuasi harga rumah, Harga juga memiliki peranan penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam memilih dan membeli suatu barang, karena harga merupakan nilai yang harus dibayarkan dari sesuatu yang dinikmati oleh konsumen. Sebuah konsep pembelian adalah menginginkan harga yang murah dengan kualitas perumahan yang baik, hal yang demikian menjadi dasar untuk menentukan kepuasan dari konsumen. Akan tetapi pada kenyataanya saat ini harga bukan menjadi faktor penentu utama dalam keputusan

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 96

Page 3:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

pembelian rumah. Yang artinya harga rumah yang cenderung murah atau stabil pada kurun waktu tertentu menyebabkan konsumen enggan untuk membeli, sebab konsumen akan menilai bahwa perumahan tersebut tidak laku atau tidak layak huni dan tidak baik untuk investasi. Sehingga dalam hal ini review harga jual yang berkesinambungan dibutuhkan untuk menarik minat konsumen.

Menurut Handoko, (2000:67) “Diluar keterkaitan harga perumahan, desain rumah juga menjadi pilihan konsumen. Desain dapat menciptakan semacam kepribadian tersendiri sehingga menonjol bila dibandingkan produk pesaing yang kelihatan serupa. Dalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah konsumen dalam memilih dan menentukan pilihannya”. Dalam kondisi pasar saat ini, desain perumahan merupakan tidak terlalu diperhitungkan oleh konsumen, sebab dari berbagai pengembang yang ada rata rata saat ini mempunyai desain yang tidak jauh berbeda pada type yang sama.

Lokasi perumahan memberikan nilai lebih pada pilihan konsumen terhadap fasilitas secara umum dari sebuah perumahan. Dengan adanya perkembangan informasi dan perbaikan tingkat ekonomi , pengetahuan, dan gaya hidup di masyarakat, maka penentuan dalam pemilihan perumahan di lingkungan masyarakat mengalami perkembangan, terlebih untuk perumahan kalangan menengah ke atas (Galaty,2006). Keadaan perumahan di suatu tempat mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan, kepribadian, dan peradaban manusia penghuninya. Faktor-faktor perencanaan & pengembangan produk properti diantaranya adalah : Konsep pengembangan dan masterplan proyek, fasilitas, kualitas, lingkungan, layanan pengembang, partisipasi warga, dan potensi pertambahan nilai. (Cahyana & Sudaryatmo, 2002). Lokasi perumahan yang ditawarkan PT. Bersama Makmur Abadi sebagai pengembang dari Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo akan mengedepankan sarana kenyamanan, fasilitas lingkungan serta jarak dari daerah perekonomian perkotaan. Dari pilihan lokasi ini konsumen dapat menjangkau rumah dari tempat kerja, hal inilah yang saat ini banyak menjadi penawaran – penawaran perusahaan pengembang guna menarik pembeli.

Dalam perkembangan usahanya perumahan Jasmine residence yang pemasarannya dimulai pada pertengahan tahun 2011 sampai dengan saat penelitian dilakukan belum bisa menyelesaikan keseluruhan penjualan perumahan. Dan permasalahan yang paling mendasar dari PT. Bersama Makmur Abadi adalah berkaitan dengan penjualan yang tidak stabil, dimana seharusnya dalam setiap bulan penjualan minimal dengan jumlah markeitng sebanyak 5 orang, maka penjualan minimal dalam setiap bulan adalah 10 unit. Namun kenyataannya target penjualan tersebut tidak bisa terpenuhi hal ini sesuai dengan tabel realisasi penjualan pada lampiran 9. Dimana dapat dilihat bahwa penjualan setiap bulan cenderung minim dan seringkali dalam 1 bulan tidak ada penjualan. Hal ini akan mempengaruhi sirkulasi keuangan perusahaan dalam menjalankan operasional. Adapun secara tekhnis jumlah peminat rumah di Perumahan Jasimne Residence kalau dihitung dari jumlah pengunjung yang datang ke

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 97

Page 4:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

lokasi perumahan rata-rata dalam setiap hari sebanyak 5-6 orang yang berminat. Akan tetapi penjualan dengan tenaga penjualan sebanyak 5 orang marketing sampai dengan saat ini belum bisa menyelesaikan penjualan. Dari sini penulis mencoba meneliti apa yang menjadi dasar dari seorang memutukan uuntuk membeli rumah. Sebab dilihat dari intensitas kunjungan yang cukup banyak seharusnya penjualan bisa maksimal dan jumlah stock yang terjual seharusnya sudah habis. Sehingga yang menjadi pertanyaan dari fenomena ini adalah apakah yang menjadi motivasi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, apakah dari konsumen yang sudah ada tidak puas dengan produk atau layanan yang telah diberikan.

Dari uraian tersebut diatas penelitian akan mengkaji apakah para pembeli atau konsumen Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo memiliki ketertarikan dalam memilih perumahan atas dasar sistem pembayaran, harga, desain rumah dan lokasi. Sehingga dalam penelitian ini penulis tertarik mengambil topik “pengaruh sistem pembayaran, harga, desain dan lokasi terhadap keputusan pembeli dan kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo”.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas sehingga rumusan masalah

penelitian adalah : 1. Apakah sistem pembayaran berpengaruh secara signifikan

terhadap keputusan pembeli pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

2. Apakah harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembeli pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

3. Apakah desain berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembeli pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

4. Apakah lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembeli pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

5. Apakah sistem pembayaran berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

6. Apakah harga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

7. Apakah desain berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

8. Apakah lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

9. Apakah keputusan pembelian rumah berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo?

Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Menguji dan menganalisis pengaruh sistem pembayaran terhadap keputusan pembeli pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

2. Menguji dan menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembeli pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 98

Page 5:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

3. Menguji dan menganalisis pengaruh desain terhadap keputusan pembeli pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

4. Menguji dan menganalisis pengaruh lokasi terhadap keputusan pembeli pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

5. Menguji dan menganalisis pengaruh sistem pembayaran terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

6. Menguji dan menganalisis pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

7. Menguji dan menganalisis pengaruh desain terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

8. Menguji dan menganalisis pengaruh lokasi terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

9. Menguji dan menganalisis pengaruh keputusan pembelian rumah terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo?

Manfaat PenelitianAdapun manfaat penelitian ini diharapkan bisa memberikan

masukkan bagi pihak-pihak berikut : 1. Bagi Penulis

Untuk menerapkan teori-teori pengetahuan ke dalam masalah yang sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan khususnya mengenai pemasaran perumahan yang dilaksanakan pada Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo

2. Bagi PT. Bersama Makmur Abadi selaku pengembang Perumahan Jasmine Residence Krian Sidoarjo.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi bahan masukan bagi manajemen terutama sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang perusahaan khususnya dalam hal strategi pemasaran yang harus diambil terkait masalah pemasaran.

3. Bagi peneliti selanjutnyaPenelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan kontribusi untuk penelitian selanjutnya.

Landasan TeoriKepuasan Konsumen

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar karena pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk menciptakan rasa puas pada pelanggan. Menurut Kotler and Keller (2009: 138) kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Menurut Oliver yang dikutip oleh Supranto (2011:233) menyatakan bahwa “kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakannya dengan harapan”.

Menurut Day yang dikutip oleh Tjiptono (2008:24) menyatakan bahwa “Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 99

Page 6:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Kebutuhan danKeinginan Pelanggan

Harapan PelangganTerhadap Produk

Tingkat KepuasanPelanggan

Nilai Produk BagiPelanggan

PRODUK

Tujuan Perusahaan

Ahmad Khamim

dirasakan antara harapan sebelumnya (norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya” kemudian menurut Engel et al yang dikutip oleh Tjiptono (2008:24) menyatakan bahwa “kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan”. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Secara konseptual, kepuasan pelanggan dapat digambarkan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.

GAMBAR 1KONSEP KEPUASAN PELANGGAN

Sumber : Tjiptono, 2008 : 25

Dimensi Kepuasan PelangganMenurut Tjiptono (2008:25), kualitas mencerminkan semua

dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah:1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi

dasar dari sebuah produk.2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur

produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.

3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 100

Page 7:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.

7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.

Perilaku KonsumenMenurut Kotler and Keller (2009:166) “Perilaku konsumen adalah

studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Menurut Pindyck and Rubinfeld (2007:72) “Teori perilaku konsumen adalah deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan antara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimalkan kesejahteraan konsumen tersebut”.

Schiffman and Kanuk (2008) mendefinisikan “perilaku konsumen (consumen behavior) sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalammencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan hidup”. Sedangkan Engel et.al (1994:3), mendefinisikan “perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses yang mendahului dan menyusuli tindakan ini”.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku KosumenPerilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya,

sosial, dan pribadi (Kotler and Keller, 2009).1. Faktor Budaya

Menurut Kotler and Keller (2009:166), “Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen”.1) Subbudaya (subculture)

Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

2) Kelas SosialMenurut Kotler and Keller (2009:168), kelas sosial didefinisikan sebagai “sebuah stratifikasi sosial atau divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 101

Page 8:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

nilai, minat, dan perilaku yang sama”. Sedangkan Schiffman and Kanuk (2008:329), mendefinisikan “kelas sosial sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status sosial yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah”. Salah satu gambaran klasik tentang kelas sosial di Amerika Serikat mendefinisikan tujuh tingkat dari bawah ke atas, sebagai berikut: (1) bawah rendah, (2) bawah tinggi, (3) kelas pekerja, (4) kelas menengah, (5) menengah atas, (6) atas rendah, (7) atas tinggi.

2. Faktor SosialSelain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian.1) Kelompok Referensi. Kelompok referensi (reference group)

seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group), seperti agama, professional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan. Orang juga dipengaruhi oleh kelompok di luar kelompoknya. Kelompok aspirasional (aspirational group) adalah kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu; kelompok disosiatif (dissociative group) adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang tersebut. Jika pengaruh kelompok referensi kuat, pemasar menentukan cara menjangkau dan mempengaruhi pemimpin opini kelompok. Pemimpin opini adalah orang yang menawarkan nasihat atau informasi informal tentang produk atau kategori produk tertentu, misalnya mana yang terbaik dari beberapa merek atau bagaimana produk tertentu dapat digunakan.

2) Keluarga. Menurut Kotler and Keller (2009:171), “Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh”. Sedangkan Schiffman and Kanuk (2008:305) “secara tradisional, keluarga didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang dikaitkan oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal bersama-sama”. Dalam arti yang lebih dinamis, para individu yang merupakan satu keluarga dapat digambarkan sebagai anggota kelompok sosial paling dasar yang hidup bersama- sama dan berinteraksi untuk memuaskan kebutuhan pribadi bersama. Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) yang terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta rasa ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Pengaruh

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 102

Page 9:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian setiap hari adalah keluarga prokreasi (family of procreation) terdiri dari pasangan dan anak-anak.

3) Peran dan Status. Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok-keluarga, klub, organisasi. Kelompok sering menjadi sumber informasi penting dan membantu mendefinisikan norma perilaku. Posisi seseorang dalam tiap kelompok di mana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status.

3. Faktor PribadiKeputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli; pekerjaan dan keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta gaya hidup dan nilai.1) Usia dan Tahap Siklus Hidup. Selera dalam makanan, pakaian,

perabot, dan rekreasi sering berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, serta jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada satu waktu tertentu.

2) Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi. Pekerja kerah biru akan membeli baju kerja, sepatu kerja, dan kotak makan. Presiden perusahaan akan membeli jas, perjalanan udara, dan keanggotaan country club. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi: penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, stabilitas, dan pola waktu), tabungan dan asset (termasuk persentase asset likuid), utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.

3) Kepribadian dan Konsep Diri. Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksudkan dengan kepribadian (personality), adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). Kepribadian juga dapat menjadi variabel yang berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Idenya bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan konsumen mungkin memilih merek yang kepribadiannya sesuai dengan mereka. Kepribadian merek (brand personality) dapat didefinisikan sebagai bauran tertentu dari sifat manusia yang dapat kita kaitkan pada merek tertentu.

4) Gaya Hidup dan Nilai. Orang-orang dari subbudaya dan kelas sosial yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Menurut Kotler and Keller (2009:175), “Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat”. Sedangkan menurut Engel, dkk (1994) gaya hidup didefinisikan sebagai “pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu, serta uang”. Gaya hidup memotret interaksi "seseorang secara utuh" dengan lingkungannya. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core values), sistem kepercayaan yang

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 103

Page 10:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

mendasari sikap dan perilaku. Nilai inti lebih dalam daripada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan keinginan seseorang pada tingkat dasar dalam jangka panjang.

4. Proses Psikologis KunciTitik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model respons rangsangan yang diperlihatkan dalam Gambar 2.1. Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.

Sistem Pembayaran dalam PenjualanMenurut Basu Swasta (1988 : 9) “Penjualan tidak sama dengan

pemasaran, tetapi kebanyakan orang mengartikannya sama. Sebenarnya pemasaran lebih luas cakupannya karena meliputi Produk, Harga, Distribusi dan Promosi. Dan penjualan merupakan salah satu bagian dari Promosi”. Sedang penjualan itu sendiri mempunyai arti sebagai penyerahan barang dan jasa dari produsen atau pedagang kepada pihak lain yang membutuhkan / konsumen dengan nilai tukar tertentu yang sudah disepakati. Penjualan merupakan proses pertukaran barang dan jasa antara penjual dengan pembeli”. Umumnya kita mengenal dua sistem penjualan, yaitu : Penjualan Tunai dan Penjualan Kredit. Namun ada satu bentuk lain dari penjualan kredit, yaitu Leasing atau disebut dengan pembiayaan. Berikut ini dijelaskan masing-masing pengertian dari sistem penjualan tersebut diatas :1. Penjualan Tunai.

Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima perusahaan, barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tersebut dicatat oleh perusahaan. ( Mulyadi ; 1989 : 199 ) Penjualan tunai mempunyai keuntungan maupun kelemahan bagi perusahaan Keunggulan penjualan tunai bagi perusahaan antara lain :1) Perusahaan langsung mendapat keuntungan atau laba dari

selisih harga per unit, yaitu selisih harga jual dengan harga beli.2) Fresh Money, yaitu perusahan langsung menerima uang kas dari

pembeli.3) Resiko keuangan yang macet tidak ada.Kelemahan penjualan tunai bagi perusahan antara lain :1) Volume penjualan yang dilakukan relatif sedikit / rendah.2) Laba perusahaan menjadi turun.

2. Penjualan Kredit (Installment Payment).Penjualan kredit dilaksanakan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Pembayaran tagihan tersebut dilakukan dengan cara angsuran secara bertahap dengan dibebani bunga kredit. Installment Sales adalah transaksi jual beli yang dilakukan berdasarkan cicilan, biasanya disertai dengan ketentuan untuk membayar sejumlah uang muka tertentu atau DP ( Down

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 104

Page 11:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Payment ). DP bertujuan untuk melindungi kepentingan serta hak-hak si penjual barang. Faktor-faktor yang dapat dijadikan pertimbangan kredit antara lain :1) Standar kredit atau kualitas langganan yang akan

diperkenankan memperoleh kredit.2) Jangka waktu kredit, berapa lama seorang langganan yang

membeli secara kredit harus sudah membayar hutangnya.3) Potongan (discount) yang diberikan kepada langganan.Apabila perusahaan menurunkan standar kreditnya maka volume penjualan akan meningkat yang akan membawa keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.Untuk menilai penjualan secara kredit, perusahaan harus mengumpulkan berbagai informasi. Informasi ini baik yang bersifat keuangan maupun yang tidak. Informasi tersebut kemudian dianalisa untuk kemudian menentukan layak tidaknya seorang pembeli diberikan penjualan secara kredit. (Suad Husnan ;1988). Keunggulan penjualan secara kredit :1) Volume penjualan yang dilakukan perusahaan relatif tinggi.2) Laba yang didapatkan perusahaan menjadi naik.3) Keuntungan perusahaan diperoleh dari harga per unit ditambah

dengan pendapatan bunga.4) Nilai barang menjadi lebih tinggi.Kelemahan penjualan secara kredit :1) Adanya resiko kredit macet.2) Bed debt yang tinggi.3) Biaya yang ditimbulkan semakin tinggi.4) Persediaan kas berkurang sehingga sulit mendapatkan Fresh

Money.3. Leasing.

Leasing merupakan bentuk penjualan kredit tapi sifatnya tidak langsung. Leasing adalah salah satu bentuk metode pembelanjaan yang sangat penting didalam dunia usaha, karena dengan adanya Leasing suatu badan usaha dapat memperoleh serta mengunakan barang-barang modal tanpa harus membelinya atau memilikinya sendiri. (Charles Dulless Marpaung; 1985:1). Leasing dilakukan dengan adanya campur tangan dari lembaga-lembaga yang membantu dalam proses jual beli dalam hal pembiayaan/finance dalam memperoleh barang.Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran -pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi prusahaan tersebut untuk membeli barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. (Eddy P Soekadi, 1986:16) Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut lessor dengan pihak yang memanfaatkan aktiva tersebut yang disebut lesse untuk jangka waktu tertentu.Manfaat leasing adalah bahwa lesse dapat memanfaatkan aktiva tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati, maka lease mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain bahwa lesse tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 105

Page 12:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

asuransi. (Agus Sartono, 1997:401)Keunggulan yang diperoleh dari penjualan secara leasing :1) Perusahaan secara langsung mendapatkan pembayaran secara

tunai, sehingga tersedia Fresh Money dari lembaga leasing.2) Resiko keuangan macet tidak ada.3) Mempertinggi volume penjualan.Kelemahan dari penjualan secara leasing :1) Perusahaan tidak bisa begitu saja memberikan pilihan lembaga

leasing yang akan melakukan pembiayaan leasing terhadap konsumen.

2) Biaya yang ditimbulkan semakin tinggi bagi konsumen

HargaPengurangan penetapan harga pada umumnya merupakan hal

yang paling mendasar diantara program-program pemasaran, karena semua produk dan jasa mempunyai harga. Keputusan tentang harga dibuat lebih sering daripada keputusan program lainnya. Ditinjau dari sudut penganggaran, harga merupakan hal yang paling penting karena mempunyai dampak terhadap presentasi keuntungan. Harga didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa secara luas, harga adalah jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Menurut McCharty (2009:176) ”Harga adalah sesuatu yang harus diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan”. Menurut Tjiptono (2008:151) “pengertian harga merupakan unsure bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, yang artinya dapat diubah dengan cepat. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan”. Harga juga merupakan suatu moneter atau ukuran yang ditawarkan agar memperoleh hak kepemilikan, penggunaan suatu barang atau jasa. Menurut Fandy tjiptono (2008:152) “metode penetapan secara garis besar dikelompokan menjadi emapt kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan”.1. Metode penetapan berbasis permintaan

Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu:1) Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli)2) Kemauan pelanggan untuk membeli3) Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni

menyangkut apakah produk tersebut merupakan symbol status atau hanya produk

4) Mamfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan.5) Harga-harga produk substitusi

2. Metode penetapan harga berbasis biayaDalam metode ini faktor penentu yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 106

Page 13:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

jumlah tertentu sehingga menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead dan laba.

3. Metode penetapan harga berbasis labaMetode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dilakukanatas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualn atau investasi.

4. Metode penetapan harga berbasis persainganSelain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam : customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader pricing, sealed bid pricing.

Desain PerumahanDesain dapat menciptakan semacam kepribadian tersendiri

sehingga menonjol bila dibandingkan produk pesaing yang kelihatan serupa. Dalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah konsumen dalam memilih barang. Hasil penelitian dan pengembangan produk ini harus diterjemahkan menjadi produk dan jasa nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Berbagai keputusan harus dibuat manajemen sehubungan dengan disain (atau sekarang sering disebut rancang bangun) adapun keputusan tersebut sebagai berikut, Handoko (1994) :a. Pertama, manajemen harus membuat keputusan yang menyangkut

“trade off” antara bentuk dan fungsi.b. Kedua, dalam banyak kasus, para perancang harus membuat

keputusan tentang bahan-bahan yang digunakan, sehingga harus selalu mengfungsikan kaidah biaya,spesifikasi, proses dan lain-lain.

Menurut Handoko (1994) “Didalam mendesain produk haruslah dikaitkan dengan beberapa kegiatan pengawasan antara lain: modular design, diversifikasi, standarisasi, reliabilitas dan tingkat kualitas”:1. Modular Design

Gagasan pokok “Modular design” adalah untuk mengembangkan serangkaian komponen-komponen produk pasar (atau modul-modul) yang dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda. Modular design memungkinkan perusahaan untuk memproduksi berbagai variasi produk yang relatif banyak dan variasi komponen yang sedikit pada saat yang sama. Bagi para langganan, ini merupakan sejumlah besar produk yang berbeda-beda. Bagi para operasi-operasi perusahaan, berarti adanya sejumlah komponen dasar yang terbatas. Disamping itu modular design dengan bagian-bagian rakitan yang mudah dipisah-pisahkan, memungkinkan perusahaan untuk melakukan reparasi, pemeliharaan atau penggantian salah satu modul atau komponen yang rusak.

2. DiversifikasiAda tiga macam kesempatan pengembangan diversifikasi adalah sebagai berikut :

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 107

Page 14:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

1) Diversifikasi konsentrikYaitu usaha menambah produk baru yang mempunyai sinergi teknologik atau sinergi pemasaran dengan garis produk (product-line) yang ada.produk-produk baru ini ditujukan untuk menarik konsumen baru.

2) Diversifikasi horizontalYaitu usaha untuk menambah produk-produk baru yang dapat menarik para konsumen meskipun produk baru tersebut tidak mempunyai hubungan dengan garis produk yang ada.

3) Diversifikasi konglomeratYaitu usaha menambah produk baru untuk dijual pada golongan pembeli baru, dengan tujuan menjaga stabilitas produksi dan penjualan atau merupakan pemanfaatan kesempatan lingkungan yang menguntungkan. Produk baru tersebut tidak mempunyai hubungan apapun dengan garis produk yang ada baik teknologik maupun pasar.

3. StandarisasiBanyak orang lebih suka menyebut proses pembatasan jumlah ukuran-ukuran ini sebagai simplikasi. Satandarisasi adalah sesuatu yang agak lain, yaitu proses penentuan spesifikasi ukuran, bentuk, dan karakteristik. Standarisasi (termasuk simplifikasi) biasanya berarti barang-barang “nonstandard” tidak akan dibuat, kecuali seseorang mengingkan untuk kepentingan khusus dan membayar lebih untuk hal itu. Keuntungan standarisasi merupakan acuan untuk menciptakan economies of scale itu artinya setiap produk yang dibuat masih dalam skala eonomi baik biayanya dalam kondisi rendah, pembiayan produksi juga rendah tetapi dapat menciptakan produk yang dijual tinggi.

4. Reliabilitas ( Keandalan )Reliabilitas (keandalan ) adalah probabilitas bahwa suatu komponen atau produk akan aus pada lama waktu tertentu dibawah kondisi penggunaan normal. Sehingga dalam kaitanya dengan reliabilitas ini terfokus pada kajian beberapa aspek :1) Aspek pertama, reliabilitas selalu mengkaitkan batas

kehidupan produk sebelum menuju kerusakan dalam pemakaian normal.

2) Aspek Kedua, kondisi penggunaan, dimana dalam kondisi penggunanan yang tidak normal maka produk akan lebih cepat mengalami kerusakan fatal.

3) Aspek ketiga, reliabilitas berkaitan dengan kmponen-komponen individual dan produk-produk keseluruhan, produk akan rusak jika terpasang dengan komponen yang tidak ditetapkan distandarisasi dari proses desain awal.

4) Aspek keempat, Kerusakan kaitanya dengan produk baru merupakan pertimbagan terhadap seberapa besar kerusakan yang dialmi produk serta permikiran terhadap sebab-akibat.

5. Dimensi kualitasKualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk tersebut diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan ( Bundle of utilities ) atau fungsinya,

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 108

Page 15:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

termasuk didalamnya daya tahan, ketidak-ketergantungan pada produk komponen lain, eksklusive, kenyamanan, wujud luar seperti warna, bentuk, pembungkus dan sebagainya serta kaitanya dengan harga yang ditentukan oleh biaya produksi.

Lokasi PerumahanPemilihan dan penentuan lokasi untuk properti perumahan bagi

setiap orang berbeda-beda sesuai dengan pertimbangan masing-masing individunya. Beberapa ahli membuat kesimpulan mengenai pemilihan lokasi properti perumahan sebagai berikut (Richadson, 2000:280) : 1. Filter Down Theory

Teori ini muncul pada tahun 1920 oleh EW Burgess “untuk menerangkan pola pemukiman di Chicago. Menurut EW. Burgerss, perkembangan CBD yang pesat membuat pusat kota menjadi tidak menarik (tanah mahal, macet, polusi)”.

2. Hipotesis Tiebout (1956) Tiebout mengemukakakan bahwa seseorang memilih lokasi perumahan kota atau kabupaten yang pajaknya rendah atau pelayanan publiknya bagus.

3. Trade off Model oleh Alonso (1964) dan Solow (1972,1973) Secara sederhana diartikan sebagai adanya trade off aksesibilitas terhadap ruang yang dipilih rumah tangga sebagai lokasi untuk properti perumahan. Model ini juga mengasumsikan bahwa kota melingkar dengan sebuah pusat tenaga kerja dan transportasi yang tersedia dimana-mana, semua lokasi dipertimbangkan secara homogen kecuali jarak ke pusat kota. Rumah tangga akan bersedia membayar lebih untuk properti dengan lokasi yang lebih dekat dengan CBD karena biaya commuting lebih rendah.

4. Ellis ( 1967 ) Ellis menekankan pentingnya preferensi lingkungan dan karakteristik sekitar dalam memilih lokasi perumahan.

5. Senior dan Wilson (1974) Senior dan Wilson menyatakan bahwa untuk beberapa rumah tangga, kemudahan pencapaian ke tempat kerja tidak berarti sama sekali.

6. Little (1974) dan Kirwan & Ball (1974) Mereka meneliti mengenai implikasi dari keinginan sebagian besar keluarga- keluarga untuk hidup dengan tetangga yang homogen.

Kerangka KonseptualGambar 2

Kerangka Konseptual

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 109

Page 16:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Sumber : PenulisDalam kerangka konseptual tersebut dapat digambarkan

bahwa keputusan pembeli oleh konsumen dapat dipengaruhi oleh adanya sistem pembayaran, harga, desain dan lokasi perumahan. Yang mana dengan keputusan pembeli ini diharapkan konsumen akan merasakan kepuasan pasca pembelian. Pada penelitian ini akan dibahas pengaruh variabel bebas (sistem pembayaran, harga, desain, lokasi) secara bersama-sama/simultan terhadap variabel terikat keputusan pembeli dan kepuasan konsumen, serta juga akan diuraikan pengaruh masing-masing variabel bebas (sistem pembayaran, harga, desain, lokasi) secara sendiri-sendiri/parsial terhadap variabel terikat keputusan pembeli dan kepuasan konsumen.

Hipotesis Penelitian Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. (Moh. Nasir, 2002 : 11). Berdasarkan model hipotesis di atas, dapat dirumuskan hipotesis-hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:1. Sistem pembayaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembeli pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.2. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembeli pada

Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.3. Desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembeli pada

Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.4. Lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembeli pada

Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.5. Sistem pembayaran berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.6. Harga berpengaruh signifikan kepuasan konsumen pada

Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.7. Desain berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada

Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.8. Lokasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada

Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 110

Page 17:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

9. Keputusan pembeli berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo.

METODE PENELITIANPopulasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 173) menyatakan : “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen PT. Bersama Makmur Abadi yang melakukan pembelian rumah di Perumumahan Jasmine Residence sampai dengan Desember 2013 sebanyak 105 responden.

Sampel PenelitianMenurut Suharsimi Arikunto (2010 : 174) bahwa “sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sehubungan dengan jumlah populasi sebanyak 105 responden maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Konsumen PT. Bersama Makmur Abadi yang membeli Perumahan Jasmine Residence selama Tahun 2013 sejumlah 90 responden, sehingga dalam penelitian ini menggunakan studi populasi atau studi sensus, sebagaimana disampaikan oleh Suharsimi Arikunto (2010 : 173) “apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus”.

Tekhnik Analisis DataAnalisis statistik inferensial memfokuskan pada bidang kajian

analisis dan interpretasi data untuk menarik simpulan. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah ditetapkan dengan menggunakan data sampel yang diperoleh. Metode Statitik Inferensial yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Alasan menggunakan SEM, pertimbangan bahwa hubungan kausal yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan model yang tidak sederhana yang berperan ganda seperti kepuasan pelanggan. Bentuk hubungan kausal seperti ini membutuhkan analisis yang mampu menjelaskan secara simultan tentang hubungan tersebut sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SEM. Penggunaan SEM sebagai alat analisis didasarkan pada alasan kerumitan model yang digunakan, keterbatasan dari alat analisis multidimensial yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif, seperti multiple regression, factor analysis, descriminant analysis serta lainnya. Kelemahan alat analisis ini hanya dapat menganalisis satu hubungan pada waktu yang sama. Dalam bahasa penelitian dinyatakan bahwa teknik analisis tersebut hanya dapat menguji satu variabel dependen melalui beberapa variabel independen. Pada kenyataannya, pihak perusahaan dihadapkan pada situasi ada lebih dari satu variabel dependen yang harus saling dihubungkan untuk diketahui derajat interrelasinya (Ferdinand,2002:26). SEM sebagai perluasan atau kombinasi dari beberapa teknik multivariat. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM dapat juga dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor. SEM dapat

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 111

Page 18:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

dipergunakan untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive). SEM berbasis pada analisis covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada analisis regresi linear. Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau LISREL. Data yang diperoleh dan responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian melalui kuesioner yang disebarkan, akan dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) berdasarkan program AMOS 21 dan SPSS 21. Program AMOS menunjukkan pengukuran masalah yang struktural, dan digunakan untuk menguji model hipotesis. Hal ini disebabkan adanya kemampuan untuk; memperkirakan koefisien yang diketahui dari persamaan linier struktural, mengakomodasi model yang merupakan variabel laten, mengakomodasi kesalahan pengukuran pada variabel dependen dan independen, mengakomodasi peringatan timbal balik simultan dan saling ketergantungan.

Menurut Hair et al. (2006:70) menggunakan Structural Equation Modeling memungkinkan dilakukannya analisis terhadap serangkaian hubungan secara simultan sehingga memberikan efisiensi secara statistik. Ferdinand (2000:60) mengemukakan bahwa SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relative rumit secara simultan. Model struktural pada Structural Equation Modeling memungkinkan untuk melakukan estimasi atas persamaan regresi yang berbeda tetapi terkait satu sama lain secara bersama-sama. Keterkaitan ini memungkinkan variabel tergantung path satu hubungan berperan pula sebagai variabel bebas path hubungan selanjutnya, atau variabel yang sama akan berpengaruh terhadap variabel tergantung yang berbeda secara berbeda pula (Hair et al., 2006:68).Structural Equation Modeling memiliki karakteristik utama yang membedakannya dengan teknik analisis multivariat lainnya. Pada SEM terdapat estimasi hubungan ketergantungan ganda (multiple dependence relationship). SEM juga memungkinkan mewakili konsep yang sebelumnya tidak teramati (unobserved concept) dalam hubungan yang ada dan memperhitungkan kesalahan pengukuran (measurement error).

Uji Validitas.Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

pernyataan dalam kuesioner cukup representatif. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan kajian analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA) pada masing-masing variabel endogen maupun eksogen yaitu sistem pembayaran (X1), harga (X2), desain (X3), lokasi (X4), keputusan pembeli (Y1) dan kepuasan konsumen (Y2) melalui prgram AMOS.1. Sistem pembayaran (X1)

Sistem pembayaran (X1) merupakan variabel eksogen yang dapat diukur dalam tiga (3) indikator yaitu pembayaran tunai (X1.1), pembayaran dengan kredit (X1.2) dan pembayaran dengan KPR (X1.3). Apakah sistem pembayaran (X1) merupakan variabel yang tingkat validitasnya dapat diterima dan dapat dijelaskan atau dilihat pada gambar 3.

Gambar 3

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 112

Page 19:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Uji Validitas sistem Pembayaran (X1)

Sumber : Data diolahHasil pengujian seperti disajikan pada gambar 3 diatas, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading faktor pada ketiga indikator diatas lebih besar sama dengan 0,5.

2. Harga (X2)Harga (X2) merupakan variabel eksogen yang dapat diukur dalam tiga (5) indikator yaitu manfaat (X2.1), kualitas (X2.2), kompetitif /bersaing (X2.3), Daya beli (X2.4) dan kemudahan pembayaran (X2.5). Apakah harga (X2) merupakan variabel yang tingkat validitasnya dapat diterima dan dapat dijelaskan atau dilihat pada gambar 4 berikut:

Gambar 4Uji Validitas Harga (X2)

Sumber : Data diolahHasil pengujian seperti disajikan pada gambar 4, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading faktor pada kelima indikator diatas lebih besar sama dengan 0,5.

3. Desain (X3)Desain (X3) merupakan variabel eksogen yang dapat diukur dalam tiga (3) indikator yaitu desain interior (X3.1), desain eksterior (X3.2) dan lingkungan sekitar (X3.3). Apakah desain (X3) merupakan variabel yang tingkat validitasnya dapat diterima dan dapat dijelaskan atau dilihat pada gambar 5.

Gambar 5Uji Validitas Desain (X3)

Sumber : Data diolahHasil pengujian seperti disajikan pada gambar 5, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading faktor pada ketiga indikator diatas terdapat salah satu indikator dibawah 0,5.

4. Lokasi (X4)Lokasi (X4) merupakan variabel eksogen yang dapat diukur dalam tiga (3) indikator yaitu akses kelancaran lalu lintas (X4.1), Jarak dengan pusat kota (X4.2) dan keamanan dan kenyamanan (X4.3). Apakah lokasi (X4) merupakan variabel yang tingkat validitasnya

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 113

Page 20:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

dapat diterima dan dapat dijelaskan atau dilihat pada gambar 6 berikut ini:

Gambar 6Uji Validitas Lokasi (X4)

Sumber : Data diolahHasil pengujian seperti disajikan pada gambar 6, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading faktor pada ketiga indikator diatas lebih besar sama dengan 0,5.

5. Keputusan Pembeli (Y1)Keputusan pembeli (Y1) merupakan variabel eksogen yang dapat diukur dalam tiga (3) indikator yaitu keyakinan (Y1.1), keterterikan atas fasilitas (Y1.2) dan kepercayaan kenyamanan (X1.3). Apakah keputusan pembeli (Y1) merupakan variabel yang tingkat validitasnya dapat diterima dan dapat dijelaskan atau dilihat pada gambar 7.

Gambar 7Uji Validitas Keputusan Pembeli (Y1)

Sumber : Data diolahHasil pengujian seperti disajikan pada gambar 7, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading faktor pada ketiga indikator diatas lebih besar sama dengan 0,5.

6. Kepuasan Konsumen (Y2)Kepuasan konsumen (Y2) merupakan variabel eksogen yang dapat diukur dalam enam (6) indikator yaitu Performance (kinerja) (Y2.1), Kesesuaian dengan spesifikasi (Y2.2), Features (fitur) (Y2.3), Reliability (reliabilitas) (Y2.4), Perceived quality (Y2.5) dan Serviceability(Y2.6). Apakah kepuasan konsumen (Y2) merupakan variabel yang tingkat validitasnya dapat diterima dan dapat dijelaskan atau dilihat pada gambar 8.

Gambar 8Uji Validitas Kepuasan Konsumen (Y2)

Sumber : Data diolahHasil pengujian seperti disajikan pada gambar 8, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading faktor pada keenam indikator diatas lebih besar sama dengan 0,5.

Uji Reliabilitas

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 114

Page 21:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Uji alat ukur (kuesioner) yang kedua adalah reliabel, yaitu indeks yang yang menunjukkan sejauh mana lata ukur dapat diandalkan atau dapat dipercaya. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukan yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator yang menjelaskan variabel itu umum. Pada penelitian ini dalam menghitung reliabilitas menggunakan composite (construct) reliability dengan cutt off value adalah minimal 0,197. Adapun perhitungannya secara manual dapat menggunakan rumus ynag terlihat pada rumus berikut ini:

CR=(∑ S tan daridized−Loading )2

(∑ S tan daridized−Loading )2+∑ ε ijSecara rinci pengujian reliabilitas pada masing-masing variabel

adalah dapat disajikan atau dijelaskan yang berdasarkan pada tabel 1 yang sesuai dengan masing-masing variabel laten. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1 berikut ini:

Tabel 1.Uji Reliabilitas Pada Masing-Masing Variabel

Item Nilaip Value

Keterangan

Loading (£) £ 2 1 - £ 2 CR

X1.1 0,000 Reliabel 0,864 0,746 0,254 0,901X1.2 0,000 Reliabel 0,899 0,808 0,192X1.3 0,000 Reliabel 0,838 0,702 0,298X2.1 0,000 Reliabel 0,898 0,806 0,194

0,859X2.2 0,000 Reliabel 0,827 0,684 0,316X2.3 0,000 Reliabel 0,779 0,607 0,393X2.4 0,000 Reliabel 0,888 0,789 0,211X2.5 0,082 Not Reliabel 0,176 0,031 0,969X3.1 0,000 Reliabel 0,362 0,131 0,869 0,655X3.2 0,000 Reliabel 0,904 0,817 0,183X3.3 0,000 Reliabel 0,554 0,307 0,693X4.1 0,000 Reliabel 0,887 0,787 0,213 0,921X4.2 0,000 Reliabel 0,893 0,797 0,203X4.3 0,000 Reliabel 0,896 0,803 0,197Y1.1 0,000 Reliabel 0,865 0,748 0,252 0,919Y1.2 0,000 Reliabel 0,896 0,803 0,197Y1.3 0,000 Reliabel 0,908 0,824 0,176Y2.1 0,000 Reliabel 0,855 0,731 0,269

0,923Y2.2 0,000 Reliabel 0,912 0,832 0,168Y2.3 0,000 Reliabel 0,887 0,787 0,213Y2.4 0,000 Reliabel 0,869 0,755 0,245Y2.5 0,000 Reliabel 0,655 0,429 0,571

Sumber : Hasil penelitian, diolah

Dari tabel 1diatas ternyata seluruh variabel memberikan nilai CR diatas nilai cutt off value-nya sebesar 0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel sistem pembayaran (X1) Reliabel. Begitu pula pada masing-masing indikator semua nilai p variance error lebih kecil dari 0,05, maka diakatakan reliabel.

Uji Persamaan Model

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 115

Page 22:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada masing-masing variabel, beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam permodelan struktural adalah asumsi multivariate normal, asumsi tidak adanya multikoleniaritas atau singularitas dan outlier.

Uji NormalitasNormalitas dari data merupakan salah satu syarat dalam

permodelan Struktural Equation Modelling (SEM). Pengujiannya normalitas ditekankan pada data multivariat dengan melihat nilai skewness, kurtosis dan secara statistik dapat dilihat dari nilai Critical Ratio (CR). Jika digunakan tingkat signifikansi sebesar 1%, maka nilai CR yang berada diantara -2,580 sampai dengan 2,580 (-2,580 ≥ CR ≤ 2,580) dikatakan data berdistribusi normal, baik secara univariat maupun secara multivariat. Nilai CR multivariat sebesar 1,637 dan nilai ini terletak diantara -2,580 sampai dengan 2,580, sehingga dapat dikatakan bahwa data berdistribusi multivariat normal.

Uji Singularitas dan MultikoleniaritasSingularitas dapat dilihat dari melalui determinan matrik

kovarians. Nilai determinan yang sangat kecil atau mendekati nol menunjukkan indikasi terdapatnya masalah singularitas, sehingga tidak dapat digunakan untuk penelitian. Hasil penelitian memberikan nilai determinan of sample covariance matrix sebesar 1,329. Nilai ini masih diatas 0 (nol). Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah singularitas pada data yang dianalisis. Sehingga secara tidak langsung semua variabel tidak ada multikoleniaritas.

Uji Outlier ModelOutliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai

ekstrim baik secara univariate maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi dari observasi- observasi lainnya. Apabila terjadi Outliers dapat dilakukan treatment khusus pada outliernya asal diketahui bagaimana munculnya outlier tersebut. Uji outliers multivariate dilakukan dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat P < 0,001. jarak mahalanobis ini dievaluasi dengan menggunakan x pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Jika chi-square < nilai mahalanobis d-square, berarti responden tersebut adalah multivariate outliers. Hasil uji outlier pada penelitian ini disajikan pada Mahalanobis distance atau Mahalanobis d-square. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 105, sehingga nilai x untuk sampel sebanyak 105 pada taraf signifikansi sebesar 0,001 adalah sebesar 141,620. Nilai Mahalanobis d-square terbesar pada Lampiran 5 adalah sebesar 51,496 (obvservasi 25). Tampak bahwa nilai tersebut masih jauh di bawah nilai x2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah outliers pada penelitian ini.

Hasil Analisis SEMModel teoritis pada kerangka konseptual penelitian dikatakan fit

apabila didukung oleh data empirik. Hasil pengujian goodness-of-fit overall model, untuk mengetahui apakah model yang ditetapkan didukung oleh

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 116

Page 23:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

data empirik. Hal ini akan terlihat pada perbandingan antara nilai cut-of value dengan menghasilkan model yang sesuai dengan ketentuan atau kriteria yang berlaku. Hasil analisis SEM secara lengkap dapat dijelaskan dan dilihat ada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2Goodness Of Fit Overall Model

Kriteria Nilai Cut-Off

HasilPerhitunga

nKeterangan

Chi-Square Diharapkan kecil 218,077 Χ2 dengan df = 203

adalah 252,793. BaikSignificance Probability ≥ 0,05 0,233 BaikRMSEA ≤ 0,08 0,027 BaikGFI ≥ 0,90 0,858 MarginalAGFI ≥ 0,90 0,807 MarginalCMIN ≤ 2,00 1,074 BaikTLI ≥ 0,95 0,989 BaikCFI ≥ 0,95 0,992 BaikSumber : Hasil penelitian, diolah

Berdasarkan tabel 2 di atas, menujukkan bahwa 8 (delapan) kriteria yang digunakan untuk menilai layak atau tidaknya suatu model menunjukkan bahwa untuk signifikansi, RMSEA, CMIN/DF, TLI dan CFI telah memenuhi standar cut-of value yang disyaratkan. Akan tetapi nilai untuk GFI dan AGFI masih dibawah standar yang syaratkan, namun nilainya masih mendekati nilai tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model dapat di terima, yang berarti ada kesesuaian antara model dengan data. Analisis SEM ini tujuannya adalah untuk memperbaiki model pengujian hipotesis yang kurang baik. Hasil pengujian goodness-of-fit overal model berdasarkan pada tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa model sudah baik, terutama dilihat dari CMIN/DF, AGFI, TLI, CFI, RMSEA, dan GFI. Jadi model penelitian ini sudah baik.

Pengaruh Antar Variabel Penelitian Persamaan struktual yang melibatkan banyak variabel dan jalur

antar variabel terdapat pengaruh antar variabel yang meliputi penagruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total. Untuk itu dibahas seperti berikut ini:

Pengaruh Langsung Antar Variabel PenelitianHubungan langsung terjadi antara variabel eksogen (sistem

pembayaran, harga, desain dan lokasi) dengan variabel endogen (keputusan pembeli) sebagai variabel intervening dan variabel endogen (kepuasan konsumen). Hubungan ini melalui suatu kajian, untuk melihat apakah secara langsung terdapat hubungan antar variabel tersebut. Hasil hubungan langsung (direct) adalah hubungan langsung yang terjadi di antara variabel- variable eksogen dan endogen. Secara detail atau rinci melalui kajian dalam penelitian ini, maka hubungan langsung (direct) ini, telah di jelaskan pada tabel 3 berikut:

Tabel 3Pengaruh Langsung Variabel Penelitian

Pengaruh Langsung Variabel EndogenKeputusan Kepuasan

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 117

Page 24:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Pembeli Konsumen

Variabel Eksogen

Sistem Pembayaran 0,729 0,301Harga 0,194 0,113Desain 0,138 0,105Lokasi 0,278 0,020Keputusan Pembeli 0,000 0,586

Sumber: Hasil penelitian, diolah

Dari tabel 3 di atas, dapat dijelaskan besar pengaruh (direct effect) dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Sistem pembayaran memberikan efek langsung terbesar pada keputusan pembeli. Selanjutnya keputusan pembeli memberikan efek pada kepuasan konsumen.

Pengaruh Tidak Langsung Antar Variabel PenelitianHubungan tidak langsung terjadi antar variabel eksogen (sistem

pembayaran, harga, desain dan lokasi) dengan variabel endogen (keputusan pembeli) sebagai variabel intervening dan variabel endogen (kepuasan konsumen). Hal ini apakah secara tidak langsung terdapat hubungan antar variabel tersebut. Hasil hubungan tidak langsung (indirect) adalah hubungan tidak langsung yang terjadi di antara variabel – variabel eksogen dan endogen. Secara detail engan melalui kajian dalam penelitian ini, maka terdapat hubungan tidak langsung (indirect) antar variabel ini dan dijelaskan di Tabel 4 berikut.

Tabel 4Pengaruh Tidak Langsung Variabel Penelitian

Pengaruh Tidak LangsungVariabel Endogen

Keputusan Pembeli

Kepuasan Konsumen

Variabel Eksogen

Sistem Pembayaran 0,000 0,427Harga 0,000 0,114Desain 0,000 0,081Lokasi 0,000 0,163Keputusan Pembeli 0,000 0,000

Sumber: Hasil penelitian, diolah

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat dijelaskan besarnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) variabel eksogen terhadap variabel endogen. Sistem pembayaran memberikan efek tidak langsung terbesar pada keputusan pembeli selanjutnya ke variabel kepuasan konsumen dan variabel di urutan kedua adalah variabel lokasi.

Pengaruh Total Antar Varibel PenelitianPengaruh total merupakan penjumlahan pengaruh secara

langsung dan secara tidak langsung antara variabel eksogen (sistem pembayaran, harga, desain dan lokasi) dengan variabel endogen (keputusan pembeli) sebagai variabel intervening dan variabel endogen (kepuasan konsumen). Hubungan ini melalui suatu kajian, untuk melihat apakah secara langsung atau tidak langsung pada hubungan antar variabel tersebut.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 118

Page 25:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Hasil mengenai hubungan secara langsung dan tidak langsung yang terjadi di antara variabel – variabel eksogen dan endogen dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan secra rinci pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5Pengaruh Total Variabel Penelitian

Pengaruh TotalVariabel Endogen

Keputusan Pembeli

Kepuasan Konsumen

Variabel Eksogen

Sistem Pembayaran

0,729 0,729

Harga 0,194 0,227Desain 0,138 0,186Lokasi 0,278 0,183Keputusan Pembeli

0,000 0,586

Sumber : Hasil penelitian, diolah

Berdasarkan Tabel 5 di atas, besarnya pengaruh total variabel eksogen terhadap endogen, yaitu sistem pembayaran memberikan pengaruh terbesar pada keputusan pembeli dan kepuasan konsumen. Keputusan pembeli memberikan pengaruh besar pada variable kepuasan konsumen.

Pengujian HipotesisUji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai koefisien jalur dan

nilai p value pada tingkat signifikasi 0,05. Lebih jelasnya lihat Tabel 6 berikut.

TABEL 6PENGUJIAN HIPOTESIS MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

No. Hipotesis Koefisien CR P-Value

Keterangan

1 Sistem Pembayaran (X1) terhadap Keputusan Pembeli (Y1) 0,729 9,380 0,000 Signifikan

2 Harga (X2) terhadap Keputusan Pembeli (Y1) 0,194 3,063 0,002 Signifikan

3 Desain (X3) terhadap Keputusan Pembeli (Y1) 0,138 2,070 0,038 Signifikan

4 Lokasi (X4) terhadap Keputusan Pembeli (Y1) 0,278 4,194 0,000 Signifikan

5 Sistem Pembayaran (X1) terhadap Kepuasan Konsumen (Y2) 0,301 2,322 0,020 Signifikan

6 Harga (X2) terhadap Kepuasan Konsumen (Y2) 0,113 1,909 0,056 Tidak Signifikan

7 Desain (X3) terhadap Kepuasan Konsumen(Y2) 0,105 1,808 0,071 Tidak Signifikan

8 Lokasi (X4) terhadap Kepuasan Konsumen(Y2) 0,020 0,298 0,766 Tidak Signifikan

9 Keputusan Pembeli (Y1) terhadap Kepuasan Konsumen (Y2) 0,586 3,785 0,000 Signifikan

Hasil penelitian, diolah

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 119

Page 26:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Berdasarkan 6 di atas, maka dapat digambarkan hubungan antara masing – masing variabel dengan menggunakan nilai koefisien jalur. Koefisien jalur pada masing – masing hubungan antara variabel adalah terlihat pada Gambar 9 di halaman berikut ini:

Gambar 9 Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis

Sumber : Data diolah

Hasil Pengujian HipotesisBerdasarkan Tabel 6 dan Gambar 9, maka diperoleh hasil

pengujian hipotesis berikut ini:1. Hipotesis 1

Sistem pembayaran (X1) berpengaruh signifikasi terhadap keputusan pembeli (Y1). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,729 dan p-value sebesar 0,000 menunjukkan bahwa variabel sistem pembayaran berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembeli dengan arah hubungan positif.

2. Hipotesis 2Harga (X2) berpengaruh signifikasi terhadap keputusan pembeli (Y1). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,194 dan p-value sebesar 0,002 menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembeli dengan arah hubungan positif.

3. Hipotesis 3 Desain (X3) berpengaruh signifikasi terhadap keputusan pembeli (Y1). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,138 dan p-value sebesar 0,038 menunjukkan bahwa variabel desain berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembeli dengan arah hubungan positif.

4. Hipotesis 4 Lokasi (X4) berpengaruh signifikasi terhadap keputusan pembeli (Y1). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,298 dan p-value sebesar 0,000 menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembeli dengan arah hubungan positif.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 120

Page 27:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

5. Hipotesis 5 Sistem pembayaran (X1) berpengaruh signifikasi terhadap kepuasan konsumen (Y2). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,301 dan p-value sebesar 0,020 menunjukkan bahwa variabel sistem pembayaran berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan arah hubungan positif.

6. Hipotesis 6 Harga (X2) berpengaruh signifikasi terhadap kepuasan konsumen (Y2). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,113 dan p-value sebesar 0,056 menunjukkan bahwa variabel harga secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

7. Hipotesis 7 Desain (X3) berpengaruh signifikasi terhadap kepuasan konsumen (Y2). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,105 dan p-value sebesar 0,071 menunjukkan bahwa variabel desain secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

8. Hipotesis 8 Lokasi (X3) berpengaruh signifikasi terhadap kepuasan konsumen (Y2). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,020 dan p-value sebesar 0,766 menunjukkan bahwa variabel lokasi secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

9. Hipotesis 9 Keputusan (Y1) berpengaruh signifikasi terhadap kepuasan konsumen (Y2). Dari uji hipotesis ini diperoleh koefisien sebesar 0,586 dan p-value sebesar 0,000 menunjukkan bahwa variabel keputusan pembeli secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dengan arah hubungan positif.

KESIMPULAN DAN SARANSimpulan1. Sistem pembayaran (X1) yang diterapkan oleh PT. Bersama Makmur

Abadi selaku pengembang dari Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembeli (Y1). Ini berarti sistem pembayaran dalam hal ini adalah sistem pembayaran tunai, installment atau kredit dan pembiayaan /KPR akan dapat meningkatkan keputusan pembeli. Dan yang paling dominan dari ketiga indikator sistem pembayaran adalah sistem pembayaran dengan pembiayaan / KPR. Semakin baik layanan sistem pembayaran dalam perusahaan akan dapat meningkatkan keyakinan, ketertarikan dan kepercayaan calon pembeli dalam kaitan keputusan pembelian.

2. Harga (X2) yang ditetapkan oleh PT. Bersama Makmur Abadi selaku pengembang dari Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembeli (Y1). Ini berarti harga yang ditetapkan sesuai dengan manfaat yang diperoleh konsumen, produk yang berkualitas, harga yang bersaing, sesuai dengan daya beli masyarakat pada segmen yang telah ditentukan serta fasilitas kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran dalam hal ini meningkatkan keyakinan, ketertarikan dan kepercayaan calon pembeli dalam kaitan keputusan pembelian untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba maksimal.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 121

Page 28:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

3. Desain (X3) yang ditetapkan oleh PT. Bersama Makmur Abadi selaku pengembang dari Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembeli (Y1). Ini berarti desain produk yang menarik indah dipandang dan sesuai dengan dan memenuhi syarat layak huni pada kelas ekonomi menengah, desain interior, desain eksterior dan lingkungan sekitar yang nyaman akan dapat meningkatkan keyakinan, ketertarikan dan kepercayaan calon pembeli dalam kaitan keputusan pembelian.

4. Lokasi (X4) yang ditetapkan oleh PT. Bersama Makmur Abadi selaku pengembang dari Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembeli (Y1). Ini berarti lokasi perumahan dalam hal ini kelancaran akses menuju ke lokasi atau dari perumahan menuju ke fasilitas publik, dekat dengan pusat bisnis atau pusat kota serta lingkungan disekitar area perumahan yang aman dan nyaman akan dapat meningkatkan keyakinan, ketertarikan dan kepercayaan calon pembeli dalam kaitan keputusan pembelian

5. Sistem pembayaran (X1) yang diterapkan oleh PT. Bersama Makmur Abadi selaku pengembang dari Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y2). Ini berarti sistem pembayaran dalam hal ini adalah sistem pembayaran tunai, installment atau kredit dan pembiayaan /KPR akan dapat meningkatkan keputusan pembeli. Dan yang paling dominan dari ketiga indikator sistem pembayaran adalah sistem pembayaran dengan pembiayaan / KPR. Semakin baiknya sistem pembayaran akan meningkatkan kepuasan konsumen akan kinerja, kesesuaian dengan spesifikasi, fitur , tingkat kepercayaan, kualitas yang diterima dan layanan yang telah diterima konsumen.

6. Harga (X2) yang ditetapkan oleh PT. Bersama Makmur Abadi selaku pengembang dari Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y2). Ini berarti harga yang ditetapkan sesuai dengan manfaat yang diperoleh konsumen, produk yang berkualitas, harga yang bersaing, sesuai dengan daya beli masyarakat pada segmen yang telah ditentukan serta fasilitas kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran dalam hal ini meningkatkan kepuasan konsumen akan kepercayaannya terhadap perusahaan, kesesuaian spesifikasi dengan harga jual, kinerja, fitur dan kualitas yang diterima serta layanan yang dirasakan konsumen.

7. Desain (X3) yang ditetapkan oleh PT. Bersama Makmur Abadi selaku pengembang dari Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y2). Ini berarti desain produk yang menarik indah dipandang dan sesuai dengan dan memenuhi syarat layak huni pada kelas ekonomi menengah, desain interior, desain eksterior dan lingkungan sekitar yang nyaman akan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dari segi kesesuaian spesifikasi dengan harga jual, kinerja, fitur dan kualitas produk.

8. Lokasi (X4) yang diterapkan oleh PT. Bersama Makmur Abadi selaku pengembang dari Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 122

Page 29:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y2). Ini berarti lokasi perumahan dalam hal ini kelancaran akses menuju ke lokasi atau dari perumahan menuju ke fasilitas publik, dekat dengan pusat bisnis atau pusat kota serta lingkungan disekitar area perumahan yang aman dan nyaman akan dapat meningkatkan kepuasan konsumen yang berkaitan dengan kesesuaian spesifikasi dengan harga jual serta tingkat kepercayaan konsumen kepada perusahaan.

9. Keputusan pembeli (Y1) konsumen Perumahan Jasmine Residence di Krian Sidoarjo mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y2). Ini berarti keputusan konsumen dalam hal keyakinan, ketertarikan dan kepercayaan calon pembeli terhadap kepuasan konsumen akan kinerja, kesesuaian dengan spesifikasi, fitur , tingkat kepercayaan, kualitas yang diterima dan layanan yang telah diterima konsumen Perumahan Jasmine Residence. Meningkatnya keputusan pembeli akan meningkatkan kepuasan konsumen Perumahan Jasmine Residence.

10. Kepuasan konsumen (Y2) perumahan Jasmine Residence tidak dipengaruhi secara langsung oleh variabel harga(X2), desain (X3) dan lokasi (X4). Dan yang mempunyai mempengaruhi secara langsung dan signifikan dari kepuasan konsumen (Y2) adalah sistem pembayaran (X1) dan keputusan pembeli (Y1). Sehingga dalam hal ini kepuasan konsumen akan tercapai bila melalui keputusan pembeli (Y1).

11. Secara keseluruhan variabel sistem pembayaran (X1) mempunyai pengaruh paling dominan baik langsung terhadap kepuasan konsumen (Y2) maupun melalui keputusan pembeli (Y1). Oleh sebab itu sebaiknya dari manajemen lebih mempertahankan sistem pembayaran yang telah berjalan serta meningkatkan kerjasama dengan berbagai lembaga pembiayaan yang kompeten dan bisa memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih yang terbaik menurut pandangan masing-masing.

12. Desain tidak berpengaruh langsung kepada kepuasan konsumen. Oleh sebab itu sebaiknya manajemen memperhatikan desain secara keseluruhan bukan hanya pada tampilan tetapi juga pada penataan ruang yang tepat sehingga memberkan kesan luas tetapi mampu memberikan nilai lebih dibandingkan dengan pesaing pada kelas yang sama.

13. Hasil studi ini akan akan dapat memberikan konstribusi terhadap pengembangan teori dan ilmu. Secara keseluruhan hasil studi ini tidak sepenuhnya mendukung teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya. Dimana konsumen perusahaan developer atau pengembang perumahan dalam menjalankan pemasaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen didahului dengan proses keputusan pembelian. Dimana tanpa adanya keputusan pembelian maka tidak mungkin konsumen akan dapat merasa terpuaskan atau dalam arti belum tentu bisa memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

SaranBerdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah

dilakukan, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 123

Page 30:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

1. Saran bagi manajemen PT. Bersama Makmur AbadiPT. Bersama Makmur Abadi sebagai perusahaan komersial yang menyediakan salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu perumahan hendaknya mampu mengkombinasikan bagaimana membuat produk perumahan yang mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat serta memuaskan kebutuhannya tersebut. Dalam arti memenuhi kebutuhan bagaimana masyarakat dapat memperoleh rumah sesuai dengan kemampuan dan keinginan serta memenuhi harapan konsumen. Sistem pembayaran mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian dan kepuasan konsumen. Manajemen PT. Bersama Makmur Abadi hendaknya bisa meningkatkan pelayanan atau pengarahan pilihan yang tepat kepada konsumen dalam memilih sistem pembayaran sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Dalam kaitannya dengan sistem pembayaran yanag mana sistem pemabayarn dengan pembiayaan /KPR mempunyai pengaruh paling dominan terhadap sistem pembayaran. Oleh sebab itu manajemen hendaknya memperluas jaringan yang berkaitan dengan pembiayaan misalnya perusahaan perbankan dengan kapabilitas yang memadai, berpengalaman dan bunga yang rendah. Dengan banyaknya rekanan dengan pihak perbankan ini pihak konsumen akan memperoleh banyak pilihan untk menentukan lembaga pembiayaan yang akan digunakan sehingga nantinya akan memenuhi apa yang diinginkan. Desain mempunyai pengaruh paling kecil terhadap keputusan pembeli dan mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen. Oleh sebab itu hendaknya manajemen menekankan desain pada fungsi dasar dari rumah dan bukan detailing aksesories yang diunggulkan.

2. Saran bagi tenaga pemasaran.Sebagai tenaga pemasaran yang menjadi ujung tombak perusahaan dalam memasarkan produk untuk mewujudkan tujuan perusahaan hendaknya mampu mempelajari situasi dan kondisi masyarakat, meningkatkan kemampuan dalam menjaring dan meyakinkan konsumen agar keputusan pembelian ditetapkan di produkyang dijual perusahaan. Selain hal tersebut hendaknya tenaga pemasar mampu memberikan kontribusi yang maksimal kepada konsumen terutama tentang penjelasan produk atau product knowledge serta cara-cara atau inovasi bagaimana konsumen tertarik untuk membeli dan bisa memuaskan kebutuhan dan keinginannya untuk mendapatkan rumah sesuai dengan kemampuannya.

3. Saran bagi peneliti selanjutnya.Bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan mengambil sample berdasarkan usia dan juga tingkat pendidikan terakhir karena berkaitan dengan tingkat intelegency seseorang dalam merasakan apa yang menjadi harapannya, memperluas penelitiannya tidak hanya di Perumahan Jasmine Residence atau di PT. Bersama Makmur Abadi, tetapi meliputi keseluruhan konsumen perumahan dalam satu wilayah tertentu. Berdasarkan atas hasil penelitian ini dimana diketahui bahwa terdapat variabel lain diluar penelitian ini yang mempengaruhi keputusan pembeli dan kepuasan konsumen. Oleh

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 124

Page 31:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

sebab itu diharapkan pada penelitian yang akan datang agar menambahkan variabel lain selain dari penelitian ini, misalnya layanan, relationship, komunikasi dan sebagainya agar diketahui lebih maksimal variabel yang mempengaruhi keputusan pembeli maupun kepuasan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Afandy, Muhammad Nur, 2010, Analisis Pengaruh Harga Dan Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian Produk Perumahan Pada PT. Ayodya Puri Nugraha Di Purwodadi Grobogan, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang

Algifari. 1977. Analisis Teori Regresi : Teori Kasus dan Solusi. Yogyakarta : BPFE

Alexander, Hilda B, Artikel tentang pembiayaan yang di tulis pada tanggal 12 Februari 2013 pada blog http://properti.kompas.com/read/ 2014/02/12/1625162/Rekayasan.Pembiayan.Trik.Pengembang.Cetak.PenjualanAlma, Buchari. 2000. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta

Alma, Buchari. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi revisi. Bandung : Alfabeta.

Appraisal Institute, 2001. The Dictionary of Real Estate Appraisal. Illinois: Appraisal Institute.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Cahyana, J., & Sudaryatmo. (2002). Rumahku Istanaku: Panduan Membeli Rumah Hunian. Jakarta: PT. Gramedia.

Djaja, Sutrisno, 2010, Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Studi Pembelian Rumah Sangat Sederhana Tipe 36 MeAlalui KPR – BTN di Kota Administrasi Jember, Jurnal Wacana Vol 13 No. 1, Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang

Erni Widiastuti, 2013, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Rumah Bersubsidi Dengan Menggunakan Analisis Regresi, Jurnal Progdi Manajemen FE Universitas Surakarta.

Firdaos, Awang , 1997. "Permintaan dan Penawaran Perumahan" Valuestate, Vol. 007, Jakarta.

............., 2005. "Analisis Pengaruh Jarak ke Jalan Lingkar Luar terhadap Nilai Jual Property Perumahan di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta", Jurnal Survey dan penilaian, Vol .001, Jakarta.

Galaty, F. (2006), Modern Real Estate Practice.Illinois : Dearborn Real Estate Education

Ghozali, Imam. 2013. Konsep dan Aplikasi Dengan Program Amos 21.0. Universitas Dipenogoro. Semarang

Engel, James F, Blackwell, Roger D and Miniard Paul W, 1994, Perilaku Konsumen Jilid 1, Binarupa Aksara, Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 2001. Analisis Butir Untuk Instrumen Angket,Tes, dan Skala Nilai dengan BASICA. Edisi Pertama,cetakan pertama. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 125

Page 32:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Kotler, Philip 1997, Manajemen Pemasaran: Analisis, perencanaan, implementasi dan Kontrol, Jilid II. Jakarta : Prenhallindo

............, Philip & Anderson. 2000. Marketing Manajemen, Analysis, Planing, Implementation, and Control, Edisi Ketujuh, Englewood Cliff, New Jersey Prentice- Hall Inc

............, Philip & Keller. 2009. Marketing Manajemen, Analysis, Planing, Implementation, and Control, Edisi Ketujuh, Englewood Cliff, New Jersey Prentice- Hall Inc

Kwanda, Timoticin, Jani Rahardjo, Bonivasius Risa Wibowo (2003), Analisis Kepuasan Penghuni Rumah Sederhana Tipe 36 Di Kawasan Sidoarjo Berdasarkan Faktor Kualitas Bagunan, Lokasi, Desain, Sarana Dan Prasarana, Jurnal Dimensi Arsitektur Vol 31 No. 2, Univerzitas Kristen Petra, Surabaya

Lamb, Hair, and McDaniel, 2000, “Principles of Marketing”, Cincinnati, Ohio, South-Western Publishing Co

Lupiyoadi, Rambat, 2001. Edisi Pertama, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik. Jakarta : Salemba Empat

Mulyono , Bayu Hadyanto, 2008, Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen Perumahan Puri Mediterania semarang, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Mursid, M. 2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Bumi AksaraNasir. Moh., 2002, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Nitisemito, Alex. 2000. Marketing, Jakarta : Ghalia IndonesiaNasution. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Ghalia IndonesiaNovandri, Made, SN. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga,

dan Iklan Terhadap keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada PT Harpindi Jaya Cabang Ngaliya, Skripsi, Universitas Dipenogoro Semarang

Pindyck, Robert.S dan Rubinfeld, Daniel.L. 2007. Mikroekonomi, Edisi Keenam, Jilid 1. PT.Indeks. Jakarta.

Primadana, Agustinus, 2010, Pengaruh persepsi harga, fasilitas, Desain terhadap Permintaan Perumahan Tipe Cluster (Studi Kasus Perumahan Tamansari Majapahit kota Semarang)“ Skripsi, Semarang, Universitas Diponegoro, Tidak dipublikasikan.

Rahayu, Ika, 2007, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian rumah pada crown property Agency Medan”, Skripsi, Medan, Universitas Sumatera Utara, Tidak dipublikasikan.

Schiffman, L.G dan Kanuk, Lesley L, 2007. Consumer Behavior, New Jersey: Perason, Prestice Hall

Sinaga, Sahmadin, 2010, Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian rumah sehat sederhana (RSH) pada perumahan Rhabayu Batam, Tesis Program Pascasarjana Universitas Terbuka, Jakarta

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit CV. Alfabeta

------------.2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Swastha, Basu DH. dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern.

Yogyakarta : Liberty Swasta, Basu DH, 1999. Azas-Azas Manajemen Modern. Penerbit

Liberty, Yogyakarta.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 126

Page 33:  · Web viewDalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang bagus dapat menggantikan produk baru dan juga mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah

Ahmad Khamim

Tjiptono, Fandy 2008, Strategi Pemasaran, Yogyakarta, penerbit: Andi offset,

William J Stanton 1990. Fundamental Of Marketing. Boston : Mc Graw Hill Inc

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 127