47
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun mereka berada. Hal tersebut telah menjadi tuntutan masyarakat yang selama ini kurang memperoleh perhatian dan penghormatan atas hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan yang baik sebagaimana diatur dalam konstitusi. Pemberian pelayanan kepada masyarakat merupakan kewajiban utama bagi pemerintah. Dalam pemberian pelayanan tidak boleh tercipta perlakuan yang berbeda, sehingga menimbulkan diskriminasi pelayanan bagi masyarakat. Selain itu manajemen pelayanan perlu pula mendapat pembenahan melalui keterbukaan dan kemudahan prosedur, penetapan tarif yang jelas dan terjangkau, keprofesionalan aparatur dalam teknik pelayanan, dan tersedianya tempat pengaduan keluhan masyarakat (public complain), serta tersedianya sistem pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur. 1 1 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hal. 3.

pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap

masyarakat dimanapun mereka berada. Hal tersebut telah menjadi tuntutan masyarakat yang

selama ini kurang memperoleh perhatian dan penghormatan atas hak-haknya untuk

mendapatkan pelayanan yang baik sebagaimana diatur dalam konstitusi. Pemberian

pelayanan kepada masyarakat merupakan kewajiban utama bagi pemerintah. Dalam

pemberian pelayanan tidak boleh tercipta perlakuan yang berbeda, sehingga menimbulkan

diskriminasi pelayanan bagi masyarakat. Selain itu manajemen pelayanan perlu pula

mendapat pembenahan melalui keterbukaan dan kemudahan prosedur, penetapan tarif yang

jelas dan terjangkau, keprofesionalan aparatur dalam teknik pelayanan, dan tersedianya

tempat pengaduan keluhan masyarakat (public complain), serta tersedianya sistem

pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur.1

Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang

belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi

terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah

pembangunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan

pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan,

informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

Ruang lingkup pelayanan publik meliputi aspek kehidupan masyarakat yang sangat

luas. Pelayanan publik bahkan dimulai sejak seseorang dalam kandungan ketika diperiksa

1 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hal. 3.

Page 2: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

oleh dokter pemerintah atau dokter yang dididik di universitas negeri, mengurus akta

kelahiran, menempuh pendidikan di universitas negeri, menikmati bahan makanan yang

pasarnya dikelola oleh pemerintah, menempati rumah yang disubsidi pemerintah,

memperoleh macam-macam perijinan yang berkaitan dengan dunia usaha yang digelutinya

hingga seseorang meninggal dan memerlukan surat pengantar dan surat kematian untuk

mendapatkan kapling di tempat pemakaman umum.

Luasnya cakupan pelayanan dan jasa-jasa publik tidak identik dengan kualitas

pelayanan itu sendiri. Karena pelayanan publik merupakan suatu cara pengalokasian sumber

daya melalui mekanisme politik, bukannya lewat pasar, maka kualitas pelayanan itu sangat

tergantung kepada kualitas demokrasi. Konsekuensi dari hal ini adalah negara-negara yang

pilar-pilar demokrasinya tidak bekerja secara optimal tidak memungkinkan pencapaian

kualitas pelayanan publik yang lebih baik. Bahkan sebaliknya, pelayanan publik tanpa proses

politik yang demokratis cenderung membuka ruang bagi praktek menyimpang.

Banyaknya jenis pelayanan publik menyebabkan perlunya dilakukan batasan kajian

pada jenis pelayanan tertentu. Salah satu jenis pelayanan publik yang mendasar adalah

pelayanan disektor administrasi kependudukan, karena berkaitan dengan eksistensi setiap

individu sebagai warga negara Indonesia. Pelayanan dalam sektor administrasi kependudukan

merupakan jenis pelayanan yang cukup banyak permintaannya seperti Kartu Tanda

Penduduk, Kartu Keluarga, Akta Nikah, Akta Kematian dan Akta Kelahiran. Kemudian lebih

dikhususkan lagi dalam hal pelayanan Kartu Keluarga.

Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat tentang nama, susunan

dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga. Penduduk warga Negara

Indonesia dan orang asing yang   memiliki izin tinggal tetap wajib melaporkan susunan

keluarganya kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui kepaladesa/lurah dan

camat dimana domisilinya. Pelaporan tersebut sebagai dasar untuk penerbitan Kartu

Page 3: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Keluarga  (pasal Staatsblad Tahun 1920 Nomor 751 jo Staatsblad 1927 nomor 564 tentang

Pancatatan Sipil Bagi Orang Indonesia). Berdasarkan Undang-undang Administrasi

Kependudukan No 23 Tahun 2006, pada Pasal 13 ayat 1 sampai 4 menyebutkan bahwa Setiap

Penduduk wajib memiliki NIK sebagaimana dimaksud pada yang berlaku seumur hidup dan

selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada

setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata dan dicantumkan dalam setiap

Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi,

nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen

identitas lainnya.Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata Cara dan ruang lingkup

penerbitan dokumen identitas lainnya, serta pencantuman NIK diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

 Dalam pengelolaan Administrasi kependudukan kendala-kendala yang sering ditemui

antara lain masih lemahnya sumber daya manusia pengelola kependudukan yang merupakan

ujung tombak pengelola kependudukan, begitu pula dalam segi kinerja aparat di instansi

tertentu masih dinilai buruk sehingga masyarakat sebagai objek ataupun pihak yang

memperoleh pelayanan tidak merasa puas. Fakta lain yang terjadi dan umumnya dipraktekkan

oleh aparat pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan publik, yaitu adanya diskriminasi

dalam pelayanan.

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gresik

jumlah penduduk Kabupaten Gresik pada akhir tahun 2015 sebanyak 1,303,773 jiwa yang

terdiri dari 655,460 laki-laki dan 648,313 perempuan. Kepadatan penduduk Kabupaten

Gresik pada tahun 2015 sebesar 1,094.46 jiwa/Km2. Sedangkan angka rasio jenis kelamin

laki-laki dibanding perempuan pada tahun 2015 sebesar 1:1,011.

Tabel 1.1.Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik

Page 4: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Tahun 2016

NO KECAMATAN

Jumlah Penduduk Per Desember 2016 Luas

Wilayah L P Total

1 DUKUN 33,826

33,317

67,143 59,03

2 BALONGPANGGANG 29,220

29,366

58,586 63,88

3 PANCENG 26,213

25,823

52,036 62,59

4 BENJENG 33,105

33,048

66,153 61,26

5 DUDUKSAMPEYAN 25,459

25,510

50,969 74,29

6 WRINGINANOM 36,382

35,968

72,350 62,62

7 UJUNGPANGKAH 25,538

25,378

50,916 94,82

8 KEDAMEAN 31,578

31,297

62,875 65,96

9 SIDAYU 21,946

21,622

43,568 47,13

10 MANYAR 56,475

54,730

111,205 95,42

11 CERME 39,232

39,251

78,483 71,73

12 BUNGAH 33,688

33,372

67,060 79,49

13 MENGANTI 61,035

59,898

120,933 68,71

14 KEBOMAS 52,371

51,321

103,692 30,06

15 DRIYOREJO 51,948

51,161

103,109 51,30

16 GRESIK 43,305

43,629

86,934 5,54

17 SANGKAPURA 34,855

34,796

69,651 118,72

18 TAMBAK 19,284

18,826

38,110 78,70

JUMLAH 655,460 648,313 1,303,773 1.191,25sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gresik Tahun 2016

Gambaran kepadatan dan sebaran penduduk dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 5: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Gambar 1.2Peta Demografi Kabupaten Gresik

Sumber data: Bappeda Kabupaten Gresik Tahun 2016

Jumlah keluarga di Kabupaten Gresik pada Tahun 2015 sebanyak 366,554

keluarga. Dibandingkan dengan tahun 2014 yang tercatat sebanyak 364.374 keluarga maka

terjadi kenaikan jumlah keluarga sebanyak 2.180 Keluarga atau 0,58%. Adapun rincian

jumlah keluarga di Kabupaten Gresik sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1.3.

Jumlah Keluarga di Kabupaten Gresik Tahun 2014-2015

NO KECAMATANJUMLAH

DESA / KELURAHAN

JUMLAH KK

2014 20151 DUKUN 26 19.077 18.6322 BALONGPANGGANG 25 17.596 17.4033 PANCENG 14 14.250 14.1244 BENJENG 23 19.384 19.3205 DUDUKSAMPEYAN 23 14.171 14.0206 WRINGINANOM 16 22.415 22.485

Page 6: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

NO KECAMATANJUMLAH

DESA / KELURAHAN

JUMLAH KK

2014 20157 UJUNGPANGKAH 13 13.987 14.1038 KEDAMEAN 15 19.077 19.1599 SIDAYU 21 11.476 11.520

10 MANYAR 23 29.958 30.23711 CERME 25 21.460 21.48812 BUNGAH 22 18.348 18.34613 MENGANTI 22 34.862 34.77514 KEBOMAS 21 28.603 28.83915 DRIYOREJO 16 29.796 29.78716 GRESIK 21 25.578 24.47817 SANGKAPURA 17 19.643 18.14718 TAMBAK 13 10.682 9.691

JUMLAH 356 364.374 366.554Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gresik Tahun 2016

Berdasarkan sebaran keluarga dan jumlah penduduk sebagaimana diuraikan

sebelumnya, berikut digambarkan perbandingan jumlah penduduk dan kepemilikan kartu

keluarga sebagaimana gambar berikut;

Gambar 2.8

Grafik Perbandingan Sebaran Keluarga dan Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2015

Dari data penduduk di kabupaten Gresik dan kendala belum optimalnya kinerja

penataan dokumen Kartu Keluarga mengakibatkan tidak dapat terwujud tertib administrasi

kependudukan yang berbasis ketunggalan identitas seperti yang dicita-citakan.

Page 7: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Permasalahan pokok pelayanan administrasi kependudukan berbasis ketunggalan

identitas melalui pemutakhiran Kartu Keluarga, pemulihan data ganda dan anomali, serta

percepatan pencatatan akta kelahiran dan kematian disinyalir karena belum optimalnya

pemahaman petugas register desa mengenai mekanisme, kebermanfaatan dan hasil

pemutakhiran Kartu Keluarga, kurang efektifnya proses edukasi yang terintegrasi dalam

pelayanan terhadap masyarakat terkait kebermanfaatan perubahan data kependudukan, belum

terlaksananya pencatatan akta kematian secara optimal disebabkan oleh proses pelaporan

yang tidak terstruktur dan ketidakpahaman aparatur dalam proses pencatatan akta kematian

serta belum adanya penguatan mengenai pemahaman dan pemanfaatan dokumen

kependudukan yang termutakhir oleh stakeholder baik masyarakat maupun aparatur pemroses

dokumen. Kondisi empiris ini tentu harus direspon secara objektif oleh pemerintah daerah,

terutama menyangkut alokasi fasilitas dasar kebutuhan penduduk dan implementasi

pelaksanaan pemrosesan administrasi kependudukan.

Kebijakan yang mendukung peningkatan kinerja penatausahaan dokumen Kartu

Keluarga oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik harus dilakukan dengan inovasi yang

dilakukan secara terstruktur dibawah komando instansi pelaksana administrasi kependudukan

yaitu Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Kabupaten Gresik.

1.2 1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam tulisan

ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja aspek yang mendukung peningkataan kinerja penataausahaan dokumen kartu

keluarga ?

2. Strategi apa yang mendukung peningkatan kinerja penatausahaan dokumen Kartu

Keluarga oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik?

Page 8: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

BAB II

ANALISIS

2.1. Tata Kelola Penyelenggaraan Pelayanan Pemerintahan Kepada Rakyat

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum (rechtstaat). Syarat-

syarat rechtsstate yang dikemukakan oleh Burknes.et.al., yang dikutip Philipus M. Hadjon

dalam tulisannya tentang Ide Negara Hukum dalam Sistem Ketatanegaraan Republik

Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Asas legalitas, setiap tindakan pemerintahan harus didasarkan atas adasar peraturan perundang-undangan (wetterlike grodslag). Dengan landasan ini, undang-undang dalam arti formal dan UUD sendiri merupakan tumpuan dasar tindak pemerintahan. Dalam hubungan ini pembentuk undang-undang merupakan bagian penting negara hukum.

2) Pembagian kekuasaan: syarat ini mengandung makna bahwa kekuasaan negara tidak boleh hanya bertumpu pada satu tangan.

3) Hak-hak dasar (grondrechsten): hak-hak dasar merupakan sasaran perlindungan hukum bagi rakyat dan sekaligus membatasi kekuasaan pembentukan undang-undang.

4) Pengawasan Pengadilan: bagi rakyat tersedia saluran melalui pengadilan yang bebas untuk menguji keabsahan tindak pemerintahan (rechtmatigheids toetsing )2.

Atas hal tersebut sebagai implementasi dari negara hukum Pemerintah perlu

memperhatikan hak-hak dasar warga masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik

yang terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam rangka mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik di

Kabupaten Gresik dilakukan dengan legitimasi terhadap reformasi pelayanan publik yang

murah, cepat dan jelas sesuai dengan standar pelayanan publik dan pengaturan mengenai

urusan kewenangan Pemerintah Kabupaten Gresik di bidang pelayanan publik.

Konsepsi eenheidsstaat di dalam Pasal 1 juncto Pasal 18 UUDRI 1945

menegaskan bahwa asal kekuasaan dan kekuasaan tertinggi ada pada negara, yang

dalam pelaksanaannya kekuasaan tersebut didesentralisasikan kepada daerah untuk

mengelola sebagian urusan pemerintahan menjadi urusan rumah tangganya sendiri, atau 2 Philipus M. Hadjon, Ide Negara Hukum, hal.4.

Page 9: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

dengan kata lain pemerintahan daerah merupakan sub sistem dari hierarkhi

kepemerintahan negara.

Asas Penyelenggaraan Pemerintahan antara lain :

1. Asas Umum Penyelenggaraan Negara

Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan

Negara yang terdiri atas :

a) Asas kepastian hukum;

b) Asas tertib penyelenggara negara;

c) Asas kepentingan umum;

d) Asas keterbukaan;

e) Asas proporsionalitas

f) Asas profesionalitas;

g) Asas akuntabilitas;

h) Asas efisiensi;

i) Asas efektivitas.

Bahwa Asas Umum Penyelenggaraan Negara ini sesuai dengan Undang-Undang

No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme, ditambah asas efektifitas dan efisiensi. 3

2. Asas Desentralisasi, Tugas Pembantuan, dan Dekonsentrasi

a. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah menggunakan asas

desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekosentrasi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

3 H.A.W. Widjaja, Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia Dalam Rangka Sosialisasi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005, hal 172-173.

Page 10: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

b. Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah

menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.4

Menurut konsep desentralisasi, desentralisasi dapat dilaksanakan dengan dua cara,

yakni devolusi dan dekonsentrasi. Devolusi oleh A.W Bradley dan K.D Ewing didefinisikan

sebagai “the delegation of central government powers without the relinquishment of

sovereignty.5 Bentuk devolusi inilah yang biasa disitilahkan desentralisasi, dengan pengertian

sebagai penyerahan kepada atau membiarkan satuan pemerintahan yang lebih rendah

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan tertentu. Adapun dekonsentrasi difahami

sebagai pelimpahan wewenang dari pemerintah atau kepala wilayah atau juga kepala instansi

vertical tingkat atas kepada pejabat bawahannya di daerah.6

Otonomi daerah dengan paradigma pemahaman otonomi sebagai kemandirian daerah

untuk menentukan nasib dan urusan rumah tangganya sendiri, dengan berpijak pada kearifan

budaya bangsa yang tersimbolkan oleh Pancasila sebagai dasar negara. Secara spesifik Suko

Wiyono dengan menukil pandangan Logemann menyatakan bahwa otonomi daerah adalah

kebebasan bergerak yang diberikan kepada daerah otonom dengan tujuan memberikan

kesempatan kepada Daerah untuk mempergunakan prakarsa sendiri dari segala macam

kekuasaannya, untuk mengurus kepentingan umum (penduduk).7

Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong menyediakan

segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan melayani. Pada dasarnya setiap

manusia membutuhkan pelayanan, bahkan4 Ibid.

5 Philipus M. Hadjon, et.al., Pengantar Hukum Administrasi, cetakan ketujuh, Gadjahmada University Press, Yogyakarta, 2001.hal 112-113.

6 Ibid.7 Suko Wiyono, Otonomi Daerah Dalam Negara Hukum Indonesia (Pembentukan

Perda Partisipatif), Faza Media, Jakarta, 2006, hal. 31

Page 11: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

manusia (Sinambela, 2010:3). Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui

aktivitas orang lain yang langsung (Moenir, 2006:16-17). Membicarakan pelayanan berarti

membicarakan suatu proses kegiatan yang konotasinya lebih kepada hal yang abstrak

(Intangible).

Pelayanan adalah merupakan suatu proses, proses tersebut menghasilkan suatu produk

yang berupa pelayanan, yang kemudian diberikan kepada pelanggan. Beberapa pakar yang

memberikan pengertian mengenai pelayanan diantaranya adalah Moenir (Harbani Pasolong,

2007:128). Harbani Pasolong (2007:4), pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai

aktivitas seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung

untuk memenuhi kebutuhan Hasibuan mendefinisikan pelayanan sebagai kegiatan pemberian

jasa dari satu pihak ke pihak lain, dimana pelayanan yang baik adalah pelayanan yang

dilakukan secara ramah tamah dan dengan etika yang baik sehingga memenuhi kebutuhan

dan kepuasan bagi yang menerima.

Pelayanan Publik merupakan pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintahan

kepada masyarakat. Untuk itu pelayanan tersebut sangat ditentukan oleh kinerja pelayanan

yang diberikan. Sejauh mana pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat terjangkau,

mudah, cepat, dan efisien baik dari sisi waktu maupun pembiayaan.

2.2  Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik

Menurut Moenir (2010 : 190) bentuk pelayanan public itu terdiri dari 3 macam yaitu :

1. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang  hubungan

masyarakat (humas), di bidang layanan informasi dan di bidang-bidang lain yang tugasnya

memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar pelayanan

Page 12: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

pelaku layanan, yaitu :

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidangnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas

sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan santun.

d. Meski dalam keadaan sepi, tidak berbincang dan bercanda dengan sesame pegawai, karena

menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas.

2. Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan ini merupakan jenis pelayanan dengan memberikan

penjelasan melalui tulisan di dalam pengelolaan masalah masyarakat, pelayanan dalam

bentuk ini terdiri dua jenis, yakni :

a. Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang-

orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi

atau lembaga.

b. Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan, keluhan,

pemberian/pelayanan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

3. Layanan berbentuk Perbuatan

Dalam kenyataan sehari-hari, jenis layanan ini memang tidak terhindar dari layanan

lisan, jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan

karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan secara umum,

hanya titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh yang berkepentingan.

Jadi tujuan utama yang berkepentingan adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk

perbuatan atau hasil perbuatan, bukan hanya sekedar penjelasan dan kesanggupan lisan.

Page 13: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Disini faktor kecepatan dalam pelayanan (pengerjaan) menjadi dambaan setiap orang, disertai

dengan kualitas hasil yang memadai.

2.3   Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Didalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003

tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik disebutkan bahwa

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut :

1. KesederhanaanProsedur pelayanan public tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.2. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan public.b. Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan / sengketa dalam pelaksanaan pelayanan public.

c. Rincian biaya pelayanan public dan tata cara pembayaran.d. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan public dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

3. AkurasiProduk pelayanan public diterima dengan benar, tepat dan sah

4. KeamananProses dan produk pelayanan public memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

5. TanggungjawabPemimpin penyelenggara pelayanan public atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan dalam pelaksanaan pelayanan public.

6. Kelengkapan sarana dan prasaranaTersedianya saranan dan prasarana kerja, peralatan kerja, dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

7. Kemudahan aksesTempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

8. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahanPemberian pelayanan harus bersikap dispilin, sopan, santun, ramah serta memberi pelayanan yang ikhlas.

9. Kenyamanan

Page 14: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.8

2.4. Konsep Kualitas Pelayanan

      Seiring dengan kewajiban rakyat membayar pajak atau retribusi dalam pelayanan jasa

public yang diterimanya, rakyat pun berhak menuntut pencapaian kepuasan maksimal dalam

proses pelayanan dimaksud. Prinsip-prinsip konsumerisme dijadikan nilai dasar hubungan

antara pemerintah sebagai penyedia layanan dengan rakyat sebagai penuntut dan consumer

(Ndraha dalam Napitupulu 2007 : 169). Hubungan yang demikian, mengharuskan adanya

kualitas pelayanan yang memadai baik dalam proses maupun kualitas produknya. Konsep ini

dikenal dengan Service Quality atau Servqual.

Pengertian kualitas menurut Tjiptono ( 1997 : 2) merupakan suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan. Rahayu dalam Napitupulu (2007 : 169)  berpendapat bahwa :

“ Penilaian kualitas pelayanan atau servqual harus ditinjau dari dua dimensi yakni dimensi customer, atau masyarakat konsumen, rakyat penerima layanan, dan juga dari dimensi provider, atau proviser atau pemberi pelayanan yang dalam hal pelayanan public menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Khusus dari dimensi provider, ditekankan pada kemampuan kualitas pelayanan yang disajikan oleh orang-orang yang melayani dari tingkat manajerial hingga ke tingkat front line service”

Pelayanan yang berkualitas atau pelayanan prima yang berorientasi pada pelanggan

sangat tergantung pada kepuasan pelanggan. Lukman (2000 : 8) menyebut salah satu ukuran

keberhasilan menyajikan pelayanan yang berkualitas sangat bergantung pada tingkat

kepuasan pelanggan yang dilayani. Pendapat tersebut artinya menuju kepada pelayanan

eksternal, dari perspektif pelanggan, lebih utama atau lebih didahulukan apabila ingin

mencapai kinerja pelayanan yang berkualitas.

8 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Page 15: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada masyarakat atau

pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan ini bukan dari

aparatur tetapi dari masyarakat/pelanggan. Dengan adanya tat cara pelayanan yan jelas dan

terbuka, maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui

prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan

dapat memuaskan masyarakat.

Ukuran kepuasan masyarakat sebagai consumer produk pelayanan jasa public

menurut Lovelock dalam Napitupulu (2007 : 170) dilukiskan dalam the flower of service .

Dalam konsep ini, Lovelock melukiskan delapan titik rawan pelayanan dengan delapan

kelopak bunga yang disebut dengan the eight petals on the flower of service . Rahayu dalam

Napitupulu (2007 : 170) menjelaskan kedelapan suplemen pelayanan jasa public dimaksud

sebagai berikut :

1. Information . Pelayanan berkualitas dimulai dari informasi produk jasa yang dibutuhkan pelanggan. Penyediaan saluran informasi yang cepat dan tepat langsung memberikan kemudahan pelanggan memenuhi kebutuhannya.

2. Consultation. Setelah informasi diperoleh, dilakukan konsultasi teknis, harga, prosedur dan kebijakan dengan aparat pelayan. Untuk itu, harus dipersiapkan waktu, materi konsultasi, personil dan sarana lainnya secara cepat dan lengkap.

3. Ordertaking . Artinya, setelah pelanggan mendapatkan kepastian pemenuhan kebutuhannya, pelayanan aplikasi dan administrasinya tidak berbelit-belit, harus fleksibel, biaya murah, syarat ringan dan kemudahan pelayanan lainnya.

4. Hospitality . Diartikan sebagai sikap dan perilaku pelayanan yang sopan, ramah, ruangan yang sehat dan indah, misalnya dengan penyediaan toilet yang bersih dan sehat.

5. Caretaking, berarti kemampuan penyesuaian pelayan terhadap perbedaan background rakyat. Misalnya, rakyat bermobil disediakan tempat parker, yang tidak bisa menulis atau membaca disediakan cara aplikasi lainnya.

6. Exceptions, dimaksudkan sebagai kemampuan pelayan untuk bertanggung jawab terhadap klaim rakyat atas produk yang tidak berkualitas dan merugikan, atas kebijakan yang menguntungkan kelompok tertentu dan merugikan kelompok lain nya.

7. Billing, diartikan sebagai administrasi pembayaran pelayanan jasa-publik yang memudahkan rakyat baik formulir, mekanisme pembayaran maupun keakuratan perhitungan.

8. Payment, dimaksudkan sebagai fasilitas pembayaran berdasarkan keinginan rakyat pelanggan baik berupa self service payment , transfer bank, credit card, debet langsung maupun tagihan langsung saat transaksi. Kesemuanya itu harus memudahkan dan sesuai kemampuan daya bayar rakyat.

Page 16: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Gaspersz dalam Napitupulu (2007 : 173) memberikan 10 indikator

pengukur servqual dalam bidang jasa yakni ketepatan waktu pelayanan, akurasi pelayanan,

kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan,

kemudahan mendapatkan pelayanan, variasi model pelayanan, pelayanan pribadi,

kenyamanan dalam memperoleh pelayanan serta atribut pendukung pelayanan lainnya.

Kennedy and Young dalam Napitupulu (2007 : 174) mengemukakan bahwa manakala

dihadapkan dengan suatau pelayanan jasa public, setiap orang akan mengharapkan

bahwa service provider melayani dengan cepat, berada di tempat kerja sewaktu dibutuhkan

dan perilakunya menyenangkan. Pada dasarnya, kesemuanya ini menunjukkan adanya

beberapa dimensi penting dalam pelayanan jasa public mengenai ketanggapan

(responsiveness), keberadaan ( availability) dan professionalism,tepat waktu ( timeliness) dan

menyenangkan (convenience).

Prinsip kepuasan masyarakat dalam proses pelayanan jasa public oleh service

provider sangat penting karena hanya dengan memenuhi kebutuhan pelanggan secara

memuaskan, keberadaan service provider tersebut diakui dan mendapatkan legitimasi serta

kepercayaan dari masyarakat nya.

Pelayanan jasa public merupakan jasa yang karena sifatnya menyangkut hajat hidup

orang banyak, jasanya di harapkan lebih baik, lebih murah dan mudah diperoleh pada saat

masyarakat membutuhkannya. Proses mendapatkan nya harus dijamin tercapainya kepuasan

baik terhadap produk layanan maupun terhadap proses layanan itu sendiri.

2.5. Kartu Keluarga

  Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat tentang nama, susunan

dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga. Penduduk warga Negara

Indonesia dan orang asing yang   memiliki izin tinggal tetap wajib melaporkan susunan

keluarganya kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui kepaladesa/lurah dan

Page 17: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

camat dimana domisilinya .Pelaporan tersebut sebagai dasar untuk penerbitan Kartu

Keluarga  (pasal Staatsblad Tahun 1920 Nomor 751 jo Staatsblad 1927 nomor 564 tentang

Pancatatan Sipil Bagi Orang Indonesia). Berdasarkan Undang-undang Administrasi

Kependudukan No 23 Tahun 2006, pada Pasal 13 ayat 1 sampai 4 menyebutkan bahwa Setiap

Penduduk wajib memiliki NIK sebagaimana dimaksud pada yang berlaku seumur hidup dan

selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada

setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata dan dicantumkan dalam setiap

Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi,

nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen

identitas lainnya.Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata Cara dan ruang lingkup

penerbitan dokumen identitas lainnya, serta pencantuman NIK diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

2.5.1. Tatacara Penerbitan Kartu Keluarga  .

      A.   Tatacara Permohonan KK Baru

                  Penerbitan Kartu Keluarga bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dilaksanakan di

desa/kelurahan, kecamatan atau unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil di kabupaten/kota sesua dengan kewenanagan yang didelegasikan kepada

pejabat yang bersangkutan . Sedang bagi orang asing tinggal tetap pelayanan KK

dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

kabupaten/kota.           

           Pelayanan permohonan KK baru dilakukan sebagai berikut :

            a.  melakukan verifikasi dan vasilidasi atas persyaratan , berupa :

1. KK dan KTP lama

2. Penduduk menunjukkanfoto copy dan buku nikah bagi yang sudah menikah.

Page 18: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

3. Penduduk menunjukkan foto copy kutipan akta lahi bagi keluarga yang sudah

mempunyai anak.

4. Penduudk mengisi data keluarga dan biodata setiap anggota keluarga.

5. Khusus bagi penduduk WNI yang baru pindah dan datang dari luar negeri

membawa Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri.

           b.  mencatat dalam BHPPK

           c.  menerbitkan KK sesuai system dan menyerahkan kepada penduduk.

B. Permohonan KK Baru bagi penduduk yang sudah punya NIK

              Jenis permohonan ini dimaksudakan bagi penduduk yang sudah terekam datanya

pada bank data kependudukan nasional,namun mengajukan permohonan KK Baru

karena, 1) membentuk rumah tangga baru ; 2) pindah tempat tinggal; 3) KK hilang atau

rusak , atau 4) adanya peristiwa penting/kependudukan lainnya.Penerbitan KK  bagi WNI

dilaksanakan di desa/kelurahan,kecamatan sesuai dengan kewenangan yang

didelegasikan kepada pejabat yang bersangkutan.Sedang bagi orang asing tinggal tetap

KK dialkukan di unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk di kabupaten/kota.

           Pelayanan pemohon KK baru dilakukan petugas sebagai berikut :

a.  melakukan verifikasi dan vsilidasi atas persyaratan, berupa :

            1. bagi penduduk yang membentuk rumah tangga baru,menunjukkan :

Foto copy KK lama dan sudah ada NIK;

Foto copy Buku nikah/Akta Kawin;

Foto copy KTP calon Kepala Keluarga yang ada sudah NIK

            2.  bagi penduduk yang pindah tempat tinggal , menunjukkan :

Foto copy KK lama yang sudah ada NIK

Surat Keterangan Pindah Datang

           3.  bagi penduduk yang hilang KK atau rusak,menujukkan :

Page 19: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Dokumen penduduk dari salah satu anggota keluarga yang ada NIK;

KK yang rusak;

Surat Keterangan hilang dari Kepolisian atau Lurah/Kepala desa

Dokumen Keimgirasian bagi Orang Asing.

            4.  bagi penduduk yang menambah anggota keluarga,menujukkan :

KK lama

KK yang akan ditumpangi

Surat Keterangan Pindah Datang bagi penduduk yang pindah dalam wilayah

NKRI dan/atau;

Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri bagi warga Negara Indonesia yang

datang dari luar negeri karena pindah.

            5.  bagi penduduk yang mengurangi anggota keluarga,menunjukkan :

KK lama

Surat Keterangan atau kematian ; atau

Surat Keterangan Pindah Datang bagi penduduk yang pindah dalam wilayah

NKRI

2.6. Nomor Induk Kependudukan

Wacana mengenai identitas tunggal atau yang lebih dikenal dengan Single

Identification Number (SIN) bergulir di republik ini. Serangkaian kebijakan pun

dilahirkan oleh pemerintah untuk memuluskan penerapan dan pemberlakuan sistem

identitas tunggal bagi seluruh penduduk Indonesia.

Setidaknya keseriusan pemerintah untuk benar-benar menguatkan wacana tersebut

terbukti dengan dikeluarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, yang didalam pasal 13 mewajibkan setiap penduduk memiliki Nomor

Page 20: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Induk Kependudukan (NIK) yang berlaku seumur hidup dan selamanya. NIK inilah yang

kemudian akan dijadikan sebagai SIN nya Indonesia.

NIK merupakan identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan

melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia. Guna memberikan

kekuatan dalam implementasinya maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

(PP) No. 37 Tahun 2007 tentang pelaksanaan UU Administrasi Kependudukan. PP

tersebut kembali mempertegas bahwa NIK menjadi pengendali dan data penduduk bagi

setiap warga Indonesia.

NIK sebagai SIN-nya Indonesia akan dicantumkan dalam setiap dokumen

kependudukan, hal ini dilakukan guna menghindari dokumen ganda dan menjadi dasar

bagi penerbitan paspor, SIM, NPWP, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan

penerbitan identitas lainnya.

Penerbitan nomor identitas tunggal bagi penduduk Indonesia diakui oleh Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara, Taufiq Effendi akan mempermudah pelayanan

pemerintah kepada masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan publik dari

pemerintah. Pernyataan ini cukup beralasan dan mengena. Seperti kita ketahui bersama,

tuntutan dunia modern yang serba cepat dan praktis mengharuskan setiap pihak dapat

memberikan pelayanan dengan cepat. Bukan hanya itu tetapi pelayanan dengan mudah

dan transparan. Ironisnya, pemerintah Indonesia masih tertatih-tatih untuk dalam

memberikan pelayanan publik. Prosedur yang berbelit yang jauh dari gambaran dunia

modern, masih terlalu sering dijumpai. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia belum

memiliki sistem identitas tunggal dan bisa diterima dalam setiap pengurusan.

Kehadiran SIN yang ditargetkan akhir tahun 2008 ini, merupakan sebuah

pencerahan ditengah mulai menggejolak krisis kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintahan saat ini. Walaupun harus diakui dibeberapa daerah telah berhasil

Page 21: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

menerapkan kebijakan pelayanan satu atap untuk pembuatan KTP dengan on line system,

izin tempat usaha dan lain-lain.

Pelayanan satu atap diarahkan kepada peningkatan kualitas pelayanan terhadap

publik yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, berorientasi pada kebutuhan dan

kepuasan penerima pelayanan (dalam hal ini adalah masyarakat). Sistem identifikasi

tunggal yang segera keluar nantipun akan semakin memperpendek jalur birokrasi

pengurusan dokumen, karena setiap penduduk akan memiliki satu identitas dan mudah

untuk diidentifikasikan. Sehingga akan mendorong pada percepatan iklim transparansi

dan profesionalisme kinerja pemerintah. Permasalahan birokrasi yang berbelit-belit pun

akan jarang ditemui dalam setiap pengurusan izin.

SIN merupakan sebuah sistem yang harus segera diterapkan, karena sistem ini

dapat menekan tindak kejahatan (korupsi) dengan menerapkan teknologi di kantor-kantor

pelayanan publik. Sebagai contoh, penerapan e-office dimana persentuhan antara petugas

dengan masyarakat dihilangkan. Untuk menyelesaikan sesuatu, seseorang tidak mesti ke

Jakarta ataupun ke pusat pemerintahan. Seseorang tersebut cukup dengan menyelesaikan

melalui jaringan teknologi (internet) saja.

Faisal Basri (Biskom, edisi Maret 2008) mengatakan penerapan identitas tunggal

dapat mengoptimalkan pengusutan kasus kejahatan pencucian uang. Hal ini

dimungkinkan karena pemberlakukan SIN bisa meniadakan identitas ganda pelaku

kejahatan. Identitas tunggal mampu mempercepat penelusuran transaksi keuangan yang

mencurikan sehingga data awal yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya bisa segera

didapat. Sistem inipun bisa berpengaruh pada sistem informasi debitur yang dijalankan

Bank Sentral dan Badan Pengawasan Pasar Modal, karena data yang diberikan bisa

dipastikan tingkat akurasinya.

Page 22: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Penerapan SIN dalam bentuk NIK, saat ini dalam tanggung jawab Departemen

Dalam Negeri. Data base yang nanti terkumpul dalam bentuk Sistem Informasi dan

Administrasi Kependudukan (SIAK) bisa dimanfaatkan juga untuk pemilihan umum,

pemilihan presiden langsung, dan pemilihan kepala daerah langsung. Langkah ini cukup

efektif karena tidak perlu lagi diadakan pendataan karena data penduduk akan mudah

dilihat dan diklasifikasikan berdasarkan usia yang layak mendapatkan hak pilih. Tingkat

efisiensi dana negarapun sedikit tertolong karena tidak perlu lagi membiayai pembuatan

kartu pemilih. Cukup dengan menunjukkan KTP seseorang sudah bisa menunaikan hak

pilihnya, dan kecurangan untuk melakukan pemilihan lebih dari satu kali bisa

diminimalisir karena data tunggal tersebut.

Ketersediaan data kependudukan yang akurat dapat memudahkan pemerintah

untuk melakukan proyeksi-proyeksi untuk kepentingan perencanaan kebijakan

pemerintah dan pembangunan.

Walaupun demikian, tidak mudah untuk menerapan SIN. Butuh jaringan informasi

yang memadai, distribusi dan akses yang merata disetiap penjuru republik, sistem yang

terintegrasi keamanannya, dan tersedianya pusat data yang selalu on line. Bagaimanapun

juga SIN adalah sebuah sistem yang tepat dan menuntut segera untuk direalisasikan,

mengingat tingkat kebutuhan dan menghindari tumpang tindihnya data penduduk. Maka

dari itu butuh lebih banyak dukungan dan sumbang pemikiran dari tiap elemen bangsa

ini menuju Indonesia yang lebih baik dikemudian hari.

Dalam Undang-Undang Administrasi kependudukan Nomor 23 Tahun 2006

dijelaskan bahwa Nomor Induk Kependudukan adalah nomor identitas penduduk yang

bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai

penduduk Indonesia.

Page 23: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

NIK diberikan oleh pemerintah setelah biodata penduduk direkam dalam bank data

kependudukan nasional mengunakan SIAK. NIK berlaku seumur hidup, terdiri dari 16

digit didasarkan pada variabel kode wilayah, tanggal lahir dan nomor seri penduduk.

NIK Dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan yaitu pada KK, KTP dan surat-

surat keterangan kependudukan lainnya. Nomor Induk Kependudukan yang merupakan

identitas tunggal penduduk diterapkan bagi penduduk Indonesia untuk mencegah adanya

identitas ganda seseorang karena NIK merupakan konfigurasi yang unik dan khas dan

melekat pada diri seseorang seumur hidupnya.

NIK terdiri dari enam belas digit dgn format "PPKKCCDDMMYYNNNN". 6 digit

pertama merupakan kode wilayah mulai dari strata Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota sampai dengan Kecamatan, dimana setiap strata sebanyak 2 digit

(PPKKCC), 6 digit berikutnya adalah tanggal-bulan dan tahun lahir (DDMMYY) dan

untuk perempuan angka tanggal lahir (DD) ditambah dengan angkat 40, serta 4 digit

berikutnya (NNNN) adalah nomor seri penduduk yang lahir pada tanggal yang sama dan

pada suatu kecamatan tertentu.

2.7. Aspek Yang Mendukung Peningkataan Kinerja Penataausahaan Dokumen Kartu

Keluarga

2.7.1. Permasalahan Pokok Belum Optimalnya Kinerja Penataan Dokumen Kartu

Keluarga

Belum Optimalnya Kinerja Penataan Dokumen Kartu Keluarga Permasalahan

Pokok Pelayanan di Kabupaten Gresik terjadi karena :

1. Belum Optimalnya Pemahaman Petugas Register Desa mengenai Mekanisme, Kebermanfaatan dan Hasil Pemutakhiran KK Count O.

2. Kurang efektifnya proses edukasi yang terintegrasi dalam pelayanan terhadap masyarakat terkait kebermanfaatan perubahan data kependudukan.

Page 24: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

3. Belum terlaksananya pencatatan akta kematian secara optimal disebabkan oleh proses pelaporan yang tidak terstruktur dan ketidakpahaman aparatur dalam proses pencatatan akta kematian.

4. Belum adanya penguatan mengenai pemahaman dan pemanfaatan Dokumen Kependudukan yang termutakhir oleh stakeholder pelaku pembangunan.9

Dari permasalahan pokok tersebut terlihat kelemahan-kelemahan program dalam

pencapaian kinerja penatausahaan dokumen kependudukan baik dari intern Instansi

Pelaksana, instansi diluar instansi pelaksna maupun dari aspek masyarakat.

Kiranya dari kondisi yang ada pada saat ini perlu inovasi terkait penyusunan

program restukturisasi basis data kependudukan dalam Kartu Keluarga, urgensitas

identitas kependudukan, dan pelayanan kependudukan lainya.

2.7.1. Aspek Yang Mendukung Peningkatan Kinerja Program

Suatu program yang berjalan dikatakan memenuhi pelayanan yang baik apabila

pelayanan itu dilihat dari kemampuan instansi untuk memberikan layanan yang akurat

sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dalam menyampaikan jasanya

sesuai dengan waktu yang disepakati dalam suatu program.

Kabupaten Gresik memiliki kelebihan dalam pelaksanaan program pemutakhiran

basis data Kartu Keluarga antara lain :

1. Telah diketahui data awal jumlah KK di Kabupaten Gresik terdapat 369.120 KK

tercatat dan dari jumlah tersebut sebanyak 256.047 KK tidak pernah diperbaharui

sejak diterbitkan pada tahun 2008;

2. Instansi Pelaksana telah menyimpulkan bahwa agar program dapat tercapai sesuai

tujuan, perlu dilaksanakan dengan cara pemutakhiran data Kartu Keluarga Count O,

pemulihan data ganda dan anomali, percepatan pencatatan akta kelahiran, serta

pencatatan akta kematian.

9 Herman TH. Siantur, next step restrukturisasi program kakekku datang, dokumen diunduh melalui https://www.slideshare.net/hermantosianturi/ pada 24 Mei 2017

Page 25: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

3. Telah dilakukan Workhop atau Sosialisasi tentang Pemutakhiran Kartu Keluarga

terhadap Kasi Pemerintahan Kecamatan dan Operator Kecamatan di 18 Kecamatan

dan Petugas Register Desa di 356 Petugas Register Desa;

4. Telah dilakukan Forum Konsultasi Publik melalui media Radio Suara Giri terhadap

masyarakat terkait kebermanfaatan perubahan data kependudukan dalam Kartu

Keluarga, urgensitas identitas kependudukan, dan pelayanan kependudukan lainya.

2.8. Strategi Yang Mendukung Peningkatan Kinerja Penatausahaan Dokumen Kartu

Keluarga Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik

Kartu Keluarga yang memuat tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga

serta identitas anggota keluarga dan wajib dimilki oleh penduduk warga Negara

Indonesia dan orang asing yang memiliki izin tinggal tetap wajib melaporkan susunan

keluarganya kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui kepaladesa/lurah

dan camat dimana domisilinya yang dimana program ini dibuat agar tidak terjadi

penggandaan pendaftaran penduduk dalam suatu keluarga atau wilayah dan dimana

Kartu Keluarga juga berguna untuk mengurus data-data kependudukan lainnya.

Strategi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah dalam hal ini adalah instansi

Pelaksana antara lain :

1. Menyusun Peraturan Bupati tentang Pemutakhiran Kartu Keluarga;

2. Melakukan Workhop atau Sosialisasi tentang Pemutakhiran Kartu Keluarga terhadap

Kasi Pemerintahan Kecamatan dan Operator Kecamatan di 18 Kecamatan dan

Petugas Register Desa di 356 Desa dengan pendamping petugas masing-masing;

3. Melakukan Forum Konsultasi Publik melalui media massa baik Elektronik maupun

cetak terkait kebermanfaatan perubahan data kependudukan dalam Kartu Keluarga,

urgensitas identitas kependudukan, dan pelayanan kependudukan lainya;

Page 26: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

4. Terus melaksanakan pemutakhiran data Kartu Keluarga Count O, pemulihan data

ganda dan anomali, percepatan pencatatan akta kelahiran, serta pencatatan akta

kematian.

5. Melaksanakan sinkronisasi data kependudukan berbasis dokumen kartu keluarga;

6. Melaksanakan desiminasi data dan dokumen Kependudukan Kartu Keluarga yang

termutakhir

7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan kependudukan

yang inklusif, responsif, dan integratif.

8. Identifikasi Stakeholder Disdukcapil Bidang Kependudukan Bidang Capil,

Kecamatan, Bagian Hukum, Bagian Humas, Bappeda dan desa.

Page 27: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Belum optimalnya kinerja penataan dokumen Kartu Keluarga di Kabupaten Gresik

terjadi karena :

1. Belum Optimalnya Pemahaman Petugas Register Desa mengenai Mekanisme,

Kebermanfaatan dan Hasil Pemutakhiran KK Count O.

2. Kurang efektifnya proses edukasi yang terintegrasi dalam pelayanan terhadap

masyarakat terkait kebermanfaatan perubahan data kependudukan.

3. Belum terlaksananya pencatatan akta kematian secara optimal disebabkan oleh

proses pelaporan yang tidak terstruktur dan ketidakpahaman aparatur dalam proses

pencatatan akta kematian.

4. Belum adanya penguatan mengenai pemahaman dan pemanfaatan Dokumen

Kependudukan yang termutakhir oleh stakeholder pelaku pembangunan.

Kabupaten Gresik memiliki kelebihan dalam pelaksanaan program pemutakhiran

basis data Kartu Keluarga antara lain :

1. Telah diketahui data awal jumlah KK di Kabupaten Gresik

2. Instansi Pelaksana telah menyimpulkan bahwa agar program dapat tercapai sesuai

tujuan, perlu dilaksanakan dengan cara pemutakhiran data Kartu Keluarga Count O,

pemulihan data ganda dan anomali, percepatan pencatatan akta kelahiran, serta

pencatatan akta kematian.

Strategi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah dalam hal ini adalah instansi

Pelaksana antara lain :

1. Menyusun Peraturan Bupati tentang Pemutakhiran Kartu Keluarga;

2. Melakukan Workhop atau Sosialisasi tentang Pemutakhiran Kartu Keluarga

Page 28: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

3. Melakukan Forum Konsultasi Publik melalui media massa

4. Terus melaksanakan pemutakhiran data Kartu Keluarga Count O, pemulihan data

ganda dan anomali, percepatan pencatatan akta kelahiran, serta pencatatan akta

kematian.

5. Melaksanakan sinkronisasi data kependudukan berbasis dokumen kartu keluarga;

6. Melaksanakan desiminasi data dan dokumen Kependudukan Kartu Keluarga yang

termutakhir

7. Identifikasi Stakeholder Disdukcapil Bidang Kependudukan Bidang Capil,

Kecamatan, Bagian Hukum, Bagian Humas, Bappeda dan desa.

3.2. Saran

1. Dalam pelaksanaan program pemutakhiran basis data Kartu Keluarga di Kabupaten

Gresik, perlu dikaji lagi aspek penyebab belum optimalnya kinerja penataan dokumen

Kartu Keluarga di Kabupaten Gresik

2. Instansi Pelaksana harus terus menerus melaksanakan pemutakhiran data Kartu

Keluarga Count O, pemulihan data ganda dan anomali, percepatan pencatatan akta

kelahiran, serta pencatatan akta kematian agar terwujud keselarasan perubahan data-

data kependudukan sehingga data kependudukan dapat mutakhir.

3. Perlu dilakukan kajian tentang pemanfaatan data kependudukan mutakhir untuk

program pemerintah lainnya.

Page 29: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2010

Alpeldoorn, L.J. van. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta Pradya Paramita, 1981

Bryan A. Gamer (Edition in Chief), Black’s Law Dictionary 9th HM. Wahyudin Husein dan H. Hufron, Hukum Politik & Kepentingan, Yogyakarta : LaksBang PRESSindo, 2008. Edition, West Thomson Reuters, St. Paul, 2009

Boedianto, Akmal , 2010, Hukum Pemerintahan Daerah, Pembentukan Perda APBD Partisipasif, CV Putra Media Nusantara, Surabaya. Bruggink, J.J.H, 1993, Rechtsreflecties Grondbegrippen uit de rechtstheorie, Kluwer Deventer, Den Haag

Friedman, Lawrence M. Friedman, 1969, The Legal System, Russel Sage Foundation, New YorKDenhart, Janet V dan Denhart, Robert B. Pelayanan Publik Baru Dari Managemen Streering ke Serving. Bantul : Kreasi Wacana, 2013.

Friedmann, W., Legal Theory, Steven & Sons Limited, London, 1960.

H.A.W. Widjaja, Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia Dalam Rangka Sosialisasi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005

Ibrahim, Amin, Teori dan Konsep Pelayanan Publik serta Implementasinya. Bandung: 2008

Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sinar Grafika,Jakarta, 2010.

Lijan Poltak. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta 2008

Mandar Maju Moenir, H A S. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara, 2010

Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, Binacipta, Bandung, Tanpa TahunPhilipus M. Hadjon., Pengantar Hukum Administrasi, cetakan ketujuh, Gadjahmada University Press, Yogyakarta, 2001.

Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1987, hal.1.

Philipus M. Hadjon, Maladministrasi Sebagai Dasar Penilaian Perilaku Administrasi, makalah, 2004

Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2002

Suko Wiyono, Otonomi Daerah Dalam Negara Hukum Indonesia (Pembentukan Perda Partisipatif), Faza Media, Jakarta, 2006

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2005.

Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung, 1979.

Page 30: pramudyarum.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efektif merupakan dambaan setiap masyarakat dimanapun

Soetandyo Wignjosoebroto, Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional, Rajawali Pers, Jakarta, 1994.

Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Kanisius, Yogyakarta, 2007.

Soerjani. Moh, Rofiq Ahmad, Munir Rezy. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia, 1987

Wheare, K.C., Modern Contitutions, Oxford University, New York Toronto. 1975.

Wiener, Norbert, The Human Use of Human Beings, Doubleday & Company Inc, Garden City New York,1954.