3
Wakaf Tunai, Meneladani Sejarah Memajukan Pertanian Oleh : Khadijah Hasim Pada umumnya masyarakat muslim di Indonesia memahami wakaf hanya terbatas pada tanah dan gedung. Sebagian besar rumah ibadah, madrasah, dan lembaga/yayasan keagamaan islam lainnya dibangun di atas tanah wakaf. Namun amat disayangkan jika persepsi masyarakat mengenai objek wakaf masih terbatas pada hal tersebut, meskipun saat ini wakaf sudah mulai berkembang pada uang, saham, dan benda bergerak lainnya. Terlebih lagi jika dalam penggunaan produk wakaf yang bersifat tetap (fixed asset) tersebut tidak dimanfaatkan secara produktif. Wakaf tunai di kalangan ulama fiqh klasik merupakan persoalan yang masih diperdebatkan (ikhtilaf) karena tradisi yang lazim dilakukan masyarakat adalah mewakafkan harta yang bersifat tetap. Fatwa yang dikeluarkan oleh Muhammad bin Abdullah al-Anshari (mazhab Hanafi) memperbolehkan untuk mewakafkan mata uang. Maka pola pengelolaan dengan tetap menahan hartanya (waqof) yaitu menjaga keabadian hartanya kemudian mengambil manfaat yang telah dikembangkan dengan pola investasi dari harta tersebut, uang dapat dijadikan objek wakaf. Dalam sejarahnya, Islam pernah menguasai dua per tiga dunia dengan segala kemajuannya di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi. Pada masa kekhalifahan Turki Usmani, wakaf tunai secara khusus dialokasikan bagi pengembangan sektor riil. Srategi ekonomi tersebut terbukti mampu menggerakkan perekonomian negara yang mencakup sepertiga

Wakaf Tunai

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahasan mengenai Wakaf dalam bentuk tunai dan pertanian

Citation preview

Wakaf Tunai, Meneladani Sejarah Memajukan PertanianOleh : Khadijah HasimPada umumnya masyarakat muslim di Indonesia memahami wakaf hanya terbatas pada tanah dan gedung. Sebagian besar rumah ibadah, madrasah, dan lembaga/yayasan keagamaan islam lainnya dibangun di atas tanah wakaf. Namun amat disayangkan jika persepsi masyarakat mengenai objek wakaf masih terbatas pada hal tersebut, meskipun saat ini wakaf sudah mulai berkembang pada uang, saham, dan benda bergerak lainnya. Terlebih lagi jika dalam penggunaan produk wakaf yang bersifat tetap (fixed asset) tersebut tidak dimanfaatkan secara produktif.Wakaf tunai di kalangan ulama fiqh klasik merupakan persoalan yang masih diperdebatkan (ikhtilaf) karena tradisi yang lazim dilakukan masyarakat adalah mewakafkan harta yang bersifat tetap. Fatwa yang dikeluarkan oleh Muhammad bin Abdullah al-Anshari (mazhab Hanafi) memperbolehkan untuk mewakafkan mata uang. Maka pola pengelolaan dengan tetap menahan hartanya (waqof) yaitu menjaga keabadian hartanya kemudian mengambil manfaat yang telah dikembangkan dengan pola investasi dari harta tersebut, uang dapat dijadikan objek wakaf.Dalam sejarahnya, Islam pernah menguasai dua per tiga dunia dengan segala kemajuannya di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi. Pada masa kekhalifahan Turki Usmani, wakaf tunai secara khusus dialokasikan bagi pengembangan sektor riil. Srategi ekonomi tersebut terbukti mampu menggerakkan perekonomian negara yang mencakup sepertiga dunia itu. Pemanfaatan wakaf tunai saat itu secara optimal dikelola oleh institusi (nazir) dengan pola investasi murabahah dan mudharabah. Jika kita ingin meneladani cara kerja khalifah pada masa itu, Indonesia juga mampu melakukan strategi pemanfaatan wakaf tunai tersebut dan secara khusus mengalokasikan keuntungannya untuk pengembangan sektor pertanian atau sebagai modal usaha tani. Beberapa institusi, seperti Islamic Relief di Inggris telah mengumpulkan lebih dari 30 juta poundsterling per tahun, dengan menerbitkan sertifikat wakaf tunai senilai 890 pound atau 1300 euro per lembar, dan mampu menyalurkan dalam program pemberdayaan di lebih dari 25 negara berpenduduk mayoritas muslim. Selain itu, Social Investment Bank (SIB) di Bangladesh yang didirikan Prof. M.A. Mannan telah berupaya untuk menggali kembali potensi instrumen wakaf uang ini, dan mengelolanya secara transparan, akuntabel dan profesional. Penduduk muslim di Indonesia mencapai 210 juta orang, jika 20 juta muslim di Indonesia memberikan Rp 50.000 untuk diwakafkan maka akan terkumpul dana wakaf sebesar Rp 1 triliun yang siap diinvestasikan. Jika dana wakaf tersebut diinvestasikan dengan bagi hasil 10% per tahun, maka dalam satu tahun akan diperoleh dana sebesar Rp 100 miliar yang siap dimanfaatkan. Itu hanya pola investasi dalam setahun, lalu bagaimana jika dilakukan setiap tahun? Contoh di atas jika diasumsikan nominal yang diwakafkan sebesar Rp 50.000, bagaimana jika uang yang diwakafkan sebesar Rp 500.000?Wakaf tunai memiliki potensi yang besar jika dikelola secara optimal dan tepat sasaran. Wakaf tunai yang digunakan untuk investasi bisnis ternyata terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu dengan mengumpulkan wakaf dari masyarakat yang bersedia memberikan wakaf tunai kemudian mengelolanya dan mengembangkan wakaf tunai tersebut dengan pola investasi. Keuntungan dari investasi wakaf tunai tersebut kemudian disalurkan sebagai dana modal usaha tani. Maka kita dapat melihat ke depan, akan ada banyak petani yang terbantukan dengan wakaf tunai ini. Akan ada banyak ummat yang mungkin akan tersenyum karena bebannya teringankan karena manfaat dari program ini.