Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
38
PENGARUH MODAL PSIKOLOGIKAL TERHADAP PERSEPSI
IKLIM KESELAMATAN KERJA YANG DIMEDIASI OLEH
KEPUASAN KERJA PADA TENAGA PERAWAT RSUD MEURAXA
BANDA ACEH
Fanny Nafa Dita1, Nashrillah Anis2
1)Mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 2)Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
1)e-mail: [email protected]
Abstract:This study aims to measure the effect of effect the psychological capital on the perception
of work safety climate which is mediated by job satisfaction in civil servant nurses at RSUD Meuraxa
Banda Aceh. The sample used in this study were the civil servant nurses at RSUD Meuraxa Banda
Aceh is totalling 205 respondents. Data collection equipment used in this study was a questionnaire.
The sampling technique used is Proportionated Stratified Random Sampling. The method of analysis
to determine the effect of all the variables involved is Hierarchical Linear Modelling (HLM). Based
on the result of the HLM analysis indicated that psychological capital partially influences the
perception of work safety climate, psychological capital partially influences the job satisfaction, the
job satisfaction partially influences the perception of work safety, and the job satisfaction mediates
the psychological capital to the perception of work safety climate.
Keywords:Psychological Capital, Perception of Work Safety Climate, Job Satisfaction,
Hierarchical Linear Modelling
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh modal psikologikal terhadap persepsi
iklim keselamatan kerja yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada tenaga perawat di RSUD Meuraxa
Banda Aceh. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tenaga Perawat di RSUD Meuraxa
Banda Aceh berjumlah 205 responden. Peralatan pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
ini adalah kuisioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified
Random Sampling. Metode analisis untuk mengetahui pengaruh dari semua variabel-variabel yang
terlibat adalah Hierarchical Linear Modelling (HLM). Berdasarkan hasil analisis HLM
mengindikasikan bahwamodal psikologi secara parsial berpengaruh terhadap persepsi iklim
keselamatan kerja, modal psikologi secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja, kepuasan
kerja secara parsial berpengaruh terhadap keselamatan kerja, dan kepuasan kerja memediasi modal
psikologikal terhadap persepsi iklim keselamatan kerja.
Kata Kunci: Modal Psikologikal, Persepsi Iklim Keselamatan Kerja, Kepuasan Kerja,
HierarchicalLinear Modelling.
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu
unit pelayanan kesehatan bertanggung
jawab untuk memberikan pelayanan yang
bermutu dan berdaya guna sesuai dengan
standar dan kemampuan, pencegahan
penyakit dan cedera, fasilitasi
penyembuhan, penyadaran penderitaan
melalui diagnosis dan penanganan
respons manusia dalam perawatan
individu, keluarga, kelompok,
masyarakat, dan populasi.
Pada setiap unit kerja, perawat
juga harus memiliki modal psikologikal
yang positif. Modal psikologikalyang kuat
membuat para perawat berkomitmen kuat
pada pekerjaannya. Komitmen ini
dicirikan antara lain: kemauan bekerja
keras dan tidak menyerah pada kesulitan-
kesulitan, keterlibatan,antusiasme dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
39
berkonsentrasi penuh dalam bekerja.
Perawat yang berkomitmen dengan
pekerjaannya akan sangat bersemangat
dalambekerja, bahkan seolah-olah tidak
memikirkan waktu kerja dan reward yang
diterimanya. Misalnya perawat yang
bertugas pada unit kerja ICU. Mereka
bekerja dengan penuh komitmen dalam
melayani pasien. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap persepsi iklim
keselamatan kerja dalam melakukan
pekerjaan.
Perawat memegang peranan yang
sangat penting untuk meningkatkan
keselamatan pasien karena kedekatannnya
dengan pasien. Posisi ini memberikan
wawasan yang diperlukan perawat untuk
mengidentifikasi masalah dalam sistem
kesehatan dan pernah terjadi kejadian
bagian dari solusi keselamatan pasien.
Perawat harus didukung dan didorong
tanpa takut dihukum, serta memiliki
pemahaman tentang perubahan budaya
organisasi yang dapat dicapai (Friessen,
Farquhar, & Hughes, 2008).
Peran perawat dalam sebuah
rumah sakit sangat penting karena perawat
berinteraksi dan melakukan penanganan
langsung dengan pasien. Tidak hanya
banyak berinteraksi dengan pasien,
perawat juga memiliki interaksi yang lama
dengan keluarga pasien yang sedang
dirawat. Pelayanan yang diberikan oleh
perawat ini tentunya akan mempengaruhi
citra rumah sakit tempat ia bekerja. Setiap
hal yang dilakukan perawat juga akan
berpengaruh pada kinerja dari rumah sakit
tersebut.
Keamanan, Kesehatan, dan
Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah
satu hal penting yang wajib diterapkan
oleh semua perusahaan. Pada penelitian
ini, peneliti meneliti mengenai persepsi
iklim keselamatan kerja pada Rumah
Sakit Daerah Meuraxa Banda Aceh.
Persepsi iklim keselamatan kerja
merupakan bagian penting dalam suatu
organisasi, termasuk organisasi kesehatan
karena berkaitan dengan keselamatan
kerja dari pekerja, kebijakan keselamatan
kerja serta prosedur dan praktek yang
terjadi di tempat kerja. Peraturan
Pemerintah no. 50 tahun 2012 tentang
penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja, mewajibkan
perusahaan atau organisasi yang
memperkerjakan pekerja paling sedikit
100 orang untuk menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja. Dan juga mewajibkannya pada
organisasi yang mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi. Keselamatan dan
kesehatan kerja adalah suatu program
yang dirancang pengusaha maupun
pekerja sebagai upaya mencegah
timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta tindakan
antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan
adanya paparan penyakit akibat kerja.
Selain modal psikologikal, faktor
yang dapat menigkatkan performa kerja
adalah kepuasan kerja. Seseorang yang
memiliki kepuasan kerja tinggi akan
memperlihatkan sikap yang positif
terhadap pekerjaannya, sedangkan
seseorang yang tidak puas akan
memperlihatkan sikap yang negatif
terhadap pekerjaan itu sendiri (Robbins,
2008).Kepuasan kerja seorang pegawai
tergantung karakteristik pegawai dan
situasi pekerjaan. Setiap pegawai akan
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku
dalam dirinya. Semakin banyak aspek
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
40
dalam pekerjaan yang sesuai dengan
kepentingan dan harapan pegawai tersebut
maka semakin tinggi tingkat kepuasan
yang dirasakannya dan sebaliknya.
Berdasarkan data yang dihimpun
oleh Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi terjadi 85.000 kasus
kecelakaan kerja setiap tahun, yang
mengakibatkan rata‐rata 1.700 pekerja
meninggal dunia, sementara yang
mengalami cacat tetap rata‐rata sekitar
7.000 pekerja (Humas PT. Jamsostek,
2008).
Data menunjukkan bahwa
kecelakaan kerja terjadi paling banyak
disebabkan oleh kesalahan manusia, baik
dari aspek kompetensi para pelaksana
konstruksi maupun aspek pemahaman arti
pentingnya penyelenggaraan keselamatan
dan kesehatan kerja. Salah satu faktor
utama penyebab kecelakaan, baik yang
telah menimbulkan korban jiwa maupun
luka‐luka, adalah kurang disiplinnya para
tenaga kerja di dalam mematuhi ketentuan
mengenai K3 terutama pemakaian alat
pelindung diri kecelakaan kerja
(BPKSDM, 2006).
Modal psikologikal merupakan
modal psikologi atau semacam modal
sikap dan perilaku yang berperan besar
dalam menentukan keberhasilan. Selain
modal psikologikal, faktor yang dapat
menigkatkan performa kerja adalah
kepuasan kerja. Seseorang yang memiliki
kepuasan kerja tinggi akan
memperlihatkan sikap yang positif
terhadap pekerjaannya, sedangkan
seseorang yang tidak puas akan
memperlihatkan sikap yang negatif
terhadap pekerjaan itu sendiri (Robbins,
2008). Kepuasan kerja seorang pegawai
tergantung karakteristik pegawai dan
situasi pekerjaan. Setiap pegawai akan
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku
dalam dirinya. Semakin banyak aspek
dalam pekerjaan yang sesuai dengan
kepentingan dan harapan pegawai tersebut
maka semakin tinggi tingkat kepuasan
yang dirasakannya dan sebaliknya.
Perawat yang puas dengan apa
yang diperoleh dari rumah sakit akan
memberikan kontribusi dan akan terus
memperbaiki kinerjanya. Hasil kinerja
perawat dapat dilihat dari berbagai segi
yang disebut Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang dilakukan oleh kepala bagian
SDM. IKU digunakan untuk membantu
rumah sakit mengetahui tingkat
perkembangan dan merumuskan langkah
kegiatan berikutnya. IKU dipakai dalam
membuat arah tujuan, menentukan target,
dan kerangka waktu. Penggunaan IKU
dapat mempengaruhi penilaian terhadap
perawat.
Fenomena saat ini masih ada para
perawat di rumah sakit yang tidak
menerapkan Persepsi iklim keselamatan
kerja dan tidak memperdulikan akibat
yang terjadi pada sikap yang telah
dilakukan seperti tidak memakai alat
pelindung diri misalnya para perawat
tidak memakai masker, sarung tangan
ketika menangani atau berhubungan
dengan para pasien hal ini dapat
menyebab kan penularan penyakit
terhadap pasien maupun perawat akibat
tidak menggunakan alat pelindung diri.
Hasil observasi dan wawancara saya
secara langsung pada tenaga perawat
beberapa dari mereka pernah mengalami
kecelakaan kerja karna tidak memakai alat
pelindung diri seperti tertusuk jarum
suntik akibat tidak memakai alat
pelindung diri. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap Persepsi iklim keselamatan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
41
kerja. Sikap para perawat ini dipengaruhi
oleh modal psikologikaldan sikap
kepuasan kerja yang dimiliki oleh mereka.
Berdasarkan permasalahan yang
telah terurai di atas, kita ketahui bahwa
modal psikologikal dan kepuasan kerja
sangat penting dalam keselamatan kerja.
Oleh karena itu, peneliti berkeinginan
untuk melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Modal Psikologikal Terhadap
Persepsi Iklim Keselamatan Kerja yang
Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja pada
Tenaga Perawat di RSUD Meuraxa Banda
Aceh”.
Tujuan penelitian yaitu: (1)
Untuk menganalisis pengaruh modal
psikologikal terhadap persepsi iklim
keselamatan kerja pada tenaga perawat
RSUD Meuraxa Banda Aceh, (2) Untuk
menganalisis pengaruh modal
psikologikal terhadap kepuasan kerja pada
tenaga perawat RSUD Meuraxa Banda
Aceh,(3) Untuk menganalisis pengaruh
kepuasan kerja terhadap persepsi iklim
keselamatan kerja pada tenaga perawat
RSUD Meuraxa Banda Aceh,(4) Untuk
menganalisis kepuasan kerja memediasi
pengaruh modal psikologikal terhadap
persepsi iklim keselamatan kerja pada
tenaga perawat RSUD Meuraxa Banda
Aceh.
TELAAH PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Modal Psikologikal menurut
Luthans, dkk. (2007) yaitu suatu
perkembangan keadaan psikologis yang
positif pada individu. Iklim keselamatan
kerja adalah persepsi dan cara pandang
pekerja atas kebijakan, prosedur, dan
praktek kerja berkaitan dengan
keselamatan yang dilakukan oleh
manajemen. Penelitian yang dilakukan
oleh K. Bergheim et. al., (2015)
menyatakan bahwa modal psikologikal
berkorelasi positif dengan persepsi iklim
keselamtan pada industri maritime.
H1: Modal Psikologikal berpengaruh
terhadap persepsi iklim kesematan
kerja
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa modal psikologikal memiliki
korelasi yang signifikan dengan kepuasan
kerja. Penelitian yang dilakukan oleh
Luthans, et al. (2007b) menunjukkan
bahwa 3 komponen dari modal
psikologikalyaitu self-efficacy, hope, dan
optimism memiliki korelasi yang
signifikan dengan kepuasan kerja pada
pekerja teknik.
H2: Modal Psikologikal berpengaruh
terhadap kepuasan kerja
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Meeusen, et al., (2011) yang
menunjukkan terdapat hubungan yang
bermakna antara iklim kerja dengan
kepuasan kerja perawat. Pendapat dari
Triwibowo (2013) yang menyatakan
bahwa jika perawat memiliki persepsi
iklim kerja positif maka akan
meningkatkan semangat kerja dan
kepuasan kerja, sebaliknya jika iklim
kerja dipersepsikan buruk, maka akan
menimbulkan efek pada semangat kerja
dan burn out yang tinggi dan produktifitas
kerja yang menurun. Begitu juga dengan
penelitian yang dilakukan Seth Ayim
Gyekyen (2005) dan Shahnaz et.al (2011)
yang menunjukkan hasil penelitian secara
deskriptif menunjukkan bahwa persepsi
karyawan terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja adalah kepuasan kerja
karyawan dipersepsikan tinggi.
H3: Kepuasan Kerja berpengaruh
terhadap persepsi iklim keselamatan
kerja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
42
Gambar 1. Model Kerangka Teoritis
Kepuasan kerja merupakan faktor
yang dapat memengaruhi motivasi dalam
bekerja, kepuasan sering dipengaruhi
faktor lingkungan kerja, demikian juga
kepuasan kerja di lingkungan rumah sakit
yang memiliki hubungan dengan iklim
keselamatan kerja yang dibentuk di
lingkungan bekerja. Secara khusus teori
ini berhipotesis bahwa modal
psikologikal, secara langsung dan tidak
langsung melalui peran mediasi kepuasan
kerja secara positif terkait dengan iklim
keselamatan kerja. Oleh karena itu, hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan kerja
memediasi hubungan antara modal
psikologikal dan iklim keselamatan kerja.
H4: Kepuasan kerja memediasi pengaruh
modal psikologikal terhadap persepsi
iklim keselamatan kerja
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif sehingga populasi
penelitian ini adalah Tenaga Perawat
RSUD Meuraxa Banda Aceh dengan
berjumlah 441 orang. Penarikan sampel
yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah dengan
menggunakan sampel probabilitas
(probability sampling). Jenis pengambilan
sampel yang digunakan adalah simple
random sampling. Menurut tabulasi data
jumlah sampel yang diperlukan
berdasarkan Krejcie & Morgan (1970), jika
jumlah populasi berjumlah 441 orang
maka yang akan dijadikan sampel
penelitian berjumlah 205 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan
informasi yang sesuai dengan objek
penelitian ini, penulis melakukan kegiatan
metode pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner (angket). Dalam
penelitian ini, peneliti menyebarkan
kuesioner secara pribadi kepada
responden dan secara elektronik melalui
google form. Adapun Skala pengukuran
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert. Dalam penelitian ini
menggunakan skala likert interval 1-5
Variabel Operasional
Dalam penelitian untuk mengukur
pengaruh Pengaruh Modal Psikologikal
terhadap persepsi iklim keselamatan kerja
Modal
Psikologikal
Kepuasan Kerja
Persepsi Iklim
Keselamatan
Kerja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
43
yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada
Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Syiah Kuala.
1. Variabel Dependen:
- Persepsi Iklim Keselamatan Kerja
Iklim keselamatan menunjukkan
persepsi pekerja mengenai nilai
sebenarnya dari keselamatan dalam
sebuah organisasi. Terdapat 7
dimensi Persepsi Iklim Keselamatan
Kerja menurut kines (2011) yaitu: (1)
Prioritas manajemen keselamatan,
komitmen dan kompetensi, (2)
Pemberdayaan manajemen
keselamatan, (3) Keadilan
manajemen keselamatan, (4)
Komitmen keselamatan pekerja, (5)
Prioritas keselamatan dan non-
penerimaan risiko pekerja, (6)
Komunikasi keselamatan,
pembelajaran, dan kepercayaan
dalam kompetensi keselamatan rekan
kerja, dan (7) Kepercayaan pekerja
dalam keberhasilan sistem
keselamatan
2. Variabel Independen
- Modal Psikologikal
Menurut Luthans, Youssef, dan
Avolio (2007:3) modal psikologikal
adalah kondisi perkembangan positif
seseorang dan dikarakteristikkan
oleh: (1) memiliki kepercayaan diri
(self efficacy) untuk menghadapi
tugas-tugas yang menantang dan
memberikan usaha yang cukup untuk
sukses dalam tugas tugas tersebut, (2)
membuat atribusi yang positif
(optimism) tentang kesuksesan di
masa kini dan masa depan, (3) tidak
mudah menyerah dalam mencapai
tujuan dan bila perlu mengalihkan
jalan untuk mencapai tujuan (hope),
dan (4) ketika dihadapkan pada
permasalahan dan halangan dapat
bertahan dan kembali (resiliency),
bahkan lebih untuk mencapai
kesuksesan.
3. Variabel Mediasi
- Kepuasan Kerja
Menurut Robbins (2008), kepuasan
kerja karyawan dipengaruhi oleh
banyak faktor, antara lain: (1)
Pekerjaan yang menantang, (2)
penghargaan yang sesuai, (3) kondisi
lingkungan kerja, dan (4) hubungan
interpersonal.
Metode Analisis Data
Peralatan analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode
Hierarchical Linear Modelling (HLM)
(Baron dan Kenny, 1986) yang diolah
menggunakan program SPSS 23. Adapun
Hierarchical Linear Modelling sebagai
berikut :
1). Y = α + β1X+Ʒ
2). Z 1= α + β1Z1+Ʒ
3). Y = α + β1X1+β2Z+Ʒ
Keterangan :
Y= Persepsi Iklim Keselamatan Kerja
X= Modal Psikologikal
Z= Kepuasan Kerja
α= konstanta
β= koefisien
Ʒ= eror
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini
adalah Tenaga perawat di RSUD Meuraxa
Banda Aceh. Penelitian ini pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan
angket kuesioner secara langsung pada
tenaga perawat di RSUD Meuraxa Banda
Aceh. Pada bagian ini akan di jelaskan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
44
Tabel 1. Karakteristik Responden
No Item Rincian Jumlah Persentase
1 Jenis Kelamin Laki-laki 28 13.7
Perempuan 177 86.3
205 100
2 Usia <25 tahun 8 3.9
>35 tahun 82 40.0
25-35 tahun
31-35 tahun
43
72
205
21.0
35.1
100
3 Pendidikan Terakhir D3
S1
60
145
240
29.3
70.7
100
4. Masa Kerja > 1 tahun 8 3.9
< 4 tahun 117 57.1
2-3 tahun 80 39.0
205 100
Sumber: Data Primer (Diolah), 2019
mengenai karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir dan masa kerja. Dapat
dilihat karakteristik pada penelitian ini
menunjukkan bahwa penggolongan
berdasarkan jenis kelamin didominasi
oleh perempuan yaitu sebanyak 177
responden (86.3%) dari total responden,
sedangkan laki-laki berjumlah
28responden (13.7%). Sedangkan
berdasarkan penggolongan usia, usia < 25
tahun sebanyak 8 responden (3.9), >35
tahun sebanyak 82 responden (40.0), 25-
35 tahun sebanyak 43 responden (21.0),
dan 31-35 tahun sebanyak 72 responden
(35.1). Berdasarkan pendidikan terakhir
didominasi oleh pendidikan terakhir S1
yaitu sebanyak 145 (70,7%) dan
Pendidikan D3 sebanyak 60 (29.3). Dan
berdasarkan masa kerja didominasi pada
masa kerja <4tahun yaitu sebanyak 117
responden (57.1%), >1 tahun sebanyak 8
responden (3.9) dan 2-3 tahun sebanyak
80 responden (39.0).
Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur tersebut mengukur
apa yang seharusnya diukur. Hal ini
memberikan dukungan bahwa butir-butir
pengukuran yang dijadikan indikator
konstruk terbukti memiliki validitas isi
(content validity) yaitu butir-butir
pengukuran tersebut merupakan alat ukur
yang mencukupi dan representative yang
telah sesuai dengan konsep teoritis
(Cooper dan Schindler, 2010).
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
hampir semua item variabel dalam
penelitian ini dinyatakan valid karena nilai
loading factor diatas 0,40.
Uji Reabilitas
Ukuran reliabilitas dianggap
handal berdasarkan pada Cronbach Alpha
0,60 (Malhotra, 2003). Berdasarkan tabel
2 dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
45
Tabel 2. Uji Validitas
No Indikator Variabel Persepsi Iklim Keselamatan Kerja Loading
Factor
1 Manajemen mendorong tenaga perawat di sini untuk bekerja sesuai aturan
keselamatan walaupun jadwal kerja sedang padat. -
2 Manajemen menjamin setiap orang menerima informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan keselamatan. 0,763
3 Manajemen mendorong setiap tenaga perawat untuk dapat menyebarkan
informasi mengenai cara kerja yang aman dalam pekerjaan mereka. -
4 Manajemen mendorong tenaga perawat di sini untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang berdampak pada keselamatan mereka. 0,576
5 Manajemen mengumpulkan informasi yang akurat dalam investasi kecelakaan
kerja. 0,477
6 Jika terjadi kecelakaan kerja, manajemen mendengarkan dengan seksama
informasi yang diberikan oleh korban atau semua orang yang terlibat. 0,464
7 Kami yang bekerja di sini bersama-sama berusaha keras untuk mencapai
tingkat keselamatan kerja yang setinggi-tingginya. 0,458
8 Kami yang bekerja di sini bertanggung jawab untuk selalu menjaga kebersihan
dan kerapian tempat kerja. 0,632
9 Kami yang bekerja di sini mematuhi aturan keselamatan demi memberikan
pelayanan dengan cepat. 0,555
10 Kami tetap bekerja aman walaupun jadwal kerja sedang padat. 0,503
11 Kami yang bekerja di sini mencoba untuk mencari solusi jika seseorang
menemukan masalah keselamatan kerja. 0,651
12 Kami yang bekerja di sini merasa aman ketika bekerja bersama-sama. 0,468
13 Kami yang bekerja di sini menganggap bahwa staff keselamatan kerja di sini
mempunyai peranan penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan. 0,448
14 Kami yang bekerja di sini menganggap pelatihan keselamatan merupakan hal
yang baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan. 0,547
No. Item Kepuasan Kerja Loading
Factor
1 Saya puas dengan pekerjaan saya 0,405
2 Saya suka bekerja di sini 0,580
3 Saya memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan saya 0,683
4 Saya merasa sedih saat pekerjaan yang biasa saja -
5 Saya senang dengan kebijaksanaan di rumah sakit 0,680
6 Saya senang dengan teknikpengawasan pekerjaan perawat di rumah sakit 0,562
7 Saya bekerja keras dalam melaksanakan pekerjaan. 0,667
8 Kadang-kadang saya ingin keluar dari pekerjaan saya -
9 Ada kepuasan personal saat melakukan pekerjaan dengan baik 0,684
10 Hubungan antar perawat di rumah sakit terjalin dengan baik 0,611
No Item Modal Psikologikal Loading
Factor
1 Saya merasa yakin dalam memperesentasikan area kerja dalam pertemuan
dengan manajemen -
2 Saya merasa yakin berkontribusi pada diskusi tentang strategi rumah sakit 0, 621
3 Saya merasa yakin menyajikan informasi kepada kelompok rekan kerja -
4 Selalu melihat sisi positif dari pekerjaan saya 0,715
5 Optimis tentang apa yang akan terjadi pada saya di masa depan karna
berkaitan dengan pekerjaan -
6 Saat ini saya melihat diri saya cukup berhasil di tempat kerja -
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
46
7 saya dapat memikirkan banyak cara untuk mencapai sasaran kerja saya saat
ini 0,555
8 Pada saat ini saya memenuhi tujuan kerja yang telah saya tetapkan untuk diri
saya sendiri 0,422
9 Saya dapat mengungkapkan pendapat saya sendiri di tempat kerja 0,467
10 Saya biasanya mengambil tindakansecara tenang dalam mengatasipekerjaan
yang membuat saya tertekan 0,573
11 Jika saya merasa tempat kerja tidak nyaman bagi saya dalam menyeleasikan
pekerjaan, saya akan mencari tempat lain -
12 Saya bisa melewati masa-masa sulit di tempat kerja karena saya pernah
mengalami kesulitan sebelumnya 0,415
Tabel 3. Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach lpha Keterangan
Persepsi Iklim Keseamatan Kerja 0.782 Handal
Kepuasan Kerja 0.753 Handal
Modal Psikologikal 0.60 Handal
Sumber: Data diolah (2019)
alpha telah sesuai dengan kriteria yaitu
diatas 0,60. Dengan demikian seluruh
pertanyaan yang digunakan dalam
variabel penelitian ini handal.
Pengujian Hipotesis
Dari hasi analisis data pada Tabel 4
dapat diketahui Modal psikologi (X)
sebesar 0,674. Koefisien regresi pada
responden akan meningkatkan persepsi
iklim keselamatan kerja pada responden.
Nilai koefisien regresi tersebut berarti
bahwa apabila modal psikologi meningkat
1 unit maka persepsi iklim keselamatan
kerja yang dirasakan akan meningkat
sebesar 0,674 pada skala likert.
Y = 0,492 X + 0,270 Z
Maka dari persamaan regresi tersebut
dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi
Modal Psikologikal menurun dari positif
(0,492) menjadi (0,270). Dengan tidak
terjadinya perubahan nilai dari signifikan
menjadi tidak signifikan setelah
dimasukkan variabel mediasi (Z), maka
dapat dikatakan bahwa terjadinya
pengaruh mediasi parsial atau
(partialmediation) antara Modal
Psikologikal terhadap Persepsi Iklim
Keselamatan Kerja yang dimediasi oleh
Kepuasan Kerja.
Koefisien regresi Kepuasan Kerja (Z)
bernilai positif (0,270), artinya semakin
tinggi kepuasan kerja yang dimiliki oleh
responden, maka semakin kuat
Keselamatan kerja.
Nilai Nilai koefisien determinasi
adjusted R square sebesar 0,489
menjelaskan bahwa modal psikologikal
(X) dalam meningkatkan persepsi iklim
keselamatan kerja (Y) dengan kepuasan
kerja (Z) sebagai pemediasi sebesar
(48.9%).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
47
Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.576 .215 7.337 .000
Modal Psikologikal .659 .051 .674 13.002 .000
2 (Constant) 1.356 .214 6.323 .000
Modal Psikologikal .481 .066 .492 7.255 .000
Kepuasan Kerja .226 .057 .270 3.984 .000
Sumber: Output SPSS (diolah), 2019
Hasil analisis korelasi antara
Modal psikologikal terhadap Persepsi
Iklim Keselamatan Kerja diperoleh R
sebesar 0,674 yang menjelaskan pengaruh
positif Modal Psikologikal (X) terhadap
Persepsi Iklim Keselamatan Kerja (Y)
dengan keeratan hubungan sebesar 67,4%.
Nilai koefisien determinasi
adjusted R square sebesar 0,452
menjelaskan bahwa Modal Psikologikal
(independen) dalam menjelaskan variasi
Persepsi Iklim Keselamatan Kerja sebesar
45,2%.
Sedangkan hasil analisis korelasi
antara Modal Psikologikal terhadap
Kepuasan Kerja diperoleh R sebesar 0,675
yang menjelaskan pengaruh positif Modal
Psikologikal (X) terhadap Kepuasan Kerja
(Z) dengan keeratan hubungan 67,5%.
Nilai koefisien determinasi
adjusted R square sebesar 0,452
menjelaskan bahwa Modal Psikologikal
(independen) dalam menjelaskan variasi
Kepuasan Kerja sebesar 45,2%.
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan
bahwa Modal Psikologikal berpengaruh
signifikan terhadap Keterikatan
mahasiswa nilai koefisien regresi ()
sebesar 0,674 dengan probabilitas <0,05.
Modal Psikologikal menurut Luthans,
dkk. (2007) yaitu suatu perkembangan
keadaan psikologis yang positif pada
individu. Iklim keselamatan kerja adalah
persepsi dan cara pandang pekerja atas
kebijakan, prosedur, dan praktek kerja
berkaitan dengan keselamatan yang
dilakukan oleh manajemen.Penelitian
yang dilakukan oleh K. Bergheim et. al.,
(2015) menyatakan bahwa modal
psikologikal berkorelasi positif dengan
persepsi iklim keselamtan pada industri
maritime.
Hasil pengujian hipotesis 2
menunjukkan bahwa Modal Psikologikal
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Kerja dengan nilai koefisien ()
sebesar 0,675 dengan probabilitas <0,05.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
modal psikologikal memiliki korelasi
yang signifikan dengan kepuasan kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Luthans, et
al. (2007b) menunjukkan bahwa 3
komponen dari modal psikologikalyaitu
self-efficacy, hope, dan optimism memiliki
korelasi yang signifikan dengan kepuasan
kerja pada pekerja teknik. Hasil pengujian
hipotesis 3 menunjukkan bahwa
Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Persepsi Iklim Keselamatan
0,602 dengan probabilitas <0,05. Modal
Psikologikal berpengaruh terhadap
kepuasan kerja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
48
Tabel 4. Korelasi dan Determinasi
Model Summaryc
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .674a .454 .452 .24208
2 .703b .494 .489 .23367
Sumber: Output SPSS (diolah), 2019
Gambar 2. Konsep Pemikiran Teoritis Setelah Pengujian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Meeusen, et al., (2011) yang
menunjukkan terdapat hubungan yang
bermakna antara iklim kerja dengan
kepuasan kerja perawat. Pendapat dari
Triwibowo (2013) yang menyatakan
bahwa jika perawat memiliki persepsi
iklim kerja positif maka akan
meningkatkan semangat kerja dan
kepuasan kerja, dan sebaliknya.
Hasil pengujian hipotesis 4
menunjukkan bahwa Modal psikologikal
diuji secara simultan terhadap Persepsi
Iklim Keselamatan Kerja dengan
Kepuasan Kerja sebagai variabel mediasi.
Hasilnya menunjukan bahwa Modal
psikolgikal berpengaruh signifikan
terhadap Persepsi Iklim Keselamatan
Kerja dengan nilai regresi () 0,492 pada
probabilitas <0,05. Dengan demikian
persamaan keempat memenuhi kriteria
mediasi signifikan secara parsial (parsial
mediation). Secara khusus teori ini
berhipotesis bahwa modal psikologikal,
secara langsung dan tidak langsung
melalui peran mediasi kepuasan kerja
secara positif terkait dengan iklim
keselamatan kerja. Oleh karena itu, hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan kerja
memediasi hubungan antara modal
psikologikal dan iklim keselamatan kerja.
PENUTUP
Berdasarkan analisis hasil yang
telah dilakukan pada penelitian ini, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada hasil analisis, modal psikologi
berpengaruh signifikan terhadap
persepsi iklim keselamatan kerja
dengan koefisien regresi modal
psikologikal (β)sebesar 0,674
dengan probabilitas <0,05. Korelasi
0,602 0,675
0,492
0,674 Modal
Psikologikal
Kepuasan Kerja
Persepsi Iklim
Keselamatan
Kerja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
49
antara modal psikologikalterhadap
persepsi iklim keselamatan kerja
diperoleh R sebesar 0,674 yang
menjelaskan pengaruh positif modal
psikologikal(X) terhadap persepsi
iklim keselamatan kerja(Y) dengan
keeratan hubungan sebesar 67,4%.
2. Pada hasil analisis, modal psikologi
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja dengan koefisien
regresi modal psikologikal(β)
sebesar 0,675 dengan probabilitas
<0,05. Korelasi antara modal
psikologikal terhadap kepuasan
kerjadiperoleh R sebesar 0,675 yang
menjelaskan pengaruh positif modal
psikologi (X) terhadap kepuasan
kerja (Z) dengan keeratan hubungan
67,5%.
3. Pada hasil analisis, kepuasan kerja
berpengaruh signifikan terhadap
persepsi iklim keselamatan kerja
dengan koefisien regresi kepuasan
kerja(β) sebesar 0,602 dengan
probabilitas <0,05. Korelasi antara
kepuasan kerja terhadap persepsi
iklim keselamatan kerja diperoleh R
sebesar 0,602 yang menjelaskan
pengaruh positif Kepuasan kerja (Z)
terhadap persepsi iklim keselamatan
kerja (Y) dengan keeratan hubungan
60,2%.
4. Pada hasil analisis, kepuasan kerja
memediasi modal psikologikal
terhadap persepsi iklim keselamatan
kerja. Dari persamaan regresi
tersebut dapat menjelaskan bahwa
koefisien regresi modal
psikologimenurun dari positif
(0,674) menjadi (0,492). Dengan
tidak terjadnya perubahan nilai dari
signifikan menjadi tidak signfikan
setelah dimasukkan variabel
mediasi (Z), maka dapat dikatakan
bahwa terjadinya pengaruh mediasi
parsial (parsial mediation) antara
modal psikologikal terhadap
persepsi iklim keselamatan kerja
yang dimediasi oleh kepuasan kerja.
Guna kepentingan lebih lanjut, ada
beberapa saran yang diajukan oleh penulis
yang dapat dipertimbangkan oleh pihak
selanjutnya dan pihak instansi yaitu
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian tentang
deskriptif Persepsi iklim
keselamatan kerja, item pertanyaan
“manajemen mendorong tenaga
perawat untuk bekerja sesuai aturan
keselamatan kerja walaupun jadwal
kerja sedang padat”. Memiliki nilai
rata-rata 4,10. Saran dari peneliti
adalah tetap berkerja dengan
penanganan yang baik walaupun
dalam keadaan jadwal padat dan ini
dapat menjadi perhatian untuk lebih
memperhatikan keselamatan kerja
para perawat dalam bekerja walau
dengan jadwal kerja yang padat
2. Berdasarkan hasil penelitian tentang
deskriptif modal psikologikal, item
pertanyaan “jika saya merasa tempat
kerja tidak nyaman bagi saya dalam
menyelesaikan pekerjaan, saya akan
mencari tempat lain” memiliki nilai
rata-rata terendah 3,30. Saran dari
peneliti adalah perawat harus
menjalin hubungan baik dengan
rekan kerja, hindari pemikiran
negatif, dan jika merasa tidak
nyaman dalam menyelesaikan
pekerjaan dapat berdiskusi dengan
pihak manajemen atau rekan kerja
atas permasalahaan tersebut,
sehingga dapat menemukan solusi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
50
yang baik, sehingga tidak perlu
mencari pekerjaan yang lain
3. Berdasarkan hasil penelitian dengan
deskriptif kepuasan kerja, item
pertanyaan “Kadang-kadang saya
ingin keluar dari pekerjaan saya”
memiliki nilai rata-rata terendah
yaitu 2,87. Saran dari peneliti adalah
gunakanlah ilmu dan pengalaman
yang di miliki, mengingat bahwa
masih banyak masyarakat yang
membutukan jasa perawat, sehingga
tidak berkeinginan untuk keluar dari
pekerjaan
REFERENSI
As’ad, M. 1995. Psikologi Industri.
Yogyakarta: Liberty.
Avey, J.B., Reichard, R.J., Luthans, F.,
&Mhatre, K.H. 2011. Meta-
Analysis of the Impact of Positive
Psychological Capital on Employee
Attitudes, Behaviors, and
Performance. Human Resource
Development Quarterly, 22(2), 127-
152. .
Barbaranelli, C., Petitta, L., Probst, T.M.,
2015. Does safety climate predict
safety performance in Italy and
USA? Cross-cultural validation of
theoretical model of safety climate.
Accident Analysis and Prevention.
77, 35-44.
Cetin, F. 2011. The Effects of The
Organizational Psychological
Capital on the attitudes of
Commitment and Satisfaction: A
Public Sample in Turkey. European
Journal of Social Science, 21(3),
373-380.
Cooper, M., 2010. Towards a model of
Safety Culture Towards a model of
Safety Culture. Safety Science 36,
111-136.
Dhania, D.R. 2010. Pengaruh Stres Kerja,
Beban Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja (Studi Pada Medical
Representatif Di Kota Kudes).
Jurnal Psikologi Universitas Muria
Kudus. 1, 15-23.
Eeckelaert, L., Starren, A., van
Scheppingen, A., Fox, D., Bruck,
C., 2011. Occupational Safety and
Health culture assessment –
A.Review of main approaches and
selected tools, European Agency for
Safety and Health at Work.
Eid, J., Mearns, K., Larsson, G., Laberg, J.
C., Johnsen, B. H. 2012. Leadership,
Psychological capital and safety
research: Conceptual issues and
future research questions. Safety
Science 50, 55-61.
Flin, R., Mearns, K., O’ Connor, P.,
Bryden, R. 2009. Measuring safety
climate: Identifying the common
features, in: Safety Science.
Friessen., Farquhar., & Hughes. 2008.
Implication For Nurses. Ed: Hughes
R.G. [18/11/16] Melalui
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books
/NBK2649/?report=printable
Ginevra, M. C., Pallini, S., Vecchio, G.
M., Nota, L., &Soresi, S. 2016.
Future orientation and attitudes
mediate career adaptability and
decidedness. Journal of Vocational
Behavior, 95–96, 102–110.
Griffin, M.A., Neal, A. 2000. Perceptions
of safety at work: a framework for
linking safety climate to safety
performance, knowledge, and
motivation. Journal of occupational
health psychology, 5, 347-358.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
51
Hall, M.E., Blair, E.H.,Smith, S.H.,
Gorski, J.D., 2013. Development of
a Theory-Based Safety Climate
Instrument. Journal of Safety,
Health & Environmental Research,
9
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu
Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Kines, P., Lappalainen, J., Mikkelsen,
K.L., Olsen, E., Pousette, A.,
Tharaldsen, J., Tomasson, K.,
Torner, M. 2011. Nordic Safety
Climate Questionaire (NOSACQ-
50): A new tool for diagnosing
occupational safety climate.
International Journal of Industrial
Ergonomics 41, 634-646..
Luthan, F., et al. 2007a. Psychological
Capital: Developing the Human
Competitive Edge. New York:
Oxford University Press, Inc.
Luthans, F., Avolio, B. J., Avey, J.B., &
Norman, S.M. 2007b. Positive
Psychological Capital:
Measurement and Relationship with
Performance and Satisfaction.
Leadership Institute Faculty
Publications. Paper 11.
Mangkunegara, A. P. A. 2004.
Manajemen SDM Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Martoyo, S. 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Meeusen, V.C., Van Dam, K., Brown-
Mahoney, C., Van Zundet, A.A.,
&Knape, H. T. 2011. Work climate
related to job satisfaction among
Dutch nurse anesthetists, American
Association of Nurse Anesthetists
Journal, 79 (1), 63–70.
Riyadina, W. (2007). Kecelakaan kerja
dan cedera yang dialami oleh
pekerja industri di kawasan industri
Pulo Gadung, Jakarta. Makara,
Kesehatan, 11(1), 25‐31.
Robbins, S.P., Timothy, A.J. 2008.
PerilakuOrganisasi, ke-12. ed.
SalembaEmpat. Jakarta.
Set AyimGyekye. 2005. Workers’
perceptions of workplace safety and
job satisfaction. International
Journal of Occopational Safety and
Egronomics (JOSE), 11(3), 291-
302.
Spector, P. E. 1997. Job Satisfaction:
Aplication, Assessment, Causes, and
Consequences. London: Sage
Publication, Inc.
Spector, P. E. 2000. Industrial &
Organizational Psychology:
Research and Practice second
edition. New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Triwibowo, C. 2013. Manajemen
keperawatan di rumahsakit. Jakarta:
Trans Info Media.
Umar, H. 2010. Desain Penelitian MSDM
dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada..
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.