Upload
dinhkhue
View
250
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BUKTI MENGENAI DAMPAK PENGENDALIAN INTERNAL DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Oleh:
Vivi Lestari
NIM: 109082000038
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
BUKTI MENGENAI DAMPAK PENGENDALIAN INTERNAL DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Disusunoleh:
VIVI LESTARI
NIM. 109082000038
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434H/2013M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 30 Juli 2013 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Vivi Lestari
NIM : 109082000038
Jurusan : Akuntansi/Audit
Judul Skripsi : Bukti Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good
Corporate Governance Terhadap Audit Fee.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap
Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 30 Juli 2013
1. Yoghi Citra Pratama, M.Si
NIP. 19830717 201101 1 011
2. Atikah, SE., M.Si
NIP. 19820120 200912 2 004
3. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak
NIP. 19760924 200604 2 002
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 19 September 2013 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
Nama : Vivi Lestari
NIM : 109082000038
Jurusan : Akuntansi/Audit
Judul Skripsi : Bukti Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good
Corporate Governance Terhadap Audit Fee.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 September 2013
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 19570617 1985 03 1 002
5. Dr. Rini, Ak., CA
NIP. 19760315 200501 2 002
6. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak
NIP. 19760924 200604 2 002
7. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si
NIP. 19730615 200501 1 009
8. Reskino, SE., M.Si, Ak
NIP. 19740928 200801 2 004
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan Dibawah ini,
Nama : Vivi Lestari
No Induk Mahasiswa : 109082000038
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungiawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di FakultasE konomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pemyataanini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 19 September 2013
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Vivi Lestari
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 10 September 1991
3. Alamat : Jl. Swadaya 1 Rt. 008/ Rw. 09 No.24
Kel. Pejaten Timur Kec. Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12510
4. Telepon : 085716094913
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD N 01 Pagi Pejaten Timur Tahun 1997-2003
2. MTS Al-Awwabin Depok Tahun 2003-2006
3. MA Al-Awwabin Depok Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Lembaga Bahasa Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika (LPIA), 2001-2003
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua OPPTA (Organisasi Perempuan Pesantren Terpadu Al-Awwabin),
periode 2007-2008
2. Bendahara Mahkamah Lughah (Pusat Bahasa) Al-Awwabin, periode
2006-2007
3. Ketua Mahkamah Lughah (Pusat Bahasa) Al-Awwabin, periode 2008-2009
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK, 9 September 2009
2. Insurance Goes To Campus, “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi”, 20 Mei
2010
3. Seminar Marketing Social Media Network, 26 Mei 2011
4. Seminar Nasional “Pengembangan Wirausaha Untuk Memperkuat Kemandirian
Bangsa”, 11 Septembar 2012
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Alm. Syamsuddin Kaoy
2. Tempat, Tanggal Lahir : Sigli, 01 Januari 1963
3. Ibu : Mahdalena
4. Tempat, Tanggal Lahir : Mila, 12 Oktober 1969
5. Alamat : Jl. Swadaya 1 Rt.008/ Rw.09 No.24
Kel. Pejaten Timur Kec. Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12510
6. Telepon : (021) 78836427
7. Anak ke dari : 1 dari 5 bersaudara
viii
EVIDENCE ON THE IMPACT OF INTERNAL CONTROL AND CORPORATE
GOVERNANCE ON AUDIT FEES
ABSTRACT
This research purposed to examine the effect of internal control and good
corporate governance to audit fees. Respondents in this research were auditors who
work in public accounting firms in Jakarta. Based on purposive sampling method,
total sample in this research was 44 respondents of 25 public accounting firms in
Jakarta. Hypothesis in this research used multiple regression analysis.
The results of this research indicate that internal control positive and
significant effect on audit fees, and good corporate governance is positive and
significant effect on audit fees.
Keywords: Internal Control, Good Corporate Governance, Audit Fees
ix
BUKTI MENGENAI DAMPAK PENGENDALIAN INTERNAL DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengendalian internal dan
goodcorporate governance terhadap audit fee. Responden dalam penelitian ini adalah
auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta. Berdasarkan metode
purposive sampling, total sampel dalam penelitian ini adalah 44 responden dari 25
Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian Internal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap audit fee, dan good corporate governance
berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit fee.
Kata kunci: Pengendalian Internal, Good Corporate Governance, Audit Fee
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Al-Azhiim Yang Maha Agung, yang telah
memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ayahanda Alm. Syamsuddin Kaoy dan Ibunda Mahdalena terkasih, yang selalu
mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti yang
tertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu
membuat bangga ayah dan ibunda.
3. Adik-adik tercinta Riyan Ivandy, Fitri Mentari, Risa Hilwannida, Najwatul
Zakiyyah yang tiada henti memberi semangat disetiap harinya dan juga selalu
membantu do’a sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga besar yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dr. Rini, Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
FakultaS Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Dr.Amilin, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak
berikan selama ini.
9. Ibu Reskino, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Ibu berikan
selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
10. Seluruh Dosen yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat dan
karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
11. Teman-teman Akuntansi A angkatan 2009 walau tak dapat disebutkan satu
persatu tetapi telah menemani baik suka maupun duka, dan selalu memberikan
motivasi dan semangat yang besar.
12. Sahabatku Rizka Amalia, Siti Aisyah, Andhia Puspita, dan Ulya Nur L.
Misriyyah kita dipersatukan dalam ikatan silaturahmi yang indah dalam
persahabatan “Tabski”, terimakasih atas semangat dan doa yang telah tercurahkan
selama ini, dan tidak pernah bosan mendengarkan keluhan dan memberikan
pendapat kepada penulis serta banyak memberikan motivasi.
13. Sahabat seperjuanganku dalam ujian sidang Dwi Ranti Cahayu, Lira
Azhimatinnur R, Efi Kurniawati yang memberikan pendapat dan saran saat
terdapat permasalahan dalam penyelesaian skripsi.
14. Pamanku Cek Muhammad Kaoy dan Cek Yus, yang telah membantu dalam
penyebaran kuesioner keliling DKI Jakarta.
xii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 19 September 2013
(Vivi Lestari)
xiii
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPHERENSIF ........................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI........................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN BEBAS PLAGIAT .............................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 13
1. Tujuan Penelitian .................................................................. 13
2. Manfaat Penelitian ................................................................ 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 16
A. Telaah Literatur ........................................................................ 16
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ......................................... 16
2. Teori Tata Laksana (Stewardship Theory) ........................... 19
3. Pengendalian Internal ........................................................... 21
4. Tujuan Pengendalian Internal ............................................... 24
xiv
5. Komponen-komponen Pengendalian Internal ...................... 25
6. Good Corporate Governance ............................................... 26
7. Teori Kepuasan Kerja (Theory of Job Satisfaction) ............. 30
8. Audit fee ................................................................................ 33
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................. 35
C. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .............. 39
1. Pengendalian Internal dengan Audit fee ............................... 39
2. Good Corporate Governance dengan Audit fee ................... 39
D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 42
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 42
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ............................... 43
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ................................ 43
D. Metode Analisis Data ............................................................... 43
1. Statistik Deskriptif .............................................................. 44
2. Uji Kualitas Data................................................................. 44
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 45
4. Uji Hipotesis ....................................................................... 47
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................ 49
1. Pengendalian Internal.......................................................... 50
2. Good Corporate Governance ............................................. 50
3. Audit fee .............................................................................. 51
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 53
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan .............................. 53
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 53
xv
2. Karakteristik Profil Responden ........................................... 55
B. Hasil Uji Instrumen penelitian ................................................. 59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 59
2. Hasil Uji Kualitas Data ....................................................... 61
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................... 64
4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 67
BAB V PENUTUP..................................................................................... 79
A. Kesimpulan .............................................................................. 79
B. Implikasi ................................................................................... 81
C. Saran ......................................................................................... 82
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 83
Lampiran-Lampiran .......................................................................................................... 90
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Contoh Kasus .................................................................................................... 2
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................................... 36
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitia ................................................................... 52
4.1 Data Sampel Penelitian ...................................................................................... 54
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ..................................................................... 54
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 56
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia............................................. 56
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ............................ 57
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 58
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ..................... 59
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................................. 59
4.9 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal .......................................................... 61
4.10 Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance ............................................ 62
4.11 Hasil Uji Validitas Audit Fee ............................................................................. 62
4.12 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................................... 63
4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................................ 64
4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................ 68
4.15 Hasil Uji Statistik t ............................................................................................. 69
4.16 Hasil Uji Statistik F ............................................................................................ 77
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
3.1 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................................... 40
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ................................... 65
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............................ 66
4.3 Grafik Scatterplot ...................................................................................... 67
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Surat izin Penelitian .................................................................................. 91
2. Surat Keterangan dari KAP ...................................................................... 92
3. Kuesioner Penelitian ................................................................................. 93
4. Daftar Jawaban Responden ....................................................................... 100
5. Output Hasil Pengujian Data .................................................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai media massa baik media cetak, maupun media elektronik sering
kali memberitakan peristiwa-peristiwa mengenai adanya suatu indikasi fraud
(kecurangan) pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang dilakukan oleh
para pegawainya. Sorotan utama topik tersebut diarahkan pada manajemen
puncak perusahaan atau terlebih lagi terhadap pejabat tinggi suatu instansi
pemerintah, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut bisa juga terjadi
di berbagai lapisan kerja organisasi (Puspitadewi dan Irwandi, 2012:159).
Menurut Rae dan Subramaniam (2008:106), menyatakan bahwa prosedur
pengendalian internal yang jelek dipandang sebagai faktor dimana memungkinkan
kecurangan untuk terjadi.
Jika pengendalian internal suatu perusahaan lemah maka kemungkinan
terjadinya kesalahan dan fraud sangat besar. Sebaliknya, jika pengendalian
internal kuat, maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan fraud dapat diperkecil.
Kalaupun kesalahan dan fraud masih terjadi, bisa diketahui dengan cepat dan
dapat segera diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini mungkin (Hermiyetti,
2011:3). Salah satu contoh kecurangan yang terjadi adalah skandal Internasional
yang dilakukan oleh perusahaan Enron, yang juga melibatkan kantor akuntan
publik terbesar di Amerika Serikat yaitu Arthur Andersen.
2
Berikut ini adalah contoh beberapa perusahaan yang memilki
pengendalian internal yang lemah, antara lain:
Tabel 1.1
Contoh Kasus
No. Nama Entitas Kasus yang terjadi
1. PT. Waskita Karya
(2010)
Diduga melakukan rekayasa keuangan dengan
memasukkan proyeksi pendapatan multitahun
kedepan sebagai pendapatan tahun tertentu.
2. PT. Kereta Api
Indonesia (2005)
Adanya perbedaan pandangan antara
Manajemen dan Komisaris, khususnya
Komisaris yang merangkap sebagai Ketua
Komite Audit dimana Komisaris tersebut
menolak menyetujui dan menandatangani
laporan keuangan yang telah diaudit oleh
Auditor Eksternal. Dan Komisaris meminta
untuk dilakukan audit ulang agar laporan
keuangan dapat disajikan secara transparan dan
sesuai dengan fakta yang ada.
3. PT. Kimia Farma (2001) Adanya salah saji dalam laporan keuangan yang
mengakibatkan lebih saji laba bersih untuk
tahun yang berakhir per 31 Desember 2001,
dengan melebihsajikan penjualan dan persediaan
yang dilambungkan harganya
4. Enron Corporation
(2001)
Memanipulasi laporan keuangan dengan
mencatat keuntungan padahal perusahaan tengah
mengalami kerugian, dan sebab manipulasi ini
adalah agar harga saham tetap diminati investor
Sumber: Data diperoleh dari beberapa sumber
Untuk mengembalikan kepercayaan investor, US SEC (Secuties and
Exchange Commission) bereaksi dengan mengeluarkan Sarbanes-Oxley Act of
2002 yang mengatur good governance perusahaan-perusahaan yang go public di
Amerika Serikat untuk melindungi kepentingan para investor dari praktek-praktek
bisnis yang tidak sehat oleh perusahaan publik. Dalam Section 302 Sarbanes-
Oxley Act dinyatakan bahwa direksi perusahaan harus bertanggung jawab secara
pribadi terhadap pernyataan prosedur pengendalian, pengendalian internal, dan
jaminan atas fraud. Sedangkan dalam Section 404 tercantum ketentuan yang
3
mewajibkan direksi perusahaan untuk menyatakan tanggung jawab manajemen
untuk menghasilkan dan memelihara kecukupan bukti-bukti dari struktur
pengendalian internal dan prosedur pengendalian internal dalam setiap pelaporan
keuangan. Selain itu assessment pada tiap akhir periode harus mencakup
mengenai keefektifan struktur pengendalian (lingkungan pengendalian, sistem
akuntansi, dan prosedur pengendalian) dalam pelaporan keuangan perusahaan.
Peraturan ini menuntut perusahaan untuk memahami, mendokumentasi, dan
menyempurnakan pengendalian internal terkait pelaporan keuangan bagi
perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud
(Kristanto, 2009:42).
Suatu perusahaan dengan sistem pengendalian internal (SPI) yang benar
dan kuat maka setidaknya penyimpangan-penyimpangan dapat diminimumkan
(Astuti, 2010:2). Tujuan dibentuknya SPI untuk menyediakan laporan yang
lengkap, benar, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka
pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
(Firmansyah, 2010:82). Menurut Wiratmaja (2010:79), pengendalian internal
yang dipahami sebagai usaha manajemen dalam menjaga aktiva (kekayaan)
organisasi melalui penerapan prosedur tertentu bekerja melalui tiga dimensi dalam
menjaga aktiva perusahaan. Pengendalian intern yang baik dan disertai praktek-
praktek yang sehat dalam tata kelola keuangan akan menjaga kekayaan
perusahaan secara preventif, detektif dan korektif.
Pengendalian internal yang baik, potensial mengurangi audit fee karena
waktu (audit hours) yang digunakan untuk menyelesaikan audit menjadi lebih
4
pendek (Means dan Kazenski (1987) dalam Herawati, 2012:8). dan menurut
Keane et. al., (2012:379), pengendalian internal yang dianggap efektif, maka
mampu mengurangi waktu pengujian dan pemeriksaan, dan penelitian
sebelumnya pun menemukan bahwa kelemahan pengendalian internal merupakan
resiko yang berarti bagi pengguna laporan keuangan dan biaya audit yang lebih
tinggi bagi perusahaan-perushaan pada tahun setelah diimplementasikannya SOX.
Kelemahan material dalam pengendalian internal dan jumlah kekurangan
pengendalian signifikan sebagai faktor yang sangat penting dalam biaya audit,
pengamatan ini konsisten dengan Raghunandan dan Rama (2006) serta Hoitash et.
al., (2008), bahwa masalah pengendalian internal sangatlah terkait dengan
peningkatan audit fee. Selain itu Holgan dan Wilkins (2008), mengamati bahwa
biaya audit secara signifikan lebih tinggi untuk perusahaan dengan kekurangan
pengendalian internal dan tampak meningkat dengan masalah pengendalian.
Adanya kelemahan pengendalian internal diharapkan dapat menghasilkan premi
tambahan, karena adanya upaya yang ekstra dari auditor, namun perbaikan dari
kelemahan pengendalian internal tersebut, kemungkinan akan mengurangi resiko
salah saji material dalam laporan keuangan dan dapat mengurangi upaya ekstra
dari auditor dan juga mengurangi biaya premi (Mitra, 2009:369).
Menurut Kawedar (2010:2), peran sistem pengendalian internal adalah
untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas. Dan hal-hal tersebut
merupakan bagian dari implementasi good corporate governance. Menurut Astuti
(2010:1), good corporate governance (GCG) bukan merupakan pola baru atau
merupakan sebuah inovasi, tetapi merupakan suatu pertanggungjawaban kepada
5
publik mengenai perkembangan yang ada. Konsep GCG ini mempunyai maksud
tata kelola organisasi atau pemerintahan yang baik, ditinjau dari konsep tersebut
maka GCG mencakup tidak hanya diterapkan pada sektor pemerintah saja tetapi
juga pada sektor swasta, yang jelas tuntutan untuk transparan dan akuntabel
diperlukan dalam konsep ini.
Istilah good corporate governance ini kian popular bahkan juga
ditempatkan diposisi terhormat. Hal itu setidaknya terwujud dalam dua keyakinan.
Pertama, good corporate governance merupakan satu kunci sukses perusahaan
untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus menjadi
terbuka. Kedua, krisis ekonomi dunia di kawasan Asia dan Amerika Latin
diyakini muncul karena kegagalan penerapan good corporate governance
(Ristifani, 2009:3).
Hampir disemua negara berkembang maupun yang sedang dalam transisi
memiliki sistem corporate governance. Bahkan di Indonesia dan Negara-negara
Asia lainnya yang mengalami krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997. Good
corporate governance penting dalam rangka mendukung pemulihan kegiatan
dunia usaha dan pertumbuhan perekonomian setelah masa krisis tersebut
(Hidayah, 2008:53).
Terdapat beberapa manfaat apabila perusahaan menerapkan good
corporate governance, yang jelas karena perusahaan semakin tertata rapi maka
kinerja perusahaan akan semakin meningkat, akibatnya kemungkinan paling besar
adalah perusahaan akan dapat memaksimumkan laba, dan juga dapat mengurangi
penyalahgunaan wewenang (Astuti, 2010:4).
6
Corporate governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi
penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk
menentukan teknik monitoring kinerja. Tata kelola perusahaan menjamin kualitas
informasi akuntansi yang diungkap melalui seperangkat penetapan institusional.
Tata kelola perusahaan yang sempurna dapat menguatkan pengendalian intra-
perusahaan, mengurangi tindakan oportunis dan menurunkan asimetri informasi
(Siagian dan Ghozali, 2012:1).
Menurut Murwaningsari (2009:31), Pengaturan dan pengimplementasian
Good Corporate Governance memerlukan komitmen dari seluruh jajaran
organisasi dan dimulai dengan penetapan kebijakan dasar serta tata tertib yang
harus dianut oleh top manajemen dan penerapan kode etik yang harus dipatuhi
oleh semua pihak yang ada didalamnya.
Menurut Theresia (2005) yang dikutip oleh Saputro dan Syafruddin
(2012:1), pada prinsipnya tata kelola perusahaan menyangkut kepentingan
pemegang saham yaitu dengan memberikan perlindungan dan jaminan hak
terhadap stakeholder, termasuk di dalamnya yaitu shareholders, lenders,
employers, executives, government, customers, dan stakeholders yang lain.
Melalui surat edaran BAPEPAM No SE.03 IPM/ 2000, yang diterbitkan
tanggal 5 Mei 2000 disebutkan bahwa dalam rangka Good Corporate
Governance, perusahan tercatat wajib memiliki komisaris independen, komite
audit, dan sekretaris perusahaan (Corporate Secretary) (Murwaningsari, 2009:31).
Menurut Juanda (2008:7), ada empat mekanisme Corporate Governance yang
sering dipakai dalam berbagai penelitian mengenai Corporate Governance yang
7
bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan, yaitu komite audit, komisaris
independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial. Komite audit
mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara
kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga
terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya
good corporate governance. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara
efektif, maka control terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga, konflik
keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan
kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi.
Menurut Sefiana (2009:212), komisaris independen merupakan posisi
terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang
good corporate governance. Menurut Kusumawati dan Riyanto (2005) dalam
Juanda (2008:8), adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan
peran dewan komisaris sehingga tercipta Good Corporate Governance didalam
perusahaan. Manfaat Corporate Governanceakan dilihat dari premium yang
bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika ternyata
investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang
menerapkan Good Corporate Governance juga akan lebih tinggi dibanding
perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek Good Corporate
Governance mereka. Struktur kepemilikan menjadi hal yang menarik karena
dalam suatu perusahaan terdiri atas berbagai kepemilikan dan pemilik sangat
berkepentingan terhadap kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
8
yaitu maksimalisasi nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena adanya kontrol
yang mereka miliki.
Menurut Astuti (2010:6), pada saat perusahaan sudah berkembang pesat
dengan pertanggungjawaban tidak hanya kepada pihak manajemen perusahaan
saja tetapi sudah berkembang kepada dewan direksi, komisaris dan pemegang
saham. Pihak-pihak tersebut juga membutuhkan informasi mengenai
perkembangan usaha suatu perusahaan, bahkan pihak tersebut mempunyai fungsi
sebagai pengawas dalam suatu perusahaan. Pihak yang berperan dalam hal ini
adalah Komite Audit. Perusahaan yang sudah terdaftar dalam bursa saham
sebaiknya membentuk komite audit aturan tersebut berlaku juga bagi BUMN, hal
ini didukung oleh UU tentang BUMN yang menyatakan bahwa Komisaris dan
Dewan Pengawas BUMN wajib membentuk Komite Audit yang bekerja secara
kolektif atau berfungsi membantu Komisaris atau Dewan Pengawas dalam
melaksanakan tugasnya (UU Nomor 19, 2003). Didukung pula dengan Surat
Keputusan (SK) yang menyatakan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik wajib
memiliki Komite Audit (yang terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang
komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya berasal
dari luar emiten atau perusahaan publik), selambat-lambatnya pada tanggal 31
Desember 2004 (Bapepam, SK:KEP-41/PM/2003).
Menurut Jati (2009:4), komite audit merupakan sebuah komite yang
ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit
eksternal, internal auditor serta anggota independen. Komite audit ditugaskan
untuk memberikan pengawasan pada auditor perusahaan internal dan eksternal,
9
serta memastikan manajemen tersebut melakukan tindakan korektif yang tepat
secara berkala dan dapat mengontrol kelemahan, ketidak sesuaian dengan
kebijakan, hukum dan regulasi. Menurut Sulistiarini dan Sudarno (2012:4),
komite Audit juga berperan dalam hal pengawasan terhadap proses pelaporan
keuangan oleh manajemen, dengan demikian tindakan manajemen untuk
memakmurkan dirinya dapat diminimalisir. Salah satu tujuan dari dibentuknya
komite audit adalah merekomendasikan seleksi auditor eksternal untuk mengaudit
perusahaan. Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor
akuntan publik, dengan demikian komite audit tersebut harus melakukan
kerjasama dengan internal auditor maupun eksternal auditor dalam menghasilkan
laporan keuangan yang dapat mencerminkan kondisi good governance.
Selain komisaris independen, intensitas pertemuan dewan komisaris serta
ukuran dewan komisaris (board size) turut berperan penting dalam penerapan
good corporate governance. Beasley (1996) dalam Yatim et. al., (2006:757)
menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris secara signifikan mempengaruhi
adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Hasil penelitiannya
mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran dewan komisaris maka semakin
besar pula kemungkinan adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan.
Sebaliknya semakin tinggi intensitas pertemuan dewan komisaris diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam efektivitas fungsi pengawasan terhadap
proses pelaporan keuangan. Dari perspektif auditor, dewan komisaris yang
independen, rajin (sering mengadakan pertemuan atau rapat), dan memiliki
anggota lebih sedikit diharapkan dapat mengurangi penilaian auditor terhadap
10
risiko pengendalian serta luasnya prosedur audit sehingga dapat mengurangi audit
fee.
Hubungan antara komite audit dan auditor eksternal cukup kompleks, baik
dalam hal kebutuhan layanan audit oleh klien serta dalam hal ketersediaan
layanan audit oleh auditor eksternal (Collier dan Gregory, 1996 dalam Stewart
dan Kent, 2006:389). Dari sisi permintaan, kehadiran komite audit memiliki
hubungan yang positif dengan audit fee karena komite audit memastikan bahwa
lama proses audit tidak akan dikurangi sampai pada tingkat kualitas audit yang
diinginkan (Cadburry Committee, 1992:389). Dari sisi penawaran, keterlibatan
komite audit dalam memperkuat pengendalian internal yang menuntun auditor
eksternal mengurangi penilaian dari risiko pengendalian, menghasilkan uji
substantif yang lebih sedikit, dan audit fee yang lebih rendah (Collier dan
Gregory, 1996 dalam Stewart dan Kent, 2006:389).
Terdapat beberapa penelitian yang membahas peranan komite audit,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Lawrence (2003), menguji hubungan antara
karakteristik komite audit dengan audit fee, dengan menggunakan data-data
perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham, hasil penelitian menyatakan bahwa
komite audit berhubungan positif dengan audit fee. Penelitian ini juga membahas
tentang peran komite audit, yaitu dapat membantu manajer dalam memilih auditor
yang mempunyai kompetensi dan reputasi yang tinggi (Astuti, 2010:7).
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Wahab, Zain, dan James
(2011:393), yang melakukan pengujian antara hubungan corporate governance
dengan fee audit, dan hasil dari penelitian menyatakan bahwa corporate
11
governance berhubungan positif dengan audit fee. Begitu pula dengan penelitian
yang dilakukan oleh Desender et. al., (2011:3), Auditor eksternal merupakan
instrumen penting untuk meningkatkan perlindungan hak-hak investor. Auditor
membuktikan bahwa seluruh pemegang saham diperlakukan sama dan bahwa
laporan keuangan sesuai dengan komitmen kontrak. Auditor mempertimbangkan
dewan sebagai yang client, karena dewan yang meninjau keseluruhan ruang
lingkup audit dan yang merencanakan audit fee.
Terdapat dua pandangan pada hubungan antara internal control, corporate
governance, terhadap audit fee. Pandangan pertama adalah apa yang disebut
sebagai control pengganti (substitution control view) yang menyatakan bahwa
hubungan antara audit eksternal dan sumber-sumber pengendalian atau control
yang ada saling menggantikan. Pandangan kedua adalah apa yang disebut control
tambahan (complementary control view) yang menyatakan bahwa hubungan
antara pengendalian atau control, dan corporate governance saling melengkapi
bukan saling menggantikan serta penambahan terhadap suatu komponen
pengendalian akan menguatkan komponen pengendalian yang lain (Hay et. al.,
2008:9).
Permasalahan mengenai penetapan audit fee yang diterima oleh kantor
akuntan publik dari kliennya, masih menjadi pro dan kontra antara orang yang
menginginkan aturan tentang audit fee dengan orang yang menolak adanya aturan
tentang audit fee. Pendukung gagasan ini pada umumnya beranggapan bahwa
dengan adanya aturan audit fee maka persaingan antara kantor akuntan publik
dapat dikurangi sedangkan yang menolak beranggapan bahwa kantor akuntan
12
publik memiliki efisiensi yang bervariasi. Akuntan yang menjalankan kantornya
dengan efisiensi tinggi maka wajar apabila memiliki tingkat persaingan yang
tinggi pula (Agoes, 2002). Bukan hanya mengenai permasalahan audit fee saja,
tetapi juga permasalahan mengenai pengimplementasian good corporate
governance yang masih belum begitu baik, sehingga belum bisa meminimalisasi
kecurangan yang ada.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengendalian internal dan implementasi good
corporate governance seringkali mempengaruhi audit fee yang diberikan oleh
klien kepada kantor akuntan publik, Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Bukti Mengenai Dampak Pengendalian
Internal dan Good Corporate Governance terhadap AuditFees”
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hay et. al.,
(2008), yang menguji pengaruh antara pengendalian internal dan good corporate
governance terhadap audit fee. Dengan sampel 130 perusahaan yang terdaftar di
Bursa New Zealand antara tahun 1995 sampai tahun 2005, ditemukan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dansignifikan antara pengendalian internal dan
good corporate governance terhadap audite fee.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Hay et. al., (2008) adalah:
1. Objek penelitian yang dilakukan di Negara Indonesia yaitu Negara
berkembang yang sedang beradaptasi untuk menerapkan good corporate
governance, dan penelitian ini dilakukan pada tahun 2012.
13
2. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian saat ini dengan
menggunakan data pimer sebagai metode pengumpulan data. Alasan peneliti
menggunakan data primer sebagai metode pengumpul data adalah karena data
diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa perantara) yang telah
ditentukan, sehingga data yang diperoleh lebih relevan dan dapat dipercaya
keasliannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang penelitian, maka secara spesifik
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah dampak pengendalian internal dan good corporate governance
secara parsial terhadap audit fee?
2. Bagaimanakah dampak pengendalian internal dan good corporate governance
secara simultan terhadap audit fee?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris tentang:
1. Bukti mengenai dampak pengendalian internal dan good corporate
governance secara parsial terhadap audit fee.
2. Bukti mengenai dampak pengendalian internal dan good corporate
governance secara simultan terhadap audit fee
14
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti penting dengan harapan dapat
memberikan kegunaan dalam menjawab permasalahan yang ada. Disamping
itu diharapkan mempunyai kegunaan teoritis untuk mengembangkan ilmu
lebih lanjut maupun kegunaan praktis menyangkut pemecahan-pemecahan
permasalahan yang aktual. Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis:
1) Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Penelitian ini memberikan
informasi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan pengendalian internal
dan good corporate governance terutama mengenai audit fee.
2) Bagi peneliti, dapat digunakan untuk membandingkan teori akuntansi
yang didapat dibangku kuliah dengan yang terjadi dilapangan. Dan
juga sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai auditing, terutama tentang kinerja audit yang
berdampak terhadap audit fee sehingga diharapkan dapat bermanfaat
bagi peneliti di masa yang akan datang.
3) Peneliti berikutnya, Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
untuk penelitian mendatang mengenai dampak pengendalian internal
dan good corporate governance terhadap audit fee.
2. Secara Praktis:
1) Bagi Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan
yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk penentuan audit fee
15
terhadap jasa-jasa audit bagi para pelaku binis khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
2) Bagi Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat
bermanfaat dalam menilai fee audit yang didapat auditor, serta dampak
dari pengendalian internal dan good corporate governance terhadap
audit fee.
3) Bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai
audit fee.
4) Bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan
informasi mengenai audit fee dan dampak pengendalian internal dan
good corporate governance terhadap audit fee tersebut.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Mursalim (2005), yang dikutip olehWidyaningdyah dan
Listiyana (2009:23), teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari
game theory, yang membuat suatu model kontraktual antara dua orang atau
lebih (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain
disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas
decision making kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggung jawab
agent maupun principal diatur dalam kontrak atas persetujuan bersama.
Perusahaan mempunyai banyak kontrak kerja antara perusahaan
dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan
krediturnya. Kontrak kerja yang dimaksud adalah kontrak kerja antara pemilik
modal dengan manejer perusahaan. Dimana antara agent dan principal ingin
memaksimumkan utility masing-masing dengan informasi yang dimilki.
Tetapi di satu sisi agent memilki informasi yang lebih banyak dibandingkan
dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetri
informasi. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu
untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan
untuk memaksimumkan utilitinya. Sedangkan bagi pemilik modal, dalam hal
ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang
17
dilakukan oleh manajemen karena hanya memilki sedikit informasi yang ada.
Oleh karena itu terkadang ada kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan
oleh manajer perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau
investor (Scott, 2000 dalam Widyaningdyah dan Listiyana, 2009:3).
Teori keagenan (agency theory) mengemukakan, jika antara pihak
principal (pemilik) dan agent (manajer) memiliki kepentingan yang berbeda,
maka akan muncul konflik yang dinamakan agency conflict (Jensen dan
Meckling, 1976). Pemisahan kepemilikan akan menimbulkan konflik dalam
pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan badan usaha, disebabkan para
manajer tidak bertindak sesuai keinginan pemilik atau pemegang saham
(Puspitasari dan Ernawati, 2010:190).
Menurut Purwandari dan Purwanto (2012:2), dalam kerangka teori
keagenan, terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu: 1) hubungan
keagenan antara manajer dengan pemilik, 2) hubungan keagenan antara
manajer dengan kreditur dan 3) hubungan keagenan antara manajer dengan
pemerintah. Hal ini berarti ada kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan
sesuatu dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas
mereka dalam hal hubungannya dengan pemilik, kreditur maupun pemerintah.
Kelengkapan pengungkapan informasi harus se-transparan mungkin
sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan.
Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Akibat dari
18
munculnya mekanisme pengawasan tersebut menyebabkan timbulnya suatu
cost yang disebut dengan agency cost, yang meliputi monitoring costs,
bonding costs, dan residual losses (Ahmad, 2008:49).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2011:148), menurut
Eisenhardt (1989), teori keagenan berusaha untuk menjawab masalah
keagenan yang terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki
tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Teori keagenan ditekankan untuk
mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan,
yaitu masalah keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan principal
dan agent berlawanan dan merupakan suatu hal yang sulit atau mahal bagi
principal untuk melakukan verifikasi apakah agent telah melakukan sesuatu
secara tepat.
Menurut Setyadi et al. (2009:101), untuk mengurangi terjadinya biaya
keagenan (Agency Cost) yaitu dengan adanya good corporate governance
serta dengan adanya kepemilikan perusahaan. Dan menurut Shleifer dan
Vishny (1997) sertaMcColgan (2001), menunjukkan bahwa konsentrasi
kepemilikan dan komisaris independen merupakan kunci penentu dalam
mengurangi agency cost, karena dengan adanya pemerintahan dan struktur
kepemilikan, konflik kepentingan antara pelaku dan agent dapat dikurangi jika
kepemilikan kurang terkonsentrasi dan jika pemantauan antara agent dapat
ditingkatkan dengan pengawasan lebih independen.
Cara untuk menanggulangi konflik keagenan adalah melalui
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang,
19
kebijakan dividen, risiko, kebijakan insentif, aliansi, dan memahami perannya
(Ahmad, 2008:50). Menurut Johnson et. al., (2000) dalam Susanti (2011:148),
corporate governance sebagai keefektifan mekanisme yang bertujuan
meminimisasi agency conflict, dengan penekanan khusus pada mekanisme
legal yang mencegah dilakukannya ekspropriasi atas pemegang saham
minoritas.
2. Teori Tata Laksana (Stewardship Theory)
Bila teori agency menyatakan bahwa agen dan prinsipal memiliki
kepentingan yang berbeda, masing-masing ingin mengoptimalkan
kepentingannya. Implikasi hipotetis dari teori agency adalah manajer akan
cenderung menghindari penurunan nilai aktiva, karena mereka tidak
menginginkan performance laporan keuangannya menjadi buruk sehingga
mereka akan menghindari penerapan standar akuntansi penurunan nilai. Teori
stewardship memiliki pandangan yang berbeda, bahwa manajer akan
berperilaku sebagai steward, dan cenderung mengikuti keinginan principal
(Ardianto, 2009:1).
Teori Stewardship adalah teori yang menggambarkan situasi dimana
para manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih
ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi.
Teori ini mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang
dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai
keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan
organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran organisasinya. Teori
20
Stewardship didesain bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana para
eksekutif dalam perusahaan sebagai pelayan dapat termotivasi untuk bertindak
dengan cara terbaik pada principalnya (Donaldson dan Davis, 1989, 1991).
Sedangkan (Chinn, 2000) Stewardship theory dibangun di atas asumsi
filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki
integritas dan kejujuran terhadap pihak lain (Usamah, 2010:5).
Teori tata laksana (Stewardship theory) ini memandang manajemen
sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya
bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada
khususnya (Puspitarini, 2012:3).
Dalam teori stewardship manajer akan berperilaku sesuai kepentingan
bersama. Ketika kepentingan steward dan pemilik tidak sama, steward akan
berusaha bekerja sama daripada menentangnya, karena steward merasa
kepentingan bersama dan berperilaku sesuai dengan perilaku pemilik
merupakan pertimbangan yang rasional karena steward lebih melihat pada
usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Teori stewardship mengasumsikan
hubungan yang kiat antara kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik.
Steward akan melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan
kinerja perusahaan, sehingga dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal.
Asumsi penting dari stewardship adalah manajer meluruskan tujuan sesuai
dengan tujuan pemilik. Namun demikian tidak berarti steward tidak
mempunyai kebutuhan hidup (Raharjo, 2007:39).
21
3. Pengendalian Internal
Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO),
pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh direksi
organisasi, manajemen, dan personel lainnya, yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai akan tercapainya tujuan dalam kategori
berikut: (a) Efektivitas dan efisiensi operasi; (b) Keandalan pelaporan
keuangan; (c) Ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku (Puspitadewi,
2012:160).
Pengendalian intern merupakan bagian integral dari proses manajemen
karena konsep dasar dari pengendalian intern meliputi (1) berbagai kegiatan (a
process), (2) dipengaruhi oleh manusia (is affected by people), dan (3)
diharapkan dapat mencapai tujuan (objectives) (Yadnyana, 2009:5).
Pengendalian internal yang berkualitas adalah pengendalian yang
efektif dan mengacu pada pencapaian dan sasaran organisasi atas
pengendalian yang dirancang. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu
kegiatan atau program yang dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu
pengendalian internal dikatakan efektif apabila memahami tingkat sejauh
mana tujuan operasi entitas tercapai, laporan keuangan yang diterbitkan
dipersiapkan secara handal, hukum dan regulasi yang berlaku dipatuhi. Suatu
pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan
perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi: Direksi dan
manajemen mendapat pemahaman akan arah pencapaian tujuan perusahaan,
dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga
22
kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumber daya (asset) perusahaan.
Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya,
yang meliputi laporan segmen maupun interim. Prosedur dan peraturan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya
(Puspitadewi, 2012:161).
Selain manajemen perusahaan, pengendalian intern juga diperlukan
oleh auditor independen yang ditugaskan untuk memeriksa kewajaran laporan
keuangan serta kegiatan opersi perusahaan. Arti pentingnya sistem
pengendalian intern bagi manjemen dan auditor sudah lama diakui oleh
profesi akuntansi dan pengakuan tersebut semakin meluas dengan alasan
(Boyntn, 2003:371):
1) Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan
tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah
laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif;
2) Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian
internal yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan
manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidak
beresan;
3) Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan
perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menguntungkan
pada sistem pengendalian internal.
Internal control merupakan serangkaian tindakan, kebijakan metode
dan prosedur sebagai suatu proses yang melibatkan orang dalam
23
melaksanakan keseluruhan operasi organisasi. Internal control ada dalam
proses manajemen, baik perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang
melibatkan dewan komisaris, manajemen dan personal lainnya untuk
mencapai: 1) tujuan operasi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
secara efisien dan efektif; 2) penyajian dan pengungkapan pelaporan keuangan
yang dapat dipercaya; dan 3) mendorong kepatuhan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Makhdalena, 2009:62).
Menurut Hartadi (1987:142) dalam Kristanto (2009:45), sistem
pengendalian internal yang kuat, yaitu melalui kebijakan akuntansi yang sehat,
penyelenggaraan sistem perkiraan yang cukup lengkap dan efektif, adanya
perlindungan aktiva perusahaan dan berfungsinya staff pemeriksaan internal.
Pengendalian intern yang dipahami sebagai usaha manajemen dalam
menjaga aktiva (kekayaan) organisasi melalui penerapan prosedur tertentu
bekerja melalui tiga dimensi dalam menjaga aktiva perusahaan. Pengendalian
intern yang baik dan disertai praktek-praktek yang sehat dalam tata kelola
keuangan akan menjaga kekayaan perusahaan secara preventif, detektif dan
korektif (Wiratmaja, 2010:79).
Menurut Agoes (2004:79), pemahaman dan evaluasi atas pengendalian
intern merupakan bagian yang sangat penting bagi proses pemeriksaan oleh
akuntan publik, auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang
komponen pengendalian intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan
audit, karena baik buruknya pengendalian intern akan memberikan pengaruh
yang besar terhadap:
24
a. Keamanan harta perusahaan
b. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
c. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntansi
d. Tinggi rendahnya audit fee
e. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik
4. Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian intern harus memberikan keyakinan bahwa seluruh
transaksi telah mendapatkan otorisasi dan dilaksankan dengan benar sesuai
dengan kebijakan perusahaan, serta pencatatan transaksi tersebut dengan
benar. Di bawah ini terdapat 5 tujuan pengendalian intern atas transaksi, yaitu
(Suharli, 2006:55):
1) Otoritas (wewenang), Setiap transaksi harus mendapat otorisasi
semestinya berdasarkan struktur dan kebijakan perusahaan. Dalam
keadaan atau masalah-masalah tertentu sangat perlu ditentukan otorisasi
khusus.
2) Pencatatan, Pencatatan atas transaksi harus dilaksanakan sebagaimana
mestinya dan pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi
yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan lengkap.
3) Perlindungan, Harta fisik berwujud tidak boleh berada dibawah
pengawasan atau penjagaan dari mereka yang bertanggungjawab. Dalam
hal ini pengendalian intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh
karyawan atau manajemen sekalipun.
25
4) Rekonsiliasi, secara continue dan periodik antara pencatatan dengan harta
fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah persediaan barang
antara kartu persediaan dengan persediaan fisik di gudang
5) Penilaian, Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa
seluruh harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh
terjadi over atupun under valved atas atas harta tersebut.
5. Komponen-Komponen Pengendalian Internal
Menurut Utomo (2006:72), komponem-komponen dari pengendalian
Internal mencakup:
1) Lingkungan Lingkungan pengendalian (Control Environment), Komponen
ini memperlihatkan bahwa hal yang terkandung pada kontrol terutama
pada sistem akuntansi dan prosedur harus dijalankan.
2) Penetapan risiko, (Risk Assesment), komponen ini mengidentifikasikan
dan menganalisis resiko yang dihadapi perusahaan dan bagaimana cara
mengelola resiko tersebut.
3) Aktivitas pengendalian, memastikan bahwa setiap transaksi telah
diotorisasi oleh yang berwenang, telah ada pemisahan fungsi, dokumentasi
dan pencatatan yang memadai, harta dan catatan telah diamankan, dan
pengecekan oleh pihak independent telah dilakukan serta penilaian
terhadap pencatatan telah dilaksanakan
4) Pemrosesan Informasi dan Komunikasi (Information Processing and
Communication), pada komponen ini informasi diidentifikasi, diambil dan
26
diubah sepanjang waktu dan menyediakan formulir untuk
memperbolehkan karyawan mengubah tanggung jawabnya
5) Pemantauan (Monitoring), pada komponen ini berfungsi untuk
memastikan bahwa pengendalian internal telah berjalan dengan baik
Jadi dapat disimpulakan bahwa pengendalian internal adalah suatu
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain
entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan organisasi yaitu: keandalan laporan keuangan, efektivitas
dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan berlaku.
6. Good Corporate Governance
Pada dasarnya Good Corporate Governance itu sendiri terkait dengan
stewardship theory dan agency theory. Stewardship theory dibangun atas
dasar asumsi filosifi mengenai sifat manusia yakni pada hakekatnya manusia
dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki
integritas dan kejujuran pada pihak lain. Dengan kata lain teori ini
memandang manajemen dapat dipercaya untuk bertindak sebaik-baiknya bagi
kepentingan publik pada umumnya ataupun pemegang saham pada khususnya
(Murwaningsari, 2009:31). Sementara itu, agency theory yang dikembangkan
oleh Michael Johnson, memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai
agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran
bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana
serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana yang diasumsikan oleh
stewardship model.
27
Menurut Benhart dan Rosenstein (1998) yang dikutip oleh Puspitasari
dan Ernawati (2010:190), menyatakan bahwa suatu mekanisme yang dapat
mengatasi masalah keagenan tersebut, yaitu mekanisme corporate
governance. Dalam mekanisme corporate governance, terdapat mekanisme
internal, seperti struktur dan kepemilikan dewan komisaris, serta mekanisme
eksternal, seperti pasar modal. Corporate governance berkaitan erat dengan
mekanisme dalam suatu badan usaha di mana berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap badan usaha tersebut dapat memastikan bahwa pihak
manajer dan pihak internal badan usaha lainnya dapat memenuhi kepentingan
stakeholder. Dengan menerapkan good corporate governance, maka konflik
keagenan menjadi berkurang, sehingga pihak manajer dapat meningkatkan
kemakmuran pemilik (pemegang saham). Dengan kata lain, corporate
governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan badan
usaha yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang
saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance yang efektif dalam
jangka panjang dapat meningkatkan kinerja badan usaha dan menguntungkan
pemegang saham.
Forum for Corporate Governancein Indonesia (FCGI) merumuskan
tujuan dari Corporate Governance adalah untuk menciptakan nilai tambah
bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Corporate Governance
yang mengandung empat unsur penting yaitu keadilan, transparansi,
pertanggungjawaban dan akuntabilitas, diharapkan dapat menjadi suatu jalan
dalam mengurangi konflik keagenan. Dengan adanya tata kelola perusahaan
28
yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor
(Juanda, 2008:5).
Corporate governance merupakan sistem dan struktur yang baik untuk
mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham
serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
(stakeholder) seperti kreditur, supplier, asosiasi bisnis, konsumen, karyawan,
pemerintah dan masyarakat luas (Hidayah, 2008:56).
Corporate governance dapat diartikan sebagai seperangkat aturan dan
prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency, accountability, dan
responsibility yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen
perusahaan (direksi dan komisaris), pihak kreditur, pemerintah, karyawan
serta stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-
masing pihak. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh
stakeholders dalam perusahaan. Adanya nilai tambah bagi stakeholders ini
akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang
bersangkutan (Juanda, 2008:6).
Menurut Astuti (2010:3), ditinjau dari arti kata secara harfiah Good
Governance, maka good adalah baik, sedangkan governance adalah
pemerintahan, sehingga secara sederhana diartikan pemerintahan yang baik
yang bebas dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Karakteristik
untuk dapat dikatakan memenuhi kriteria good governance adalah (BPKP,
2000):
29
1) Participation, maksudnya setiap warga Negara mempunyai suara dalam
pembuatan keputusan.
2) Rule of Law, hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
3) Transparency, transparansi dibangun atas dasar arus informasi.
4) Responsiveness, lembaga dan proses hukum harus mencoba melayani
setiap stakeholders.
5) Consensus Orientation, sebagai perantara kepentingan yang berbeda untuk
memberikan pilihan terbaik bagi keputusan yang lebih luas.
6) Equity, semua warga Negara mempunyai kesempatan untuk menjaga
kesejahteraan masyarakat.
7) Effectiveness and effsiciency, lembaga harus menghasilkan sesuai dengan
tujuan semula
8) Accountability, para pembuat keputusan, baik dalam pemerintahan sektor
swasta dan masyarakat bertanggung jawab kepada publik dan lembaga
lain.
9) Strategic Vision, para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektik
good governance.
Corporate governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi
penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk
menentukan teknik monitoring kinerja. Tata kelola perusahaan menjamin
kualitas informasi akuntansi yang diungkap melalui seperangkat penetapan
institusional. Tata kelola perusahaan yang sempurna dapat menguatkan
30
pengendalian intra-perusahaan, mengurangi tindakan oportunis dan
menurunkan asimetri informasi (Siagian dan Ghozhali, 2012:1).
Ada dua (2) hal yang ditekankan dalam mekanisme corporate
governance, pertama, pentingnya hak pemegang saham atau investor untuk
memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya, dan
kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat,
tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan stakeholder (Guna dan Herawaty, 2010:56).
Dalam menjalankan pengendalian internal ada faktor-faktor yang
sangat berpengaruh dalam menegakan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik antara lain, (1) Charter (pedoman perilaku) (2) struktur perusahaan (3)
karyawan (4) fasilitas atau sarana (5) budaya (Firmansyah , 2010:89).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance
merupakan sistem dan prosedur dalam entitas atau organisasi untuk
melindungi kepentingan dari berbagai pihak yang terkait dengan entitas
tersebut.
7. Teori Kepuasan Kerja (Theory of Job Satisfaction)
Dalam sebuah organisasi, terdapat fenomena permasalahan yang sering
muncul yang mana organisasi harus dapat mempertahankan karyawan yang
dimiliki untuk dapat tetap bekerja sesuai dengan tuntutan yang ada. Seringkali
hal ini terkait dengan Kepuasan Kerja, yang mana secara umum dapat
dikatakan bahwa kepuasan ini merupakan sebuah sikap karyawan secara
emosional yang menyenangkan, mencintai pekerjaannya dengan sepenuh hati.
31
Hal ini akan tercermin dalam moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja yang
baik dari karyawan. Kepuasan kerja juga memiliki hubungan yang erat dengan
sikap karyawan atas pekerjaan mereka, situasi kerja setiap harinya, kerjasama
antar karyawan baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja. Kepuasan
kerja secara lebih jauh, juga menunjukkan kesesuaian antara sebuah harapan
terhadap pekerjaan yang ada dan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan
tersebut (Han et. al., 2012:110)
Kepuasan kerja merupakan refleksi dari seorang karyawan
terhadap pekerjaannya yang timbul bukan hanya sebagai hasil interaksi antara
karyawan dengan pekerjaannya, tetapi juga dengan lingkungan kerja, situasi
dan kondisi kerja serta rekan kerja karyawan. Konsep kepuasan kerja ini
meliputi lima faktor antara lain pekerjaan itu sendiri, mutu pengawasan
supervisi, gaji atau upah, kesempatan promosi, dan rekan kerja (Kartika dan
Kaihatu, 2010:104)
Definisi lain terkait dengan Kepuasan Kerja, dikatakan bahwa
Kepuasan Kerja secara umum dapat ditentukan dengan perbedaan yang terjadi
antara perasaan yang seharusnya dirasakan oleh karyawan dari pekerjaan yang
dilakukan dengan kondisi nyata yang saat ini dirasakan oleh karyawan.
Dikatakan juga bahwa Kepuasan Kerja merupakan sebuah kondisi emosional
yang menyenangkan sebagai hasil dari penilaian seseorang atas pekerjaannya
dalam mencapai sebuah prestasi kerja yang telah dilakukannya (Astrauskaite,
Vaitkevicius, & Perminas, 2011:42).
32
Kepuasan Kerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan yang dilihat dan dialami oleh karyawan terhadap
pekerjaannya, sehingga kepuasan ini sangat berkaitan erat dengan sikap dari
karyawan atas pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama dengan pimpinan
serta rekan kerja. Sampai dengan saat ini kepuasan kerja banyak dihubungkan
dengan tingkat produktifitas dan kuantitas hidup, oleh karena itu masyarakat
maju banyak yang memperhatikan kepuasan kerja pegawai atau karyawan
dengan memberi kepedulian dan ganjaran material yang memadai dan bahkan
ada anggapan bahwasanya organisasi-organisasi sekarang harus bertanggung
jawab untuk memberikan kepada pegawai atau karyawan pekerjaan yang
menantang dan secara intrinsik mengganjar (Zanaria, 2007:34).
Tolok ukur tingkat untuk kepuasan kerja secara mutlak memang tidak
ada, karena setiap individu tenaga kerja berbeda kepuasannya. Indikator
kepuasan kerja ini hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan turn
over kecil, maka secara relatif kepuasan kerja karyawan baik, tetapi
sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan turn over karyawan besar, maka
kepuasan kerja pegawai kurang (Zanaria, 2007:36)
Pegawai akan mampu dan mau bekerja dengan baik serta memiliki
kepuasan kerja yang tinggi apabila pegawai ditempatkan pada posisi jabatan
yang sesuai dengan minat dan kemampuan serta dapat memenuhi berbagai
kebutuhan dengan melakukan pekerjaan. Pegawai harus ditempatkan pada
posisi dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan dengan
33
mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia.
(Fathonah dan Utami, 2012:3).
Setiap pekerja atau karyawan pasti memiliki tingkat kepuasan
tersendiri yang dapat diukur dengan kinerja karyawan tersebut bekerja di
dalam perusahaan, tetapi setiap karyawan yang satu dengan yang lain belum
tentu memiliki tingkat kepuasan kerja yang sama. Oleh karena itu, untuk
membentuk suatu tingkat kepuasan kerja yang baik, perusahaan perlu
melakukan suatu tindakan agar para karyawan dapat merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaannya dengan baik. Tindakan yang dilakukan perusahaan
harus dipikirkan dengan baik oleh para pemimpin perusahaan. Pemimpin
memiliki peranan yang penting dalam membangun keberlangsungan hidup
perusahaan. Oleh karena itu para pemimpin perusahaan harus memiliki gaya
masing-masing dalam membangun suatu perusahaan (Putra dan Laksito,
2012:2).
8. Audit Fee
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengeluarkan peraturan
tentang bagaimana penetapan audit fee nomor KEP.024/IAPI/VII/2008.
Peraturan ini mengatur tentang penetapan imbal jasa (fee) audit yang dibayar
oleh Kantor Akuntan Publik dengan membuat jumlah jam kerja setiap anggota
tim audit dan tarifnya (Herawaty, 2011:8).
Menurut standar professional akuntan publik dan kode etik akuntan
Indonesia, nomor 302 tentang audit fee (Agoes, 2004:45):
34
a. Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain:
resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.
b. Fee Kontijen
Merupakan fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan
atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil
tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh
pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika ditetapkan
adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota
KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontijen apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.
Teori kepuasan kerja yang telah dijabarkan diatas tersebut pun bukan
hanya menjelaskan mengenai kepuasan kerja terhadap kondisi pekerjaannya
saja, tetapi juga menjelaskan mengenai kepuasan kerja seseorang yang
dipengaruhi oleh faktor gaji. Menurut Herawaty (2011:7) bagi akuntan publik
fee adalah pendapatan bagi mereka, fee adalah ongkos yang dibebankan untuk
pelayanan yang diberikan, terkait nilai moneter atas pelayanan tersebut,
pembayaran professional yang diterapkan oleh akuntansi, pajak dan pekerjaan
resmi, mungkin dengan dasar yang rata atas dasar waktu/jam. Menurut Siegel
dan Shin (1996: 180) fee adalah suatu permasalahan yang dilematis karena
35
auditor karena auditor mendapat fee dari perusahaan (klien) yang diaudit,
dimana disatu sisi auditor harus independen memberikan opininya tapi di sisi
lain auditor juga menerima imbalan dari klien atas pekerjaan yang
dilakukannya.
Menurut Halim (1995) yang dikutip oleh Suharli dan Nurlaelah
(2008:134), menyebutkan bahwa jumlah fee audit ditentukan banyak faktor.
Namun secara prinsip ada empat faktor dominan yang menentukan yaitu
karakteristik keuangan, lingkungan, karakteristik operasi, dan kegiatan auditor
eksternal. Oleh karena itu tidak dibenarkan bila fee audit yang diberikan
menyimpang dari keempat faktor di atas misalnya atas dasar penggunaan
laporan audit.
Menrut Iskak (1999) yang dikutip oleh suherli dan Nurlelah
(2008:137), mendefinisikan audit fee adalah honorarium yang dibebankan
oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan
akuntan publik terhadap laporan keuangan. Besarnya audit fee berfungsi
sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran yang dibutuhkan saat
melakukan kegiatan audit. Audit fee yang diterima harus berdasarkan besarnya
komptensi yang dilakukan oleh auditor. Auditor tidak diperkenankan untuk
menawarkan audit fee yang tidak sewajarnya.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan
penelitian ini dapat dilihat dalam table 2.1:
36
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 David Hay,
W. Robert
Knechel,
Helen Ling
(2008)
Evidence on the
Impact of Internal
Control and
Corporate
Governance on
Audit Fees
Variable Internal
Control, Corporate
Governance
dan Audit Fees
Penelitian di Negara New
Zeland
Model ordinary least squares
(OLS) yang menggunakan
2SLS dengan OUT dan
Mayor diperlakukan sebagai
endogen
Internal Control dan Good Corporate
Governance positif mempengaruhi fee
audit
2 Effiezal
Aswadi
Abdul
Wahab,
Mazlina
Mat Zain,
Kieran
James
(2011)
Political
connections,
corporate
governance and
audit
fees in Malaysia
Variabel Corporate
Governance dan Audit
Fees
Variabel Political connections
dan tidak ada Pengendalian
Internal
Penelitian dilakukan di
Negara Malaisya
Metoderegresi panel, data dari
2001-2003
Hubungan Politik tidak berpengaruh
terhadap audit fee tetapi good corporate
governance berpengaruh positif
terhadap audit fee
3 Mary Jane
Lenard,
Karin A.
Petruska,
Pervaiz A
(2012)
Indictor of Audit
Fess and Fraud
Classification:
Impact of SOX
Variabel Corporate
Governance dan Audit
Fees
Tidak terdapat riabel
Pengendalian Internal
Terdapat hubungan antara Good
corporate governance terhadap audit
fees
Bersambung kehalaman selanjutnya
37
Tabel 2.1 (lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4 Masdiah
Abdul
Hamid dan
Azizah
Abdullah
(2012)
Influence of
Corporate
Governance on
Audit and Non-
Audit
Fees: Malaysian
Evidence
Corporate Governance
dan Audit Fees
Variabel pengendalian
internal.
Penelitian dilakukan di
Negara Malaisya. Metodeordinary least
squares(OLS)regresi linier
multivariabelpada97
perusahaanhanyaterdaftarperusa
haan di Bursa Malaysia
Audit fees positif dan signifikan
berhubungan degan dewan komisaris,
sementara perusahaan pemerintah
signifikan negative terhadap audit fees
5 Netty
Herawaty
(2011)
Pengaruh
Pengendalian
Internal dan
Lamanya waktu
Audit terhadap
Fee Audit
Pengendalian Internal
dan Audit fee
Menggunakan alat
analisis regresi
berganda
Variabel Good Corporate
Governance
Penelitian dilakukan di Kota
Jambi dan Palembang
Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu
Audit memiliki pengaruh Terhadap Fee
Audit dan secara parsial Pengendalian
Intern dan LamanyaWaktu Audit memiliki
pengaruh positif Terhadap Fee Audit
6 Matthew
J.Keane,
Randal J.
Eldar, Susan
M. Albring
(2012)
The effect of the
type and number
of internal control
weaknesses and
their remediation
on audit fees
Internal Control dan
Audit Fees
Variabel Good corporate
governance
Penelitian dilakukan di
Negara Malaisya
Metode yang digunakan
ordinary least squares (OLS)
regression
Internal control berpengaruh secara
signifikan terhadap audit fees
Bersambung kehalaman selanjutnya
38
Tabel 2.1 (lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7 Santanu
Mitra
(2009)
Pervasiveness,
severity, and
remediation of
internal control
material
weaknesses under
SOX Section 404
and audit fees
Internal Control dan
Audit fees
Variabel Good corporate
governance
Model regresi multivariate
untuk sampel yang
diungkapkan ICMW pada
tahun 2004, 2005, dan 2006
Internal Control berpengaruh secara
signifikan terhadap audit fees
8 Harjinder
Singh, Rick
Newby
(2010)
Internal audit and
audit fees: further
evidence
Audit fees Internal control, dan Good
corporate governance
Penelitian dilakukan di
Negara Australia
Penelitian dilakukan dengan
metode ordinary least squares
(OLS) regression
Internal audit berpengaruh secara postif
terhadap audit fees
Sumber: data yang diolah
39
C. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengendalian Internal dengan Audit Fee
Banyak faktor yang mempengaruhi audit fee, salah satu diantaranya
adalah adanya pengendalian internal. Pengendalian intern adalah suatu proses
dari aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari proses
manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Pengendalian
Internal bukan merupakan pengganti (subtitusi) melainkan pelengkap
(complementary) dalam suatu perusahaan, dan pengendalian internal tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap audit fees. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Herawaty (2011), Keane (2011), Mitra (2009), dan Hay et. al.,
(2008) yang menyatkan bahwa pengendalian internal berpengaruh secara
signifikan terhadap audit fee, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha1: Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Audit Fee
2. Good Corporate Governance dengan Audit Fee
Good Corporate Governance merupakan sistem dan struktur yang baik
untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang
saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perushaan. Dalam struktur corporate governance dalam penelitian ini
mencakup dewan komisaris dan komite audit, yaitu sebagai wakil dari
pemegang saham, yang mempunyai kekuasaan kuat untuk mencegah dan
mendeteksi perilaku oportunistik manajemen dalam pelaporan keuangan.
Dengan demikian struktur governance yang baik cenderung akan mengurangi
40
dan mengontrol risiko sehingga mengarah kepada fee audit eksternal yang
rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Hay et. al., (2008), Yatim, (2006),
Wahab et. al., (2011), Hamid dan Abdullah (2012), Lenard et. al., (2012)
memberikan hasil yang sama yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara
good corporate governance terhadap audit fee, maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha2: Good corporate governance berpengaruh positif terhadap audit fee
D. Kerangka Pemikiran
Gambaran menyeluruh penelitian ini mengenai dampak terhadap
pemberian audit fee, berikut merupakan kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Adanya Skandal Akuntansi dan Pelanggaran yang Dilakukan
oleh Akuntan Publik
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Audit Fee
Basis Teori: Teori Keagenan, Teori Tata Laksana, Teori
Kepuasan Kerja
Bersambung pada halaman selanjutnya
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
41
Model Analisis: Regresi
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
Variabel Independen
Pengendalian Internal
(X1)
Good Corporate
Governance
(X2)
Audit Fee
(Y)
Variabel Dependen
Basis Teori: Teori Keagenan, Teori Tata Laksana, Teori
Kepuasan Kerja
Gambar 2.1 (Lanjutan)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu
pengendalian internal, good corporate governance terhadap variabel dependen,
yaitu audit fee. Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja
pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor
akuntan publik wilayah Jakarta dengan kriteria auditor yang telah memiliki
pengalaman kerja dua (2) tahun dan bukan merupakan junior auditor.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive
sampling dalam hal ini lebih difokuskan pada penggunaan judgment sampling.
Judgment sampling menggunakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang
informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang
umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan
Supomo, 2002:131).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan
43
1. Penelitian Pustaka (Library Reasearch)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti
melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain yang
berkaitan dengan judul penelitian
2. Penelian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian diperoleh melalui penelitian lapangan, penelitian
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Data primer
merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli,
tidak melalui perantara. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode
survey yaitu dengan cara mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan
publik secara langsung, agar dapat diterima langsung oleh subjek penelitian
yaitu auditor eksternal yang bekerja di kantor akuntan publik tersebut.
Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang
bekerja pada kantor akuntan publik sebagai responden dalam penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator
variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada
auditor yang bekerja di kantor akuntan publik sebagai responden.
D. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan
44
metode kuantitatif diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih
akurat tentang respon yang diberikan responden, sehingga data yang berbentuk
angka tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik.
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan
cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi
sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan
generalisasi.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari
kategori jenis kelamin, pendidikan, umur, posisi, dan lamanya responden
bekerja (Ghozali, 2011:19)
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2011:52). Pengujian validitas dalam penelitian ini
menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi
antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila pearson
45
correlation yang didapat memilki nilai dibawah 0,05 berarti data yang
diperoleh valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk, suatu kuesioner dikatakan realiabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:45).
Ghozali (2011:46), menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat
dilkukan dengan dua cara, yaitu:
a. Reapted Measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
b. One Shot atau pengukuran sekali, disini pengukuran hanya dilakukan
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain,
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian cronbach
Alpha (α) suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach Alpha > 0,70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2011:48).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan Uji klasik data primer ini, maka peneliti melakukan
Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Normalitas
46
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Independent). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel
independent. Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,10 (Ghozali, 2011:96).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dan satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka homokedasitas dan jika
berbeda disebut heterokedasitas. Deteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:125-126).
c. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah
model regresi, variable independent, variable dependent atau keduanya
mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi
normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
47
pada grafik. Dasar pengembilan jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti atau garis diagonal, maka regresi mengikuti garis normalitas,
sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal atai tidak mengikuti
arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
4. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini penulis menggunakan dua variable independent dan
satu variable dependent. Metode analisi yang digunakan adalah metode regresi
berganda (multiple regression), yaitu regresi yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variable independent terhadap variable
dependent. yang digunakan untuk menguji Ha1, Ha2, dengan pendekatan
interaksi yang bertujuan untuk memenuhi ekspektasipenelitian mengenai bukti
tentang dampak pengendalian internal dan good corporate governance
terhadap audit fee, persamaan regresinya adalah sebagi berikut:
Keterangan :
Y = Audit Fee
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien variabel independent
X1 = Pengendalian Internal
X2 = Good Corporate Governance
e = Eror
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
48
Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, digunakan uji statistik
terhadap output yang dihasilkan oleh model regresi berganda, uji statistik ini
meliputi:
a) Koefisian Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependent
dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table model
summary dan tertulis Adjusted R Square.
Nilai Adjusted R2 sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependent
seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independent dan tidak ada faktor
lain yang dapat menyebabkan fluktuasi variabel dependent, jika nilai
Adjusted R2 berkisar antara 0 sampai 1 berarti semakin kuat kemampuan
variabel independent dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependent
(Ghozali, 2011:97).
b) Uji t ( Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independent secara individual terhadap variabel dependent.
Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada table coefficients.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independent secara individual terhadap variabel dependent, maka
digunakan tingkat signifikan 0,05, jika nilai probability t lebih besar dari
0,05 maka ada pengaruh dari variabel independent terhadap dependent
(koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability t lebih
49
kecil dari 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independent terhadap
variabel dependent (koefisien regresi signifikan) (Ghozali, 2011:98).
c) Uji Fisher (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independent secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependent.
Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada table ANOVA.
Untuk mengetahui hubungan variabel independent secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel dependen, maka digunakan tingkat
signifikan sebesar 0,05, jika nilai probability F lebih besar dari 0,05, maka
model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependent, dengan kata lain variabel independent secara bersama
berpengaruh terhadap variabel dependent. Sebaliknya jika nilai probability
F lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel independent atau dengan kata lain variabel
independent secara bersama tidak berpengaruh terhadap variabel dependent
(Ghozali, 2011:98).
A. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan dan disertai dengan operasionalisasi variabel-variabel tersebut, adalah
sebagai berikut:
50
1) Pengendalian Internal (X1)
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personal lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga tujuan, yaitu: keandalan laporan keuangan, efektivitas
dan efisiensi operasi dan kesepakatan terhadap hukum dan peraturan berlaku.
Salah satu faktor yang mempengaruhi audit fee adalah pengendalian
internal, dan pengendalian internal dalam suatu perusahaan bukanlah
pengganti dari auditor eksternal, melainkan pelengkap terhadap auditor
eksternal. Variabel ini juga diukur dengan mengadopsi instrumen yang
digunakan oleh Sawyer, Dittenhofer, dan Sceiner (2005:61).
Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala
pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct yang
diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain. Dalam
variabel ini terdapat 10 (sepuluh) pertanyaan. Berdasarkan skala interval 1
sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju,
(4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju.
2) Good Corporate Governance (X2)
Good Corporate Governance merupakan sistem dan prosedur didalam
entitas untuk melindungi kepentingan dari berbagai pihak yang terkait dengan
entitas tersebut. Komponen Good Corporate Governance adalah transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran dan kesetaraan.
51
Variabel ini juga yang diukur dengan mengadopsi instrument dari
Effendi (2009:4). Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu,
skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct
yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.
Dalam variabel ini terdapat 15 (lima belas) pertanyaan. Berdasarkan skala
interval, 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)
sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju.
3) Audit fee (Y)
Audit fee adalah ongkos yang dibebankan untuk pelayanan yang
diberikan, terkait nilai moneter atas pelayanan tersebut, pembayaran
professional yang diterapkan oleh akuntansi, pajak dan pekerjaan resmi,
mungkin dengan dasar yang rata atas dasar waktu/jam.
Variabel ini juga diukur dengan mengadopsi instrument dari Nor
(2011). Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala
pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct yang
diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain. Dalam
variabel ini terdapat 9 (sembilan) pertanyaan.Berdasarkan skala interval, 1
sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju,
(4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju.
Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian
disajikan secara ringkas dalam table 3.1 berikut:
52
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
No Variabel Sub Variabel Indikator Butir
soal
Skala
Pengukuran
1. Pengendalian
Internal (X1)
(Sawyer,
2005)
1. Lingkungan
Pengendalian
1. Lingkungan pengendalian dasar
pengendalian internal
2. Pemahaman pengendalian yang
diterapkan klien
1
2
Interval
2. Penaksiran Resiko
3. Identifikasi risiko klien
4. Penaksiran resiko klien
3
4
3. Aktivitas
Pengendalian
5. Kebijakan dan prosedur klien
6. Aktivitas pengendalian
5
6
4. Komunikasi dan
Informasi
7. Pentingnya sistem informasi
8. Dampak kualitas informasi
7
8
5. Pemantauan 9. Pemantauan pengoprasian
10. Menilai kinerja sistem informasi
9
10
2. Good
Corporate
Governance
(X2)
(Effendi,
2009)
1. Transparansi
11. Informasi akurat, tepat waktu
12. Menerbitkan laporan keuangan
11,12
13
Interval
2. Akuntabilitas 13. Pedoman GCG
14. Pengawasan jalannya peraturan
15. Pemisahan tugas
14
15
16
3. Kemandirian 16. Susunan program kerja
17. Adanya tekanan pihak
internal dan eksternal
17
18,19
4. Kewajaran 18. Pemberian informasi kepada
pemangku kepentingan
19. Perlakuan setara kepada
pemangku kepentingan
20,21
22
5. Pertanggung-
jawaban
20. Tanggung jawab sosial
21. Daftar pemegang saham
22. Taat prinsip dan hukum yang ada
23
24
25
3. Audit fee (Y)
(Nor, 2011)
1. Karakteristik klien
2. Besarnya KAP
23. Kompleksitas jasa yang diberikan
24. Resiko audit
25. Ukuran Perusahaan
26. Upaya yang diperlukan
27. Struktur KAP
28. Ukuran KAP
26,27
28
33,34
29,30
31
32
Interval
53
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah
Jakarta. Auditor yang berpartisipsi dalam penelitian ini meliputi
partner, manajer, supervisor, auditor senior maupun auditor
junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden
serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang
bekerja pada KAP diwilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory
Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner
dilaksanakan mulai tanggal 8 Mei 2013 hingga19 Juni 2013.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 25 KAP dari keseluruhan
KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan
berjumlah 170 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah
sebanyak 140 kuesioner atau 82,35%. Kuesioner yang tidak kembali
sebanyak 30 buah atau 17,65%, hal ini mungkin dikarenakan waktu
penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang dapat diolah
54
berjumlah 44 buah atau 25,88%, sedangkan kuesioner yang tidak
dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak
diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 96 buah atau 56,47%.
Gambaran mengenai data sampel disajikan pada table 4.1.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar Disebar
170 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 140 82,35%
3. Jumlah kuesioner yang tidak Kembali
30 17,65%
4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah
96 56,47%
5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah
44 25,88%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Kuntan Publik Kuisioner
dikirim
Kuisioner
dikembalikan
1. Razikun Tarkosunaryo 10 7
2. DRS. A. Salam Rauf &
Rekan
5 5
3. Doli, Bambang, Sulistiyanto,
Dadang & Ali
10 10
4. Herman, Dody,
Tanumihardja & Rekan
(Pusat)
10 10
5. Pieter Uways & Rekan 10 10
6. Krisnawan, Busroni, Achsin
& Alamsyah (Pusat)
8 8
7. Rizal Yahya 5 4
8. Labib Y. Wardiman & Rekan 5 5
9. DRS. Danny Sughanda 3 3
10. Weddie Adriyanto & Rekan 8 0
Bersambung pada halaman selanjutnya
55
Tabel 4.2 (Lanjutan)
No. Nama Kantor Akuntan
Publik
Kuisioner
dikirim
Kuisioner
dikembalikan
11. Darmawan, Hendang &
Yogi (Pusat)
5 5
12. Armen, Budiman &
Rekan
5 5
13. Kanakan, Puradireja &
Suharto
5 0
14. Hendrawinata Eddy &
Siddharta (Pusat)
10 9
15. DRS. Usman & Rekan
(Pusat)
10 10
16. Djajarizki 5 1
17. DRS. Abdurrahman
Hasan Salipu
5 0
18. Agus Ubaidillah & Rekan 8 7
19. Hertanto, Sidik & Rekan 6 6
20. Murni & Bachtiar
(Cabang)
5 5
21. Muljawati, Rini & Rekan 8 6
22. Tanubrata Sutanto Fahmi
& Rekan
8 8
23. Idris & Sudiharto (Pusat) 6 6
24. Mahlizar, Jailani & Rekan 5 5
25. Riza, Adi, Syahril &
Rekan (Pusat)
5 5
Sumber: Data primer yang diolah
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada
KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2013
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian
yang terdiri dari jenis kelamin, usia, posisi terakhir, pendidikan
terakhir, dan pengalaman kerja responden.
56
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 22 50.0 50.0 50.0
Perempuan 22 50.0 50.0 100.0
Total 44 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sekitar 22 orang atau 50%
responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sebesar 22
orang atau 50% responden berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data primer yang diolah
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid >40 tahun 4 9.1 9.1 9.1
20-25 tahun 5 11.4 11.4 20.5
26-30 tahun 28 63.6 63.6 84.1
31-35 tahun 5 11.4 11.4 95.5
36-40 tahun 2 4.5 4.5 100.0
Total 44 100.0 100.0
57
Tabel 4.4 menunjukkan responden yang bekerja pada kantor
akuntan publik sebesar 11,4% berusia 31-35 tahun dan 20-25
tahun, yang berusia 36- 40 tahun sebanyak 4,5%, dan yang berusia
di atas 40 tahun sebanyak 9,1%. Mayoritas responden yang bekerja
pada kantor akuntan publik berusia 26-30 tahun atau 63,6%.
c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan posisi terakhir
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Posisi Terakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Auditor Senior 37 84.1 84.1 84.1
Partner 3 6.8 6.8 90.9
Supervisor 4 9.1 9.1 100.0
Total 44 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa
mayoritas reponden sebanyak 37 orang atau sebesar 84,1%
menduduki posisi sebagai auditor senior, sedangkan sisanya yaitu
supervisor, dan partner, masing-masing sebesar 4, dan 3 orang
atau sekitar 9,1%, dan 6,8%. Hal tersebut mungkin dikarenakan
semakin tinggi jabatan auditor di kantor akuntan publik, semakin
tinggi pula tingkat kesibukannya, sehingga responden dalam
penelitian ini didominasi oleh auditor senior.
58
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Table 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah
40 responden atau 90,9%. Sisanya sebesar 6,8% atau sebanyak 3
orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan sebesar 2,3%
atau sebanyak 1 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3).
e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Table 4.7 berikut ini adalah menyajikan hasil uji deskriptif
responden berdasarkan pengalaman kerja.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid D3 1 2.3 2.3 2.3
S1 40 90.9 90.9 93.2
S2 3 6.8 6.8 100.0
Total 44 100.0 100.0
59
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman kerja
Pengalaman Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 Tahun 31 70.5 70.5 70.5
> 2 Tahun 13 29.5 29.5 100.0
Total 44 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa
mayoritas responden sebanyak 70,5% atau sekitar 31 auditor
memiliki pengalaman bekerja 2 tahun, sisanya 29,5% atau sekitar
13 auditor memiliki pengalaman bekerja >2 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
pengendalian Internal, good corporate governance dan audit fee akan
diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
PI 44 31 50 40.80 4.811
GCG 44 40 69 57.20 6.726
AF 44 23 42 33.16 5.839
Valid N (listwise) 44
Sumber: Data primer yang diolah
60
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel pengendalian internal
jawaban minimum responden sebesar 31 dan maksimum sebesar 50,
dengan rata-rata total jawaban 40,80 dan standar deviasi sebesar 4,811.
Variabel good corporate governance jawaban minimum responden
sebesar 40 dan maksimum sebesar 69, dengan rata-rata total jawaban
57,20 dan standar deviasi sebesar 6.726. Sedangkan, pada variabel
audit fee jawaban minimum responden sebesar 23 dan maksimum
sebesar 42, dengan rata-rata total jawaban 33,16 dan standar deviasi
sebesar 5,839. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa, semakin kecil standar deviasi maka data
tersebut lebih bagus dari pada yang memiliki standar deviasi yang
besar, apabila standar deviasi suatu data tersebut kecil maka hal
tersebut menunjukkan data-data tersebut berkumpul disekitar rata-rata
hitungnya.
Jika nilai standar deviasi jauh lebih besar dibandingkan nilai mean,
maka nilai mean merupakan representasi yang buruk dari keseluruhan
data. Sedangkan jika nilai standar deviasi sangat kecil dibandingkan
nilai mean, maka nilai mean dapat digunakan sebagai representasi dari
keseluruhan data.
61
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0,05. Tabel berikut menunjukkan
hasil uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu pengendalian internal (PI), good corporate
governance (GCG), dan audit fee (AF), dengan 44 sampel
responden.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal
S
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel pengendalian internal
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 (PI1) 0,363* 0,016 Valid
2 (PI2) 0,714** 0,000 Valid
3 (PI3) 0,750** 0,000 Valid
4 (PI4) 0,670** 0,000 Valid
5 (PI5) 0,647** 0,000 Valid
6 (PI6) 0,681** 0,000 Valid
7 (PI7) 0,598** 0,000 Valid
8(PI8) 0.673** 0,000 Valid
9(PI9) 0,903** 0,000 Valid
10(PI10) 0,807** 0,000 Valid
62
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 (GCG1) 0,494** 0,001 Valid
2 (GCG2) 0,388** 0,009 Valid
3 (GCG3) 0,681** 0,000 Valid
4 (GCG4) 0,433** 0,003 Valid
5 (GCG5) 0,321* 0,034 Valid
6 (GCG6) 0,707** 0,000 Valid
7 (GCG7) 0,798** 0,000 Valid
8(GCG8) 0,548** 0,000 Valid
9(GCG9) 0,845** 0,000 Valid
10(GCG10) 0,424** 0,004 Valid
11(GCG11) 0,470** 0,001 Valid
12(GCG12) 0,802** 0,000 Valid
13(GCG13) 0,667** 0,000 Valid
14(GCG14) 0,341* 0,023 Valid
15(GCG15) 0,700** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel good corporate
governance mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Audit Fee
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 (AF1) 0,476** 0,001 Valid
2 (AF2) 0,677** 0,000 Valid
3 (AF3) 0,556** 0,000 Valid
4 (AF4) 0,894** 0,000 Valid
5 (AF5) 0,882** 0,000 Valid
6 (AF6) 0,844** 0,000 Valid
7 (AF1) 0,673** 0,000 Valid
8 (AF2) 0,746** 0,000 Valid
9 (AF3) 0,503** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
63
Tabel 4.11 menunjukkan variabel audit fee mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,70. Tabel 4.12
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk tiga (3) variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel
Cronbach’s
Alpha Keterangan
1. Pengendalian Internal 0,876 Reliabel
2. Good Corporate Governance 0,868 Reliabel
3. Audit Fee 0,871 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas
variabel pengendalian internal sebesar 0,876, good corporate
governance sebesar 0,868, dan audit fee sebesar 0,871. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner
ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar
dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang
digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang
berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh
jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
64
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
PI .488 2.050
GCG .488 2.050
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
masing-masing variabel bebas yang lebih besar dari 0,1 dan hasil
penghitungan VIF juga menunjukkan bahwa nilai VIF masing-
masing variabel bebas kurang dari 10, yang ditunjukkan dengan
nilai tolerance untuk pengendalian internal 0,488, dan good
corporate governance 0,488, serta VIF 2,050 dan 2,050. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak
terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian
ini. Artinya tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
yang di uji dalam penelitian ini.
65
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan
pada gambar berikut ini.
66
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah
Pada gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data
yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians
dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
67
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk
memprediksi audit fee berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu pengendalian internal dan good corporate
governance.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini
R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah
68
disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena
disesuaikan dengan jumlah variable yang digunakan dalam
penelitian. Nilai Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model. Berikut ini
disajikan hasil uji koefisien determinasi.
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .774a .599 .579 3.786
a. Predictors: (Constant), GCG, PI
b. Dependent Variable: AF
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan nilai adjusted R2
sebesar 0,579.
Hal ini menandakan bahwa variasi variable pengendalian internal
dan good corporate governance peran hanya bisa menjelaskan
57,9% variasi variabel audit fee. Sedangkan sisanya, yaitu 42,1%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam
penelitian ini seperti ukuran perusahaan, kompleksitas tugas,
resiko audit, ukuran KAP (Herawatty: 2012)
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen
secara individu memiliki dampak yang signifikan terhadap variable
dependent, serta untuk membuktikan variable mana yang paling
69
dominan. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel 4.15, jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak
H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha .Tabel 4.15 dibawah ini menunjukkan
bahwa pengendalian internal dan good corporate governance
berpengaruh terhadap variable audit fee. Variabel pengendalian
internal dan good corporate governance mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,032; 0,001.
Tabel 4.15
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -8.086 5.325 -1.518 .137
PI .380 .172 .313 2.214 .032 .488 2.050
GCG .450 .123 .518 3.658 .001 .488 2.050
a. Dependent Variable: AF
Hasil Uji Ha1: Pengendalian internal berpengaruh terhadap
audit fee.
Tabel 4.15 menunjukkan hasil bahwa variabel pengendalian
internal memiliki tingkat signifikansi 0,032. Tingkat signifikansi
tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha diterima sehingga
dapat dikatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh secara
signifikan terhadap audit fee. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Means dan Kazenski (1987) dalam
70
Herawaty (2011:8), menyatakan bahwa pengendalian internal yang
baik cenderung menurunkan audit fee yang ditetapkan oleh Kantor
Akuntan Publik karena waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
audit menjadi lebih pendek.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Herawaty (2011), Penelitian ini memperlihatkan
bahwa pengendalian intern yang baik akan menurunkan audit fee
yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik. Hay et. al., (2008)
menyatakan bahwa control bukan sebagai pengganti melainkan
pelengkap sehingga dengan adanya control tersebut dapat
menaikkan audit fee. Menurut Keane (2012:379), pengendalian
internal yang dianggap efektif, maka mampu mengurangi waktu
pengujian dan pemeriksaan, dan penelitian sebelumnya pun
menemukan bahwa kelemahan pengendalian internal merupakan
resiko yang berarti bagi pengguna laporan keuangan dan biaya audit
lebih tinggi bagi perusahaan-perusahaan pada tahun setelah
diimplementasikannya SOX.
Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis
yang diajukan. Hal ini berarti adanya pengendalian internal dalam
perusahaan memiliki pengaruh untuk menaikkan audit fee pada
Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hal ini terjadi karena lingkungan
pengendalian internal merupakan dasar utama untuk semua
pengendalian internal, dan merupakan dasar untuk
71
mempertimbangkan berapa jumlah audit fee yang akan di ajukan
kepada klien. Resiko penugasan yang diterima oleh auditor pun
dapat dijadikan dasar untuk menetapkan audit fee oleh karena tu
auditor harus dapat mengidentifikasi resiko yang dihadapi oleh
klien, karena penentuan resiko mencakup semua aspek organisasi
yang akan terlihat melalui evaluasi resiko.
Adanya aktivitas pengendalian dalam perusahaanpun
penting untuk dilakukan, bukan hanya dengan membuat desain saja
ataupun hanya dengan mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
dalam perusahaan. Sistem informasi yang terdapat dalam
perusahaan guna menyediakan informasi yang akurat dan relevan
pun bisa dijadikan suatu ukuran untuk mengukur baik atau
buruknya pengimplementasian pengendalian internal dalam suatu
perusahaan, begitu pula dengan kualitas informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi dapat memberikan dampak terhadap
pengambilan keputusan. Sampai akhirnya pada proses pemantauan
terhadap pengoprasian sistem untuk menilai kualitas dari kinerja
sistem untuk dapat melihat apakah pengendalian internal dalam
perusahaan telah berjalan dengan baik, sehingga dapat menurunkan
audit fee. Bukan hanya pengendalian internal saja tetapi masih
banyak faktor atau pertimbangan lainnya yang bisa dijadikan dasar
untuk penetapan audit fee, Herawati (2012), menyatakan lamanya
waktu pengauditan dapat mempengaruhi audit fee, begitu pula
72
menurut Sankarguswamy yang menyatakan keahlian dan efisiensi
auditor dapat mempengaruhi audit fee.
Perusahaan dengan pengendalian internal yang benar dan
kuat maka setidaknya penyimpangan-penyimpangan dapat
diminimumkan (Astuti, 2010:2). Kelemahan material dalam
pengendalian internal dan jumlah kekurangan pengendalian
signifikan sebagai faktor yang sangat penting dalam biaya audit,
pengamatan ini konsisten dengan Raghunandan dan Rama (2006)
serta Hoitash et. al.(2008), bahwa masalah pengendalian internal
sangatlah terkait dengan peningkatan audit fee. Selain itu Holgan
dan Wilkins (2008), mengamati bahwa biaya audit secara signifikan
lebih tinggi untuk perusahaan dengan kekurangan pengendalian
internal dan tampak meningkat dengan masalah pengendalian.
Adanya kelemahan pengendalian internal diharapkan dapat
menghasilkan premi tambahan, karena adanya upaya yang ekstra
dari auditor, namun perbaikan dari kelemahan pengendalian
internal tersebut, kemungkinan akan mengurangi resiko salah saji
material dalam laporan keuangan dan dapat mengurangi upaya
ekstra dari auditor dan juga mengurangi biaya premi (Mitra,
2009:369).
Hasil Uji Ha2: Good Corporate Governance berpengaruh positif
terhadap audit fee.
73
Tabel 4.15 menunjukkan hasil bahwa variabel good
corporate governance memiliki tingkat signifikansi 0,001. Tingkat
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa good corporate governance
berpengaruh secara signifikan terhadap audit fee. Maka penelitian
ini tidak sesuai dengan penelitian Boo dan Sharma (2008:28)
bahwa tidak ada hubungan signifikan antara corporate governance
dan audit fee karena perusahaan dengan corporate governance
yang baik tidak membutuhkan assurance (keamanan) lebih dari
auditor eksternal sebab perusahaan telah diawasi berbagai
regulator.
Hasil yang sama pun didapat dari penelitian yang dilakukan
oleh Beasley (1996) dan Dechow et al. (1996) dalam Yatim et al.
(2006:757) menyatakan bahwa dewan komisaris yang lebih
independen akan menurunkan risiko yang berkaitan dengan
pelaporan keuangan. Hal ini akan mengurangi penaksiran risiko
yang dilakukan oleh auditor sehingga akan mengurangi audit fee.
Begitu pula dengan penelitian Carcello et. al. (2000) dan Goodwin-
Steward dan Kent (2006:389) dalam Yatim et. al. (2003) bahwa
good corporate governance terutama strukturnya berpengaruh
positif terhadap audit fee karena perusahaan dengan corporate
governance yang kuat cenderung dituntut kualitas audit yang
tinggi, sehingga membayar lebih tinggi untuk audit fee. Hal ini
74
menunjukkan bahwa perusahaan dengan struktur governance yang
kuat cenderung mencari jasa audit dengan kualitas yang lebih
tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi
kekayaan pemegang saham. Kualitas audit yang tinggi menuntut
audit fee yang lebih tinggi pula. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Wahab et. al (2011:393) pun menunjukkan hasil yang sama
yaitu, bahwa tata kelola perusahaan yang kuat mengarah ke
permintaan yang lebih tinggi, menarik risiko audit yang lebih
tinggi, sehingga biaya audit yang lebih tinggi pula. Untuk
menyelidiki hubungan antara tata kelola perusahaan dan biaya
audit pada perusahaan yang memiliki hubungan dengan politik.
Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis yang
diajukan. Hal ini berarti bahwa adanya good corporate governance
dalam perusahaan memiliki kemampuan untuk meningkatkan audit
fee pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hal ini terjadi karena
didalam good corporate governance terdapat prinsip-prinsip, yang
mana dengan penerapan prinsip-prisip tersebut dapat meningkatkan
kualitas perusahaan. Prinsip pertama yang terdapat dalam good
corporate governane adalah transparan, perusahaan yang
menerbitkan laporan keuangan secara transparan serta analisa
manajemnnya guna memperluas informasi dengan menerbitkannya
melalui media elektronik (internet), maka perusahaan telah dapat
menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada
75
berbagai pihak yang berkepentingan. Sehingga dengan demikian
para pihak yang berkepentingan dalam perushaan akan menaruh
kepercayaan lebih besar kepada perusahaan untuk mengelola
investasi meraka.
Kemudian prinsip akuntabilitas, dengan adanya pedoman
kode etik dan tingkah laku misalnya, yang wajib dipatuhi oleh
seluruh karyawan, kemudian juga dengan adanya rincian tugas dan
tanggung jawab masing-masing karyawan akan lebih meningkatkan
kinarja perusahaan sehingga dapat menghasilkan kualitas yang
baik, dengan begitu perusahaan akan dituntut untuk menggunakan
auditor eksternal yang berkualitas dan independen, sehingga dapat
menaikkan audit fee. Prinsip selanjutnya adalah kemandirian, sifat
kemandirian ini dapat digambarkan seperti dengan menjalankan
aktivita perusahaan dengan baik dan dinamis, serta menggunakan
tenaga ahli untuk pekerjaan disegala bidang. Agar setiap pekerjaan
dapat terkontrol dengan baik, dan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan serta dapat menguntungkan pemegang saham.
Prinsip kewajaran dalam good corporate governance pun
harus diperhatikan, sifat kewajaran ini dapat terlihat dengan
memberikan perlakuan setara kepada pemangku kepentingan sesuai
dengan manfaat dan konstribusi yang diberikan pada organisasi.
Kemudian juga dengan disediaknnya informasi keuangan pada
pemangku kepentingan untuk menunjukkan perbandingan guna
76
pengambilan keputusan, serta memberikan kesempatan bagi para
pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan sehingga
dapat memberikan masukan guna kepentingan organisasi.
Prinsip terakhir dalam good corporate governance adalah
petanggungjawaban, yaitu dengan peduli terhadap masyarakat dan
kelestarian lingkungan, kemudian juga menetapkan kebijakan untuk
menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan bersikap professional
dan mematuhi etika. Bila prinsip-prinsip tersebut telah dijalankan
oleh perusahaan dengan baik, maka perusahaan telah berusaha
menaikkan kualitas kerjanya untuk dapat memberikan keuntungan
kepada para pemangku kepentingan.
Adanya penerapan good corporate governance dapat
mengurangi terjadinya biaya keagenan (agency cost), perusahaan
dengan corporate governance yang kuat cenderung dituntut
kualitas audit yang tinggi, sehingga membayar lebih tinggi untuk
audit fee. Corporate governance memberikan suatu struktur yang
memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan
sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kerja. Tata
kelola perusahaan menjamin kualitas informasi akuntansi yang
diungkap melalui seperangkat penetapan institusional. Tata kelola
perusahaan yang sempurna dapat menguatkan pengendalian intra
perusahaan, mengurangi tindakan oportunis dan menurunkan
asimetri informasi (Siagian dan Ghozali, 2012:1).
77
Berdasarkan tabel 4.15 maka dapat diperoleh model
persamaan regresi sebagai berikut:
Y= -8.086 +0,380X1+0,450 X2+e
Keterangan:
Y = Audit Fee
a = Konstanta
X1 = Pengendalian Internal
X2 = Good Corporate Governance
e = error
a) Kontanta sebesar -8,086 menunjukkan bahwa variable audit fee
sebesar tanpa dipengaruhi oleh variable independent akan
bernilai -8,086.
b) Koefisien regresi variabel pengendalian internal (X1) sebesar
0,380 (38%), artinya jika pengendalian internal mengalami
kenaikan 1%, maka audit fee akan mengalami kenaikan
sebesar 38%, dengan catatan bahwa variabel independen lainnya
tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara pengendalian internal terhadap audit fee. Semakin besar
pengendalian internal maka akan semakin menaikkan audit fee.
c) Koefisien regresi variable igood corporate governance (X2)
sebesar 0,450 (45%), artinya jika good corporate governance
mengalami kenaikan 1%, maka audi t fee akan mengalami
peningkatan sebesar 45%, dengan catatan bahwa variable
78
independent lainnya tetap. Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara good corporate governance
terhadap audit fee. Semakin baik good corporate governance
yang diciptakan oleh auditor maka akan semakin meningkatkan
audit fee.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik F Variabel Y dan X
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 878.126 2 439.063 30.627 .000a
Residual 587.760 41 14.336
Total 1465.886 43
a. Predictors: (Constant), GCG, PI
b. Dependent Variable: AF
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel audit fee
berpengaruh dalam pengendalian internal dan good corporate
governance. Tabel dari F test didapat nilai F hitung sebesar 30.627
dengan tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas signifikansi lebih
kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi audit fee atau dapat dikatakan pengendalian internal
dan good corporate governance berpengaruh terhadap audit fee.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian
yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model
regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap audi t f ee .
Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar
0,32. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh
Herawaty (2011) bahwa pengendalian intern yang baik akan
menurunkan audit fee yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan. Dan juga
sesuai dengan Keane (2011) bahwa pengendalian internal
berpengaruh terhadap audit fee. Means dan Kazenski (1987) dalam
Herawaty (2011) menyatakan bahwa pengendalian internal yang baik
cenderung menurunkan audit fee yang ditetapkan oleh Kantor
Akuntan Publik karena waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
audit menjadi lebih pendek.
2. Good corporate governance berpengaruh signifikan dan positif
terhadap audit fee. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat
signifikansi sebesar 0,001. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya oleh Hay et. al., (2008), Wahab et. al., (2011),
dan Hamid dan Abdullah (2012) bahwa good corporate governance
80
berpengaruh signifikan dan positif terhadap audit fee. Hal ini
mengindikasikan bahwa good corporate governance terutama
strukturnya berpengaruh positif terhadap audit fee karena perusahaan
dengan corporate governance yang kuat cenderung dituntut kualitas
audit yang tinggi, sehingga membayar lebih tinggi untuk audit fee.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan struktur governance
yang kuat cenderung mencari jasa audit dengan kualitas yang lebih
tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi
kekayaan pemegang saham. Kualitas audit yang tinggi menuntut audit
fee yang lebih tinggi pula.
3. Pengendalian internal dan good corporate governance secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap audit fee. Hal ini
dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Hay et.
al., (2008). Hal ini mengindikasikan bahwa pengendalian internal dan
good corporate governance berpengaruh terhadap audit fee karena
perusahaan dengan pengendalian internal yang baik setidaknya dapat
meminimumkan kecurangan, sehingga dengan adanya pengendalian
internal yang efektif akan meningkatkan kepercayaan para pihak yang
berkepentingan, karena adanya pengendalian internal setidaknya
dapat mengontrol bahkan menekan kecurangan-kecurangan yang
dapat merugikan para pihak yang berkepentingan.
81
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukkan bahwa variable
pengendalian internal dan good corporate governance berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap audit fee pada kantor akuntan publik
yang berada diJakarta. Dalam lingkungan kerja, pengendalian internal
sangatlah diperlukan. Pengendalian internal adalah suatu proses dari
aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari
proses manajemen. Pengendalian internal yang baik dan disertai
praktek-praktek yang sehat dalam tata kelola keuangan akan menjaga
kekayaan perusahaan secara preventif, detektif, korektif. Sehingga
untuk terjadinya kecurangan dapat diminimumkan, dan juga dengan
adanya pengendalian internal yang baik dapat memperkecil waktu
pengauditan yang nantinya dapat menurunkan biaya audit.
Demikian pula dengan diterapkannya Good corporate governance yang
dapat mengurangi terjadinya biaya keagenan (agency cost), perusahaan
dengan corporate governance yang kuat cenderung dituntut kualitas audit
yang tinggi, sehingga membayar lebih tinggi untuk audit fee. Good
corporate governance ini merupakan sistem dan struktur yang baik untuk
mengelola perusahaan serta mengatur dan mengendalikan badan usaha
yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang
saham dan stakeholder lainnya.
82
C. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat merubah atau menambahkan
variable dependen maupun independen serta menambahkan variable
moderating atau intervensi guna mengetahui variable-variabel lain
yang dapat memperkuat atau memperlemah variable dependen
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya
di Jakarta tetapi juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat
diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih
tinggi, dan juga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan
secara umum.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode
penelitian yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada
responden untuk memperoleh data yang lebih nyata dan berkualitas
dan bisa keluar dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin
terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya, dan sebaiknya penelitian tidak dilakukan pada waktu
auditor sibuk, sehingga tingkat pengembalian kuesioner dapat lebih
tinggi, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Afridian Wirahadi., Yossi Septriani, ”Konflik Keagenan: Tinjauan
Teoritis dan Cara Menguranginya”, Jurnal Akuntansi & Manajemen,
Vol. 3, No. 2, 1SSN 1858-3687, Hal: 47-55, Desember 2008
Agoes, Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Auditing) oleh kantor akuntan publik”,
edisi ketiga cetakan pertama, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI 2004
Ardianto,“Pengaruh Motivasi, Kekuasaan dan Orientasi Resiko terhadap
Keterbukaandan Fleksibilitas Penerapan Standar Akuntansi Penurunan
Nilai Aktiva (PSAK No 48.)”, Hal: 1-14, Tahun 2009
Astuti, Dewi Saptantinah Puji, ”Peran Internal Audit dan Komite Audit dalam
mewujudkan Good Corporate Governance”, Jurnal Akuntansi dan
Sistem Teknologi Informasi Vol. 8, No. 1, hal: 1-9, April 2010
Astrauskaite, M., Vaitkevicius, R., Perminas, A.,”Job Satisfaction Survey: A
Confirmatory Factor Analysis based on Secondary School Teachers’
Sample,” International Journal of Business and Management, Vol. 6,
No. 5, Hal: 41-50, Tahun 2011.
Boo, El'Fred., Divesh Sharma, “The association between corporate governance
and audit fees of bank holding companies”, Emerald, Vol. 8, NO. 1,
Hal: 28-45, Tahun 2008,
Boynton, William. C., Raymond N. Johnson, Walter G. Kell.
“Modern Auditing:Assurance Services and The Integrity of Financial
Reporting”, (terjemahan edisi ketujuh). Erlangga: Jakarta. 2003.
Desender, Kurt A., Ruth V. Aguilera, Rafel Crespi, Miguel A. García-Cestona,
“Board Characteristic and Audit Fees: When does Ownwership
Matter?”, Hal: 1-24, Desember, 2011
Effendi, M. Arief, “The Power Good Corporate Governance Teori dan
Implementasi”, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
84
Fathonah, Siti., Utami Ida. “Pengaruh kompensasi, pengembangan karir,
lingkungan kerja dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja
pegawai secretariat daerah kabupaten karang anyar dengan keyakinan
diri (self efficacy) sebagai variable pemoderasi.” Excellent Jurnal
Manajemen, Vol. 1, No. 1, Hal: 1-20, Maret, 2011
Firmansyah, Arif,”Peranan Komite Audit Mengoptimalkan Fungsi Auditor
Internal dalam Penerapan Good Corporate Governance di PT BNI.tbk”,
FH.UNISBA. Vol. XII. NO. 1, hal: 81-96, Maret 2010.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS”,Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011
Guna, Welvin I., dan Arleen Herawaty, “Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Independensi Auditor, kualitas Audit dan Factor lainnya
terhadap Manajemen Laba”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No.
1, hlm: 53-68, April 2010
Hamid, Masdiah Abdul., Azizah Abdullah, “Influence of Corporate Governance
on Audit and Non-Audit Fees: Malaysian Evidence”. Journal of
Business and Policy Research, Vol. 7, No. 3, Pp. 140 – 158, September
2012
Han, Sia Tjun., Agustinus Nugroho, Endo W. Kartika, dan Thomas S. Kaihatu,
“Komitmen Afektif Dalam Organisasi Yang Dipengaruhi Perceived
Organizational Support Dan Kepuasan Kerja”,Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, Vol. 14, No. 2, Hal: 109-117, September 2012
Hay, David, W. Robert Knechel, Helen Ling, “Evidence on the Impact of Internal
Control and Corporate Governance on Audit Fees”, International
Journal of Auditing Int. J. Audit. 12: 9–24 (2008)
Herawaty, Netty, “Pengaruh Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit
terhadap Fee Audit (Studi Kasus Pada Kap Kota Jambi Dan
Palembang)”, Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora ISSN
0852-8349, Volume 13, Nomor 1, Hal: 07-12 Januari – Juni 2011
Hermiyetti, “Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal terhadap Pencegahan
Fraud Pengadaan Barang”, diakses pada tanggal 20 Desember 2012,
dari http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/viewFile/2252/2054,
85
Hidayah, Erna,“Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan
antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan
di Bursa Efek Jakarta”, JAAI Vol. 12, No. 1, Hal: 53-64, Juni 2008
Indriantoro, Nur, Bambang Supomo,”Metodelogi penelitian bisnis”, Yogyakarta:
BPFE, 2002
Jati, Framudyo,”Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Kinerja
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Hal: 1-
11, Tahun 2009
Juanda, Ahmad, “Analisis Konseptual Good Corporate Governance”, Research
Report Universitas Muhammadiyah Malang, Hal: 1-24, Tahun 2008
Kartika E.W., dan Kaihatu, T.S, “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada Karyawan Restoran di Pakuwon
Food Festival Surabaya)”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.
12, No. 1, Hal. 100-112, Tahun 2010
Kawedar, Warsito, “Opini Audit dan Sistem Pengendalian Intern (StudiKasus di
Kabupaten PWJ Yang Mengalami Penurunan Opini Audit)”, Jurnal
Akuntansi dan Audit, Vol. 6, No. 1, Hal: 1-9, Tahun 2009
Keane, Matthew J., Randal J. Elder dan Susan M. Albring, “The effect of the type
and number of internal control weaknesses and their remediation on
audit fees”, Review of Accounting and Finance, Vol. 11, No. 4, pp. 377-
399, Tahun 2012
Kurniasih, Lulus., Arif Lukman Santoso, ”Bukti Empiris Fenomena Underpricing
dan Pengaruh Mekanisme Corporate Governance”, Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan Vol. 8, No. 1, Hal: 1-15, April 2008
Kusumawati, D. W. dan Riyanto, B. “Corporate Governance dan Kinerja:
Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan terhadap
Kinerja”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Hal: 248-261,
September, 2005
86
Kristanto, Septian Bayu, ”Pengaruh Ukuran Pemerintahan, Pendapatan Asli
Daerah (PAD), dan Belanja Modal sebagai Prediktor Kelemahan
Pengendalian Internal”,Jurnal Akuntansi, Vol. 9, No. 1, hal: 41-62,
Januari 2009
Lenard, Mary Jane., Karin A. Petruska, Pervaiz Alam, Bing Yu, ”Indicator of
Audit Fees and Fraud Classification: Impact of SOX”, Managerial
Auditing Journal Vol. 27, No. 5, Tahun 2012
Makhdalena,“Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Internal Control”,
Pekbis Jurnal, Vol. 1, No. 1, Hal: 58-65, Maret 2009
Mitra, Santanu, “Pervasiveness, severity, and remediation of internal control
material weaknesses under SOX Section 404 and audit fees”, Review of
Accounting and Finance, Vol. 8, No. 4, pp. 369 – 387, Tahun 2009
Murwaningsari, Etty, ”Hubungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu
Continuum”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, NO. 1, Hal: 30-
41, Mei 2009
Nor, Wahyudin, “Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor dan Perubahan
Regulasi terhadap Motivasi Auditor dan Implikasinya pada Kualitas
Audit (Survei pada Auditor Eksternak KAP terdaftar di BPK RI)”, Tesis
Univesitas Padjajaran, 2011
Purwandari, Arum., Agus Purwanto, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur
Kepemilikan dan Status Perusahaan terhadap Pengungkapan Laporan
Keuanganpada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”, Diponegoro
Journalof Accounting, Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-10, Tahun 2012
Puspitadewi, Paramita., Soni Agus Irwandi, “Hubungan Keadilan Organisasional
dan Kecurangan Pegawai dengan Moderating Kualitas Pengendalian
Internal” ,The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, pages
159 – 172, July 2012
Puspitarini, Noviana Dyah, “Peran Satuan Pengendalian Internal dalam
Pencapaian Good University pada Perguruan Tinggi berstatus PK-
BLU”, Accounting Analysis Journal, 1 (2), Hal: 1-8, Tahun 2012
87
Puspitasari, Filia., Endang Ernawati, ”Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha”, Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 3, No. 2, Hlm: 189-215, Agustus
2010
Putra, Rando., Meidiansyah Herry Laksito, “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Job Satisfaction Auditor yang Bekerja pada Kantor
Akuntan Publik di Jakarta”, Diponegoro Journal of Accounting,
Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-13, Tahun 2012
Rae, Kirsty., Nava Subramaniam,”Quality of internal control procedures:
Antecedents and moderating effect on organisational justice and
employee fraud”, Managerial Auditing Journal, Vol. 23, No. 2, pp. 104-
124, Tahun 2008
Raharjo, Eko, “Teori Agency dan Teori Stewardship dalam Perspektif
Akuntansi”, Fokus Ekonomi, Vol. 2 No. 1, Halm: 37-46, Juni 2007
Ristifani, “Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
(GCG) Dan Hubungannya Terhadap Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.”, Jurnal Ekonomi Gunadarma, Hal: 1-27, 2009
Saputro, Aga Nugroho., Muchamad Syafruddin, ”Pengaruh Struktur Kepemilikan
dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Biaya Keagenan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Keuangan Terdaftar di BEI Tahun 2008-
2010)”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 1,
Halaman 1-13, Tahun 2012
Sawyer, Laurence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H Sceiner, “Internal
Auditing”, Jakarta: SalembaEmpat, 2005
Sefiana, Eka,”Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap
Manejement Laba pada perusahaan Perbankan yang telah Go Publik di
BEI”, Jurnal Ekonomi Bisnis dan akuntansi ventura, Vol. 12, No. 3, Hal:
211-222, Desember 2009
Setyadi, Agus., Rusmin., Greg Tower., Alistair M. Brown,“Indonesia’s
Aggregated Accounting Regulatory Complience”, JAAI Volume 13, No.
2, Hal: 99 –129, Desember 2009
88
Siagian, Gedie E., Imam Ghozhali, “Pengaruh Struktur dan Aktivitas Good
Corporate Governance terhadap Luas Pengungkapan Informasi
Strategis secara Sukarela pada Website Perusahaan yang Terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia”, Diponegoro Journal of Accounting,
Volume 1, Nomor 1, Halaman: 1-11, Tahun 2012
Singh, Harjinder, Rick Newby, ”Internal audit and audit fees: further evidence”,
Managerial Auditing Journal, Vol. 25, No. 4, pp. 309-327, Tahun 2010
Stewart, Jenny Goodwin., and Kent, P. (n.d.), “The relation between external
audit fees, audit committee characteristics and internal audit”,
Accounting and Finance 46, Halaman: 387–404, Tahun 2006
Suharli, Michell, “Audit financial, Audit Manejemen, dan Sistem Pengendalian
Internal” BEJ Vol. 3, No.1, Hal: 1-24, Tahun 2006
Suharli, Michell, Nurlaelah,”konsentrasi auditor dan penetapan fee audit:
investigasi pada BUMN”, JAAI Vol. 12, No. 2, Hal: 133-148, Desember
2008
Sulistiarini, Endina., Sudarno,“Analisis Faktor-faktor Pergantian Kantor Akuntan
Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2010)”, Diponegoro Journal of Accounting,
Volume 1, Nomor 1, Hal: 1-12, Tahun 2012
Susanti, Serli Ike Ari, “Pengaruh Kualitas Corporate Governance, Kualitas
Audit, dan Earnings Management terhadap Kinerja Perusahaan”,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 2, Hal. 145-161, Juli 2011,
Usamah,”Peran Kompetensi dan Model Pengorganisasian Dewan Pengawas
Syariah terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Perbankan
Syariah di Indonesia”, Tesis Universitas Diponegoro, 2010
Utomo, Agus Prasetyo, “Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap
Proses Auditing dan Pengendalian Internal”, Jurnal Teknologi
Informasi DINAMIK, Volume XI, No. 2, Hal: 66-74, Juli 2006
89
Wahab, Effiezal Aswadi Abdul., Mazlina Mat Zain, Kieran James, “Political
connections, corporate governance and audit fees in Malaysia”,
Managerial Auditing Journal, Vol. 26, No. 5, pp. 393-418, Tahun 2011
Widyaningdyah, Agnes Utari., dan Octa Fenny Listiyana, “Kecendrungan
Manejemen Laba Industri Tekstil dan Produk tekstil di Bursa Efek
Indonesia yang diprediksi Mengalami Kebangkrutan”, Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 11, No. 1, Hlm: 19-32, April 2009
Wiratmaja, I D. N.,”Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk Mengantisipasi
Praktek-praktek yang tidak Sehat dalam Tata Kelola Keuangan
Koperasi diKabupaten Gianyar”, Udayana Mengabdi Vol. 9, No. 2, hal:
79-82, Tahun 2010
Yadnyana, I Ketut, “Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal Terhadap
Efektifitas Pengendalian Intern pada Hotel Berbintang Empat dan Lima
di Bali”, Volume 4, nomor 1, Halaman 1-13, Januari 2009
Yatim, Puan., Pamela Kent and Peter Clarkson. “Governance Structures,
Ethnicity, and Audit Fees of Malaysian Listed Firms”. Managerial
Auditing Journal Vol. 21 No. 7, pp. 757-782, Tahun 2006
Zanaria, Yulita, “Perbedaan Persepsi Atribut Pekerja dan kepuasan Kerja dalam
Perspektif Laki-laki, Perempuan, Tua dan Muda terhadap Profesi
Akuntansi (Studi Empiris pada Profesi Akuntansi di Propinsi
Lampung)”, Tesis Universitas Diponegoro, 2007
90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
91
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
92
LAMPIRAN 2
SURAT KETERANGAN KAP
93
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
94
KUESIONER
BUKTI MENGENAI DAMPAK PENGENDALIAN INTERNAL DAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
95
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 09 April 2013
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Vivi Lestari
NIM : 109082000038
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Bukti
Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good Corporate Governance Terhadap
Audit Fee”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah
menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat
Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika
penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk
mengetahui pengaruh pengendalian internal dan good corporate governance terhadap audit
fee.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan
lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi
maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih
jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
96
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka
Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di bawah). Atas kesediaan
Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam
eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya,
Peneliti
(Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si) (Vivi Lestari)
97
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir : Partner Manajer Supervisor
Auditor Senior Auditor Junior
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : 1 tahun 2 tahun >2 tahun.
1. Variabel Pengendalian Internal (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
pengendalian internal.
2. Bagi auditor memahami pengendalian internal yang
diterapkan oleh klien merupakan suatu hal yang penting.
3. Auditor harus mengidentifikasi resiko yang akan
dihadapi oleh klien.
4. Auditor harus melakukan penaksiran terhadap resiko
internal dan eksternal klien.
5. Auditor harus mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
yang dijalankan oleh klien.
6. Melakukan aktivitas pengendalian itu penting, bukan
hanya membuat desain saja.
7. Sistem informasi berperan menyediakan data yang
akurat dan relevan.
8. Kualitas informasi akan berdampak terhadap
kemampuan manajemen dalam membuat keputusan.
98
9. Auditor perlu melakukan pemantauan terhadap
pengoprasian sistem yang diterapkan oleh klien.
10. Auditor perlu melakukan proses pemantauan untuk
menilai kualitas dari kinerja sistem dan pengendalian
internal.
2. Variabel Good Corporate Governance (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
Transparansi
11. Selama ini klien anda selalu menerbitkan laporan
keuangan dan analisa manajemennya kepada para analis.
12. Selama ini klien anda menempatkan laporan keuangan
dan analisa manajemennya melalui internet sebagai
perluasan informasi.
13. Selama ini klien anda menyediakan informasi yang
akurat dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang
berkepentingan.
Akuntabilitas
14. Selama ini klien anda memiliki pedoman kode etik dan
tingkah laku yang tertulis, dan didistribusikan kepada
seluruh karyawan.
15. Selama ini klien anda menggunakan auditor eksternal
yang berkualitas dan independen.
16. Selama ini klien anda menetapkan rincian tugas dan
tanggung jawab masing-masing karyawan.
Kemandirian
17. Selama ini klien anda menjalankan aktivitas perusahaan
dengan baik dan dinamis
18. Selam ini klien anda tidak melibatkan pihak luar yang
tidak sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat
19. Selama ini klien anda menggunakan tenaga ahli untuk
pekerjaan disegala bidang
Kewajaran
20. Selama ini klien anda menyediakan informasi keuangan
kepada pemangku kepentingan yang menunjukkan
perbandingan untuk pengambilan keputusan.
21. Selama ini klien anda memberikan kesempatan kepada
pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan
dan memberikan masukan guna kepentingan organisasi.
22. Selama ini klien anda memberikan perlakuan yang setara
99
kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat
dan kotribusi yang diberikan kepada organisasi.
Pertanggungjawaban
23. Selama ini klien anda melaksanakan tanggung jawab
sosial dengan peduli terhadap masyarakat dan kelestarian
lingkungan.
24. Selama ini klien anda menetapkan kebijakan untuk
menghindari penyalahgunaan kekuasaan
25. Selama ini klien anda selalu bersikap professional dan
mematuhi etika
3. Variabel Audit fee (Y)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
26. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh
kompleksitas audit yang dilakukan
27. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh tingkat
keahlian auditor
28. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh risiko
audit yang dihadapi
29. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh usaha
untuk mendapatkan klien
30. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh usaha
untuk mempertahankan klien
31. Selama ini besarnya fee audit tidak dipengaruhi oleh
struktur biaya dari KAP
32. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh
besarnya KAP
33. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh besarnya
ukuran perusahaan.
34. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh kondisi
keuangan klien anda.
100
LAMPIRAN 4
DAFTAR JAWABAN RESPONDEN
101
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL
No. PI1 PI2 PI3 PI4 PI5 PI6 PI7 PI8 PI9 PI10 PI
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 40
3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 45
4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 44
5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 48
6 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
7 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 45
8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
9 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 42
10 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 43
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
20 2 5 5 5 5 4 1 2 1 2 32
21 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 46
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
23 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 43
24 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 43
25 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 37
26 4 5 4 5 4 2 4 4 4 5 41
27 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 41
28 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 31
29 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 31
30 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 31
31 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 31
32 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 31
33 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
34 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 35
102
35 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 45
36 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 46
37 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 42
38 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 46
39 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 46
40 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42
41 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44
42 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 43
43 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 43
44 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 46
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL (LANJUTAN)
103
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No. GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG12 GCG13 GCG14 GCG15 TGCG
1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 54
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 61
4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 52
5 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 53
6 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 69
7 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 56
8 4 3 3 3 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 54
9 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 58
10 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 60
11 4 3 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 63
12 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 60
13 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 61
14 4 4 3 3 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 52
15 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 52
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 59
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 58
18 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 58
19 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 50
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
22 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
104
24 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 66
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
26 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 55
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 64
28 3 3 3 5 4 5 1 2 2 4 5 1 2 4 2 46
29 3 3 3 5 4 5 1 2 2 3 5 1 2 4 2 45
30 4 4 2 4 5 5 2 2 2 4 4 2 2 4 2 48
31 5 4 1 5 4 5 1 2 2 4 5 1 2 4 2 47
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
33 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 58
34 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 50
35 3 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 57
36 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 48
37 4 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 56
38 4 3 2 4 3 4 4 4 4 5 5 4 3 3 3 55
39 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 56
40 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 48
41 3 2 2 4 4 5 5 4 4 5 5 4 3 3 3 56
42 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 2 4 3 3 4 56
43 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 48
44 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 2 4 3 3 4 56
105
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT FEE
No. AF1 AF2 AF3 AF4 AF5 AF6 AF7 AF8 AF9 AF
1 4 3 4 3 4 4 3 4 3 32
2 4 3 5 3 3 3 3 3 3 30
3 4 4 5 2 2 4 2 4 2 29
4 4 4 5 2 2 2 2 4 3 28
5 4 5 5 4 5 5 4 5 1 38
6 4 4 5 2 2 4 3 4 2 30
7 5 4 5 4 4 4 5 5 5 41
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37
10 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
11 4 4 4 2 2 2 2 4 2 26
12 4 2 4 4 4 4 4 4 4 34
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 4 3 4 5 5 5 5 5 5 41
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
16 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
18 4 1 4 2 2 1 4 1 5 24
19 4 1 4 2 2 1 4 1 5 24
20 5 1 5 2 2 1 4 1 4 25
21 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38
22 4 4 4 4 2 3 4 4 3 32
23 5 4 4 3 4 5 4 3 3 35
24 5 4 4 3 4 5 4 3 3 35
25 3 3 4 4 3 3 3 4 4 31
26 4 5 5 4 4 5 4 5 4 40
27 4 4 5 3 3 3 4 5 4 35
28 3 3 3 2 2 2 3 3 2 23
29 3 3 3 2 2 2 3 3 2 23
30 3 3 3 2 2 2 3 3 2 23
31 3 3 3 2 2 2 3 3 2 23
32 3 3 3 2 2 2 3 3 2 23
33 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35
106
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
35 5 4 4 4 3 4 3 4 4 35
36 5 4 5 4 2 3 3 4 4 34
37 4 3 4 3 4 4 4 4 4 34
38 4 5 5 5 5 4 5 5 4 42
39 4 5 5 5 5 4 5 5 4 42
40 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
41 4 5 5 4 4 4 4 4 5 39
42 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37
43 5 4 5 4 4 4 4 5 4 39
44 4 3 4 2 2 3 4 4 4 30
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT FEE (LANJUTAN)
107
IDENTITAS RESPONDEN
No Jenis Kelamin Usia Posisi Terakhir Pendidikan
Terakhir
Pengalaman
Kerja
1 Laki-laki >40 tahun Partner S1 >2 tahun
2 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
3 Perempuan >40 tahun Supervisor D3 >2 tahun
4 Laki-laki >40 tahun Partner S1 >2 tahun
5 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
6 Laki-laki >40 tahun Partner S1 >2 tahun
7 Laki-laki 31-35 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
8 Laki-laki 31-35 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
9 Perempuan 31-35 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
10 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
11 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
12 Laki-laki 20-25 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
13 Perempuan 20-25 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
14 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
15 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
16 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
17 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
18 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
19 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
20 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
21 Perempuan 26-30 tahun Supervisor S2 >2 tahun
22 Laki-laki 31-35 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
23 Laki-laki 31-35 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
24 Perempuan 20-25 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
25 Laki-laki 20-25 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
26 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
27 Perempuan 20-25 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
28 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
29 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
30 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
31 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
32 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
33 Laki-laki 36-40 tahun Auditor Senior S2 >2 tahun
34 Laki-laki 36-40 tahun Supervisor S1 >2 tahun
108
35 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
36 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
37 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
38 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 2 tahun
39 Laki-laki 26-30 tahun Supervisor S2 >2 tahun
40 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
41 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
42 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
43 Perempuan 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
44 Laki-laki 26-30 tahun Auditor Senior S1 >2 tahun
IDENTITAS RESPONDEN (LANJUTAN)
109
LAMPIRAN 5
OUTPUT PENGUJIAN DATA
110
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL
Correlations
PI1 PI2 PI3 PI4 PI5 PI6 PI7 PI8 PI9 PI10 PI
PI1 Pearson Correlation 1 .047 -.081 -.072 .066 .170 .510** .335
* .395
** .201 .363
*
Sig. (2-tailed) .764 .601 .642 .668 .269 .000 .026 .008 .192 .016
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI2 Pearson Correlation .047 1 .674** .710
** .606
** .396
** .142 .264 .527
** .542
** .714
**
Sig. (2-tailed) .764 .000 .000 .000 .008 .358 .083 .000 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI3 Pearson Correlation -.081 .674** 1 .639
** .626
** .516
** .258 .345
* .593
** .572
** .750
**
Sig. (2-tailed) .601 .000 .000 .000 .000 .091 .022 .000 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI4 Pearson Correlation -.072 .710** .639
** 1 .526
** .485
** .141 .234 .466
** .479
** .670
**
Sig. (2-tailed) .642 .000 .000 .000 .001 .361 .127 .001 .001 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI5 Pearson Correlation .066 .606** .626
** .526
** 1 .570
** -.013 .284 .440
** .406
** .647
**
Sig. (2-tailed) .668 .000 .000 .000 .000 .932 .062 .003 .006 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI6 Pearson Correlation .170 .396** .516
** .485
** .570
** 1 .227 .383
* .536
** .380
* .681
**
Sig. (2-tailed) .269 .008 .000 .001 .000 .138 .010 .000 .011 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI7 Pearson Correlation .510** .142 .258 .141 -.013 .227 1 .809
** .605
** .432
** .598
**
Sig. (2-tailed) .000 .358 .091 .361 .932 .138 .000 .000 .003 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
111
PI8 Pearson Correlation .335* .264 .345
* .234 .284 .383
* .809
** 1 .591
** .427
** .673
**
Sig. (2-tailed) .026 .083 .022 .127 .062 .010 .000 .000 .004 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI9 Pearson Correlation .395** .527
** .593
** .466
** .440
** .536
** .605
** .591
** 1 .857
** .903
**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .000 .001 .003 .000 .000 .000 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI10 Pearson Correlation .201 .542** .572
** .479
** .406
** .380
* .432
** .427
** .857
** 1 .807
**
Sig. (2-tailed) .192 .000 .000 .001 .006 .011 .003 .004 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
PI Pearson Correlation .363* .714
** .750
** .670
** .647
** .681
** .598
** .673
** .903
** .807
** 1
Sig. (2-tailed) .016 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL
112
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Correlations
GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG12 GCG13 GCG14 GCG15 GCG
GCG1 Pearson Correlation 1 .325* .186 -.151 .149 .280 .199 -.075 .424
** .313
* .456
** .170 .376
* .151 .522
** .494
**
Sig. (2-tailed) .031 .227 .327 .336 .066 .195 .629 .004 .039 .002 .269 .012 .327 .000 .001
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG2 Pearson Correlation .325* 1 .194 .073 .000 .182 .269 -.040 .463
** .380
* .255 .198 .009 .036 .010 .388
**
Sig. (2-tailed) .031 .207 .637 1.000 .236 .077 .797 .002 .011 .095 .197 .953 .817 .950 .009
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG3 Pearson Correlation .186 .194 1 .543** .151 .401
** .662
** .442
** .465
** .109 -.057 .523
** .452
** .169 .570
** .681
**
Sig. (2-tailed) .227 .207 .000 .327 .007 .000 .003 .001 .480 .712 .000 .002 .274 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG4 Pearson Correlation -.151 .073 .543** 1 .196 .395
** .284 .325
* .331
* -.049 -.081 .372
* .274 .156 .210 .433
**
Sig. (2-tailed) .327 .637 .000 .202 .008 .062 .031 .028 .750 .601 .013 .072 .312 .171 .003
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG5 Pearson Correlation .149 .000 .151 .196 1 .220 .117 .264 .172 .086 .272 .129 .133 .196 .192 .321*
Sig. (2-tailed) .336 1.000 .327 .202 .151 .450 .084 .265 .577 .074 .405 .389 .202 .212 .034
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG6 Pearson Correlation .280 .182 .401** .395
** .220 1 .436
** .156 .702
** .357
* .593
** .590
** .279 .167 .308
* .707
**
Sig. (2-tailed) .066 .236 .007 .008 .151 .003 .312 .000 .017 .000 .000 .067 .278 .042 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG7 Pearson Correlation .199 .269 .662** .284 .117 .436
** 1 .519
** .618
** .195 .131 .786
** .622
** .129 .645
** .798
**
Sig. (2-tailed) .195 .077 .000 .062 .450 .003 .000 .000 .205 .396 .000 .000 .402 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
113
GCG8 Pearson Correlation -.075 -.040 .442** .325
* .264 .156 .519
** 1 .351
* -.012 .030 .531
** .491
** .348
* .399
** .548
**
Sig. (2-tailed) .629 .797 .003 .031 .084 .312 .000 .019 .936 .844 .000 .001 .020 .007 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG9 Pearson Correlation .424** .463
** .465
** .331
* .172 .702
** .618
** .351
* 1 .500
** .506
** .712
** .426
** .118 .383
* .845
**
Sig. (2-tailed) .004 .002 .001 .028 .265 .000 .000 .019 .001 .000 .000 .004 .444 .010 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG10 Pearson Correlation .313* .380
* .109 -.049 .086 .357
* .195 -.012 .500
** 1 .605
** .206 -.046 .185 .036 .424
**
Sig. (2-tailed) .039 .011 .480 .750 .577 .017 .205 .936 .001 .000 .179 .767 .229 .816 .004
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG11 Pearson Correlation .456** .255 -.057 -.081 .272 .593
** .131 .030 .506
** .605
** 1 .242 .024 .295 .051 .470
**
Sig. (2-tailed) .002 .095 .712 .601 .074 .000 .396 .844 .000 .000 .113 .876 .052 .744 .001
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG12 Pearson Correlation .170 .198 .523** .372
* .129 .590
** .786
** .531
** .712
** .206 .242 1 .548
** .032 .596
** .802
**
Sig. (2-tailed) .269 .197 .000 .013 .405 .000 .000 .000 .000 .179 .113 .000 .836 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG13 Pearson Correlation .376* .009 .452
** .274 .133 .279 .622
** .491
** .426
** -.046 .024 .548
** 1 .196 .783
** .667
**
Sig. (2-tailed) .012 .953 .002 .072 .389 .067 .000 .001 .004 .767 .876 .000 .203 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG14 Pearson Correlation .151 .036 .169 .156 .196 .167 .129 .348* .118 .185 .295 .032 .196 1 .192 .341
*
Sig. (2-tailed) .327 .817 .274 .312 .202 .278 .402 .020 .444 .229 .052 .836 .203 .212 .023
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
GCG15 Pearson Correlation .522** .010 .570
** .210 .192 .308
* .645
** .399
** .383
* .036 .051 .596
** .783
** .192 1 .700
**
Sig. (2-tailed) .000 .950 .000 .171 .212 .042 .000 .007 .010 .816 .744 .000 .000 .212 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE (LANJUTAN)
114
GCG Pearson Correlation .494** .388
** .681
** .433
** .321
* .707
** .798
** .548
** .845
** .424
** .470
** .802
** .667
** .341
* .700
** 1
Sig. (2-tailed) .001 .009 .000 .003 .034 .000 .000 .000 .000 .004 .001 .000 .000 .023 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE (LANJUTAN)
115
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL AUDIT FEE
Correlations
AF1 AF2 AF3 AF4 AF5 AF6 AF7 AF8 AF9 AF
AF1 Pearson Correlation 1 .149 .606** .274 .268 .340
* .291 .091 .379
* .476
**
Sig. (2-tailed) .335 .000 .072 .079 .024 .055 .558 .011 .001
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
AF2 Pearson Correlation .149 1 .387** .548
** .511
** .681
** .130 .793
** -.113 .677
**
Sig. (2-tailed) .335 .010 .000 .000 .000 .400 .000 .463 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
AF3 Pearson Correlation .606** .387
** 1 .335
* .308
* .320
* .218 .361
* .298
* .556
**
Sig. (2-tailed) .000 .010 .026 .042 .034 .155 .016 .049 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
AF4 Pearson Correlation .274 .548** .335
* 1 .827
** .697
** .648
** .644
** .512
** .894
**
Sig. (2-tailed) .072 .000 .026 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
AF5 Pearson Correlation .268 .511** .308
* .827
** 1 .808
** .697
** .590
** .384
** .882
**
Sig. (2-tailed) .079 .000 .042 .000 .000 .000 .000 .010 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
AF6 Pearson Correlation .340* .681
** .320
* .697
** .808
** 1 .426
** .699
** .155 .844
**
Sig. (2-tailed) .024 .000 .034 .000 .000 .004 .000 .314 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
AF7 Pearson Correlation .291 .130 .218 .648** .697
** .426
** 1 .243 .637
** .673
**
Sig. (2-tailed) .055 .400 .155 .000 .000 .004 .112 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
116
AF8 Pearson Correlation .091 .793** .361
* .644
** .590
** .699
** .243 1 .055 .746
**
Sig. (2-tailed) .558 .000 .016 .000 .000 .000 .112 .721 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
AF9 Pearson Correlation .379* -.113 .298
* .512
** .384
** .155 .637
** .055 1 .503
**
Sig. (2-tailed) .011 .463 .049 .000 .010 .314 .000 .721 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
AF Pearson Correlation .476** .677
** .556
** .894
** .882
** .844
** .673
** .746
** .503
** 1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL AUDIT FEE (LANJUTAN)
117
HASIL UJI RELIABILITAS PENGENDALIAN INTERNAL
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 44 100.0
Excludeda 0 .0
Total 44 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.876 .872 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PI1 4.02 .549 44
PI2 4.27 .660 44
PI3 4.14 .594 44
PI4 4.09 .640 44
PI5 4.05 .608 44
PI6 4.07 .728 44
PI7 4.11 .655 44
PI8 4.30 .594 44
PI9 3.86 .979 44
PI10 3.89 .868 44
118
Inter-Item Correlation Matrix
PI1 PI2 PI3 PI4 PI5 PI6 PI7 PI8 PI9 PI10
PI1 1.000 .047 -.081 -.072 .066 .170 .510 .335 .395 .201
PI2 .047 1.000 .674 .710 .606 .396 .142 .264 .527 .542
PI3 -.081 .674 1.000 .639 .626 .516 .258 .345 .593 .572
PI4 -.072 .710 .639 1.000 .526 .485 .141 .234 .466 .479
PI5 .066 .606 .626 .526 1.000 .570 -.013 .284 .440 .406
PI6 .170 .396 .516 .485 .570 1.000 .227 .383 .536 .380
PI7 .510 .142 .258 .141 -.013 .227 1.000 .809 .605 .432
PI8 .335 .264 .345 .234 .284 .383 .809 1.000 .591 .427
PI9 .395 .527 .593 .466 .440 .536 .605 .591 1.000 .857
PI10 .201 .542 .572 .479 .406 .380 .432 .427 .857 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PI1 36.77 21.529 .258 .530 .885
PI2 36.52 19.046 .636 .651 .862
PI3 36.66 19.207 .688 .700 .859
PI4 36.70 19.422 .587 .598 .865
PI5 36.75 19.727 .564 .683 .867
PI6 36.73 18.901 .586 .510 .865
PI7 36.68 19.803 .500 .845 .871
PI8 36.50 19.651 .596 .779 .865
PI9 36.93 15.600 .852 .864 .841
PI10 36.91 17.154 .728 .782 .854
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
40.80 23.143 4.811 10
119
HASIL UJI RELIABILITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 44 100.0
Excludeda 0 .0
Total 44 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.868 .857 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
GCG1 3.59 .726 44
GCG2 3.66 .776 44
GCG3 3.84 .713 44
GCG4 4.02 .549 44
GCG5 4.00 .431 44
GCG6 3.86 .979 44
GCG7 3.82 .922 44
GCG8 3.73 .817 44
GCG9 3.64 .942 44
GCG10 3.73 .624 44
GCG11 4.14 .594 44
GCG12 3.64 .838 44
GCG13 3.75 .811 44
GCG14 3.98 .549 44
GCG15 3.82 .843 44
120
Inter-Item Correlation Matrix
GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG12 GCG13 GCG14 GCG15
GCG1 1.000 .325 .186 -.151 .149 .280 .199 -.075 .424 .313 .456 .170 .376 .151 .522
GCG2 .325 1.000 .194 .073 .000 .182 .269 -.040 .463 .380 .255 .198 .009 .036 .010
GCG3 .186 .194 1.000 .543 .151 .401 .662 .442 .465 .109 -.057 .523 .452 .169 .570
GCG4 -.151 .073 .543 1.000 .196 .395 .284 .325 .331 -.049 -.081 .372 .274 .156 .210
GCG5 .149 .000 .151 .196 1.000 .220 .117 .264 .172 .086 .272 .129 .133 .196 .192
GCG6 .280 .182 .401 .395 .220 1.000 .436 .156 .702 .357 .593 .590 .279 .167 .308
GCG7 .199 .269 .662 .284 .117 .436 1.000 .519 .618 .195 .131 .786 .622 .129 .645
GCG8 -.075 -.040 .442 .325 .264 .156 .519 1.000 .351 -.012 .030 .531 .491 .348 .399
GCG9 .424 .463 .465 .331 .172 .702 .618 .351 1.000 .500 .506 .712 .426 .118 .383
GCG10 .313 .380 .109 -.049 .086 .357 .195 -.012 .500 1.000 .605 .206 -.046 .185 .036
GCG11 .456 .255 -.057 -.081 .272 .593 .131 .030 .506 .605 1.000 .242 .024 .295 .051
GCG12 .170 .198 .523 .372 .129 .590 .786 .531 .712 .206 .242 1.000 .548 .032 .596
GCG13 .376 .009 .452 .274 .133 .279 .622 .491 .426 -.046 .024 .548 1.000 .196 .783
GCG14 .151 .036 .169 .156 .196 .167 .129 .348 .118 .185 .295 .032 .196 1.000 .192
GCG15 .522 .010 .570 .210 .192 .308 .645 .399 .383 .036 .051 .596 .783 .192 1.000
121
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
GCG1 53.61 40.940 .406 .749 .864
GCG2 53.55 41.789 .284 .440 .871
GCG3 53.36 39.214 .617 .708 .855
GCG4 53.18 42.338 .363 .558 .866
GCG5 53.20 43.562 .261 .224 .869
GCG6 53.34 36.881 .622 .749 .854
GCG7 53.39 36.196 .738 .791 .846
GCG8 53.48 39.883 .454 .634 .863
GCG9 53.57 35.414 .797 .819 .842
GCG10 53.48 42.069 .343 .529 .867
GCG11 53.07 41.832 .397 .759 .865
GCG12 53.57 36.902 .750 .820 .846
GCG13 53.45 38.626 .591 .724 .855
GCG14 53.23 43.017 .266 .369 .869
GCG15 53.39 38.010 .627 .838 .853
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
57.20 45.236 6.726 15
122
HASIL UJI RELIABILITAS AUDIT FEE
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 44 100.0
Excludeda 0 .0
Total 44 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.871 .868 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
AF1 4.05 .608 44
AF2 3.61 .970 44
AF3 4.27 .660 44
AF4 3.36 1.014 44
AF5 3.32 1.052 44
AF6 3.48 1.131 44
AF7 3.70 .734 44
AF8 3.82 .995 44
AF9 3.55 .999 44
123
Inter-Item Correlation Matrix
AF1 AF2 AF3 AF4 AF5 AF6 AF7 AF8 AF9
AF1 1.000 .149 .606 .274 .268 .340 .291 .091 .379
AF2 .149 1.000 .387 .548 .511 .681 .130 .793 -.113
AF3 .606 .387 1.000 .335 .308 .320 .218 .361 .298
AF4 .274 .548 .335 1.000 .827 .697 .648 .644 .512
AF5 .268 .511 .308 .827 1.000 .808 .697 .590 .384
AF6 .340 .681 .320 .697 .808 1.000 .426 .699 .155
AF7 .291 .130 .218 .648 .697 .426 1.000 .243 .637
AF8 .091 .793 .361 .644 .590 .699 .243 1.000 .055
AF9 .379 -.113 .298 .512 .384 .155 .637 .055 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
AF1 29.11 31.080 .389 .536 .874
AF2 29.55 27.370 .570 .740 .861
AF3 28.89 30.243 .470 .528 .869
AF4 29.80 24.539 .849 .806 .833
AF5 29.84 24.369 .830 .850 .834
AF6 29.68 24.222 .772 .803 .841
AF7 29.45 28.858 .595 .672 .860
AF8 29.34 26.416 .654 .732 .853
AF9 29.61 29.219 .359 .633 .881
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
33.16 34.090 5.839 9
124
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLONIARITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -8.086 5.325 -1.518 .137
PI .380 .172 .313 2.214 .032 .488 2.050
GCG .450 .123 .518 3.658 .001 .488 2.050
a. Dependent Variable: AF
Coefficient Correlationsa
Model GCG PI
1 Correlations GCG 1.000 -.716
PI -.716 1.000
Covariances GCG .015 -.015
PI -.015 .030
a. Dependent Variable: AF
125
2. HASIL UJI NORMALITAS
126
3. HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .774a .599 .579 3.786
a. Predictors: (Constant), GCG, PI
b. Dependent Variable: AF
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 878.126 2 439.063 30.627 .000a
Residual 587.760 41 14.336
Total 1465.886 43
a. Predictors: (Constant), GCG, PI
b. Dependent Variable: AF
127
4. HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 GCG, PIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AF
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .774a .599 .579 3.786
a. Predictors: (Constant), GCG, PI
b. Dependent Variable: AF
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 878.126 2 439.063 30.627 .000a
Residual 587.760 41 14.336
Total 1465.886 43
a. Predictors: (Constant), GCG, PI
b. Dependent Variable: AF
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -8.086 5.325 -1.518 .137
PI .380 .172 .313 2.214 .032 .488 2.050
GCG .450 .123 .518 3.658 .001 .488 2.050
b. Dependent Variable: AF