Upload
hoangnhi
View
235
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI TERHADAP
KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT TELUK
BINTAN KABUPATEN BINTAN
Naskah Publikasi
Oleh
SAHLAN
NIM : 100563201100
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
TAHUN 2016
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut dibawah ini :
Nama : SAHLAN
NIM : 100563201100
Jurusan/Prodi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Alamat : Kp. MANSUR RT/RW 002/005
Nomor Telp : 085375991130
Judul Naskah PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN.
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, Juli 2016Yang menyatakan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Suradji, M.Si Ramadhani Setiawan, M.Soc.ScNIDN. 1029127803 NIDN. 1026058301
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI TERHADAP
KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT TELUK BINTAN
KABUPATEN BINTAN
Sahlan
Email : sahlan acha gmail.com
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Falkultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh Komunikasi Interpersonal dengan Kepuasan kerja pegawai pada Kantor Camat Teluk Bintan Kabupaten Bintan.Menurut Robbins (2002:36) Kepuasan kerja adalah sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut.Dalam pencapaian tingkat kepuasan kerja sebenarnya merupakan proses penataan organisasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang mapan.Di dalam proses penataan diperlukan komunikasi yang baik antar pegawai untuk mencapai tingkat kepuasan kerja.Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ada pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kepuasan kerja pegawai Kantor Camat Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Asosiatif dengan pendekatan Kuantitatif, adapun pengumpulan data menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Camat Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan sampel yang dipergunakan adalah seluruh populasi yang berjumlah 31 pegawai. Variabel independen dari penelitian ini adalah Komunikasi Interpersonal (X) dan sebagai variabel dipenden adalah kepuasan Kerja (Y). Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji t, dan regresi linier sederhana terhadap hipotesis yang telah ditetapkan dengan tingkat kepercayaan 95% (a=0,05). Hasil dariuji t menunjukkan variabel komunikasi interpersonal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karena nilai t hitung > t table ( 6,668 > 2,045) dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sedangkan hasil uji regresi sederhana menunjukkan nilai R square (R2) sebesar 0,605 atau 60,5 %, yang artinya komunikasi interpersonal mempunyai pengaruh sebesar 60,5 % terhadap kepuasan kerja, sedangkan sisanya 39,5 % dipengaruhi oleh variabel lainnya. Jadi penelitian ini menghasilkan persamaan Y= 15,367 + 1,018 X. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara komunikasi interpersonal terhadap kepuasan kerja pegawai Kantor Camat Teluk Bintan Kabupaten Bintan.
Kata kunci : komunikasi Interpersonal, kepuasan kerja.
ABSTRACT
This research is about interpersonal communication link with employee job satisfaction at the district office of Teluk Bintan, Bintan Regency. According to Robbins (2002:36), job satisfaction is the general attitude of individuals towards work. Someone with high level of satisfaction have positive attitude towards they work; someone who not satisfied have negative attitude towards they work. Actually, achievement level of satisfaction is the process of organizational structural and human resource development. In the process of organizational structural required the good communication among of the employees to achieve the level of job satisfaction. This research was conducted to examine the influence of interpersonal communication towards the employee job satisfaction at the district office of Teluk Bintan, Bintan Regency. In this research, the method used is Associative method with quantitative approach, and about collecting the data using the questionnaires that are closed. The population of this research is all employees of the district office of Teluk Bintan, Bintan Regency. And the sample that used is all of the population that amounts to 31 employees. The independent variable of this research is Interpersonal communication (X) and as the dependent variable is the job satisfaction (Y). The technic of data analysis that used in this research is person product moment correlation test, T test, and the simple liniear regression towards the hypothesis that has been set with the level of trust by 95% (a=0,05). The result of person product moment correlation test show that the influence power among variables is r = 0,778. This shows that the interpersonal communication variable have strong effect towards the job satisfaction variable. Other than that, the result of T test also show that interpersonal communication variable have significant effect towards the job satisfaction variable because the result of t count > t table ( 6,668 > 2,045) with the result of significant 0,000 < 0,05. While, the result of the simple liniear regression show that R square (R2) is 0,605 or 60,5 %, that mean interpersonal communication variable have effect by 60,5 % towards the job satisfaction. While the rest by 39,5 % influence by other variable. So, this research yields the equation Y= 15,367 + 1,018 X. The result of this research prove that interpersonal communication have strong and positive effect towards employee job satisfaction at the district office of Teluk Bintan, Bintan Regency.
Key word : Interpersonal communication, Job satisfaction
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi merupakan
sebuah sistem yang
mengkoordinasi aktivitas
untuk mencapai tujuan
bersama atau tujuan umum,
organisasi terbentuk apabila
suatu usaha memerlukan
usaha lebih dari satu orang
untuk menyelesaikannya.
Orang- orang yang bekerja
dalam organisasi ini lebih
dikenal dengan sebutan
karyawan atau pegawai.
Pegawai adalah makhluk
sosial yang mempunyai
fikiran, perasaan dan
keinginan yang dapat
mempengaruhi sikap mereka
terhadap pekerjaannya. Sikap
ini akan menentukan prestasi
kerja, dedikasi dan kecintaan
terhadap pekerjaannya. Sikap
itu dapat berupa positif dan
negatif, sikap positif harus
dibina dan sikap negatif harus
dihindarkan. Sikap positif ini
disebut juga dengan kepuasan
kerja (Job Statisfaction).
Kepuasan kerja (job
satisfaction) adalah sikap
umum individu terhadap
pekerjaannya. Seseorang
dengan tingkat kepuasan
yang tinggi mempunyai sikap
positif terhadap
pekerjaannya; seseorang yang
tidak puas dengan
pekerjaannya mempunyai
sikap negatif terhadap
pekerjaan tersebut. ( Robbins,
2002:36)
Kepuasan kerja
merupakan cerminan
perasaan senang atau
perasaan positif seseorang
terhadap pekerjaannya yang
tampak pada sikap dan
perbuatan dalam bekerja
sepertiperasaan menyenangi
pekerjaan dan lingkungan
kerja. Setiap pegawai dalam
suatu organisasi ataupun
seorang pekerja akan selalu
berusaha untuk mendapat
kepuasan dalam pekerjaannya.
Kepuasan dalam pekerjaan ini
kadang kala mengalahkan faktor
lainnya. Berdasarkan hal tersebut
maka setiap organisasi juga akan
berusaha agar setiap pegawainya bisa
mendapatkan kepuasan dalam
bekerja. Kepuasan menjadi hal
penting karena dapat mempengaruhi
produktivitas pegawai sebab pegawai
yang memiliki kepuasan kerja yang
tinggi akan memandang
pekerjaannya sebagai hal yang
menyenangkan, sedangkan pegawai
yang memiliki kepuasan kerja
rendah, ia akan melihat pekerjaannya
sebagai suatu hal yang menjemukan
dan membosankan, sehingga
pegawai tersebut bekerja dengan
terpaksa.Pegawai yang bekerja dalam
keadaan terpaksa akan memiliki hasil
kerja (performance) yang buruk
dibanding pegawai yang bekerja
dengan semangat yang tinggi
(Lawler dalam Taruna 2006).
Banyak faktor yang
mempengaruhi kepuasan
kerja salah satu faktor yang
diduga mempengaruhi adalah
komunikasi interpersonal.
Dengan komunikasi
interpersonal yang baik akan
dapat meningkatkan kepuasan
kerja. Sehubungan dengan itu
Muhammad (2000:79)
menyatakan ada dua
kemungkinan yang
menyebabkan ketidakpuasan
kerja seseorang, yang
pertama karena seseorang
tersebut tidak mendapatkan
informasi yang
dibutuhkannya mengenai
pekerjaannya dan yang kedua
karena hubungan dengan
rekan kerja yang kurang baik
dengan kata lain komunikasi.
Berdasarkan hasil
pengamatan pada beberapa
pegawai Kantor Camat Teluk
Bintan terdapat
kecenderungan pegawai yang
mangkir dan mengakibatkan
kegiatan organisasi tidak
berjalan dengan baik.Dimana
pekerjaan seseorang pegawai
yang tidak hadir diambil alih
oleh teman sebidannya
sehingga terjadi
penumpukkan pekerjaan.
Atau yang lebih
memperhatinkan, pekerjaan
seseorang pegawai yang tidak
hadir menjadi tertunda karena
tidak ada yang mengambil
alih pekerjaanya.
Menurut pendapat
Robbin (2002:106) yang
mengatakan bahwa
berdasarkan pengalaman,
banyak organisasi merasakan
adanya korelasi yang kuat
antara kepuasan kerja dengan
tingkat kemangkiran. Artinya
telah terbukti bahwa
karyawan yang tinggi tingkat
kepuasan kerjanya akan
rendah tingkat
kemangkirannya. Sebaliknya
karyawan yang rendah
tingkat kepuasan kerjanya
akan cenderung tinggi tingkat
kemangkirannya.
Berdasarkan hasil
pengamatan penulis,
mengenai komunikasi
interpersonal yang terjadi
antara pegawai dengan
pimpinan, kurang efektif, hal
ini terlihat dari fenomena
berikut:
- Pegawai dan pimpinan kurang
terbuka dalam masalah kedinasan.
- Kurang terjalinnya keakraban
antara pegawai dengan
Pimpinandikarenakan
kurangnya tingkat kehadiran
pimpinan didalam organisasi.
Menurut pendapatnya
Netisimito yang mengatakan
bahwa komunikasi
interpersonal yang baik
antara atasan dan bawahan
akan memberi efek terhadap
kepuasan kerja.
Hasil pengamatan
diatas dikuatkan dengan
pernyataan Kasi Kessos
Kantor Camat Teluk Bintan
berikut ini:
“ Memang benar ada beberapa pegawai kami yang sering mangkir dari pekerjaannya. Menurut saya yang namanya organisasi apapun itu semuanya tergantung pada pimpinan. Kurangnya tingkat kehadiran pimpinan akan mempengaruhi tingkat pengawasan dan dorongan atau upaya untuk menimbulkan sikap disiplin pegawai. Sehingga yang terjadi pegawai akan bersikap acuh tak acuh terhadap pekerjaannya.
Berdasarkan
fenonema diatas, jelas bahwa
sedikit banyaknya
komunikasi berpengaruh
terhadap pelaksanaan tugas
pegawai. Untuk itu, penulis
tertarikmelakukan
menelitiantentangPengaruh
komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan kerja
Pegawai Negeri Sipil pada
Kantor Camat Teluk Bintan
Kabupaten Bintan.Untuk itu
penulis berminat mengadakan
penelitian dengan judul :
“PENGARUH
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
PEGAWAI TERHADAP
KEPUASAN KERJA
PEGAWAI PADA
KANTOR CAMAT
TELUK BINTAN
KABUPATEN BINTAN”.
B. Perumusan Masalah
Rumusan dapat
diartikan sebagai
penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi.
Mengamati beberapa indikasi
yang terjadi pada Kantor
Camat Teluk Bintan,
mendorong pertanyaan
terhadap kepuasan kerja
pegawai kedalam perumusan
masalah sebagai berikut:
”Bagaimana pengaruh
komunikasi interpersonal
pegawai terhadap kepuasan
kerja pegawai Kantor Camat
Teluk Bintan Kabupaten
Bintan”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Pegawai
terhadap Kepuasan Kerjaan
Pegawai Kantor Camat Teluk
Bintan.
D. Manfaat Penelitian .
Secara
akademispenelitian ini
diharapkan dapat memberi
informasi dan literatur yang
mengkaji tentang pengaruh
komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan kerja
pegawai. Secara praktis,
penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan
masukkan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan
khusunya pada kantor Camat
Teluk Bintan Kabupaten
Bintan.
II. KAJIAN PUSAKA
A. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job
satisfaction) adalah sikap umum
individu terhadap pekerjaannya.
Seseorang dengan tingkat kepuasan
yang tinggi mempunyai sikap positif
terhadap pekerjaannya; seseorang
yang tidak puas dengan pekerjaannya
mempunyai sikap negatif terhadap
pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja
pegawai dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain : pekerjaan yang
menantang, penghargaan, kondisi
lingkungan kerja dan hubungan
interpersonal( Robbins, 2002:36).
1. Kerja yang menantang secara
mental. Pada umumnya individu
lebih menyukai pekerjaan yang
memberinya peluang untuk
menggunakan keterampilan dan
kemampuan serta memberi
beragam tugas, kebebasan dan
umpan balik tentang seberapa baik
kerja mereka. Karakteristik-
karakteristik ini membuat
pekerjaan lebih menantang secara
mental. Pekerjaan yang kurang
menantang menciptakan
kebosanan, tetapi yang terlalu
menantang dapat menimbulkan
frustasi dan perasaan gagal. Pada
kondisi tantangan yang sedang,
kebanyakan pegawai akan
mengalami kesenangan dan
kepuasan.
2. Penghargaan yang sesuai.
Pegawai menginginkan sistem
bayaran yang adil, tidak ambigu,
dan selaras dengan harapan-
harapan mereka. Ketika bayaran
dianggap adil, sesuia dengan
tuntunan pekerjaan, tingkat
keterampilan individual, dan
standar bayaran masyarakat,
kemungkinan akan menciptakan
kepuasan.
3. Kondisi kerja yang mendukung.
Pegawai berhubungan dengan
lingkungan kerjanya untuk
kenyamanan pribadi dan
kemudahan melakukan pekerjaan
yang baik. Yang termasuk dalam
kondisi kerja misalnya tata
ruangan, kondisi ruang kerja,
fasilitas dan alat bantu,
temperatur, dan tingkat
kebisingan.
4. Kolega yang suportif. Individu
mendapatkan sesuatu yang lebih
dari pada uang atau prestasi yang
nyata dari pekerjaan tetapi
pegawai juga memenuhi
kebutuhan interaksi sosial.
Perilaku atasan seseorang juga
merupakan faktor penentu
kepuasan yang utama. Untuk
memelihara dan mempertahankan
hubungan interpersonal yang baik,
perlu diterapkannya: salaing
menghargai, loyal dan toleran
antara satu dengan yang lain,
sikap terbuka, dan keakraban
antar pegawai.
B. Komunikasi Interpersonal
Menurut Mulyana
(2005:81) komunikasi
antarpribadi (interpersonal
communication) adalah
Komunikasi antara orang-
orang secara tatap muka,
yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung,
baik secara verbal maupun
non verbal.
Rakhmat (2015:127) ,
menyebutkan bahwa faktor
yang mempengaruhi
komunikasi interpersonal
adalah:
1. Percaya (trust), bila seseorang
punya perasaan bahwa dirinya
tidak akan dirugikan, tidak akan
dikhianati, maka orang itu pasti
akan lebih mudah membuka
dirinya.
2. Perilaku suportif akan
meningkatkan kualitas
komunikasi.
3. Sikap terbuka, kemampuan
menilai secara obyektif,
kemampuan membedakan dengan
mudah, kemampuan melihat
nuansa, orientasi ke isi, pencarian
informasi dari berbagai sumber,
kesediaan mengubah
keyakinannya, profesional dll.
Komunikasi ini dapat dihalangi
oleh gangguan komunikasi dan
oleh kesombongan, sifat malu dll.
C Hipotesis
Berdasarkan kajian
teoritis tentang pengaruh
komunikasi interpersonal
pegawai terhadap kepuasan
kerja pegawai, maka hipotesis
yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
Ho: Tidak terdapat
pengaruh antara komunikasi
interpersonal terhadap kepuasan
kerja pegawai Kantor Camat Teluk
Bintan.
Ha: Terdapat pengaruh
antara komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan kerja pegawai
Kantor Camat Teluk Bintan.
III Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian yang
dipergunakan adalah
penelitian assosiatif
pendekatan kuantitatif, yaitu
penelitian yang menekankan
analisis hubungan korelasi
antara dua variable atau lebih
dengan mengunakan data-
data berupa angka-angka dan
data-data kualitatif yang
diangkakan ( scoring ) dan di
olah dengan skala metode
statistic untuk menemukan
hubungan antar variable
( Sugiono, 2012 )
Objek dalam
penelitian ini adalah seluruh
pegawai kantor Camat Teluk
Bintan dengan populasi 31
orang. Dalam pengambilan
sampel Riduwan (2007:70)
mengatakan bahwa:”sampel
adalah bagian dari populasi.”
untuk sekedar ancer-ancer
maka apabila subjek
penelitian yang kurang dari
100, maka lebih baik diambil
semua. Karena jumlah
populasi dalam penelitian ini
hanya sedikit maka teknik
pengambilan sampel yang
digunakan adalah sample
jenuh/ sensus, dimana
keseluruhan populasi
dijadikan sample.Adapun
teknik pengumpulan
datadikumpulkan dan diolah
oleh penulis langsung dari
sumbernya, berupa hasil
kuisoner melalui angket yang
telah disebar kepada 31 orang
pegawai Kantor Camat Teluk
Bintan Kabupaten Bintan.
Penelitian ini
analisis statistic yang
digunakan adalah regresi
linier sederhana
menggunakan SPSS 19.00 for
windows. Sedangkan uji T
(uji pasialr ) dan uji F
digunakan untuk menguji
hipotesis yang telah
dirumuskan tentang
bagaimana pengaruh variable
independen terhadap variable
dipenden.
IV. HASILDAN
PEMBAHASAN
Penelitian tentang
pengaruh komunikasi
interpersonal pegawai
terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Kantor Camat
Teluk Bintan Kabupaten
Bintan. Dilakukan dengan
cara menyebarkan kuesioner
yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya dengan
responden seluruh pegawai
dilingkungan kantor Camat
Teluk Bintan Kabupaten
Bintan sebanyak 31 orang.
Setelah data primer
terkumpul, selanjutnya
dilakukan proses penyaringan
data sesuai dengan
karakteristik sampel yang
telah ditetapkan melalui
tabulasi data kuesioner,
kemudian dilakukan analisis
data dengan teknik analisis
regresi linier sederhana
mengunakan bantuan
program SPSS 19.00 for
window serta melakukan
pengujian hipotesis melalui
uji t untuk mengetahui
kebenaran hipotesis yang
telah ditetapkan. Dalam
memilih interpretasi
indicator, dibutukan skala
interval sebagai berikit ini :
TABEL 1 Kategori Interval
Interval Kategori
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Riduwan ( 2003 : 20 )
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat
diinterpretasikan untuk mengetahui
tanggapan responden pada kenyataan
dilapangan. Adapun deskripsi hasil
penelitian adalah sebagai berikut :
A. ANALISIS VARIABEL
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL (X)
TABEL 2 Persentase Skor Per
Indikator Variabel
No
.
Indikator ∑ Skor % Skor
1 Percaya 517 83,38
2 Perilaku Suportif
525 84,67
3 Terbuka 517 83,38
Jumlah 1559 83,81
Sumber : Lampiran Data Hasil
Kuesioner Variabel X, 2014
Dari hasil pengumpulan
data tersebut diketahui bahwa rata-
rata perolehan skor pada hasil
sebaran angket ialah 83,81% ,
dimana perolehan skor tertinggi
sebesar ( 84,67% ) terdapat pada
indikotor “Perilaku suportif “, dan
skor terendah sebesar ( 83,38%)
terdapat pada indicator “ percaya dan
terbuka, ”. Berdasarkan data tersebut
dapat diinterprestasikan bahwa
variable komunikasi Interpersonal
telah dipahami dan
menunjukkansudah terjalinnya
komunikasi yang sangat baik
diantara para pegawai Kantor Camat
Teluk Bintan.
B. ANALISIS VARIABEL
KEPUASAN KERJA (Y)
TABEL .3 Persentase Skor Per Indikator Variabel Y
N
o.
Indikator ∑
Skor
%
Skor
1 Kerja yang
menantang
secara mental
520 83,87
2
3
4
Penghargaan
yang sesuai
Kondisi kerja
yang
mendukung
Kolega yang
suportif
521
510
515
84,03
82,25
83,06
Jumlah 2066 83,30
Sumber : Lampiran Data Hasil Kuesioner Variabel X, 2014
Dari hasil pengumpulan data
tersebut diketahui bahwa rata-rata
perolehan skor pada hasil sebaran
angket ialah 83,30%, dimana
perolehan skor tertinggi sebesar
( 84,03%) terdapat pada indikotor
“penghargaan yang sesuai “, dan skor
terendah sebesar ( 82,25%) terdapat
pada indicator “ kondisi kerja yang
mendukung”. Berdasarkan data
tersebut dapat diinterprestasikan
bahwa variable kepuasan kerja telah
dipahami dan menunjukkan tingkat
kepuasan kerja para pegawai Kantor
Camat Teluk Bintan sangat baik.
C. Analisis Regresi Linear
Sederhana
Analisis regresi linier
sederhana digunakan terutama untuk
tujuan peramalan, dimana dalam
model tersebut ada sebuah variable
dipenden (terikat) dan variable
independen (bebas), disebut regresi
sederhana ( simple regression) jika
hanya ada satu variable independen
( Santoso,2014:331). Analisis ini
digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variable
bebas yaitu komunikasi interpersonal
( X) terhadap variable terikat yaitu
kepuasan kerja pegawai (Y).
Pengukuran yang akan digunakan
adalah Analisis Koefisien
Determinasi ( R ) yang pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variable
terikat. Nilai Koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu, nilai R
yang kecil berarti kemampuan
variable bebas (komunikasi
interpersonal) dalam menjelaskan
variasi variabel terikat ( kepuasan
kerja) amat terbatas. Begitu pula
sebaliknya, nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel bebas
memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel terikat.
Kelemahan mendasar
penggunaan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel
bebas yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel
bebas, maka R pasti meningkat tidak
perduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat.Oleh karena
itu, banyak peneliti menganjurkan
menggunakan nilai Adjusted R pada
saat mengevaluasi model regresi
yang terbaik.Nilai Adjusted R dapat
naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan kedalam
model.
Analisis regresi merupakan
analisis hubungan antara satu atau
lebih variabel bebas terhadap satu
atau lebih variabel terikat. Disebut
dengan analisis regresi linier apabila
antara variabel bebas dan variabel
terikat berhubungan secara linier,
sedangkan regresi linier sederhana
terjadi apabila dalam model regresi
hanya memuat satu variabel bebas.
Model persamaan regresi yang baik
adalah yang memenuhi persyaratan
asumsi klasik, antara lain semua data
berdistribusi normal, model harus
bebas dari gejala multikolonieritas
dan terbebas dari heteroskedastisitas.
Dari analisa sebelumnya telah
terbukti bahwa model persamaan
yang diajukan dalam penelitian ini
telah memenuhi persyaratan asumsi
klasik sehingga model persamaan
dalam penelitian ini sudah dianggap
baik.Analisis regresi digunakan
untuk menguji hipotesis tentang
pengaruh secara parsial variabel
bebas terhadap variabel
terikat.Berdasarkan estimasi regresi
sederhana dengan program SPSS 19
diperoleh hasil seperti TABEL 4.
TABEL.4
Hasil Estimasi Regresi
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Komunikasi Interpersonala . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .778a .605 .592 3.966
a. Predictors: (Constant), Komunikasi Interpersonalb. Dependent Variable : Kepuasan KerjaSumber : Lampiran output SPSS, 2015
Berdasarkan TABEL 4 dapat
diketahui dari hasil analisis regresi
linier sederhana sebagai berikut :
1. Nilai R² merupakan besarnya
pengaruh sumbangan efektif
antara seluruh variabel
independen terhadap variabel
dependen, besarnya R² yang
dihasilkan adalah 0,605 artinya
60,5% variabel independen
menyumbang pengaruh yang
efektif terhadap variabel
dependen sedangkan sisanya
39,5% dipengaruhi oleh factor
lain.
2. Nilai adjusted R² merupakan
besarnya pengaruh sumbangan
efektif yang telah disesuaikan
dengan standar deviasi. Pengaruh
ini bisa digunakan jika variabel
independen lebih dari 1, sebab
besarnya adjusted R² berpengaruh
terhadap semakin banyaknya
variabel indenpenden.
3. Std. Error of the Estimate
merupakan nilai kesalahan,
besarnya nilai kesalahan dalam
memprediksi kepuasan kerja
pegawai dengan variabel
komunikasi interpersonal sebesar
3,966, semakin kecil nilai Std.
Error of the Estimateakan
membuat model regresi semakin
tepat dalam memprediksi variabel
dependen.
D. Uji F (Penguji Hipotesis
Secara Simultan )
Dalam penelitian ini, uji F
dgunakan untuk mengetahui tingkat
signifikasi pengaruh variabel
independen secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013:177). Cara
melakukan uji F adalah dengan
membandingkan antara nilai F hitung
dengan F table, nilai F table yang
diperoleh dengan melihat (0.05:1:29)
= 4,18 dilihat dari table critical
values for the F distribution dalam
Ghozali (2013:449), atau dengan
membandingkan nilai sig hitung
dengan menggunakan batas
signifikansi 0,05. Dasar pengambilan
keputusannya adalah dengan
menggunakan nilai F hitung dan
anka probabilitas signifikansi, yaitu :
a. Apabila probabilitas signifikansi
> 0,05, atau apabila nalai F
hitung < F table maka Ho
diterima dan Ha ditolak
b. Apabila probabilitas signifikansi
< 0,05, atau apabila nilai F
hitung > F table maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang
diuji adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara
komunikasi interpersonal dengan
Kepuasan kerja pegawai di Kantor
Camat Teluk Bintan Kabupaten
Bintan.
Ha: Terdapat pengaruh antara
komunikasi interpersonal dengan
kepuasan kerja pegawai di Kantor
Camat Teluk Bintan Kabupaten
Bintan.
Untuk menguji hipotesis
diatas maka pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat diuji
menggunakan uji F, adapun hasil
perhitungan uji regresi secara
simultan yang diperoleh sebagai
berikut :
TABEL .5
Hasil Analisis Regresi secara Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 699.389 1 699.389 44.463 .000a
Residual 456.160 29 15.730
Total 1155.548 30
a. Predictors: (Constant), Komunikasi Interpersonal
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Lampiran output SPSS, 2015
Pengujian pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikatnya
dilakukan dengan menggunakan uji
F. Hasil perhitungan statistic
menunjukkan nilai F hitung =
44,463 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 , sehingga nilai F
hitung= 44,463 > F table = 4,18 atau
dengan menggunakan batas
signifikansi 0,05, maka diperoleh
nilai signifikansi sig = 0,000 < 0,05.
Hasil pengujian dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen
secara simultan terhadap variabel
dependen, sehingga hasil pengujian
hipotesis menetapkan menerima Ha
dan menolak Ho.
E. Uji t (Uji Parsial )
Uji parsial (t test) digunakan
untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap
variabel dipenden (Ghozali,
2013:178).Atau untuk menguji
signifikansi hubungan antara variabel
X dan Y, apakah variabel X
(komunikasi interpersonal) benar-
benar berpengaruh terhadap variabel
Y (kepuasan kerja). Penguji
dilakukan dengan melihat taraf
signifikansi (p-value) antara variabel
independen terhadap variabel
dependen, jika taraf signifikansi yang
dihasilkan dari perhitungan dibawah
0,05 maka hipotesis diterima,
sebaliknya jika taraf signifikansi
hasil hitung lebih besar dari 0,05
maka hipotesis ditolak. Atau dengan
membandingkan antara nilai t hitung
dengan t table.
Cara mencari nilai t table
diperoleh dengan melihat table
distribusi t dicari pada @ = 5% :
2=2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan( df ) n-2 atau 31-2=29.
Dengan penguji 2 sisi
(signifikansi=0,025), maka hasil
yang diperoleh untuk t table sebesar
2,045 , dilihat dari table t dan r
product moment dengan signifikansi
5% dalam Ghozali (2013:461).
Dasar pengambilan
keputusannya adalah dengan
menggunakan nilai t hitung dan
angka probabilitas signifikansi, yaitu
a. Apabila probabilitas
signifikansi> 0,05, atau apabila
nilai t hitung < t table maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
b. Apabila Probabilitas
signifikansi< 0,05, atau apabila
nilai t hitung > t table maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang
diuji adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh
antara komunikasi interpersonal
dengan Kepuasan kerja pegawai di
Kantor Camat Teluk Bintan
Kabupaten Bintan.
Ha : Terdapat pengaruh antara
komunikasi interpersonal dengan
Kepuasan kerja pegawai di Kantor
Camat Teluk Bintan Kabupaten
Bintan.
Untuk menguji
hipotesis diatas maka
pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat diuji
menggunakan uji t, adapun
hasil perhitungan uji regresi
secara parsial yang diperoleh
sebagai berikut :
TABEL .6
Hasil Uji t Secara Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.367 7.713 1.992 .056
Komunikasi
Interpersonal
1.018 .153 .778 6.668 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Variabel Bebas T hitung Sig. t
Komunikasi Interpersonal (X) 6,668 0,000
Sumber: Lampiran output SPSS,2015
Dari TABEL 6 terlihat bahwa
hasil pengujian hipotesis sebagai
berikut :
1. Menghasilkan persamaan Y =
15,367 + 1,018X, artinya nilai
constanta 15,367 sama dengan
kepuasan kerja akan meningkat
sebesar 15,367 satuan jika
dipengaruhi oleh factor lain
selain komunikasi interpersonal.
Sedangkan Komunikasi
Interpersonal 1,018 menyatakan
jika komunikasi interpersonal
meningkat 1 satuan maka
kepuasan kerja akan meningkat
sebesar 1,018 satuan
2. Untuk uji t hitung = 6,668 > t
table (0,05:29) = 2,045 atau
dengan membandingkan nilai sig
= 0,000 < taraf kesalahan 5% =
0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa hasil penelitian ini, Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya
terdapat pengaruh komunikasi
interpersonal terhadap kepuasan
kerja pegawai Kantor Camat
Teluk Bintan Kabupaten Bintan.
3. Berikut adalah gambar kurva uji
hipotesis (uji t)
GAMBAR .1Kurva Uji Hipotesis (uji t)
-2,045 +2,0456.668
Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan
diatas diketahui bahwa t hitung > t
table (6,668 > 2,045) dan nilai
signifikansi ( 0,000< 0,05), sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
terdapat pengaruh secara signifikan
antara komunikasi interpersonal
dengan kepuasan kerja. Selain itu, t
hitung mempunyai nilai positif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
komunikasi interpersonal memiliki
pengaruh positif dengan kepuasan
kerja.Dengan demikain, hasil temuan
tersebut menunjukkan bahwa
penelitian ini menolak hipotesis Ho
dan menerima hipotesis Ha yaitu
terdapat pengaruh antara komunikasi
interpersonal dengan kepuasan kerja
pegawai Kantor Camat Teluk Bintan.
Ho diterima T hitung ≤ t tabel Ho diterima = Ha ditolak
Ho ditolak t hitung ≥ t tabel
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian
ini adalah menerima hipotesis
Ha dan menolak hipotesis
Ho, artinya terdapat pengaruh
komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan kerja
pegawai Kantor Camat Teluk
Bintan Kabupaten Bintan.
Hal tersebut dibuktikan
melalui analisis regresi linier
sederhana, dapat diketahui
bahwa komunikasi
interpersonal berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja
pegawai dengan hasil nilai R
square sebesar 0,605 yang
artinya sama dengan 60,5 %
berpengaruh positif. Hal ini
menunjukkan bahwa variable
kepuasan kerja pegawai
dipengaruhi oleh variable
komunikasi interpersonal
sebesar 60,5 %, sedangkan
sisanya 39,5% dipengaruhi
oleh factor lainnya. Dengan
demikian, peningkatan
komunikasi interpersonal
akan dapat meningkatkan
kepuasan kerja pegawai pada
Kantor Camat Teluk Bintan
Kabupaten Bintan.
B. Saran
Berdasarkan hasil
penelitian dan kesimpulan
yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka disarankan
:
1. Bagi Kantor Camat Teluk
Bintan Kabupaten Bintan
Kepada Camat Teluk Bintan,
agar memperhatikan perlunya
komunikasi interpersonal. Hasil
penelitian penunjukan variabel
komunikasi interpersonal sangat
dominan mempenggaruhi tingkat
kepuasan kerja. Dengan
memperbanyak pengarahan,
pengawasan dan memberi motivasi
kepada bawahan sehingga terjalinnya
komunikasi yang baik antar pegawai.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil uji R²
menunjukkan bahwa terdapat
variabel-variabel lain yang
mempengaruhi kepuasan
kerja pegawai Kantor Camat
Teluk Bintan Kabupaten
Bintan. Penelitian-penelitian
lebih lanjut, hendaknya
menambah variabel lain yang
dapat mempengaruhi
kepuasan kerja seperti
kepemimpinan, budaya kerja
dan lingkungan kerja, karena
dengan semakin baik
kepuasan kerja pegawai maka
akan berpengaruh baik
terhadap prestasi kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: Rineka Cipta.
As’ad,2003,Kepemimpinan Efektif DalamPerusahaanEdisi .2, Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Djatmiko, Yayat Hayati, 2005,Perilaku Organisaasi, Bandung: Penerbit CV. Alfabeta.
Djuarsa, Sasa, 2003,Teori Komunikasi, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Fathoni,Abdurrahmat,2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Rineka Cipta.
Ghozali, Imam,2013,Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IMB SPSS 21 Update PLS Regresi, Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gomes, Faustino Cardoso, 2003,Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi.
Handoko T. Hani, 2000,Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,Edisi II, Cetakan Keempat Belas, Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Hardjana, Agus M, 2007,Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Jogjakarta: Penerbit Kanisius.
Hariwijaya dan Triton P.B, 2011, Pendoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis, Jakarta: Oryza.
Hasibuan, Malayu,2001,Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah, PT. Ghalia Indonesia Jakarta.
Kartika, Ika Dewi (2013). Komunikasi Antar Pribadi dan Tingkat Kepuasan Pasien RSIA Pertiwi Makassar, Skripsi, Makassar.
Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.
Nasution, 2011, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara.
Rakhmat, Jalaludin,2015, Psikologi Komunikasi, Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Riduwan (Ed),2010,Metode dan Teknik Menyusun Proposal
Penelitian, Bandung: Alfabeta.
-----------, 2003, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A Judge,2015,Perilaku Organisasi, Edisi Keenam Belas, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Santoso, Singgih, 2014, SPSS 22 From Essential to Expert Skill, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Siagian, Sondang P, 2001,Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketujuh, Jakarta: Radar Jaya.
Soepeno,Bambang, 2002, Statistik Terapan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sopiah, 2008,Perilaku Organisasional, Jakarta:Penerbit Andi.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,Bandung: Penerbit PT. Alfabeta.
Suprapto, Tommy, 2009,Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi, Yogyakarta: Penerbit Med Press.
Umar, Husein, 2004, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
------------------,2005,Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ulfayani, Lia (2007). Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Pertamina UPms-Medan, Skripsi, Medan.
Vemmylia (2009).Pengaruh Hubungan Interpersonal dan Lingkungan kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binjai, Skripsi, Binjai.
Winardi,2002,Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja.
Wiryanto, 2004,Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Grasindo.