67
i UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KREDIT TANPA JAMINAN (STUDI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ARTHA JATENG) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Universitas Negeri Semarang Oleh MULADSARI ADININGTYAS 8111412124 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

i

UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM

PELAKSANAAN KREDIT TANPA JAMINAN (STUDI

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ARTHA

JATENG)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

Universitas Negeri Semarang

Oleh

MULADSARI ADININGTYAS

8111412124

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

ii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan

Pemberian Kredit Tanpa Jaminan (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Artha

Jateng)”, disusun oleh Muladsari Adiningtyas (8111412124), telah disetujui

untuk dipertahankan di hadapan Sidang Ujian Skripsi Fakultas Hukum

Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 10 Juli 2019

Penguji Utama

Rahayu Fery Anitasari, S.H.,M.Kn

NIP. 197410262008122003

Penguji I Penguji II

Tri Andari Dahlan, S.H.,M.Kn Dr. Dewi Sulistianingsih S.H., M.H.

NIP. 198306042008122003 NIP. 198001212005012001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Hukum

Dr. Rodiyah, S.Pd.,S.H.,M.Si

NIP. 197206192000032001

Page 3: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Muladsari Adiningtyas

NIM : 8111412124

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi

dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit Tanpa Jaminan (Studi Pada Koperasi

Simpan Pinjam Artha Jateng)” adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber

baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila

dikemudian hari diketahui adanya plagiasi maka saya siap

mempertanggungjawabkan secara hukum.

Semarang, 06 Agustus 2019

Yang Menyatakan,

Muladsari Adiningtyas

NIM. 8111412124

Page 4: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Negeri Semarang, saya yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Muladsari Adiningtyas

NIM : 8111412124

Program Studi : Ilmu Hukum (S1)

Fakultas : Hukum

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Negeri Semarang Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive

Royalty Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul :

“Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit Tanpa

Jaminan (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng)” beserta perangkat

yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini

Universitas Negeri Semarang berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada tanggal : 06-08-2019

Yang menyatakan,

Muladsari Adiningtyas

Page 5: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jangan biarkan rasa takut dan ragu menarikmu. Jadilah dirimu sendiri.

MULADSARI ADININGTYAS

PERSEMBAHAN:

Kedua orangtuaku tercinta, Sih Muladi dan Nanik

Kurniati, serta kedua adikku Meissy Fajar Trianingsih

dan Kurniawan Adiningtyas yang tidak pernah berhenti

memberikan kasih sayang, dukungan dan do’a.

Ibu Dosen Pembimbing, Dr. Dewi Sulistianingsih,

S.H., M.H. yang selalu memberikan motivasi dan

masukan.

Almamater Universitas Negeri Semarang dan seluruh

Civitas Academica, seluruh sanak saudara, sahabat dan

teman.

Page 6: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan

Pemberian Kredit Tanpa Jaminan (Studi Tentang Pola Pemberian Kredit Tanpa

Jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng” dapat diselesaikan dengan

baik dan lancar.

Penulis menyadari, dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Karenanya penulis sangat menerima kritik dan saran yang

membangun penulis ke arah yang lebih baik. Penyusunan skripsi ini dapat

berjalan dengan baik dan lancar berkat doa, bimbingan serta motivasi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Rodiyah, S.Pd., S.H., M.Si. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Duhita Driyah Suprapti, S.H., M.Hum. selaku Ketua Bagian

Perdata Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Dewi Sulistianingsih, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan solusi dengan

penuh perhatian dan kesabaran serta dengan hati yang tulus dalam

membimbing dan mengarahkan penulis, kemudian senantiasa

meluangkan waktu disela kesibukan selama menjalani dan

menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

ix

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang,

terima kasih telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama

menempuh studi di kampus Universitas Negeri Semarang.

6. H. Susanto Wedi, SE.,MM selaku Manager Koperasi Simpan Pinjam

Artha Jateng yang memberikan waktu di sela-sela kesibukan untuk

menjadi responden dan memberikan ilmu yang terkait penyusunan

skripsi ini.

7. Hery Endarto, SH. selaku Kepala Bagian Pinjaman yang memberikan

waktu di sela-sela kesibukan untuk menjadi responden terkait

penyusunan skripsi ini.

8. Orangtuaku tercinta, Sih Muladi dan Nanik Kurniati yang telah

membesarkan penulis dan selalu membimbing, mendukung,

memotivasi, memberikan masukan serta selalu mendoakan saya

untuk diberi segala kemudahan-kelancaran untuk mencapai

kesuksesan dunia akhirat. Terima Kasih atas Kasih sayang yang selalu

diberikan.

9. Adik Penulis Meissy Fajar Trianingsih dan Kurniawan Adi Wibowo,

yang selalu memberikan nasehat, motivasi dan semangat tanpa henti

dalam penulisan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis di kampus Nimas Ayu Roesalia,

Siti Haryanti, Mirsya .L, Maulana Rifa’i Marpaung, Ponco Uswatun,

Rizki Permata Hati, Tia Meilana, yang selalu memberikan semangat

dan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Page 8: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

Semarang, 10 Juli 2019

Muladsari Adiningtyas

8111412124

Page 9: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xi

ABSTRAK

Adiningtyas, Muladsari. 2019. Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam

Pelaksanaan Kredit Tanpa Jaminan (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Artha

Jateng). Skripsi. Program Studi Ilmu Hukum. Fakultas Hukum. Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing : Dr. Dewi Sulistianingsih, S.H., M.H. .

Kata Kunci: Wanprestasi, Cara Penyelesaian, Kredit Tanpa Jaminan Pembangunan Nasional yang selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah

merupakan upaya pembangunan yang dilaksanakan secara berkeseimbangan

dengan tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang

adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Maka

dibutuhkan suatu lembaga keuangan yang bisa menunjang dan mendukung hal

tersebut, yang merupakan lembaga perbankan. Hal ini dikarenakann perbankan

bergerak dibidang ekonomi yang secara nyata berhubungan langsung dan sangat

dibutuhkan oleh masyarakat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1)

Bagaimana bentuk wanprestasi dalam perjanjian kredit tanpa jaminan di Koperasi

Simpan Pinjam Artha Jateng? (2) Bagaimana cara penyelesaian masalah yang

terjadi dalam pemberian kredit tanpa jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha

Jateng? Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan, masalah dan cara

penyelesaian msalah yang timbul akibat wanprestasi yang terjadi pada

pelaksanaan kredit tanpa jaminan.

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan

jenis penelitian yuridis sosiologis. Data primer diperoleh langsung dari

wawancara dan data sekunder diperoleh bahan pustaka yang terkait.

Hasil penelitian menemukan bahwa bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh

anggot yakni pembayaran angsuran terlambat baik secara berturut-turut maupun

acak. Cara utama yang dilakukan dalam menghadapi permasalahan dalam

perjanjian kredit tanpa jaminan adalah dengan mendatangi rumah debitur untuk

memberikan peringatan dan menagih. Penyelesaian masalah yang terjadi dalam

pemberian kredit tanpa jaminan di Kospin Artha Jateng melalui pengadilan tidak

menjadi pilihan oleh koperasi, karena dinilai tidak menguntungkan baik pihak

Kospin Artha Jateng maupun pihak debitur oleh sebab biaya untuk proses litigasi

cukup tinggi dan membutuhkan waktu cukup lama, sedangkan Kospin Artha

Jateng dituntut untuk segera menyelesaikan kredit bermasalah tersebut dan

mendapatkan pengembalian atas kredit yang telah diberikan agar kegiatan usaha

dapat terus berjalan dan tidak mempengaruhi tingkat kesehatan koperasi.

Page 10: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI ..................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang` ......................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................. 12

1.3. Pembatasan Masalah ................................................................. 12

1.4. Rumusan Masalah ................................................................... 13

1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................... 13

1.6. Manfaat Penelitian .................................................................... 13

1.7. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 15

Page 11: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xiii

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 18

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................ 18

2.2 Landasan Teori ......................................................................... 20

2.2.1. Teori Gustav Redbuch ...................................................... 20

2.3 Landasan Konseptual ............................................................... 24

2.3.1 Hukum Jaminan ................................................................ 24

2.3.1.1 Pengertian Hukum Jaminan ...................................... 24

2.3.1.2 Asas-asas Hukum Jaminan ........................................ 27

2.3.1.3 Fungsi Jaminan .......................................................... 28

2.3.2 Koperasi ............................................................................ 30

2.3.2.1 Pengertian Koperasi .................................................. 30

2.3.2.2 Tujuan Koperasi ........................................................ 31

2.3.2.3 Bentuk dan Jenis Koperasi ......................................... 34

2.3.2.4 Pengaturan Koperasi .................................................. 35

2.3.2.5 Koperasi Simpan Pinjam ............................................ 36

2.3.3 Wanprestasi ....................................................................... 40

2.3.3.1 Pengertian Wanprestasi .............................................. 40

2.3.3.2 Bentuk Wanprestasi ................................................... 41

2.3.3.3 Akibat Wanprestasi .................................................... 43

2.4 Kerangka Berpikir ..................................................................... 44

BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................... 46

3.1. Pendekatan Penelitian .............................................................. 46

3.2. Jenis Penelitian .......................................................................... 47

Page 12: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xiv

3.3. Fokus Penelitian ........................................................................ 48

3.4. Lokasi Penelitian ....................................................................... 48

3.5. Sumber Data Penelitian ............................................................. 49

3.6. Teknik Pengambilan Data ......................................................... 50

3.6.1. Wawancara ..................................................................... 50

3.6.2. Observasi ........................................................................ 51

3.6.3. Dokumentasi ................................................................... 51

3.7. Validitas Data ............................................................................ 52

3.8. Analisis Data ............................................................................ 53

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 56

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 56

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 56

4.1.2 Bentuk Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Tanpa

Jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng .......... 60

4.1.3 Cara Penyelesaian Masalah yang Terjadi Dalam

Pemberian Kredit Tanpa Jaminan di Koperasi

Simpan Pinjam Artha Jateng .......................................... 66

4.2 Pembahasan .............................................................................. 72

4.2.1 Bentuk Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Tanpa

Jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng .......... 72

4.2.2 Cara Penyelesaian Masalah yang Terjadi Dalam

Pemberian Kredit Tanpa Jaminan di Koperasi Simpan

Pinjam Artha Jateng ........................................................ 76

Page 13: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xv

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 86

5.1 Simpulan ............................................................................ 86

5.2 Saran .................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 88

LAMPIRAN ................................................................................................. 91

Page 14: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xvi

DAFTAR BAGAN

Daftar Bagan Halaman

Bagan 3.1 Proses Analisis Data ..................................................................... 18

Page 15: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xvii

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 18

Tabel 4.1 Jumlah Anggota Kospin Artha Jateng ............................................. 59

Tabel 4.2 Daftar anggota dengan pinjaman super mikro .................................... 59

Tabel 4.3 Bentuk Wanprestasi dan Alasan Melakukan Wanprestasi

dalam Perjanjian Kredit Tanpa Jaminan di Koperasi

Simpan Pinjam Artha Jateng ........................................................... 63

Page 16: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xviii

DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ...................................................... 45

Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data .................................................. 53

Gambar 4.1 Prosedur Cara Penyelesaian ......................................................... 80

Page 17: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Usulan Topik Skripsi

Lampiran 2 : Surat Usulan Pembimbing

Lampiran 3 : Surat Keputusan Tentang Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 5 : Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

Lampiran 6 : Pedoman Wawancara

Lampiran 7 : Transkrip Hasil Wawancara

Lampiran 8 : Formulir Surat Perjanjian Kredit

Lampiran 9 : Formulir Analisa Permohonan Kredit

Lampiran 10 : Formulir Wawancara Permohonan Pinjaman Kredit

Lampiran 11 : Formulir Kartu Pengawasan

Lampiran 12 : Slip Penarikan Simpanan

Lampiran 13 : Slip Setoran Umum

Lampiran 12 : Formulir Pembukaan Rekening Simpan Pinjam Artha Jateng

Lampiran 13 : Dokumentasi Foto Penelitian

Page 18: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional yang selama ini telah dilakukan oleh

Pemerintah merupakan upaya pembangunan yang dilaksanakan secara

berkeseimbangan dengan tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila daN

Undang-Undang Dasar 1945. Agar bisa mencapai tujuan tersebut,

pembangunan harus dilaksanakan dengan senantiasa memperhatikan

keserasian, keselarasan dan keseimbangan di berbagai unsur

pembangunan, termasuk salah satunya adalah di bidang ekonomi dan

keuangan. Maka dibutuhkan suatu lembaga keuangan yang bisa

menunjang dan mendukung hal tersebut, yang merupakan lembaga

perbankan. Hal ini dikarenakan perbankan bergerak dibidang ekonomi

yang secara nyata berhubungan langsung dan sangat dibutuhkan oleh

masyarakat. Memelihara dan meneruskan pembangunan baik pemerintah

maupun masyarakat, baik perorangan maupun badan hukum, memerlukan

dana yang besar. Seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan,

meningkat pula kebutuhan terhadap pendanaan, yang sebagian besar dana

yang diperlukan untuk memnuhi keutuhan tersebut diperoleh melalui

kegiatan pinjam meminjam.

1

Page 19: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

2

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia ini, kegiatan bank

terutama dalam pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan bank

yang sangat penting dan utama sehingga pendapatan dari kredit yang

berupa bunga merupakan komponen pendapatan yang paling besar

dibanding dengan pendapatan jasa-jasa diluar bunga kredit yang biasa

disebut dengan “fee base income”. Berbeda dengan bank-bank di negara-

negara yang ada di negara maju. Laporan keuangan menunjukkan bahwa

komponen pendapatan bunga disbanding dengan pendapatan jasa

perbankan lainnya sudah cukup berimbang (Sutarno,2003:5).

Large bank in separated banking countries (that prohibit the

funcitional integration of commercial and investment banking) had the

largest measure of input inefficiency amounting to 27,5 percent of total

costs as well as significant levels of diseconomies of scale. All another

bank have X-inefficiency levels ranging in the area of fifteen percent of

total costs with slight economies of scale for small banks

(Barugh,1996:655).

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mempunyai kekayaan

dalam bentuk aset keuangan. Kekayaan berupa aset keuangan ini

digunakan untuk menjalankan usaha dibidang jasa keuangan, baik

penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan kebutuhan

konsumtif (Abdulkadir&Rilda, 2000:50). Menurut Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud Bank

Perkreditan Rakyat adalah “bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam

kegaiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.”

Page 20: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

3

Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan.

Sistem keuangan merupakan suatu jaringan pasar keuangan dimana

terdapat rumah tangga, badan usaha dan sektor pemerintah sebagai pserta

sekaligus pihak yang berwenang mengatur sistem keuangan tersebut.

Lembaga keuangan tersebut dibagi dua yaitu lembaga keuangan bank dan

lembaga keuangan bukan bank.

Indonesia sebagai negara berkembang dimana sebagian besar

penduduk hidup di pedesaan maka seharuslah kawasan pedesaan mendapat

prioritas sebagai garapan pembangunan. Pada umumnya masyarakat

pedesaan hidup dalam keterbatasan, disamping disebabkan oleh masalah

ekonomi, juga kurangnya akses masyarakat untuk memperoleh

peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat, termassuk

informasi (Hikmat,2009:148). Salah satu lembaga keuangan bukan bank

yaitu Koperasi simpan pinjam yang menghimpun dana dari para

anggotanya kemudian menyalurkannya kembali kepada anggota serta non-

anggota. Koperasi merupakan bagian dari tiga pilar ekonomi yang turut

serta membangun kesejahteraan rakyat. Kopersi dalam kehidupan ekonomi

bangsa Indonesia sangatlah penting, hal ini dibuktikan dengan dasar

hukum koperasi itu sendiri, yaitu UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 menyatakan

“perekonomian disusun sebagai usaha bernama atas asas kekeluargaan”.

Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 33 menempatkan koperasi baik dalam

kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun sebagai

bagian integral tata perekonomian nasional. Sistem ekonomi yang

Page 21: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

4

mengacu pada ketentuan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 di

atas lebih dikenal sebagai Sistem Ekonomi Pancasila. Peranan dan tujuan

koperasi dalam perkembangan perekonomian Indonesia ini tertuang dalam

Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Pasal 3 Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 menjelaskan

bahwa koperasi berasaskan kekeluargaan. Asas kekeluargaan mengandung

arti koperasi dalam melaksanakan usahanya mengutamakan kemakmuran

Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, bukan

kemakmuran orang perseorangan, dengan kata lain segala pemikiran

tentang kegiatan koperasi harus selalu bertumpu pada pendekatan

kekeluargaan sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia yang semata-mata

tidak hanya memandang kebutuhan materi sebagai tujuan aktivitas

ekonominya (Kurniawan, 2014:118).

Memperhatikan kedudukan koperasi seperti disebut diatas maka

peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan

mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan

kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis,

kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan, dalam kehidupan ekonomi

seperti itu koperasi harusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha

yang luas yang menyangkut kehidupan ekonomi rakyat. Bentuk kerjasama

yang mengandung aspek ekonomis dan sosial serta merupakan kerjasama

untuk menolong terutama diri sendiri dengan cara bersama-sama yang

dilandasi oleh rasa kekeluargaan (Sudarsono,2004:6).

Page 22: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

5

Kredit adalah sebuah kepercayaan (trust). Pemberian kredit oleh

bank kepada nasabah debitur harus didasarkan atas suatu kepercayaan

(trust). (Widiyanti, 2009:2). Kepercayaan merupakan salah satu bagian

penting dalam pemberian kredit terlebih dalam perjanjian kredit itu sendiri

karena menumbuhkan kepercayaan diantara kedua belah pihak itu bahwa

satu sama lain akan memegang janjinya dengan kata lain akan memenuhi

prestasinya dibelakang hari tanpa adanya kepercayaan itu maka perjanjian

mungkin tidak akan ada perjanjian antara kedua belah pihak.

Kredit dibutuhkan oleh masyarakat baik oleh perorangan maupun

badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya ataupun untuk

meningkatkan kegiatan produksinya. Kegiatan yang menyangkut produktif

misalnya masyarakat meminjam kredit di bank untuk memperluas kegiatan

usahanya. Sedangkan kebutuhan bersifat konsumtif misalnya masyarakat

meminjam kredit untuk membeli rumah. Bank sebagai lembaga keuangan

memiliki peran yang strategis bagi kehidupan perekonomian masyarakat.

Hal tersebut bisa dilihat dari fungsi utama yang dimiliki oleh bank yaitu

sebagai lemaga menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat.

Demi kepentingan debitur yang mengadakan perutangan, undang-

undang memberikan jaminan yang tertuju terhadap semua kreditur dan

mengenai semua harta debitur. Baik mengenai benda bergerak maupun

tidak bergerak, baik benda yang sudah ada maupun yang masih akan ada,

semua menjadi jaminan bagi selururh perutangan debitur. Jaminan yang

diberikan bagi kepentingan semua kreditur dan menyengakut semua harta

Page 23: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

6

kekayaan debitur dan sebagainya disebut jaminan umum. Jadi jaminan

umum itu timbulnya dari undang-undang. Tanpa adanya perjanjian yang

diadakan oleh para pihak lebih dulu, para kreditor konkuren semuanya

secara bersama memperoleh jaminan umum diberikan oleh undang-

undang itu (ps. 1131, ps.1132 KUH Perdata) (Sofwan, 2007:45).

The tremendous upheaval in global financial markets and the

perceived ineffectiveness of U.S. financila regulation, suggests to us that it

would be helpful for Congress to resivit the roles of the respective lender

of last resort facilities. In particular, the fact that different lender of last

resort facilities have at the same time complemented and competed with

each other, raises important policy questions about wich agencies of

government should act as thelender of last resort and under what terms

nad conditions (Ashcraft,2008:29).

Pemahaman tentang hukum jaminan sebagaimana yang terdapat

dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku sangat

diperlukan agar pihak-pihak yang berkaitan dengan penjaminan utang.

Materi peraturan perundang-undangan yang berlaku sangat diperlukan

agar pihak-pihak yang berkaitan dengan penyerahan jaminan kredit dapat

mengamankan kepentingannya, antara lain bagi bank sebagai pemberi

kredit. Perjanjian kredit merupakan perjanjian pendahuluan dari

penyerahan uang. Perjanjian pendahuluan ini merupakan hasil

pemufakatan antara pemberi dan penerima pinjaman mengenai hubungan-

hubungan hukum antar keduanya (Mariam,1991:28).

Loan contracts with provision for collateral are two general types.

In one, the collateral may be an existing asset of the borrowing firm which

is pledged to a lender in the event of default. In the case, collateral does

not increase the assets are attachable; therefore, the expected marinal

cost to the borrower of providing an additional unit of collateral includes,

principally, transactions costs associated withnthe collateral (Gabriel

Jimenez,2004:3).

Page 24: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

7

Dana perbankan yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk

kredit bukanlah dana milik bank sendiri melainkan dana yang berasal dari

masyarakat, sehingga penyaluran kredit yang akan dilakukan oleh bank

kepada nasabahnya, haruslah dilaksanakan dengan tepat sasaran serta

diperlukan adanya pengawasan dan pemantauan yang baik, perjanjian

yang sah juga harus memenuhi syarat hukum.

Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan

hukum dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya

koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana

setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang

diambil koperasi. Koperasi sebagai usaha bersama, harus mencerminkan

ketentuan-ketentuan sebagaimana lazimnya didalam kehidupan suatu

keluarga, dimana segala sesuatunya dikerjakan secara bersama-sama dan

ditujukan untuk kepentingan bersama seluruh anggota keluarga.

Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU

biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi,

misalnya dengan melakukan pembagian laba berdasarkan besar pembelian

atau penjualan yang dilakukan oleh anggota. Koperasi sebagai salah satu

pelaku industri yang berbeda dengan yang lain. Mempunyai tantangan

tersendiri untuk menghadapi perdagangan bebas, baik dari sektor gerakan

maupun permasalahn internal koperasi itu sendiri. Eksistensi gerakan

koperasi sebagai suatu institusi ekonomi diharapkan dapat berperan

Page 25: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

8

sebagai mesin penggerak kegiatan ekonomi nasional sekaligus sebagai

soko guru perekonomian bangsa Indonesia. Oleh karena itu, peran

koperasi harus terus ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan anggota dan sekaligus dapat meningkatkan kegairahan

berusaha di kalangan masyarakat dengan cara pembinaan yang intensif

agar dapat tumbuh berkembang sehingga koperasi benar-benar mampu

menunaikan peranannya menjadi soko guru perekonomian Indonesia.

Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga bukan bank yang

berbentuk koperasi dengan kegiatan usaha menerima simpanan dan

memberikan pinjaman uang kepada para anggotanya dengan bunga yang

serendah-rendahnya. Koperasi simpan pinjam merupakan suatu bentuk

koperasi yang berdiri sendiri dimana anggota-anggotanya adalah orang-

orang atau badan-badan yang tergabung dalam koperasi tersebut. Mereka

yang tidak terdaftar sebagai anggota tidak bisa menyimpan atau meminjam

uang dari koperasi simpan pinjam. Prinsip dasaar dari koperasi simpan

pinjam.

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang

simpanan dan pinjaman. Koperasi sejenis ini didirikan untuk memberi

kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan

bunga ringan. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk mencegah para

anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka

memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan

Page 26: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

9

mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-

rendahnya.

Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya

yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para

anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia, koperasi simpan pinjam

memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga

menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian.

Koperasi simpan pinjam untuk mencapai tujuannya, berarti harus

melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan

yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat

pengambil keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga

berkesinambungannya organisasi dan sebagai orang yang dapat dipercaya.

Menurut UU No.25 tahun 1992, pasal 39, pengawas bertugas melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi

dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada

pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan

seterusnya. Yang ketiga, manajernya koperasi simpan pinjam, seperti

manajer di organisasi apapun, harus memiliki ketrampilan eksekutif,

kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan

kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan,

rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi

koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU No.25

tahun 1992.

Page 27: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

10

Istilah jaminan juga dikenal juga dengan jaminan. Istilah jaminan

dapat dibaca di dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan yaitu “Jaminan tambahan diserahkan nasabah debitur

kepada bank dalam rangka mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah.”

Berdasarkan pada pengertian jaminan di atas, maka dapat

dikemukakan fungsi utama dari jaminan adalah untuk meyakinkan bank

atau kreditor bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi

kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan perjanjian kredit yang

telah disepakati bersama.

Kredit tanpa jaminan ini sengaja diarahkan kepada UMKM dan

koperasi karena selama ini para pengusaha yang membutuhkan tambahan

modal tetapi bila ingin mengajukan kredit ke bank selalu berbelit-belit dan

tentu saja masalah jaminan.

Salah satu produk pinjaman dalam koperasi simpan pinjam yakni

kredit tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan adalah salah satu produk

pinjaman yang memberikan fasilitas kredit tanpa membebankan calon

nasabah untuk mempersiapkan suatu aset yang dijadikan jaminan atas

pinjaman tersebut. Dengan begitu, tidak adanya jaminan yang harus

diberikan anda untuk menjamin pinjaman tersebut. Bank hanya

mengambil keputusan untuk pemberian kredit berdasarkan pada riwayat

kredit pemohon kredit secara pribadi. Produk kredit tanpa jaminan ini

Page 28: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

11

menjadi solusi instan bagi nasabah yang membutuhkan dana cepat. Selain

memiliki proses mudah, produk ini memiliki beberapa kelebihan seperti

memiliki cicilan ringan,syarat mudah, dan memiliki bunga rendah. Cukup

hanya dengan menyerahkan syarat-syarat yang diperlukan anda langsung

dapat mengajukan aplikasi untuk melakukan pinjaman.

Jaminan dapat digolongkan menjadi dua golongan menurut hukum

yang berlaku di Indonesia dan yang berlaku di Luar Negeri, yaitu jaminan

kebendaan dan jaminan perorangan,yakni Jaminan Kebendaan dan

Jaminan Perorangan. Jaminan Kebendaan merupakan suatu tindakan

berupa uatu penjaminan yang dilakukan oleh kreditur terhadap debiturnya,

atau antara kreditur dengan seorang pihak ketiga guna menjamin

dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari debitur, sedangkan Jaminan

Perorangan adalah jaminan yang diberikan oleh pihak ketiga (guarantee)

kepada orang lain (kreditur) yang menyatakan bahwa pihak ketiga

menjamin pembayaran kembali suatu pinjaman sekiranya yang berutang

(debitur) tidak mampu dalam memenuhi kewajiban-kewajiban fiansialnya

terhadap kreditur.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dan ingin

mengetahui tentang seluk beluk dari bentuk dan pola dari pemberian kredit

tanpa jaminan yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng.

Untuk itu penulis memilih judul Upaya Penyelesaian Wanprestasi

dalam Pelaksanaan Kredit Tanpa Jaminan ( Studi Pada Koperasi

SImpan Pinjam Artha Jateng ).

Page 29: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

12

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemberian kredit tanpa jaminan di Koperasi Simpan

Pinjam Artha Jateng.

2. Ketentuan pelaksanaan dalam pemberian kredit tanpa jaminan di

Koperasi Artha Jateng.

3. Terdapat wanprestasi dalam pelaksanaan pembayaran angsuran.

4. Adanya permasalahan yang terjadi selama perjanjian kredit yang

dilaksanakan.

5. Penyelesaian masalah yang terjadi selama perjanjian kredit

dilaksanakan.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah

yang menjadi bahan penelitian yaitu: mengenai Pelaksanaan pemberian

kredit tanpa jaminan, bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan kredit tanpa

jaminan, cara penyelesaian masalah yang terjadi akibat wanprestasi serta

akibat hukum yang terjadi jika wanprestasi tersebut tejadi di Koperasi

Simpan Pinjam Artha Jateng.

Page 30: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

13

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk wanprestasi dalam perjanjian kredit tanpa

jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng?

2. Bagaimana cara penyelesaian masalah yang terjadi dalam

pemberian kredit tanpa jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha

Jateng?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana bentuk wanprestasi

dalam perjanjian kredit tanpa jaminan di Koperasi Simpan Pinjam

Artha Jateng.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana cara penyelesaian

masalah yang terjadi dalam pemberian kredit tanpa jaminan di

Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng .

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

Page 31: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

14

1. Manfaat teoritis

a. Menjadi media pembelajaran metode penelitian hukum sehingga

dapat menunjang mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

b. Memberikan kontribusi pemikiran terhadap peningkatan dan

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum perdata,

khususnya yang berhubungan dengan wanprestasi dalam perjanjian

kredit tanpa jaminan dan permasalahan dalam pemberian kredit

tanpa jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng.

c. Sebagai bahan referensi dan menambah informasi bagi para

peneliti dan mahasiswa di bidang hukum perdata, khususnya

penelitian hukum mengenai Upaya Penyelesaian Wanprestasi

dalam Pelaksanaan Kredit Tanpa Jaminan ( Studi Pada Koperasi

Simpan Pinjam Artha Jateng ).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini peneliti dapat menjadi tambahan

pengetahuan bagi peneliti agar nantinya dapat membandingkan ilmu

yang ada dalam perkuliahan atau teori dengan hal yang terjadi dalam

dunia nyata khususnya yang berkaitan dengan Upaya Penyelesaian

Wanprestasi dalam Pelaksanaan Kredit Tanpa Jaminan ( Studi

Pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng ).

Page 32: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

15

b. Bagi Koperasi

Memberikan informasi serta masukan dalam rangka

membantu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pemberian kredit tanpa jaminan di Koperasi Simpan

Pinjam Artha Jateng.

c. Bagi anggota

Memberikan informasi kepada anggota yang menggunakan

produk kredit tanda jaminan di KSP Artha Jateng mengenai

pelaksanaan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

d. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah

dalam menyusun dan membentuk perundang-undangan yang lebih

baik dimasa yang akan datang dalam kebijakan di bidang hukum

perdata mengenai undang-undang tentang pemberian kredit tanpa

jaminan di Koperasi Simpan Pinjam.

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami skripsi, sistematika

skripsi dibagi menjadi tiga bagian. Adapun sistematikanya adalah :

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi mencakup halaman sampul depan, halaman

judul, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.

Page 33: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

16

2. Bagian Isi Skripsi

Bagian isi skripsi mengandung lima (5) bab yaitu, pendahuluan,

tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan

serta penutup.

BAB I: Pendahuluan. Pada bab ini penulis menguraikan latar

belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II: Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka, pada bab ini berisi

tentang tiga hal yaitu penelitian terdahulu, landasan teori dan

kerangka berpikir. Landasan teori merupakan teori-teori yang

memperkuat penelitian yang terdiri dari teori pertanggungjawaban,

teori Keadilan,kemanfaatan dan kepastian hukum dan Undang-

Undang.

BAB III: Metode Penelitian, berisi tentang jenis dan pendekatan

penelitian, fokus penelitian, sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis data.

BAB IV: Hasil Dan Pembahasan. Dalam bab ini penulis membahas

tentang permasalahan penelitian yaitu: (1) Bentuk wanprestasi dalam

perjanjian kredit tanpa jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha

Jateng; (2) Penyelesaian masalah yang terjadi dalam pemberian kredit

tanpa jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng.

Page 34: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

17

BAB V: Penutup Skripsi. Pada bab ini berisi simpulan dari hasil

penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya dan

berisi saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti.

3. Bagian Akhir Skripsi

Bagian akhir dari skripsi ini sudah berisi tentang daftar pustaka dan

lampiran.

Page 35: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dan digunakan sebagai sumber dalam

penelitian ini yaitu Fauzia Ayana Putri (2017), Danang Wisnu Adi (2016),

Stefani Puri Tyas P (2015).

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No Penelitian Terdahulu Orisinilitas

1.

“Perlindungan Hukum Bagi Bank Dalam

Penyelesaian Kredit Tanpa Jaminan yang

Macet Pada PT. Bank Negara Indonesia

(persero) Tbk”.

Fauzia Ayana Putri, Tahun 2017

Fakultas Hukum Universitas Gadjah

Mada.

Rumusan masalah

1. Bagaimana upaya PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk untuk

melindungi kepentingannya sebagai

kreditur konkuren dalam hal terjadi

kredit tanpajaminan yang macet?

2. Bagaimana penyelesaian kredit tanpa

jaminan yang macet pada PT Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk?

Hasil Kasus yang diambil dalam skripsi

ini tentang pelaksanaan perjanjian kredit

tanpa jaminan tidaklah benar-benar

murni “tanpa jaminan”, karena adanya

persyaratan payroll. Payroll merupakan

jaminan khusu kebendaan, sehingga

Persamaan : mengkaji tentang kredit

tanpa jaminan.

Perbedaan :

1. Penelitian ini dilakukan di Provinsi

Jawa Tengah sedangkan penelitian

terdahulu dilakukan di Provinsi

Yogyakarta

2. Penelitian ini dilakukan di koperasi

simpan pinjam sedangkan penelitian

terdahulu dilakukan di bank

konvensional.

Unsur kebaruan

Unsur kebarauan dalam penelitian ini

terletak pada fokus penelitian

berupa :Bagaimana bentuk wanprestasi

dalam perjanjian kredit tanpa

jaminan ?;Bagaimana cara penyelesaian

masalah yang terjadi dalam pemberian

kredit tanpa jaminan ?.

18

Page 36: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

19

dapat dikategorikan sebagai jaminan.

Upaya yang dilakukan oleh PT Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk

meindungi kepentingannya sebagai

kreditur konkuren dalam hal terjadi

kredit tanpa jaminan yang macet adalah

mensyaratkan adanya payroll.

2. Peran Notaris dalam Pembuatan

Perjanjian Kredit Tanpa Jaminan di

Kabupaten Sleman (Studi Kasus Pada

PT. BPR Mataram Mitra Manunggal)

Danang Wisnu Adi, Kenotariatan UGM

Tahun 2016, Universitas Gadjah Mada.

Rumusan masalah

1. Bagaimana peran notaris didalam

pembuatan perjanjian kredit tanpa

jaminan pada PT BPR Mataram

Mitra Manunggal ?

2. Bagaimana pertanggung jawaban

notaris dalam memberikan

penyuluhan hukum terhadap pihak-

pihak yang akan membuat perjanjian

kredit tanpa jaminan pada PT BPR

Mataram Mitra Manunggal ?

Hasil Skripsi ini membahas tentang

peran notaris didalam pembuatan akta

perjanjian kredit tanpa jaminan adalah :

membuat akta otentik, akta otentik

perjanjian kredit tanpa jaminan,

melakukan legalisasi perjanjian kredit,

melakukan pengikatan perjanjian,

melakukan pengarsipan untuk menjaga

kerahasiaan klien. Pengarsipan terhadap

surat-surat dan akta-akta perjanjian

merupakan kewajiban bagi Notaris dan

Membantu para pihak melakukan

perbuatan hukum.

Persamaan : membahas tentang

perjanjian kredit tanpa jaminan

Perbedaan :

1. Penelitian terdahulu lebih

berfokus kepada peran notaries

dalam pembuatan perjanjian

kredit tanpa jaminan.

2. Penelitian ini dilakukan di

Provinsi Jawa Tengah sedangkan

penelitian terdahulu dilakukan di

Provinsi Yogyakarta.

Unsur kebaruan

Unsur kebarauan dalam penelitian ini

terletak pada fokus penelitian

berupa :Bagaimana bentuk wanprestasi

dalam perjanjian kredit tanpa

jaminan ?;Bagaimana cara penyelesaian

masalah yang terjadi dalam pemberian

kredit tanpa jaminan ?.

3 “Upaya Penyelesaian Kredit Macet

Tanpa Jaminan di BPR Bank Bantul”

Stefani Puri Tyas P, Fakultas Hukum

Tahun 2015 Universitas Gadjah Mada.

Persamaan : Meneliti penyelesaian

masalah yang terjadi akibat kredit macet

tanpa jaminan.

Perbedaan :

1. Penelitian terdahulu lebih

berfolus pada perlindungan

Page 37: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

20

Rumusan masalah :

1. Bagaimana perlindungan hukum

bank dalam hal terjadi kredit macet

tanpa jaminan terkait kedudukan PD.

BPR Bank Bantul sebagai kreditur

konkuren ?

2. Bagaimana penyelesaian yang

dilakukan oleh PD. BPR Bantul

dalam hal terjadi kredit macet tanpa

jaminan ?

Hasil Fokus penelitian sebelumnya fokus

pada bentuk perlindungan hukum untuk

PD. BPR Bank Bantul adalah perjanjian

tanggung renteng, tabungan beku sebesar

5% dari nominal, dan adanya asuransi

jika nasabah meninggal dunia. Pada saat

terjadi kredit macet pada kredit macet

tanpa jaminan, upaya yang dilakukan

oleh PD.BPR Bank Bantul yaitu dengan

melakukan penagihan kepada nasabah

dan melakukan negosiasi untuk melunasi

tunggakan yang ada.

hokum bagi bank terkait dengan

kedudukan bank sebagai pihak

kreditur.

2. Penelitian ini dilaksanakan di

provinsi Jawa Tengah sedangkan

penelitian terdahulu dilaksanakan

di provinsi Yogyakarta.

Unsur kebaruan

Unsur kebarauan dalam penelitian ini

terletak pada fokus penelitian

berupa :Bagaimana bentuk wanprestasi

dalam perjanjian kredit tanpa

jaminan ?;Bagaimana cara penyelesaian

masalah yang terjadi dalam pemberian

kredit tanpa jaminan ?.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Gustav Radburch

Menurut Gustav Radbruch dalam Huijbers (1984: 128) Nilai

dasar hukum dibagi menjadi 3 yaitu:

a) Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling

banyak dibicarakan sepanjang perjalanan sejarah filsafat

hukum. Nilai keadilan adalah “materi” yang harus menjadi

isi aturan hukum, sedangkan aturan hukum adalah “bentuk”

yang harus melindungi nilai keadilan.

b) Kemanfaatan merupakan tujuan hukum semata-mata untuk

memberikan kemanfaatan atau kebahagiaan yang sebesar-

besarnya bagi sebanyak-banyaknya warga masyarakat.

c) Kepastian Hukum merupakan jaminan bahwa hukum (yang

berisi keadilan dan norma-norma yang memajukan

kebaikan), benar-benar berfungsi sebagai peraturan yang

Page 38: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

21

ditaati.

Menurut Gustav Radbruch, hukum harus mengandung tiga nilai

identitas, yakni Asas Keadilan hukum (gerectigheit) yang meninjau dari

sudut filosofis, Asas Kemanfaatan Hukum (zwechmatigheid) asas ini

meninjau dari sisi sosiologis dan Asas Kepastian hukum (rechtmatigheid).

Tuntutan akan keadilan dan kepastian, menurut Radburch

merupakan bagian-bagian yang tetap dari hukum, yang menerima

berlakunya hukum kodrat, kemungkinan menolak suatu tat hukum

merupakan tindakan yang kurang bermoral. Bahwa suatu tatanan hukum

tidak adil jika hanya ditentukan dari lembaga khusus yang di tunjuk untuk

itu(Huijber,1995:73). Sedangkan kemanfaatan mengandung unsur

raltivitas karena tujuan keadilan (sebagai isi hukum) untuk menumbuhkan

nilai kebaikan bagi manusia, lebih sebagai suatu nilai etis dalam hukum.

Nilai kebaikan bagi manusia yang dimaksud, dapat dihubungkan dengan

tiga subyek yakni, individu, kolektivitas, dan kebudayaan. Berdasarkan

tiga prinsip hukum alam tersebut, Radbruch sampai kepada keyakinan

bahwaa keadilan terhadap manusia individual merupakan batu sendi bagi

perwujudan keadilan dalam hukum, dari sini pula tiga aspek hukum itu

disusun dalam urutan struktural yang dimulai dari keadilan, kepastia, dan

diakhiri finalitas. Maka bila perkembangan kolektif ditenti\ukan sebagai

finalitas hukum, maka ia tetap tunduk pada keadilan dan kepastian hukum

ini untuk menghindari kesewenang-wenangan (Bernard,2010:132).

Pada mulanya, ajaran prioritas dari Gustav Radbruch dirasakan

jauh lebih maju dan arif, ketimbang “ajaran ekstrem”, yaitu ajaran etis,

Page 39: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

22

utilitis dan dogmatic-legalistik. Faktanya dilapangan ketiga tujuan hukum

yang ditelurkan Gustav Radbruch tetap saja ada pertetangan. Dalam teori

filsafat hukum juga selalu mengagungkan keadilan, mulai teori hukum

alam sejak Socrates hingga Francois Geny, selalu mempertahankan

keadilan sebagai mahkota hukum. Banyak teori mengenai keadilan dan

masyarakat yang adil, semua menegaskan bahwa keadilan harus

diagungkan. Keadilan harus dinomorsatukan, dan keadilan harus di atas

segala-galanya untuk selalu diperjuangkan oleh setiap manusia. Itulah

keadilan yang seharusnya selalu diperjuangkan. Menurut para pemikir

yang menuntut supaya undang-undang adil untuk bisa disebut hukum,

undang-undang harus selalu diandaikan bahwa undang-undang yang

dibentuk oleh instansi yang berwenang adalah adil dan sah, asal saja

dasarnya sesuai dengan prinsip keadilan (Huijber:1995,73).

Maka demi tercapainya tujuan hukum yang menuntut kedamaian,

ketentraman, kesejahteraan dan ketertiban dalam masyarakat. Asas

prioritas dalam tujuan hukum yang ditelurkan Gustav Radbruch dapat

dijadikan pedoman. Apalagi dengan kondisi masyarakat Indonesia yang

berasal dari berbagai latar belakang. Asas prioritas yang mengedepankan

keadilan daripada manfaat dan kepastian hukum menjawab persoalan

kemajemukan di Indonesia. Tetapi menjadi catatan penerapan asas

prioritas dapat dilakukan selama tidak mengganggu ketenteraman dan

kedamaian manusia selaku subjek hukum dalam masyarakat.

Keadilan dan kepastian adalahdua nilai aksiologis didalam hokum.

Page 40: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

23

Wacana filasafat hokum sering mempersoalkan kedua nilai ini seolah-olah

keduanya merupakan antimony, sehingga filsafat huku dimaknai sebagai

pencarian atas keadilan yang berkepastian yang berkeadilan

(Sidharta,2010:3).

Pandangan Gustav Radbruch secara umum diartikan bahwa

kepastian hokum tidak selalu harus diberi prioritas pemenuhannya pada

tiap system hokum positif, seolah-olah kepastian hukum itu harus ada

lebih dahulu, baru kemudian keadilan dan kemanfaatan. Gustav Radbruch

kemudian meralat teorinya bahwa ketiga tujuan hukum sederajat (Nur

Agus,2014:vol.7).

Gustav Radbruch, pencetus tiga nilai dasar hukum dari Jerman

pernah mengatakan bahwa hukum yang baik adalah ketika hukum tersebut

memuat nilai keadilan, kepastian hukum dan kegunaan. Artinya, meski

ketiganya merupakan nilai dasar hukum, namun masing-masing nilai

mempunyai tuntutan yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga

ketiganya mempunyai tuntutan yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya, sehingga ketiganya mempunyai potensi untuk saling bertentangan

dan menyebabkan adanya ketegangan antara ketiga nilai tersebut

(Spannungsverhaltnis).

Penulis dalam penelitian ini memilih menggunakan teori ini

dikarenakan ketiga nilai dasar hukum tersebut berkaitan dengan

permasalahan yang akan dijadikan sebagai teori dari penelitian terhadap

rumusan masalah penulis yaitu mengenai Upaya Penyelesaian Wanprestasi

Page 41: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

24

dalam Pelaksanaan Kredit Tanpa Jaminan ( Studi Pada Koperasi Simpan

Pinjam Artha Jateng ).

2.3 Landasan Konseptual

2.3.1. Hukum Jaminan

2.3.1.1.Pengertian Hukum Jaminan

Pada dasarnya istilah jaminan berasal dari kata “jamin” yang

berarti “tanggung”, sehingga jaminan dapat diartikan sebagai

tanggungan (Abdul,2008:19). Pengertian jaminan dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata terdapat pada pasal 1131 KUHperd

yang menyebutkan bahwa jaminan adalah segala kebendaan milik si

berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik

yang sudah maupun yang baru akan ada di kemudian hari, sehingga

menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan

(Subekti&Tjirosudibiom,2008:291).

Dunia perbankan, jaminan dikenal dengan istilah jaminan.

Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Perbankan menyebutkan bahwa

jaminan adalah jaminan tambahan diserahkan nasabah (debitor)

kepada bank dalam rangka mendapat fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Dengan demikian jaminan

merupakan jaminan tambahan yang diserahkan oleh debitor kepada

kreditor (Riky,2017:42).

J. Satrio mengartikan hukum jaminan sebagai peraturan

hukum yang mengatur tentang jaminan-jaminan piutang seorang

Page 42: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

25

debitor. Ringkasnya hukum jaminan merupakan hukum yang

mengatur tentang jaminan piutang seseorang (J.Satrio,2007:3).

Menurut M. Bahsan, hukum jaminan merupakan himpunan

ketentuan yang mengatur atau berkaitan dengan penjaminan dalam

rangka utang piutang yang terdapat dalam berbagai peraturan

perundang-undangan yang berlaku saat ini.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, unsur-unsur yang

tercantum dalam hukum jaminan, adalah :

1. Adanya kaidah-kaidah hukum jaminan yang terdapat dalam

peraturan perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi serta

kaidah-kaidah hukum jaminan yang tumbuh, hidup, dan

berkembang dalam masyarakat.

2. Adanya pemberi dan penerima jaminan, pemberi jaminan adalah

orang-orang atau badan hukum yang menyerahkan barang

jaminan kepada penerima jaminan.

3. Adanya jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada kreditur.

4. Adanya fasilitas kredit yang diawali dari pembebanan jaminan

yang dilakukan oleh pemberi jaminan bertujuan untuk

mendapatkan fasilitas kredit dari bank atau lembaga keuangan

non-bank.Pengertian hukum.

Page 43: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

26

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Jaminan dibagi

menjadi dua, yakni:

1. Jaminan Umum

Jaminan Umum adalah jaminan yang terbentuk karena

ketentuan Undang-undang. Jaminan inni diatur dalam Pasal

11311 dan 1132 KUHPerdata. Pasal 1131 KUHPerdata

menyatakan bahwa segala harta kekayaan debitu, baik yang

berupa benda bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang

sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari walaupun

tidak disertakan sebagai jaminan, menurut hukum menjadi

jaminan atas seluruh utang debitur.

2. Jaminan Khusus

Jaminan khusus merupakan jaminan yang timbul karena

perjanjian, secara yuridis baru timbul karena adanya suatu

perjanjian antara bank dan pemilik jaminan, atau antar bank

dengan pihak ketiga yang menangung utang debitur. Jaminan ini

dibedakan menjadi dua yakni jaminan perorangan dan jaminan

kebendaan.

Jaminan perorangan adalah jaminan berupa pernyataan

kesanggupan yang diberan oleh pihak ketiga guna menjamin

pemenuhan kewajiban debitur kepada kreditur, bila debitur yang

bersankutan melakukan wanprestasi. Jaminan kebendaan adalah

jaminan berupa harta kekayaan dengan cara pemisahanbagian

Page 44: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

27

dari harta kekayaan debitur yang bersangkutan, apabila

melakukan wanprestasi. Dalam ketentuan undang-undang

kebendaan dibagi menjadi dua, yaitu benda bergerak dan benda

tidak bergerak.

2.3.1.2.Asas – Asas Hukum Jaminan

Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang jaminan maupun

perundang-undangan yang mengatur tentang jaminan maupun

kajian terhadap berbagai literatur tentang jaminan, maka terdapat

asas-asas hukum yang umumnya berlaku di dalam hukum jaminan,

sebagaimana dipaparkan sebagai berikut : (Thomas,1995:9)

a. Asas publicatet yaitu asas bahwa semua hak, baik hak

tanggungan, hak fidusia dan hipotek harus didaftarkan. Hal ini

dimaksudkan agar pihak ketiga mengetahui bahwa benda

jaminan tersebut sedang dilakukan pemebanan jaminan.

b. Asas specialitet yaitu bahwa hak tanggungan, hak fidusia dan

hipotek harus hanya dapat dibebankan atas percil atau atas

barang-barang yang sudah terdaftar atas nama tertentu.

c. Asas tak dapat dibagi-bagi yaitu asas dapat dibaginya utang

tidak mengakibatkan dapat dibaginya hak tanggungan, hak

fidusia, hipotek, dan hak gadai walaupun telah dilakukan

pembayaran sebagian.

Page 45: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

28

d. Asas inbezittistelling yaitu barang jaminan (gadai) harus berada

pada penerima gadai.

e. Asas horizontal, yaitu bangunan dan tanah bukan merupakan

satu kesatuan. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan hak pakai,

baik tanah Negara maupun tanah hak milik.

2.3.1.3.Fungsi Jaminan

Subjek hukum yang dikenal dalam hukum jaminan terbagi

menjadi dua, yaitu:

a. Debitur, yakni pihak yang memiliki kewajiban untuk

membayar utang kepada kreditur. Istilah lain

mengatatakan debitur sebagai pihak yang memiliki

kewajiban untuk memenuhi prestasi (Ridwan,2013:8).

b. Kreditur, yakni pihak yang memiliki hak untuk menerima

pembayaran (berhak menerima pemenuhan prestasi dari

debitur. Kreditur dibagi menjadi dua yaitu:

1) Kreditur Biasa (konkuren), pasal 1132 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata mengatur

mengenai kreditur konkuren yaitu kreditur yang

secara bersama-sama memperoleh pelunasan

(tanpa ada yang didahulukan) yang dihitung

berdasarkan besarnya piutang masing-masing

dibandingkan terhadap piutang mereka secara

keseluruhan, terhadap seluruh harta kekayaan

Page 46: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

29

debitur, dengan demikian kreditur konkuren

memiliki kedudukan yang sama atas pelunasan

utang dari harta debitur tanpa ada yang

didahulukan. Kreditur konkuren ini adalah semua

kreditur yang tidak dan/atau yang sudah memiliki

jaminan kebendaan, hak istimewa maupun

jaminan perorangan.

2) Kreditur Istimewa (Prefen), pasal 1133 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata mengatur

mengenai kreditur-kreditur yang memiliki hak

untuk di dahulukan, yakni kreditur yang memiliki

jaminan hak kebendaan dan hak istimewa

(termasuk didalamnya bagi kreditur pemilik

jaminan perorangan). Kreditur yang memiliki hak

untuk didahulukan adalah kreditur preferen yang

oleh undang-undang dan karena sifat piutangnya

memperoleh pelunasan terlebih dahulu. Pasal

1134 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menentukan bahwa kreditor pemilik hak istimewa

merupakan kreditur yang memiliki hak istimewa

yakni suatu hak yang oleh undang-undang

diberikan kepada seorang berpiutang sehingga

tingkatnya lebih tinggi.

Page 47: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

30

2.3.2. Koperasi

2.3.2.1. Pengertian Koperasi

Kata koperasi berasal dari kata “co-operation”,

“cooperative” (Bahasa Inggris), “coopere” (Bahasa Latin) yang

memiliki arti bekerja bersama-sama, kerjasama, usaha bersama

atau yang bersifat kerjasama. Kata koperasi dalam bahasa

Indonesia sebelum taun 1958, dikenal dengan ejaan “kooperasi”,

tetapi berdasarkan Undang-Undang Nomor 79 tahun 1958 Tentang

pekumpulan Koperasi kata “kooperasi” telah diubah menjadi

“koperasi”. Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan

orang-seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Secara terminologi, koperasi merupakan suatu perkumpulan

orang-orang untuk bekerja demi kesejahteraan bersama, selain

koperasi Indonesia diartikan juga sebagai organisasi ekonomi

rakyat yang berwatak social dan beranggotakan orang-orang,

badan-badan hukum koperasi yang meruakan tata susunan

ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Page 48: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

31

International Labor Orrganizaton (ILO) dalam resolusi

Nomor 127 Tahun 1966 menjelaskan bahwa koperasi memiliki

ciri-ciri utama sebagai berikut:

1. Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang.

2. Setiap anggota secara sukarela bergabung bersama.

3. Anggota memiliki tujuan untuk mencapa tujuan

ekonomi yang sama.

4. Koperasi didirikan melalui pembentukan organisasi

bisnis yang daiwasi secara demokratis.

5. Setiap anggota memberikan kontribusi modal yang

sama dan menerima bagian risiko dan manfaat yang adil

dari koperasi dimana anggota aktif berpartisipasi.

Berdasarkan pandangan para ahli, prinsip-prinsip koperasi

didasarkan atas beberapa ide, yaitu solidaritas, demokrasi,

kemerdekaan, alturisme, keadilan, keadaan perekonomian Negara,

dan peningkatan kesejahteraan.

2.3.2.2.Tujuan Koperasi

Secara filosofi, koperasi merupakan badan usaha dengan

status badan hukum sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

koperasi (secara khusus) dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat (secara umum), serta ikut membangun tatanan

Page 49: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

32

perekonomian nsional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

maju, adil, dan makmur berdaasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945.

Koperasi merupakan suatu sistem yang merupakan himpunan

komponen-komponen atau bagian yang saling berkaitan yang

secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan. Tujuan yang

dimaksud adalah tujuan ekonomi atau dengan kata lain bahwa

koperasi harus berdasarkan motif ekonomi atau mencari

keuntungan, sedangkan bagian-bagian yang saling berkaitan

tersebut merupakan unsur-unsur ekonomi seperti digunakannya

sistem pembukuan yang baku, diadakannya pemeriksaan secara

periodic , adanya cadangan dan lain sebagainya.

Koperasi sebagai badan usaha dengan status badan hukum

memiliki tujuan utama yang telah ditentukan olh peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Hal ini dapat

dilihat dari tujuan pokok koperasi secara tegas yang telah di

deskripsikan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun

1992 Tentang Perkoperasian di antaranya :

1) Koperasi memiliki tujuan untuk membangun dan

mengembangkan potensi dang ekonomi anggota pada

khususya dan perekonmian masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

Page 50: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

33

2) Koperasi memiliki tujuan untuk berperan serta secara

aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

3) Koperasi mempunyai tujuan untuk memperkokoh

perekonomian masyarakat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi

sebagai sokogurunya.

4) Kopersi memiliki tujuan untuk berusaha dalam

mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas

asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Adapun tujuan pendirian dari sebuah koperasi adalah

meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan

berkeadilan (Kurniawan,2014:118).

2.3.2.3.Bentuk dan Jenis Koperasi

Berdasarkan bentuknya, koperasi dapat dibagai menjadi 2

(dua) bentuk koperasi, yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder

yang didasarkan atas kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi

anggota koperasi. Koperasi primer dan sekunder dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Page 51: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

34

1. Koperasi Primer merupakan koperasi yang didirikan

oleh oang perorangan dan memiliki anggota atas orang-

perorangan. Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-

krangnya dua puluh (20) orang.

2. Koperasi sekunder merupakan koperasi yang didirikan

oleh koperasi dan beranggotakan koperasi. Koperasi

sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga (3)

koperasi.

Jenis koperasi dapat dibedakan berdasarkan kepada adanya

kesamaan dalam melakukan kegiatan usaha. Biasanya dikaitkan

dengan kepentingan ekonomi anggotanya. Berdasarkan kesamaan

dan kepentingan ekonomi anggotanya, koperasi dapayt dibedakan

antara lain sebagai berikut :

1. Koperasi produsen

2. Koperasi konsumen

3. Koperasi industry

4. Koperasi simpan pinjam

5. Koperasi candak kulak

6. Koperasi jasa, dan lain sebagainya.

Hedrojogi, mengelompokkan koperasi berdasarkan sector

usahanya, yaitu sebagai berikut :

2) Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak

di bidang simpanan dan pinjaman.

Page 52: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

35

3) Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para

konsumen dengan menjalankan kegiatan berupa jual beli

barang konsumsi.

4) Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para

pengusaha kecil (UK) dengan menjalankan kegiatan

pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.

5) Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan

kegiatan penjualan produk/jasa koperasinnya atau

anggotanya.

6) Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak dibidang

jasa lainnya.

2.3.2.4. Pengaturan Koperasi

Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur

mengenai koperasi Indonesia yak ni Undang-Undang Nomor

25 Tahun 1992 tentang perkoperasian yang menggantikan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang pokok-pokok

Perkoperasian. Adanya Undang-Undang Nomor 25 Tahun

1992 Tentang Perkoperasian dimaksudkan untuk memperjlas

dan mempertegas jati diri, tujuan, kedudukan, peran,

manajemen, keusahaan, dan pemodalan koperasi sehingga

diharapkan dapat lebih terwujudnya kehidupan koperasi

sebagaimana diamanatkan UUD 1945.

Page 53: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

36

Pada pelaksanaan kegiatan simpan pinjam pada

koperasi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam

Oleh Koperasi. Pembubaran koperasi dapat dilakukan

berdasarkan keputusan rapat anggota dan Keputusan

pemerintah dimana aturan tersebut diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran

Koperasi oleh Pemerintah.

2.3.2.5. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang hanya

melayani penyimpanan dan peminjaman dana dan mengelola

dana yang diberikan anggota koperasi. Menurut Rudianto

pengertian koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang

bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana para

anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada

para anggota yang memerlukan bantuan dana. Menurut

Suyanto dan Nurhadi pengertian koperasi simpan pinjam

adalah koperasi yang meningkatkan kesejahteraan anggotanya

dengan kegiatan kredit berbunga rendah. Menurut Ninik

Widiyanti dan Sunindhia pengertian koperasi simpan pinjam

adalah koperasi yang bergerak dalam bidang usaha

pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota

secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan

Page 54: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

37

kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan

tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

Prinsip demokrasi menegaskan bahwa pengelolaan koperasi

dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para

anggotalah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi

dalam koperasi. Sehingga dalam pengelolaannya koperasi

dilakukan dengan secara demokratis, tidak otoriter, dimana

kekuasaan tertinggi koperasi ada pada rapat anggota dan setiap

anggota mempunyai suara yang sama dalam menentukan keputusan

(Djoko Muljono,2012:7).

Ada beberapa jenis simpanan koperasi simpan pinjam, yakni

sebagai berikut :

1) Simpanan Pokok (KSP)

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama

banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan

oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi

anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang

bersangkutan menjadi anggota.

2) Simpanan Wajib (KSP)

Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu

yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada

koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan

Page 55: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

38

wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan

menjadi anggota.

3) Tabungan Koperasi

Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi

yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan

penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang

bersangkutan atau kuasanya dengan menggunakan Buku

Tabungan Koperasi, setiap saat pada hari kerja Koperasi.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP agar

anggota berminat menyimpan di koperasi antara lain adalah:

a. Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali

oleh pemiliknya sesuai dengan perjanjian.

b. Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga

simpanan atau insentif lainnya dan diterima oleh

anggota sesuai dengan perjanjian.

c. Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud

dari partisipasi anggota di dalam kedudukannya

sebagai pengguna jasa,dan karena itu anggota

merasakan adanya kedudukan yang lebih istimewa

dibandingkan dengan menabung di tempat lain.

Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya

karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun

Page 56: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

39

buku, ikut serta mengambil keputusan koperasi dan

lain-lain.

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tabungan dapat

meliputi :

a) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada

hari kerja;

b) Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan)

dan setoran minimal selanjutnya;

c) Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;

d) Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus pemilik

tabungan;

e) Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik

tabungan atau yang diberikan kuasa;

f) Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan

kepada penyimpan;

g) Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu

misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang

lainnya;

h) Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan

menambahkannya ke dalam saldo tabungan;

i) Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian

pembukuan.

4) Simpanan Berjangka Koperasi

Page 57: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

40

Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada

koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu

jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan

dengan koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil

sebelum jangka waktu tersebut berakhir. Ketentuan-ketentuan yang

berkaitan dengan simpanan berjangka dapat meliputi:

a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan

terlebih dulu untuk menjadi penabung.

b. Jumlah setoran minimal.

c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga

sesuai dengan jangka waktu dari simpanan berjangka

tersebut.

d. Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap

akhir .

2.3.3. Wanprestasi

2.3.3.1. Pengertian Wanprestasi

Pada umumnya hak dan kewajiban yang lahir dari perikatan

dipenuhi oleh pihak-pihak baik debitur maupun kreditur. Akan

tetapi dalam praktik kadang-kadang debitur tidak mematuhi apa

yang menjadi kewajibannya ini yang disebut dengan

“wanprestasi”. Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang

berarti “prestasi buruk” (Subekti, 1967:45). Selain itu, wanrestasi

juga sering disamakan dengan kata lalai, ingkar janji, atau

Page 58: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

41

melanggar perjanjian, bila saja debitur melakukan atau berbuat

sesuatu yang tidak boleh dilakukan.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku III

pasal 1238 menyatakan bahwa

“Debitur adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan

sebuah akta sejenis itu setelah dinyatakan lalai, atau demi

perikatannya sendiri, ialah jika menetapkan, bahwa debitur akan

harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang di tentukan”.

2.3.3.2.Bentuk wanprestasi

Marhainis Abdulhay menyatakan bahwa wanprestasi adalah

pihak-pihak yang seharusnya melakukan prestasi tidak memenuhi

prestasinya. Wanprestasi berarti tidak melakukan apa yang menjadi

unsur prestasi, yakni :

1) Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat pada waktunya.

Meskipun prestasi itu dilaksanakan atau dipenuhi, tetapi

tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam

perikatan. Prestasi yang denikian itu disebut juga kelalaian.

2) Tidak memenuhi prestasi, artinya prestasi itu tidak hanya

terlambat, tetapi juga tidak bisa lagi dijalankan. Hal ini

semacam ini disebabkan karena :

a) Pemenuhan prestasi tidak mungkin lagi dilaksanakan

karena barangnya telah musnah;

b) Prestasi kemudian sudah tidak berguna lagi, karena

saat penerahan mempunyai arti yang sangat penting.

Page 59: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

42

3) Memenuhi prestasi tidak sempurna, artinya prestasi

diberikan, tetapi tidak sebagaiana mestinya. Sebagai

contoh, prestasi mengenai penyerahan satu truk kacang

berkualitas nomor 1, namun yang diserahkan adalah kacang

yang berkualitas nomor 2.

Dalam hubungan dengan wanprestasi ini, dikenal dengan

doktrin “pelaksanaan prestasi substansial” (substansial

performance). Doktrin “pelaksanaan substansial” mengajarkan

bahwa baru dapat dikatakan telah menjadi wanprestasi jika prestasi

yang tidak dipenuhi tersebut adalah prestasi yang penting-penting

dalam perjanjian tersebut. Tidak memenuhi prestasi penting tersebut

disebut juga dengan pembangkangan perjanjian yang materiil. Jadi

menurut doktrin pelaksanaan prestasi substansial ini, jika tidak

memenuhi pasal-pasal dari perjanjian yang bukan pasal-pasal atau

bukan ketentuan pokok, maka terhadap hal eperti itu belum dapat

disebut sebagai wanprestasi.

Wanprestasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu sebagai berikut :

1. Pemberitahuan atau somasi, yaitu apabila perjanjian tidak

menentuan waktu tertentu kapan seseorang dinyatakan

wanprestasi atau perjanjian tidak menentukan batas waktu

tertentu yang dijadikan patokan tentang wanprestasinya

debitur, harus ada emberitahuan kepada debitur tersebut

tentang kelalaiannya atau wanprestasinya.

Page 60: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

43

2. Sesuai dengan perjanjian, yaitu jika dalam perjanjian itu

ditentukan jangka waktu pmenuhan perjanjian dan debitur

tidak memenuhi pada waktu tersebut, dia telah wanprestasi.

2.3.3.3.Akibat Wanprestasi

Apabila seorang debitur wanprestasi, maka akibatnya adalah :

1. Kreditur tetap berhak atas pemenuhan perikatan, jika hal itu

masih dimngkinkan.

2. Kreditur juga mempunyai hak atas ganti kerugian baik

bersamaan dengan pemenuhan prestasi mauun sebagai gantinya

pemenuhan prestasi;

3. Sesuai adanya wanprestasi, maka overmacht tidak mempunyai

ketentuan untuk membebaskan debitur;

4. Pada perikatan yang lahir dari kontrak timbal balik, maka

wanprestasi dari phak pertama memberi kepada pihak lain

untuk minta dari kewajibannya,. Dalam gugatan pembatalan

kontrak ini dapat juga dimintakan ganti kerugian.

Akibat hukum yang timbul dari wanprestasi dapat juga disebabkan

karena keadaan memaksa (force majour). Keadaan memksa yaitu salah

satu alasan pembenar untuk membebaskan seseorang dari kewajiban untuk

mengganti kerugian (Pasal 1244 dan Pasal 1445 KUHPerdata). Menurut

Undang-undang ada tiga hal yang harus dipenuhi untuk adanya keadaan

memaksa, yaitu:

Page 61: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

44

a. Tidak memenuhi prestasi,

b. Ada sebab yang terletak di luar kesehatan debitur,

c. Faktor penyebab itu tidak terduga sebelumnya dan tidak dapat

dipertanggungjawabkan kepada debitur.

Pasal 1244 KUHPerdata berbunyi :

“Jika ada alasan untuk itu, si berhutang harus dihukum mengganti

biaya, rugi dan bunga, apabla ia tidak dapat membuktikan bahwa

hal tidak dilaksnakan atau tidak pada waktu yang tepat

dilaksanakannya perjanjian itu, pun tidak dapat

dipertanggungjawabkan padanya, kesemuanya itupun jika itikad

buruk tidaklah ada pada pihaknya.”

2.4. Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas dan kajian penelitian terdahulu maka

peneliti dapat membuat kerangka pemikiran penelitian seperti pada bagan di

bawah ini:

Page 62: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

45

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Kredit Tanpa Jaminan

Permasalahan Wanprestasi

Bagaimana bentuk wanprestasi dalam perjanjian kredit tanpa

jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Jateng?

Bagaimana cara penyelesaian masalah yang terjadi dalam

pemberian kredit tanpa jaminan di Koperasi Simpan Pinjam Artha

Jateng?

Upaya penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan kredit

tanpa jaminan ( studi pelaksanaan pemberian kredit tanpa

jaminan di koperasi simpan pinjam artha jateng )

Kredit Macet Bentuk

wanprestasi

Penyelesaian

Undang-Undang Dasar 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Peraturan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kemenkop dan

UKM No. 6/per/dep.6/iv/2016

Page 63: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

86

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk wanprestasi dalam perjanjian kredit tanpa jaminan di Koperasi

Simpan Pinjam Artha Jateng yaitu keterlambatan pembayaran angsuran

mulai dari 1 kali hingga 6 kali angsuran namun tidak berturut-turut dengan

alasan belum adanya uang pada saat jatuh tempo, lupa tanggal jatuh tempo

dan menggunakan uang untuk keperluan atau kepentingan keluarga.

2. Cara penyelesaian masalah yang terjadi dalam pemberian kredit tanpa

jaminan di Kospin Artha Jateng dengan prosedur yaitu (1) menghubungi

Debitur untuk mengingatkan jatuh tempo pembayaran angsuran; (2)

mengunjungi rumah debitur untuk untuk mengingatkan jatuh tempo

pembayaran angsuran dengan memberikan surat peringatan atau menagih

angsuran; (3) pembayaran denda keterlambatan oleh debitur; (4)

pengambilalihan barang berharga milik debitur sebagai jaminan; (5)

pelelangan barang berharga milik debitur; (6) perjanjian kredit tanpa

jaminan selesai dengan pelunasan pembayaran dari pelalangan barang

maupun pembayaran langsung oleh debitur. Pada praktiknya seluruh

debitur Kospin Artha Jateng memiliki itikad baik sehingga permasalahan

hanya diselesaikan dengan memberikan peringatan dan denda.

86

Page 64: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

87

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Kepada Kospin Artha Jateng

Pihak Kospin Artha Jateng sebelum memberikan kredit tanpa jaminan

harus lebih hati-hati dan teliti dalam menilai dan memeriksa baik calon

debitur, usahanya dan pendapatannya maupun barang-barang yang dimiliki

yang dapat dijadikan jaminan apabila melakukan wanprestasi tidak hanya

berdasarkan pada laporan/wawancara, tetapi juga melalui survey secara

langsung ke rumah debitur dan mewawancarai tetangga atau orang

terdekat debitur untuk mendapatkan informasi yang benar.

2. Kepada Debitur

Hendaknya debitur memilih jangka waktu pinjaman paling lama yaitu satu

tahun agar tingkat keterlambatan dapat terhindarkan. Hal ini dikarenakan

sebagian besar debitur belum memiliki uang pada saat jatuh tempo dan

menganggap jumlah angsurannya cukup tinggi.

Page 65: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

88

Daftar Pustaka

Buku :

Afrizal. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Amiruddin., & Zainal Asikin. (2006). Pengantar Metode Penelitian Hukum.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Basrowi., & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta. Rineka

Cipta.

Edilius., & Sudarsono. (2004). “Manajemen Koperasi Indonesia.” Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Hanitijo, Ronny. (1990). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Huijbers, Theo. (1995). Filsafat Hukum. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Huijbers, Theo. (1984). Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta:

Yayasan Kanisius.

Kurniawan,Dr. (2014). Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Genta Publishing.

Kusumaningrat,Hikmat. (2009). “Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil.”

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

L. Tanya, Bernard;dkk. (2010). “Teori Hukum: Strategi Tertib Manusia Lintas

Ruang dan Generasi.” Yogyakarta: Genta Publisher.

Miles, Matthew B. & A.Michael Huberman.(1992).Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

MuljonoDjoko. (2012). “Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.”

Yogyakarta: Penerbit ANdi.

____________. 2014. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-

Metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Page 66: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

89

Marzuki, Peter Mahmud. (2005). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Muhammad, A., & Muniarti, R. (2000). Segi Hukum Lembaga Keuangan dan

Pembiayaan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

PurwosutjiptoH.M.N. (2005). “Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2:

Bentuk-bentuk Perusahaan.” Djambatan: Jakarta.

Sidharta. (2010). “Sidharta, Reformasi Peradilan dan Tanggung Jawab Negara,

Soebekti. 1992. Aneka Perjanjian. Jakarta : Intermasa

Bunga Rampai Komisi Yudisial, Putusan Hakim:Antara Keadilan, Kepastian

Hukum, dan Kemanfaatan.” Jakarta: Komisi Yudisial Republik Indonesia.

SihombingJonker. (2012). “Tanggung Jawab Yuridis Bankir Atas Kredit Macet

Nasabah.” Bandung: PT. Alumni.

Soekanto,Soerjono. (1987). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas

Indonesia Press.

Sofwan, S. S. (2007). Hukum Jaminan di Indonesia, Pokok-pokok Hukum

Jaminan, dan Jaminan Perorangan. Yogyakarta: Liberti Offset Yogyakarta.

Sunggono, Bambang. (1997). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Jasa

Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

Sutarno, S. (2003). Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank. Bandung: CV

Alfabeta.

Widiyono, T. (2009). Jaminan Kredit dalam Financial Engineering,. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Jurnal :

Aji,Wisnu Danang. (2016). Peran Notaris dalam Pembuatan Perjanjian Kredit

Tanpa Jaminan di Kabupaten Sleman (Studi Kasus Pada PT. BPR Mataram Mitra

Manunggal). Ashcraft, Adam B,;Bech, MOrten L.;Frame, W. Scott. (2008). Federal Home

Loan Bank System: The Lender of next-to-last resort? “Econstor”, 29.

Page 67: UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM ...lib.unnes.ac.id/35995/1/8111412124_Optimized.pdfii PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian

90

College,Baruch. (1996). Operational efficiency in banking: An international

comparison. “Journal of Banking and Finance”, 655-672.

Huda, Khoirul; , Sudarsono; , Isrok; Budiono, Rachmad A.;. (2013). Legal

Liability of Government Administrators in Maladministration. “Academic

Research International”, Vol. 4 No.6.

Margono, R. M. (2009). KREDIT TANPA JAMINAN ( Studi Tentang Pola

Pemberian Kredit Tanpa Jaminan Di PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk.

Skripsi , 5.

Saurina Jesus, & Gabriel Jemenez. (2004). Collateral, type of lender and

relationship banking as determinants of credit risk. “Journal of banking and

finance”, 2191-2212.

Susanto, Agus Nur. (2014). Dimensi Aksiologis dari Putusan Kasus "ST" Kajian

Putusan Peninjauan Kembali Nomor 97 PK/Pid.sus/2012. “Jurnal Yudisial Vol.7

No.3”.

Suprayitno,Bambang. (2007). Kritik Terhadap Koperasi (Serta Solusinya) Sebagai

Media Pendorong Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Jurnal Ekonomi dan Pendidikan”, Volume 4 Nomor 2.

Tyas,Puri Stefani. (2015). Upaya Penyelesaian Kredit Macet Tanpa Gunan di

BPR Bank Bantul. “”.

Peraturan Perundang-Undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1998 tentang Perbankan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kemenkop dan UKM

No.6/per/dep.6/iv/2016