Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 114
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar Kompetensi Pangkat
Rasional, Bentuk Akar Dan Logaritma Dengan Penerapan Cooperative Learning
Tipe Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi Tahun
Pelajaran 2012-2013
Oleh :
Winarti
Guru SMK Negeri 1 Ngawi
ABSTRAK
Matematika sebagai sebuah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
ternyata masih sulit dikuasai siswa. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai ujian,
baik ujian semester maupun Ujian Nasional.
Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan cooperative learning tipe
think-pair-share, dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
siswa kususnya dalam mata pelajaran matematika standar kompetensi pangkat, akar dan
logaritma.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
persentase aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi yang
berjumlah 32 siswa dengan diterapkannya Cooperative Learning tipe Think – Pair –
Share.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan cooperative learning tipe
think-pair-share dalam pembelajaran matematika kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi
standar kompetensi pangkat rasional, bentuk akar dan logaritma, dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal 77 diperoleh peningkatan ketuntasan belajar kelas 15% yang juga
berarti bahwa penerapan metode think-pair-share dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika.
Kata Kunci : Cooperative learning, Think-Pair-Share, Aktifitas, Prestasi.
A. PENDAHULUAN
Globalisasi abad 21 telah menuntut
dunia pendidikan untuk menghasilkan
output yang lebih berkompeten agar bisa
bersaing dan bertahan dalam era
persaingan yang semakin keras. Untuk itu
pemerintah telah menetapkan standar nilai
kelulusan untuk beberapa mata pelajaran
yang masuk dalam ujian nasional. Meski
sempat menuai pro dan kontra dari
berbagai pihak, pada ahirnya kebijakan ini
tetap dijalankan juga. Namun sayang,
hasil yang dicapai dalam pelaksanaannya
masih kurang memuaskan, terutama pada
mata pelajaran matematika.
Penulis sering merasa risih bahkan
malu ketika menerima pengaduan dari
teman-teman guru mata pelajaran yang
terkait langsung dengan mata pelajaran
matematika misalnya pelajaran fisika dan
kimia. Mereka mengeluhkan bahwa
banyak siswa yang seharusnya sudah
menguasai suatu perhitungan tertentu
tetapi ternyata . Setelah penulis mencoba
untuk investigasi untuk sementara
jawabannya adalah banyaknya konsep-
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 115
konsep matematika yang salah disamping
itu juga kurangnya latihan . Beberapa
contoh kesalahan konsep dan perhitungan
siswa yang pernah penulis temui
diantaranya adalah :
1) 2
9
2
32
konsep yang benar adalah :
p
pp
b
a
b
a
sehingga 4
9
2
32
.
2) 1)(
)(22
2
ba
ba konsep yang benar adalah
222 2)( bababa
kesalahannya 222)( baba
3) 512
7 kesalahannya adalah dia menganggap bahwa
527 kemudian 2 dicoret dengan penyebutnya
Meskipun kesalahan-kesalahan
konsep tersebut boleh dibilang sangat
sederhana, bahkan kelihatan lucu dan
seolah-olah tidak percaya terjadi hal yang
seperti itu, tetapi itulah kenyataan yang
dijumpai penulis dalam menjalankan tugas
sebagai guru.
Hal-hal yang disampaikan di atas
itulah yang mendorong penulis untuk
mencoba intropeksi diri dalam mengelola
proses belajar mengajar di kelas, agar
kesalahan-kesalah konsep tersebut tidak
terjadi. Pikiran terarah bagaimana
mengelola proses belajar mengajar yang
lebih menyenangkan, siswa tidak takut
bertanya, tidak takut untuk menyampaikan
permasalahan yang dihadapi, mudah
untuk mengeluarkan pendapat tetapi
proses belajar mengajar berjalan serius,
siswa aktif dan bermakna pada diri siswa.
Untuk itu dalam penelitian ini penulis
mencoba mengambil pendekanatan proses
belajar mengajar dengan salah satu
metode cooperative learning yaitu tipe
Think – Pair – Share.
B. KAJIAN TEORI.
Cooperative Learning
Cooperative Learning berasal dan
bahasa inggris yaitu cooperate yang
berarti bekerja sama, dan learn yang
berarti belajar. Jadi, secara bahasa
cooperative learning dapat diartikan
belajar dengan cara bekerja sama. Lebih
jauh lagi,Slavin (dalam Etin.s dan
Raharjo, 2007:4) mengatakan bahwa
cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok- kelompok kecil
yang anggotanya terdiri dari 2-6 orang
dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen. Akan tetapi tidak semua kerja
kelompok dapat disebut cooperative
1earning. Roger dan David Johnson
(dalam Anita lie 2002:30) menyebutkan
ada 5 unsur utama dalam cooperative
Learning yaitu: (I) saling ketergantungan
positif; (2) tanggung jawab perseorangan;
(3) tatap muka; (4) komunikasi antara
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 116
anggota kelompok; (5) evaluasi proses
kelompok.
Cooperative learning tipe Think -
Pair - Share dikembangkan oleh Spencer
kagan (1991) dan memiliki prosedur yang
terstruktur secara eksplisit untuk memberi
siswa waktu lebih banyak untuk berfikir,
menjawab, dan saling membantu satu
sama lain. Bahkan Anita lie (2002:56)
mengatakan bahwa metode ini mampu
memberi kesempatan paling sedikit
delapan kali lebih banyak kepada siswa
untuk dikenali dan menunjukan partisipasi
kepada orang lain. Sedangkan menurut
Arif Sidartha (2004:20-21) prosedur
pelaksanaan Cooperative Learning tipe
Think-Pair-Share adalah sebagai berikut:
1). Thinking (berpikir). 2). Pairing
(berpasangan) 3). Sharing (berbagi).
Pada dasarnya pelaksanaan
pembelajaran disini dibagi menjadi
beberapa tahap yaitu :
1. Pelaksanaan pembelajaran tahap
penanaman konsep
Sedangkan langkah-langkahnya adalah
:
a. Guru memberi apersepsi dengan
cara memotivasi siswa .
b. Guru menjelaskan cara kerja siswa
dalam kelompoknya.
c. Guru mengawasi kerja siswa
dalam kelompoknya dalam
melengkapi isian-isian dalam LKS
dengan cara diskusi dengan
kelompoknya .
d. Guru membimbing diskusi antar
kelompok.
2. Pelaksanaan pembelajaran tahap
penggunaan konsep.
Pada tahap ini penekanannya
adalah pada penggunaan sifat- sifat
atau aturan yang berlaku pada
pepangkatan , akar dan logaritma
beserta penerapannya, dengan
langkah-langkah kerja sebagai berikut
:
a. Guru menjelaskan cara
kerja siswa dalam
kelompoknya.
b. Guru mengawasi kerja
siswa dalam kelompoknya
c. Guru membimbing
presentasi setiap kelompok.
d. Guru membimbing
menarik kesimpulan
3. Tahap Penilaian
Pada tahap ini merupakan
suatu proses pengumpulan ,
pelaporan dan penggunaan
informasi hasil belajar siswa yang
diperoleh melalui pengukuran
untuk menganalisis atau
menjelaskan hasil kerja atau
prestasi siswa dalam mengerjakan
tugas tertentu
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
dan disertai tindakan–tindakan tertentu
untuk memperbaikinya (sukidin
dkk,2002:28).
Adapun dalam pelaksanaanya
berbentuk kolaboratif antara peneliti
sebagai pelaku tindakan dan 2 orang
pengamat. Sedangkan model PTK yang
dipakai oleh peneliti adalah model
Suharsimi A, Suhardjono, Supardi
(halaman 73) PTK dilaksanakan dalam
bentuk siklus berulang yang di dalamnya
terdapat empat bahasan utama kegiatan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 117
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
SMK Negeri 1 Ngawi tempat penulis
bekerja sebagai guru. Dilaksanakan mulai
tanggal 7 Agustus 2012 sampai dengan
tanggal 11 September 2012.
Penelitian ini dilaksanakan dalam
3 siklus dengan rincian sebagai berikut :
siklus I dengan dalam tiga kali Tatap
Muka (TM); siklus II dengan tiga kali
Tatap Muka, siklus III dengan tiga kali
Tatap Muka. Adapun materi yang dibahas
dalam 3 siklus tersebut adalah :
1. Siklus I membahas materi : pangkat
bulat positif, pangkat bulat negative,
bentuk akar, merubah bentuk akar ke
bentuk pangkat dan sebaliknya.
2. Siklus II membahas materi : operasi
aljabar bentuk akar dan
menyederhanakan bentuk aljabar
yang memuat akar rasional,
merasionalkan penyebut pecahan.
Pelaksanaan
tindakan III
Siklus III Pengamatan /
Pengumpulan dataIII Refleksi III
Simpulan
akhir
Permasalahan Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan data I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan data II
Siklus I
Siklus II
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaa
Tindakan III
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 118
3. Siklus III membahas materi :
mengubah bentuk pangkat ke bentuk
logaritma, menyederhanakan bentuk
aljabar yang memuat bentuk
logaritma, operasi aljabar bentuk
logaritma.
4. Pelaksanaan pertemuan tatap muka
pada siklus I, II dan III dijadwalkan
Indikator Kerja
Indikator keberhasilan dalam
penelitian ini adalah apabila guru dapat
menerapkan Cooperative learning tipe
Think – Pair – Share dalam kegiatan
pembelajaran di kelas secara efektif, yaitu
dengan tampak aktifnya siswa dalam
proses pembelajaran dan dengan
peningkatan prestasi belajar siswa .
Prosedur Pelaksanaan Cooperative
Learning tipe Think – Pair – Share
Penelitian tindakan kelas ini
diawali dari penemuan penulis tentang
dugaan kesalahan konsep siswa , yaitu
adanya kejanggalan , kekeliruan siswa
dalam mengerjakan soal latihan yang
seharusnya tidak perlu terjadi. Hal itu
kemudian ditindak lanjuti dengan
berkolaborasi dengan teman sejawat
dan pemberitahuan kepada kepala
sekolah.
Perencanaan Tindakan.
Rencana tindakan ini dilakukan
secara kolaboratif dengan teman sejawat
yang meliputi beberapa kegiatan , yaitu
(1) melaksanakan diskusi dan
menyamakan persepsi tentang
pembelajaran Cooperative learning tipe
ThinkPair – Share (2) merancang
kegiatan pembelajaran (3) menyusun dan
mempersiapkan instrumen penelitian (4)
menetapkan dan menyusun jadwal
kegiatan penelitian.
Kegiatan selanjutnya adalah
menyusun rancangan kegiatan
pembelajaran kedalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Direncanakan bahwa dalam penelitian
tindakan kelas ini dimulai siklus I dengan
2 RPP, siklus II terdiri dari 2 RPP dan
siklus III terdiri dari 2 RPP yang masing-
masing dengan alokasi waktu 2 x 45
menit dan 1 test akhir.
Pelaksanaan Tindakan
Pengamatan dipusatkan baik
kepada proses maupun hasil
pembelajaran. Pada waktu pelaksanaan
tindakan, guru dengan bantuan rekan kerja
melakukan observasi dengan tujuan : 1)
mengamati kondisi dan reaksi dan
keaktifan siswa terhadap tugas yang
diberikan, 2) mengetahui seberapa besar
penurunan siswa yang tidak aktif dalam
menerima pelajaran yang diberikan oleh
guru, 3) untuk mengetahui seberapa
penerapan sistem think-pair-share bisa
merangsang siswa untuk selalu aktif
dalam menerima pelajaran.
Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan secara
intensif , obyektif dan sistematis pada saat
pembelajaran. Pengamatan dilaksanakan
secara terus menerus mulai dari setiap
tindakan pada siklus I, siklus II dan siklus
III oleh 2 orang guru ( teman sejawat )
yang sudah disusun.
Refleksi
Pada tahap ini, yang dikemukakan
adalah seberapa hasil perubahan yang
telah diperoleh dari pelatihan. Selanjutnya
dilaksanakan diskusi dengan rekan kerja
yang membantu pengamatan tadi
diantaranya adalah (1) menganalisis
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 119
tindakan yang baru dilaksanakan (2)
mendiskusikan dan membahas kesesuaian
antara perencanaan denagn kegiatan
pelaksanaan (3) mendiskusikan dan
menemukan pemecahan masalah
pelaksanaan pembelajaran (4) melakukan
pemaknaan dan penyimpulan data .
Sumber Data
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini berasal dari kegiatan
pembelajaran matematika di kelas X TEI
2 mulai dari persiapan pembelajaran,
pelaksanaan dan hasil evaluasinya, serta
hasil pengamatan terhadap siswa serta
respons siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Teknik Dan Alat Pengumpul Data
Pengumpulan data dilakukan
dengan observasi sistematik, yaitu peneliti
melakukan pengkategorian kemungkinan
bentuk atau jenis data amatan secara
terstruktur (Sukidin,dkk, 2002:116) dan
tes. Observasi digunakan untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Sedang tes
digunakan peneliti untuk mengetahui hasil
dari kegiatan pembelajaran di setiap akhir
siklus.
Kriteria Keberhasilan Penelitian
Peneliti membuat instrumen
penilaian kognitif dengan menetapkan 5
butir indikator untuk penilaian
keberhasilan siswa dalam pembelajaran,
dengan rentang nilai 1 – 20.
Skor terendah seorang
siswa = 1 x 20 = 20
Skor tertinggi seorang
siswa = 5 x 20 = 100
a. Untuk menilai test akhir setiap siklus
Peneliti melakukan
penjumlahan nilai yang diperoleh
siswa, yang selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes
formatif dapat dirumuskan:
N
XX , dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
b. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan
belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Ketuntasan
perorangan yang ditetapkan sebagai
KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal ) adalah 77 %, dan kelas
disebut tuntas belajar bila di kelas
tersebut terdapat 85% yang telah
mencapai daya serap lebih dari atau
sama dengan 77%. Untuk menghitung
persentase ketuntasan belajar
digunakan rumus sebagai berikut:
%100...
xSiswa
belajartuntasyangSiswaP
Hasil nilai siswa dijumlah dan
bisa dirumuskan keberhasilan siswa
dalam pembelajaran. Bila nilai siswa
≥ 77 siswa dinyatakan berhasil (tidak
mengalami kesulitan) dalam belajar,
jika nilai siswa < 77 maka siswa
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 120
dinyatakan belum berhasil dalam
belajar (mengalami kesulitan) dan
perlu diremidi.
c. Aktivitas Siswa
Analisa data dilakukan dengan
teknik statistik inferensial, dengan
cara sebagai berikut :
%100St
SaPa
Pa = persentase siswa aktif
Sa = jumlah siswa yang aktif
St = jumlah total siswa
d. Respons Siswa
Angket respons siswa ini
diberikan pada akhir siklus III setelah
diadakan test. Dari jawaban yang
ada di hitung persentasenya dari
masing-masing item, jika ≥ 80 %
siswa setuju berarti proses
pembelajaran berhasil.
D. HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Tindakan pada
Pemahaman Konsep
Tindakan pada pemahaman
konsep dilaksanakan melalui
beberapa tahapan yaitu : (1)
pemberian motivasi siswa tentang
pangkat bulat positif dan bulat
negative serta pangkat nol yang
pernah diterima di SMP (2)
Memberikan penjelasan tentang
pengisian LKS (3) Tindakan
penyajian penanaman konsep sesuai
dengan scenario pembelajaran
dengan pendekatan penemuan
terbimbing, diskusi dengan
menggunakan LKS.
2. Pelaksanaan Tindakan Pada
Penerapan Konsep
Tindakan penerapan konsep
ini diawali dengan membagi LKS
yang berisi masalah-masalah
penerapan konsep tentang yang sudah
dipelajari sebelunnya. Tindakan
selanjutnya adalah guru menyuruh
siswa bekerja, berdiskusi dalam
kelompoknya untuk menyelesaikan
soal atau masalah berikutnya pada
LKS serta membuat laporan
kelompok. Sedangkan guru
berkeliling mengamati siswa dan
sekali-sekali menjadi nara sumber
sambil menilai kerja, keaktifan,
keantusiasan, kretifitas siswa secara
individual
3. Hasil Pengamatan Tindakan
Hasil tindakan yang berupa
proses mengacu pada indicator
keberhasilan tindakan pada setiap
tahapan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Indikator hasil tindakan
yang berupa proses diantaranya
meliputi : keaktifan, keseriusan,
ketekunan, kreatifitas , keantusiasan
dan ketelitian siswa baik pada saat
proses penanaman konsep maupun
pada penerapannya.
4. Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah
selesai pelaksanaan pembelajaran
pada siklus tiap siklus. Kegiatan ini
dilaksanakan secara kolaboratif
bersama 2 guru matematika yang lain
dan juga hasil angket tentang aktivitas
siswa.
Hasil siklus I
Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi test akhir dengan tujuan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 121
untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus I adalah sebagai
berikut:
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Tabel 1 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I
NO
Absen
Jenis Aktivitas Keterangan
1 2 3 4
1 A A A C 1. Aktivitas siswa dalam
2 A A A A menerima materi
3 A C A B
4 B C C B A. Memperhatikan ( Baik)
5 A C C B B. Kurang memperhatikan
6 A C A B ( Cukup )
7 B B B A C. Tidak memperhatikan
8 B C B A ( Kurang )
9 A C B C
10 B C A B 2. Aktivitas siswa yang berani
11 C C B A Bertanya :
12 C C B A A. Dengan sukarela ( Baik )
13 B B A C B. Ditunjuk guru ( Cukup)
14 B C B B C. Tidak ada motivasi ber-
15 B C A B tanya ( Kurang )
16 A C A B
17 A C A B 3. Aktivitas siswa mengerja-
18 B C A C kan tugas :
19 A A A A A. Rajin
20 B C B B B. Sedang
21 B B C C C. Tidak mengerjakan
22 A B C B
23 B C A B 4. Aktivitas siswa bekerjasama
24 C C B B dengan anggota kelompok :
25 C A A B A. Baik
26 A C C B B. Sedang
27 C C C A C. Seenaknya sendiri
28 A C B A
29 B B A C
30 B B C B
31 B C C B
32 A C C A
13 6 14 9
Prosentase 40,63 18,75 43,75 28,125
Prestasi belajar yang dicapai siswa
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 122
Tabel 2 : Prestasi belajar siswa akhir siklus I
No
Absen
Nilai Ket No
Absen
Nilai Ket
1 77 T 17 85 T
2 78 T 18 82 T
3 65 TT 19 77 T
4 78 T 20 65 TT
5 78 T 21 65 TT
6 77 T 22 77 T
7 80 T 23 50 TT
8 50 TT 24 40 TT
9 50 TT 25 90 T
10 82 T 26 65 TT
11 77 T 27 77 T
12 78 T 28 78 T
13 40 TT 29 79 T
14 77 T 30 55 TT
15 78 T 31 50 TT
16 50 TT 32 77 T
Jumlah Siswa Tuntas 20
Rata rata Kelas 68,59
Ketuntasan 62,50%
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
Hasil Siklus II
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Tabel 3 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II
No
Absen
Jenis Aktivitas Keterangan
1 2 3 4
1 A A A A 1. Aktivitas siswa dalam
2 A A A A menerima materi
3 A B B B
4 A C B B A. Memperhatikan ( Baik)
5 A A A A B. Kurang memperhatikan
6 A A A A ( Cukup )
7 A C B B C. Tidak memperhatikan
8 B A A A ( Kurang )
9 B A A B
10 B C B B 2. Aktivitas siswa yang berani
11 A A B A Bertanya :
12 A A B A A. Dengan sukarela ( Baik )
13 B C B B B. Ditunjuk guru ( Cukup)
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 123
14 B A B B C. Tidak ada motivasi ber-
15 A C A A tanya ( Kurang )
16 A A A A
17 A A A A 3. Aktivitas siswa mengerja-
18 B C B A kan tugas :
19 A A A A A. Rajin
20 B C B B B. Sedang
21 B B B B C. Tidak mengerjakan
22 A A B A
23 A C A A 4. Aktivitas siswa bekerjasama
24 B A B B dengan anggota kelompok :
25 B C B B A. Baik
26 A A A A B. Sedang
27 A B B B C. Seenaknya sendiri
28 A B A A
29 B B A B
30 A A A B
31 A C A A
32 A C A A
21 17 18 18
Prosentase 65,63 53,13 56,25 56,25
Prestasi belajar yang dicapai siswa
Tabel 4 : Prestasi belajar siswa akhir siklus II
No
Absen
Nilai
Ket
No
Absen
Nilai
Ket
1 77 T 17 88 T
2 80 T 18 85 T
3 77 T 19 77 T
4 77 T 20 77 T
5 77 T 21 60 TT
6 78 T 22 78 T
7 78 T 23 65 TT
8 79 T 24 55 TT
9 55 TT 25 93 T
10 83 T 26 77 T
11 78 T 27 78 T
12 80 T 28 78 T
13 65 TT 29 79 T
14 77 T 30 60 TT
15 78 T 31 60 TT
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 124
16 65 TT 32 80 T
Jml.Siswa
Tuntas 24
Rt.Kls 74,81
Ketuntasan 75%
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
Hasil siklus III
Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi test akhir dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus III adalah sebagai
berikut :
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Tabel 5 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus III
NO
ABSEN
Jenis Aktivitas Keterangan
1 2 3 4
1 A A A A 1. Aktivitas siswa dalam
2 A A A A menerima materi
3 A A A A
4 A B B A A. Memperhatikan ( Baik)
5 A A A A B. Kurang memperhatikan
6 A A A A ( Cukup )
7 A A B A C. Tidak memperhatikan
8 B A A A ( Kurang )
9 A A A B
10 A B B A 2. Aktivitas siswa yang berani
11 A A A A bertanya :
12 A A A A A. Dengan sukarela ( Baik )
13 A B A B B. Ditunjuk guru ( Cukup)
14 B A B A C. Tidak ada motivasi ber-
15 A B A A tanya ( Kurang )
16 A A A A
17 A A A A 3. Aktivitas siswa mengerja-
18 A B A A kan tugas :
19 A A A A A. Rajin
20 B A B A B. Sedang
21 A A B A C. Tidak mengerjakan
22 A A A A
23 A B A A 4. Aktivitas siswa bekerjasama
24 B A B A dengan anggota kelompok :
25 A A B B A. Baik
26 A A A A B. Sedang
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 125
27 A A A B C. Seenaknya sendiri
28 A A A A
29 B A A A
30 A A A B
31 A B A A
32 A A A A
27 25 24 27
Prosentase 84,38 78,13 75 84,38
Prestasi belajar yang dicapai siswa
Tabel 6 : Prestasi belajar siswa akhir siklus III
No
Absen
Nilai Ket No
Absen
Nilai Ket
1 80 T 17 88 T
2 82 T 18 85 T
3 77 T 19 78 T
4 80 T 20 78 T
5 80 T 21 77 T
6 77 T 22 78 T
7 80 T 23 77 T
8 78 T 24 65 TT
9 65 TT 25 95 T
10 85 T 26 77 T
11 78 T 27 80 T
12 82 T 28 80 T
13 77 T 29 78 T
14 77 T 30 65 TT
15 80 T 31 65 TT
16 78 T 32 81 T
JumlahSiswa Tuntas 28
Rata – rata Kelas 78,21
Ketuntasan 87,50%
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
Respons Siswa
Angket respons siswa diberikan
pada akhir siklus III yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana respons siswa
terhadap pembelajaran dengan
pembelajaran cooperative learning model
think-pair-share diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 7 : Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Cooperative Learning
Dengan Model Think-Pair-Share
No. Pernyataan Respon Siswa
Setuju Tidak Setuju
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 126
1 Pembelajaran aktif dengan Model Think-Pair-Share
menyenangkan 100
0
2 Pembelajaran aktif dengan model Think-Pair-Share
membantu saya dalam memahami materi 100 0
3 Pembelajaran aktif dengan model Think-Pair-Share
membantu untuk menjadi tutor bagi teman saya 88,24 11,76
4 Pembelajaran aktif dengan model Think-Pair-Share
melatih saya untuk menyampaikan pendapat 94,12 5,88
5 Cara mengajar guru menyenangkan 100 0
6 Guru menguasai materi dengan baik 100 0
7 Cara belajar yang dilaksanakan membantu saya
mengembangkan pengetahuan
100 0
8 Saya terlibat aktif dalam pembelajaran ini 88,24 11,76
9 Saya menyukai presentasi 94,12 5,88
10 Saya menginginkan pembelajaran ini diterapkan
pada materi lain
100 0
Pembahasan
Pembahasan hasil observasi
Dari deskripsi pembelajaran
cooperative learning model think-pair-
share (siklus I, II dan III) yang telah
diuraikan di muka diperoleh rangkuman
data hasil observasi sebagai berikut:
Tabel 8 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran
No Aspek penilaian Siklus I Siklus II Siklus III
1 Siswa yang memperhatikan dalam
menerima materi
40,63 % 65,63 % 84,38 %
2 Siswa yang berani bertanya dan
berpendapat serta mau mengerjakan di
depan kelas secara suka rela
18,75 % 53,13 % 78,13 %
3 Siswa yang aktif dan rajin
mengerjakan tugas
43,75 % 56,25 % 75 %
4 Siswa yang bekerjasama dengan baik
dalam kelompoknya sebesar
28,13 % 56,25 % 84,38 %
Dari rangkuman tabel observasi di
atas dapat diketahui bahwa siswa yang
memperhatikan dalam menerima materi
meningkat(43,75%),siswa lebih berani
bertanya meningkat(59,38%),lebih aktif
dan rajin mengerjakan tugas meningkat
(31,25%) dan bisa bekerja sama antar
teman meningakat (56,25%)
Pembahasan hasil prestasi belajar
Tes akhir siklus yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar dalam
penelitian tindakan kelas ini mulai dari
siklus I, siklus II dan siklus III, adalah
sebagai berikut :
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 127
Tabel 9 : Prestasi Belajar Yang Dicapai Siswa
No Hasil Yang Dicapai Siklus I Siklus II Siklus III
1 Rata-rata kelas 69,59 74,81 78,21
2 Ketuntasan belajar 62,50 % 75,00 % 87,50 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Cooperative Learning tipe Thing- Pair-
Share Dapat memberikan hasil yang
bertambah baik dari siklus I sampai
siklus III. Hal ini dapat dilihat dari
terus bertambahnya jumlah siswa yang
tuntas.
Respons Siswa
Secara umum respons siswa
selama mengikuti pembelajaran
Cooperative Learning tipe Think- Pair-
Share menyatakan setuju, berarti siswa
senang dengan model pembelajaran
yang sudah dilaksanakan.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan kajian dan analisa
hasil penelitian yang telah diuraikan,
maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Bahwa dengan penerapan
cooperative learning tipe think-
pair-share dalam pembelajaran
matematika kelas X TEI 2 SMK
Negeri 1 Ngawi standar
kompetensi pangkat rasional,
bentuk akar dan logaritma,
diperoleh peningkatan aktivitas:
a. Siswa yang memperhatikan
dalam menerima materi dari
40,63 % menjadi 84,38
%.(meningkat 43,75%)
b. Siswa yang berani bertanya
dan mau mengerjakan di
depan kelas dari 18,75 %
menjadi 78,13 % ( meningkat
31,25%)
c. Siswa yang aktif dan rajin
mengerjakan tugas dari 43,75
% menjadi 75 %
(meningkat 31,25%)
d. Siswa yang bekerjasama
dengan baik dalam
kelompoknya dari 28,13 %
menjadi 84,38 % (meningkat
56,25%)
2. Bahwa dengan penerapan
cooperative learning tipe think-
pair-share dalam pembelajaran
matematika kelas X TEI 2 SMK
Negeri 1 Ngawi standar
kompetensi pangkat rasional,
bentuk akar dan logaritma, dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal 77
diperoleh peningkatan ketuntasan
belajar kelas 15% yang juga berarti
bahwa penerapan metode think-
pair-share dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika.
Saran-saran
1. Guru hendaknya jangan hanya
menggunakan metode ceramah
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 128
saja dalam mengajar, karena secara
tidak langsung bisa menghambat
aktifitas dan kreativitas siswa.
2. Cooperative learning tipe think
pair share bisa dijadikan salah satu
alternatif metode pembelajaran
karena terbukti bisa meningkatkan
persentase aktivitas dan prestasi
belajar siswa.
3. Dalam proses mengajar guru
hendaknya selalu memotivasi
siswa agar siswa dapat terus fokus
dan bersemangat dalam belajar.
4. Pemerintah seharusnya
mengadakan lebih banyak kegiatan
seperti diklat atau seminar untuk
para guru sebagai pengajar
sehingga diharapkan bisa lebih
memperbaiki kualitas pengajaran
di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anita lie. 2002. cooperative learning (
mempraktikan cooperative
learning di ruang- ruang
kelas ). Jakarta : Grasindo
Arief sidarta.2004. Pembelajaran
cooperative. Bandung :
Departemen pendidikan
Nasional
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur
Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek,
Jakarta, Rineksa Cipta.
Etin.s dan Raharjo.2007. Cooperative
learning (Analisis Model
pembelajaran IPS) .
Jakarta : Bumi Aksara
Hamzah. .Teori Belajar
Konstruktifisme. Tersedia
[on line] di http
://www.duniaguru.com.
Diakses pada 20 januari
2008
Ponco Sujatmiko.2005. Matematika
Kreatif dan Terapanya 1.
Solo :PT Tiga serangkai
Pustaka Mandiri
Sukidin, dkk.2002. Menejemen
Penelitian Tindakan Kelas.
: Insan cendikia
Sudjana.1996. Metoda Statistika.
Bandung:Tarsito
Wagino (Ed.). 2007. Dasar-dasar
Penelitian Tindakan Kelas /
PTK ( classroom Action
Research). Sragen
Wasty.S.1990. Psikologi Pendidikan.
Jakarta:Rineka Cipta