222
1 Upaya Penanggulangan Bahaya Denny Ardyanto Occupational Safety and Health Department School of Public Health Universitas Airlangga

UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

  • Upload
    rini

  • View
    258

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hygiene industri

Citation preview

Page 1: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

1

Upaya Penanggulangan Bahaya

Denny ArdyantoOccupational Safety and Health Department

School of Public HealthUniversitas Airlangga

Page 2: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Upaya penanggulangan bahaya, dalam

penerapannya sering dikaitkan dengan

pengertian program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) atau digunakan

istilah Occupational Health and Safety

(OHS); Occupational Safety and

Health (OSH) atau digabung dengan

aspek E (environment) sehingga menjadi

OHSE atau OSHE. 2

Page 3: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Industrial hygiene program The program must be made up of

several key components : a written program/policy statement, hazard recognition procedures, hazard evaluation and exposure assessment, hazard control, employee training, employee involvement, program evaluation and audit, and recordkeeping.

3

Page 4: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

4

1

2

3

4

5

Eliminasi

Substitusi

Rekayasa/EngineeringPengendalian

Administratif

Alat Pelindung Diri

Hirarki Pengendalian

Page 5: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

5

Ask management for information. Make sure that

the company fulfils its obligation to inform workers

about workplace hazards.

ELIMINASI

Page 6: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

SUBSTITUSI

Wherever possible, hazardous substancesshould be replaced by less hazardous ones.For example, an organic solvent-based glue should be replaced by a water-based one.

6

Page 7: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

ENGINEERING CONTROL

7

Page 8: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

8

A worker soldering in a dirty shop without ventilation and with no PPE

Question: What is wrong with this picture? What is missing? How will this situation lead to this worker being exposed to the lead used in the soldering process? Could this situation also cause his family to be exposed to lead? How? What suggestions can you make to prevent this situation?

Page 9: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

9

Picture of local exhaust ventilation system while the same worker issoldering

Page 10: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

ENGINEERING

Using remote control may prevent the dangers associated with the chemical from reaching the worker

10

Page 11: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

LOCAL EXHAUST VENTILATION

11

Page 12: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Local Exhaust Ventilation

12

Page 13: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

VENTILASI ALAM

13

Page 14: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

LOCAL EXHAUST VENTILATION (ENCLOSURE)

14

Page 15: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

ADMINISTRATIVE CONTROL

15

Page 16: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

16

Make sure you read and understand labels before using chemicals

Page 17: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

17

PEMERIKSAAN

KESEHATAN

Page 18: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

18

Good Housekeeping

Page 19: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

19

Training On Health and Safety

Page 20: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

20

Training is essential for new workers. Existing workers should receive refresher courses periodically.

Page 21: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

21

If you wear protective clothing at work, such as aprons, laboratory coats, overalls, etc., these should be cleaned regularly and you should inspect them for holes or areas that are worn out.

Personal Hygiene

Page 22: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

22

Workers who launder these clothes should be trained in the types of hazards they may work with and how they can be controlled.

Inspect your underclothes at home for any signs of contamination with oils, solvents, etc. If you find any signs, then it means your protective clothing at work is not effective.

Personal Hygiene

Page 23: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

23

A worker is eating something in

the work area

Page 24: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

24

Picture shows a worker washing his hands. There are clean towels, and a lunch room sign.

Page 25: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

25

Picture shows shower and locker areas

Page 26: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

26

Personal hygiene is very important in terms of reducing health hazards. Dirty clothes can

spread hazardous substances to your family.

Page 27: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

27

Do not take workplace hazards home with you !

Page 28: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Environmental monitoring (for chemical substances) is thedetermination of the concentrationof toxic substances in the air ofworking environment.

Page 29: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

29

Environmental monitoring accounts neither for skin absorption, accumulation, the use of personal protective equipment, differences in physical activity, working habits, and personal hygiene nor for non-occupational exposure, while biological monitoring accounts for all of these.

Page 30: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

30

Menunjukkan paparan total paparan udara, absorpsi melalui kulit, terbebasnya zat kimia yang berakumulasi, efektivitas pemakaian alat pelindung diri, perbedaan pembebanan fisik, higiene perorangan dan pemaparan diluar lingkungan kerja .

Monitoring Biologis

Page 31: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

31

Monitoring Lingkungan dan Biologis

1. Keduanya penting dan berperan dalam upaya pencegahan penyakiat akibat kerja karena paparan bahan beracun.

2. Keduanya saling mengisi/melengkapi.

Page 32: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Gas Detector

32

Environmental Monitoring

Page 33: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

33

Label dan

simbol

Pelatihan

MSDS

Identifikasi

KOMPONEN KOMUNIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA

DAN BERACUN

Page 34: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

34

Ask management for information. Make sure that the company fulfils its obligation

to inform workers about workplace hazards.

Page 35: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Examples of easily

understood symbols

35

Page 36: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

36

WARNING SIGN

Page 37: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA
Page 38: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

38

A. Protective clothingB. Eye and face protectionC. Respiratory protectionD. Hearing protectionE. Protection for head, for feet, from falling objects and gainst electrical hazards

CONTROL OF HAZARDSPersonal Protective

Equipment

Page 39: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Welding (Box Type)

39

Welding (Cup Type)

EYE PROTECTION

Page 40: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

1.Prefilter2.Dust filter

40

Gas filter

Combination filter

Page 41: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

A Dust - mask

respirator

41

Full facepiece cartridge respirator

Page 42: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

42

Chemical Cartridge Respirator and SCBA

Page 43: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

SELF-CONTAINED BREATHING APPARATUS

(SCBA)

43

Page 44: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

44

Self Contained Breathing Apparatus (SCBA)

Page 45: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

KEBISINGAN

45

Page 46: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Noise Control Measures

• Elimination• Engineering controls• Administrative controls• Personal hearing protection

46

Page 47: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Engineering Controls

• Substitusi mesin misalnya mengganti mesin-mesin yang berukuran lebih kecil yang bergerak lebih cepat dengan mesin-mesin berukuran lebih besar dan bergerak lebih lambat (larger, slower machines for smaller, faster ones);

• Mengganti roda-roda gigi dengan sabuk penggerak (belt drives for gears); mengganti palu dengan alat penekan / pres (pressing for hammers). 47

Page 48: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

Engineering Controls

Memakai kipas yang berukuran besar dan berputar dengan kecepatan rendah (use large, low-speed fans instead of smaller, high-speed fans); reduksi tekanan (reduction of pressure);

48

Page 49: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

49

Sound-absorbing materials commonly used to cover walls and ceilings include mineral or glass fiber blankets, molded or felted fiber boards, spray-on fibers, foamed plastics, and porous plastics.

Absorbing Airborne Noise

Page 50: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

50

Engineering Treatment of The Transmission Path

Enclosures ( partial / complete enclosure )

“Acoustical treatment” pada dinding, langit-langit dan lantai tempat kerja untuk menyerap suara dan mengurangi gema (reverberation).

Memasang barrier (noise / acoustical barrier) antara sumber kebisingan dan tenaga kerja. Permukaan barrier yang menghadap sumber bising dilapisi dengan bahan penyerap suara (sound - absorbing materials).

Page 51: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

51

Program Pemeliharaan Pendengaran

Pengendalian secara teknik (Engineering

Controls)Pada sumber bunyi :• Memperbaiki mesin-mesin yang

telah mengalami gangguan fungsi.• Bila perlu, mesin-mesin dilengkapi

dengan peredam

Page 52: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

52

Page 53: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

53

Program Pemeliharaan Pendengaran

Pengendalian secara teknikPada sumber bunyi :• Lubrikasi mesin-mesin.• Roda gigi, rantai dan komponen-

komponen mesin lainnya perlu diperiksa/dicek secara teratur.

• Substitusi mesin yang lebih dengan yang kurang bising.

• Modifikasi mesin atau proses.• Machinery enclosures.

Page 54: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

54

Machinery Enclosures

Merupakan salah satu cara pengendalianairbone noise. Cara ini terutama

ditujukanuntuk mengendalikan airbone noise yangdihasilkan oleh motor-motor listrik dantransformator karena enclosures dapatmereduksi tingkat intensitas suara

sedangkanventilasi tempat kejadian tetap memadai.

Page 55: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

55

Machinery Enclosures

Merupakan salah satu cara pengendalian airbone

noise. Cara ini terutama ditujukan untukMengendalikan airbone noise yang dihasilkan

olehmotor listrik (electric motors) dan

transformator karena enclosures dapat mereduksi tingkatintensitas suara sedangkan ventilasi tempatkejadian tetap memadai.

Page 56: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

56

Machinery Enclosures

Enclosures dapat dibedakan menjadi totalenclosure dan partial enclosure. Totalenclosure lebih baik dari partialenclosure. Namun cara ini tidak selalu

dapatditerapkan di tempat kerja karena dapatmengganggu pengoperasian dari mesin.

Page 57: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

57

Barrier (Penyekat)

Pemasangan penyekat atau barrier bertujuan untuk

mencegah transmisi airbone noise. Barrier ini dapat

dibuat dari timah hitam (lead), leaded vinyl, atau

kayu. Bagian permukaan dari penyekat yang

menghadapsumber bunyi/mesin biasanya dilapisi dengan

bahanperedam suara untuk mereduksi lebih lanjut

tingkattekanan suara yang dihasilkan oleh sumber

bising.

Page 58: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

58

Sumua permukaan yang keras akanmemantulkan suara. Sebagai contoh 0,05)permukaan dari gelas, batu, logam dan

lainlain. Kemampuan dari benda-benda ini untukmenyerap suara adalah kecil (effectiveabsorption coefficient < 0,05). Sebaliknya,benda–benda yang berpori-pori misalnyapermadani, tirai dari kain dan lain-lainmempunyai effective absorption

coefficientyang besar (mendekati 1).

Peredam Suara

Page 59: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

59

Pengendalian Secara Administratif

Pengendalian administratif dapat dilakukan

dengan cara :• Rotasi kerja• Pengadaan ruang kontrol• Penyelenggaraan pelatihan dan

pendidikan• Pemantauan lingkungan kerja• Pemeriksaan kesehatan meliputi

pemeriksaan pendengaran baik sebelum kerja, berkala maupun khusus.

Page 60: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

60

• Mengetahui secara dini gangguan pendengaran (hearing loss) yang diserita oleh pekerja dan untuk mencegah agar gangguan pendengaran tersebut tidak menjadi lebih parah.

• Mengetahui keadaan pendengaran dari calon pekerja.

• Menunjukkan kepada pimpinan perusahaan dan pekerja tentang keuntungan dari pemakaian alat pelindung telinga.

• Mengidentifikasi pekerja yang sensitif terhadap efek kebisingan.

Pemeriksaan Pendengaran

Page 61: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

61

Untuk program pemeliharaan pendengaran di

perusahaan, tes pendengaran dilakukan dengan

audiometer.Tes audiometri minimum harus dilakukansetiap tahun sekali. Bila keadaan

perusahaantidak mengijinkan atau usia pekerja relatif

mudadan hasil tes sebelumnya tidak

menunjukkankenaikan ambang pendengaran yang

bermakna,maka tes audiometri dapat dilakukan setiap

duatahun sekali.

Pemeriksaan Pendengaran

Page 62: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

62

Tes audiometri hendaknya berupa nada murni, air

conduction, pemeriksaan ambang pendengaran,

dan tes minimum harus dilakukan pada frekuensi

500, 1000, 2000, 3000, 4000, 6000 Hz.Bilamana ditemukan significant threshold

shift (kenaikan ambang pendengaran rata-rata

lebihdari 10 dB pada frekuensi-frekuensi 2000,

3000,4000 Hz dibandingkan dengan baseline

audiogrampada setiap telinga), maka pekerja yangbersangkutan harus diperiksa ulang satu

bulankemudian.

Pemeriksaan Pendengaran

Page 63: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

63

Persyaratan pemeriksaan audiometri yang harus dipenuhi antara lain :• Tempat pemeriksaan harus sunyi.• Audiometer yang digunakan terlebih

dahulu harus dikalibrasi dan diperlihara dengan baik.

• Pemeriksaan harus dilakukan oleh seorang operator yang telah memperoleh serifikat atau mereka yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas tentang teknik pemeriksaan audiometri.

Persyaratan Tes Audiometri

Page 64: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

64

Pengukuran Kebisingan

• Peralatan yang digunakan sound level meter (SLM).

• Noise measurement bertujuan untuk

membandingkan hasil pengukuran pada

suatu saat dengan standar atau Nilai

Ambang Batas (NAB) kebisingan yang

telah ditetapkan.

Page 65: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

65

Pengukuran Kebisingan

• Pengukuran yang ditunjukan hanya sekedar untuk pengendalian terhadap lingkungan kerja, dapat dilakukan di tempat kerja dimana pekerja menghabiskan waktu kerjanya serta dilakukan pada waktu pagi, siang, dan sore hari.

• Hasil pengukuran ini tidak menunjukkan pemajanan perorangan atau tingkat kebisingan rata-rata yang terpajan oleh pekerja selama 8 jam per hari.

Page 66: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

66

Pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui

efek kebisingan terhadap pendengaran perlu

dilakukan secara intensif (selama jam kerja)

dan bila Pekerja selalu berpindah tempat, maka

harus dilakukan pengukuran tingkat tekanan

suara dan pencatatan waktu selama pekerja

berada di tempat-tempat tersebut.

Pengukuran Kebisingan

Page 67: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

67

Selanjutnya perlu dihitung tingkat tekanan suara

rata-rata yang terpajan oleh pekerja selama 8 jam

kerja dengan menggunakan rumus-rumus atau

nomogram yang telah ada.Dalam melakukan pengukuran, perlu

diperhatikanperalatan yang digunakan dan carapengukurannya harus memenuhi standar

yangtelah ada seperti ISO (International

StandardOrganization) atau ANSI (American StandardInstitute).

Pengukuran Kebisingan

Page 68: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

68

Page 69: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

69

Noise Mapping

Page 70: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

70

Alat Pelindung Telinga

• Sumbat telinga (ear plug)• Tutup telinga (ear muff)• Helmet atau communication

headset

Page 71: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

71

Alat Pelindung Telinga

Tingkat perlindungan yang diberikan oleh alat

pelindung telinga ditentukan oleh: Jenis alat pelindung yang dipakai. Keadaan dari alat. Cara pemakaian. Cara pemeliharaan. Lamanya alat-alat tersebut dipakai

pada waktu kerja.

Page 72: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

72

Alat Pelindung Telinga

Page 73: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

73

HEARING PROTECTION DEVICES

Page 74: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

74

Page 75: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

75

Indeks Suhu Bola Basah/ISBB

• Indeks ini semula digunakan untuk menentukan tingkat tekanan panas yang dialami oleh prajurit yang melakukan latihan fisik yang berat dan terpapar panas radiasi yang tinggi.

• Sekarang ISBB dipergunakan untuk menentukan tingkat tekanan panas yang dialami oleh pekerja karena tidak banyak membutuhkan ketrampilan, cara atau metodenya tidak sulit dan besarnya tekanan panas dapat ditentukan dengan cepat.

Page 76: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

76

TLVs of Heat Stress

The TLVs of heat stress are based on the assumption that nearly all

acclimatized, fully clothed (i.e. lightweight pants and

shirt) workers with adequate water and salt

intake should be able to function effectively

under the given working conditions without exceeding a deep body temperature of

38oC.

Page 77: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

77

Permissible Heat Exposure TLV WBGT

Work-restregimen

Light work load

Moderate work load

Heavy work load

Continuous work

30.0 oC 26.7 oC 25.0 oC

75% work 25% rest, each hour

30.6 oC 28.0 oC 25.9 oC

50% work 50% rest, each hour

31.4 oC 29.4 oC 27.9 oC

25% work 75% rest, each hour

32.2 oC 31.1 oC 30.0 oC

Page 78: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

78

TLVs of Heat Stress

When WGBT-TLV criteria are exceeded or impermeable clothing (in particular encapsulated suits) is worn, exposure to environmentally induced or activity-induced heat stress is to be discontinued; for individuals when at any time :

Page 79: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

79

TLVs of Heat Stress

1. Sustained heart rate is greater than 160 beats per minute for those under 35 years of age; 140 for 35 years or older, in subjects with assessed normal cardiac performance; or

Page 80: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

80

TLVs of Heat Stress

2. In unselected, unacclimatized

workers deep body temperature is greater than 38o C or in selected and acclimatized personnel, 38,5oC; or

Page 81: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

81

TLVs of Heat Stress

3. In conditions of regular daily exposure to

the stress, 24-hour urinary sodium excretion is less than 50 mmoles; and for the group of persons exposed when :

4. There are complaints of sudden and severe fatigue, nausea, dizziness or lightheadedness.

Page 82: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

82

TLVs of Heat Stress

5. Higher heat exposure than those shown in table (Permissible Heat Exposure Threshold Limit Values table) are given in oC and oF WBGT are permissible if the workers have been undergoing medical surveillance and it has been established that they are more tolerant to work in heat than the average worker.

Page 83: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

83

TLVs of Heat Stress

Workers should not be permitted to

continue their work when their deep body temperature exceeds 38oC.

Page 84: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

84

TLVs of Heat Stress

For unacclimatized workers performing a moderate level of work, the permissible heat exposure TLV should be reduced by approximately 2,5 oC.

Page 85: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

85

TLVs of Heat Stress

• TLV ini hanya berlaku bila pakaian kerja yang dipakai oleh pekerja terbuat dari katun (pakaian musim panas).

• Bilamana pakaian kerja dibuat dari bahan yang dapat menghambat penguapan keringat atau yang mempunyai nilai isolasi yang tinggi, maka toleransi pekerja terhadap panas akan menurun sehingga TLV ini tidak dapat dipergunakan.

Page 86: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

86

ISBB

• Diluar gedung (outdoor) :

ISBB = 0,7 Sba + 0,2 Sg + 0,1 Sk

SBa : suhu basah alami SG : suhu globe SK : suhu kering• Didalam gedung (Indoor) : ISBB = 0,7 Sba + 0,3 Sg

Page 87: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

87

ISBB

• Light work (up to 200 kcal/hour) e.g., sitting or standing to control machines, performing light hand or arm work.

• Moderate work (200-350 kcal/hour) e.g., walking about with moderate lifting and pushing.

• Heavy work (350-500 kcal/hour) e.g., pick and shovel work. (ACGIH, 2005)

Page 88: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

88

Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis

yang ditandai dengan pengeluaran keringat yang

meningkat, penurunan denyaut jantung dan suhu

tubuh (bila dibandingkan dengan denyut jantung

dan suhu tubuh pada hari pertama). Proses adaptasi ni biasanya memerlukan waktu selama 7 – 10 hari dan aklimatisasi

yangtelah didapat ini dapat pula menghilang

dngancepat yaitu bilamana pekerja tidak masuk

kerjaselama satu minggu. Untuk menimbulkanaklimatisasi, faktor pembebanan dan

lamanya kerja perlu diperhatikan.

Page 89: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

89

Proses Aklimatisasi

Cara terjadinya proses aklimatisasi adalah sebagai berikut:• Pada hari pertama kerja, pembebanan

fisik dan lamanya kerja diusahakan agar tidak melebihi 50 % dari beban dan lama kerja yang sebenarnya.

• Pada hari kedua, beban dan lama kerja ditambah 10 % ( = 60 %).

• Demikian seterusnya hingga pada hari ke enam pembebanan fisik dan lama kerja ditambah 10 % setiap harinya sehingga pada hari tersebut akan tercapai 100 %.

Page 90: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

90

Proses Aklimatisasi

Proses aklimatisasi perlu dilakukan bila suhu

Basah tempat kerja = 25 – 28˚C, hal initergantung dari keadaan aklimatisasi

alamipekerja yang bersangkutan.Walaupun prosedur seleksi telah

dilakukandimana mereka yang berusia setengahlanjut/lanjut dan pekerja dengan

kapasitasyang rendah telah dieliminasi, kurang

lebih 3 – 5 % dari populasi ditemukan tidak

tolerantterhadap panas.

Page 91: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

91

Proses Aklimatisasi

Pada proses aklimatisasi, denyut jantung dapatmencapai lebih dari 180 denyut/menit pada

haripertama kerja dan pada hari ketiga/keempat, denyut jantung mulai stabil dan turun sampaidibawah 140 denyut/menit.Maximal oxygen intake dari seorang pekerja(ditentukan secara langsung melalui uji

treadmill atau bicycle ergometer) merupakan suatu

faktor yang paling penting dalam menentukan kemampuan pekerja tersebut untuk bekerja ditempat yang panas.

Page 92: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

92

Pekerja yang berusia diatas 40 tahun

sebaiknya tidak ditempatkan di tempat

tempat kerja yang panas karena kelenjar

keringat dari mereka menunjukkanrespon yang lebih lambat terhadap

bebanpanas metabolik dan lingkungan.

Kerentanan Individu

Page 93: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

93

Mereka yang berusia lanjut mulai mensekresikan

keringat 20 menit setelah masuk ke dalam suatu

ruang yang panas, sedangkan orang muda hanya

membutuhkan 15 menit. Selain itu, maximaloxygen intake juga menurun jika usia

seseorangbertambah sehingga kedua hal ini akanmenyebabkan pekerja yang berusia setengahlanjut/lanjut secara fisiologis tidak dapat

bekerjaditempat kerja yang panas dengan beban fisik yang cukup berat.

Kerentanan Individu

Page 94: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

94

Kerentanan Individu

Demikian pula, pada kondisi dimana panas

radiasi di tempat kerja tinggi, pekerja yang

berusia lanjut juga akan menyerap lebihbanyak panas dari lingkungan daripada orang muda terutama karena pembuluhpembuluh darah mereka yang terdapat

padaatau dekat dengan permukaan kulit lebihbanyak terpajan panas.

Page 95: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

95

Bila suatu pekerjaan harus dilakukan di suatu

tempat keja yang panas, maka mereka yang

bertubuh kecil dengan luas permukaan tubuh

yang kecil dan individu yang terlalu gemukdengan ratio luas permukaan

tubuh/beratbadan yang kecil adalah rentan terhadappengaruh tekanan panas.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa

pekerjayang berat badannya kurang dari 50 kg

selainmempunyai maximal oxygen intake yang

rendahmereka tetapi juga kurang toleran

terhadappanas daripada mereka yang mempunyai

beratbadan rata-rata.

Page 96: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

96

Walaupun telah dilakukan seleksi dan aklimatisasi,

diperhatikan adalah intake cairan dan makanan.

Mereka yang bekerja di tempat kerja yang panas harus minum sesering mungkin (200 –

300ml air atau minuman lainnya paling

sedikitsetiap 30 menit sekali) dengan tujuan agar cairan tubuh tetap dalam keadaan seimbang.Mekanisme haus adalah sama sekali tidak

adekuatuntuk membujuk pekerja minum sesuai

dengan jumlah cairan yang hilang dalam keringat

sehinggaini cenderung menuju ke defisit cairan.

Kerentanan Individu

Page 97: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

97

Faktor nutrisi perlu pula dipertimbangkan

bilamana mereka yang status gizinya jelek

akan menunjukkan respon yang berlebihan

terhadap tekanan panas dan hal ini mungkin

disebabkan oleh sistem kardiovaskuler yang

tidak stabil.Pemberian minum yang mengandung

sukrosatidak saja akan menguntungkan bila

ditinjaudari segi metabolisme, tetapi juga akan membantu dalam pencegahan defisit

cairanyang lebih besar.

Kerentanan Individu

Page 98: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

98

Laki-laki tampaknya memiliki sweat rate respon

(terhadap tekanan panas) yang lebih baik dariwanita.Penurunan berat badan umumnya

dapatditolerir oleh pekerja tanpa menimbulkan

pengaruhyang serius. Kehilangan air sebanyak 1,5 kg atau lebih

selamakerja dapat menyebabkan kenaikan denyut

nadi Dan bila tubuh kehilangan air sebanyak 2 – 4

kg (3 – 6 % dari berat badan), maka keadaan

ini dapat menyebabkan gangguan dalam

melakukanpekerjaan.

Kerentanan Individu

Page 99: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

99

• Liquids should be taken in small quantities and often from the start of exposure to high temperatures : 100 to 150 ml of water every 15 to 20 minutes.

• The quantities to be drink should be calculated

on the basis of the fluid loss, since the thirst

mechanism does not at all furnish an appropriate

basis for compensating the important factor,

which is fluid loss.

Drinking Water

Page 100: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

100

• Recommended drinks are plain (non-carbonated) cool water (9-12 oC); Cool lemon tea, well diluted fluid juice, etc.

• Carbonated drinks, undiluted fluid juice, milk and especially any alcoholic drinks should be forbidden.

Drinks

Page 101: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

101

• Intolerance to high temperature due to dehydration disappears completely when, for example, miners exposed to a wet-bulb temperature of more than 29 oC drink at least 3 liters of water per shift;

• Their capacity for work is even increased by the addition of 100 g of sugar to the drinking water distributed during the working day.

Drinks

Page 102: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

102

• Binge (pesta minum minuman keras) type alcohol consumption results in the production

of quantities of dilute urine.• The individual is now much more

susceptible to dehydration working in a hot environment, and therefore to heat stroke.

• As a CNS depressant, alcohol interferes with

heat adaptation.

Alcoholic Drinks

Page 103: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

103

• The intake of fatty foodstuffs should be reduced.

• The administration of additional salt is only justified in the case of unacclimatized workers who are newly assigned to a hot workplace.

Food

Page 104: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

104

Control Measures

Reduce work load factor by mechanization Reduce radiant heat load by : a. Lowering temperature of hot processes

or changing emissivity of the hot surface b. Relocating hot processes. c. Using heat seals, reflective protective equipment, and heat shielding clothing. Increase air speed with fans if air

temperature is less than 35o C and shed (melepas)

clothing.

Page 105: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

105

Control Measures

• Decrease air speed if air temperature is greater than 35o C and wear protective clothing.

• Dehumidify air to increase evaporative cooling from sweating (e.g., eliminate all sources of water vapor from leaks in steam lines, water evaporating from floors).

Page 106: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

106

Control Measures

• Limit the time exposure to the hot work

a. Carry out hot task in cool of morning

or evening. b. Provide cool areas for recovery. c. Use extra manpower to reduce exposure time for each worker.

Page 107: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

107

Control Measures

Restrict overtime work in hot environments.

Provide specialized vortex air-cooled or ice suits for some continuous demand tasks.

Training and selection of workers.

Page 108: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

108

Control Measures

• Attention should be paid to the heat acclimatization, appropriate levels of physical fitness, liquid replacement schedule should be followed electrolyte balance of body fluids must be maintained, especially for unacclimatized workers.

Page 109: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

109

Control Measures

• Supervisors and workers should be trained in recognition of various heat illnesses.

• Workers to be alerted to effects of drugs,

alcohol, obesity on heat illnesses.

Page 110: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

110

Control Measures

Screen workers for heat intolerance

(particularly previous episodes) Be aware of seasonal factors

relating to climate.

Page 111: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

VIBRATION

Page 112: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

112

SOURCES OF VIBRATION

Page 113: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

113

Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai efek

getaran pada manusia yaitu:• Karakteristik fisik dari frekuensi dan

intensitas getaran• Tipe dari sumber getaran• Lamanya pemajanan• Arah getaran• Posisi tubuh• Kerentanan individu• Faktor lingkungan misalnya suhu udara,

kebisingan, beban kerja dll.

Page 114: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

114

• Tidal Volume meningkat pada semua frekuensi, tetapi kenaikan tersebut maksimum terjadi pada frekuensi 5 – 7 Hertz.

• Hiperventilasi dan respiratory rate akan menunjukkan peningkatan dan besarnya peningkatan ini ditentukan oleh intensitas getaran yang terpajan.

• Pada 5 – 7 Hertz, kapasitas vital akan menurun dan oxygen uptake akan meningkat.

Page 115: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

115

• Belum atau tidak terdapat bukti-bukti yang jelas tentang efek getaran pada ginjal, darah dan kelenjar endokrin pada tingkat pemajanan yang sedang (moderat).

• Getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang, dan gangguan keseimbangan ini sangat dipengaruhi oleh

faktor kerentanan individu.

Page 116: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

116

Peralatan yang digunakan

Peralatan yang digunakan untuk mengukur

getaran (percepatan, kecepatan ataukecepatan) dan analisis frekuensi getaranadalah sbb: • Vibration meter• Accelerometer/vibration pick

up/transducer (alat penangkap getaran)

• Sound Level Octave Band Analyzer, dimana mikrofon dari sound level meter diganti dengan integrator dan integrator tersebut dihubungkan dengan accelerometer.

• Vibration Level Recorder

Page 117: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

117

Pengendalian Getaran

1. Engineering Control Tingkat getaran sering dapat

direduksi melalui berbagai peralatan teknis misalnya dengan pemasangan vibration isolator (pegas/springs atau bantalan kompresi diatas mesin-mesin yang akan diletakkan.

Page 118: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

118

Pengendalian Getaran

2. Pemeliharaan/perawatan mesin yang

baik

Perawatan mesin perlu dilakukan secara

berkala, dan bilamana mungkin pemantauan

kondisi mesin dengan alat ukur getaran (sebagai indikator mesin) juga

dilakukan. Bagian-bagian mesin yang rusak (aus)

perlu segera diganti.

Page 119: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

119

3. Substitusi Substitusi alat-alat/mesin-mesin atau proses

yang menimbulkan intensitas getaran yang tinggi dengan alat-alat/mesin-mesin yang tingkat getarannya rendah. 4. Penempatan alat-alat Alat-alat hendaknya ditempatkan/diletakkan

diatas permukaan (dinding, lantai dan langit-langit) yang tebal dan padat (massive dan rigid), dan sejauh mungkin dari daerah kritis.

Page 120: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

120

5. Modifikasi Modifikasi karakteristik kecepatan dan

gerakan alat-alat/mesin-mesin sedemikian rupa sehingga frekuensi dan karakteristik dari energi getaran akan dimodifikasi.

6. Alat pelindung diri Khusus bagi pekerja yang terpapar

segmental vibration dan bekerja ditempat-tempat kerja yang dingin, pekerja tersebut hendaknya memakai sarung tangan dari kulit pada waktu kerja.

Page 121: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

121

7. Pemeriksaan kesehatan Pemeriksaan kesehatan baik sebelum kerja,

secara berkala dan khusus perlu dilakukan. Mereka yang menderita kelainan pembuluh darah dan jantung (cardiovascular), arthritis, kelainan syaraf, diabetes mellitus dan lain-lain perlu dihindarkan dari pemajanan getaran.

8. Kontrol administratif Pengendalian secara administratif bertujuan

untuk mengurangi waktu pemajanan, dan cara pengendalian ini dapat dilakukan misalnya dengan job rotation.

Page 122: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

122

9. Latihan dan pendidikan Penyuluhan, latihan atau pendidikan tentang

kesehatan dan keselamatan kerja pada umumnya, dan mengenai pengaruh getaran serta cara-cara pencegahannya pada khususnya, perlu dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.

Page 123: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

123

HAND-ARM VIBRATION

Page 124: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

124

HAND-ARM VIBRATION

Page 125: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

125

Hand Arm Vibration Exposure

Page 126: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

126

Hand Arm Vibration Exposure

Page 127: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

127

Page 128: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

128

TERMINOLOGI

Page 129: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

129

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Penglihatan

Sifat dari cahaya ditentukan oleh:Kuantitas, atau banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu permukaan yang menyebabkan terangnya permukaan tersebut dan sekitarnyaKualitas, yang menyangkut warna, arah, dan difusi cahaya, serta jenis dan tingkat kesilauan.

Page 130: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

130

Kuantitas pencahayaan yang dibutuhkan

tergantung dari :• Tingkat ketelitian yang diperlukan• Bagian yang diamati• Warna dari obyek atau benda yang diamati• Kemampuan obyek untuk

memantulkan cahaya yang jatuh padanya• Brightness dari sekitar obyek

Page 131: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

131

Intensitas pencahayaan yang

dibutuhkan untuk berbagai jenis pekerjaan dapat dilihat pada Peraturan Menteri Perburuhan (P.M.P) No.7 tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.

Page 132: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

132

Kualitas pencahayaan terutama ditentukan oleh ada tidaknya kesilauan di tempat kerja baik kesilauan langsung atau kesilauan karena pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap, dan bayangan.

Page 133: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

133

Cara Untuk Mengurangi Kesilauan

Direct Glare• Memperkecil luas dari permukaan yang sangat terang yang menyebabkan

kesilauan.• Memperbesar sudut yang terbentuk

antara sumber kesilauan dan garis

penglihatan.• Besarnya sudut tersebut hendaknya

tidak kurang dari 30°.• Meningkatkan brightness dari area yang

mengelilingi sumber kesilauan.

Page 134: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

134

Cara Untuk Mengurangi Kesilauan

Reflected glare• Mengurangi brightness/luminensi dari sumber cahaya. Bila dengan cara ini

hasilnya belum memuaskan, maka diusahakan

agar lampu atau obyek yang kita amati

diletakkan demikian rupa sehingga pantulan

cahaya tidak mengenai mata.• Semua permukaan benda yang

terdapat dalam medan penglihatan hendaknya

tidak dibuat mengkilap.• Meningkatkan pencahayaan umum

(general illumunation).

Page 135: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

135

Bayang-bayang/BayanganBayang-bayang/bayangan umumnya tidak dikehendaki oleh seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan.

Beberapa jenis pekerjaan memerlukan bayangan agar obyek dapat diamati dengan lebih mudah. Misalnya goresan pada lembaran logam (sheet metal) akan terlihat lebih mudah bila sistim pencahayaan yang digunakan menimbulkan bayangan, pencahayaan di tempat kerja diusahakan agar menyebar secara merata.

Page 136: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

136

Bayang-bayang/Bayangan

Pencahayaan setempat (spot atau local lighting) diusahakan agar tidak digunakan di tempat kerja karena sistim pencahayaan ini sering menimbulkan bayangan yang mengganggu kecuali bila pencahayaan umum di tempat kerja tersebut cukup.

Page 137: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

137

Brightness dan brightness ratio Kemampuan seseorang untuk dapat

melihat obyek dengan jelas antara lain tergantung dari perbedaan erajat terang antara obyek dan latar belakangnya. Fungsi mata adalah optimal bila brightness dalam daerah penglihatan kita relatif adalah sama (uniform).

Page 138: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

138

Nilai Pantulan Warna dan kemampuan untuk

memantulkan cahaya (reflectance) dari dinding-dinding, langit-langit, lantai, dan peralatan kerja akan menentukan brightness pattern. Dinding-dinding, lantai, dan langit-langit yang berwarna gelap dapat menurunkan efektivitas dari instalasi pencahayaan sebanyak 50 %.

Page 139: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

139

Reflectance Values yang Dianjurkan

Deskripsi Reflectance (%)

Langit-langitDindingMeja dan kursi kerja, mesin-mesinLantai

80 – 9040 – 6025 – 45

20

Page 140: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

140

Distribusi CahayaLuminair atau fixtur lighting merupakan suatu unit pencahayaan yang lengkap, dan unit ini terdiri dari lampu dan peralatan untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya.Lighting equipment perlu diletakkan/dipasang menurut karakteristik dari distribusi cahaya yang dikehendaki. Untuk ini mounting height dan luminair spacing yang dianjurkan perlu diperhatikan. Luminair menurut cara mendistribusikan cahaya dapat diklasifikasikan menjadi :

Page 141: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

141

Penerangan langsungHampir semua cahaya yang diemisikan oleh luminair (90 – 100 %) diarahkan ke bawah. Tipe pencahayaan ini paling efisien karena banyaknya cahaya yang mencapai permukaan kerja adalah maksimum. Namun, sistim pencahayaan ini sering menimbulkan bayangan dan kesilauan bila sumber cahaya terlalu kuat.

Page 142: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

142

Sistem Penerangan

• Penerangan semi langsung Distribusi cahaya terutama adalah

kearah bawah (40 – 60 %).• General diffuse Kurang lebih 40 – 60 % distribusi

cahaya diarahkan ke bawah dan 40 – 60 % ke atas.

Page 143: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

143

Sistem Penerangan

• Semidirect lighting 60 – 90 % cahaya didistribusikan

kearah atas, da 10 – 40 % kearah bawah.

Pada sistim pencahayaan ini, nilai pantulan dari langit-langit harus tinggi agar cahaya yang dipantulkan ke bawah cukup banyak.

Page 144: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

144

Sistem Penerangan

• Indirect lighting Distribusi cahaya terutama ke bawah (90

– 100 %). Keuntungan sistim ini adalah tidak

menimbulkan bayangan dan kesilauan, sedangkan kerugiannya adalah mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

Page 145: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

145

Kebutuhan Intensitas

Kebutuhan intensitas pencahayaan antara lain tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Selain intensitas pencahayaan, untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketajaman penglihatan dipengaruhi pula oleh faktor-faktor:

Page 146: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

146

Kebutuhan Intensitas

Lanjutan ………..• Distribusi luminensi dalam lapangan • penglihatan.• Ukuran dari obyek yang diamati.• Kontras antara obyek dan sekitarnya.• Lamanya pengamatan• Usia• Warna dan bahan/material dari obyek dimana kedua faktor ini akan menentukan

luminensi dari obyek tersebut.

Page 147: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

147

Illumination Levels

If a strong light is necessary, this is best achieved by the use of working light, but these should always be used in conjunction with a good general illumination, to avoid creating too much contrast. Guidelines may be as follows :Working light(s) General illumination500 lx 150 lx1000 lx 300 lx

Page 148: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

148

General lighting atau penerangan umum

Penerangan umum menghasilkan iluminasi yang merata pada bidang kerja dan bidang ini biasanya terletak pada ketinggian 30 -36 inchi di atas lantai.Jarak pemasangan antara 2 lampu dianjurkan tidak lebih dari 1,5 – 2 kali jarak antara lampu dan bidang kerja.

Page 149: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

149

Localized general lighting Bilamana intensitas pencahayaan yang

merata tidak diperlukan untuk semua tempat kerja tetapi hanya tempat kerja tertentu yang membutuhkan tingkat iluminasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, maka lampu tambahan dapat dipasang pada daerah tersebut sehingga kebutuhan inensitas pencahayaan dapat dipenuhi.

Page 150: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

150

Local lighting Sistim pencahayaan lokal ini diperlukan

khususnya untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian/membedakan benda-benda yang halus atau untuk memeriksa keadaan suatu mesin.

Kerugian dari sistim pencahayaan ini adalah menyebabkan kesilauan.Untuk menanggulangi masalah kesilauan ini, maka pencahayaan lokal perlu dikoordinasi dengan pencahayaan umum.

Page 151: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

151

Pencahayaan Buatan Sebagai sumber pencahayaan buatan,

dapat digunakan berbagai jenis lampu dan lampu-lampu yang umumnya dipakai adalah lampu pijar (filamen), lampu pelepasan listrik misalnya lampu merkuri bertekanan tinggi, lampu TL, lampu UV pembunuh hama, dan lain-lain.

Dalam pemilihan/pengadaan lampu untuk suatu ruang kerja, perlu diperhatikan diantaranya yaitu efek pencahayaan buatan terhadap warna obyek yang diamati.

Page 152: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

152

Lampu pijar atau filamen terutama mencarkan cahaya pada spektrum radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang antara 627 – 760 nm (Nannometer) atau 6270 – 7600 Angstrom (warna merah), dan emisi radiasi infra merah suatu lampu pijar dapat mencapai 75 – 80 % dari input Watt lampu pijar tersebut, sedangkan emisi radiasi ultra violet pada lampu pijar umumnya dapat diabaikan.

Lampu Pijar

Page 153: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

153

Lampu pijar kurang tepat bila digunakan di tempat-tempat kerja dimana warna- warna obyek harus diamati oleh seseorang. Pemanfaatan lampu pijar sebagai sumber pencahayaan buatan juga mempunyai kerugian yaitu memancarkan radiasi dan suhu permukaan lampu dapat mencapai 60°C atau bahkan lebih sehingga menyebabkan ruang kerja menjadi tidak nyaman (panas). “hangat” karena warna cahayanya (kubing kemerahan) sehingga lampu ini sangat tepat bila digunakan untuk tempat-tempat rekreasi.

Lampu Pijar

Page 154: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

154

Lampu Pelepasan Listrik

Cahaya yang dihasilkan oleh lampu pelepasan listrik ini adalah berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi radiasi ultra violet pada saat aliran listrik melalui gas-gas misalnya argon, neon atau uap merkuri. Selanjutnya zat-zat flourescent yang melapisi bagian dalam tabung akan mengubah radiasi UV tersebut menjadi cahaya.

Page 155: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

155

Lampu Pelepasan Listrik

Tergantung dari zat fluorescent yang digunakan, maka lampu TL dapat dibuat sedemikian rupa hingga cahaya yang dipancarkan dapat menyerupai cahaya lampu pijar (warm tone), cahaya matahari misalnya diffuse daylight (white tone) dan full daylight (blue light).

Page 156: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

156

Keuntungan Lampu TL

• Efisiensi lampu TL cukup tinggi dan umur disain (life time) lampu ini cukup panjang. Efisiensi (perubahan listrik menjadi cahaya yang dinyatakan dalam lumen per watt) lampu TL lebih tinggi dari lampu pijar. Efisiensi fluorescent lamp kurang lebih 3 sampai 4 kali efisiensi lampu pijar.

• Luminensi lampu TL umumnya adalah rendah sehingga kesilauan di tempat kerja dapat dikurangi. Luminensi lampu TL kurang lebih adalah 0,45 – 0,65 Stilb, sedangkan efisiensi lampu pijar dapat mencapai 1000 Stilb.

Page 157: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

157

• Menyebabkan kedipan baik yang terlihat

(visible flickering) maupun yang tidak terlihat (invisible flickering) oleh mata.• Penggunaan arus bolak-balik pada lampu

TL akan menimbulkan perubahan intensitas cahaya dengan frekuensi 50 Hertz.. Frekuensi ini adalah lebih tinggi dari frekuensi mata untuk dapat melihat kedipan tersebut sebagai cahaya yang konyinyu sehingga kedipan tersebut tidak dapat dilihat oleh mata.

Kerugian Lampu TL

Page 158: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

158

Kerugian Lampu TL

• Kedipan dengan frekuensi 50 Hz ini baru terlihat pada obyek-obyek yang bergerak dan terutama mesin-mesin atau peralatan yang permukaannya mengkilap. Fenomena ini dikenal sebagai “stroboscopic effect”.

• Efek stroboskopik ini adalah lebih besar

pada lampu TL jenis daylight dari pada jenis white tone atau warm

tone.

Page 159: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

159

Kerugian Lampu TL

• Kedipan dengan frekuensi 50 Hz ini baru terlihat pada obyek-obyek yang bergerak dan terutama mesin-mesin atau peralatan yang permukaannya mengkilap. Fenomena ini dikenal sebagai “stroboscopic effect”.

• Efek stroboskopik ini adalah lebih besar

pada lampu TL jenis daylight dari pada jenis white tone atau warm

tone.

Page 160: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

160

Kerugian Lampu TL

• Baik visible maupun invisible flickering, kedua macam kedipan ini sering menyebabkan iritasi pada mata, sakit kepala, kelelahan mata dan penurunan efisiensi kerja.

• Untuk mencegah terjadinya efek stroboskopik ini, tiap luminair atau armatur yang dipasang di tempat kerja hendaknya terdiri dari dua lampu TL atau lebih yang dilengkapi dengan suatu alat untuk mengubah fase terang dan gelap sehingga cahaya yang ditimbulkan oleh luminair tersebut merupakan cahaya yang kontinyu.

Page 161: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

161

Cahaya yang dihasilkan oleh lampu TL sering memberi kesan psikis yaitu suasana yang kurang/tidak ramah (unfriendly atmosphere). Suasana ini terutama akan dirasakan bila tingkat pencahayaan umum di tempat kerja rendah, dan akan menghilang bila tingkat pencahayaan umum mencapai 1000 lux atau lebih.

Page 162: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

162

• Warna cahaya yang dipancarkan lampu

uap merkuri tergantung dari tekanan uapnya.• Cahaya yang dipancarkan oleh lampu uap

merkuri tidak mengandung unsur-unsur jingga dan merah, maka obyek-obyek yang disinari oleh lampu ini akan mengalami distorsi warna.

• Warna-warna ungu, hijau, biru, dan kuning akan tampak lebih cemerlang bila terkena cahaya lampu merkuri, sedangkan warna-warna jingga dan merah akan tampak coklat kehitaman.

Lampu Uap Merkuri

Page 163: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

163

Lampu Uap Merkuri (lanjutan) Untuk menanggulangi hal ini,lampu merkuri dapat dikombinasi dengan lampu pijar atau tabung lampu merkuri diberi lapisan zat “phosphor” untuk mengubah radiasi UV menjadi cahaya yang berwarna merah.

Page 164: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

164

Lampu merkuri memerlukan waktu 7Sampai 8 menit untuk mencapai outputmaksimumnya. Lampu ini sangat peka

terhadapperubahan voltage/tegangan listrik. Lampu

inisangat peka terhadap perubahan voltagelistrik. Bila tegangan listrik menurun 2,5 %,maka cahaya yang ditimbulkan dapat

menurunsampai kurang lebih 30 %.

Page 165: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

165

Bilamana voltage sering mengalamikenaikan sampai diatas 5 %,

makaumur lampu akan berkurang atau

bahkanakan rusak karena panas. Umur disain lampu merkuri adalah

sekitar6000 jam (bila dinyalakan selama

palingsedikit 10 jam),dan akan berkurangmenjadi 3000 jam bila hanya

dinyalakanselama 5 jam saja.

Page 166: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

166

SUPPLEMENTARY LIGHTING

Pada stasiun kerja dimana pekerja sering berubah posisi kerjanya, penggunaan lampu perorangan yg dapat berputar memungkinkan pekerja mengatur cahaya.

Page 167: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

167

SUPPLEMENTARY LIGHTING

Gunakan supplementyary lighting untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian/pemeriksaan yang mendetail.

Page 168: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

168

Sudut antara garis horisontal & garis yang menghubungkan mata dengan sumber penerangan kurang dari 30 .

PENEMPATAN SUMBER PENERANGAN /LAMPU YANG

BENAR

Page 169: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

169

Pantulan cahaya tidak mengenai mata

PENEMPATAN SUMBER PENERANGAN /LAMPU YANG BENAR

Page 170: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

170

Pantulan cahaya mengenai mata sehingga menyebabkan kesilauan.

PENEMPATAN SUMBER PENERANGAN /LAMPU YANG SALAH

Page 171: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

171

Efek pencahayaan pada mataStres pada alat penglihatan dapat menimbulkan dua tipe kelelahan, yaitu :• Kelelahan mata• Kelelahan syaraf

Page 172: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

172

Kelelahan Mata

Kelelahan mata ditandai oleh :

• Iritasi pada mata / konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah

dan mengeluarkan dan

mengeluarkan air mata)• Penglihatan ganda• Sakit kepala• Daya akomodasi dan

konvergensi• Ketajaman penglihatan,

kepekaan kontras, dan kecepatan persepsi menurun.

Page 173: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

173

Kelelahan syaraf ditandai oleh:• Waktu reaksi yang memanjang• Gerakan-gerakan menjadi lambat• Gangguan-gangguan pada fungsi-fungsi

motor dan psikologis.Bilamana keadaan ini berlangsung terus

menerus,maka akan terjadi kelelahan kronis yang

ditandaioleh:• Sakit kepala dan vertigo• Sulit tidur• Tidak suka makan• Badan lemah dan lesu

Page 174: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

174

Solutions of Glare Problems1. Place the face of display screen at right

angles to windows and light sources. Position task lighting (e.g., a desk lamp) so the light does not reflect on the screen.

2. Clean the monitor frequently. A layer of dust can contribute to glare.

Page 175: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

175

Solutions of Glare Problems3. Use blinds or drapes/curtain on windows

help reduce glare.

4. Use glare filters that attach directly to the surface of the monitor to reduce glare. Glare filters, when used, should not significantly decrease visibility.

Page 176: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

176

Solutions of Glare Problems5. Eyestrain is a common complaint of office

workers, made more common in recent years by the widespread use of VDT.

6. Common symptoms experienced by VDT users and others whose jobs involve extensive reading include : eye soreness, blurred vision and dry, itching or burning eyes.

Page 177: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

177

EYE-EASE TIPS

1. To reduce glare, position your VDT so that neither you nor the screen faces a window. If necessary, use a hood or glare-reduction screen.

2. To lessen strain on eye muscles, keep your VDT screen 18-28 inches form your eyes, and no higher than eye level when you are seated on your chair. If you use a document holder, keep it at the same height as your screen.

Page 178: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

178

EYE-EASE TIPS

3. Use dimmer lighting around your VDT. Dim lighting reduces glare and makes the screen easier to read. Select lighting that won’t reflect off the screen or other surfaces, and direct it so that it does not shine in your eyes.

4. Adjust the screen’s brightness and contrast controls for your best comfort. The screen should not be so bright that it flickers; the characters should not be so dim that they are difficult to see.

Page 179: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

179

EYE-EASE TIPS

5. If your screen has color options, choose those easiest on your eyes. Green or amber text on black background is recommended for extended VDT use.

Page 180: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

180

PREVENTION OF EYESTRAIN

• One of the best things you can do for your eyes when working on VDTs or in other eye straining situations is to take short breaks.

• Simple one-minute eye exercises done every 20 minutes can reduce eye fatigue.

Page 181: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

181

PREVENTION OF EYESTRAIN

1. Change focus by glancing across the room or look out the window and focus on objects at least 20 feet away.

2. Then, lightly cup your eyes with your palms, and relax for 60 seconds; or look away from the screen, and roll your eyes up and down, around and side to side.

Page 182: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

182

Page 183: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

183

RADIATION

Page 184: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

184

RADIATION

• Radiation is the process whereby the energy is propagated through space or matter in the form of waves.

• Radiation is the transmission of energy by means of electromagnetic wave (Joseph Salvato, 1982)

Page 185: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

185

Electromagnetic Spectrum

Name1. Gamma rays2. X rays3. Optical a. Ultraviolet b. Visible (400-

760 nm) c. Infrared*Soft X rays*Hard X rays

Photon energy107 eV100 -106 eV

10 eV1 eV

10-1– 10-2 eV100 eV1000 – 1.000.000

eV

Page 186: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

186

Electromagnetic Spectrum

4. Radiofrequency (RF)

a. Millimetric microwaves b. Microwaves c.

Radiofrequency5.

Subradiofrequency

ELF6. DC (Direct

Current)

Photon energy10-3 – 10-4 eV10-5 – 10-6 eV

10-7 – 10-10 eV

10-11 – 10-13 eV

0

Page 187: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

187

NON-IONISING RADIATION

Page 188: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

188

• Radiasi mengion, contoh sinar X dan Gama

• Radiasi yang tidak mengion, contoh ultraviolet, infra merah, cahaya tampak (visible light) dan gelombang mikro.

Radiasi dapat dibedakan menjadi :

Page 189: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

189

Batasan

Radiasi adalah suatu proses dimana

energi dirambatkan/ditransmisikan melalui suatu ruang atau zat

dalam bentuk gelombang (Josep A.

Salvato,1982).

Page 190: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

190

Sifat-sifat Radiasi Elektromagnetik

• Semua melintas pada kecepatan cahaya dalam ruang bebas (3 x 108 meter per detik).

• Dalam ruang bebas, radiasi melintas (travel) menurut garis lurus.

• Bilamana mengenai suatu benda, sebagian dari energinya akan diserap oleh permukaan benda tersebut, dan sebagian akan diteruskan atau dipantulkan.

• Semakin jauh dari sumber radiasi, semakin berkurang intensitas radiasinya.

• Pemindahan energi terjadi dalam bentuk kuanta (packages) dan untuk radiasi elektromagnetik disebut foton.

Page 191: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

191

Radiasi ultraviolet

• Matahari merupakan sumber alami radiasi ultraviolet (UV).

• Dua per tiga dari ultra violet yang secara biologis adalah aktif terdapat dalam cahaya matahari yaitu antara jam 10.00 mdan 14.00, dan radiasi ini akan lebih banyak ditemukan pada daerah dimana tekanan udara atmosfirnya rendah (daerah pegunungan).

Page 192: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

192

Radiasi ultraviolet

• Radiasi ultraviolet dari cahaya matahari yang mengenai bumi akan disebarkan ke semua arah, dan banyaknya radiasi yang disebabrkan kurang lebih adalah 50 % sehingga topi atau payung hanya dapat mereduksi intensitas radiasi paling banyak sebesar 50 %. Pasir, salju dan es adalah reflektor yang efektif untuk radiasi ultraviolet

• Contoh sumber radiasi buatan adalah lampu merkuri bertekanan rendah atau tinggi, lampu pembunuh hama (germicidal lamps) dan pada pengelasan terutama las listrik.

Page 193: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

193

Radiasi Infra Merah

• Sebagai sumber adalah matahari, semua benda yang berpijar atau logam yang dipanaskan, lampu-lampu pijar/filament, tungku-tungku/dapur pijar, bunga api yang dihasilkan pada pengelasan listrik dan lain-lain.

Page 194: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

194

Pengaruh radiasi infra merah terutama adalah pada mata dan kulit. Pada mata, radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak lensa setelah pemajanan 10 -15 tahun pada intensitas radiasi 0,08 – 0 4 Wcm-2 dan tingkat pemajanan ini dapat ditemukan di tempat-tempat kerja.

Page 195: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

195

Pada kulit, radiasi infra merah akan menyebabkan vasodilatasi dan pada pemaparan yang berulang, radiasi ini akan menyebabkan pigmentasi (hipo / hiper-pigmentasi) pada kulit. Luka bakar pada kulit terjadi bila suhu kulit meningkat sampai 45˚C.

Page 196: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

196

Visible Light

• Radiasi ini umumnya tidak berbahaya bagi mata karena kita dapat mendeteksinya sehingga bila mata terpajan cahaya yang sangat kuat, secara gerak reflek pupil akan menyempit dan kelopak mata akan menutup sehingga pemajanan radiasi yang berlebihan dapat dicegah.

• Kebutaan dapat terjadi pada pemajanan cahaya yang sangat terang, dan kebutaan ini sifatnya adalah sementara.

Page 197: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

197

• Pemajanan terhadap cahaya yang luar biasa terangnya misalnya seseorang yang menatap matahari secara langsung tanpa menggunakan alat pelindung mata, maka hal ini dapat menyebabkan retina terbakar sehingga orang yang bersangkutan menjadi buta.

• Intensitas pencahayaan yang tinggi atau kesilauan dapat menyebabkan asthenopia yang ditandai dengan kelelahan mata, sakit kepala, rasa sakit pada mata dan iritasi (keadaan ini sifatnya adalah reversible).

Visible Light

Page 198: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

198

Visible LightVisible light in the workplace can present problems from both low and very high levels of illumination, as well as poor contrast.

The eye responds to EMR in the region between 400 to 750 nanometres, and has a number of adaptations (pupillary, lid closure, shading) to protect the retina from over exposure.

Page 199: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

199

Visible LightThe eye is most sensitive to light around 550 nanometres, but color vision requires wide spectrum illumination (usually white light) at an appropriate brightness level for visual acuity. This helps differentiate between very small and large objects.

Page 200: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

200

Visible Light The eye is also sensitive to glare or unwanted

light shining directly into the eye from the direction in which it is trying to gather visual

information. Both glare and shadows lead to visual fatigue

which, in turn, can lead to accidents. Moving

from bright light to areas of low illumination can

be extremely hazardous, if there are moving

objects (e.g. forklifts, conveyors).

Page 201: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

201

Good illumination for work conditions depends on having the right quantity and the right quality.

Quantity refers to brightness, and quality refers to distribution of illumination. The use of screen based equipment in the office environment requires attention to correct ambient levels of lighting, absence of extraneous glare or reflections from the screen.

Visible Light

Page 202: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

202

Gelombang Mikro/Microwave

• Microwave adalah suatu gelombang elektromagnetik non ionisasi yang mencakup suatu kisaran panjang gelombang yang luas (1 mm sampai 1 m) dan frekuensi radiasi ini berkisar antara 300 sampai 30.000 MHz (0,3 – 300 GHz).

Page 203: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

203

Gelombang Mikro/Microwave

• Sumber gelombang mikro antara lain misalnya radar, televisi, berbagai peralatan medis dan rumah tangga (microwave oven), peralatan navigasi, telekomunikasi, dan lain-lain.

• Digunakan di industri untuk proses pengeringan, curing plastic, proses pengelasan (hardening) dan penyolderan logam-logam dan lain sebagainya.

Page 204: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

204

• Mata adalah sangat peka terhadap efek termis

radiasi elektromagnetik. Hal ini disebabkan

karena vaskularisasi pada jaringan tubuh ini

adalah kurang baik sehingga panas yang diterima oleh lensa tidak dapat disalurkan

ke jaringan sekitarnya dengan akibat suhu

lensa akan meningkat. • Kenaikan suhu tersebut akan

menyebabkan denaturasi protein lensa dan akhirnya

lensa akan menjadi keruh dan berwarna putih.

Efek Gelombang Mikro Pada Mata

Page 205: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

205

• Efek gelombang mikro pada sistem reproduksi

Testis (buah pelir) adalah sangat rentan terhadap efek termis radiasi gelombang elektromagnetik. Pada intensitas pemajanan yang tinggi, gelimbang mikro dapat menyebabkan degenerasi sel-sel tubuli seminiferous dan kemandulan yang sifatnya tidak menetap. Kemandulan temporer ini lebih banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai kebiasaan memakai celana dalam yang ketat karena hal ini akan mengganggu sirkulasi darah pada organ tersebut sehingga panas tidak dapat disalurkan dengan baik.

Page 206: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

206

Radiofrequency and Microwave

Effects The possible effects of the interaction of the

above mechanisms are as follows :a. Radio-frequency (RF) burnsb. RF electric shockc. Thermoregulatory responsesd. Cataract productione. Pulsed radiation auditory effects (RF hearing)f) Cutaneous perception

Page 207: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

207

Efek Biologis Gelombang Mikro

• Mata merupakan organ tubuh yang paling peka terhadap radiasi elektromagnerik non ionisasi.

• Kerusakan mata terutama terjadi karena pemajanan akut terhadap intensitas radiasi UV yang tinggi misalnya pekerjaan mengelas (las listrik).

• Kerusakan mata dapat pula terjadi karena pemajanan radiasi yang dipantulkan oleh permukaan-permukaan yang mengkilap dan atau berwarna cerah.

Page 208: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

208

• Pada mata, pemajanan radiasi UV dapat menyebabkan peradangan pada kornea (fotokeratitis) dan selaput mata bagian luar (konjuktivitis).

• Pada kulit, radiasi UV dapat menyebabkan luka bakar, solar (actinic) elastosis, solar keratosis, hipo atau hiper pigmentasi dan kanker kulit.

Efek Radiasi Ultraviolet

Page 209: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

209

• Efek pada kulit terutama terjadi karena pemajanan yang menahun pada dosis radiasi yang rendah, dan terjadinya kelainan kulit ini dipengaruhi oleh aklimatisasi seseorang terhadap radiasi ini.

• Pada pemajanan yang berulang dan menahun, radiasi UV dapat menyebabkan kulit menjadi kering, keriput dan berwarna coklat, dan kelainan kulit ini semata-mata terjadi pada individu-individu dimana kulit mereka mengandung sedikit pigmen.

Efek Radiasi Ultraviolet

Page 210: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

210

Exposure and Distribution of ELF• The closer you live to HVTLs (High-Voltage

Transmission Lines), the more intense the ELF field you receive from electric transmission.

• At the ground just beneath an HVTL, the electric field strength is typically about 10 to 100 times as great as that found in the immediate vicinity of common household appliances.

Page 211: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

211

Exposure and Distribution of ELFIn contrast to electric fields, magnetic fields produced a few inches away from household electric currents are stronger than those from HVTLs at the ground just below the transmission lines.

Page 212: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

212

Extremely Low Frequency Radiation

Hazards : Extremely low frequency ( ELF) electric fields act directly on the surface of a body as well as inducing currents and fields inside the body.

At a cellular level this can cause direct stimulation of excitable cells and accounts for person being able to perceive an external field strength of 10 kV/m, the induced current density is much smaller than 1 A/m2, which is the reported minimum level required to stimulate excitable cells.

Page 213: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

213

ELF RADIATION

Extremely low frequency magnetic fields induce electric field in the body which result in current flows through biological tissue. An external flux density of 5 mT would result in current density of 1 A/m2. Normal biological processes produce current density in the body in the order of 1 mA/m2. To induce these levels, an external flux density of 65 uT would be required.

Page 214: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

214

ELF Electromagnetic Fields• Hormonal secretion, calcium exchange, and

tissue growth could be affected by ELF fields comparable in strength to those found in many homes and workplaces.

• It is the magnetic field, not the electric field, within the ELF field that is particularly hazardous.

Page 215: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

215

ELF Electromagnetic Fields• People spending much of their workday in

front of computer terminal screens are likely to be receiving more exposure to ELF fields from this source than from all other sources combined.

• Some studies indicate that the incidence of birth defects and miscarriages afflicting pregnant women who spend a considerable part of the workday in front of a computer screen is significantly greater than average.

Page 216: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

216

Protection and Prevention• Do not buy a home located near an

HVTL (High Voltage Transmission Line) right-of-way.

• Try to sit at least two feet away from a computer screen.

• Protective lap shields are available for pregnant women who sit at computer terminals all day.

• Avoid jogging or hiking trails that go directly underneath HVTLs.

Page 217: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

217

ELECTRIC FIELDS

Situation Average Electric field (v/m)

Average over typical households 1 - 10

One foot from toasters, iron, TVs, hair dryers

30-60

One foot from electric broilers 130

Covered by an electric blanket Up to several thousand but variable over body

Directly below an HVTL 10.000

Page 218: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

218

MAGNETIC FIELDS

Situation Average magnetic field (milliTeslas)

A few inches from soldering guns and hair dryers

1 - 2

A few inches from other appliances

0,1 - 1

On ground below an HVTL 0,035

Page 219: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

219

Pengendalian1. Pengendalian secara teknis

• Isolasi sumber radiasi• Pemasangan tabir ataui barrier • Ventilasi tempat kerja

2. APD• Kacamata (kacamata yang

mengandung oksida-oksida logam misalnya oksida besi atau oksida kobal

• Sarung tangan• Topi pengaman• Sepatu kerja

Page 220: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

220

• Ketatarumahtangga perusahaan yang

baik• Pemasangan poster-poster• Dibuat topografi yang menunjukkan

daerah-daerah berbahaya• Suatu alat yang memberikan tanda

peringatan bila peralatan gelombang mikro dijalankan

2. Pengendalian secara administratif

Page 221: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

221

Pintu sebaiknya terkunci dari dalam sehingga tidak ada orang yang masuk ketika alat sedang digunakan.

• Operator sebaiknya tidak bekerja sendirian

• Operator adalah orang-orang yang sudah terlatih.

• Pengawasan secara berkala terhadap semua tindakan pencegahan.

• Pengamanan bahaya aliran listrik perlu diperhatikan.

3. Pengendalian secara administratif

Page 222: UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA

222

TERIMA KASIHATAS PERHATIANNYA