Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR BOLA
DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA
SISWA KELAS IV SD MUHAMADIYAH 6 KAMPUNG SEWU
KECAMATAN JEBRES SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SITI NGALIYAH
X4610105
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Siti Ngaliyah
NIM : X 4610105
Jurusan / Program Studi : FKIP / Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR BOLA DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA
KELAS IV SD MUHAMADIYAH 6 KAMPUNG SEWU KECAMATAN
JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 “ ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, September 2012
Siti Ngaliyah
X 4610105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR BOLA
DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA
SISWA KELAS IV SD MUHAMADIYAH 6 KAMPUNG SEWU
KECAMATAN JEBRES SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2012
Oleh :
SITI NGALIYAH
NIM. X4610105
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, September 2012
Pembimbing I
Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes.
Pembimbing II
Fadilah Umar,S.Pd.,M.Or.
NIP. 19640417 199003 1 001 NIP. 19720927 200212 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 27 September 2012
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) Tanda Tangan
Ketua : Waluyo, S.Pd .,M.Or. 1. …………
Sekretaris : Drs Budhi Satyawan M.Pd. 2. …...........
Anggota I : Drs.Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes. 3. …………
Anggota II : Fadilah Umar, S.Pd., M.Or. 4. …………
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.
NIP 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Siti Ngaliyah. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MELEMPAR BOLA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMADIYAH 6 KAMPUNG
SEWU KECAMATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN
2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar
melempar bola dengan penerapan model pembelajaran bermain pada siswa kelas
IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu Kecamatan Jebres Surakarta tahun ajaran
2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian
adalah siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu, Kecamatan Jebres,
Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 21 siswa dan terdiri dari 11
siswa putra dan 10 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik
pengumpulan data dengan tes unjuk kerja, observasi dan tes kognitif. Uji Validitas
menggunakan triangulasi data yang dilakukan oleh kolaborator, guru penjas dan
observer. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model
pembelajaran bermain dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar
bola dari pratindakan ke siklus I, dari siklus I ke siklus II. Hasil kemampuan gerak
dasar melempar bola pada pratindakan sebesar 38,09% setelah diberikan tindakan
meningkat pada siklus I menjadi 61.9% dan pada siklus II meningkat menjadi
80,95%.
Dari hasil penelitian diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut : (1)
penerapan model pembelajaran bermain yang dilakukan dapat meningkatkan
antusiasme siswa terhadap pembelajaran gerak dasar melempar bola, (2)
penerapan model pembelajaran bermain yang dilakukan dapat meningkatkan daya
tangkap siswa terhadap kegiatan yang akan dilakukan serta (3) penerapan model
pembelajaran bermain yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan gerak
dasar melempar bola siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu
Kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci : gerak dasar melempar, bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Kerjakanlah apa yang dapat dikerjakan hari ini, karena waktu terus berjalan
dan tidak akan pernah kembali lagi.
(Penulis)
Tak kan mau berpangku tangan, hiduplah dengan penuh semangat, kerja keras
dan jangan bergantung pada orang lain, bergantung hanya pada Allah SWT.
(Penulis)
Kesuksesanadalah sebuah proses kehidupan, perlu waktu panjang untuk
meraihnya dan tidak dengan cara instan dan kesuksesan bukan diukur
seberapa besar yang kita dapat, akan tetapi seberapa besarusaha kita untuk
mendapatkannya dan seberapa besar kita dapat bermanfaat bagi orang lain.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu ya Rabb, kupersembahkan karya ini untuk :
- Guru Penjas SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu -
- Bapak Saefudin dan Ibu Rumiyah-
Do’a yang tak pernah putus, cinta dan kasih sayang yang tak pernah pudar,
pun pengorbanan yang begitu payah dan tanpa dirasa lelah. Semua membuatku
tetap semangat walau apapun menimpa. Tiada hal yang lebih
membahagiakan di dunia selain karena adanya kalian
- Kakak-kakakku Semua -
Terima kasih karena adanya kau, yang selalu memberiku semangat dan kasih
sayang yang tulus sehingga aku bisa menjalani hari-hariku.
- Mas Tofik -
Terima kasih telah menjadi sosok teman yang baik, bijak dan menjadi tauladan,
yang senantiasa membimbingku agar tidak salah dalam melangkah.
- Mba cil, Astria, Indah, Desti, Ana, Adi, Celi, Evan, -
Terima kasih telah membantuku dalam melaksanakan penelitianku.
- Almamaterku -
Terima kasih telah memberiku banyak ilmu serta pengalaman yang begitu
berharga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
memberi ilmu dan inspirasi. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK
DASAR MELEMPAR BOLA DENGAN PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD
MUHAMADIYAH 6 KAMPUNG SEWU KECAMATAN JEBRES
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan pengarahan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Waluyo, S.Pd.,M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes. selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Fadilah Umar, S.Pd.,M.Or.selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Ibu Muyassaroh S.Pd.SD Kepala SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu Jebres
Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna pelaksanaan
penelitian.
7. Bapak Bambang Sugiyanto, S.Pd. selaku guru penjas SD Muhamadiyah 6
Kampung Sewu yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Para siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu Kecamatan Jebres,
Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang telah bersedia berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Surakarta, September 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..........................................................................................................
PERNYATAAN ............................................................................................
PENGAJUAN . .............................................................................................
PERSETUJUAN . .........................................................................................
PENGESAHAN ...........................................................................................
ABSRAK ......................................................................................................
MOTTO ........................................................................................................
PERSEMBAHAN .........................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I PENDAHULUAN . .......................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Perumusan Masalah ..................................................................
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA. ....................................................................
A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan ..........................
1. Kemampuan Gerak Dasar .....................................................
a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar ..............................
b. Bentuk – Bentuk Gerak Dasar .........................................
c. Faktor-Faktor yang Mendukung Kemampuan Gerak
Dasar ...............................................................................
2. Kemampuan Gerak Dasar Melempar .....................................
a. Perkembangan Kemampuan Gerak Dasar ......................
b. Pembelajaran Kemampuan Gerak Dasar Melempar ........
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
xvi
1
1
4
4
5
6
6
6
6
7
8
8
9
9
11
8
9
9
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Teknik Melempar .............................................................
3. Belajar dan Pembelajaran . .....................................................
a. Belajar - Mengajar ...........................................................
1) Hakikat Belajar ..........................................................
2) Hakikat Mengajar . .....................................................
3) Interaksi Belajar-Mengajar . ......................................
b. Pembelajaran ............................................. ......................
c. Hasil Belajar . ...................................................................
4. Model Pembelajaran ..............................................................
a. Model pembelajaran Bermain . .........................................
1) Bermain......................................................................
2) Bermain Sambil Belajar . ...........................................
3) Aspek – Aspek yang Dikembangkan Dalam
Bermain . ....................................................................
a) Perkembangan Fisik . ............................................
b) Perkembangan Motorik . .......................................
c) Perkembangan Sosial . ..........................................
d) Perkembangan Emosi . ..........................................
e) Perkembangan Olahraga . .....................................
b. Pembelajaran Lempar Dengan Model Pembelajaran
Bermain . .........................................................................
B. Kerangka Berpikir .....................................................................
BAB III METODE PENELITIAN. ...........................................................
A. Tempat Dan Waktu penelitian ................................................
1. Tempat Penelitian .............................................................
2. Waktu Penelitian ...............................................................
3. Siklus PTK ........................................................................
B. Subjek Penelitian .....................................................................
C. Data dan Sumber Data ............................................................
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
13
14
14
14
14
15
17
18
20
22
24
26
27
27
27
27
28
28
28
32
34
34
34
34
35
36
36
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
E. Uji Validitas Data ...................................................................
F. Teknis Analisis Data ...............................................................
G. Indikator Kinerja Penelitian . ...................................................
H. Prosedur Peneltian ...................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . .........................
A. Deskripsi PraTindakan. ............................................................
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus . ...................................
1. Siklus I . .................................................................................
a. Perencanaan Siklus I ........................................................
b. Pelaksanaan Siklus I . .......................................................
c. Observasi Siklus I . ...........................................................
d. Refleksi Siklus I . ..............................................................
e. Deskripsi Data Siklus I . ...................................................
2. Siklus II ................................................................................
a. Perencanaan Siklus II .....................................................
b. Pelaksanaan Siklus II . .....................................................
c. Observasi Siklus II . ........................................................
d. Refleksi Siklus II . ...........................................................
e. Deskripsi Data Siklus II ..................................................
C. Perbandingan Hasil tindakan Antar Siklus. .............................
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN . .................................
A. Simpulan . ...............................................................................
B. Implikasi .................................................................................
C. Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................
37
37
38
38
43
43
46
46
46
47
52
55
56
58
58
59
63
65
66
69
71
74
74
74
75
77
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Komponen – Komponen Kemampuan Gerak Dasar ................ 8
2.2 Kemampuan Melempar ............................................................. 11
2.3 Teknik Dasar Gerakan Melempar ............................................. 13
2.4 Diagram Hubungan Unsur-Unsur Pengajaran .......................... 16
2.5 Permainan Melempar Menghalau Kardus Ke Dinding ............. 29
2.6 Permainan Melempar dengan Bola Berekor untuk
Menggerakan Bola lebih dekat dengan lawan .......................... 29
2.7 Permainan Melempar dengan Botol-botol Bekas ..................... 30
2.8 Permainan Melempar untuk Meningkatkan Ketepatan............. 30
2.9 Permainan Melempar ke Sasaran Secara
Beramai-ramai........................................................................... 30
2.10 Permainan Melempar Bola Digantung dan Bergerak .............. 31
2.11 Permainan Melempar Ke arah Sasaran Simpai yang
Digantung Menggunakan Bola Berekor ................................... 31
2.12 Bagan Kerangka Berfikir .......................................................... 33
3.1 Bagan Siklus Penelitian ............................................................ 39
4.1 Deskripsi Data Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar
Melempar Bola Setelah Penerapan Model Pembelajaran
Bermain Siklus II ...................................................................... 67
4.2 Perbandingan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar
Melempar Bola Setelah Penerapan Model
Pembelajaran Bermain Pratindakan, Siklus I dan
Siklus II ..................................................................................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan ................................... 34
3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37
3.3 Indikator Kinerja Penelitiian ............................................................. 38
4.1 Diskripsi Data Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Bola Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Bermain ................. 44
4.2 Diskripsi Data Kriteria Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Bola Sebelum Penerapan Pembelajaran Bermain ............................. 45
4.3 Deskripsi Data Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Bola Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain
Siklus I ............................................................................................... 57
4.4 Diskripsi Data Kriteria Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Bola Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain
Siklus II .............................................................................................. 57
4.5 Diskripsi Data Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Bola Setelah Penerapan Model Pembelajaran Belajar Bermain
Siklus I dan Siklus 1I ......................................................................... 66
4.6 Deskripsi Data Kriteria Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain
Siklus I dan Siklus II .......................................................................... 68
4.7 Perbandingan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Dengan Penerapan Model Pembelajaran
Bermain dari Pratindakan, Siklus I dan Siklus I Siklus II ................. 69
4.8 Perbandingan Kriteria Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain dari Pratindakan,
Siklus II .............................................................................................. 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus ................................................................................................ 79
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus ...................................... 80
3 Rekapitulasi Penilaian Data Pratindakan Materi Gerak Dasar
Melempar Siswa Kelas IV SD Muhamadiyah 6, Kampung Sewu,
Kecamatan Jebres, Surakarta Tahun ajaran 2011/2012 ..................... 135
4 Rekapitulasi Penilaian Siklus I Materi Gerak Dasar Melempar
Siswa Kelas IV SD Muhamadiyah 6, Kampung Sewu, Kecamatan
Jebres, Surakarta Tahun ajaran 2011/2012 ........................................ 137
5 Rekapitulasi Penilaian Siklus II Materi Gerak Dasar Melempar
Siswa Kelas IV SD Muhamadiyah 6, Kampung Sewu, Kecamatan
Jebres, Surakarta Tahun ajaran 2011/2012 ........................................ 140
6 Rekapitulasi Penilaian Kognitif Materi Gerak Dasar Melempar
Siswa Kelas IV SD Muhamadiyah 6, Kampung Sewu, Kecamatan
Jebres, Surakarta Tahun ajaran 2011/2012 ........................................ 143
7 Dokumentasi ...................................................................................... 144
8 Surat Validasi Proposal ...................................................................... 148
9 Surat Ijin Penelitian............................................................................ 149
10 Surat Ijin Menyusun Skripsi ............................................................. 150
11 Surat Keterangan Penelitian ............................................................... 151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran penjas disekolah mengajarkan berbagai cabang olahraga
terpilih, sebagaimana tercantum dalam struktur kurikulum yang berlaku. Atletik
merupakan olahraga wajib yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Atletik yang diajarkan disekolah
mencakup empat nomor yang dilombakan yaitu: (1) Jalan, (2) Lari, (3) Lompat,
(4) Lempar.
Pembelajaran Penjas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
gerak dasar anak. Dalam pembelajaran penjas di SD hendaknya di sesuaikan
dengan karakteristik dan perkembangan anak, agar perkembangannya dapat
berkembang dengan baik. Komponen-komponen kemampuan gerak dasar yang
meliputi; gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif harus
dikembangkan dengan bentuk pembelajaran yang tepat. Lempar merupakan salah
satu nomor atletik yang diajarkan disekolah-sekolah. Untuk siswa Sekolah Dasar
khususnya kelas IV lempar yang diajarkan adalah melempar bola sebagai
persiapan menuju ke lempar lembing dan tolak peluru.
Pembelajaran kemampuan gerak dasar melempar akan sangat membantu
anak untuk menguasai ketrampilan olahraga seperti lempar lembing, lempar
cakram, maupun tolak peluru. Dalam pembelajaran siswa sering mengalami
hambatan dalam mempraktikan gerak dasar melempar terutama gerak dasar
lempar Jauh. Mengembangkan kemampuan gerak dasar melempar dalam
pembelajaran penjas sangat penting. Namun pada kenyataannya masih banyak
guru penjas tidak memahami perkembangan gerak dasar anak. Padahal
kemampuan gerak dasar pada siswa SD sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari hari, hampir setiap melakukan permainan dibutuhkan ketrampilan gerak
dasar. Pada umumnya pembelajaran yang dilaksanakan guru penjas lebih
menekankan pencapaian prestasi, bukan melalui pendekatan proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Karakteristik anak berdasarkan usianya (perkembangan gerak) kurang
diperhatikan dalam pembelajaran penjas.
Pembelajaran materi yang akan disampaikan kepada siswa harus
disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi siswa tersebut, maka dalam
pembelajaran lempar bola di Sekolah Dasar harus disesuaikan dengan kondisi
siswa. Perlu di ketahui oleh seorang guru bahwa siswa Sekolah Dasar mempunyai
karakter cepat bosan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pembelajaran lempar
bola hendaknya bisa diajarkan secara bervariasi dalam bentuk aktivitas yang
menyenangkan. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
pembelajaran lempar bola harus diterapkan melalui bentuk-bentuk pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Perkembangan anak SD masih
senang dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang bersifat bermain. Dalam
penjas yang lebih diutamakan adalah suasana keriangan, biarkanlah anak-anak
lebih leluasa menyatakan dirinya melalui aneka permainan. Disinilah
sesungguhnya peran guru pendidikan jasmani untuk mengatasi kendala dan
hambatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, maka seorang guru yang baik
harus mampu mencari dan menerapkan solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Agar dapat membangun dan menempatkan jati diri siswa diperlukan
proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Dari uraian tersebut
maka secara garis besar aktivitas dalam pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan adalah penggunaan media dan multi metode, praktek dalam kelompok,
pemanfaatan lingkungan sekitar dan multi aspek sehingga menarik perhatian
siswa. Dengan model pembelajaran bermain diharapkan seorang guru terus
mencari kreasi yang baru untuk memotivasi siswa, sebagai contoh guru harus
dapat memodifikasi peralatan, menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, maka dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
diharapkan siswa menjadi tertarik dan banyak melakukan gerakan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan kualitas gerak dasar anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Memberikan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
peserta didik adalah sangat penting. Model pembelajaran bermain merupakan
strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan
peserta didik. Namun dari model pembelajaran bermain yang diberikan belum
tentu peserta didik memahami keterkaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai
yaitu kemampuan melempar bola.
Permainan dapat memainkan peran yang penting dalam mengembangkan
dan memperluas berbagai kemampuan gerak dasar, jika permainan secara tepat
dimasukan ke dalam program pengembangan gerak. Seringkali guna memberikan
permainan untuk menumbuhkan kesenangan anak atau menguatkan ketrampilan
tertentu. Meskipun hal ini memiliki tujuan yang bermanfaat, maka permainan
harus tidak dipandang sebagai tujuan utama, melainkan sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu. Jika permainan memiliki berbagai nilai yang nyata,
maka juga harus ditinjau dari persepektif perkembangan anak. Sebagai mana telah
dikemukakan bahwa anak usia sekolah dasar dalam taraf pengembangan gerak
dasar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD muhamadiyah 6
Kampung Sewu siswa siswi tersebut kurang antusias mengikuti pembelajaran
penjas terutama pada saat pembelajaran lempar. Karena pembelajaran yang
diajarkan kurang menarik dan masih monoton sehingga antusias siswa terhadap
pembelajaran kurang maksimal. Sebagian besar siswa belum mampu
memperkirakan seberapa besar atau power yang dibutuhkan untuk melempar
dengan jarak yang telah ditentukan. Gerakan-gerakan pada saat melempar kurang
diperhatikan oleh guru sehingga masih banyak yang melakukan kesalahan.
Misalnya; posisi kaki yang terbalik, yang seharusnya pada saat melempar kaki
kanan di belakang kebanyakan siswa pada saat akan melempar kaki kanan yang di
depan, dan pada saat akan melempar gerakan tangan tidak ditarik kebelakang.
Dengan gerakan masih banyak yang salah menyebabkan kemampuan melempar
anak rendah. Diketahui bahwa nilai yang menunjukan tuntas terdapat 8 siswa
dengan persentase 38,09% dari batas KKM 70%. Jumlah dari nilai siswa yang
mendapat nilai dibawah 70 terbukti bahwa kemampuan gerak dasar melempar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
bola siswa-siswi di kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu tersebut belum
mampu mencapai batas ketuntasan belajar siswa.
Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar anak perlu
dilakukan PTK dengan menerapkan model pembelajaran bermain. Melalui
penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran bermain diharapkan siswa
akan tertarik dan senang mengikuti pembelajaran melempar. Sehingga
kemampuan gerak dasar melempar meningkat.
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan judul: ”Upaya Meningkatkan
Kemampuan Gerak Dasar Melempar Bola Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Bermain Pada Siswa Kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu
Jebres, Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran bermain dapat
meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar bola pada siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 6 Kampung Sewu Jebres, Surakarta tahun ajaran 2011/2012?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar bola
dengan penerapan model pembelajaran bermain pada siswa kelas IV SD
Muhamadiyah 6 Kampung Sewu Jebres Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran
bermain dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar
bola. Selain itu juga dapat memberi manfaat antara lain:
1. Bagi siswa
Memacu siswa agar lebih bersemangat dan berperan serta secara aktif
dalam kegiatan belajar mengajar penjas agar mendapatkan hasil belajar yang lebih
baik khususnya dalam pembelajaran gerak dasar melempar bola.
2. Bagi guru
Memotivasi kreativitas guru penjas di sekolah dalam mengembangkan
model pembelajaran penjas.
3. Bagi Lembaga Pendidikan ( Instansi )
Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar
yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil
belajar gerak dasar melempar bola siswa ataupun mutu lulusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kemampuan Gerak Dasar
a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar
Kemampuan gerak dasar sering di sebut dengan istilah
“kemampuan motorik”atau “aktivitas gerak”. Menurut Aip Syarifuddin
dan Muhadi(1991/1992: 18) menyatakan, “Kemampuan aktivitas gerak
adalah kesanggupan seseorang untuk menggerakan anggota badan di
dalam mempelajari gerakan, hingga memiliki rangkaian urutan gerak yang
teratur, luwes, cepat, dan lancar melalui latihan yang teratur dan terus
menerus”.
Berkaitan dengan kemampuan gerak dasar Rusli Lutan (1988: 96)
Menyatakan, “kemampuan motorik lebih tepat disebut sebagai kapasitas
seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu
ketrampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak”.
Menurut Ma’mun dan Saputra (2000: 20) bahwa, “Kemampuan
motorik atau kemampuan gerak dasar adalah kemampuan yang biasa siswa
lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar
dibagi menjadi tiga kategori yaitu lokomotor, non locomotor, dan
manipulatif”.
1) Kemampuan Lokomotor
Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh
dari satu tempat ketempat lain untuk mengangkat tubuh ke atas
seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah
berjalan, berlari, kipping, melompat, meluncur, dan lari seperti
kuda berlari (gallop).
2) Kemampuan Non Locomotor
Kemampuan non-locomotor dilakukan ditempat, tanpa ada
ruang gerak yang memadai. Kemampuan non-locomotor terdiri
dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik,
mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok,
melingkar, melambungkan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah
menguasai macam-macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih
banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh
kita juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul
daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata. Yang mana
cukup penting untuk item; berjalan (gerakan langkah) dalam
ruang. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari ;
a) Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang).
b) Gerakan menerima (menagkap) obyek adalah kemampuan
penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang
terbuat bantalan karet (bola medisin) atau macam bola yang
lain.
c) Gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola.
b. Bentuk-Bentuk Gerak Dasar
Sejak anak dilahirkan sudah memiliki kemampuan gerak dasar
yang diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari, khususnya aktivitas anak
saat melakukan bermain. Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1991/992:
24) menyatakan , “Gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat, dan
lempar. Bentuk –bentuk gerakan dasar tersebut, telah dimiliki oleh murid-
murid SD”. Pendapat lain yang dikemukakan oleh M.Furqon H. (2002:
32) mengklasifikasikan kemampuan gerak dasar terdiri dari tiga bagian.
Secara Sistematis komponen-komponen kemampuan gerak dasar digambar
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Gambar 2.1. Komponen-Komponen Kemampuan Gerak Dasar
(M. Furqon H., 2002: 32)
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukan, kemampuan gerak
dasar diklasifikasikan kedalam tiga jenis gerak yaitu gerak stabilitas, gerak
lokomotor, dan gerak manipulatif. Upaya meningkatkan kemampuan gerak
anak, maka komponen komponen kemampuan gerak dasar harus
dikembangkan melalui latihan yang baik dan tepat.
c. Faktor-Faktor yang Mendukung Kemampuan Gerak Dasar
Pembawaan pada umumnya merupakan faktor internal yang
akan mempengaruhi kemampuan gerak dasar. Namun di sisi lain,
kemampuan gerak dasar juga dapat ditingkatkan melalui latihan yang
baik dan teratur. Sukintaka (2004: 79) berpendapat, “Berkembangnya
kemampuan motorik sangat ditentukan oleh dua faktor yakni
pertumbuhan dan perkembangan. Dari kedua faktor penentu ini masih
harus didukung dengan latihan sesuai dengan kematangan anak dan gizi
yang baik”. Pendapat lain dikemukakan Waharsono (1999: 17) bahwa,
Gerak dasar
Gerak Lokomotor
Berjalan
Berlari
Meloncat
Melompat
Melayang
Meluncur
Berjingkrak
Memanjat
dll
Gerak Stabilitas
Membungkuk
Meregang
Memutar
Mengayun
Handstand
Memutar tubuh
Mendarat
Berhenti
Mengelak
Keseimbanggan
dll
Gerak Manipulatif
Melempar
Menendang
Menjerat/Menjebak
Menyerang
Voli
Melambung
Melemting
Bergulir
Menggelinding
Menyepak
dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
“Dalam kehidupan manusia selamanya dipengaruhi oleh sifat-sifat
internal dan eksternal, sehingga pertumbuhan dan perkembangan fisiknya
terpengaruh juga. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak yang telah
dimiliki sejak lahir akan tumbuh dan berkembang secara wajar, bilamana
mendapat rangsangan secara tepat waktu dan lingkungan yang
memungkinkan serta tidak ada unsur paksaan”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukan, faktor internal
dan eksternal merupakan faktor yang selalu mempengaruhi kondisi
seseorang. Faktor internal mencakup perkembangan dan pertumbuhan,
jenis kelamin, intelegensi, usia. Di samping itu, kemampuan gerak dasar
juga dapat ditingkatkan melalui latihan yang baik dan teratur.
Pengalaman dan latihan merupakan faktor yang mendukung akan
menentukan kualitas penampilan gerak seseorang
2. Kemampuan Gerak Dasar Melempar
a. Perkembangan Kemampuan Gerak Dasar
Sesuai dengan kodrat alamiah manusia, sejak lahir mengalami
perubahan-perubahan berupa peningkatan yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Perubahan-perubahan tersebut disebut pertumbuhan dan
perkembangan. Perkembangan merupakan proses perubahan kapasitas
fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan
yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Manusia dari anak-anak
hingga dewasa mengalami berbagai perkembangan antara lain
perkembangan fisiologis, psikologis, intelektual, sosial, dan
kemampuan gerak. Waharsono (1999: 5) menyatakan:
Perkembangan gerak atau motor development adalah suatu proses
sejalan dengan bertambahnya usia dimana secara bertahap dan
berkesinambungan gerakan individu meningkat dari keadaan
sederhana, tidak terorganisasi dan tidak terampil ke arah
penampilan ketrampilan gerak yang kompleks dan terorganisasi
dengan baik, yang pada akhirnya ke arah penyesuaian
ketrampilan menyertai terjadinya proses menua (menjadi tua)
dalam kehidupan normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Manusia sebagai makhluk dinamis memiliki kemampuan gerak
yang paling sempurna. Penguasaan berbagai kemampuan gerak yang
dimiliki oleh manusia tidak dicapai dengan serta merta. Anak mengalami
perkembangan gerak dengan melalui tahapan-tahapan tertentu. Secara
kronologis sepanjang hidupnya manusia dapat dibedakan dalam lima
tahapan yaitu, masa bayi, masa anak kecil, masa anak besar, masa remaja
serta masa dewasa dan tua. Setiap masa kehidupan manusia memiliki
kecenderungan karakteristik tertentu, termasuk didalamnya yang
berhubungan dengan perkembangan geraknya.
Beberapa macam gerakan yang mulai bisa dilakukan apabila anak
memperoleh kesempatan melakukannya pada masa anak kecil adalah
gerakan-gerakan berjalan, berlari, meloncat, berjengket, mencongklak,
lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memantulkan bola,
memukul dan lain-lain. Kecepatan perkembangannya sangat dipengaruhi
oleh kesempatan yang diperoleh untuk melakukan berulang-ulang di
dalam aktivitasnya.
Siswa sekolah dasar merupakan masa perkembangan anak besar.
Sugiyanto (1994: 35) menyatakan, “Yang termasuk anak besar adalah
anak yang berusia antara 6 sampai 12 tahun”. Pada masa ini anak
mengalami pertumbuhan yang relatif lambat dan konstan. Dengan keadaan
pertumbuhan demikian justru menguntungkan sebagai masa belajar yang
baik. Periode ini ditandai oleh adanya penyempurnaan kemampuan atau
ketrampilan yang telah dicapai pada periode sebelumnya.
Perkembangan kemampuan gerak dasar melempar bisa di ukur
berdasarkan jauhnya lemparan bola dengan berbagai ukuran. Perbedaan
kemampuan melempar anak laki-laki dengan anak perempuan cukup
besar. Perbedaannya semakin besar dengan bertambahnya usia. Sugiyanto
(1994: 43) menggambarkan perbedaan kemampuan melempar pada usia 5
sampai 17 tahun sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 2.2. Grafik Kemampuan Melempar pada Umur 5 – 17 Tahun
( Sugiyanto, 1994: 43 )
Perbedaan yang besar kemampuan melempar pada anak laki-laki
dengan perempuan terjadi dari perbedaan bentuk tubuh. Kecenderungan
anak laki-laki lebih panjang dan lebih besar lengan bawahnya memberikan
keuntungan terhadap kekuatan tangan dan mekaniknya. Dalam hal
ketepatan melempar, dimana kekuatan tidak begitu dibutuhkan,
perbedaannya tidak begitu tampak, tetapi anak laki-laki tetap lebih baik.
b. Pembelajaran Kemampuan Gerak Dasar Melempar
Gerak melempar termasuk komponen gerak manipulatif. Gerak
manipulatif (melempar) merupakan jenis gerakan yang membutuhkan
koordinasi yang cukup baik. Karena dalam gerakan manipulatif
(melempar) melibatkan beberapa unsur gerak yang harus dikoordinasikan
menjadi satu pola gerakan yang baik dan harmonis. Untuk meningkatkan
kemampuan gerak dasar melempar, maka harus diberikan pembelajaran
yang baik dan tepat. Aip syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 24)
menyatakan, “Gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat, dan
lempar. Bentuk- bentuk gerakan dasar tersebut telah dimiliki oleh murid-
murid SD. Namun yang menjadi permasalahan sekarang bagaimanakah
cara menanamkannya kepada murid-murid SD agar bentuk-bentuk
gerakan dasar yang telah dimilikinya itu dapat dilakukan dengan benar”.
Pendapat tersebut menunjukan bahwa, kemampuan gerak dasar
melempar sudah dimiliki sejak anak duduk di bangku sekolah dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(SD). Dari kemampuan gerak dasar melempar harus diberikan
pembelajaran yang tepat. Mochamad Djumidar A. Widya (2004: 121)
menyatakan:
Materi pembelajaran gerak dasar lempar di antaranya:
1) Melempar ke atas satu tangan atau dua tangan
2) Melempar kebawah satu tangan atau dua tangan
3) Melempar ke belakang
4) Melempar ke samping
5) Melempar sasaran
6) Melempar Jauh
Pendapat tersebut menunjukan bahwa, materi pembelajaran
gerak dasar melempar dapat dilakukan dengan beberapa macam cara
diantaranya melempar ke atas dengan satu tangan, melempar ke
belakang, ke samping, melempar sasaran dan melempar sejauh-jauhnya.
Untuk memperoleh peningkatan kemampuan gerak dasar melempar
secara maksimal dibutuhkan media atau alat yang tepat. Mochamad
Djumidar A Widya (2004: 122) menyatakan:
Alat-alat yang dapat digunakan dalam pembelajaran melempar di
antaranya:
1) Bola tenis bekas 20-40 buah
2) Bola berekor/Bolkor 20-40 buah
3) Bola kertas/Bolket 40-60 buah
4) Kotak yang terbuat dari kertas tebal/kardus 10-20 buah
5) Dua buah tiang lompat tinggi
6) Tali 4-6 meter
7) Ring/lingkaran dari plastik 10 buah (ban bekas)
Pembelajaran kemampuan gerak dasar melempar dapat
menggunakan berbagai macam sarana. Melalui pembelajaran melempar
dengan sarana yang unik dan menarik siswa akan tertarik dan lebih
senang mengikuti pembelajaran melempar. Pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan akan membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran,
sehingga kemampuan gerak dasar melempar akan meningkat lebih
maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Teknik Melempar
Latihan melemparkan bola kecil dan bola besar pada siwa SD,
dimaksudkan sebagai persiapan menuju kepada lempar lembing dan tolak
peluru. Aip syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 81) menyatakan teknik
dasar melempar yang benar adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3. Teknik Dasar Gerakan Melempar
(Aip Syarifuddin, 1991/1992: 19)
a. Sikap permulaan:
Berdiri tegak, kaki kiri agak kedepan, kaki kanan dibelakang
(bila melempar dengan tangan kanan), berat badan berada pada
kaki kanan. Kedua tangan kanan memegang bola di depan dekat
ke dada dengan sikut dibengkokan. Pandangan ke arah sasaran
yang tertuju.
b. Gerakannya:
Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang
memegang bola dibawa/diayunkan ke samping belakang.
Kemudian dari belakang bola dilemparkan dengan menggerakan
tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas depan, dan bola
lepas pada saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki
kiri ( jika melempar jauh) serta bersamaan dengan badan
dilonjakan ke atas ke depan dan kaki kanan ditolakan ke atas
kedepan. Mendarat pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemas
di belakang, pandangan mengikuti arah jalannya bola. Jadi yang
harus diperhatikan oleh guru pada waktu akan melempar, antara
lain adalah mengenai: sikap berdiri waktu akan melempar,
perpindahan berat badan waktu akan melempar bola, gerakan
melemparkan bola, gerakan lanjutan dari lemparan bola tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Belajar dan Pembelajaran
a. Belajar – Mengajar
1) Hakikat Belajar
Menurut Abdillah yang dikutip oleh Aunurrahman (2009)
“Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh
tujuan tertentu” (hlm. 35).
Dijelaskan pula pengertian belajar menurut Garry dan
Kingsley yang dikutip oleh Sudjana (1996: 5) “Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-
latihan“. Dan menurut Sudjana (1996: 6) “Belajar adalah proses
melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari “.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa
seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan baik perubahan
pengetahuan, kecakapan, ketrampilan maupun sikap dan perubahan
tersebut dapat menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotor
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Perubahan yang terjadi
melalui suatu proses latihan dan pengalaman yaitu melalui interaksi
dengan lingkungan sekitar, dari yang awalnya tidak bisa menjadi bisa,
dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Perubahan dalam belajar
tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu karena
belajar itu sendiri merupakan sebuah proses. Hasil dari belajar baik
melalui proses latihan maupun pengalaman akan mengasilkan
perubahan yang orisinil dari individu itu sendiri.
2) Hakikat Mengajar
Semakin berkembangnya jaman, pengertian mengajar tidak
lagi dipandang dari sudut pandang pelaku yang mengajar, tetapi
dipandang dari sudut siswa yang belajar. Bertolak dari pembahasan
belajar diatas, maka pengertian mengajar lebih ditekankan pada
kegiatan optimal siswa belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
“Mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu
aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong
siswa untuk belajar“ (Aunurrahman 2009: 34). Situasi yang
dimaksudkan tidak harus berupa transformasi ilmu pengetahuan dari
guru kepada siswa, tetapi dapat pula belajar melalui media
pembelajaran yang telah disiapkan.
Menurut Sudjana (1996: 7) “Mengajar adalah membimbing
kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi
lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar“. Pandangan diatas
selain menekankan pada siswa yang belajar juga melihat hakikat
mengajar sebagai suatu proses, yaitu proses yang dilakukan seorang
pandidik untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada siswa. Dapat
dikatakan bahwa hasil proses mengajar adalah proses belajar siswa,
dan dari proses belajar tersebut menghasilkan perubahan tingkah laku,
baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
3) Interaksi Belajar - Mengajar
Mengacu dari penjelasan hakikat belajar dan hakikat
mengajar, maka belajar dan mengajar merupakan dua hal yang tidak
bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Belajar mengacu pada
apa yang dilakukan siswa, sedangkan mengajar mengacu pada apa
yang dilakukan guru sebagai pemimpin dalam belajar. Kegiatan belajar
mengajar yang dikembangkan oleh guru dituntut untuk berorientasi
pada perkembangan anak secara tepat, baik perkembangan kognitif,
afektif maupun psikomotor anak. Belajar mengajar akan terpadu dalam
proses pembelajaran apabila terjadi hubungan timbal balik (interaksi)
antara guru dengan siswa.
Apabila belajar-mengajar dipandang sebagai sebuah proses,
maka dalam proses pelaksanaannya terdapat beberapa unsur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 2.4. Diagram Hubungan Unsur-Unsur Pengajaran
(Sudjana 1996: 9)
Interaksi belajar-mengajar siswa dengan guru dibangun atas
dasar keempat unsur diatas. Dalam interaksi tersebut siswa diarahkan
oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan
sebelumnya melalui bahan pengajaran yang dipelajari menggunakan
metode dan alat pembelajaran yang tentunya dapat menunjang
pencapaian tujuan pengajaran untuk kemudian dinilai ada-tidaknya
perubahan pada diri siswa setelah ia menyelesaikan proses belajar-
mengajar tersebut.
Dalam proses interaksi belajar-mengajar pasti akan terjadi
pola komunikasi antara guru dan siswa karena komunikasi adalah
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses
interaksi. Ada tiga pola komunikasi yang dijabarkan oleh Sudjana
(1996: 10) dalam proses interaksi guru dan siswa.
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
Dalam komunikasi satu arah guru ditempatkan sebagai
pemberi aksi dan siswa sebagi penerima aksi. Dalam
pelaksanaanya guru aktif dan siswa pasif. Mengajar
dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan
pengajaran.
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
Dalam komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua
arah, guru bisa berperan sebagai pemberi aksi atau penerima
aksi. Demikian pula halnya siswa, bisa penerima aksi bisa
tujuan
penilaian
Metode,alat bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pula pemberi aksi. Dialog akan terjadi antara guru dengan
siswa.
3. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah
Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah,
komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dengan siswa,
tetapi juga antara siswa dengan siswa. Disini siswa dituntut
lebih aktif daripada guru. Siswa seperti hajnya guru, dapat
berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa lain.
Dalam situasi pengajaran dapat terjadi salah satu dari ketiga
bentuk pola komunikasi diatas. Akan tetapi, jika didasarkan pada
hakikat dan konsep belajar dan mengajar yang telah dijabarkan diatas,
pola komunikasi ketiga adalah pola komunikasi yang tepat untuk
diterapkan. Pola komunikasi ketiga memiliki labih banyak peluang
untuk siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga hal tersebut
lebih memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Pembelajaran
Pengertian pembelajaran menurut Aunurrahman (2009: 34) yaitu
“... pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi proses
belajar siswa yang bersifat internal“. Sekilas pengertian mengajar dan
pembelajaran hampir sama, tetapi dalam pembelajaran, situasi dan kondisi
yang terjadi harus dirancang dan dipertimbangkan lebih dahulu oleh guru.
Pembelajaran berupaya untuk merubah siswa yang belum terdidik,
menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan
menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Sama halnya untuk masalah
kepribadian, sikap, kebiasaan maupun tingkah lakunya belum
mencerminkan jati dirinya sebagai pribadi yang positif, setelah dilakukan
pembelajaran akan menjadi siswa dengan pribadi yang baik.
Dalam rangka proses pembelajaran, seorang guru dapat menyusun
acara pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan kondisi siswa. Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
itu, dalam menyusun acara pembelajaran diperlukan langkah yang tepat.
Menurut Dimyati dan Mujiono (2009:9-10) yaitu :
1. Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan
menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku
positif akan diperkuat dan perilaku negatif akan diperlemah atau
dikurangi.
2. Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku
yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan
kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.
3. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang
dipelajari serta jenis penguatnya.
4. Keempat, membuat program pembelajaran. Program
pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki,
penguatan, waktu mempelajari perilaku, dan evaluasi. Dalam
melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku
dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan
tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku. Hal
ini didukung juga oleh (Davidoff, 1988 :199-211; Gredler, 1991
:154-166; Sumadi Suryabrata, 1991; Hilgard dan Bower, 1966
:114-131; Woolfolk& McCune Nicolish, 1984 :170-179)
Dengan menyusun acara pembelajaran akan lebih baik apabila
diterapkan menggunakan langkah-langkah diatas. Dengan adanya runtutan
langkah menyusun acara pembelajaran guru tidak akan kesulitan dalam
menyusun acara pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran.
c. Hasil Belajar
Setelah dilaksanakan kegiatan belajar melalui pembelajaran yang
telah dirancang, maka selanjutnya mengukur hasil belajar apakah sudah
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau tidak. Menurut Winkel, 1991;
Biggs & Telfer, 1987; Monks, Kaoners & Siti Rahayu Haditono, 1989
dalam
Dimyati dan Mudjiono (2009:3) “... hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar ...”. Hal tersebut
menunjukkan dari interaksi belajar-mengajar antara siswa dan guru dalam
suatu pembelajaran akan menghasilkan sesuatu yang disebut dengan hasil
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pada akhirnya dari proses belajar dalam suatu pembelajaran yang
telah dirancang oleh guru akan mendapatkan hasil belajar. Aunurrahman
(2009:47) mengutip lima macam hasil belajar dari Gagne.
1. Ketrampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang
mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang
diperoleh melalui penyajian materi di sekolah.
2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-
masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat dan
berpikir.
3. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan
sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-
informasi yang relevan.
4. Ketrampilan motorik yaitu, kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan
otot.
5. Sikap, suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah
laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-
kepercayaan serta faktor intelektual.
Tiap-tiap hasil belajar yang dikemukakan diatas memerlukan
kondisi tertentu yang perlu diatur dan dikontrol dalam proses pembelajaran
dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam
pembelajaran penjas lebih mengutamakan pencapaian hasil belajar pada
penguasaan ketrampilan motorik karena dalam pelaksanaanya lebih
banyak menggunakan gerakan yang berhubungan dengan otot. Akan tetapi
bukan berarti dalam pembelajaran penjas tidak memperdulikan empat
macam hasil belajar diatas.
Seorang guru sudah pasti menginginkan peningkatan dalam
pencapaian hasil belajar siswanya. Untuk mengukur hasil belajar dalam
suatu pembelajaran khususnya mengukur suatu ketrampilan dapat
dilakukan dengan memilih salah satu metode. Menurut Ma,mun dan
Saputra (2000: 15) ada dua metode yang cukup penting dalam menilai
ketrampilan gerak pada siswa, yaitu metode produk dan proses.
Metode produk merupakan pendekatan untuk mengukur gerak, hasil
akhir, outcome, dan gerak tersebut dianalisis. ... . Hasil yang diraih
siswa itu dikategorikan sebagai produk ketrampilan. Proses
merupakan pendekatan yang berorientasi pada proses dan
menekankan pada gerak itu sendiri. Ini dimaksudkan sebagai pola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
gerak dasar dan yang sering disebut dengan teknik. Penelitian yang
menggunakan pendekatan yang berorientasi pada proses biasanya
memfokuskan pada performa teknik gerak.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa metode produk
adalah metode yang tepat jika digunakan jika akan mengukur hasil akhir
dari suatu penilaian, sedangkan metode proses lebih tepat jika akan
mengukur kualitas gerak yang ditampilkan.
4. Model Pembelajaran
Menurut Aunurrahman (2009: 140) menyatakan “Keberhasilan
proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan
model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran”.
Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi siswa yang optimal.
Model pembelajaran telah dilakukan sejak dahulu pada tahun 1950-
an yang dilakukan oleh peneliti dari Amerika Serikat yaitu Marc Belth. Marc
Belth kemudian mendorong ahli-ahli pendidikan diantaranya Joyce dan Weil
untuk melakukan penelitian tentang model pembelajaran. Menurut Joyce dan
Weil yang dikutip Suharno, Sukardi, Chotijah HA, dan Suwalni S (1998: 25-
26) bahwa, “Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pembelajaran jangka
panjang) merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain.” Sedangkan menurut Nurulwati yang
dikutip Trianto (2007: 5) bahwa, “model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi guru perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Berdasarkan pengertian model pembelajaran yang dikemukakan tiga
ahli tersebut dapat disimpulkan, model pembelajaran merupakan suatu pola
atau perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam mengajar. Dalam
model pembelajaran ini dibutuhkan perangkat-perangkat yang mendukung
kegiatan pembelajaran. Dengan pola pembelajaran yang baik dan di dukung
perangkat-perangkat pembelajaran yang baik dan ideal, maka tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari
pada strategi, metode atau prosedur. Dengan demikian, model pembelajaran
mempunyai ciri-ciri tertentu. Menurut Nieveen yang dikutip Trianto (2007: 8)
bahwa suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria yaitu,
“Sahid (Valid), praktis dan efektif.”
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukan bahwa, model
pembelajaran yang baik yang memiliki ciri valid, praktis dan efisien. Namun
untuk melihat tingkat kelayakan model untuk aspek validitas dibutuhkan ahli
dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan.
Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektifitas diperlukan suatu perangkat
pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang dikembangkan,
sehingga untuk melihat kedua aspek tersebut perlu dikembangkan suatu
perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan model
pembelajaran yang dikembangkan.
Pada dasarnya tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik.
Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal ini
sesuai pendapat Arends yang dikutip Trianto (2007: 9) bahwa, “Tidak ada satu
model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena masing-
masing model pembelajaran dapat dirasakan baik apabila telah diujicobakan
untuk mengajar materi tertentu”.
Untuk mengetahui sejauh mana suatu model pembelajaran baik atau
tidak, maka perlu dilakukan seleksi. Dalam mengajarkan suatu pokok
pembahasan atau materi tertentu harus dipilih model pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan misalnya materi
pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, sarana atau fasilitas yang
tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
a. Model Pembelajaran Bermain
Model pembelajaran atau sering juga disebut pendekatan
pembelajaran. Hal ini seperti dikemukakan Suharno (1998: 25) bahwa,
“Pendekatan pembelajaran yang lebih banyak dikenal dengan model
pembelajaran telah dibahas sejak awal abad 18. Hal tersebut berawal
ketika praktisi pembelajaran mulai memikirkan bagaimana upaya-upaya
dalam meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar.”
Pendapat tersebut menunjukan bahwa model pembelajaran pada
prinsipnya mempunyai peranan yang sama dengan pendekatan
pembelajaran, dimana pendekatan pembelajaran merupakan cara yang
digunakan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat memahami dan
menguasainya.
Model pembelajaran bermain merupakan suatu cara belajar yang
pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Menurut hasil
penelitian Wahjoedi (1999: 121) bahwa, “Model/pendekatan bermain
adalah latihan yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”.
Menurut Depdiknas (2007: 28) dijelaskan bahwa, “Pendekatan permainan
bertujuan untuk mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat
teknik permainan tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan
tertentu terlebih dahulu kepada anak”. Sedangkan menurut Beltasar
Tarigan (2001: 17) bahwa, “Pengajaran melalui pendekatan bermain
adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui
penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam
permainan sesungguhnya”.
Berdasarkan pengertian model atau pendekatan bermain yang
dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pembelajaran bermain merupakan bentuk pembelajaran ketrampilan yang
mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau latihan teknik
suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam
pelaksanaan model pembelajaran bermain menerapkan teknik suatu
cabang olahraga kedalam bentuk permainan yang sebenarnya. Selama
permainan berlangsung seorang guru tidak hanya memfokuskan
pembelajarannya, tetapi bagaimana menampilkan skill dalam permainan
dan memfokuskan bagaimana siswa menampilkan strategi dalam
permainan. Melalui pendekatan bermain diharapkan akan meningkatkan
motivasi dan minat siswa dalam latihan, sehingga akan diperoleh hasil
latihan yang optimal.
Model pembelajaran bermain merupakan bentuk pembelajaran
yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup
kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permaian
kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya.
Model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya
perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa
memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan,
modalitas belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain,
maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak terpaku hanya
pada model tertentu, akan tetapi harus bervariasi. Di samping didasari
pertimbangan keragaman siswa, pengembangan berbagai model
pembelajaran juga dimaksudkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi belajar siswa, agar mereka tidak jenuh dengan proses belajar
yang sedang berlangsung.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan
kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga
memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Ukuran
keberhasilan mengajar guru utamanya adalah terletak pada terjadi tidaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
peningkatan hasil belajar siswa. Karena itu melalui pemilihan model
pembelajaran yang tepat guru dapat memilih atau menyesuaikan jenis
pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristik materi
pelajaran yang disajikan.
1) Bermain
Menurut Dani Wardani (2009: 17-18) Permainan, bermain
atau padanan kata dalam bahasa Inggris disebut “games” (kata benda),
“to play” (kata kerja), “toys” (kata benda) ini berasal dari kata “main”.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata main berarti “melakukan
perbuatan untuk tujuan bersenang-senang (dengan alat tertentu atau
tidak) ; berbuat sesuatu dengan sesuka hati, berbuat asal saja.” Dan
dalam dunia psikologi kegiatan bermain dipandang sebagai “suatu
kegiatan (atau lebih luasnya aktivitas) yang mengandung keasyikan
(fun) dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas, tanpa paksaan
dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan
kegiatan tersebut”.
Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) menyatakan ”Bermain
adalah kegiatan yang menyenangkan”. Selanjutnya M. Furqon
Hidayatullah (2008: 4) menyatakan bahwa:
Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan, serius dan
sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau
sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak
diikat oleh sesuatu hal yang menyenangkan, dengan tidak banyak
memerlukan pemikiran. Bermain juga bersifat serius karena
bermain memberikan kesempatan untuk meningkatkan perasaan
anak untuk menguasai sesuatu dan memunculkan rasa untuk
menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena
anak berada di luar kenyataan, dengan memasuki suatu dunia
imajiner. Bermain memberikan suatu arena di mana anak masuk
dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara
berlawanan asas anak kadang-kadang menemukan dirinya dari
bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
aktifitas jasmani siswa yang dilakukan dengan rasa senang dan
mempunyai tujuan pegembangan mempunyai dampak yang positif
pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga melalui bermain
dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk
siswa.
Siswa dan bermain merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan
hidup seperti halnya kebutuhan akan makan, minum, tidur, dan lain-
lain. Melalui bermain anak dapat mengaktualisasikan diri dan
mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Seperti halnya atletik
adalah nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang kaya
yang membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi.
Menurut Yudha M. Saputra (2001: 9-10) kegiatan atletik bernuansa
permainan mengandung beberapa ciri sebagai berikut:
1. Menempatkan diri pada situasi, gerakan, dan irama tertentu.
2. Kegemaran berlomba/berkompetisi/bersaing secara sehat.
3. Kegembiraan dan kepuasan dalam menggunakan alat.4.
4. Tugas-tugas gerak yang mengandung resiko menjadi
tantangan.
5. Kegembiraan atau kepuasan dengan memperlihatkan
ketangkasan yang dikuasainya.
Sedangkan sifat bermain menurut Sukintaka (1992: 7) bahwa:
1. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan
sukarela atas rasa senang.
2. Bermain dengan rasa senang, menumbuhkan aktivitas yang
dilakukan secara spontan.
3. Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan,
menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik perlu
berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan
teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman,
patuh pada peraturan dan mengetahui kemampuan diri
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004: 4) yaitu ”Bermain
adalah dunia anak, sambil bermain mereka belajar, dalam belajar,
anak-anak adalah ahlinya”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud
bermain adalah dunia anak yang menjadi aktivitas yang dilakukan
dengan sukarela atas rasa senang dan memperoleh kesenangan.
2) Bermain Sambil Belajar
Aktivitas bermain sangat disukai oleh anak-anak, sebab anak-
anak lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain. Didalam
dunia bermain anak-anak juga bisa sambil belajar. Namun permainan
atau bermain sering dimaksudkan dengan suatu aktivitas yang
bermakna negatif (kurang berarti) setidaknya dilihat dari fungsi, seperti
kegiatan bernuansa canda, senda gurau, dan lebih jauhnya tidak serius,
atau tidak berguna dilakukan dan berkaitan dengan hal remeh atau
tidak berarti sama sekali.
Dunia bermain merupakan salah satu media bagi anak untuk
belajar. Menurut M. Furqon H. (2008: 4) berpendapat, “Bermain
merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia
sekitarnya sehingga anak akan menemukan sesuatu dari pengalaman
bermain. Dan menurut Dani Wardani (2009 : 24) menyatakan bahwa,
"Mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan pentingnya
pertumbuhan anak kita dan lebih jauh kita ikut membantu secara tidak
langsung, mencoba mengkaji alternatife metodologi belajar baru
untuknya”.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
dunia bermain merupakan kegiatan yang memiliki unsur kesenangan
dan kepuasan yang terletak di dalam situasi di waktu kegiatan bermain
berlangsung. Dan dunia bermain sebenarnya sangat menguntungkan
bagi anak-anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi dengan dunia
sekitarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Aspek- Aspek yang Dikembangkan dalam Bermain
Suatu kegiatan dapat dikatakan aktivitas bermain jika kegiatan
tersebut memiliki ciri-ciri khusus yang merupakan ciri dari aktivitas
bermain. Menurut Rusli Lutan (1992: 4) ciri-ciri dari bermain yaitu,
"Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, suka
rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dan
ikatan peraturan". Menurut Soemitro (1992: 47) menyatakan, “Dengan
bermain di dalamnya terkandung nilai-nilai yaitu: (1) nilai-nilai
mental, (2) nilai-nilai fisik (kesehatan) dan, (3) nilai-nilai sosial”.
Sedangkan Yudha M. Saputra (2001: 6-7) berpendapat, “Aspek
yang dikembangkan dari bermain mencakup fisik, motorik,
sosial, emosional, kepribadian, kognisi, keterampilan olahraga
dan lain sebagainya”. Untuk lebih jelasnya aspek- aspek yang
terkandung dalam bermain dijelaskan secara singkat sebagai
berikut:
a) Perkembangan Fisik
Apabila siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan
kegiatan yang melibatkan banyak gerakan tubuh, maka tubuh
siswa tersebut akan menjadi sehat dan bugar. Otot-otot tubuh
akan tumbuh menjadi kuat. Siswa dapat menyalurkan energi
yang berlebihan dengan aktivitas bermain, sehingga tidak
merasa gelisah. Dalam melakukan kegiatan bermain, siswa
tidak dibatasi dengan aturan-aturan yang mengikatnya. Agar
kegiatan bermain memberi sumbangan yang positif bagi
perkembangan fisik siswa, maka guru dapat merancang
kegiatan bermain yang kontruktif bagi perkembangan fisik
anak.
b) Perkembangan Motorik
Aspek motorik kasar seperti lari, lempar dan lompat dapat
dikembangkan melalui kegiatan bermain. Salah satu
contohnya adalah tampak pada saat kita amati siswa yang lari
kejar-kejaran untuk menangkap temannya. Pada awalnya
belum terampil untuk berlari, tetapi dengan bermain kejar-
kejaran, kemudian siswa berminat untuk melakukannya dan
menjadi lebih terampil dalam berlari. Keteraturan dan
kreativitas siswa mengalami perkembangan tingkat
kemampuannya dalam aspek motorik halus (fine movement).
Kedua keterampilan akan berkembang melalui pengalaman
belajar yang kaya dan kesempatan yang banyak bagi siswa
untuk melakukannya dengan penuh keceriaan.
c) Perkembangan Sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kegiatan bermain dilakukan oleh siswa dengan teman
sebayanya. Siswa akan belajar berbagai hak milik,
menggunakan mainan secara bergiliran, melakukan kegiatan
bersama, mempertahankan hubungan yang sudah terbina,
atau mencari cara pemecahan masalah yang dihadapi dengan
teman bermainnya. Perkembangan sosial pada siswa tingkat
SD sedang memasuki masa bermain. Mereka akan selalu
mencari teman sebaya untuk bisa bermain bersama.
Pengalaman belajar yang disuguhkan melalui pendekatan
bermain biasanya mampu memenuhi keinginan siswa.
Dengan rancangan pengajaran yang kreatif, pengalaman itu
akan berhasil merangsang perkembangan sikap sosial siswa.
d) Perkembangan Emosi
Bagi siswa tingkat SD, bermain merupakan suatu kebutuhan.
Tidak ada siswa yang tidak suka bermain. Melalui bermain
siswa dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya.
Misalnya, siswa yang sering gagal untuk meraih prestasi
belajar yang baik, ia dapat bermain peran seakan-akan
menjadi murid yang terpandai. Dari kegiatan bermain yang
dilakukan bersama sekelompok teman, siswa akan
mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan
yang dimiliki, sehingga dapat membantu pembentukan
konsep diri ke arah yang lebih positif.
e) Perkembangan Olahraga
Apabila siswa yang terampil berlari, melempar dan
melompat, maka ia lebih siap untuk menekuni bidang
olahraga tertentu pada saatnya nanti. Jadi, kalau siswa
terampil melakukan kegiatan tersebut, maka lebih percaya
diri dan merasa mampu melakukan gerakan yang lebih sulit.
Kegiatan-kegiatan yang relevan dengan perkembangan siswa
adalah atletik. Atletik memiliki kegiatan yang khas yakni,
jalan, lari,lompat dan lempar. Kegiatan ini akan menjadi
fundasi bagi siswa dalam berolahraga. Khususnya dalam
konteks pendidikan jasmani, perlu ditata secara serius
mengenai kegiatan atletik yang bernuansa permainan.
b. Pembelajaran Lempar Dengan Model Pembelajaran Bermain
Memberikan pembelajaran melempar dengan bermain sangat
penting bagi siswa sekolah dasar. Dengan pembelajaran melempar dengan
bermain akan membantu penguasaan ketrampilan olahraga seperti lempar
lembing, lempar cakram, tolak peluru, ataupun lontar martil. Selain itu,
pembelajaran melempar dengan bermain banyak manfaat yang
diperolehnya. Mochamad Djumidar A. Widya (2004: 123-151)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
memberikan bentuk bentuk pembelajaran dengan bermain di antaranya
sebagai berikut:
1) Permainan Menghalau kardus sehingga mendekat ke dinding.
Permainan kelompok, setiap siswa dapat melempar sebanyak-
banyaknya, formasi bersaf.
Gambar 2.5. Permainan Melempar Menghalau Kardus Ke Dinding
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 131)
2) Permainan melempar dengan bola berekor untuk menggerakkan
bola lebih dekat dengan lawan
Gambar 2.6. Permainan Melempar dengan Bolber untuk
Menggerakan Bola Ke Arah yang lebih Dekat dengan Lawan
(Mochamad Djumidar A.Widya, 2004: 131)
3) Permainan melempar dengan cara meletakan sedemikian rupa
botol-botol bekas, corong-corong atau alat yang lain yang serupa
hingga jika terkena lemparan bola. Memungkinkan siswa bebas
memilih sasaran bergerak, mengulang sesuai dengan
keinginannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2.7. Permainan Melempar dengan Botol-Botol Bekas,
Corong
(Mochamad Djumidar A. Widya,2004: 131)
4) Permainan melempar untuk meningkatkan ketepatan yaitu, siswa
melakukan lemparan dengan mencari sendiri pantulan yang mana
sehingga bola tersebut dapat masuk ke dalam lingkaran (simpai)
yang telah disediakan.
Gambar 2.8. Permainan Melempar Ke Sasaran Lingkaran
dengan Cara Di pantulkan
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004:128)
5) Melempar sasaran secara beramai-rami, satu sasaran dilempari 3-
4 siswa. Seorang siswa diberi kesempatan melempar 4-5 kali
lemparan.
Gambar 2.9. Permainan Melempar ke Sasaran secara Beramai-
rama
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 127)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
6) Melempar bola yang digantung dan bergerak, melatih antisipasi
anak, ketepatan membidik, memacu keinginan melempar.
Prinsip-prinsip melempar dengan cara ini:
a) Badan menyamping arah lemparan
b) Sikap kaki kangkang
c) Lengan waktu melempar disamping telinga
d) Pandangan ke sasaran
e) Pada saat melempar berat badan pada kaki depan,
pinggang/badan menghadap ke arah lemparan.
Gambar 2.10. Permainan Melempar Bola Digantung dan Bergerak
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 132)
7) Melempar sasaran ke arah simpai yang tergantung menggunakan
bola berekor, formasi berhadap-hadapan/simpai di gantung
nempel ke dinding formasi berbanjar.
Gambar 2.11.Permainan Melempar ke arah Sasaran Simpai yang
Digantung Menggunakan Bola Berekor
(Mochamad Djumidar, 2000:7.8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yakni menggunakan kegiatan
siswa sendiri secara efektif di dalam pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
melakukan latihan yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sedang
dipelajari. Dalam hal ini peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Siswa
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya
dengan melakukan latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Kurangnya kreatifitas guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa. Kurang kreatifnya guru Penjas di sekolah dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan model-model
pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran penjas di sekolah
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan
metode ceramah dan metode tugas, karena mereka hanya mengejar bagaimana
materi pelajaran tersebut dapat selesai tepat waktunya, tanpa memikirkan
bagaimana pembelajaran itu bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam
kesehariannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran penjas harus dilakukan dengan
baik dan tepat. Dalam pembelajaran penjas harus disesuaikan dengan kondisi dan
karakteristik siswa akan diperoleh kemampuan yang optimal. Siswa sekolah dasar
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan, oleh karenanya dalam
pembelajaran penjas disekolah dasar harus disesuaikan dengan karakteristik
siswa. Untuk membelajarkan penjas di Sekolah Dasar dapat diterapkan beberapa
model pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran penjas diantaranya model pembelajaran bermain. Model
pembelajaran bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam
bentuk permainan yang bertujuan untuk memenuhi hasrat gerak siswa yang di
dalamnya terdapat unsur belajar atau dengan kata lain bermain sambil belajar.
Dengan diterapkan model pembelejaran bermain diharapkan siswa akan tertarik
dalam mengikuti pembelajaran melempar, dengan siswa tertarik sehingga
kemampuan melempar anak menjadi lebih optimal. Kelebihan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
bermain siswa menjadi antusias mengikuti pembelajaran. Siswa sangat tertarik
dengan pembelajaran bermain sehingga timbul keinginan siswa untuk mencoba
dan siswa sangat senang mengikuti pembelajaran, dengan siswa senang mengikuti
pembelajaran gerak dasar melempar bola, kemampuan gerak dasar melempar bola
menjadi meningkat.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.12. Bagan Kerangka Berfikir
Guru Kurang
Menguasai metode
atau model
pembelajaran
1. Siswa kurang tertarik dan
kurang antusias saat
mengikuti pembelajaran
lempar.
2. Kemampuan melempar siswa
masih rendah.
Tindakan
Kondisi
Melalui
penggunaaan
pembelajaran
bermain
kemampuan
melempar
meningkat.
Menerapkan model
pembelajaran
bermain.
Guru kurang
menguasai metode
atau model
pembelajaran.
Siklus II : Upaya perbaikan dari
siklus I sehingga meningkatkan
kemampuan dan keterampilan
melempar.
Siklus I : Peneliti dan kolaborator
menyusun bentuk pengajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan
melempar.
Kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Muhamadiyah 6
Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Jl.R.E. Martadinata No. 298 Surakarta
Telp. (0271) 7086934.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tanggal
24 Mei 2012, 31 Mei 2012, 14 Juni 2012 dan 21 Juni 2012, setiap hari kamis
pukul 07.30 – 09.00 WIB.
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
No Rancangan
Kegiatan
Waktu (Bulan) Tahun 2012
J
Jan
F
Feb
M
Mar
A
Apr
M
Mei
J
Juni
J
Juli
A
Ags
H
Sept
1
. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi
peneliti
dengan
kepala
sekolah dan
guru penjas
√
b.Diskusi
dengan guru
untuk
mengidentifi
kasi masalah
pembelajara
n dan
merancang
tindakan
c.Menyusun
proposal
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d.Menyiapkan
perangkat
pembelajara
n dan
instrumen
penelitian
(lembar
observasi)
2
.
Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
- Perencanaa
n
- Pelaksanaa
n tindakan
- Observasi
- Refleksi
b.Siklus II
- Perencanaa
n
- Pelaksanaa
n tindakan
- Observasi
- Refleksi
3
.
Analisis Data dan Pelaporan
a.Analisis data
(hasil
tindakan 2
siklus)
b.Menyususn
laporan /
skripsi
c.Ujian dan
revisi
d.Penggandaa
n dan
pengumpula
n laporan
3. Siklus PTK
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I
dilakukan dua kali pertemuan (24 Mei 2012 dan 31 Mei 2012) dan siklus II
dilakukan dua kali pertemuan (14 Juni 2012 dan 21 Juni 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SD
Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran
2011/2012, yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 10 siswa
putri.
C. Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa data hasil belajar
siswa dalam pembelajaran gerak dasar melempar bola dan sumber data dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru.
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang kemampuan gerak dasar melempar
bola dengan penerapan pembelajaran bermain pada siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 6 Kampung Sewu Jebres Surakarta tahun pelajaran
2011/2012.
2. Guru, sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
pembelajaran bermain dalam pembelajaran melempar di SD Muhammadiyah
6 Kampung Sewu Jebres Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dengan tes unjuk kerja, observasi dan tes kognitif untuk melihat peningkatan hasil
belajar belajar gerak dasar melempar bola dan penerapan model pembelajaran
bermain dalam pelaksanaan tindakan, teknik pengumpulan data secara lengkap
adalah sebagai berikut :
1. Observasi : dipergunakan sebagai alat untuk mendapatkan data pada aspek
psikomotor dan afektif siswa selama mengikuti proses belajar mengajar gerak
dasar melempar bola menggunakan model pembelajaran bermain.
2. Tes kognitif : dipergunakan sebagai alat untuk mendapatkan data pada aspek
kognitif dalam pembelajaran gerak dasar melempar bola.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian E.
Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
Guru
Siswa
Kemampuan
saat
melakukan
gerakan
melempar
(Proses)
Pengamatan(observasi)
Tes Kognitif
Lembar Observasi
(ceklis)
E. Uji Validitas Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini untuk menguji validitas data
digunakan teknik triangulasi data yang berasal dari kolaborator, guru penjas
serta observer yang diperoleh dengan observasi dan analisis.
F. Teknis Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus Penelitian Tindakan Kelas dianalisis secara deskriptif
komparatif dan analisis kritis untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran.
1. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif komparatif dengan
membandingkan hasil hitung peningkatan hasil belajar gerak dasar
melempar bola yang diperoleh siswa pada aspek psikomotor, afektif
dan kognitif, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah
ditentukan, selanjutnya diwujudkan dalam persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
2. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis dengan
mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru
selama proses pelaksanaan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
G. Indikator Kinerja Penelitian
Tabel 3.3. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek
yang
diukur
Persentase target pencapaian Cara
mengukur Pratindakan Siklus I Siklus II
Hasil
belajar
gerak
dasar
melempar
bola
38,09% 50% 70%
Pengamatan saat
pelaksanaan
pembelajaran
gerak dasar
melempar bola .
Dinilai saat guru
memberikan
pembelajaran
pada setiap
siklus
Keterangan : Target capaian keseluruhan sebesar 70% dibagi menjadi dua
siklus dengan terget capaian siklus pertama sebesar 50%,
siklus kedua dengan target capaian sebesar 70%.
H. ProsedurPenelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
atau Classroom Action Research (CAR). Langkah – langkah PTK secara
prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara guru
dengan tim lainnya bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga
penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat
analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi atas kegiatan yang dilakukan
pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi,
koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus berikutnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
PENETAPAN FOKUS MASALAH
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.1. Bagan Siklus Penelitian
Keterangan : Pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I
dilakukan dua kali pertemuan dan siklus II dilakukan dua kali
pertemuan.
Aktivitas dalam penelitian tindakan ini diawali dengan perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan dan mengobservasi tindakan (Action
and Observation), dan melakukan refleksi (reflection). Setelah kegiatan
refleksi pada siklus I diadakan perencanaan perbaikan untuk menuju siklus
selanjutnya, sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai
sesuai criteria keberhasilan. Pada dasarnya setiap guru mempunyai criteria
Refleksi Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Indikator SUDAH tercapai ?
- Sudah : PTK bisa diakhiri
- Belum : PTK perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
keberhasilan yang berbeda dan oleh Karena itu semuanya juga tergantung
pada guru yang mengajar tentunya berdasarkan pada kurikulum yang berlaku
pada saat itu.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus:
1. Rancangan Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas diawali dengan
Penetapan Fokus Permasalahan, yaitu merasakan adanya masalah dalam
pembelajaran, mengidentifikasi masalah tersebut, menemukan penyebab
timbulnya masalah, dilanjutkan dengan menentukan alternatif mengatasi
masalah dengan pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Penetapan ini
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap pembelajaran.
Setelah memutuskan tindakan, peneliti dan kolaborator mengadakan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi tindakan. Penjelasan
singkat keempat kegiatan pokok dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas sebagai berikut:
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun scenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran gerak
dasar melempar.
2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu
penilaian gerak dasar melempar.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu
pembelajaran.
4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
1) Melakukan pemanasan statis dan dinamis
Dinamis dengan game: Melempar bola ke dalam kardus
(Pertemuan I dan pertemuan II)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Melakukan gerak dasar melempar setelah di jelaskan model
pembelajaran bermain.
Pertemuan I:
a) Permainan melempar melambung dengan teman berpasangan.
b) Permainan melempar menjatuhkan sasaran berupa botol aqua
bekas berwarna/torong.
c) Permainan melempar melambung ke sasaran simpai yang
digantung.
Pertemuan II :
a) Melakukan permainan melempar kesasaran bola yang
digantung.
b) Melakukan permainan melempar melewati tali.
c) Melakukan permainan melempar sejauh-jauhnya.
3) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
c) Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap:
1) Hasil belajar kemampuan melempar bola
2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran gerak dasar melempar
dengan model bermain.
3) Kemampuan saat melakukan gerakan melempar bola
d) Tahap Refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi
siklus tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang telah dilakukan apabila
terjadi hal- hal yang tidak diduga/diinginkan, apabila hasil pengambilan
data siklus I dengan target pencapaian sebesar 50% sudah tercapai, tetapi
target pencapaian keseluruhan sebesar 70% belum tercapai, maka sebagai
upaya perbaikan akan dilaksanakan siklus II. Pada rancangan siklus II
tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I
sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sesuai dengan silabus mata pelajaran penjas. Demikian juga termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang juga mengacu
pada siklus sebelunmya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses Penelitian Tindakan Kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal siswa.
Hasil kegiatan observasi awal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung sewu kecamatan Jebres,
Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang mengikuti materi pelajaran penjas
dalam hal ini materi gerak dasar melempar bola sebanyak 21 siswa, terdiri atas
11 putra dan 10 siswa putri.
b. SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu tidak memiliki lapangan yang diperlukan
untuk berlangsung pembelajaran penjas. SD Muhamadiyah hanya memiliki
halaman yang cukup sempit.
c. Selama pelaksanaan observasi, khususnya dalam pembelajaran materi gerak
dasar melempar bola dapat diketahui bahwa banyak siswa yang belum
menguasai gerakan dengan benar sehingga dapat dikatakan proses
pembelajaran gerak dasar melempar dalam kategori kurang berhasil. Hal ini
dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan observasi dan pembelajaran
secara langsung di lapangan. Saat melakukan pembelajaran melempar bola,
sebagian besar siswa saat melempar gerakan tangan dan kaki masih banyak
yang salah, seperti saat melempar yang seharusnya kaki kiri didepan
kebanyakan kaki kanan yang di depan, sehingga dengan gerakan masih
banyak yang salah menyebabkan kemampuan melempar rendah.
d. Siswa mengeluh capek dan bosan dalam pembelajaran gerak dasar melempar
bola, sebab guru penjas kurang kreatif dan inovatif dalam mengajar gerak
dasar melempar bola. Guru penjas monoton dalam melaksanakan
pembelajaran gerak dasar melempar bola, tidak memanfaatkan peralatan yang
terdapat disekolah dengan maksimal.
e. Guru penjas sangat jarang memberi demonstrasi gerakan gerakan yang akan
diajarkan dan kurang memperhatikan tingkat penguasaan siswa pada gerak
dasar melempar bola, guru penjas lebih mengutamakan pada pencapaian
prestasi.
f. Guru kurang bisa menarik perhatian siswa dalam pembelajaran gerak dasar
melempar bola. Guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa tertarik
dan senang mengikuti materi pembelajaran gerak dasar melempar bola.
g. Guru penjas kesulitan memilih model pembelajaran yang tepat untuk
pembelajaran gerak dasar melempar bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
h. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti diperoleh informasi bahwa guru
belum menerapkan model pembelajaran bermain dalam pembelajaran gerak
dasar melempar bola.
Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru
melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi awal keadaan kelas pada materi pembelajaran gerak dasar melempar bola.
Adapun diskripsi data yang di ambil terdiri dari; tes dan unjuk kerja kemampuan
gerak dasar melempar (Psikomotor), pengamatan sikap (afektif), pemahaman
konsep gerak dasar melempar (kognitif) siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6
Kampung Sewu kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Kondisi hasil belajar kemampuan gerak dasar melempar bola siswa
kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres, Surakarta tahun
ajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan penggunaan model pembelajaran
bermain, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Deskripsi Data Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Melempar Bola
Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Bermain
Berdasarkan tabel 4.1. hasil deskripsi data ketuntasan kemampuan gerak dasar
melempar siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres,
Surakarta tahun ajaran 2011/2012 sebelum dilakukan tindakan terlihat dengan
KKM 70, pencapaian nilai rata-rata gerak dasar melempar bola adalah 65,3 dan
hanya terdapat 8 siswa tuntas dengan persentase sebesar 38,09%.
Tabel 4.2. Deskripsi Data Kriteria Kemampuan Gerak Dasar Melempar Bola
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain Pratindakan
Rentang Nilai Kriteria Jumlah Siswa Persentase
≥ 85 Tuntas 0 0%
80 – 84 Tuntas 0 0%
75 – 79 Tuntas 2 9,52%
70 – 74 Tuntas 6 28,56%
Pratindakan
KKM 70
Target Persentase
Ketuntasan 70 %
Rata-Rata 65,3
Ketuntasan 8
Persentase 38,09 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
65 – 69 Belum Tuntas 2 9,52%
≤ 64 Belum Tuntas 11 52,38%
Jumlah 21 100%
Berdasarkan tabel 4.2. kriteria kemampuan gerak dasar melempar bola siswa kelas
IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran
2011/2012 sebelum diberikan tindakan, kemampuan ketuntasan dengan persentase
38,09% dengan jumlah 8 siswa tuntas dan sisanya sebesar 61,9% dengan jumlah
13 siswa dinyatakan belum tuntas.
Dari data tersebut, menunjukkan kemampuan gerak dasar melempar bola siswa
masih rendah. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan gerak dasar
melempar bola siswa, maka akan dilakukan tindakan berupa penerapan model
pembelajaran bermain yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang
berlangsung.
Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan
dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus
masing-masing menggunakan penerapan model pembelajaran bermain dalam
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk mengetahui adanya
perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi
dilakukan dengan cara melakukan tes unjuk kerja dan observasi.
Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan serta refleksi terhadap tindakan. Serangkaian penelitian yang
dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai terdapat perubahan
pada indikator siswa ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan yang ditargetkan.
Pembahasan masing-masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Pembelajaran gerak dasar melempar bola dengan menggunakan model
pembelajaran bermain pada siklus I adalah perkenalan bentuk-bentuk gerak dasar
melempar yang meliputi; (1) Lemparan melambung bersama teman berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(2) Lemparan menjatuhkan sasaran berupa botol aqua berwarna, (3) Lemparan
melambung ke arah sasaran simpai yang digantung.
Tindakan siklus I dilaksanakan di lapangan Kampung Sewu Jebres Surakarta
dalam 2 kali pertemuan (3 x 35 menit) dengan waktu 2 kali pertemuan pada
tanggal 24 Mei 2012 dan tanggal 31 Mei 2012. Adapun tahapan-tahapan yang
dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus I
Kegiatan perencanaan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Mei
2012, di kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres,
Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Peneliti sebagai kolaborator dan guru penjas
yang bersangkutan mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, melalui RPP siklus I tersebut
maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I diadakan selama dua
kali pertemuan.
Pada siklus I peneliti dan guru merancang rencana pelaksanaan tindakan I
sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran
menggunakan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan
motivasi siswa dimana dalam proses pembelajaran.
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) gerak dasar melempar bola.
3) Peneliti dan guru menyiapkan alat yang akan digunakan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar melempar bola seperti:
bola, botol aqua, simpai, rafia dan peluit.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes
dan non tes. Instrumen tes dinilai berdasarkan tes unjuk kerja
(psikomotor). Unsur-unsur yang dinilai dalam tes unjuk kerja adalah
kesempurnaan melakukan gerakan dan ketepatan melakukan
gerakan. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman
observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan
dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan
melalui rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan
gerak dasar melempar.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan siklus I,
yakni di lapangan Kampung Sewu Jebres, Surakarta.
b. Pelaksanaan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, yakni pada setiap hari Kamis
tanggal 24 Mei 2012 dan 31 Mei 2012 di lapangan Kampung Sewu Jebres.
Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 3 x 35 menit., sesuai dengan RPP
pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang
bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
a) Pertemuan I
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan pertama (Kamis, 24 Mei 2012)
adalah gerak dasar melempar. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan presensi.
2) Peneliti dan guru memberikan apersepsi (menghubungkan
materi pembelajaran dengan pengetahuan siswa). Saat ini,
siswa didorong untuk berani berpendapat terkait
pengetahuan gerak dasar melempar.
3) Guru bersama siswa bersama-sama menuju tempat
pelaksanaan yaitu lapangan Kampung Sewu Jebres,
Surakarta.
2) Kegiatan Inti
1) Peneliti dan guru memberikan pemanasan statis dan dinamis
dengan lari mengelilingi lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh
gerakan mengenai materi pertama yakni melempar
melambung bersama teman berpasangan.
3) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar dan saling berhadap-
hadapan kemudian melakukan gerakan melempar
melembung secara berpasangan beberapa kali secara
bergantian.
4) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta
memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas. Siswa yang masih belum bisa melakukan
dibantu peneliti dalam melakukan melempar melambung
secara berpasangan dan diberi penjelasan tentang kesalahan
yang dilakukan.
5) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh
gerakan mengenai materi kedua yakni melempar
menjatuhkan sasaran berupa botol aqua berwarna.
6) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan
gerakan melempar menjatuhkan sasaran.
7) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta
memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
8) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti
dalam melakukan melempar menjatuhkan sasaran botol
aqua dan diberi penjelasan tentang kesalahan yang
dilakukan.
9) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh
gerakan mengenai materi ketiga yakni melempar ke arah
sasaran simpai yang digantung.
10) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan
gerakan melempar ke arah sasaran simpai yang digantung
beberapa kali secara bergantian.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
12) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti
dalam melakukan melempar kesasaran simpai yang
digantung dan diberi penjelasan tentang kesalahan yang
dilakukan.
3) Kegiatan Akhir
1) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan
untuk selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya.
b ) Pertemuan II
Materi pada pelaksanaan pertemuan kedua (Kamis, 31 Mei 2012) dengan urutan
pelaksanaan sebagai berikut:
a) Kegiatan Pendahuluan
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan presensi.
2) Guru bersama siswa bersama-sama menuju tempat
pelaksanaan yaitu lapangan Kampung Sewu Jebres,
Surakarta.
3) Peneliti dan guru memberikan apersepsi (menghubungkan
materi pembelajaran dengan pengetahuan siswa). Saat ini,
siswa didorong untuk berani berpendapat terkait
pengetahuan gerak dasar melempar bola.
4) Peneliti dan guru memberikan pemanasan statis dan dinamis
dengan permainan “ Memasukan Bola didalam Bakul
(kardus)”.
b) Kegiatan Inti
1) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh
gerakan mengenai materi pertama yakni melempar ke
sasaran bola yang digantung.
2) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan
gerakan melempar kesasaran bola yang digantung beberapa
kali secara bergantian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta
memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
4) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti dalam melakukan
melempar kesasaran bola yang digantung dan diberi penjelasan tentang kesalahan
yang dilakukan.
5) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh
gerakan mengenai materi kedua yakni melempar bola
melewati tali.
6) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan
gerakan melempar melewati tali beberapa kali secara
bergantian.
7) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta
memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
8) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti
dalam melakukan gerakan melempar bola melewati tali dan
diberi penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan.
9) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh
gerakan mengenai materi ketiga yakni melempar bola
sejauh-jauhnya.
10) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan
gerakan melempar sejauh-jauhnya beberapa kali secara
bergantian.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta
memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
12) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti
dalam melakukan gerakan melempar sejauh-jauhnya dan
diberi penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c) Kegiatan Akhir
1) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Peneliti dan guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan
siswa di bubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
c. Observasi Siklus I
Observasi siklus I dilakukan selama siklus I berlangsung. Dalam melakukan
observasi siklus I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai
pengelola kelas, adapun pelaksanaan siklus I, yakni:
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran gerak dasar melempar bola
pada siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu, Jebres
Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Pada pertemuan pertama (Kamis,
24 Mei 2012 selama 3 x 35 menit), peneliti mengajarkan gerak dasar
melempar bola yang dimulai dari melempar melambung bersama
teman, melempar menjatuhkan sasaran berupa botol berwarna,
melempar ke arah sasaran simpai yang digantung. Kemudian
dilanjutkan siswa melakukan gerakan tersebut beberapa kali secara
bergantian. Pada pertemuan kedua (Kamis, 31 Mei 2012, selama 3 x
35 menit) peneliti memberikan materi gerak dasar melempar bola,
yaitu melempar kesasaran bola yang digantung, melempar bola
melewati tali, melempar sejauh-jauhnya.
2) Sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan guru bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai
pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Sebelum siklus I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan
pratindakan sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil pada
pertemuan pertama dengan pertemuan kedua pada siklus I.
4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Guru, peneliti dan siswa selalu
memberikan applause serta semangat pada setiap penampilan siswa.
Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti:
“Bagus!”, “Siiip!”, dan lain-lain. Suasana pembelajaran tampak
hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.
5) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar observasi
siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat peningkatan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dalam menerima pembelajaran gerak dasar melempar dengan
menggunakan model pembelajaran bermain.
Dari hasil pengamatan guru bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran penjas
pokok bahasan gerak dasar melempar bola setelah menggunakan model pembelajaran
bermain ternyata mengalami peningkatan dari pertemuan pratindakan ke pertemuan
kedua pada siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi di bawah ini :
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi selama pelaksanaan siklus I berlangsung
dapat identifikasi:
a) Pertemuan I :
1) Sebagian siswa merasa tertarik dengan pendekatan bermain yang
baru pertama kali diterapkan dalam pembelajaran gerak dasar
melempar.
2) Untuk pelaksanaan permainan “memasukan bola kedalam kardus”
tidak terlaksana. hal itu menyebabkan siswa kurang semangat dalam
melakukan kegiatan inti pembelajaran.
3) Kegiatan inti pembelajaran terlaksana sesuai dengan rancangan
meskipun dalam pelaksanaannya sedikit terganggu karena adanya
siswa-siswa dari sekolah lain yang melaksanakan pembelajaran
penjas dalam satu lapangan yang sama sehingga siswa kurang
terfokus dalam melaksanakan instruksi guru.
4) Dalam pelaksanaan pembelajaran lempar melambung berpasangan
sebagian besar siswa belum bisa menangkap bola yang di lempar
oleh pasangannya.
5) Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran melempar kesasaran
botol akua berwarna terdapat sedikit kendala yaitu formasi botol
akua yang disusun seringkali tertiup angin. Hal itu dikarenakan
kondisi lapangan dengan angin yang terlalu kencang dan botol akua
yang terlalu ringan. Untuk menanggulangi hal tersebut maka botol
aqua di isi dengan air dan dalam penyusunan formasi botol aqua
lebih di rapatkan.
b) Pertemuan II :
1) Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran melempar kesasaran
bola yang digantung terkadang siswa harus menunggu terlalu
lama untuk melempar karena tali penggantung bola berbalik
arah memutari palang yang digunakan utuk menggantung bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Selain itu, juga disebabkan jumlah bola yang kurang dan untuk
menanggulanginya guru menambahkan jumlah bola.
2) Untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran melempar melewati
tali berjalan lancar dan sesuai rancangan, siswa sangat antusias
dalam melempar.
3) Dalam kegiatan pembelajaran kurang kondusif terutama saat
melempar jauh. Beberapa siswa terlihat bercanda dan kurang
tertib hal itu dikarenakan bannyak siswa di luar subjek
penelitian yang mengganggu proses KBM.
Dalam pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai
tolok ukur keberhasilan pelaksanaan siklus I, adapun kelebihan dan pelaksanaan
siklus I diantaranya :
a) Pertemuan I :
1) Siswa sangat antusias dalam pelaksanaan KBM yang diterapkan
dengan pendekatan bermain yang baru pertama kali diajarkan.
2) Dalam pembelajaran sudah terlihat adanya sedikit peningkatan
3) Pada saat pembelajaran dengan diterapkan model pembelajaran
bermain siswa lebih aktif untuk mencoba.
b) Pertemuan II :
1) Pembelajaran berlangsung sesuai dengan rancangan
2) Siswa sangat semangat melakukan kegiatan pembelajaran yang
diterapkan dengan model pembelajaran bermain.
Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kelemahan sehingga
membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan dan
kekurangan dalam pelaksanaan siklus I tersebut adalah:
a) Pertemuan I :
1) Peralatan yang disediakan kurang.
2) Belum mempertimbangkan antara rancangan dan kondisi/situasi
dilapangan.
b) Pertemuan II :
1) Beberapa siswa mengeluh capai.
2) Beberapa kali terlihat siswa bercanda dan tidak serius dalam
melakukan gerakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I tersebut, peneliti melakukan refleksi
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana
yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
2) Pratindakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum
diberikan tindakan cukup menggambarkan kondisi awal kelas
sebelum mendapatkan tindakan.
3) Metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu
mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat
berlangsung lebih maksimal.
4) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus
I akan dipertahankan dan ditingkatkan.
5) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan
selama pelaksanaan siklus I, maka disusun langkah antisipatif, yakni:
a) Untuk pertemuan mendatang harus lebih diperhatikan dan
dipertimbangkan antara rancangan dan kondisi atau situasi
dilapangan .
b) Menyediakan sarana /peralatan pembelajaran yang dibutuhkan
dengan jumlah yang lebih banyak.
c) Pengajar harus lebih memperhatikan siswa yang belum
menguasai gerak dasar melempar.
d) Pengajar tidak hanya berada di depan saat memberikan
penjelasan kepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa
yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.
e) Untuk menambah motivasi siswa, maka siswa yang mendapat
nilai tertinggi akan diberi reward.
Berdasarkan hasil yang dicapai siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa masih
belum menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga pembelajaran perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
e Diskripsi Data Siklus I
Selama pelaksanaan siklus I peneliti dan guru melakukan pengambilan data
penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; tes unjuk kerja gerak
dasar melempar (psikomotor), pengamatan sikap/aktivitas siswa (afektif),
pemahaman konsep gerak dasar melempar (kognitif) pada siswa kelas IV SD
Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran
2011/2012.
Tabel 4.3. Deskripsi Data Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Melempar Bola
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain Siklus I
Dari tabel 4.3. diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan kemampuan gerak
dasar melempar bola dengan KKM 70, nilai rata-rata kemampuan gerak dasar
melempar bola pada pratindakan adalah 65,2, persentase ketuntasan 38,09%
dengan jumlah 8 siswa tuntas dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I terjadi
peningkatan menjadi 72,8, persentase menjadi 61,9% dengan jumlah 13 siswa
tuntas.
Tabel 4.4 Deskripsi Data Kriteria Kemampuan Gerak Dasar Melempar Bola
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain Siklus I
Rentang Nilai Kriteria Pratindakan Siklus I
≥ 85 Tuntas 0% 0%
80 – 84 Tuntas 0% 14,29%
75 – 79 Tuntas 9,52% 38,09%
70 – 74 Tuntas 28,56% 9,52%
65 – 69 Belum Tuntas 9,52% 19,05%
≤ 64 Belum Tuntas 52,38% 19,05%
Jumlah 100% 100%
Pratindakan Siklus I
KKM 70
Target Persentase
Ketuntasan 70 %
Rata- Rata 65,2 72,8
Ketuntasan 8 13
Persentase 38.09 % 61,9%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Dari tabel 4.4. diketahui bahwa terjadi peningkatan pada setiap kriteria
kemampuan gerak dasar melempar bola siswa antara pratindakan dan siklus I
setelah diberikan tindakan dengan penerapan model pembelajaran bermain pada
siklus I terjadi peningkatan. Apabila diakumulasi pada empat rentang nilai, maka
pada pratindakan terlihat persentase ketuntasan sebesar 38,09% dengan jumlah 8
siswa dan pada siklus I sebesar 61,9% dengan jumlah 13 siswa.
2. Siklus II
Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan
pada siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam siklus I, rata–rata siswa
menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I, karena
merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II
ini diantaranya;
a. Perencanaan Siklus II
Kegiatan perencanaan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis,14 Juni 2012, di
SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian
ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan
refleksi siklus I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang rencana
pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran
menggunakan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan
motivasi serta kemampuan gerak dasar melempar siswa.
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) gerak dasar melempar.
3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta menyiapkan sarana yang
akan digunakan seperti: kardus, bendera, bola, bilah, rafia, peluit.
4) Peneliti dan guru menyusun lembar observasi yakni berupa tes dan
non tes. Instrumen tes dinilai peningkatan kemampuan dan hasil
belajar gerak dasar melempar bola selama kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
berlangsung dan melalui rubrik penilaian siswa yang tercantum
dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan siklus II, yakni di
lapangan kampung sewu Jebres, Surakarta.
b. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan selama II kali pertemuan yakni pada hari kamis 14 Juni
2012 dan 21 Juni 2012, di lapangan kampung sewu, Jebres, Surakarta dan
dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran
dalam siklus II ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah
diberikan pada tindakan sebelumnya.
1) Pertemuan I
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama (Kamis, 14 juni 2012),
yaitu penguasaan gerak dasar melempar bola. Urutan pelaksanaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Pendahuluan
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan presensi.
2) Guru bersama siswa bersama-sama menuju tempat pelaksanaan
yaitu lapangan kampung sewu, Surakarta.
3) Peneliti dan guru memberikan apersepsi (menghubungkan materi
pembelajaran dengan pengetahuan siswa). Saat ini, siswa didorong
untuk berani berpendapat terkait pengetahuan gerak dasar melempar
bola.
4) Guru memberikan pemanasan statis.
b) Kegiatan Inti
1) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh gerakan
mengenai materi pertama yaitu gerakan melempar dari bawah
dengan menjatuhkan sasaran berupa kardus yang di tumpuk.
2) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan gerakan
melempar dari bawah dengan menjatuhkan sasaran kardus
beberapa kali secara bergantian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik
(feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
4) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti dalam
melakukan melempar dari bawah dengan menjatuhkan sasaran
kardus dan diberi penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan.
5) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh gerakan
mengenai materi kedua yakni gerakan melempar dari samping.
6) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan gerakan
melempar dari samping beberapa kali secara bergantian.
7) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik
(feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
8) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti dalam
melakukan gerakan melempar dari samping dan diberi penjelasan
tentang kesalahan yang dilakukan.
9) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh gerakan
mengenai materi ketiga yakni melempar sejauh-jauhnya.
10) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan gerakan
melempar sejauh-jauhnya beberapa kali secara bergantian.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik
(feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
12) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti dalam
melakukan melempar sejauh-jauhnya dan diberi penjelasan tentang
kesalahan yang dilakukan.
c) Kegiatan Akhir
1) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Peneliti dan guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan siswa di
bubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
2. Pertemuan II
Materi pada pelaksanaan pertemuan kedua ( Kamis, 21 Juni 2012 ) adalah gerak
dasar melempar. Urutan pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan presensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2) Guru bersama siswa bersama-sama menuju tempat
pelaksanaan yaitu lapangan kampung sewu, Surakarta.
3) Peneliti dan guru memberikan apersepsi (menghubungkan
materi pembelajaran dengan pengetahuan siswa). Saat ini,
siswa didorong untuk berani berpendapat terkait pengetahuan
gerak dasar melempar bola.
4) Guru memberikan pemanasan statis dan dinamis dengan
permainan “rusa dan pelempar”.
b) Kegiatan Inti
1) Peneliti memberikan penjelasan dan contoh gerakan yang akan
dilaksanakan.
2) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh gerakan
mengenai materi pertama yaitu gerakan melempar ke sasaran
kardus.
3) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan
gerakan melempar ke sasaran kardus beberapa kali secara
bergantian.
4) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
5) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti dalam
melakukan gerakan melempar ke sasaran kardus dan diberi
penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan.
6) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh gerakan
mengenai materi kedua yakni gerakan melempar ke sasaran
angka.
7) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan
gerakan melempar ke sasaran angka beberapa kali secara
bergantian.
8) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
9) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti dalam
melakukan gerakan melempar ke sasaran angka dan diberi
penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan.
10) Peneliti dan guru memberikan penjelasan serta contoh gerakan
mengenai materi ketiga yakni melempar sejauh-jauhnya.
11) Siswa dibagi menjadi dua berbanjar kemudian melakukan
gerakan melempar sejauh-jauhnya beberapa kali secara
bergantian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
12) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
13) Siswa yang masih belum bisa melakukan dibantu peneliti dalam
melakukan melempar sejauh-jauhnya dan diberi penjelasan
tentang kesalahan yang dilakukan.
c) Kegiatan Akhir
1) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Peneliti dan guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa
dan siswa di bubarkan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
c. Observasi Siklus II
Observasi siklus II dilakukan selama siklus II berlangsung. Dalam melakukan
observasi siklus II peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai
pengelola kelas, adapun pelaksanaan siklus II, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran gerak dasar melempar bola
dengan penerapan model pembelajaran bermain pada siswa kelas IV
SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres, Surakarta
tahun ajaran 2011/2012.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru
bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siklus II, sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran.
3) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti
proses pembelajaran dengan baik.
4) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause serta semangat
pada setiap penampilan siswa. Guru dan peneliti juga memberikan
reward berupa pujian, seperti: “Bagus!”, “Siiip!”, dan lain-lain.
Suasana pembelajaran tampak hidup dengan semangat dan
antusiasme siswa yang tinggi.
5) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar
obeservasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran gerak dasar
melempar bola dengan penggunaan model pembelajaran bermain .
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan siklus II
berlangsung dapat identifikasi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1) Pengajar adalah guru asli sekolah tersebut. Siswa mudah terkontrol
sehingga siswa lebih cepat menguasai pembelajaran yang
disampaikan.
2) Pemanasan dinamis yaitu “ rusa dan pelempar .
3) Pembelajaran berlangsung lancar dan sesuai rancangan. Sebagian
siswa mampu menunjukkan gerak dasar melempar bola yang
diajarkan dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang belum
dapat menunjukkan gerak dasar melempar dengan benar.
Dalam pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai
tolok ukur keberhasilan pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan dan pelaksanaan
siklus II diantaranya :
1) Siswa mudah terkontrol sehingga siswa lebih cepat menguasai
pembelajaran yang disampaikan.
2) Siswa tertarik dan semangat melakukan permainan “Rusa dan
Pelempar” karena sudah mengerti dengan peraturan permainan.
3) Siswa sangat antusias saat melempar bola pada sasaran angka yang
ditempelkan, siswa berusaha cukup keras untuk melempar tepat pada
angka.
4) Sebagian siswa mampu menunjukkan gerak dasar melempar yang
diajarkan dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang belum
dapat menunjukkan gerak dasar melempar dengan benar.
Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus II ini masih terdapat kelemahan sehingga
membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus II, adapun kelemahan dan
kekurangan dalam pelaksanaan siklus II tersebut adalah:
1) Sebagian besar siswa pada saat pelaksanaan pemanasan masih banyak
yang belum menguasai sehingga pada saat pelaksanaan sedikit
terhambat.
2) Keterbatasan sekolah yang tidak mempunyai lapangan menjadikan
pembelajaran dilapangan umum oleh karena itu siswa sulit untuk
berkonsentrasi karena banyak siswa yang melihat.
d. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II tersebut, peneliti melakukan refleksi
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2) Model pembelajaran bermain yang diterapkan oleh peneliti dan guru
mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar
serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta
penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana
dengan baik.
3) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada
siklus II cenderung naik.
4) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan
selama pelaksanaan siklus II, maka disusun langkah antisipatif,
yakni :
Untuk mengantisipasi keterlambatan, maka untuk pertemuan mendatang meminta
ijin pada kepala sekolah untuk berangkat ke lapangan kampung sewu terlebih
dahulu jika guru penjas datang terlambat.
e . Deskripsi Data Siklus II
Selama pelaksanaan siklus II maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data
penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; tes unjuk kerja gerak
dasar melempar (psikomotor), pengamatan sikap/aktivitas siswa (afektif),
pemahaman konsep gerak dasar melempar (kognitif) serta pengamatan penerapan
model pembelajaran bermain terhadap siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6
Kampung Sewu Kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Tabel 4.5. Deskripsi Data Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Melempar Bola
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain Siklus II
Dari tabel 4.5. diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan kemampuan gerak
dasar melempar bola siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu
Kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran 2011/2012 mulai dari siklus I ke siklus
Siklus I Siklus II
KKM 70
Target Persentase Ketuntasan 70 %
Rata-Rata 72,8 77,3
Ketuntasan 13 17
Persentase 61,9% 80,95%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
II. Untuk lebih jelas dalam menginterpretasikan, maka disajikan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1. Deskripsi Data Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar
Melempar Bola Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain Siklus II
Dari gambar 4.1. terlihat bahwa nilai rata-rata siklus I adalah
72,8 dan pada siklus II menjadi 77,3. Selanjutnya pada siklus I persentase
ketuntasan 61,9% dengan jumlah 13 siswa tuntas dan pada siklus II bertambah
menjadi 80,95% dengan jumlah 17 siswa tuntas.
Tabel 4.6. Deskripsi Data Kriteria Kemampuan Gerak Dasar Melempar Bola
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain Siklus I dan Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus I Siklus II
72.8 77.3
13 17
61,9%
80,95%
Rata-Rata
Ketuntasan
Persentase
Rentang
Nilai Kriteria Siklus I Siklus II
≥ 85 Tuntas 0% 0%
80 – 84 Tuntas 14,29% 33,33%
75 – 79 Tuntas 38,09% 47,62%
70 – 74 Tuntas 9,52% 0%
65 – 69 Belum Tuntas 19,05% 19,05%
≤ 64 Belum Tuntas 19,05% 0%
Jumlah 100% 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Dari tabel 4.6. diketahui bahwa terjadi peningkatan pada setiap kriteria
kemampuan gerak dasar melempar bola siswa pada siklus I dan siklus II. Apabila
diakumulasi pada empat rentang nilai, mada siklus I terlihat persentase ketuntasan
sebesar 61,9% dengan jumlah 13 siswa tuntas dan pada siklus II meningkat
menjadi 80,95% dengan jumlah 17 siswa tuntas.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan antarsiklus mulai dari prasiklus sampai
pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
gerak melempar kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres,
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Tabel 4.7. Perbandingan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Melempar Dengan
Penerapan Model Pembelajaran Bermain dari Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Aspek
yang
diukur
Persentase target pencapaian Cara
mengukur Siklus I Siklus II
Kemamp
uan hasil
belajar
gerak
dasar
melempar
50% 70% Pengamatan
saat
pelaksanaan
pembelajara
n gerak
dasar
melempar.
Dinilai saat
guru
memberikan
pembelajara
n pada
setiap siklus.
Persentase hasil pencapaian
Pratindaka
n Siklus I Siklus II
KKM 70
Rata-Rata 65,3 72,8 77,3
Ketuntasan 8 13 17
Persentase
Ketuntasan 38,09% 61,9% 80,95%
Ketidaktuntasan 13 8 4
Persentase
Ketidaktuntasan 61,91% 38,1% 19.05%
Dari tabel 4.7. diketahui bahwa terjadi peningkatan baik nilai rata-rata maupun
ketuntasan kemampuan gerak melempar siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6
Kampung Sewu Kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran 2011/2012 mulai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pratindakan, siklus I dan siklus II. Untuk lebih jelas dalam menginterpretasikan,
maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2. Perbandingan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar
Melempar Bola Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain Pratindakan,
Siklus I dan Siklus II
Dari gambar 4.2. diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kemampuan
gerak dasar melempar bola mulai dari pratindakan sampai pada siklus II. Pada
pratindakan nilai rata-rata 65,3 dan setelah diberikan perlakuan pada siklus I
meningkat menjadi 72,8, dilanjutkan pada siklus II meningkat menjadi 77,3. Pada
pratindakan persentase ketuntasan hasil belajar gerak dasar melempar bola siswa
dengan persentase sebesar 38,09% meningkat pada siklus I menjadi 61,9%, pada
siklus II meningkat menjadi 80.95%. Penurunan ketidaktuntasan gerak dasar
melempar dari pratindakan sampai pada siklus II, pada pratindakan
ketidaktuntasan hasil belajar gerak dasar melempar sebesar 61,91% kemudian
semakin menurun pada siklus I ketidaktuntasan menjadi 38,1% dan pada siklus II
ketidaktuntasan kembali menurun menjadi 19,05%.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pratindakan Siklus I Siklus II
65.3
72.8 77.3
8 13
17
38,09%
61,9%
80,95%
13 8
4
61,91%
38,1%
19,05%
Rata-Rata
Ketuntasan
Persentaseketuntasan
Ketidaktuntasan
Persentaseketidaktuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 4.8. Perbandingan Kriteria kemampuan Gerak Dasar Melempar Bola
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Bermain Pratindakan, Siklus I dan Siklus
II
Rentang
Nilai
Kriteria Pratindakan Siklus I Siklus II
≥ 85 Tuntas 0% 0% 0%
80 – 84 Tuntas 0% 14,29% 33,33%
75 – 79 Tuntas 9,52% 38,09% 47,62%
70 – 74 Tuntas 28,56% 9,52% 0%
65 – 69 Belum Tuntas 9,52% 19,05% 19,05%
≤ 64 Belum Tuntas 52,38% 19,05% 0%
Jumlah 100% 100% 100%
Dari tabel 4.8. diketahui bahwa terjadi peningkatan pada setiap kriteria
kemampuan gerak dasar melempar bola dari pratindakan sampai siklus II. Untuk
kriteria tuntas Apabila diakumulasi pada empat rentang nilai, maka ketuntasan
pada pratindakan sebesar 38,09%, pada siklus I sebesar 61,9% dan siklus II
sebesar 80,95%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar melempar bola kelas IV SD
Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran
2011/2012.
1. Pratindakan
Pratindakan merupakan kondisi yang mencerminkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran gerak dasar melempar bola sebelum penerapan model pembelajaran
bermain. Hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran gerak dasar
melempar bola dinilai masih kurang maksimal masih dibawah KKM sehingga
perlu diadakan perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran gerak dasar melempar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
bola oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut salah satunya
diadakan penelitian tindakan kelas ini. Hal ini merupakan cara yang strategis dan
efektif bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus
diselenggarakan sebagai upaya peningkatan kualitas program sekolah secara
keseluruhan. Pada tahap pratindakan nilai rata-rata gerak dasar melempar bola
65,3 dengan persentase sebesar 38,09% dengan jumlah 8 siswa tuntas. Hal ini
dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai gerak
dasar melempar bola yang tepat sehingga nilai rata-rata kelas dalam ujian praktek
belum maksimal.
2. Siklus I
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran gerak dasar
melempar bola maka guru melakukan perbaikan yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran bermain. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan mengenai
gerak dasar melempar yang diajarkan. Guru mengajarkan sikap yang benar saat
melakukan gerak dasar melempar. Hasil evaluasi yang diperoleh dari unjuk kerja
serta perilaku siswa selama pembelajaran menunjukkan terdapat peningkatan hasil
belajar siswa dalam menguasai gerak dasar melempar dari pada kondisi
pratindakan. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata sebesar 72,8
dengan peningkatan persentase sebesar 61,9% dan jumlah 13 siswa tuntas.
3. Siklus II
Antara siklus I dan siklus II mempunyai hubungan sangat erat, dimana hasil
refleksi siklus I digunakan untuk perbaikan pada siklus II. Pada siklus II guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari sehingga
hal ini dapat memberikan motivasi siswa untuk belajar gerak dasar melempar
bola. Observasi dilakukan untuk mengevaluasi peningkatan hasil belajar gerak
dasar melempar bola siswa dengan cara mengamati unjuk kerja dan sikap siswa
saat pembelajaran. Pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar gerak dasar
melempar bola, hal ini ditunjukkan meningkatnya nilai rata-rata menjadi 77,3
dengan persentase ketuntasan 80,95% dengan jumlah 17 siswa tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Dari interpretasi ketuntasan hasil belajar gerak dasar melempar bola, target
pencapaian ketuntasan hasil belajar gerak dasar melempar bola serta deskripsi
keberhasilan penerapan model pembelajaran bermain dapat diketahui jawaban
dari rumusan masalah, yaitu dengan adanya model bermain yang semakin
maksimal penerapannya dalam pembelajaran gerak dasar melempar, maka akan
meningkatkan hasil belajar gerak dasar melempar bola khususnya pada siswa
kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu kecamatan Jebres, Surakarta tahun
ajaran 2011/2012. Dalam hal ini model pembelajaran bermain yang digunakan
dalam pembelajaran gerak dasar melempar bola adalah model bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6
Kampung Sewu Kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran 2011/2012
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4)
analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan
pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan sebagai
berikut:
1. Penerapan model pembelajaran bermain yang dilakukan dapat meningkatkan
antusiame siswa, sehingga siswa tertarik pada pembelajaran gerak dasar
melempar bola.
2. Dengan diterapkannya model pembelajaran bermain yang semakin sering
dapat meningkatkan daya tangkap siswa terhadap kegiatan yang akan
dilakukan.
3. Penerapan model pembelajaran bermain yang dilakukan dapat meningkatkan
kemampuan gerak dasar melempar bola siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6
Kampung Sewu Kecamatan Jebres, Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Dari
hasil analisis data dengan KKM 70 dengan persentase target capaian 70%
terjadi peningkatan dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Kemampuan hasil
belajar gerak dasar melempar bola pratindakan dengan jumlah siswa tuntas
(38.09%) dan meningkat pada siklus I menjadi (61.9%). Pada siklus II
kembali terjadi peningkatan dengan (80.95%)
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pembelajaran gerak dasar
melempar bola dengan menggunakan model pembelajaran bermain memiliki
fungsi yang baik terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar melempar bola
pada siswa kelas IV SD Muhamadiyah 6 Kampung Sewu Kecamatan Jebres,
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah setiap penggunaan media
pembelajaran memiliki pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan hasil belajar
dalam hal ini adalah kemampuan gerak dasar melempar bola. Oleh karena itu,
dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola kelas, metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru
sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu, minat dan
motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, ketersediaan alat/media
pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan model
pembelajaran bermain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa baik proses
maupun hasil. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk
memilih penggunaan metode model pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan
proses pembelajaran penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan gerak dasar melempar bola yang efektif dan menarik yang membuat
siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas
yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka dikemukakan saran-saran khususnya untuk guru penjas SD
Muhamadiyah 6 Kampung Sewu Jebres Surakarta sebagai berikut :
1. Dalam memberikan model pembelajaran bermain hendaknya disesuaikan
dengan usia dan karakteristik siswa.
2. Untuk meningkatkan daya konsentrasi siswa dapat diterapkan dengan model
pembelajaran bermain.
3. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar bola dapat
diterapkan dengan model pembelajaran bermain.