Upload
lehanh
View
233
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS
MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV
SD N PONDOK 03 NGUTER SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
BUDI SANTOSO
X4610028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Budi Santoso
NIM : X4610028
Jurusan/ Program Studi : JPOK/ Penjaskesrek KG
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR RENANG GAYA BEBAS MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL
PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SD N PONDOK 03 NGUTER
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, September 2012
Yang membuat pernyataan
Budi Santoso
X4610028
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS
MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV
SD N PONDOK 03 NGUTER SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : Budi Santoso
X4610028
Skripsi
diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Budi Santoso. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SD N PONDOK 03 NGUTER SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2012.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas menggunakan media botol plastik pada siswa kelas IV SD N Pondok 03 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Pondok 03 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 26 Siswa yang terdiri dari 15 siswa putra dan 11 siswa putri. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Teknik analisis deskriptif dengan menggunakan teknik persentase. Prosedur penelitian menggunakan tahapan siklus daur yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media botol plastik pada renang gaya bebas mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan nilai pada angka 70 untuk kemampuan gerak dasar renang gaya bebas sebanyak 8 siswa atau 30,77%, selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus I, yaitu menjadi 14 siswa atau 53,85% telah mencapai indikator target capaian pada siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebanyak 19 siswa atau 73,08%. Selain itu, siswa tidak merasa takut lagi sehingga tercipta suatu kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Simpulan penelitian ini adalah menggunakan media botol plastik dapat meningkatkan kemampuan renang gaya bebas pada siswa kelas IV SD N Pondok 03 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
Kata Kunci : Renang Gaya Bebas, Media Botol Plastik, Hasil Belajar Renang Gaya Bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Pada akhirnya, orang-orang yang gagal hanyalah mereka yang tidak pernah
mencoba.
(David Viscott)
Kesuksesan bukan diukur seberapa besar yang kita dapat, akan tetapi seberapa
besar usaha kita untuk mendapatkannya.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk:
Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan
segalanya, dukungan, motivasi terutama do’a semoga
Allah SWT memberikan kebaikan dan kemuliaan di
dunia dan akhirat
Adikku Agus Sujatmoko yang selalu memberiku
semangat
Vifi Zuliastuti yang selalu member motivasi
Keluarga besar kontrakan (Luli, Faiz, Riska) yang
selalu menemani, mendukung dan mendo’akanku
dalam menyelesaikan skripsi ini
Teman – teman UKM BKKT UNS yang senantiasa
memberikan motivasi, semangat serta dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini
Kepala sekolah SD N Pondok 03 Nguter Sukoharjo
Rekan-rekan PKM di SD N Pondok 03 Nguter
Sukoharjo: Davit, Luli, Yudi, dan Rosit
Teman-teman POK Transfer angkatan 2010
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan dengan kesungguhan hati kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan berkat dan karunia-Nya yang setiap
waktu penulis terima dan rasakan, sehingga penyelesaian skripsi ini dapat tepat
waktu. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mangalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Waluyo, S.Pd, M.Or, Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. M. Mariyanto, M.Kes sebagai pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.
5. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.
6. Kepala Sekolah dan Guru Penjas SDN Pondok 03 yang telah memberikan ijin
penelitian.
7. Siswa kelas IV SDN Pondok 03 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta,
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………..….. 2
C. Tujuan Penelitian ……………………………………...……….. 3
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Renang Gaya Bebas
a. Teknik Dasar Renang Gaya Bebas…………………..... 4
b. PembelaJaran Renang Gaya Bebas ……………..…….. 5
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Hakikat dan Pengertian Belajar dan
Pembelajaran…….…………………………………….. 6
b. Konsep Belajar……….. ...……………………..……… 7
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran…...…………..….… 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
d. Konsep Pembelajaran…………..……………….…… 12
e. Ciri Belajar dan Pembelajaran…………………..…… 13
3. Kajian Tentang Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar…………………..……………...… 13
b. Hasil Belajar…………..……………….…………….. 13
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran……………...……… 16
b. Fungsi Media Pembelajaran………………………….. 18
c. Tujuan media Pembelajaran…………………………... 20
d. Media Botol Plastik……………………………........... 21
B. Kerangka Berfikir……………………………………………... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………. 23
B. Subjek Penelitian……………………………………………… 24
C. Data dan Sumber Data ……………………………………….. 24
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………...….. 24
E. Uji Validitas Data …………...……………………….……….. 24
F. Analisis Data ………………………………………………...… 25
G. Prosedur Penelitian …………………………………….…….... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal …………………………………..…… 29
B. Deskripsi Hasil Tindakan
1. Siklus I…………………………………………………...... 30
2. Siklus II………………..………………………..……..…... 37
C. Perbandingan Hasil Antar Siklus ………………..………..…... 44
D. Pembahasan Hasil ……………………………….…………….. 47
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………….………….. 52
B. Implikasi…………………………………………….…………... 52
C. Saran ……………………………………………….…….……. 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 55 LAMPIRAN……………………………………………………………….… 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rincian kegiatan, waktu dan jenis kegiatan……………................... 23
Tabel 2. Prosentase target capaian…………………………………………… 27
Tabel 3. Deskripsi Hasil beajar kondisi awal ................................................. 30
Tabel 4. Perbandingan akhir siklus I dan Siklus II ......................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerucut Pengalaman etgar dale…………….. .............................. 17
Gambar 2. Alur Kerangka Berfikir……………………………………….. .... 22
Gambar 3. Kondisi Awal……………………………………….. ................... 142
Gambar 4. Penjelasan Materi………………………………………..……...… 142
Gambar 5. Penggunaan Media Botol Plastik.. ………….................................. 142
Gambar 6. Pemberian Contoh Gerakan……………………........................... 142
Gambar 7. Latihan Tanpa Media Botol Plastik…………………………….. .. 142
Gambar 8. Evaluasi…………………………… ............................................ 142
Gambar 9. Pengulangan Materi…………………………… ........................... 143
Gambar 10. Tanpa Media Bantu…………………………… ......................... 143
Gambar 11. Latihan Kaki…………………………… .................................... 143
Gambar 12. Latihan Lengan……………………………................................ 143
Gambar 13. Kondisi Setelah Tindakan…………………………… ................ 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Perbandingan Kondisi awal dan Siklus I ........................................ 45
Grafik 2. Perbandingan Siklus I dan Siklus II ............................................... 45
Grafik 3. Perbandingan peningkatan kemampuan kondisi awal, Sikus I dan
Siklus II ......................................................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ............................................................... 57
Lampiran 2. Daftar Presensi Siklus I dan siklus II ......................................... 60
Lampiran 3. Data Awal ................................................................................. 61
Lampiran 4. RPP Siklus I Pertemuan I .......................................................... 66
Lampiran 5. Data Siklus I Pertemuan I .......................................................... 80
Lampiran 6. RPP Siklus I Pertemuan II ........................................................ 85
Lampiran 7. Data Siklus I Pertemuan II ........................................................ 99
Lampiran 8. RPP Siklus II Pertemuan I ........................................................ 104
Lampiran 9. Data Siklus II Pertemuan I ........................................................ 118
Lampiran 10. RPP Siklus II Pertemuan II ..................................................... 123
Lampiran 11. Data Siklus II Pertemuan II .................................................... 137
Lampiran 12. Dokumentasi .......................................................................... 142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan merupakan tempat terpenting dalam pembentukan diri
seseorang. Pembentukan disini mencakup banyak aspek dalam kehidupan
manusia. Utamanya pada pendidikan sekolah dasar, dimana merupakan tempat
dasar seorang anak mengenyam dunia pendidikan secara formal. Oleh sebab itu
semuanya diatur dan berlandaskan hukum.
Pelaksanaan proses pembelajaran tidak terlepas dari adanya pendidik itu
sendiri yaitu guru. Proses pembelajaran memiliki pedoman-pedoman baku yang
terdapat dalam kurikulum. Seorang guru memiliki tugas mengembangkan
kurikulum sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki sekolah masing-
masing. Guru diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri jalan supaya meraih
kesuksesan mengajar dan mendidik peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pengembangan kurikulum juga dilaksanakan seorang guru penjasorkes guna
meningkatkan ketrampilan gerak dan menjaga kebugaran jasmani peserta didik.
Sesuai slogan yang mengatakan “didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat”. Melalui pendidikan jasmani diharapkan seseorang akan terjaga kesehatan
jasmani maupun rohaninya sehingga tujuan besar bangsa Indonesia akan
terwujud.
Sebagai pedoman pengembangan kurikulum tersebut adalah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi pendidikan
sehingga seluruh lembaga pendidikan memiliki keseragaman acuan. Dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut telah dijelaskan hal-hal pokok
minimal ketuntasan mata pelajaran penjasorkes yang harus ditempuh oleh peserta
didik.
Usaha pencapaian ketuntasan pembelajaran tersebut tidak terlepas dari
adanya suatu kendala. Kemampuan peserta didik dalam melakukan keterampilan
gerak berbeda-beda. Seorang guru harus mencari jalan keluar untuk mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kendala yang ada. Guru harus mengatasi permasalahan supaya tujuan utama
ketuntasan minimal pembelajaran dapat dicapai. Alangkah lebih bagus apabila
bisa mencapai hasil lebih dari minimal.
Berdasarkan hasil observasi pada waktu pembelajaran renang yang
didalamnya mencakup gerak dasar renang gaya bebas bagi siswa kelas IV SDN
Pondok 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo, masih banyak siswa yang
hasil belajarnya dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 70. Dari 26 siswa
baru 8 siswa atau 30,77% yang memiliki nilai di atas KKM. Salah satu faktor
dominan yang menjadi penyebab kurang maksimalnya pembelajaran tersebut
adalah karena kurangnya penguasaan gerak dasar renang gaya bebas tanpa
penggunaan media modifikasi pembelajaran.
Berangkat dari hal tersebut diperlukan usaha dari guru untuk bisa
meningkatkan kemampuan renang gaya bebas bagi siswa kelas IV SDN Pondok
03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Usaha pertama yang akan dilakukan
adalah dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. Diharapkan dengan media
bantu pembelajaran siswa lebih mudah dalam menguasai gerak dasar renang gaya
bebas. Dasar pemikiran inilah yang menjadi alasan penggunaan media batol
plastik pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan belajar renang gaya bebas
bagi siswa kelas IV SDN Pondok 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian tindakan
kelas mengenai penggunaan media bantu pembelajaran guna meningkatkan hasil
belajar renang gaya bebas bagi siswa kelas IV SDN Pondok 03 Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo. Sehingga dapat ditarik sebuah judul penelitian tindakan
kelas “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas Menggunakan
Media Botol Plastik Pada Siswa Kelas IV SDN Pondok 03 Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat
perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah penggunaan media botol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
plastik dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas pada siswa kelas IV
SD Negeri Pondok 03 Nguter Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk meningkatan hasil renang gaya bebas melalui penerapan
media botol plastik pada siswa kelas IV SD Negeri Pondok 03 Nguter Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi Guru Penjasorkes di SDN Pondok 03 kecamatan Nguter kabupaten
Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012
a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan
mengembangkan alat bantu pembelajaran
b. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara
profesional.
2. Bagi Siswa Kelas IV SDN Pondok 03 kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran
penjasorkes.
3. Bagi Lembaga Pendidikan ( Instansi ) SDN Pondok 03 kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012, sebagai bahan masukan,
saran, dan informasi untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang
tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar
siswa maupun lulusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Renang Gaya Bebas
Menurut Abdoellah dkk renang gaya bebas adalah berenang dengan
posisi badan menelungkup, lengan kanan dan kiri digerakkan bergantian untuk
mendayung dari depan ke belakang. Gerak tungkai naik turun bergantian
dengan gerak mencambuk (Sugiyanto, 2010: 3). Sadangkan menurut Karnadi
dkk (2008) renang gaya bebas adalah gerakan lengan berputar mirip dengan
gerakan baling-baling pesawat udara, dan gerakan kaki turun naik secara
menyilang (halm. 2.3)
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
renang gaya bebas adalah dayungan tangan kanan dan kiri dari depan ke
belakang bergantian serta di koordinasikan dengan gerakan kaki naik turun
bergantian.
a. Teknik Dasar Renang Gaya Bebas
Teknik dasar renang gaya bebas terdapat beberapa tahapan. Menurut
Karnadi dkk (2008) gaya bebas dibahas menjadi 5 tahapan :
1. Posisi badan/tubuh Dapat dikatakan bahwa kunci dari posisi badan yang baik adalah
sikap kepala dalam renang. Dengan kata lain kepala merupakan kemudi dari posisi badan. Oleh sebab itu kepala harus dijaga jangan sampai diangkat, tetapi menoleh ke arah samping dalam melakukan pernapasan. Perlu ditekankan pada perenang pemula agar tidak melihat ke arah depan, tetapi ke arah samping sehingga posisi badan agar tetap streamline
2. Gerakan kaki/tungkai Dalam renang gaya bebas fungsi kaki yang utama adalah sebagai
stabilisator dan sebagai alat untuk menjadikan kaki agar tetap tinggi dalam keadaan streamline sehingga tekanan menjadi kecil. Tarikan lengan dalam gaya bebas adalah sumber pokok dari luncuran dan malahan pad kebanyakan perenang menjadi satu – satunya sumber dorongan atau luncuran.
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Gerakan lengan/tangan Gerakan lengan pada gaya bebas berputar ke arah depan, mirip
dengan gerakan baling – baling pesawat udara. Artinya jika satu lengan berada didepan maka lengan yang satunya lagi harus berada dibelakang
4. Pernapasan Pernapasan pada gaya bebas mempengaruhi posisi badan untuk
streamline. Putaran untuk pernapasan harus dilaksanakan dengan aksis garis sepanjang badan sehingga kepala tidak akan naik terlalu tinggi dari permukaan air. Harus ada irama tertentu antara lengan, tendangan kaki, dan olengan badan sehingga pengambilan napas melalui mulut dibuka lebar – lebar pada ketinggian permukaaan ynag ditimbulka oleh permukaan kepala yang melaju kedepan.
5. Koordinasi gerakan Gaya bebas dengan koordinasi menyamping dan telungkup
bertujuan untuk pembentukan cara bernapas pada gaya bebas. Latihan seperti itu merupakan solusi yang disarankan oleh ahli renang bagi orang yang mengalami kesulitan dalam mengambil napas (hlm. 2.3 – 2.25).
b. Pembelajaran Renang Gaya Bebas
Menurut Sugiyanto (mengutip simpulan Thomas, 1996) bahwa
perenang pemula sebaiknya pertama-tama diajarkan mengapung, karena
gaya renang yang paling sukar hanya terdiri dari dua macam teknik dasar:
Pertama, mengapung dan, kedua, tambahkan ayunan mendorong yang dapat
membuat badan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain (halm. 5).
Pada pelaksanaannya siswa mearasa trauma terhadap air karena takut
tenggelam, takut karena tidak ada tumpuan, hidung takut kemasukan air,
tidak bisa mengapung, tidak bisa bernapas sehingga waktu yang dimiliki
untuk menguasai keterampilan gerak dasar renang gaya bebas kurang
memadai. Agar siswa menguasai keterampilan gerak dasar renang gaya
bebas dibutuhkan beberapa inovasi dalam memberikan pengajaran renang
gaya bebas. Dari banyaknya masalah, belum adanya penerapan media bantu
pada pembelajaran merupakan masalah yang perlu mendapatkan
penanganan. Dalam penelitian ini diterapkan media botol plastik sebagai
penunjang pembelajaran. Keuntungan menggunakan media botol plastik
antara lain :
1). Lebih cepat menguasai bagian-bagian dari renang gaya bebas
2). Meningkatkan inovasi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3). Membantu siswa dalam mengatasi rasa takut akan tenggelam
4). Tidak perlu mengeluarkan dana yang besar untuk beli pelampung
5). Siswa merasa senang, sehingga berani untuk mencoba berkali-kali
Kekurangan menggunakan media botol plastik antara lain :
1). Membutuhkan waktu untuk membuat pelampung
2). Membuat siswa tidak percaya diri
3). Adanya perawatan pada media botol plastik
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Hakikat dan Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan dalam rangka
mencapai kepandaian atau mencari ilmu. Sehingga dengan belajar manusia
menjadi tahu serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Menurut
Sadiman (2002) Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi
hingga ke liang lahat nanti (hlm. 1). Sedangkan menurut Baharudin (2009)
mengemukakan hakikat pembelajaran sebagai suatu proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan skikap (hlm.
11), sedangkan Arsyad (2004) menyampaikan bahwa proses belajar terjadi
apabila ada interaksi antara seseorang dengan lingkungannya (hlm. 1).
Dryden dan Vos dalam Hidayatullah (2009) mengemukakan
bahwa belajar harusnya memiliki tiga tujuan, yaitu (1) mempelajari
keterampilan dan pengetahuan tentang materi – materi pelajaran spesifik;
(2) mengembangkan kemampuan konseptual umum, sehingga mampu
belajar menerapkan konsep yang sama atau berkaitan dengan bidang-
bidang yang lain yang berberda; (3) mengembangkan kemampuan dan
sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan
(hlm. 147)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Untuk itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah
satu tanda bahwa seseorang melakukan proses belajar apabila terjadi
proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
b. Konsep Belajar
Konsep belajar menurut pandangan dan perspektif, dari berbagai
sumber diantaranya :
1) Konsep Belajar Menurut Pespekstif Islam
Islam sebagai agama rahmah li al-amin, mewajibkan kepada
umatnya untuk belajar. Bahkan Allah mengawali turunya wahyu Al-
Quran kepada Rasullulah Muhammad SAW, dengan perintah untuk
membaca ( Iqra’ ) dalam surat Al – Alaq (1). Iqra’ mengandung
maksud bahwa setiap umat manusia diperintahakan untuk membaca,
dan membaca sendiri adalah implemenrasi dari belajar. Pentingnya
belajar dalam Islam, sehingga dalam Al – Quran Allah berjanji akan
meningkatkan derajad orang – orang yang belajar dari pada yang
tidak.
2) Konsep Belajar Behaviourisme
Budiningsih (2005) mengemukanan bahhwa teori belajar
behaviouristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuanya untuk bertingkahlaku sesuai dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi anata stimulus dan respon (hlm. 20).
Teori Behaviourisme menurut Thorndike dalam Baharudin
(2009) perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di
lingkungan sehingga menimbulkan respon secara reflex. Stimulus
yang terjadi setelah sebuah prilaku terjadi akan mempengaruhi prilaku
selanjutnya. Thorndike mengembangkan hukum Law Effect, yang
menyatakan bahwa jika sebuah tindakan diikuti oleh perubahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
memuaskan dalam lingkungan, maka kemungkinan tindakan itu akan
diulang kembali akan semakin meningkat. Sebaliknya jika sebuah
tindakan dilakukan oleh perubahan yang tidak memuaskan, maka
tindakan itu mungkin menurun atau tidak dilakukan sama sekali.
Sedangkan teori behaviouristik menurut Watson, dikemukakan bahwa
belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon yang
dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (
observable ) dan dapat diukur (hlm. 65).
Secara ringkas, teori behaviouristik mengatakan bahwa
belajar adalah perubahan tingkahlaku. Seseorang telah dianggap
belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukan perubahan tingkah
laku (Budiningsih, 2005 : 30).
3) Konsep Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar
daripada hasil belajar. Para penganut teori kognitif mengatakan bahwa
belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnnya. Belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nanpak.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,
emosi, dan aspek – aspek kejiwaan lainnya. Menurut Piagent dalam
Budiningsih (2005) perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan syaraf. Dengan demikian semakin bertambahnya umur
seseorang maka semakin komplekslah susunan sel syarafnya dan
semakin meningkat pula kemampuannya (hlm. 35). Sedangakn
menurut Bruner dalam Budiningsih, (2005) mengemukakan
perkembangan kognitif seseorang terjadi melaui tiga tahap yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu: enactive, iconic,
dan symbolic (hlm. 41).
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan
persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku
yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi dari teori ini adalah
bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
telah tertata dalam bentuk stuktur kognitif yang dimilikinya. Proses
belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi
baru beradaptasi dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki
seseorang.
4) Konsep Belajar Konstruktivistik
Menurut pendekatan konstuktivistik pengetahuan bukanlah
kumpulan fakta dari suatau kenyataan yang sedang dipelajari,
melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek,
pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah bentukan
secara terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami
reorganisasi karena adanya pemahaman – pemahaman baru.
Paradigma konstruktivistik memandang bahwa siswa sebagai
pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari
sesuatu. Kemampuan awal tersebutakan menjadi dasar dalam
mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Teori konstruktivistik
mengakui bahwa siswa akan dapat menginterprestasikan informasi
kedalam pikirannya, hanya dalam konteks pengalaman dan
pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang, dan
minatnya.
Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa
belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada
pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah pada
tujuan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
5) Konsep Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.
Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami
lingkungan dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu
mencapai akulturasi diri secara optimal. Teori humanistik lebih
bersifat elektrik, maksudnya tori ini dapat memanfaatkan teori apa
saja agar tujuannya tercapai.
c. Prinsip Belajar Dan Pembelajaran
Prinsip belajar merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
agar kegiatan belajar tersebut dapat berjalan dengan baik. Prinsip – prinsip
itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/ berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau
penguatan, serta perbedaan individu.
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian akan muncul bila mana bahan pelajaran yang disampaikan
oleh pengajar sesuai dengan kebutuhan pebelajar siswa. Apabila
bahan pelajaran itu dirasa sangat dibutuhkan oleh pebelajar atau siswa
maka akan menumbuhkan motivasi. Motivasi adalah tenaga yang
menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang ( Dimyati, 1999 :
42 )
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa
yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung
tertarik perhatiannya dan dengnan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut.
2) Keaktifan
Sebagai “Primus Motor” dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses
dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk
aktif secara fisik, intelektual dan emosional. Menurut Dimyati (1999)
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku – perilaku
seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil
percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya
tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis lainya. Implikasi
keaktifan siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran (hlm. 51).
3) Keterlibatan Langsung
Keterlibatan langsung siswa dalam belajar tidak semata –
mata diartikan sebagai sebuah keterlibatan fisik, namun juga
keterlibatan secara mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan
kignotif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan. Menurut
Dimyati (1999) Implikasi prinsip keterlibatan langsung dituntut para
siswa agar tidak segan – segan mengerjakan segala tugas belajar yang
diberikan kepada mereka. Serta adanya prinsip “Learning by Doing”,
yakni siswa dirangsang untuk dapat belajar sekaligus dapat menjalani
atau mempraktekan apa yang mereka pelajari (hlm. 52). Dengan
keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka
memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
4) Pengulangan
Menurut Davies, dalam Dimyati (1999) Pengusaan secara
penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluhuhan
lebih berarti (hlm. 52). Dari pernyataan tersebut pengulangan
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Dimyati (1999)
Implikasi dari pengulangan tersebut bagi siswa adalah kesadaran
untuk bersedia mengerjakan latihan – latihan yang berulang, untuk
satu macam permasalahan (hlm. 52).
5) Tantangan
Adanya tantangan terhadap sesuatu hal yang membuat siswa
tertantang untuk menjalani segala sesuatu tersebut akan berdapak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
positif tehadap keberhasilan belajar siswa. Sehingga tantangan
tersebut akan memotivasi sieorang siswa untuk menyelesaikan dan
melampaui hambatan yang dihadapinya.
6) Balikan atau Feedback
Balikan atau feedback diberikan sebagai salah satu penguatan
yang dilakukan oleh guru terhadap siswa atas unjuk kerja yang
dilakukan oleh siswa. Balikan selain digunakan sebagai koreksi
ataupun evaluasi terhadap unjuk keja dan tingkah laku yang dilakukan
juga sebagai motivasi terhadap kualitas belajar siswa.
7) Perbedaan Individual
Perbedaan individual disini memuat arti bahwa, setiap siswa
atau pebelajar memiliki karakteristik kemampuan yang berbeda –
beda, sehingga dalam menentukan system pengajaran ataupun dalam
siswa belajar hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik siswa tersbeut.
d. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memfasilitasi, meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri
peserta didik. Menurut Hidayatullah (2009) Pembelajaran yang
berkualitas, setidaknya memiliki beberapa indikator, diantaranya :
Menantang, pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran yang memberikan tantangan kepada peserta didik untuk melakukan dan menyelesaikan, akan membuat anak : muncul rasa ingin tahu, ingin mencoba, ingin melakukan, ingin menyelesaikan tugas dari guru, ataupun ingin memecahkan masalah; (2) Menyenangkan, pembelajaran sebaiknya diselenggarakan dalam suasana menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan mungkin akan mendorong peserta didik untuk belajar dan menyebabkan peserta didik tertarik terhadap pembelajaran tersebut.; (3) Mendorong Eksplorasi, pembelajaran yang disajikan dengan menyenangkan dan menantang akan menyebakan peserta didik terdorong untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sendiri pembelajaran yang telah disajikan guru sebagai tindak lanjutnya.; (4) Memberikan Pengalaman Sukses, pembelajaran yangberkualitas harus mampu memberikan pengalaman sukses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kepada peserta didiknya. Pengalaman sukses yang dimaksud adalah adanya perasaan yang menyenangkan dan membanggakan bagi peserta didik sebagai hasil dari akibat telah berhasil menyelesaikan atau memecahkan sesuatu masalah.; (5) Mengembangkan Kecakapan Berfikir, pembelajaran berkualitas akan berdampak pada pengembangan kecakapan berfikir. Kemampuan berfikir dapat dilihat pada kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran yang disajikan kepada peserta didik harus dikemas sedemikian rupa sehingga mampu merangsang peserta didik untuk berfikir secara kreatif (hlm. 158).
e. Ciri Belajar dan Pembelajaran
Menurut Baharuddin (2009) menyebutkan definisi ciri – ciri
pembelajaran, yakni :
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ( behavior change ). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak terampil menjadi terampil;
2) Perubahan prilaku relative permanen. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah – ubah. Akan tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak terpancang seumur hidup;
3) Perubahan tingkah laku tidak dapat langsung diamati saat proses belajar mengajar berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut bersifat potensial;
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. Suatu yang memberikan penguatan itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (hlm. 15).
3. Kajian tentang Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak
lahir hingga meninggal dunia. Dalam kehidupannya manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungannya, secara terus menerus dan dilaksanakan
secara sadar dan aktif sebagai usaha untuk menghasilkan perubahan
tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan tingkah laku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
sebagai hasil dari belajar dapat berupa perubahan fisik maupun perubahan
psikis, seperti perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, dan
sikap. Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari belajar dapat terwujud
melalui proses yang berulang-ulang.
Masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan
mengemukkan rumusan dan pengertian yang berlainan sesuai dengan
bidang yang berlainan sesuai dengan bidang dan keahlian mereka masing-
masing.tentusaja mereka mempunyai alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah. Cronbach dalam Suryabrata (2004) menyatakan
“Learning is shown by a change in behaviour as result of experiece”
(hlm.232). Belajar itu menunjukan perubahan dalam kecerdasan melalui
pengalaman.
Whittaker dalam Bahri (2002) merumuskan bahwa “Belajar
sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan dan pengalaman”(hlm.12). Sedangkan Croanbach dalam Bahri
(2002) berpendapat bahwa” learning is snowby change in behavior as a
result of experience”(hlm.13). Belajar sebagai suatu aktifitas yang
ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Pendapat senada diungkapkan oleh Kingsley dalam Bahri (2002)
mengatakan bahwa “ learning is the proscess by which behaviour (in the
border sense) is originated or changed trough practise or training
(hlm.13). Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan. Slameto dalam Bahri
(2002) juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya “Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”(hlm.13). Hilgard dalam Suryabrata (2004:) berpendapat
“Learning is the process by which an activity originates or is change
though training procedures (whether in the laboratory or in the natural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
enviroment) as distinguished from change by factors not atributable to
training”(hlm.232).
Senada dengan pendapat Bahri (2002), belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor
(hlm.13). Menurut Stern dalam Suryabrata (2004) menyebutkan learn ist
kenntnisserwerb durch wiedurhote darbeitungen yang dalam arti luasnya
juga meliputi der ansingung neur fertigkeiten durch wiederbolung die rede
(hlm.232).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah
suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur jiwa dan raga.
Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah serangakaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengamatan individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
b. Hasil Belajar
Menurut Nasution (1996:43) bahwa “Prestasi belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dicapai atau hasil-hasil maksimal dari usaha
belajar atau hasil pekerjaan menyenangkan hatiyang diperoleh dengan
ketelitian dalam belajar”. Poerwadarminta (1990:700) mengemukakan
bahwa “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya”.
Winkel (1983:95), mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah
belajar yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar tanpa ada
satu prestasi yang diberikan oleh siswa dalam bentuk angka-angka sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pernyataan perubahan belajar”. Adapun menurut Tirtonegoro (1988:43) :
“Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap anak dalam periode
tertentu”.
Berdasarkan beberapa definisi tentang prestasi belajar di atas
penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil
yang telah dicapai secara maksimal dalam suatu usaha baik itu dalam
belajar maupun pekerjaan sehingga menghasilkan perubahan ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya. Perubahan tersebut tampak pada penguasaan
pola-pola respon yang baru seperti: kebiasaan, kecakapan, pengetahuan,
pengalaman, sikap dan seluruh aspek tingkah laku. Prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan siswa dalam usaha belajar yang telah
dilakukannya. Prestasi ini biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai tes.
Nilai tes tersebut adalah angka yang menunjukkan jumlah hasil atau
prestasi setelah siswa mendapatkan pelajaran.
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan, dalam
rangka membantu dalam penyampaian materi ajar dari pengajar atau guru
kepada murid atau peserta didik. Menurut Sumantri (2001) Media
Pengajaran atau Pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan
oleh guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan – bahan
instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan
mencapai tujuan pengajaran tersebut (hlm. 15). Hambalik (1994)
mengemukakan maksud media pendidikan adalah alat, metode dan tehnik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah (hlm. 23). Sedangkang menurut Sadiman (2002) Media berarti
perantara atau pegantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(hlm. 6). Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media
merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber
kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai
alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik
sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Media ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra.
Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka
semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang
diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk
mengarahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga
mempermudah persepsi.
Arsyad (2010) menjelaskan tingkat keabstrakan jumlah indra yang
turut serta dalam penerimaan isi pengajaran, dalam piramida atau kerucut
pengalaman Edgar Dale (hlm. 11).
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale Sumber : Azhar Arsyad (2010:11)
Abstrak
Kongkret
Abstrak
Kongkret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Seorang atau masyarakat didalam proses pendidikan dapat
memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam media
pendidikan. Akan tetapi masing – masing media memiliki intensitas yang
berbeda – beda dalam membantu persepsi seseorang.
Melalui pengertian media, oleh Arsyad (2010) mengemukakan ciri –
ciri umum yang terkandung dalam batasan pengertian media, diantaranya :
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware ( perangkat keras ), yaitu seuatu benda yang dapat dilihat, didengar dan diraba dengan panca indra.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software ( perangkat lunak ), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
baik didalam maupun diluar kelas. 5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 6) Media pendidikan dapat digunakan secara missal, ( missal : radio,
televisi ) kelompok besar dan kelompok kecil ( missal : film, slide, video, OHP ) atau perorangan ( Misal : modul, computer, radio, video recoreder )
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu (hlm. 6-7).
b. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran
tidak mutlak harus diadakan. Namun akan lebih baik jika digunakan media
pembelajaran karena media pembelajaran tertentu mempunyai kelebihan-
kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keberhasilan
pembelajaran. Manfaat atau kelebihan media pembelajaran menurut Sumiati
dan Asra (2009) antara lain :
1. Menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit (nyata).
2. Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
3. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang. 4. Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar
terhadap suatu materi pembelajaran atau objek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
5. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas dan kreativitas belajar siswa.
6. Membantu siswa belajar secara individual, kelompok, atau klasikal. 7. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan
kembali dengan cepat dan tepat. 8. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran
dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk mengerti dan memahaminya.
9. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera (hlm. 162).
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo dalam Kristiyanto
(2010) secara terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut :
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak 3) Membantu mengatasi hambatan bahasa 4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan. 5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih bnyak dan cepat. 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain. 7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik pelaku pendidikan. 8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan (hlm. 129)
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui
aktivitas fisik sebagai media utama mencapai tujuan. Bentuk-bentuk
aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh anak SD, sesuai dengan muatan
yang tercantum dalam kurikulum adalah bentuk gerak-gerak olahraga,
sehingga pendidikan jasmani memuat cabang-cabang olahraga.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru pendidikan jasmani harus dapat
merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai
dengan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak SD. Memodifikasi
sarana merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pendidikan
jasmani SD, agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan modifikasi
dapat digunakan sebagai suatau alternatif dalam pembelajaran pendidikan
jasmani di SD, karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.
Dengan melakukan modifikasi, guru penjas akan lebih mudah
menyajikan materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah dan
disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dari apa yang ia
berikan. Anak akan lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan
kondisi yang dimodifikasi.
c. Tujuan Media Pembelajaran
Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya
suatu media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka
media tersebut dapat dimanfaatkan. Salah satu kriteria yang harus digunakan
dalam pemilihan media yaitu dengan faktor-faktor di atas. Sumiati dan Asra
(2009) menyebutkan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih media pembelajaran adalah: 1) Jenis kemampuan yang akan
dicapai sesuai dengan tujuan 2) Kegunaan dari berbagai jenis media
pembelajaran itu sendiri 3) Kemampuan guru menggunakan suatu jenis
media pembelajaran 4) Fleksibilitas (lentur), tahan lama dan kenyamanan
media pembelajaran 5) Keefektifan suatu media pembelajaran dibandingkan
dengan jenis media pembelajaran lain untuk digunakan dalam pembelajaran
suatu materi pembelajaran tertentu (hlm. 165).
Menurut Gagne dan Briggs (1979) menyarankan suatu cara dalam
langkah-langkah memilih media pembelajaran untuk pembelajaran.
Langkah dalam memilih media pembelajaran menurut keduanya adalah :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran. 2. Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar. 3. Memilih peristiwa-peristiwa pembelajaran yang akan berlangsung. 4. Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa. 5. Mendaftar media pembelajaran yang dapat digunakan pada setiap
peristiwa dalam pembelajaran. 6. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media pembelajaran
yang dipakai. 7. Menetukan media pembelajaran yang terpilih akan digunakan. 8. Menulis rasional (penalaran) memilih media pembelajaran tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
9. Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap peristiwa. 10. Menuliskan naskah pembicaraan dalam penggunaan media
pembelajaran (Samiati dan Asra, 2009: 166)
d. Media Botol Plastik
Pengajaran renang bagi pemula selalu dimulai dari pengenalan air
tidak langsung dilanjutkan dengan pengenalan air secara langsung,
dilanjutkan dengan teknik meluncur, teknik gerakan tungkai, teknik pukulan
lengan, teknik pernapasan dan kombinasi atau gerak keseluruhan. Secara
teoritis belajar renang nampak mudah tetapi mengajar renang bagi siswa
yang merasa takut tenggelam memerlukan pemikiran, perlu adanya inovasi.
Selain dari itu jumlah peralatan yang terbatas, kurangnya jumlah pengajar,
perlu dicari model dan peralatan yang tepat bagi para siswa yang sama
sekali belum dapat berenang dapat menguasai gerak dasar renang gaya
bebas dalam waktu yang lebih cepat
Oleh sebab itu dalam pembelajaran renang gaya bebas banyak
memerlukan bantuan pada setiap tahapnya dari guru. Selain itu dapat pula
menggunakan media bantu dari guru supaya pembelajaran tersebut dapat
dikatakan berhasil. Media bantu dalam renang gaya bebas yang di gunakan
adalah media botol plastik sebagai pelampung. Dengan botol plastik dapat
membantu siswa agar dapat mengapung sehingga mempermudah siswa
untuk menguasai gerak dasar renang gaya bebas.
B. Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka berfikir dihadirkan konsep berpikir dari sebuah analisis
permasalahan dalam penelitian. Dalam bagian ini diuraikan kajian baik
pengalaman peneliti pelaku PTK sendiri yang relevan maupun pelaku-pelaku PTK
lain disamping terhadap teori-teori yang lazim termuat dalam berbagai
kepustakaan. Penelitian ini mengkaji permasalahan mengenai upaya peningkatan
kemampuan renang gaya bebas dengan menggunakan media botol plastik pada
siswa kelas IV SD N 03 Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini :
Gambar 2. Alur Kerangka Berfikir
Tidak adanya media bantu sebagai penunjang pembelajaran
Siklus I:guru dan peneliti menyusun bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil renang gaya bebas menggunakan media botol plastik
Melalui penggunaan media botol plastik pembelajaran renang gaya bebas, kemampuan siswa meningkat siswa dapat meningkat
Kondisi awal a. Siswa tidak mampu melakukan teknik dasar renang gaya bebas secara maksimal
b. Hasil belajar renang gaya bebas siswa rendah
Tindakan Menerapkan media botol plastik dalam pembelajaran
Kondisi akhir Siklus II : upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas dapat meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kolam renang Sanggar Tirta Kabupaten
Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Pondok 03
Nguter Sukoharjo.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian Tahun 2012
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept 1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru Penjas
b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal penelitian
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian (lembar observasi)
e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus)
b. Menyusun laporan/skripsi
c. Ujian dan Revisi
d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Pondok
03 Nguter Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 26 orang terdiri dari
15 siswa putra dan 11 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data pada penelitian ini adalah hasil belajar pendidikan jasmani pada
Kompetensi Dasar Renang Gaya Bebas
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah Guru Penjas sebagai kolaborator,
untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan media botol plastik dalam
pembelajaran renang gaya bebas dan Siswa kelas IV SD N Pondok 03 Nguter
Sukoharjo, untuk mendapatkan data tentang penggunaan media botol plastik
dalam pembelajaran untuk peningkatan hasil belajar
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini
terdiri dari : tes dan observasi.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan nilai awal renang gaya bebas sebelum
siswa mendapatkan pembelajaran menggunakan media botol plastik.
2. Observasi dipergunakan sebagai teknik mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat pelaksanaan penggunaan
media botol plastic dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
renang gaya bebas pada siswa kelas IV SD N Pondok 03 Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.
E. Uji Validitas Data
Teknik uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi, yaitu suatu pendekatan analisis data yang mensintesa data dari
berbagai sumber. Teknik triangulasi yang digunakan berupa hasil dari kajian teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dan hasil unjuk kerja, kemudian diolah peneliti dan diamati oleh guru yang
sebagai kolaborator.
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan tes dan observasi dari
pelaksanaan siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran.
Peningkatan hasil belajar renang gaya bebas siswa : dengan menganalisis
nilai yang diperoleh siswa dalam aspeknya kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi nilai yang telah ditentukan. Aspek-aspek yang dinilai meliputi
psikomotor,kognitif dan afektif.
Psikomotor dalam penilaiannya yaitu bagaimana keterampilan gerak siswa
dalam melakukan renang gaya bebas. Siswa melakukan renang gaya bebas
selanjutnya guru menganalisis nilai yang siswa peroleh dengan kriteria penilaian
yang telah ditetapkan.
Kognitif dalam penilaiannya yaitu meliputi bagaimana pengetahuan siswa
mengenai renang gaya bebas. Siswa diberikan tes tulis untuk dikerjakan. Jawaban
akan dinilai sesuai dengan kriteria penilaian.
Afektif dalam penilaiannya yaitu bagaimana sikap siswa saat proses
pembelajaran renang gaya bebas berlangsung. Obsevator atau guru melakukan
pengamatan sikap siswa dari awal sampai akhir serta memberikan penilaian sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Ketiga penilaian di atas direkap serta diolah dengan cara dijumlahkan
sesuai bobot masing-masing aspek. Psikomotor memiliki bobot 50%, kognitif
30% dan afektif 20%. Hasil akhir dari pengolahan nilai tersebut adalah hasil
belajar dari siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
G. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim analisis melakuakn analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa daklam pembelajran
penjasorkes
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan pada PTK, yaitu pembelajaran renang gaya
bebas
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
renang gaya bebas
4) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu
pengajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang digunakan adalah
melaksanakan proses pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan antara
lain:
1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar renang gaya bebas
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan gerak dasar renang gaya bebas
a. Cara mengapungkan badan sejajar permukaan air melalui penerapan
alat bantu yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti
b. Cara meluncur melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan
oleh guru dan peneliti
c. Sikap yang benar saat renang
d. Sikap gerakan kombinasi melalui penerapan alat bantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dan monitoring dilakukan ketika tindakan
dilakukan yaitu ketika tatap muka pembelajaran renang gaya bebas.
Pengamatan pada proses pembelajaran berlangsung peneliti mencatat hal-
hal yang terjadi, yaitu :
1) Penguasaan teknik dasar renang gaya bebas.
2) Keaktifan siswa dalam melakukan gerakan.
3) Hasil evaluasi.
d. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
Prosentase indikator capaian keberhasilan penelitian pada tabel
berikut :
Tabel 2. Prosentase Target Capaian
Aspek yang
diukur
Prosentase Target Capaian Cara mengukur
Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
Hasil
kemampuan
gerak dasar
renang gaya
bebas
30,77 % 50 % 70 % Diamati saat guru
memberikan materi
gerak dasar renang
gaya bebas pada awal
pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Rancangan siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut.
Pada siklus II ini menggunakan alat bantu pembelajaran renang gaya bebas
dengan penambahan intensitas pemakain media botol plastik. Demikian juga
termasuk tahap pelaksanaan, observasi dan interpelasi, serta analisis dan
refleksi juga mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Siswa kelas IV SDN Podok 03 Nguter Sukoharjo tahun ajaran 2011 / 2012,
yang mengikuti materi renang gaya bebas adalah 26 Siswa, yang terdiri atas
15 siswa putra dan 11 siswa putri. Dilihat dari proses pembelajaran renang
gaya bebas, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang
berhasil.
2. Siswa kurang menguasai gerak dasar renang gaya bebas serta kurangnya
media pembelajaran yang digunakan sebagai pendukung dalam pembelajaran
khususnya pelampung.
3. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa
cenderung takut tenggelam saat melakukan gerak dasar renang gaya bebas.
Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan. Saat mengikuti materi renang, siswa menunjukkan
sikap tidak berani mencoba dan lebih memilih untuk dipinggir kolam dan
bermain - main.
4. Dilihat dari hasil penilaian guru pendidikan jasmani pada materi renang, kelas
IV SDN Pondok 03, rata – rata kemampuan siswa dalam melakukan teknik
dasar renang gaya bebas hanya 30,77%. Selebihnya siswa hanya mampu
melakukan sebagian dari renang gaya bebas, bahkan ada beberapa siswa yang
tidak dapat melakukan gerak dasar renang gaya bebas.
5. Guru belum menerapkan media bantu dalam pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran masih terkesan menakutkan bagi sebagian besar siswa.
Hasil temuan survey antara peneliti dan guru tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi riil keadaan kelas pada materi gerak dasar renang gaya bebas
pada siswa kelas IV SDN 03 Pondok 03 Nguter Sukoharjo. Sehingga pada data
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
awal ini terdiri dari; gerak dasar renang gaya bebas; peningkatan hasil belajar
renang gaya bebas pada siswa kelas IV SDN Podok 03 Nguter Sukoharjo tahun
ajaran 2011 / 2012.
Untuk hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam proses pembelajaran dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal (Pra Siklus)
Aspek yang
diukur
Kondisi awal Cara mengukur Jumlah siswa
yang lulus Persentase kelulusan
Kognitif, afektif dan psikomotor
8 Siswa
30,77 %
Pada saat proses pembelajaran dan tes atau ujian
B. Deskripsi Hasil Tindakan
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus
terdiri atas kegiatan, antara lain: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi,
(4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, guru dengan peneliti melakukan refleksi
bersama untuk melakukan pembahasan mengenai siklus yang telah dilakukan,
untuk selanjutnya mencari solusi pemecahan masalah yang terjadi pada siklus
sebelumnya, dan menentukan tindakan kedepan yang harus dilakukan untuk
keberhasilan siklus berikutnya, jika indikator ketercapaian belum terpenuhi.
1. Siklus I
a. Pertemuan Pertama
1) Perencanaan Tindakan
Sebelum kegiatan pembelajaran Penjasorkes pada siswa kelas VI SDN
Pondok 03 Nguter dimulai, peneliti melakukan beberapa persiapan dan membuat
perencanaan. Perencanaan yang dibuat berguna untuk mengurangi ketidakpastian
dan perubahan pada waktu mendatang, mengarahkan perhatian pada tujuan,
penghematan biaya, merupakan sarana pengendalian. Peneliti mempersiapkan
beberapa hal untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar Penjasorkes seperti
mempersiapkan semua materi bidang studi Penjaskes, menyusun Rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Persiapan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan bahan evaluasi, dan menyusun
rencana kegiatan diakhir pertemuan, mempersiapkan sarana dan prasarana untuk
mendukung ujian praktek seperti botol plastik dan mengondisikan kolam.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang
sudah dibuat. Tindakan ini dimulai dengan menjelaskan KBM secara umum dan
langkah-langkah yang mesti dilakukan siswa dalam mengikuti kegiatan pelajaran
Penjaskes, karena karakteristik pelajaran ini berbeda dengan mata pelajaran
lainnya, dimana lebih memperbanyak kegiatan praktek dari pada penyampaian
teori di dalam kelas.
Pada awal tindakan guru menjelaskan tentang gerak dasar renang gaya
bebas. Dalam Siklus I, Peneliti merancang rencana pelaksanaan tindakan I,
pertemuan pertama (Sabtu, 12 Mei 2012) sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi
dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang
dan permainan-permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam –
hijau, yang dilaksanakan di kolam yang agak dangkal, sehingga siswa dapat
beradaptasi dengan lingkungan air.
5) Guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni gerak dasar
pernafasan renang kepada siswa. Siswa diminta menyimak secara detail
demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
6) Siswa diminta melakukan gerak dasar pernafasan, yakni gerakan keluar
masuk air “ring-up”, sesuai dengan contoh yang ditayangkan pada
demonstrasi yang dilakukan oleh Guru.
7) Siswa melakukan gerak dasar pernafasan renang, dengan cara keluar masuk
dalam air “ring-up”, sesuai dengan instruksi dari Guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
8) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang
gerakan yang akan dilakukannya.
9) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
10) Guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa
sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama
11) Guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan meluncur pada gerak dasar
renang gaya bebas, dengan menggunakan media botol plastik. Siswa diminta
menyimak secara detail pelaksanaan contoh pelaksanaan demonstrasi yang
dilakukan oleh guru dan peneliti.
12) Siswa melakukan gerak dasar meluncur dengan menggunakan botol plastik,
sesuai dengan instruksi dari Guru.
13) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang
gerakan yang akan dilakukannya.
14) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
15) Guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa
sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama
16) Guru menyampaikan materi ketiga yakni gerak dasar kaki pada renang gaya
bebas, dengan menggunakan media botol plastik. Siswa diminta menyimak
secara detail contoh gerakan kaki renang gaya bebas yang dilakukan oleh
guru dan peneliti.
17) Siswa diminta melakukan gerak dasar kaki renang gaya bebas, sesuai dengan
contoh demonstrasi yang dilakukan oleh Guru.
18) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerak
dasar kaki renang gaya bebas yang akan dilakukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
19) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
20) Guru menyampaikan materi keempat yakni gerak dasar lengan pada renang
gaya bebas, dengan menggunakan media botol plastik. Siswa diminta
menyimak secara detail contoh gerakan kaki renang gaya bebas yang
dilakukan oleh guru dan peneliti.
21) Siswa diminta melakukan gerak dasar lengan pada renang gaya bebas, sesuai
dengan contoh demonstrasi yang dilakukan oleh Guru.
22) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang
gerakan lengan yang akan dilakukannya.
23) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
24) Guru menyampaikan materi kelima yakni koordinasi rangkaian gerakan pada
renang gaya bebas,. Siswa diminta menyimak secara detail contoh gerakan
kaki renang gaya bebas yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
25) Diakhir pertemuan Guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran
yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan
disampaikan minggu depan.
3) Observasi
Setelah dilakukan pelaksanaan kegiatan, maka proses selanjutnya
dilakukan observasi untuk mengamati dan mengetahui dampak yang dihasilkan
dari pelaksanaan tindakan. Hasil obsevasi yang dilakukan pada siklus I pertemuan
pertama menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang masih mengalami
kesulitan dalam menguasai gerak dasar renang gaya bebas. Dari 26 siswa baru 10
siswa yang dapat menguasai gerak dasar renang gaya bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4) Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Penggunaan media botol plastik dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa
untuk belajar, disamping aman juga tidak asing bagi siswa.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Pemberian reward kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus,
baik sekali, tepat sekali, bagus sekali, dan lain sebagainya. Penyampaian
contoh gerakan tidak selalu berasal dari peneliti saja, melainkan perlunya
melibatkan salah satu siswa yang gerakannya lebih bagus dari lainnya.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran pada
pertemuan pertama maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan
berikutnya, antara lain :
a) Peneliti diharap tidak menjadi satu-satunya contoh saat proses
pembelajaran. Karena siswa juga ingin tahu tidak hanya gurunya saja
yang dapat melakukan gerak dasar renang gaya bebas dengan benar.
b) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian yang lebih intensif pada pertemuan berikutnya.
Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi
pembelajaran dengan media botol plastik adalah media yang dapat
membantu siswa agar tidak tenggelam.
b. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan
tindakannya adalah sebagai berikut:.
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Peragaan gerak
dasar renang gaya bebas selain peneliti dan meningkatkan perhatian pada
siswa yang belum dapat menguasai gerak dasar renang gaya bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Sabtu, 19 Mei
2012) adalah rangkaian gerak renang gaya bebas, pengulangan materi yang telah
disampaikan minggu sebelumnya, dan posttest untuk siklus I. Urutan pelaksaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi
dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah
disampaiakan pada pertemuan sebelumnya.
5) Pada sesi ini siswa diminta untuk melakukan koordinasi rangkaian gerakan
renang gaya bebas dengan porsi sebenarnya yakni satu gerakan tangan dan
satu gerakan kaki pada setiap rangkaiannya.
6) Siswa diminta melakukan gerak dasar rangkaian gerakan gaya bebas dengan
benar, sesuai dengan contoh demonstrasi yang dilakukan oleh Guru.
7) Sebelum melakukan rangkaian gerakan renang gaya bebas siswa dibagi
menjadi 2 kelompok keberangkatan, sedangkan masing – masing kelompok
terdiri atas 13 orang siswa.
8) Siswa melakukan rangkaian gerak dasar renang gaya bebas, sesuai dengan
instruksi dari Guru.
9) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang
gerakan koordinasi gerak dasar renang gaya bebas yang akan dilakukannya.
10) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas, serta menyiapkan materi selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
11) Guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan
membagi kelompok keberangkatan masing - masing kelompok keberangkatan
adalah 2 orang siswa.
12) Guru melakukan posttest untuk siklus I, dengan menilai kualitas gerakan
renang gaya bebas pada blangko penilaian yang telah disiapkan dengan jarak
15 meter.
3) Observasi
Setelah adanya perbaikan dalam proses pembelajaran gerak dasar renang
gaya bebas maka selanjutnya dilakukan observasi untuk mengetahui peningkatan
kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas. Pada hasil
pengamatan siklus I pada pertemuan kudua ini, ketertarikan siswa terhadap media
botol plastik cukup bagus, namun penguasaan gerak dasar melalui penerapan
media botol plastik masih kurang. Siswa yang terlihat meningkat hasil belajarnya
selama proses pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas sebesar 53,85%,
sedangkan 46,15% lainnya belum sepenuhnya tertarik dengan media botol plastik
dan masih terdapat keraguan dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka diadakan refleksi
dari tindakan yang telah dilakukan sehingga peneliti dapat merefleksikan diri
tentang berhasil tidaknya apa yang telah dilakukan dalam siklus I. Pada tahap ini
data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti. Refleksi dilakukan dengan
cara kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian disimpulkan bagaimana hasil
belajar murid dan bagaimana hasil pembelajaran guru. Tahap ini akan diketahui
berbagai hal yang perlu dipertahankan dan mendapat perbaikan pada pelaksanaan
siklus II berikutnya bila pembelajaran belum memenuhi indikator pencapaian
yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan tindakan siklus I maka dapat dikatakan proses pembelajaran telah
menunjukkan perubahan, berupa penguasaan gerak dasar renang gaya bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Meskipun terjadi peningkatan hasil belajar renang gaya bebas, akan tetapi masih
terdapat beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari solusinya.
Keberhasilan :
1) Siswa mudah dalam menyerap materi yang diajarkan dengan baik karena rasa
takut yang dialami mulai hilang dan intensitas latihan siswa semakin
bertambah sehingga pembelajaran mulai mendekati keberhasilan.
2) Siswa yang sudah mulai terpupuk keberaniannya karena menggunakan botol
plastik, kini berani mencoba tanpa menggunakan botol plastik.
Kendala :
1) Siswa seringkali lupa dengan gerak dasar yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya, sehingga Guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi pada
minggu lalu.
2) Guru merasa kualahan menghandel pelaksanaan kelas karena aktifnya siswa
dalam kolam.
Rencana perbaikan :
1) Memberikan pengulangan materi pada setiap pertemuan agar siswa selalu
mengingat semua materi gerak dasar renang gaya bebas.
2) Memberikan pengarahan kepada semua siswa serta memberikan peraturan –
peraturan untuk mengikat aktifitas siswa saat dikolam agar siswa lebih
terkendali saat didalam kolam
2. Siklus II
a. Pertemuan Pertama
1) Perencanaan Tindakan
Siklus ini dilanjutkan setelah dilakukan evaluasi pada hasil siklus I,
ternyata mengalami peningkatan. Akan tetapi hasil nilai siswa pada pelajaran
Penjasorkes belum menunjukkan hasil yang maksimal sehingga dilakukan
perbaikan dalam pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas. Siklus II diawali
dengan menyusun rencana perbaikan yang nantinya akan diimplementasikan
dalam pelaksanaan. Dengan memadukan hasil refleksi daur I dan rencana daur II,
diharapkan terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam gerak dasar renang gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
bebas. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi dan evaluasi sebagai wujud
analisis untuk mengetahui perkembangan siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
Sebelum dimulai pelaksanaan tindakan, guru menjelaskan konsep materi
dalam KBM dan hasil evaluasi daur I. Sebelum melakukan praktek gerak dasar
renang gaya bebas, guru menjelaskan kembali gerak dasar renang gaya bebas.
Guru menjelaskan kompetensi dasar yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari, sehingga hal
ini dapat memberikan motivasi siswa untuk belajar gerak dasar renang gaya
bebas.
Pada siklus II, guru meminta siswa untuk mengulangi langkah pada
siklus I namun dengan pengurangan intensitas pamakaian media botol plastik.
Kemudian diakhir pertemuan diadakan evaluasi dengan melakukan ujian praktek
pada setiap siswa, dimana siswa diminta untuk mempraktekkan kombinasi gerak
dasar renang gaya bebas.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Sabtu, 26 Mei
2012) adalah rangkaian gerak dasar renang gaya bebas, pengulangan materi yang
telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi
dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang
dan permainan-permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam –
hijau, yang dilaksanakan di kolam yang agak dangkal, sehingga siswa dapat
beradaptasi dengan lingkungan air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
5) Guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni gerak dasar
pernafasan renang kepada siswa. Siswa diminta menyimak secara detail
demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
6) Siswa diminta melakukan gerak dasar pernafasan, yakni gerakan keluar
masuk air “ring-up”, sesuai dengan contoh yang ditayangkan pada
demonstrasi yang dilakukan oleh Guru.
7) Siswa melakukan gerak dasar pernafasan renang, dengan cara keluar masuk
dalam air “ring-up”, sesuai dengan instruksi dari Guru.
8) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang
gerakan yang akan dilakukannya.
9) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
10) Guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa
sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama
11) Guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan meluncur pada gerak dasar
renang gaya bebas, dengan menggunakan media botol plastik. Siswa diminta
menyimak secara detail pelaksanaan contoh pelaksanaan demonstrasi yang
dilakukan oleh guru dan peneliti.
12) Siswa melakukan gerak dasar meluncur dengan menggunakan botol plastik,
sesuai dengan instruksi dari Guru.
13) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang
gerakan yang akan dilakukannya.
14) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
15) Guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa
sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
16) Guru menyampaikan materi ketiga yakni gerak dasar kaki pada renang gaya
bebas, dengan menggunakan media botol plastik. Siswa diminta menyimak
secara detail contoh gerakan kaki renang gaya bebas yang dilakukan oleh
guru dan peneliti.
17) Siswa diminta melakukan gerak dasar kaki renang gaya bebas, sesuai dengan
contoh demonstrasi yang dilakukan oleh Guru.
18) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerak
dasar kaki renang gaya bebas yang akan dilakukannya.
19) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
20) Guru menyampaikan materi keempat yakni gerak dasar lengan pada renang
gaya bebas, dengan menggunakan media botol plastik. Siswa diminta
menyimak secara detail contoh gerakan kaki renang gaya bebas yang
dilakukan oleh guru dan peneliti.
21) Siswa diminta melakukan gerak dasar lengan pada renang gaya bebas, sesuai
dengan contoh demonstrasi yang dilakukan oleh Guru.
22) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang
gerakan lengan yang akan dilakukannya.
23) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas.
24) Guru menyampaikan materi kelima yakni koordinasi rangkaian gerakan pada
renang gaya bebas,. Siswa diminta menyimak secara detail contoh gerakan
kaki renang gaya bebas yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
25) Diakhir pertemuan Guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran
yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan
disampaikan minggu depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3) Observasi
Dalam pertemuan pertama pada siklus kedua ini, keterampilan gerak dasar
renang gaya bebas sudah meningkat. Dari yang belum tahu menjadi tahu, dari
yang belum bisa menjadi agak bisa bahkan menjadi bisa. Jadi pada pertemuan
pertama pada sikus kedua ini siswa sudah diberi pembelajaran gerak dasar renang
gaya bebas yang lebih sulit dari sebelumnya, karena penggunaan media botol
plastik yang dikurangi dengan harapan siswa dapat meningkatkan kualitas gerakan
tanpa tergantung dengan media botol plastik. Walaupun terlihat sulit, tetapi
peneliti berusaha menyajikan pembelajaran agar terkesan lebih mudah.
4) Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Penggunaan media botol plastik pembelajaran pada pertemuan ini sudah dapat
diterima oleh siswa, dapat dilihat dari sikap siswa yang langsung mengikuti
instruksi oleh peneliti dan penggunaan tenaga yang tidak berlebihan dengan
tidak melakukan gerakan-gerakan lain selain gerak dasar renang gaya bebas.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Untuk siswa yang benar-benar tidak bisa melakukan gerakan teknik dasar
gerak dasar renang gaya bebas karena kurangnya kepercayaan diri saat
melakukan gerakan, Guru kolaborasi harus mencari solusi bagaimana cara
agar siswa tersebut dapat mencapai target tuntas pada pembelajaran gerak
dasar renang gaya bebas.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran pada
pertemuan pertama maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan
berikutnya, antara lain : Guru kolaborasi mencari alternatif lain untuk siswa
yang berkendala kurangnya kepercayaan diri siswa yaitu memberikan waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
tersendiri untuk latihan bagi siswa tersebut dengan bimbingan dari peneliti
secara langsung.
c. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan ketiga, maka perencanaan
tindakannya adalah sebagai berikut:.
4) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan ketiga. Meningkatkan
variasi pembelajaran sehingga menarik perhatian siswa dan sering
melibatkan saswa dalam proses pembelajaran agar tidak bermain sendiri.
5) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
6) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Sabtu, 2 Juni
2012) adalah rangkaian gerak renang gaya bebas, pengulangan materi yang telah
disampaikan minggu sebelumnya, dan posttest untuk siklus II. Urutan pelaksaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi
dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah
disampaiakan pada pertemuan sebelumnya.
5) Pada sesi ini siswa diminta untuk melakukan koordinasi rangkaian gerakan
renang gaya bebas dengan porsi sebenarnya yakni satu gerakan tangan dan
satu gerakan kaki pada setiap rangkaiannya.
6) Siswa diminta melakukan gerak dasar rangkaian gerakan gaya bebas dengan
benar, sesuai dengan contoh demonstrasi yang dilakukan oleh Guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
7) Sebelum melakukan rangkaian gerakan renang gaya bebas siswa dibagi
menjadi 2 kelompok keberangkatan, sedangkan masing – masing kelompok
terdiri atas 13 orang siswa.
8) Siswa melakukan rangkaian gerak dasar renang gaya bebas, sesuai dengan
instruksi dari Guru.
9) Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang
gerakan koordinasi gerak dasar renang gaya bebas yang akan dilakukannya.
10) Guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan tugas, serta menyiapkan materi selanjutnya.
11) Guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus II dengan
membagi kelompok keberangkatan masing - masing kelompok keberangkatan
adalah 2 orang siswa.
12) Guru melakukan posttest untuk siklus II, dengan menilai kualitas gerakan
renang gaya bebas pada blangko penilaian yang telah disiapkan dengan jarak
15 meter.
3) Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan, proses pembelajaran yang terjadi pada
pelaksanaan tindakan II berjalan dengan baik. Hal ini tampak pada tindakan siswa
yang semakin terlihat tertib dan bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran guling belakang dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Siswa telah menampakkan keaktifannya dalam pembelajaran dan
guru sudah terampil dalam memimpin jalannya proses pembelajaran secara
sistematis dan terencana.
4) Refleksi
Secara umum kelemahan dalam pembelajaran renang gaya bebas yang
ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II.
Guru telah berhasil dalam memimpin pembelajaran. Guru telah mampu
membangkitkan semangat siswa dan membimbing siswa dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
pembelajaran renang gaya bebas. Siswa menjadi lebih tertib dan aktif mengikuti
proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran
renang gaya bebas yang sedang berlangsung karena situasi pembelajaran yang
tidak menakutkan lagi dengan adanya media botol plastik sebagai pengganti
pelampung. Di dalam mengajar guru menjadi lebih terbuka untuk mendengarkan
pendapat siswa dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk
bertanya, baik mengenai kejelasan materi maupun kesulitan yang mereka hadapi
dalam proses pembelajaran.
Dari tugas guling belakang menggunakan media botol plastik ini dapat
disimpulkan bahwa alat bantu tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan
renang gaya bebas siswa. Alat bantu yang digunakan ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar guling belakang yang dilakukan siswa, dengan adanya
variasi pembelajaran yang lain dan belum pernah diajarkan pada siswa membuat
siswa lebih tertarik dan terasa menyenangkan, sehingga menimbulkan hasil yang
lebih baik. Penerapan media botol plastik berdasarkan kerjasama peneliti dengan
guru yang bertujuan mempermudah pembelajaran renang gaya bebas. Dengan
adanya materi dan penyajian pembelajaran yang sesuai dengan minat dan
keinginan siswa, maka siswa menjadi lebih antusias dan termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Adanya antusiasme dan
motivasi belajar yang tinggi ini berdampak pada meningkatnya kemampuan siswa
dalam renang gaya bebas. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai yang
diperoleh siswa dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas, dari sebelum
dilakukannya tindakan hingga pelaksanaan tindakan II.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Setelah di lakukan deskripsi data tiap siklus. Maka dari hasil tersebut
disajikan perbandingan perkembangan antar siklus untuk mendeskripsikan
peningkatan hasil penelitian yang telah dicapai. Berdasarkan analisis yang dilakukan
pada tes pra siklus, tes setelah siklus I dan setelah siklus II maka deskripsi analisis
data peningkatan kemampuan siswa disajikan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1. Siklus I
Dari hasil penelitian pada siklus I, terdapat 14 siswa dari 26 siswa yang
mengalami kenaikan pada gerak dasar renang gaya bebas. Pada umumnya siswa
sudah berani menyerap materi dengan baik. Hasil belajar pada gerak dasar
renang gaya bebas dapat digambarkan pada grafik di bawah ini :
2. Siklus II
Dari hasil penelitian pada siklus II, terdapat 19 siswa dari 26 siswa yang
mengalami kenaikan pada gerak dasar renang gaya bebas. Pada umumnya siswa
sudah berani menyerap materi dengan baik serta media yang digunakan oleh
guru dapat menarik perhatian siswa. Hasil belajar pada gerak dasar renang gaya
bebas dapat digambarkan pada grafik di bawah ini :
0
10
20
30
40
50
60
70
Siklus I Siklus II
East
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Perbandingan kondisi PraTindakan, siklus I dan Siklus II
Dari penelitian dari kondisi PraTindakan, Siklus I dan Siklus II, didapatkan hasil
kemampuan siswa dalam gerak dasar renang gaya bebas yang sesuai dengan
indicator ketercapaian yaitu dari target 30,77% dari 26 siswa, ternyata indicator
terpenuhi menjadi 70% dari 26 siswa. Hal ini membuktikan bahwa media yang
digunakan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hasil perbandingan
dari kondisi PraTindakan, Siklus I dan Siklus II digambarkan pada grafik
dibawah ini :
Tabel 4.13 Perbandingan Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II
Aspek
Yang
Diukur
Perbandingan
Keterangan
Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa Yang
Lulus
Persentase
Kelulusan
Jumlah
Siswa Yang
Lulus
Persentase
Kelulusan
Peningkatan
Hasil
Belajar
Gerak
Dasar
Renang
Gaya Bebas
14 53,85% 19 73,08%
Adanya
Peningkatan
yang cukup
signifikan
Antara Siklus
I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Dari tabel perbandingan antar siklus di atas dapat dilihat peningkatan
hasil belajar gerak dasar renang gaya bebas dengan penggunaan media botol
plastik sebagai pengganti pelampung. Peningkatan di tiap siklus sesuai dengan
target yang diharapkan oleh peneliti dan juga di tiap tindakan yang diberikan
peningkatan hasil belajar siswa tergolong memuaskan. Dengan demikian
penggunaan media botol plastik dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan renang gaya bebas.
D. Pembahasan Hasil
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan renang gaya bebas. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
IV SDN Pondok 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan
menggunakan bantuan alat bantu berupa media botol polastik yang dirancang
sebagai pengganti pelampung. Dengan penggunaan media botol plastik,
pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas yang semula bersifat monoton dan
menakutkan, akan menjadi lebih menyenangkan, tidak monoton, tidak
menegangkan, dan membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran renang
gaya bebas.
Siklus I dilaksanakan dalam 2x pertemuan. Pelaksanaan tindakan I
merupakan tindak lanjut dari hasil pra tindakan yang menunjukkan bahwa kelas
IV SDN Pondok 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo memiliki masalah
dalam pembelajaran renang gaya bebas. Berdasarkan masalah yang ada di kelas
tersebut, Guru melakukan diskusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa
kelas IV SDN Pondok 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dalam
pembelajaran Renang gaya bebas.
Pada pelaksanaan tindakan I, siswa melakukan pembelajaran guling
belakang dengan media botol plastik yang pemakaiannya dapat dilakukan berkai-
kali. Dari hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran, dapat diketahui
bahwa pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas dengan media botol plastik
tersebut pada siklus I masih terdapat kekurangan atau kelemahan. Kekurangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
tersebut berasal dari guru, siswa, dan media botol plastik yang digunakan dalam
penelitian.
Kelemahan dari segi guru, yaitu pemberian reward pada siswa yang
dapat melakukan gerakan dengan baik serta belum bisa sepenuhnya menghendel
kelas saat berada dikolam. Belum adanya keterlibatan siswa saat pemberian
contoh gerak dasar renang gaya bebas.
Kelemahan dari segi siswa, antara lain siswa sering lupa dengan
materi yang diajarkan pada minggu sebelumnya. Di samping itu, beberapa siswa
dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas masih banyak bercanda sehingga
hasilnya kurang maksimal. Dalam melakukan setiap gerakan masih ada keraguan
akan kemampuan siswa itu sendiri.
Solusi yang disepakati oleh guru dan peneliti dalam pelaksanaan
siklus II, yaitu guru lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran,
memberikan pengarahan kepada semua siswa serta memberikan peraturan –
peraturan untuk mengikat aktifitas siswa saat dikolam agar siswa lebih terkendali
saat didalam kolam, serta memberikan penghargaan disetiap munculnya sisi
positif yang dilakukan siswa. Penghargaan tidak hanya dilakukan melalui
pemberian pujian, tetapi juga tepuk tangan dan pemberian reward atau hadiah.
Penggunaan media botol plastik pada siklus II lebih dipersiapkan, yaitu dengan
mempersiapkan media botol plastik, serta memperbaiki botol plastik yang sudah
rusak. Pada pelaksanaan siklus II dilakukani perubahan intensitas siswa dalam
melakukan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas dengan media botol
plastik di tambah lebih banyak, ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas.
Dengan perbaikan pada tindakan I, pelaksanaan tindakan II
menunjukkan peningkatan pembelajaran yang maksimal. Dari pelaksanaan siklus
II dapat dilihat peningkatan kemampuan yang cukup signifikan pada siswa, jika
dibandingkan pada hasil pembelajaran tindakan I ataupun sebelum
dilaksanakannya tindakan. Dibandingkan sebelum adanya tindakan, pelaksanaan
siklus I berdampak positif pada meningkatnya kualitas proses dan peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kemampuan gerak dasar renang gaya bebas yang dilakukan siswa. Namun
demikian, masih ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan I, dilakukan perbaikan
kelemahan proses pembelajaran dengan melaksanakan tindakan II. Akhir dari
proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, baik proses
maupun hasil belajar guling belakang yang dilakukan oleh siswa kelas IV SDN
Pondok 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Keberhasilan siklus II ini
dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa dalam merespon dan mengikuti
jalannya pembelajaran sebuah materi yang ditawarkan oleh guru. Keberhasilan
tersebut tidak lepas dari peran media botol plastik yang digunakan guru dalam
mengajar. Pemilihan alat bantu pembelajaran yang tepat dan efektif sangat
menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran karena karakteristik suatu media
pembelajaran akan berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, guru
harus melakukan banyak pertimbangan dalam memilih suatu media pembelajaran
agar menemukan media yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Keberhasilan media botol plastik dalam meningkatkan kemampuan
gerak dasar renang gaya bebas dapat dilihat dari indikator-indikator di bawah ini.
1. Motivasi mengikuti pembelajaran renang gaya bebas meningkat
Penerapan penggunaan media botol plastik sebagai pengganti
pelampung yang dilakukan pada setiap siklus mampu meningkatkan motivasi
pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas pada siswa kelas IV SDN
Pondok 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Peningkatan dari segi
motivasi dalam pembelajaran dapat dilihat pada indikator berikut ini:
a. Meningkatnya keaktifan siswa
Penggunaan media botol plastik dalam pembelajaran renang gaya
bebas dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan
memanfaatkan alat bantu berarti guru melakukan usaha untuk membuat
proses pembelajaran menjadi tidak monoton. Guru membantu siswa untuk
mengatasi rasa takut dan memberikan kesempatan seluas-luasnnya bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi ataupun kesulitan yang
dihadapi siswa ketika mengikuti proses pembelajaran.
b. Meningkatnya perhatian siswa
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru sangatlah penting.
Perhatian ini akan turut menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang dijelaskan oleh guru. Dalam hal ini guru harus mampu
memunculkan sesuatu yang baru, unik, dan inovatif dalam pembelajaran,
termasuk di dalamnya adalah pemilihan media yang kreatif dan
menyenangkan.
c. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas
Dengan adanya penelitian ini membuat guru semakin piawai
dalam memimpin kelas. Pengelolaan kelas pada pelaksanaan tindakan I
dan II jauh lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan pada pratindakan.
Sedikit demi sedikit kelemahan guru berkurang karena setiap akhir siklus
guru dan peneliti melakukan analisis dan refleksi kegiatan pembelajaran.
Jika terdapat kekurangan dalam siklus yang bersangkutan, pada
pelaksanaan tindakan selanjutnya akan dicarikan solusi pemecahan dan
meminimalkan kekurangan tersebut sehingga kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat teratasi dan
tidak akan terulang kembali.
2. Peningkatan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas
Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus mau mendengarkan
saran dan keluhan dari siswa. Saran dan keluhan ini pada akhirnya dapat
menjadi masukan bagi guru untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada
pembelajaran selanjutnya.
Contoh konkritnya dapat dilihat pada akhir penelitian ini. Peningkatan
kemampuan renang gaya bebas dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hingga akhir siklus terakhir,
dalam penelitian ini adalah akhir siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan,
siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan nilai pada angka 70 untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
kemampuan gerak dasar renang gaya bebas sebanyak 8 siswa atau sekitar
30,77%, Selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus I, yaitu untuk hasil
tes rangkaian renang gaya bebas menjadi 53,85% atau sekitar 14 siswa telah
mencapai indikator target capaian pada siklus I.
Titik puncak peningkatan kemampuan renang gaya bebas pada
penelitian ini adalah pada siklus II. Pada siklus II ini hasil belajar renang
gaya bebas menunjukkan bahwa nilai siswa telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu pada nilai 70. Dengan demikian,
penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN Pondok 03 Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo dalam upaya meningkatkan kemampuan renang
gaya bebas ini telah mencapai keberhasilan pada pelaksanaan siklus kedua.
Dengan tercapainya indikator keberhasilan yaitu pada nilai 70 atau
menacapai target pada siklus II yaitu 19 siswa atau 73,08%, maka penelitian
ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka simpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut : pembelajaran menggunakan media botol plastik
meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas pada siswa kelas IV SD N 03
Pondok nguter sukoharjo tahun ajaran 2011/2012
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang
digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan
materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam
mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta
teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di
lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan
materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan
prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat
dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif,
efektif, dan efisien.
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
penerapan media berupa botol plastik sebagai pelampung dalam pembelajaran
renang gaya bebas dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam renang gaya
bebas, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi
guru yang ingin mengembangkan proses pembelajaran renang gaya bebas kepada
para siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses
pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar
renang gaya bebas bagi pemula yang lebih efektif. Apalagi bagi guru yang
memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model
pembelajaran yang lebih banyak.
Pemberian tindakan dari siklus I, dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada
pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses
pembelajaran Penjas, penerapan model pembelajaran langsung ini dapat
merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan
kebugaran jasmani, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap berani yang
kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya SDN Pondok 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharo, sebagai
objek penelitian adalah:
1. Bagi Guru:
a. Guru hedaknya memastikan siswa telah benar-benar memahami materi
sebelum memberikan tugas. Guru jangan sampai lupa memberikan contoh
pada setiap pelajaran agar siswa selalu mengingat materi yang diajarkan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Dalam mengajar hendaknya guru lebih terbuka dengan siswa agar
terciptanya suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran serta agar
terciptanya sikap berani pada setiap individu siswa.
c. Guru hendaknya mengoptimalkan peranan media sebagai penunjang
pembelajaran renang gaya bebas pada mata pelajaran penjasorkes.
2. Bagi Siswa
Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan belajar-
mengajar berlangsung di kelas melainkan aktif belajar mandiri dengan banyak
latihan diluar jam belajar, untuk menggali kemampuan guling belakang.
3. Bagi Sekolah
Pihak sekolah sebaiknya memberikan sarana dan prasarana
pembelajaran yang memadai karena media merupakan unsur yang sangat
menentukan keberhasilan suatu pembelajaran.