14
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana penguasaan konsep siswa. Hasil belajar juga dapat digunakan untuk melihat apakah seseorang telah melakukan proses yang efektif dan efisien , sehingga dapat ditunjukkan sampai sejauh mana bahan yang dipelajari dapat dikuasai. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar ditentukan oleh proses pembelajaran . MenurutGagne, Briggs dan Wager dalam Winataputra (2007:119) mengatakan pembelajaran adalah seran gkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Hamalik (200 8:57) menyebutkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur -unsur manusia wi, material, fasilita s, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Unsur -unsur yang terlibat dalam pembelajaran terdiri dari : (1) manusia yang terlibat antara lain guru, peserta didik dan tenaga kependidikan lainnya seperti petugas labor atorium, pustakawan, (2) material seperti : buku, alat peraga, media pembelajaran, (3) fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang menunjang langsung proses pendidikan seperti ruang kelas, perpustakaan, fasilitas laboratorium, (4) prosedur melipu ti : metode, pendekatan, strategi dan sebagainya mulai dari perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Belajar menurut Be ll-Gredler (1986: 1) adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, dan attitudes . Kemampuan ( competencies ), ketrampilan ( skills ) dan sikap ( attitudes ) diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

6

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori2.1.1 Hasil Belajar

Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana

penguasaan konsep siswa.Hasil belajar juga dapat digunakan untuk melihat apakah

seseorang telah melakukan proses yang efektif dan efisien, sehingga dapat

ditunjukkan sampai sejauh mana bahan yang dipelajari dapat dikuasai.

Dapat dikatakan bahwa hasil belajar ditentukan oleh proses pembelajaran.

MenurutGagne, Briggs dan Wagerdalam Winataputra (2007:119) mengatakan

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa.

Hamalik (2008:57) menyebutkan pembelajaranadalah suatukombinasi yang

tersusun meliputiunsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.Unsur-unsur

yang terlibat dalam pembelajaranterdiri dari: (1) manusia yang terlibat antara lain

guru, peserta didik dan tenaga kependidikan lainnya seperti petugas laboratorium,

pustakawan, (2) material seperti : buku, alat peraga, media pembelajaran, (3) fasilitas

dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang menunjang langsung proses

pendidikan seperti ruang kelas, perpustakaan, fasilitas laboratorium, (4) prosedur

meliputi : metode, pendekatan, strategi dan sebagainya mulai dari perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Belajar menurut Bell-Gredler (1986:1) adalah proses yang dilakukan oleh

manusia untuk mendapatkan aneka ragamcompetencies, skills,dan attitudes.

Kemampuan (competencies), ketrampilan (skills) dan sikap (attitudes) diperoleh

secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui

rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

7

Menurut Nana Sudjana (1992:3), penilaian adalah proses pemberian nilai

terhadap hasil–hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal tersebut

mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa yang berupa

perubahan tingkah laku baik bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.Domain

kognitif berupa kemampuan intelektual yang terdiri atas enam bagian yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.Domain

afektif meliputi sikap, minat, emosi, nilai hidup, dan apresiasi siswa. Domain afektif ini

meliputi lima komponen yaitu penerimaan, penanggapan,valuing, pengorganisasian,

dan karakteristik nilai. Domain psikomotor berhubungan dengan reaksi fisis seperti

yang ditampilkan pada waktu melakukan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar

beruparanah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorsebagaiperubahan tingkah laku,

yang menunjukkan kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung serta

menunjukkan kesuksesan dari proses belajar mengajar.

2.1.2 PembelajaranBahasa Indonesia2.1.2.1 Latar Belakang Pelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Sekolah

Dasar, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosionalpeserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik

mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam

dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesiadengan baik dan benar,

baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa

Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

8

menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap

positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan

dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,

nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini

diharapkan:

a. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil

karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;

b. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa

peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber

belajar;

c. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta

didiknya;

d. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program

kebahasaan daan kesastraan di sekolah;

e. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang

tersedia;

f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan

sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan

kepentingan nasional.

2.1.2.2 TujuanPelajaran Bahasa IndonesiaMata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulis

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

9

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusiaIndonesia(Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

2.1.2.3 Fungsi pelajaran Bahasa IndonesiaMata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang

diajarkan di sekolah dasar.Fungsi pelajaran Bahasa Indonesiadi sekolahdasar

sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum 2004 adalah sebagai berikut:

a. Sebagai sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.

b. Sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia

dalam rangka pelestarian serta pengembangan budaya.

c. Sebagai saranapeningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia

untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

d. Sebagai sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk

berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah.

e. Sebagai sarana pengembangan penalaran. (J.D Parera.1999:7).

Pada umumnya fungsi-fungsi tersebut mempunyai tujuan tertentu.Fungsi

yang pertama sebagai sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, bahwa

Bahasa Indonesia harus menjadi sarana yang dapat mempersatukan bangsa

Indonesia yang terdiri atas beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing

mempunyai bahasa etnismenjadi satu bangsa yang homogen, yang merasa benar-

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

10

benar sebagai satu bangsa. Sedangkan tujuan dari fungsi yang lainnya adalah bahwa

bahasa sebagai sarana untukmeningkatkan pengetahuan karena dengan

penguasaan atas bahasa itu dengan baik siswa dapat belajar menambah

pengetahuannya dari buku-buku yang dibacanya. Disamping itu,keterampilan

berbahasa dapat membantu siswa untuk meraih serta mengembangkan ilmu,

menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk keperluan yang

menyangkut berbagai masalah.

Bahasa dan berpikir merupakan dua kata yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Dalam berpikir orang menggunakan bahasa, tetapi pikiran seseorang baru berarti

apabila diungkapkan dan dapat ditangkap oleh orang lain. Bahasa harus dapat

digunakan sesuai dengan penalaran sehingga apa yang diungkapkan dengan bahasa

itu dapat diterima orang lain karena kelogisannya. Berbahasa dengan nalar yang baik

perlu dilatih dan tidak datang begitu saja.

2.1.2.4 Ruang LingkupRuang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesiamenurut Permendiknas No.

22 Tahun 2006,mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan

bersastra yang meliputi4aspekyaitu :

a. aspekmendengarkan,

b. aspekberbicara,

c. aspekmembaca, dan

d. aspekmenulis.

2.1.2.5 Peran Pembelajaran Bahasa IndonesiaBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan

emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik

menangani dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

11

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam

dirinya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

baik secara lisan maupun tulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan manusia Indonesia. Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa

Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, ketrampilan berbahasa dan sikap positif

terhadap bahasa dan sastra Indonesia.Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi

peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan

global.

Dengan Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini

diharapkan:

a. Peserta didikdapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil

karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.

b. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa

peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber

belajar.

c. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan sumber belajar.

d. Orang tua dan masyarakatdapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program

kebahasaan dan kesastraan di sekolah.

e. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang

tersedia.

f. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan

sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan

kepentingan nasional.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

12

2.1.3. Hakekat MetodeCooperativeScript2.1.3.1 Pengertian MetodeCooperativeScript

Metode adalah cara yang digunakan dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Dalam suatu metode mengandung pengertian terlaksanakannya

kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui

prosedur tertentu. Akhir-akhir ini keaktifan siswa dalam belajar mendapat perhatian

utama dibandingkan keaktifan guru yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing

siswa. Karena itu istilah metode yang penekanannya pada keaktifan guru selanjutnya

diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa

(Surakhmad, 1994 : 96).

Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk

satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses

pembelajaranperlu direncanakan, dilaksanakan dinilai dan diawasi agar terlaksana

secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan

menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik.

Salah satu metode yangmemberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.adalahCooperative scriptatau skrip kooperatif. Cooperative

scriptadalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan

mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.Namun dalam

pembelajaran ini, metode skrip kooperatif, peneliti modifikasi sedikit untuk disesuaikan

dengan materi pembelajaran yaitu menyampaikan pesan singkat secara lisan. Metode

cooperativescriptsama halnya dengan metode lainnya yaitu memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan dan kekurangan metode ini adalah :

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

13

a. Kelebihanmetodecooperativescriptadalah:1). Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.

2). Setiap siswa mendapat peran.

3). Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

b. Kekuranganmetodecooperativescriptadalah:1). Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.

2). Hanya dilakukan dua orang,tidak melibatkan seluruh kelas sehingga

koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut. (Arif, F.,.2010

http://ariffadholi.blogspot.com/2010/09/metode-kooperative script.html).

2.1.3.2 Penerapan MetodeCooperativedalam Pembelajaran Bahasa IndonesiaPenggunaanmetode cooperative scriptdalam pembelajaran Bahasa

Indonesiapadamateri menyampaikan pesan singkat yang dilisankandapat membuat

siswa aktif dan senang dalam mengikuti pelajaran karena tidak membosankan.

Mereka diberikan kebebasan melakukan percakapan secara berpasangan untuk

menyampaikan pesan secara lisan dan menerima yang didengar. Pembelajaran

seperti ini tentu menantangbagi siswa kelas IIyang cenderung aktif beraktifitas.

Langkah-langkahpembelajaran dalam menggunakan metodecooperative

scriptadalah sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

b. Guru membagikanteks pesan singkatyang ada gambar ilustrasikepadatiap

siswa untuk dibaca dandisampaikan secara lisan.

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagaipenyampai

pesandan siapa yang berperan sebagaipenerima pesan.

d. Penyampai pesanmenyampaikan pesan dengan bahasa yang komunikatif

(bahasa siswa sendiri). Sementarapenerima pesan mendengarkan.

e. Kedua siswa bertukar peran, semula sebagaipenyampai pesanditukar menjadi

penerima pesandan sebaliknya, sertamelakukan seperti di atas.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

14

f. Guru menarik kesimpulantentang cara menyampaikan pesan dan menerima

pesan secara lisan.

g. Guru menutup pembelajaran.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang RelevanAda beberapa penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan

menggunakan metodecooperative scriptuntuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Penulis uraikan beberapa penelitian yang menggunakancooperative scriptdan

hasilnya, antara lain sebagai berikut :

a. SkripsiRila Sidika Shofiana, yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran

Cooperative ScriptUntuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-

1 SMA Negeri 8 Malang Tahun Ajaran 2008/2009.Jenis Penelitian ini merupakan

Penelitian Tindakan Kelas. Setiap siklus meliputi tahapan perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa X-1 SMA

Negeri 8 Malang, semester genap 2008/2009 yang berjumlah 41 siswa dengan

materi Animalia" Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2009"

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi motivasi,

lembar observasi keterlaksanaan tindakan guru, tes akhir siklus, angket siswa,

wawancara dan catatan lapangan" Analisis data dilakukan dengan deskriptif

kualitatif dan teknik persentase"Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaranCooperative Script

dapatmeningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri 8

Malang. Motivasi belajar klasikal mengalami peningkatan dari 60% (tingkat

keberhasilan baik) pada siklus I menjadi 76,31 (tingkat keberhasilan sangat baik)

pada siklus II, dengan perincian sebagai berikut: aspek minat mengalami

peningkatan sebesar 10,98%, keaktifan sebesar 12,19%, usaha sebesar 12,20%,

konsentrasi sebesar 24,82% dan efisiensi kerja sebesar 25,61%. Keberhasilan

belajar klasikal dari siklus Isebesar 68,29% meningkat menjadi 80,49% pada

siklus II. Berdasarkan jawaban angket siswa diketahui bahwa model pembelajaran

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

15

Cooperative Scriptdapat membangkitkan minat, keaktifan, usaha, konsentrasi

dan efisiensi kerja siswa dalam belajar biologi di kelas. Berdasarkan hasil

penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

Cooperative Scriptdapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-1

SMA Negeri 8 Malang (http://library.um.ac.id/freecontents/download/pub/

pub.php/38810.pdf).

b. Skripsi Mitasari, yang berjudul Model PembelajaranCooperative ScriptUntuk

Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Geografi Materi Pedosfer Siswa

Kelas X-B SMA Islam Hasanudin Kesamben Kabupaten Blitar Tahun2011.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,

setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas

X-B semester genap tahun ajaran 2010/2011 SMA Islam Hasanudin Kesamben

Kabupaten Blitar yang berjumlah 21 siswa terdiri 7 siswa laki-laki dan 14 siswa

perempuan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa diukur berdasarkan selisih tes pada siklus I dengan tes pada

siklus II. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kerja siswa, soal tes, lembar

observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas XB SMA Islam Hasanudin Kesamben

Kabupaten Blitar ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata kelas dari rata-rata

awal dengan nilai 66,23 menjadi 72,52. Dengan ketuntasan klasikalnya pada

siklus I sebesar 66%. Jumlah ini telahmengalami kenaikan jika dibandingkan

dengan data awal yaitu 43%, hal itu berarti ketuntasan klasikal telah meningkat

sebesar 23%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 78,23.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari rata-ratanilai tes sebesar

72,52 pada siklus I dan meningkat menjadi 78,23 pada siklus II. Pada siklus II

ketuntasan klasikalnya juga mengalami peningkatan dari 66% menjadi 90%. Hal

ini berarti terjadi kenaikan ketuntasan klasikal sebesar 24%. Peningkatan hasil

belajar siswa dapat diketahui dari rata-rata nilai tes sebesar 72,52 pada siklus I

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

16

dan meningkat menjadi 78,23 pada siklus II, sedangkan ketuntasan belajar siswa

mengalami penigkatan pada siklus I sebesar 66% kemudian meningkat lagi

menjadi 90% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan: (1) Bagi guru

geografi agar menggunakan modelCooperative Scriptuntuk meningkatkan hasil

belajar siswa. (2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

sejenis dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran kooperatif model

Cooperative Scriptdengan subjek penelitian yang berbeda(http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/11861).

c. Skripsi Fitri Ariyanti, yang berjudul PembelajaranCooperative Scriptuntuk

meningkatkanHasil Belajar PKn Materi Berorganisasi Pada Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Negeri 02 Kayuapak Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo

Tahun Ajaran 2010/2011.Dari hasil penelitian Ariyanti diperolehdata nilai hasil

belajar PKn sebagai berikut : data ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah

60% dan meningkat pada siklus II sebesar 100%. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatanhasilbelajar siswa pada setiap siklusnya, dan optimal pada siklus II

dengan hasil 100% siswa dapat memenuhi nilai KKM 70. Sehinggadapat

disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metodeCooperative Scriptdapat

meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 02 Kayuapak kecamatan

Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011

(http://etd.eprints.ums.ac.id/11884/).

d. Skripsi Dwi Utami. Ningsih, pada tahun 2009 dengan judul Meningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar Siswa melalui StrategiCooperative ScriptdanWord Square

Materi Sistem Saraf Manusia di SMA Ibu Kartini Semarang.Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus, masing-masing siklus terdiri

dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah

siswa kelas XI IPA 1 SMA Ibu Kartini Semarang yang berjumlah 25 siswa. Faktor

yang diteliti adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, serta kinerja guru

selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategicooperative scriptdan

word square. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

17

aktivitas siswa, observasi kinerja guru dan test tertulis. Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa persentase tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran

meningkat.Peningkatan ini ditandai dengan jumlah siswa yang tingkat

keaktifannya meningkat dari 48% pada siklus I, 72% pada siklus II, dan 100%

pada siklus III. Ketuntasan belajar klasikal dari 64% pada siklus I, 84% pada siklus

II dan 96% pada siklus III, serta meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dari

60,26 pada siklus I, pada siklus II 70,6, dan pada siklus III 80,2. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa melalui strategicooperative scriptdanword squaredapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi sistem saraf pada kelas XI

IPA I di SMA Ibu Kartini Semarang. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan strategicooperative scriptdanword square

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem saraf

manusia di kelas XI IPA I SMA Ibu Kartini Semarang. Berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh, maka strategicooperative scriptdanword squaredapat digunakan

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembalajaran

(http://lib.unnes.ac.id/4293/).

2.3 Kerangka BerpikirPembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II menggunakan pendekatan tematik.

Model pendekatantematikmerupakan hubungan antar tema-tema dalam satu mata

pelajaran (connected), keterhubungan antara mata pelajaran satu dengan lainnya

(integrated) dan webbed. Pembelajaran terpadu seperti ini bermanfaat untuk

menambah wawasan guru dan siswa bisa menerima materi secara utuh.

Bahasa Indonesia akan menjadi mata pelajaran yang sangat membosankan

apabila proses pembelajarannya hanya dilakukan dalam satu arah atau monolog.

Oleh karena itu, kreatifitas guru sangat dituntut untuk melakukan inovasi

pembelajaran yang lebih menarik dan lebih banyak melibatkan siswa (student

oriented) dalam pembelajarannya.Paradigma gurusebagai sumber pengetahuan

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

18

(centre of knowledge) yang menganggap guru tahu segalanya sudah tidak pas untuk

era sekarang. Oleh karena itu, pembelajaran dengan metode ceramah saja bukan lagi

menjadi cara terbaik karena akan membuat siswa menjadi bosan dan tidak berminat

terhadap proses pembelajaran.

Pengajaran hanya akanrelevanjika dihubungkan dengan konteks sosial

dimana anak didik itu berada. Siswaaktif dalamkontekssosialyang relevan

merupakan kata kunci sebagai bekal anak didik dalam menghadapi“rapidpervasive

change”atau perubahan yang merembes dan meluber amat cepat dan “increasing

interconnectedness” atau meningkatnya saling keterkaitan antar lembaga, individu,

masyarakat, dan bahkan antar negara.

Pada tahap awal sebelum guru menggunakan metode pembelajaran

Cooperative scriptdan penerapan model pembelajaran ceramahhasil belajar

menyampaikan pesan singkat secara lisan di SD Negeri Sirahan 01 kelas II sangat

rendah. Guru berupaya melakukan inovasi pembelajaran, yaitu mengemas

pembelajarannya denganmenggunakan metodecooperative scriptdengan bantuan

gambar ilustrasi. Penelitian ini akan membuktikan adanya peningkatan hasil belajar

dengan menggunakan metodeCooperativeScriptdi SD Negeri Sirahan 01 kelas II.

Untuk memberikan penjelasan dapat digambarkan dalam kerangka berpikir

sebagai berikut :

a. Pada kondisi awal, guru melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah.

Guru belum menggunakan metodeCooperative Script. Hasil belajar siswa masih

rendah dan siswa yang tuntas di bawah 50%.

b. Setelah dilakukan tindakan penelitian kelas dalam tiga siklus dengan

menggunakan metodeCooperative Scriptdiharapkan dapat meningkatkan hasil

belajarBahasa Indonesiadalammemahami pesan pendek dan dongeng yang

dilisankan.

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1697/3/T1_262010014_BAB II.pdf · f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan

19

2.4 Hipotesis TindakanHipotesis adalahpernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu

dibuktikan kebenarannya (Sutrisno Hadi, 1975:257). Dengan demikian hipotesis

adalah praduga sementara yang akan dibuktikan setelah ada bukti atau data yang

membenarkannya.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukanhipotesis

sebagai berikut :

a. Hasil belajar Bahasa Indonesia tentangmemahamipesan pendek dan dongeng

yang dilisankan dapat ditingkatkandengan penerapan metodecooperative script.

b. Penerapanmetodecooperative scriptdalam pembelajaran Bahasa Indonesiadi

SD Sirahan 01 Cluwak kelas IImampumeningkatkan hasil belajar.