76
i UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SONDAKAN NO.11 SURAKARTA SKRIPSI Disusun Oleh: MEYNITA SUCILLIA ANGGRAENI. S K7106032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

i

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM

LEARNING PADA SISWA KELAS III

SD NEGERI SONDAKAN NO.11

SURAKARTA

SKRIPSI

Disusun Oleh:

MEYNITA SUCILLIA ANGGRAENI. S

K7106032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini

semakin pesat. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

disebabkan karena adanya tuntutan manusia untuk lebih berkembang dan maju

dalam segala bidang sesuai dengan perkembangan zaman. Tuntutan itu dapat

diperoleh dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan

merupakan suatu upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul.

Dengan demikian kebutuhan manusia yang beragam akan terpenuhi. Selain itu,

dengan pendidikan akan membentuk manusia yang berakal dan berhati nurani.

Dewasa ini hampir semua orang mengukur tingkat keberhasilan

pendidikan berdasarkan hasil saja. Pembelajaran yang baik hendaknya bersifat

menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat

keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dilihat dari kualitas yang

telah dilakukan di sekolah-sekolah. Oleh sebab itu pembelajaran yang aktif

ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara

langsung. Akan tetapi hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru

lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum dibandingkan

dengan prosesnya.

Observasi awal pada siswa kelas III SDN Sondakan No. 11 Surakarta

menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih

rendah. Observasi kelas yang dilaksanakan selama satu jam pelajaran, didapatkan

bahwa ada beberapa siswa yang kurang siap mengikuti pembelajaran dengan

masuk kelas terlambat dan tidak membawa Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa

cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru

memberikan kesempatan untuk bertanya tidak ada siswa yang mengajukan

pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan oleh guru cenderung bersifat hafalan,

sehingga jawaban yang diberikan siswa berupa jawaban pendek. Hal ini

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

iii menjadikan siswa kurang termotivasi untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

guru. Pada saat guru sedang menjelaskan materi, terlihat beberapa siswa

mengobrol dengan teman sebangku dan kurang memperhatikan penjelasan guru.

Berdasarkan angket yang disebarkan pada siswa kelas III, yaitu sebelum

diadakan penelitian yang terdiri dari 36 siswa, didapatkan bahwa sebanyak 55,5%

siswa kurang tertarik dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru kelas III SD Sondakan No. 11 Surakarta diperoleh informasi bahwa

pemilihan model pembelajaran dan media yang kurang tepat diduga merupakan

faktor utama yang berpengaruh terhadap rendahnya aktivitas belajar siswa.

Misalnya, pada pembelajaran IPA cuaca dan awan digunakan metode ceramah

yang dilanjutkan tanya jawab dan diskusi (biasa dikenal dengan metode

konvensional). Siswa kurang diarahkan dan dibawa untuk mengamati, berinteraksi

dengan obyek dan lingkungan dunia nyata siswa sehingga pembelajaran terkesan

monoton dan aktivitas belajar menjadi rendah.

Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini pada umumnya kegiatan

didominasi oleh guru dan segala inisiatif datang dari guru, sementara guru

menjadikan siswa sebagai objek untuk menerima hal-hal yang dianggap penting

dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Situasi seperti ini,

menunjukkan guru yang lebih aktif sehingga aktivitas siswa hanya terbatas pada

mendengarkan, mencatat dan menjawab pertanyaan. Sehingga proses

pembelajaran tidak melatih siswa untuk berfikir dan beraktivitas, bahkan siswa

cenderung bosan, siswa pasif dan menambah rasa takut. Guru jarang melakukan

pendekatan dan membimbing siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini

menunjukkan salah satu penyebab rendahnya aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran. Bahkan kadang-kadang dalam pembelajaran, ketika guru

menerangkan dan meminta siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas banyak

siswa yang tidak mau.

Selain itu pada saat guru mengajukan pertanyaan, banyak siswa hanya

diam dan guru tidak mengerti diamnya ini berarti paham atau tidak paham.

Kegiatan belajar mengajar IPA akan berlangsung baik apabila guru dapat

menciptakan suasana belajar yang membuat siswa menjadi bersemangat dalam

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

iv menghadapi suatu persoalan sehingga mereka mampu memecahkan

permasalahan, dan guru bisa mengaktifkan siswa untuk berfikir. Hal ini dilakukan

agar mereka berusaha memecahkan permasalahan itu dan guru membantu mereka

menemukan penyelesaian serta mengkaitkan dengan dunia nyata siswa.

Siswa akan lebih kreatif apabila terlibat aktif dalam pembelajaran IPA

sehingga akan lebih mudah memecahkan masalah IPA. Aktivitas siswa akan

muncul jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pola

pikirnya, mengembangkan gagasan-gagasan baru dan lain-lain. Oleh karena itu

pembelajaran IPA akan berhasil jika dilihat dari keberhasilan siswa mengikuti

kegiatan tersebut. Keberhasilan dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan

materi serta prestasi belajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan

dalam belajar adalah aktivitas siswa dalam belajar.

Agar pembelajaran IPA di kelas 1,2 dan 3 dapat memberikan pengalaman

yang bermakna bagi siswa maka guru harus dapat memilih model pembelajaran

yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yaitu kelas 1-3. Menurut

Piaget dalam S. Nasution ( 2000: 7) anak umur 5-6 tahun berada dalam fase pra-

operasional, sedangkan pada umur 7-12 tahun berada dalam fase operasi konkrit.

Tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan untuk memperoleh data tentang

dunia dan mengubahnya dalam pikiran kita sehingga dapat disusun atau

diorganisasikan dan digunakan secara selektif dalam pemecahan masalah. Namun

dalam taraf ini ia hanya dapat memecahkan masalah yang langsung dihadapinya

secara nyata. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang menarik untuk

meningkatkan mutu KBM dengan penerapan model Quantum Learning dalam

pembelajaran. Dengan penerapan model Quantum Learning diharapkan

meningkatkan aktivitas belajar siswa yang selanjutnya meningkatkan hasil belajar

siswa.

Model Quantum Learning adalah suatu pendekatan yang terbukti efektif di

sekolah untuk semua tipe orang dan segala usia (Bobbi DePorter : 2005:14).

Quantum Learning merupakan salah satu cara membelajarkan siswa yang digagas

oleh Potter. Melalui Quantum Learning siswa akan diajak belajar dalam suasana

yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

v menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Dengan menggunakan

konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan

Rayakan) yang melandasi Quantum Learning dapat membawa siswa menjadi

lebih tertarik dan berminat untuk belajar IPA.

Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat tumbuh berbagai

kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Dengan kata

lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai

penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau

yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif

dibandingkan guru. Dengan menerapkan Quantum Learning, maka akan

menjadikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA di pendidikan dasar dapat tercapai. Selain itu juga

dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman

serta menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif , efektif dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA dengan

Menggunakan Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas III SD Negeri

Sondakan No. 11 Surakarta”

B. Identifikasi Masalah

Setelah mengetahui latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah yang muncul antara lain:

1. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Siswa masih pasif dalam kegiatan belajar mengajar akibatnya siswa

kurang memperhatikan materi yang disampaikan.

3. Aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran cuaca dan awan masih

rendah karena siswa masih merasa malu untuk bertanya kepada guru

mengenai materi yang belum ia pahami. Siswa juga menganggap bahwa

pelajaran IPA itu sulit dan terasa membosankan.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

vi

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji dapat

terarah dan mendalam, maka perlu beberapa batasan pada:

1. Aktivitas belajar IPA dalam hal ini adalah kegiatan dalam proses belajar

mengajar di kelas materi cuaca dan awan.

2. Model Quantum Learning yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model

yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang menekankan konsep

TANDUR.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

“Apakah penggunaan model Quantum Learning dapat meningkatkan

aktivitas belajar IPA pada siswa kelas III SDN Sondakan no.11 Surakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian tindakan kelas ini

dibuat dengan tujuan yaitu:

“Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas III SDN

Sondakan No.11 Surakarta dengan menggunakan Quantum Learning.”

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan terhadap teori pembelajaran yang berkaitan

dengan materi cuaca dan awan.

b. Dapat memperkaya khasanah ilmu khususnya dalam bidang pengajaran.

c. Mendorong peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis yang lebih

luas dan mendalam.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

vii 2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan

model Quantum Learning.

2) Siswa akan lebih mudah menerima konsep IPA yang diberikan oleh

guru.

3) Siswa dapat memperkaya pengetahuan

b. Bagi Guru

1) Dapat mempermudah penyampaian pembelajaran IPA di SD

2) Memperbanyak metode pengajaran

3) Guru dapat mengembangkan kemampuan merencanakan dan

menggunakan model Quantum Learning dalam pembelajaran IPA

dengan kreatif dan efektif.

c. Bagi Sekolah

1) Pembelajaran IPA di SD akan lebih efektif dan menyenangkan.

2) Dapat menunjang bagi tercapainya pembelajaran IPA yang sesuai

dengan kurikulum pendidikan dasar.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

viii

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas

Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Kegiatan ini bisa

saja dilakukan sekali-sekali, bisa saja dilakukan berkali-kali dan terus-menerus

(http://www.wikimu.com). Sedangkan menurut Haditono dkk tahun 1983

(http://uin-suka.info/ ejurnal/ index.php?option=com), aktivitas adalah melakukan

suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan adanya kebutuhan

untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.

W.J.S Poerwadamita (1991 : 108) mengatakan bahwa “aktivitas adalah

kegiatan, kesibukan”. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2009: 171) dalam

pengajaran modern lebih menitikberatkan kepada aktivitas sejati, yaitu siswa

belajar dengan bekerja untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-

aspek tingkah laku lain, serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna

untuk hidup di masyarakat.

Leont'ev (1978) dalam Mlitwa menyatakan human activity is also socially

mediated. Too often though, focus is placed on human action. Maksud Mlitwa

tersebut adalah aktivitas manusia merupakan perantara sosial. Sosial ini lebih

ditekankan pada tindakan manusia. Dalam Martinis Yamin (2007: 76) disebutkan

bahwa dalam diri siswa terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan

bekerja sendiri. Prinsip inilah yang dapat mengendalikan siswa. Dengan kata lain,

untuk dapat mengendalikan (mengarahkan) siswa, dibutuhkan suatu aktivitas.

Dimyati juga menambahkan bahwa aktivitas pembelajaran siswa dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan

dapat memecahkan masalah (Martinis, 2007: 77). Sehingga aktivitas siswa sangat

berperan dalam pembelajaran.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

ix

Siswa belajar aktif ditandai bukan hanya aktif secara fisik tetapi juga aktif

secara mental. Dan biasanya aktif secara mental inilah yang sangat penting dan

utama dalam pembelajaran. Karena dengan aktivitas pembelajaran dapat

tersimpan dalam memori sampai siswa dewasa.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan aktivitas

merupakan kegiatan yang dilakukan secara aktif untuk memperoleh pengetahuan,

pemahaman, atau keterampilan lain untuk hidup di masyarakat.

b. Pengertian Belajar

Inda Poetri Manroe (2005 : 33) mengatakan bahwa “belajar adalah

menuntut ilmu (kepandaian), melatih diri, berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman”. Sedangkan menurut Cronbach dalam Sardiman (2009 : 20)

memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience. Harold Spears dalam Sardiman (2009 : 20) memberikan batasan :

Learning is to observe, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow

direction. Geoch dalam Sardiman (2009 : 20) mengatakan : Learning is a change

in performance as a result of practice.

Sardiman A.M. ( 2009 : 22 ) menyatakan: “Belajar sebagai suatu proses

interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud

pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Dalam proses interaksi ini terkandung dua

maksud yaitu: (1) Proses Internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.

(2) Proses ini dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.

Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

c. Pengertian Aktivitas Belajar

Terdapat kesalahan pengertian yang sering muncul bahwa aktivitas dalam

pembelajaran disamakan dengan menyuruh siswa melakukan sesuatu. Tetapi

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

x aktivitas yang dimaksud itu jika siswa sendiri melakukan sesuatu ke arah

perkembangan jasmani dan kejiwaan. Sehingga ia tidak hanya menggunakan

telinga saja tetapi juga mata, tangan, ikut memikirkan, merasakan sesuatu, dan

sebagainya.

Aktivitas belajar meliputi :

…....sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah, informasi,

menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan

transformasi belajar ( transfer of learning ) …….( Hernawan dkk, 2008 : 11.5 )

Aktivitas belajar adalah aktivitas jasmani maupun aktivitas mental yang

dapat digolongkan menjadi 5 macam aktivitas, yaitu: 1) aktivitas visual, 2)

aktivitas lisan, 3) aktivitas mendengarkan, 4) aktivitas gerak, dan 5) aktivitas

menulis (Moh. Uzer, 1995: 22).

Sardiman (2009: 99) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan suatu

kegiatan yang menimbulkan perubahan pada diri individu baik tingkah laku

maupun kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang

bersifat konstan dan berbekas.

Gagne dan Briggs (1979) dalam Martinis Yamin (2007: 83) menjelaskan

rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas yang meliputi 9

aspek guna menumbuhkan aktivitas siswa. Masing – masing diantaranya :

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan instruksional ( kemampuan dasar ) kepada siswa

3) Mengingatkan kompetensi prasyarat

4) Memberikan stimulus ( masalah, topik dan konsep) yang akan dipelajari

5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

7) Memberikan umpan balik ( feed back )

8) Melakuakan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes sehingga kemampuan

siswa selalu terpantau dan terukur

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xi

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah

serangkaian kegiatan yang melibatkan beberapa indra agar memperoleh

pengetahuan , pemahaman , aspek perilaku lain , dan memajukan keterampilan

yang dimiliki.

d. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Paul D Dierich dalam Oemar Hamalik (2009: 172) ada 8

kelompok aktivitas belajar yaitu

1) Visual Activities, seperti : membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan

demonstrasi orang lain, mengamati eksperimen.

2) Oral Activities, seperti : mengatakan , merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi interupsi

3) Listening Activities, seperti : mendengarkan : penyajian bahan, diskusi, radio

4) Writing Activities, seperti : menulis : cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin, ringkasan.

5) Drawing Activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta, diagram dan

pola

6) Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, memilih alat, membuat

model, permainan

7) Mental Activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan

8) Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, berani, gembira,

gugup, tenang

Sedangkan menurut Getrude M Whipple dalam Oemar Hamalik (2009:

173) membagi 7 kegiatan aktivitas belajar yaitu

1) Bekerja dengan alat-alat visual

a) Mengumpulkan gambar dan bahan ilustrasi lainnya

b) Mempelajari gambar, streograph slide film, khusus mendengarkan

penjelasan, mengajukan pertanyaan

c) Mengunjungi pameran

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xii

d) Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang menarik minat, sambil mengamati

bahan visual

e) Memilih alat-alat visual ketika memberikan laporan lisan

f) Menyusun pameran, menulis tabel

g) Mengatur file material yang akan digunakan kelak

2) Ekskursi dan trip

a) Mengunjungi museum, akuarium, dan kebun binatang

b) Mengundang lembaga yang dapat memberikan keterangan dan bahan

c) Menyaksikan demonstrasi, seperti proses produksi di pabrik sabun, proses

penerbitan surat kabar, dan proses penyiaran televisi

3) Mempelajari masalah-masalah

a) Mencari informasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting

b) Mempelajari ensiklopedi dan referensi

c) Membawa buku-buku dari rumah dan perpustakaan umum untuk

melengkapi seleksi sekolah

d) Mengirim surat kepada badan-badan bisnis untuk memperoleh informasi

dan bahan-bahan

e) Melaksanakan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Guidance yang telah

disiarkan oleh guru

f) Membuat catatan-catatan sebagai persiapan diskusi dan laporan

g) Menafsirkan peta, menentukan lokasi-lokasi

h) Melakukan ekperimen, misalnya membuat sabun

i) Menilai informasi dari berbagai sumber, menentukan kebenaran atas

pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan

j) Mengorganisasi bahan bacaan sebagai persiapan diskusi atau laporan lisan

k) Mempersiapkan dan memberikan laporan-laporan lisan yang menarik dan

bersifat informatif

l) Membuat rangkuman, menulis laporan dengan maksud tertentu

m) Mempersiapkan daftar bacaan yang digunakan dalam belajar

n) Men-skin bahan untuk menyusun subjek yang menarik untuk studi lebih

lanjut.

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xiii 4) Mengapresiasi literatur

a) Membaca cerita-cerita yang menarik

b) Mendengarkan bacaan untuk kesenangan dan informasi

5) Ilustrasi dan konstruksi

a) Membuat chart dan diagram

b) Membuat blue print

c) Menggambar dan membuat peta, relief map, pictorial map

d) Membuat poster

e) Membuat ilustrasi, peta, dan diagram uuntuk sebuah buku

f) Menyusun rencana permainan

g) Menyiapkan suatu frieze

h) Membuat artikel untuk pameran

6) Bekerja menyajikan informasi

a) Menyarankan cara-cara penyajian informasi yang menarik

b) Mengedit bahan-bahan dalam buku-buku

c) Menyusun bulletin board secara up to date

d) Merencanakan dan melaksanakan suatu program assembly

e) Menulis dan menyajikan dramatisasi

7) Cek dan tes

a) Mengerjakan informal dan standardized test

b) Menyiapkan tes-tes untuk murid lain

c) menyusun grafik perkembangan

Sependapat dengan hal itu, Moh. Uzer (1995: 22) mengelompokkan

aktivitas pembelajaran menjadi 5 macam, yaitu

1) Visual activity

Aktivitas visual ini mencakup aktivitas yang melibatkan organ mata misalnya

membaca, melakukan percobaan, dan demonstrasi.

2) Oral activity

Aktivitas lisan ini meliputi aktivitas yang melibatkan organ mulut misalnya

bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, dan menyanyi.

3) Listening activity

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xiv

Aktivitas mendengarkan biasanya mencakup aktivitas yang melibatkan organ

telinga sebagai sumbernya misalnya mendengarkan penjelasan guru,

mendengarkan pengarahan guru

4) Motor activity

Aktivitas gerak melibatkan seluruh anggota tubuh misalnya senam,

menggambar, melukis, dan mewarnai

5) Writing activity

Aktivitas menulis ini yang memegang peranan penting adalah tangan,aktivitas

ini seperti mengarang, membuat surat, membuat makalah

Sedangkan Ian Robertson mengemukakan bahwa aktivitas digolongkan

menjadi 3 generasi. Ketiga generasi itu adalah:

1) Aktivitas tingkat perorangan (activity at an individual level)

2) Aktivitas tingkat kolektif (activity at a collective level)

3) Jaringan aktivitas yang merealisasikan ide suatu batas objek (networked

activity and incorporates the idea of boundary objects)

Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengambil salah satu pendapat

yang dijadikan acuan, yakni pendapat Paul B. Diedrich yang mengelompokkan

aktivitas pembelajaran manjadi 8 macam, yakni: 1) Visual activities, 2) Oral

activities, 3) Listening activities, 4) Writing activities, 5) Drawing activities, 6)

Motor activities, 7) Mental activities, dan 8) Emotional activities.

e. Manfaat Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa dapat memberikan banyak manfaat. Oemar

Hamalik (2010: 91) menyatakan adanya 8 manfaat aktivitas belajar yaitu:

1) Siswa mencari dan mendapatkan pengalaman sendiri

2) Dapat mengembangkan seluruh aspek diri siswa

3) Dapat meningkatkan kerjasama dengan siswa lain

4) Dapat mengatasi perbedaan individual karena siswa belajar dan bekerja sesuai

dengan minat dan kemampuannya

5) Menumbuhkan sikap-sikap positif seperti disiplin belajar dan musyawarah

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xv 6) Dapat memupuk kerjasama antara sekolah dan orang tua siswa yang

bermanfaat dalam pendidikan siswa

7) Dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis sehingga pembelajaran

dilaksanakan secara realistic dan konkrit

8) Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup

2. Hakikat IPA

a. Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia.

Kata scientia yang berarti “saya tahu”. IPA merupakan singkatan dari Ilmu

Pengetahuan Alam yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “Natural

Science atau Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau

sangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, IPA secara

harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari

peristiwa yang terjadi di alam (Srini M. Iskandar, 1996: 2).

Menurut Leo Sutrisno, dkk (2007:1-19) IPA merupakan kemampuan

manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct)

pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan

dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul

(truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses adalah aktivitas manusia dalam

memahami alam semesta, prosedur adalah pengetahuan IPA dibangun melalui

pengamatan yang tepat dan prosedur yang benar, produk adalah hasil akhir atau

kesimpulan yang betul. Menurut The Liang Gie dalam (Leo Sutrisno, dkk , 2007

:1-16) menyatakan bahwa science dalah kumpulan sistematis dari pengetahuan.

Ilmu Pengetahuan Alam menurut Kurikulum Pendidikan Dasar Kelas III SD

(1994 : 53) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan

konsep yang terorganisir, tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman

melalui serangkaian proses ilmiah.

For example, consider the image of Dr. Faustus: in this narrative, scientists willingly – too willingly – sell their souls to acquire youth and knowledge(1). Science seems to involve magical ability. Another image is

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xvi

Dr. Strangelove: in this blackhumor caricature, scientists and engineers sign up – too readily – to create and buttress a military–industrial complex (2). Science seems to be motivated by unlimited curiosity and raw power, unrestrained by moral considerations. In the public mind today, the ‘‘two cultures’’ contrast the responsible engineer, physician, or citizen with a largely imaginary ‘‘mad scientist.’’ Such distorting images remain vivid in the public’s mind, and they persist in the visions of writers and flacks in Hollywood, on Madison Avenue, and among the literati criticized by Snow. (Rodney W. Nichols, 2010:18) Kutipan jurnal di atas mengemukakan bahwa contoh dari dr. Faustus: di

cerita ini, ilmuwan dengan sepenuh hati menjual jiwa-jiwa mereka untuk

memperoleh kemudahan dan pengetahuan(1). Ilmu pengetahuan sepertinya

meliputi kemampuan gaib. Pendapat lainnya yaitu dr. Strangelove: di dalam

karikatur humornya, ilmuwan dan insinyur menandatangani kontrak kesediaannya

membuat dalam kekuatan militer atau industri gabungan(2). Ilmu pengetahuan

sepertinya adalah motivasi dengan kecurigaan tidak terbatas dan kekuatan mentah,

tak dikendalikan dengan ganjaran moral. Orang-orang berfikiran hari ini, ‘‘two

cultures’’ atau dua kultur kontras yang bertanggung jawab antara insinyur, dokter,

atau penduduk kota dengan sebagian besar khayal ‘‘mad ilmuwan’’. Demikian

pendapat dari masyarakat, dan mereka tetap pada tuntutannya visi penulis dan

flack di hollywood, di Madison Avenue, dan di antara kritikan literatur oleh

Snow.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah

Pertama, pokok pembelajaran IPA memiliki materi yang memuat kajian dimensi

objek, tingkat organisasi objek dan tema atau persoalan aspek fisis, kimia dan

biologi. Pada aspek biologi, IPA mengkaji berbagai persoalan yang berkait

dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup berbagai tingkat organisasi

kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan. Untuk aspek fisis, IPA

memfokuskan diri pada benda tak hidup. Untuk aspek kimia, IPA mengkaji

berbagai fenomena atau gejala kimia baik pada makhluk hidup maupun benda tak

hidup yang ada di alam semesta.

Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi

mempunyai istilah berbeda dengan Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat SD maupun

SMP. Kata IPA di Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi lebih dikenal

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xvii sebagai salah satu penjurusan kelas yang khususnya lebih memfokuskan ilmu-

ilmu eksakta.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah upaya untuk mencari pengetahuan dalam memahami fenomena alam atau

mencoba menerangkan fenomena alam melalui berbagai proses ilmiah.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains

Pengajaran IPA menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis

Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar (1994/1995: 53-54) bertujuan

agar siswa:

1) Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari.

2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, dan ide tentang alam di sekitarnya.

3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta peristiwa di lingkungan sekitar.

4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama dan mandiri.

5) Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny Kaligis (1992 :6) menyatakan bahwa

tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai berikut:

1) Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia

serta konsep – konsep IPA yang terkandung di dalamnya

2) Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu berupa keterampilan proses

atau metode ilmiah yang sederhana

3) Memiliki sikap ilmiah didalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan

masalah yang dihadapinya ; serta menyadari kebesaran penciptaNya

4) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan

pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xviii

Menurut kebijaksanaan umum kurikulum berbasis kompetensi (2006) dalam

(Leo Sutrisno, dkk, 2007:2-29) mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat.

3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

4) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

c. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

1) Pengertian Pembelajaran

Dalam TIM PGSD (2007: 6) dinyatakan bahwa pembelajaran adalah

membelajarkan siswa dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Sedangkan menurut Dimyati

dan Mudjiyono dalam TIM PGSD (2007: 7-8), pembelajaran adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain instruksional, untuk menjadikan siswa belajar

secara aktif. Pengertian ini juga menekankan adanya sumber belajar.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru selaku pendidik dan belajar dilakukan oleh peserta didik. UUSP

No.20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan

pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar (TIM PGSD, 2007:

8). Knirk dan Gustafson dalam TIM PGSD (2007: 8) menyatakan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan

pelaksanaan, dan evaluasi

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran

adalah suatu kegiatan yang dirancang secara terprogram yang melibatkan peserta

didik, pendidik dan sumber belajar melalui proses tahapan rancangan, pelaksanaan

dan evaluasi untuk memperoleh pengetahuan baru.

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xix 2) Pembelajaran IPA di SD

Menurut Srini M. Iskandar (2001: 18-19) pelajaran IPA lebih mementingkan

kemampuan berpikir daripada kemampuan menghafal. Disamping itu

dipentingkan juga kemampuan mengadakan pengamatan secara teliti,

menggunakan prinsip, memecahkan percobaan sederhana, menyusun data,

mengemukakan dugaan .

Pembelajaran IPA merupakan media pengembangan potensi siswa SD yang

didasarkan pada karakteristik psikologis anak, memberikan kesenangan bermain

dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri, seluk beluk dan

teka-teki fenomena alam di sekitar dirinya, mengembangkan potensi saintis yang

terdapat dalam dirinya, memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang

fenomena alam, sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-konsep

baru yang harus dikuasainya (http://www.scribd.com/doc/17087298/Karakteristik-

Pembelajaran-IPA-SD).

Teori belajar yang menonjol di dalam pendidikan IPA adalah teori piaget

dan teori konstruktivisme. Teori Piaget menguraikan perkembangan kognitif dari

masa bayi sampai masa dewasa. Sedangkan teori konstruktivisme menekankan

bahwa peserta didik tidak menerima begitu saja ide-ide dari orang lain.

Menurut teori Piaget “Mengenai Perkembangan Kognitif” dalam Srini M.

Iskandar (1996:22) berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan

intelektual anak seusia siswa SD maka penyajian konsep dan keterampilan dalam

pembelajaran IPA harus dimulai dari hal-hal nyata (konkrit) ke abstrak; dari

mudah ke sukar; dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh. Selain itu

memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, terpadu dan melalui

proses manipulatif. Dengan kata lain, mulailah dari apa yang ada di sekitar siswa

dan yang dikenal, diminati serta diperlukan siswa. Secara psikologis, anak usia

SD berada dalam dunia bermain. Tugas guru adalah menciptakan dan

mengelompokkan suasana bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi media

yang efektif untuk membelajarkan siswa dalam IPA.

Konstruktivisme menurut Srini M. Iskandar (1996: 31) adalah proses

membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xx berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan memang berasal

dari luar tetapi dikonstruksi dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan

terbentuk oleh dua faktor penting yaitu: objek yang menjadi bahan pengamatan

dan kemampuan subjek untuk mengintepretasi objek tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA

adalah sebagai media pengembangan potensi siswa SD seharusnya didasarkan

pada karakteristik psikologis anak; memberikan kesenangan bermain dan

kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri, seluk beluk dan

teka-teki fenomena alam di sekitar dirinya; mengembangkan potensi saintis yang

terdapat dalam dirinya; memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang

fenomena alam; sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-konsep

baru yang harus dikuasainya.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta

didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan

pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik

untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

difasilitasi oleh guru.

Pada kelas III SD, pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas III semester I,

materi-materi yang ada di dalam silabus adalah:

1) Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang

mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup

2) Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan

upaya menjaga kesehatan lingkungan

3) Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

Sedangkan pada semester II, materi-materi IPAnya adalah:

1) Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan

sumber energi.

2) Menerapkan konsep energi gerak

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxi 3) Memahami kenampakan permukaan bumi , cuaca dan pengaruhnya bagi

manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan

melestarikan alam.

Dalam standar kompetensi ini terdapat 4 kompetensi dasar yakni 1)

Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar, 2)

Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca , 3) Mendeskripsikan

pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia, dan 4) Mengidentifikasi cara manusia

dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. Materi

“Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca”, ada pada tema Gejala

Alam.

Dalam silabus kelas III sekolah dasar dijelaskan bahwa materi tersebut

terdapat 3 indikator pembelajaran, yakni 1) Menyebutkan cuaca berdasarkan hasil

pengamatan 2) Meramalkan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan langit

dan 3) Menggambarkan secara sederhana simbol yang biasa digunakan untuk

menunjukkan kondisi cuaca.

Tabel 1. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Kelas 3 semester 2

N

o

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi

Pokok

Indikator

1. Memahami

kenampakan

permukaan bumi

,cuaca dan

pengaruhnya bagi

manusia, serta

hubungannya

dengan cara

manusia

memelihara dan

melestarikan alam.

Menjelaskan

hubungan

antara keadaan

awan dan cuaca

Keada

an

Cuaca

1. Menyebutkan cuaca

berdasarkan hasil

pengamatan.

2. Meramalkan cuaca

yang akan terjadi

berdasarkan keadaan

langit.

3. Menggambarkan

secara sederhana simbol

yang biasa digunakan

untuk menunjukkan

kondisi cuaca.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxii

Cuaca adalah keadaan udara pada satu wilayah tertentu dalam jangka

waktu terbatas. Macam – macam kondisi cuaca antara lain :

1. Cuaca cerah ditunjukkan dengan keadaan langit yang bersih dan matahari

yang bersinar terang.

2. Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa di langit banyak

terdapat awan.

3. Cuaca panas ditunjukkan bila matahari menyinari bumi dan menghangatkan

udara di sekeliling bumi.

4. Cuaca dingin terjadi bila suhu udara rendah sehingga terasa dingin.

5. Cuaca hujan ditunjukkan dengan terjadinya hujan dari udara.

6. Cuaca badai ditunjukkan dengan terjadinya hujan disertai dengan halilintar

atau petir.

Proses terbentuknya hujan : Air yang ada di permukaan Bumi akan

menguap menjadi uap air. Hal ini terjadi karena panas matahari. Selanjutnya,

karena dingin uap air tersebut akan mengembun. Akibatnya, terbentuklah butiran

air. Butiran-butiran air yang terkumpul akan membentuk awan. Semakin lama

butiran-butiran air tersebut semakin besar. Butiran-butiran air yang semakin besar

akan saling bertabrakan. Hal ini akan menghasilkan tetesan air dan jatuh ke Bumi

sebagai hujan. Air hujan yang turun akan mengalami proses pembentukan hujan

lagi. Macam – macam awan ada tiga yaitu :

a. Awan sirus adalah awan yang berbentuk serabut – serabut halus berwarna

putih dan mengambang paling tinggi dari semua awan.

b. Awan kumulus adalah awan yang berbentuk gumpalan putih dengan bagian

atas menyerupai bunga koldan mengambang di bawah awan sirus.

c. Awan stratus adalah awan yang berbentuk lembaran yang berlapis-lapis dan

membentang mendatar dan mengambang paling dekat dengan permukaan

bumi.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxiii

3. Hakikat Model Quantum Learning

a. Hakikat Model Pembelajaran

1) Pengertian Model Pembelajaran

Mills dalam Agus Suprijono (2009 : 45) mengemukakan bahwa

model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu. Sedangkan Dahlan dalam Isjoni (2010:49)

mengartikan model mengajar sebagai suatu rencana atau pola yang sudah

direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di

kelasnya.

Winataputra dalam (Sugiyanto, 2008:7) mengungkapkan bahwa

model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan suatu pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan pengajar dalam membuat rencana dan

melakukan kegiatan pembelajaran. Sedangkan Arends dalam Isjoni

(2009:73) mengemukakan model pembelajaran mengacu pada pendekatan

yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran,

tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

pengelolaan kelas.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu rancangan atau prosedur yang sistematis yang

dapat digunakan sebagai panduan dalam merencanakan pembelajaran

dengan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

tertentu.

2) Macam-Macam Model Pembelajaran

Sugiyanto (2008:7) menjelaskan bahwa ada beberapa model atau

strategi pembelajaran dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa antara lain:

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxiv

a). Model pembelajaran kontekstual

Merupakan konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk

menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dan penerapannya dalam kehidupan sehari-harinya.

b). Model pembelajaran kooperatif

Model kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan.

c). Model pembelajaran kuantum

Model ini merupakan ramuan dari berbagai teori pandangan

psikologi kognitif dan pemrograman neurologi yang mengandung konsep-

konsep teori otak kiri/kanan, teori otak truine pilihan modalitas, teori

kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman,

belajar dengan simbol, dan simulasi/permainan.

d). Model pembelajaran terpadu

Model pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran

yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif

mencari, menggali, menemukan konsep serta prinsip secara holistik dengan

memadukan beberapa pokok bahasan.

e). Model pembelajaran berbasis masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model

pembelajaran berbasis masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari

sehingga siswa belajar untuk berpikir dan menyelesaikan masalahnya

sendiri.

b. Hakikat Quantum Learning

1) Lahirnya Konsep Quantum Learning

Menurut Porter dan Hernacki (2005: 15) Quantum Learning adalah

seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan

bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning pertama

kali digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxv

percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam

lingkungan yang menyenangkan.

DePorter dalam http://www.newhorizons.org menyatakan sebagai

berikut:

Quantum Learning is a comprehensive model that covers both educational theory and immediate classroom implementation. It integrates research-based best practices in education into a unified whole, making content more meaningful and relevant to students' lives. Quantum learning is about bringing joy to teaching and learning with ever-increasing 'Aha' moments of discovery. It helps teachers to present their content a way that engages and energizes students. This model also integrates learning and life skills, resulting in students who become effective lifelong learners – responsible for their own education.

Menurut DePorter di atas dijelaskan bahwa pembelajaran quantum

adalah sebuah model kesatuan yang meliputi teori pembelajaran dan

implementasi ruang kelas saat ini. Pembelajaran quantum memadukan

penelitian berdasarkan praktek mengajar terbaik dalam pendidikan termasuk

kesatuan yang menyeluruh,membuat isi pelajaran lebih bermakna dan sesuai

dengan kehidupan siswa. Quantum Learning membuat belajar mengajar

menjadi menyenangkan. Hal ini membuat siswa sangat bersemangat dalam

belajar. Model ini juga memadukan pembelajaran dan keterampilan serta

menghasilkan siswa yang aktif dalam belajar.

Quantum Learning menurut Porter dan Hernacki (2005: 16)

didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika

kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi.

Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc². Tubuh kita secara materi di

ibaratkan sebagai materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak

mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi

cahaya.

Porter dan Hernacki (2005: 14) menyatakan Quantum Learning

berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang berkebangasaan

Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxvi

“Suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti

dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun

memberikan sugesti positif ataupun negatif, ada beberapa teknik yang dapat

digunakan untuk memberikan sugesti positif yaitu mendudukan murid secara

nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi

individu, menggunakan media pembelajaran untuk memberikan kesan besar

sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih.

Menurut De Porter dan Hernacki (2005: 16) Quantum Learning

menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP

(Program neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri.

Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi

belajar yang lain seperti:

1) Teori otak kanan atau kiri.

2) Teori otak 3 in 1.

3) Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinetik).

4) Teori kecerdasan ganda.

5) Pendidikan holistik (menyeluruh).

6) Belajar berdasarkan pengalaman.

7) Belajar dengan simbol (Metaphoric Learning).

8) Simulasi atau permainan.

Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna

apabila ada interaksi antara siswa dan sumber belajar dengan materi, kondisi

ruangan, fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak

monoton diantaranya melalui penggunaan musik pengiring. Interaksi ini

berupa keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar.

Menurut De Porter dan Hernacki (2005: 12) dengan belajar

menggunakan Quantum Learning akan didapatkan berbagai manfaat yaitu:

1) Bersikap positif.

2) Meningkatkan motivasi.

3) Keterampilan belajar seumur hidup.

4) Kepercayaan diri.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxvii

5) Sukses atau hasil belajar yang meningkat.

Menurut DePorter dalam http://www.learningforum.com,

menyatakan bahwa:

The perpetual question facing our education system is how to improve students' academic performance on standardized tests, enhance teachers' instructional techniques and increase student achievement overall. What's working and by what evidence? A recent study, Quantum Learning's Impact on Achievement in Multiple Settings, was completed by William Benn. Benn, an External Evaluator for Program Improvement Schools, approved by the California Department of Education, studied the impact of the Quantum Learning model on 18 schools in four states. The schools were chosen for their degree of commitment to Quantum Learning. All had implemented Quantum Learning over a number of years with a majority of their staff participating. High implementation and 'buy-in' from staff is a key component that correlates to the success of any method. New Lexington Elementary School in the El Monte School District in California was one of the schools chosen for the study. New Lexington began conducting the Quantum Learning school wide reform model during the 2001-2002 school year and have continued through 2003. The results of the Academic Performance Index (API) scores from 2001 and 2002 indicate that New Lexington made statistically and educationally significant gains in academic achievement compared to 44 comparison schools. It also showed gains based on SAT-9 results. New Lexington Principal, Karen Smith commented, "Quantum Learning strategies played a key role in raising our students' literacy levels. In addition, I'm seeing a renewed sense of energy and purpose in my teachers' classrooms that truly helps to 'hook' students. When I see students get excited about learning, I get excited too." In all 18 schools, Benn's study found that the Quantum Learning model demonstrated a consistent pattern of positive impact on student achievement. These outstanding results ranged from statistically and educationally significant gains in reading, mathematics, writing to more comprehensive measures of core academic achievement. Students whom attend schools that use the Quantum Learning model show a pattern of greater achievement than comparison sample students that have not been taught these strategies. (http://www.learningforum.com)

Menurut DePorter dalam http://www.learningforum.com di atas

dijelaskan bahwa pertanyaan tiada henti tentang sistem pendidikan kita

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxviii

adalah bagaimana meningkatkan prestasi akademik siswa pada tes yang

berstandar, bagaimana teknik intruksionalnya dan bagaimana meningkatkan

prestasi siswa secara keseluruhan, apa yang perlu dikerjakan dan dengan

bukti apa. Seorang peneliti yang bernama William Benn dalam studi atau

penelitiannya tentang “Quantum Learning’s Impact on Achievement in

Multiple setting”, telah meneliti dan mempelajari dampak dari pembelajaran

quantum learning pada18 sekolah di 4 negara bagian.

Hasilnya dari 18 sekolah tersebut, menunjukkan bahwa model

pembelajaran quantum memberlakukan pola pengaruh positif yang konsisten

terhadap prestasi siswa. Hasil yang memuaskan bergerak dari perolehan

yang dicapai secara statistik dan signifikan dalam bidang membaca,

matematika, menulis dan lain-lain. Siswa-siswa yang datang ke sekolah

yang menerapkan model pembelajaran quantum, menunjukkan pola prestasi

yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak belajar dengan

model pembelajaran tersebut.

2) Karakteristik Pembelajaran Quantum

Menurut Sugiyanto (2008:69) pembelajaran Quantum Learning

memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan menguatkan

sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok

pembelajaran quantum adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika quantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep quantum dipakai, b) Pembelajaran quantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, hewan-istis, dan atau nativistis, c) Pembelajaran Quantum lebih bersifat Konstruktivis, d) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna, e) Pembelajaran quantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang tinggi, f) Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat, g) Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran, h) Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran, i) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau material, j) Pembelajaran quantum menempatkan nilai dan

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxix

keyakinan sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran, k) Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban, l) Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

3) TANDUR sebagai Kerangka Perencanaan Model Quantum

Learning

Menurut DePorter (2005: 89) untuk memudahkan mengingatnya

dan untuk keperluan konstruksional pembelajaran quantum dikenal dengan

konsep TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami,

Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Unsur-unsur ini

membentuk basis struktur yang melandasi model Quantum Learning.

Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat

pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas dengan beragam

budayanya, jika pada guru betul-betul menggunakan prinsip-prinsip atau

nilai-nilai pembelajaran model Quantum Learning. Kerangka ini juga

memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran, berlatih dan

menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan akhirnya dapat

mencapai kesuksesan belajar.

Kerangka pembelajran TANDUR adalah sebagai berikut:

a) Tumbuhkan : Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan

mereka, buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan

kita ajarkan.

b) Alami : Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan

untuk mengetahui

c) Namai : Berikan data tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-

konsep pokok dan materi pelajaran.

d) Demonstrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan

pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan

membuatnya sebagai pengalaman pribadi

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxx

e) Ulangi : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan

melalui pertanyaan post tes, ataupun penugasan,atau membuat ikhtisar

hasil belajar.

f) Rayakan: Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.

Perayaan menambah belajar dengan asosiasi positif.

4) Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar di kelas, “Quantum Learning”

menggunakan berbagai macam metode ceramah, tanya jawab, diskusi,

demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, dan metode pemberian tugas.

Menurut TIM PGSD (2007: 87), metode ceramah bertujuan untuk

menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian-

pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak dan luas serta untuk penemuan-

penemuan yang langka dan belum meluas. Metode demonstrasi mengajarkan

prosedur yang harus dimiliki peserta didik, membuat informasi menjadi

lebih konkret serta mengembangkan kemampuan audio dan visual peserta

didik.

Menurut Moedjiono dalam PGSD (2007: 94) metode kerja

kelompok akan memupuk kerja sama peserta didik dan membuat peserta

didik aktif. Metode eksperimen membantu siswa mampu menyimpulkan

fakta-fakta, informasi atau data-data yang diperoleh, melatih peserta didik

melaksanakan dan melaporkan percobaan. Metode pemberian tugas akan

merangsang anak aktif belajar baik individual maupun kelompok.

Metode yang telah dipaparkan di atas tidak ada yang sempurna jika

diterapkan sendiri, sehingga harus digunakan secara bergantian untuk saling

melengkapi kelemahan-kelemahan yang ada. Penggunaan berbagai metode

secara bergantian akan membuat siswa menikmati kegiatan belajarnya dan

tidak merasakan kebosanan belajar serta merangsang siswa untuk belajar.

Menurut De Porter, langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran melalui konsep Quantum Lerning dengan cara:

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxi

a) Kekuatan Ambak

Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental

antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan (De Potter dan Hernacki

2005: 49). Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya

motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini

siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang

manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi.

b) Penataan lingkungan belajar

Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan

lingkungan yang dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya,

dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah

kebosanan dalam diri siswa.

c) Memupuk sikap juara

Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam

belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk

memberikan pujian pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi

jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi.

Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan lebih dihargai.

d) Bebaskan gaya belajarnya

Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya

belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam Quantum

Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada

siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja.

e) Membiasakan mencatat

Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika

sang siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan

kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan

ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan memberikan simbolsimbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh

siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxii

f) Membiasakan membaca

Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena

dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman,

menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru

hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran

maupun buku-buku yang lain.

g) Jadikan anak lebih kreatif

Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba

dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan

mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.

h) Melatih kekuatan memori anak

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga

anak perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

Pembelajaran Quantum Learning lebih mengutamakan keaktifan

peran serta siswa dalam berinteraksi dengan situasi belajarnya melalui panca

inderanya baik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan

pengecapan, sehingga hasil penelitian Quantum Learning terletak pada

modus berbuat yaitu Katakan dan Lakukan, dimana proses pembelajaran

Quantum Learning mengutamakan keaktifan siswa, siswa mencoba

mempraktekkan media melalui kelima inderanya dan kemudian

melaporkannya dalam laporan praktikum dan dapat mencapai daya ingat

90%. Semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka

materi pelajaran akan semakin bermakna.

Selain itu dalam proses pembelajaran perlu diperdengarkan musik

untuk mencegah kebosanan dalam belajarnya. Pemilihan jenis musik pun

harus diperhatikan, agar jangan musik yang diperdengarkan malah

mengganggu konsentrasi belajar siswa.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxiii

B. Penelitian Yang Relevan

1. Hermawan Widyastantyo (2007) melakukan penelitian yang berjudul

Penerapan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Mata Pelajaran IPA (SAINS) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari

Kabupaten Temanggung. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa penerapan

metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA (SAINS). Peningkatan ini ditunjukkan oleh perbandingan rata-

rata hasil belajar yang dicapai antara siklus I (53,97), siklus II (65,74)

peningkatan prosentase 11,77% dan siklus III (73,24) peningkatan prosentase

7,5%. Pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Learning

mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baik sesuai dengan indikator

keberhasilan.

2. Yona Kristianto Mutiasmoro (2007) Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar

Siswa Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Stad Pada

Pembahasan Materi Perbandingan Dan Fungsi Trigonometri Sub Pokok

Bahasan Aturan Sinus Cosinus Dan Luas Segitiga Pada Kelas X-2 di SMA

MASEHI 1 PSAK Semarang. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari

nilai rata-rata tes matematika semester 1 adalah 51 menjadi 74,44 pada pokok

bahasan perbandingan dan fungsi trigonometri sub pokok bahasan aturan sinus

cosinus dan luas segitiga pada siswa kelas X-2 di SMA Masehi 1 PSAK.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun

suatu kerangka pemikiran. Pada awal pembelajaran guru yang masih

menggunakan pembelajaran konvensional. Guru lebih menekankan pada

terselesainya materi pelajaran daripada tingkat kemampuan siswa dalam

memahami materi. Hal ini membuat siswa menjadi mudah bosan dan informasi

yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta komunikasi pembelajaran hanya

satu arah sehingga membuat keaktifan siswa kurang dalam pembelajaran. Siswa

masih merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxiv mereka pahami dan menjawab pertanyaan dari guru sehingga membuat siswa

kurang aktif dalam pembelajaran Akibat dari permasalahan tersebut menjadikan

aktivitas belajar IPA menjadi rendah.

Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan

menerapkan model quantum learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

dalam pembelajaran IPA cuaca dan awan. Dari pemikiran di atas dapat

digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Aktivitas belajar IPA meningkat

Kondisi awal

Kondisi akhir

Tindakan

Pembelajaran Konvensional

Aktivitas belajar IPA rendah

Pembelajaran dengan Quantum Learning akan

menjadikan siswa :

1) Bersikap positif.

2) Meningkatkan motivasi.

3) Keterampilan belajar seumur hidup.

4) Kepercayaan diri.

5) Sukses atau hasil belajar yang meningkat

Siklus II Dengan target, aktivitas belajar siswa dapat meningkat mencapai 80%

Siklus I Dengan target, aktivitas belajar siswa dapat meningkat mencapai 70%

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxv

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

“Ada peningkatan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas III dengan menggunakan

model Quantum Learning di SD negeri Sondakan no 11 Surakarta”.

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxvi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sondakan No. 11

Surakarta. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan diantaranya

lokasinya strategis, selain itu juga tempat peneliti melaksanakan PPL sehingga

memudahkan peneliti memperoleh data.

2. Waktu Penelitian

Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan

dilakukan selama 6 bulan, yakni mulai bulan Februari sampai dengan Juli

2010.

Jenis kegiatan Bulan ( Tahun 2010 )

Februari Maret April Mei Juni Juli

Pembuatan proposal xx xx

Persiapan penelitian xx xx

Pelaksanaan Siklus I xx

Pelaksanaan Siklus II xx

Menyusun Laporan xx xx xx

Revisi xx

Tabel 2. Daftar Jadwal Kegiatan Penelitian

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas III SD Negeri Sondakan No. 11

Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 yang berjumlah 36 siswa, yang terdiri dari 18

putra dan 18 putri.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxvii

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang dapat digali untuk

mendapatkan berbagai informasi guna memperlancar penelitian, yaitu pertama

informan, yakni guru kelas III SDN Sondakan No. 11 yaitu Bp. Joko Purnawan,

S.Pd. Kedua, peristiwa yaitu proses belajar mengajar IPA yang terjadi serta sikap

guru dan siswa dalam aktivitas pembelajaran tersebut. Sumber yang terakhir yaitu

data yang berupa angket, dan lembar observasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai bentuk penelitian tindakan kelas dan juga sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah:

1. Teknik observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (guru kelas).

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan

pengamat melihat dan mengamati secara langsung kemudian mencatat

perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Tujuan

dilakukan observasi adalah untuk mengetahui aktivitas belajar IPA siswa

pada materi cuaca dan awan.

2. Metode angket

Angket berisi daftar pertanyaan yang diberikan kepada siswa.

Melalui angket dapat mengetahui aktivitas belajar yang dilakukan siswa

selama kegiatan pembelajaran. Pada pembuatan angket ini menggunakan

angket pilihan ganda. Pedoman penilaian angket ini (indikator angket diambil

dari Suharsimi Arikunto, 2006: 241-242) dapat dirinci sebagai berikut:

a. Pilihan jawaban (a) selalu mempunyai skor 4

b. Pilihan jawaban (b) sering mempunyai skor 3

c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang mempunyai skor 2

d. Pilihan jawaban (d) tidak pernah mempunyai skor 1

Total Skor Maksimal 100

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxviii 3. Dokumentasi

Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan catatan

sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.

Digunakan untuk memperoleh data berupa nama siswa kelas III, data nilai

siswa, dan sejarah perkembangan SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta.

4. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antar dua orang atau lebih secara

langsung. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara dengan guru dan

siswa. Wawancara ini dimaksudkan sebagai pelengkap untuk mengetahui

aktivitas pembelajaran siswa dan untuk mengetahui penggunaan quantum

learning dalam pembelajaran.

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data

Menurut model Analisis Interaktif Mattew B. Miles dan A. Michael

Huberman dalam Iskandar (2008: 222) dalam proses analisis data ada tiga

komponen yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah

1) data reduksi, 2) Penyajian data, 3) penarikan simpulan”. Langkah-langkah

tersebut adalah:

a. Reduksi data

Reduksi data adalah suatu proses pemilihan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data yang telah muncul dari

beberapa catatan tertulis yang diperoleh di lapangan. Reduksi data

merupakan bentuk analisis yang menajamkan, membuang yang tidak

perlu, mengarahkan, menggolongkan, dan mengorganisasi data sehingga

diperoleh suatu kesimpulan.

b. Penyajian data (display data)

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah tersusun dan

memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xxxix

pengambilan tindakan. Penyajian data tersebut dengan menggabungkan

berbagai informasi yang telah didapat selama kejadian berlangsung.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali pada

benar tidaknya data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian.

Gambar 2. Bagan Teknik Analisis Data: Model Interaktif (Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman dalam Iskandar, 2008: 222) 2. Uji Validitas Data

Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan dua macam uji,

yaitu:

a. Triangulasi data yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat

kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda. Informasi dari narasumber yang satu dibandingkan dengan

informasi dari narasumber lainnya.

b. Triangulasi metode adalah mengumpulkan data yang sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

Misalnya wawancara dan observasi. Penggunaan metode pengumpulan

data yang berbeda ini untuk menguji kemantapan informasinya.

Pengumpulan data Sajian Data

Reduksi data Penarikan Kesimpulan

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xl

F. Prosedur Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2008 : 16) dalam pelaksanaan PTK ini,

mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus yang tercakup empat

kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Gambar 3 Strategi Penelitian

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan ( planning )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di

mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada tahap

perencanaan ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang akan mendapat

penanganan khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan

guna membantu peneliti merekam fakta atau hal-hal yang terjadi selama tindakan

dilaksanakan.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya

buku-buku penunjang, dan alat tulis

4) Menyiapkan peralatan dokumentasi, misalnya kamera

perencanaan

Siklus I

pengamatan

perencanaan

Siklus II

pengamatan

pelaksanaan

pelaksanaan

refleksi

refleksi

?

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xli

5) Menyiapkan media yang dipakai yakni gambar cuaca dan awan, gelas,

es batu, air hangat, plastik.

6) Membuat teks lagu “Terjadinya Hujan” dengan menggunakan kertas

karton

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ( Acting )

Tahap ke-2 dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Guru menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum

Learning

2) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model pembelajaran

Quantum Learning

3) Memantau perkembangan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

IPA

c. Tahap Observasi ( Observing )

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa

selama berlangsungnya PBM melalui lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa

dan mengamati kesesuaian guru dalam mengajar dengan skenario pembelajaran

yang telah dilakukan melalui lembar kinerja guru. Kegiatan selanjutnya adalah

memberi tes siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa, dan memberi angket

tanggapan siswa sesudah pembelajaran selesai. Di samping itu juga melakukan

pengamatan mengenai keefektivan penggunaan quantum learning dalam

pembelajaran IPA.

d. Tahap Refleksi ( Reflecting )

Dalam tahapan ini peneliti melakukan evaluasi terhadap tahapan-tahapan

yang telah dilalui. Menganalisis dan merefleksi proses kegiatan belajar mengajar,

keaktifan siswa, hasil belajar, dan tanggapan siswa untuk mengetahui perubahan

yang terjadi selama tindakan dengan menerapkan Quantum Learning dalam

pembelajaran. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan

siklus berikutnya, yakni untuk mengetahui hal mana yang perlu mendapat

perbaikan.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xlii 2. Rancangan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan ( Planning )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di

mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada tahap

perencanaan ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang akan mendapat

penanganan khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan

guna membantu peneliti merekam fakta atau hal-hal yang terjadi selama tindakan

dilaksanakan.

Adapun langkah – langkah yang dilaksanakan dalam rancangan ini adalah

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

2) Membuat skenario pembelajaran

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya

buku-buku penunjang, dan alat tulis

5) Menyiapkan peralatan dokumentasi, misalnya kamera

6) Menyiapkan media yang dipakai yakni slide cuaca, LCD, Laptop,

kabel Rol

7) Membuat teks lagu “hujan dan hujan gerimis ” dengan menggunakan

kertas karton

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ( Acting )

Tahap ke-2 dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas.

Adapun langkah- langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

2) Guru menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Quantum

Learning

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan pendekatan Quantum

Learning

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xliii

4) Memantau perkembangan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

IPA

c. Tahap Observasi ( Observing )

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa

selama berlangsungnya PBM melalui lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa

dan mengamati kesesuaian guru dalam mengajar dengan skenario pembelajaran

yang telah dilakukan melalui lembar kinerja guru. Kegiatan selanjutnya adalah

memberi tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa, dan memberi angket

tanggapan siswa sesudah pembelajaran selesai. Di samping itu juga melakukan

pengamatan mengenai keefektivan penggunaan quantum learning dalam

pembelajaran IPA.

d. Tahap Refleksi ( Reflecting )

Dalam tahapan ini peneliti melakukan evaluasi terhadap tahapan-tahapan

yang telah dilalui. Menganalisis dan merefleksi proses kegiatan belajar mengajar,

keaktifan siswa, hasil belajar, dan tanggapan siswa untuk mengetahui perubahan

yang terjadi selama tindakan dengan menerapkan Quantum Learning dalam

pembelajaran. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menentukan langkah

selanjutnya apakah masih perlu mendapat perbaikan atau tidak.

G. Indikator Ketercapaian

Penelitian ini dikatakan berhasil jika penerapan Quantum Learning dapat

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Sondakan No. 11

yang meliputi Visual activities, Oral activities, Listening activities, Writing

activities, Drawing activities, Motor activities, Mental activities, Emosional

activities hingga mencapai 70% dari keseluruhan siswa pada siklus I, dan

akhirnya mencapai 80% kenaikan pada siklus II.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xliv

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal

Peneliti melakukan kegiatan survey awal pada siswa kelas III SDN

Sondakan No.11 Surakarta sebelum melaksanakan tindakan penelitian. Kegiatan

survey awal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari

informasi dan menemukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah dalam proses

pembelajaran IPA di sekolah tersebut khususnya kelas III. Setelah peneliti

melakukan pendekatan dengan guru kelas III dan mengamati keadaan siswa

melalui observasi pembelajaran dan pengisian angket di kelas, peneliti

menemukan bahwa pembelajaran IPA masih dirasa sulit oleh siswa. Hal ini

menyebabkan aktivitas belajar siswa menjadi kurang sehingga nilai pelajaran IPA

masih belum memuaskan.

Berdasarkan nilai observasi dan nilai angket sebelum tindakan, dapat

diketahui bahwa prosentase aktivitas belajar siswa tergolong rendah seperti

terlihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3 Nilai Aktivitas Belajar IPA Pada Kondisi Awal

No Res Nilai Observasi

Nilai Angket Rata-rata

1 42 46 44 2 70 72 71 3 51 67 59 4 72 70 71 5 61 67 64 6 46 64 55 7 41 51 46 8 70 72 71 9 48 60 54 10 48 64 56 11 74 72 73

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xlv

12 68 70 69 13 70 74 72 14 48 44 46 15 52 64 58 16 67 75 71 17 69 75 72 18 64 78 71 19 68 76 72 20 54 66 60 21 45 51 48 22 67 75 71 23 72 70 71 24 49 55 52 25 52 56 54 26 46 56 51 27 78 72 75 28 71 75 73 29 68 74 71 30 54 70 62 31 74 76 75 32 41 55 48 33 44 52 48 34 50 66 58 35 54 56 55 36 41 47 44

Keterangan:

Skor 44-52 = sangat kurang

Skor 53-61 = kurang

Skor 62-70 = sedang

Skor 71-79 = baik

Skor 80-88 = sangat baik

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi aktivitas

belajar IPA sebagai berikut :

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xlvi

Tabel 4. Tabel Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar IPA Pada Kondisi Awal

No Interval Nilai

Frekuensi (Fi)

Nilai Tengah

(Xi) Fi.Xi Prosentase

(%) Keterangan

1 44-52 9 48 432 25 Sangat Kurang 2 53-61 9 57 513 25 Kurang 3 62-70 3 66 198 8.33 Sedang 4 71-79 15 75 1125 41.67 Baik 5 80-88 0 84 0 0 Sangat Baik

Jumlah 36 2268 100

Nilai Rata-rata = 2268 : 36 = 61,42

Ketuntasan Klasikal = 15 : 36 x 100% = 41,67%

Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas

belajar siswa masih sangat kurang yaitu mencapai 41,67%. Dari data dapat

diketahui bahwa sebanyak 15 siswa (41,67%) termasuk siswa yang aktivitas

belajarnya baik, 3 siswa (8,33%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sedang,

9 siswa (25%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya kurang, dan sebanyak 9

siswa (25%) termasuk siswa yang sangat kurang aktivitas belajarnya. Nilai rata-

rata yang diperoleh adalah 61,42 dan ketuntasan aktivitas belajar klasikal

mencapai 41,67%.

Tabel distribusi frekuensi aktivitas belajar IPA siswa Kelas III SD

Negeri Sondakan No. 11 pada kondisi awal di atas dapat disajikan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xlvii

Grafik 1 Grafik Aktivitas Belajar IPA Pada Kondisi Awal

Berdasarkan data pada kondisi awal tersebut dapat terlihat bahwa aktivitas

belajar siswa kelas III SD Negeri Sondakan No. 11 pada mata pelajaran IPA

tergolong sangat kurang. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha

untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa khususnya pada materi cuaca dan

awan dengan mengadakan penelitian di kelas III yang menerapkan Quantum

Learning sehingga hasil pembelajarannya pun lebih memuaskan.

2. Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan

terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama satu

minggu yaitu pada tanggal 30 April 2010 dan 01 Mei 2010, yang diikuti oleh

siswa kelas III sebanyak 36 siswa. Dalam penelitian ini peneliti berperan langsung

sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan Quantum

Learning dan dibantu oleh seorang observer yaitu guru kelas III yang bernama

Bapak Joko Purnawan, S.Pd. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam

siklus I adalah sebagai berikut:

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xlviii

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan peneliti melakukan observasi

(pengamatan) terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan

siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung,

penggunaan metode, model, strategi, serta media pembelajaran yang digunakan

oleh guru. Peneliti juga meminta siswa mengisi angket guna meminta tanggapan

siswa dalam pembelajaran selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan

guru sebagai pelengkap data guna mencatat hasil belajar yang diperoleh oleh

masing-masing siswa khususnya nilai IPA.

Berdasarkan pengamatan dan pengisian angket terhadap pembelajaran

tersebut diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan tersebut

menunjukkan bahwa dari 36 siswa kelas III SD Negeri Sondakan No.11, hanya 15

siswa atau 41,67 % siswa yang aktivitas belajarnya baik (mendapat nilai di atas

71). Sedangkan sebanyak 21 siswa atau 58,33% aktivitas belajarnya masih sangat

kurang. Berdasarkan dari kenyataan tersebut, peneliti mencari alternatif yang

dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa yaitu

menggunakan model Quantum Learning.

Selanjutnya peneliti melakukan langkah – langkah berikutnya. Dengan

berpedoman pada Silabus Sekolah Dasar Kelas III maka peneliti melakukan

langkah - langkah sebagai berikut :

1. Memilih dan menetapkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan

Indikator

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan

4. Mempersiapkan LKS, dan evaluasi pembelajaran

5. Mempersiapkan lembar observasi dan angket aktivitas belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dan

pertemuan kedua selama 2 x 35 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

xlix praktikan, sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer. Dalam pembelajaran

guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Quantum Learning.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April 2010 pada jam

pelajaran keempat dan kelima yaitu pukul 09.00-10.10 WIB. Pada pertemuan I

materi yang diajarkan adalah cuaca. Siklus I dilaksanakan 2x35 menit dalam dua

kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum

Learning. Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah

menggunakan mind mapping (peta pikiran) cuaca. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan model Quantum Learning dengan konsep TANDUR, yang

meliputi: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.

Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian presensi siswa. Setelah

itu guru memeriksa kesiapan siswa belajar kemudian mengkondisikan siswa

sebaik mungkin sebelum masuk ke materi. Sesuai dengan konsep T

(Tumbuhkan) pada Quantum Learning untuk apersepsi, guru menyampaikan

tujuan pembelajaran, kemudian guru melakukan tanya jawab kepada siswa

tentang cuaca hari ini. Guru bertanya “Bagaimana keadaan cuaca hari ini”, “Siapa

yang pernah melihat prakiraan cuaca di TV?”. Kegiatan dilanjutkan dengan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengidentifikasi kondisi cuaca. Supaya

lebih bersemangat guru memberi motivasi kepada siswa dan mengajak siswa

bernyanyi “Bunyi Hujan”.

Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu siswa ditunjukkan mind mapping

(peta pikiran) konsep cuaca. Disini siswa diberi peta konsep cuaca agar bisa

mendeskripsikan pengertian cuaca. Kemudian N (Namai) saat minat belajar siswa

memuncak, siswa dan guru bertanya jawab macam-macam kondisi cuaca dan

mengamati simbol–simbol prakiraan cuaca. Konsep Quantum Learning yang

selanjutnya yaitu D (Demonstrasikan), pada tahap ini beberapa siswa

demonstrasi di depan kelas menjelaskan simbol-simbol prakiraan cuaca.

Selanjutnya U (Ulangi), yaitu guru melakukan evaluasi yang dilakukan dengan

jalan meminta setiap siswa menggambar simbol-simbol prakiraan cuaca. Dan

yang terakhir perlu R (Rayakan), yaitu memberikan reward atau pujian terhadap

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

l siswa yang paling aktif dan yang mendapat nilai bagus. Setelah itu sebagai

penutupan di pertemuan pertama guru menarik kesimpulan dari pembelajaran,

memberikan evaluasi dan nasihat-nasihat kepada siswa sebagai refleksi.

Pembelajaran dibubarkan dengan menyanyikan lagu “sayonara” bersama-sama.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Mei 2010 pada jam

pelajaran ketiga dan keempat yaitu pada pukul 08.10-08.45 dan 09.00-09.35 WIB.

Pada pertemuan I materi yang diajarkan adalah awan dan peristiwa terjadinya

hujan. Siklus II dilaksanakan 2x35 menit dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum Learning. Media penunjang

yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan gambar awan dan alat-alat

percobaan proses terjadinya hujan. Pembelajaran dilaksanakan dengan

menerapkan model Quantum Learning dengan konsep TANDUR, yang meliputi:

Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Kegiatan

diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian presensi siswa. Setelah itu guru

memeriksa kesiapan siswa belajar kemudian mengkondisikan siswa sebaik

mungkin sebelum masuk ke materi. Sesuai dengan konsep T (Tumbuhkan) pada

Quantum Learning untuk apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kemudian guru melakukan tanya jawab tentang materi yang lalu. Guru bertanya

tentang “Apakah yang dimaksud Cuaca? kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu identifikasi awan dan proses terjadinya hujan. Guru memberi

motivasi menyanyikan lagu “Bunyi Hujan” supaya perhatian siswa menjadi lebih

fokus dalam pembelajaran. Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu siswa

memperhatikan gambar yang ditampilkan guru. Kemudian siswa dan guru

bertanya jawab mengenai macam – macam awan dikaitkan dengan dunia nyata.

Kemudian N (Namai) saat minat belajar siswa memuncak siswa menyebutkan

dan mendeskripsikan macam – macam awan. Konsep Quantum Learning yang

selanjutnya yaitu D (Demonstrasikan), pada tahap ini siswa di bagi menjadi

beberapa kelompok. Siswa melakukan percobaan mengamati proses terbentuknya

hujan. Guru membimbing siswa melakukan percobaan. Selanjutnya U (Ulangi),

yaitu guru melakukan evaluasi yang dilakukan dengan jalan memanggil setiap

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

li siswa maju kemudian meminta siswa menjelaskan proses terjadinya hujan. Selain

itu guru juga menyanyikan lagu “Terjadinya Hujan”. Dan yang terakhir perlu R

(Rayakan), yaitu memberikan reward atau pujian terhadap siswa yang paling

aktif dan yang mendapat nilai bagus. Setelah itu sebagai penutupan di pertemuan

pertama guru menarik kesimpulan dari pembelajaran, memberikan evaluasi dan

nasihat-nasihat kepada siswa sebagai refleksi. Pembelajaran dibubarkan dengan

menyanyikan lagu “sayonara” bersama-sama.

c. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran IPA dengan menggunakan

Quantum Learning. Pertemuan pertama berlangsung pada hari Jumat , 30 April

2010 pukul 09.00-10.10 WIB. Pertemuan kedua, pada hari Sabtu, 01 Mei 2010

pukul 08.10-08.45 dan 09.00-09.35. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas

dalam melaksanakan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Alat yang digunakan adalah lembar observasi,angket

dan kamera.

Pada pertemuan pertama, suasana kelas belum tertib karena ada beberapa

siswa yang masih di luar kelas meskipun jam istirahat sudah selesai. Guru

meminta siswa tersebut segera masuk kelas. Pada saat guru menerangkan, ada

siswa malah asyik berbicara sendiri. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi

gaduh. Pada saat guru meminta beberapa siswa menjelaskan simbol kondisi cuaca

di depan, siswa masih cenderung malu hanya beberapa siswa yang berani maju

dan ada beberapa yang ditunjuk guru untuk maju. Kemudian pada saat siswa

ditugaskan menggambar simbol kondisi cuaca ada beberapa siswa yang sibuk

sendiri berjalan kesana kemari melihat pekerjaan temannya. Pada akhir kegiatan,

siswa mengerjakan tes dalam waktu 10 menit. Sebelum menutup pelajaran, guru

meminta siswa mengisi angket pada pertemuan I.

Pada pertemuan kedua ini, suasana kelas belum tertib karena ada

beberapa siswa yang masih gaduh sendiri meskipun jam pelajaran sudah mulai..

Saat guru memulai pelajaran dengan melakukan tanya jawab tentang

pembelajaran yang telah lalu, beberapa siswa tunjuk jari menjawab pertanyaan

dari guru. Hal ini membuktikan bahwa siswa masih ingat dengan pembelajaran

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lii sebelumnya. Pada saat percobaan mengamati proses terjadinya hujan berlangsung,

terlihat aktivitas siswa, pembagian tugas oleh ketua kelompok mulai terlihat, ada

siswa yang melakukan percobaan, siswa yang mengamati percobaan dan ada

siswa yang menulis hasilnya. Walaupun masih ada pula beberapa anggota yang

sibuk sendiri. Kemudian, saat guru meminta beberapa kelompok menyampaikan

hasil diskusinya di depan, beberapa kelompok sudah mulai bersemangat maju

menyampaikan hasil percobaan. Sedangkan kelompok yang lain lebih

memperhatikan, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih bingung dengan

apa yang disampaikan sehingga guru meminta siswa yang lain memperhatikan.

Pada akhir kegiatan, siswa mengerjakan tes dalam waktu 10 menit. Sebelum

menutup pelajaran, guru meminta siswa mengisi angket pada pertemuan II.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai tingkat keaktivan

belajar siswa dengan menggunakan Quantum Learning. Observasi ini dilakukan

oleh guru kelas dalam rangka mengamati aktivitas belajar siswa pada proses

belajar mengajar. Hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5. Nilai Aktivitas Belajar IPA Pada Siklus I

No Res

Nilai Observasi Nilai Angket Rata-rata Pertemuan

I Pertemuan

II Rata-rata

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

1 54 62 58 63 61 62 60 2 65 77 71 76 82 79 75 3 71 83 77 63 83 73 75 4 67 79 73 64 74 69 71 5 67 77 72 75 81 78 75 6 63 69 66 65 71 68 67 7 50 64 57 68 74 71 64 8 73 77 75 79 75 77 76 9 62 74 68 78 78 78 73 10 71 81 76 79 77 78 77 11 76 84 80 83 85 84 82 12 73 83 78 80 80 80 79 13 65 75 70 76 72 74 72 14 60 64 62 66 74 70 66 15 67 79 73 82 84 83 78 16 77 71 74 79 85 82 78

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

liii

17 79 73 76 75 81 78 77 18 76 80 78 80 80 80 79 19 79 81 80 82 86 84 82 20 75 79 77 77 81 79 78 21 61 65 63 68 74 71 67 22 74 76 75 78 76 77 76 23 71 79 75 79 83 81 78 24 68 70 69 72 74 73 71 25 68 72 70 66 70 68 69 26 60 62 61 60 66 63 62 27 74 76 75 72 78 75 75 28 78 80 79 82 84 83 81 29 74 78 76 70 78 74 75 30 75 73 74 81 83 82 78 31 80 82 81 78 80 79 80 32 61 67 64 71 73 72 68 33 53 61 57 59 61 63 60 34 73 79 76 74 78 76 76 35 66 68 67 75 83 79 73 36 58 60 59 60 62 61 60

Keterangan:

Skor 44-52 = sangat kurang

Skor 53-61 = kurang

Skor 62-70 = sedang

Skor 71-79 = baik

Skor 80-88 = sangat baik

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi aktivitas

belajar IPA sebagai berikut :

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

liv Tabel 6. Tabel Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar IPA Pada Siklus I

No Interval

Nilai Frekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi) Fi.Xi

Prosentase (%) Keterangan

1 44-52 0 48 0 0 Sangat Kurang 2 53-61 3 57 171 8.33 Kurang 3 62-70 7 66 462 19.45 Sedang 4 71-79 22 75 1650 61.11 Baik 5 80-88 4 84 336 11.11 Sangat Baik Jumlah 36 2619 100

Nilai Rata-rata = 2619 : 36 = 73,14 Ketuntasan Klasikal = 26 : 36 x 100% = 72,22%

Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas

belajar siswa meningkat dari kondisi awal yaitu meningkat dari 41,67% menjadi

72,22% atau meningkat 30,55%. Dari data dapat diketahui bahwa sebanyak 4

siswa (11,11%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sangat baik, 22 siswa

(61,11%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya baik, 7 siswa (19,45%)

termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sedang, 3 siswa (8,33%) termasuk siswa

yang aktivitas belajarnya kurang, dan sebanyak 0 siswa (0%) termasuk siswa yang

sangat kurang aktivitas belajarnya. Nilai rata- rata yang diperoleh adalah 73,14

dan ketuntasan aktivitas belajar klasikal mencapai 72,22%.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi aktivitas belajar di atas dapat

disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lv

Grafik 2. Grafik Aktivitas Belajar IPA Pada Siklus I

Peningkatan aktivitas belajar siswa juga diikuti oleh peningkatan hasil

belajar siswa. Hampir semua siswa telah memperoleh nilai yang baik yaitu di atas

standar Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu > 63.

d. Tahap Refleksi

Data hasil observasi yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru kelas,

peneliti memperoleh temuan bahwa aktivitas belajar yang masih jarang dilakukan

oleh sebagian besar siswa adalah 1) Siswa belum terlihat adanya keberanian

bertanya tentang materi yang sedang diajarkan, 2) Siswa belum berani dalam

menjawab pertanyaan dari guru terutama pertanyaan yang dilontarkan secara

spontan dan secara lisan, 3) Siswa kurang memanfaatkan waktu diskusi

sebagamana mestinya, sehingga ketika diskusi, suasana kelas kurang hidup, 4)

Siswa masih belum berani melaporkan hasil diskusi atau hasil observasi di depan

kelas, siswa hanya berani jika ditunjuk oleh guru, 5) siswa belum dapat

menanggapi pernyataan dari guru/ teman, 6) masih ada beberapa siswa yang

belum menunjukkan keberanian dalam bertanya. Berdasarkan data tersebut,

peneliti bekerjasama dengan guru kelas membahas solusi dari permasalahan

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lvi tersebut yakni 1) guru akan memberikan pernyataan yang kurang sesuai dari

materi supaya siswa terangsang untuk menanggapi dan membenarkan pernyataan

dari guru tersebut, 2) siswa diperbolehkan mengajak teman untuk melaporkan

hasil diskusi/ pengamatan supaya lebih berani, dan 3) guru akan memberikan

pertanyaan yang dijawab oleh siswa dengan ditunjuk secara acak, 4) guru akan

menggunakan media yang dapat menarik siswa untuk berani maju ke depan

memperagakannya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian dalam siklus I perlu

dilanjutkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berkaitan dengan hal

tersebut maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.

3. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama

satu minggu yaitu pada tanggal 14 Mei 2010 dan 15 Mei 2010, yang diikuti oleh

siswa kelas III sebanyak 36 siswa. Dalam penelitian ini peneliti berperan langsung

sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan Quantum

Learning dan dibantu oleh seorang observer yaitu guru kelas III yang bernama

Bapak Joko Purnawan, S.Pd. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam

siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa

ada peningkatan aktivitas belajar siswa kelas III tetapi belum maksimal. Hal

tersebut ditunjukkan dengan masih ada 10 siswa yang belum tuntas dalam

pembelajaran IPA. Dengan berpedoman pada analisis dan hasil refleksi pada

siklus I maka tahap perencanaan pada siklus II ini meliputi:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung

3. Mempersiapkan LKS, dan evaluasi pembelajaran

4. Mempersiapkan lembar observasi dan angket aktivitas belajar siswa.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lvii b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dan

pertemuan kedua selama 2 x 35 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai

praktikan, sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer. Dalam pembelajaran

guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Quantum Learning.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2010 pada jam

pelajaran keempat dan kelima yaitu pukul 09.00-10.10 WIB. Pada pertemuan ini

materi yang diajarkan adalah cuaca dan proses terjadinya hujan. Siklus I

dilaksanakan 2x35 menit dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan model Quantum Learning. Media penunjang yang digunakan

pembelajaran ini adalah menggunakan LCD Proyektor dan Laptop. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum Learning dengan konsep

TANDUR, yang meliputi: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi

dan Rayakan. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian presensi

siswa. Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa belajar kemudian

mengkondisikan siswa sebaik mungkin sebelum masuk ke materi. Sesuai dengan

konsep T (Tumbuhkan) pada Quantum Learning untuk apersepsi, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian guru melakukan tanya jawab

kepada siswa tentang cuaca hari ini. Guru bertanya “Bagaimana keadaan cuaca

hari ini”, “Siapa yang pernah melihat prakiraan cuaca di TV?”. Kegiatan

dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu

mengidentifikasi kondisi cuaca. Supaya lebih bersemangat guru memberi motivasi

kepada siswa dan mengajak siswa bernyanyi “Bunyi Hujan”.

Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu siswa ditunjukkan slide konsep

cuaca. Kemudian siswa mendeskripsikan pengertian cuaca. Kemudian N (Namai)

saat minat belajar siswa memuncak, guru melakukan tanya jawab tentang macam-

macam kondisi cuaca. Kondisi cuaca ada 5 yaitu cuaca cerah, cuaca berawan,

cuaca panas, cuaca dingin, cuaca hujan. Kemudian siswa memperhatikan video

yang ditampilkan guru. Siswa mengamati video proses terjadinya hujan Konsep

Quantum Learning yang selanjutnya yaitu D (Demonstrasikan), pada tahap ini

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lviii beberapa siswa demonstrasi di depan kelas menceritakan proses terjadinya hujan.

Selanjutnya U (Ulangi), yaitu guru melakukan evaluasi yang dilakukan dengan

jalan meminta semua siswa menyanyikan laguu “Terjadinya Hujan” yang

merupakan ringkasan dari proses terjadinya hujan. Dan yang terakhir perlu R

(Rayakan), yaitu memberikan reward atau pujian terhadap siswa yang paling

aktif dan yang mendapat nilai bagus. Setelah itu sebagai penutupan di pertemuan

pertama guru menarik kesimpulan dari pembelajaran, memberikan evaluasi dan

nasihat-nasihat kepada siswa sebagai refleksi. Pembelajaran dibubarkan dengan

menyanyikan lagu “sayonara” bersama-sama.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Mei 2010 pada jam

pelajaran ketiga dan keempat yaitu pada pukul 08.10-08.45 dan 09.00-09.35 WIB.

Pada pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi

yang telah lalu, yaitu awan dan simbol cuaca .Siklus II dilaksanakan 2x35 menit

dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

Quantum Learning. Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah

menggunakan LCD Proyektor dan Laptop. Pembelajaran dilaksanakan dengan

menerapkan model Quantum Learning dengan konsep TANDUR, yang meliputi:

Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Kegiatan

diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian presensi siswa. Setelah itu guru

memeriksa kesiapan siswa belajar kemudian mengkondisikan siswa sebaik

mungkin sebelum masuk ke materi. Sesuai dengan konsep T (Tumbuhkan) pada

Quantum Learning untuk apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kemudian guru melakukan tanya jawab tentang materi yang lalu. Guru bertanya

tentang “Apakah yang dimaksud Cuaca? kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu identifikasi awan dan proses terjadinya hujan. Guru memberi

motivasi menyanyikan lagu “Bunyi Hujan” supaya perhatian siswa menjadi lebih

fokus dalam pembelajaran.

Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu siswa memperhatikan slide yang

ditampilkan guru. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai macam – macam

awan. Kemudian N (Namai) saat minat belajar siswa memuncak siswa

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lix menyebutkan dan mendeskripsikan macam – macam awan. Konsep Quantum

Learning yang selanjutnya yaitu D (Demonstrasikan), pada tahap ini guru

menampilkan gambar simbol-simbol prakiraan cuaca di depan kelas. Siswa

diminta menjelaskan gambar simbol cuaca di depan kelas. Selanjutnya U

(Ulangi), yaitu siswa di bagi menjadi beberapa kelompok. Siswa diskusi

menggambar simbol cuaca hari ini. Dalam kegiatan ini, siswa dituntut

aktivitasnya dan kerjasama antar anggota. Dan yang terakhir perlu R (Rayakan),

yaitu memberikan reward atau pujian terhadap siswa yang paling aktif dan yang

mendapat nilai bagus. Setelah itu sebagai penutupan di pertemuan pertama guru

menarik kesimpulan dari pembelajaran, memberikan evaluasi dan nasihat-nasihat

kepada siswa sebagai refleksi. Pembelajaran dibubarkan dengan menyanyikan

lagu “sayonara” bersama-sama.

c. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran IPA dengan menggunakan

Quantum Learning. Pertemuan pertama berlangsung pada hari Jumat, 14 Mei

2010 pukul 09.00-10.10 WIB. Pertemuan kedua, pada hari Sabtu, 15 Mei 2010

pukul 08.10-08.45 dan 09.00-09.35. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas

dalam melaksanakan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Alat yang digunakan adalah lembar observasi, angket

dan kamera.

Pada pertemuan pertama, siswa sudah menempatkan diri di tempat duduk

masing-masing. Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Saat

guru membuka pelajaran dengan menampilkan slide yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari, siswa menjadi tertarik dan memperhatikan slide. Pada saat

kegiatan tanya jawab dengan guru tentang materi yang lalu, siswa sudah mulai

berebut menjawab. Hal ini menunjukkan siswa masih ingat materi yang lalu. Pada

waktu guru menampilkan video proses terjadinya hujan, siswa memperhatikan

dan mengamati video dengan seksama. Kemudian guru meminta siswa untuk

menceritakan proses terjadinya hujan, siswa tanpa disuruh sudah berani maju di

depan kelas menceritakan proses terjadinya hujan. Hal ini menyebabkan suasana

kelas menjadi lebih kondusif dari sebelumnya.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lx

Pada pertemuan kedua ini, suasana kelas sudah tertib. Kemudian saat

guru memulai pelajaran dengan melakukan tanya jawab tentang pembelajaran

yang telah lalu, terlihat lebih banyak siswa berebut tunjuk jari menjawab

pertanyaan dari guru. Hal ini membuktikan bahwa siswa selalu mengingat

pembelajaran sebelumnya. Pada saat diskusi berlangsung, aktivitas siswa

meningkat dari sebelumnya, pembagian tugas oleh ketua kelompok jelas, ada

siswa yang melakukan pengamatan di luar kelas, siswa yang melakukan

percobaan dan ada siswa yang menulis hasilnya. Guru meminta beberapa

kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan, semua kelompok

bersemangat maju menyampaikan hasil diskusinya. Pada saat penyampaian hasil

percobaan kelompok yang lain lebih memperhatikan.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas belajar

siswa dengan menggunakan Quantum Learning. Observasi ini dilakukan oleh

guru kelas dalam rangka mengamati aktivitas belajar siswa pada proses belajar

mengajar. Hasil aktivitas belajar siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 7. Nilai Aktivitas Belajar IPA Pada Siklus II

No Res

Nilai Observasi Nilai Angket Rata-rata Pertemuan

I Pertemuan

II Rata-rata

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

1 68 72 70 68 72 70 70 2 80 84 82 78 86 82 82 3 80 84 82 82 78 80 81 4 78 80 79 82 84 83 81 5 78 80 79 81 81 81 80 6 73 79 76 79 73 76 76 7 76 80 78 80 80 80 79 8 83 85 84 83 85 84 84 9 81 77 79 80 78 79 79 10 78 80 79 80 82 81 80 11 86 84 85 88 82 85 85 12 78 88 83 82 80 81 82 13 76 80 78 83 85 84 81 14 67 69 68 70 74 72 70 15 77 81 79 82 84 83 81

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxi

16 79 81 80 83 85 84 82 17 81 83 82 79 81 80 81 18 78 80 79 81 85 83 81 19 86 88 87 82 88 85 86 20 77 79 78 81 79 80 79 21 67 69 68 70 74 72 70 22 79 83 81 82 84 83 82 23 84 86 85 82 80 81 83 24 79 77 78 81 79 80 79 25 78 80 79 82 84 83 81 26 70 78 74 72 72 72 73 27 78 80 79 80 86 83 81 28 84 86 85 82 88 85 85 29 82 78 80 80 84 82 81 30 75 79 77 78 84 81 79 31 80 82 81 84 86 85 83 32 77 81 79 81 85 83 81 33 66 70 68 71 73 72 70 34 77 79 78 84 88 86 82 35 77 79 78 83 85 84 81 36 68 70 69 70 72 71 70

Keterangan:

Skor 44-52 = sangat kurang

Skor 53-61 = kurang

Skor 62-70 = sedang

Skor 71-79 = baik

Skor 80-88 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor

aktivitas belajar siswa sebagai berikut :

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxii Tabel 8. Tabel Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar IPA Pada Siklus II

No Interval Nilai

Frekuensi (Fi)

Nilai Tengah

(Xi) Fi.Xi Prosentase Keterangan

1 44-52 0 48 0 0 Sangat Kurang 2 53-61 0 57 0 0 Kurang 3 62-70 5 66 330 13.89 Sedang 4 71-79 7 75 525 19.44 Baik 5 80-88 24 84 2016 66.67 Sangat Baik Jumlah 36 2871 100

Nilai Rata-rata = 2871 : 36 = 79,47 Ketuntasan Klasikal = 31 : 36 x 100% = 86,11%

Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas

belajar siswa meningkat dari siklus I yaitu meningkat dari 72,22% menjadi

86,11% atau meningkat 13,89%. Dari data dapat diketahui bahwa sebanyak 24

siswa (66,67%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sangat baik, 7 siswa

(19,45%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya baik, 5 siswa (13,89%)

termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sedang, 0 siswa (0%) termasuk siswa

yang aktivitas belajarnya kurang dan sangat kurang. Nilai rata- rata yang

diperoleh adalah 79,47 dan ketuntasan aktivitas belajar klasikal mencapai 86,11%.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam bentuk

grafik 3 sebagai berikut :

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxiii

Grafik 3. Grafik Aktivitas Belajar IPA Pada Siklus II

Peningkatan aktivitas belajar siswa juga diikuti oleh peningkatan hasil

belajar siswa. Hampir semua siswa telah memperoleh nilai yang baik yaitu di atas

standar Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu > 63.

d. Tahap Refleksi

Hasil analisis data dan diskusi antara peneliti dan guru kelas terhadap

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Quantum Learning pada siklus

II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana aktivitas

guru dalam melaksanakan pembelajaran pada materi cuaca dan awan dengan

menggunakan Quantum Learning semakin dapat mengaktivkan siswa. Aktivitas

pembelajaran siswa juga meningkat, mereka lebih berani bertanya dan menjawab

pertanyaan guru, tanpa ditunjuk oleh guru, bahkan para siswa juga lebih berani

untuk berbicara dan beraktivitas di depan kelas. Dengan aktivitas belajar siswa

yang semakin meningkat maka proses kegiatan belajar mengajar pun lebih

menyenangkan.

Dari analisis hasil observasi pada siklus II diketahui didapat bahwa tingkat

keaktivan siswa mencapai indikator ketercapaian yaitu 80%. Dengan kata lain,

semua aspek aktivitas belajar siswa telah meningkat seperti yang diharapkan.

Demikian juga dengan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Atas

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxiv dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada data observasi dan

angket maka pembelajaran yang menggunakan Quantum Learning yang

dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan

pada siklus berikutnya.

B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis berdasarkan hasil temuan yang

dikaji sesuai dengn rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan teori

yang ada. Proses analisis data ditujukan untuk menemukan suatu hasil atau hal apa

saja yang terjadi di lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan

dari penelitian tersebut yang pada akhirnya peneliti dapat mengambil pelajaran

dan memberikan masukan kepada pihak yang terkait di dalamnya.

1. Kondisi Awal

Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa kelas III SDN Sondakan

No.11 sebelum dilakukan tindakan yang telah diolah menjadi tabel distributif

frekuensi dan grafik nilai dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa masih

sangat kurang yaitu mencapai 41,67%. Dari data dapat dilihat bahwa sebanyak 15

siswa (41,67%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya baik, 3 siswa (8,33%)

termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sedang, 9 siswa (25%) termasuk siswa

yang aktivitas belajarnya kurang, dan sebanyak 9 siswa (25%) termasuk siswa

yang sangat kurang aktivitas belajarnya.

Dengan demikian siswa yang dikatakan aktivitas belajarnya baik hanya

berjumlah 15 siswa atau 41,67%, sedangkan siswa yang aktivitas belajarnya

sangat kurang ada 21 siswa atau 58,33%. Bertolak dari hasil tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas III SDN Sondakan No.11 masih

tergolong kurang dengan perolehan rata-rata kelas 61,42 dan prosentase

ketuntasan kelas yang hanya mencapai 41,67% dari jumlah keseluruhan siswa.

2. Siklus I

Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas

belajar siswa meningkat dari kondisi awal yaitu meningkat dari 41,67% menjadi

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxv 72,22% atau meningkat 30,55%. Dari data dapat diketahui bahwa sebanyak 4

siswa (11,11%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sangat baik, 22 siswa

(61,11%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya baik, 7 siswa (19,45%)

termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sedang, 3 siswa (8,33%) termasuk siswa

yang aktivitas belajarnya kurang, dan sebanyak 0 siswa (0%) termasuk siswa yang

sangat kurang aktivitas belajarnya. Nilai rata- rata yang diperoleh adalah 73,14

dan ketuntasan aktivitas belajar klasikal mencapai 72,22%.

Dengan demikian dikatakan siswa yang aktivitas belajarnya masih kurang

ada 10 siswa atau 27,78%. Rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I ini adalah

72,75. Bertolak dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

siswa kelas III SDN Sondakan No.11 tergolong baik dan mengalami peningkatan

menjadi 72,22% dari jumlah keseluruhan siswa atau meningkat 30,55% dari

kondisi awal dan telah mencapai indikator ketercapaian yaitu 70%.

3. Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan, modifikasi pembelajaran dengan

pendekatan Quantuml Learning khususnya pada siswa yang kurang aktif pada

siklus I untuk membangkitkan peran aktif siswa ternyata dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Dari tabel distribusi frekuensi di

atas dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I yaitu

meningkat dari 72,22% menjadi 86,11% atau meningkat 13,89%. Dari data dapat

diketahui bahwa sebanyak 24 siswa (66,67%) termasuk siswa yang aktivitas

belajarnya sangat baik, 7 siswa (19,45%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya

baik, 5 siswa (13,89%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya sedang, 0 siswa

(0%) termasuk siswa yang aktivitas belajarnya kurang dan sangat kurang. Nilai

rata- rata yang diperoleh adalah 79,75 dan ketuntasan aktivitas belajar klasikal

mencapai 86,11%.

Dengan demikian dikatakan siswa yang aktivitas belajarnya kurang ada 5

siswa atau 13,89%. Rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus II ini adalah 79,47.

Bertolak dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa

kelas III SDN Sondakan No.11 tergolong baik dan mengalami peningkatan

menjadi 86,11% dari jumlah keseluruhan siswa atau meningkat 13,89% dari siklus

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxvi I dan telah mencapai indikator ketercapaian yaitu 80% meskipun masih ada

beberapa siswa yang masih kurang aktivitas belajarnya. Hal ini berarti modifikasi

pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning merupakan salah satu

alternatif pemecahan pembelajaran yang inovatif, yang secara langsung menjadi

sarana peningkatan aktivitas belajar pada diri siswa.

4. Hubungan Antar Siklus

Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan sebelum

tindakan atau kondisi awal sampai setelah tindakan yang meliputi siklus I dan II.

Dari hasil yang disajikan dalam bentuk tabel daftar perbandingan nilai dari

sebelum tindakan hingga sesudah tindakan yang meliputi siklus I dan II akan

diketahui hubungan peningkatan aktivitas belajar siswa. Adapun hasil rekapitulasi

aktivitas belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II adalah sebagai

berikut:

Tabel 9. Daftar Perbandingan Aktivitas Belajar IPA Dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Res Nilai

Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1 44 60 70 2 71 75 82 3 59 75 81 4 71 71 81 5 54 75 80 6 55 67 76 7 46 64 79 8 71 76 84 9 54 73 79 10 56 77 80 11 73 82 85 12 69 79 82 13 72 72 81 14 46 66 70 15 58 78 81 16 71 78 82 17 72 77 81 18 71 79 81 19 72 82 86 20 60 78 79 21 48 67 70 22 71 76 82

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxvii

23 71 78 83 24 52 71 79 25 54 69 81 26 51 62 73 27 75 75 81 28 73 81 85 29 71 75 81 30 62 78 79 31 75 80 83 32 48 68 81 33 48 60 70 34 58 76 82 35 55 73 81 36 54 60 70

Rata-rata 61.42 73.14 79.47

Dari daftar perbandingan nilai aktivitas belajar siswa di atas dapat

disajikan dalam bentuk tabel distributif frekuensi dan grafik seperti berikut ini:

Tabel 10. Perbandingan Perolehan Aktivitas Belajar IPA Dari Kondisi Awal

Sampai Siklus II

No Interval Nilai Frekuensi

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

1 44-52 9 0 0 2 53-61 9 3 0 3 62-70 3 7 5 4 71-79 15 22 7 5 80-88 0 4 24

Dari daftar perbandingan perolehan aktivitas belajar siswa di atas dapat

disajikan dalam bentuk grafik seperti berikut ini:

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxviii

Grafik 4. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa pada Kondisi Awal,

Siklus I dan Sikus II.

Berdasarkan tabel dan grafik perbandingan perolehan aktivitas belajar IPA

di atas dapat dilihat adanya hubungan antar siklus yaitu mengenai aktivitas belajar

IPA yang semakin meningkat dari sebelum tindakan hingga sesudah tindakan.

Peningkatan aktivitas belajar IPA tersebut dapat terjadi karena dilaksanakan

pembelajaran IPA melalui model Quantum Learning yang semakin baik dari siklus

ke siklus.

Hubungan peningkatan aktivitas belajar IPA antar siklus dapat dibuktikan

melalui hasil yang dijabarkan berikut ini: siswa yang memperoleh nilai pada

interval 44-52 mengalami penyusutan, yaitu kondisi awal 9 siswa, siklus I

berkurang dan di siklus II tidak ada yang mendapat nilai pada interval tersebut.

Siswa yang memperoleh nilai pada kelas interval 53-61 yaitu kondisi awal ada 9

siswa, di siklus I ada 3 siswa dan di siklus II tidak ada yang mendapat nilai pada

interval tersebut. Siswa yang memperoleh nilai 62-70 pada kondisi awal ada 3

siswa, siklus I ada 7 siswa dan siklus II ada 5 siswa. Sedangkan yang memperoleh

nilai pada kelas interval 71-79 pada kondisi awal ada 15 siswa, siklus I ada 22

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxix siswa dan di siklus II menjadi 7 siswa. Yang memperoleh nilai 80-88 pada kondisi

awal ada 0 siswa, di siklus I menjadi 4 siswa, di siklus II meningkat menjadi 24

siswa.

Dari analisis data hasil observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh

observer (guru kelas) maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa

dalam pembelajaran IPA melalui model Quantum Learning secara individual dan

kelompok, dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan aktivitas

yang sangat baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat

dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Peningkatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain:

a. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan dari guru (visual activity)

b. Siswa lebih aktif bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, berdiskusi, dan

melaporkan hasil diskusi/ hasil pengamatan (oral activity)

c. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru baik penjelasan mengenai materi

pelajaran maupun penjelasan tentang cara pelaksanaan suatu percobaan

(listening activity)

d. Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas tertulis dari guru, aktif dalam

membuat rangkuman, dan siswa aktif menulis suatu laporan hasil diskusi/

hasil percobaan (writing activity)

e. Siswa aktif dalam membuat suatu karya, misalnya gambar. Bahkan siswa

berani menggambar di papan tulis tanpa ditunjuk oleh guru (drawing activity)

f. Siswa berperan aktif dalam melakukan suatu percobaan (motor activity)

g. Siswa lebih berani bertanya tentang materi yang belum diketahui, berani

menjawab pertanyaan dari guru (mental activity)

h. Siswa menjadi lebih senang dan tertarik dalam pembelajaran IPA serta tidak

merasa bosan mengikuti pembelajaran. (emotional activity)

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Sondakan No. 11

yaitu dengan menerapkan pembelajaran Quantum Learning. Hal ini terjadi karena

pembelajaran dengan Quantum Learning dapat membuat siswa belajar dengan

suasana menyenangkan sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran dan pada

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxx akhirnya aktivitas belajar IPA terjadi dengan baik dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar IPA siswa juga menjadi lebih baik pula.

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxxi

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus tersebut , ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya.

Dengan menerapkan model Quantum Learning dapat meningkatkan aktivitas

belajar IPA pada siswa kelas III SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta tahun

pelajaran 2009/2010. Hal ini terbukti pada siklus I aktivitas belajar IPA siswa

rata-rata kelas 73,14 dengan ketuntasan klasikal 72,22% dan siklus II aktivitas

belajar IPA siswa rata-rata kelas meningkat menjadi 79,47 dengan ketuntasan

klasikal 86,11%. Dengan demikian penerapan Quantum Learning dapat

dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas III SD

Negeri Sondakan No.11 Surakarta.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diketahui bahwa penggunaan Quantum Learning efektif untuk

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa, pada siswa kelas III Sekolah Dasar.

Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Terdapat beberapa macam alternatif metode pembelajaran dapat digunakan

untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran di SD. Aktivitas dapat dicapai

secara optimal jika pembelajaran diberikan dengan metode yang bervariasi,

penggunaan pembelajaran Quantum Learning dapat menjadi salah satu

alternatifnya.

2. Pembelajaran Quantum Learning membuat siswa merasa senang dalam

mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian

yang akan datang, di samping itu dapat pula digunakan sebagai acuan dalam

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxxii

upaya untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran IPA.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka

ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan aktivitas belajar

IPA siswa pada mata pelajaran IPA, maka dapat disampaikan saran-saran:

1. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan

pembelajaran khususnya pembelajaran IPA untuk menerapkan model

Quantum Learning sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan aktivitas

belajar siswa menjadi meningkat lebih baik..

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa secara aktif

dengan menggunakan model Quantum Learning agar siswa merasa lebih

dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku belajar yang

baik. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu

mengungkapkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa

akan mampu mengkonstruksikan pengalamannya ke dalam konsep pelajaran

yang sedang dipelajarinya. Guru dalam mengajar hendaknya berperan sebagai

fasilitator dan motivator yang mampu menyediakan pengalaman belajar yang

memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam melakukan proses belajar.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran atau

meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat

memperoleh hasil belajar yang optimal.

4. Bagi Orang Tua

Peran serta dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan

pendidikan anak, sebab bersama orang tualah anak lebih lama tinggal dari

pada di sekolah. Tanpa bantuan orang tua, apapun usaha guru tidak akan

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxxiii

berhasil secara maksimal. Oleh karena itu bimbingan orang tua di rumah,

masukan, informasi tentang kemajuan dan kekurangan anak tersebut,

sangatlah diperlukan guru guna menunjang keberhasilan pendidikan anak.

Untuk itu kerjasama dan jalinan kekeluargaan antara orang tua dan sekolah

harus selalu dibina.

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxxiv

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Bronto Suseno. 2007. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Sejarah dengan Menerapkan Pendekatan Pembelajaran

Inquiry di Kelas XII Bahasa Semester I SMAN 12 Semarang. Skripsi :

UNNES

DEPDIKBUD. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis – Garis Program

Pengajaran ( GBPP ). Jakarta: DIKTI

De Porter, Mark Reardon and Sarah Singer. 2005. Quantum Teaching. Bandung:

Kaifa

De Porter and Mike Hernacki. 2005. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

De Porter. (http://www.learningforum.com) diakses tanggal 23 april 2010

De Porter. (http://www.newhorizons.org) diakses tanggal 23 april 2010

Haditono. (http://uin-suka.info/ejurnal/index.php?option=com) diakses 12 Januari

2010

Hermawan Widyastantyo. 2007. Penerapan Metode Quantum Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA (SAINS) Bagi Siswa

Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Temanggung. Skripsi : UNNES

Herry Hernawan, dkk . 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta : Universitas Terbuka

Hidayati M dan Anwar S. 2009. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta :

Dirjendikti Depdiknas

Ian Robertson. International Education Journal Sustainable e-learning, activity

theory and professional development. RMIT University, Melbourne

Inda Putri Manroe. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Greisinda Press

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

. 2010. Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial ( Kuantitatif dan

Kualitatif ). Jakarta : GP Press

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxxv Leo Sutrisno, Hery Kresnadi dan Kartono. 2007. Pengembangan IPA di SD.

Jakarta : Departeman Pendidikan Nasional

Martinis Yamin. 2007. Kiat membelajarkan Siswa. Jakarta : GP Press

Mlitwa. 2007. International Education Journal Technology for teaching and

learning in higher education contexts: Activity theory and actor network

theory analytical perspectives. Cape Peninsula University of Technology

(CPUT). Afrika Selatan

Moh. Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

NN. (http://www.wikimu.com). Diakses tanggal 16 oktober 2009

NN. (http://www.scribd.com/doc/17087298/Karakteristik-Pembelajaran-IPA-SD

diakses tanggal 6 Desember 2009

NN. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam) diakses tanggal 16

oktober 2009

Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Rodney W. Nichols. 2010. Journal Technology in Society: Ethical currents in a

career in science and technology “A case study” diunduh dari

http://www.sciencedirect.com diakses tanggal 14 Mei 2010

S. Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta : Bumi Aksara

Sardiman A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rajawali Press

Srini M Iskandar. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: C.V

Maulana

Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka

Cipta

Sugiyanto . 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13

TIM PGSD. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Universitas Surakarta.

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN .../Upaya... · cenderung hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Saat guru ... menjadikan siswa sebagai objek untuk

lxxvi W.J.S Poerwadarmita. 1991. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Yona Kristianto Mutiasmoro. 2007. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa

Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Pada

Pembahasan Materi Perbandingan Dan Fungsi Trigonometri Sub Pokok

Bahasan Aturan Sinus Cosinus Dan Luas Segitiga Pada Kelas X-2 Di Sma

Masehi 1 Psak Semarang. Skripsi : UNNES