Upaya-Upaya Meningkatkan Kualifikasi Guru Di Daerah3

Embed Size (px)

Citation preview

HOME GROUP 9 AHMAD MURSYID A. (0806321240) AJI SOKARONI (0806338166) AKBAR RACHMAN (0806454595) ALFAN YUSUF HABIBIE (0806315811) ANDRE (0806328953) ANGGIT CAHYO (0806454134) ANTONI ALDILA (0806330693)

Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting, untuk itu peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia harus dilakukan karena dengan pendidikan yang berkualitas dapat dihasilkan output yang kompeten dan berkualitas pula. Mengingat Indonesia merupakan suatu negara kepulauan, yang terdiri dari beraneka ragam suku yang berasal dari beraneka daerah, peningkatan kualitas pendidikan dilakukan tidak hanya di daerah perkotaan saja, melainkan di daerah-daerah terpencil juga harus dilaksanakan peningkatan kualitas pendidikan.

Kurangnya peningkatan kualifikasi guru di daerah (terpencil) menyebabkan pendidikan yang kurang berkualitas di daerah (terpencil) tersebut sehingga output yang dihasilkan pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Perlu adanya suatu upaya untuk dapat meningkatkan kualifikasi guru terutama di derah (terpencil). Sehingga diharapkan dengan adanya kualifikasi guru yag baik dapat dihasilkan pendidikan yang berkualitas terutama di daerah.

Berhubungan dengan hal di atas dapat dirumuskan pertanyaan mengenai : Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kualifikasi guru di daerah?

Presentasi ini bertujuan untuk :

Mengetahui kondisi (kualifikasi) guru di Indonesia khususnya daerah terpencil. Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualifikasdi guru di daerah.

Pendidikan menurut UU no. 20 tahun 2003Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pengertian Pendidikan Pengertian pendidikan Pengertian pendidikan dasar Pengertian pendidikan menengah Pengertian pendidikan tinggi Tujuan pendidikan (Pembukaan UUD 45, UUD 45 Pasal 31 ayat 1, 2; UU No. 20 Tahun 2003) Kualifikasi Guru menurut UU No. 20 Tahun 2003 Permasalahn Kualifikasi Guru di Daerah Upaya-upaya Meningkatkan Kualifikasi Guru di Daerah

PENGERTIAN PENDIDIKANBeberapa definisi mengenai pendidikan dapat dikemukakan di bawah ini : M.J. Langeveld (1995) : 1) Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. 2) Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila. 3) Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab. Stella van Petten Henderson : Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Kohnstamm dan Gunning (1995) : Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan-diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani. John Dewey (1978) : Aducation is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya). H.H Horne : Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan idealidealnya. Encyclopedia Americana (1978) : Pendidikan merupakan sebarang proses yang dipakai individu untuk memperoleh pengetahuan atau wawasan, atau mengembangkan sikap-sikap ataupun keterampilanketerampilan.

UU no. 20 tahun 2003 pasal 17 ayat 1, 2, dan 3 Sistem Pendidikan Naional (1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. (2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. (3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. UU no. 20 tahun 2003 pasal 17

UU no. 20 tahun 2003 pasal 17 ayat 1, 2, dan 3 Sistem Pendidikan Naional (1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. (2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. (3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. (4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

UU no. 20 tahun 2003 pasal 17 ayat 1, 2, dan 3 Sistem Pendidikan Naional (1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. (2) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.

UU no. 20 tahun 2003 pasal 17

Pembukaan UUD 1945 Mencerdaskan kehidupan bangsa UUD 1945 pasal 31 Ayat 1 Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Ayat 2 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang. UU No. 20 Tahun 2003 bab 2 pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut UU no. 20 tahun 2003 pasal 42 Sistem Pendidikan Nasional (1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. (3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Dalam hal pengembangan kualifikasi guru, pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab penuh. Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam Bab IV pasal 8 disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut keharusan guru untuk meningkatkan kualifkasi pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu minimal S1 atau D4 wajib untuk dilaksanakan. Undang-tersebut juga menyebutkan bahwa Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota maupun penyelenggara pendidikan wajib memenuhi kebutuhan guru baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun kompetensi secara merata untuk menjamin keberlangsungan satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal serta menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan menengah.

Kuantitas, kualitas, dan distribusi. Dari aspek kuantitas, jumlah guru yang ada masih dirasakan belum cukup untuk menghadapi pertambahan siswa serta tuntutan pembangunan sekarang. Dari aspek kualitas, sebagian besar guru-guru dewasa ini masih belum memiliki pendidikan minimal yang dituntut. Dari aspek penyebarannya, masih terdapatketidak seimbangan penyebaran guru antarsekolah dan antardaerah. Dari aspek kesesuaiannya, di SLTP dan SM, masih terdapat ketidak sepadanan guru berdasarkan mata pelajaran yang harus diajarkan. Kesejahteraan Dari segi keadilan kesejahteraan guru, masih ada beberapa kesenjangan yang dirasakan sebagai perlakuan diskriminatif para guru. Penghargaan terhadap guru Guru belum memperoleh penghargaan yang memadai. Pendidikan guru Sistem pendidikan guru baik pra-jabatan maupun dalam jabatan masih belum memberikan jaminan dihasilkannya guru yang berkewenangan dan bermutu disamping belum terkait dengan sistem lainnya.

Direktorat Profesi Subdit Program melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi Tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) ini adalah: 1. Memperoleh informasi tentang pelaksanaan peningkatan kualifikasi guru ke jenjang S1 2. Mengetahui efektifitas pemanfaatan dana bantuan biaya pendidikan peningkatan kualifikasi guru. 3. Memperoleh informasi efektifitas pelaksanaan bantuan biaya peningkatan kualifikasi guru dalam jabatan dan program pemenuhan guru untuk daerah terpencil. pemerintah dan pemerintah daerah memberikan anggaran untuk peningkatan profesionalitas dan pengabdian guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah atau masyarakat.

Mengikuti pendidikan lanjutan yang berkait dengan profesinya, Tujuan: wawasan guru bertambah luas, tidak hanya pada aspek metodologi pengajaran, tetapi juga pola pengasuhan.

Peningkatan kualifikasi guru di Indonesia masih kurang merata (terutama di daerah terpencil) Upaya peningkatan kualifikasi guru menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Upaya-upaya peningkatan kualifikasi guru di daerah perlu ditingkatkan dalam rangka memenuhi tujuan pendidikan di Indonesia.

SaranMenyikapi permasalahan yang ada, solusi-solusi preventif dan antisipatif yang dapat dilakukan adalah

Meningkatkan peran masyarakat dalam upaya peningkatan kualifikasi guru di daerah. Pemerintah pusat dan daerah lebih meningkatan lagi upaya peningkatan kulifikasi guru (pendanaan, seminar-seminar, dll.) Keaktifan guru di daerah juga harus ditingkatkan dalam upaya pemenuhan standar kualifikasi guru.