82
i UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN “KUMO-NO ITO”「蜘蛛の糸 蜘蛛の糸 蜘蛛の糸 蜘蛛の糸」 KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang Oleh : MONDA MAULIDA MAHADEWI NIM 13050111150007 PROGRAM STUDI STRATA 1 BAHASA DAN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

i

UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN “KUMO-NO ITO” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」

KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE

Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang

Oleh : MONDA MAULIDA MAHADEWI

NIM 13050111150007

PROGRAM STUDI STRATA 1 BAHASA DAN SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Page 2: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

ii

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan sebenarnya penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun tanpa mengambil

bahan hasil penelitian baik untuk suatu gelar sarjana yang sudah ada di suatu

universitas maupun hasil penelitian lain. Sejauh yang penulis ketahui, skripsi ini juga

tidak mengambil bahan dari publikasi atau tulisan orang lain kecuali yang sudah

disebutkan dalam rujukan. Saya bersedia menerima sangsi jika terbukti melakukan

penjiplakan.

Page 3: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Unsur Moral Dan Nilai-Nilai Religius Dalam

Cerpen “Kumo-No Ito” 「蜘蛛の糸」karya

Akutagawa Ryuunosuke

Nama Mahasiswa : Monda Maulida Mahadewi

Nomor Induk Mahasiswa : 13050111150007

Program Studi : S1 Bahasa Jepang

Fakultas : Ilmu Budaya

Universitas : Diponegoro

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Redyanto Noor, M.Hum. Budi Mulyadi, S.Pd,M.Hum.

Mengetahui Ketua Program Studi Strata 1 Bahasa dan Sastra Jepang

Drs. Surono, S.U

Page 4: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Unsur Moral Dan Nilai-Nilai Religius Dalam Cerpen

“Kumo-No Ito” 「蜘蛛の糸」karya Akutagawa

Ryuunosuke

Nama Mahasiswa : Monda Maulida Mahadewi

Nomor Induk Mahasiswa : 13050111150007

Jurusan : S1 Bahasa dan Sastra Jepang

Fakultas : Ilmu Budaya

Universitas : Diponegoro

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Skripsi pada tanggal ...…………….

Tim Penguji Skripsi

Ketua ………………………………….. ……………………… Sekretaris …………………………………. ……………………… Anggota …………………………………. ……………………… Anggota …………………………………. ………………………

Page 5: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

IhaveIhaveIhaveIhave learnlearnlearnlearn silencesilencesilencesilence from the from the from the from the

talkative, talkative, talkative, talkative, tolerationtolerationtolerationtoleration from the intolerantfrom the intolerantfrom the intolerantfrom the intolerant

and and and and kindness from the unkind,kindness from the unkind,kindness from the unkind,kindness from the unkind, yet strange, yet strange, yet strange, yet strange, I I I I

amamamam ungratefulungratefulungratefulungrateful to those teachersto those teachersto those teachersto those teachers

Page 6: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

vi

PRAKATA Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Humaniora

di Universitas Diponegoro. Judul skripsi ini adalah Unsur Moral Dan Nilai-Nilai

Religius Dalam Cerpen “Kumo-No Ito” 「蜘蛛の糸」karya Akutagawa

Ryuunosuke yang terdiri dari 4 Bab meliputi Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Tinjauan

Pustaka, Bab 3 Pembahasan dan Bab 4 Penutup.

Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

terutama kepada

1. Dr. Redyanto Noor, M. Hum selaku dosen pembimbing I untuk program S1

Sastra Jepang Universitas Diponegoro;

2. Budi Mulyadi, S.Pd, M.Hum selaku dosen pembimbing II program S1 Sastra

Jepang Universitas Diponegoro;

3. Nur Hastuti, S.S. M.Hum selaku dosen wali program studi S1 Sastra Jepang

Universitas Diponegoro;

4. Seluruh Dosen, staff dan karyawan program studi S1 Sastra Jepang

Universitas Diponegoro;

5. Teman-teman seangkatan program studi S1 Sastra Jepang Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Diponegoro yang telah bersama-sama saling mendukung.

6. Sri Hartatik selaku kepala bagian CSO BCA KCU Semarang yang telah

memberikan izin untuk ujian sidang, terima-kasih atas pengertiannya.

Page 7: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

vii

7. Seluruh keluarga besar saya yang selalu memotivasi dan memberi dukungan

materi.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan dan belum

sempurna. Untuk itu, koreksi dan masukan dari semua pihak sangat diharapkan untuk

perbaikan maupun penambah pengetahuan. Sekali lagi atas perhatian yang diberikan

oleh semua pihak, tidak ada yang dapat penulis sampaikan selain ucapan terima-kasih

dan satu hal yang pasti, skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa ridho-Nya, maka

sudah seharusnyalah penulis bersyukur, Alhamdulillahi robbil alamin.

Semarang, 18 Desember 2013

Monda Maulida Mahadewi

Page 8: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PERNGESAHAN .................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

要旨要旨要旨要旨 .................................................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 5

1.4 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. ........ 6

1.5 Landasan Teori ....................................................................................... 6

1.6 Metode Penelitian ................................................................................... 7

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya .................................................................. 10

2.2 Landasan Teori .............................................................................. 13

2.2.1 Unsur Intrinsik Cerpen .................................................... 13

2.2.2 Tema................................................................................ 13

2.2.3 Alur ................................................................................. 13

2.2.4 Tokoh dan Penokohan ..................................................... 14

2.2.5 Latar atau Setting ............................................................ 15

Page 9: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

ix

2.2.6 Sudut Pandang ................................................................. 15

2.3 Unsur Ekstrinsik ............................................................................ 16

2.4 Nilai-nilai Moral dalam Karya Sastra ........................................... 17

2.4.1 Pengertian dan Hakekat Moral ........................................ 17

2.4.2 Jenis dan Wujud Pesan Moral ......................................... 18

2.5 Bentuk Penyampaian Pesan Moral ................................................ 19

2.5.1 Bentuk Penyampaian Langsung ...................................... 19

2.5.2 Bentuk Penyampaian Tidak Langsung ........................... 20

2.6 Nilai-Nilai Religius dalam Karya Sastra ....................................... 22

2.6.1 Nilai-Nilai Religius ......................................................... 22

2.6.2 Nilai-Nilai Religius dalam Karya Sastra ......................... 24

BAB 3 NILAI-NILAI MORAL DAN RELIGIUS DALAM CERPEN “ KUMO

NO ITO” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE

3.1 Unsur Intrinsik Cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 ................ 26

.......................................................................................................

3.1.1 Tema Cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」................... 26

3.1.2 Alur Cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 ................... 26

3.1.3 Tokoh dan Penokohan Cerpen “Kumo no Ito”

「蜘蛛の糸」 ................................................................. 27

3.1.3.1 Kandata ................................................................. 27

3.1.3.2 Sang Budha ........................................................... 29

3.1.4 Latar atau Setting ............................................................ 31

3.1.4.1 Tepi Kolam Teratai di Surga ................................ 31

3.1.4.2 Hutan Lebat .......................................................... 31

3.1.4.3 Chi no Ike「血の池」.......................................... 32

3.1.4.4 Sanzuno Kawa「三途の河」dan Hari-No

Yama「針の山」 ................................................. 32

Page 10: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

x

3.1.5 Sudut Pandang................................................................. 33

3.2 Unsur Ekstrinsik “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 .......................... 33

3.2.1 Akutagawa Ryunosuke.................................................... 33

3.2.2 “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 ........................................ 41

3.2.2.1 “The Brother Karamazov” karya Fyodor

Dostoevsky (1821-1881) ..................................... 41

3.2.2.2 “Konjaku Monogatari”「今昔物語」 ................. 42

3.2.2.3 Sebuah Cerita yang Berjudul “Jaring Laba-Laba” 44

3.3 Pesan Moral yang Terdapat dalam “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 46

3.3.1 Moral Tokoh Utama ........................................................ 46

3.3.2 Prinsip Hukum Karma .................................................... 48

3.3.3 Dampak Positif dari Kebaikan ........................................ 49

3.4 Nilai-Nilai Religius yang Terdapat dalam “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」

....................................................................................................... 51

3.4.1 Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia ................. 51

3.4.2 Hubungan Manusia dengan Sesama Makhluk-Hidup ..... 52

3.4.3 Hubungan Manusia dengan Tuhan (Sang Pencipta) ....... 53

BAB 4 PENUTUP

4.1 Simpulan ....................................................................................... 54

4.1.1 Unsur Moral Cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 ......... 54

4.1.2 Nilai-Nilai Religius Cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 55

4.2 Saran ............................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 11: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

xi

ABSTRACT This thesis examines the moral and religious elements are present in the short story " Kumo no Ito " 「蜘蛛 の 糸」 . The purpose of this study was to determine the moral and religious elements delivered by Ryunosuke Akutagawa in a short story titled " Kumo no Ito " 「蜘蛛 の 糸」 . In this paper the data in the form of the short story " Kumo no Ito " 「蜘蛛 の 糸」 Ryunosuke Akutagawa 's work . The data were analyzed using sociological theory literature as the principal theory is a theory related to the elements of moral and religious values . As a supporter of the theory in this study the authors use the theory of the structure of fiksi.Struktur works of fiction consists of two elements builders , namely the intrinsic elements (intrinsic ) and extrinsic elements ( extrinsic ) . Conclusion of this research is a moral message delivered by Ryunosuke Akutagawa short story through " Kumo no Ito " (蜘蛛 の 糸) , namely : 1 . As bad as properties owned by a person , there is still a good trait they possess; 2 . All actions performed by humans must be thanked . Good deeds are rewarded the good , the bad deeds are rewarded bad ; 3 . Good deeds that we do not only affect ourselves , but for others juga.Nilai impact - religious values contained in the short story " Kumo no Ito " (蜘蛛 の 糸) are : 1 . Human relationships with fellow human beings , humans should coexist with other people should help each other ; 2 . Relationships with fellow human beings , which is done in this case is to care for others God's creatures ; 3 . Man's relationship with God ( the Creator ) . Attitude is done in this case is that we must always be aware that wherever we are, God is always watching us and will give appropriate reply actions performed by humans .

Page 12: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra adalah bentuk dan hasil karya seni kreatif yang berobjek manusia dan

kehidupannya. Sastra sebagai karya seni kreatif menggunakan bahasa sebagai

medium untuk menyampaikan ide atau pemikiran tentang persoalan kehidupan

manusia.Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-

ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan manusia. Sastra

menghadirkan gambaran kehidupan manusia. Dalam pengertian ini, kehidupan

manusia mencakup hubungan antara masyarakat, individu, dan peristiwa yang terjadi

dalam batin seseorang (Gonda melalui Teeuw, 1984:23). Sastra menghadirkan

gambaran kehidupan manusia.

Danziger dan Johnson (melalui Budianta, 2002:7) melihat sastra sebagai suatu

“seni bahasa”, yakni cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai

mediumnya.Dalam hal ini bisa dibandingkan dengan seni musik yang mengolah

bunyi, seni tari yang mengolah gerak, dan seni rupa yang mengolah bentuk dan

warna.Adapun Daiches (melalui Budianta, 2002:7-8) dengan mengacu pada

Aristoteles melihat sastra sebagai suatu karya yang “menyampaikan suatu jenis

pengetahuan yang tidak bisa disampaikan dengan cara yang lain”, yakni suatu cara

yang memberikan kenikmatan yang unik dan pengetahuan yang memperkaya

wawasan pembacanya.

Page 13: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

2

Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran,

tentang apa yang baik dan buruk. Ada pesan yang sangat jelas disampaikan, ada pula

yang bersifat tersirat secara halus. Karya sastra juga dapat dipakai sebagai media

untuk menggambarkan apa yang ditangkap sang pengarang tentang kehidupan di

sekitarnya. Dalam pengertian ini karya sastra dapat diibaratkan sebagai “potret” atau

“sketsa” kehidupan(Budianta, 2002:19-20).

Salah satu genre karya sastra adalah cerpen. Cerpen adalah singkatan dari

cerita pendek. Cerpen adalah cerita yang berbentuk prosa yang relatif pendek.

Pengertian pendek sesungguhnya tidak begitu jelas ukurannya (Sumardjo dan Saini

KM, 1991:30).Ada yang mengartikan pendek dapat dibaca selagi duduk dengan

waktu yang kurang dari satu jam. Ada yang melihat dari jumlah kata yang terdapat di

dalamnya (Notosusanto melalui Tarigan, 1984:1974 dan Jassin 1991:69) menulis

yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur

intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan kata lain, cerpen memiliki karakter,

plot, dan latar belakang yang terbatas (Pujiono, 2006:4-5)1.

Di setiap negara karya sastra selalu mengalami perkembangan sesuai dengan

zamannya, tidak terkecuali di Jepang. Perkembangan karya sastra di Jepang menurut

zamannya dibagi menjadi lima, yaitu: (1) kesusastraan zaman Joodai; (2)

kesusastraan zaman Heian; (3) kesusastraan zaman Pertengahan; (4) kesusastraan

1Pujiono, Muhammad. 2006. Analisis Nilai-Nilai Religius dalam Cerita Pendek (Cerpen) Karya Miyazawa Kenji. Medan: Universitas Sumatra Utara. Hal: 4-5 (tidak terbit)

Page 14: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

3

zaman Pramodern; dan (5) kesusastraan zaman Modern2.Perkembangan kesusastraan

Jepang zaman modern banyak dipengaruhi oleh kesusastraan dan dorongan

kebudayaan yang berasal dari barat. Kesusastraan modern mencerminkan manusia

yang hidup dalam masyarakat modern yang cenderung mempunyai sifat borjuis

(kelas masyarakat dari golongan menengah ke atas, biasanya dipertentangkan dengan

rakyat jelata) yang menganut paham liberal dan demokrasi. Manusia modern

berusaha menghilangkan perbedaan status sosial yang terdapat dalam masyarakat

feodal (masyarakat yang dikuasai oleh kaum bangsawan) dan menyadari perlunya

kebebasan3.Kebebasan itulah yang diusung oleh Akutagawa Ryunosuke dalam

menulis cerpen-cerpennya. Akutagawa Ryunosuke adalah salah seorang penulis

Jepang era Taisho (1912-1926) yang meraih pembaca di luar Jepang sangat banyak.

Karya-karyanya, sebagaimana karya-karya Natsume Soseki dan Mori Ogai, banyak

mengilhami para sastrawan Jepang modern. Hingga akhir hayatnya ia menulis lebih

dari seratus cerpen (Wibawarta, 2004:2).

Untuk menciptakan sebuah karya, Akutagawa mengutamakan pengambilan

bahan dari cerita yang berlatar-belakang sejarah atau cerita klasik, kemudian

diolahnya dengan baik sehingga mampu melahirkan sebuah novel baru dengan

penafsiran yang baru pula, diantaranya adalah “Rashoomon”「羅生門」, “Gesaku

2Penjelasan mengenai perkembangan kesusastraan Jepang terdapat dalam Nihon Bungakushi yang ditulis oleh Isoji Asoo dkk, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 1983 oleh Staf Pengajar jurusan Asia Timur Seksi Jepang Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang diterbitkan oleh UI-Press. 3Asoo, Isoji. 1983. Sejarah Kesusastraan Jepang (Nihon Bungakushi). Depok: UI-Press. Hal: 155

(Penulis menggunakan versi terjemahan dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh Staf Pengajar jurusan Asia Timur Seksi Jepang Fakultas Sastra Universitas Indonesia)

Page 15: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

4

Zanmai”「戯作三昧」, “Karenoshoo”「枯野抄」, “Yabu no Naka”「藪の中」,

dan “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」(Asoo, 1983:182). “Kumo no

Ito”「蜘蛛の糸」bercerita tentang seorang pendosa yang bernama Kandata.Kandata

masuk neraka karena selama hidupnya ia banyak sekali melakukan tindak kejahatan.

Suatu ketika sang Budha menyaksikan Kandata yang sedang menggeliat-liat bersama

para pendosa lainnya. Karena sang Budha mengingat bahwa Kandata pernah

melakukan perbuatan baik saat masih hidup, sang Budha kemudian membantunya

agar bisa lolos dari siksaan neraka. Sang Budha memberikan benang laba-laba agar

Kandata bisa memanjat melalui benang tersebut. Namun, tidak hanya Kandata saja

yang menggunakan tali tersebut untuk naik, tetapi juga para pendosa lainnya juga

menggunakan tali tersebut. Kandata yang tidak ingin talinya putus jika dinaiki banyak

orang, segera mengusir orang-orang yang mengikutinya naik melalui tali yang

diberikan oleh sang Budha. Bukannya Kandata bisa lolos dari neraka tetapi yang

terjadi adalah tali tersebut putus dan Kandata jatuh kembali ke neraka.

“Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」ditulis oleh Akutagawa Ryunosuke berdasarkan

tiga buah cerita yang dibacanya4. Tiga cerita yang menjadi sumber inspirasinya

tersebut adalah:

1. Sebuah dongeng yang terdapat dalam The Brothers Karamazov karya Fyodor

Dostoevsky (1821-1881) dari Rusia yang dibaca oleh Akutagawa Ryunosuke pada

bulan Oktober 1916 sampai Juli 1917. 4Diunduh dari http://www.edogawa-u.ac.jp/~tmkelly/research_spider.html#rendnote3pada 8 Maret

2013

Page 16: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

5

2. Ilustrasi yang terdapat dalam Konjaku Monogatari「今昔物語」, yang

menceritakan sejarah tentang iblis dan kejahatan dari zaman dahulu hingga zaman

sekarang.

3. Sebuah cerita yang berjudul “Jaring Laba-Laba” di dalam Karma.

Jika melihat latar-belakang dari tiga cerita di atas, dapat diketahui bahwa tiga-

tiganya memiliki lokasi penciptaan karya, kebudayaan, dan bahkan unsur agama yang

berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana unsur moral dan nilai-nilai religius yang terungkap

dalam cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bertolak dari rumusan permasalahan di atas maka tujuan yang hendak dicapai melalui

penelitian ini adalah mengungkapkan unsur moral dan nilai-nilai religius yang

terkandung dalam cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」. Adapun hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis

memberikan sumbangan pengetahuan khususnya dunia sastra Jepang, yaitu

pemahaman unsur gagasan yang berhubungan dengan aspek moral dan religius dalam

cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」karya Akutagawa Ryuunosuke. Secara praktis

Page 17: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

6

penelitian ini dapat mempermudah pembaca dalam memahami unsur moral dan nilai-

nilai religius dalam cerpen “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」karya Akutagawa

Ryuunosuke serta memperkaya wawasan pembaca dalam bidang kesusastraan yang

dikaji dari segi moral dan religius.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, karena objek material penelitiannya

berupa bahan pustaka, yaitu sebuah cerita pendek dari Jepang berjudul “Kumo no Ito”

「蜘蛛の糸」karya Akutagawa Ryuunosuke. Adapun objek formal dalam penelitian

ini adalah tentang aspek sosiologi sastra, yaitu unsur moral dan nilai-nilai religius

dalam cerita pendek tersebut.Cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」dikaji berdasarkan

unsur moral dan nilai-nilai religius yang terdapat di dalamnya.

1.5 Landasan Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori moral dan religius sebagai teori

pokok, yaitu teori yang berkaitan dengan nilai-nilai moral dan nilai-nilai religius.

1. Secara umum moral menyarankan pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk

yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.

Unsur moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup

pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan

Page 18: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

7

hal itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2012:320-

321).

2. Religius bertugas untuk mengatur kehidupan orang sehari-hari agar selalu berada

dalam bimbingan Tuhan sang pencipta (Bouman, 1992:80). Nilai-nilai religius

dalam karya sastra bermaksud untuk memperdalam serta mempermudah hubungan

manusia dengan Tuhan melalui pernyataan-pernyataan yang dituangkan dalam

karya sastra.

Sebagai teori pendukung dalam penelitian ini penulis gunakan teori struktur

cerita rekaan. Struktur cerita rekaan terdiri atas dua unsur yang pembangun, yaitu

unsur intrinsik (intrinsic) dan unsur ekstrinsik (extrinsic). Unsur intrinsik (intrinsic)

dalam sebuah cerita rekaan terbagi atas peristiwa, plot/alur, tokoh dan penokohan,

latar/setting, sudut pandang/point of view, dan lain-lain yang semuanya tentu saja

juga bersifat imajiner (Nurgiyantoro, 1994:4). Uraian lebih rinci tentang teori moral,

religius, dan teori struktural cerita rekaan (termasuk cerpen) akan penulis paparkan

pada bab tersendiri, yaitu bab 2, subbab landasan teori.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sosiologi sastra, yakni

sosiologi teks karya sastra. Sebab, aspek yang diteliti adalah masalah sosial dalam

teks, yaitu aspek moral dan religius. Oleh sebab itu, untuk menganalisis aspek moral

dan religius penulis gunakan juga teori moral dan teori religius dalam karya sastra.

Teori moral adalah suatu teori yang mencerminkan pandangan hidup pengarang yang

Page 19: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

8

bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin

disampaikan kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2012:321).Teori moral adalah suatu

teori yang menggambarkan karya sastra sebagai struktur yang kompleks, yang di

dalamnya menyoroti berbagai segi kehidupan termasuk masalah keagamaan

(Subijantoro, 1989:123). Selain itu, sebagai metode penunjang penulis gunakan

metode struktural. Metode struktural adalah metode penelitian sastra yang bertindak

pada prinsip stukturalisme bahwa karya sastra dipandang sebagai peristiwa kesenian

(seni bahasa) yang terdiri dari sebuah struktur (Wellek, 1983:159).Tujuan dari

metode struktural adalah untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti,

semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur-

unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh

(Teeuw, 1991:135).Penggunaan metode-metode ini dimaksudkan sebagai langkah

awal sebelum sampai pada pembahasan yang lebih rinci dan terstruktur.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan. Bab ini memberikan gambaran secara umum tentang

penelitian, bab ini terdiri dari tujuh (7) subbab yaitu latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, landasan teori,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka. Bab ini terdiri atas dua (2) subbab, yaitu penelitian

sebelumnya dan landasan teori.

Page 20: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

9

Bab 3 Pembahasan. Bab ini memaparkan tentang pembahasan penelitian yang

penulis lakukan, yaitu analisis tentang unsur moral dan nilai-nilai religius dalam

cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」.

Bab 4 Penutup. Bab ini terdiri dari dua (2) subbab yaitu simpulan dan saran,

yang diikuti oleh daftar pustaka.

Page 21: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang memuat paparan mengenai penelitian-penelitian

sebelumnya dan penjelasan komprehensif mengenai landasan teori, yang relevan

digunakan dalam penelitian ini. Terdapat dua (2) penelitian terdahulu yang dijadikan

referensi, yaitu penelitian Muhammad Pujiono (2006), dan penelitian Bambang

Wibawarta (2004).Terdapat persamaan landasan teori dalam kedua penelitian tersebut

yang meliputi teori tentang unsur-unsur moral dan nilai-nilai religius, khususnya yang

membahas tentang nilai-nilai moral dan nilai-nilai religius dalam sebuah karya sastra.

2.1 Penelitian-penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian lain terhadap cerpen “Rashomon” karya Akutagawa Ryunosuke

dan aspek moral atau aspek religius yang pernah dilakukan peneliti lain dapat penulis

temukan sejumlah dua judul. Dua penelitian tersebut yang pertama adalah penelitian

Muhammad Pujiono yang dimuat dalam kumpulan skripsi Universitas Sumatera

Utara, yang menunjukkan bahwa dalam kumpulan cerpen karya Miyazawa Kenji

mempunyai nilai-nilai religius yang terkandung di dalamnya. Yang kedua adalah

penelitian Bambang Wibawarta yang mendeskripsikan moral tentang kehidupan

manusia yang terdapat dalam cerpen “Rashomon” karya Akutagawa Ryunosuke.

Penelitian Muhammad Pujiono yang dimuat dalam kumpulan skripsi

Universitas Sumatera Utara, menunjukkan bahwa dalam kumpulan cerpen karya

Page 22: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

11

Miyazawa Kenji mempunyai nilai-nilai religius yang terkandung di dalamnya. Nilai-

nilai religius tersebut adalah hubungan makhluk hidup dengan Tuhan, dijelaskan

dalam penelitian Muhammad Pujiono, bahwa rasa syukur makhluk hidup terhadap

Tuhan melalui doa, dimana makhluk hidup dengan ciptaan-Nya sangatlah erat

hubungannya. Makhluk hidup mempunyai rasa sadar bahwa yang ada di alam raya ini

ada yang menciptakannya. Hal ini tergambar dalam cerpen “Laba-laba, Lintah, dan

Cerpelai” karya Miyazawa Kenji. Hubungan makhluk hidup dengan makhluk hidup

lainnya, bentuk hubungan dengan sesama makhluk sesuai dengan nilai-nilai religius

adalah saling menyayangi, saling menolong, dan menyuruh berbuat baik. Hal ini

dapat dilihat dalam “Otsuberu dan Gajah Putih”, “Laba-laba, Lintah, dan Cerpelai”,

dan “Matasaburo si Angin” karya Miyazawa Kenji. Hubungan makhluk hidup dengan

lingkungannya, mencintai lingkungan tempat menjalankan kehidupan yang

dikaruniakan oleh Tuhan adalah salah satu bentuk nilai religius. Mencintai

lingkungan berarti harus menjaga, merawat, dan jangan sampai mengotori. Kalau

sungai tercemar dapat merugikan masyarakat luas, bahkan bisa berdampak pada

kematian, ini dapat dilihat pada cerpen “Matasaburo si Angin” karya Miyazawa

Kenji.

Pada dasarnya nilai religius dalam karya sastra bukan bermaksud menambah

pemeluk agama, melainkan untuk memperdalam serta mempermudah hubungan

manusia dengan Tuhan melalui pernyataan-pernyataan yang dituangkan dalam karya

sastra. Tugas sebuah karya sastra bukanlah memberikan jawaban, tetapi memberikan

Page 23: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

12

pernyataan sehingga pembaca karya itu mampu menemukan jawaban sendiri (Saridjo

dalam Jassin, 1984:40).

Penelitian Bambang Wibawarta mendeskripsikan moral tentang kehidupan

manusia yang terdapat dalam cerpen “Rashomon” karya Akutagawa Ryunosuke.

Menurut Bambang Wibawarta “Rashomon” menampilkan masalah egoisme dengan

sangat menarik: betapa niat seseorang untuk hidup bermartabat dengan cepat berubah

menjadi hidup bejat. Hal ini dialami oleh Genin, tokoh dalam “Rashomon” ini pada

awalnya digambarkan sebagai orang yang terombang-ambing dan tidak peduli dengan

keadaan sekitar. Setelah dipecat oleh majikannya ia tidak tahu harus berbuat apa dan

terbesit di hatinya untuk menjadi pencuri, meskipun awalnya ia tidak memiliki

keberanian.

Penelitian Bambang Wibawarta mendeskripsikan moral tentang kehidupan

manusia yang terdapat dalam cerpen “Rashomon” karya Akutagawa Ryunosuke.

Menurut Bambang Wibawarta “Rashomon” menampilkan masalah egoisme dengan

sangat menarik: betapa niat seseorang untuk hidup bermartabat dengan cepat berubah

menjadi hidup bejat. Hal ini dialami oleh Genin, tokoh dalam “Rashomon” ini pada

awalnya digambarkan sebagai orang yang terombang-ambing dan tidak peduli dengan

keadaan sekitar. Setelah dipecat oleh majikannya ia tidak tahu harus berbuat apa dan

terbesit di hatinya untuk menjadi pencuri, meskipun awalnya ia tidak memiliki

keberanian.

Page 24: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

13

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-

unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Unsur-unsur

yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra, termasuk cerpen.

Unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema, alur, penokohan, latar atau setting, dan sudut

pandang.

2.2.1.1 Tema

Tema menurut Stanton melalui (Nurgiyantoro 2012:67) adalah makna yang

dikandung oleh sebuah cerita. Untuk menemukan tema sebuah karya sastra haruslah

disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu

cerita. Tema, walau sulit ditentukan secara pasti, bukanlah makna yang

disembunyikan, walau belum tentu juga dilukiskan secara eksplisit. Tema sebagai

makna pokok sebuah karya fiksi tidak (secara sengaja) disembunyikan karena justru

hal inilah yang ditawarkan kepada pembaca. Namun, tema merupakan makna

keseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia akan tersembunyi di balik

cerita yang mendukungnya (Nurgiyantoro, 2012:68).

2.2.1.2 Alur dan Pengaluran

Sudjiman (melalui Pujiono, 2006:10) mengatakan bahwa alur adalah struktur naratif

bagi seluruh cerita dan harus dapat menjalankan tugasnya dalam menyelesaikan

Page 25: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

14

gagasan hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh di dalam pengesahan cerita.

Pengaluran dalam suatu cerita adalah pengaluran urutan penampilan peristiwa untuk

memenuhi berbagai tuntutan sehingga peristiwa itu dapat tersusun dalam hubungan

sebab akibat (Sudjirman dalam Pujiono, 2006:10).

Pengaluran adalah teknik menyusun alur. Pengaluran terdiri atas pengaluran

mundur (flashback), pengaluran maju (kronologis), dan pengaluran gabungan antara

pengaluran maju dan mundur (Sumardjo dan Saini melalui Pujiono, 2006:11).

2.2.1.3 Tokoh dan Penokohan

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan

dalam sebuah cerita (Jones melalui Nurgiyantoro, 2012:165). Tokoh cerita adalah

orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh

pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Abrams melalui

Nurgiyanotoro, 2012:165).

Pelukisan watak tokoh dalam cerita dapat digambarkan melalui ucapan-

ucapannya, gambaran fisiknya, keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang dan

melalui perbuatannya, terutama bagaimana ia bersikap dalam menghadapi situasi

krisis5.

5Sumardjo dan Saini dalam Pujiono, Muhammad. 2006. Analisis Nilai-Nilai Religius dalam Cerita endek (Cerpen) Karya Miyazawa Kenji. USU Repository. Hal:11-12. (tidak terbit)

Page 26: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

15

2.2.1.4 Latar atau Setting

Latar atau setting disebut juga landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan (Abrams melalui Nurgiyantoro, 2012:216). Berdasarkan wujudnya ada

latar fisik dan latar sosial. Latar fisik dapat berupa latar tempat dan latar waktu. Latar

tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya sastra. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat

dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas .Latar

waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya sastra. Masalah “kapan” tersebut biasanya

dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan

dengan peristiwa sejarah. Adapun Latar sosial menyaran pada hal-hal yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya sastra. Misalnya, tradisi, adat-istiadat, norma masyarakat,

agama, hukum, dan sebagainya.

2.2.1.5 Sudut Pandang

Sudut pandang adalah hubungan yang ada diantara pengarang dengan fiktif

rekaannya, atau pengarang dengan pikiran dan perasaan para tokoh. Sudut pandang

menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan (Tarigan melalui Pujiono, 2006:13). Ia

merupakan cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk

menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita

Page 27: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

16

dalam sebuah karya sastra kepada pembaca (Abrams melalui Nurgiyantoro,

2012:248).

Nurgiyantoro membedakan sudut pandang ke dalam tiga bentuk, yaitu (a)

sudut pandang persona. “aku” terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai

pencerita;(b) sudut pandang persona ketiga; dan(c) sudut pandang campuran antara

persona pertama dengan ketiga (2012:256).

2.3 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara

tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Atau

secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi

bangun cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di

dalamnya. Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh (untuk tidak

dikatakan: cukup menentukan) terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan

(Nurgiyantoro, 2012:23-34).

Wellek & Warren (melalui Nurgiyantoro, 2012:24) mengatakan bahwa seperti

halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri atas sejumlah unsur. Unsur-unsur

yang dimaksud antara lain adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang

memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya akan mempengaruhi

karya yang ditulisnya. Pendek kata, unsur biografi pengarang akan turut menentukan

corak karya yang dihasilkannya.

Page 28: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

17

Unsur ekstrinsik berikutnya adalah psikologi, baik yang berupa psikologi

pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, maupun

penerapan prinsip psikologi dalam karya. Keadaan lingkungan pengarang seperti

ekonomi, politik dan sosial juga akan berpengaruh terhadap karya sastra, dan hal itu

merupakan unsur ekstrinsik pula. Unsur ekstrinsik yang lain misalnya pandangan

hidup suatu bangsa, berbagai karya seni yang lain, dan sebagainya.

2.4 Nilai-nilai Moral dalam Karya Sastra 6

2.4.1 Pengertian dan Hakikat Moral

Moral dilihat dari segi dikhotomi bentuk isi karya sastra merupakan unsur isi. Ia

merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca,

merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan

lewat media cerita. Secara umum moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang)

baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan

sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila (KBBI, 1994).

Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup

pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal

itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca. Moral dalam cerita biasanya

dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu

6Untuk menjelaskan Unsur Moral dalam Karya Sastra, penulis menggunakan buku Burhan

Nurgiyantoro. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal. 320-324 dan hal. 335-341.

Page 29: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

18

yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang

bersangkutan oleh pembaca (Kenny, 1966: 89).

2.4.2 Jenis dan Wujud Pesan Moral

Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan, bersifat

tidak terbatas. Ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh

persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis besar

persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam tiga persoalan,

yaitu hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain

dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alamm, dan

hubungan manusia dengan Tuhannya.

Sebuah karya sastra tentu saja dapat mengandung dan menawarkan pesan

moral itu salah satu, dua, atau ketiganya sekaligus, masing-masing dengan wujud

detil khususnya. Namun, sama halnya dengan adanya beberapa tema dalam sebuah

karya sastra yang terdiri dari tema utama (mayor) dan tema-tema tambahan (minor),

pesan moral pun dapat digolongkan ke dalam yang utama dan yang sampingan itu.

Persoalan yang dihadapi pembaca kemudian adalah: mampukah ia menemukan dan

mengenali pesan-pesan moral itu, dan kalau mungkin mengambil hikmahnya.

Persoalan manusia dengan dirinya sendiri dapat bermacam-macam jenis dan

tingkat intensitasnya. Hal itu tentu saja tidak lepas dari kaitannya dengan persoalan

hubungan antarsesama dan dengan Tuhan. Ia dapat berhubungan dengan masalah-

masalah seperti eksistensi diri, harga diri, rasa percaya diri, takut, maut, rindu,

Page 30: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

19

dendam, kesepian, keterombang-ambingan antara beberapa pilihan, dan lain-lain yang

lebih bersifat melibat ke dalam diri dan kejiwaan seorang individu.

Pesan moral apakah yang ingin disampaikan kepada pembaca sehingga

pembaca dapat menafsirkan secara berbeda, misalnya berupa mempertanyakan diri

tentang mengapa kita merasa takut secara berlebihan yang justru merugikan diri

sendiri, atau harus berusaha mengalahkan rasa takut pada diri sendiri misalnya,

dengan memupuk rasa percaya diri.

2.4.3 Bentuk Penyampaian Pesan Moral

Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral dalam karya sastra

mungkin bersifat langsung, atau sebaliknya tak langsung. Namun, sebenarnya

pemilihan itu hanya demi praktisnya saja sebab mungkin saja ada pesan yang bersifat

agak langsung. Dalam sebuah novel sendiri mungkin sekali ditemukan adanya pesan

yang benar-benar tersembunyi sehingga tak banyak orang yang dapat merasakannya,

namun mungkin pula ada yang agak langsung dan seperti ditonjolkan.

2.4.3.1 Bentuk Penyampaian Langsung

Bentuk penyampaian pesan moral yang bersifat langsung, boleh dikatakan, identik

dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian, telling, atau penjelasan,

expository. Jika dalam teknik uraian pengarang langsung mendeskripsikan

perwatakan tokoh-tokoh cerita yang bersifat “memberi tahu” atau memudahkan

pembaca untuk memahaminya, hal yang demikian juga terjadi dalam penyampaian

Page 31: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

20

pesan moral. Artinya, moral yang ingin disampaikan, atau diajarkan, kepada pembaca

itu dilakukan secara langsung dan eksplisit. Pengarang, dalam hal ini, tampak bersifat

menggurui pembaca.

Dilihat dari segi kebutuhan pengarang yang ingin menyampaikan sesuatu

kepada pembaca, teknik penyampaian langsung tersebut komunikatif. Artinya,

pembaca memang secara mudah dapat memahami apa yang dimaksudkan. Pembaca

tidak usah sulit-sulit menafsirkan sendiri dengan jaminan belum tentu pas. Gambar

berikut mengandaikan pesan yang ingin disampaikan itu kurang ada hubungannya

dengan cerita, ia lebih merupakan sesuatu yang diomprengkan pada cerita.

2.4.3.2 Bentuk Penyampaian Tidak Langsung

Jika dibandingkan dengan bentuk sebelumnya, bentuk penyampaian pesan moral di

sini bersifat tidak langsung. Pesan ini hanya tersirat dalam cerita, berpadu secara

keherensif dengan unsur-unsur cerita yang lain. Walau betul pengarang ingin

menawarkan dan menyampaikan sesuatu, ia tidak melakukannya secara serta-merta

dan vulgar karena ia sadar telah memilih jalur cerita. Karya yang berbentuk cerita

bagaimanapun hadir kepada pembaca pertama-tama haruslah sebagai cerita, sebagai

sarana hiburan untuk memperoleh berbagai kenikmatan.

Page 32: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

21

Kalaupun ada yang ingin dipesankandan yang sebenarnya justru hal inilah

yang mendorong ditulisnya cerita itu. Hal itu hanyalah lewat siratan saja dan terserah

kepada penafsiran pembaca. Bukankah cara penyampaian yang demikian justru

memaksa pembaca untuk merenungkannya, menghayatinya secara lebih intensif.

Jika dibandingkan dengan teknik pelukisan watak tokoh, cara ini sejalan

dengan teknik ragaan, showing. Yang ditampilkan dalam cerita adalah peristiwa-

peristiwa, konflik sikap dan tingkah laku para tokoh dalam menghadapi peristiwa dan

konflik itu, baik yang terlihat dalam tingkah laku verbal, fisik, maupun yang hanya

terjadi dalam pikiran dan perasaannya. Melalui berbagai hal tersebut, messages, pesan

moral disalurkan. Sebaliknya, dilihat dari pembaca, jika ingin memahami dan atau

menafsirkan pesan itu, haruslah ia melakukannya berdasarkan cerita, sikap dan

tingkah laku para tokoh tersebut.

Dilihat dari kebutuhan pengarang yang ingin menyampaikan pesan dan

pandangannya itu, cara ini mungkin kurang komunikatif. Artinya, pembaca belum

tentu dapat menangkap apa sesungguhnya yang dimaksudkan pengarang, paling tidak

kemungkinan terjadinya kesalahan tafsir berpeluang besar. Namun, hal yang

demikian adalah amat wajar, bahkan merupakan hal yang esensial dalam karya sastra

yang salah satu sifat khasnya adalah berusaha mengungkapkan sesuatu secara tidak

langsung. Berangkat dari sifat esensi inilah sastra tampil dengan kompleksitas makna

yang dikandungnya. Hal itu justru dapat dipandang sebagai kelebihan karya sastra,

kelebihan dalam hal banyaknya kemungkinan penafsiran, dari orang seorang, dari

Page 33: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

22

waktu ke waktu. Hal ini pulalah yang menyebabkan karya sastra sering tidak

ketinggalan, sanggup melewati batas waktu dan kebangsaan.

Kalau orang membaca Hamlet karya Shakespeare misalnya, sebuah karya

yang ditulis sekian abad yang lalu, orang tetap merasakan adanya kebaruannya.

Selain itu, mungkin pula ia akan menemukan tafsiran yang berbeda dengan

penafsiran-penafsiran yang dilakukan oleh orang-orang sebelumnya, termasuk dalam

hal penafsiran unsur pesan. Hubungan yang terjadi antara pengarang dengan pembaca

adalah hubungan yang tidak langsung dan tersirat.

2.5 Nilai-Nilai Religius dalam Karya Sastra

2.5.1 Nilai-Nilai Religius

Religius bertugas untuk mengatur kehidupan orang sehari-hari agar selalu berada

dalam bimbingan Tuhan sang pencipta (Bouman, 1992:80). Istilah religius membawa

konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat berkaitan,

berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan. Namun, sebenarnya

Page 34: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

23

keduanya menyaran pada makna yang berbeda. Agama lebih menunjukkan pada

kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi.

Religiositas, di pihak lain, melihat aspek yang dilubuk hati, riak getaran nurani

pribadi, totalitas kedalaman pribadi manusia. Dengan demikian, religius bersifat

mengatasi, lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang tampak, formal, dan resmi

(Mangunwijaya melalui Nurgiyantoro, 2012:326-327).

Seorang religius adalah orang yang mencoba memahami dan menghayati

hidup dan kehidupan ini lebih dari sekedar yang lahiriah saja. Dia tidak terikat pada

agama tertentu yang ada di dunia ini. Seorang penganut agama tertentu, Islam

misalnya, idealnya sekaligus religius, namun tidak demikian kenyataannya. Banyak

penganut agama tertentu, misalnya seperti yang terlihat dalam KTP, namun sikap dan

tingkah lakunya tidak religius.

Moral religius menjunjung tinggi sifat-sifat manusiawi, hati nurani yang

dalam, harkat dan martabat serta kebebasan pribadi yang dimiliki oleh manusia

(Nurgiyantoro, 2012:327).Sosiolog memandang agama sebagai alat wadah alamiah

yang mengatur pernyataan iman di forum terbuka atau dalam sistem sosial

masyarakat dan manifestasinya dapat disaksikan dalam bentuk khotbah-khotbah, doa-

doa, dan sebagainya (Hendropuspito, 1985:45).

Agama lebih menitikberatkan pada kelembagaan yang mengatur tata cara

penyembuhan manusia kepada penciptaannya dan mengarah pada aspek kuantitas,

sedangkan religius lebih menekankan pada kualitas manusia beragama. Agama dan

religiusitas merupakan kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi, karena

Page 35: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

24

keduanya merupakan konsekuensi logis kehidupan manusia yang diibaratkan selalu

mempunyai dua kutub, yaitu kehidupan pribadi dan kebersamaannya di tengah

masyarakat (Mangunwijaya melalui Pujiono, 2006:15).

Suatu kritik, religiusitas dimaksudkan sebagai pembuka jalan agar kehidupan

orang beragama menjadi semakin intens. Semakin orang religius, hidup orang itu

semakin nyata atau semakin sadar terhadap kehidupannya sendiri (Moeljanto dan

Sunardi melalui Pujiono, 2006:15). Bagi orang yang beragama, intensitas itu tidak

dapat dipisahkan dari keberhasilannya untuk membuka diri terus menerus terhadap

pusat kehidupan. Inilah yang disebut religiusitas sebagai inti kualitas hidup manusia,

karena ia adalah dimensi yang berada dalam lubuk hati dan sebagai getaran murni

pribadi (Mangunwijaya melalui Pujiono, 2006:15-16).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa religiusitas

mempunyai peranan penting bagi kehidupan, sama halnya dengan ajaran agama,

bahkan religiusitas lebih dari sekedar memeluk agama tertentu, melainkan mencakup

seluruh hubungan dan konsekuensi antara manusia dengan penciptanya dan dengan

sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.

2.5.2 Nilai-Nilai Religius dalam Karya Sastra

Kehadiran nilai religius dan keagamaan dalam sastra adalah setua keberadaan sastra

itu sendiri. Bahkan, sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Pada awal mula

segala sastra adalah religius (Mangunwijaya melalui Nurgiyantoro, 2012:326).Unsur

agama dan sastra bertemu dalam pemikiran pengarang ketika mereka memperhatikan

Page 36: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

25

eksistensinya. Eksistensi itu bergerak menuju upaya penyucian diri dengan

sendirinya. Dengan begitu, agama dan sastra bergabung dalam sikap pengarang

ketika ia berusaha menyaksikan hal-hal duniawi sambil berorientasi ke unsur yang

kekal (Takeda melalui Budiman, 2006:2).

Karya sastra sebagai struktur yang kompleks, yang di dalamnya menyoroti

berbagai segi kehidupan termasuk masalah keagamaan layak kita gali lebih dalam

untuk diambil manfaatnya. Kehadiran sastra keagamaan di tengah-tengah masyarakat

pasti mempunyai latar belakang tersendiri. Sebelum digali lebih dalam, terlebih

dahulu harus diketahui kriteria-kriteria religius dalam sastra. Secara garis besar

kriteria-kriteria religius dalam karya sastra berisi: (1) penyerahan diri, tunduk dan taat

kepada Tuhan Y.M.E; (2) kehidupan yang penuh kemuliaan; (3) perasaan batin yang

ada hubungannya dengan Tuhan; (4) perasaan batin yang ada hubungannya dengan

rasa berdoa; (5) perasaan batin yang ada hubungannya dengan rasa takut; dan (6)

pengakuan akan kebesaran Tuhan (Atmosuwito, 1989:123-124).

Selain itu, ada juga kriteria sastra sebagaimana yang diungkapkan oleh Saridjo

melalui Jassin, yaitu (1) karya sastra melukiskan konflik keagamaan;(2) karya sastra

yang menitikberatkan pada hal-hal keagamaan sebagai pemecah sosial (1984:40).

Page 37: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

26

BAB 3 NILAI-NILAI MORAL DAN RELIGIUS DALAM CERPEN “KUMO N O ITO”

「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE

3.1 Unsur Intrinsik Cerpen “Kumo no Ito” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」

Suatu karya sastra, tak terkecuali cerpen memiliki dua unsur yang membangun di

dalamnya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dalam cerpen

“Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」yang akan dibahas adalah tema, alur, penokohan, latar

atau setting, dan sudut pandang.

3.1.1 Tema Cerpen “Kumo no Ito” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」

Setelah membaca keseluruhan cerita “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」, dapat

disimpulkan sebuah tema yaitu balasan yang diterima oleh manusia berdasarkan

perbuatan yang pernah dilakukannya. Perbuatan baik akan mendapat balasan yang

baik dan perbuatan yang buruk akan mendapat balasan yang buruk di Neraka.

3.1.2 Alur Cerpen “Kumo no Ito” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」

Alur yang terdapat dalam “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」adalah alur maju dan mundur.

Alur maju karena cerita berjalan sesuai urutan penampilan peristiwa, dan alur mundur

karena terdapat peristiwa yang terjadi di masa lampau. Hal itu dibuktikan pada:

と申しますのは、ある時この男が深い林の中を通りますと、小さな蜘

蛛が一匹、路ばたをはって行くのが見えました。そこで 陀多は

Page 38: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

27

さっそく足をあげて、踏み殺そうといたしましたが、「いや、いや、

これも小さいながら、命のあるものに違いない。その命をむやみにと

るという事は、いくらなんでもかわいそうだ。」と、こう急に思い返

して、とうとうその蜘蛛を殺さずに助けてやったからでございます。 Tomoushimasunoha, aru toki kono otoko ga fukai mori no naka wo tourimasuto, chiisana kumo ga ippiki, michibata wo hatte iku no ga miemashita. Soko de Kandata ha sassoku ashi wo agete, fumi korosouto itashimashitaga, “iya, iya, kore mo chiisai nagara, inochi no aru mono ni chigainai. Sono inochi wo muyami ni toruto iu koto ha, ikura nandemo kawaisouda.”to, kou kyuu ni omoi kaeshite, toutou sono kumo wo korosazuni tasuketeyatta kara de gozaimasu. Ketika itu, pemuda ini sedang melintasi hutan yang lebat dan melihat seekor laba-laba kecil yang sedang merayap di tepi jalan. Di situ, Kandata segera mengangkat kakinya dan berniat menginjak laba-laba itu hingga mati, tetapi tiba-tiba Kandata berpikir, “Tidak. Tidak. Meski sekecil ini laba-laba tentunya juga punya nyawa. Sangat kasihan kalau nyawanya lepas begitu saja.”Akhirnya Kandata malahan menolong laba-laba itu dengan tidak membunuhnya.

Kejadian di atas merupakan kejadian yang terjadi di masa lampau, yaitu

kejadian dimana Kandata masih hidup dan belum masuk neraka.

3.1.3 Tokoh dan Penokohan Cerpen “Kumo no Ito” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」

3.1.3.1 Kandata

Kandata dan Sang Budha adalah tokoh utama dalam “Kumo no

Ito”「蜘蛛の糸」karena ia terlibat dengan tema, paling banyak berhubungan dengan

tokoh-tokoh lain, dan paling banyak memerlukan waktu penceritaan.

Page 39: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

28

Kandata menjadi tokoh antagonis dalam “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」karena

memiliki sifat yang jahat seperti suka membunuh, membakar rumah orang, dan

melakukan berbagai tindakan jahat lainnya, dibuktikan pada:

この 陀多と言う男は、人を殺したり家に火をつけたり、いろいろ

悪事を働いた大泥坊でございますが、。。。。。

Kono Kandata to iu otoko ha, hito wo koroshitari, ie ni hi wo tsuketari, iroiro akuji wo hataraita daidorobou de gozaimasuga,...... Pemuda bernama Kandata ini adalah seorang maling besar yang pernah membunuh orang, membakar rumah, dan melakukan berbagai tindak kejahatan lainnya.............

Selain mempunyai sifat jahat seperti di atas, Kandata juga mempunyai sifat

ingin menang sendiri dan tidak ingin berbagi terhadap sesama manusia, dibuktikan

pada:

今の中にどうかしなければ、糸はまん中から二つに断れて、落ちてし

まうのに違いありません。そこで 陀多は大きな声を出して、

「こら、罪人ども。この蜘蛛の糸は己のものだぞ。お前たちは一体誰

に尋いて、のぼって来た。下りろ。下りろ。」と喚きました。

Ima no naka ni doukashinakereba, kumo ha mannaka kara futatsu ni kotowarete, ochite shimaunoni chigaiarimasen. Sokode Kandata ha ookina koe wo dashite, “kora, zainin domo. Kono kumo no ito ha ore no mono dazo.Omaetachi ha ittai dare ni saite, nobotte kita. Oriro.Oriro.”To wamekimashita. Jika ia tidak segera berbuat sesuatu, benang ini niscaya akan putus di tengah, menjadi dua, dan ia pun pasti akan ikut jatuh. Kandata seketika itu lalu berteriak nyaring, “Hei, para pesakitan! Benang laba-laba ini milikku! Sapa yang mengizinkan kalian memanjatnya? Turun! Ayo, turun!”.

Page 40: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

29

Namun demikian, dia mempunyai sifat baik yaitu peduli terhadap makhluk

hidup yang terdapat pada:

と申しますのは、ある時この男が深い林の中を通りますと、小さな蜘

蛛が一匹、路ばたをはって行くのが見えました。そこで 陀多は

さっそく足をあげて、踏み殺そうといたしましたが、「いや、いや、

これも小さいながら、命のあるものに違いない。その命をむやみにと

るという事は、いくらなんでもかわいそうだ。」と、こう急に思い返

して、とうとうその蜘蛛を殺さずに助けてやったからでございます。 Tomoushimasunoha, aru toki kono otoko ga fukai mori no naka wo tourimasuto, chiisana kumo ga ippiki, michibata wo hatte iku no ga miemashita. Soko de Kandata ha sassoku ashi wo agete, fumi korosouto itashimashitaga, “iya, iya, kore mo chiisai nagara, inochi no aru mono ni chigainai. Sono inochi wo muyami ni toruto iu koto ha, ikura nandemo kawaisouda.”to, kou kyuu ni omoi kaeshite, toutou sono kumo wo korosazuni tasuketeyatta kara de gozaimasu. Ketika itu, pemuda ini sedang melintasi hutan yang lebat dan melihat seekor laba-laba kecil yang sedang merayap di tepi jalan. Di situ, Kandata segera mengangkat kakinya dan berniat menginjak laba-laba itu hingga mati, tetapi tiba-tiba Kandata berpikir, “Tidak. Tidak. Meski sekecil ini laba-laba tentunya juga punya nyawa. Sangat kasihan kalau nyawanya lepas begitu saja.”Akhirnya Kandata malahan menolong laba-laba itu dengan tidak membunuhnya.

3.1.3.2 Sang Budha

Sang Budha merupakan sang pencipta yang tinggal di surga. Sang Budha

digambarkan sebagai sang pencipta yang murah hati dan suka menolong. Sang Budha

memiliki sifat tulus karena ia tidak perduli orang yang ditolongnya tersebut memiliki

sifat baik ataupun buruk, asalkan orang itu pernah melakukan perbuatan baik

walaupun hanya sekali, yang terdapat pada:

Page 41: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

30

お釈迦様は地獄のようすをご覧になりながら、この 陀多には

蜘蛛を助けた事があるのをお思い出しになりました。そうしてそれだ

けのよい事をした報には、できるなら、この男を地獄から救い出して

やろうとお考えになりました。

Oshakasama ha jigoku no yousu wo goran ni narinagara, kono Kandata ni ha kumo wo tasuketa koto ga aru no wo oomoidashi ni narimashita. Soushite sore dake no yoi koto wo shita mukui ni ha, dekirunara, kono otoko wo jigoku kara sukui dashite yarouto okangae ni narimashita. Sambil mengamati keadaan neraka, sang Budha teringat bahwa Kandata pernah menolong seekor laba-laba. Sebagai imbalan dari perbuatan baik yang pernah dilakukannya, sang Budha berpikir, kalau bisa ia akan menyelamatkan Kandata keluar dari neraka.

Sedangkan para pesakitan dan seekor laba-laba Surga adalah tokoh tambahan

atau Perifental dalam “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」karena dimunculkan hanya di

bagian awal dan akhir cerita. Para pesakitan adalah sebutan bagi para penghuni

neraka yang tidak terhitung jumlahnya. Mereka berperan sebagai tokoh tambahan

dalam “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」karena hanya dimunculkan pada bagian akhir

cerita. Selain itu, seekor laba-laba Surga juga berperan sebagai tokoh tambahan dalam

“Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」karena laba-laba itu penghasil benang keperakan yang

indah di atas daun teratai berwarna hijau yang laksana batu giok. Benang laba-laba

Surga itu yang digunakan oleh Kandata (tokoh utama) dan para pesakitan untuk

bergelayutan naik agar keluar dari Neraka.

Page 42: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

31

3.1.4 Latar atau Setting

Latar tempat yang terdapat dalam cerpen “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」adalah sebagai

berikut :

3.1.4.1 Tepi Kolam Teratai di Surga

ある日の事でございます。御釈迦様は極楽の蓮池のふちを、独りでぶ

らぶら御歩きになっていらっしゃいました。

Aru hi no koto de gozaimasu.Oshaka sama ha gokuraku no hasuike no uchi wo hitori de burabura aruki ni natte irasshaimashita. Pada suatu hari, sang Buddha tengah berjalan-jalan tanpa tujuan, sendirian di tepi kolam teratai di Surga.

3.1.4.2 Hutan lebat

と申しますのは、ある時この男が深い林の中を通りますと、小さな蜘

蛛が一匹、路ばたをはって行くのが見えました。 Tomoushimasunoha, aru toki kono otoko ga fukai mori no naka wo tourimasuto, chiisana kumo ga ippiki, michibata wo hatte iku no ga miemashita. Ketika itu, pemuda ini sedang melintasi hutan yang lebat dan melihat seekor laba-laba kecil yang sedang merayap di tepi jalan.

Page 43: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

32

3.1.4.3 Chi no Ike7「「「「血の池血の池血の池血の池」」」」

Chi no Ike「血の池」berada di dasar Neraka. Disana banyak dijumpai para pendosa

yang sedang disiksa hingga berdarah-darah dan menjerit-jerit kesakitan. Latar Chi no

Ike「血の池」tersebut terdapat pada kalimat berikut:

こちらは地獄の底の血の池で、ほかの罪人と一しょに、浮いたり沈ん

だりしていたでございます。

Kochira ha jigoku no soko no chi no ike de, hoka no zaiin to ishoni, uitari shizundarishiteita de gozaimasu. Ini adalah Chi no Ike「血の池」di dasar Neraka, tempat timbul-tenggelamnya Kandata bersama para pendosa lain.

3.1.4.4 Dasar Neraka, Terdapat Sanzu No Kawa「「「「三途三途三途三途の河の河の河の河」」」」dan Hari No

Yama「「「「針の山針の山針の山針の山」」」」 この極楽の蓮池の下は、丁度地獄の底に当って居りますから、水晶の

ような水を透き徹して、三途の河や針の山の景色が、丁度覗き眼鏡を

見るように、はっきりと見えるのでございます。

Kono gokuraku no hasuike no shita ha, choudo jigoku no soko ni atatte orimasukara, suishou no youna mizu wo sukitoushite, sanzu no kawa ya hari no yama no keshiki ga, choudo nozoki megane wo miruyouni, hakkiri to mieru no de gozaimasu.

Karena tepat di bawah kolam teratai di Surga ini terdapat dasar Neraka, pemandangan Sanzu no Kawa8「三途の河」dan Hari No

7Chi No Ike「血の池」yang berarti kolam darah adalah tempat penyiksaan bagi penghuni Neraka. 8Sanzu No Kawa「三途の河」yang berarti sungai tiga aliran adalah sungai yang

berada di dunia bawah (Dunia orang mati).

Page 44: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

33

Yama9「針の山」dapat terlihat jelas seperti melihat melalui teropong, bening bagaikan keristal.

3.1.5 Sudut pandang

Sudut pandang yang dipakai dalam “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」menggunakan sudut

pandang orang ketiga, karena pengarang tidak terlibat langsung ke dalam cerita di

dalamnya.

3.2 Unsur Ekstrinsik “Kumo no Ito” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」

Unsur ekstrinsik yang menjadi bagian dari “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」 adalah

biografi dan kehidupan Akutagawa Ryunosuke serta latar belakang dari cerpen

“Kumo no Ito 「蜘蛛の糸」.

3.2.1 Akutagawa Ryunosuke10

Akutagawa Ryunosuke adalah seorang penulis Jepang era Taisho (1912-1926) yang

meraih pembaca di luar Jepang sangat banyak. Karya-karyanya, sebagaimana karya-

karya Natsume Soseki dan Mori Ogai, banyak mengilhami para sastrawan Jepang

modern. Hingga akhir hayatnya ia menulis lebih dari seratus cerita pendek.

9Hari No Yama「針の山」yang berarti Bukit Jarum adalah bukit tempat penyiksaan bagi penghuni Neraka. 10Wibawarta, Bambang. 2004. Akutagawa Ryunosuke : Terjemahan danPembahasan. Jakarta: Kalang.

Hal: 2-10

Page 45: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

34

Akutagawa lahir dengan nama Ryunosuke di Irifunecho, Tokyo pada 1 Maret

1892 sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Irifunecho merupakan daerah tempat

tinggal orang asing. Ketika itu hanya ada tiga rumah orang Jepang di sana, termasuk

keluarga Ryunosuke. Kakak perempuan sulungnya yang bernama Hatsuko meninggal

pada usia tujuh tepat setahun sebelum Ryunosuke lahir karena radang selaput otak.

Oleh karena itu ketika Ryunosuke lahir ia hanya memiliki satu saudara perempuan

bernama Hisako.

Karena lahir pada tahun dan jam Naga (sekitar jam delapan pagi),ia diberi nama

Ryunosuke. Ryu dalam bahasa Jepang berarti naga.Ibunya bernama Fuku, dan

ayahnya bernama Niihara Toshizo.Niihara Toshizo adalah seorang pengusaha

peternakan sapi perah di Irifunecho dan daerah Shinjuku. Sekitar Sembilan bulan

setelah Akutagawa lahir ibunya menjadi gila hingga kematiannya pada 1902.

Ketika Ryunosuke lahir ayahnya berusia 42 tahun dan ibunya 33 tahun, usia-usia

sial menurut keercayaan Jepang. Untuk menghindari kemalangan yang akan

menimpa, seharusnya Ryunosuke dibuang. Karena itulah kemudian diputuskan

Ryunosuke seolah-olah dibuang dengan dipelihara oleh teman lama ayahnya bernama

Matsumura Senjiro. Ibunya yang menjadi sakit jiwa juga dianggap sebagai bagian

dari kesialan tersebut.

Ryunosuke kemudian diadopsi oleh kakak ibunya yang bernama Akutagawa

Michiaki. Bibinya ini merawatnya dengan penuh kasih sayang dan menganggapnya

seperti anak sendiri. Kakak perempuan ibunya yang tidak menikah bernama Fuki

tinggal bersama mereka. Fuki juga sangat menyayangi Ryunosuke. Secara resmi

Page 46: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

35

Ryunosuke menggunakan nama Akutagawa dua tahun setelah ibunya meninggal,

yakni ketika berusia dua belas tahun.

Sejak kecil Akutagawa Ryunosuke banyak melahap karya-karya klasik Jepang

dan Cina.Minatnya terhadap kesusatraan memang sudah tampak sejak ia duduk di

sekolah dasar. Ia juga menyukai para penulis pertengahan zaman Meiji, seperti Ozaki

Koyo dan Koda Rohan, dan akrab dengan karya-karya para sastrawan besar seperti

Natsume Soseki dan Mori Ogai. Ia mengenal pula karya-karya para penulis Eropa

seperti Maupassant, Balzac, Tolstoy, Anatole France, dan Dostoyevski sejak duduk di

bangku sekolah menengah umum (SMU). Di bangku SMU ini pula ia sudah

membaca buku-buku Eukendan Spinoza. Kebiasaannya yang lain adalah melihat

pameran dan menghadiri diskusi sastra bersama teman sekolahnya bernama Tsuneto

Kyo, serta membaca buku di perpustakaan umum atau perpustakaan keliling.

Pada 1913 ia masuk Jurusan Sastra Inggris Universitas Tokyo. Bersama Kume

Masao dan Kikuchi Kan, ia menghidupkan kembali majalah sastra universitas

“Shinshicho”「新思著」(Aliran Pemikiran Baru), yang sudah mati dan mulai

menerbitkan karyanya di majalah tersebut. Ia memulai debutnya dengan

menerjemahkan karya France, “Balthasar”. Karya aslinya yang pertama yang muncul

di “Shinshicho”「新思著」berjudul “Ronen”「炉年」(1914). Setahun kemudian

yaitu tahun 1915, ia meluncurkan “Rashomon” 「羅生門」, salah satu cerpennya

yang terbaik dan menjadi judul kumpulan cerpennya yang pertama. Tahun 1916

tercatat sebagai tahun kesuksesannya, yakni ketika cerpennya yang berjudul

Page 47: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

36

“Hana”「鼻」dipuji oleh Natsume Soseki. Beliau adalah empu sastra waktu itu, dan

majalah sastra mulai melirik penulis muda ini.

Lulus dari universitas pada tahun 1916 Akutagawa kemudian mengajar bahasa

Inggris di sekolah teknik kelautan di Yokosuka. Tahun 1919 ia berhenti sebagai

pengajar karena ingin mencurahkan perhatian sepenuhnya pada dunia tulis menulis.

Setelah berhenti mengajar, ia mengantungi kontrak yang aman untuk menulis fiksi di

surat kabar “Osaka Mainichi”「大阪毎日」. Pada Maret 1921 Akutagawa dikirim ke

Cina selama empat bulan oleh “Osaka Mainichi”「大阪毎日」, dan kesehatannya

mulai memburuk sewaktu berada di Shanghai. Pada masa inilah ia menulis karya-

karya seperti “Jigokuhen”「地獄変」 dan “Hokyonin no Shi”「奉教人の死」.

Sejak pulang dari Cina kesehatannya terus merosot. Dalam surat yang ditulis

kepada salah seorang temannya pada akhir tahun 1922, ia mengeluh bahwa dirinya

sedang menderita kelelahan syaraf, kejang-kejang perut, sakit kantung kemih, dan

punya masalah jantung. Surat ini juga mendaftar berbagai penyakit ringan yang

diderita oleh istrinya, kedua anaknya, dan orang tua asuhnya. Karya-karya yang

ditulis pada masa ini sangat berbeda dengan karya-karya awalnya.

“Torokko”「トロッコ」misalnya, lebih merupakan cerita anak-anak. Banyak yang

mengatakan bahwa karya ini mirip dengan “Manazuru”「真鶴」(1920) karya Shiga

Naoya. Akutagawa memang mengakui bahwa ia mengagumi sastrawan tersebut,

sebagaimana diungkapkan dalam “Bungeiteki na”「文芸的な」(1927). Dalam

Page 48: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

37

tulisan ini ia menyatakan sangat mengagumi sentuhan realisme Shiga yang begitu

indah. Bagi Akutagawa, Shiga bahkan lebih unggul dibandingkan Tolstoy, karena ia

memakai realisme dengan semangat puitis yang diambil dari tradisi ketimuran.

Selanjutnya ketika Akutagawa mencari gaya pengungkapan baru di luar cerpen

seiring kesehatan fisik dan mentalnya yang semakin memburuk, popularitasnya

menurun. Dalam masa ini ia menulis novel-novel yang didasarkan pada pengalaman

pribadinya, atau bukan berasal dari cerita klasik yang sudah ada, seperti

“Kappa”「河童」 (1927) dan “Seiho no Hito”「西方の人」(1927), dan esai

“Bungekiteki na”「文芸的な」, “Amarini Bungekiteki

na”あまりに文芸的な」(1927).

Pada Juli 1927, di usia 35 tahun, Akutagawa agaknya benar-benar sudah tidak

kuat lagi menanggung kelelahan mental dan fisik yang dipikulnya sehingga nekat

bunuh diri dengan menelan obat tidur secara overdosis11. Foto terakhirnya yang

diambil pada Juni 1927 menunjukkan wajahnya yang kurus, mata sayu, dahi

berkeriput, dan dengan rokok di mulut yang menunjukkan ekspresi putus asa.

Hidup Akutagawa memang pendek, tapi karya-karyanya dinilai sangat luar

biasa, sehingga ia dinobatkan sebagai raja cerpen dalam kesusastraan Jepang modern.

Teman lama Akutagawa, Kikuchi Kan, mendirikan Penghargaan Akutagawa

(Akutagawasho) pada tahun 1935 untuk mengenang Akutagawa. Sampai sekarang

11

Dosis obat yang berlebihan (http://kbbi.web.id)

Page 49: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

38

Akutagawasho menjadi penghargaan kesusastraan paling bergengsi bagi para penulis

baru.

Karya-karya Akutagawa dapat digolongkan dalam beberapa kategori, yakni Edo-

mono (cerita-cerita yang berlatar belakang masa Edo), Ocho-mono (cerita-cerita yang

berlatar belakang masa Heian), Kirishitan-mono (cerita-cerita yang berkaitan dengan

Kristen di Jepang era pramodern, yang semuanya berjumlah sekitar lima belas), dan

kaika-mono (cerita-cerita awal periode Meiji).

Periode setelah Akutagawa meninggalkan kedudukannya sebagai guru bahasa

Inggris pada akademi kelautan di Yokosuka dan menjadi pegawai Koran Osaka

Mainichi dan setahun sebelumnya yaitu tahun 1918, menikahi Tsukamoto Fumiko

merupakan periode produktifnya. karya-karya yang turut mendongkrak

popularitasnya, seperti “Mikan”「蜜柑」dan “Aki”「秋」, mendorong dia untuk

mengalihkan perhatiannya kepada bahan-bahan modern.

Karya awal Akutagawa berupa sejumlah terjemahan France dan Yetas. Karya

seperti “The Old Man” (1994) dan “Youth and Death” (1914) muncul dalam edisi

ketiga majalah Shinshicho. Ketika ia mempublikasikan “Hana”「鼻」namanya

langsung melejit karena mendapat pujian dari Natsume Soseki.

Akutagawa adalah pengagum Soseki sejak masih menjadi siswa SMU. Pada

awal bulan Desember 1915 ia dan temannya, novelis Kume Masao (1891-1952),

menghadiri salah satu sesi diskusi regular antara Soseki dan murid-muridnya. Sejak

saat itu Akutagawa sering hadir dan ia mengakui bahwa ia begitu terhipnotis oleh

Page 50: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

39

sosok Soseki. Karena itulah Akutagawa merasa kehilangan dengan meninggalnya

Natsumei Soseki pada Desember 1916.

Para kritikus mengatakan adanya kesamaan antara karya-karya Soseki dan

Akutagawa, yakni dalam hal mengangkat masalah egoism. Hal ini dapat dilihat pada

salah satu karya Akutagawa yang terkenal, “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」.Dalam

karya ini dikisahkan tentang seorang penyamun bernama Kandata yang setelah mati

masuk neraka karena banyak berbuat kejahatan. Karena Kandata pernah satu kali

menyelamatkan hidup seekor laba-laba, sang Budha yang pemaaf memberinya

kesempatan lolos dari neraka dengan mengulurkan seutas benang laba-laba. Kandata

pun mulai memanjatnya. Begitu melihat para pendosa lainnya mengikutinya, ia

berusaha menghentikan mereka karena takut benang tersebut putus. Kandata merasa

benang tersebut miliknya. Namun benang itu akhirnya putus dan menghempaskan

Kandata dan mereka semua kembali ke neraka.

Para kritikus, baik yang bersimpati maupun yang tidak, mengakui kecerdasan

dan kepiawaian Akutagawa dalam mengolah cerita. Ada yang menyatakan bahwa

landasan karya-karya Akutagawa adalah kombinasi humor dan kecerdasan tanpa

bersikap memihak. Walaupun ada yang mengatakan bahwa analisa Akutagawa

terkadang gagal menjangkau hal-hal yang bersifat umum, tetapi umumnya mereka

memuji integritas artistic dan gaya bahasa penulis yang khas.

Kritikus lainnya menemukan satu tema utama dalam karya-karya Akutagawa,

yakni rasa cemas yang tidak terelakkan tetapi tetap ada secerah harapan di baliknya.

Page 51: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

40

Walaupun para kritikus menempatkan Akutagawa sebagai gambaran intelektual baru,

neo-klasik, dan sebagainya. Akutagawa menolak pelabelan tersebut karena

menurutnya hanya demi kenyamanan para kritikus itu sendiri.

Menjawab pertanyaan mengapa ia menulis, Akutagawa mengatakan tidak untuk

uang maupun untuk public, melainkan karena ada sesuatu yang aneh dan kacau dalam

dirinya yang mendorongnya untuk mengekspresikan sesuatu tersebut dalam bentuk

dan pada waktu yang tepat. Menurutnya seni adalah ungkapan, dan ia menentang

pandangan yang umum berlaku bahwa seorang penulis harus mulai dengan isi dan

selanjutnya merangkainya dalam bentuk tertentu. Oleh karena itu, seakan-akan ada

dua proses yang terpisah dan dapat dipisahkan. Menurut Akutagawa, bentuk tidak

bersandar pada isi, dan sebaliknya. Orang yang tidak memahami hal yang mendasar

ini akan membuat seni sebagai dunia yang lain.

Bagi Akutagawa, menganggap bentuk atau isi lebih unggul merupakan

kesalahan. Ia menekankan bahwa mengutamakan bentuk sama buruknya dengan

menekankan isi, dan dalam praktek bias menjadi lebih buruk. Dalam pandangan

Akutagawa, seorang seniman harus senantiasa berusaha menyempurnakan karyanya.

Jika tidak, pengabdiannya kepada seni tidak akan menghasilkan sesuatu.

Menurut penelitian Yoshida Seiichi, dari sekitar 150 karya Akutagawa paling

tidak enam puluh dua diantaranya bersumber pada karya klasik baik dari Jepang,

Cina, India, dan Barat. Sumber-sumber Barat khususnya memperlihatkan cakupan

yang luas, kitab injil, Caxton, Swift, Defoe, Goethe, Poe, Bierce, Browning, Butler,

Gogol, Dostoyesvsky, dan lain sebagainya. Begitu luasnya bacaan Akutagawa yang

Page 52: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

41

menjadi sumber saduran ceritanya sampai pengagumnya, sastrawan Hori Tatsuo

menyatakan, “Pada akhirnya ia berakhir tanpa karya asli. Dalam setiap karya

utamanya tetap hidup bayangan abad-abad sebelumnya”.

3.2.2 “Kumo no Ito” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」12

“Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」ditulis oleh Akutagawa Ryunosuke berdasarkan tiga

cerita yang pernah dibacanya. Ketiga cerita yang menjadi sumber inspirasinya

tersebut adalah The Brother Karamazov” karya Fyodor Dostoevsky (1821-1881),

“Konjaku Monogatari”「今昔物語」, dan sebuah cerita yang berjudul “Jaring Laba-

Laba”.

3.2.2.1 The Brother Karamazov” karya Fyodor Dostoevsky (1821-1881) “The Brother Karamazov” karya Fyodor Dostoevsky adalah sebuah dongeng dari

Rusia yang dibaca oleh Akutagawa pada bulan Oktober 1916 sampai Juli 1917, yang

isinya sebagai berikut:

Suatu ketika hiduplah seorang wanita yang sangat jahat. Ketika dia meninggal,

dia tidak membawa perbuatan baik sedikitpun. Setan menangkapnya dan

memasukkannya ke dalam Danau Api di neraka. Kemudian Malaikat pelindungnya

mengingat sebuah kebaikan yang pernah dilakukan oleh wanita itu dan

mengatakannya kepada Tuhan: “Suatu ketika dia pernah mencabut bawang di

12http://www.edogawa-u.ac.jp/~tmkelly/research_spider.html#rendnote3 (diakses pada 11 Maret 2013 pukul 20.58)

Page 53: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

42

kebunnya,” katanya, “dan memberikannya kepada seorang pengemis wanita.” Lalu

Tuhan menjawab: “Cabutlah bawang yang sama, berikan padanya di danau dan tarik

dia keluar. Jika kamu dapat menariknya keluar, biarkan dia masuk surga, tetapi jika

bawang itu putus, wanita itu harus tetap tinggal di neraka.: Sang Malaikat segera

pergi dan mengulurkan bawang kepadanya. “Ayo,” katanya, “pegang ini dan aku

akan menariknya keluar. ”Lalu diapun menariknya. Sang malaikat hampir berhasil

menarik wanita itu keluar ketika pendosa lain di danau mulai berpegangan padanya

agar dapat ikut keluar bersamanya. Karena pada dasarnya wanita itu jahat, dia mulai

menendang-nendang mereka.“Aku akan keluar, bukan kalian. Ini bawang milikku,

bukan milik kalian.”Seketika dia mengatakan itu, bawang itupun putus dan

menjatuhkan wanita itu ke dalam danau yang membakarnya hingga saat ini. Sang

malaikat pun menangis dan berlalu dari situ.

3.2.2.2 “Konjaku Monogatari” 「「「「今昔物語今昔物語今昔物語今昔物語」」」」

“Konjaku Monogatari”「今昔物語」adalah kumpulan cerita yang diperkirakan

selesai ditulis di Jepang pada akhir zaman Heian. Judul buku berasal dari kalimat

pembuka cerita yang sebagian besar dimulai dengan kata "Konjaku" atau dibaca "Ima

wa mukashi" 「今昔, 今は昔」yang memiliki arti dimasa lampau. Sebelum abad

ke-19, judul buku ini tidak dibaca sebagai Konjaku Monogatari,

melainkan Imawamukashi no Monogatari.

Page 54: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

43

Isinya berupa lebih dari seribu judul cerita dari tiga negara, India, Tiongkok,

dan Jepang. Seluruhnya terdiri dari 31 volume yang tidak lengkap karena volume 8,

18, dan 21 tidak ada. Menurut perkiraan, volume yang tidak ada bukan disebabkan

buku hilang atau rusak setelah selesai ditulis, melainkan mungkin belum selesai

ditulis. Selain itu, sejumlah kalimat dan cerita yang ada di dalam buku ini juga tidak

lengkap.

Dalam “Konjaku Monogatari”「今昔物語」terdapat indikasi bahwa

penulisnya berusaha mencatat cerita-cerita seputar Perang Zenkunen dan Perang

Gosannen yang merupakan perang besar di paruh kedua abad ke-11. Walaupun

demikian, penulisannya terhenti pada judul-judul cerita sedangkan isi cerita tidak ada.

Berdasarkan karakteristik tokoh dan peristiwa, “Konjaku

Monogatari”「今昔物語」diperkirakan disusun setelah tahun 1120-an hingga

tahun 1449. Literatur lain yang pertama kali menyebut tentang Konjaku

Monogatari adalah buku harian biksu Kyōkaku berjudul “Kyōgaku

Shiyōshō”「驚愕使用賞」 dari tahun 1449.

Kejadian penting yang terjadi mulai pertengahan hingga akhir abad ke-12

seperti Pemberontakan Hōgen, Pemberontakan Heiji, dan Perang Genpei sama

sekali tidak disebut-sebut atau dijadikan latar belakang cerita. Berdasarkan alasan

tersebut, buku ini kemungkinan besar mulai ditulis pada tahun 1120-an pada

Page 55: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

44

masa Kaisar Shirakawa atau Kaisar Toba menjalankan pemerintahan dari balik

biara.

“Konjaku Monogatari”「今昔物語」menceritakan sejarah tentang iblis dan

kejahatan dari zaman dahulu hingga zaman sekarang.“Konjaku

Monogatari”「今昔物語」juga menceritakan tentang kebaikan seorang miskin yang

di kehidupan sebelumnya pernah menolong seekor laba-laba. Kebaikannya ini

menyebabkan Sang Budha berkehendak membawanya keluar dari neraka.

3.2.2.3 Sebuah cerita yang berjudul “Jaring Laba-Laba”

Diceritakan sebuah kisah tentang pencuri ulung bernama Kandata, yang meninggal

tanpa sempat bertobat dan terlahir kembali menjadi setan di neraka, dimana dia

menderita karena perbuatan jahatnya, penderitaan yang tidak terperikan. Dia telah

berada di neraka selama beberapa Kalpa13 dan tidak dapat bangkit dari kondisinya

yang lemah ketika Sang Budha datang ke bumi dan mencapai penerangan. Pada saat

itu, secerah cahaya jatuh ke neraka dan memberikan kehidupan dan harapan kepada

semua setan yang ada. Kandata pun berteriak “Oh Budha yang agung, kasihanilah

aku! Aku sangat menderita, dan meskipun aku melakukan kejahatan, aku

menginginkan berjalan dalam jalan kebenaran yang mulia. Aku tidak dapat

membebaskan diriku dari penesalan. Tolong aku, Tuhanku’ kasihanilah aku!”

13Kalpa adalah satuan waktu yang sangat panjang dalam ajaran Hindu dan Buddha.http://id.wikipedia.org/wiki/Kalpa_(satuan_waktu)(diakses pada Senin 10 Juni 2013 pukul 15.43)

Page 56: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

45

Hukum karma menunjukkan bahwa perbuatan jahat selalu membawa akibat

menuju kehancuran dan perbuatan baik membawa kehidupan. Selain itu, ada akhir

untuk setiap perbuatan yang dilakukan, tetapi tidak ada akhir untuk perbuatan baik.

Perbuatan baik sekecil apapun akan menghasilkan buah yang mengandung benih

kebaikan yang baru dan akan terus tumbuh, mereka terpelihara (jiwa dalam

perpindahannya yang melelahkan, makhluk-makhluk yang menderita dalam lingkaran

abadi Samsara14 (kelahiran kembali) sampai mereka mencapai pembebasan akhir dari

semua kejahatan di Nirwana15. Ketika sang Budha mendengar doa setan yang

menderita itu di neraka, ia berkata, ”Kandata, apakah kamu pernah melakukan sebuah

perbuatan baik? Aku akan datang kepadamu dan membantumu. Tetapi kamu tidak

akan selamat kecuali penderitaan yang kamu alami sebagai konsekuensi dari

perbuatan jahatmu telah mengikis keegoisanmu dan telah memurnikan jiwamu dari

kesombongan, nafsu, dan iri.”

Dari cerita ketiga di atas Akutagawa mengambil nama tokoh utama (Kandata),

pekerjaannya di masa lalu (penjahat, pencuri), tempat dia berada sekarang (neraka)

dan keadaannya (menderita) dari cerita “Karma”. Motif penyelamatan, termasuk

kegagalannya, diambil dari “The Brothers Karamazov”, lalu peran laba-laba berasal

dari ilustrasi yang terdapat dalam “Konjaku Monogatari”「今昔物語」.

Meskipun “The Brothers Karamazov” mengandung unsur agama Kristen,

Akutagawa mengubah cerita ini menjadi bernafaskan agama Budha dengan adanya

14Samsara adalah serangkaian karma yang tidak putus dalam kehidupan. 15Nirwana adalah surga dimana orang-orang baik ditempatkan menurut ajaran Budha.

Page 57: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

46

unsur tokoh Budha, bunga teratai di surga, Sanzu no Kawa「三途の河」, Chi no

Ike「血の池」, dan Hari no Yama「針の山」yang terdapat dalam ajaran Budha.

Namun pada bagian imbalan atas perbuatan baik Kandata memungkinkan dirinya

mendapat kesempatan keluar dari neraka dengan usahanya sendiri (Jiriki), yaitu

memanjat naik ke atas, justru bertentangan dengan ajaran agama Budha. Budha

mengajarkan bahwa keselamatan tidak dapat diraih dengan usaha sendiri.

Dalam ajaran Budha, keselamatan melalui usaha sendiri (Jiriki) bertentangan

dengan ajaran yang tertulis dalam Hukum Akhir Zaman. Pada bagian ini tampak ada

unsur agama Kristen dalam esensi cerita.

3.3 Pesan Moral yang Terdapat dalam “Kumo no Ito”「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」

3.3.1 Moral Tokoh Utama

Seburuk-buruknya sifat yang dimiliki oleh seseorang, masih ada sifat baik

yang dimilikinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut:

するとその地獄の底に、 陀多と言う男が一人、ほかの罪人と

いっしょにうごめいている姿が、お眼に止まりました。この 陀多

と言う男は、人を殺したり家に火をつけたり、いろいろ悪事を働いた

大泥坊でございますが、。。。。。

Suruto sono jigoku no soko ni, Kandata to iu otoko ga hitori, hoka no zainin to isshoni ugomeiteiru sugata ga, ome ni tomarimashita. Kono Kandata to iu otoko ha, hito wo koroshitari, ie ni hi wo tsuketari, iroiro akuji wo hataraita daidorobou de gozaimasuga,...... Kemudian, Sang Budha berhenti dan melihat di neraka itu ada seorang laki-laki bernama Kandata beserta para pendosa lainnya sedang menggeliat-liat. Pemuda bernama Kandata ini adalah seorang maling besar yang pernah

Page 58: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

47

membunuh orang, membakar rumah, dan melakukan berbagai tindak kejahatan lainnya.............

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Kandata mempunyai sifat yang sangat

buruk yaitu, dia merupakan seorang maling besar yang pernah membunuh orang,

membakar rumah, dan melakukan berbagai tindak kejahatan lainnya. Namun

demikian, Kandata masih mempunyai sifat baik yaitu menyayangi sesama makhluk

hidup yang tampak dalam kutipan berikut :

と申しますのは、ある時この男が深い林の中を通りますと、小さな蜘

蛛が一匹、路ばたをはって行くのが見えました。そこで 陀多は

さっそく足をあげて、踏み殺そうといたしましたが、「いや、いや、

これも小さいながら、命のあるものに違いない。その命をむやみにと

るという事は、いくらなんでもかわいそうだ。」と、こう急に思い返

して、とうとうその蜘蛛を殺さずに助けてやったからでございます。 Tomoushimasunoha, aru toki kono otoko ga fukai mori no naka wo tourimasuto, chiisana kumo ga ippiki, michibata wo hatte iku no ga miemashita. Soko de Kandata ha sassoku ashi wo agete, fumi korosouto itashimashitaga, “iya, iya, kore mo chiisai nagara, inochi no aru mono ni chigainai. Sono inochi wo muyami ni toruto iu koto ha, ikura nandemo kawaisouda.”to, kou kyuu ni omoi kaeshite, toutou sono kumo wo korosazuni tasuketeyatta kara de gozaimasu.

Ketika itu, pemuda ini sedang melintasi hutan yang lebat dan melihat seekor laba-laba kecil yang sedang merayap di tepi jalan.Di situ, Kandata segera mengangkat kakinya dan berniat menginjak laba-laba itu hingga mati, tetapi tiba-tiba Kandata berpikir, “Tidak. Tidak. Meski sekecil ini laba-laba tentunya juga punya nyawa. Sangat kasihan kalau nyawanya lepas begitu saja.”Akhirnya Kandata malahan menolong laba-laba itu dengan tidak membunuhnya.

Perbuatan baik yang dilakukan oleh Kandata adalah menolong seekor laba-

laba kecil yang sedang merayap di tepi jalan dengan tidak membunuhnya, karena

Page 59: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

48

Kandata berpikir bahwa makhluk sekecil laba-laba pun juga mempunyai nyawa

seperti halnya manusia.

Penyampaian moral di atas disampaikan secara langsung oleh pengarang kepada

pembaca. Pengarang menyampaikan sifat buruk dan sifat baik yang dimiliki oleh

seseorang (dalam cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」diwakili oleh Kandata) secara

langsung seperti dalam dua kutipan di atas.

3.3.2 Prinsip Hukum Karma

Setiap perbuatan yang sengaja kita lakukan, pada suatu saat nanti akan kembali

kepada diri sendiri. Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik, sebaliknya

perbuatan buruk akan mendapatkan balasan yang buruk.Balasan perbuatan baik yang

terdapat dalam “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 :

お釈迦様は地獄のようすをご覧になりながら、この 陀多には

蜘蛛を助けた事があるのをお思い出しになりました。そうしてそれだ

けのよい事をした報には、できるなら、この男を地獄から救い出して

やろうとお考えになりました。

Oshakasama ha jigoku no yousu wo goran ni narinagara, kono Kandata ni ha kumo wo tasuketa koto ga aru no wo oomoidashi ni narimashita. Soushite sore dake no yoi koto wo shita mukui ni ha, dekirunara, kono otoko wo jigoku kara sukui dashite yarouto okangae ni narimashita. Sambil mengamati keadaan neraka, sang Budha teringat bahwa Kandata pernah menolong seekor laba-laba. Sebagai imbalan dari perbuatan baik yang pernah dilakukannya, sang Budha berpikir, kalau bisa ia akan menyelamatkan Kandata keluar dari neraka.

Page 60: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

49

Berdasarkan kutipan di atas, perbuatan baik yang dilakukan oleh Kandata

adalah menolong seekor laba-laba, dan balasan yang didapat oleh Kandata atas

perbuatan baiknya tersebut adalah, sang Budha bersedia mengeluarkan Kandata dari

Neraka.

Perbuatan buruk yang dilakukan oleh Kandata adalah dia merupakan seorang

maling besar yang pernah membunuh orang, membakar rumah, dan melakukan

berbagai tindak kejahatan lainnya. Oleh karena itu, sebagai balasan atas perbuatan

buruknya tersebut Kandata masuk neraka beserta para pendosa lainnya.

Penyampaian moral di atas disampaikan secara langsung. Pembaca tidak perlu

menafsirkan maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang, karena pengarang

sudah menuliskannya ke dalam cerpen “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」.

3.3.3 Dampak Positif dari Kebaikan Dalam cerpen “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」, perbuatan baik yang dilakukan oleh

Kandata adalah menolong seekor laba-laba dengan tidak menginjaknya ketika laba-

laba tersebut sedang merayap di pinggir jalan. Kandata beranggapan bahwa makhluk

sekecil laba-laba juga mempunyai nyawa seperti halnya manusia. Sebagai balasan

atas perbuatan yang dilakukan oleh Kandata, sang Budha bersedia mengeluarkan

Kandata dari neraka melalui benang laba-laba, seperti dalam kutipan berikut :

幸、そばを見ますと、翡翠のような色をした蓮の葉の上に、極楽の蜘

蛛が一匹、美しい銀色の糸をかけております。お釈迦様はその蜘蛛の

Page 61: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

50

糸をそっとお手にお取りになって、玉のような白蓮の間から、はるか

下にある地獄の底へ、まっすぐにそれをおおろしなさいました。

Saiwai, soba wo mimasuto, hisui no you na iro wo shita hasu no ha no ue ni, gokuraku no kumo ga ippiki, utsukushii gin’iro no ito wo kakete orimasu. Oshakasama ha sono kumo no ito wo sotto ote ni tori ni natte, tama no you na shirahasu no aida kara, haruka shita ni aru jigooku no soko he, massugu ni sore wo ooroshinasaimashita. Sangat kebetulan, saat ia menoleh ke samping ada seekor laba-laba surga sedang menjulurkan benang keperakan yang indah di atas daun teratai berwarna hijau yang laksana batu giok. Sang Buddha dengan perlahan mengambil benang laba-laba itu dan memindahkan ke tangannya lalu menurunkannya dari celah di antara bunga-bunga teratai yang putih seputih mutiara, ke dasar Neraka nan jauh di bawah.

Benang yang diberikan oleh sang Budha digunakan oleh Kandata sebagai alat

untuk membantunya keluar dari neraka. Tetapi yang bisa menggunakan benang

tersebut tidak hanya Kandata seorang, melainkan para pendosa lainnya pun ikut

menggunakannya, seperti dalam kutipan cerpen “Kumo no Ito”

「蜘蛛の糸」berikut:

ところがふと気がつきますと、蜘蛛の糸の下の方には、数限もない罪

人たちが、自分ののぼった後をつけて、まるで蟻の行列のように、や

はり上へ上へ一心によじのぼって来るではございませんか。

Tokoroga futo ki ga tsukimasuto, kumo no ito no shita no hou ni ha, kazukagi mo nai akujintachi ga, jibun no nobotta ato wo tsukete, maru de ari no gyouretsu no youni, yahari ue he ue he isshin ni yoji nobotte kuru de ha gozaimasenka. Tiba-tiba ia tersadar kalau di bagian bawah benang laba-laba itu para pendosa neraka yang tidak terhitung jumlahnya, tengah berduyun-duyun berbaris bagai semut, dengan sekuat tenaga, mereka berusaha memanjat ke atas mengikuti dirinya.

Page 62: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

51

Penyampaian pesan moral di atas, disampaikan secara tidak langsung oleh

pengarang, karena pembaca terlebih dahulu harus menafsirkan maksud dari kutipan-

kutipan cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」di atas.

3.4 Nilai-nilai Religius yang Terdapat dalam “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」

3.4.1 Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia

Sesama manusia hendaklah kita saling tolong menolong, namun hal itu tidak

tergambar dalam cerpen “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」. Kandata yang memperoleh

bantuan dari Budha malah mempergunakannya seorang diri tanpa peduli dengan

orang lain, seperti dalam cuplikan berikut ini.

今の中にどうかしなければ、糸はまん中から二つに断れて、落ちてし

まうのに違いありません。そこで 陀多は大きな声を出して、

「こら、罪人ども。この蜘蛛の糸は己のものだぞ。お前たちは一体誰

に尋いて、のぼって来た。下りろ。下りろ。」と喚きました。 Ima no naka ni doukashinakereba, kumo ha mannaka kara futatsu ni kotowarete, ochite shimaunoni chigaiarimasen. Sokode Kandata ha ookina koe wo dashite, “kora, zainin domo. Kono kumo no ito ha ore no mono dazo.Omaetachi ha ittai dare ni saite, nobotte kita. Oriro.Oriro.”To wamekimashita. Jika ia tidak segera berbuat sesuatu, benang ini niscaya akan putus di tengah, menjadi dua, dan ia pun pasti akan ikut jatuh. Kandata seketika itu lalu berteriak nyaring, “Hei, para pesakitan! Benang laba-laba ini milikku! Sapa yang mengizinkan kalian memanjatnya? Turun! Ayo, turun!”.

Cuplikan di atas menggambarkan bahwa, meskipun manusia hidup

berdampingan, namun tidak semuanya dapat saling tolong menolong. Ada manusia

yang memikirkan dirinya sendiri tanpa peduli dengan orang lain.

Page 63: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

52

3.4.2 Hubungan Manusia dengan Sesama Makhluk-Hidup

Sebagai manusia yang hidup di dunia ini, pasti kita berdampingan dengan makhluk

lain, seperti hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu sebaiknya kita saling peduli satu

sama lain dan saling tolong menolong. Hal tersebut tergambar dalam cuplikan berikut

ini:

と申しますのは、ある時この男が深い林の中を通りますと、小さな蜘

蛛が一匹、路ばたをはって行くのが見えました。そこで 陀多は

さっそく足をあげて、踏み殺そうといたしましたが、「いや、いや、

これも小さいながら、命のあるものに違いない。その命をむやみにと

るという事は、いくらなんでもかわいそうだ。」と、こう急に思い返

して、とうとうその蜘蛛を殺さずに助けてやったからでございます。 Tomoushimasunoha, aru toki kono otoko ga fukai mori no naka wo tourimasuto, chiisana kumo ga ippiki, michibata wo hatte iku no ga miemashita. Soko de Kandata ha sassoku ashi wo agete, fumi korosouto itashimashitaga, “iya, iya, kore mo chiisai nagara, inochi no aru mono ni chigainai. Sono inochi wo muyami ni toruto iu koto ha, ikura nandemo kawaisouda.”to, kou kyuu ni omoi kaeshite, toutou sono kumo wo korosazuni tasuketeyatta kara de gozaimasu. Ketika itu, pemuda ini sedang melintasi hutan yang lebat dan melihat seekor laba-laba kecil yang sedang merayap di tepi jalan. Di situ, Kandata segera mengangkat kakinya dan berniat menginjak laba-laba itu hingga mati, tetapi tiba-tiba Kandata berpikir, “Tidak. Tidak. Meski sekecil ini laba-laba tentunya juga punya nyawa. Sangat kasihan kalau nyawanya lepas begitu saja.”Akhirnya Kandata malahan menolong laba-laba itu dengan tidak membunuhnya.

Cuplikan di atas menggambarkan bahwa, tidak peduli apakah itu hewan

sekecil apapun, tetap memiliki nyawa sehingga janganlah kita menganiaya hewan

apalagi yang lebih kecil dari kita.

Page 64: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

53

3.4.3 Hubungan Manusia dengan Tuhan (Sang Pencipta)

Sang Pencipta (dalam “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」 digambarkan oleh sosok Budha)

selalu memperhatikan kehidupan dan perilaku umatnya (terutama manusia). Selain itu

sang Pencipta juga memberikan balasan atau imbalan kepada manusia sesuai dengan

perilaku manusia ketik masih hidup. Jika manusia melakukan sesuatu yang buruk,

maka akan mendapat balasan yang buruk juga, sebaliknya jika manusia melakukan

sesuatu yang baik maka akan mendapat balasan yang baik pula. Hal ini tergambar

pada “Kumo no Ito” 「蜘蛛の糸」, Kandata selama hidupnya merupakan seorang

yang suka membunuh, membakar rumah orang, dan melakukan tindakan jahat

lainnya. Meskipun Kandata orang yang berperilaku jahat, tapi dia pernah melakukan

tindakan yang baik yaitu menolong seekor laba-laba, sehingga Budha memberikan

balasan yang baik pula, seperti pada cuplikan berikut:

お釈迦様は地獄のようすをご覧になりながら、この 陀多には

蜘蛛を助けた事があるのをお思い出しになりました。そうしてそれだ

けのよい事をした報には、できるなら、この男を地獄から救い出して

やろうとお考えになりました。

Oshakasama ha jigoku no yousu wo goran ni narinagara, kono Kandata ni ha kumo wo tasuketa koto ga aru no wo oomoidashi ni narimashita. Soushite sore dake no yoi koto wo shita mukui ni ha, dekirunara, kono otoko wo jigoku kara sukui dashite yarouto okangae ni narimashita. Sambil mengamati keadaan neraka, sang Budha teringat bahwa Kandata pernah menolong seekor laba-laba. Sebagai imbalan dari perbuatan baik yang pernah dilakukannya, sang Budha berpikir, kalau bisa ia akan menyelamatkan Kandata keluar dari neraka.

Page 65: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

54

BAB 4 PENUTUP

4.1 Simpulan

Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, yaitu

tentang hal yang baik atau buruk (moral) dan terdapat nilai-nilai religius yang

terkandung di dalamnya.“Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」merupakan cerpen karya

Akutagawa Ryunosuke yang bercerita tentang seorang pendosa yang bernama

Kandata yang berada di neraka karena semua perbuatan dosanya. Di dalam cerpen ini

terkandung pesan-pesan moral dan nilai religius.

4.1.1 Unsur Moral Cerpen “Kumo no Ito” 「「「「蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸蜘蛛の糸」」」」

Pesan moral yang disampaikan oleh Akutagawa Ryunosuke melalui cerpen “Kumo

no Ito”「蜘蛛の糸」adalah :

1. Seburuk-buruknya sifat yang dimiliki oleh seseorang, masih ada sifat baik yang

dimilikinya.

2. Semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia pasti ada balasannya. Perbuatan

baik akan mendapat balasan yang baik, perbuatan yang buruk akan mendapat

balasan yang buruk.

3. Perbuatan baik yang kita lakukan tidak hanya berdampak bagi diri kita sendiri,

namun berdampak bagi orang lain juga.

Page 66: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

55

4.1.2 Nilai-nilai ReligiusCerpen “Kumo no Ito” 「「「「蜘蛛蜘蛛蜘蛛蜘蛛のののの糸糸糸糸」」」」

Nilai-nilai religius yang terdapat dalam cerpen “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」adalah :

1. Hubungan manusia dengan sesama manusia, semestinya manusia hidup

berdampingan bersama orang lain harus saling tolong menolong.

2. Hubungan manusia dengan sesama makhluk, yang dilakukan dalam hal ini adalah

peduli terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan.

3. Hubungan manusia dengan Tuhan (sang Pencipta). Sikap yang dilakukan dalam

hal ini adalah kita harus selalu sadar bahwa dimanapun kita berada Tuhan selalu

memperhatikan kita dan akan memberikan balasan sesuai perbuatan yang

dilakukan oleh manusia.

4.2 Saran

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang mengkaji tentang pesan moral dan

nilai-nilai religius yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Obyek penelitiannya

berupa sebuah cerpen “Kumo no Ito”「蜘蛛の糸」 karya Akutagawa Ryunosuke.

Jika penelitian ini menggunakan obyek lebih dari satu cerpen karya Akutagawa

Ryunosuke, mungkin penulis akan menemukan pesan moral dan nilai religius yang

lebih bervariatif sehingga penulis dapat mengetahui pesan moral dan nilai religius

yang seperti apa yang disampaikan oleh Akutagawa Ryunosuke melalui karya-

karyanya.

Page 67: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

56

DAFTAR PUSTAKA

Asoo, Isoji. 1983. Sejarah Kesusastraan Jepang (Nihon Bungakushi). Depok: UI-Press.

Atmosuwito, Subijantoro. 1989. Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra. Bandung : Sinar Baru.

Bouman. 1992. Religion: Meaning Trancendence and community in Australia.

Melbourne Australia: Longman Cheshireply Limited.

Budianta, Melani dkk. 2002. Membaca Sastra :Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Depok: Indonesiatera.

Jassin, H,B. 1984. Analisa: Sorotan Mentalitas dan Pengembangan. Jakarta: Gramedia

Nazir, moh. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. 2005

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Pujiono, Muhammad. 2006. Analisis Nilai-Nilai Religius dalam Cerita Pendek (Cerpen) Karya Miyazawa Kenji. Medan: Universitas Sumatra Utara. (tidak terbit)

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Teeuw, A. 1991. Variation, Transformation and Meaning, Studies on Indonesian Literaturesin Honur of A. Teeuw. The Hague: Nijhoff.

Wellek, Rene. 1983. Theory of Literature, Harcourt, Brace and Company.

Wibawarta, Bambang. 2004. Akutagawa Ryunosuke : Terjemahan dan Pembahasan. Jakarta: Kalang

http://www.edogawa-u.ac.jp/~tmkelly/research_spider.html#rendnote3 (diakses pada Jum’at, 8 Maret 2013 pukul 20.38)

Page 68: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

1

LAMPIRAN

要旨

文学ぶんがく

は人間にんげん

とその人間にんげん

の生活せいかつ

を対 象たいしょう

にして書か

かれる人間にんげん

の創作品の一ひと

つである。

文学ぶんがく

は真理し ん り

や悪わる

いことやいいことなどというメッセめ っ せ

ージじ

を伝つた

える方法ほうほう

になると言い

われている。文学ぶんがく

の種類しゅるい

の一ひと

つは短編たんぺん

である。

各国かっこく

で時代じ だ い

が経つに連れて文学作品も発展はってん

していく。日本に ほ ん

の文学作品も例外れいがい

ではない。日本に ほ ん

の現代 文学作品はヨよ

ーロッパろ っ ぱ

の影 響えいきょう

をたくさん受う

けた。現代げんだい

の文学作品の特徴の一つは自由を大切にすることで ある。自由じ ゆ う

についてのテて

ーマま

短編たんぺん

や小 説しょうせつ

を書か

く日本に ほ ん

の小説家しょうせつか

の一人ひ と り

は芥川 龍之介である。芥 川あくたがわ

の書か

いた文学作品を読よ

むのは日本人だけでなく、たくさんの外国人がいこくじん

も読よ

む。夏目疎石と

同おな

じように芥 川あくたがわ

は日本に ほ ん

の現代げんだい

の小説家しょうせつか

に影 響えいきょう

をたくさん与あた

えた。

本論文ほんろんぶん

を書か

くために、筆者ひっしゃ

は「蜘蛛の糸」という芥 川あくたがわ

の短編たんぺん

を選えら

んだ。この短編たんぺん

陀多という罪深つみぶか

い人ひと

についての話はな

しでいある。 陀多は生い

きているときに悪わる

いことばかりしたので死し

んだあとで地獄じ ご く

に落ちた。ある日、御釈迦様は地獄じ ご く

で苦くる

しむ 陀多を見み

た。生い

きているときに 陀多が一回いっかい

Page 69: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

2

いいことをしたことがあるということを思おも

い出だ

して、御釈迦様は 陀多が地獄じ ご く

から

出で

られるように助たす

けようと思った。御釈迦様は 陀多に蜘蛛の糸を与えた。

陀多はその糸をのぼって地獄じ ご く

から脱 出だっしゅつ

できる。その糸いと

をのぼりはじめたら他た

罪深つみぶか

い人ひと

もその糸いと

に手て

を伸の

ばして地獄じ ご く

から出で

ようとしている。糸いと

がきれると心配しんぱい

して、 陀多はほかのつみ深ふか

い人ひと

を追お

い出だ

した。そのときいきなり糸いと

が切き

れた。もう少すこ

しで地獄じ ご く

から出で

られる 陀多が地獄じ ご く

に落お

ちた。

上うえ

に述べたことに基づいて、筆者ひっしゃ

は「蜘蛛く も

の糸いと

」の短編たんぺん

における道徳どうとく

の要素よ う そ

構造要素こうぞうようそ

の分析ぶんせき

というテーマを選えら

んだ。本論文ほんろんぶん

の目的は「蜘蛛く も

の糸」の短編たんぺん

に含ふく

まれる道徳どうとく

の価値か ち

と話はなし

の構造要素こうぞうようそ

の分析である。

その目的もくてき

を達成たっせい

するために筆者ひっしゃ

は「STRUCTURAL

APPROACH」という研究方法けんきゅうほうほう

を利用り よ う

した。「STRUCTURAL

APPROACH」というのはストす と

ーリり

に含ふく

まれる内的要素よ う そ

を分析ぶんせき

する方法ほうほう

である。その内的要素よ う そ

はたとえば、テて

ーマま

、主人公しゅじんこう

、プロットぷ ろ っ と

、背景はいけい

、と教訓である。さらに道徳どうとく

の要素よ う そ

を分析ぶんせき

するために、社会学の研究方法けんきゅうほうほう

を利用り よ う

した。

Page 70: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

3

分析ぶんせき

の結果け っ か

は次つぎ

のようである。この短編たんぺん

の主おも

な主人公しゅじんこう

は 陀多である。 陀多は

性格せいかく

が悪わる

く、罪つみ

をおかすことが好す

きな人ひと

として描かれている。罪つみ

がたくさんあるので 陀多は死んだあとで地獄じ ご く

に落ちた。

この短編たんぺん

のテて

ーマま

はいいことはいくら少すく

なくても恩返おんがえ

しがいつかあるというテて

ーマま

である。 陀多が生い

きているときに、一回いっかい

いいことをしたおかげで御釈迦様からの恩返しを手て

に入い

れた。

この短編たんぺん

に使つか

われたプロットぷ ろ っ と

は「進行プロットぷ ろ っ と

」と「フラッシュバックのプロットぷ ろ っ と

」である。

と筆者ひっしゃ

は結論けつろん

する。「進行プロットぷ ろ っ と

」というのはストす と

ーリり

が時間じ か ん

の順番通り

に話はな

されるプロットぷ ろ っ と

「フラッシュバックのプロットぷ ろ っ と

」は過去か こ

に戻って出来事がはなされるプロットである。

この短編たんぺん

に使つか

われる背景はいけい

は三みっ

つあって、それは場所ば し ょ

の背景はいけい

、時間じ か ん

の背景はいけい

社会しゃかい

の背景はいけい

である。この短編たんぺん

に使つか

われている場所ば し ょ

の背景は地獄である。地獄は 陀多が死んだあとの住んでいる場所だと描か

かれている。

Page 71: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

4

さらにこの短編たんぺん

に使つか

われている時間じ か ん

の背景はいけい

は朝あさ

、昼、夜よる

という三み

つの時間じ か ん

である。またこの短編たんぺん

に描か

かれた社会しゃかい

の背景は生きている間にわるいことばかりする人間が住む世界せ か い

である。

この短編たんぺん

に含ふく

まれる道徳的どうとくてき

なメッセージは

1.人間にんげん

はいくら悪わる

い性格せいかく

を持も

っていても少すこ

しぐらいはいい性格せいかく

を持も

っている。

2.すべての人間にんげん

のやったことは返かえ

しがくる。いい行動こうどう

にも悪わる

い行動こうどう

にも

返かえ

しがある。

3.我々われわれ

がしたいことは他た

の人ひと

にいい影 響えいきょう

を与あた

えることで ある。

さらに、「蜘蛛く も

の糸いと

」に含ふく

まれる宗 教 的しゅうきょうてき

な教訓は次つぎ

のようである。

1.人間同士にんげんどうし

はお互たが

いに助たす

け合あ

わなければならない。

2.われわれは御釈迦様の作った他た

の人物じんぶつ

を大切たいせつ

にしなければならない。

3.どこにいても御釈迦様がわれわれの行動こうどう

を見み

ているということを意識い し き

しなければならない。それでわるいことけっしてしてはいけない。

Page 72: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

5

蜘蛛の糸

ある日の事でございます。御釈迦様は極楽の蓮池のふちを、独りでぶ

らぶら御歩きになっていらっしゃいました。池の中に咲いている蓮の花は、

みんな玉のようにまっ白で、そのまん中にある金色の蕊からは、何とも云え

ない好い匂いが、絶え間なくあたりへ溢れて居ります。極楽は丁度朝なので

ございましょう。

やがて御釈迦様はその池のふちに御佇みになって、水の面を蔽ってい

る蓮の葉の間から、ふと下の様子を御覧になりました。この極楽の蓮池の下

は、丁度地獄の底に当って居りますから、水晶のような水を透き徹して、三

途の河や針の山の景色が、丁度覗き眼鏡を見るように、はっきりと見えるの

でございます。

するとその地獄の底に、と云う男が一人、ほかの罪人と一しょに蠢い

ている姿が、御眼に止まりました。この

陀多と云う男は、人を殺したり家に火をつけたり、いろいろ悪事を働いた大

泥坊でございますが、それでもたった一つ、善い事を致した覚えがございま

す。と申しますのは、ある時この男が深い林の中を通りますと、小さな蜘蛛

が一匹、路ばたを這って行くのが見えました。そこで

Page 73: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

6

陀多は早速足を挙げて、踏み殺そうと致しましたが、「いや、いや、これも

小さいながら、命のあるものに違いない。その命を無暗にとると云う事は、

いくら何でも可哀そうだ。」と、こう急に思い返して、とうとうその蜘蛛を

殺さずに助けてやったからでございます。

御釈迦様は地獄の容子を御覧になりながら、この

陀多には蜘蛛を助けた事があるのを御思い出しになりました。そうしてそれ

だけの善い事をした報いには、出来るなら、この男を地獄から救い出してや

ろうと御考えになりました。幸い、側を見ますと、翡翠のような色をした蓮

の葉の上に、極楽の蜘蛛が一匹、美しい銀色の糸をかけて居ります。御釈迦

様はその蜘蛛の糸をそっと御手に御取りになって、玉のような白蓮の間から

、遥か下にある地獄の底へ、まっすぐにそれを御下しなさいました。

二二二二

こちらは地獄の底の血の池で、ほかの罪人と一しょに、浮いたり沈ん

だりしていたで

ございます。何しろどちらを見ても、まっ暗で、たまにそのくら暗からぼん

やり浮き上っているものがあると思いますと、それは恐しい針の山の針が光

るのでご

ざいますから、その心細さと云ったらございません。その上あたりは墓の中

Page 74: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

7

のようにしんと静まり返って、たまに聞えるものと云っては、ただ罪人がつ

く微かな嘆息ばかりでございます。これはここへ落ちて来るほどの人間は、

もうさまざまな地獄の責苦に疲れはてて、泣声を出す力さえなくなっている

のでございましょう。ですからさすが大泥坊の

陀多も、やはり血の池の血に咽びながら、まるで死にかかった蛙のように、

ただもがいてばかり居りました。

ところがある時の事でございます。何気なく

陀多が頭を挙げて、血の池の空を眺めますと、そのひっそりとした暗の中を

、遠い遠い天上から、銀色の蜘蛛の糸

の糸が、まるで人目にかかるのを恐れるように、一すじ細く光りながら、す

るすると自分の上へ垂れて参るのではございませんか。

陀多はこれを見ると、思わず手を拍って喜びました。この糸に縋りりついて

、どこまでものぼって行けば、きっと地獄からぬけ出せるのに相違ございま

せん。いや、うまく行くと、極楽へはいる事さえも出来ましょう。そうすれ

ば、もう針の山へ追い上げられる事もなくなれば、血の池に沈められる事も

ある筈はございません。

こう思いましたからは、早速その蜘蛛の糸を両手でしっかりとつかみ

ながら、一生懸命に上へ上へとたぐりのぼり始めました。元より大泥坊の事

でございますから、こう云う事には昔から、慣れ切っているのでございます

Page 75: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

8

しかし地獄と極楽との間は、何万里となくございますから、いくら焦

って見た所で、容易に上へは出られません。ややしばらくのぼる中に、とう

とう

陀多もくたびれて、もう一たぐりも上の方へはのぼれなくなってしまいまし

た。そこで仕方がございませんから、まず一休み休むつもりで、糸の中途に

ぶら下りながら、遥かに目の下を見下しました。

すると、一生懸命にのぼった甲斐があって、さっきまで自分がいた血

の池は、今ではもう暗の底にいつの間にかかくれて居ります。それからあの

ぼんやり光っ

ている恐しい針の山も、足の下になってしまいました。この分でのぼって行

けば、地獄からぬけ出すのも、存外わけがないかも知れません。

陀多は両手を蜘蛛の糸にからみながら、ここへ来てから何年にも出した事の

ない声で、「しめた。しめた。」と笑いました。ところがふと気がつきます

と、蜘蛛の糸の下の方には、数限りもない罪人たちが、自分ののぼった後を

つけて、まるで蟻の行列のように、やはり上へ上へ一心によじのぼって来る

ではございませんか。

陀多はこれを見ると、驚いたのと恐しいのとで、しばらくはただ、莫迦のよ

Page 76: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

9

うに大きな口を開いたまま、眼ばかり動かして居りました。自分一人でさえ

断れそうな、この細い蜘蛛の糸が、どうしてあれだけの人数の重みに堪える

事が出来ましょう。もし万一途中で断れたと致しましたら、折角ここへまで

のぼって来たこの肝腎な自分までも、元の地獄へ逆落しに落ちてしまわなけ

ればなりません。そんな事があったら、大変でございます。が、そう云う中

にも、罪人たちは何百となく何千となく、まっ暗な血の池の底から、うよう

よと這い上って、細く光っている蜘蛛の糸を、一列になりながら、せっせと

のぼって参ります。今の中にどうかしなければ、糸はまん中から二つに断れ

て、落ちてしまうのに違いありません。

そこで

陀多は大きな声を出して、「こら、罪人ども。この蜘蛛の糸は己のものだぞ

。お前たちは一体誰に尋いて、のぼって来た。下りろ。下りろ。」と喚きま

した。

その途端でございます。今まで何ともなかった蜘蛛の糸が、急に

陀多のぶら下っている所から、ぷつりと音を立て断れました。ですから

陀多もたまりません。あっと云う間もなく風を切って、独楽のようにくるく

るまわりながら、見る見る中に暗の底へ、まっさかさまに落ちてしまいまし

た。

Page 77: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

10

後にはただ極楽の蜘蛛の糸が、きらきらと細く光りながら、月も星も

ない空の中途に、短く垂れているばかりでございます。

三三三三

御釈迦様は極楽の蓮池のふちに立って、この一部始終をじっと見てい

らっしゃいましたが、やがてが血の池の底へ石のように沈んでしまいますと

、悲しそうな御顔をなさりながら、またぶらぶら御歩きになり始めました。

自分ばかり地獄からぬけ出そうとする、

陀多の無慈悲な心が、そうしてその心相当な罰をうけて、元の地獄へ落ちて

しまったのが、御釈迦様の御目から見ると、浅間しく思召されたのでござい

ましょう。

しかし極楽の蓮池の蓮は、少しもそんな事には頓着致しません。その玉のよ

うな白い花は、御釈迦様の御足のまわりに、ゆらゆら萼を動かして、そのま

ん中にある金色の蕊からは、何とも云えない好い匂が、絶間なくあたりへ溢

れて居ります。極楽ももう午に近くなったのでございましょう。

(大正七年四月十六日)

Page 78: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

11

Jaring Laba-Laba

Bagian I

Pada suatu hari, sang Buddha tengah berjalan-jalan tanpa tujuan, sendirian di tepi

kolam teratai di Surga. Bunga teratai yang sedang bermekaran di kolam itu semuanya

seputih mutiara. Dari putik bunga berwarna keemasan di tengah kelopak bunga-bunga

tersebut, semerbak wangi yang aromanya tiada tara terus merebak ke sekitarnya.

Pagi, agaknya, sedang menjelang di Surga.

Tidak lama berselang Sang Buddha berhenti sejenak di pinggir kolam. Tanpa

sengaja ia melihat keadaan di bawah melalui sela-sela daun teratai yang menutupi

permukaan air. Karena tepat di bawah kolam teratai di Surga ini terdapat dasar

Neraka, pemandangan Sanzu no Kawa (Sungai Tiga Aliran)1 dan Hari No Yama

(Bukit Jarum)2 dapat terlihat jelas seperti melihat melalui teropong, bening bagaikan

keristal. Sang Buddha menyaksikan seorang pria bernama Kandata sedang mengeliat-

liat bersama para pesakitan lainnya. Pemuda bernama Kandata ini adalah maling

besar yang pernah membunuh orang, membakar rumah, dan melakukan berbagai

tindak kejahatan. Namun demikian, sang Buddha masih mengingat adanya kebaikan

yang pernah Kandata lakukan meski hanya sekali. Ketika itu pemuda ini sedang

melintasi hutan lebat dan melihat seekor laba-laba kecil yang sedang merayap di tepi

jalan. Ia segera mengangkat kakinya dan berniat menginjak laba-laba itu hingga mati.

Tetapi, tiba-tiba Kandata berpikir, “Tidak. Tidak. Meski sekecil ini laba-laba tentunya

juga punya nyawa. Sangat kasihan kalau nyawanya lepas begitu saja.” Akhirnya

Kandata malahan menolong laba-laba itu dengan tidak membunuhnya.

Sambil mengamati keadaan Neraka, sang Buddha teringat bahwa Kandata

pernah menolong seekor laba-laba itu. Sebagai imbalan dari perbuatan baik yang

pernah dilakukannya, sang Buddha memutuskan, kalau bisa Ia akan menyelamatkan

Kandata keluar dari Neraka. Sangat kebetulan, saat ia menoleh ke samping ada seekor

laba-laba surga sedang menjulurkan benang keperakan yang indah di atas daun teratai

berwarna hijau yang laksana batu giok. Sang Buddha dengan perlahan mengambil

benang laba-laba itu dan memindahkan ke tangannya lalu menurunkannya dari celah

Page 79: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

12

di antara bunga-bunga teratai yang putih seputih mutiara, ke dasar Neraka nan jauh di

bawah.

Bagian II

Ini adalah Chi no Ike (Kolam Darah)3 di dasar Neraka, tempat timbul-tenggelamnya

Kandata bersama para pendosa lain. Dilihat dari sudut manapun tempat ini gelap

pekat. Terkadang, dari balik kegelapan, samar-samar terlihat kilauan jarum-jarum

dari Bukit Jarum yang mengerikan. Kengerian yang muncul tidak terperikan.

Ditambah lagi suasananya yang senyap bagai dalam kuburan, seringkali sayup-sayup

hanya terdengar suara lenguhan nafas para pendosa. Orang-orang yang sampai jatuh

ke tempat ini, begitu kelelahan oleh berbagai macam siksaan Neraka sampai-sampai

tidak lagi punya tenaga untuk mengeluarkan rintihan derita. Karenanya, tentu saja si

maling besar Kandata pun sesenggukan di kubangan darah dalam kolam dan

gelagapan persis seperti katak sekarat yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Ketika Kandata mengangkat kepalanya dan menatap langit Chi No Ike, di luar

dugaannya, di tengah kegelapan yang senyap itu, jauh dari langit di atas perlahan-

lahan sehelai benang laba-laba turun ke arah Kandata. Benang itu bersinar temaram,

seperti takut terlihat oleh mata manusia. Melihat hal itu, tanpa sadar, Kandata

langsung bertepuk tangan dengan bergembira. Jika ia bergelanyut dan memanjat

benang itu hingga jauh ke atas, pasti bisa keluar dari Neraka. Dan kalau semua

berjalan lancar, mugkin saja ia bisa memasuki Surga, tidak perlu melewati Bukit

Jarum maupun tenggelam di dalam kolam Darah.

Sembari berpikir seperi itu, Kandata lekas berpegangan erat pada benang

dengan kedua tangannya dan dengan mengerahkan seluruh tenaga ia mulai memanjat

ke atas. Karena sejak dulu ia memang maling ulung maka memanjat sudah

merupakan hal yang biasa.

Namun demikian, karena jarak antara Surga dengan Neraka tidak terkira

jauhnya, berpuluh-puluh ribu ri4, maka tidak akan mudah baginya untuk sampai ke

atas kendati telah berusaha sekuat tenaga. Setelah memanjat beberapa lama akhirnya

Kandata pun kelelahan. Ia tidak sanggup lagi memanjat meski hanya untuk sekali

tarikan lagi saja. Karena tidak ada yang bisa ia perbuat, akhirnya ia memutuskan

Page 80: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

13

untuk beristirahat sejenak. Sambil bergelayutan pada benang itu, ia melihat jauh ke

bawah.

Dengan kerja kerasnya tadi, kolam Darah tempat ia tadi berada telah jauh ia

tinggalkan, tersembunyi di dasar kegelapan. Sinar temaram dari Bukit Jarum pun kini

berada dibawahnya. Sekiranya ia lanjutkan, untuk keluar dari neraka agaknya tidak

sesulit dugaanya semula. Oleh karena itu, dengan kedua tangan memegang benang,

Kandata tertawa dan mengeluarkan suara yang tidak pernah keluar selama beberapa

tahun sejak ia masuk Neraka. “Aku beruntung! Aku beruntung!”.

Tiba-tiba ia tersadar. Di bagian bawah benang laba-laba itu para pesakitan

neraka yang tidak terhitung jumlahnya, tengah berduyun-duyun berbaris bagai semut.

Dengan sekuat tenaga, mereka berusaha memanjat ke atas mengikuti dirinya. Melihat

kenyataan ini Kandata terpaku dan merasa kaget bercampur ngeri. Mulutnya

ternganga seperti orang pilon, dan hanya matanya yang bergerak-gerak. Bagaimana

mungkin benang laba-laba yang setipis ini, yang untuk menahan berat tubuhnya saja

hampir putus, sanggup menahan berat orang-orang sebanyak itu? Jika benang ini

benar-benar putus, maka dirinya, yang ia anggap paling penting dan telah bersusah

payah memanjat sampai sejauh ini, harus jatuh jungkir balik dan kembali ke Neraka

seperti sedia kala. Sungguh sangat celaka jika hal seperti itu benar-benar terjadi. Di

saat ia tengah merenungkan hal ini, para pesakitan yang jumlahnya entah berapa ratus

atau bahkan ribuan itu terus berduyun-duyun membentuk barisan panjang memanjat

benang laba-laba tipis yang berkilau temaram dari dasar Kolam Darah yang gelap

pekat.

Jika ia tidak segera berbuat sesuatu, benang ini niscaya akan putus di tengah,

menjadi dua, dan ia pun pasti akan ikut jatuh. Kandata seketika itu lalu berteriak

nyaring, “Hei, para pesakitan! Benang laba-laba ini milikku! Sapa yang mengizinkan

kalian memanjatnya? Turun! Ayo, turun!”.

Tepat pada saat itu, benang laba-laba yang sejak tadi baik-baik saja, tiba-tiba

putus persis pada bagian Kandata bergelayut. Kandata pun tidak berdaya. Dalam

sekejap Kandata terjun secepat kilat, berputar-putar seperti gasing dan jatuh

tersungkur ke dasar kegelapan.

Page 81: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

14

Setelah itu tinggal benang laba-laba dari surga yang menjadi pendek itu yang

menjuntai di sana, berkilau redup di langit tanpa bulan dan bintang.

Bagian III

Sang Buddha berdiri di tepi Kolam teratai Surga sambil menyaksikan sumua kejadian

dari awal sampai akhir. Saat melihat Kandata terbenam ke dalam dasar Kolam Darah

seperti batu, dengan raut muka sedih sang Buddha kembali berjalan-jalan tanpa

tujuan. Karena berkeinginan untuk keluar dari Neraka sendirian, maka kedengkian

dan keserakahan hatinya tadi telah mendapat hukuman setimpal dengan jatuh kembali

ke Neraka. Di mata Sang Buddha, Kandata bagaimanapun mungkin dianggap berbudi

rendah.

Bunga-bunga teratai di kolam Surga itu tampaknya tidak hirau sedikit pun

pada kejadian tadi. Bunga-bunga teratai yang seputih mutiara itu tetap saja

melambaikan kelopaknya ke sekeliling kaki Sang Buddha. Dari putiknya yang

keemasan, meyebar wangi yang tidak terlukiskan, dan merebak tanpa henti ke

sekitarnya. Di Surga pun menjelang tengah hari.

Catatan Belakang: 1 Sanzu No Kawa adalah sungai di dunia bawah (Dunia orang mati). 2 Hari No Yama (Bukit Jarum) adalah bukit tempat penyiksaan bagi penghuni

Neraka. 3 Chi No Ike merupakan kolam darah tempat penyiksaan bagi penghuni Neraka. 4 Satu Ri kurang lebih sama dengan 3,9 Kilometer.

Kumo No Ito di tulis oleh Akutagawa Ryunosuke berdasarkan tiga buah cerita

yang pernah di bacanya. Ia “meminjam” berbagai hal dari ketiga cerita ini. Ketiga

cerita tersebut adalah sebagai berikut:

� The Brothers Karamazov karya Fyodor Dostoevsky (1821-1881), dari Rusia.

� Sejarah tentang Iblis dan Kejahatan dari Zaman Dahulu hingga sekarang

(Konjaku Monogatari)

� Karma: Kisah tentang awal Buddha

Page 82: UNSUR MORAL DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM CERPEN … · yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan

15

BIODATA

Nama : Monda Maulida Mahadewi

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 23 Oktober 1988

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

No. Telp : (024) 6706072

Nama Orang Tua : Alm. Didik Abadi

Sri Waryati

Alamat : Komplek PSIS Blok C No. 19

Semarang 50272

Riwayat Pendidikan : 1995-2001 SDN Peterongan 02 Semarang

2001-2004 SLTP Sepuluh November 02 Semarang

2004-2007 SMA Don Bosko Semarang

2007-2010 DIII Bahasa Jepang Universitas Diponegoro

2011-2013 SI Sastra Jepang Universitas Diponegoro