110
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN MATERI CERAMAH TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TERKAIT PENGGUNAAN ANTIDIABETES ORAL DI PUSKESMAS BEJI KOTA DEPOK TAHUN 2012 SKRIPSI PHIHANIAR INSANIPUTRI 0806398562 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FARMASI DEPOK JULI 2012 Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

  • Upload
    dothien

  • View
    230

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN MATERI CERAMAH TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PASIEN

TERKAIT PENGGUNAAN ANTIDIABETES ORAL DI PUSKESMAS BEJI KOTA DEPOK TAHUN 2012

SKRIPSI

PHIHANIAR INSANIPUTRI 0806398562

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FARMASI DEPOK

JULI 2012

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN MATERI CERAMAH TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PASIEN

TERKAIT PENGGUNAAN ANTIDIABETES ORAL DI PUSKESMAS BEJI KOTA DEPOK TAHUN 2012

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi

PHIHANIAR INSANIPUTRI 0806398562

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FARMASI DEPOK

JULI 2012

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan kemudahan serta izin-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, dengan segala rasa syukur serta

kerendahan hati, saya mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., selaku Ketua Departemen Farmasi atas

dukungannya selama ini

2. Dra. Retnosari Andrajati, M.S., Ph.D., Apt dan Dra. Azizahwati, M.S., Apt

selaku pembimbing atas waktu, kesabaran, tenaga, pikiran, nasihat, inspirasi

dan kepercayaan serta kesempatan yang Ibu berikan selama penelitian ini.

3. Dr. Rani Sauriasari., M.Sc., Ph.D dan Dra. Juheini Amin, M.Si selaku penguji

atas masukan dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Kepala Puskesmas, seluruh karyawan serta keluarga besar puskesmas Beji

kota Depok atas izin, keramahan dan bantuannya selama penelitian ini.

5. Ayah, ndah, adik-adik serta keluarga besar atas doa dan dukungannya.

6. Teman-teman satu penelitian dan semua pihak yang telah banyak membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu,

segala saran dan kritik yang membnagun sangat diharapkan atas skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat maupun pihak-

pihak lain yang berkaitan.

Penulis

2012

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

ABSTRAK

Nama : Phihaniar Insaniputri

Program studi : Farmasi

Judul : Pengaruh Pemberian Ceramah dan Materi Ceramah Terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien Terkait Penggunaan Antidiabetes Oral di Puskesmas Beji Kota Depok Tahun 2012

Kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 dalam meminum antidiabetes oral masih sangat rendah. Hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi pasien. Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dapat diberikan pendidikan kesehatan berupa ceramah dan pemberian materi ceramah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi adanya pengaruh ceramah dan pemberian materi ceramah terhadap tingkat kepatuhan pasien dan hubungan antara faktor sosiodemografi serta penggunaan antidiabetes oral terhadap kepatuhan. Penelitian ini dilakukan secara pra eksperimental dengan rancangan pretest-posttest two group. Seluruh pasien diabetes melitus di puskesmas Beji adalah sampel penelitian yang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama (30 orang) diberi ceramah dan materi ceramah, kelompok kedua (30 orang) hanya diberi materi ceramah saja. Ceramah tentang kepatuhan diberikan oleh Apoteker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien setelah diberi ceramah dan materi ceramah meningkat pada kedua kelompok. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank menunjukkan bahwa ceramah dan materi ceramah meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa faktor sosiodemografi dan penggunaan obat tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap kepatuhan. Hasil uji Mann Whitney U menunjukkan bahwa pemberian ceramah (1,23±0,92) lebih baik dibandingkan pemberian materi ceramah(1,07±1,04) terhadap peningkatan kepatuhan. Kesimpulan yang diperoleh adalah ceramah dapat meningkatkan kepatuhan pasien lebih baik dari materi ceramah.

Kata Kunci : antidiabetes oral, ceramah, diabetes melitus tipe 2, kepatuhan pasien, materi ceramah, pendidikan kesehatan, puskesmas Beji

xiv + 96 halaman : 1 gambar, 13 tabel Daftar acuan : 44 (1986-2012)

Universitas Indonesia

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

ABSTRACT

Name : Phihaniar Insaniputri

Program study : Pharmacy

Title : Influence of Lecture and Lecture Material in Improving Patient Compliance Related to The Use of Antidiabetic Oral in Beji Public Health Center Depok City in 2012

Patient with diabetes type 2 compliance in taking oral antidiabetes still very low. This can increase the risk of patients complications. To be able to increase compliance level of the patiences, health education in form of lecture and lecture material is ways to go. The purpose of this study was to evaluate the influence of lecture and lecture material to increased patient compliance and the relationship between sociodemographic factors and the use of oral antidiabetic towards patient compliance. The research was done with pre-experimental pretest-posttest design of two groups. All patients with diabetes mellitus in Beji health public center was sample of research that divided into two groups. The first group (30 people) were given lecture and lecture material, the second group (30 people) were given a lecture course material. Lecture on compliance given by a pharmacist. The results show that patient compliance after being given lecture and lecture material increased in both groups. Wilcoxon Signed Rank test results show that the lecture and lecture material increased patient compliance in taking medication. Kai squared test results show that sociodemographic factors and drug use had no significant effect on adherence. . Mann Whitney U test results show that giving a lecture (1.23 ± 0.92) is better than giving a lecture materials (1.07 ± 1.04) to increased patients compliance. The conclusion is lecture can improve patients compliance better than lecture material.

Keyword : Oral antidiabetic, lecture, Type 2 diabetes mellitus, patientS

compliance, lecture material, health education, Beji health center.

xiv + 96 pages : 1 picture, 13 tables Bibliography : 44 (1986-2012)

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................ vi KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vii ABSTRAK ........................................................................................................................ viii ABSTRACT ......................................................................................................................... xi DAFTAR ISI ......................................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiv BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3 1.3. Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 3 1.4. Tujuan Penelitian................................................................................................. 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 4 2.1. Diabetes Melitus .................................................................................................. 4

2.1.1. Definisi Diabetes Melitus .......................................................................... 4 2.1.2. Klasifikasi Diabetes Melitus ..................................................................... 4 2.1.3. Gejala Diabetes Melitus ............................................................................ 5 2.1.4. Diagnosis Diabetes Melitus ....................................................................... 6 2.1.5. Komplikasi ................................................................................................ 7 2.1.6. Penatalaksanaan ........................................................................................ 9

2.1.6.1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi ........................................................ 9 2.1.6.2. Penatalaksanaan Farmakologi ............................................................ 10 2.1.6.3. Penatalaksanaan Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas .................... 15

2.2. Kepatuhan.......................................................................................................... 15 2.3. Pendidikan Kesehatan ....................................................................................... 17

2.3.1. Definisi .................................................................................................... 17 2.3.1. Metode Pendidikan Kesehatan ............................................................... 18 2.3.3. Media Pendidikan Kesehatan .................................................................. 19 2.3.4. Materi Cetak Untuk Pendidikan Kesehatan ............................................ 20 2.3.5. Pendidikan Kesehatan Pasien diabetes melitus ....................................... 21

2.4. Puskesmas ......................................................................................................... 22 2.4.1 Puskesmas Kota Depok ........................................................................... 23 2.4.2. Puskesmas Kecamatan Beji ..................................................................... 24

BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................................... 25

3.1. Desain Penelitian ............................................................................................... 25 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................. 25 3.3. Kerangka Konsep .............................................................................................. 26

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

3.4. Definisi Operasional .......................................................................................... 26 3.5. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 28

3.5.1. Populasi ................................................................................................... 28 3.5.2. Sampel ..................................................................................................... 28

3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................. 29 3.6.1. Kriteria Inklusi Pasien ............................................................................. 29 3.6.2. Kriteria Eksklusi Pasien .......................................................................... 29

3.7. Alur Penelitian................................................................................................... 29 3.7.1. Perizinan Penelitian ................................................................................. 29 3.7.2. Pengumpulan Data .................................................................................. 29 3.7.3. Pelaksanaan Intervensi ............................................................................ 30 3.8. Insrumen Penelitian ........................................................................................... 31 3.9. Etika Penelitian ................................................................................................. 32 3.10. Pengolahan Data ................................................................................................ 33

3.10.1. Seleksi Data ........................................................................................... 33 3.10.2. Coding ................................................................................................... 33 3.10.3. Input Data .............................................................................................. 33 3.10.4. Cleaning Data ........................................................................................ 33 3.10.5 Analisis Data .......................................................................................... 33 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 35

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................... 35 4.2. Karakteristik Data Sosio-Demografi Pasien ..................................................... 35 4.3. Gambaran Tingkat Kepatuhan Pasien Sebelum dan Sesudah

Pemberian Ceramah .......................................................................................... 37 4.4. Gambaran Tingkat Kepatuhan Pasien Sebelum dan Sesudah

Pemberian Materi Ceramah ............................................................................... 38 4.5. Hubungan Faktor Sosio-Demografi Terhadap Tingkat Kepatuhan

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 ......................................................................... 39 4.6. Hubungan Penggunaan Antidiabetes Oral Terhadap Tingkat

Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2....................................................... 40 4.7. Pengaruh pemberian Ceramah Terhadap Peningkatan Kepatuhan

Pasien ................................................................................................................ 40 4.8. Pengaruh Pemberian Materi Ceramah Terhadap Peningkatan

Kepatuhan Pasien .............................................................................................. 42 4.9. Perbandingan Tingkat Kepatuhan Pasien Antara Kelompok Ceramah

dan Kelompok Materi Ceramah ........................................................................ 43 4.10. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian .............................................................. 46

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 47

5.1. Kesimpulan........................................................................................................ 47 5.2. Saran .................................................................................................................. 47

DAFTAR ACUAN .............................................................................................................. 48

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 27

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kadar gula darah sewaktu dan puasa sebagai patokan diagnosis ............... 8 Tabel 2.2. Target Penatalaksanaan Diabetes .............................................................. 10 Tabel 2.3. Karakteristik Insulin yang Ada di Pasaran Indonesia Berdasarkan

Waktu Kerja ............................................................................................... 16 Tabel 2.4. Keuntungan dan Kerugian Metode Pengukuran Kepatuhan Minum

Obat Pasien ................................................................................................ 56 Tabel 2.5. Keunggulan dan Keterbatasan Jenis-jenis Materi Pendidikan

Kesehatan .................................................................................................. 22 Tabel 4.1. Gambaran Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien ................................ 38 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Pasien yang Diberi

Ceramah Pada Saat Pre-test dan Post-test ................................................. 39 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Pasien yang Diberi Materi

Ceramah Pada Saat Pre-test dan Post-test ................................................. 40 Tabel 4.4. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Terhadap Tingkat Kepatuhan

Pasien Pada Kelompok Ceramah ............................................................... 43 Tabel 4.5. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Terhadap Tingkat Kepatuhan

Pasien Pada Kelompok Materi Ceramah ................................................... 44 Tabel 4.6 Hasil Uji Mann- Whitney U Tingkat Kepatuhan Pasien Pada

Kelompok Ceramah dan Materi Ceramah ................................................. 47

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Keuntungan dan kerugian metode pengukuran kepatuhan minum obat ................................................................................................ 54

Lampiran 2. Form kuesioner Morisky Scale .................................................................. 55 Lampiran 3. Form kesediaan pasien (Informed consent) ............................................... 56 Lampiran 4. Form data demografi pasien ...................................................................... 57 Lampiran 5. Flyer ceramah ............................................................................................ 58 Lampiran 6. Skema Alur Penelitian di Puskesmas Beji Kota Depok ............................ 59 Lampiran 7. Skema Alur Pasien Berobat di Puskesmas Beji ........................................ 60 Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ......................................... 61 Lampiran 9. Materi Ceramah Kesehatan ....................................................................... 63 Lampiran 10. Surat Izin Penelitian Dari Departemen Farmasi Universitas

Indonesia .................................................................................................... 67 Lampiran 11. Surat Keterangan Dari Dinas Kesehatan Kota Depok ................................ 68 Lampiran 12. Surat Rekomendasi Dari Kantor Kesbangpol dan Linmas ......................... 69 Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan kota Depok ............................ 70 Lampiran 14. Uji Normalitas Data Pada Kelompok Ceramah dan Kelompok

Materi Ceramah Dengan IBM SPSS 20.0 ................................................. 71 Lampiran 15. Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pada Kelompok Ceramah dan

Kelompok Materi Ceramah ....................................................................... 72 Lampiran 16. Distribusi Frekuensi Data Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Pada

Kelompok Ceramah ................................................................................... 73 Lampiran 17. Distribusi Frekuuensi Data Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Pada

Kelompok Materi Ceramah ....................................................................... 75 Lampiran 18. Uji Hubungan Data Sosio-demografi Terhadap Tingkat Kepatuhan

Pasien Pada Kelompok Ceramah Menggunakan Uji Kai Kuadrat ............ 77 Lampiran 19. Uji Hubungan Data Sosio-demografi Trrhadap Tingkat Kepatuhan

Pasien Pada Kelompokateri Ceramah Menggunakan Uji Kai Kuadrat ...................................................................................................... 80

Lampiran 20. Uji Hubungan Regimen Antidiabetes Oral Terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Menggunakan Uji Kai Kuadrat ...................................................................................................... 83

Lampiran 21. Uji Pengaruh Pemberian Ceramah Terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien Menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank...................................... 85

Lampiran 22. Uji Pengaruh Pemberian Materi Ceramah Terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien Menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank ................... 87

Lampiran 23. Uji Kesetaraan Data Pasien Antara Kedua Kelompok Dengan Skala Rasio/Ordinal Menggunakan Uji Mann-Whitney U .................................. 89

Lampiran 24. Uji Kesetaraan Data Pasien Antara Kedua Kelompok Dengan Skala Nominal Menggunakan Uji Kai-Kuadrat .................................................. 90

Lampiran 25. Uji Perbandingan Pemberian Ceramah dan Materi Ceramah Terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien Menggunakan Uji Mann-Whitney U .................................................................................................. 92

Lampiran 26. Rekapitulasi Pasien Kelompok Ceramah ................................................... 93 Lampiran 27. Rekapitulasi Pasien Kelompok Materi Ceramah ........................................ 95

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes melitus tipe 2 merupakan kasus diabetes melitus yang paling

sering terjadi diseluruh dunia, mencapai 90% dari total kasus penderita

diabetes melitus (Handlesman, et al ,2011). Berdasarkan data dari

International Diabetes Federation didapat bahwa diabetes melitus tipe 2

mempengaruhi 200 miliar orang atau lebih dari 5% populasi dewasa di

dunia dan akan meningkat jumlahnya hingga 333 miliar (6,3%) dari

populasi dewasa pada tahun 2025 (Wang, Fu, Zhuo, Luo, Xu, 2010).

Berdasarkan laporan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 oleh

Departemen Kesehatan, di Indonesia terdapat prevalensi diabetes melitus

tipe 2 sebesar 5,7%. Prevalensi terkecil sebesar 1,7% terdapat di Propinsi

Papua dan prevalensi terbesar yaitu 11,1% terdapat di Propinsi Maluku

Utara dan Kalimantan Barat (PERKENI, 2011). Penelitian terakhir yang

dilakukan antara tahun 2001 dan 2005 di daerah Depok didapatkan

prevalensi untuk diabetes melitus tipe 2 sebesar 14,7% (Soegondo, 2006).

Penatalaksanaan diabetes melitus tipe 2 yang tidak tepat dapat

berakibat fatal karena diabetes merupakan salah satu penyebab tertinggi

kebutaan, gagal ginjal, dan kematian kardiovaskular. Tujuan

penatalaksanaan diabetes adalah mengendalikan kadar glukosa darah pasien

sehingga dapat meminimalkan terjadinya komplikasi (Departemen

Kesehatan RI, 2005).

Salah satu indikator keberhasilan penatalaksanaan terapi yaitu

kepatuhan pasien terhadap rekomendasi terapi. Pada suatu penelitian yang

dilakukan oleh Krapel K., et al (2004) terdapat 27- 49% kasus pasien

diabetes melitus tipe 2 yang tidak meminum obat sesuai rekomendasi

(Obreli-Neto, et al, 2011). Ketidakpatuhan pasien terhadap rekomendasi

terapi dapat meningkatkan risiko komplikasi mikrovaskular dan

makrovaskular yang menyebabkan kerusakan organ seperti ginjal, jantung,

otak dan mata. (Shams, Barakat, 2010).

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Salah satu upaya yang dilakukan terkait penatalaksanaan diabetes

adalah pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan

dengan berbagai metode dan media. Salah satu metode yang dapat

digunakan adalah ceramah. Metode konvesional ini dapat menyampaikan

beberapa topik bahasan sekaligus sehingga relatif lebih efisien dan

sederhana serta mampu menjangkau banyak responden dalam waktu

bersamaan (Suyono, 1996).

Media yang dapat untuk digunakan dalam memberikan pendidikan

kesehatan adalah media cetak karena praktis dan mudah dibawa

(Ghazali,2005) selain itu ada peningkatan kebutuhan pasien terhadap

informasi yang tertulis (Dowse, Ramela, Browne, 2011). Salah satu media

cetak yang dapat digunakan adalah materi ceramah yang berbentuk handout.

media ini dipilih karena efisien, ekonomis dan sederhana (Blanck, Marshall,

2011) dan dapat memfasilitasi komunikasi antara pasien dengan petugas

kesehatan (Donellan, 2001).

Untuk mencapai keberhasilan penatalaksanaan penyakit diabetes

melitus tipe 2 diperlukan peran serta tenaga kesehatan di tingkat pelayanan

kesehatan primer, yaitu Puskesmas (Soegondo,2006). Berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan Kota Depok pada tahun 2008 didapatkan prevalensi pasien

dengan diabetes melitus untuk pasien rawat jalan di puskesmas-puskesmas

kota Depok sebesar 3,42% dari total populasi dewasa.

Penelitian terhadap kepatuhan penggunaan antidiabetes oral pada

pasien diabetes melitus tipe 2 di tingkat puskesmas kecamatan kota Depok

belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan

untuk mengevaluasi pemberian ceramah dan materi ceramah terhadap

peningkatan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas wilayah

kota Depok. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada

masyarakat di wilayah sekitar kota Depok dan dapat menilai kepatuhan

pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas wilayah kota Depok, yaitu

Puskesmas di Kecamatan Kota Depok.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Depok populasi diabetes

melitus tipe 2 di kota Depok mencapai 14,7% dari populasi dewasa. Jumlah

ini akan semakin meningkat dan menjadi komplikasi apabila

penatalaksanaan terapi pasien tidak tepat. Penatalaksanaan terapi

membutuhkan kepatuhan pasien. Namun, tingkat kepatuhan pasien diabetes

melitus terhadap rekomendasi terapi masih rendah. Hal ini dapat

meningkatkan meningkatkan risiko komplikasi. Untuk meningkatkan

kepatuhan pasien dapat diberikan pendidikan kesehatan berupa pemberian

ceramah dan materi ceramah sehingga diharapkan dapat mengurangi angka

mortalitas dan morbiditas pasien yang disebabkan komplikasi.

1.3. Hipotesis Penelitian

1. Pemberian ceramah dan materi ceramah meningkatkan kepatuhan pasien

dalam meminum antidiabetes oral.

2. Faktor sosio-demografi dan penggunaan antidiabetes oral berpengaruh

terhadap terhadap tingkat kepatuhan pasien.

3. Pemberian ceramah lebih baik dibandingkan pemberian materi ceramah

terhadap peningkatan kepatuhan pasien.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pemberian ceramah dan materi ceramah terhadap

peningkatan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas Beji

2. Menganalisa hubungan faktor sosio-demografi dan penggunaan

antidiabetes oral terhadap tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus

tipe 2 di puskesmas Beji

3. Membandingkan pemberian ceramah dengan materi ceramah terhadap

peningkatan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas

Beji.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Melitus

2.1.1. Definisi diabetes melitus

Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemia karena adanya gangguan dari sekresi insulin, kerja insulin

ataupun keduanya. Hiperglikemia kronis dikaitkan dengan komplikasi

jangka panjang seperti kerusakan, disfungsi atau kegagalan dari organ-organ

tubuh terutama ginjal, mata, syaraf. Selain itu juga dihubungkan dengan

meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular (James, 2009)

2.1.2. Klasifikasi Diabetes Melitus

a. Pra- Diabetes

Pra-diabetes adalah kondisi dimana kadar glukosa darah pasien

lebih tinggi dari kadar normal namun tidak terlalu tinggi untuk dikatakan

diabetes. Jumlah pasien pra-diabetes di Indonesia diperkirakan lebih banyak

daripada pasien diabetes melitus tipe 2 namun belum terdapat data yang

pasti terkait jumlah pasien pra-diabetes.

Pra-diabetes merupakan faktor risiko untuk diabetes melitus tipe 2,

serangan jantung dan stroke. Apabila kondisi ini tidak terkontrol dapat

meningkat menjadi diabetes melitus tipe 2 dalam kurun waktu 5-10 tahun

(Departemen Kesehatan RI,2005).

b. Diabetes Melitus tipe 1

Diabetes melitus tipe 1 merupakan kasus diabetes yang jarang

terjadi, diperkirakan prevalensi penderita diabetes melitus tipe 1 kurang dari

5-10% dari total penderita diabetes. Tipe ini biasanya muncul pada usia

anak-anak namun ada juga yang muncul pada usia dewasa. Penyebab

penyakit ini karena kerusakan sel β pulau langerhaens yang disebabkan oleh

reaksi otoimun sehingga menganggu sekresi insulin. Selain itu ada pula

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

yang disebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya virus

Cocksakie, Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagainya (Departemen

Kesehatan RI, 2005)

c. Diabetes Melitus tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 ini adalah jenis diabetes melitus yang paling

banyak ditemukan. Prevalensi kasus diabetes melitus tipe 2 mencapai 90-

95% populasi penderita diabetes. Penyebab diabetes melitus tipe 2 karena

sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara

normal atau disebut juga resistensi insulin. Karena itu defisiensi fungsi

insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif

(Departemen Kesehatan RI, 2005).

d. Diabetes Melitus tipe lain

Terdapat beberapa tipe diabetes tipe lain seperti defek genetik

fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endokrinopati, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan sindroma genetik

lain (Departemen Kesehatan RI, 2005).

e. Diabetes Melitus gestasional

Diabetes melitus ini merupakan diabetes yang timbul pada masa

kehamilan, meliputi 2-5% dari total penderita diabetes. Umumnya diabetes

tipe ini terdeteksi pada trimester kedua, dan dapat pulih sendiri setelah

melahirkan namun dapat berakibat buruk terhadap bayi yang dikandung.

Selain itu wanita yang pernah menderita diabetes melitus tipe ini akan

lebih besar risikonya untuk menderita diabetes lagi di masa yang akan

datang (Departemen Kesehatan RI, 2005).

2.1.3. Gejala diabetes melitus

Diabetes melitus seringkali muncul tanpa gejala, sehingga penyakit ini

sulit untuk dideteksi, namun ada beberapa gejala tipikal yang bisa dijadikan

sebagai penanda pasien menderita diabetes. Gejala tipikal yang sering

dirasakan pasien antara lain poliuria, polidipsia, dan polifagia. Muncul

keluhan seperti penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul pruritus dan berat

badan menurun. (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Gejala yang muncul pada diabetes melitus tipe 1 adalah poliuria,

polidipsia dan berat badan yang menurun namun nafsu makan meningkat,

hipotensi dan eksaserbasi ketoasidosis. Sedangkan gejala yang mucul pada

pasien diabetes melitus tipe 2 seringkali tidak diketahui, namun terdapat

gejala awal seperti poliuria dan polidipsia (McPhee & Papadakis , 2010).

2.1.4. Diagnosis diabetes melitus

Diagnosis diabetes melitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar

glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan hanya dengan adanya glukosuria.

Pemeriksaan yang dianjurkan adalah dengan pemeriksaan glukosa secara

enzimatik menggunakan darah plasma vena. Diagnosis awal ditegakkan

apabila terdapat gejala khas berupa poliuria, polidipsi, polifagi, dan

penurunan berat badan yang drastis. Gejala lain yang timbul yaitu lemas,

kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulva

pada wanita (Gustaviani, 2006).

Diagnosis diabetes melitus dapat ditegakkan melalui tiga cara :

pertama, jika pasien mengalami gejala khas maka dilakukan uji diagnostik.

Hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl dan kadar glukosa

darah puasa ≥ 126 mg/dl dapat dijadikan patokan diagnosis diabetes

melitus. Pada pasien tanpa gejala khas perlu dilakukan pemeriksaan

penyaring, karena pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan kadar

glukosa darah puasa yang tinggi tidak cukup untuk menegakkan diagnosis

(PERKENI, 2011).

Kedua, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan mengukur satu

kali lagi kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl dan kadar gl ukosa darah

sewaktu ≥ 200 mg/dl. Ketiga, pasien menderita diabetes melitus apabila

pemeriksaan toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan kadar glukosa darah

pasca pembebanan ≥ 200 mg/dl. Tes toleransi glukosa oral dengan beban 75

g glukosa lebih sensitif dibandingkan pemeriksaan kadar glukosa plasma

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

puasa, namun tes ini jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan

khusus (PERKENI, 2011).

Tabel 2.1. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan diagnosis

diabetes melitus (mg/dl) (Gustaviani,2006)

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl)

Plasma vena < 110 110-199 ≥ 200

Darah kapiler < 90 90-199 ≥ 200

Kadar glukosa darah puasa(mg/dl)

Plasma vena < 110 110-125 ≥ 126

Darah kapiler < 90 90-109 ≥ 110

2.1.5. Komplikasi

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan dapat menimbulkan

komplikasi akut dan kronis (Departemen Kesehatan RI ,2005)

1. Komplikasi akut

a. Hipoglikemia

Gejala klinis seperti pusing, lemas, gemetar, pandangan kabur,

keringat dingin, detak jantung meningkat, hilang kesadaran, hingga

kematian. Pada kondisi hipoglikemia, kadar glukosa darah plasma

mencapai < 50 mg/dl. Kadar glukosa yang terlalu rendah dapat

menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat asupan energi yang cukup

sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik bahkan rusak. Hipoglikemia

lebih sering terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 1 dengan terapi

insulin dibandingkan dengan pasien diabetes melitus tipe 2.

Penyebab hipoglikemia adalah : (1) dosis insulin yang

berlebihan, (2) saat pemberian yang tidak tepat, (3) pemakaian glukosa

yang berlebihan karena olahraga yang terlalu berat, (4) faktor lain yang

dapat meningkatkan kepekaan pasien terhadap insulin seperti gangguan

fungsi adrenal atau hipofisis (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Tanda-tanda hipoglikemia :

1. Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah turun

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

2. Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan

menghitung sederhana.

3. Stadium simpatik : keringat dingin pada muka terutama di hidung,

bibir, tangan dan perasaan berdebar-debar.

4. Stadium gangguan otak berat : koma dengan atau tanpa adanya

kejang.

b. Hiperglikemia

Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsia, polifagia,

kelelahan yang parah, pandangan kabur, dan kadar glukosa darah yang

melonjak secara tiba-tiba. Penyebabnya antara lain stres, infeksi dan

konsumsi obat-obatan tertentu. Kondisi hiperglikemia yang berlangsung

lama dapat berkembang menjadi Ketoasidosis diabetik (Departemen

Kesehatan RI, 2005).

2. Komplikasi kronik.

a. Komplikasi makrovaskular

Terdapat tiga jenis komplikasi makrovaskular yang umunya

didapati pada pasien diabetes melitus yaitu penyakit jantung koroner,

penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer.

Komplikasi ini sering ditemukan pada pasien diabetes melitus tipe 2

yang menderita hipertensi, dislipidemia, dan kegemukan. Pencegahan

komplikasi sangat penting untuk dilakukan seperti pengendalian

tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid darah. Pasien diabetes

sebaiknya menjaga tekanan darah tidak lebih dari 130/80 mmHg, karena

itu pasien disarankan untuk mengatur gaya hidup seperti menjaga berat

badan, diet, olahraga teratur, tidak merokok dan mengurangi stress.

b. Komplikasi Mikrovaskular

Komplikasi ini umumnya terjadi pada pasien diabetes melitus

tipe 1. Komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan

neuropati ini terjadi karena kondisi hiperglikemia yang persisten dan

adanya pembentukan protein terglikasi yang menyebabkan dinding

pembuluh darah menjadi rapuh sehingga terjadi penyumbatan pada

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

pembuluh-pembuluh darah kecil. Pencegahan komplikasi mikrovaskuler

dapat dilakukan mengendalikan kadar glukosa darah menggunakan

insulin disertai monitoring kadar glukosa darah (Departemen Kesehatan

RI, 2005).

2.1.6. Penatalaksanaan

Langkah pertama dalam penatalaksanaan diabetes melitus adalah

secara non – farmakologis berupa perencanaan makan dan kegiatan fisik

(olahraga). Apabila sasaran pengendalian diabetes melitus belum tercapai

dapat dilanjutkan dengan penatalaksanaan secara farmakologis dengan

pemberian antidiabetes oral. Pada keadaan kegawatan (ketoasidosis,

diabetes melitus dengan infeksi, stress) dapat langsung diberikan insulin.

American Diabetes Association memberikan parameter yang dapat

digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan diabetes melitus

dapat dilihat pada Tabel 2.2 (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Tabel 2.2. Target Penatalaksanaan Diabetes (Departemen Kesehatan RI,2005) Parameter Kadar yang diharapkan

Kadar Glukosa Darah Puasa 80- 120 mg/dl Kadar Glukosa Darah Saat Tidur 100- 140 mg/ dl Kadar insulin < 7mg/dl Kadar HbA1c < 7 % Kadar Kolesterol HDL > 45 mg/dl (pria) ; >55 mg/dl (wanita) Kadar Trigliserida < 200 mg/dl Tekanan Darah < 130/80 mmHg

2.1.6.1. Penatalaksanaan Non farmakologi

Penatalaksanaan non-farmakologi meliputi perubahan gaya hidup

dengan melakukan melakukan latihan jasmani dan mengatur pola makan

yang dikenal dengan terapi gizi medis.

a. Terapi Gizi Medis

Prinsip terapi ini adalah melakukan pengaturan pola makan yang

didasarkan atas status gizi pasien diabetes dan melakukan modifiksi diet.

Pada pasien diabetes melitus penting adanya keteraturan makan dalam hal

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

jadwal, jenis, jumlah makanan yang dikonsumsi terutama pada pasien yang

menggunakan insulin. Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari :

karbohidrat (45-65%), lemak (20-25%), protein (10-20%), natrium (6-7

g/hari) dan serat (25 g/hari) (PERKENI,2011). Tujuan terapi gizi medis

adalah untuk mencapai dan mempertahankan :

1. Kadar glukosa darah mendekati normal

a. Glukosa darah puasa berkisar 90-130 mg/dl

b. Glukosa darah 2 jam setelah makan < 180 mg/dl

c. Kadar HbA1c < 7%

2. Tekanan darah < 130/80 mmHg

3. Profil lipid

a. Kolesterol LDL < 100 mg/dl

b. Kolesterol HDL > 40 mg/dl

c. Trigliserida < 150 mg/dl

b. Latihan jasmani

Pada pasien diabetes melitus latihan jasmani dapat menurunkan berat

badan, dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga dapat mengendalikan

kadar glukosa darah (PERKENI,2011). Angka kematian pasien diabetes

yang melakukan latihan jasmani 50% lebih rendah dibanding yang tidak

melakukan latihan jasmani. Prinsip latihan jasmani secara umum terdiri dari

beberapa hal, seperti : (1) frekuensi : jumlah olahraga per minggu sebaiknya

dilakukan dengan teratur 3-5 kali, (2) intensitas : ringan-sedang, (3) durasi :

30-60 menit, (4) jenis : latihan aerobik untuk meningkatkan kemampuan

kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan bersepeda (Departemen

Kesehatan RI,2005).

2.1.6.2. Penatalaksanaan Farmakologi

A. Anti Diabetes Oral

Berdasarkan McPhee & Papadakis (2010) obat untuk pasien diabetes

melitus tipe 2 terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu :

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

1. Golongan obat yang menstimulasi sekresi insulin dengan berikatan pada

reseptor sulfonilurea

Mekanisme kerja obat ini adalah dengan merangsang pengeluaran

insulin dari sel β pankreas. Golongan obat ini berikatan dengan reseptor di

permukaan sel β pankreas yang menutup kanal kalium dan menyebabkan

depolarisasi sel sehingga kalsium akan masuk dan kemudian merangsang

pengeluaran insulin.

a. Sulfonilurea

Sulfonilurea banyak digunakan dalam terapi hiperglikemia.

Obat ini dimetabolisme di hati dan diekskresi melalui ginjal dan

sebagian melalui empedu. Kontraindikasi obat terhadap pasien dengan

gagal ginjal dan penyakit hati. Terdapat dua generasi sulfonilurea,

yaitu generasi pertama terdiri dari tolbutamid, tolazamid,

asetoheksamid dan klorpropamid. Generasi kedua yaitu gliburid,

glipizid, gliklazid, glimepirid. Keduanya mempunyai cara kerja yang

sama, hanya berbeda pada masa kerja namun tetap mempunyai efek

hipoglikemi yang dapat berakibat fatal (Soegondo,2006).

1. Sulfonilurea generasi pertama

Tolbutamid merupakan obat generasi pertama yang paling aman

digunakan karena jarang terjadi efek hipoglikemia. Obat ini paling

baik diberikan dalam dosis terbagi dengan durasi aksi 6-10 jam.

Tolazamid, asetoheksamid dan klorpropamid jarang digunakan

karena dapat menimbulkan efek hipoglikemi yang parah (McPhee

& Papadakis 2010).

2. Sulfonilurea generasi kedua

Obat generasi kedua memiliki potensi 100-200 kali dibandingkan

dengan generasi pertama. Dosis gliburid yang diberikan adalah 2,5

mg per hari, glipizid diberikan sebanyak 5 mg per hari hingga 15

mg per hari diberikan sebelum makan pada pagi hari. Dosis awal

gliklazid 40-80 mg perhari dan dosis maksimum 320 mg/hari.

Glimepirid diberikan sebagai terapi tunggal dengan dosis 1 mg

perhari.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

b. Analog meglitinid (repaglinid)

Dosis awal adalah 0,5 mg tiga kali sehari, diminum 15 menit

sebelum makan.

c. Derivat D-Fenilalanin (Nateglinid)

Dosis awal dan pemeliharaan adalah 120 mg tiga kali sehari

sebelum makan. Obat ini dimetabolisme di hati dan waktu paruhnya

1,5 jam.

2. Golongan obat yang mengubah kerja insulin

a. Metformin

Metformin bekerja dengan mereduksi glukoneogenesis di hati

dan mengaktivasi adenosin monofosfat dengan protein kinase

(AMPK). Peran AMPK sebagai sensor energi intraseluler dan

reglukosasi glukoneogenesis. Regimen dosis adalah 500 mg tablet tiga

kali sehari dibarengi dengan makanan atau 850-1000 mg tablet dua

kali sehari pada saat sarapan dan makan malam. Efek samping yang

ditimbulkan berkaitan dengan dosis berupa anoreksia, mual, muntah,

nyeri abdominal, diare (McPhee & Papadakis 2010).

b. Thiazolidindion

Obat ini berikatan dengan reseptor yang disebut Peroxisome

proliferator-activated receptor gamma (PPARγ) dan mempengaruhi

reglukosasi dari pelepasan adipoksin-resistin dan adinopektin dari

adiposit. Sekresi adinopektin distimulasi sehingga menambah

sensitivitas jaringan terhadap insulin dan menghambat sekresi resistin

yang dapat menurunkan resistensi insulin. Dua obat dari kelas ini

adalah rosiglitazon dan pioglitazon. Dosis rosiglitazon adalah 4-8 mg

per hari dan pioglitazon adalah 15-45 mg per hari. Efek samping dari

rosiglitazon dapat meningkatkan total kolesterol dalam tubuh dan

osteoblastogenesis. Poliglitazon dapat menurunkan kadar trigliserida

akan tetapi obat ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL

(McPhee & Papadakis 2010).

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

3. Golongan obat yang mempengaruhi absorbsi glukosa

Mekanisme kerja obat golongan ini adalah menghambat enzim α

glukosidase di usus sehingga menghambat penyerapan polisakarida,

dekstrin dan disakarida.

a. Akarbose

Akarbose merupakan oligosakarida yang berasal dari

mikroba. Dosis awal yang direkomendasikan adalah 50 mg diberikan

dua kali sehari. Dosis secara berkala ditingkatkan hingga 100 mg tiga

kali sehari. Apabila diberikan bersamaan dengan insulin atau

sulfonilurea akan menimbulkan efek hipoglikemia. Efek samping

yang sering ditemukan yaitu flatulen, malabsorbsi dan diare (McPhee

& Papadakis 2010).

b. Miglitol

Miglitol memiliki efek klinis serupa dengan akarbose. Dosis

awal adalah 25 mg dua kali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 50 mg

tiga kali sehari (McPhee & Papadakis 2010).

4. Incretin

Incretin atau GLP-1 (Glucagon-like peptide 1) bekerja dengan

merangsang sekresi insulin dan menurunkan kadar glukosa darah, namun

tidak seperti sulfonilurea, incretin memiliki efek untuk merangsang insulin

yang cukup rendah sehingga risiko hipoglikemia lebih jarang terjadi.

a. Exenatida

Exenatida atau exedin 4 adalah agonis reseptor GLP-1 yang

diisolasi dari ludah Gila Monster. Obat ini diberikan secara injeksi

subkutan sebanyak dua kali sehari dengan dosis 5 µg atau 10 µg.

Exenatida diinjeksikan 60 menit sebelum makan pagi dan makan

malam. Dosis awal diberikan sebanyak 5µg dan dapat ditingkatkan

menjadi 10 µg dua kali sehari. Efek samping yang ditimbulkan yaitu

mual dan pankreatitis akut (McPhee & Papadakis 2010).

b. Sitagliptin

Dosis pemberian sitagliptin adalah 100 mg sehari satu kali,

namun dosis harus diturunkan menjadi 50 mg apabila pasien memiliki

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

ganggguan ginjal dengan klirens kreatinin 30-50 ml/min atau

ditingkatkan menjadi 25 mg apabila klirens kreatinin pasien kurang

dari 30-50 ml/min. Efek samping sitagliptin yaitu terjadinya

nasofaringitis dan alergi (McPhee & Papadakis 2010).

5. Obat lain

Pramlintida adalah analog sintesis dari Islet amyloid polypetide (IAPP

atau amylin). Obat ini dapat digunakan untuk diabetes melitus tipe 1

maupun tipe 2. Obat ini diberikan secara injeksi sebelum makan. Untuk

pasien diabetes melitus tipe 1 dosis awal yang digunakan yaitu 15 µg dan

dosis pemeliharaan yaitu 30 µg atau 60 µg. Untuk pasien diabetes melitus

tipe 2 dosis awal mulai dari 60 µg yang kemudian ditingkakan menjadi 120

µg dalam 3 hingga 7 hari apabila tidak mengalami gejala mual (McPhee &

Papadakis 2010).

B. Terapi Insulin

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel β pulau langerhans

kelenjar pankreas. Insulin dibentuk dari proinsulin yang apabila distimulasi

terutama oleh peningkatan kadar glukosa darah akan pecah dan

menghasilkan insulin dan peptida penghubung yang kemudian masuk

kedalam aliran darah. Penggunaan insulin diindikasikan untuk pasien

diabetes tipe 1 dan tipe 2 dengan insulinopenia saat kondisi hiperglikemia

tidak dapat diatasi lagi dengan terapi diet atau dikombinasi dengan

antidiabetes oral. Insulin diindikasikan untuk pasien dengan diabetes

kehamilan apabila diet tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.

Sediaan insulin tersedia dalam bentuk injeksi dalam vial (Departemen

Kesehatan RI, 2005).

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Tabel 2.3. karakeristik Insulin yang ada di pasaran Indonesia berdasarkan waktu

kerja (Departemen Kesehatan RI,2005)

Sediaan Insulin Awal Kerja Puncak Kerja Lama Kerja

30-60 menit

5- 15 menit

Insulin prandial Insulin Kerja cepat Reglukosar Insulin analog, kerja sangat cepat Insulin Lispro

30-90 menit

30 -90 menit

3-5 jam

3-5 jam Insulin kerja menegah NPH Insulin kerja panjang Insulin Glargine

2-4 jam 2-4 jam

4-10 jam

10-16 jam

30-60 menit

Insulin Campuran 70% NPH / 30% Reglukosar 70% NPH / 30% analog rapid

Dual

10 -16 jam

2.1.6.3. Penatalaksanaan diabetes melitus di Puskesmas

Penderita diabetes melitus tipe 2 yang berobat di puskesmas diberikan

antidiabetes oral dimulai dengan dosis terkecil pada awal terapi dan setelah

dua minggu pengobatan dosis dapat ditingkatkan. Macam-macam

antidiabetes oral yang digunakan di puskesmas menurut Departemen

Kesehatan RI (2005) yaitu :

1. Klorpropamid : 0,1 g/hari dalam sekali pemberian

2. Glibenklamid : 5 mg/hari dalam sekali pemberian

3. Metformin : 0,5 g/hari dalam dua hingga tiga kali pemberian

2.2. Kepatuhan (Compliance)

Kepatuhan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang meminum

obat, menjalani diet dan atau merubah gaya hidup sesuai dengan penyedia

layanan kesehatan (WHO, 2003). Kepatuhan mengartikan kemauan pasien

secara sukarela untuk mengikuti rekomendasi terapi yang diberikan. Tingkat

kepatuhan yang tinggi lebih banyak terjadi pada pasien dengan penyakit

akut dibandingkan pada pasien dengan penyakit kronis yang memerlukan

pengobatan jangka panjang (Osterberg & Blaschke, 2005).

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien

terutama pada penyakit yang memiliki terapi jangka panjang seperti diabetes

melitus tipe 2. Menurut Lerman (2004) faktor hambatan terhadap kepatuhan

pasien diabetes melitus tipe 2 sebagai berikut :

1. Faktor Psikososial

Faktor hambatan psikososial seperti stres, depresi, keengganan pasien

untuk mengubah pola hidup dan menjalankan terapi rekomendasi, terapi

yang kompleks serta kurangnya dukungan keluarga pasien dapat

menjadi penyebab dari rendahnya kepatuhan pasien terhadap terapi

diabetes melitus tipe 2.

2. Faktor Pendidikan

Tinggi atau rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien

berkaitan erat dengan tingkat kepatuhan terapi pasien.

3. Faktor Sosioekonomi dan Budaya

Pendapatan pasien merupakan salah satu faktor yang dapat

menghambat kepatuhan pasien. Pengobatan yang mahal serta

penggunaan jangka panjang membuat pasien tidak dapat

mengakomodasi obat secara sempurna. Selain itu gaya hidup pasien

yang gemar makanan cepat saji dapat menjadi salah satu faktor

ketidakpatuhan terhadap rekomendasi terapi gizi.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat kepatuhan yaitu dengan pengukuran langsung dan tidak langsung.

Metode pengukuran langsung yaitu observasi terapi secara langsung,

pengukuran kadar obat dalam darah, pengukuran penanda biologis dalam

darah. Metode tidak langsung yaitu kuesioner, menghitung pil, monitor obat

secara elektronik, pengukuran penanda fisiologis, buku harian pasien,

pengukuran kecepatan penebusan resep kembali, penilaian respon klinis

pasien. masing-masing dari metode ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan yang dapat dilihat pada Lampiran 1 (Osterberg & Blaschke,

2005).

Salah satu cara yang sederhana untuk mengukur kepatuhan adalah

dengan menggunakan kuesioner. Model kuesioner yang dapat digunakan

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

untuk menilai kepatuhan pada terapi adalah kuesioner Morisky Scale.

Kuesioner ini telah tervalidasi dan dapat digunakan untuk mengukur

kepatuhan pengobatan pada penyakit dengan terapi jangka panjang seperti

diabetes melitus. Awalnya kuesioner Morisky scale yang divalidasi

berjumlah empat pertanyaan dan digunakan untuk mengukur kepatuhan

pasien hipertensi. Kelebihan dari kuesioner ini adalah menggunakan bahasa

yang sederhana dan perhitungan skor yang mudah. Kuesioner Morisky scale

empat pertanyaan tersebut diperbaharui dengan empat pertanyaan tambahan

yang menggambarkan lingkungan yang mempengaruhi perilaku kepatuhan

(Korb-Salvodelli, et al, 2012).

Kuesioner Morisky Scale delapan pertanyaan memiliki sifat

psikometrika yang lebih baik dibanding kuesioner Morisky Scale empat

pertanyaan. Kuesioner Morisky Scale delapan pertanyaan dirancang untuk

mengidentifikasi hambatan dan sikap pasien yang berhubungan dengan

kepatuhan terhadap rekomendasi obat (Korb-Salvodelli, et al, 2012).

Perhitungan pada kuesioner Morisky Scale delapan pertanyaan sebagai

berikut : perhitungan skor pasien > 2 dapat dikatakan pasien memiliki

kepatuhan rendah, jika nilai yang diperoleh 1 atau 2 disebut kepatuhan

sedang dan jika nilai adalah 0 maka disebut kepatuhan tinggi (Morisky,

Ang, Krousel-Wood, Ward, 2008).

2.3. Pendidikan Kesehatan

2.3.1. Definisi

Pendidikan kesehatan adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau

mengadopsi perilaku kesehatan dengan menggunakan cara persuasi,

bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi dan kesadaran. Perilaku

merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan

kesehatan yaitu : (1) metode yang digunakan, (2) materi yang disampaikan,

(3) pelaksana pendidikan, (4) alat bantu atau peraga (Notoatmodjo, 2003).

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

2.3.2. Metode Pendidikan Kesehatan

1. Metode pendidikan perorangan

Metode ini digunakan untuk membina seseorang yang tertarik kepada

perubahan perilaku. Bentuk pendidikan perorangan dapat berupa

bimbingan, penyuluhan, konseling serta wawancara

2. Metode pendidikan kelompok

a. Kelompok Besar

1) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah.

2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran yang berpendidikan

menengah keatas.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau

dipersiapkan tentang topik tertentu.

2) Curah pendapat

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.

3) Bola salju (Snow balling)

Metode ini membagi kelompok berpasangan kemudian

dikumpulkan kembali untuk berdiskusi

4) Kelompok- kelompok kecil (Buzz group)

Metode ini membagi kelompok menjadi kelompok-kelompok

kecil yang diberi permasalahan untuk diskusi.

5) Memainkan peran (Role play)

Pada metode ini beberapa anggota kelompok dotunjuk untuk

memainkan peran dan memeragakan.

6) Permainan simulasi (Simulation game)

Metode ini merupakan metode gabungan antara role play

dengan diskusi kelompok. Pesan kesehatan disampaikan dalam

bentuk permainan.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

3. Metode pendidikan massa

Metode pendidikan massa cocok untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Sasaran pendidikan

massa bersifat umum, tidak membedakan umur, jenis kelamin,

pekerjaan, status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan. Contoh

metode pendidikan massa antara lain ceramah umum, diskusi atau

pidato kesehatan melalui media elektronik, tulisan di media cetak

berupa artikel kesehatan atau konsultasi, Billboard.

2.3.3. Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan adalah media yang digunakan oleh

pemberi pendidikan dalam menyampaikan pendidikan. Media digunakan

berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan pada setiap individu ditangkap

melalui panca indera. Semakin banyak panca indera yang digunakan untuk

menerima sesuatu, maka semakin banyak dan semakin jelas pengetahuan

yang diperoleh oleh seorang individu. Media pendidikan kesehatan

dimaksudkan untuk mengarahkan panca indera sebanyak mungkin sehingga

mempermudah pemahaman (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003) terdapat tiga macam media yang

dapat digunakan dalam pendidkan kesehatan :

1. Media bantu lihat (visual aids). Media ini berguna dalam membantu

stimulasi indera penglihatan. Ada dua bentuk media lihat, yaitu :

a. Media yang diproyeksikan misalnya slide, film.

b. Media yang tidak diproyeksikan misalnya gambar, peta, bagan,

handout (materi yang dicetak), bola dunia, dan sebagainya

2. Media bantu dengar (audio aids). Media ini dapat membantu stimulasi

indera pendengar, misalnya : CD, piring hitam, radio dan lain

sebagainya.

3. Media bantu lihat dengar. Misalnya, televisi, VCD, dan lain sebagainya.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

2.3.4. Materi Cetak Untuk Pendidikan Kesehatan

Materi cetak untuk pendidikan kesehatan banyak digunakan sebagai

media untuk pendidkan kesehatan. Sumber materi disesuaikan dengan

pendidikan yang diberikan. Materi cetak tidak efektif apabila diberikan

secara tunggal karena hanya memuat sebagian materi yang akan

disampaikan (Lang, 2006). Terdapat beberapa jenis materi yang dicetak

seperti leaflet, poster, dan handout. Setiap jenis materi memiliki keunggulan

dan keterbatasan masing-masing yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tujuan pemberian materi cetak adalah untuk memfasilitasi

komunikasi antara pemberi materi dengan pasien sehingga dapat

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pasien. Salah satu materi cetak

yang umum digunakan adalah handout. Materi cetak ini merupakan media

yang mudah dibuat dan ekonomis. Dalam penyajian materi cetak perlu

memperhatikan beberapa hal, diantaranya : kemampuan membaca pasien,

bahasa yang digunakan, desain, isi materi, sumber yang digunakan

(Clark,2011).

Menurut Lang (2006) materi cetak handout cukup efektif untuk

pendidikan kesehatan karena materi cetak handout yang baik dapat

meningkatkan kepatuhan melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman

pasien terkait penyakit yang diderita. Selain itu pesan yang disampaikan

secara verbal mudah untuk dilupakan sehingga dibutuhkan materi cetak

untuk menjaga ingatan pasien. Materi cetak akan lebih efektif apabila

diberikan sebagai bagian dari media penunjang dalam pendidikan kesehatan,

karena pemberian materi cetak saja tidak cukup untuk meningkatkan

pengetahuan dan perubahan sikap pasien.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Tabel 2.2. Keunggulan dan keterbatasan jenis-jenis materi pendidikan

kesehatan (Ewles, Simnet, 1994) Jenis Materi Keunggulan Keterbatasan

Leaflet, Handout 1. Pasien dapat belajar mandiri

2. Informasi dapat dibagi dengan

orang lain

3. Informasi dapat diberikan

secara detail

4. Handout mudah dibuat,

diperbanyak

5. Handout dan leaflet

merupakan media pendidikan

yang sederhana

1. Materi yang diproduksi

secara massal kemungkinan

tidak cocok untuk setiap

orang

2. Leaflet dan Handout tidak

tahan lama dan mudah hilang

3. Handout perlu pengetikan

dan fasilitas penggandaan

yang baik

4.

Poster, display 1. Dapat meningkatkan

kesadaran terhadap kesehatan

dan meningkatkan

kepercayaan, sikap dan

perilaku

2. Dapat menyampaikan

informasi, mengarahkan pasien

melihat sumber lain

3. Mudah dibuat

1. Mudah rusak dan diacuhkan

2. Materi yang berkualitas

tinggi membutuhkan tenaga

ahli terkait peralatan cetak

3. Poster dapat dibeli dengan

biaya yang rlatif mahal

4. Butuh uji coba terhadap

sasaran

Videotape 1. Dapat memacu diskusi

mengenai sikap dan perilaku

2. Cocok untuk sasaran dalam

jumlah sedang dan kecil

3. Dapat digunakan untuk belajar

mandiri

4. Dapat direkam untuk

digunakan lagi

1. Alat dapat rusak

2. Layar yang kecil dapat

membatasi jumlah audiens

Transparansi OHP 1. Dapat digunakan untuk

membangun informasi dengan

menggunakan tekhnik overlay

2. Dapat digunakan untuk sasaran

dengan jumlah tidak terbats

3. Mudah digunakan

1. Perlu listrik

2. OHP mudah rusak

3. Lensa OHP dapat

menghalangi pandangan

peserta

2.3.5. Pendidikan Kesehatan Pasien diabetes melitus

Pendidikan kesehatan diabetes adalah pendidikan dan pelatihan

mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes melitus tipe 2

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pasien

akan penyakitnya. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu pilar

penatalaksanaan diabetes yang memiliki peran penting untuk mendapatkan

hasil yang maksimal sehingga komplikasi kronik dapat dicegah. Pendidikan

kesehatan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 dapat dilakukan dengan tatap

muka dan didukung dengan penyediaan alat dan materi pendidikan yang

diperlukan serta penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien

diabetes melitus tipe 2 (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan baik secara

perseorangan maupun berkelompok. Penyediaan materi pendidikan yang

informatif dan menarik merupakan pendukung yang kuat karena akan

meningkatkan pengetahuan pasien. salah satu metode pendidikan kesehatan

yang dapat digunakan adalah ceramah. Metode ini tergolong metode yang

konvesional karena persiapannya mudah dan sederhana serta fleksibel.

Pasien dapat berpartisipasi dalam proses belajar dengan cara mendengarkan,

membuat catatan dan bertanya pada pemberi materi (Departemen Kesehatan

RI, 2005).

2.4. Puskesmas

Menurut Azrul Azwar (1996) Puskesmas adalah unit pelaksana

fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat

pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat

pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat

yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Secara nasional

standar kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Visi utama Puskesmas

adalah pembangunan kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup empat

indikator yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Untuk mencapai

visi tersebut Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

dan pelayanan kesehatan masyarakat yang ditunjang dengan pelayanan

kefarmasian klinik bermutu.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

1. Pelayanan kesehatan perseorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perseorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan

dan pencegahan penyakit. pelayanan kesehatan perseorangan antara

lain rawat jalan atau rawat inap.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat

publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit

dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat antara lain

promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,

perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,

kesehatan jiwa masyarakat, serta berbagai program kesehatan

masyarakat lainnya.

3. Pelayanan Kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM,

sarana prasarana, sediaan farmasi, perbekalan kesehatan, administrasi)

dan pelayanan farmasi klinis (penerimaan resep, peracikan obat,

penyerahan obat, informasi obat dan pencatatan atau penyimpanan

resep) dengan memanfaatkan tenaga, dana, sarana prasarana dan

metode tatalaksana yag sesuai.

Pelayanan yang dilakukan di Puskesmas adalah pelayanan

kesehatan primer yaitu pelayanan kesehatan yang terjangkau, murah,

mudah, praktis. Untuk pasien diabetes diutamakan pelayanan yang

mencegah terjadinya diabetes melitus tipe 2 pada pasien yang mempunyai

faktor risiko tinggi seperti kegemukan, hipertensi, umur > 40 tahun, adanya

faktor keturunan, dan ibu hamil, serta untuk mencegah komplikasi.

2.4.1. Puskesmas Kota Depok

Kota Depok memiliki 32 Puskesmas yang tersebar di sebelas

kecamatan. Setiap kecamatan memiliki satu Puskesmas kecamatan.

Puskesmas kecamatan merupakan Puskesmas terbesar di wilayah kecamatan

tersebut. Umumnya, Puskesmas kecamatan memiliki jumlah pasien yang

lebih banyak dibandingkan Puskesmas kelurahan. Jumlah Puskesmas

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

kecamatan di Kota Depok adalah sebelas sesuai dengan jumlah

kecamatannya. Puskesmas kecamatan kota Depok antara lain : Beji, DTP

Cimanggis, Tapos, Sawangan, Cilodong, Cipayung, DTP Sukmajaya,

Cinere, Pancoranmas, Limo, Bojong sari (Sari, 2011).

2.4.2. Puskesmas Kecamatan Beji

Puskesmas Kecamatan Beji terletak di wilayah Kelurahan Beji dan

Beji Timur dengan batas wilayah sebelah utara : kelurahan kukusan, batas

selatan : Kecamatan Pancoran Mas, batas barat : Kelurahan Tanah Baru,

batas timur : Kelurahan Kemiri Muka. Puskesmas Kecamatan Beji

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di kedua

puskesmas kelurahan. Dalam upaya menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di wilayah kerja, puskesmas Beji melakukan upaya kesehatan

yang dikelopokkan menjadi dua, yaitu :

1. Upaya kesehatan wajib

a. Upaya promosi kesehatan

b. Upaya kesehatan lingkungan

c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Upaya pengobatan

2. Upaya kesehatan pengembangan

a. Upaya kesehatan sekolah

b. Upaya kesehatan olahraga

c. Upaya kesehatan gigi dan mulut

d. Upaya kesehatan mata

e. Upaya kesehatan usia lanjut

3. Upaya kesehatan penunjang : laboratorium dan unit khusus klinik

penyalahgunaan dampak merokok

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimental

dengan rancangan pretest-postetst two group design. Penelitian ini

menggunakan dua kelompok pasien yang diberi intervensi berbeda, yaitu

kelompok yang diberi intervensi ceramah kesehatan dengan media berupa

materi ceramah kesehatan dan kelompok yang hanya diberi intervensi

media berupa materi ceramah kesehatan.

Pada kedua kelompok diberikan pretest untuk menilai kepatuhan

pasien sebelum dilakukan intervensi. Lalu kedua kelompok diberikan

intervensi berupa ceramah kesehatan dan intervensi media dengan materi

ceramah kesehatan. Setelah pemberian intervensi dilakukan post-test untuk

menilai tingkat kepatuhan pasien.

Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara bebas

terpimpin. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer berupa kuesioner kepatuhan Morisky Scale dan data sosio-

demografi. Data sekunder berupa resep yang mencantumkan antidiabetes

oral. Selanjutnya data diolah dengan program IBM SPSS 20.0.

3.2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Beji Kota Depok. Pemilihan

puskesmas berdasarkan data prevalensi kasus diabetes melitus tipe 2

tertinggi pada bulan Februari 2012 dari Dinas Kesehatan Kota Depok.

Pengambilan data dilakukan dari bulan Maret-Mei 2012.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

3.3. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.4. Definisi Operasional

1. Ceramah Kesehatan

Intervensi yang diberikan kepada satu kelompok pasien diabetes

melitus tipe 2 berupa pendidikan kesehatan dengan metode ceramah

yang dilakukan sekali setelah pasien melakukan pretest (pengisian

kuesioner kepatuhan Morisky Scale). Ceramah dilaksanakan selama

60 menit.

2. Materi ceramah kesehatan

Intervensi berupa media visual yang diberikan kepada kedua

kelompok pasien diabetes melitus tipe 2 yang berisi materi ceramah

kesehatan. Isi materi disesuaikan dengan satuan acara penyuluhan

serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

3. Faktor Sosio-demografi pasien

Faktor sosiodemografi pasien pada penelitian ini terdiri dari :

a. Jenis Kelamin

Kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan

biologis.

Skala : Nominal

Kategori:

1. Pria

2. Wanita

Intervensi Ceramah Kesehatan dan Materi Ceramah Kesehatan

Faktor Sosio-Demografi

Pasien, Regimen Antidiabetes Oral

Kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 terkait

penggunaan antidiabetes oral

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

b. Umur

Lama waktu hidup pasien sejak dilahirkan hingga penelitian

dilakukan.

Skala : Interval

Kategori:

1. Kelompok umur 30-45 tahun

2. Kelompok umur 46-60 tahun

3. Kelompok umur ≥ 60 tahun

c. Tingkat pendidikan

Pendidikan terakhir yang didapat oleh pasien DM tipe 2

Skala : Nominal

Kategori:

1. Tidak mendapat pendidikan formal

2. Tamat SD

3. Tamat SMP/SMA/Kejuruan

4. Tamat Perguruan Tinggi / Akademi

d. Tingkat pendapatan

Pendapatan pasien DM tipe 2 per bulannya.

Skala : Interval

Kategori:

1. < Rp 500.000,00

2. Rp 500.001,00 – Rp 1.000.000,00

3. Rp 1.000.001,00 – Rp 1.500.000,00

4. > Rp 1.500.001,00

e. Jenis Pekerjaan

Mata pencaharian atau kegiatan pasien DM tipe 2 saat ini.

Skala : Nominal

Kategori:

1. PNS/ Swasta

2. Wiraswasta

3. Lain-lain

4. Tidak bekerja/Pensiunan

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

4. Penggunaan antidiabetes oral

Obat yang digunakan pasien untuk mengontrol kadar glukosa darah

dan diresepkan oleh dokter di puskesmas.

Skala : Nominal

Kategori :

1. Glibenklamid

2. Metformin

3. Glibenklamid dan metformin

5. Kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2

Kesukarelaan pasien diabetes melitus tipe 2 dalam menjalankan

rekomendasi terapi antidibetes oral yang diberikan oleh tenaga

kesehatan. Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan pengisian

kuesioner Morisky Scale. Pertanyaan dari no. 1 hingga 7 untuk “Ya”

bernilai 1 dan “Tidak” bernilai 0. Sedangkan pertanyaan pada no. 5

untuk jawaban “Ya” bernilai 0 dan “Tidak” bernilai 1. Pertanyaan

pada no. 8 untuk jawaban “A” bernilai 0 dan jawaban “B-E” bernilai 1

Skala : Ordinal

Kategori :

1. Penilaian kepatuhan pasien tinggi jika 0

2. Penilaian kepatuhan pasien sedang jika 1 atau 2

3. Penilaian kepatuhan pasien rendah jika > 2

3.5. Populasi dan sampel

3.5.1. Populasi

Seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 yang berobat jalan di

puskesmas Beji kota Depok dari bulan Maret-Mei 2012 dan telah diberikan

pretest.

3.5.2. Sampel

Pasien diabetes melitus tipe 2 yang berobat di puskesmas Beji kota

Depok yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Sampel yang

memenuhi kriteria inklusi berjumlah 60 orang yang dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok yang diberi intervensi berupa ceramah kesehatan

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

sebanyak 30 orang dan kelompok yang diberi intervensi media cetak berupa

materi ceramah yang berbentuk handout sebanyak 30 orang. Metode

pengambilan sampel dilakukan secara total sampling.

3.6. Kriteria inklusi dan eksklusi

3.6.1. Kriteria inklusi pasien

1. Pasien laki-laki dan perempuan dengan riwayat penyakit diabetes

melitus tipe 2 yang berobat jalan di Puskesmas Beji Kota Depok dari

bulan Maret-Mei yang menggunakan antidiabetes oral minimal satu

bulan sebelumnya.

2. Pasien yang berusia ≥ 30 tahun.

3. Pasien dapat membaca

4. Pasien yang bersedia menjadi responden

5. Pasien yang mendapat intervensi berupa ceramah dan materi ceramah

3.6.2. Kriteria eksklusi pasien

1. Ibu hamil

2. Pasien yang tidak mengikuti salah satu test

3.7. Alur penelitian

3.7.1. Perizinan penelitian

Sebelum melakukan pengambilan data ke puskesmas, peneliti

mengajukan permohonan izin terlebih dahulu ke lembaga-lembaga terkait,

dimulai dari Departemen farmasi, Dinas Kesehatan Kota Depok,

Kesbangpol Linmas (Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan

Masyarakat), Dinas Kesehatan Kota Depok dan kepala puskesmas Beji

(surat perizinan dapat dilihat pada Lampiran 10,11,12,13). Setelah

mendapatkan izin peneliti mulai melakukan sampling pasien.

3.7.2. Pengumpulan data

Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara

bebas terpimpin. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder

yang dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

1. Pengambilan data berdasarkan kesediaan pasien menjadi responden

dengan mengisi informed consent.

2. Data primer diperoleh dengan metode wawancara bebas terpimpin

kepada pasien diabetes melitus tipe 2 yang berobat di Puskesmas Beji.

Data primer berupa data sosio-demografi pasien serta hasil pretest dan

post-test menggunakan instrumen kuesioner kepatuhan Morisky Scale

yang sudah tervalidasi dengan bentuk jawaban “ya” atau “ tidak”.

Pasien dibantu oleh peneliti dalam menjawab kuesioner melalui

wawancara bebas terpimpin. Pretest diberikan sebelum pelaksanaan

intervensi dan post-test dilakukan dua minggu setelah pelaksanaan

intervensi.

3. Data sekunder diperoleh dari data resep pasien yang masuk ke

instalasi farmasi di Puskesmas Beji Kota Depok serta rekam medik

pasien untuk mendapatkan data kadar glukosa darah sewaktu pasien

saat pretest dan saat post-test.

3.7.3. Pelaksanaan intervensi

Intervensi pada penelitian ini dilakukan dengan dua metode, yaitu

metode ceramah dan metode materi ceramah yang dicetak. Pelaksanaan

intervensi dilakukan pada waktu yang berbeda dengan sampel yang berbeda.

1. Ceramah kesehatan dilaksanakan pada tanggal 25 April 2012 selama

60 menit (termasuk diskusi) di aula puskesmas Beji lantai 2. Materi

yang diberikan oleh pemateri menggunakan bahasa yang sederhana

sehingga dapat dimengerti oleh semua pasien. Materi ceramah terdiri

dari : Definisi dan patofisiologi penyakit diabetes melitus, klasifikasi

diabetes melitus, Penatalaksanaan diabetes melitus berupa

pengelolaan nutrisi dan diit, penggunaan serta regimen antidiabetes

oral, aktivitas jasmani, pemantauan kadar glukosa darah, pencegahan

komplikasi, manfaat kepatuhan, penggunaan sistem pelayanan

kesehatan (bagan alur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6).

2. Materi ceramah kemudian dicetak lalu diberikan kepada pasien yang

menghadiri ceramah kesehatan dan kepada pasien diabetes melitus

tipe 2 di puskesmas Beji yang tidak bersedia menghadiri ceramah

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

kesehatan. Materi mulai diberikan kepada pasien pada tanggal 26

April 2012 (bagan alur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6).

3.8. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan

kuesioner kepatuhan Morisky scale yang sudah divalidasi kemudian

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diuji pemahaman kepada

20 orang yang dipilih secara acak. Pertanyaan dalam kuesioner

berjumlah delapan buah dengan jawaban ya atau tidak (Dichotomous

choice). Pengukuran skor Morisky Scale untuk pertanyaan dari no. 1

hingga 7 untuk “Ya” bernilai 1 dan “Tidak” bernilai 0. Sedangkan

pertanyaan pada no. 5 untuk jawaban “Ya” bernilai 0 dan “Tidak”

bernilai 1.

Pertanyaan pada no. 8 untuk jawaban “A” bernilai 0 dan jawaban

“B-E” bernilai 1. Rincian jawaban sebagai berikut : “A” atau tidak

pernah jika pasien tidak sekalipun lupa meminum obat dalam satu

minggu, “B” atau sekali-sekali, jika satu kali dalam seminggu pasien

lupa meminum obat, “C” atau kadang-kadang, jika tiga/empat kali

dalam seminggu pasien lupa meminum obat, “D” atau biasanya, jika

lima/enam kali dalam seminggu pasien lupa meminum obat, dan “E”

atau setiap saat, jika dalam seminggu pasien lupa meminum obat sama

sekali (lihat Lampiran 2)

2. Data sosio-demografi Pasien

Pengambilan data primer juga dilakukan dengan data sosio-

demografi pasien yang terdiri dari nama, umur, alamat, nomor telepon,

pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, regimen

antidiabetes oral yang digunakan (lihat Lampiran 4)

3. Materi ceramah

Intervensi berupa media yang dicetak dan diberikan kepada pasien

yang berisi tentang : Definisi diabetes melitus, Etiologi penyakit

diabetes melitus, pencegahan komplikasi, Penatalaksanaan diabetes

melitus tipe 2 berupa pengelolaan nutrisi dan diit, penggunaan serta

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

regimen antidiabetes oral dan insulin, aktivitas jasmani, pemantauan

kadar glukosa darah, dan manfaat kepatuhan terhadap penggunaan

antidiabetes oral (lihat Lampiran 9)

Dalam pembuatan materi ceramah perlu memperhatikan cara

pembuatan yang baik sehingga akan lebih efektif. Cara pembuatan

materi ceramah yang baik menurut Ewles dan Simnet (1994) yaitu :

a. Menjaga tujuan materi. Isi materi harus singkat dan lugas,

hindari materi yang tidak sesuai dengan tema.

b. Penekanan terhadap isi yang penting dengan mengubah jenis

huruf atau warnanya.

c. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, sederhana dan

menjelaskan istilah asing yang digunakan

d. Memperhatikan penggunaan warna, tata letak dan ukuran cetak

untuk meningkatkan kejelasan.

e. Hindari penggunaan huruf kapital

f. Gunakan ilustrasi gambar, grafik dan tabel untuk

mempermudah komunikasi.

4. Resep

Keterangan dokter tentang obat serta regimen yang diberikan

kepada pasien dan dapat ditebus dengan obat di apotek.

6. Flyer

Selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tentang judul

ceramah, tempat dan waktu ceramah, dan penyelenggara. Flyer didesain

semenarik mungkin dengan bahasa yang singkat dan mudah dimengerti.

Flyer digunakan untuk menginformasikan dan mengajak responden

untuk ikut berpartisipasi dalam ceramah.

3.9. Etika Penelitian

Sebelum pengumpulan data terlebih dahulu peneliti meminta

persetujuan pasien untuk menjadi responden melalui penandatanganan

lembar persetujuan (informed consent) yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

3.10. Pengolahan data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh diantaranya :

3.10.1. Seleksi data

Sebelum data dimasukkan ke dalam program Microsoft excel,

peneliti melakukan pemilahan kelengkapan data pasien serta data pasien

yang memenuhi kriteria inklusi

3.10.2. Coding

Merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Peneliti melakukan coding

terhadap data yag dimasukkan untuk kemudian dianalisis dengan program

statistik SPSS 20.0. Data yang di –coding antara lain :

1. Jenis kelamin pasien

2. Umur pasien

3. Tingkat pendidikan

4. Jenis pekerjaan

5. Tingkat pendapatan

6. Regimen antidiabetes oral

7. Tingkat kepatuhan pasien

3.10.3. Input data

Data pasien yang sudah lengkap dan memenuhi kriteria inklusi

dimasukkan ke program Microsoft excel dengan format tabel yang memuat

nama, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat

pendapatan, regimen antidiabetes oral, tingkat kepatuhan pasien pada saat

pretest dan posttest, glukosa darah pada saat pretest dan posttest.

3.10.4. Cleaning data

Setelah data dimasukkan kemudian diperiksa kembali untuk memastikan

apakah data bersih dari kesalahan dan siap untuk dianalisis

3.10.5. Analisis data

Data dianalisis secara statistik deksriptif dan statistik inferensial

yang diolah menggunakan program IBM SPSS 20.0. Confidence interval

yang digunakan sebesar 95% dengan α = 0,05. Pengolahan data meliputi :

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

a. Analisis distribusi frekuensi data sosio-demografi pasien diabetes

melitus tipe 2.

b. Analisis normalitas distribusi sampel

c. Analisis hubungan antara data sosio-demografi dengan tingkat

kepatuhan pasien dengan uji kai kuadrat.

d. Analisis hubungan antara regimen dosis dengan tingkat kepatuhan

paien dengan uji Kai kuadrat.

e. Analisis pengaruh pemberian intervensi ceramah kesehatan dan materi

ceramah kesehatan terhadap tingkat kepatuhan pasien dengan uji

Wilcoxon Signed Rank

f. Analisis kesetaraan data sosio-demografi dan tingkat kepatuhan

kedua kelompok dengan uji kai kuadrat dan Mann Whitney U.

g. Analisis perbandingan ceramah kesehatan dan materi ceramah

kesehatan terhadap tingkat kepatuhan pasien dengan uji Mann

Whitney U.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi lokasi penelitian

Puskesmas Beji terletak di Kecamatan Beji dengan wilayah kerja

meliputi kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur. Puskesmas Beji

membawahi dua puskesmas kelurahan, yaitu puskesmas Kemiri Muka dan

puskesmas Tanah Baru. Puskesmas Beji memiliki 20 pegawai negeri sipil

yang terdiri dari 4 orang Dokter umum, 1 orang Dokter gigi, 1 orang

Apoteker, 4 orang Perawat, 4 orang Bidan, 1 orang Perawat gigi, 1 orang

tenaga gizi, 1 orang tenaga sanitasi, 1 orang teknisi medis, 1 orang bagian

administrasi dan lima orang sukarelawan.

Sarana pelayanan di puskesmas Beji terdiri dari poli umum, poli gigi,

poli KIA, poli MTBS, klinik sanitasi, apotek (loket obat) dan laboratorium.

jumlah total resep pasien di puskesmas Beji dari poli umum pada periode

Maret-Mei 2012 sebanyak 7780 resep. Rata-rata resep per hari sebanyak

152 resep. Jumlah antidiabetes oral yang diresepkan di puskesmas Beji

berjumlah 191 resep. Puskesmas Beji bekerjasama dengan PERSADIA

(Persatuan Diabetes Indonesia) dalam melakukan pelayanan untuk pasien

diabetes melitus, meliputi penyuluhan dan senam diabetes yang dilakukan

setiap Jum’at pagi di area puskesmas Beji.

4.2. Karakteristik data sosio-demografi pasien

Jumlah pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjadi responden pada

penelitian ini sebanyak 60 orang, yang dibagi menjadi dua kelompok

dengan pemberian intervensi berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari

30 orang kelompok ceramah dan 30 orang kelompok materi ceramah.

Pembagian kelompok berdasarkan kesediaan pasien untuk diberikan

intervensi. Pasien yang tidak bersedia datang ke acara ceramah maka

dijadikan kelompok kedua yaitu kelompok materi ceramah.

Data sosio-demografi pasien, dianalisis secara deskriptif untuk melihat

gambaran distribusi frekuensi sampel pada kedua kelompok intervensi. Data

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

sosio-demografi yang didapat diuji normalitas terlebih dahulu (hasil analisis

dapat dilihat pada Lampiran 14). Pada Tabel 4.1. dapat terlihat bahwa

sebagian besar pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas Beji adalah

wanita. Pada kelompok ceramah terdapat 20 orang wanita (66,7%) dan 10

orang pria (33,3%), sedangkan pada kelompok metode materi ceramah

terdapat 18 orang wanita (60%) dan 12 orang pria (40%).

Sebagian besar pasien berumur antara 46-60 tahun. Pada kelompok

ceramah terdapat 16 orang (53,3%) yang berumur antara 46-60 tahun, dan

pada kelompok materi ceramah berjumlah 19 orang (63,3%). Kriteria

inklusi umur pasien pada penelitian ini adalah usia ≥ 30 tahun. Hal ini

dikarenakan diabetes melitus tipe 2 muncul pada usia sekitar 30 tahun

keatas (Handlesman, et al, 2011) sehingga pasien dengan usia < 30 tahun

tidak menjadi kriteria inklusi

Sebagian besar pasien diabetes melitus memiliki tingkat pendidikan

hingga jenjang SMP/SMA/Kejuruan pada masing-masing kelompok. Pada

kelompok metode ceramah sekitar 16 orang (53,3%) pasien memiliki

tingkat pendidikan hingga SMP/SMA/Kejuruan dan pada metode Materi

ceramah terdapat 17 orang (56,7%).

Sebagian besar pasien diabates melitus tipe 2 tidak bekerja atau sudah

pensiun. Terdapat 21 orang (70%) pasien yang tidak bekerja atau pensiunan

pada kelompok metode ceramah dengan materi ceramah dan 23 orang

(76,7%) pada kelompok metode materi ceramah

Sebagian besar pasien diabetes melitus tipe 2 memiliki tingkat

pendapatan dibawah bawah Rp 500.000,00. Pada kelompok ceramah

terdapat 19 orang (63,3%) dan pada kelompok materi ceramah terdapat 25

orang (83,8%) dengan pendapatan kurang dari Rp 500.000,00.

Sebagian besar pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas Beji

menggunakan antidiabetes oral kombinasi, yaitu glibenklamid dan

metformin. Pada kelompok ceramah terdapat 17 orang (56,75) dan pada

kelompok materi ceramah terdapat 16 orang (53,3%) pasien yang

menggunakan antidiabetes oral kombinasi (hasil analisis deskriptif pasien

dapat dilihat pada lampiran 16).

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi karakteristik pasien.

No Karakteristik Sosio-demografi Kelompok ceramah

Kelompok materi ceramah

n (%) n (%) 1 Jenis Kelamin

a. Pria b. Wanita

10 20

33,3 66,7

12 18

40 60

2 Usia a. 31-45 tahun b. 46-60 tahun c. > 61 tahun

3 16 11

10

53,3 36,7

1 19 10

3,3 63,3 33,3

3 Tingkat pendidikan a. Tidak mendapat pendidikan

formal b. Tamat SD c. Tamat SMP/SMA/Kejuruan d. Tamat PT/Akademi

3 8 16 3

10

26,7 53,3 10

3 8 17 2

10

26,7 56,7 6,7

4 Jenis pekerjaan a. PNS/Swasta b. Wiraswasta c. Lain-lain d. Tidak bekerja/pensiunan

1 4 4 21

3,3 13,3 13,3 70

0 5 2 23

0 16,7 6,7 76,7

5 Tingkat Pendapatan a. < Rp 500.000,00 b. Rp 500.001,00 – Rp1.000.000,00 c. Rp 1.000.001,00-Rp1.500.000,00 d. >Rp 1.500.001,00

19 3 1 7

63,3 10 3,3 23,3

25 5 0 0

83,8 16,7

0 0

6 Penggunaan Antidiabetes Oral a. Glibenklamid b. Metformin c. Glibenklamid dan Metformin

8 5 17

26,7 16,7 56,7

10 4 16

33,3 13,3 53,3

4.3. Gambaran Tingkat Kepatuhan Pasien Sebelum dan Sesudah

Pemberian Ceramah

Data hasil pretest dan post-test dianalisa secara deskriptif untuk

melihat gambaran distribusi frekuensi tingkat kepatuhan pasien pada

kelompok ceramah. Data distribusi tingkat kepatuhan pasien pada kelompok

ceramah dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan pasien kelompok ceramah pada saat pretest dan posttest.

No Tingkat

Kepatuhan

Pretest Post-test

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Tinggi 9 30 24 80

2 Sedang 10 33,3 5 16,7

3 Rendah 11 36,7 1 3,3

Hasil analisa data tingkat kepatuhan pasien pada kelompok ceramah

memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kepatuhan pasien pada

saat sebelum dilakukan ceramah (pretest ) dan pada saat setelah dilakukan

ceramah (posttest). Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada hasil

pretest mayoritas tingkat kepatuhan pasien adalah rendah dengan jumlah 11

orang (36,7%). Setelah dilakukan intervensi berupa ceramah kesehatan

kepada 30 orang pasien pada hasil posttest menunjukkan adanya

peningkatan. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah menurun menjadi 1

orang (3,3%) dan pasien dengan tingkat kepatuhan tinggi meningkat

menjadi 24 orang (80%).

4.4. Gambaran Tingkat Kepatuhan Pasien Sebelum dan Sesudah

Pemberian Materi Ceramah Kesehatan

Data hasil pretest dan post-test dianalisa secara deskriptif untuk

melihat gambaran distribusi frekuensi tingkat kepatuhan pasien pada

kelompok ceramah. Data distribusi tingkat kepatuhan pasien pada kelompok

ceramah dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Tabel. 4.3. Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan pasien kelompok materi ceramah pada saat pretest dan posttest.

No Tingkat

Kepatuhan

Pretest Post-test

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Tinggi 8 26,7 17 56,7

2 Sedang 11 36,7 12 40

3 Rendah 11 36,7 1 3,3

Hasil analisis data pretest pada kelompok yang diberi materi ceramah

menunjukkan tingkat kepatuhan pasien sedang dan rendah adalah sama

dengan jumlah masing-masing 11 orang (36,7%) dan pada saat posstest,

mayoritas tingkat kepatuhan pasien adalah tinggi dengan jumlah 17 orang

(56,7%). Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ada perubahan tingkat

kepatuhan pasien dalam meminum antidiabetes oral pada saat pretest dan

pada saat posttest. Pasien dengan tingkat kepatuhan tinggi meningkat

menjadi 17 orang (56,7%), sedangkan pasien dengan tingkat kepatuhan

rendah menurun menjadi 1 orang (3,3%) setelah pemberian materi ceramah.

4.5. Hubungan Faktor Sosio-demografi Terhadap Tingkat Kepatuhan

Pasien Diabetes Melitus tipe 2

Faktor sosio-demografi pasien pada peneltian ini terdiri dari jenis

kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.

Pengujian pengaruh faktor sosio-demografi terhadap tingkat kepatuhan

pasien dilakukan dengan uji Kai Kuadrat. Masing- masing data sosio-

demografi yang terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis

pekerjaan, tingkat pendapatn dan regimen antidiabetes oral diuji

hubungannya dengan hasil post-test. Hasil uji Kai Kuadrat didapatkan nilai

p > 0,05 (hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 18,19). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor sosio-demografi

pasien terhadap tingkat kepatuhan pasien. Hal ini serupa dengan penelitian

yang dilakukan oleh Jin, Sklar, Sen Oh, Chuen Li (2008) yang

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor sosio-demografi

terhadap kepatuhan pasien.

4.6. Hubungan Penggunaan Antidiabetes Oral Terhadap Tingkat

Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Terapi antidiabetes oral yang digunakan di puskesmas beji diuji

pengaruhnya terhadap tingkat kepatuhan pasien. Analisis dilakukan dengan

uji Kai Kuadrat. Antidiabetes oral yang digunakan di puskesmas Beji

sebagian besar menggunakan kombinasi glibenklamid dan metformin.

Penggunaan antidiabetes oral pada saat pretest pada kedua kelompok diuji

pengaruhnya terhadap tingkat kepatuhan pada saat pretest didapatkan hasil p

> 0,05 (hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 20). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Penggunaan antidiabetes oral

terhadap tingkat kepatuhan pasien pada saat pretest.

Penggunaan antidiabetes oral pada saat post-test diuji hubungan

terhadap tingkat kepatuhan pada saat post-test dan didapatkan nilai p > 0,05

(hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 20), jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara Penggunaan antidiabetes oral pada saat

post-test terhadap tingkat kepatuhan pasien pada saat post-test.

4.7. Pengaruh Pemberian Ceramah Terhadap Peningkatan Kepatuhan

Pasien

Analisis pengaruh pemberian ceramah terhadap tingkat kepatuhan

dilakukan dengan uji Wilcoxon Signed Rank karena data berupa data

ordinal dan tidak terdistribusi normal (Lihat lampiran 14). Hasil analisis

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada tingkat kepatuhan

pasien pada saat pretest dan saat postest. (lihat lampiran 21). Hal ini

dinyatakan oleh nilai p = 0,015 dari uji hipotesis dua sisi (two-tailed test)

yang lebih kecil dari nilai α (0,050)

Uji hipotesis satu sisi (one-tailed test) menunjukkan nilai ½ p yang

diperoleh adalah 0,0075. Nilai ini juga lebih kecil daripada nilai α (0,050),

hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pasien mengalami

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

peningkatan setelah diberikan ceramah.. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pemberian ceramah menyebabkan terjadinya peningkatan yang

bermakna secara statistik terhadap tingkat kepatuhan pasien.

Tabel 4.4. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank terhadap tingkat kepatuhan

pasien kelompok ceramah

Ceramah P

Jumlah (n) Rerata Hasil pretest 30 1,93 ± 1,51

0,015 Hasil post-test 30 2,83 ± 0,69

Pada Tabel 4.4. terlihat adanya perubahan rerata pada hasil pre-

test dan post-test yaitu pada saat pretest 1,93 ± 1,51 dan pada saat post-test

meningkat menjadi 2,83 ± 0,69.

Kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 terhadap penggunaan

antidiabetes oral merupakan salah satu cara untuk mengontrol kadar

glukosa dalam darah dan mencegah terjadinya komplikasi. Kurangnya

pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit dan penanganannya

menyebabkan pasien menjadi tidak patuh terhadap pengobatan (Shams,

Barakat, 2010).

Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang

penyakitnya adalah dengan ceramah kesehatan (Hiswani, 2002). Ceramah

merupakan salah satu metode pendidikan yang konvensional, sederhana

dan mudah (Harsono, Soesanto, Samsudi, 2009) selain itu ceramah bisa

mencakup banyak orang (lebih dari 15 orang) pada satu waktu

(Notoatmodjo, 2003). Karena itulah peneliti memilih ceramah sebagai

metode untuk menyampaikan informasi tentang diabetes melitus.

Ceramah dihadiri oleh pasien yang telah diberi pretest sebelumnya.

Jumlah pasien pada saat pretest sebanyak 75 orang, namun yang bersedia

hadir pada acara ceramah kesehatan hanya 30 orang. Pasien selain diberi

ceramah kesehatan juga diberikan materi ceramah yang telah dicetak

sebagai sarana penunjang. Pada penelitian ini dapat dilihat dari data bahwa

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

ceramah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kepatuhan pasien pada saat pretest dan saat post-test.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rashid dan Sapna pada tahun 2010. Pemberian ceramah kepada satu

kelompok pasien dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien

terhadap topik yang diberikan. Selain itu, hal yang mungkin turut

memberikan pengaruh terhadap peningkatan kepatuhan pasien disamping

pemberian juga pemberian materi ceramah, karena keefektifan materi

ceramah yang dicetak tergantung pada metode intervensi yang digunakan,

yaitu intervensi tunggal atau kombinasi dengan intervensi lain (Paul,

Redman, Sanson-Fisher, 2003).

4.8. Pengaruh Pemberian Materi Ceramah Terhadap Peningkatan

Kepatuhan Pasien

Analisis pengaruh pemberian materi ceramah terhadap tingkat

kepatuhan pasien dengan menggunakan uji Wilcoxon signed rank. Uji ini

dipilih karena data hasil pretest dan post-test tidak terdistribusi normal

sehingga digunakan analisis non-parametrik (lihat Lampiran 14).

Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada

tingkat kepatuhan pasien pada saat pretest dan saat postest. (lihat lampiran

22) yang dinyatakan oleh nilai p = 0,000 dari uji hipotesis dua sisi (two-

tailed test) yang lebih kecil dari nilai α (0,050)

Untuk uji hipotesis satu sisi (one-tailed test) menunjukkan nilai ½ p

< 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pasien mengalami

peningkatan setelah diberikan materi ceramah., sehingga dapat disimpulkan

bahwa pemberian materi ceramah menyebabkan terjadinya peningkatan

yang bermakna secara statistik terhadap tingkat kepatuhan pasien.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Tabel 4.5. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank terhadap tingkat kepatuhan

pasien kelompok materi ceramah

Materi ceramah P

Jumlah (n) Rerata Hasil pretest 30 1,90 ± 1,47

0,000 Hasil post-test 30 2,53 ± 1.04

Pada Tabel 4.5. diatas terlihat peningkatan nilai rerata dari 1,90 ±

1,47 pada saat pretest menjadi 2,53 ± 1.04 pada saat post-test. Menurut Thomas

A.Lang (1999) tujuan pemberian materi ceramah yang berbentuk handout

adalah untuk meningkatkan kesehatan pasien dan kualitas hidup pasien.

Penggunaan materi yang dicetak dapat memberikan hasil yang positif

terhadap tingkat kepatuhan pasien dan perubahan gaya hidup pasien

(Webber, Higgins, Baker, 2001). Selain itu, pemberian materi ceramah

merupakan salah satu bentuk pendidikan kesehatan yang mudah dan

ekonomis (Blanck, Marshall, 2011).

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian materi

ceramah terhadap tingkat kepatuhan pasien. Hasil penelitian ini serupa

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dabritz dan Conrad (2010) kepada

sekelompok populasi terkait pengetahuan tentang T.gondii yang

menunjukkan bahwa pemberian handout kepada responden dapat

meningkatkan pengetahuan responden terhadap T.gondii.

Selain itu pada penelitian lain yang dilakukan terhadap pasien

hipertensi didapatkan bahwa pemberian media cetak berupa handout dapat

meningkatkan pengetahuan pasien sehingga dapat berdampak terhadap

tingkat kepatuhan pasien (Milewa, Calnan, Almond, Hunter, 2000)

4.9. Perbandingan Tingkat Kepatuhan Pasien Antara Kelompok Ceramah

dan Kelompok Materi Ceramah

Analisis perbandingan hasil post-test antara kelompok ceramah

dengan kelompok materi ceramah dilakukan dengan uji Mann Whitney U.

Uji ini dipilih karena data tidak terdistribusi normal (lihat lampiran 14)

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

dan peneliti ingin membandingkan dua kelompok yang independent.

Sebelum dilakukan uji perbandingan antara kedua kelompok, peneliti

melakukan uji kesetaraan antara kelompok ceramah dengan kelompok

materi ceramah dengan menggunakan uji Kai kuadrat dan uji Mann

Whitney U.

Uji kesetaraan dilakukan untuk melihat kelayakan kedua kelompok

untuk diperbandingkan (matching kelompok). Uji kesetaraan dengan uji

Kai kuadrat dilakukan untuk menguji kesetaraan data jenis pekerjaan dan

jenis kelamin antara kelompok ceramah kesehatan dengan kelompok

materi ceramah kesehatan. Uji ini digunakan karena data jenis kelamin dan

jenis pekerjaan merupakan data nominal. Hasil analisis menunjukkan nilai

p > 0,050 sehingga dapat disimpulkan bahwa data jenis pekerjaan setara

antara kedua kelompok (hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 24)

Uji kesetaraan dengan uji Mann Whitney U digunakan untuk

menganalisis data umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan

tingkat kepatuhan pasien pada saat pretest, karena data-data tersebut

merupakan bentuk data kontinu. Hasil uji kesetaraan dengan Mann

Whitney U didapatkan nilai p > 0,05 kecuali data tingkat pendapatan (p =

0,036). Hal ini menunjukkan bahwa data umur, tingkat pendidikan dan

tingkat kepatuhan pasien pada saat pretest adalah setara antara kedua

kelompok. Sedangkan untuk data tingkat pendapatan nilai p = 0,036 (p <

0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data tingkat pendapatan tidak

setara antara kedua kelompok (hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran

23)

Berdasarkan hasil uji kesetaraan dapat disimpulkan bahwa data

jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan adalah setara

antara kedua kelompok sehingga dapat dibandingkan antara kedua

kelompok, namun dengan catatan bahwa ada faktor lain yang dapat

mempengaruhi hasil analisis yaitu tingkat pendapatan pasien pada kedua

kelompok.

Hasil analisis perbandingan tingkat kepatuhan pasien antara kedua

kelompok dengan menggunakan uji statistik Mann Whitney U didapatkan

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

nilai p = 0,069, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara tingkat kepatuhan pasien yang diberi pendidikan berupa

ceramah dengan pemberian materi ceramah. (hasil analisis dapat dilihat

pada Lampiran 25). Perbedaan nilai rerata dan median dapat dilihat pada

Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil uji Mann Whitney U tingkat kepatuhan pasien pada

kelompok ceramah dan kelompok materi ceramah

Jumlah (n) Rerata P

Tingkat kepatuhan pasien pada metode ceramah

30 1,23 ± 0,92 0,069

Tingkat kepatuhan pasien pada metode materi ceramah

30 1,07 ± 1,04

Pada Tabel 4.6. dapat terlihat perbedaan nilai rerata tingkat

kepatuhan pada kelompok ceramah yaitu 1,23 ± 0,92 dan pada kelompok

materi ceramah nilai rerata adalah 1,07 ± 1,04 sehingga dapat disimpulkan

bahwa pemberian ceramah lebih baik dari pemberian materi ceramah dalam

meningkatkan kepatuhan pasien, namun kemungkinan ada faktor lain yang

mempengaruhi peningkatan kepatuhan pasien pada kedua kelompok yaitu

faktor tingkat pendapatan.

Pada peneltian yang dilakukan oleh Mishra, Sabroe, Hansen dan

Kafie pada tahun 2005 menunjukkan bahwa ada kaitan antara tingkat

pendapatan terhadap tingkat kepatuhan. Pasien dengan tingkat pendapatan

rendah cenderung tidak patuh terhadap pengobatan. Hal ini disebabkan

karena biaya pengobatan untuk penyakit kronis, seperti diabetes melitus tipe

2, akan menjadi sangat besar karena merupakan pengobatan jangka panjang

(Jin, Sklar, Sen Oh, Chuen Li, 2008)

Pemberian ceramah memberikan hasil yang lebih baik terhadap

peningkatan kepatuhan, mungkin disebabkan karena adanya pemberian

handout materi ceramah disamping pemberian ceramah. Pada suatu

penelitian terkait pemberian materi cetak didapatkan hasil bahwa target

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

pendidkan kesehatan dapat tercapai ketika materi yang dicetak, dalam

penelitian ini adalah handout materi ceramah, diberikan bersamaan dalam

kelompok belajar (Webber, Higgins,Baker,2001).

4.10. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian

Kelebihan penelitian mengenai pengaruh pemberian intervensi

berupa ceramah dan materi ceramah belum pernah dilakukan sebelumnya,

sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang ingin

melanjutkan penelitian ini dan juga bagi pihak Puskesmas agar dapat

meningkatkan kegiatan promosi kesehatan kepada pasien terutama pasien

dengan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2. Kuesioner

kepatuhan yang digunakan telah tervalidasi dan menggunakan bahasa yang

sederhana serta perhitungan skor yang mudah.

Penelitian ini juga memiliki kekurangan, yaitu sampel yang

digunakan pada penellitian ini hanya 30 orang pada masing-masing

kelompok intervensi, sehingga dikhawatirkan jumlah sampel tidak mewakili

keadaan sebenarnya. Selain itu, instrumen kuesioner kepatuhan Morrisky

scale tidak menggambarkan keadaan pasien secara keseluruhan, misal

tingkat pengetahuan, gaya hidup, asupan nutrisi dan latihan jasmani

sehingga peneliti hanya bisa mlihat tingkat kepatuhan pasien terkait

penggunaan antidiabetes oral.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil analisis menunjukkan bahwa :

1. Ada pengaruh pemberian ceramah dan materi ceramah terhadap tingkat

kepatuhan pasien dalam meminum antidiabetes oral.

2. Tidak ada hubungan antara faktor sosio-demografi dan penggunaan

antidiabetes oral dengan tingkat kepatuhan pasien.

3. Ada perbedaan tingkat kepatuhan pasien antara kelompok ceramah dan

materi ceramah, dimana ceramah lebih baik dalam meningkatkan

kepatuhan dibandingkan materi ceramah

5.2. Saran

1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan kuesioner yang

menggambarkan kondisi pasien secara keseluruhan

2. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan jumlah sampel

yang lebih banyak.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

Basuki., Endang S. (2009). Konseling Medik : Kunci Menuju Kepatuhan Pasien.

Majalah Kedokteran Indonesia, 59(2), 55-60.

Blanck., Alyson, Marshall., Caroline. (2011). Patient education materials from the

Layperson’s perspective. Journal for Nurses in Staff Development, 27(2), 8-

10.

Clark., Nancy B. (2011). Patient Education Materials. Florida : College of

Medicine Florid State University.

Dabritz., Haydee A, Conrad., Patricia A. (2010). Evaluation of an educational

handout on knowledge about toxoplasmosis. Scientica Medica, 20(1), 51-

58.

Delamater, Alan.M. (2006). Improving patient adherence. Clinical Diabetes,

24(2), 71-77.

De Sa Borges., Anna Paula, Guidoni., Camilo Molino, Ferreira., Ligia

Domingues, Freitas., Osvaldo, Pereira., Leonardo. (2010). The

Pharmaceutical Care of Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. Pharm

World Sci, 32, 730-736.

Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas

2007. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. (2008). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana

Penyakit Diabetes Melitus. Desember 24, 2011.

http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedoman-teknis-

penemuan-dan-tatalaksana-Diabetes Melitus_2008.pdf.

Dinas Kesehatan Depok. (2008). Tabel profil kesehatan 2008. Februari 2, 2012.

http://dinkes.depok.go.id/berkas-unggah/tabel%20profil%202008.pdf.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Departemen Kesehatan RI.

(2005). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Melitus. September

29, 2011.

http://binfar.depkes.go.id/dat/lama/1309243977_YANFAR.PC%20DIABET

ES MELITUS_1.pdf.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Departemen Kesehatan RI (2006).

Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Januari 18, 2012.

http://ebookbrowse.com/pedoman-pelayanan-farmasi-di-Puskesmas-pdf-

d107070248.

Donellan., Steven. (2001). How to use textbooks, handouts and visual aids.

Wilderness and Environmental Medicine, 12, 42-48.

Dowse., Ros, Ramela., Thato, Browne., Sara H. (2011). An ilustrated leaflet

containing antiretroviral information targeted for low-literate readers :

Development and evaluation. Patient Education and Counseling, 85, 508-

515.

Ewles., Linda, Simnet., Ina. (1994). Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis (Ova

Emilia, Doeljachman, Mubasyir Hasantasri, penerjemah) (Ed. ke-2).

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Forouhi, Nita Gandhi., Wareham, Nicholas J. (2010). Epidemiologi of diabetes.

Medicine, 38(11), 602-606.

Ghazali., Pariawan Lutfi. (2005). Pengembangan buklet sebagai media pendidikan

kesehatan reproduksi pada remaja tuna netra. Jurnal Kedokteran dan

Kesehatan Indonesia¸1-12.

Gustaviani., Reno (2006). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Didalam

Sudoyo., Aru W, Setiyohadi., Bambang, Alwi., Idrus, Simadibrata K.,

Marcellus, Setiati., Siti (ed). (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Ed.

Ke-4). Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Handelsman, Yehuda, et al. (2011). American Association of Clinical

Endocrinologists Medical Guidelines For Clinical Practice For Developing a

Diabetes Mellitus Comprehensive Care Plan. Endocrine Practice,17, 1-53.

Harsono., Beni, Soesanto, Samsudi. (2009). Perbedaan hasil belajar antara metode

ceramah konvensional dengan ceramah berbantuan media animasi pada

pembelajaran kompetisi perakitan dan pemasangan sistem rem. Jurnal PTM,

9, (2), 71-80

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Isniati. (2007). Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus

Dengan Keterkendalian Gula Darah di Poliklinik RS Perjan Dr.M.Djamil

Padang tahun 2003. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1 (2), 73-77.

James, Jacqueline. (2009). Approach to the management of diabetes mellitus. (Ed.

Ke-7). Maret 1, 2012. http://www.aoa.org/documents/CPG-3.pdf.

Jazilah., Wijono., Paulus, Sudargo., Toto. (2003, September). Hubungan Tingkat

Pengetahuan, sikap, dan praktik (PSP) Penderita Diabetes Mellitus

Mengenai Pengelolaan Diabetes Mellitus dengan Kendali Kadar Glukosa

Darah. Sains Kesehatan, 16 (3), 413-422.

Jin., Jing, Sklar., Grant Edward, Sen Oh., Vermon Min, Chuen Li., Shu. (2008).

Factors affecting therapeutic compliance : a review from the patient’s

perspective. Ther Clin Risk Manag, 4(1), 269-286.

K., Rashid. A, Sapna. (2010). Teaching public health : seminar or lecture?. South-

East Asian Journal of Medical Education, 4 (1), 25-33.

Korb-Salvodelli., Virginie, et al. (2012). Validation of a French Version of the 8-

Item Morisky Medication Adherence Scale in Hypertensive Adults. The

Journal pf Clinical Hypertension, 1-6.

Lang., Thomas A. (2006). Developing Patient Education Handouts. Juni 7, 2012.

www.tomlangcommunications.com/Expanded_Patient_Ed_Chapter.pdf.

Lerman., Israel. (2005). Adherence to Treatment : The Key to Avoiding Long

Term Complications of Diabetes. Archives of Medical Research, 36, 300-

306.

McPhee., Stephen J, Papadakis., Maxine A. (2010). Medical Diagnosis &

Treatment. Amerika Serikat : The McGraw-Hill Companies.

Milewa., Timothy, Calnan., Michael, Almond., Stephen, Hunter., Alethea. (2000).

Patient education literature and help seeking behaviour : perspectives from

an evaluation in the United Kingdom. Social science and medicine.

51(2000) : 463-475

Morisky., DE, Green., LW, Levine. (1986). Concurrent and predictive validity of

a self-reported measure of medication adherence. Med Care. 24(1):67-74.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Morisky., Donald E, Ang., Alfonso, Krousel-Wood., Marie, Ward., Harry J.

(2008, Januari). Predictive Validity of a Medication Adherence Measure in

an Outpatient Setting. Le Jacq. 5 (10), 348-354.

Notoatmodjo., Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

PT. Rineka Cipta, 56-72.

Notoatmodjo., Soekidjo, et al. (1989). Pengantar Pendidikan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 56-72.

Obreli-Neto., Paulo Roque., et al. (2011). Effect of a 36-month Pharmaceutical

Care Program on Pharmacotherapy Adherence in Elderly Diabetic and

Hypertensive Patients. Int J Clin Pharm, 33, 642-649

Osterberg., Lars, Blaschke., Terrence. (2005). Adherence to Medication. The New

England Journal of Medicine, 97, 353-487.

Paul., C.L, Redman., S., Sanson-Fisher., R.W. (2003). Print material content and

design : is it relevant to effectivensess. Health Education ResearchI, 18(2),

181-190.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2011). Konsensus pengelolaan dan

pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Februari 2, 2012.

http://www.scribd.com/doc /73323977/Konsensus-DIABETES MELITUS-

Tipe-2-Indonesia-2011.

Rahmadiliyani, Nina., Muhlisin, Abi. (2008). Hubungan antara pengetahuan

tentang penyakit dan komplikasi pada penderita diabetes melitus dengan

tindakan mengontrol kadar gula darah di wilayah kerja puskesmas I Gatak

Sukoharjo. Berita Ilmu keperawatan, 1(2), 63-68

Shams., Mohamed, Barakat., Enase. (2010). Measuring the rate of therapeutic

adherence among outpatients with T2DM in Egypt. Saudi Phamaceutical

Journal, 18, 225-232

Sudoyo., Aru W, Setiyohadi., Bambang, Alwi., Idrus, Simadibrata K., Marcellus,

Setiati., Siti. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Ed. Ke-4). Jakarta :

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Suyono, Slamet. et al. (2005). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.

Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

Wang, Weibing, Fu, Chaowei, Zhuo, Haijing, Luo, Jianfeng, Xu, Biao. (2010).

Factors affecting costs and utilization of type 2 diabetes healthcare : a cross-

sectional survey among 15 hospitals in urban China. BMC Health Services

Research, 10 (244), 2-8

Webber., Darron, Higgins., Leslie, Baker., Vanessa. (2001). Enhancing recall of

information from a patient education booklet : a trial using cardiomyopathy

patients. Patient Education and Counseling. 44 : 263-270.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

LAMPIRAN

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 1.

Tabel 2.4. Keuntungan dan kerugian metode pengukuran kepatuhan minum obat pasien.

Pengukuran Keuntungan Kekurangan Langsung 1. Observasi terapi

langsung Paling akurat Pasien dapat

menyembunyikan pil dalam mulut kemudian membuangnya

3. Pengukuran kadar obat atau metabolit dalam darah

Objektif Variasi metabolisme dapat memberikan penafsiran yang salah terhadap kepatuhan, mahal

4. Pengukuran penanda biologis dalam darah

Objektif, dalam uji klinik dapat juga digunakan untuk mengukur plasebo

Memerlukan pengujian kuantitatif yang mahal

Tidak Langsung 5. Kuesioner Sederhana, tidak mahal,

metode paling berguna dalam penentuan klinis

Rentan terhadap kesalahan dengan kenaikan waktu antara kunjungan

6. Menghitung pil Objektif, mudah dilakukan Data mudah diubah oleh pasien

7. Monitor obat secara elektronik

Tepat, hasil mudah diukur Mahal, perlu kunjungan kembali

8. Pengukuran penanda fisiologis

Mudah untuk dilakukan Sulit mengenali penyebab (misal : peningkatan metabolisme, turunnya absorbsi)

9. Buku harian pasien Membantu memperbaiki ingatan yang lemah

Mudah diubah oleh pasien

10. Jika pasien anak-anak, kuesioner ditujukan kepada orangtua atau yang merawatnya

Sederhana, objektif Rentan terhadap distorsi

11. Kecepatan menebus resep kembali

Objektif, mudah untuk memperoleh data

Resep yang diambil tidak sama dengan obat yang dikonsumsi

12. Penilaian respon klinis pasien

Sederhana, mudah untuk dilakukan

Faktor lain dapat berefek pada respon klinis

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 2. Form Kuesioner Morisky Scale

Pertanyaan Jawaban

Apakah Bapak/Ibu/Saudara/i terkadang lupa untuk meminum obat? Ya Tidak

Selama dua minggu terakhir, adakah Bapak/Ibu/Saudara/i pada suatu hari tidak meminum obat? Ya Tidak

Apakah Bapak/Ibu/Saudara/i pernah mengurangi atau menghentikan penggunaan obat tanpa memberitahu dokter karena merasakan kondisi lebih buruk?

Ya Tidak

Saat melakukan perjalanan atau meninggalkan rumah, apakah Bapak/Ibu/Saudara/i terkadang lupa untuk membawa serta obat?

Ya Tidak

Apakah Bapak/Ibu/Saudara/i kemarin meminum semua obat? Ya Tidak Saat merasa keadaan membaik ,apakah Bapak/Ibu/Saudara/i terkadang memilih untuk berhenti meminum obat?

Ya Tidak

Sebagian orang merasa tidak nyaman jika harus meminum obat setiap hari. Apakah Bapak/Ibu/Saudara/i pernah merasa terganggu dengan keadaan seperti itu?

Ya Tidak

Seberapa sering anda lupa meminum semua obat Bapak/Ibu/Saudara/i? A. Tidak pernah / sangat jarang ........................ B. Sekali-sekali................................................. C. Terkadang.............................,,...................... D. Biasanya...................................................... E. Setiap saat.....................................................

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 3. Form kesediaan pasien (Informed consent)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Bapak/ibu/saudara/i responden

di……..

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program S1 Farmasi Universitas Indonesia, saya akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis pengaruh pemberian intervensi terhadap kepatuhan terapi pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Kota Depok”. Tingkat kepatuhan pasien akan mempengaruhi keberhasilan dari terapi diabetes melitus tipe 2. Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat sukarela. Semua informasi dan keterangan yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian, saya ucapkan terimakasih.

Depok,..................... 2012

(........................................)

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 4. Form Data demografi pasien

DATA DEMOGRAFI PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

PUSKESMAS KECAMATAN ....................

KOTA DEPOK

PERIODE FEBRUARI-MEI 2012

Nama :

Alamat :

No.Telepon :

Umur : 30-45 th /45-60 th / > 60 th (pilih salah satu)

Pendidikan Terakhir :1. Tamat SD

2. Tamat SMP/SMA

3. Tamat Perguruan Tinggi/Akademi

4. Tidak mendapat pendidikan formal

Pekerjaan : 1. Pegawai negeri/swasta

2. wiraswasta

3. Pedagang

4. Tidak bekerja/Pensiunan

Pendapatan perbulan : 1. < Rp 500.000,00

2. Rp 500.001,00 – Rp 1.000.000,00

3. Rp 1.000.001,00 – Rp 1.500.000,00

4. > Rp 1.500.001,00

Obat Antidiabetes yang digunakan :.................................................... (....x sehari)

..................................................... (....x sehari)

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 5. Flyer Ceramah

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 6. Skema Alur Penelitian di Puskesmas Beji Kota Depok

Penentuan Judul Penelitian

Pasien dari poli umum kemudian menyerahkan

resep ke bagian loket obat

Peneliti melakukan sampling dengan melihat resep pasien

yang menggunakan antidiabetes oral

Mengurus perizinan penelitian ke lembaga-

lembaga terkait

Pasien yang menggunakan antidiabetes oral diminta

kesediaannya untuk diwawancara

Pelaksanaan intervensi ceramah pada tanggal 26

April 2012 di Aula puskesmas Beji

Pasien yang tidak bersedia hadir ke intervensi ceramah,

diberikan materi ceramah yang dicetak

Setelah dua minggu pelaksanaan intervensi

(ceramah/materi ceramah) dilakukan post-test

Penyebara materi ceramah dimulai pada tanggal 27

April 2012

Wawancara pasien dan pelaksanaan pretest serta mengundang pasien untuk

datang ke ceramah

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 7. Skema Alur Pasien Berobat di Puskesmas Beji

Pasien mendaftar ke loket

pendaftaran, kemudian

mengambil nomor

Pasien menunggu pemanggilan

nomor dari poli umum

Pasien menunggu resep diracik atau

disiapkan

Pasien yang sudah dipanggil

nomornya segera menuju ke poli

umum

Pasien dari Poli umum menuju

loket obat untuk menebus resep

Pasien dapat mengambil obat

yang sudah diracik atau disiapkan oleh

apoteker

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 8. Satuan acara penyuluhan ceramah kesehatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“HIDUP SEHAT BERSAMA DIABETES”

1. Pokok bahasan : Diabetes Melitus (DM) tipe 2

2. Sub pokok bahasan :

Pemahaman pasien tentang diabetes dan kepatuhan minum obat

a. Pendahuluan

b. Pengertian Diabetes Melitus

c. Macam dan Penyebab DM

d. Tanda dan gejala DM

e. Komplikasi DM

f. Penatalaksanaan DM tipe 2

g. Kepatuhan pasien minum antidiabetes oral

3. Sasaran : Pasien penderita diabetes melitus tipe 2

4. Waktu pelaksanaan :

Hari, tanggal : Rabu, 25 April 2012

Pukul : 09.00 – 10.00

Tempat : Aula Puskesmas Kecamatan Beji lantai 2

5. Metode penyuluhan : Ceramah & diskusi

6. Penyaji : Dra. Azizahwati, Apt

7. Tujuan :

a. Tujuan Umum

Pasien mengetahui tentang penyakit diabetes melitus tipe 2, komplikasi

serta pengbatannya.

b. Tujuan Khusus

Pasien tahu dan paham akan pentingnya meminum antidiabetes oral secara

rutin sesuai anjuran dokter / tenaga kesehatan lainnya.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

8. Kegiatan penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Pengisi Acara Media dan

Perlap

Pembukaan 09.00 – 09.05

Membuka forum dengan salam dan ucapan terimakasih

atas kehadiran peserta. Penjelasan singkat tentang

acara, tujuan dan penyelenggara ceramah.

Memperkenalkan penceramah, Pembukaan acara ceramah

MC

Ceramah.

Mic, speaker, notulensi

Penyajian Ceramah

09.05 – 09.35

Penyampaian materi Penceramah

Dra.Azizahwati, Apt & MC

Ceramah.

Mic, speaker, laptop,

proyektor, kamera,

notulensi.

Diskusi 09.35 – 09.45

Tanya Jawab peserta Dra.Azizahwati, Apt

& MC

Diskusi.

Mic, speaker, kamera, notulensi

Doorprize 09.45 – 09.55

Pemberian hadiah kepada dua orang peserta yang bisa

menjawab pertanyaan. Peserta dipilih acak yang dibantu oleh

penceramah

MC, Dra.Azizahwati, Apt

Mic,speaker, dua buah doorprize, kamera, notulensi

Penutup 09.55 – 10.00

Pemberian kesimpulan, Menutup pertemuan forum

dengan membaca doa singkat dan ucapan terimakasih

kepada peserta dan pengisi acara ceramah.

MC Mic, speaker,

kamera, notulensi

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 9. Materi Ceramah Kesehata

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian Dari Departemen Farmasi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 11. Surat Keterangan Dari Dinas Kesehatan Kota Depok

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 12. Surat Rekomendasi Dari Kantor Kesbangpol dan Linmas

(Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat)

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan Kota Depok

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 14. Hasil uji normalitas data pada kelompok ceramah dan kelompok

materi ceramah.

Tests of Normality

Kelompok Ceramah Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Jenis kelamin metode ceramah .597 30 .000

Umur Responden Pada Metode Ceramah .775 30 .000

Tingkat Pendidikan Responden pada Metode Ceramah .808 30 .000

Jenis pekerjaan responden pada metode ceramah .636 30 .000

Tingkat pendapatan responden pada metode ceramah .648 30 .000

Regimen ADO pada metode ceramah .703 30 .000

Hasil pretest responden pada metode ceramah .794 30 .000 Hasil post-test responden pada metode ceramah .452 30 .000 a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kelompok Materi Ceramah Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Jenis Kelamin Metode Handout .624 30 .000 Umur responden pada metode materi .700 30 .000 Tngkat pendidikan responden pada metode materi .780 30 .000 Jenis pekerjaan responden pada metode materi .542 30 .000 Tingkat pendapatan responden pada metode materi .452 30 .000 Regimen ADO pada metode materi ceramah .703 30 .000 Hasil pretest responden pada metode materi .800 30 .000 Hasil post-test responden pada metode materi .700 30 .000 a. Lilliefors Significance Correction

Analisis :

H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal

H1 : data tidak berasal dari populasi yang teristribusi normal

H0 ditolak jika nilai p < 0,050

H0 tidak dapat ditolak jika nilai p > 0,050

Kesimpulan :

Hasil analisis menunjukkan bahwa semua nilai p = 0,000 (p < 0,050)

sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan tidak

terdistribusi normal.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 15. Hasil uji homogenitas varians data pada kelompok ceramah dan

kelompok materi ceramah.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic Sig. Hasil pretest .045 .832 Hasil post-test 18.744 .000

Analisis :

H0 : nilai variansi pada kedua kelompok sama (homogen)

H1 : nilai variansi pada kedua kelompok tidak sama (tidak homogen)

H0 ditolak jika nilai p < 0,050

H0 tidak dapat ditolak jika nilai p > 0,050

Kesimpulan :

Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil pretest pada kedua kelompok

memiliki nilai p > 0,050, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

tersebut adalah tidak homogen. Untuk variabel hasil post-test memiliki nilai

p < 0,050 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut

homogen.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 16. Distribusi frekuensi pasien diabetes melitus tipe 2 pada kelompok

ceramah

Jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid pria 10 33.3 33.3 33.3 wanita 20 66.7 66.7 100.0 Total 30 100.0 100.0

Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

30-45 tahun 3 10.0 10.0 10.0 46-60 tahun 16 53.3 53.3 63.3 >61 tahun 11 36.7 36.7 100.0 Total 30 100.0 100.0

Jenis pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

PNS/Swasta 1 3.3 3.3 3.3 Wiraswasta 4 13.3 13.3 16.7 lain-lain 4 13.3 13.3 30.0 tidak bekerja/pensiunan

21 70.0 70.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Tingkat pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tamat SD 8 26.7 26.7 26.7 tamat SMP/SMA/Kejuruan

16 53.3 53.3 80.0

tamat PT/Akademi 3 10.0 10.0 90.0 tidak mendapat pendidikan formal

3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

Tingkat pendapatan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<Rp 500.000,00 19 63.3 63.3 63.3 Rp 500.001,00 - Rp 1.000.000,00

3 10.0 10.0 73.3

Rp 1.000.001,00 - Rp 1.500.000,00

1 3.3 3.3 76.7

> Rp 1.500.001,00 7 23.3 23.3 100.0 Total 30 100.0 100.0

Regimen ADO pada metode ceramah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

glibenklamid 8 26.7 26.7 26.7 metformin 5 16.7 16.7 43.3 glibenklamid dan metformin

17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Hasil pre-test Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

rendah 11 36.7 36.7 36.7 sedang 10 33.3 33.3 70.0 tinggi 9 30.0 30.0 100.0 Total 30 100.0 100.0

Hasil post-test Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid sedang 5 16.7 16.7 16.7 tinggi 25 83.3 83.3 100.0 Total 30 100.0 100.0

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 17. Distribusi frekuensi data pasien diabetes melitus tipe 2 pada

kelompok materi ceramah

Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid pria 12 40.0 40.0 40.0 wanita 18 60.0 60.0 100.0 Total 30 100.0 100.0

Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

30-45 tahun 1 3.3 3.3 3.3 46-60 tahun 19 63.3 63.3 66.7 >61 tahun 10 33.3 33.3 100.0 Total 30 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tamat SD 8 26.7 26.7 26.7 tamat SMP/SMA/Kejuruan 17 56.7 56.7 83.3 tamat PT/Akademi 2 6.7 6.7 90.0 Tidak mendapat pendidikan formal

3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Jenis pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

wiraswasta 5 16.7 16.7 16.7 lain-lain 2 6.7 6.7 23.3 tidak bekerja/pensiunan 23 76.7 76.7 100.0 Total 30 100.0 100.0

Tingkat pendapatan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<Rp 500.000,00 25 83.3 83.3 83.3 Rp 500.001,00 - Rp 1.000.000,00

5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

Regimen ADO pada metode materi ceramah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Glibenklamid 10 33.3 33.3 33.3 Metformin 4 13.3 13.3 46.7 glibenklamid dan metformin

16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Hasil pre-test Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Rendah 11 36.7 36.7 36.7 Sedang 11 36.7 36.7 73.3 Tinggi 8 26.7 26.7 100.0 Total 30 100.0 100.0

Hasil post-test Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Rendah 1 3.3 3.3 3.3 Sedang 12 40.0 40.0 43.3 Tinggi 17 56.7 56.7 100.0 Total 30 100.0 100.0

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 18. Uji hubungan faktor sosiodemografi terhadap tingkat kepatuhan

pasien pada kelompok ceramah menggunakan uji Kai kuadrat

Chi-Square Tests Uji hubungan jenis kelamin - posttest ceramah

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 1.088a 2 .581 .755 Likelihood Ratio 1.432 2 .489 .755 Fisher's Exact Test .996 .755 Linear-by-Linear Association

1.050b 1 .306 .474 .283 .218

N of Valid Cases 30 a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .33. b. The standardized statistic is 1.025.

Chi-Square Tests Uji hubungan umur dengan posttest metode ceramah

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 3.477a 4 .481 .384 Likelihood Ratio 4.233 4 .375 .384 Fisher's Exact Test 3.503 .519 Linear-by-Linear Association

.426b 1 .514 .585 .367 .190

N of Valid Cases 30 a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .10. b. The standardized statistic is .653.

Chi-Square Tests Uji hubungan tingkat pendidikan terhadap posttest Metode ceramah

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 2.323a 6 .888 .966 Likelihood Ratio 3.090 6 .797 .966 Fisher's Exact Test 3.955 .943 Linear-by-Linear Association

.101b 1 .751 .838 .430 .143

N of Valid Cases 30 a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .10. b. The standardized statistic is .317.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

Analisis :

H0 : tidak ada hubungan antara faktor sosio-demografi dengan

tingkat kepatuhan pasien

H1 : ada hubungan antara faktor sosio-demografi dengan tingkat

kepatuhan pasien

H0 ditolak jika nilai p < 0,05

H0 diterima jika nilai p > 0,05

Chi-Square Tests

uji hubungan jenis pekerjaan terhadap posttest metode ceramah

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 7.238a 6 .299 .367

Likelihood Ratio 7.374 6 .288 .237

Fisher's Exact Test 7.501 .492

Linear-by-Linear Association

.046b 1 .831 1.000 .544 .161

N of Valid Cases 30

a. 11 cells (91.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03.

b. The standardized statistic is .214.

Chi-Square Tests uji hubungan tingkat pendapatan terhadap posttest metode ceramah

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 5.256a 6 .511 .477 Likelihood Ratio 5.477 6 .484 .508 Fisher's Exact Test 7.157 .447 Linear-by-Linear Association

2.920b 1 .088 .126 .080 .040

N of Valid Cases 30 a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03. b. The standardized statistic is 1.709.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Kesimpulan :

Hasil analisis dengan menggunakan nilai uji mutlak Fisher

menunjukkan nilai > 0,050, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara antara faktor sosio-demografi dengan tingkat kepatuhan

pasien pada kelompok ceramah.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 19. Uji hubungan data sosiodemografi terhadap tingkat kepatuhan

pasien pada kelompok materi ceramah menggunakan uji Kai

kuadrat

Chi-Square Tests

Uji hubungan umur terhadap hasil posttest kelompok materi ceramah

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 5.007a 4 .287 .162 Likelihood Ratio 5.539 4 .236 .184 Fisher's Exact Test 6.365 .184 Linear-by-Linear Association

1.196b 1 .274 .367 .216 .135

N of Valid Cases 30 a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03. b. The standardized statistic is 1.094.

Chi-Square Tests Uji hubungan jenis kelamin terhadap hasil posttest kelompok materi ceramah

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 1.324a 2 .516 .683 Likelihood Ratio 1.671 2 .434 .683 Fisher's Exact Test 1.308 .683 Linear-by-Linear Association

.068b 1 .794 1.000 .521 .244

N of Valid Cases 30

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .40. b. The standardized statistic is -.261.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan) Chi-Square Tests

uji hubungan tingkat pendidikan terhadap hasil posttest leelompok materi ceramah

Value Df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 2.624a 6 .854 .848 Likelihood Ratio 2.979 6 .811 .827 Fisher's Exact Test 4.751 .818 Linear-by-Linear Association

1.253b 1 .263 .358 .178 .078

N of Valid Cases 30 a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .07. b. The standardized statistic is 1.119.

Chi-Square Tests

uji hubungan jenis pekerjaan terhadap hasil posttest kelompok materi ceramah

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 1.502a 4 .826 .759

Likelihood Ratio 1.785 4 .775 .759

Fisher's Exact Test 3.042 .853 Linear-by-Linear Association

1.204b 1 .273 .309 .191 .097

N of Valid Cases 30

a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .07. b. The standardized statistic is 1.097.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan) Chi-Square Tests

uji hubungan tingkat

pendapatan terhadap hasil posttest kelompok materi

ceramah

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 1.376a 2 .502 .475 Likelihood Ratio 1.599 2 .449 .475 Fisher's Exact Test 1.570 .475 Linear-by-Linear Association

1.307b 1 .253 .401 .244 .200

N of Valid Cases 30 a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .17. b. The standardized statistic is -1.143.

Analisis :

H0 : tidak ada hubungan antara faktor sosio-demografi dengan

tingkat kepatuhan pasien

H1 : ada hubungan antara faktor sosio-demografi dengan tingkat

kepatuhan pasien

H0 ditolak jika nilai p < 0,05

H0 diterima jika nilai p > 0,05

Kesimpulan :

Hasil analisis dengan menggunakan nilai uji mutlak Fisher

menunjukkan nilai > 0,050, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara antara faktor sosio-demografi dengan perubahan tingkat

kepatuhan pasien pada kelompok materi ceramah.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 20. Uji hubungan penggunaan antidiabetes oral terhadap tingkat

kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 menggunakan uji Kai

Kuadrat

Analisis :

H0 : tidak ada hubungan antara penggunaan antidiabetes oral

dengan perubahan tingkat kepatuhan pasien

H1 : ada hubungan antara regimen penggunaan antidiabetes oral

dengan perubahan tingkat kepatuhan pasien

H0 ditolak jika nilai p < 0,05

H0 diterima jika nilai p > 0,05

Chi-Square Tests Uji hubungan regimen ADO terhadap tingkat kepatuhan kelompok ceramah

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square .897a 4 .925 .943 Likelihood Ratio .954 4 .917 .943 Fisher's Exact Test 1.250 .943 Linear-by-Linear Association .010b 1 .918 1.000 .509 .099 N of Valid Cases 30 a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,50. b. The standardized statistic is -,102.

Chi-Square Tests

Uji hubungan regimen ADO terhadap tingkat kepatuhan kelompok materi ceramah

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 2.331a 4 .675 .734

Likelihood Ratio 2.523 4 .641 .734

Fisher's Exact Test 2.793 .734

Linear-by-Linear Association .968b 1 .325 .386 .212 .086

N of Valid Cases 30

a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,13. b. The standardized statistic is ,984.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Kesimpulan :

Hasil analisis dengan menggunakan nilai uji mutlak Fisher

menunjukkan nilai > 0,050, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara regimen penggunaan antidiabetes oral dengan tingkat

kepatuhan pasien pada kelompok ceramah dan materi ceramah.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 21. Uji pengaruh pemberian ceramah terhadap tingkat kepatuhan

pasien menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank.

Test Statisticsa Posttest – pretest Z -2.426b Asymp. Sig. (2-tailed) .015 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.

Analisis :

Hipotesis dua sisi (two-tailed)

H 0 : hasil post-test = hasil pre-test

H1 : hasil post-test ≠ hasil pre-test

H0 ditolak jika nilai p < 0,050

H0 diterima jika nilai p > 0,050

Hipotesis satu sisi (one-tailed)

H 0 : hasil post-test ≤ hasil pre-test

H1 : hasil post-test > hasil pre-test

H0 ditolak jika nilai p < 0,050

H0 diterima jika nilai p > 0,050

Kesimpulan :

1. Hasil analisis pada tabel menunjukkan perbandingan kepatuhan pasien

sebelum dan sesudah diberi ceramah. Terdapat 17 orang yang

kepatuhannya meningkat dan 8 orang yang tidak ada perubahan.

Ranks Pengaruh pemberian ceramah terhadap kepatuhan N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest ceramah- pretest ceramah

Negative Ranks 5a 11.20 56.00 Positive Ranks 17b 11.59 197.00 Ties 8c Total 30

a. posttest ceramah < pretest ceramah b. posttest ceramah > pretest ceramah c. posttest ceramah = pretest ceramah

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

2. Pada tabel test statistic, nilai p dan ½ p < 0,050. Maka dapat disimpulkan

bahwa, terdapat pengaruh yang bermakna dari pemberian ceramah

terhadap peningkataan kepatuhan pasien.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 22. Uji pengaruh pemberian materi ceramah terhadap tingkat

kepatuhan pasien menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed

Rank. Ranks

Pengaruh pemberian materi ceramah terhadap kepatuhan

N Mean Rank

Sum of Ranks

Posttest materi ceramah –pretest materi ceramah

Negative Ranks 0a .00 .00 Positive Ranks 15b 8.00 120.00 Ties 15c Total 30

a. posttest materi ceramah < pretest materi ceramah b. posttest materi ceramah > pretest materi ceramah c. posttest materi ceramah = pretest materi ceramah

Test Statisticsa

posttest - pretest Z -3.578b Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.

Analisis :

Hipotesis dua sisi (two-tailed)

H 0 : hasil post-test = hasil pre-test

H1 : hasil post-test ≠ hasil pre-test

H0 ditolak jika nilai p < 0,050

H0 diterima jika nilai p > 0,050

Hipotesis satu sisi (one-tailed)

H 0 : hasil post-test ≤ hasil pre-test

H1 : hasil post-test > hasil pre-test

H0 ditolak jika nilai p < 0,050

H0 diterima jika nilai p > 0,050

Kesimpulan :

1. Hasil analisis pada tabel menunjukkan perbandingan kepatuhan pasien

sebelum dan sesudah diberi ceramah. terdapat 15 orang yang

kepatuhannya meningkat dan 15 orang yang tidak ada perubahan.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

2. Pada tabel test statistic, nilai p dan ½ p < 0,050. Maka dapat disimpulkan

bahwa, terdapat pengaruh yang bermakna dari pemberian materi ceramah

terhadap peningkataan kepatuhan pasien.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 23. Uji kesetaraan data pasien antara kedua kelompok dengan skala

rasio/ordinal menggunakan uji statistik Mann Whitney U

Test Statisticsa

uji komparabilitas

umur kedua metode

uji komparabilitas tingkat pendidikan

kedua metode

uji komparabilitas tingkat pendapatan

kedua metode

Uji komparabilitas

tingkat kepatuhan pretest

Mann-Whitney U 444.500 440.500 340.000 440.500 Wilcoxon W 909.500 905.500 805.000 905.500 Z -.093 -.156 -2.096 -.149 Asymp. Sig. (2-tailed)

.926 .876 .036 .881

a. Grouping Variable: jenis metode

Analisis :

H0 : data kedua kelompok setara

H1 : data kedua kelompok tidak setara

H0 ditolak jika nilai p < 0,05

H0 diterima jika nilai p > 0,05

Kesimpulan :

Hasil analisis komparabilitas menunjukkan bahwa data umur,

tingkat pendidikan, tingkat kepatuhan mempunyai nilai p > 0,05 sehingga

dapat disimpulkan data umur, tingkat pendidikan dan tingkat kepatuhan

dapat dibandingkan antara kedua kelompok. Sedangkan data tingkat

pendapatan memiliki nilai p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

pendapatan tidak dapat dibandingkan antara kedua kelompok

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 24. Uji kesetaraan data pasien antara kedua kelompok dengan skala

nominal menggunakan uji statistik Kai kuadrat

Chi-Square Tests

Jenis Kelamin Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square .287a 1 .592 .789 .395

Continuity Correctionb .072 1 .789

Likelihood Ratio .287 1 .592 .789 .395

Fisher's Exact Test .789 .395

Linear-by-Linear Association .282c 1 .595 .789 .395 .184

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.00.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is -.531.

Chi-Square Tests

Regimen ADO Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square .364a 2 .834 .879

Likelihood Ratio .364 2 .833 .879

Fisher's Exact Test .430 .879

Linear-by-Linear Association .187b 1 .665 .773 .387 .104

N of Valid Cases 60 a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50.

b. The standardized statistic is -.433.

Chi-Square Tests

Jenis Pekerjaan Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 1.869a 3 .600 .757 Likelihood Ratio 2.268 3 .519 .757 Fisher's Exact Test 1.840 .757 Linear-by-Linear Association .228b 1 .633 .753 .377 .112 N of Valid Cases 60 a. 6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .50. b. The standardized statistic is .477.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Analisis :

H0 : data antara kedua kelompok setara

H1 : data antara kedua kelompok tidak setara

H0 ditolak jika nilai p < 0,05

H0 diterima jika nilai p > 0,05

Kesimpulan :

Hasil analisis kesetaraan menunjukkan bahwa data jenis pekerjaan

menunjukkan nilai p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data jenis pekerjaan

setara antara kedua kelompok.

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 25. Uji perbandingan pemberian ceramah dan materi ceramah terhadap

tingkat kepatuhan pasien menggunakan uji Mann Whitney U

Analisis :

H0 : ada perbedaan bermakna antara tingkat kepatuhan kelompok

ceramah dan kelompok materi ceramah

H1 : tidak ada perbedaan bermakna antara tingkat kepatuhan

kelompok ceramah dan kelompok materi ceramah

H0 ditolak jika nilai p < 0,05

H0 diterima jika nilai p > 0,05

Kesimpulan :

Hasil analisis menunjukkan nilai p (1-tailed) = 0,32 sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tingkat

kepatuhan kelompok ceramah dengan kelompok materi ceramah.

Test Statisticsa perbandingan metode ceramah

dengan metode handout

Mann-Whitney U 348.500 Wilcoxon W 813.500 Z -1.849 Asymp. Sig. (2-tailed) .064 Exact Sig. (2-tailed) .089 Exact Sig. (1-tailed) .044 Point Probability .016 a. Grouping Variable: jenis metode

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 26. Rekapitulasi Pasien Kelompok Ceramah

No Nama Klmn Umur Pnddkn Pkrjn Pndptn

1 Ade Sopiah 2 2 2 1 4

2 Aisyah 2 3 3 3 1 3 Armani 1 3 2 2 1 4 Asih 2 2 4 4 1 5 Atikah 2 2 1 3 4

6 Eli 2 3 2 4 4 7 Hanafiar 1 2 2 4 1 8 Hasanah 2 3 1 4 1 9 Husnan Latief 1 3 3 4 1

10 Ida 2 2 1 4 1 11 Idayanti 2 1 2 4 1 12 Inah 2 2 2 4 4 13 Kasan 1 2 1 4 1

14 Khosmisah 1 2 2 4 1 15 Maimunah 2 2 1 4 1 16 Mansur 1 2 2 3 2 17 Marip 1 3 4 4 1

18 Masnun 2 3 2 4 4 19 Mulyati 2 2 1 4 1 20 Parjan 1 2 2 4 1 21 Rachmat 1 3 3 4 1

22 Sabariyah 2 3 2 4 4 23 Said 1 2 2 4 4 24 Sainah 2 3 1 2 1 25 Sumiyati 2 3 2 2 2

26 Surni 2 2 2 4 1 27 Umiyani 2 2 2 4 3 28 Yenah 2 1 2 3 1 29 Yeni 2 2 1 4 1

30 Yuliana 2 1 4 2 2

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

Keterangan :

Jenis Kelamin : 1. Pria

2. Wanita

Umur : 1. 31-45 tahun

2. 46-60 tahun

3. > 60 tahun

Pendidikan : 1. Tamat SD

2. Tamat SMP/SMS/Kejuruan

3. Tamat Perguruan Tinggi/Akademi

4. Tidak mendapat pendidikan formal

Pekerjaan : 1. PNS/ Swasta

2. Wiraswasta

3. Lain-lain

4. Tidak bekerja/pensiunan

Pendapatan : 1. < Rp 500.000,00

2. Rp 500.001,00 – Rp 1.000.000,00

3. Rp 1.000.001,00-Rp1.500.000,00

4. >Rp 1.500.001,00

Regimen ADO: 1. Glibenklamid

2. Metformin

3. Glibenklamid dan Metformin

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

Lampiran 27. Rekapitulasi Pasien Kelompok Materi Ceramah

No Nama Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

1 Abidin 1 3 2 4 1 2 Aisyah 2 2 1 3 2 3 Arni 2 2 2 2 2

4 Asuro 2 3 4 4 1 5 Ayansa 1 2 3 4 1 6 Didi Muhidi 1 2 2 4 1 7 Embot 2 3 4 4 1

8 Erawati 2 2 2 4 1 9 Halimi 1 2 2 4 1 10 Hamdani 1 3 1 4 1 11 Hasanudin 1 2 2 2 1

12 Karsiah 1 2 1 4 1 13 Mahati 2 2 2 4 1 14 Martini 2 2 3 4 1 15 Mulyaningsih 2 2 2 4 1

16 Musa 1 3 1 4 1 17 Naih 2 3 2 4 1 18 Namy 2 3 2 4 1 19 Nining 2 2 2 4 1

20 Nunung 2 2 1 4 1 21 Nurdin 1 3 2 2 2 22 Omih 2 2 1 4 1 23 Rosnah 2 2 2 4 1

24 Sapei 1 2 2 2 2 25 Sarudin 1 2 4 3 1 26 Suhati 2 2 2 4 1 27 Sukmawati 2 1 2 4 1

28 Tresnawati 2 3 1 4 1 29 Ujang 1 2 1 2 2 30 Yayah 2 3 2 4 1

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBERIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303497-S42064-Phihaniar... · Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Ceramah Kesehatan ..... 61 Lampiran

(Lanjutan)

Keterangan :

Jenis Kelamin : 1. Pria

2. Wanita

Umur : 1. 31-45 tahun

2. 46-60 tahun

3. > 60 tahun

Pendidikan : 1. Tidak mendapat pendidikan formal

2. Tamat SD

3. Tamat SMP/SMS/Kejuruan

4. Tamat Perguruan Tinggi/AkademI

Pekerjaan : 1. PNS/ Swasta

2. Wiraswasta

3. Lain-lain

4. Tidak bekerja/pensiunan

Pendapatan : 1. < Rp 500.000,00

2. Rp 500.001,00 – Rp 1.000.000,00

3. Rp 1.000.001,00-Rp1.500.000,00

4. >Rp 1.500.001,00

Regimen ADO: 1. Glibenklamid

2. Metformin

3. Glibenklamid dan Metformin

Pengaruh pemberian..., Phihaniar Insaniputri, FMIPA UI, 2012