155
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL (RSUPN) DR. CIPTO MANGUNKUSUMO PERIODE 02 SEPTEMBER – 28 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER JAKA JUMAWAN, S.Farm. 1206329745 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL (RSUPN)

DR. CIPTO MANGUNKUSUMO PERIODE 02 SEPTEMBER – 28 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

JAKA JUMAWAN, S.Farm. 1206329745

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JANUARI 2014

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL (RSUPN)

DR. CIPTO MANGUNKUSUMO PERIODE 02 SEPTEMBER – 28 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

JAKA JUMAWAN, S.Farm 1206329745

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh :

NamaNPMProgram StudiJudul Laporan

Ditetapkan di

Tanggal

Depok

//- /- eo//

: Jaka Jumawan, S.Farm.:12O6329745:Apoteker: Laporan Prakrek Kerja Profesi Apoteker di Rumah SakitUmum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. CiptoMangunkusumo Periode 02 September - 28 Oktober2A13

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarApoteker pada Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi, universitas

t -

tttlt'

DEWAI{ PENGUJI

Pembimbing I : Dewi Febrianti, S.Si., MARS.,

Pembimbins II Santi Purna Sari, M.Si., Apt

4lrzrrtfu,

Penguji II h./:t,/p , ilfirk

Penguji III ?T Aro lluftoru,.I0 tgrn,fpt.

lll

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumbcr baik yang dikutip rmupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

NPM

Tanda Tangan

Tanggal

: JakaJumawan, S. Farm.

z 12M329745n,lU

"/TIMI

: 11 Januari 2014

1V

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional

(RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo yang telah dilaksanakan pada tanggal 02

September – 28 Oktober 2013, serta dapat menyelesaikan laporan tugas umum ini

dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(1) Bapak Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia;

(2) Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt. selaku Pejabat sementara Dekan

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013;

(3) Bapak Dr. Harmita, Apt. selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia, pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di Farmasi

Universitas Indonesia dan selama melaksanakan PKPA;

(4) Ibu Dewi Febrianti, S.Si., Apt, MARS dan Ibu Meritha Sofia, S.Si., Apt.

selaku pembimbing luar yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis serta

membimbing penulis selama pelaksanaan PKPA di RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo dan selama penyusunan laporan ini;

(5) Ibu Santi Purnasari, M.Si., Apt. selaku pembimbing dalam yang telah

bersedia meluangkan waktunya membimbing penulis selama penyusunan

laporan ini;

(6) Ibu Dra. Yulia Trisna, M.Pharm., Apt. selaku kepala Instalasi Farmasi

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk dapat menggali ilmu sebanyak-banyaknya selama PKPA;

(7) Seluruh apoteker dan staf di Instalasi Farmasi RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo atas waktu, pengarahan, dan bimbingannya selama penulis

menjalani PKPA di sana;

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

vi

(8) Seluruh staf pengajar dan bagian Tata Usaha program Profesi Apoteker

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, atas ilmu, dukungan, dan bantuan

yang telah diberikan kepada penulis selama ini;

(9) Keluarga dan orang-orang terdekat penulis yang selama ini tidak pernah

berhenti memberikan dukungan dan doa;

(10) Seluruh rekan sesama Apoteker Angkatan 77 Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia, atas kerja sama, dukungan, semangat, dan persahabatan yang telah

terjalin selama menempuh pendidikan di program profesi apoteker; dan

(11) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas bantuan dan

dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan

ketidaksempurnaan di dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk

menerima saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki penulisan

laporan penulis ke depannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat, baik bagi diri

penulis maupun pihak lain yang terlibat dan membaca laporan ini.

Penulis

2014

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

HALAMAh{ PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTIJK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesi4 saya yang bertandatangan di

bawah ini:

Nama : Jaka Jumawan, S. Farm

NPM :1206329745

Program Studi : Profesi Apoteker

Fakultas :Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RT'MAH

sAKrT UMUM PUSAT NASTONAL (RSUPN) DR. CIPTO

MANGT]NKUSUMO PERIOI}E 02 SEPTEMBER - 28 OKTOBER 2013

beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimparq mengalihmedia /

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (darabase), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan narur saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Padatanggal : 11 Januari 2014

Yang menyatakan

tl//w,,4lN)"

(JakaJumawan, S. Farm)

vii

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

viii

ABSTRAK Nama : Jaka Jumawan, S. Farm. NPM : 1206329745 Program Studi : Profesi Apoteker Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Umum

Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo Periode 02 September - 28 Oktober 2013

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo bertujuan untuk memahami tugas pokok seorang apoteker di rumah sakit, yaitu peran manajerial dan pelayanan farmasi klinis di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo. Tugas khusus yang diberikan yaitu estimasi kebutuhan obat sitostatika pada pasien yang menjalani kemoterapi di Poli Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo bulan oktober 2013. Tugas khusus ini bertujuan untuk memperkirakan kebutuhan obat sitostatika pada pasien yang menjalani kemoterapi di Poli Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo bulan Oktober 2013 agar proses kemoterapi tidak terhambat. Kata kunci : Praktek Kerja Profesi Apoteker, Rumah Sakit Umum Pusat

Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, apoteker, sitostatika, kemoterapi

Tugas umum : xiii + 100 lembar; 13 lampiran Tugas khusus : iv + 36 lembar; 23 lampiran Daftar Acuan Tugas Umum : 6 (2004-2009) Daftar Acuan Tugas Khusus : 7 (2005-2011)

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ix

ABSTRACT Name : Jaka Jumawan, S. Farm. NPM : 1206329745 Program Study : Apothecary profession Title : Report of Pharmacist Internship Program at Dr. Cipto

Mangunkusumo National Center General Hospital Period September 2nd - October 28th 2013

Pharmacist Internship Program at Dr. Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital aims to understand the basic tasks of a pharmacist at the hospital, the managerial role and service of clinical pharmacy at Dr. Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital. special assignment given that the estimate the needs drug sitostatica in patients undergoing chemotherapy in surgery clinic Dr. Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital October 2013. The aim of special assignment to estimate the needs drug sitostatica sitostatica in patients undergoing chemotherapy in surgery clinic Dr. Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital October 2013 in order the process of chemotherapy was not inhibited. Keywords : Pharmacist Internship Program, Dr. Cipto Mangunkusumo

National Center General Hospital, pharmacist, sitostatica, chemotherapy

General Assignment : xiii + 100 lembar; 13 lampiran Specific Assignment : iv + 36 lembar; 23 lampiran Bibliography of General Assigment : 6 (2004-2009) Bibliography of Specific Assigment : 7 (2005-2011)

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS .................................................... iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................ ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................... 2

2 TINJAUAN UMUM ....................................................................................... 3

2.1 Rumah Sakit ........................................................................................... 3 2.2 Tenaga Kesehatan .................................................................................. 6 2.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit................................................................ 7 2.4 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) ........................................................... 9 2.5 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.................................... 12 2.6 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit .................................... 20

3 TINJAUAN KHUSUS .................................................................................... 25

3.1 Profil RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo ............................................... 25 3.2 Profil Instalasi Farmasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo .................... 26 3.3 Keterlibatan Farmasi dalam Kepanitiaan Rumah Sakit ........................... 29 3.4 Instalasi Sterilisasi Pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo .................. 33

4 PEMBAHASAN ............................................................................................. 38 4.1 Sub Instalasi Produksi ............................................................................. 38 4.2 Satelit Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) ........................................ 43 4.3 Satelit Farmasi Pusat .............................................................................. 53 4.4 Ruang Rawat Inap Terpadu (Gedung A) ................................................. 57 4.5 Satelit Intensive Care Unit (ICU) ............................................................ 68 4.6 Satelit Kirana .......................................................................................... 72 4.7 Gudang Perbekalan Farmasi Pusat .......................................................... 77

5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 83

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 83 5.2 Saran ...................................................................................................... 83

DAFTAR ACUAN ............................................................................................. 87

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Alur Defekta Satelit Farmasi IGD ............................................... 45 Gambar 4.2 Alur Pelayanan Resep Individual ................................................ 48

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pembagian Jumlah Asisten Apoteker Tiap Shift di Kedua Depo ..... 44 Tabel 4.2 Aturan Pengiriman Obat di IGD ..................................................... 50 Tabel 4.3 Jadwal Pengambilan Perbekalan Farmasi di Satelit Farmasi Pusat .. 55 Tabel 4.4 Pembagian Ruang Rawat Gedung A ............................................... 58

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Timeline Kegiatan PKPA ........................................................... 88 Lampiran 2. Struktur Organisasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo .............. 89 Lampiran 3. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi .......................................... 90 Lampiran 4. Struktur Organisasi Koordinator Administrasi dan Keuangan ..... 91 Lampiran 5. Struktur Organisasi Koordinator Produksi dan Diklitbang .......... 92 Lampiran 6. Struktur Organisasi Koordinator Pelayanan Farmasi ................... 93 Lampiran 7. Contoh Etiket ............................................................................. 94 Lampiran 8. Contoh Klip Plastik Obat Unit Dose ........................................... 95 Lampiran 9. Contoh Stiker Obat ..................................................................... 96 Lampiran 10.Contoh Blanko Kartu Stok ......................................................... 97 Lampiran 11.Formulir Konseling Obat Pasien Pulang ..................................... 98 Lampiran 12.Lembar Monitoring Pengobatan Pasien Rawat Inap .................... 99 Lampiran 13.Formulir Medication History Taking Pasien ............................... 100

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomi (Republik Indonesia, 2009a). Untuk mewujudkan keadaan tersebut,

manusia dapat melakukan berbagai upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah

setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Untuk

melaksanakan upaya kesehatan tersebut diperlukan fasilitas kesehatan yang

memadai sehingga dapat dilaksanakan upaya pelayanan kesehatan, baik

promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif

(penyembuhan penyakit), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Rumah sakit

yang merupakan salah satu dari fasilitas pelayanan kesehatan, merupakan rujukan

pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan

yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2004).

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di Rumah

Sakit yang menunjang upaya pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal ini

dikarenakan pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan

pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinis yang

terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2004).

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan bagian yang berwenang

untuk menyelenggarakan pelayanan obat di Rumah Sakit yang dipimpin oleh

seorang apoteker. Kegiatan yang dilakukan oleh IFRS meliputi pengelolaan

perbekalan farmasi seperti produksi, pemilihan, perencanaan, pengadaan,

penerimaan, penyimpanan, pendistribusian serta pelayanan kefarmasian terkait

penggunaan obat dan alat kesehatan yang habis pakai. Untuk memaksimalkan

pelayanan obat di Rumah Sakit, sangat diperlukan profesionalisme apoteker.

Apoteker bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan obat yang rasional,

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

2

Universitas Indonesia

efektif, aman, dan terjangkau oleh pasien dengan menerapkan pengetahuan,

keterampilan, dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya (Siregar, 2004).

Seiring perkembangan zaman, profesionalisme apoteker semakin

diperlukan, karena pekerjaan kefarmasian tidak lagi berorientasi pada produk

semata (product oriented), tetapi cenderung berorientasi pada pasien (patient

oriented). Perubahan orientasi pekerjaan tersebut menuntut apoteker untuk

memiliki pengetahuan yang luas dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian,

baik dalam pengelolaan perbekalan farmasi maupun pelayanan farmasi klinis.

Salah satu upaya untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya,

maka Fakultas Farmasi Universitas Indonesia menyelenggarakan program Praktek

Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa Program Pendidikan Apoteker

yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr.

Cipto Mangunkusumo Jakarta yang berlangsung selama dua bulan.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah

untuk memahami tugas pokok seorang apoteker di rumah sakit, yaitu peran

manajerial dan pelayanan farmasi klinis di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

3 Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN UMUM

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit juga dapat didefinisikan

sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik

tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,

kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap

mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah Sakit

diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan,

etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,

pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial

(Republik Indonesia, 2009a).

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna,

untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud, rumah sakit mempunyai

fungsi sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit,

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis,

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

4

Universitas Indonesia

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Suatu sistem klasifikasi rumah sakit diperlukan untuk memberi

kemudahan mengetahui identitas, organisasi, jenis pelayanan yang diberikan

pemilik serta evaluasi golongan rumah sakit. Rumah sakit dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa golongan berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan, dan rumah

sakit pendidikan.

2.1.3.1 Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Pelayanan

Berdasarkan jenis pelayanan, rumah sakit dapat digolongkan menjadi:

a. Rumah sakit umum

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Berdasarkan fasilitas dan

kemampuan pelayanan, rumah sakit umum digolongkan menjadi:

1) Rumah sakit umum kelas A

Rumah sakit umum kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit empat pelayanan medik spesialis dasar, lima

pelayanan spesialis penunjang medik, duabelas pelayanan medik spesialis lain,

dan tiga belas pelayanan medik subspesialis.

2) Rumah sakit umum kelas B

Rumah sakit umum kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit empat pelayanan medik spesialis dasar, empat

pelayanan spesialis penunjang medik, delapan pelayanan medik spesialis lainnya,

dan dua pelayanan medik subspesialis dasar.

3) Rumah sakit umum kelas C

Rumah sakit umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit empat pelayanan medik spesialis dasar dan empat

pelayanan spesialis penunjang medik.

4) Rumah sakit umum kelas D

Rumah sakit umum kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit dua pelayanan medik spesialis dasar.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

5

Universitas Indonesia

b. Rumah Sakit Khusus

Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Berdasarkan

fasilitas dan kemampuan pelayanan, rumah sakit khusus digolongkan menjadi:

1) Rumah Sakit khusus kelas A

2) Rumah Sakit khusus kelas B

3) Rumah Sakit khusus kelas C

2.1.3.2 Berdasarkan Pengelola

Berdasarkan pengelolanya, rumah sakit dapat digolongkan menjadi :

a. Rumah sakit publik

Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dapat dikelola oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah

sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan

berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum

Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Rumah sakit privat

Rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum

dengan tujuan profit yang berbentuk Persero Terbatas atau Persero.

2.1.3.3 Rumah Sakit Pendidikan

Rumah sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan

pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi

kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga

kesehatan lainnya.

2.1.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan

akuntabel agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Menurut UU No.44

tahun 2009 tentang Rumah Sakit, organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas

kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit, unsur pelayanan medis, unsur

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

6

Universitas Indonesia

keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal,

serta administrasi umum dan keuangan. Kepala rumah sakit harus seorang tenaga

medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.

Pemilik rumah sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala rumah sakit.

2.1.5 Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Indikator berguna untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mutu dan

efisiensi pelayanan rumah sakit, antara lain :

a. Bed Occupancy Ratio (BOR): persentase pemakaian tempat tidur pada satuan

waktu tertentu.

b. Length of Stay (LOS): rata-rata lama rawat pasien.

c. Bed Turn Over (BTO): frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode,

berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.

d. Turn Over Interval (TOI): rata-rata hari di mana tempat tidur tidak ditempati

dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.

2.2 Tenaga Kesehatan

Menurut UU No.36 tahun 2009, tenaga kesehatan merupakan setiap orang

yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan

dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga

kesehatan juga harus memiliki kualifikasi minimum, memenuhi ketentuan kode

etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan

standar prosedur operasional. Kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi

profesi masing-masing.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No.32 tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan, tenaga kesehatan terdiri dari:

a. Tenaga medis yang meliputi dokter dan dokter gigi;

b. Tenaga keperawatan yang meliputi perawat dan bidan;

c. Tenaga kefarmasian yang meliputi apoteker, analis farmasi, dan asisten

apoteker;

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

7

Universitas Indonesia

d. Tenaga kesehatan masyarakat yang meliputi epidemiolog kesehatan,

entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,

administrator kesehatan, dan sanitarian;

e. Tenaga gizi yang meliputi nutrisionis dan dietisian;

f. Tenaga keterapian medik yang meliputi fisioterapis, okupasiterapis, dan

terapi wicara; dan

g. Tenaga keteknisian teknis yang meliputi radiographer, radioterapis, teknisi

gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis, optisien, ototik

prostetik, teknisi transfusi darah, dan perekam medis.

2.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit

2.3.1 Definisi IFRS

Instalasi adalah fasilitas penyelenggara pelayanan medik, pelayanan

penunjang medik, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan, dan

pemeliharaan sarana rumah sakit. Farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek

kefarmasian yang dilakukan rumah sakit. Jadi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(IFRS) adalah suatu bagian/unit/divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat

penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk

keperluan rumah sakit itu sendiri (Siregar, 2004).

2.3.2 Tujuan IFRS

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/MENKES/SK/X/2004,

tujuan pelayanan farmasi ialah:

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa

maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun

fasilitas yang tersedia;

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur

kefarmasian dan etik profesi;

c. Melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai obat;

d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku;

e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah, dan

evaluasi pelayanan;

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

8

Universitas Indonesia

f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah, dan

evaluasi pelayanan; serta

g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.

2.3.3 Tugas dan Tanggung Jawab IFRS

Tugas utama IFRS adalah pengelolaan yang dimulai dari perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada

penderita hingga pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan

digunakan oleh pasien rawat inap, rawat jalan, maupun semua unit di rumah sakit.

Berkaitan dengan pengelolaan tersebut, IFRS harus menyediakan terapi obat yang

optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tinggi dengan

biaya minimal. IFRS juga bertanggung jawab mengembangkan suatu pelayanan

farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk memenuhi

kebutuhan berbagai bagian/unit diagnosa dan terapi, unit pelayanan keperawatan,

staf medik, dan rumah sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayanan pasien

yang lebih baik (Siregar, 2004).

2.3.4 Ruang Lingkup Fungsi IFRS

IFRS mempunyai berbagai fungsi yang dapat digolongkan menjadi fungsi

klinik dan non-klinik. Fungsi non-klinik meliputi perencanaan, penetapan

spesifikasi produk dan pemasok, pengadaan, pengendalian, produksi,

penyimpanan, pengemasan dan pengemasan kembali, distribusi, dan pengendalian

semua perbekalan kesehatan yang beredar (Siregar, 2004).

Ruang lingkup farmasi klinis mencakup fungsi farmasi yang dilakukan

dalam program rumah sakit yaitu pemantauan terapi obat (PTO), evaluasi

penggunaan obat (EPO), penanganan bahan sitotoksik, pelayanan di unit

perawatan kritis, penelitian, pengendalian infeksi rumah sakit, sentra informasi

obat, pemantauan reaksi obat merugikan (ROM), sistem pemantauan kesalahan

obat, buletin terapi obat, program edukasi ‘in-service’ bagi Apoteker, dokter, dan

perawat, serta investigasi obat, konseling, pemantauan kadar obat dalam darah,

ronde/visite pasien, pengkajian resep, dan penggunaan obat (Siregar, 2004).

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

9

Universitas Indonesia

2.3.5 Struktur Organisasi IFRS

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1197/Menkes/SK/X/2004, pelayanan farmasi diselenggarakan dengan visi, misi,

tujuan, dan bagan organisasi yang mencerminkan penyelenggaraan berdasarkan

filosofi pelayanan kefarmasian. Bagan organisasi adalah bagan yang

menggambarkan pembagian tugas, koordinasi, dan kewenangan serta fungsi.

Kerangka organisasi minimal mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan

perbekalan, pelayanan farmasi klinis dan manajemen mutu, serta harus selalu

dinamis sesuai perubahan yang dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai

harapan pelanggan.

Struktur organisasi dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat puncak,

tingkat menengah, dan garis depan. Manajer tingkat puncak bertanggung jawab

untuk perencanaan, penerapan, dan peningkatan efektifitas fungsi dari sistem

mutu secara menyeluruh. Manajer tingkat menengah sebagian besar merupakan

kepala bagian/unit fungsional yang bertanggung jawab untuk mendesain dan

menerapkan berbagai kegiatan pelayanan yang diinginkan. Manajer garis depan

terdiri atas personil pengawas yang secara langsung memantau dan

mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan mutu pelayanan. Setiap personil

IFRS harus mengetahui lingkup, tanggung jawab, kewenangan fungsi mereka,

dampaknya pada pelayanan, dan bertanggung jawab untuk mencapai mutu produk

dan pelayanan (Siregar, 2004).

2.4 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2004).

2.4.1 Definisi PFT

Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) adalah organisasi yang mewakili

hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi sehingga

anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di

rumah sakit dan Apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan

lainnya.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

10

Universitas Indonesia

2.4.2 Fungsi dan Ruang Lingkup PFT

Berikut adalah beberapa fungsi PFT, yaitu:

a. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya. Pemilihan

obat untuk dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi

secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga

harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok, dan produk obat

yang sama;

b. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau

menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf

medis;

c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang

termasuk dalam kategori khusus;

d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap

kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di

rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional;

e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan

mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi.

Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus

penggunaan obat secara rasional;

f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat; dan

g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis

dan perawat.

2.4.3 Struktur Organisasi PFT

Susunan organisasi PFT serta kegiatan yang dilakukan bagi tiap rumah

sakit dapat bervariasi sesuai dengan kondisi rumah sakit setempat.

a. PFT harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) dokter, Apoteker, dan

perawat. Untuk rumah sakit yang besar, tenaga dokter bisa lebih dari 3 (tiga)

orang yang mewakili semua staf medis fungsional yang ada;

b. Ketua PFT dipilih dari dokter yang ada di dalam kepanitiaan dan jika rumah

sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik, maka sebagai ketua berasal

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

11

Universitas Indonesia

dari bidang Farmakologi. Sekretarisnya adalah Apoteker dari instalasi farmasi

atau Apoteker yang ditunjuk;

c. PFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali

dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali. Rapat PFT

dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun dari luar rumah sakit

yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan PFT;

d. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT diatur oleh sekretaris,

termasuk persiapan dari hasil-hasil rapat; dan

e. Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam rumah sakit yang

sasarannya berhubungan dengan penggunaan obat.

2.4.4 Tugas Apoteker Dalam Panitia Farmasi dan Terapi

Apoteker dalam panitia farmasi dan terapi memili tugas antara lain:

a. Menjadi salah seorang anggota panitia (wakil ketua/sekretaris);

b. Menetapkan jadwal pertemuan;

c. Mengajukan acara yang akan dibahas dalam pertemuan;

d. Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk

pembahasan dalam pertemuan;

e. Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan pada

pimpinan rumah sakit;

f. Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada

seluruh pihak yang terkait;

g. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan.

h. Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman penggunaan

antibiotika, dan pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi lain;

i. Membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan PFT;

j. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan;

k. Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat; dan

l. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan

obat pada pihak terkait.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

12

Universitas Indonesia

2.4.5 Formularium Rumah Sakit

Formularium adalah himpunan obat yang diterima atau disetujui oleh

Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi

pada setiap batas waktu yang ditentukan. Komposisi formularium terdiri dari

halaman judul, daftar nama anggota Panitia Farmasi dan Terapi (PFT), daftar isi,

informasi mengenai kebijakan dan prosedur di bidang obat, produk obat yang

diterima untuk digunakan, dan lampiran. Sistem yang dipakai adalah suatu sistem

dimana prosesnya tetap berjalan terus, dalam arti kata bahwa sementara

formularium itu digunakan oleh staf medis, di lain pihak Panitia Farmasi dan

Terapi mengadakan evaluasi dan menentukan pilihan terhadap produk obat yang

ada di pasaran, dengan lebih mempertimbangkan kesejahteraan pasien.

2.5 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2008 dan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2004)

Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan

farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari perencanaan sampai

evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Kegiatannya mencakup

perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,

pengendalian, pencatatan dan pelaporan, penghapusan, monitoring dan evaluasi.

2.5.1 Perencanaan

Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan

dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Tujuan perencanaan

perbekalan adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai

dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tahapan

perencanaan kebutuhan farmasi meliputi:

a. Pemilihan

Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan farmasi

benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien atau kunjungan dan pola

penyakit di rumah sakit. Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada

Formularium RS, Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sesuai kelas rumah sakit

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

13

Universitas Indonesia

masing-masing, Formularium Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin, Daftar

Plafon Harga Obat (DPHO) Askes, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

b. Kompilasi Penggunaan

Kompilasi penggunaan perbekalan farmasi berfungsi untuk mengetahui

penggunaan bulanan masing-masing jenis perbekalan farmasi di unit pelayanan

selama setahun dan sebagai pembanding bagi stok optimum.

c. Perhitungan Kebutuhan

Perhitungan kebutuhan obat dilakukan untuk menghindari masalah

kekosongan obat atau kelebihan obat. Metode yang biasa digunakan dalam

perhitungan kebutuhan obat, antara lain :

1) Metode Konsumsi

Secara umum, metode konsumsi menggunakan data konsumsi obat

individual dalam memproyeksikan kebutuhan yang akan datang berdasarkan data

konsumsi tahun sebelumnya. Dasarnya adalah data riil konsumsi obat per periode

yang lalu dengan berbagai penyesuaian dan koreksi.

2) Metode Morbiditas

Metode morbiditas menggunakan data jumlah pasien pengguna fasilitas

kesehatan yang ada dan tingkat morbiditas (frekuensi masalah kesehatan yang

umum) untuk membuat rencana kesehatan obat yang dibutuhkan. Dasarnya adalah

jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesakitan. Metode morbiditas

membutuhkan sebuah daftar tentang masalah kesehatan umum, sebuah daftar

obat-obatan yang penting mencakup terapi untuk masalah-masalah tersebut dan

satu set pengobatan standar untuk tujuan perhitungan (berdasarkan pada Praktek

rata-rata atau pedoman pengobatan).

3) Metode Kombinasi

Pada kasus tertentu digunakan metode morbiditas atau epidemiologi,

selain itu dihitung dengan menggunakan metode konsumsi. Misalnya metode

morbiditas digunakan untuk meghitung obat-obat yang digunakan untuk kasus

demam berdarah berdasarkan angka prevalensinya, sisanya dihitung dengan

menggunakan metode konsumsi.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

14

Universitas Indonesia

d. Evaluasi Perencanaan

Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi untuk tahun

yang akan datang, biasanya akan diperoleh jumlah kebutuhan dan idealnya diikuti

dengan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara atau teknik seperti analisa

nilai ABC untuk evaluasi aspek ekonomi, kriteria VEN untuk evaluasi aspek

medik atau terapi, kombinasi ABC dan VEN, dan revisi daftar perbekalan farmasi.

2.5.2 Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang

telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian, produksi atau pembuatan

sediaan farmasi dan sumbangan/droping/hibah. Tujuan pengadaan adalah untuk

mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga layak, mutu yang baik, serta

pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar, dan tidak

memerlukan tenaga dan waktu berlebihan.

a. Pembelian

Pembelian adalah rangakaian proses pengadaan untuk mendapatkan

perbekalan farmasi. Terdapat empat metode pada proses pembelian, yaitu :

1) Pelelangan (tender) Terbuka

Berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai dengan kriteria

yang telah ditentukan. Pada penentuan harga metode ini lebih menguntungkan.

Pelaksanaannya memerlukan staf yang kuat, waktu lama, dan perhatian penuh.

2) Tender Terbatas

Tender terbatas sering disebut juga sebagai lelang tertutup. Hanya

dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan memiliki riwayat yang

baik. Harga masih dapat dikendalikan, tenaga dan beban kerja lebih ringan bila

dibandingkan dengan lelang terbuka.

3) Pembelian dengan Tawar-menawar

Metode dilakukan bila item tidak penting, tidak banyak dan biasanya

dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

15

Universitas Indonesia

4) Pembelian Langsung

Pembelian dilakukan dalam jumlah kecil untuk item yang perlu segera

tersedia. Harga untuk item tertentu relatif lebih mahal dibanding pada pembelian

dengan metode lain.

b. Produksi

Produksi merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk, dan mengemas

kembali sediaan farmasi steril atau non-steril untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kriteria obat yang diproduksi adalah :

1) Sediaan Farmasi dengan Formula Khusus;

2) Sediaan Farmasi dengan Harga Murah;

3) Sediaan Farmasi dengan Kemasan yang Lebih Kecil;

4) Sediaan Farmasi yang Tidak Tersedia di Pasaran;

5) Sediaan Farmasi untuk Penelitian;

6) Sediaan Nutrisi Parenteral;

7) Rekonstruksi Sediaan Obat Kanker; dan

8) Sediaan Farmasi yang Harus Dibuat Baru.

Jenis sediaan farmasi yang diproduksi :

1) Produksi Steril

Persyaratan teknis untuk produksi steril, antara lain :

a) Ruangan aseptis;

b) Peralatan, contohnya laminar air flow (horizontal dan vertikal), autoclave,

oven, cytoguard, dan alat pelindung diri; serta

c) Sumber daya manusia merupakan petugas yang terlatih.

Kegiatan produksi steril meliputi :

a) Nutrisi (TPN)

TPN adalah nutrisi dasar untuk pemberian secara intravena yang

diperlukan bagi penderita yang kebutuhan nutrisinya tidak dapat terpenuhi secara

enteral. Contoh TPN adalah campuran sediaan karbohidrat, protein, lipid, vitamin,

dan mineral untuk kebutuhan individual dan dikemas ke dalam kantong khusus

untuk nutrisi.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

16

Universitas Indonesia

b) Pencampuran Obat Suntik / Sediaan Intravena (IV admixture)

IV admixture adalah pencampuran sediaan steril ke dalam larutan

intravena secara aseptis untuk menghasilkan suatu sediaan steril. Contoh kegiatan

IV admixture adalah mencampur sediaan intravena ke dalam cairan infus dan

melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan pelarut yang sesuai.

c) Pengemasan kembali (re-packing)

d) Rekonstitusi sediaan sitostatika

2) Produksi Non-Steril

Kegiatan produksi non-steril meliputi :

a) Pembuatan sirup

Contoh sirup yang umum dibuat di rumah sakit adalah OBH (Obat Batuk

Hitam).

b) Pembuatan salep

Contoh : salep AAV.

c) Pembuatan puyer

Contoh : obat racikan

d) Pengemasan kembali (re-packing)

Contoh : Alkohol, Povidon Iodine

e) Pengenceran

Contoh : H2O2 3%.

Sediaan farmasi yang diproduksi oleh IFRS harus akurat dalam identitas,

kekuatan, kemurnian, dan mutu. Oleh karena itu, harus ada pengendalian proses

dan produk untuk semua sediaan yang diproduksi atau pembuatan sediaan ruah

dan pengemasan yang memenuhi syarat. Formula induk dan batch harus

terdokumentasi dengan baik (termasuk hasil pengujian produk).

c. Sumbangan/droping/hibah

Pada prinsipnya pengelolaan perbekalan farmasi dari hibah/sumbangan

mengikuti kaidah umum pengelolaan perbekalan farmasi reguler. Perbekalan

farmasi yang tersisa dapat dipakai untuk menunjang pelayanan kesehatan di saat

situasi normal.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

17

Universitas Indonesia

2.5.3 Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang

telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian. Staf farmasi merupakan bagian

dari tim penerimaan perbekalan farmasi. Pedoman dalam penerimaan perbekalan

farmasi :

a. Setiap produk jadi yang telah di produksi oleh pabrik harus mempunyai

certificate of analysis (CA);

b. Barang harus bersumber dari distributor utama;

c. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk kategori bahan-

bahan berbahaya;

d. Khusus untuk alat kesehatan atau kedokteran harus mempunyai certificate of

origin (CO); dan

e. Waktu kadaluarsa minimal 2 tahun.

2.5.4 Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan

cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai

aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan

penyimpanan, antara lain:

a. Memelihara mutu sediaan farmasi;

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab;

c. Menjaga ketersediaan; dan

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan

Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut

bentuk sediaan dan alfabetis, dengan menerapkan prinsip FIFO dan FEFO, dan

disertai sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi

sesuai kebutuhan. Penyimpanan sebaiknya dilakukan dengan memperpendek jarak

gudang dengan pemakai agar efisien.

2.5.5 Pendistribusian

Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah

sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

18

Universitas Indonesia

rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan distribusi adalah

tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat

jenis, dan jumlah. Distribusi perbekalan farmasi di rumah sakit dapat dilakukan

dengan berbagai sistem distribusi yang dirancang atas dasar kemudahan

dijangkau pasien dengan mempertimbangkan :

a. Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada;

b. Metode sentralisasi atau desentralisasi; dan

c. Sistem total floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.

Beberapa kategori sistem pendistribusian perbekalan farmasi, antara lain :

a. Sistem Persediaan Lengkap Di Ruangan (Total Floor Stock)

Pada sistem total floor stock, sejumlah perbekalan farmasi disimpan dalam

ruang rawat untuk memenuhi kebutuhan di ruang tersebut. Pendistribusian

perbekalan farmasi menjadi tanggung jawab perawat ruangan. Perbekalan yang

disimpan tidak dalam jumlah besar dan dapat dikontrol secara berkala oleh

petugas farmasi . Sistem distribusi ini hanya digunakan untuk kebutuhan gawat

darurat dan bahan dasar habis pakai.

Beberapa keuntungan dari sistem total floor stock adalah :

1) Obat yang dibutuhkan cepat tersedia;

2) Meniadakan retur obat;

3) Pasien tidak harus membayar obat berlebih; dan

4) Mengurangi jumlah personil farmasi.

Beberapa kelemahan dari sistem total floor stock adalah :

1) Kesalahan obat tinggi (salah order dari dokter, salah peracikan oleh perawat,

atau salah etiket obat);

2) Persediaan obat di ruangan menjadi banyak;

3) Kemungkinan kehilangan dan kerusakan obat lebih besar; dan

4) Menambah beban kerja bagi perawat.

b. Sistem Resep Perorangan (Resep Individual)

Pada distribusi dengan sistem resep individual, perbekalan farmasi

disiapkan dan didistribusikan kepada pasien sesuai dengan yang tertulis di resep.

Pendistribusian perbekalan farmasi dengan sistem resep individual dilakukan

melalui instalasi farmasi. Beberapa keuntungan dari sistem ini adalah :

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

19

Universitas Indonesia

1) Resep dapat dikaji terlebih dahulu oleh apoteker;

2) Ada interaksi antara apoteker, dokter, dan perawat; dan

3) Ada pengendalian persediaan.

Kelemahan dari sistem ini adalah :

1) Bila obat berlebih, pasien tetap harus membayar;

2) Obat dapat terlambat sampai ke pasien;

3) Masih memerlukan tenaga perawat untuk menyiapkan obat sebelum diberikan

ke pasien; dan

4) Kehilangan dan kesalahan penggunaan obat masih cukup besar karena tidak

adanya proses pengawasan ganda.

c. Sistem Unit Dosis

Pada sistem unit dosis, pendistribusian obat dilakukan melalui resep

perorangan yang disiapkan, diberikan atau digunakan, dan dibayar dalam unit

untuk penggunaan satu kali dosis. Penyiapan dan pengendalian obat dilakukan

oleh instalasi farmasi untuk tiap waktu penggunaan dalam sehari. Selanjutnya,

obat diserahkan kepada perawat untuk diberikan ke pasien. Sistem unit dosis

hanya dapat dilakukan untuk pasien rawat inap, bukan untuk pasien rawat jalan.

Keuntungan dari sistem distribusi unit dosis, antara lain :

1) Pasien hanya membayar obat yang telah dipakainya;

2) Tidak ada kelebihan obat atau obat yang tidak terpakai di ruang perawatan;

3) Semua obat dipersiapkan oleh farmasi sehingga perawat mempunyai waktu

yang lebih untuk merawat pasien;

4) Menciptakan sistem pengawasan ganda yaitu oleh farmasi ketika membaca

resep dokter, sebelum dan sesudah menyiapkan obat serta oleh perawat ketika

membaca formulir instruksi obat sebelum memberikan obat kepada pasien.

Hal ini akan mengurangi kesalahan pengobatan (medication error);

5) Memperbesar kesempatan komunikasi antara farmasi, perawat, dan dokter

serta pasien;

6) Memungkinkan farmasi mempunyai profil farmasi penderita yang dibutuhkan

untuk drug use review (pengkajian penggunan obat); dan

7) Memudahkan pengendalian dan pemantauan penggunaan persediaan farmasi.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

20

Universitas Indonesia

Kelemahan dari sistem distribusi unit dosis adalah :

1) Membutuhkan banyak tenaga farmasi;

2) Harus segera siap sebelum jam makan pasien; dan

3) Menggunakan lebih banyak bungkus obat.

2.6 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit (Kementerian

Republik Indonesia, 2004)

2.6.1 Pengkajian Resep

Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari skrining resep

meliputi persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis.

Persyaratan administrasi meliputi :

a. Nama, tanggal lahir, nomor rekam medis, jenis kelamin, dan berat badan

pasien;

b. Nama, nomor ijin, alamat, dan paraf dokter;

c. Tanggal resep; dan

d. Ruangan atau unit asal resep.

Kesesuaian farmasetik meliputi :

a. Bentuk dan kekuatan sediaan;

b. Dosis dan jumlah obat;

c. Stabilitas dan ketersediaan; dan

d. Aturan, cara, dan teknik penggunaan.

Pertimbangan klinis meliputi :

a. Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan obat;

b. Duplikasi pengobatan;

c. Alergi, interaksi, dan efek samping obat;

d. Kontraindikasi; dan

e. Efek aditif.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

21

Universitas Indonesia

2.6.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

PIO merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk

memberikan informasi secara akurat, tidak bias, dan terkini kepada tenaga

kesehatan dan pasien. Tujuan PIO meliputi :

a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan

dilingkungan rumah sakit;

b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang

berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi

(PFT);

c. Meningkatkan profesionalisme Apoteker; dan

d. Menunjang terapi obat yang rasional.

Kegiatan yang termasuk dalam PIO meliputi :

a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan

pasif;

b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,

surat, atau tatap muka;

c. Membuat buletin, leaflet, dan label obat;

d. Menyediakan informasi bagi PFT sehubungan dengan penyusunan

formularium rumah sakit;

e. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga

kesehatan lainnya; dan

f. Mengoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian.

2.6.3 Pemantauan dan pelaporan Efek Samping Obat (ESO)

Pemantauan dan pelaporan ESO merupakan kegiatan pemantauan setiap

respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada

dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis,

dan terapi. Tujuan monitoring ESO yakni menemukan ESO sedini mungkin

(terutama yang berat, tidak dikenal, atau frekuensinya jarang), menentukan

frekuensi dan insiden ESO, dan mengenal semua faktor yang mungkin dapat

menimbulkan atau mempengaruhi timbulnya ESO. Kegiatan monitoring efek

samping obat meliputi :

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

22

Universitas Indonesia

a. Menganalisa laporan ESO;

b. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi

mengalami ESO;

c. Mengisi formulir ESO; dan

d. Melaporkan ke Panitia ESO Nasional.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam monitoring ESO yakni

kerjasama dengan PFT dan ruang rawat serta ketersediaan formulir monitoring

ESO. Apoteker yang ingin memulai atau menerapkan program tersebut, dapat

mengusulkan beberapa metode kepada PFT. Usulan ini mencakup pelaporan

sukarela oleh praktisi individu, mengaji kartu pengobatan pasien, surveilans obat

individu, dan surveilans unit pasien.

2.6.4 Pengkajian Penggunaan Obat (Drug Use Review)

Pengkajian penggunaan obat adalah alat untuk mengidentifikasi

permasalahan terkait penggunaan obat seperti dosis yang tidak benar, reaksi efek

samping yang bisa dihindari, pemilihan obat yang tidak tepat, dan kesalahan

dalam penyiapan dan pemberian obat. Pengkajian penggunaan obat merupakan

program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk

menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman, dan terjangkau

oleh pasien. Tujuan dari pengkajian penggunaan obat adalah:

a. Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada

pelayanan kesehatan/dokter tertentu;

b. Membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/dokter

satu dengan yang lain;

c. Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik; dan

d. Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

Alat yang digunakan dalam pengkajian penggunaan obat adalah

a. Indikator peresepan, yang mencakup parameter inti sebagai berikut :

1) Rata-rata jumlah obat per pasien;

2) Persentase obat yang diresepkan menggunakan nama generik;

3) Persentase pasien yang diresepkan antibiotik;

4) Persentase pasien yang diresepkan injeksi; dan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

23

Universitas Indonesia

5) Persentase obat yang diresepkan dari daftar obat esensial.

b. Indikator pelayanan pasien, yang mencakup parameter inti sebagai berikut :

1) Rata-rata waktu konsultasi;

2) Rata-rata waktu dispensing;

3) Persentase obat aktual yang disiapkan;

4) Persentase pelabelan yang benar; dan

5) Persentase pasien yang memiliki pemahaman yang benar tentang obat.

c. Indikator fasilitas, yang mencakup parameter inti sebagai berikut :

1) Ketersediaan daftar obat-obat esensial

2) Ketersediaan obat-obat esensial.

2.6.5 Konseling

Konseling merupakan suatu proses sistematik untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah pasien terkait penggunaan obat pasien rawat jalan dan

rawat inap. Konseling bertujuan untuk memberikan pemahaman yang benar

mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan

pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat,

efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat, dan interaksi

dengan penggunaan obat-obat lain. Konseling dapat dilakukan untuk pasien

dengan kriteria sebagai berikut :

a. Pasien rujukan dokter,

b. Pasien dengan penyakit kronis,

c. Pasien dengan obat yang berindeks terapi sempit dan polifarmasi,

d. Pasien geriatrik, dan

e. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

Konseling terdiri dari beberapa kegiatanm di antaranya :

a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien.

b. Menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan obat yang dikatakan oleh

dokter kepada pasien dengan metode open-ended question, mencakup :

1) Apa yang dikatakan dokter mengenai obat

2) Bagaimana cara pemakaiannya

3) Efek yang diharapkan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

24

Universitas Indonesia

c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat.

d. Melakukan verifikasi akhir yaitu mengecek pemahaman pasien,

mengidentifikasi, dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara

penggunaan obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

2.6.6 Ronde/Visite Pasien

Ronde merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim

dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang bertujuan untuk :

a. Pemilihan obat,

b. Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi terapeutik,

c. Menilai kemajuan pasien, dan

d. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan ronde adalah sebagai berikut :

a. Apoteker harus memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan

tersebut kepada pasien;

b. Untuk pasien yang baru dirawat, apoteker harus menanyakan terapi obat

terdahulu dan memperkirakan masalah yang mungkin terjadi;

c. Apoteker memberikan keterangan pada formulir resep untuk menjamin

penggunaan obat yang benar; dan

d. Melakukan pengkajian terhadap catatan perawat, yang akan berguna untuk

pemberian obat.

Setelah kunjungan, apoteker membuat catatan mengenai permasalahan dan

penyelesaian masalah dalam buku yang digunakan bersama antara apoteker

sehingga dapat menghindari pengulangan kunjungan.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

25 Universitas Indonesia

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

3.1 Profil RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

3.1.1 Sejarah Singkat

Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo

didirikan pada tanggal 19 November 1919 dengan nama Centrale Burgerlijke

Ziekenhuis (CBZ). Bulan Maret 1942, pada masa pendudukan Jepang di

Indonesia, CBZ dijadikan rumah sakit perguruan tinggi (Ika Daigaku Byongin).

CBZ diubah namanya menjadi Rumah Sakit Oemoem Negeri (RSON) yang

dipimpin oleh Prof. Dr. Asikin Widjaya Koesoema dan delanjutnya dipimpin oleh

Prof. Tamija pada tahun 1945. Pada tahun 1950, RSON berubah nama menjadi

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) diresmikan menjadi Rumah Sakit

Tjipto Mangunkusumo (RSTM) oleh Menteri Kesehatan pada masa itu, Prof. Dr.

Satrio, yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1964. Sejalan dengan

perkembangan ejaan baru Bahasa Indonesia, RSTM diubah menjadi RSCM. Pada

tanggal 13 Juni 1994, sesuai SK Menkes Nomor 553/Menkes/SK.VI/1994, rumah

sakit ini berubah namanya menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN)

Dr. Cipto Mangunkusumo hingga saat ini.

Berdasarkan PP No. 116 tahun 2000, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

ditetapkan sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) RS Dr. Cipto Mangunkusumo

Jakarta dan dalam perkembangan selanjutnya, status Perjan RSCM diubah

menjadi Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan PP No. 23 Tahun 2005,

dengan harapan RSCM mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

penyediaan barang dan/atau jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

3.1.2 Visi

RSCM memiliki visi “Menjadi rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan

nasional terkemuka di Asia Pasifik tahun 2014”.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

26

Universitas Indonesia

3.1.3 Misi

RSCM memiliki misi antara lain:

1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu serta terjangkau

oleh semua lapisan masyarakat.

2. Menjadi tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.

3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui manajemen yang

mandiri.

3.1.4 Pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia

RSCM dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi lima

direktorat, yaitu Direktorat Medik dan Keperawatan, Direktorat Pengembangan

dan Pemasaran, Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, Direktorat

Keuangan, dan Direktorat Umum dan Operasional yang terkait dengan pelayanan

rumah sakit. Struktur organisasi RSCM dapat dilihat secara lebih jelas pada

Lampiran 1.

3.1.5 Klasifikasi

RSCM merupakan rumah sakit umum pemerintah pusat kelas A yang

merupakan pusat rujukan nasional. RSCM juga merupakan rumah sakit

pendidikan yang bekerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya bekerjasama

dengan Universitas Indonesia dalam melaksanakan program pendidikan dibidang

kesehatan. Misalnya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sebagai

mitra penyelenggara program pendidikan Spesialis dan Sub Spesialis dan Fakultas

Farmasi (FFUI) sebagai mitra penyelenggara program pendidikan profesi

Apoteker.

3.2 Profil Instalasi Farmasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Instalasi Farmasi RSCM merupakan satuan kerja fungsional sebagai pusat

pendapatan di lingkungan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang berada di

bawah Direktorat Medik dan Keperawatan. Instalasi Farmasi dipimpin oleh

seorang Apoteker pejabat yang disebut Kepala Instalasi Farmasi.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

27

Universitas Indonesia

3.2.1 Visi

Instalasi Farmasi RSCM memiliki visi “Menjadi penyelenggara pelayanan

farmasi yang komprehensif dengan kualitas terbaik dan mengutamakan kepuasan

pelanggan di Asia Pasifik pada tahun 2014”.

3.2.2 Misi

Instalasi Farmasi RSCM memiliki misi antara lain:

a. Menyelenggarakan pelayanan farmasi prima untuk kepuasan pelanggan.

b. Menyelenggarakan manajemen perbekalan farmasi yang efektif dan efisien.

c. Menyelenggarakan pelayanan farmasi klinis untuk meningkatkan

keselamatan pasien dan mencapai hasil terapi obat yang optimal.

d. Menunjang penyelenggaraan kebijakan obat di rumah sakit dalam rangka

meningkatkan penggunaan obat yang rasional.

e. Memproduksi sediaan farmasi tertentu yang dibutuhkan RSCM sesuai

persyaratan mutu.

f. Berperan serta dalam peningkatan pendapatan rumah sakit.

g. Berperan serta dalam program pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan farmasi.

3.2.3 Nilai Budaya

RSCM memiliki 5 nilai budaya Profesionalisme, Integritas, Kepedulian,

Penyempurnaan Berkesinambungan serta Belajar dan Mendidik.

3.2.4 Tujuan Umum

Menyelenggarakan pelayanan farmasi yang profesional, berdasarkan

prosedur kefarmasian dan etika profesi, bekerjasama dengan dokter, perawat, dan

tenaga kesehatan lain yang terkait dalam rangka meningkatkan penggunaan obat

yang rasional.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

28

Universitas Indonesia

3.2.5 Tujuan Khusus

a. Aspek manajemen, antara lain mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan

efisien, menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan, mewujudkan sistem

informasi tepat guna dan berdaya guna, meningkatkan kemampuan tenaga

kesehatan farmasi melalui pendidikan dan pelatihan, serta mengawasi,

mengendalikan dan mengevaluasi mutu pelayanan farmasi.

b. Aspek klinik, antara lain mengkaji instruksi pengobatan, mengidentifikasi dan

menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan obat, memantau

efektifitas dan keamanan penggunaan obat, menjadi pusat informasi obat bagi

tenaga kesehatan, pasien/keluarga dan masyarakat, melaksanakan konseling

pada pasien, melakukan pengkajian obat, melakukan penanganan obat-obat

kanker, melakukan perencanaan, penerapan dan evaluasi obat, bekerjasama

dengan tenaga kesehatan lain, dan berperan serta dalam tim/kepanitiaan di

rumah sakit seperti Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) serta Pelaksana

Pengendalian Resistensi Antibiotik (PPRA).

3.2.6 Tugas Pokok dan Fungsi

Instalasi Farmasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki tugas

melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi yang optimal, meliputi

perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi dan

produksi sediaan farmasi, serta melaksanakan pelayanan farmasi klinis sesuai

prosedur kefarmasian dan etika profesi. Selain itu, Instalasi Farmasi juga

berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang

Farmasi. Untuk menjalankan tugasnya tersebut, Instalasi Farmasi RSCM

berfungsi dalam:

a. Penyusunan standar, kriteria, prosedur dan indikator kinerja pelayanan

kefarmasian

b. Pengkoordinasian perencanaan perbekalan farmasi

c. Pengelolaan perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan di rumah sakit

d. Penyelenggaraan produksi sediaan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

29

Universitas Indonesia

e. Penyelenggara pengkajian instruksi pengobatan dan resep pasien.

f. Pengidentifikasian masalah dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.

g. Pencegahan dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat

kesehatan terhadap efektivitas dan keamanan penggunaan obat dan alat

kesehatan.

h. Pemberian informasi kepada petugas kesehatan, pasien / keluarga.

i. Pemberian konseling kepada pasien / keluarga.

j. Pelaksanaan pencampuran obat suntik, dispensing, dosis unit.

k. Penyelenggaraan supervisi terhadap pelayanan farmasi.

l. Pemantauan, pengawasan, dan pengendalian terhadap jaminan mutu

pengelolaan pelayanan kefarmasian.

m. Pengembangan profesi SDM kefarmasian.

n. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.

3.2.7 Pengelolaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Instalasi Farmasi RSCM bertanggung jawab langsung kepada Direktorat

Medik dan Keperawatan. Instalasi Farmasi berpusat di Gedung Central Medical

Unit (CMU) 2 lantai 3 dan dipimpin oleh seorang apoteker selaku Kepala Instalasi

Farmasi RSCM yang membawahi :

a. Koordinator Administrasi dan Keuangan (Adminkeu);

b. Koordinator Produksi dan Diklitbang; dan

c. Koordinator Pelayanan Farmasi

3.3 Keterlibatan Farmasi dalam Kepanitiaan Rumah Sakit

3.3.1 Pelaksana pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)

PPRA merupakan suatu tim pelaksana yang dibentuk rumah sakit dengan

tujuan:

a. Tercapainya peningkatan mutu dalam pemakaian antibiotik di rumah sakit

melalui kerja sama dengan empat pilar yang terdiri dari Panitia Farmasi dan

Terapi, Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Tim

Mikrobiologi Klinik dan Tim Farmasi Klinik.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

30

Universitas Indonesia

b. Terlaksananya pengawasan, pemantauan, dan pengendalian prosedur

pemakaian antibiotik di masing-masing unit, agar tidak menyimpang dari

prosedur yang telah ditetapkan.

c. Terlaksananya evaluasi pelaksanaan pemakaian antibiotik.

d. Terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian dalam pengendalian

resistensi antimikroba.

Tim PPRA melaksanakan pengawasan dan pengendalian penggunaan

antimikroba secara bijak (meliputi efikasi, biaya, keamanan, kenyamanan) di

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Tim PPRA terdiri dari:

a. Tim inti yaitu:

1) Perwakilan dari Panitia Farmasi dan Terapi.

2) PPIRS.

3) Spesialis Farmasi Klinik.

4) Spesialis Mikrobiologi Klinik.

b. Perwakilan dari Departemen Patologi Klinik.

c. Perwakilan Departemen Penyakit Dalam, Departemen Bedah, Departemen

Kebidanan dan Kandungan, dan Departemen Ilmu Kesehatan Anak.

d. Perwakilan Divisi Penyakit Tropik Dept. Ilmu Penyakit Dalam.

e. Perwakilan Bidang Pelayanan Medik dan bidang Keperawatan

Organisasi PPRA meliputi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota

yang terdiri dari unsur klinis (mewakili Departemen/UPT/Instalasi terkait),

perawat, apoteker, spesialis Mikrobiologi Klinik, spesialis Patologi Klinik,

spesialis Farmakologi Klinik, dan Konsultan Penyakit Tropik Infeksi. Dalam

melaksanakan tugasnya, Tim PPRA dibantu oleh Pokja PPRA dari berbagai

departemen/UPT/instalasi yang pelayanannya berhubungan dengan penggunaan

antimikroba. Pokja departemen terdiri dari Ketua, yang merangkap sebagai

anggota tim PPRA, dan beberapa orang anggota. Pokja PPRA tingkat

departemen/instalasi/UPT sebagai berikut (SK No.10281/TU.K/34/VI/2011) :

a. Departemen Penyakit Dalam.

b. Departemen Bedah.

c. Departemen IKA.

d. Departemen Obstetri dan Ginekologi.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

31

Universitas Indonesia

e. Departemen Kulit dan Kelamin.

f. Departemen Gigi dan Mulut.

g. Departemen Bedah Syaraf.

h. Departemen Mata.

i. Departemen Neurologi.

j. Departemen Urologi.

k. Departemen THT.

l. ICU.

m. Unit Pelayanan Luka Bakar.

n. Pelayanan Jantung terpadu.

o. Instalasi Gawat Darurat.

Tugas pokok Tim PPRA adalah melaksanakan pengendalian resistensi

antimikroba PPRA memilki fungsi, antara lain:

a. Menetapkan kebijakan pengendalian penggunaan antibiotik.

b. Menerapkan kebijakan di bidang pengendalian resistensi antimikroba melalui

koordinasi empat pilar.

c. Menyusun Program Kerja Tim PPRA dan Pokja PPRA

Departemen/UPT/Instalasi.

d. Menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman serta kesadaran tentang

prinsip pengendalian resistensi antimikroba yang terkait dengan penggunaan

antibiotik secara bijak.

e. Sebagai konsultan dalam pemilihan antibiotik lini 3.

f. Melakukan pemantauan dan evaluasi penggunaan antibiotik, pola resistensi

kuman, insiden MRSA.

Tim PPRA menyelenggarakan ronde klinik setiap minggu dan pertemuan

berkala secara terencana minimal satu bulan sekali. Kegiatan ini untuk membahas

program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam PPRA dan menyampaikan

rekomendasi hasil keputusan rapat secara tertulis kepada Direktur Medik dan

Keperawatan dan pihak terkait (Departemen/UPT/Instalasi Pelayanan dan empat

pilar PPRA). Adapun 4 pilar yang berkoordinasi dengan Tim PPRA yaitu, Tim

Mikrobiologi Klinik yang berkoordinasi dengan Departemen Patologi Klinik,

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

32

Universitas Indonesia

Panitia Farmasi Terapi, Tim Farmasi Klinik, dan Tim Panitia Pengendalian

Infeksi di Rumah Sakit (PPIRS).

3.3.2 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)

Panitia Farmasi dan Terapi adalah panitia ahli di bawah Komite Medik

yang membantu Direktur Utama dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan

dan peraturan tentang pengelolaan dan penggunaan perbekalan farmasi di RSCM.

Keanggotaan Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) adalah berdasarkan pengusulan

dari Kepala Departemen/Bidang/Instalasi dan disahkan oleh Direktur Utama.

Keanggotaannya diperbarui maksimal setiap 5 tahun sekali. Anggota PFT tidak

boleh mempunyai ikatan kerja dengan perusahaan farmasi manapun. Ketua,

sekretaris dan 2 (dua) anggota PFT ditetapkan sebagai pengurus harian. Setiap

departemen memiliki PFT tingkat departemen yang terdiri atas ketua, sekretaris

dan 2-3 orang anggota. Ketua PFT tingkat departemen menjadi anggota ex officio

PFT tingkat RSCM. PFT menyusun program kerja tentang pemilihan dan

penyusunan formularium. PFT juga mengajukan anggaran setiap tahun guna

mendukung program kerjanya.

Tugas PFT mencakup :

a. Sebagai penasehat bagi pimpinan RSCM dan tenaga kesehatan dalam semua

masalah yang ada kaitannya dengan perbekalan farmasi.

b. Menyusun kebijakan penggunaan perbekalan farmasi di RSCM.

c. Menyusun formularium obat, daftar alat kesehatan, dan reagensia; dan

memperbaharuinya secara berkala. Seleksi obat, alat kesehatan, dan reagensia

didasarkan pada kemanjuran, keamanan, kualitas dan harga. PFT harus

mampu meminimalkan jenis obat yang nama generiknya sama atau jenis obat

yang indikasinya sama.

d. Memantapkan dan melaksanakan program dan agenda kegiatan yang

menjamin berlangsungnya pelaksanaan terapi yang efektif, aman dan hemat

biaya.

e. Merencanakan dan melaksanakan program pelatihan dan penyebaran

informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan seleksi, pengadaan dan

penggunaan obat kepada staf medis RSCM.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

33

Universitas Indonesia

f. Berperan aktif dalam penjaminan mutu pemilihan, pengadaan dan

penggunaan perbekalan farmasi.

g. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi efek samping obat yang terjadi

di RSCM.

h. Memandu tinjauan penggunaan obat (drug utilization review) dan

mengumpanbalikkan hasil tinjauan itu ke seluruh staf medis.

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, PFT perlu mengadakan rapat

rutin sekurang-kurangnya satu bulan sekali untuk membicarakan implementasi

dari kebijakan dan peraturan tentang seleksi, pengadaan, penyimpanan, dan

penggunaan perbekalan farmasi. Keputusan rapat pleno yang menyangkut

kebijakan diambil berdasarkan musyawarah. Bila musyawarah tidak berhasil,

maka dapat dilakukan pemungutan suara. Setiap anggota PFT dalam pengambilan

keputusan harus bebas dari kepentingan pribadi atau kelompok, dan semata-mata

adalah untuk kepentingan pasien.

3.4 Instalasi Sterilisasi Pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Kondisi steril melalui sterilisasi merupakan prinsip dasar untuk mencegah

terjadinya infeksi nosokomial. Sterilisasi menjadi langkah awal untuk

terlaksananya patient safety melalui pemutusan mata rantai penyebaran

mikroorganisme. Pelaksanaan sterilisasi membutuhkan perangkat dan sistem yang

utuh dalam pelaksanaannya dengan petugas khusus dengan ketrampilan khusus

sebagai first step to quality. Oleh karena itu, instalasi sterilisasi pusat menjadi unit

yang sangat dibutuhkan di rumah sakit untuk memenuhi ketersediaan atas barang-

barang steril untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Alat kesehatan steril

menjadi produk akhir sterilisasi di instalasi sterilisasi pusat.

3.4.1 Definisi Instalasi Sterilisasi Pusat

Instalasi sterilisasi pusat merupakan suatu unit kerja yang bertugas

menyediakan barang-barang dan peralatan steril, seperti perbekalan farmasi dasar,

instrumen steril, linen steril, dan lain-lain, yang dibutuhkan oleh departemen,

instalasi atau unit kerja lainnya di RSCM.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

34

Universitas Indonesia

3.4.2 Visi dan Misi Instalasi Sterilisasi Pusat RSCM

Visi dari instalasi sterilisasi pusat adalah menjadi instalasi sterilisasi pusat

yang terkemuka di Asia Pasifik Tahun 2014. Misi dari instalasi sterilisasi pusat

adalah:

a. Menyelenggarakan pusat pelayanan sterilisasi yang aman dan bermutu;

b. Menjadi penyedia alat kesehatan steril untuk jejaring pelayanan kesehatan;

c. Meningkatkan kompetensi SDM dibidang sterilisasi;

d. Menyedikan sarana dan prasarana yang handal; dan

e. Menyediakan tempat pendidikan / pelatihan dan penelitian / pengembangan

di bidang sterilisasi.

3.4.3 Tujuan dan Strategi Instalasi Sterilisasi Pusat RSCM

Tujuan dari instalasi sterilisasi pusat RSCM adalah tercapainya pelayanan

pusat sterilisasi dengan pergeseran posisi menjadi revenue center. Strategi yang

digagas adalah :

a. Meningkatkan efisiensi produktivitas;

b. Meningkatkan profesionalisme;

c. Menciptakan restrukturisasi;

d. Menerapkan sistem managemen keuangan;

e. Menetapkan tarif pelayanan sterilisasi berdasarkan perhitungan unit cost; dan

f. Meningkatkan mutu pemantauan dan evaluasi.

3.4.4 Pengelolaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia Instalasi Sterilisasi

Pusat RSCM

Instalasi sterilisasi pusat RSCM dikepalai oleh Kepala Instalasi Pusat

Sterilisasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Umum dan Operasional. Struktur organisasi instalasi sterilisasi pusat

RSCM dapat dilihat pada Lampiran 4. Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi

membawahi empat Penanggungjawab sebagai berikut :

a. Penanggungjawab SDM & Keuangan;

b. Penanggungjawab Peralatan & Pelayanan;

c. Penanggungjawab Administrasi dan Rumah Tangga; dan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

35

Universitas Indonesia

d. Penanggungjawab Logistik dan Inventaris.

Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi juga membawahi dua kepala bagian,

yaitu Kepala Sub Instalasi Operasional dan Kepala Sub Instalasi Mutu. Kepala

bagian tersebut masing-masing memiliki tiga penanggungjawab yang menjadi

pelaksana kegiatan. Kepala Sub Instalasi Operasional membawahi

Penanggungjawab Dekontaminasi, Penanggungjawab Pengemasan & Labeling,

dan Penanggungjawab Proses Sterilisasi, sedangkan Kepala Sub Instalasi Mutu

membawahi Penanggungjawab Penyimpanan dan Distribusi, Penanggungjawab

Quality Control, dan Penanggungjawab Audit Mutu. Sumber daya manusia

instalasi sterilisasi pusat RSCM harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, seperti

terlatih, tidak mempunyai luka terbuka, tidak mempunyai penyakit yang menular,

disiplin memakai alat pelindung diri dalam tugas operasional dan mematuhi

aturan sterilisasi.

3.4.5 Ruang dan Sarana Instalasi Sterilisasi Pusat RSCM

Ruang instalasi sterilisasi pusat RSCM memiliki suhu 18-220C dan

kelembaban 35-72%. Pertukaran udara dilakukan minimal 10 kali per jam dan

pada setiap ruangan harus memiliki exhaust/ hepafilter. Alat yang digunakan

untuk membantu sterilisasi yaitu ultrasonic, washer automatic, dry heat

sterilisator, autoclave sterilisator, dan plasma sterilisator. Instalasi sterilisasi

pusat RSCM memiliki tiga jenis area, yaitu:

a. Area unclean

Area bertekanan negatif sebagai tempat proses dekontaminasi.

b. Area clean

Tempat dilakukannya proses pengemasan, labeling, dan sterilisasi.

c. Area steril

Area bertekanan positif untuk pelaksanaan uji visual, penyimpanan, dan

distribusi barang steril.

3.4.6 Sistem Pelayanan Instalasi Sterilisasi Pusat RSCM

Sistem pelayanan ISP terbagi dua, yaitu sistem pelayanan yang

tersentralisasi dan desentralisasi. Sistem pelayanan tersentralisasi mencakup

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

36

Universitas Indonesia

dalam hal manajemen (SDM, SOP, perencanaan) dan pelayanan sterilisasi

perbekalan farmasi dasar steril. Untuk sistem pelayanan desentralisasi mencakup

dalam hal khusus seperti pelayanan sterilisasi instrumen, linen, dan lain-lain.

Pelaksanaan sterilisasi di RSCM tersentralisasi di instalasi sterilisasi pusat.

Keuntungan sentralisasi tersebut diantaranya yaitu peningkatan efisiensi ruangan,

SDM, peralatan, dan waktu. Mutu dari alat kesehatan steril juga akan terjamin

karena adanya prosedur indikator mutu. Pelayanan yang diberikan akan lebih

cepat dan dapat mengurangi beban kerja SDM di unit pemakai. Selain itu,

instalasi sterilisasi pusat juga akan lebih mudah untuk diawasi dan lebih terkendali

serta dapat mencegah duplikasi dalam proses sterilisasi.

3.4.7 Kegiatan Instalasi Sterilisasi Pusat RSCM

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh instalasi sterilisasi pusat, yaitu:

a. Alur perpindahan barang satu arah

Instalasi sterilisasi pusat RSCM memiliki alur dalam perpindahan barang.

Alur tersebut berupa alur satu arah, dari area kotor ke area bersih dan akhirnya ke

area steril. Pada area kotor, barang non steril diterima serta dipilih dan di sortir.

Barang direndam, dibersihkan, dibilas, dan dikeringkan sebelum dibawa ke area

bersih. Pada area bersih, barang diterima dan dikemas. Barang yang dikemas

kemudian diberi label, disusun dan diuji secara mekanik, kimia, dan biologi, lalu

barang akan melalui proses sterilisasi. Setelah proses sterilisasi, barang akan

masuk ke area steril dan disimpan.

b. Alur Aktivitas Fungsional

Terdapat dua subjek yang ditangani oleh ISP, yaitu supplier dan customer.

Supplier memberikan barang bersih yang ditempatkan pada loket barang bersih

ISP. Berbeda dengan supplier, barang kotor yang berasal dari customer diserahkan

melalui loket barang kotor. Barang kotor diseleksi dan dilakukan dekontaminasi

lalu dikemas dan diberi label. Sebelum dilakukan pengemasan & pemberian label,

petugas akan melakukan uji mutu pada sebagian barang. Barang bersih yang lolos

uji mutu dapat memasuki tahap pengemasan dan labeling. Setelah dikemas dan

diberi label, barang diuji mutunya sebelum memasuki proses sterilisasi. Pada

proses sterilisasi, barang steril yang rusak akan dilakukan proses ulang dengan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

37

Universitas Indonesia

mengulang proses sterilisasi dari awal. Sedangkan barang yang kondisinya

memenuhi persyaratan akan ditempatkan di penyimpanan barang steril. Barang-

barang di penyimpanan barang steril kemudian didistribusikan melalui loket

distribusi dan akan diawasi mutunya oleh customer.

c. Proses Sterilisasi Perbekalan Farmasi Dasar

Barang bersih memasuki tahap kontrol spesifikasi sebelum pengemasan

dan labeling. Selain itu, barang diuji secara mekanik, kimia, dan biologi. Setelah

dikemas dan diberi label, barang disusun dengan baik sebelum sterilisasi.

Sterilisasi menggunakan suhu tinggi atau suhu rendah. Setelah proses sterilisasi,

barang akan melalui uji visual, dan ditempatkan pada bagian penyimpanan barang

steril untuk didistribusikan.

d. Proses Sterilisasi Barang Medis Ulang Pakai

Proses sterilisasi barang medis ulang pakai ISP RSCM harus melalui

proses dekontaminasi terlebih dahulu dan lolos uji mekanik, kimia, dan biologi

sebelumnya. Barang yang didekontaminasi dikeringkan dan dilakukan kontrol

spesifikasi, lalu memasuki tahap pengemasan, labeling dan penyusunan. Setelah

penyusunan barang disterilisasi dengan suhu tinggi atau suhu rendah. Barang diuji

secara visual dan ditempatkan di bagian penyimpanan barang steril untuk

didistribusikan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

38

BAB 4 PEMBAHASAN

PKPA (Praktek Kerja Profesi Apoteker) dilakukan di RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo yang merupakan Rumah Sakit Tipe A. Kegiatan ini dilaksanakan

selama 2 bulan, periode 2 September – 28 Oktober 2013. Adapun timeline

kegiatan selama PKPA berlangsung dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut

merupakan uraian mengenai kegiatan di Instalasi Farmasi tempat dilaksanakan

PKPA.

4.1 Sub Instalasi Produksi

Sub Instalasi Produksi merupakan salah satu fasilitas kegiatan pengadaan

perbekalan farmasi di RSCM. Sumber daya manusia yang terdapat di Sub

Instalasi Produksi, terdiri dari 3 Apoteker, 24 asisten apoteker, dan 4 pekarya. Sub

Instalasi Produksi melayani antara lain :

a. Produksi sediaan farmasi, dimana produksi sediaan farmasi yang dilakukan ini

merupakan produksi lokal untuk keperluan RSCM sendiri. Produksi sediaan

farmasi yang dilakukan di RSCM terdiri dari sediaan steril dan non-steril.

Kriteria sediaan farmasi yang diproduksi antara lain:

1) Sediaan dengan formula khusus,

2) Sediaan dengan kemasan yang lebih kecil (repacking),

3) Sediaan yang tidak ada di pasaran,

4) Sediaan dengan harga yang lebih murah,

5) Produk yang harus selalu dibuat segar, dan

6) Sediaan untuk keperluan penelitian.

b. Pelayanan aseptic dispensing, lokasi untuk pelayanan aseptic dispensing di

RSCM, antara lain terdapat di :

1) Central Medical Unit (CMU) 2 lantai 3: melakukan pencampuran obat

suntik (IV admixture), pencampuran obat kemoterapi, dan repacking

sediaan serbuk steril.

2) Perinatologi : melakukan pencampuran obat suntik (IV admixture) dan

TPN.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

39

Universitas Indonesia

3) Gedung A lantai 8: melakukan pencampuran obat kemoterapi.

4) Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA): melakukan pencampuran obat

kemoterapi.

Sub Instalasi Produksi dan Perinatologi beroperasi dalam 2 shift yaitu pada

pukul 08.00 – 20.00 WIB dari hari Senin hingga Sabtu. Gedung A lantai 8

beroperasi dalam 2 shift yaitu pukul 08.00 - 19.30 WIB untuk hari senin

hingga jumat sedangkan untuk hari sabtu dan minggu hanya 1 shift mulai

pukul 09.00 – 15.00 WIB. Departemen IKA beroperasi hanya 1 shift pada

pukul 08.00 – 15.30 WIB dari hari senin hingga jumat.

c. Pelatihan mengenai kegiatan aseptic dispensing.

Sub Instalasi Produksi di gedung CMU 2 lantai 3 memiliki fasilitas untuk

melaksanakan kegiatan produksi agar selalu sesuai standar dan terjamin mutunya.

Fasilitas disesuaikan dengan kegiatan produksi yang dilakukan dalam ruangan

tersebut. Terdapat beberapa ruangan di dalamnya, yaitu :

a. Ruang karantina sebagai tempat untuk menyimpan alat yang baru masuk

sebelum digunakan pada proses produksi.

b. Ruang pencucian sebagai tempat untuk membersihkan alat dan kemasan yang

akan digunakan dalam proses produksi.

c. Ruang bahan baku sebagai tempat penyimpanan bahan baku obat yang akan

digunakan dalam proses produksi. Penyimpanan bahan baku disimpan

berdasarkan rute penggunaannya, yaitu bahan baku untuk sediaan oral dan

obat luar.

d. Ruang peracikan sediaan farmasi non-steril yang terdiri dari ruangan tempat

dilakukannya peracikan obat oral dan peracikan sediaan obat luar.

e. Ruang produksi steril sebagai tempat dilakukannya kegiatan produksi steril

dan repacking.

f. Ruang uji mutu sebagai tempat dilakukannya kegiatan pengujian kualitas

produk yang dihasilkan.

g. Ruang penyiapan aseptic, terdiri dari:

1) Ruang Sitostatika, merupakan ruangan tempat dilakukannya peracikan

dan pencampuran (dispensing) obat-obat kemoterapi. Prinsip tekanan

dalam ruangan ini adalah tekanan negatif sehingga tekanan di luar

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

40

Universitas Indonesia

ruangan lebih besar dari tekanan di dalam ruangan. Dengan prinsip

seperti ini, diharapkan zat-zat yang bersifat sitostatik tidak menyebar

keluar ruangan sehingga petugas yang di luar ruang terhindar dari efek

paparan obat sitostatika.

2) Ruang Obat Suntik dan Nutrisi Parenteral, merupakan ruangan tempat

dilakukan peracikan dan pencampuran (dispensing) sediaan obat suntik

atau nutrisi parenteral. Prinsip tekanan dalam ruangan adalah tekanan

positif sehingga tekanan dalam ruangan lebih besar dibanding luar

ruangan. Hal ini bertujuan agar ruangan dalam tidak terkontaminasi dari

partikel yang terdapat di luar ruangan.

Produksi steril dan non-steril yang dilaksanakan di Sub Instalasi Produksi

menghasilkan sekitar 142 jenis sediaan dengan berbagai konsentarasi dan volume

yang bermacam – macam yang terdiri dari obat dalam 29 item, obat luar 105 item

dan obat steril 8 item. Produk steril yang diproduksi, antara lain sediaan salep

kemicetin, kloramfenikol tulle, dan metilen blue. Sementara sediaan non-steril

yang dihasilkan, yaitu sediaan obat oral seperti kapsul dan serbuk bungkus,

sediaan obat luar, seperti salep dan salicyl talk, hand rub, alkohol 70%, dan

povidone iodine.

PKPA yang dilaksanakan di Sub Instalasi Produksi berlokasi di gedung

CMU 2 lantai 3 dan berlangsung selama tiga hari. Beberapa kegiatan yang diamati

dan diikuti mahasiswa, antara lain :

a. Mengamati kegiatan rekonstitusi obat sitostatika pasien rawat jalan

Alur pelayanan dispensing obat kemoterapi yang dilakukan di Sub

Instalasi Produksi dimulai dari penerimaan resep berupa formulir pelayanan

pencampuran obat sitostatika dari pihak satelit farmasi pusat oleh petugas

rekonstitusi obat sitostatika. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dispensing,

formulir juga dilengkapi dengan salinan/copy protokol kemoterapi yang ditulis

oleh dokter. Petugas yang akan melakukan rekonstitusi kemudian melakukan

skrining resep dengan memeriksa kesesuaian pasien dan dosis obat untuk

menjamin keamanan pasien. Petugas juga memeriksa obat-obatan yang diserahkan

beserta cairan infus dan spuit yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah yang tertulis

dalam formulir permintaan rekonstitusi. Apabila pasien tidak jadi atau

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

41

Universitas Indonesia

berhalangan melakukan kemoterapi, maka obat disimpan di Depo Sitostatika

sebagai obat titipan pasien.

Persiapan pencampuran obat sitostatika meliputi penyiapan cairan, obat

sitostatika, dan spuit sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Selain itu, juga

dilakukan pembuatan etiket yang berisi nama pasien, nomor rekam medik (NRM),

jumlah obat yang dioplos beserta jumlah cairan pelarutnya, rute pemberian,

tanggal dan waktu pembuatan, serta tanggal dan waktu kedaluwarsa. Seluruh obat,

cairan, spuit, dan etiket yang diperlukan ditempatkan di dalam kotak obat dan

didistribusikan melalui pass box yang terhubung ke dalam ruang steril tempat

penyiapan obat secara aseptis. Sebelum masuk keruangan steril dan melakukan

rekonstitusi, petugas terlebih dahulu menggunakan alat pelindung diri (APD)

sesuai ketentuan yang berlaku untuk keamanan bagi petugas sendiri dan menjamin

sterilitas produk yang dihasilkan. Persiapan tersebut meliputi pemakaian gown

dan APD lainnya, seperti penutup kepala, sarung tangan steril, masker N95,

penutup mata (goggle), dan penutup kaki. Sarung tangan yang digunakan untuk

prosedur aseptis pencampuran obat sitostatika adalah rangkap dua, sarung tangan

pertama digunakan di ruang ganti (gowning), sarung tangan yang kedua

digunakan petugas setelah masuk ke dalam ruang steril.

Selanjutnya, petugas masuk ke dalam ruang steril tempat pencampuran

yang di dalamnya terdapat Biological Safety Cabinet (BSC) yang merupakan

Laminar Air Flow (LAF) dengan aliran udara vertikal. Sebelum proses

rekonstitusi, perlu dilakukan pembersihan area kerja agar tercipta lingkungan

yang aseptik dengan cara mengelap bagian dalam BSC dengan alcohol 70% dan

gerakan yang searah, serta mengelap kemasan obat, cairan, dan spuit yang akan

dimasukkan ke dalam BSC dengan mengunakan alcohol 70%. Perlu disiapkan

juga tempat pembuangan khusus limbah sitostatika dan peralatan lain yang

dibutuhkan, seperti beaker glass. Adapun rekonstitusi obat sitostatika yang telah

dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dimana dilakukan di ruang steril

dalam BSC serta dikerjakan dengan hati-hati dan teliti.

Setelah selesai direkonstitusi, sediaan sitostatika ditempeli etiket dan label

obat sitostatika. Pelabelan dan pemberian etiket juga dilakukan di dalam ruang

steril. Khusus obat yang tidak tahan cahaya, obat dikemas menggunakan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

42

Universitas Indonesia

aluminium foil. Sediaan akhir yang selesai dikerjakan kemudian dikeluarkan dari

ruang steril melalui pass box dan dikemas ke dalam plastik klip per pasien.

b. Mengamati proses aseptic dispensing

Mahasiswa mengamati kegiatan aseptic dispensing sediaan parenteral

berupa KCl premix dan kegiatan repacking sediaan serbuk steril. Alur yang

dilakukan pada aseptic dispensing adalah pengecekan permintaan yang dilakukan

secara online. Jika terdapat permintaan, akan dilakukan pengisian form

permintaan yang telah disediakan. Kemudian, disiapkan bahan-bahan lain yang

akan digunakan. Proses dispensing dilakukan di ruang aseptic dengan tekanan

udara positif, menggunakan APD lengkap serta pembersihan area kerja dengan

alcohol 70%. Dalam ruangan tersebut, dilakukan pengemasan dan pemberian

etiket pada sediaan yang telah siap. Obat yang telah siap akan diantarkan oleh

pekarya ke satelit atau unit kerja yang memesan sediaan tersebut.

c. Pembuatan Hand Rub

Hand Rub yang dibuat ini adalah contoh sediaan yang dibuat dengan

forumula khusus, dimana formula yang digunakan hanya diketahui oleh bagian

produksi. Pada pembuatan hand rub dilakukan proses quality control (QC) untuk

mengontrol mutu sediaan produk agar sesuai dengan standar dan pengerjaan

sesuai Standar Prosedur Operasional (SOP). Adapun proses pembuatan hand rub

yang teramati telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

d. Repacking pembuatan sediaan povidone iodine

Proses repacking dilakukan untuk mengemas kembali sediaan menjadi

kemasan yang lebih kecil dan ekonomis, meliputi kemsan 10 cc, 30 cc, dan 60 cc.

e. Pembuatan sirup omeprazole

Sirup omeprazole merupakan sediaan sirup yang tidak tersedia di pasaran

sehingga produksi sirup omeprazole ini dapat memenuhi kebutuhan di RSCM.

Umumnya, produksi sirup ini tidak banyak dan hanya diproduksi sesuai dengan

permintaan agar kestabilan obat tetap terjaga.

f. Pengisian kapsul

Pengisian kapsul yang dilakukan adalah pengisian kapsul NaCl. Sebelum

pengerjaan dilakukan, area kerja dan peralatan yang akan digunakan dibersihkan

menggunakan alkohol. Proses pengisian kapsul dilakukan dengan menggunakan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

43

Universitas Indonesia

alat. Setelahnya, kapsul dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket berisi nama

obat, jumlah sediaan, tanggal pembuatan, dan tanggal kedaluwarsa.

g. Mengemas serbuk KCl

Serbuk KCl dikemas menggunakan kertas perkamen khusus yang nantinya

akan ditutup dengan menggunakan mesin press. Dalam proses pengemasan, harus

diperhatikan kebersihan tempat, peralatan, dan tangan petugas pengemas. Proses

pembagian serbuk dilakukan secara manual dan sesuai perkiraan sehingga dituntut

ketelitian dan ketepatan dalam pelaksanaannya. Setelah pengemasan selesai,

sediaan dimasukkan ke dalam plastik dan diberi etiket.

Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan PKPA di Sub Instalasi

Produksi, kegiatan produksi yang dilaksanakan di Sub Instalasi Produksi telah

sesuai dengan prosedur dan telah memanfaatkan sumber daya yang ada dengan

maksimal. Hanya saja, terdapat beberapa masalah yang ditemukan, antara lain :

a. Pada proses pembuatan hand rub pengisian cairan ke dalam botol hand rub

dilakukan secara manual menggunakan keran, dimana dapat menyebabkan

pengisian volume yang tidak sama antara botol hand rub dan resiko

terjadinya tumpahan juga besar.

b. Terjadinya kekosongan bahan baku yang menyebabkan kegiatan produksi

tidak berjalan dengan baik.

4.2 Satelit Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Satelit Farmasi IGD hanya melayani kebutuhan perbekalan farmasi di IGD

dan tidak menerima resep dari unit lain di RSCM. Satelit Farmasi IGD terdiri dari

satu satelit di lantai 1 dan satu satelit di lantai 4. Satelit lantai 1 melayani

kebutuhan perbekalan farmasi di lantai 1 hingga lantai 3 IGD, sementara satelit

lantai 4 hanya melayani kebutuhan perbekalan farmasi untuk ruang operasi di

lantai 4 IGD.

4.2.1 Kegiatan PKPA di satelit IGD

Mahasiswa bertugas di satelit IGD selama 3 hari. Selama berada di satelit

IGD, mahasiswa berkesempatan untuk terlibat dalam kegiatan pengelolaan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

44

Universitas Indonesia

perbekalan farmasi dan melakukan pelayanan farmasi klinis. Beberapa kegiatan

tersebut, antara lain :

a. Melakukan verifikasi resep pasien

b. Monitoring pengobatan pasien ICU lantai 2

c. Membantu proses dispensing obat di satelit lantai 1

d. Menelusuri pasien IGD yang mendapat dekstromethorpan sediaan tunggal,

karena DMP sediaan tunggal sudah ditarik dari peredaran oleh BPOM.

4.2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

Satelit Farmasi IGD memiliki 2 orang Apoteker, yang masing-masing

bertanggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan manajemen perbekalan farmasi

dan pelayanan farmasi klinis, 23 orang Asisten Apoteker, dan 5 orang Pekarya.

Pelayanan farmasi di satelit lantai 1 dan satelit lantai 4 setiap harinya dilakukan

dalam 3 shift selama 24 jam sehingga dapat selalu mengantisipasi kebutuhan

pasien IGD yang kondisinya dapat berubah-ubah setiap saat. Pembagian jumlah

Asisten Apoteker yang bertugas pada masing-masing shift adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Pembagian jumlah asisten apoteker tiap shift di satelit IGD

Pagi

(07.30 –14.30 WIB)

Siang

(14.00–21.00 WIB)

Malam

(21.00 –08.00 WIB)

Satelit lantai 1 9 orang 4 orang 4 orang

Satelit lantai 4 1 orang 1 orang 1 orang

Pembagian Jumlah Asisten Apoteker pada hari Sabtu dan Minggu untuk shift pagi

berjumlah 5 orang. Di samping pembagian kerja sesuai shift seperti di atas, 1

orang Asisten Apoteker bertugas di luar jadwal shift. Asisten Apoteker ini bekerja

di hari Senin hingga Jumat dari pukul 08.00 – 15.30 WIB dan bertugas dalam hal

pemesanan barang ke Gudang Pusat.

Petugas yang terdapat di satelit lantai 4 bukan petugas tetap, melainkan

petugas yang berasal dari satelit lantai 1. Dari 22 orang Asisten Apoteker yang

bertugas di satelit lantai 1, mereka akan secara bergantian menjadi petugas di

satelit lantai 4.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

45

Universitas Indonesia

4.2.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

a. Perencanaan, pengadaan, dan penerimaan perbekalan farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi untuk satelit lantai 1 dan depo lantai 4

dilakukan secara terpisah. Perencanaan untuk pengadaan perbekalan farmasi

berdasarkan pada pola dan jumlah pemakaian di IGD menggunakan metode

konsumsi. Semakin banyak barang yang keluar dari stok, maka permintaan untuk

barang tersebut juga semakin besar. Perencanaan di IGD dilakukan setiap 6 bulan

sekali mengikuti jadwal perencanaan di RSCM. Satelit lantai 1 melakukan defekta

besar ke bagian gudang pusat RSCM dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari

Senin dan Kamis. Alur pelaksanaan defekta adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1. Alur defekta Satelit Farmasi IGD

Satelit IGD membuat entry data defekta yang di-posting melalui sistem IT

ke Gudang Pusat, bertujuan agar pihak gudang menyiapkan terlebih dahulu barang

yang diminta oleh Satelit IGD. Keesokan harinya, pekarya dan Asisten Apoteker

dari IGD datang ke Gudang Pusat untuk mengurus pengangkutan pengambilan

barang yang telah diminta. Pekarya akan melakukan pengambilan barang,

sementara Asisten Apoteker bersama dengan petugas gudang akan melakukan

pengecekan untuk menyesuaikan antara nama perbekalan farmasi, jenis, bentuk

sediaan, dan jumlah barang yang diambil dari Gudang Pusat dengan data defekta

dari IGD dan data yang di-entry pihak gudang ke dalam sistem IT-nya. Setelah

data sesuai, lembar defekta ditandatangani oleh pihak yang menyerahkan (pihak

gudang) dan pihak yang menerima barang (pihak Satelit IGD). Pihak Satelit IGD

akan mendapat satu copy lembar defekta tersebut. Apoteker Penanggungjawab

Entry data melaui sistem IT ke gudang

Gudang menyiapkan barang yang diminta

Pengambilan barang di gudang pusat

Verifikasi kesesuaian barang

Pengecekan kembali oleh apoteker penanggung jawab

Penambahan kedalam kartu stok dan IT

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

46

Universitas Indonesia

Satelit IGD akan mengecek kembali kesesuaian data dari lembar defekta dengan

barang yang diterima. Selanjutnya, penambahan stok barang di satelit IGD akan

diproses melalui sistem IT yang ada.

Defekta perbekalan farmasi dipisahkan, antara defekta obat, alat

kesehatan, dan narkotika. Maksud pemisahan tersebut adalah untuk

mempermudah pelaporan mutasi oleh pihak gudang. Permasalahan terkait defekta

yang sering terjadi adalah tidak terpenuhinya jumlah barang yang diminta Satelit

IGD dengan jumlah barang yang diberikan Gudang Pusat. Hal tersebut

menyebabkan defekta kecil juga sering dilakukan di luar hari defekta besar untuk

memenuhi kebutuhan barang yang belum terpenuhi.

Satelit lantai 1 juga menyediakan perbekalan farmasi untuk keperluan

depo lantai 4. Sistem pengadaan barang di depo lantai 4 dilakukan dengan

mengajukan defekta ke satelit lantai 1. Defekta besar dari depo lantai 4 juga

dilakukan 2 kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis.

b. Penyimpanan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi IGD

Penyimpanan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi IGD telah diatur

sesuai dengan persyaratan dan standar kefarmasian. Susunan penyimpanan dibuat

berdasarkan pembagian berikut :

1) Bentuk dan jenis perbekalan farmasi

a) Obat

Penyusunan obat dibedakan lagi berdasarkan bentuk sediaannya, yaitu

sediaan tablet, sediaan cair, sediaan topikal, injeksi, dan cairan infus.

b) Alat kesehatan

Penyusunan alat kesehatan dikelompokkan berdasarkan kegunaannya.

2) Suhu penyimpanan dan stabilitas

Obat-obat termolabil yang memerlukan penyimpanan di suhu dingin (2°–8°C)

disimpan pada lemari pendingin.

3) Susunan alfabetis

Obat disusun sesuai urutan alfabetis nama generik atau nama dagangnya.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

47

Universitas Indonesia

4) Sifat bahan

Bahan beracun dan berbahaya (B3) disimpan secara terpisah dalam lemari

yang terbuat dari bahan tahan api, serta dilengkapi dengan label bahan

berbahaya dan lembar Material Safety Data Sheet (MSDS).

5) Sistem FIFO dan FEFO

Perbekalan farmasi disusun dengan menempatkan barang yang pertama kali

masuk atau barang dengan tanggal daluwarsa paling dekat terletak di bagian

depan sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan lebih dulu.

6) Obat high alert dan LASA

Obat-obat yang termasuk dalam kelompok obat high alert dan obat LASA di

Satelit Farmasi IGD disimpan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,

yaitu dengan menempelkan stiker merah bertuliskan high alert pada kemasan

primer dan stiker hijau bertuliskan LASA pada wadah penyimpanan. Obat

high alert disimpan dalam lemari khusus ditandai dengan plester berwarna

merah pada bagian tepinya. Sedangkan obat LASA diletakkan tidak

bersebelahan dengan obat pasangannya.

7) Sediaan narkotika dan psikotropika

Penyimpanan narkotika dan psikotropika dalam lemari khusus yang terletak

di bagian belakang satelit, terpisah dari lemari penyimpanan obat lain. Kedua

lemari tersebut selalu terkunci dan khusus untuk lemari narkotika, dilengkapi

dengan pintu ganda. Kunci lemari dikalungkan pada salah satu petugas

farmasi yang sedang bertugas. Kunci diserahterimakan kepada petugas

farmasi lainnya ketika pemegang kunci sebelumnya meninggalkan area kerja.

c. Pengontrolan stok perbekalan farmasi

Stock opname (SO) untuk semua perbekalan farmasi yang terdapat di

satelit lantai 1 dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pelaksanaan SO bertujuan

mengontrol stok perbekalan farmasi yang terdapat di Satelit Farmasi IGD sesuai

dengan data sistem IT. Langkah pengontrolan lainnya yang juga dilakukan adalah

dengan memisahkan penyimpanan produk obat-obat mahal, pengecekan stok

narkotika setiap satu minggu sekali, penerapan sistem sampling yang harus

dilakukan oleh semua AA setiap harinya untuk mengecek kesesuaian stok dari

data kartu stok dengan jumlah fisik barang di satelit, serta pengecekan stok

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

48

Universitas Indonesia

persediaan benang bedah setiap pergantian shift. Pengecekan benang bedah pada

setiap pergantian shift untuk meminimalisir terjadinya kehilangan.

d. Distribusi perbekalan farmasi

Sistem distribusi perbekalan farmasi yang diterapkan di Satelit Farmasi

IGD adalah berdasarkan dua sistem, yaitu sistem peresepan individu dan sistem

floor stock. Sistem peresepan individu adalah sistem penyiapan dan

pendistribusian perbekalan farmasi berdasarkan resep per pasien. Sistem

peresepan di IGD sebagian besar masih menggunakan resep manual.

Akan tetapi, saat ini telah dilakukan uji coba penggunaan peresepan online

menggunakan sistem Electronic Health Record (EHR) yang dimulai dari lantai 3

kemudian lantai 2 IGD. Selama masa uji coba, penerapan sistem EHR masih

mengalami beberapa masalah, yaitu :

1) Resep seringkali salah kirim ke gedung A yang juga sudah menjalankan

sistem peresepan secara online;

2) Belum semua dokter memiliki akun untuk mengoperasikan sistem peresepan;

3) Dokter seringkali memberikan akunnya kepada perawat dengan alasan untuk

mempercepat peresepan sehingga resep dapat dibuat oleh perawat; serta

4) Sistem bed management yang belum baik sehingga seringkali ruangan tujuan

resep tidak jelas.

Pola peresepan yang ditemui di IGD dapat berupa resep harian atau resep

untuk per satu kali pemakaian, tergantung asal ruangan resep tersebut. Alur

pelayanan untuk resep individu adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2. Alur pelayanan resep individual

Resep dari dokter akan diserahkan ke Nurse Station. Di Nurse Station

masing-masing lantai terdapat Pembantu Orang Sakit (POS) yang akan

mengantarkan resep tersebut ke Satelit Farmasi IGD lantai 1. Resep kemudian

diverifikasi oleh Apoteker. Apabila Apoteker tidak sedang berada di tempat, maka

verifikasi resep dilakukan oleh Asisten Apoteker. Verifikasi yang dilakukan

Resep dokter Nurse Station Satelit farmasi IGD

Ruang rawat pasien

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

49

Universitas Indonesia

meliputi skrining kelengkapan administratif resep, kesesuaian farmasetik, dan

pertimbangan klinis. Pemeriksaan kelengkapan resep meliputi nama dokter,

ruangan asal resep, nama pasien, nomor rekam medis, dan tanggal lahir pasien.

IGD sudah menerapkan sistem barcode untuk data pasien sehingga sebagian besar

data pasien sudah tercetak dalam bentuk label yang ditempelkan pada resep.

Dengan demikian, kelengkapan identitas pasien lebih terjamin dan mudah terbaca

oleh petugas farmasi. Verifikasi lainnya adalah untuk kesesuaian farmasetik yang

dilihat dari kesesuaian nama sediaan, bentuk sediaan, dan kekuatan sediaan.

Apabila terdapat ketidaklengkapan dari kedua aspek tersebut, petugas farmasi

yang melakukan verifikasi resep akan menuliskan temuannya pada lembar

checklist review resep obat pasien. Verifikasi dari segi klinis, antara lain berupa

pengecekan ada tidaknya status alergi pasien, dosis, serta frekuensi penggunaan

obat.

Petugas satelit selanjutnya akan memastikan bahwa barang yang diminta

tersedia dan menentukan jumlah barang yang akan diberikan. Jika stok obat

tersedia di satelit, data dari resep akan di-input ke dalam sistem IT farmasi dan

diberi harga. Setelah seluruh prosedur verifikasi selesai, barang akan disiapkan

sesuai resep. Setiap melakukan pengambilan barang dari stok di satelit, petugas

harus mencatat mutasinya pada kartu stok barang yang sesuai. Barang yang telah

diambil lalu diberi etiket dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah

dilengkapi dengan nama pasien. Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara

diantar ke ruang rawat atau diambil langsung oleh perawat, dokter, atau keluarga

pasien di satelit farmasi lantai 1. Ketentuan pengiriman obat di IGD yaitu:

a. Apabila CITO, maka harus diselesaikan dalam waktu < 15 menit

b. Apabila tidak CITO, maka mengikuti aturan pengiriman Obat sebagai

berikut:

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

50

Universitas Indonesia

Tabel 4.2 Aturan pengiriman obat di IGD

No. Waktu Antar Resep dari ruangan Waktu Resep Selesai dan diantar

Waktu Penyuntikan di

Ruangan 1 05.00 - 11.00 Max 11.00 12.00 - 13.00 2 13.00 - 17.00 Max 17.00 18.00 - 19.00 3 18.00 - 23.00 Max 23.00 24.00 - 01.00 4 01.00 - 05.00 Max 05.00 06.00 - 07.00 5 Simvastatin dan Simarc Max 20.00 21.00 - 22.00 6 Untuk antibiotika, disesuaikan

jam masuk awal penyuntikan

c. Tugas shift pagi : Semua resep CITO untuk pasien baru dan ganti terapi,

resep ICU dan penyiapan resep untuk penyuntikan pukul 12.00 dan 18.00

(jika resep sudah datang)

d. Tugas Shift Sore: Semua resep CITO untuk pasien baru dan ganti terapi,

resep ICU pasien baru dan penyuntikan resep untuk penyuntikan pukul 18.00

e. Tugas shift Malam: Semua resep CITO untuk pasien baru dan ganti terapi,

resep ICU pasien baru dan penyiapan resep untuk penyuntikan pukul 24.00

dan 06.00

f. Untuk resep dari ruang boarding diberikan untuk satu hari

g. Untuk resep dari ruangan urgent observasi diberikan satu hari

h. Untuk ruang ICU dikirimkan pukul 14.00 WIB

Sementara itu, sistem distribusi floor stock diberlakukan untuk persediaan

paket tindakan, BMHP, dan persediaan perbekalan farmasi di troli emergensi.

a. Paket tindakan

Paket yang disiapkan oleh Satelit Farmasi IGD di lantai 1 dibedakan menjadi

2 jenis, yaitu paket yang termasuk dalam unit cost pasien dan paket yang

tidak termasuk dalam unit cost pasien. Paket untuk tindakan medis di bagian

urgent lantai 1 dan di ruang hemodialisa anak merupakan paket yang

termasuk dalam unit cost pasien sehingga setiap pasien pasti akan dibebani

biaya yang sama untuk paket ini, meskipun pasien tidak menggunakannya.

Paket yang tidak termasuk dalam unit cost, antara lain paket kebidanan (untuk

lantai 3 IGD) serta paket bedah dan paket anestesi (untuk lantai 4 IGD).

Biaya ketiga paket tersebut hanya dibebankan kepada pasien sesuai dengan

jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang digunakan.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

51

Universitas Indonesia

b. BMHP

BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) merupakan perbekalan farmasi dasar yang

disediakan oleh pihak farmasi di gudang penyimpanan di IGD. Stok BMHP

disalurkan setiap 1 minggu sekali ke gudang IGD, yaitu pada hari Senin.

c. Troli emergensi

Dalam rangka penanganan terhadap kemungkinan terjadinya kondisi

kegawatdaruratan medis di IGD, tersedia 6 buah troli emergensi yang masing-

masing terdapat di lantai 1 (ruang imet dan unit anak), lantai 2 (ICU dan RRA

(Ruang Rawat Akut)), lantai 3 (kebidanan), dan lantai 4 (OK). Isi dari troli

emergensi adalah OPH (Obat Penyelamat Hidup), alat untuk membuka jalan

napas (airway), alat bantu napas (breathing), alat untuk pengelolaan sirkulasi

darah (circulation), dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai).

Barang-barang di dalam troli emergensi diisi oleh pihak Satelit Farmasi

lantai 1 IGD. Isi troli disesuaikan dengan kebutuhan OPH dan alat kesehatan ABC

(alat untuk membuka jalan napas (airway), alat bantu napas (breathing), alat

untuk pengelolaan sirkulasi darah (circulation)) dari unit di mana troli tersebut

berada. Tanggal kadaluwarsa obat dan alat kesehatan yang dimasukkan ke dalam

troli harus dicatat pada lembar checklist troli emergensi yang tersedia. Setelah

troli terisi, pihak farmasi akan menguncinya menggunakan kunci disposable baru.

Dimana, Nomor seri kunci harus dicatat setiap kali terjadi penggantian kunci.

Petugas farmasi yang melakukan penguncian troli harus mengisi berita acara

penutupan troli yang berisi nama pembuka troli, tanggal pembukaan, alasan

pembukaan, dan nama pasien yang memerlukan. Berita acara tersebut

ditandatangani oleh petugas farmasi beserta perawat sebagai saksi.

Troli emergensi akan dibuka ketika terjadi code blue yang berarti terjadi

kondisi kegawatdaruratan medis. Setelah tindakan untuk pasien dilakukan, dokter

atau perawat menandai nama perbekalan farmasi dan jumlah yang digunakan dari

troli pada lembar checklist troli emergensi serta menuliskan nama pasien yang

menggunakan. Dokter membuat resep untuk penggantian perbekalan farmasi yang

telah digunakannya dari troli emergensi dan memberitahukan pihak Satelit lantai

1. Resep dibuat atas nama pasien yang menggunakan perbekalan farmasi dari troli

sehingga biaya penggantiannya akan ditagihkan kepada pasien tersebut. Petugas

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

52

Universitas Indonesia

farmasi dari Satelit lantai 1 akan menyiapkan barang pengganti sesuai resep

dokter beserta kunci baru untuk troli tersebut. Bersama dengan perawat, pihak

farmasi akan mengecek kembali kelengkapan seluruh isi troli.

Barang yang terdapat pada floor stock tidak perlu diresepkan kembali oleh

dokter karena telah tersedia di ruang rawat pasien. Apabila terdapat barang floor

stock pada resep dokter, maka pihak farmasi akan mengonfirmasi kepada dokter

yang bersangkutan untuk membatalkan peresepan barang tersebut. Saat verifikasi

resep, jika ditemui peresepan barang floor stock, maka kejadian tersebut dicatat di

dalam lembar checklist review resep obat pasien sebagai temuan masalah obat.

4.2.4 Pelayanan Farmasi Klinis

Kegiatan farmasi klinik di IGD telah berjalan dengan adanya seorang

Apoteker klinis. Pelayanan farmasi klinis dilakukan untuk melayani kebutuhan

pasien dari lantai 1 hingga lantai 3 IGD. Beberapa jenis pelayanan yang telah

dilakukan, antara lain :

a. Verifikasi resep : Apoteker klinis akan melakukan verifikasi resep sebelum

obat di-dispense. Akan tetapi, ketika Apoteker klinis tidak ada di satelit,

proses verifikasi dilakukan oleh AA;

b. Monitoring penggunaan obat : dilakukan dengan cara menyesuaikan antara

obat yang diresepkan oleh dokter dengan rencana pengobatan dalam status

pasien dan pemberian obat oleh perawat yang tercatat dalam kardeks;

c. Pemberian informasi obat pulang : dilakukan pada saat penyerahan obat

kepada pasien yang akan pulang. Pemberian informasi obat pulang di IGD

diutamakan untuk pasien dengan penggunaan obat khusus dan berkelanjutan.

Berdasarkan hasil pengamatan mahasiswa selama berada di Satelit IGD,

terdapat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas

pelayanan farmasi Satelit Farmasi IGD. Beberapa hal tersebut, antara lain :

a. Terdapat selisih di kartu stok dengan jumlah fisik obat

b. Etiket masih ditulis manual, terkadang ada tulisan yang tidak jelas. Penulisan

etiket secara manual juga memperlama respon time pelayanan kepada pasien

c. SDM yang kurang ramah dan pengetahuan yang masih minim tentang ruang

lingkup di Satelit IGD.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

53

Universitas Indonesia

4.3 Satelit Farmasi Pusat

Satelit Farmasi Pusat melaksanakan pelayanan kefarmasian selama 24 jam

pada hari Senin hingga Minggu yang masing-masing terbagi ke dalam tiga shift

kerja. Shift pertama dilakukan pada pukul 08.00 – 14.30 WIB, shift kedua

dilakukan pada pukul 14.00 – 21.00 WIB dan shift ketiga dilakukan pada pukul

21.00 – 08.00 WIB. Sumber Daya Manusia di Satelit Farmasi Pusat terdiri dari 1

Apoteker, 10 Asisten Apoteker, dan 2 juru resep. Pembagian dalam satu shift

terdiri dari 2 Asisten Apoteker dan 1 juru resep untuk shift pagi dan sore.

Sementara untuk shift malam, terdapat 2 Asisten Apoteker yang bertugas. Selain

itu, pada hari-hari pelayanan yang ramai (Selasa, Rabu, Jum’at) ditempatkan 2

AA dan 2 JR untuk shift pagi, 3 AA untuk shift sore, dan 2 AA untuk shift malam.

Satelit ini melayani pasien jaminan, baik berupa Jamkesmas, Jamkesda,

KJS Dinkes DKI Jakarta, Jampeltas, Jampersal, ASKES, dan Jaminan Perusahaan

serta pasien umum. Resep yang dilayani meliputi pasien rawat inap yang tidak

memiliki satelit farmasi ataupun satelit farmasi yang tidak buka 24 jam dan juga

resep pasien rawat jalan dari beberapa Poliklinik. Resep rawat inap yang dilayani

berasal dari rawat inap Bedah Anak (BCh), Paviliun Tumbuh Kembang (PTK),

Perinatalogi (PICU dan NICU), Unit Luka Bakar (ULB), Psikiatri (PKL, PKW,

PKA) dan Pelayanan Jantung Terpadu (pada shift kedua dan ketiga). Resep pasien

rawat jalan yang dilayani berasal dari Poliklinik Hemodialisa, semua Poliklinik

yang melakukan pembedahan (Bedah Vaskuler, Bedah Digestif, Bedah Tumor,

Bedah Orthopedi), Poliklinik Hematologi-Onkologi, Poliklinik Kebidanan

(khusus untuk kemoterapi), Poliklinik Radioterapi, dan Poliklinik Thalasemia.

Pengelolaan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi Pusat dilakukan mulai

dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, serta pelaporan

kegiatan pelayanan. Perencanaan perbekalan farmasi Satelit Farmasi Pusat ke

Gudang Pusat dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu periode Januari – Juni

dan Juli – Desember. Perencanaan dilakukan berdasarkan data pemakaian barang

yang dilihat dari laporan mutasi barang pada periode sebelumnya.

Pada proses pengadaan, dilakukan defekta secara online 2 kali dalam

seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Selanjutnya, petugas gudang

memeriksa ketersediaan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan. Keesokan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

54

Universitas Indonesia

harinya, petugas Satelit Farmasi Pusat akan datang ke Gudang Pusat untuk

melakukan penerimaan perbekalan farmasi. Setelah melakukan pengecekan

terhadap kesesuaian jenis dan jumlah barang yang diminta dengan yang diberikan

pihak gudang, petugas Satelit Farmasi Pusat akan menandatangani fomulir defekta

barang. Selanjutnya, petugas satelit farmasi akan mencatat jumlah barang yang

diterima pada kartu stok barang dan sistem IT di satelit, dan menyusun perbekalan

farmasi di tempat yang telah disediakan. Beberapa jenis perbekalan farmasi

disimpan di tempat terpisah sebagai buffer stock.

Selain melakukan defekta secara rutin, Satelit Farmasi Pusat juga

melaksanakan defekta cito saat stok kosong atau terdapat permintaan perbekalan

farmasi yang tidak terduga. Petugas tetap melakukan defekta secara online dan

akan datang langsung ke Gudang mengambil obat atau alat kesehatan yang

dibutuhkan.

Penyimpanan perbekalan farmasi di Satelit Pusat disusun secara alfabetis

dengan sistem First In First Out (FIFO) atau First Expired First Out (FEFO)

dengan pemantauan suhu ruang penyimpanan 15-25oC yang dilakukan satu kali

sehari. Perbekalan farmasi disusun menurut jenisnya, yaitu obat, alat kesehatan

dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Penyimpanan obat disusun sesuai dengan bentuk sediaan, obat generik

ataupun obat nama dagang. Bentuk sediaan yang ada di Satelit Farmasi Pusat

antara lain oral, injeksi, cairan infus, nutrisi parenteral, sirup/drop serta obat luar.

Di Satelit Farmasi Pusat terdapat obat-obat dengan penyimpanan khusus meliputi:

a. Termolabil, disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2°-8° C. Kualitas

perbekalan farmasi yang disimpan harus selalu dijaga melalui pengecekan

lemari pendingin sebanyak tiga kali sehari

b. Obat sitostatika, ditempel stiker ungu untuk obat kanker

c. High Alert, di lemari berbeda yang dibatasi dengan lakban merah dan

ditempel stiker High Alert pada kemasan primer obat

d. Narkotika, disimpan dalam lemari kayu khusus yang terdiri dari 2 sekat

dengan kunci ganda

e. Psikotropika, di dalam lemari kayu khusus

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

55

Universitas Indonesia

f. Obat dengan penyimpanan terpisah, seperti sediaan nutrisi, obat ASKES, dan

obat mahal.

Berbeda dengan obat, penyimpanan alat kesehatan dilakukan berdasarkan

jenis dan fungsinya. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan proses penyiapan

alat kesehatan. Penyimpanan B3 dilakukan dalam lemari tahan api. Selain itu,

terdapat pelabelan khusus untuk perbekalan farmasi di Satelit Farmasi Pusat

antara lain pelabelan obat-obat LASA dan obat yang mendekati tanggal

kadaluwarsa. Obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike) disimpan dengan

ketentuan yang berlaku yakni dengan tidak meletakkan dua jenis obat yang

tergolong LASA secara berdampingan dan terdapat stiker LASA berwarna hijau

yang ditempelkan pada wadah penyimpanan obat. Untuk obat-obat yang

mendekati kadaluwarsa dalam jangka waktu 3 bulan, dimasukkan ke dalam plastik

kuning dan diberi label bewarna kuning dengan mencantumkan bulan dan tahun

kadaluwarsa obat tersebut pada kemasan plastik dan wadah penyimpanan.

Pendistribusian perbekalan farmasi yang dilakukan di Satelit Farmasi

Pusat menggunakan sistem distribusi peresepan individual. Resep yang diterima

oleh Satelit Farmasi Pusat terdiri dari resep manual dan resep online. Resep online

diperoleh dari rawat inap Bedah Anak (BCh), Unit Luka Bakar (ULB) dan

Psikiatri (PKL, PKW, PKA). Resep manual diperoleh dari Paviliun Tumbuh

Kembang (PTK), Perinatalogi (PICU dan NICU) dan Pelayanan Jantung Terpadu

(PJT) pada shift kedua dan ketiga. Perbekalan farmasi yang telah disiapkan akan

diambil oleh petugas dari masing-masing Unit Kerja.

Berikut jadwal pengambilan perbekalan farmasi yang diterima oleh Satelit Farmasi Pusat :

Tabel 4.3 Jadwal pengambilan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi Pusat

Waktu Resep Datang

Waktu Pengambilan Perbekalan Farmasi

≤ 09.00 11.00 15.00 (untuk Psikiatri dan Unit Luka Bakar)

> 09.00 19.00 19.00 09.00

Resep Cito < 15 menit

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

56

Universitas Indonesia

Khusus obat kemoterapi, pasien hanya menerima bon penitipan obat dan obat

kemoterapi yang telah disiapkan akan didistribusikan oleh petugas Satelit Farmasi

Pusat ke unit produksi tempat dilakukannya dispensing obat kemoterapi, atau

gedung A bagian sitostatika dan pada hari kemoterapi baru dilakukan

pencampuran.

Pada pasien rawat jalan diharuskan menggunakan resep dari dokter dan

hanya berlaku untuk 1 hari sesuai dengan tanggal SJP (Surat Jaminan Pelayanan)

yang berlaku. Apabila resep tidak sesuai dengan tanggal yang berlaku, maka resep

tersebut tidak akan dilayani. Resep yang datang akan diverifikasi terlebih dahulu.

Verifikasi resep meliputi verifikasi administratif, farmasetik, dan kelengkapan

lainnya, seperti syarat jaminan khusus untuk pasien jaminan, kuitansi untuk semua

pasien, protokol dan jadwal terapi, serta formulir pencampuran obat khusus untuk

pasien kemoterapi, dan hasil lab khusus untuk pasien pengguna obat mahal dan

antibiotik lini 2 dan 3. Setelah diverifikasi jumlah dan jenis obat dimasukkan

melalui sistem IT. Setelah dimasukkan dan diberi harga, resep diberikan kepada

petugas satelit lainnya untuk di-dispense. Bagi pasien yang membayar secara

tunai, dapat langsung membayar kepada petugas satelit, sedangkan pasien jaminan

wajib menyerahkan resep asli dan kelengkapan jaminan lainnya kepada petugas

satelit.

Petugas satelit yang melakukan dispensing mengambil obat dengan jenis

dan jumlah yang sesuai dan mencatatnya pada kartu stok. Selain dispensing obat,

Satelit Farmasi Pusat juga menerima resep racikan. Obat racikan diracik di ruang

racik secara manual dengan kertas perkamen khusus. Obat diberi label dan

dikemas. Kemudian obat diberikan oleh petugas setelah dilakukan pengecekan

terhadap kesesuaian jenis dan jumlah obat terhadap resep. Penyerahan obat

dilakukan oleh petugas yang berbeda dengan yang melakukan dispensing.

Pemberian obat pada pasien rawat inap dilakukan untuk pemakaian per

hari, pengecualian untuk psikiatri yakni untuk pemakaian selama 3 hari (untuk

obat oral) dan pemakaian per hari (untuk injeksi). Untuk pasien yang akan pulang,

diberikan untuk pemakaian selama 1 minggu, pengecualian untuk pasien ASKES

diberikan untuk pemakaian selama 3 hari. Pada pasien rawat jalan, jumlah obat

yang diberikan sesuai dengan jumlah yang tertulis pada resep. Pasien hemodialisa

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

57

Universitas Indonesia

yang menggunakan cairan dianeal, diberikan injeksi untuk kebutuhan satu bulan,

sedangkan pasien yang tidak menggunakan cairan Dianeal, cukup diberikan obat

untuk keperluan satu minggu dan tergantung pada keperluan pemakaian.

Sedangkan untuk pasien thalasemia, diberikan obat untuk pemakaian satu bulan

penuh.

Obat dapat diretur jika obat tidak digunakan oleh pasien dengan kondisi

obat yang masih layak pakai, dan obat berasal dari Satelit Farmasi Pusat. Prosedur

retur obat tidak dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan standar prosedur

operasional yang telah ditetapkan. Pengecekan obat retur akan dilakukan pada saat

pasien tersebut akan pulang. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi kerja bagi

petugas farmasi di Satelit Farmasi Pusat.

Kendala yang dihadapi di Satelit Farmasi Pusat, diantaranya adalah :

a. Penyusunan obat di rak penyimpanan yang masih bertumpuk ke belakang dan

bertumpuk ke atas, sehingga kotak obat seringkali saling menghalangi. Hal

ini dapat menyulitkan petugas dalam mencari obat.

b. Letak penyimpanan kartu stok yang tidak rapih/berantakan, terutama untuk

kartu stok yang sudah penuh pencatatannya disimpan tidak berdasarkan

alfabetis atau bulan pemakaiannya sehingga pada saat terjadi selisih stok sulit

dilakukan penelusuran karena kartu stok yang terselip dalam penyimpanan

dan sebagainya.

c. Beberapa unit kerja masih menggunakan resep manual dalam peresepan ke

Satelit Farmasi Pusat. Penggunaan resep manual ini memiliki kekurangan,

yaitu memungkinkan terjadinya kesalahan pembacaan resep oleh petugas

satelit dan memperlambat proses pelayanan resep.

d. Penulisan etiket secara manual juga memperlambat proses pelayanan resep.

4.4 Unit Rawat Inap Terpadu (Gedung A)

Gedung A merupakan ruang rawat inap terpadu bagi semua pasien yang

sedang menjalani pengobatan di RSCM. Gedung A terdiri dari 8 lantai yang pada

setiap lantainya terdiri dari dua zona, yaitu zona A dan zona B.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

58

Universitas Indonesia

Tabel 4.4 Pembagian ruang rawat Gedung A

Lantai Ruang Rawat Zona A Ruang Rawat Zona B

1 Anak Kelas khusus dewasa

2 Penyakit dalam dan kebidanan Kebidanan

3 Kelas khusus dewasa Kelas khusus dewasa

4 Bedah Bedah

5 Syaraf dan stroke Bedah syaraf, HCU

6 Kelas khusus dewasa HCU dewasa, ICU anak, penyakit dalam

7 Penyakit dalam dewasa Penyakit dalam dewasa, THT, mata

8 Hematologi dewasa, geriatri Hematologi dewasa

Tugas pokok dan peran Apoteker di Gedung A terdiri dari dua, yaitu

manajemen perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik.

4.4.1 Kegiatan PKPA di Gedung A

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama PKPA untuk memahami

manajemen perbekalan farmasi di Gedung A, yaitu :

a. Memahami prosedur defekta dari depo ke Gudang Farmasi Basement dengan

membantu menyediakan dan mengemas perbekalan farmasi berdasarkan

defekta dari depo farmasi.

b. Membantu memeriksa kesesuaian penempelan stiker LASA pada rak obat

yang tergolong ke dalam obat LASA.

c. Memahami proses penyiapan obat racik di Gudang Farmasi Basement melalui

pengamatan proses peracikan yang dilakukan oleh juru racik dari awal

persiapan hingga proses peracikan selesai. Selain itu, mahasiswa juga

melakukan pengamatan terhadap alat pelindung diri (APD) yang digunakan

oleh juru racik hingga alat-alat yang digunakan selama proses peracikan.

d. Memahami proses dispensing obat di depo farmasi Gedung A dengan ikut

serta membantu proses dispensing obat dan berdiskusi bersama AA yang

bertugas di depo tersebut.

Kegiatan farmasi klinik yang dilakukan mahasiswa PKPA di Gedung A

antara lain:

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

59

Universitas Indonesia

a. Melakukan monitoring dan pengambilan riwayat pengobatan pada formulir

yang tersedia, serta berdiskusi bersama apoteker klinik mengenai data yang

didapatkan.

b. Mengikuti diskusi dalam jurnal reading mengenai obat PPI pada pediatri dan

interaksi obat PPI dengan clopidogrel

c. Mengikuti rapat PFT bulan September 2013

d. Menyiapkan obat, menulis informasi obat pulang pada formulir yang telah

disediakan dan memberikan konseling obat untuk pasien yang akan pulang.

e. Melakukan pelayanan informasi obat dengan menjawab pertanyaan yang

diajukan melalui telepon yang masuk ke unit PIO. Mahasiswa mendapatkan

beberapa pertanyaan yang diajukan oleh petugas farmasi di depo dan dokter.

Dalam menjawab pertanyaan yang diterima, mahasiswa mencari informasi

dari literatur yang telah tersedia di ruangan, yaitu Drug Information

Handbook dan literatur lain, seperti MIMS serta literatur dari internet.

4.4.2 Manajemen perbekalan farmasi di Gedung A

Manajemen perbekalan farmasi dikelola oleh Satelit Farmasi yang terdiri

dari satelit farmasi di setiap lantai dan Gudang Farmasi Basement Gedung A.

Satelit farmasi bertugas melayani kebutuhan obat-obat pasien yang dirawat di

lantai tersebut. Sedangkan Gudang Farmasi Basement berfungsi menyediakan

kebutuhan perbekalan farmasi bagi semua satelit di lantai Gedung A, menyiapkan

obat racikan, dan melayani resep-resep tambahan pasien Gedung A pada malam

hari (di atas pukul 21.00 WIB). Gudang Farmasi Basement akan mendistribusikan

perbekalan farmasi ke setiap depo farmasi, kemudian depo farmasi tersebut yang

akan mendistribusikannya ke pasien melalui perawat.

Pelayanan farmasi untuk pasien rawat inap Gedung A dilakukan selama 24

jam yang terbagi menjadi dua shift (pagi pukul 08.00 – 14.30 WIB dan sore pukul

14.00 – 21.00 WIB), dilayani di depo farmasi setiap lantai dan tiga shift dengan

penambahan shift malam pukul 21.00 – 08.00 WIB dikarenakan ada pengalihan

pelayanan dari depo tiap lantai ke Gudang Farmasi Basement Gedung A. Jumlah

SDM di satelit farmasi Gedung A saat ini (akhir bulan Oktober) terdiri dari 4

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

60

Universitas Indonesia

orang penanggung jawab, 2 orang apoteker dan 2 orang asisten apoteker senior,

69 orang asisten apoteker, 14 orang pekarya, dan 2 orang bagian administrasi.

Administrasi merupakan suatu bagian yang menangani kelengkapan

berkas-berkas penagihan obat bagi pasien jaminan agar dapat ditagihkan ke pihak

penjamin. Petugas administrasi ini bertugas di bagian keuangan di basement

Gedung A.

Pengelolaan perbekalan farmasi di Gudang Basement sama seperti

pengelolaan perbekalan farmasi di satelit farmasi lain, yaitu mulai dari

perencanaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan hingga distribusinya ke pasien,

dan pelaporannya. Perencanaan Gudang Farmasi Basement berdasarkan pada

kebutuhan depo farmasi setiap lantai. Setelah pihak Gudang Basement

merekapitulasi jumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan, maka akan dilakukan

pengadaan melalui defekta ke Gudang Pusat setiap tiga kali dalam seminggu,

yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat menggunakan sistem online. Setelah

dilakukan pemesanan dan penyiapan barang oleh petugas Gudang Pusat, pekarya

dari Gudang Farmasi Basement Gedung A akan melakukan penerimaan

perbekalan farmasi di Gudang Pusat.

Perbekalan farmasi yang telah diterima dan diperiksa disimpan di Gudang

Basement. Perbekalan farmasi terdiri dari sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Sediaan farmasi disusun berdasarkan sistem alfabetis, bentuk sediaan,

generik/non-generik, kestabilan (obat termolabil), dan FIFO/FEFO, sedangkan

alat kesehatan disusun berdasarkan fungsinya. Beberapa sediaan farmasi harus

disimpan secara khusus atau terpisah dari sediaan lainnya antara lain:

a. Narkotika: disimpan di lemari khusus yang berkunci ganda. Lemari tersebut

harus selalu dikunci dan kuncinya dikalungkan pada petugas farmasi yang

bertanggung jawab pada saat itu.

b. Psikotropika: disimpan di lemari khusus yang berpintu. Lemari tersebut juga

harus selalu terkunci dan kuncinya dikalungkan pada petugas farmasi yang

bertanggungjawab pada saat itu. Kunci lemari psikotropika biasanya akan

digabung dengan kunci lemari narkotika.

c. Obat mahal: disimpan di lemari terpisah dengan sediaan lainnya agar dapat

memudahkan pengontrolan penggunaan obat tersebut.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

61

Universitas Indonesia

d. Obat LASA: yaitu obat yang memiliki bentuk atau penampilan dan pengejaan

yang hampir sama. Selain itu obat-obat LASA termasuk juga obat-obat yang

memiliki kekuatan dosis lebih dari satu. Obat jenis ini tidak dipisahkan

dengan sediaan lainnya, tetapi hanya diberi stiker LASA di bagian depan rak

penyimpanannya dan diberi jarak dengan obat pasangannya.

e. Obat High Alert: merupakan obat yang memiliki risiko tinggi jika terjadi

kesalahan dalam penggunaannya, sehingga harus digunakan secara hati-hati.

Obat jenis ini disimpan di lemari terpisah dan diberi stiker high alert pada

setiap satuan terkecil obat, sehingga setiap petugas medis yang menggunakan

obat tersebut akan lebih berhati-hati dalam menggunakannya. Lemari obat

high alert ditandai dengan garis merah menggunakan lakban yang memenuhi

semua bagian tepi/sisi lemari.

f. Obat sitostatika: yaitu obat yang digunakan untuk pasien kanker pada saat

menjalani kemoterapi. Obat sitostatika disimpan di lemari terpisah dan diberi

stiker ungu obat kemoterapi pada setiap satuan terkecil obat. Penanganan obat

ini harus sangat diperhatikan karena bahaya yang ditimbulkan akibat paparan

obat ini sangat besar. Lemari obat sitostatika ditandai garis merah

menggunakan lakban yang memenuhi semua bagian tepi/sisi dari lemari,

sama seperti lemari obat high alert.

g. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3): oleh karena sifatnya yang korosif,

mudah terbakar, dan sifat yang berbahaya lainnya, maka obat ini harus

disimpan di lemari besi yang tertutup rapat. Di bagian depan pintu harus

tertempel simbol B3 dan terdapat MSDS yang merupakan pedoman

penanganan untuk masing-masing B3 di dalam lemari tersebut.

h. Obat yang memiliki waktu daluwarsa tiga bulan ke depan akan dimasukkan

ke dalam plastik berwarna kuning dan ditempeli stiker kuning yang berisi

informasi bulan dan tahun daluwarsa.

Untuk memenuhi kebutuhan pasien, Gudang Farmasi Basement

mendistribusikan perbekalan farmasi ke depo farmasi di setiap lantai berdasarkan

defekta dari depo. Depo di setiap lantai biasanya melakukan defekta ke Gudang

Farmasi Basement setiap hari sesuai dengan kebutuhan obat pasien. Perbekalan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

62

Universitas Indonesia

farmasi yang sudah disiapkan oleh petugas Gudang Basement akan dikirimkan ke

depo farmasi.

Obat-obat yang perlu diracik disiapkan di ruang peracikan khusus yang

tersedia di Gudang Farmasi Basement. Pada hari Senin dan Kamis, AA dari depo

lantai satu akan membantu penyiapan obat yang akan diracik di Gudang Farmasi

Basement karena dua hari tersebut adalah hari peresepan oleh dokter, sehingga

resep obat-obat racikan untuk pasien anak sangat banyak.

Sistem peresepan di Gedung A sudah menggunakan sistem online berupa

Electronic Health Record (EHR). Kelebihan penggunaan sistem ini adalah dapat

mengurangi kesalahan dalam membaca resep, sehingga kesalahan dalam

pemberian obat juga berkurang. Selain itu, kelengkapan administrasi resep secara

otomatis terpenuhi, resep lebih cepat sampai di depo farmasi, sehingga akan lebih

cepat untuk melakukan dispensing obat, serta tagihan pasien dapat diketahui

secara real time. Dokter mengirimkan resep pasien pada hari Senin untuk

penggunaan dari Senin sore hingga Kamis siang serta resep Kamis untuk

penggunaan dari Kamis sore hingga Senin siang. Akan tetapi, masih ada beberapa

dokter yang melakukan peresepan secara manual khususnya dokter konsulen yang

menangani pasien kelas khusus, resep manual tersebut kemudian di input ke

sistem IT oleh tenaga farmasi di depo.

Obat-obat yang sudah diresepkan kemudian disiapkan oleh farmasi di depo

dan didistribusikan ke pasien melalui perawat. Sistem distribusi yang digunakan,

yaitu daily dose, unit dose, dan peresepan individual. Sistem resep harian, yaitu

sistem distribusi obat yang disiapkan untuk penggunaan obat selama satu hari,

untuk obat oral akan dikemas berdasarkan unit dose. Sistem unit dose, yaitu

sistem distribusi obat yang disiapkan untuk setiap kali waktu minum obat, dimulai

dari sore hingga siang hari di hari berikutnya. Walaupun obat disiapkan secara

unit dose, namun penyerahan obat ke perawat tetap dilakukan satu kali sehari

untuk penggunaan secara satu hari, yaitu setiap sore hari sebelum pukul 17.00

WIB. Sistem unit dose ini hanya diberlakukan untuk obat oral, kecuali di depo

farmasi lantai 3 yang sudah menerapkan sistem unit dose untuk obat-obat

parenteral dan alat kesehatan. Sistem distribusi peresepan individu digunakan

untuk penyiapan obat bagi pasien yang akan pulang.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

63

Universitas Indonesia

Selain ketiga sistem distribusi tersebut, depo farmasi Gedung A juga

menerapkan sistem distribusi floor stock. Perbekalan farmasi yang didistribusikan

dengan metode floor stock, yaitu perbekalan farmasi yang diberikan tanpa melalui

verifikasi petugas farmasi. Perbekalan farmasi ini meliputi perbekalan farmasi

dasar (bahan medik habis pakai) dan troli emergensi. Perbekalan farmasi dasar

tersedia di ruang perawat (nurse station) untuk digunakan bersama-sama bagi

seluruh pasien di lantai tersebut dan merupakan tanggung jawab dari perawat di

lantai tersebut. Troli emergensi merupakan persediaan perbekalan farmasi pada

keadaan darurat, berisi obat-obat penyelamat hidup, cairan nutrisi, dan alat-alat

kesehatan penyelamat hidup (airways, breathing, circulation).

Setiap kegiatan manajemen perbekalan farmasi yang dilakukan harus

disertakan dengan laporan. Laporan yang disiapkan oleh Gudang Farmasi

Basement antara lain laporan mutasi, laporan pendapatan, laporan sasaran mutu,

laporan pemakaian antibiotik, laporan IKI pegawai, laporan barang exp.date,

laporan SO, laporan narkotika dan psikotropika. Laporan tersebut dibuat setiap

bulan dan dikirim maksimal tanggal 10 setiap bulannya ke Kepala Sub Instalasi

Perbekalan Farmasi, Kepala Sub Instalasi Adminkeu, dan Koordinator Pelayanan

Farmasi.

4.4.3 Farmasi Klinik Gedung A

Kegiatan farmasi klinik di Gedung A RSCM sudah berjalan cukup baik.

Farmasi klinik adalah pelayanan yang berorientasi kepada pasien yang bertujuan

untuk menjamin efektivitas, keamanan, dan efisiensi penggunaan obat serta dalam

rangka meningkatkan penggunaan obat yang rasional. Penggunaan obat yang

rasional adalah penggunaan obat yang tepat indikasi, tepat obat, tepat cara

pemberian, tepat waktu pemberian, dan tepat lama pemberian. Kegiatan farmasi

klinik di Gedung A meliputi verifikasi resep, monitoring pengobatan, visite,

diskusi kasus, pelayanan konseling, pelayanan informasi obat, dan pengambilan

riwayat pengobatan (medication history taking).

a. Verifikasi resep

Hal-hal yang dilakukan oleh apoteker selama verifikasi resep meliputi

pemeriksaan kesesuaian farmasetis dan pertimbangan klinis pasien. Pemeriksaan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

64

Universitas Indonesia

kelengkapan administrasi resep tidak dilakukan karena Gedung A sudah

menggunakan sistem EHR, sehingga kelengkapan administrasi resep telah

lengkap secara otomatis.

b. Monitoring pengobatan

Monitoring pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada

tidaknya diskrepansi (ketidaksesuaian pengobatan pasien) dan mengetahui

perkembangan pengobatan pasien. Hal-hal yang dilakukan selama monitoring

pengobatan pasien meliputi :

1) Melihat kesesuaian antara resep dokter di EHR dengan kardeks (laporan

pemberian obat oleh perawat) serta obat yang ditulis di status pasien (Medical

Record).

2) Kesuaian pemberian obat terhadap hasil laboratorium pasien.

3) Melihat kesesuaian dosis yang diberikan.

4) Interaksi obat yang terjadi karena polifarmasi.

c. Visite

Visite merupakan kunjungan yang dilakukan ke ruang rawat pasien yang

bertujuan untuk :

1) meningkatkan pemahaman mengenai riwayat pengobatan pasien,

perkembangan kondisi klinik, dan rencana terapi secara komprehensif;

2) memberikan informasi mengenai farmakologi, farmakokinetika, bentuk

sediaan obat, rejimen dosis, dan aspek lain terkait terapi obat pada pasien; dan

3) memberikan rekomendasi sebelum keputusan klinik ditetapkan dalam hal

pemilihan terapi dan monitoring terapi.

Visite dapat dilakukan oleh Apoteker secara mandiri maupun

berkolaborasi bersama tim medis lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dalam kegiatan visite, Apoteker berperan dalam memberikan rekomendasi

pengobatan pasien terkait kesesuaian obat dengan penyakitnya, kesesuaian dosis

dan sediaan obat, ketersediaan obat, harga obat, efek yang tidak diinginkan, serta

kemungkinan terjadinya interaksi obat.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

65

Universitas Indonesia

d. Diskusi kasus

Kegiatan yang dilakukan selama diskusi kasus dapat bermacam-macam

sesuai dengan kondisi unit yang melakukan diskusi kasus. Diskusi kasus dapat

meliputi :

1) Sharing informasi pasien atau ilmu baru yang didapat.

2) Ronde klinik PPRA untuk membahas kasus penggunaan antibiotik, baik

kasus yang berasal dari pasien maupun yang terjadi secara umum.

3) Ronde geriatri (geriatric meeting).

4) Ronde bersama (waktunya tidak pasti dan dilakukan minimal satu bulan

sekali).

5) Diskusi kasus lainnya sesuai kebutuhan pasien.

6) Pelayanan konseling

Konseling dilakukan untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.

Konseling diprioritaskan bagi pasien geriatri (usia lanjut >60 tahun), pediatri

(anak-anak <12 tahun), pasien yang akan pulang, pasien yang mendapatkan lebih

dari 7 rejimen obat, pasien yang mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit,

dan pasien yang mendapatkan efek obat yang tidak diharapkan dari penggunaan

obatnya.

Konseling yang diberikan bagi pasien yang akan pulang cukup informatif.

Umumnya, pasien telah terbiasa dengan cara penggunaan obat-obat tersebut

selama dirawat di rumah sakit sehingga tidak membutuhkan penjelasan yang

terlalu mendetail. Akan tetapi, apoteker sebaiknya meminta pasien untuk

mengulangi informasi yang telah disampaikan. Hal tersebut sebagai proses

evaluasi dan untuk memastikan bahwa informasi telah diterima dengan tepat oleh

pasien tanpa ada kesalahan dalam memahami informasi.

Selain itu, apoteker juga menuliskan informasi obat pada formulir

informasi obat pulang terlebih dahulu. Informasi yang diberikan kepada pasien

meliputi nama obat, jumlah obat yang diberikan, aturan dan waktu pemakaian

obat, serta informasi khusus. Formulir informasi obat pulang sangat membantu

bagi pasien karena biasanya obat yang diberikan kepada pasien lebih dari satu

jenis obat sehingga pasien dapat lebih mudah dalam meminum obat.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

66

Universitas Indonesia

Sebaiknya informasi obat yang tertera dalam etiket juga mencantumkan

cara penggunaan obat (sebelum/setelah makan). Walaupun pada saat konseling

oleh apoteker telah diberikan formulir informasi obat, namun pasien akan lebih

sering melihat aturan penggunaan obat pada etiket. Oleh karena itu, informasi ini

juga sangat penting tersedia di etiket obat agar pasien tidak salah dalam

penggunaan obat.

e. Pelayanan informasi obat (PIO)

PIO merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh apoteker secara

mandiri maupun berkelompok. PIO terdiri dari:

1) PIO pasif, yaitu berupa menjawab pertanyaan yang berasal dari tenaga

kesehatan di lingkungan RSCM. Saat ini kegiatan PIO pasif baru terlaksana

bagi tenaga medis di lingkungan Gedung A RSCM.

2) PIO aktif, yaitu berupa memberikan informasi secara aktif, seperti melalui

buku panduan, leaflet, brosur, dan media lainnya.

Dalam melakukan kegiatan PIO, Apoteker mencari informasi yang

dibutuhkan menggunakan buku-buku literatur terbaru maupun media elektronik

seperti internet yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Pertanyaan yang

diajukan oleh tenaga medis maupun pasien dapat berupa pertanyaan mengenai

kestabilan obat, substitusi obat, dosis obat untuk pasien dengan keadaan tertentu,

dan pertanyaan lainnya yang mungkin ditemukan selama pasien menjalani

perawatan. Laporan dari kegiatan PIO akan direkapitulasi dan dilaporkan setiap

bulan sehingga memudahkan pencarian kembali apabila pertanyaan serupa

ditanyakan kembali di lain waktu.

PIO aktif RSCM saat ini hanya dilakukan berdasarkan kebutuhan, belum

dapat dilakukan secara rutin. Untuk kedepannya, kegiatan PIO aktif dapat

dilakukan secara lebih rutin dan tidak hanya ditujukan bagi pasien dan petugas

medis RSCM, tetapi juga dapat bermanfaat bagi pengunjung RSCM.

f. Pengambilan riwayat pengobatan (medication history taking)

Pengambilan riwayat penggunaan obat dilakukan bagi pasien yang baru

dirawat di Gedung A. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

adanya riwayat alergi, melihat efek samping dari penggunaan obat sebelumnya,

dan menyesuaikan terapi sebelum perawatan dan saat perawatan di RSCM.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

67

Universitas Indonesia

Pengambilan riwayat penggunaan obat dilakukan dalam waktu 48 jam saat

pertama pasien datang. Ketika melakukan pengambilan riwayat pengobatan,

Apoteker menyiapkan lembar daftar obat sebelum perawatan dan menanyakan

tentang riwayat penggunaan obat pasien sebelum dirawat di rumah sakit, meliputi:

nama obat yang digunakan (nama generik/ nama dagang), cara perolehan (resep,

non-resep) termasuk obat herbal dan suplemen, dosis/aturan pakai, lama

penggunaan obat (kapan mulai menggunakan dan kapan dihentikan), kepatuhan

(dengan jadwal teratur, kadang-kadang, jika timbul gejala saja, dll), sumber obat,

dan jumlah obat tersisa. Selain itu, apoteker juga menanyakan riwayat alergi dan

efek samping obat yang pernah dialami pasien.

Berdasarkan hasil pengamatan mahasiswa selama berada di Gedung A,

terdapat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas

pelayanan farmasi di Gedung A baik dari segi manajemen dan farmasi klinisnya.

Beberapa hal tersebut, antara lain :

a. Pada saat PKPA di gudang farmasi basement gedung A, terlihat ruangan

gudang ada yang bocor dibagian langit-langit yang dikhawatirkan dapat

merusak obat bila terkena air bocoran tersebut dan menghalangi kegiatan

pengambilan obat karena adanya tampungan ember untuk menampung air

bocoran tersebut.

b. Berdasarkan pengamatan ada tenaga farmasi yang kurang disiplin di gudang

karena ditemukan peletakan barang yang bukan pada tempatnya seperti

MSDS setelah digunakan tidak diletakkan kembali disamping lemari B3.

Sehingga petugas lain dapat mengalami kesulitan saat mencari perbekalan

farmasi tersebut. Masih ada kartu stok yang tidak diletakkan disamping obat.

c. Masih banyak petugas yang terlambat mengikuti briefing di pagi hari.

d. Pada saat melakukan konseling untuk pasien pulang, apoteker menggunakan

istilah yang sulit dimengerti oleh orang awam, dan terkadang apoteker tidak

meminta pasien untuk mengulang kembali informasi yang telah diberikan.

e. Apoteker belum terlibat langsung dalam visite bersama tenaga kesehatan lain

f. PIO yang dilaksanakan di RSCM belum maksimal.

g. Apoteker belum mengutamakan konseling pasien pulang.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

68

Universitas Indonesia

4.5 Satelit Farmasi Intensive Care Unit (ICU)

Satelit Farmasi ICU merupakan salah satu unit yang melayani pasien

selama 24 jam setiap hari. Setelit ini beroperasi mulai pukul 07.30 – 14.30 untuk

shift pertama, pukul 14.00 – 21.00 untuk shift kedua, dan pukul 21.00 – 08.00

untuk shift ketiga. Pelayanan resep dilakukan untuk pasien jaminan maupun

pasien umum yang membayar secara tunai. Satelit ini melayani resep rawat inap

dari ICU dewasa, ICCU, dan juga menyiapkan paket tindakan endoskopi.

Pelayanan farmasi di Satelit Farmasi ICU dikelola oleh satu orang

Apoteker manajemen perbekalan farmasi dan satu orang Apoteker klinis, dibantu

oleh delapan orang Asisten Apoteker dan dua orang pekarya. Apoteker

manajemen perbekalan farmasi bertanggung jawab atas ketersediaan perbekalan

farmasi sedangkan Apoteker farmasi klinis bertanggung jawab atas perkembangan

pasien secara klinis. Kedua apoteker tersebut berada dibawah tanggung jawab

Koordinator Pelayanan Farmasi.

Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Satelit Farmasi ICU meliputi

pengelolaan perbekalan kefarmasian, mulai dari perencanaan, pengadaan,

penyimpanan dan pendistribusian. Pelayanan farmasi klinis yang dilakukan di

Satelit Farnasi ICU meliputi parade pagi, visite pasien, pengkajian resep,

monitoring obat, konseling obat pasien pulang di ICCU dan pemberian informasi

obat.

4.5.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Satelit Farmasi ICU

Perencanaan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi ICU dilakukan 2 kali

dalam satu tahun berdasarkan pemeriksaan pada kartu stok dan banyaknya

kebutuhan perbekalan farmasi dari resep.

Pengadaan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi ICU menggunakan

defekta online ke Gudang Pusat setiap hari Senin dan Kamis, sedangkan untuk

pengambilan barang dilakukan pada hari Selasa dan Jumat. Sama halnya dengan

satelit-satelit lain, satelit farmasi ICU melakukan pengadaan perbekalan farmasi

sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku.

Penyimpanan perbekalan farmasi dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu

obat dan alat kesehatan. Penyimpanan obat di Satelit Farmasi ICU dilakukan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

69

Universitas Indonesia

berdasarkan bentuk sediaan, generik atau nama dagang. Untuk alat kesehatan,

penyimpanan dilakukan berdasarkan fungsi dan penggunaannya. Sama halnya

dengan satelit-satelit lain, penyimpanan perbekalan farmasi sudah dilakukan

sesuai dengan standar prosedur operasional yang telah ditetapkan, termasuk obat-

obat narkotika dan psikotropika, obat-obat high alert, serta obat-obat termolabil.

Di Satelit Farmasi ICU terdapat pelabelan khusus dalam penyimpanan

obat yaitu obat-obat LASA dan obat yang mendekati waktu daluwasa.

Penyimpanan obat-obat LASA telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan

tidak meletakkan dua jenis obat yang tergolong LASA secara berdampingan dan

diberikan stiker LASA berwarna hijau yang ditempelkan pada wadah

penyimpanan obat. Obat yang mendekati waktu daluwarsa dimasukkan ke dalam

plastik obat berwarna kuning dan diberi label warna kuning dengan

mencantumkan bulan dan tahun daluwarsa obat tersebut.

Sistem distribusi yang dilakukan di Satelit Farmasi ICU meliputi

peresepan individual dan floor stock. Pada sistem distribusi peresepan individual,

dokter menuliskan resep obat secara manual. Resep biasanya diantar ke satelit

oleh perawat atau keluarga pasien. Petugas satelit akan melakukan verifikasi

terhadap resep yang diterima. Verifikasi resep, meliputi verifikasi administratif,

farmasetik, klinis dan kelengkapan lainnya, seperti kelengkapan persyaratan

jaminan pasien serta hasil lab untuk penggunaan obat-obat tertentu, seperti

albumin. Setelah verifikasi, jumlah obat dan jenis obat dimasukkan melalui sistem

IT dan diberi harga. Setelah itu, obat disiapkan oleh petugas satelit. Petugas

pelaksana dispensing mengambil obat dengan jenis dan jumlah yang sesuai

dengan permintaan dalam resep, lalu dicatat mutasinya pada kartu stok.

Selanjutnya, obat dikemas dan diberi etiket. Setelah selesai dispensing, petugas

ruangan diinformasikan oleh pertugas Satelit Farmasi ICU untuk mengambilnya

di Satelit Farmasi ICU. Berbeda dengan resep harian, perawat atau dokter yang

telah menyerahkan resep cito ke Satelit ICU akan menunggu obat yang di

dispensing untuk segera dibawa ke ruang rawat.

Untuk sistem distribusi floor stock, Satelit Farmasi ICU mendistribusikan

perbekalan farmasi ke ruang rawat berupa troli emergensi. Prosedur penggunaan

barang pada troli emergensi sudah dilakukan sesuai dengan standar prosedur

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

70

Universitas Indonesia

operasional yang telah ditetapkan. Yang bertanggungjawab atas troli emergensi

adalah farmasi dan perawat. Farmasi bertanggungjawab dalam hal perbekalan

farmasi, sedangkan perawat bertanggungjawab dalam hal pengontrolan

kelengkapan dan penggunaan alat di dalam troli.

Obat pasien dapat diretur jika obat tidak digunakan, kondisinya masih

layak pakai, dan berasal dari Satelit Farmasi ICU. Prosedur retur obat tidak

dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan standar prosedur operasional yang telah

ditetapkan. Prosedur retur obat yang dilakukan di Satelit Farmasi ICU yaitu

perawat mengecek perbekalan farmasi yang diretur lalu menuliskan di form retur

dan menyerahkan ke satelit, petugas satelit mengecek kembali baik jenis maupun

jumlah perbekalan farmasi tanpa didampingi dengan perawat dan selanjutnya

petugas satelit mengembalikan perbekalan pada tempatnya dan menulis di kartu

stok.

4.5.2 Pelayanan Farmasi Klinik di Satelit Farmasi ICU

Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di Satelit Farnasi ICU meliputi

parade pagi, visite pasien, pengkajian resep, monitoring obat, konseling obat

pasien pulang di ICCU dan pemberian informasi obat.

Apoteker klinis di Satelit Farmasi ICU melakukan parade pagi setiap

pukul 08.00 – 10.00 WIB bersama dokter, perawat, dan dietisian. Parade ini

bertujuan untuk membahas seputar permasalahan pasien, perkembangan pasien,

dan rencana tindakan atau pengobatan yang akan diberikan kepada pasien.

Apoteker akan memberikan rekomendasi mengenai obat yang dibutuhkan dalam

perawatan pasien, ketersediaan obat di Instalasi Farmasi, dosis obat yang sesuai

indikasinya, dan interaksi obat. Selain itu, perencanaan pengobatan pasien juga

disesuaikan dengan hasil laboratorium pasien.

Setelah parade pagi, apoteker klinis melaksanakan visite bersama dokter,

perawat, dan dietisian. Melalui kegiatan visite, tim tersebut dapat mengetahui

kondisi pasien yang sebenarnya. Pada saat melakukan visite, dapat terjadi

perubahan terapi ataupun tindakan. Peran apoteker pada saat itu adalah

memberikan rekomendasi dan berkoordinasi dengan dokter terkait rencana terapi

atau tindakan yang akan diterapkan.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

71

Universitas Indonesia

Selain itu, apoteker klinis juga melakukan pengkajian resep. Apoteker

mengkaji kesesuaian farmasetik dan klinis obat yang diresepkan oleh dokter. Jika

terdapat terapi yang kurang sesuai, apoteker meminta konfirmasi kepada dokter

yang bersangkutan dan memberi rekomendasi jika diperlukan. Monitoring obat

dilakukan oleh apoteker dengan memeriksa kesesuaian antara resep, kardeks, dan

status pasien serta menganalisis perkembangan pasien dengan terapi yang

diperoleh.

Pasien di ICU dengan kondisi yang telah stabil umumnya akan

dipindahkan ke ruang rawat inap di Gedung A, sedangkan pasien ICCU yang

kondisinya sudah baik dapat dipulangkan. Apoteker klinis juga melaksanakan

kegiatan farmasi klinis di ICCU, salah satunya adalah memberikan informasi obat

pada pasien yang akan pulang dengan melampirkan form informasi obat pulang

yang berisikan mengenai informasi obat-obat yang diberikan disertai dengan

indikasi, jumlah obat maupun aturan pemakaian. Apoteker juga mencantumkan

nomor telepon yang dapat dihubungi sehingga pasien dapat menanyakan hal-hal

yang kurang jelas terkait dengan terapi pengobatan pasien kepada apoteker di

rumah.

Selama pelaksanaan PKPA di Satelit Farmasi ICU, terdapat beberapa hal

yang diamati oleh mahasiswa. Berikut adalah hasil pengamatan serta beberapa

masukan untuk memperbaiki kinerja di Satelit Farmasi ICU :

a. Resep-resep yang diterima di Satelit ICU terkadang tidak memenuhi

kelengkapan syarat penulisan resep. Contohnya, seringkali ditemukan tidak

ada nama dokter, riwayat alergi, jenis sediaan, kekuatan sediaan, nomor

rekam medis (NRM) pasien, serta tanggal lahir pasien. Hal ini mungkin

disebabkan karena dokter lupa menulis, terburu-buru, atau karena dokter

menganggap bahwa petugas farmasi telah mengetahui obat ataupun data

administrasi yang dimaksud. Ketidaklengkapan syarat penulisan resep ini

dapat berpotensi menyebabkan terjadinya medication error.

b. Petugas Satelit Farmasi ICU harus menuliskan etiket manual dengan jumlah

yang sangat banyak dari setiap resep dan pengerjaannya dalam waktu yang

sesingkat mungkin.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

72

Universitas Indonesia

c. Satelit Farmasi ICU dilengkapi dengan lemari yang tingginya dapat mencapai

lebih dari dua meter. Terdapat beberapa perbekalan farmasi serta dokumen

yang diletakkan pada posisi yang cukup tinggi dan sulit dijangkau oleh

petugas. Biasanya petugas menggunakan alat bantu kursi untuk menjangkau

perbekalan farmasi serta dokumen yang diletakkan pada posisi tersebut. Hal

ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

d. Satelit Farmasi ICU terletak cukup jauh dari ruang tunggu keluarga pasien

sehingga petugas satelit harus berteriak keluar ruangan untuk memanggil

keluarga pasien saat pengurusan tagihan obat atau administrasi pasien.

e. Penyimpanan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi ICU sudah tertata dengan

cukup baik. Akan tetapi, masih ditemukan beberapa produk obat tablet yang

disimpan tercampur dalam satu wadah. Penyimpanan obat tersebut berisiko

menimbulkan kesalahan dan menyulitkan pencarian obat saat proses

dispensing.

f. Prosedur retur obat di Satelit Farmasi ICU dilakukan tidak sesuai dengan

standar prosedur operasional yang ditetapkan yakni petugas satelit tidak

langsung memeriksa jumlah dan jenis obat yang telah diretur oleh perawat.

g. Pelayanan farmasi klinis berupa konseling pasien pulang masih terdapat

sedikit kekurangan yakni pasien yang akan pulang harus menunggu cukup

lama untuk menerima konseling dari apoteker.

h. Tidak adanya petugas kasir khusus di ICU sehingga asisten apoteker ikut

dalam proses pengembalian barang dalam bentuk uang kepada keluarga

pasien jika barang tersebut tidak terpakai.

4.6 Satelit Farmasi Kirana

Satelit Farmasi Kirana dibuka oleh IFRS pada tahun 2011 dan ditujukan

khusus untuk pasien dengan diagnosis penyakit mata. Satelit yang terletak di

gedung Kirana, Jl. Kimia No.8, Jakarta Pusat ini memiliki dua depo farmasi, yaitu

depo farmasi lantai 1 dan lantai 3. Depo lantai 1 melayani pasien rawat jalan dan

rawat inap, sementara depo lantai 3 melayani paket operasi dan tambahan

kebutuhan perbekalan farmasi untuk tindakan operasi mata. Depo lantai 1 dan 3

beroperasi setiap hari Senin hingga Jumat dengan jadwal dua shift, shift pertama

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

73

Universitas Indonesia

mulai pukul 08.00-15.30 WIB, kemudian ada middle shift yang mulai pukul

10.00-18.00 WIB, untuk depo farmasi lantai 3 asisten harus menunggu sampai

semua tindakan operasi selesai dilakukan.

4.6.1 Kegiatan PKPA di Satelit Kirana

Mahasiswa bertugas di satelit Kirana selama 3 hari. Selama berada di

satelit Kirana, mahasiswa berkesempatan untuk terlibat dalam kegiatan

pengelolaan perbekalan farmasi. Beberapa kegiatan tersebut, antara lain :

a. Mengamati alur pelayanan resep di depo lantai 1.

b. Mengecek dan mencatat perbekalan farmasi yang akan exp.date, dan

memisahkan barang yang sudah exp.date.

c. Membantu proses dispensing obat sesuai resep yang ada.

d. Mengamati alur pelayanan kefarmasian di depo lantai 3

e. Membantu menyiapkan paket operasi di depo lantai 3.

4.6.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

Satelit Kirana memiliki dua orang penanggung jawab, yaitu satu orang

apoteker dan satu orang asisten apoteker senior. Di depo lantai 1 dibantu oleh 2

orang asisten apoteker, satu orang juru resep, dan satu orang pekarya, sedangkan

di depo lantai 3 dibantu oleh 2 orang asisten apoteker dan satu orang pekarya.

Selain obat mata, depo lantai satu juga menyediakan obat-obat lain, berupa obat

oral, injeksi, narkotika, dan psikotropika sebagai terapi penyerta di luar

pengobatan mata untuk pasien Kirana, karena sebagian besar pasien merupakan

geriatri yang terkadang memerlukan terapi lain disamping pengobatan untuk mata.

4.6.3 Kegiatan Satelit Kirana

Depo farmasi lantai 1 melayani pasien rawat jalan dari poli mata, rawat

jalan dari bagian VIP (Citra), pasien rawat inap, dan pasien pulang pasca-operasi,

sedangkan depo farmasi lantai 3 hanya melayani paket operasi dan tambahan

kebutuhan operasi. Bagian OK di Satelit Kirana memiliki 12 divisi mata dan

masing-masing menggunakan sistem paket untuk pendistribusian perbekalan

farmasinya. Dokumentasi mutasi barang, selain dengan sistem IT, juga dilakukan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

74

Universitas Indonesia

melalui pencatatan pada kartu stok. Pengeluaran barang dari depo lantai 3 akan

dicatat menggunakan lembar formulir permintaan paket tindakan yang telah

tersedia. Data pasien yang akan dioperasi dan jumlah paket yang diambil dari

depo oleh perawat atau dokter dari ruang bedah tercatat pada lembar tersebut.

Selain permintaan dalam bentuk paket, seringkali permintaan barang yang

sifatnya cito terjadi di tengah-tengah pelaksanaan tindakan operasi. Dokumentasi

permintaan cito dicatat pada formulir yang berbeda dengan mencantumkan nama

pasien, nama barang, dan jumlah yang diminta. Data permintaan cito tersebut

akan digabungkan dengan data yang terdapat pada formulir permintaan paket

tindakan sesuai nama pasien. Keseluruhan formulir permintaan paket (yang telah

dilengkapi juga dengan data permintaan cito pasien) direkap setiap harinya

sebagai dokumentasi mutasi di depo lantai 3.

4.6.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Perencanaan untuk pengadaan perbekalan farmasi di Satelit Kirana

dilakukan berdasarkan data pemakaian selama enam bulan terakhir dan trend

selama 3 bulan terakhir. Data perencanaan dikirim ke Gudang Pusat untuk

disiapkan pengadaannya. Depo lantai 3 membuat perencanaan untuk pemesanan

barang dan dikirimkan ke depo lantai 1. Defekta perbekalan farmasi di Satelit

Kirana dilakukan oleh pihak depo lantai 1 secara online pada hari Senin dan Rabu,

sedangkan pengambilan perbekalan farmasi dilakukan pada hari Selasa dan

Kamis. Satelit Kirana memiliki 2 orang pekarya, maka perbekalan farmasi yang

diminta akan diambil oleh pekarya depo lantai 1. Pada hari pengambilan barang

ke Gudang Pusat, dilakukan verifikasi terhadap kesesuaian perbekalan farmasi

yang diterima dengan defekta oleh petugas farmasi di Gudang Pusat. Kemudian,

perbekalan farmasi dimasukkan ke rak perbekalan farmasi dan dicatat

pemasukannya pada kartu stok. Untuk kebutuhan perbekalan farmasi depo lantai

3, barang akan diambil dari depo lantai 1 ke depo lantai 3 oleh pekarya di depo

lantai 3 setiap hari Selasa dan Kamis.

Khusus untuk pengadaan barang konsinyasi, seperti lensa mata,

perencanaan jumlah kebutuhan dan spesifikasi serta beberapa rekomendasi

vendor terbaik yang dipilih secara langsung diajukan oleh pihak Satelit Kirana ke

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

75

Universitas Indonesia

Direktur Pelayanan Medik, yang kemudian akan berdiskusi dengan Bagian

Keuangan RSCM. Jika disetujui, bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) akan

melakukan sistem tender untuk menentukan vendor mana yang akan menangani

barang konsinyasi ini. Setelah diputuskan pemenangnya, maka pihak Unit Kerja

Kirana akan menghubungi vendor untuk melakukan pemesanan barang.

Dokumentasi penggunaan lensa di Satelit Kirana dilakukan pada buku

khusus pencatatan penggunaan lensa yang akan digunakan sebagai pedoman

untuk pembuatan laporan pemakaian lensa per bulan. Laporan tersebut

ditandatangani oleh Kepala Departemen Mata dan Kepala Sub Instalasi

Perbekalan Farmasi lalu diberikan ke bagian Instalasi Farmasi untuk dibuatkan

faktur. Faktur ini akan diserahkan ke bagian keuangan untuk dijadikan dasar

penagihan pembayaran bagi vendor dan acuan untuk pengadaan kembali. Lensa

dengan power yang sering digunakan akan di supplay lebih banyak, sedangkan

untuk stock opname lensa dilakukan oleh pihak vendor dan pihak depo lantai 5

setiap satu bulan sekali.

Penyimpanan perbekalan farmasi di Satelit Kirana menggunakan sistem

FIFO dan FEFO yang disusun secara alfabetis dan dibedakan berdasarkan generik

dan nama dagang. Penyimpanan perbekalan farmasi di satelit ini terbagi menjadi

tiga, yaitu penyimpanan obat, penyimpanan alat kesehatan, dan penyimpanan obat

khusus. Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan

stabilitasnya, sedangkan penyimpanan alat kesehatan disimpan terpisah dari obat

dan diatur berdasarkan fungsi atau penggunaannya. Penyimpanan obat khusus di

Satelit Kirana, meliputi penyimpanan narkotika dan psikotropika, obat high alert,

obat sitostatika, obat termolabil, dan kit emergensi.

Obat-obat yang tergolong LASA diatur agar tidak terletak bersebelahan

dengan obat pasangannya dan telah dilakukan penempelan stiker LASA pada

wadah obat-obat tersebut. Obat-obat High Alert disimpan di lemari khusus yang

pada bagian tepinya ditandai dengan plester berwarna merah, serta pada tiap

kemasan primer obat diberi stiker merah High Alert. Obat kanker disimpan di

lemari terpisah yang diberi stiker ungu. Narkotika disimpan di lemari khusus yang

berkunci ganda. Kunci lemari narkotika dikalungkan pada AA yang bertugas di

satelit. Barang-barang dengan masa daluwarsa tiga bulan ke depan ditandai

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

76

Universitas Indonesia

dengan label kuning yang dilengkapi dengan data bulan dan tahun daluwarsa obat

tersebut. Obat-obat termolabil disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu

2o–8o C. Pengecekan suhu lemari pendingin serta suhu ruangan penyimpanan

Satelit Kirana dilakukan setiap hari, khusus untuk lemari pendingin pengecekan

dilakukan 3 kali. Sebagai langkah pengontrolan terhadap stok perbekalan farmasi

yang ada, dilakukan kegiatan stock opname (SO) di Satelit Kirana setiap tiga

bulan sekali, tetapi asisten apoteker di depo wajib melakukan sampling SO setiap

hari. Barang-barang yang diketahui telah mencapai tanggal daluwarsa atau rusak

akan dimusnahkan. Umumnya pemusnahan dilakukan dua kali dalam setahun oleh

panitia pemusnahan di bawah tanggung jawab IAL (Instalasi Administrasi dan

Logistik).

Sistem distribusi perbekalan farmasi di Satelit Kirana dilakukan dengan

dua cara, yaitu sistem peresepan individual dan sistem floor stock. Resep yang

diterima di satelit ini adalah resep manual, tetapi untuk resep dari beberapa dokter

di ruang OK VIP telah menggunakan sistem online. Peresepan individual untuk

pelayanan pasien rawat jalan, rawat inap, dan paket operasi. Untuk pasien rawat

jalan akan disiapkan secara daily dose oleh depo lantai 1, sedangkan paket operasi

akan disiapkan oleh depo lantai 3 satu hari sebelum operasi berdasarkan jadwal

rencana operasi masing-masing pasien. Sistem floor stock meliputi troli

emergency dan bahan medis habis pakai (BMHP). Troli emergency terletak di

OK, sehingga menjadi tanggung jawab depo lantai 3.

4.5.4 Alur Pelayanan Resep

a. Pasien umum (resep tunai)

Pasien umum cukup datang dengan membawa resep asli dari dokter. Resep

tersebut diverifikasi terlebih dahulu oleh petugas farmasi, meliputi verifikasi

kelengkapan resep, ketersediaan barang di satelit, dan jumlah obat yang akan

diberikan. Setelahnya, petugas satelit akan menginformasikan harga obat kepada

pasien untuk selanjutnya dilakukan transaksi di kasir, yang letaknya diluar depo

lantai 1. Kemudian, petugas satelit melakukan dispensing obat dan

menyerahkannya kepada pasien disertai dengan pemberian informasi obat. Alur

pelayanan di Satelit Kirana sesuai dengan standar VHDS (Verifikasi, Hargai,

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

77

Universitas Indonesia

Dispensing, Serahkan) yang berlaku di RSCM, yaitu mulai dari pelaksanaan

verifikasi, pemberian harga, dispensing obat, dan penyerahan obat.

b. Pasien jaminan

Perbedaan alur pelayanan resep pasien umum dengan pasien jaminan

terletak pada saat proses penerimaan resep. Pasien jaminan harus membawa resep

asli, fotokopi resep, dan surat jaminan. Untuk pasien jaminan Askes, petugas

satelit harus memastikan bahwa obat yang akan ditebus oleh pasien terdapat

dalam Buku DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) Askes. Jika obat yang akan

ditebus tidak terdapat dalam DPHO Askes, maka petugas harus

menginformasikan kepada pasien bahwa obat tersebut tidak dibayarkan oleh

Askes dan menjadi tanggungan pasien.

Berdasarkan hasil pengamatan mahasiswa selama berada di Satelit Kirana,

terdapat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas

pelayanan farmasi Satelit Farmasi Kirana. Beberapa hal tersebut, antara lain :

1. Komunikasi antar depo belum terjalin dengan baik

2. Retur perbekalan farmasi di depo lantai masih tinggi, sehingga menambah

beban pekerjaan petugas farmasi di depo tersebut

3. Tidak ada pintu akses yang terkunci untuk memisahkan petugas farmasi

dengan petugas lain di lantai 3 OK, sehingga petugas lain bebas keluar masuk

ruangan mengambil obat dan alkes

4. Pengerjaan kartu stock di depo lantai 3 baru mulai diterapkan dan yang

mengerjakan seorang pekarya, hal ini kurang efektif.

4.7 Gudang Perbekalan Farmasi Pusat

Gudang Perbekalan Farmasi RSCM saat ini berada di bawah Instalasi

Administrasi dan Logistik (IAL). Gudang Perbekalan Farmasi Pusat RSCM terdiri

atas Gudang Farmasi I, Gudang Farmasi II, dan Gudang Gas Medis.

Waktu pelayanan Gudang Perbekalan Farmasi Pusat, yaitu pukul 08.00

hingga 18.00 yang terbagi dalam 2 shift. Sumber daya manusia yang terdapat di

Gudang Pusat, yaitu sebanyak 20 orang yang terdiri dari 1 orang Apoteker, 1

orang Asisten Apoteker (AA) Penanggungjawab, 5 orang AA Bidang Pelaksana

Obat, 5 orang AA Bidang Pelaksana Alat Kesehatan, 4 orang AA Bidang

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

78

Universitas Indonesia

Pelaksana Administrasi, dan 4 orang Pekarya. Sedangkan di Gudang Gas Medis

terdapat 6 orang pekarya yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan

pengiriman ke Unit Kerja.

Kegiatan utama yang dilakukan di Gudang Perbekalan Farmasi Pusat

terdiri atas pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan,

dan pelaporan perbekalan farmasi di Rumah Sakit. Pemesanan dilakukan

berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan oleh Unit Layanan

Pengadaan (ULP).

Dalam rangka menjaga ketersediaan perbekalan farmasi di RSCM,

Gudang Pusat melakukan permintaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan.

Pemesanan dilakukan berdasarkan permintaan (defekta) perbekalan farmasi yang

dilakukan rutin dua kali dalam seminggu, serta dari permintaan mendesak/cito

yang dapat dilakukan setiap hari. Permintaan perbekalan farmasi dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan selama dua minggu hingga satu bulan.

Defekta yang telah dibuat oleh pihak Gudang Pusat selanjutnya dikirim ke

koordinator logistik, jika permintaan telah disetujui oleh koordinator logistik

maka petugas pemesanan akan menghubungi distributor terkait yang selanjutnya

akan dikirim ke Gudang Pusat. Setelah perbekalan farmasi diterima di Gudang

Pusat, selanjutnya dilakukan proses penerimaan barang yang dilakukan oleh

Panitia Penerimaan bersama dengan petugas gudang. Pada proses penerimaan,

dilakukan kegiatan pemeriksaan yang meliputi kesesuaian daftar pesanan, baik

jenis dan jumlah pesanan, dan penyesuaian dengan faktur penjualan melalui

komputer. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan terhadap bentuk fisik, nama

perbekalan farmasi dan tanggal daluwarsa perbekalan farmasi yang akan diterima.

Apabila terdapat kemasan yang telah rusak atau ketidaksesuaian perbekalan

farmasi, maka dapat dilakukan penggantian barang ke distributor.

Khusus untuk perbekalan farmasi yang bersifat termolabil, pemeriksaan

juga dilakukan dengan melihat kesesuaian penyimpanan perbekalan farmasi,

misalnya dengan melihat proses penyimpanan perbekalan farmasi tersebut selama

proses distribusi dari distributor ke Gudang Pusat, yaitu dengan menyimpan

perbekalan farmasi tersebut di dalam cool box yang dilengkapi dengan

termometer dan dipastikan berada pada suhu yang sesuai (2o – 8o C). Pemeriksaan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

79

Universitas Indonesia

juga dilakukan terhadap dokumen-dokumen penyerta perbekalan farmasi,

misalnya Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan berbahaya dan beracun

(B3).

Setelah pemeriksaan dilakukan dan perbekalan farmasi yang diterima telah

sesuai dengan pesanan, Panitia Penerimaan membubuhkan tanda tangan, nama

jelas dan stempel gudang farmasi, serta tanggal penerimaan pada faktur penjualan

dan salinan faktur. Lembar asli faktur dan salinannya diserahkan kepada petugas

gudang. Data dari lembar faktur tersebut akan di-input oleh petugas ke dalam

sistem komputer dan kartu stok manual, meliputi data spesifikasi produk, asal

distributor, jumlah, dan waktu daluwarsa.

Perbekalan Farmasi yang telah diterima disimpan di Gudang Pusat. Tujuan

penyimpanan perbekalan farmasi adalah menempatkan perbekalan farmasi yang

diterima dengan aman dan sesuai aturan kefarmasian agar terjamin kualitas dan

kuantitasnya. Penyimpanan yang sesuai dapat memudahkan kegiatan pencarian

barang untuk mempercepat pelayanan, dan memudahkan pengawasan dan

operasional penyimpanan.

Penyimpanan perbekalan farmasi disusun dengan sistem First In First Out

(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Selain itu, penyimpanan juga disusun

berdasarkan jenis perbekalan farmasi, yaitu alat kesehatan yang diletakkan di

Gudang Farmasi I ruang Alkes I, II, dan III; obat (oral atau injeksi) yang

diletakkan di Gudang Farmasi I ruang penyimpanan obat; bahan berbahaya dan

beracun (B3) diletakkan di Gudang Farmasi I ruang tahan api; cairan dan

hemodialisa diletakkan di Gudang Farmasi II, dan gas medis yang diletakkan di

Gudang Gas Medis.

Selain berdasarkan jenis perbekalan farmasi, penyimpanan juga didasarkan

pada bentuk sediaan, kestabilan perbekalan farmasi, sifat perbekalan farmasi (high

alert atau sitostatika), perbekalan farmasi Askes dan Non-Askes, rute pemberian

obat, obat produksi RSCM serta nama generik dan nama dagang. Penyimpanan

obat di Gudang Pusat juga disusun berdasarkan alfabetis dengan memperhatikan

penyusunan untuk obat yang tergolong Look Alike Sound Alike (LASA) untuk

menghindari kesalahan dispensing. Obat yang tergolong LASA memiliki bentuk

dan pengucapan yang mirip sehingga penyimpanannya dipisah dengan satu atau

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

80

Universitas Indonesia

dua obat lain, dan pada wadah penyimpanan diberi penandaan dengan stiker

LASA berwarna hijau. Obat-obat mahal, obat-obat high alert dan obat-obat

sitostatika disimpan pada lemari yang khusus. Untuk obat high alert, tempat

penyimpanan ditandai dengan lakban berwarna merah dan diberi label high alert

pada tiap kemasan terkecil obat. Penyimpanan obat sitostatika disimpan di lemari

terpisah dan diberi label berwarna ungu “Obat Kanker, Tangani dengan Hati-

hati”. Penyimpanan obat sudah tertata rapi dan baik dengan pemberian label

petunjuk pada setiap kelompok obat. Hal ini memudahkan dispensing obat

mengingat jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang banyak.

Untuk narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus yang

terpisah dari penyimpanan obat lainnya. Narkotika disimpan dalam lemari

berpintu dua dengan kunci ganda. Kunci lemari tersebut dipegang oleh Asisten

Apoteker yang bertugas pada tiap shift.

Penyimpanan alat kesehatan di Gudang Pusat terpisah dengan

penyimpanan obat-obatan. Alat kesehatan disusun berdasarkan kesamaan jenis

misalnya kapas, alat pelindung diri, pouches dan indikator steril, serta kelompok

departemen pengguna, misalnya Departemen Bedah, Departemen Mata, dan

Departemen Pelayanan Jantung Terpadu (PJT). Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah pengambilan barang.

Agar mutu perbekalan farmasi tetap terjaga, maka petugas gudang

melakukan stock opname (SO) setiap tiga bulan sekali untuk memudahkan

pengawasan perbekalan farmasi dengan mengetahui kesesuaian fisik perbekalan

farmasi yang ada dengan jumlah yang tertera pada kartu stok dan sistem IT.

Kegiatan stock opname juga dilakukan untuk mempermudah pengawasan

terhadap perbekalan farmasi yang mendekati waktu daluwarsa. Produk yang akan

daluwarsa dalam waktu tiga bulan ke depan akan diberi label berwarna kuning

yang dilengkapi dengan waktu daluwarsanya. Selain itu, dilakukan pula

pemantauan suhu pada lemari pendingin dan ruangan yang dilakukan setiap hari.

Pemantauan suhu lemari pendingin dilakukan sebanyak tiga kali sehari, yaitu pada

pukul 06.00, 14.00, dan 20.00 WIB, sedangkan pemantauan suhu ruangan

dilakukan satu kali sehari pada pukul 08.00 WIB.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

81

Universitas Indonesia

Gudang Pusat merupakan pusat pendistribusian perbekalan farmasi di

Rumah Sakit. Gudang melayani permintaan dari seluruh Satelit dan Unit Kerja.

Permintaan perbekalan farmasi ke Gudang Pusat dapat dilakukan secara rutin

sesuai jadwal yang telah ditetapkan untuk masing-masing Satelit dan Unit Kerja

ataupun permintaan cito setiap hari. Permintaan ke Gudang Pusat dapat dilakukan

dengan dua sistem, yaitu sistem online untuk Satelit Farmasi dan sistem manual

untuk Unit Kerja. Permintaan yang diajukan oleh Satelit Farmasi akan langsung

dicetak oleh Gudang Pusat dalam bentuk surat permintaan barang, sedangkan Unit

Kerja yang melakukan permintaan manual menggunakan formulir permintaan

barang farmasi dan harus mengantarkan formulir tersebut ke Gudang dua hari

sebelum pengambilan barang. Untuk defekta obat-obat narkotika dibuat dalam

formulir permintaan tersendiri.

Petugas Gudang Pusat akan menyiapkan perbekalan farmasi yang diminta

serta melakukan pencatatan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang tertera pada

formulir permintaan. Petugas administrasi akan memproses formulir permintaan

tersebut untuk mendapatkan Form Distribusi Obat/Alkes bagi tiap

Satelit/Unit/Departemen terkait. Setelah perbekalan farmasi disiapkan, petugas

gudang akan menghubungi Satelit atau Unit Kerja terkait untuk memberitahukan

bahwa perbekalan farmasi sudah siap diambil.

Pada saat penyerahan, dilakukan pengecekan kembali oleh petugas gudang

dan pihak satelit atau unit kerja dengan membaca ulang dan memeriksa

perbekalan farmasi yang telah disiapkan serta melakukan pencatatan pada buku

serah terima yang terdapat di ruang pendistribusian Gudang Pusat. Setelah

dinyatakan bahwa barang yang diterima pihak satelit atau unit kerja sesuai dengan

permintaannya, lalu dilakukan penandatanganan bersama Form Distribusi

Obat/Alkes. Lembar form yang asli disimpan oleh pihak gudang, sedangkan

lembar copy diberikan kepada pihak satelit farmasi atau unit kerja.

Gudang Pusat juga melayani permintaan mendesak/cito setiap hari.

Perbekalan farmasi yang diambil untuk kebutuhan cito dicatat pada buku cito di

Gudang dan Unit terkait. Untuk memenuhi permintaan perbekalan farmasi di luar

jam operasional gudang, petugas satelit harus menghubungi Penanggungjawab

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

82

Universitas Indonesia

Gudang Pusat untuk mengambil perbekalan farmasi di Gudang dengan

didampingi satu orang saksi dan petugas keamanan untuk membuka pintu gudang.

Gudang Pusat juga melakukan kegiatan pemusnahan untuk perbekalan

farmasi yang telah daluwarsa maupun yang rusak. Untuk perbekalan farmasi yang

hampir daluwarsa maupun yang sudah daluwarsa, ataupun rusak diretur kembali

ke Gudang dari Satelit-satelit dan Unit Kerja. Pemusnahan dilakukan sesuai

perintah direktur dan dilakukan oleh Panitia Pemusnahan dan dibuat berita acara

pemusnahan.

Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan PKPA di Gudang

Pusat, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan, antara lain:

a. Masih terdapat data kartu stok yang selisih dengan jumlah fisik dan jumlah

barang di IT dan urutan tanggal yang masih berantakan.

b. Masih terdapat lemari pendingin yang tidak memiliki daftar nama obat-obat

yang terdapat di dalamnya sehingga menyulitkan staf atau pegawai baru yang

akan menyiapkan permintaan perbekalan farmasi.

c. Masih ada obat-obat LASA yang penyimpanannya tidak sesuai

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

83 Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan apoteker di rumah sakit mencakup

kegiatan manajemen terkait pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit

dan pelayanan farmasi klinik untuk menjamin bahwa terapi yang diterima

oleh pasien rasional. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian di RSUPN Dr.

Cipto Mangunkusumo sudah memenuhi persyaratan pelayanan kefarmasian

dari Kementerian Kesehatan RI dan standar akreditasi internasional dari JCI

(Joint Commission International). Akan tetapi, masih ditemui adanya aspek

pelayanan yang belum dilakukan secara maksimal karena faktor keterbatasan

jumlah SDM dan beberapa fasilitas penunjang.

b. Apoteker di rumah sakit berperan sebagai pelaksana pelayanan kefarmasian.

Dari segi manajemen, apoteker bertugas untuk memastikan bahwa perbekalan

farmasi yang memenuhi persyaratan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan

di rumah sakit selalu tersedia. Dari segi klinis, apoteker bertugas untuk

memantau pengobatan pasien serta memberikan informasi yang diperlukan

demi tercapainya tujuan pengobatan pasien dengan mengutamakan patient

safety. Selain itu, Apoteker juga berperan sebagai seorang manajer yang

bertugas melakukan pengelolaan sumber daya manusia (SDM), sarana dan

prasarana, serta berkontribusi dalam upaya peningkatan pendapatan rumah

sakit.

5.2 Saran

Berdasarkan pengamatan selama PKPA di RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo, berikut adalah beberapa saran yang dapat kami sampaikan:

5.2.1 Sub Instalasi Produksi

a. Pengadaan mesin otomatis filling liquid untuk meminimalisir volume yang

tidak sama antara botol hand rub dan meminimalisir terjadinya tumpahan.

b. Instalasi Administrasi dan Logistik harus memperhatikan ketersediaan bahan

baku untuk produksi agar pelaksanaan produksi tidak terhambat.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

84

Universitas Indonesia

5.2.2 Instalasi Gawat Darurat (IGD)

a. Dilakukan pengecekan/koreksi jumlah obat dan alat kesehatan yang datang

saat defekta sebelum dimasukkan ke dalam kartu stok dan stok IT.

b. Pengadaan print label etiket agar dapat mempercepat dan mempermudah

petugas dalam proses dispensing obat sehingga pelayanan obat ke pasien akan

lebih cepat.

c. Mengadakan pelatihan dan motivasi untuk petugas satelit farmasi di IGD.

5.2.3 Satelit Farmasi Pusat

a. Dilakukan sistem penyusunan obat secara bertingkat pada rak penyimpanan

di satelit, sehingga kotak obat tidak saling menghalangi satu sama lain.

b. Dilakukan sistem penyimpanan kartu stok yang baik sehingga mempermudah

pada saat penulusuran akibat terjadinya selisish stok.

c. Penerapan resep elektronik (EHR) diharapkan dapat segera diaplikasikan di

seluruh unit kerja, khususnya Satelit Farmasi Pusat.

d. Pengadaan printer etiket di seluruh unit kerja dapat membantu mempercepat

proses pelayanan resep yang dilakukan pihak Satelit Farmasi Pusat.

5.2.4 Ruang Rawat Inap Terpadu (Gedung A)

a. Dilakukan perbaikan ruangan yang bocor di Gudang Farmasi Basement

Gedung A sebelum kerusakan menjadi semakin parah.

b. Meningkatkan kedisplinan tenaga farmasi dalam melakukan pekerjaan

terutama pada saat meletakkan kartu stok dan lembar MSDS.

c. Meningkatkan kesadaran petugas farmasi akan pentingnya briefing di pagi

hari.

d. Pada saat memberikan konseling, apoteker meminta pasien untuk mengulang

kembali informasi yang telah dijelaskan, untuk memastikan informasi yang

diberikan sudah tepat.

e. Apoteker perlu mengikuti visite bersama sehingga akan lebih dikenal oleh

tenaga kesehatan lain.

f. Kegiatan PIO (Pelayanan Informasi Obat) yang dilakukan di Gedung A

RSCM sudah berjalan dengan baik, tetapi perlu dikembangkan menjadi PIO

formal sehingga dapat menjadi PIO sentral bagi seluruh departemen di RSCM

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

85

Universitas Indonesia

5.2.5 Satelit Intensive Care Unit (ICU)

a. Penerapan sistem peresepan online karena dengan sistem tersebut, data

administratif pasien pada resep dapat dilengkapi secara otomatis, mencegah

terjadinya medication error serta mempercepat pelayanan.

b. Pengadaan printer etiket agar mempercepat pelayanan kefarmasian dan data

pada etiket dapat terisi dengan lengkap dan jelas.

c. Penambahan fasilitas tangga lipat diperlukan untuk mengurangi resiko

terjadinya kecelakaan kerja.

d. Pengadaan alat pengeras suara untuk memudahkan petugas dalam melakukan

pemanggilan keluarga pasien.

e. Penambahan wadah obat atau pemberian sekat pada wadah untuk membatasi

penyimpanan antara satu produk obat dengan produk obat lain dengan

pemantauan rutin dilakukan setiap harinya agar produk obat disimpan sesuai

dengan letak penyimpanannya.

f. Asisten Apoteker sebaiknya memeriksa jumlah dan jenis obat langsung

dihadapan perawat saat melakukan retur sehingga apabila terdapat hal yang

tidak sesuai dapat langsung dikonfirmasi kepada perawat tersebut.

g. Apabila apoteker tidak dapat memberikan konseling, formulir informasi obat

sebaiknya diisi dengan lengkap dan mendelegasikan kepada asisten apoteker

untuk memberikan penjelasan mengenai obat.

h. Penambahan tenaga kasir untuk mempermudah kegiatan pelayanan keuangan

di Satelit ICU.

5.2.6 Satelit Kirana

b. Menempatkan penanggung jawab di Satelit Kirana lantai 3 untuk

memudahkan koordinasi antar satelit lantai 1 dan 3.

c. Kegiatan briefing setiap pagi perlu dilakukan untuk membahas masalah yang

ada dan mencari solusinya sehingga terjalin kerjasama yang baik antara

apoteker, asisten apoteker, dan pekarya.

d. Dilakukan evaluasi paket bedah mata dengan melibatkan petugas farmasi,

perawat dan dokter untuk mengurangi retur barang, karena retur menambah

beban kerja. Selain itu dapat merugikan RSCM karena jika retur terlambat

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

86

Universitas Indonesia

maka perputaran uang juga akan terganggu yang mengakibatkan penurunan

omset RSCM.

e. Dibuat loket untuk pengambilan obat dan alat operasi, sehingga hanya

petugas farmasi yang berhak masuk ke dalam satelit lantai 3, yang bertujuan

untuk mencegah kehilangan perbekalan farmasi.

f. Kartu stok sebaiknya dikerjakan oleh asisten apoteker yang pada dasarnya

lebih mengerti tentang perbekalan farmasi. Tugas menyiapkan paket dapat

digantikan oleh pekarya karena relatif lebih mudah dilakukan.

5.2.7 Gudang Perbekalan Farmasi Pusat

a. Membuat daftar nama obat-obat yang terdapat di dalam masing-masing

lemari pendingin dan menempelkannya pada pintu lemari pendingin yang

sesuai. Daftar tersebut juga perlu diperiksa dan diperbaharui secara berkala

sehingga data yang tersedia selalu ter-update sesuai dengan persediaan yang

terdapat di dalamnya.

b. Dilakukan pengecekan kembali saat melakukan penyimpanan perbekalan

farmasi agar penyimpanannya tepat dan memudahkan petugas dalam

pelayanan terutama pada obat-obat tergolong LASA.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

87 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman Pengelolaan

Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 1197/ Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementrerian Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Permenkes RI No.

1672/Menkes/Per/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang Organisasi

dan Tata Kerja RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Republik Indonesia. (2009a). Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang

Kesehatan. Jakarta : Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. (2009b). Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah

Sakit. Jakarta : Sekretariat Negara.

Siregar, Lia Amalia. 2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

88

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Timeline kegiatan PKPA

Jadwal Hari 1 Kuliah + Diskusi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jam 08.00-09.00 Pengarahan Ka.Inst.Diklat

jam 09.10-10.00 Pengarahan Ka.Inst.Farmasi

jam 10.00 -11.00Pengarahan KaSub Farklindiklitbang

jam 11.00 - 12.00 Pengarahan PJ Diklitbangjam 13.00-selesai Orientasi Ke Lapangan

PIC SatelitCMU Produksi Farmasi C C C D D DSatelit Pusat D D D C C CSatelit IGD C CSatelit Kirana D DSatelit Gedung A (Managemen)Gudang Pusat CSSD

Perencanaan

IPD Lt7 Gd A (Farklin) D D D C C CLt 1 Gd A (Farklin) D D D C C CR Apoteker Klinik (PIO)Geriatri Gd A D D D C C CSatelit ICU (Farklin) C C C D D DHCU Lt6

Paediatri (bu Rina M)

SABTU

MINGGU

ORIENTASI PKPA

UI

Sep-13

SABTU

MINGGU

SABTU

MINGGU

SABTU

MINGGU

Jadwal Hari 1 Kuliah + Diskusi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Jam 08.00-09.00 Pengarahan Ka.Inst.Diklat

jam 09.10-10.00 Pengarahan Ka.Inst.Farmasi

jam 10.00 -11.00Pengarahan KaSub Farklindiklitbang

jam 11.00 - 12.00 Pengarahan PJ Diklitbangjam 13.00-selesai Orientasi Ke Lapangan

PIC SatelitCMU Produksi FarmasiSatelit PusatSatelit IGD C D D DSatelit Kirana D C C CSatelit Gedung A (Managemen) D D D C C C

Gudang Pusat D D D C C CCSSD D D C C C D

Perencanaan CD

IPD Lt7 Gd A (Farklin)Lt 1 Gd A (Farklin)R Apoteker Klinik (PIO) D D D C C CGeriatri Gd A Satelit ICU (Farklin)HCU Lt6

Paediatri (bu Rina M)

C Beta, Jaka, Kaniya

D Irvan, Meilina

Oktober 2013

MINGGU

MINGGU

IDUL ADHA

MINGGU

SABTU

SABTU

SABTU

CUTI BERSAMA

MINGGU

SABTU

PERSIAPAN PRESENTASI

PRESENTASI PKPA UI

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

89

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Struktur organisasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

[sumber : Permenkes RI No. 1672/Menkes/Per/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, telah diolah kembali]

Direktur Utama

Direktur Medik dan Keperawatan

Departemen

Instalasi Farmasi

UPT

Direktur Pengembangan dan Pemasaran

Instalasi promkes

UPJM

Direktur Keuangan

Bagian Anggaran

Bagian Perbendaharaan

Bagian Akuntansi

Direktur SDM dan Pendidikan

Bagian Diklat

Bagian SDM

Bagian Hukor

Instalasi Pendidikan

Direktur Umum dan Operasional

Bagian Administrasi

Bagian Aset dan Inventaris

Bagian Teknik Pemeliharaan

Sarana dan Prasarana

Instalasi Medik

ULP

Unit Utilitas

Komite Medik, Komite Etik,

PPIRS, Komite Mutu

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

90

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Struktur organisasi instalasi farmasi

Direktorat Medik dan

Keperawatan

Kepala Instalasi Farmasi

Koordinator Administrasi dan

Keuangan

Koordinator Produksi dan

Ditlitbang

Koordinator Pelayanan Farmasi

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

91

Universitas Indonesia

Lampiran 4. Struktur organisasi koordinator administrasi dan keuangan

Kepala Instalasi Farmasi

Koordinator Administrasi dan Keuangan

Penanggung JawabKeuangan

Penanggung JawabAkuntansi dan IT

Penanggung JawabSDM dan

Administrasi

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

92

Universitas Indonesia

Lampiran 5. Struktur organisasi koordinator produksi dan diklitbang

Kepala Instalasi Farmasi

Koordinator Produksi dan Diklitbang

Penanggung JawabProduksi Sediaan

Farmasi

Pelaksana Produksi

Non Steril

Pelaksana Repacking

Sediaan Injeksi Serbuk

Penanggung Jawab Aseptik

Dispensing

Pelaksana Pencampuran

Obat Sitostatika

Pelaksana Pencampuran Obat Suntik

Pelaksana Repacking

Sediaan Injeksi Cair

Penanggung Jawab

Diklitbang

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

93

Universitas Indonesia

Lampiran 6. Struktur organisasi ooordinator pelayanan farmasi

Kepala Instalasi Farmasi

Koordinator Pelayanan Farmasi

Penanggung Jawab Perencanaan

Perbekalan FarmasiPenanggung Jawab Pelayanan Farmasi

Penanggung Jawab Satelit

Satelit IGD

Satelit ICU

Satelit Pusat

Satelit Kirana

Satelit Gedung

A

Satelit Poli di URJT

Satelit Radio terapi

Satelit ULB

Satelit PJT

Satelit IBP

Penanggung Jawab Farmasi

Klinis

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

94

Universitas Indonesia

Lampiran 7. Contoh etiket

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

95

Universitas Indonesia

Lampiran 8. Contoh klip plastik obat unit dose

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

96

Universitas Indonesia

Lampiran 9. Contoh stiker obat

Stiker High Alert

Stiker LASA

Stiker Obat Termolabil

Stiker Obat Sitostatika

Stiker Obat yang Mendekati Tanggal Kadarluasa

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

97

Universitas Indonesia

Lampiran 10. Contoh blanko kartu stok

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

98

Universitas Indonesia

Lampiran 11. Formulir konseling obat pasien pulang

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

99

Universitas Indonesia

Lampiran 12. Lembar monitoring pengobatan pasien rawat inap

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

100

Universitas Indonesia

Lampiran 13. Formulir medication history taking pasien

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

UNIVERSITAS INDONESIA

ESTIMASI KEBUTUHAN OBAT SITOSTATIKA PADA PASIEN YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI POLI BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL (RSUPN) DR. CIPTO MANGUNKUSUMO BULAN OKTOBER 2013

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

JAKA JUMAWAN, S. Farm. 1206329745

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JANUARI 2014

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iv BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Tujuan .......................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

2.1 Kanker ......................................................................................... 3 2.2 Kemoterapi .................................................................................. 3 2.2 Perencanaan ................................................................................. 4

BAB 3. METODE PENGKAJIAN ............................................................... 7

3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian ..................................................... 7 3.2 Metode Pengkaijan ....................................................................... 7

BAB 4. PEMBAHASAN ............................................................................... 9 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 12

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 12 5.2 Saran ............................................................................................ 12

DAFTAR ACUAN ......................................................................................... 13

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Grafik sel kanker yang grafik sel kanker yang dihambat pertumbuhannya melalui proses kemoterapi ................................ 4

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel data pasien yang menjalani kemoterapi di bulan oktober 2013 ........................................................................................... 14 Lampiran 2. Tabel kebutuhan obat pasien yang menjalani kemoterapi di bulan

oktober 2013 ............................................................................... 20 Lampiran 3. Tabel rekapitulasi obat sitostatika yang dibutuhkan oleh pasien yang

menjalani kemoterapi di bulan oktober 2013 ............................... 36

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesakitan dan kematian

pada manusia adalah kanker. Kanker adalah penyakit paling berbahaya yang

ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut mampu

menyerang jaringan biologis lainnya dengan pertumbuhan langsung di jaringan

yang bersebelahan (invasi) atau migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut menyebabkan mutasi di gen vital

yang mengendalikan pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel

normal menjadi sel kanker. Mutasi dapat terjadi secara spontan ataupun

diwariskan. Penyakit kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : virus,

kecanduan rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor

keturunan, dan lain-lain (Macdonald, dkk., 2005).

Beberapa jenis pengobatan penyakit kanker antara lain yakni bedah

(operasi), radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, immunoterapi, dan kombinasi.

Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan tertentu dengan tujuan

menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang dapat membunuh sel

kanker. Obat itu disebut "sitostatika atau obat anti-kanker”.

Keberhasilan terhadap pengobatan kanker meliputi ketaatan mengikuti

jadwal kemoterapi yang sudah ditetapkan sesuai dengan protokol pengobatan

yang dipilih dalam bentuk beberapa siklus yang harus diikuti. Siklus pengobatan

ini hendaknya diikuti sampai tuntas tanpa terputus karena sel-sel kanker adalah sel

yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh melebihi sel-sel tubuh yang

normal. Jika proses pengobatannya tidak tuntas, sel-sel tersebut dapat berkembang

lagi menjadi lebih banyak. Dimana, dalam hal ini, ketersediaan obat haruslah

terpenuhi agar proses kemoterapi tidak terputus atau terhambat.

Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pendataan mengenai jumlah pasien

yang menjalani kemoterapi dan regimen terapi obatnya agar dapat diketahui

perkiraan kebutuhan jumlah obat disetiap bulannya, yang mana pendataan tersebut

dapat digunakan untuk melakukan perencanaan dan memprediksi pengadaan obat

sitostatika disetiap bulannya.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

2

Universitas Indonesia

1.2 Tujuan

Untuk memperkirakan kebutuhan obat sitostatika pada pasien yang

menjalani kemoterapi di Poli Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo bulan

Oktober 2013 agar proses kemoterapi tidak terhambat.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

3 Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker

Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan

mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme

multiseluler. Sifat umum dari kanker ialah pertumbuhan berlebihan umumnya

berbentuk tumor, gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip

jaringan mudigah, bersifat invasif (mampu tumbuh di jaringan sekitarnya),

bersifat metastatik (menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan

baru), memiliki heriditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga

dapat menimbulkan kanker, dan pergeseran metabolism kea rah pembentukan

makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme

karbohidrat untuk energi sel (Nafrialdi dan S. Gan, 2007).

2.2 Kemoterapi

Kemoterapi (juga disebut kemo) merupakan jenis pengobatan kanker yang

menggunakan obat untuk menghancurkan sel-sel kanker. Kemoterapi merupakan

terapi sistemik dari penanganan kanker yang dapat digunakan untuk menghambat

pertumbuhan atau untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat sitostatika.

Kemoterapi digunakan untuk penanganan primer, atau tambahan dari terapi

radiasi atau pembedahan (Skeel, 2007). Kemoterapi adalah terapi sistemik yang

efeknya mempengaruhi seluruh tubuh. Aksi target dari kemoterapi tidak hanya

terbatas pada jaringan ganas, hal itu juga mempengaruhi sel-sel normal. Tingkat

keparahan efek samping tergantung pada agen tertentu, dosis, lamanya

pengobatan, obat yang digunakan, respon individu, dan status kesehatan saat ini.

Penggunaan waktu dan terapi yang tepat seperti antiemetic, antidiarrhe, agen

hematopoetik, dan antibiotik, serta perubahan pola makan, sangat penting

bagaimana mengatur efektivitasnya terkait dengan efek samping pengobatan

(Grant, 2008).

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

4

Universitas Indonesia

Konsep Dasar Kemoterapi yakni meliputi (Tan, 2011):

a. Hipotesis kematian sel secara fraksional

Setiap kali pemberian pengulangan dosis kemoterapi, sejumlah proporsi

yang tetap, dari sel kanker akan mati.

b. Prinsip “3 log kill, 1 log regrowth”

Jika jumlah sel 1010, setiap siklus kemoterapi akan membunuh 103 (3 log)

sel, kemudian pemberian siklus selanjutnya membutuhkan beberapa minggu agar

pasien pulih dan selama waktu tersebut tumor tumbuh 101 (1 log).

Gambar 2.1. Grafik sel kanker yang dihambat pertumbuhannya melalui proses

kemoterapi

2.3 Perencanaan

Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan

dalam proses pengadaan perbekalan farmasidi rumah sakit. Tujuan perencanaan

adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola

penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tahapan

perencanaan kebutuhan farmasi meliputi (Departemen Kesehatan RI, 2008) :

a. Pemilihan

Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan farmasi

benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan dan pola penyakit

di rumah sakit. Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada Daftar Obat

Esensial Nasional (DOEN) sesuai dengan kelas masing-masing rumah sakit,

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

5

Universitas Indonesia

Formularium RS, Formularium Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin,

Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) Askes dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek).

b. Kompilasi Penggunaan

Kompilasi penggunaan perbekalan farmasi berfungsi untuk mengetahui

penggunaan bulanan masing-masing jenis perbekalan farmasi di unit pelayanan

selama setahun dan sebagai pembanding bagi stok optimum.

c. Perhitungan Kebutuhan

Perhitungan kebutuhan obat dilakukan untuk menghindari masalah

kekosongan obat atau kelebihan obat. Metode yang biasa digunakan dalam

perhitungan kebutuhan obat, antara lain (Departemen Kesehatan RI, 2008) :

1) Metode Konsumsi

Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi didasarkan pada data riel

konsumsi perbekalan farmasi periode lalu, dengan berbagai penyesuaian dan

koreksi.

2) Metode Morbiditas

Dinamakan metode morbiditas karena dasar perhitungan adalah jumlah

kebutuhan perbekalan farmasi yang digunakan untuk beban kesakitan (morbidity

load) yang harus dilayani. Metode morbiditas adalah perhitungan kebubuhan

perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan

waktu tunggu (lead time).

3) Metode Kombinasi

Pada kasus tertentu digunakan metode morbiditas/epidemiologi, selain itu

dihitung dengan menggunakan metode konsumsi. Misalnya metode morbiditas

digunakan untuk meghitung obat-obat yang digunakan untuk kasus demam

berdarah berdasarkan angka prevalensinya, sisanya dihitung dengan menggunakan

metode konsumsi.

d. Evaluasi Perencanaan

Berdasarkan perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi untuk tahun yang

akan datang, diperoleh jumlah kebutuhan dan idealnya diikuti dengan evaluasi.

Evaluasi dapat dilakukan dengan cara/teknik seperti analisis nilai ABC untuk

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

6

Universitas Indonesia

evaluasi aspek ekonomi, kriteria VEN untuk evaluasi aspek medik/terapi,

kombinasi ABC dan VEN, dan revisi daftar perbekalan farmasi.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

7 Universitas Indonesia

BAB 3 METODE PENGKAJIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian

Pengumpulan data pasien kemoterapi dilakukan pada tanggal 1-11

Oktober 2013 dan bertempat di Poli Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

3.2 Metode Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan menganalisis data secara retrospektif. Data

yang digunakan adalah data pasien yang didapatkan dari buku catatan perawat

mengenai jadwal pasien kemoterapi yang tersedia di Poli Bedah RSUPN Dr.

Cipto Mangunkusumo. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai

berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penyusunan tugas ini adalah adanya informasi

pasien meliputi nama pasien, NRM (Nomor Rekam Medik) pasien, regimen

kemoterapi, dan siklus kemoterapi pada buku catatan perawat mengenai jadwal

pasien kemoterapi yang tersedia di Poli Bedah RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo; dan pasien yang dosis regimen kemoterapinya terdapat pada

laporan penyiapan obat sitostatika RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penyusunan tugas ini adalah pasien yang tidak

tercantumnya informasi mengenai NRM pasien, regimen kemoterapi, atau siklus

kemoterapi; pasien yang dosis regimen kemoterapinya tidak terdapat pada laporan

penyiapan obat sitostatika RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo; pasien yang baru

akan melakukan kemoterapi; dan Pasien yang mengalami pengubahan regimen

pengobatan dari pengobatan sebelumnya.

Tahapan-tahapan kerja dalam melakukan pengkajian tugas khusus ini yaitu

sebagai berikut :

a. Melakukan skrining pasien dengan mencari informasi pasien berupa nama

pasien, NRM pasien, regimen kemoterapi, dan siklus kemoterapi yang

didapatkan dari buku catatan perawat mengenai jadwal pasien kemoterapi

yang tersedia di Poli Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

8

Universitas Indonesia

b. Melakukan pencarian dosis regimen kemoterapi pasien pada Laporan

Penyiapan Obat Sitostatika RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

c. Melakukan penghitungan bentuk sediaan obat yang diperlukan berdasarkan

jenis sediaan yang tersedia dipasaran.

d. Melakukan pengolahan data menggunakan program Microsoft Office Exel

yang kemudian dilakukan Pivot Table. Tahapan-tahapan dalam melakukan

Pivot Table adalah sebagai berikut :

1) Dibuka lembar rekapitulasi kebutuhan obat pasien yang menjalani kemoterapi di bulan oktober 2013 yang telah dibuat sebelumnya pada Microsoft Office Excel.

2) Kemudian diblok semua data yang diperlukan atau Letakkan kursor pada salah satu sel dalam tabel kemudian tekan CTRL + SHIFT + *.

3) Selanjutnya dipilih menu insert, kemudian dipilih menu Pivot Table, diklik dan dipilih Insert Pivot Table.

4) Pada dialog yang muncul, dipilih New Worksheet, selanjutnya diklik tombol Ok.

5) Selanjutnya akan muncul lembar baru yang disertai suatu kotak/placeholder Pivot Table (Pivot Table Box). Selain itu, terdapat panel daftar field (Pivot Table Field List) pada posisi sebelah kanan worksheet yang berisi judul pada masing-masing kolom yang terdapat pada lembar rekapitulasi kebutuhan obat pasien yang menjalani kemoterapi di bulan oktober 2013.

6) Kemudian centang judul yang ingin ditampilkan yang terdapat pada panel daftar field (Pivot Table Field List). Selanjutnya judul yang dipilih akan tampil pada area PivotTable.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

9 Universitas Indonesia

BAB 4 PEMBAHASAN

Kemoterapi merupakan salah satu bagian dari penanganan kanker dengan

menggunakan suatu agen kimia yang dapat menghambat atau menghentikan

pertumbuhan sel-sel kanker. Proses kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat-

obatan sitostatika secara oral dalam bentuk tablet atau dapat dilakukan dengan

injeksi/infus. Tindakan kemoterapi ini dilakukan dalam beberapa siklus

tergantung dari jenis regimen terapi yang diterima oleh pasien, sehingga

pemberian obat kemoterapi perlu perencaan dan jadwal yang baik. Komponen

penunjang yang sangat vital dalam kemoterapi adalah ketersediaan obat yang

harus tersedia agar proses kemoterapi tidak terputus atau terhambat. Apabila

terjadi hambatan yang mengakibatkan tertundanya jadwal kemoterapi, maka

pertumbuhan sel-sel kanker akan berkembang lebih banyak, hal ini dikarenakan

sel-sel kanker adalah sel yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh

melebihi sel-sel tubuh yang normal.

Salah satu kendala umum yang dijumpai di rumah sakit dalam pengelolaan

obat adalah sumber anggaran yang terbatas. Penganggaran merupakan suatu

mekanisme penting dalam pengelolaan obat, dimana penganggaran sendiri

berkaitan dengan perencaan untuk pengadaan obat. Oleh karena itu, untuk dapat

melakukan perencaan dan pengadaan yang sesuai kebutuhan dengan anggaran

yang tersedia, maka diperlukan adanya suatu data pendukung yang memadai.

Penyusunan tugas kali ini bertujuan untuk memperkirakan kebutuhan obat

sitostatika pada pasien kemoterapi di Poli Bedah RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo bulan Oktober 2013 untuk mencegah terhambatnya proses

kemoterapi. Tahapan awal dalam penyusunan tugas ini yaitu melakukan skrining

pasien dengan mencari informasi pasien berupa nama pasien, NRM pasien,

regimen kemoterapi, dan siklus kemoterapi yang didapatkan dari buku jadwal

pasien kemoterapi yang tersedia di Poli Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Tahapan selanjutnya yaitu melakukan pencarian dosis regimen kemoterapi pasien

pada Laporan Penyiapan Obat Sitostatika RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Berdasarkan kedua tahapan yang telah dilakukan, didapatkan 62 pasien yang

memenuihi kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

10

Universitas Indonesia

Tahapan selanjutnya yaitu melakukan penghitungan bentuk sediaan obat

yang diperlukan berdasarkan jenis sediaan yang tersedia dipasaran. Penghitungan

ini dilakukan dengan mengkonversikan dosis yang diterima oleh pasien menjadi

bentuk sediaan yang tersedia dipasaran, apakah diperlukan bentuk sediaan dengan

dosis yang lebih kecil atau bentuk sediaan dengan dosis yang lebih besar.

Sehingga, dengan demikian dapat diketahui jenis dan berapa jumlah dari bentuk

sediaan yang diperlukan untuk setiap pasisen.

Tahapan selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data dengan

menggunakan program Microsoft Office Exel yang kemudian dilakukan Pivot

Table. Pivot Table adalah cara membuat laporan atau meringkas informasi tabel

atau daftar data dalam excel sehingga diperoleh informasi yang ringkas

(Andayani, 2010). Pada pengolahan data ini, siklus kemoterapi yang diterima

pasien berguna untuk mengetahui sisa siklus terapi dari total siklus yang harus

dijalani pasien. Dengan demikian dapat diketahui batas waktu kebutuhan obat

untuk per individu pasien. Sehingga intalasi farmasi dapat melakukan perencanan

obat untuk pasien dengan baik sesuai skala prioritas jenis obat dan jumlah bentuk

sediaan agar masalah kekosongan obat dapat teratasi.

Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan di Poli Bedah

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, diperoleh hasil berupa data perkiraan

kebutuhan obat sitostatika untuk 62 pasien yang menjalani kemoterapi yang dapat

dilihat pada lampiran 1. Adapun rekapitulasi kebutuhan obat per pasien yang telah

terdata tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 dan rekapitulasi obat sitostatika

yang dibutuhkan dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan data tersebut dapat

dilihat perkiraan jumlah kebutuhan obat sitotostatika yang diperlukan untuk

melakukan kemoterapi di setiap bulannya. Data tersebut merupakan data

perkiraan kebutuhan obat pasien yang dijadwalkan menjalani kemoterapi pada

bulan Oktober 2013. Berdasarkan siklus yang diterima masing-masing pasien,

maka diperoleh perkiraan kebutuhan obat sitotatika untuk kemoterapi sampai

dengan Januari 2014.

Masalah yang ditemui dalam pengumpulan data ini yaitu tidak semua

pasien yang telah tercatat pada buku jadwal pasien kemoterapi dapat terdata. Hal

ini dikarenakan pencatatan jadwal pasien masih dilakukan secara manual dan

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

11

Universitas Indonesia

buku tersebut merupakan rangkuman catatan yang ditulis oleh perawat poli bedah.

Ketidakleng kapan data pasien yang ditemui meliputi tidak adanya nomor rekam

medik pasien, dosis pada regimen pengobatan, dan siklus terapi yang

direncanakan pada catatan buku jadwal pasien kemoterapi yang tersedia di Poli

Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Tidak terdatanya pasien juga dapat

dikarenakan adanya pasien yang baru akan melakukan kemoterapi sehingga data

regimen tidak tersedia pada laporan Laporan Penyiapan Obat Sitostatika RSUPN

Dr. Cipto Mangunkusumo. Pasien yang mengalami pengubahan regimen

pengobatan dari pengobatan sebelumnya. Namun, sebenarnya data tersebut dapat

lihat pada rekam medik masing-masing pasien. Dikarenakan adanya keterbatasan

waktu yang dimiliki menyebabkan penelurusan pada rekam medik masing-masing

pasien tidak dilakukan.

Dengan adanya data ini, dapat diketahui perkiraan kebutuhan obat

sitostatika. Sehingga diharapakan data ini dapat membantu dalam hal perencanaan

kebutuhan obat, agar kebutuhan obat yang direncanakan dapat tepat jenis dan

tepat jumlah sesuai dengan anggaran yang ada, serta tepat waktu dan tersedia pada

saat dibutuhkan.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

12 Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Telah dilakukan pengkajian data kebutuhan obat sitostatika di Poli Bedah

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo untuk kebutuhan obat sitostatika pasien pada

bulan Oktober 2013. Dimana diperoleh data kebutuhan obat disitostatika untuk 62

pasien yang menjalani kemoterapi. Berdasarkan siklus masing-masing yang

dijalani oleh pasien, diperoleh data perkiraan kebutuhan obat sitostatika sampai

dengan Januari 2014, dengan total keselurahan obat sitostatika yaitu sebanyak

1.220 untuk 26 jenis obat.

5.2 Saran

a. Untuk pasien baru sebaiknya setelah ditentukan regimen obat untuk

kemoterapi segera dilakukan pendataan kebutuhan obat setiap bulannya.

b. Untuk data pasien seperti dosis regimen terapi yang tidak ada pada buku

jadwal pasien kemoterapi dan pada Laporan Penyiapan Obat Sitostatika

Farmasi RSCM, sebaiknya dilakukan pemeriksaan di satelit farmasi pusat atau

buku rekam medik masing-masing pasien.

c. Dirancang suatu program khusus yang secara otomatis dapat mendata

kebutuhan obat pasien setiap bulannya.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

13 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Andayani, S. (2010, Juli 30-31). “Fungsi Dalam Excel Dan Pivot Table”. November 29, 2013. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/ sri-andayani-ssi-mkom/modul-excel.pdf.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Grant, Barbara. (2008). Medical Nutrition Therapy for Cancer Prevention, Treatment, and Recovery. Di dalam: Mahan LK, Stump SE, editor. krause’s Food, Nutrition,& Diet Therapy. USA: Saunders Elsevier.

Macdonald, F., Ford, C.H.J, dan Casson, A.G. (2005). Molecular Biology of Cancer, Second Edition. London : Garland Science/BIOS Scientific Publishers.

Nafrialdi dan S. Gan. (2007). Antikanker Dalam Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Skeel, Roland. (2007). Handbook of Cancer Chemotherapy. Seven Edition. Toledo: University of Toledo Medical Center.

Tan, Marina Chua. (2011, Januari 10). Principles Of Chemotherapy. Filipina : Ateneo School Of Medicine And Public Health, Medical School of Ateneo de Manila University. Oktober 20, 2013. http://xa.yimg.com/kq/ groups/22135553/1959514776/name/011011+Principles+of+Chemotherapy+%5BTeam+7%5D.docx.

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

14

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Tabel data pasien yang menjalani kemoterapi di bulan oktober 2013

No. Pasien Nama Obat Dosis (mg) Siklus ke Sisa

siklus Konversi ke sediaan Jumlah

1 ID Rit 600 3, tgl 1/10/13 3 Rit 100mg 1 Rit 500mg 1

2 E Cyc 800 3, tgl 1/10/13 3 Cyc 1g 1 Dox 80 Dox 50mg 2 Flu 800 Flu 500mg 2

3 AF Cyc 1000 6, tgl 1/10/13 0 Cyc 1g 1 Dox 70 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Rit 500 Rit 500mg 1 Vin 1,9 Vin 2mg 1

4 R Cyc 700 1, tgl 1/10/13 5 Cyc 200mg 2 Cyc 500mg 1 Epi 90 Epi 50mg 2 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1

5 Y Cis 100 1, tgl 1/10/13 5 Cis 50mg 2 Pac 260 Pac 30mg 2 Pac 100mg 2

6 SR Cyc 800 3, tgl 1/10/13 3 Cyc 1g 1 Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 800 Flu 500mg 2

7 NS Cyc 700 5, tgl 2/10/13 1 Cyc 200mg 2 Cyc 500mg 1 Dox 70 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Flu 700 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1

8 U Cyc 700 3, tgl 2/10/13 3 Cyc 200mg 1 Cyc 500mg 1 Dox 70 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Flu 700 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1

9 N Cyc 750 4, tgl 2/10/13 2 Cyc 1g 1 Dox 75 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 700 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

15

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

No. Pasien Nama Obat Dosis (mg) Siklus ke Sisa

siklus Konversi ke sediaan Jumlah

10 P Doce 100 4, tgl 2/10/13 2 Doce 20mg 1 Doce 80mg 1 Tras 280 Tras 440mg 1 11 OE Doce 100 2, tgl 3/10/13 4 Doce 20mg 1

Doce 80mg 1 Tras 240 Tras 440mg 1 12 P Cyc 800 5, tgl 3/10/13 1 Cyc 1g 1

Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 13 ER Cyc 750 4, tgl 3/10/13 2 Cyc 1g 1

Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 14 L Cyc 700 1, tgl 3/10/13 5 Cyc 200mg 1

Cyc 500mg 1 Dox 70 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Flu 700 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 15 M Car 540 2, tgl 4/10/13 4 Car 150mg 1

Car 450mg 1 Doce 110 Doce 20mg 2 Doce 80mg 1 Tras 340 Tras 440mg 1 16 B Oxa 200 1, tgl 4/10/13 5 Oxa 100mg 2 17 F Cis 100 4, tgl 4/10/13 2 Cis 50mg 2

Pac 260 Pac 30mg 2 Pac 100mg 2 18 J Cyc 900 3. tgl 4/10/13 3 Cyc 1g 1

Dox 60 Dox 10mg 1 Dox 50mg 1 Rit 400 Rit 500mg 1 Vin 2 Vin 2mg 1 19 SM Cyc 800 3, tgl 7/10/13 3 Cyc 1g 1

Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 800 Flu 500mg 2 20 D Cis 40 1, tgl 7/10/13 7 Cis 50mg 1

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

16

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

No. Pasien Nama Obat Dosis (mg) Siklus ke Sisa

siklus Konversi ke sediaan Jumlah

21 A Cis 40 3, tgl 7/10/13 5 Cis 50mg 1 22 S Cyc 700 1, tgl 8/10/13 5 Cyc 200mg 1

Cyc 500mg 1 Dox 70 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 23 IP Cyc 1300 3, tgl 8/10/13 3 Cyc 200mg 2

Cyc 1g 1 Dox 90 Dox 50mg 2 Rit 600 Rit 100mg 1 Rit 500mg 1 Vin 2 Vin 2mg 1 24 AS Cyc 750 1, tgl 8/10/13 5 Cyc 1g 1

Dox 75 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 25 AM Cis 130 2, tgl 9/10/13 6 Cis 10mg 3

Cis 50mg 2 26 S Cyc 1000 3, tgl 14/10/13 3 Cyc 1g 1

Dox 70 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Rit 500 Rit 500mg 1 Vin 2 Vin 2mg 1 27 R Cyc 800 2, tgl 16/10/13 4 Cyc 1g 1

Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 28 M Cyc 800 4, tgl 16/10/13 2 Cyc 1g 1

Rit 600 Rit 100mg 1 Rit 500mg 1 Vin 2 Vin 2mg 1 29 A Cyc 700 3, tgl 17/10/13 3 Cyc 200mg 1

Cyc 500mg 1 Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 800 Flu 500mg 2

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

17

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

No. Pasien Nama Obat Dosis (mg) Siklus ke Sisa

siklus Konversi ke sediaan Jumlah

30 TR Cis 120 2, tgl 17/10/13 4 Cis 10mg 2 Cis 50mg 2 Pac 300 Pac 100mg 3 31 SS Doce 120 2, tgl 17/10/13 4 Doce 20mg 2

Doce 80mg 1 Tras 400 Tras 440mg 1 32 A Cis 100 2, tgl 17/10/13 4 Cis 50mg 2

Pac 260 Pac 30mg 2 Pac 100mg 2 33 D Cyc 800 3, tgl 18/10/13 3 Cyc 1g 1

Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 34 EJ Cis 110 4, tgl 18/10/13 2 Cis 10mg 1

Cis 50mg 2 Pac 180 Pac 100mg 2 35 H Cis 100 2, tgl 9/10/13 4 Cis 50mg 2

Pac 260 Pac 30mg 2 Pac 100mg 2 36 M Cyc 700 4, tgl 9/10/13 2 Cyc 200mg 1

Cyc 500mg 1 Dox 75 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 37 M Cyc 700 1, tgl 9/10/13 5 Cyc 200mg 1

Cyc 500mg 1 Dox 70 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 38 S Cis 110 2, tgl 9/10/13 4 Cis 10mg 1

Cis 50mg 2 Pac 280 Pac 100mg 3 39 SM Cyc 750 4, tgl 9/10/13 2 Cyc 1g 1

Dox 75 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

18

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

No. Pasien Nama Obat Dosis (mg) Siklus ke Sisa

siklus Konversi ke sediaan Jumlah

40 S Cyc 600 3, tgl 10/10/13 3 Cyc 200mg 3 Epi 60 Epi 10mg 1 Epi 50mg 1 Flu 600 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 41 CS Cyc 750 2, tgl 10/10/13 4 Cyc 1g 1

Dox 75 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 42 R Cyc 800 3, tgl 10/10/13 3 Cyc 1g 1

Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 43 IR Cis 100 1, tgl 10/10/13 5 Cis 50mg 2

Pac 240 Pac 30mg 2 Pac 100mg 2 44 ES Cis 110 2, tgl 11/10/13 4 Cis 10mg 1

Cis 50mg 2 Pac 300 Pac 100mg 3 45 S Cis 90 2, tgl 11/10/13 4 Cis 50mg 2

Pac 230 Pac 30mg 1 Pac 100mg 2 46 MS Cyc 1200 2, tgl 11/10/13 4 Cyc 200mg 1

Cyc 1g 1 Dox 100 Dox 50mg 2 Rit 750 Rit 100mg 3 Rit 500mg 1 Vin 2 Vin 2mg 1 47 TW Cyc 1300 5, tgl 16/10/13 1 Cyc 200mg 2

Cyc 1g 1 Dox 90 Dox 50mg 2 Vin 2 Vin 2mg 1 48 I Doce 110 3, tgl 17/10/13 3 Doce 20mg 2

Doce 80mg 1 Gem 1800 Gem 1g 2 Gem 1800 Gem 1g 2

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

19

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

No. Pasien Nama Obat Dosis (mg) Siklus ke Sisa

siklus Konversi ke sediaan Jumlah

49 H Cyc 800 5. tgl 17/10/13 1 Cyc 1g 1 Dox 80 Dox 10mg 3 Dox 50mg 1 Flu 800 Flu 500mg 2 50 S Cis 100 3, tgl 16/10/13 3 Cis 50mg 2

Pac 260 Pac 30mg 2 Pac 100mg 1

51 E Elo 200 3, tgl 17/10/113 3 Elo 100mg 2

52 LP Gem 1600 3, tgl 18/10/13 3 Gem 200mg 3 Gem 1g 1 Pac 240 Pac 30mg 2 Pac 100mg 2 Gem 1600 Gem 200mg 3 Gem 1g 1 53 S Cyc 650 1, tgl 18/10/13 5 Cyc 200mg 1

Cyc 500mg 1 Dox 65 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Flu 650 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1 54 R Doce 110 2, tgl 21/10/13 4 Doce 20mg 2

Doce 80mg 1 Gem 1700 Gem 1g 2 Gem 1700 Gem 1g 2 55 DW Doce 150 4, tgl 21/10/13 2 Doce 80mg 2

Tras 360 Tras 440mg 1 56 R Cyc 550 3, tgl 21/10/13 3 Cyc 200mg 3

Dox 55 Dox 10mg 1 Dox 50mg 1 Flu 500 Flu 500mg 1 57 S Doce 110 2, tgl 21/10/13 4 Doce 20mg 2

Doce 80mg 1 Tras 300 Tras 440mg 1 58 ZN Cyc 700 1, tgl 21/10/13 5 Cyc 200mg 1

Cyc 500mg 1 Dox 70 Dox 10mg 2 Dox 50mg 1 Flu 750 Flu 250mg 1 Flu 500mg 1

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

20

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

No. Pasien Nama Obat Dosis (mg) Siklus ke Sisa

siklus Konversi ke sediaan Jumlah

59 HB Cis 100 1, tgl 22/10/13 5 Cis 50mg 2 Pac 245 Pac 30mg 2 Pac 100mg 2 60 F Oxa 200 5, tgl 3/10/13 1 Oxa 100mg 2 61 YR Cis 120 1, tgl 3/10/13 5 Cis 10mg 2

Cis 50mg 2 Gem 2100 Gem 200mg 1 Gem 1g 2 Gem 2100 Gem 200mg 1 Gem 1g 2 62 S Elo 150 2, tgl 8/10/13 4 Elo 50mg 1

Elo 100mg 1

Keterangan :

Rit : Rituximab

Cyc : Cyclophosphamid

Dox : Doxorubisin

Flu : Flurouracil

Vin : Vincristin

Epi : Epirubicin

Cis : Cisplatin

Pac : Paclitaxel

Doc : Docetaxel

Tras : Trastuzumab

Car : Carboplatin

Oxa : Oxaliplatin

Gem : Gemcitabin

Elo : Eloxatin

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

21

Lampiran 2. Tabel rekapitulasi kebutuhan obat pasien yang menjalani kemoterapi di bulan oktober 2013

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

1 ID Rit 100mg 1 1 1 1 3 0 0 0 Rit 500mg 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0

2 E Cyc 1g 1 1 1 1 1 1 1 0 Dox 50mg 2 2 2 2 2 2 2 0 Flu 500mg 2 2 2 2 2 2 2 0

3 AF Cyc 1g 1 0 0 0 0 Dox 10mg 2 0 0 0 0 Dox 50mg 1 0 0 0 0 Rit 500mg 1 0 0 0 0 Vin 2mg 1 0 0 0 0

4 R Cyc 200mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Cyc 500mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Epi 50mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

5 Y Cis 50mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Pac 30mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Pac 100mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

22

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

6 SR Cyc 1g 1 1 1 1 1 1 1 0 Dox 10mg 3 3 3 3 3 3 3 0 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Flu 500mg 2 2 2 2 2 2 2 0

7 NS Cyc 200mg 2 2 2 0 0 0 Cyc 500mg 1 1 1 0 0 0 Dox 10mg 2 2 2 0 0 0 Dox 50mg 1 1 1 0 0 0 Flu 250mg 1 1 1 0 0 0 Flu 500mg 1 1 1 0 0 0

8 U Cyc 200mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Cyc 500mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Dox 10mg 2 2 2 2 2 2 2 0 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 0

9 N Cyc 1g 1 1 1 1 1 0 0 Dox 10mg 3 3 3 3 3 0 0

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

23

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Dox 50mg 1 1 1 1 1 0 0 Flu 250mg 1 1 1 1 1 0 0 Flu 500mg 1 1 1 1 1 0 0 10 P Doce 20mg 1 1 1 1 1 0 0 Doce 80mg 1 1 1 1 1 0 0 Tras 440mg 1 1 1 1 1 0 0 11 OE Doce 20mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0 Doce 80mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0 Tras 440mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0 12 P Cyc 1g 1 1 1 0 0 0 Dox 10mg 3 3 3 0 0 0 Dox 50mg 1 1 1 0 0 0 Flu 250mg 1 1 1 0 0 0 Flu 500mg 1 1 1 0 0 0 13 ER Cyc 1g 1 1 1 1 1 0 0 Dox 10mg 3 3 3 3 3 0 0 Dox 50mg 1 1 1 1 1 0 0 Flu 250mg 1 1 1 1 1 0 0

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

24

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Flu 500mg 1 1 1 1 1 0 0 14 L Cyc 200mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Cyc 500mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Dox 10mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 15 M Car 150mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0 Car 450mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0 Doce 20mg 2 2 2 2 2 2 2 4 0 Doce 80mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0 Tras 440mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0 16 B Oxa 100mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 17 F Cis 50mg 2 2 2 2 2 0 0 Pac 30mg 2 2 2 2 2 0 0 Pac 100mg 2 2 2 2 2 0 0 18 J Cyc 1g 1 1 1 1 1 1 1 0 Dox 10mg 1 1 1 1 1 1 1 0

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

25

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Rit 500mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Vin 2mg 1 1 1 1 1 1 1 0 19 SM Cyc 1g 1 1 1 1 1 1 1 0 Dox 10mg 3 3 3 3 3 3 3 0 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Flu 500mg 2 2 2 2 2 2 2 0 20 D Cis 50mg 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 0 0 21 A Cis 50mg 1 1 1 1 3 1 1 2 0 0 22 S Cyc 200mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Cyc 500mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Dox 10mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 23 IP Cyc 200mg 2 2 2 2 2 2 2 0 Cyc 1g 1 1 1 1 1 1 1 0 Dox 50mg 2 2 2 2 2 2 2 0

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

26

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Rit 100mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Rit 500mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Vin 2mg 1 1 1 1 1 1 1 0 24 AS Cyc 1g 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Dox 10mg 3 3 3 3 3 3 3 6 3 3 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 25 AM Cis 10mg 3 3 3 3 9 3 3 3 9 0 0 Cis 50mg 2 2 2 2 6 2 2 2 6 0 0 26 S Cyc 1g 1 0 1 1 2 1 1 0 Dox 10mg 2 0 2 2 4 2 2 0 Dox 50mg 1 0 1 1 2 1 1 0 Rit 500mg 1 0 1 1 2 1 1 0 Vin 2mg 1 0 1 1 2 1 1 0 27 R Cyc 1g 1 0 1 1 2 1 1 1 1 Dox 10mg 3 0 3 3 6 3 3 3 3 Dox 50mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

27

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Flu 250mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 Flu 500mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 28 M Cyc 1g 1 0 1 1 2 0 0 Rit 100mg 1 0 1 1 2 0 0 Rit 500mg 1 0 1 1 2 0 0 Vin 2mg 1 0 1 1 2 0 0 29 A Cyc 200mg 1 0 1 1 2 1 1 0 Cyc 500mg 1 0 1 1 2 1 1 0 Dox 10mg 3 0 3 3 6 3 3 0 Dox 50mg 1 0 1 1 2 1 1 0 Flu 500mg 2 0 2 2 4 2 2 0 30 TR Cis 10mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 Cis 50mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 Pac 100mg 3 0 3 3 6 3 3 3 3 31 SS Doce 20mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 Doce 80mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 Tras 440mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 32 A Cis 50mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

28

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Pac 30mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 Pac 100mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 33 D Cyc 1g 1 0 1 1 2 1 1 0 Dox 10mg 3 0 3 3 6 3 3 0 Dox 50mg 1 0 1 1 2 1 1 0 Flu 250mg 1 0 1 1 2 1 1 0 Flu 500mg 1 0 1 1 2 1 1 0 34 EJ Cis 10mg 1 0 1 1 2 0 0 Cis 50mg 2 0 2 2 4 0 0 Pac 100mg 2 0 2 2 4 0 0 35 H Cis 50mg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Pac 30mg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Pac 100mg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 M Cyc 200mg 1 1 1 1 1 0 0 Cyc 500mg 1 1 1 1 1 0 0 Dox 10mg 3 3 3 3 3 0 0 Dox 50mg 1 1 1 1 1 0 0 Flu 250mg 1 1 1 1 1 0 0

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

29

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Flu 500mg 1 1 1 1 1 0 0 37 M Cyc 200mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Cyc 500mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Dox 10mg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 38 S Cis 10mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Cis 50mg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Pac 100mg 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 SM Cyc 1g 1 1 1 1 1 0 0 Dox 10mg 3 3 3 3 3 0 0 Dox 50mg 1 1 1 1 1 0 0 Flu 250mg 1 1 1 1 1 0 0 Flu 500mg 1 1 1 1 1 0 0 40 S Cyc 200mg 3 3 3 3 3 3 3 0 Epi 10mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Epi 50mg 1 1 1 1 1 1 1 0

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

30

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 0 41 CS Cyc 1g 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Dox 10mg 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 R Cyc 1g 1 1 1 1 1 1 1 0 Dox 10mg 3 3 3 3 3 3 3 0 Dox 50mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Flu 250mg 1 1 1 1 1 1 1 0 Flu 500mg 1 1 1 1 1 1 1 0 43 IR Cis 50mg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 Pac 30mg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 Pac 100mg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 44 ES Cis 10mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 Cis 50mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 Pac 100mg 3 0 3 3 6 3 3 3 3

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

31

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

45 S Cis 50mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 Pac 30mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 Pac 100mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 46 MS Cyc 200mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 Cyc 1g 1 0 1 1 2 1 1 1 1 Dox 50mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 Rit 100mg 3 0 3 3 6 3 3 3 3 Rit 500mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 Vin 2mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 47 TW Cyc 200mg 2 0 2 2 0 0 Cyc 1g 1 0 1 1 0 0 Dox 50mg 2 0 2 2 0 0 Vin 2mg 1 0 1 1 0 0 48 I Doce 20mg 2 0 2 2 4 2 2 0 Doce 80mg 1 0 1 1 2 1 1 0 Gem 1g 2 0 2 2 4 2 2 0 Gem 1g 2 0 2 2 2 2 4 0 49 H Cyc 1g 1 0 1 1 0 0

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

32

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Dox 10mg 3 0 3 3 0 0 Dox 50mg 1 0 1 1 0 0 Flu 500mg 2 0 2 2 0 0 50 S Cis 50mg 2 0 2 2 4 2 2 0 Pac 30mg 2 0 2 2 4 2 2 0 Pac 100mg 1 0 1 1 2 1 1 0 51 E Elo 100mg 2 0 2 2 4 2 2 0 52 LP Gem 200mg 3 0 3 3 6 3 3 0 Gem 1g 1 0 1 1 2 1 1 0 Pac 30mg 2 0 2 2 4 2 2 0 Pac 100mg 2 0 2 2 4 2 2 0 Gem 200mg 3 0 3 3 3 3 6 0 Gem 1g 1 0 1 1 1 1 2 0 53 S Cyc 200mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 Cyc 500mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 Dox 10mg 2 0 2 2 4 2 2 2 2 4 Dox 50mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 Flu 250mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

33

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Flu 500mg 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 54 R Doce 20mg 2 0 2 2 2 2 4 2 2 Doce 80mg 1 0 1 1 1 1 2 1 1 Gem 1g 2 0 2 2 2 2 4 2 2 Gem 1g 2 0 2 2 2 2 4 2 2 55 DW Doce 80mg 2 0 2 2 2 2 0 Tras 440mg 1 0 1 1 1 1 0 56 R Cyc 200mg 3 0 3 3 3 3 6 0 Dox 10mg 1 0 1 1 1 1 2 0 Dox 50mg 1 0 1 1 1 1 2 0 Flu 500mg 1 0 1 1 1 1 2 0 57 S Doce 20mg 2 0 2 2 2 2 4 2 2 Doce 80mg 1 0 1 1 1 1 2 1 1 Tras 440mg 1 0 1 1 1 1 2 1 1 58 ZN Cyc 200mg 1 0 1 1 1 1 2 1 1 Cyc 500mg 1 0 1 1 1 1 2 1 1 Dox 10mg 2 0 2 2 2 2 4 2 2 Dox 50mg 1 0 1 1 1 1 2 1 1

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 153: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Universitas Indonesia

34

(Lanjutan)

No.

Pasie

n

Kon

vers

i ke

sedi

aan

Jum

lah

Jumlah Obat Yang Dibutuhkan

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l OK

TOBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l NO

VEM

BER

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l DES

EMBE

R

Min

ggu-

1

Min

ggu-

2

Min

ggu-

3

Min

ggu-

4

Min

ggu-

5

Tota

l JA

NU

AR

I

Flu 250mg 1 0 1 1 1 1 2 1 1 Flu 500mg 1 0 1 1 1 1 2 1 1 59 HB Cis 50mg 2 0 2 2 2 2 4 2 2 Pac 30mg 2 0 2 2 2 2 4 2 2 Pac 100mg 2 0 2 2 2 2 4 2 2 60 F Oxa 100mg 2 2 2 0 0 0 61 YR Cis 10mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Cis 50mg 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Gem 200mg 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Gem 1g 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 Gem 200mg 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Gem 1g 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 62 S Elo 50mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0 Elo 100mg 1 1 1 1 1 1 1 2 0

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 154: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

35

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Keterangan :

Rit : Rituximab

Cyc : Cyclophosphamid

Dox : Doxorubisin

Flu : Flurouracil

Vin : Vincristin

Epi : Epirubicin

Cis : Cisplatin

Pac : Paclitaxel

Doc : Docetaxel

Tras : Trastuzumab

Car : Carboplatin

Oxa : Oxaliplatin

Gem : Gemcitabin

Elo : Eloxatin

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014

Page 155: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366951-PR-Jaka Jumawan-Laporan... · segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

36

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Tabel rekapitulasi obat sitostatika yang dibutuhkan oleh pasien yang menjalani kemoterapi di bulan oktober 2013

No. Values

Total Oktober

2013 - Januari

2014 Row Labels

Sum of Total

OKTOBER

Sum of Total NOVEMBER

Sum of Total DESEMBER

Sum of Total

JANUARI

1 Carboplatin 150mg 1 1 2 0 4

2 Carboplatin 450mg 1 1 2 0 4

3 Cisplatin 10mg 12 20 8 6 46

4 Cisplatin 50mg 24 50 28 22 124

5 Cyclophosphamid 1gr 12 23 13 4 52

6 Cyclophosphamid 200mg 14 24 26 10 74

7 Cyclophosphamid 500mg 7 11 12 8 38

8 Docetaxel 20mg 4 16 18 6 44

9 Docetaxel 80mg 3 11 12 3 29

10 Doxorubisin 10mg 41 68 50 23 182

11 Doxorubisin 50mg 20 37 28 12 97

12 Eloxatin 100mg 1 5 4 0 10

13 Eloxatin 50mg 1 1 2 0 4

14 Epirubisin 10mg 1 1 1 0 3

15 Epirubisin 50mg 3 3 5 2 13

16 Flurouracil 250mg 15 20 18 11 64

17 Flurouracil 500mg 21 33 28 11 93

18 Gemcitabin 1g 4 17 23 10 54

19 Gemcitabin 200mg 2 11 12 3 28

20 Oxaliplatin 100mg 4 2 4 2 12

21 Paclitaxel 100mg 11 43 28 23 105

22 Paclitaxel 30mg 8 24 19 13 64

23 Rituximab 100mg 4 9 4 3 20

24 Rituximab 500mg 5 9 5 1 20

25 Trastuzumab 440 mg 3 7 8 2 20

26 Vincristin 2mg 2 9 4 1 16

Grand Total 1220

Laporan praktek…., Jaka Jumawan, FFar UI, 2014