134
UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK D DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI PADA BALITA DI RW 07 KELURAHAN CISALAK PASAR, DEPOK KARYA ILMIAH AKHIR NERS SHEILA SAFIRA 0806334445 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS DEPOK JULI 2013 Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK D DENGAN

MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI PADA

BALITA DI RW 07 KELURAHAN CISALAK PASAR, DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR – NERS

SHEILA SAFIRA

0806334445

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI NERS

DEPOK

JULI 2013

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK D DENGAN

MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI PADA

BALITA DI RW 07 KELURAHAN CISALAK PASAR, DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR – NERS

Diajukan sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar Ners

SHEILA SAFIRA

0806334445

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI NERS

DEPOK

JULI 2013

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

v Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas Ridho-Nya lah saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah

Akhir Ners ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, dari masa profesi sampai pada penyusunan Karya Ilmiah Akhir

Ners ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan;

(2) Ibu Kuntarti S.Kp., M. Biomed, sebagai kepala program studi Profesi

(3) Ibu Ns.Tri Widyastuti, S.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini;

(4) Segenap tim dosen keilmuan Keperawatan Komunitas yang telah

membimbing dalam pelaksanaan praktik profesi ini;

(5) Mamie, Papa, Atin, Kak Dilla, Raziqa, dan Udo yang telah memberikan

bantuan dukungan material dan moral;

(6) Satya Dharmayukti, yang telah melibatkan diri di kegiatan profesi saya

dan yang telah memberi saya semangat saat saya menghadapi kesulitan

dan kebosanan dalam profesi ini;

(7) Teman-teman satu kelompok saya, Danisya, Ncel, Sheila, Mpit, Mbak

Wiji yang telah banyak memberikan bantuan baik dukungan, semangat dan

bekerjasama dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini;

(8) Keluarga Bapak D, khususnya Ibu M dan An.S yang mau menerima saya

dalam asuhan keperawatan keluarga yang saya berikan;

(9) RW 07 dan segenap kader yang telah bersedia tempatnya dijadikan lahan

praktik dan banyak membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan

(10) Tim peminatan komunitas yang kompak dan selalu bekerjasama dengan

baik dalam proses peminatan ini;

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

vi Universitas Indonesia

(11) Orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung, sadar

maupun tidak sadar telah saya repotkan atau membantu saya dalam

pengerjaan proposal penelitian ini

(12) Seluruh teman-teman seperjuangan, profesi FIK UI angkatan 2012/2013,

karena kalian lah yang berjalan bersama saya melewati semua proses ini

Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat membawa manfaat positif bagi banyak

pihak, terutama dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu.

Depok, 9 Juli 2013

Penulis

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Sheila Safira

Program Studi : Ners

Judul : Asuhan Keperawatan Kesehatan Perkotaan pada Keluarga

Bapak D dengan Ketidakseimbangan Nutrisi pada Balita di

RW 07 Kelurahan Cisalak Pasar, Kota Depok

Kemiskinan adalah salah satu akibat urbanisasi yang berdampak langsung

terhadap masalah gizi. Karya ilmiah akhir ini menggambarkan asuhan

keperawatan keluarga Bapak D dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi pada

balita yang dilakukan selama 7 minggu. Penyebab dari ketidakseimbangan nutrisi

pada Anak S (27 bulan) yaitu kurangnya pengetahuan ibu dan asupan yang tidak

adekuat akibat sulit makan. Intervensi yang dilakukan bersifat kognitif, afektif dan

psikomotor dengan menggunakan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga.

Implementasi unggulan yang telah dilakukan yaitu pembuatan jadwal menu

makanan seimbang dan bervariasi berdasarkan triguna makanan (zat tenaga, zat

pembangun, dan zat pengatur). Evaluasi yang didapat yaitu adanya peningkatan

berat badan Anak S dari 8,6 kg menjadi 8,8 kg, Ibu M telah menyediakan

makanan dengan menu bervariasi sesuai triguna makanan.

Kata kunci: balita, gizi kurang, triguna makanan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

ix Universitas Indonesia

ABSTRACT

Nama : Sheila Safira

Program Studi : Ners

Judul : The Nursing Care Processes on Mr. D’s Family with

Insufficient Nutrition in Toddler in RW 07, Kelurahan

Cisalak Pasar, Depok

Poverty is one of the results of urbanization that have direct impact on nutritional

issues. This study discussed the 7 weeks of nursing care on the family of Mr D

with an imbalance of nutrients on toddler. The cause of an imbalance of nutrients

on Client S (age 27 months) was lack of mother’s knowledge and inadequate

nutritional intake due to difficult to eat. The intervention included cognitive,

affective and psychomotor tasks by using five family health approaches. Primary

implementation that had been done was making the schedule of balanced and

varied food menu based on nutritional food balance (contain energy substances,

builder substances and control substance). The evaluation found that since Mrs M

has provided Client S with varied food menus according to nutritional food

balance, there was an increase in body weight of Client S from 8.6 kg to 8.8 kg.

Keyword: toddler, insufficient nutrition, nutritional food balance

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i

HALAMAN JUDUL.............................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv

KATA PENGANTAR...........................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................vii

ABSTRAK............................................................................................................viii

ABSTRACT............................................................................................................ix

DAFTAR ISI.........................................................................................................x

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................7

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................7

1.4.1 Tujuan Umum ..............................................................................7

1.4.2 Tujuan Khusus .............................................................................7

1.5 Manfaat Penulisan ..................................................................................8

1.5.1 Manfaat Umum .............................................................................8

1.5.2 Manfaat Khusus ............................................................................8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9

2.1 Konsep Perkotaan ................................................................................... 9

2.1.1 Pengertian Perkotaan ..................................................................... 9

2.1.2 Masalah Nutrisi pada Masyarakat Perkotaan ................................. 10

2.2 Keluarga dengan Anak Balita ................................................................. 11

2.2.1 Keluarga dengan Balita .................................................................. 11

2.2.2 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Balita .............................. 13

2.2.3 Masalah-masalah pada Keluarga dengan Balita ............................ 14

2.2.4 Peran Perawat Keluarga ................................................................. 17

2.3 Asuhan Keperawatan dengan Balita Gizi Kurang .................................. 18

2.3.1 Pengkajian ...................................................................................... 18

2.3.2 Penegakkan Diagnosis Keperawatan dan Prioritas Masalah ......... 24

2.3.3 Perencanaan ................................................................................... 25

2.3.4 Implementasi .................................................................................. 26

2.3.5 Evaluasi .......................................................................................... 28

BAB 3 LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA ........................................ 31 3.1 Pengkajian ............................................................................................... 31

3.2 Diagnosis Keperawatan........................................................................... 33

3.3 Perencanaan Tindakan Keperawatan ...................................................... 33

3.4 Implementasi ........................................................................................... 36

3.5 Evaluasi ................................................................................................... 39

3.5.1 Evaluasi Formatif ........................................................................... 39

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

xi Universitas Indonesia

3.5.2 Evaluasi Sumatif ............................................................................ 43

3.5.3 Evaluasi Tingkat Kemandirian ...................................................... 44

BAB 4 ANALISIS SITUASI ............................................................................... 46 4.1 Profil Lahan Praktik ................................................................................ 46

4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep terkait KKMP ............. 49

4.3 Analisis Program Inovasi Penyusunan Menu Seimbang dan Bervariasi

pada Balita Berdasarkan Triguna Makanan dengan Konsep dan

Penelitian Terkait .................................................................................... 51

4.4 Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan ......................................... 52

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................ 53

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 53

5.2 Saran ........................................................................................................ 53

5.2.1 Kader RW 07 ................................................................................. 53

5.2.2 Puskesmas Cimanggis .................................................................... 54

5.2.3 Institusi Pendidikan ........................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

xii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sumber data pengkajian keluarga.. ........................................................20

Tabel 2.2 Kategori dan Ambang Batas Anak 0-60 Bulan Berdasarkan Indeks.....22

Tabel 2.3 Skor dan Bobot Prioritas Masalah Keluarga..........................................25

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengkajian Keluarga Bapak D

Lampiran 2 Diagnosa Keperawatan Keluarga Bapak D

Lampiran 3 Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak D

Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP) Keluarga Bapak D

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah perkotaan merupakan masalah yang mengancam baik masa sekarang

maupun masa depan penduduk perkotaan yang mengakibatkan kerusakan

lingkungan yang disebabkan oleh manusia atau karena kondisi lingkungan.

Perkembangan perkotaan menimbulkan perubahan dan dapat berdampak buruk

baik dalam hal sosial, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Perkembangan akan

terus berlangsung tanpa memperhatikan dampak yang terjadi pada masyarakat

perkotaan (Nyoman, 2001 dalam Isro’i, 2008).

Salah satu masalah yang timbul di perkotaaan adalah kemiskinan yang

mempengaruhi cara warga untuk mendapatkan kebutuhan pokok termasuk bahan

makanan. Kemiskinan menyebabkan munculnya masalah gizi akibat

ketidakmampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggota

keluarga. Masalah ini diperburuk dengan adanya ancaman lingkungan yang

menyebabkan kondisi kesehatan yang memburuk (Allender & Spradley, 2005).

Kemiskinan dan kelaparan merupakan salah satu target yang menjadi fokus dari

MDG’s. MDG’s (millenium development goals) merupakan suatu upaya

pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

diharapkan mampu dicapai pada tahun 2015. MDG’s ini memiliki target yang

nantinya akan digunakan untuk membangun Indonesia yang lebih baik sesuai

dengan kebutuhan dan hak-hak warga negaranya demi kesejahteraan seluruh

masyarakat Indonesia. Visi pembangunan MDG’s dalam hal gizi yaitu untuk

mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi masyarakat

optimal (Depkes RI, 2011).

Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa sangat tergantung pada

kemampuan dan kualitas sumber daya manusianya (SDM). Ukuran kualitas

sumber daya manusia dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

2

Universitas Indonesia

sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari tingkat kemiskinan

dan status gizi masyarakat (Bappenas, 2007). Upaya peningkatan SDM dimulai

dengan perhatian utama pada proses tumbuh kemang anak sejak pembuahan

sampai mencapai remaja. Pemenuhan kebutuhan dasar anak pada masa tumbuh

kembang ini, seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan

penuh kasih sayang, dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas, dan produktif

(Sururi, 2006).

Indonesia memiliki dua masalah gizi utama, yaitu gizi kurang makro dan gizi

kurang mikro. Gizi kurang makro merupakan gangguan kesehatan yang

disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi mikro

adalah masalah gizi yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara kebutuhan

dan asupan energi protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan

kekurangan zat gizi mikro. Kekurangan gizi mikro yaitu kurang zat besi, yodium,

dan vitamin A yang menyebabkan kekeringan selaput ikat mata karena

kekurangan vitamin A (Sururi, 2006).

Balita merupakan kelompok resiko tinggi terhadap terjadinya masalah gizi. Risiko

tinggi yang dapat terjadi pada balita disebabkan oleh faktor resiko biologis, seperti

kelahiran dengan berat badan lahir rendah dan usianya masih muda dengan

pertahan tubuh dan sistem pencernaan yang masih imatur. Hal ini membuat resiko

penyakit dan masalah nutrisi lebih besar terjadi pada anak usia balita (Hitchcock,

Schubert, & Thomas, 1999).

Fenomena gizi buruk pada balita terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan terus

mengalami peningkatan. Tahun 2004, kelompok gizi kurang dan gizi buruk

mencapai 28,47% di Indonesia (Depkes, 2004). Supari (2006) dalam Siswono

(2006) mengungkapkan bahwa terdapat 3.957 anak dan balita di Indonesia yang

menderita busung lapar dan 76.178 anak dengan gizi kurang per Desember 2005.

Tahun 2006, jumlah gizi buruk mengalami lonjakan dari 1.8 juta pada tahun 2005

menjadi 2.3 juta pada tahun 2006 (UNICEF, 2006 dalam Sinung, 2006).

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

3

Universitas Indonesia

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki masalah

gizi buruk sebagai masalah sosial dan kesehatan. Sebanyak 25.735 kasus balita

dengan gizi buruk ditemukan pada tahun 2005. Eri (2007) mengungkapkan bahwa

tingginya kasus gizi buruk di Jawa Barat ini disebabkan karena menurunnya daya

beli masyarakat terutama di daerah Cirebon, Bandung, dan Cianjur, yang

merupakan kantong-kantong kemiskinan di Jawa Barat.

Fenomena gizi buruk pun terjadi pada warga di Kota Depok. Sebanyak 1.133

balita mengalami gizi buruk pada tahun 2005 yang kemudian mengalami

penurunan menjadi 933 balita di tahun 2006 dengan jumlah balita sebanyak

114.980 orang (Dinkes Kota Depok, 2010). Dinkes Kota Depok (2010)

mengungkapkan bahwa kecamatan yang memiliki kasus gizi buruk terbanyak

adalah Kecamatan Pancoran Mas, yaitu sebanyak 321 balita, dan kemudian diikuti

oleh Kecamatan Cimanggis dengan jumlah balita dengan gizi buruk sebanyak 228

balita.

Kelurahan Cisalak Pasar merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan

Cimanggis yang merupakan bagian dari Kota Depok yang perlu diperhatikan pula

masalah gizi balitanya. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Program

Spesialis Komunitas FIK UI (2013) ditemukan sebanyak 25% balita di Cisalak

Pasar memiliki status gizi kurang. Hasil survey tersebut juga mengungkapkan

sebanyak 50% sikap orang tua tidak mendukung gizi balita dan memiliki

pengetahuan yang kurang tentang gizi balita. Hasil screening yang dilakukan

mahasiswa FIK UI di posyandu RW 07 Cisalak Pasar menemukan sebanyak

12,1% balita memiliki status gizi kurang.

Upaya pemerintah dalam menurunkan angka gizi buruk sudah dilakukan melalui

pemberian makanan tambahan (PMT) dan peningkatan pelayanan gizi melalui

pelatihan-pelatihan tatalaksana gizi buruk pada tenaga kesehatan. Upaya yang

dilakukan pemerintah ini berhasil menurunkan angka gizi buruk di Indonesia

menjadi 10,1% pada tahun 1998, kemudian 8,1% pada tahun 1999, dan 6,3% pada

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

4

Universitas Indonesia

tahun 2001. Tahun 2002, terjadi peningkatan kembali angka gizi buruk menjadi

8% (Safi’i, 2008).

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menangani masalah gizi buruk adalah

dengan membuat program-program prioritas. Program prioritas ini terdiri dari

program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, program

Lingkungan Sehat, program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan

program Perbaikan Gizi Masyarakat. Salah satu sasarannya adalah menurunnya

prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 20% (termasuk penurunan

prevalensi gizi buruk menjadi 5% pada tahun 2009 (Hernawati, 2009).

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah gizi pada

balita yaitu melalui pendekatan keluarga. Pendekatan terhadap keluarga dapat

dilakukan dengan promosi keluarga sadar gizi maupun pemberdayaan keluarga.

Promosi keluarga sadar gizi bertujuan agar dipraktekkannya norma keluarga sadar

gizi bagi seluruh keluarga di Indonesia untuk mencegah terjadinya masalah

kurang gizi khususnya gizi buruk. Kegiatan promosi keluarga sada gizi dilakukan

dengan memperhatikan aspek-aspek sosial budaya (lokal-spesifik). Pemberdayaan

keluarga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengetahui

potensi ekonomi keluarga dan mengembangkannya untuk memenuhi kebutuhan

gizi seluruh anggota keluarga. Keluarga miskin yang anaknya menderita

kekurangan gizi perlu diprioritaskan sebagai sasaran penanggulangan kemiskinan

(Hernawati, 2009)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing

yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 2012). Keberadaan balita

dan kondisi kesehatannya sangat bergantung pada keluarga, sehingga pendekatan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

5

Universitas Indonesia

keluarga merupakan cara yang tepat untuk menangani masalah yang terjadi pada

balita (Hernawati, 2009).

Proses keperawatan keluarga dilakukan untuk menangani gizi kurang melalui

pendekatan keluarga. Proses keperawatan ini dimulai dari pengkajian, penegakkan

diagnosa keperawatan, perencanaan, penatalaksanaan, dan evaluasi tindakan

keperawatan. Pengkajian dilakukan untuk mendeteksi adanya masalah kesehatan

dalam keluarga, meliputi data dasar keluarga, lingkungan keluarga, struktur

keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, serta fungsi perawatan

kesehatan keluarga. Masalah kesehatan keluarga akan terdeteksi setelah dilakukan

pengkajian, untuk kemudian ditegakkannya diagnosa keperawatan yang dapat

bersifat aktual, resiko, maupun potensial. Setelah penegakkan diagnosa, akan

disusun perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan

masalah keperawatan yang dialami dan tingkat prioritas masalahnya berdasarkan

hasil skoring. Setelah dilakukan penatalaksanaan berdasarkan perencanaan

tindakan keperawatan yang telah dibuat, hasil dari penatalaksanaan tersebut

dievaluasi perkembangan keluarga dan keberhasilan tindakan yang telah

dilakukan dillihat dari tingkat kemandirian dan kemajuan kondisi kesehatan

keluarga (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

Keluarga yang dikelola oleh mahasiswa adalah keluarga Bapak D yang tinggal di

RW 07 Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis Depok, dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan khususnya pada An. S (27

bulan) yang merupakan anak satu-satunya dari Bapak D (37 tahun) dan Ibu M (36

tahun). Hasil pengkajian pertumbuhan didapatkan berat badan An S 8,6 kg dengan

tinggi badan 77 cm dan lingkar lengan atas 13 cm. Data tersebut menunjukkan

bahwa An. S memiliki status gizi kurang berdasarkan indeks BB/U (Kemenkes,

2010). Menurut pengakuan dari Ibu M, An. S tidak memiliki riwayat penyakit flek

paru dan tidak pernah mengalami batuk-batuk lebih dari 2 minggu. Tanda dan

gejala anak dengan gizi kurang tampak dari kondisi fisik An. S, yaitu badan

tampak kurus, rambut tipis dan kemerahan, dan kulit yag kering dan bersisik.

Sehari-sehari, Ibu M memberikan makanan berupa nasi dengan sup sayuran, atau

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

6

Universitas Indonesia

dengan sup. Ibu M tidak pernah menyediakan makanan dengan menu lengkap

dengan sayuran dan buah, dan selalu memberikan jajanan seperti snack yang

dijual di sekitar rumah. Ibu M juga tidak memiliki pengetahuan yang baik

mengenai pentingnya kebutuhan gizi untuk balita.

Intervensi keperawatan keluarga yang telah dilakukan sebelumnya yaitu

memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai gizi seimbang pada

balita. Pada intervensi ini, perawat menjelaskan mengenai definisi dari gizi

seimbang, pentingnya gizi seimbang untuk anak usia balita, menjelaskan definisi

dari gizi kurang pada balita, tanda dan gejala dari gizi kurang, serta akibat dari

gizi kurang pada balita. Demonstrasi pemilihan bahan makanan dan pembuatan

jadwal makanan yang mengandung gizi seimbang dilakukan untuk mningkatkan

kemampuan psikomotor keluarga.

Intervensi unggulan yang dilakukan terhadap keluarga Bapak D yang dilakukan

adalah penyusunan jadwal menu seimbang dan bervariasi berdasarkan triguna

makanan pada balita. Modifikasi makanan yang dilakukan yaitu dengan

mengikutsertakan keluarga dalam melakukan demonstrasi pembuatan nugget

sayur dan pembuatan pudding tinggi karbohidrat tinggi protein, serta

mendemonstrasikan pemilihan bahan makanan dengan warna mencolok agar

tampak lebih menarik, seperti menggunakan bayam merah, wortel, jagung, dan

tomat. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Ibu M tentang

kebutuhan gizi terutama pada anak usia balita dan untuk membantu memenuhi

kebutuhan gizi pada An. S. Khomsan (2006), mengungkapkan bahwa segala

sesuatu yang diketahui seorang ibu tentang sikap dan perilaku seseorang dalam

memilih makanan, serta pengetahuan dalam mengolah dan menyiapkan makanan

mempengaruhi status gizi balita. Rendahnya pengetahuan tentang gizi dapat

mempengaruhi ketersediaan pangan dalam keluarga, yang selanjutnya

mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi pangan yang berdampak pada

kekurangan gizi pada balita (Suhardjo, 2005).

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

7

Universitas Indonesia

1.2 Rumusan Masalah

Hasil screening yang dilakukan di posyandu RW 07 Cisalak Pasar ditemukan

sebanyak 12,1% balita memiliki status gizi kurang dengan 8 balita diantaranya

memiliki status gizi buruk. Upaya yang dilakukan untuk menangani masalah gizi

kurang atau gizi buruk pada balita ini yaitu melalui promosi keluarga sadar gizi

dan pemberdayaan keluarga, namun hal ini belum optimal dilakukan oleh tenaga

kesehatan non-profesional. Sejalan dengan target MDG’s untuk menanggulangi

kemiskinan dan kelaparan dan menurunkan angka kematian anak yang dapat

dilihat dari prevalensi ballita dengan kurang gizi, mahasiswa melakukan melalui

pendekatan ke keluarga dengan anak dengan gizi kurang atau gizi buruk.

Pendekatan ini bertujuan agar masalah ketidakseimbangan nutrisi pada balita

dengan gizi kurang dapat diatasi atau dicegah dan menekan angka kejadian gizi

buruk di wilayah setempat.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan gambaran asuhan keperawatan kepada keluarga Bapak D dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh khususnya pada

An. S.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Memberikan gambaran mengenai pengkajian keperawatan pada keluarga

Bapak D

2. Memberikan gambaran mengenai analisis masalah dan penegakkan diagnosa

keperawatan yang terjadi pada keluarga Bapak D

3. Memberikan gambaran mengenai perencanaan asuhan keperawatan keluarga

yang dilakukan kepada keluarga Bapak D

4. Memberikan gambaran pemberian intervensi keperawatan unggulan yang

diimplementasikan kepada keluarga Bapak D

5. Memberikan gambaran hasil implementasi intervensi unggulan pada keluarga

Bapak D

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

8

Universitas Indonesia

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Umum

Secara umum, hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi masukan

dan penambah wawasan bagi perawat komunitas ataupun tenaga kesehatan yang

bekerja di masyarakat dalam melakukan intervensi terkait dengan penanganan

masalah gizi kurang.

1.4.2 Manfaat Khusus

Manfaat hasil asuhan keperawatan secara khusus yaitu:

1. Aplikatif

Hasil asuhan keperawatan ini dapat dijadikan data dasar untuk memberikan

asuhan keperawatan keluarga dan untuk menerapkan intervensi inovasi pada

keluarga dengan gizi kurang. Hasil asuhan keperawatan ini dapat pula dijadikan

pedoman bagi perawat kesehatan masyarakat (perkesmas) dan petugas program

gizi untuk memantau perkembangan kondisi gizi balita, mendeteksi adanya status

gizi buruk atau gizi kurang secara dini, dan terus memotivasi keluarga dengan gizi

kurang untuk mengoptimalkan asupan gizi pada balita dengan status gizi kurang

atau gizi buruk, terutama di daerah yang bersang kutan.

2. Keilmuan

Hasil asuhan keperawatan ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

keperawatan terutama yang berkaitan dengan intervensi inovasi dalam mengatasi

masalah gizi kurang.

3. Metodologi

Hasil asuhan keperawatan ini dapat dijadikan tinjauan literatur untuk penelitian

selanjutnya terutama yang berkaitan dengan prevalensi gizi kurang pada balita.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

9 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perkotaan

2.1.1 Pengertian Perkotaan

Pengertian dari kota ditinjau secara geografis maupun morfologi. Kota dalam

tinjauan geografis adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-

unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup

besar, dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis

dibandingkan dengan daerah di belakangnya. Kota dalam tinjauan fisik atau

morfologi menekankan pada bentuk kenampakan fisikal dari lingkungan kota

yang terdiri dari 3 unsur morfologi kota, yaitu penggunaan lahan, pola-pola jalan,

dan tipe atau karakteristik bangunan (Yunus, 1999).

Kawasan perkotaan merupakan wilayah dengan karakteristik kepadatan penduduk

mencapai 50 jiwa per ha atau lebih, yang sebagian besar penduduknya berusaha

bekerja pada sektor industri, perdagangan, dan jasa (Bappenas, 2009). Sumardjito

(2000), menyatakan bahwa perkotaan memiliki ciri-ciri khas, yaitu tempat pusat

pemukiman dan kegiatan penduduk, tempat dengan kepadatan penduduk tinggi,

mempunyai watak dan corak heterogen, mempunyai ciri khas kehidupan kota,

mempunyai batas wilayah administrasi, dan mempunyai hak otonomi.

Iswanto (2010) mengungkapkan bahwa kawasan perkotaan berkembang dengan

pesat. Perkembangan kota merupakan tuntutan sekaligus jawaban dari

perkembangan penduduk maupun kegiatan masyarakat perkotaan yang semakin

sulit dikontrol sehingga sehing menimbulkan persoalan-persoalan yang

menyangkut persoalan terhadap kota itu sendiri (fasilitas, sistem, dan area),

maupun terhadap penduduk atau penghuninya. Perkembangan yang terjadi pada

kawasan perkotaan tidak memperhatikan dampak yang dapat terjadi terhadap

lingkungan maupun masyarakat perkotaan sehingga banyak permasalahan yang

terjadi di perkotaan. Perkembangan perkotaan itu sendiri dapat menimbulkan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

10

Universitas Indonesia

dampak dalam hal ekonomi, sosial, maupun dampak kesehatan (Allender &

Spradley, 2005; Iswanto, 2010; Stanhope & Lancaster, 2004).

Masyarakat perkotaan merupakan warga yang tinggal di daerah perkotaan atau

yang disebut dengan urban community. Dampak perkembangan perkotaan salah

satunya adalah pada bidang kesehatan, khususnya pada masyarakat perkotaan.

Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan diperlukan untuk melakukan

pencegahan terhadap terjadinya masalah kesehatan dan melakukan promosi

kesehatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan (Allender &

Spradley, 2005).

2.1.2 Masalah Nutrisi pada Masyarakat Perkotaan

Perkotaan, ditinjau dari kondisi lingkungan fisiknya, secara umum diasosiaikan

dengan pengangguran, kemiskinan, polusi, kebisingan, ketegangan mental,

kriminalitas, kenakalan remaja, seksualitas, dan sebagainya. Sarlito (1992)

mengungkapkan bahwa kondisi fisik dan kondisi sosial di perkotaan tidak

menyenangkan akibat adanya perbedaan di kelas sosial ekonomi yang semakin

lama semakin jelas terasa. Hal ini dapat dilihat dari golongan yang berkuasa akan

terus berkembang sementara golongan yang tidak berkuasa akan semakin sulit

untuk berkembang. Fenomena lain yang terjadi pada kehidupan perkotaan adalah

adanya sifat kompetitif yang sangat besar, dan sifat hubungan antar personal yang

menitikberatkan pada keuntungan secara ekonomis.

Persaingan yang kuat di bidang sosial ekonomi pada masyarakat perkotaan

menyebabkan tingginya angka kemiskinan. Tingginya angka kemiskinan

mempengaruhi pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, termasuk di dalamnya

adalah pemenuhan bahan makanan. Keluarga miskin cenderung melewatkan

makan atau mengabaikan rasa lapar atau memakan makanan yang tidak bernutrisi

saat tidak memiliki uang. Kondisi ini diperburuk dengan kondisi di lingkungan

perkotaan dimana harga jual bahan makanan dan bahan pokok lainnya tinggi,

sehingga pemenuhan kebutuhan pokok pada masyarakat perkotaan mengalami

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

11

Universitas Indonesia

kesulitan, termasuk di dalamnya pemenuhan bahan makanan (Hitchcock,

Schubert, & Thomas, 1999).

Pemenuhan nutrisi pada masyarakat perkotaan mengalami konsekuensi akibat

perkembangan perkotaan yang pesat (Argenti, 2000). Konsekuensi pertama adalah

berkurangnya lahan pertanian di perkotaan akibat banyaknya pmbangunan

perumahan, lahan industri, dan juga insfrastruktur perkotaan. Hal ini

mengakibatkan tergantungnya pemenuhan kebutuhan bahan makanan perkotaan

terhadap daerah pedesaan. Konsekuensi berikutnya adalah meningkatnya

kuantitas bahan makanan yang dibutuhkan oleh daerah perkotaan. Konsekuensi

ketiga adalah adanya perubahan terhadap pola konsumsi dan perilaku pembelian

makanan pada masyarakat perkotaan. Konsekuensi keempat yaitu pada

masyarakat dengan ekonomi lemah, pemenuhan kebutuhan nutrisi akan

dikesampingkan, karena kemiskinan membuat mereka tidak peduli zt gizi dan

kualitas makanan dan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan rasa laparnya saja.

Masyarakat pada daerah perkotaan rata-rata membayar 30% lebih mahal untuk

mendapatkan bahan makanan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.

Masyarakat perkotaan juga memiliki waktu yang relatif lebih sempit untuk

mengolah dan menyiapkan makanan. Hal ini menyebabkankan meningkatnya

permintaan untuk makanan cepat saji dan tanpa memperhatikan kualitas bahan

makanan yang digunakan, dan berakibat terhadap gizi pada balita karena gizinya

tidak terpenuhi sesuai kebutuhannya (Argenti, 2000).

2.2 Keluarga dengan Anak Balita

2.2.1 Keluarga dengan Balita

Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional dan individu memiliki peran masing-masing

yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Keluarga merupakan sistem

sosial karena terdiri dari kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki peran

sosial yang berbeda satu sama lain dengan ciri saling berhubungan dan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

12

Universitas Indonesia

ketergantungan antar individu (Suprajitno, 2003). Berdasarkan pengertian tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga merupakan kumpulan dua orang atau

lebih yang hidup bersama dan memiliki peran sosial dari tiap-tiap anggotanya dan

saling ketergantungan antar satu sama lain.

Friedman, Bowden, & Jones (2003) menyatakan bahwa keluarga memiliki

beberapa fungsi, yaitu:

1. Fungsi afeksi: merupakan fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan

orang lain.

2. Fungsi sosial dan tempat bersosialisasi: sebagai unit terkecil dari masyarakat,

keluarga, merupakan tempat berlatih bagi anak untuk berkehidupan sosial.

3. Fungsi reproduksi: fungsi ini bertujuan untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi: keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga

secara ekonomi dan mengembangkan kemampuan individu meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan: yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktivitas tinggi.

Keluarga memiliki fungsi dalam melakukan perawatan atau pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga. Fungsi pemeliharaan keluarga ini dibagi menjadi

lima fungsi yang diharapkan dapat dijalankan oleh keluarga (Maglaya et all.,

2009). Fungsi tersebut yaitu:

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di sekitar tempat

tinggal keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

13

Universitas Indonesia

2.2.2 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Balita

Friedman, Bowden, & Jones (2003) mengungkapkan bahwa keluarga dengan

balita termasuk dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak baru lahir dan

keluarga dengan anak prasekolah, yaitu tahap II dan III. Tugas perkembangan

keluarga tahapan keluarga dengan anak baru lahir adalah:

1. Memulai keluarga menjadi keluarga muda sebagai unit yang stabil

(integrasikan bayi baru lahir sebagai bagian dari keluarga)

2. Rekonsiliasi konflik tugas perkembangan dan kebutuhan yang beragam dari

anggota keluarga

3. Membantu kenyamanan hubungan pernikahan

4. Memperluas hubungan dengan keluarga besar dengan peran orang tua dan

kakek-nenek.

Tahapan perkembangan keluarga merupakan panduan perawat dalam intervemsi

dengan keluarga agar keluarga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan

perkembangan setiap anggota keluarga. Friedman, Bowden, & Jones (2003)

menjelaskan bahwa tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah

adalah:

1. Pencapaian kebutuhan anggota keluarga untuk rumah yang adekuat, ruangan,

privasi, dan keamanan

2. Mengsosialisasikan anak-anak

3. Mengintegrasikan keanggotaan anak baru dengan memenuhi kebutuhan anak

lainnya

4. Memelihara kesehatan dihubungkan dengan keluarga (perkawinan dan orang

tua-anak), keluarga besar, serta lingkungan.

Berdasarkan tugas perkembangan tersebut, tanggung jawab yang harus dilakukan

oleh keluarga adalah membentuk individu dalam keluarga menjadi lebih

berpotensi. Balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara pesat.

Orang tua memiliki peran yang penting dalam masa ini untuk memberikan

perhatian, dukungan, dan waktu agar anak dapat bertumbuh dan berkembang

dengan sebaik-baiknya dalam dimensi fisik, mental, dan sosial.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

14

Universitas Indonesia

2.2.3 Masalah-masalah pada Keluarga dengan Balita

Balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan diperlukan perhatian

yang lebih dan khusus. Proses tumbuh kembang pada balita sangat pesat,

diantaranya pertumbuhan fisik, perkembangan psikomotorik, mental, dan sosial.

Pertumbuhan balita sangat dipengaruhi beberapa hal diantaranya jumlah dan mutu

makanan, kesehatan balita, tingkat ekonomi, pendidikan, dan perilaku orang tua

(Depkes, 2000).

Balita termasuk ke dalam agregat yang memiliki resiko tinggi. Kelompok balita

merupakan salah satu kelompok yang rawan gizi dan rawan penyakit serta

kelompok yang paling banyak menderita KEP (Kekurangan Energi Protein).

Kondisi yang dapat menyebabkan balita rawan gizi dan rawan penyakit adalah

sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007).

a. Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan

dewasa

b. Anak balita mempunyai ibu yang bekerja sehingga perhatian ibu berkurang

c. Anak balita sudah mulai main di tanah, lingkungan yang kotor sehingga

memungkinkan untuk terkena infeksi

d. Anak balita belum bisa memilih makanannya, peran perilaku orang tua yang

didasari pengetahuan sangatlah penting.

Balita membutuhkan zat-zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya,

perbaikan atau penggantian sel-sel yang rusak, pengaturan tubuh, dan kekebalan

terhadap penyakit. Zat gizi yang dibutuhkan diantaranya karbohidrat, lemak,

protein, vitamin, dan mineral dengan jumlah kalori dalam makanan berdasarkan

komposisi banyaknya zat gizi yang terkandung. Kalori yang dibutuhkan balita

lebih banyak perkilogram berat badannya daripada orang dewasa, tidak hanya

untuk kebutuhan fisik, tetapi juga untuk pertumbuhannya dan perkembangannya

(Husaini, 2002).

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

15

Universitas Indonesia

2.2.3.1 Gizi Seimbang pada Balita

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses pencernaan, absorpsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ,

serta menghasilkan energi (Supariasa, 2001). Balita, sebagai suatu fase kehidupan

yang berisiko tinggi akan kekurangan gizi dan penyakit, membutuhkan suatu pola

makanan sehat dengan gizi seimbang yang menuntun balita agar tidak kekurangan

gizi. Pemberian makanan balita dengan gizi seimbang ini bertujuan agar balita

mendapatkan gizi yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal

tubuh. Zat gizi, yang berperan memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk

melaksanakan kegiatan sehari-hari, dalam pengaturan makanan yang tepat dan

benar merupakan solusi yang tepat untuk memperbaiki masalah kekurangan gizi

(Supariasa, 2001).

Suharjo (2003) mengungkapkan bahwa gizi seimbang adalah makanan yang

dikonsumsi dalam satu hari yang beragam dan mengandung triguna makanan.

Triguna makanan merupakan zat makanan yang diperlukan oleh tubuh, yaitu zat

tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur (Direktorat Gizi Masyarakat; Suharjo,

2003).

a. Zat Tenaga

Zat tenaga merupakan zat makanan yang akan menjadi sumber energi bagi tubuh.

Zat tenaga dibutuhkan anak untuk beraktivitas sehari-hari. Sumber dari zat tenaga

ini merupakan karbohidrat dan lemak. Karbohidrat merupakan sumber energi

utama yang terdiri dari dua jenis yaitu karbohidrat sederhana (gula, pasir, dan gula

merah) dan karbohidrat kompleks (tepung, beras, jagung, dan gandum). Lemak

merupakan sumber energi kedua setelah karbohidrat. Lemak bisa didapat dari

margarin, mentega, minyak goreng, lemak hewan atau lemak tumbuhan. Untuk

bahan makanan yang mengandung zat tenaga bisa didapatkan dari beras, kentang,

ubi, roti, singkong, terigu, biskuit, minyak goreng, serta kacang-kacangan

(Widjaja, 2007).

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

16

Universitas Indonesia

b. Zat Pembangun

Zat pembangun merupakan zat makanan yang penting bagi pertumbuhan dan

pergantian sel-sel yang rusak bagi tubuh. Sumber dari zat pembangun ini adalah

protein. Protein bisa didapat dari ikan, susu, telur, tahu, dan tempe (Widjaja,

2007).

c. Zat Pengatur

Zat pengatur merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah

kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh. Sumber dari zat pengatur ini

adalah vitamin dan mineral. Zat pengatur berfungsi untuk meningkatkan

kekebalan anak terhadap penyakit, menumbuhkan dan memperkiuat jaringan, dan

mengatur keseimbangan cairan tubuh (Widjaja, 2007).

2.2.3.2 Masalah Gizi Kurang pada Balita

Gizi kurang merupakan suatu proses kurang makan ketika kebutuhan normal

terhadap suatu atau beberapa zat gizi yidak terpenuhi, atau zat gizi tersebut hilang

dengan jumlah yang lebih besar daripada yang didapat (Zega, 2010). Gizi kurang

disebabkan karena tubuh kekurangan satu atau beberapa zat gizi yang diperlukan

oleh tubuh. Hal-hal yang dapat menyebabkan gizi kurang adalah karena makanan

yang dikonsumsi kurang atau mutunya rendah atau bahkan keduanya. Gizi kurang

juga disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein yang dibutuhkan

oleh tubuh karena tidak memenuhi angka kecukupan gizi yang disebut kurang

energi dan protein (KEP). Tubuh gagal untuk menyerap dan menggunakannya

karena zat gizi yang dikonsumsi sedikit. Penderita yang sering mengalami gizi

kurang diantaranya adalah balita karena pada usia balita termasuk kelompok yang

rentan. Jika kebutuhan zat gizinya tidak tercukupi, maka balita akan mudah

terkena penyakit (Soekirman, 2000).

Gizi kurang terkait dengan dampak sosial ekonomi keluarga maupun negara, di

samping berbagai konsekuensi yang diterima anak itu sendiri. Kondisi gizi kurang

akan mempengaruhi banyak organ dan sistem, karena kondisi gizi kurang ini juga

sering disertai dengan defisiensi asupan mikro/makro nutrien lain yang sangat

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

17

Universitas Indonesia

diperlukan bagi tubuh. Gizi kurang akan mempengaruhi sistem pertahanan tubuh

terhadap mikroorganisme sehingga mudah sekali terkena infeksi (Depkes, 2002).

Masalah gizi kurang merupakan masalah yang sangat penting menjadi perhatian

karena dampaknya secara langsung terhadap gangguan pertumbuhan,

perkembangan, dan produktivitas. Kekurangan zat gizi makro (vitamin dan

mineral) akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan. Ketidakcukupan

konsumsi zat gizi pada usia balita akan berdampak pada kondisi gagal tumbuh

karena pada masa balita kebutuhan gizinya tidak terpenuhi dan akan

mengakibatkan terganggunya tumbuh kembang anak karena masa ini merupakan

masa dimana meningkatnya pertumbuhan secara pesat (Depkes, 2002).

2.2.4 Peran Perawat Keluarga

Perawat keluarga mempunyai peranan dalam mengatasi masalah-masalah

kesehatan terhadap keluarga yang rentan dan beresiko terhadap masalah

kesehatan. Perawat kesehatan keluarga merupakan pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai suatu unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga

yang sehat dan berfungsi untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan

keluarga dengan cara mengoptimalkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi

dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan

perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Effendi, 2009).

a. Pendidik, yaitu perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga

agar keluarga dapat melakukan program asuhan keperawatan secara mandiri

dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.

b. Koordinator, yaitu perawat berkoordinasi agar pelayanan komprehensif dapat

dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau

terapi agar tidak terjadi tumpang tindih atau pengulangan.

c. Pelaksana, yaitu perawat memberikan perawatan langsung kepada klien

keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

d. Pengawas kesehatan, yaitu perawat melakukan kunjungan yang teratur untuk

mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

18

Universitas Indonesia

e. Konsultan, yaitu perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan. Hubungan perawat dan keluarga harus terbina dengan

baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi, dan kualitas

informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya dibutuhkan

agar keluarga dapat meminta nasehat kepada perawat.

f. Kolaborasi, yaitu perawat bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti

rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan

keluarga yang optimal.

g. Fasilitator, yaitu perawat membantu keluarga dalam menghadapi kendala

seperti masalah sosial ekonomi. Perawat harus mengetahui sistem pelayanan

kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

h. Penemu kasus, yaitu perawat menemukan dan mengidentifikasi masalah

secara dini di masyarakat sehingga terhindar dari ledakan kasus atau wabah.

i. Modifikasi lingkungan, yaitu perawat melakukan modifikasi baik lingkungan

rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

2.3 Asuhan Keperawatan dengan Balita Gizi Kurang

2.3.1 Pengkajian

Friedman, Bowden, & Jones (2003) menjelaskan bahwa pengkajian merupakan

proses pengumpulan informasi dan penilaian secara profesional mengenai arti dari

informasi yang telah didapatkan. Pada asuhan keperawatan keluarga, informasi

yang perlu dikumpulkan meliputi data umum keluarga, data lingkungan keluarga,

data struktur keluarga, data fungsi keluarga, data stress dan koping keluarga, dan

data mengenai fungsi perawatan kesehatan.

a. Data Dasar Keluarga

Hal yang perlu dikaji dari data dasar atau data umum keluarga adalah nama

kepala keluarga, wilayah tempat tinggal, komposisi keluarga, tipe keluarga,

latar belakang budaya (etnis), agama, status sosial ekonomi keluarga, dan

aktivitas rekreasi keluarga.

b. Data Lingkungan Keluarga

Data yang perlu dikaji dari lingkungan keluarga meliputi karakteristik rumah,

karakteristik dan lingkungan di sekitar tempat tinggal dan komunitas yang

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

19

Universitas Indonesia

lebih besar, mobilitas geografi keluarga, perkumpulan dan interaksi keluarga

dengan masyarakat, serta sistem-sistem pendukung keluarga.

c. Data Struktur Keluarga

Data yang perlu dikaji dari struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi

keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran keluarga, dan nilai dan

norma yang dianut oleh keluarga.

d. Data Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, sosialisasi dan tempat

bersosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan atau

pemeliharaan kesehatan.

e. Data Stress dan Koping Keluarga

Data yang perlu dikumpulkan untuk mengkaji stress dan koping keluarga

meliputi stressor jagka pendek dan jangka panjang, kemampuan keluarga

dalam berespon saat menghadapi masalah, strategi koping yang digunakan,

dan strategi adaptasi disfungsional.

f. Data Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga

Fungsi perawatan kesehatan keluarga dilihat dari lima tugas kesehatan

keluarga yang meliputi kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,

kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat

untuk mengatasi masalah kesehatan, kemampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, kemampuan keluarga

dalam memelihara lingkungan rumah yang tepat dalam merawat anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan, dan kemampuan keluarga

dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.

g. Data Pemeriksaan Fisik untuk Masalah Gizi

Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan untuk mengkaji adanya masalah gizi

adalah tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas. Pengkajian untuk

masalah bisa pula disertai dengan observasi pada kondisi kulit apakah kusam

atau cerah, apakah halus atau bersisik, apakah elastis atau kering. Kondisi

rambut juga dapat mengindikasikan adanya masalah gizi, terutama apabila

balita memiliki kondisi rambut yang rapuh, kering, tipis, dan depigmentasi

(Wong, 2003).

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

20

Universitas Indonesia

Data Sumber Data

Wawancara anggota keluarga

mengenai kejadian dari masa lalu

hingga saat ini yang signifikan

- Bertanya dan mendengarkan

- Genogram

- Ecomap

Data objektif - Observasi rumah keluarga

- Observasi interaksi keluarga

Data Subjektif

- Pengalaman yang diceritakan

anggota keluarga

- Pengalaman observasi kerabat

yang diceritakan

- Instrument pengkajian yang

diisi oleh keluarga

Tabel 2.1 Sumber data pengkajian keluarga (Friedman, Bowden, & Jones,

2003)

Perawat yang telah melakukan pengumpulan informasi mengenai keluarga

kemudian menganalisis dan mengklasifikasikan data-data tersebut untuk

kemudian mengartikan maknanya. Masalah potensial yang ditemukan perawat

akan digali lebih dalam pada area yang berhubungan dengan masalah tersebut

(Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

2.3.1.1 Pengkajian Status Gizi pada Balita dengan Masalah Gizi Kurang

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara

jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

berbagai fungsi biologis, yang meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan,

aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). Status gizi adalah ekspresi dari

keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari

nutrisi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001). Status gizi dapat dinilai

secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan

dengan cara pemeriksaan klinis, biokimia, antropometri, dan biofisik. Pengukuran

secara tidak langsung dapat dilakukan dengan survey konsumsi makanan, statistik

vital, dan faktor ekologi. Penilaian status gizi secara antropometri membutuhkan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

21

Universitas Indonesia

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2002).

Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi

tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai

jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan

tebal lemak di bawah kulit. Parameter yang biasa digunakan dalam pengukuran

antropometri diantaranya:

a. Umur: faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi karena

kesalahan penentuan umur akan menyebabkan kesalahan pula pada

interpretasi status gizi.

b. Berat badan: menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada

tulang dan merupakan faktor terpenting dalam pengukuran antropometri, serta

paling sering digunakan terutama pada masa balita untuk melihat laju

pertumbuhan fisik maupun status gizi.

c. Tinggi badan: parameter yang penting bagi keadaan tubuh di masa lampau

dan sekarang jika umur tidak diketahui dengan tepat (Supariasa, 2002).

Gibson (2005) menyatakan bahwa pengukuran antropometri memiliki beberapa

kelebihan. Kelebihan dari pengukuran antropometri ini antara lain:

a. Prosedurnya aman, sederhana, dan dapat mencakup jumlah sampel yang

besar.

b. Alatnya murah, tahan lama, dan mudah dibawa.

c. Tidak membutuhkan tenaga ahli, cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah

dilatih dalam waktu singkat, misalnya kader posyandu.

d. Metodenya tepat dan akurat karena dapat dibakukan, serta dapat digunakan

untuk penapisan kelompok yang rawan gizi.

e. Dapat mendeteksi riwayat gizi seseorang di masa lampau dan dapat

mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.

Indikator antropometri merupakan kombinasi dari berbagai macam parameter.

Indikator antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

22

Universitas Indonesia

(BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi

Badan (BB/TB). Gambaran status gizi dapat dilihat dari indikator antropometri

tersebut. Perbedaan penggunaan indeks antropometri dapat memberikan gambaran

status gizi yang berbeda pula (Gibson, 2005). Penilaian status gizi balita

dilakukan dengan cara angka berat badan dan tinggi badan dikonversikan ke

dalam bentuk nilai berstandar (Z-score) dengan menggunakan baku antropometri

balita WHO. Kemudian berdasarkan nilai Z-score masing-masing indikator

tersebut ditentukan klasifikasi status gizi balita dengan batasan sebagai berikut.

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas

Berat Badan Menurut Umur

Gizi Buruk < -3 SD

Gizi Kurang -3 SD sampai dengan -2 SD

Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD

Gizi Lebih > 2 SD

Panjang Badan Menurut Umur

Atau

Tinggi Badan Menurut Umur

Sangat pendek < -3 SD

Pendek -3 sampai dengan -2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

Tinggi > 3 SD

Berat Badan Menurut Panjang

Badan

Atau

Berat Badan Menurut Tinggi

Badan

Sangat Kurus < -3 SD

Kurus -3 SD sampai dengan -2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

Gemuk > 2 SD

Tabel 2. 2 Kategori dan Ambang Batas Anak 0-60 Bulan Berdasarkan Indeks

(Kemenkes RI, 2010)

a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, yang dapat

digunakan untuk memeriksa kesehatan anak. Berat badan merupakan hasil

peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, seperti tulang, otot,

lemak, cairan tubuh, dan lain-lain. Berat badan digunakan sebagai indikator yang

terbaik untuk mengetahui status gizi dan tumbuh kembang anak. Sedikit saja

perubahan dapat terdeteksi melalui pengukuran berat badan. Pada keadaan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

23

Universitas Indonesia

normal, yaitu saat keadaan kesehatan baik dan terdapat keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti

pertambahan umur. Saat keadaan sedang tidak normal, terdapat 2 kemungkinan

perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambatdari

keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan yang labih tersebut, maka

indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi saat ini (current nutritional status)

(Soetjiningsih, 1995; Supariasa, 2002). Kelebihan dan kelemahan indikator BB/U,

antara lain, sensitif terhadap perubahan kecil, memerlukan data umur yang akurat,

pengukuran yang berulang dapat mendeteksi masalah pertumbuhan karena infeksi

atau KEP (Kekurangan Energi Protein), baik untuk mengukur status gizi akut atau

kronis, bila ada edema atau asites dapat mengakibatkan interpretasi status gizi

yang keliru, dan sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh

pakaian atau gerakan anak saat ditimbang.

b. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua terpenting. Ukuran tinggi

badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai.

Kenaikan tinggi badan berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesar pada

masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali (pacu tumbuh

adolesen), selanjutnya melambat lagi dan berhenti pada umur 18-20 tahun. Pada

keadaan normal, tinggi badan akan bertambah seiring dengan adanya pertambahan

umur. Namun, pertumbuhan tinggi bada kurang sensitif terhadap masalah

kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap

tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relatif lama (Soetjiningsih, 1995;

Supariasa, 2002).

Indeks antropometri tinggi badan menurut umur memiliki kelebihan dan

kelemahan, yaitu baik untuk mengetahui status gizi masa lampau (kronik), sebagai

indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa, namun ketepatan umur

sulit untuk didapat (Hartriyanti & Triyanti, 2009).

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

24

Universitas Indonesia

c. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan

normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan

dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk

menilai status gizi saat ini (sekarang) dan merupakan indeks yang independen

terhadap umur. Terdapat pengecualin jika anak usia >2 tahun tetapi belum bisa

berdiri sendiri dengan tegak dan yang diukur adalah panjang badannya, maka

hasil pengukuran harus dikuranfi 0,7 cm. Kelebihan dan kelemahan dari indeks

BB/TB ini adalah indikator status gizi saat ini, tidak memerlukan data umur, dapat

membedakan proporsi badan (kurus, normal, gemuk), namun membutuhkan dua

macam alat ukur dan pengukuran relatif lebih lama (Supariasa, 2002; WHO,

2005).

2.3.2 Penegakkan Diagnosis Keperawatan dan Prioritas Masalah

Diagnosis keperawatan keluarga mencakup diagnosis keperawatan untuk keluarga

sebagai subsistem yang dimiliki dan merupakan hasil dari pengkajian

keperawatan yang dilakukan sebelumnya. Diagnosis keperawatan merupakan

penilaian klinis mengenai respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap

masalah kesehatan atau proses hidup yang aktual, resiko, maupun potensial

(NANDA, 2012).

1. Masalah aktual, defisit atau gangguan kesehatan, ditegakkan apabila adanya

tanda dan gejala gangguan kesehatan pada saat dilakukan pengkajian.

2. Masalah resiko atau ancaman kesehatan, ditegakkan apabila terdapat data

yang menunjang namun belum terjadi gangguan.

3. Potensial, berupa keadaan sejahtera atau wellness, ditegakkan bila keluarga

dalam keadaan sejahtera tanpa masalah kesehatan, sehingga kesehatan

keluarga dapat ditingkatkan.

Prioritas masalah perlu ditentukan dalam tahap ini untuk menetapkan masalah apa

yang dapat diselesaikan, harus diselesaikan, dan merupakan masalah yang tepat

untuk diselesaikan bersama perawat keluarga (Friedman, Bowden, & Jones,

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

25

Universitas Indonesia

2003). Priotitas masalah dapat ditentukan berdasarkan perhitungan dan scoring

yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga.

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah

Aktual (Tidak/kurang sehat)

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

3

2

1

1

2

Kemungkinan masalah dapat diubah

Mudah

Sebagian

Tidak dapat

2

1

0

2

3

Potensi masalah untuk dicegah

Tinggi

Sedang

Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

Masalah berat, harus segera ditangani

Ada masalah, tetapi tidak perlu segera

ditangani

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Tabel 2.3 Skor dan Bobot Prioritas Masalah Keluarga (Friedman, Bowden,

& Jones, 2003)

Selanjutnya, perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus:

Skoring : Skor x Bobot

Angka tertinggi

2.3.3 Perencanaan

Tahap ini mencakup perawat dan keluarga terlibat dalam pengembangan rencana

keperawatan yang akan dilakukan sehingga menghasilkan intervensi dengan hasil

yang diharapkan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan tujuan, baik tujuan

jangka panjang (tujuan umum) dan tujuan jangka pendek (tujuan khusus) dan

disertai dengan kriteria hasil dan metode. Menurut Lawson & Peate (2009)

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

26

Universitas Indonesia

menetapkan tujuan dan kriteria hasil dalam keperawatan menggunakan prinsip

SMART yaitu:

1. Spesific: tujuan harus tepat, objektif, dan eksplisit untuk klien dan tenaga

kesehatan

2. Measurable: harus teridentifikasi cara yang jelas untuk mengukur apakah

tujuan sudah tercapai atau belum

3. Achievable: tujuan harus dapat dicapai oleh keluarga berdasarkan pada

kemampuan dan kondisi keluarga

4. Realistic: tujuan harus realistis sesuai dengan kondisi yang ada

5. Time-oriented: tujuan harus memiliki target waktu yang jelas kapan akan

dicapai dan dapat berupa jangka panjang maupun jangka pendek.

Setelah menetapkan tujuan, perawat dan keluarga menentukan cara-cara alternatif

untuk mencapai tujuan. Sumber-sumber yang dapat mendukung pelaksanaan

intervensi diidentifikasi. Contoh sumber yang dapat digunakan adalah kekuatan

internal keluarga yang mencakup sistem pendukung keluarga, sumber perawatan

mandiri keluarga, dan dukungan komunitas dan lingkungan fisik.

2.3.4 Implementasi

Implementasi atau penatalaksanaan merupakan salah satu proses keperawatan

keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan minat

dan mengadakan perbaikan ke arah perilaku yang sehat. Perawat harus

memperhatikan ketidak mampuan dan kesulitan keluarga dalam menghadapi

masalah kesehatannya. Diharapkan perawat dapat memperhatikan beberapa

prinsip motivasi yang bermanfaat dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,

yaitu tingkah laku yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dipengaruhi

oleh kemampuan keluarga melihat akibat masalah kesehatan terhadap dirinya dan

keyakinan keluarga terhadap keberhasilan tindakan dalam menurunkan masalah.

Implementasi yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengatasi masalah gizi

yaitu dengan diberikannya penyuluhan kesehatan kepada keluarga balita

mengenai gizi seimbang, demonstrasi pembuatan makanan selingan yang dapat

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

27

Universitas Indonesia

membantu memenuhi kebutuhan gizi balita, atau melakukan modifikasi pada

makanan agar dapat meningkatkan motivasi atau nafsu makan anak. Pembuatan

jadwal makan dengan sistem reward dan pembuatan menu makanan sehari-hari

juga dapat dilakukan kepada keluarga dengan balita gizi buruk. Salah satu

implementasi yang diunggulkan yang dilakukan pada keluarga adalah pembuatan

jadwal menu makanan seimbang dan bervariasi berdasarkan triguna makanan

pada balita. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam

memberikan makanan cukup gizi dan meningkatkan kesadaran keluarga tentang

pentingnya gizi yang cukup untuk balita.

Jadwal menu makanan yang berhubungan dengan pola asuh makan bertujuan

untuk memenuhi asupan gizi sesuai dengan kebutuhan anak di usia balita.

Mashitah, Soekirman, dan Martianto (2005) dalam penelitiannya mengenai

hubungan pola asuh makan dan status gizi di Desa Mulya Harja, Bogor

mengungkapkan bahwa pola asuh makan yang diberikan di dalam rumah tangga

kepada anak usia balita secara tidak langsung berhubungan dengan baik buruknya

status gizi. Hal ini dibuktikan dengan 60,4% balita yang memiliki status gizi

kurang diberikan pola asuh makan yang sedang, dan 33% diantaranya diberikan

pola asuh makan yang buruk. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sausan (2009) di Surabaya. Hasil penelitian Sausan (2009)

menemukan hampir setengah dari balita yang memiliki pola asuh makan cukup

memiliki status gizi normal dan sebanyak 30% balita yang memiliki pola asuh

makan yang baik memiliki status gizi normal pula. Hal ini menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan yang berarti antara pola asuh makan dengan status gizi balita

di Kelurahan Tambak Wedi, Surabaya.

Pembuatan menu makanan yang bervariasi berdasarkan triguna makanan dapat

memenuhi gizi balita dan diharapkan dapat meningkatkan berat badan anak usia

balita. Wijanarka (2012) dalam penelitiannya mengenai modifikasi makanan

“RASTTLE” (beras-tempe-tolo-lele) membuktikan bahwa modifikasi makanan

tersebut dapat meningkatkan berat badan balita dengan gizi kurang. Pembuatan

RASTTLE ini berdasarkan pertimbangan dari bahan-bahan makanan lokal yang

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

28

Universitas Indonesia

digunakan mudah didapat, harganya murah dan terjangkau, dan mengandung

kadar nutrisi yang tinggi dan dibutuhkan balita.

Pembuatan menu yang bervariasi merupakan upaya untuk mengatasi sulit makan

dan gizi kurang. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan oleh Nurhayati dan

Sudewi (2009) yang membuat variasi menu berdasarkan tren makanan populer

untuk anak balita. Tren makanan yang populer untuk anak usia balita yaitu dengan

karakteristik sehat, disenangi balita, murah harganya, dan mudah didapat. Jenis

variasi makanan balita yang telah dikembangkan yaitu stik tahu, pangsit kacang

hijau, tahu mata bola, telur terbenam, perkedel fantasi, martabak mie, sate bola-

bola coklat singkong, scotel lumba-lumba, dan bola-bola pisang. Menu ini dibuat

mengandung tinggi kalori dan tinggi protein karena diberikan untuk anak dengan

gizi kurang dan sulit makan. Variasi hidangan makanan untuk balita ini terbukti

disenangi oleh balita dan meningkatkan motivasi balita untuk makan.

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi pada keperawatan keluarga dilakukan berdasrkan kriteria hasil yang telah

ditetapkan sebelumnya. Perawat melakukan perbandingan antara hasil

penatalaksanaan dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Tahapan

evaluasi dapat dilakukan secara formatif maupun sumatif. Evaluasi formatif

dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah

evaluasi akhir (Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Evaluasi formatif dibuat

berdasarkan pola SOAP, dengan S (subjective) sebagai ungkapan perasaan atau

keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan

implementasi keperawatan; O (objective) sebagai suatu keadaan objektif yang

dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif; A

(analysis) yang merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif

dan objektif; dan P (planning) yang merupakan perencanaan selanjutnya setelah

perawat melakukan analisis.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

29

Universitas Indonesia

Evaluasi sumatif dilakukan setelah seluruh proses keperawatan telah selesai.

Evaluasi ini bertujuan untuk menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan

yang telah diberikan. Asmadi (2005) mengungkapkan bahwa metode yang dapat

digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir asuhan

keperawatan untuk menanyakan respon klien dan keluarga terkait asuhan

keperawatan. Terdapat tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan

pencapaian tujuan keperawatan, yaitu:

1. Tujuan tercapai, yaitu jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan

standar yang telah ditentukan

2. Tujuan tercapai sebagian, yaitu jika klien menunjukkan perubahan pada

sebagian kriteria yang telah ditetapkan

3. Tujuan tidak tercapai, yaitu jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan

dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah baru

Tingkat kemandirian keluarga juga merupakan suatu bentuk evaluasi yang

dilakukan setelah proses keperawatan telah selesai. Depkes RI (2006)

menjelaskan bahwa kemandirian keluarga dibagi menjadi empat tingkatan

berdasarkan kemampuan keluarga memenuhi kriteria kemandirian. Kriteria

kemandirian keluarga tersebut terdiri dari:

1. Menerima petugas perawatan kesehatan

2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan

3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan dengan benar

4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran

5. Melakukan perawatan sederhana yang dianjurkan

6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif

7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

Berdasarkan kriteria kemandirian keluarga, tingkat kemandirian keluarga

dikategorikan sebagai berikut:

a. Tingkat kemandirian I, yaitu ketika keluarga dapat memenuhi kriteria

kemandirian 1 dan 2

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

30

Universitas Indonesia

b. Tingkat kemandirian II, yaitu ketika keluarga dapat memenuhi kriteria 1

sampai dengan 5

c. Tingkat kemandirian III, yaitu ketika keluarga dapat memenuhi kriteria 1

sampai dengan 6

d. Tingkat kemandirian IV, yaitu ketika keluarga dapat memenuhi kriteria 1

sampai dengan 7 dan merupakan tingkat kemandirian yang paling tinggi.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

31 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 Pengkajian

Kepala keluarga adalah Bapak D yang tinggal di RT 02 RW 07 Cisalak Pasar,

Kecamatan Cimanggis, Depok. Saat ini rumah yang ditempati oleh keluarga

Bapak D adalah rumah dari keluarga Ibu M yang diwariskan kepada Ibu M. Tipe

keluarga adalah keluarga inti (nuclear family) dengan tahap perkembangan

keluarga dengan anak usia balita, yang di dalam rumah ditempati oleh Ayah, Ibu,

dan 1 anak, yaitu An. S (27 bulan). Ayah adalah Bapak D (37 tahun) yang

bekerja sebagai pegawai dengan penghasilan kurang dari Rp 3.000.000/bulan dan

Ibu adalah Ibu M (36 tahun) yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dengan

kesehariannya mengurus rumah dan mengurus anak. Bapak D merupakan

pengambil keputusan dalam urusan keluarga, seperti keuangan dan rekreasi, dan

Ibu M merupakan pengambil keputusan dalam hal pemilihan bahan makanan dan

kebutuhan sehari-hari di dalam rumah tangga. Bapak D dan Ibu M berasal asli

dari Cisalak Pasar, Depok, Jawa Barat dan bersuku Betawi, dan mengaku tidak

ada mitos atau kepercayaan tertentu yang diyakini terkait masalah kesehatan

keluarga. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Ruangan

rumah keluarga Bapak D dan Ibu M tidak ditemukan barang-barang yang berasal

atau menunjukkan identitas daerah asal. Keluarga Bapak M beragama Islam.

Keluarga Bapak M melaksanakan sholat lima waktu dirumah dan terkadang

dilakukan secara berjamaah. Bapak D bekerja sebagai pegawai dengan

pendapatan perbulan dibawah 3 juta rupiah. Menurut Ibu M, penghasilan tersebut

cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Riwayat kesehatan keluarga Bapak D yakni Ibu M mengatakan bahwa An. S (27

bulan) lahir normal dengan berat badan lahir 2.700 gram. Selama ini, An. S sulit

makan dan berat badannya 8,6 kg di penimbangan posyandu sebelumnya dan

memiliki tinggi badan 77 cm. Hasil observasi pada kondisi tubuh An. S

didapatkan bahwa An. S tampak memiliki rambut yang tipis dan berwarna

kemerahan, serta kulit tampak kusam dan permukaan kulit kering dan bersisik.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

32

Universitas Indonesia

Ibu M mengatakan bahwa An. S tidak mudah terserang penyakit, biasanya

penyakit yang dialami An. S adalah demam, batuk, dan pilek. An. S memiliki

riwayat imunisasi lengkap sampai campak. Dari hasil pemeriksaan dengan status

gizi berdasarkan Kemenkes (2010), yaitu menurut indeks BB/U, An. S memiliki

status gizi anak dengan gizi kurang menurut usianya, karena berada di bawah

garis -2 SD dengan ambang batas -3SD = 8,5 kg dan -2 SD = 9,5 kg. Status gizi

yang dimiliki An. S berdasarkan indeks BB/PB pun kurus dengan ambang batas -

3SD = 8,0 kg dan -2SD = 8,7 kg. Ibu M mengatakan An. S tidak memiliki riwayat

flek paru dan tidak pernah mengalami batuk-batuk lebih dari 2 minggu. Ibu M

mengatakan telah memberikan ASI kepada An. S hingga usia 2 tahun dan saat ini

An. S sudah melewati masa penyapihan. Dalam pemberian makan, Ibu

mengatakan sudah memberikan An. S makanan yang cukup. Biasanya makan

yang diberikan adalah nasi dengan sup sayur namun yang dimakan diberikan

kuahnya saja karena An. S tidak suka memakan sayurnya, dan dengan telur.

Dalam 1 kali makan, Ibu M mengatakan An. S mampu menghabiskan 3-5 suap

nasi. Saat ini anak S menyukai susu formula namun Ibu M memberikannya

tergantung dengan kemauan An. S. Saat usia A. S 6-10 bulan, Ibu M mengaku

memberikan makanan pendamping ASI seperti bubur bayi dan dilanjutkan dengan

tim dengan sayur dan hati ayam atau sapi. Saat ini, Ibu M adalah penyedia

makanan di rumah. Ibu M lebih memilih untuk menyediakan makanan sendiri

untuk keluarganya. Biasanya makanan buatan Ibu M yang disukai oleh An. S

adalah tahu goreng dan telur dadar. Ibu M mengaku jarang memasak menu

lengkap dengan sayuran dan buah di rumah, terutama untuk An. S. Di dalam

jadwal pmberian makan yang diberikan oleh Ibu M didapatkan bahwa tidak ada

pemberian cemilan atau makanan selingan yang rutin yang diberikan kepada An.

S, namun Ibu M sering membelikan jajanan kepada An. S seperti snack yang

dijual di warung terdekat. Ibu M menyadari keadaan anaknya yang kurus namun

tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saat ini Ibu M memberikan makanan yang

menurutnya bergizi untuk An. S dan membelikan jajanan untuk An. S sesuai

dengan keinginan An. S. Dari hasil wawancara mengenai pengetahuan tentang

gizi, Ibu M tidak dapat menjelaskan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh anak

usia balita dan tidak memahami mengenai kondisi gizi kurang.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

33

Universitas Indonesia

3.2 Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan data yang ditemukan pada saat pengkajian dapat disimpulkan bahwa

diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan yakni ketidakseimbangan nutrisi :

kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S.

3.3 Perencanaan Tindakan Keperawatan

Perencanaan tindakan keperawatan dibuat berdasarkan tujuan yang akan dicapai

oleh keluarga. Tujuan umum dari tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap

keluarga Bapak D adalah diharapkan setelah dilakukan pertemuan sebanyak 7 kali

kunjungan, keluarga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi An. S yang ditandai

dengan adanya peningkatan berat badan dari An. S. Tujuan umum ini kemudian

dijabarkan menjadi tujuan khusus yang akan dicapai keluarga berdasarkan 5 tugas

kesehatan keluarga.

Tujuan khusus 1 dari tindakan keperawatan yang dilakukan adalah keluarga

mampu mengenal masalah gizi kurang dalam waktu 1 x 45 menit. Tujuan ini

dapat dicapai dengan menyebutkan definisi gizi seimbang, menyebutkan definisi

dari gizi kurang, menjelaskan tanda dan gejala dari kurang gizi, menjelaskan

penyebab kurang gizi, dan mampu mengidentifikasi adanya anggota keluarga

dengan masalah kurang gizi. Penjelasan ulang terhadap materi yang belum

sepenuhnya dipahami dan kesempatan untuk bertanya diberikan kepada keluarga.

Reinforcement positif juga diberikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan

motivasi keluarga. Standar evaluasi dari tindakan keperawatan ini yaitu keluarga

mampu menyebutkan kembali definisi gizi dengan tepat dan benar, mampu

menyebutkan definisi dari kurang gizi, mampu menyebutkan 4 dari 5 tanda dan

gejala kurang gizi, mampu menyebutkan 3 dari 4 penyebab kurang gizi, dan

keluarga menyadari adanya anggota keluarga yang memiliki masalah gizi kurang.

Tujuan khusus 2 dari tindakan keperawatan yang dilakukan adalah keluarga

mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang mengalami

giri kurang dalam waktu 1 x 45 menit. Tujuan ini dapat dicapai dengan

menjelaskan akibat dari kurang gizi dan berdiskusi untuk mengambil keputusan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

34

Universitas Indonesia

untuk mengatasi anggota keluarga yang mengalami gizi kurang. Penjelasan ulang

terhadap materi yang belum sepenuhnya dipahami dan kesempatan untuk bertanya

diberikan kepada keluarga. Reinforcement positif juga diberikan sebagai suatu

cara untuk meningkatkan motivasi keluarga. Standar evaluasi dari tindakan

keperawatan ini yaitu keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 akibat dari gizi

kurang dan keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang

mengalami gizi kurang.

Tujuan khusus 3 dari tindakan keperawatan yang dilakukan adalah keluarga

mampu merawat anggota keluarga yang mengalami giri kurang dalam waktu 3 x

45 menit. Tujuan ini dapat dicapai dengan menjelaskan definisi triguna makanan,

menjelaskan komponen dari triguna makanan, menyebutkan cara mengatasi

kurang gizi, menyebutkan cara memilih makanan, menjelaskan cara mengolah

makanan, dan mendemonstrasikan cara mengolah makanan. Penjelasan mengenai

triguna makanan juga disertai dengan berdiskusi bersama keluarga untuk

menyusun jadwal menu makanan yang mengandung gizi seimbang sehingga gizi

anak dapat terpenuhi sesuai kebutuhannya. Ibu diminta untuk membuat model

menu makanan yang mengandung triguna makanan untuk setiap waktu makan

pada saat menyusun menu makanan.

Penyusunan jadwal menu makanan seimbang dan bervariasi dilakukan sebanyak 4

kali pertemuan. Hari pertama implementasi penyusunan menu seimbang dan

bervariasi, Ibu M menyusun jadwal nasi, sayur bayam merah dan telur dadar

untuk makan pagi; kemudian nasi, sayur bayam merah, dan ikan tongkol goreng

suir untuk makan siang; dan nasi, ikan tongkol goreng suir, dan jus alpukat untuk

makan sore. Hari kedua implementasi penyusunan menu seimbang dan bervariasi,

Ibu M menyusun jadwal nasi tahu dan sup ceker untuk makan pagi; nasi, sup

ceker, dan jus jambu untuk makan siang; dan nasi tahu dan sup ceker untuk

makan sore. Hari ketiga implementasi penyusunan menu seimbang dan bervariasi,

Ibu M menyusun jadwal nasi, tempe goreng, dan sup tomat untuk makan pagi;

nasi, telur mata sapi, dan jus alpukat untuk makan siang; dan nasi, sup tomat, dan

telur dadar untuk makan sore. Hari keempat implementasi penyusunan menu

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

35

Universitas Indonesia

seimbang dan bervariasi, Ibu M menyusun menu nasi hati ayam dan nugget sayur

untuk makan pagi; nasi hati ayam dan jus jambu untuk makan siang; dan nasi hati

ayam dan nugget sayur untuk makan sore.

Demonstrasi mengolah makanan dilakukan bersama keluarga, yaitu dengan

memasak sayuran yang sebelumnya dicuci dahulu kemudian dipotong-potong dan

dimasak tidak terlalu matang. Perawat juga menjelaskan mengenai makanan

selingan sehat dan makanan selingan yang tidak sehat serta mendemontrasikan

pembuatan makanan sehat yang membantu memenuhi kebutuhan gizi anak.

Penjelasan ulang terhadap materi yang belum sepenuhnya dipahami dan

kesempatan untuk bertanya diberikan kepada keluarga. Reinforcement positif juga

diberikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan motivasi keluarga. Standar

evaluasi dari tindakan keperawatan ini yaitu keluarga mampu menyebutkan

komponen dari triguna makanan besera contoh makanannya, mampu

menyebutkan 3 dari 4 cara mengatasi masalah kurang gizi, menyebutkan 3 dari 4

cara memilih makanan mampu menyebutkan 3 dari 4 cara mengolah makanan,

keluarga mampu mengolah makanan sederhana dengan cara yang tepat dan benar,

mampu menyebutkan tujuan dari pemberian makanan selingan, jenis makanan

selingan (cemilan) sehat dan tidak sehat, dan keluarga dapat mendemonstrasikan

kembali pembuatan makanan selingan sehat yang dilakukan oleh perawat.

Tujuan khusus 4 dari tindakan keperawatan yang dilakukan adalah keluarga

mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga dengan gizi

kurang dalam waktu 1 x 45 menit. Tujuan ini dapat dicapai dengan menjelaskan

kepada keluarga mengenai cara penyajian makanan, menyebutkan cara untuk

mengatasi anak yang tidak bersedia makan, dan menjelaskan mengenai

lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan status gizi balita. Modifikasi

makanan dilakukan untuk meningkatkan nafsu makan anak, seperti pembuatan

nugget sayur dan membuat sup dengan sayur-sayuran berwarna mencolok seperti

bayam merah, wortel, dan tomat. Penjelasan ulang terhadap materi yang belum

sepenuhnya dipahami dan kesempatan untuk bertanya diberikan kepada keluarga.

Reinforcement positif juga diberikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

36

Universitas Indonesia

motivasi keluarga. Standar evaluasi dari tindakan keperawatan ini yaitu keluarga

mampu menyebutkan 3 dari 4 cara menyajikan makanan, menyebutkan 4 dari 5

prinsip cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan, keluarga mampu

menyebutkan 3 dari 4 lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan status

gizi balita, dan keluarga mampu membuat modifikasi makanan yang dapat

meningkatkan nafsu makan balita.

Tujuan khusus 5 dari tindakan keperawatan yang dilakukan adalah keluarga

mampu menggunakan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk

meningkatkan gizi balita dalam waktu 1 x 45 menit. Tujuan ini dapat dicapai

dengan menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat di sekitar

lingkungan tempat tinggal keluarga, menjelaskan manfaat mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan, dan memotivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan. Penjelasan ulang terhadap materi yang belum sepenuhnya

dipahami dan kesempatan untuk bertanya diberikan kepada keluarga.

Reinforcement positif juga diberikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan

motivasi keluarga. Standar evaluasi dari tindakan keperawatan ini yaitu keluarga

mampu menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi,

keluarga mampu menyebutkan manfaat dari mengunjungi fasilitas pelayanan

kesehatan, dan keluarga mengatakan bersedia untuk mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan status gizi anak.

3.4 Implementasi

Tujuan khusus 1 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu mengenal

masalah gizi kurang. Intervensi keperawatan yang telah dilakukan perawat untuk

memperkenalkan keluarga dengan masalah gizi kurang pada balita yaitu

mendiskusikan bersama keluarga mengenai pengertian gizi, mendiskusikan

bersama keluarga mengenai pengertian kurang gizi, mendiskusikan bersama

keluarga mengenai tanda dan gejala kurang gizi, mendiskusikan bersama keluarga

mengenai penyebab kurang gizi, dan membantu keluarga dalam mengidentifikasi

anggota keluarga dengan masalah gizi kurang dilihat dari tanda dan gejala yang

dimiliki. Perawat juga memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya jika

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

37

Universitas Indonesia

ada materi yang tidak jelas, serta menjelaskan kembali materi yang belum

dikuasai oleh keluarga. Reinforcement positif juga diberikan kepada keluarga atas

usaha yang telah dilakukan keluarga.

Tujuan khusus 2 dari intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu keluarga

mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang bermasalah

gizi kurang. Intervensi keperawatan yang telah dilakukan perawat untuk

membantu keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga

yang mengalami masalah kurang gizi yaitu mendiskusikan bersama keluarga

mengenai akibat dari kurang gizi, membantu keluarga untuk mengenal dan

menyadari adanya masalah kurang gizi yang terjadi pada anggota keluarganya,

dan membantu keluarga untuk mengambil keputusan untuk merawat anggota

keluarga dengan masalah kurang gizi. Perawat juga memberikan kesempatan pada

keluarga untuk bertanya jika ada materi yang tidak jelas, serta menjelaskan

kembali materi yang belum dikuasai oleh keluarga. Reinforcement positif juga

diberikan kepada keluarga atas usaha yang telah dilakukan keluarga.

Tujuan khusus 3 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu merawat

anggota keluarga yang bermasalah gizi kurang. Intervensi keperawatan yang telah

dilakukan perawat untuk membantu keluarga dalam merawat anggota keluarga

dengan masalah gizi kurang yaitu mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara

mengatasi masalah gizi kurang, mendiskusikan bersama keluarga mengenai

triguna makanan, menyusun jadwal menu makanan seimbang bersama keluarga

dan memotivasi untuk menyediakan menu seimbang yang telah dijadwalkan,

mendiskusikan cara meningkatkan berat badan anak dengan memenuhi kebutuhan

gizi sesuai kebutuhan balita, mendiskusikan cara memilih bahan makanan,

mendiskusikan dan mendemonstrasikan cara mengolah bahan makanan.

Penjelasan mengenai triguna makanan disertai dengan berdiskusi bersama

keluarga untuk menyusun jadwal menu makanan yang mengandung triguna

makanan sehingga gizi anak dapat terpenuhi sesuai kebutuhannya. Ibu diminta

untuk membuat model menu makanan yang mengandung triguna makanan untuk

setiap waktu makan pada saat menyusun menu makanan. Demonstrasi mengolah

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

38

Universitas Indonesia

makanan dilakukan bersama keluarga, yaitu dengan memasak sayuran yang

sebelumnya dicuci dahulu kemudian dipotong-potong dan dimasak tidak terlalu

matang. Perawat juga menjelaskan mengenai makanan selingan sehat dan

makanan selingan yang tidak sehat serta mendemontrasikan pembuatan makanan

sehat yang membantu memenuhi kebutuhan gizi anak.Perawat juga memberikan

kesempatan pada keluarga untuk bertanya jika ada materi yang tidak jelas, serta

menjelaskan kembali materi yang belum dikuasai oleh keluarga. Reinforcement

positif juga diberikan kepada keluarga atas usaha yang telah dilakukan keluarga.

Tujuan khusus 4 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu

memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga yang bermasalah

kurang gizi. Intervensi keperawatan yang telah dilakukan perawat untuk

membantu keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang mendukung untuk

merawat anggota keluarga dengan gizi kurang yaitu mendiskusikan bersama

keluarga cara menyajikan makanan yang dapat meningkatkan nafsu makan anak,

mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara mengatasi anak yang tidak

bersedia makan, dan mendiskusikan bersama keluarga tentang modifikasi

lingkungan untuk meningkatkan status gizi balita. Modifikasi makanan dilakukan

untuk meningkatkan nafsu makan anak, seperti pembuatan nugget sayur dan

membuat sup dengan sayur-sayuran berwarna mencolok seperti bayam merah,

wortel, dan tomat. Penggunaan alat makan yang bergambar dan menarik bagi

anak pun disarankan oleh perawat dan dillakukan oleh keluarga agar dapat

meningkatkan motivasi anak untuk makan. Perawat juga memberikan kesempatan

pada keluarga untuk bertanya jika ada materi yang tidak jelas, serta menjelaskan

kembali materi yang belum dikuasai oleh keluarga. Reinforcement positif juga

diberikan kepada keluarga atas usaha yang telah dilakukan keluarga.

Tujuan khusus 5 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu

menggunakan fasilitas kesehatan. Intervensi keperawatan yang telah dilakukan

perawat untuk membantu keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada untuk meningkatkan gizi balita yaitu mendiskusikan bersama

keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal,

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

39

Universitas Indonesia

mendiskusikan bersama keluarga mengenai manfaat mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan, dan memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas

pelayanan kesehatan. Perawat juga memberikan kesempatan pada keluarga untuk

bertanya jika ada materi yang tidak jelas, serta menjelaskan kembali materi yang

belum dikuasai oleh keluarga. Reinforcement positif juga diberikan kepada

keluarga atas usaha yang telah dilakukan keluarga.

Intervensi atau implementasi yang menjadi unggulan yang dilakukan oleh perawat

yaitu menyusun jadwal menu seimbang dan bervariasi berdasarkan triguna

makanan pada balita. Intervensi ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi anak

dalam mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung gizi seimbang. Gizi

yang terpenuhi sesuai dengan kebutuhan anak usia balita pun menjadi tujuan dari

intervensi ini.

3.5 Evaluasi

Asuhan keperawatan keluarga dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan. Pertemuan

ini terdiri dari pengkajian sebanyak 2 kali pertemuan dan penatalaksanaan

intervensi keperawatan sebanyak 10 kali pertemuan. Berikut merupakan

rangkuman gambaran evaluasi dari semua proses penatalaksanaan yang telah

dilakukan terhadap keluarga Bapak D.

3.5.1 Evaluasi Formatif

3.5.1.1 Evaluasi Subjektif

Evaluasi subjektif yang telah dicapai keluarga setelah diberikan tindakan

keperawatan untuk tujuan khusus 1, yaitu keluarga mengatakan arti dari gizi

seimbang adalah gizi yg lengkap yg memenuhi kebutuhan tubuh dan mengandung

3 zat yang diperlukan tubuh, keluarga mengatakan arti dari gizi kurang adalah

keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan gizi yang cukup, serta keluarga

mengatakan tanda dan gejala kurang gizi yaitu anak tampak kurus, rambut tipis,

lemas, kulit kering, pucat, dan anak tidak ceria. Evaluasi subjektif yang telah

dicapai keluarga setelah diberikan tindakan keperawatan untuk tujuan khusus 2,

yaitu keluarga megatakan akibat dari kurang gizi yaitu gangguan tumbuh

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

40

Universitas Indonesia

kembang, gampang sakit, dan sulit berpikir dan keluarga mengatakan mau

merawat An. S dengan gizi kurang. Evaluasi subjektif yang telah dicapai keluarga

setelah diberikan tindakan keperawatan untuk tujuan khusus 3, yaitu keluarga

mengatakan cara mengatasi gizi kurang yaitu dengan memberikan makanan gizi

seimbang, makan teratur, dan makan cukup sesuai kebutuhan, keluarga

mengatakan bahwa triguna makanan terdiri dari 3 zat yaitu zat tenaga, zat

pembangun, dan zat pengatur, keluarga mengatakan bahwa zat tenaga berasal dari

nasi, kentang, ubi, singkong, atau kacang-kacangan, keluarga mengatakan zat

pembangun berasal dari ikan, telur, tempe, dan daging, keluarga mengatakan zat

pengatur berasal dari buah-buahan & sayur-sayuran. Keluarga juga mengatakan

bahwa cara memilih makanan yaitu makanan bergizi, bahan makanan masih segar

tidak berbau tidak sedap/layu, harga terjangkau, kemudian cara untuk mengolah

makanan yaitu dgn dicuci dulu stelah itu baru dipotong, peralatannya dicuci

bersih, beras dicuci 2x, sayuran tidak dimasak terlalu lama, dan keluarga

mengatakan akan menyediakan menu seimbang dan bervariasi setiap hari,

memberikan makanan selingan dan mengusahakan untuk menyediakan buah

untuk anak. Keluarga menyebutkan jadwal makanan yang akan disediakan untuk

hari berikutnya. Evaluasi subjektif yang telah dicapai keluarga setelah diberikan

tindakan keperawatan untuk tujuan khusus 4, yaitu keluarga mengatakan cemilan

sehat adalah makanan ringan yang membantu memenuhi gizi anak, seperti bubur

kacang hijau, bubur sumsum, pudding, dan roti, keluarga menyebutkan cara

menyajikan makanan yaitu menunya bervariasi, patuh pada jadwal menu

makanan, dan jumlah makanan sesuai kebutuhan, keluarga mengatakan cara

mengatasi anak yg sulit makan yaitu tidak memaksa anak tetapi ikuti kemauan

anaknya untuk makan sambil bermain, beri makan sesuai selera anak agar tidak

bosan, tidak memberi makan yg manis sebelum makan, dan menyajikan makanan

dalam bentuk yg menarik. Keluarga juga mengatakan lingkungan yang dapat

meningkatkan nafsu makan anak yaitu dengan makan bersama teman sebaya atau

anggota keluarga, menggunakan alat makan yang menarik, dan makan sambil

bercerita. Evaluasi subjektif yang telah dicapai keluarga setelah diberikan

tindakan keperawatan untuk tujuan khusus 5, yaitu keluarga mengatakan fasilitas

kesehatan terdekat adalah RS Tumbuh Kembang, puskesmas, dan bidan, keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

41

Universitas Indonesia

mengatakan manfaat berkunjung ke pelayanan kesehatan: periksa kesehatan anak,

mendapatkan penyuluhan kesehatan, dan keluarga mengatakan akan berkunjung

ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa kesehatan.

3.5.1.2 Evaluasi Objektif

Evaluasi objektif yang telah dicapai keluarga setelah diberikan tindakan

keperawatan untuk tujuan khusus 1 yang dilakukan sebanyak 1 x 45 menit, yaitu

keluarga telah mampu mengenal masalah gizi kurang yang ditandai dengan

menyebutkan definisi dari gizi seimbang dan gizi kurang dengan benar,

menyebutkan tanda dan gejala dari gizi kurang, menyebutkan penyebab balita

kekurangan gizi, dan keluarga telah mampu mengidentifikasi adanya anggota

keluarga yang mengalami kurang gizi berdasarkan tanda dan gejala yang dimiliki.

Evaluasi objektif yang telah dicapai keluarga setelah diberikan tindakan

keperawatan untuk tujuan khusus 2 yang dilakukan sebanyak 1 x 45 menit, yaitu

keluarga telah mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga

yang mengalami gizi kurang, yang ditandai dengan keluarga telah mampu

menyebutkan akibat dari gizi kurang pada balita jika tidak ditangani, dan telah

mengambil keputusan untuk merawat An. S yang mengalami gizi kurang.

Evaluasi objektif yang telah dicapai keluarga setelah diberikan tindakan

keperawatan untuk tujuan khusus 3 yang dilakukan sebanyak 3 x 45 menit, yaitu

keluarga telah mampu merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi,

yang ditandai dengan keluarga telah mampu menyebutkan triguna makanan dan

sumber-sumbernya, menyebutkan cara mengatasi masalah kurang gizi pada balita,

membuat jadwal menu makanan seimbang dan bervariasi berdasarkan triguna

makanan, menyebutkan cara memilih dan mengolah makanan yang baik dan

benar, mendemonstrasikan cara mengolah makanan, keluarga telah mampu

menyebutkan definisi dari cemilan sehat, manfaat cemilan sehat, tujuan dari

pemberian cemilan sehat, mampu memilih jenis cemilan sehat dan tidak sehat

dengan menggunakan food model, dan telah mampu membuat cemilan sehat

berupa puding tinggi karbohidrat dan tinggi protein (puding yang berbahan dasar

tepung terigu dan telur) sebanyak 1 kali. Evaluasi objektif yang telah dicapai

keluarga setelah diberikan tindakan keperawatan untuk tujuan khusus 4 yang

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

42

Universitas Indonesia

dilakukan sebanyak 1 x 45 menit, yaitu keluarga telah mampu memodifikasi

lingkungan untuk merawat anak dengan gizi kurang, yang ditandai dengan

keluarga telah mampu menyebutkan cara menyajikan makanan, menyebutkan cara

mengatasi anak yang tidak bersedia makan, mampu menyebutkan cara untuk

menciptakan lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan status gizi balita

seperti menggunakan alat makan yang menarik bagi anak, serta keluarga mampu

membuat modifikasi makanan nugget sayur. Evaluasi objektif yang telah dicapai

keluarga setelah diberikan tindakan keperawatan untuk tujuan khusus 5 yang

dilakukan sebanyak 1 x 45 menit, yaitu keluarga telah mampu menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada untuk meningkatkan status gizi balita, yang ditandai

dengan keluarga telah mampu menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar

lingkungan tempat tinggal dan mampu menjelaskan manfaat dari mengunjungi

fasilitas pelayanan kesehatan.

Pemeriksaan fisik terkait masalah gizi pada balita dilakukan di akhir pertemuan

sebagai bentuk keberhasilan dari intervensi keperawatan yang dilakukan. Berat

badan An. S mengalami peningkatan yaitu sebanyak 0,2 kg. Setelah dilakukan

intervensi keperawatan terhadap An. S, berat badan sebelumnya (8,6 kg)

mengalami peningkatan menjadi 8,8 kg.

3.5.1.3 Analisis Evaluasi

Penatalaksanaan tindakan keperawatan pada keluarga Bapak D dilakukan

berdasarkan perencanaan tindakan keperawatan yang dibuat untuk mencapai

tujuan dari pelaksanaan asuhan keperawatan. Dari hasil penatalaksanaan tindakan

keperawatan, didapatkan hasil bahwa tujuan khusus 1 -5 telah tercapai dengan

baik.

3.5.1.4 Rencana Tindak Lanjut

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 kali pertemuan dan ditandai

dengan adanya peningkatan berat badan pada An. S, keluarga memiliki tugas

selanjutnya yang bersifat mandiri, yaitu melanjutkan pemberian pola makan

dengan gizi seimbang pada An. S, memberikan motivasi An. S untuk

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

43

Universitas Indonesia

meningkatkan asupan gizi, dan mengikuti penimbangan berat badan rutin di

posyandu terdekat.

3.5.2 Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas

proses keperawatan selesai dilakukan dan bertujuan untuk menilai dan memonitor

kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi sumatif dilakukan

dengan cara wawancara dengan keluarga di akhir pertemuan dan observasi

perubahan perilaku terkait tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Asmadi,

2005). Wawancara yang dilakukan berdasarkan pada tujuan umum dan tujuan

khusus dari tindakan keperawatan.

Tujuan khusus 1 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu mengenal

masalah gizi kurang. Tujuan ini tercapai sepenuhnya oleh keluarga Bapak D.

Kriteria yang keluarga Bapak D telah penuhi untuk mencapai tujuan ini yaitu

keluarga telah mampu menyebutkan definisi dari gizi, definisi dari kurang gizi,

menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala gizi kurang, menyebutkan 3 dari 4

penyebab gizi kurang, dan keluarga telah mampu mengidentifikasi bahwa terdapat

anggota keluarga yang mengalami gizi kurang.

Tujuan khusus 2 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu mengambil

keputusan untuk merawat anggota keluarga yang bermasalah gizi kurang. Tujuan

ini telah tercapai sepenuhnya oleh keluarga Bapak D. Kriteria yang telah penuhi

untuk mencapai tujuan ini yaitu keluarga mampu menyebtkan 2 dari 3 akibat dari

gizi kurang dan keluarga telah mengambil keputusan untuk merawat An. S yang

mengalami gizi kurang.

Tujuan khusus 3 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu merawat

anggota keluarga yang bermasalah gizi kurang. Tujuan ini telah tercapai

sepenuhnya oleh keluarga Bapak D. Kriteria yang telah dipenuhi untuk mencapai

tujuan ini yaitu keluarga mampu menyebutkan komponen dari triguna makanan

beserta contohnya, keluarga telah mampu menyebutkan 3 dari 4 cara mengatasi

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

44

Universitas Indonesia

kurang gizi, keluarga telah mampu menyebutkan 3 dari 4 cara memilih makanan,

keluarga telah mampu menyebutkan 3 dari 4 cara mengolah makanan, keluarga

telah mampu mendemonstrasikan cara mengolah makanan dengan baik dan benar,

keluarga telah mampu menyusun jadwal menu makanan seimbang sesuai dengan

triguna makanan, keluarga telah mampu membuat menu variasi makanan yang

memenuhi gizi seimbang, dan keluarga telah mampu menyediakan makanan

dengan porsi yang dibutuhkan di usia balita.

Tujuan khusus 4 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu

memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga yang bermasalah

kurang gizi. Tujuan ini telah tercapai sepenuhnya oleh keluarga Bapak D. Kriteria

yang telah dipenuhi untuk mencapai tujuan ini yaitu keluarga telah mampu

menyebutkan 3 dari 4 cara menyajikan makanan, keluarga telah mampu

menyebutkan 4 dari 5 cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan, dan

keluarga telah mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung untuk

meningkatkan status gizi An. S.

Tujuan khusus 5 dari intervensi yang dilakukan yaitu keluarga mampu

menggunakan fasilitas kesehatan. Tujuan ini telah tercapai sepenuhnya oleh

keluarga Bapak D. Kriteria yang telah dipenuhi untuk mencapai tujuan ini yaitu

keluarga telah mampu menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat

dikunjungi, keluarga dapat menyebutkan manfaat dari melakukan kunjungan, dan

keluarga mengatakan akan mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk

memeriksa kesehatan An. S.

3.5.3 Evaluasi Tingkat Kemandirian

Tingkat kemandirian keluarga meningkat setelah dilakukannya intervensi

keperawatan. Tingkat kemandirian yang dimiliki keluarga saat ini adalah tingkat

kemandirian II. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan keluarga untuk menerima

petugas perawatan kesehatan yang datang berkunjung, menerima pelayanan

keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan, tahu dan dapat

mengungkapkan masalah kurang gizi dengan benar, memanfaatkan fasilitas

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

45

Universitas Indonesia

pelayanan kesehatan sesuai anjuran, dan melakukan perawatan sederhana yang

dianjurkan. Perawatan sederhana yang telah mampu dilakukan keluarga yaitu

menyusun jadwal menu makanan seimbang yang sesuai dengan triguna makanan,

mampu menyediakan modifikasi makanan untuk meningkatkan motivasi makan

An. S, mengadakan waktu untuk makanan selingan yang bergizi di sela-sela

waktu makan.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

46 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktik

Kelurahan Cisalak Pasar merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Cimanggis,

Depok. Kelurahan ini terdiri dari 8 rukun warga (RW). RW 01 sampai dengan

RW 07 merupakan wilayah pemukiman dengan mayoritas kepala keluarga

memiliki status ekonomi menengah kebawah, dan RW 08 merupakan wilayah

perumahan dengan mayoritas status ekonominya menengah ke atas.

Kelurahan Cisalak Pasar belum memiliki fasilitas kesehatan atau puskesmas

kelurahan. Fasilitas kesehatan terdekat yang dapat dijangkau dari Kelurahan

Cisalak Pasar adalah Puskesmas Kecamatan Cimanggis yang berjarak sekitar 1,5

km dari Kelurahan Cisalak Pasar. Selain Puskesmas Kecamatan Cimanggis,

terdapat pula fasilitas pelayanan kesehatan lain di sekitar Kelurahan Cisalak Pasar,

seperti Rumah Sakit Tumbuh Kembang dan beberapa praktik klinik dokter atau

klinik bidan. Posyandu dilakukan rutin di Kelurahan Cisalak Pasar guna

meningkatkan status gizi balita dengan penimbangan berat badan dan pengukuran

tinggi badan. Hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa residen spesialis

komunitas FIK UI (2013) mengungkapkan bahwa masalah gizi kurang pada balita

terbanyak terdapat di wilayah RW 07 Kelurahan Cisalak Pasar.

Rekapitulasi registrasi penduduk RW 07 di Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan

Cimanggis, Depok memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.248 jiwa pada bulan

Desember 2012, dengan 1.243 jiwa memiliki jenis kelamin laki-laki dan 1.005

memiliki jenis kelamin perempuan. Mayoritas penduduk di RW 07 memiliki

tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan memiliki mata pencaharian

sebagai karyawan swasta, pedagang, wiraswasta, penarik ojeg, supir angkot, PNS,

dan buruh dengan pendapatan sekitar Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 5.000.000

perbulan.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

47

Universitas Indonesia

Daerah pemukiman RW 07 tampak padat dengan sebagian besar bangunannya

merupakan bangunan permanen dan merupakan rumah pribadi. Rumah kontrakan

tersedia bagi warga pendatang baru dengan luas 2,5 meter x 7,5 meter yang

memiliki 2 pintu (depan dan belakang), 4 jendela (2 jendela depan dan 2 jendela

belakang), 1 kamar mandi, dan terdapat teras seluas 1 meter x 2,5 meter di depan

rumah. Padatnya pemukiman yang ada di RW 07 membuat sinar matahari tidak

masuk secara adekuat di beberapa rumah. Umumnya, penduduk di RW 07 tidak

memiliki pembuangan sampah permanen di depan rumah. Biasanya mereka

menggunakan kantung plastik atau kardus sebagai tempat pembuangan sampah

yang selanjutnya akan diangkut oleh petugas kebersihan yang dikelola oleh RW.

Namun ada pula warga yang membakar sampah yang berserakan di sekitar

lingkungan pemukiman. Keadaan parit atau saluran air di sekitar RW 07 mengalir

dengan lancar dengan sister terbuka. Namun ada beberapa parit yang tersumbat

akibat adanya tumpukan sampah dedaunan atau sampah plastik. Sumber air bersih

yang didapatkan warga di RW 07 berasal dari sumur/PAM.

RW 07 merupakan RW terbesar di Kelurahan Cisalak Pasar. Warga harus

melewati jalan raya beraspal yang dapat dilewati oleh kendaraan beroda empat

untuk mencapai RW tersebut. Tampak sebagian jalan di RW 07 rusak dan

berlubang. Banyaknya kendaraan roda empat atau lebih yang dapat melewati

wilayah RW 07 menyebabkan polusi udara akibat asap kendaraan bermotor.

Cara warga RW 07 Cisalak Pasar mendapatkan bahan-bahan makanan dan

kebutuhan sehari-hari sangat mudah. Kelurahan Cisalak Pasar memiliki pasar

yang letaknya sekitar 1 km dari RW 07. Selain itu, terdapat banyak tukang sayur

berjualan di setiap RT, warung yang menjual kebutuhan pokok dan makanan

ringan, serta banyak penjaja makanan yang berkeliling melewati wilayah RW 07.

RW 07 memiliki tiga posyandu yang diselenggarakan di RT yang berbeda

disebabkan karena banyaknya balita di RW 07. Kegiatan posyandu ini rutin

dilakukan sebanyak 1 kali dalam sebulan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di

posyandu RW 07 yaitu penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

48

Universitas Indonesia

pemberian makanan tambahan. Posyandu RW 07 dibagi menjadi Posyandu

Flamboyan 1, Posyandu Flamboyan 2, dan Posyandu Flamboyan 3 yang

dilakukan di tanggal yang berbeda.

Posyandu Flamboyan 1 mengelola balita yang tinggal di RT 01 RW 07 Kelurahan

Cisalak Pasar. Posyandu diadakan setiap tanggal 11 setiap bulannya dan sekitar 60

balita mengunjungi posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan. Posyandu Flmaboyan 1 diadakan di salah satu rumah

kader dengan lahan yang digunakan seluas 2 meter x 1,5 meter. Keterbatasan

lahan pada posyandu Flamboyan 1 menyebabkan tidak aktifnya sistem posyandu

5 meja. Meja 4 tidak dilakukan fungsinya oleh kader dan pada meja 5 tidak diisi

oleh petugas kesehatan. kader yang bertugas di posyandu Flamboyan 1 berjumlah

5 orang. Makanan tambahan yang disediakan di posyandu flamboyan 1 adalah

sosis cepat saji, wafer, atau biskuit.

Posyandu Flamboyan 2 mengelola balita yang tinggal di RT 03, RT 04, RT 05,

RT 06, dan RT 07. Balita yang mengunjungi posyandu yaitu sekitar 60 orang

balita. Posyandu Flamboyan 2 ini diadakan rutin 1 kali dalam sebulan pada

tanggal 19 setiap bulannya. Flamboyan 2 dilakukan di aula RT 05 yang cukup

luas untuk diaktifkannya sistem posyandu 5 meja, yaitu seluas 4,5 meter x 3,5

meter. Kader yang bertugas di Flamboyan 2 sebanyak 6 orang. Makanan

tambahan yang disediakan di Posyandu Flamboyan 2 adalah telur rebus, bubur,

biskuit, susu, atau sup.

Posyandu Flamboyan 3 mengelola balita yang tinggal di RT 02 RW 07 Kelurahan

Cisalak Pasar. Balita yang mengunjungi posyandu ini berjumlah sekitar 40 hingga

50 orang balita. Posyandu Flamboyan 3 diadakan rutin 1 kali dalam sebulan pada

tanggal 17 setiap bulannya. Posyandu Flamboyan 3 dilakukan di halaman rumah

salah satu kader dengan luas 2,5 meter x 2,5 meter dan tidak diaktifkannya sistem

posyandu 5 meja, terutama meja 5 karena tidak adanya petugas kesehatan yang

hadir di kegiatan posyandu tersebut. Jumlah kader yang bertugas di Posyandu

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

49

Universitas Indonesia

Flamboyan 3 sebanyak 3 hingga 5 kader. Makanan tambahan yang diberikan

adalah bubur kacang hijau atau puding.

RW 07 memiliki satu posbindu yang diadakan rutin setiap 1 kali dalam satu bulan.

Di dalam kegiatan posbindu ini dilakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia

seperti penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pemeriksaan

tekanan darah, pemeriksaan gula darah darah sewaktu, pemeriksaan kolesterol,

dan pemeriksaan asam urat. Lansia juga mendapatkan pemberian obat dan vitamin

dari petugas kesehatan yang hadir saat kegiatan tersebut.

Pendidikan atau penyuluhan kesehatan mengenai masalah gizi kurang belum

pernah dilakukan di RW 07, baik oleh kader, petugas kesehatan, maupun

mahasiswa. Pengetahuan yang dimiliki kader mengenai program gizi pun kurang.

Warga RW 07 antusias saat diadakannya penyuluhan kesehatan mengenai gizi

balita dan keluarga pun terbuka terhadap kehadiran mahasiswa maupun petugas

kesehatan yang datang berkunjung.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep terkait KKMP

Masalah gizi yang terdapat pada keluarga Bapak D terjadi karena kurangnya

pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada balita. Hal ini mempengaruhi ibu

dalam memilih bahan makanan dan menyajikan makanan dalam keluarga. Ibu

lebih memilih untuk menyediakan makanan cepat saji di rumah tanpa

memperhatikan kandungan gizi yang terdapat dalam bahan makanan tersebut.

Cara pengolahan makanan pun tidak diperhatikan oleh ibu. Ibu M juga tidak

mampu untuk menyediakan buah-buahan bervitamin di rumah karena menurutnya

harga buah cukup mahal meskipun jarak yang ditempuh untuk mendapatkan

bahan makanan dekat. Lebih memilih makanan cepat saji, tidak memperhatikan

kualitas bahan makanan, dan harga bahan pangan yang tinggi merupakan akibat

dari perkotaan yang dapat berdampak pada masalah gizi jika disesuaikan dengan

pendapat yang diungkapkan oleh Argenti (2000).

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

50

Universitas Indonesia

Keluarga Bapak D tinggal di wilayah yang memiliki kegiatan posyandu yang rutin

dilakukan setiap 1 kali dalam sebulan. Posyandu ini bertujuan untuk mendeteksi

adanya balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk, yaitu sebanyak 14 orang

balita. Keluarga Bapak D cenderung lebih memilih untuk menghidangkan

makanan cepat saji untuk menghemat waktu dan tidak memperhatikan kandungan

gizi yang ada pada makanan tersebut. Hal ini sesuai dengan teori yang

diungkapkan oleh Argenti (2000), yang menyatakan bahwa adanya konsekuensi

pada pemenuhan nutrisi pada masyarakat yang merupakan akibat dari proses

perkembangan perkotaan yang pesat, yaitu lebih memilih untuk membeli makanan

cepat saji tanpa memperhatikan kualitas bahan makanan.

Masalah gizi merupakan salah satu masalah di perkotaan akibat proses urbanisasi.

Perkembangan perkotaan menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan juga

meningkatnya harga kebutuhan pokok, termasuk bahan makanan, meskipun pada

masyarakat perkotaan akses untuk mendapatkan bahan pokok menjadi lebih

mudah (Soeroso, 2008). Keluarga Bapak D tinggal di daerah perkotaan dan

memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan sumber bahan pangan maupun

kebutuhan sehari-hari. Kelurahan Cisalak Pasar yang ditempati keluarga Bapak D

memiliki pasar yang letaknya sekitar 1 km dari RW 07 dan dapat dicapai melalui

berbagai akses seperti dengan motor, angkutan umum, atau dengan jalan kaki.

Status ekonomi keluarga Bapak D yang menengah kebawah dapat menjadi

penghambat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bahan makanan yang bergizi.

Daerah perkotaan memiliki harga bahan makanan relatif yang lebih tinggi

(Hitchcock, Schubert, & Thomas, 1999). Harga bahan makanan yang tinggi

menyebabkan keluarga dengan kondisi ekonomi yang lemah mengalami kesulitan

untuk mendapatkan bahan makanan yang bergizi. Masyarakat akan lebih memilih

bahan makanan yang dapat dijangkau dengan harga murah dan hemat.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

51

Universitas Indonesia

4.3 Analisis Program Inovasi Penyusunan Menu Seimbang dan Bervariasi

dengan Konsep dan Penelitian Terkait

Intervensi unggulan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah pemberian pendidikan

kesehatan mengenai triguna makanan dan menyusun menu makanan yang

bervariasi berdasarkan triguna makanan. Hal-hal yang disampaikan dalam

pendidikan kesehatan yaitu definisi dari triguna makanan dan zat-zat gizi yang

termasuk dalam triguna makanan, serta contoh-contoh makanan yang

mengandung zat-zat gizi triguna makanan. Pembuatan jadwal menu makanan

dibuat untuk mengarahkan ibu menyediakan makanan dengan triguna makanan

dan dibuat setiap kunjungan. Tujuan dari dilakukannya intervensi ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Ibu mengenai pentingnya gizi

seimbang bagi balita. Perawat juga memberikan pendidikan kesehatan mengenai

cara mengolah bahan makanan, agar zat gizi yang terkandung tidak rusak atau

hilang, dan menyajikan makanan agar anak menjadi termotivasi untuk makan.

Pengadaan makanan selingan dan cara membuat makanan selingan untuk An. S

pun dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi

balita. Hal ini sesuai dengan Suhardjo (2005) yang mengungkapkan bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah pengetahuan ibu tentang

gizi. Rendahnya pengetahuan gizi dapat mempengaruhi ketersediaan pangan

dalam keluarga yang selanjutnya mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi

pangan. Rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan merupakan penyebab

langsung dari kekurangan gizi pada balita (Suhardjo, 2005). Hal ini berdasarkan

pada penelitian yang dilakukan Syukriawati (2011) mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan status gizi kurang pada usia balita pun menunjukkan bahwa

adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi

balita.

Pembuatan jadwal menu makanan seimbang dan bervariasi berdasarkan triguna

makanan dilakukan untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan pada balita yang

memiliki status gizi kurang dan untuk meningkatkan motivasi anak untuk makan.

Hasil evaluasi setelah dilakukannya penyusunan jadwal menu makanan dan

variasi makanan menunjukkan bahwa adanya peningkatan berat badan anak

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

52

Universitas Indonesia

sebesar 0,2 kg yang membuktikan bahwa intervensi ini berhasil. Hasil intervensi

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mashitah, Soekirman, dan

Martianto (2005), yang mengungkapkan bahwa pola asuh makan dan status gizi

secara tidak langsung memiliki hubungan dengan baik atau buruknya status gizi

balita. Hasil intervensi ini pun sesuai dengan penelitian Wijanarka (2012) dimana

variasi makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein sangat dibutuhkan terutama

pada balita dengan status gizi kurang. Variasi makanan yang dilakukan Wijanarka

(2012) ini terbukti dapat meningkatkan berat badan balita.

Variasi menu yang diberikan kepada An. S mampu meningkatkan motivasi An. S

untuk makan. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurhayati dan Sudewi (2009) yang

mengungkapkan bahwa makanan yang bervariasi dibuat berdasarkan tren

makanan yang populer untuk anak balita. Penyediaan makanan yang bermacam-

macam terbukti dapat meningkatkan motivasi anak untuk makan.

4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat Dilakukan

Pemecahan masalah dapat dilakukan oleh keluarga, kader, petugas kesehatan yang

bertugas di RW 07, dan perawat. Keluarga diharapkan untuk tidak menyerah

begitu saja ketika anak mengalami masalah gizi. Keluarga dapat membantu anak

memenuhi kecukupan gizinya dengan selalu menyediakan makanan yang

mengandung triguna makanan di setiap waktu makan dan mengadakan waktu

untuk pemberian makanan selingan. Keluarga juga dapat menggunakan alat

makan yang bergambar atau berwarna mencolok sehingga anak dapat membangun

mindset bahwa makan itu sama menyenangkannya seperti bermain.

Kader juga dapat ikut serta dalam pemecahan masalah gizi pada keluarga. Kader

dapat terus memotivasi keluarga dan menyediakan makanan tambahan saat

melakukan kunjungan ke keluarga dan memberikan motivasi kepada keluarga.

Kader juga berperan sebagai pengawas yang mengawasi cara ibu memberikan dan

menyediakan makanan untuk anaknya. Pengetahuan yang telah diberikan kepada

kader mengenai gizi seimbang dan triguna makanan juga dapat digunakan untuk

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

53

Universitas Indonesia

memberikan pendidikan kesehatan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh

keluarga.

Mahasiswa menganjurkan adanya peran dari tenaga kesehatan yang bertugas di

RW 07 Cisalak Pasar untuk mengadakan penyuluhan kesehatan mengenai gizi

balita sesuai dengan triguna makanan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan

ibu mengenai pemilihan bahan makanan yang sesuai dan bergizi untuk balita,

diharapkan jumlah balita dengan status gizi kurang atau gizi buruk menurun.

Tenaga kesehatan di RW 07 pun diharapkan dapat terus memotivasi ibu dalam

pemberian makanan dengan gizi seimbang pada balita dan melakukan perawatan

sederhana melalui kunjungan ke rumah keluarga dengan balita gizi kurang atau

balita gizi buruk.

Pemecahan masalah gizi tidak terlepas dari peran perawat. Mahasiswa

menyarankan diadakannya kunjungan minimal satu bulan sekali untuk melihat

adanya peningkatan atau perkembangan kondisi kesehatan pada balita dengan gizi

kurang. Perawat di poli anak di puskesmas dapat mengikutsertakan keluarga

dengan balita kurang gizi ke dalam kegiatan PPG atau Program Pemenuhan Gizi

yang diadakan di puskesmas.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

53 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Intervensi unggulan yang diberikan kepada keluarga Bapak D adalah memberikan

pendidikan kesehatan triguna makanan dan menyusun jadwal menu makanan

yang bervariasi berdasarkan triguna makanan, dan pembuatan makanan yang

menarik bagi anak seperti membuat sup dengan sayuran yang berwarna mencolok

seperti bayam merah, wortel, jagung, dan tomat. Pemberian intervensi unggulan

ini dinyatakan berhasil yang ditandai dengan adanya peningkatan berat badan An.

S sebanyak 2 ons, dari 8,6 kg menjadi 8,8 kg. Tingkat kemandirian yang dimiliki

oleh keluarga telah meningkat yaitu tingkat kemandirian III, dimana keluarga

telah mampu menerima petugas perawatan kesehatan yang datang berkunjung,

menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan dengan benar,

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran, dan melakukan

perawatan sederhana yang dianjurkan.

5.2 Saran

5.2.1 Kader RW 07

Petugas kesehatan yang bertugas di RW 07 Kelurahan Cisalak Pasar dapat

melakukan pendidikan kesehatan di RW setempat dengan tujuan dapat

meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang pada balita dan triguna

makanan. Bagi kader setempat, disarankan untuk membuat kelompok diskusi

dengan ibu balita dengan gizi buruk sehingga ibu bisa saling bertukar cerita

mengenai perkembangan anaknya dan memecahkan masalah gizi bersama. Kader

juga disarankan untuk memotivasi para ibu untuk terus meningkatkan asupan gizi

seimbang untuk para balita dan mengelola beberapa keluarga yang memiliki balita

dengan status gizi kurang.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

54

Universitas Indonesia

5.2.2 Puskesmas Cimanggis

Puskesmas Cimanggis diharapkan dapat meningkatkan kinerja perkesmas

(perawat kesehatan masyarakat) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya di wilayah yang dikelola oleh puskesmas. Perawat poli anak yang

bertugas di puskesmas setempat juga dapat melakukan kunjungan untuk

memantau perkembangan kondisi kesehatan dan mengikutsertakan keluarga

dalam kegiatan PPG di poli anak

5.2.3 Institusi Pendidikan

Mahasiswa disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

efektivitas intervensi triguna makanan khususnya pada keluarga dengan balita gizi

kurang dan mengembangkan ilmu mengenai gizi, serta menemukan intervensi

inovasi baru yang dapat meningkatkan status gizi balita.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

52 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Allender & Spradley. (2005). Community health nursing: concept and practice.

(5th

ed). Philadelphia : Lippincott.

Almatsier, S. (2003). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Argenti, O. (2000). Feeding the cities: food supply and distribution. Achieving

urban food and nutrition security in the developing world.

Asmadi. (2005). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran

EGC.

Bappenas. (2007). Rencana aksi nasional pangan dan gizi 2006-2010. Jakarta:

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Bappenas. (2007). Laporan perkembanganpencapaian millenium development

goals Indonesia 2007.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

(2011). Laporan nasional riset kesehatan dasar tahun 2010. Badan

Perencanaan dan Penelitian Kesehatan.

http://www.litbang.depkes.go.id.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

(2008). Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta.

http://www.depkes.go.id.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

(2004). Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bangsa Indonesia.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

(2003). Pemantauan pertumbuhan balita. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

(2000). Situasi pangan dan gizi Indonesia. Jakarta: Departemen

Kesehatan.

Dinkes Kota Depok. (2010). Profil kesehatan kota Depok 2010. Depok: Tidak

dipublikasikan.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

53

Universitas Indonesia

Eri. (2007). Kondisi gizi buruk pada balita di Jawa Barat. Dipetik Juni 20, 2013,

dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat:

http://www.diskes.jabarprov.go.id

Fitriyani, Poppy. (2009). Studi fenomenologi pengalaman keluarga memenuhi

kebutuhan nutrisi balita gizi kurang di Kelurahan Pancoran Mas

Depok,. Tesis. Program Studi Pasca Sarjana. Kekhususan

Keperawatan Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia, Depok.

Fivi. (2006). Hubungan pola asuh dengan status gizi anak batita di Kecamatan

Kuranji Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang tahun 2004. Jurnal

Kesehatan

Masyarakat, September 2006.

Friedman, MM., Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2003). Family nursing : research,

theory and practice. (4th

ed). California: Appleton and Lange.

Gibson, R. S. (2005). Principles of nutrition assesment. Edisi ke- 2. New York:

Oxford University.

Hartriyanti, Y., & Triyanti. (2007). Peilaian status gizi, dalam gizi dan kesehatan

masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hernawati, I. (2009). Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk.

Hitchock, J., Schubert, P., & Thomas, S. (1999). Community health nursing:

caring in action. Delmar Publishers. International Thomson

Publishing Company.

Husaini. (2002). Empat Sehat Lima Sempurna.Jakarta : Bumi Aksara.

Husin, C. R. (2008). Hubungan pola asuh anak dengan status gizi balita umur 24-

59 bulan di willayah terkena tsunami Kabupaten Pidie Propinsi

Nangroe Aceh Darussalam tahun 2008. Medan: Universitas Sumatera

Utara.

Isro'i, G. A. (2008). Hubungan antara pelaksanaan fungsi keluarga dalam

perawatan kesehatan dengan status gizi pada balita di Desa

Kebondowo Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Semarang:

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

54

Universitas Indonesia

Iswanto, J. (2010). Konsep Kesehatan Perkotaan. Retrieved Juni 20, 2013, from

Slideshare: http://www.slideshare.net

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Panduan penyelenggaraan pemberian

makanan tambahan pemulihan bagi balita gizi kurang. Jakarta.

Kemenkes RI. (2009). Profil kesehatan Indonesia tahun 2009. Jakarta.

Khomsan, A. (2006). Solusi makanan sehat. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Lawson, L., & Peate, I. (2009). Essential nursing care: a workbook for clinical

practice. United Kingdom: Wiley Blackwell.

Maglaya, Araceli S., et al. (2009). Nursing practice in the community. (5th

ed).

Philippine : Argonauta Corporation.

Mashitah, T., Soekirman, & Martianto, D. (2005). Hubungan pola asuh makan

dan kesehatan dengan status gizi anak batita di desa mulya harja.

Media Gizi & Keluarga.

Nurhayati, A., & Sudewi. (2009). Reka cipta menu balita sebagai upaya mengatasi

sulit makan dan kurang gizi pada balita. Media Pendidikan, Gizi, dan

Kuliner.

Notoatmodjo. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rhineka

Cipta.

Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia (2008).

Tidak dipublikasikan.

Pudjiadi.(1997). Ilmu gizi klinis pada anak. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta.

Safi'i, A. (2008). Gambaran penyelenggaraan pelatihan tatalaksana gizi buruk

dalam rangka persiapan therapeutic feeding center (TFC) di Dinas

Kesehatan Kota Depok Jawa Barat tahun 2008 (Skripsi). Depok:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Sarlito. (1992). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grafindo

Sausan. (2009). Hubungan pola asuh makan dengan status gizi balita 13-59 bulan

di posyandu srikandi 4 kelurahan Tamban Wedi Surabaya.

Sedyaningsih, E. R. (2011, Januari 26). DEPKES: Target MDGs Bidang

Kesehatan. Retrieved Juni 2013, 20, from Wartapedia:

http://wartapedia.com

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

55

Universitas Indonesia

Sediaoetama, A. D. (2006). Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid 1. Jakarta

: PT Dian Rakyat.

Soekirman, et all. (2000). Hidup sehat gizi seimbang dalam siklus kehidupan

manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Soekonjono. (1998). Kajian sosial ekonomi perluasan wilayah perkotaan ibukota

Kabupaten Nganjuk. Retrieved Juni 20, 2013, from The Digilib:

http://www.thedigilib.com/

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Stanhope & Lancaster. (2000). Community health nursing. (5th

ed). St Louis

United States: Mosby Inc.

Suhardjo. (2005). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : Penerbit Bumi

Aksara.

Suharjo. (2003). Perencanaan pangan dan gizi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Supariasa, D. N. (2001). Penilaian status gizi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Supariasa, D. N. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Sururi, M. (2006). Dipetik Juni 20, 2013, dari Penanggulangan gizi buruk:

http://www.dinkespurworejo.go.id/

Syukriawati, R. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi

kurang pada anak usia 24-59 bulan di Kelurahan Pamulang Barat

Kota Tangerang Selatan tahun 2011 (Skripsi). Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Wicaksono, T. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

pemanfaatan perumahan untuk tujuan komersial di kawasan

Trogosari Kulon, Semarang (Skripsi). Semarang: Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Widjaja. (2007). Gizi tepat untuk perkembangan otak dan kesehatan balita.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

Wijanarka, A. (2012). RASTTLE (beras-tempe-tolo-lele) meningkatkan berat

badan balita kurang gizi. Jurnal Poltekkes Kemenkes Yogyakarta .

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

56

Universitas Indonesia

Wong, D.L, et all. (2002). Buku ajar keperawatan pedriatik, Vol.2 Edisi 6.

Jakarta: EGC.

Yunus, H. S. (1999). Struktur tata ruang kota. Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar.

Zega, H. R. (2010). Status gizi balita dan kemiskinan di Indonesia tahun 2010

(skripsi). Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

LAMPIRAN

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum

1. Nama Keluarga (KK) : Bapak D

2. Alamat : RT 02 RW 07 Kelurahan Cisalak Pasar,

Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

3. Komposisi Keluarga :

No Nama JK Usia Hub. dgn KK Pendidikan Pekerjaan

1. Bapak D L 37tahun Kepala Keluarga SMA Pegawai

2. Ibu M P 36 tahun Istri SMP IRT

3. An. S P 28 bulan Anak - -

4. Genogram

Keterangan

Orang tua Bapak D (Ayah) meninggal karena sakit dan penyebabnya tidak diketahui secara

jelas. Ayah Bapak D meninggal ketika Bapak D berusia 23 tahun.

Orang tua Bapak D (Ibu) meninggal tidak lama setelah kepergian Ayah dari Bapak D yaitu sekitar dua

tahun setelahnya dan tidak diketahui juga penyebabnya.

Bapak D lahir pada tahun 1976 di kelurahan Cisalak, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa

Barat. Bapak D saat ini bekerja sebagai pegawai dan memiliki pendapatan kurang dari Rp

3.000.000/bulan. Bapak D tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau paru. Bapak D tidak pernah

ada di rumah saat perawat melakukan kunjungan sehingga masalah kesehatannya tidak terkaji.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

Orang tua Ibu M (ibu) telah meninggal. Beliau meninggal karena pengaruh faktor usia yang

sudah mencapai lanjut usia. Ibu M mengatakan selama hidupnya, ibunya tidak pernah mengeluh sakit

di leher atau sakit kepala. Ibu dari Ibu M meninggal ketika Ibu M berusia sekitar 21 tahun.

Orang tua Ibu M (ayah) saat ini masih hidup dengan kondisi sehat. Ayah dari Ibu M tinggal

dengan adik dari Ibu M yang masih di daerah Cisalak Pasar. Ibu M mengatakan ayahnya rutin

memeriksakan diri ke dalam kegiatan lansia di RW tempat tinggalnya setiap satu bulan sekali

(posbindu).

Ibu M merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Saudara laki-lakinya yang merupakan

anak pertama telah meninggal dunia karena maag kronik. Ibu M memiliki 3 saudara laki-laki dan 2

saudara perempuan yang juga tinggal tidak jauh dari Cisalak Pasar. Ibu M mengeluh memiliki riwayat

penyakit maag sejak SMA dan Ibu M mengeluh sering merasa mual jika telat makan. Keluhan yang

dirasakan saat ini terkadang lambung terasa perih/ nyeri, perut terasa kembung, mual, pusing, dan

mudah lelah. Ibu M merasakan keluhan tersebut terutama apabila telat makan atau ketika setelah

makan makanan yang keras dan banyak mengandung gas dan setelah minum kopi atau teh.

Anak pertama dari Bapak D dan Ibu M yaitu An. S (27 bulan) terkaji masalah kesehatan yaitu

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Berat badan yang dimiliki An. S yaitu 8,6 kg

dengan tinggi badan 77 cm. An. S tampak kurus. Dari penampilan fisiknya dapat dilihat bahwa anak

memiliki rambut yang berwarna kemerahan dan tipis, selain itu kulitnya pun kering dan bersisik.

4. Tipe Keluarga

Tipe Keluarga Bapak D adalah Nuclear family, yaitu dalam satu rumah terdiri dari ayah, ibu,

dan anak.

5. Suku

Bapak D berasal dari asli cisalak pasar, Depok Jawa Barat dan bersuku betawi. Bahasa sehari-

hari yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Ibu M juga berasal dari Cisalak pasar namun wilayah

dekat kelurahan, Depok Jawa Barat dan bersuku betawi. Bahasa keseharian Ibu M adalah bahasa

indonesia daam kesehariannya.

Cara berpakaian keluarga cukup yang mencerminkan pakaian daerah asalnya. Mereka

berpakaian seperti biasa. Ibu M sering berbusana mengenakan daster. Dalam acara keluargapun, Ibu

M dan Bapak D mengenakan pakaian batik dan busana muslim rapi. Di dalam ruangan rumah

keluarga Bapak D dan Ibu M tidak ditemukan barang-barang yang berasal atau menunjukkan identitas

daerah asal.

6. Agama

Keluarga Bapak D beragama Islam. Keluarga Bapak D sering melaksanakan sholat lima waktu

dirumah bejamaah dengan keluarga. Kegiaan pengajian rutin RW untuk kalangan bapak-bapak yang

biasanya diadakan setiap jumat malam, Bapak D kadang mengikutinya, sedangkan Ibu M jarang

mengikuti kegiatan rutin pengajian ibu-ibu.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

Saat ini Bapak D bekerja sebagai pegawai. Pendapatan yang didapat adalah kurang dari Rp

3.000.000/bulan. Ibu M tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga yang kesehariannya mengurus

rumah dan keluarga. Sumber keuangan kluarga Bapak D hanya berasal dari Bapak D.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Berdasarkan hasil wawancara, keluarga Bapak D dan Ibu M jarang melakukan aktivitas rekreasi

keluar seperti mengunjungi tempat wisata. Kegiatan rekreasi yang selama ini dilakukan adalah

menonton televisi atau berkumpul bersama keluarga dirumah.

II. Riwayat dan Data Perkembangan Keluarga

9. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap perkembangan keluarga Bapak D dan Ibu M saat ini adalah keluarga dengan anak usia

balita, dimana anak Bapak D dan Ibu M yaitu An. S yang berusia 27 bulan.

10. Tahap perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Friedman, Bowden, & Jones (2003) mengungkapkan bahwa keluarga dengan balita termasuk

dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak baru lahir dan keluarga dengan anak prasekolah,

yaitu tahap II dan III. Tugas perkembangan keluarga tahapan keluarga dengan anak baru lahir adalah:

a. Memulai keluarga menjadi keluarga muda sebagai unit yang stabil (integrasikan bayi baru

lahir sebagai bagian dari keluarga). Hasil observasi, Bpk S dan Ibu M tampak saling

mendukung dalam menyelesaikan masalah keluarga.

b. Rekonsiliasi konflik tugas perkembangan dan kebutuhan yang beragam dari anggota keluarga.

Untuk poin ini keluarga telah mampu menyelesaikan konflik yang muncul dengan cara

berdiskusi bersama yang biasanya dilakukan di waktu makan malam.

c. Membantu kenyamanan hubungan pernikahan. Untuk poin ini keluarga sudah mampu

memenuhi dapat dilihat dari seluruh anaknya sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan

luar rumah seperti lingkungan pekerjaan dan masyrakat dan mandiri dalam bersosialisasi

selain dengan anggota keluarga.

d. Memperluas hubungan dengan keluarga besar dengan peran orang tua dan kakek-nenek. Pada

poin ini keluarga Bapak D sudah terlaksana karena dari beberapa kunjungan, rumah Bapak D

sering dikunjungi oleh keluarga besar seperti Nenek dari Ibu M, adik dari Ibu M dan anak-

anaknya.

11. Riwayat Keluarga Inti

Bapak D berasal dari Cisalak sama seperti Ibu M yang juga berasal dari Cisalak, hanya berbeda

wilayah RW saja. Mereka berknalan ketika sewaktu usia Ibu M sekitar 29 tahun. Mereka sering

bertemu karena tempat kerja Bpk S dekat dengan rumah Ibu M. Kemudian mereka pacaran selama

kurang lebih 2 tahun dan akhirnya menikah pada saat Ibu M berusia 31 tahun. Kebahagiaan mereka

bertambah lengkap dengan lahirnya anak pertama pada tahun 2011 bernama An. S (27 bulan).

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

12. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Ibu M memiliki riwayat gastritis/ mag sejak usia remaja yaitu sekitar usia 20an. Keluhan

sampai saat ini masih dirasakan terutama apabila Ibu M terlambat makan, makan jenis makanan

tertentu seperti makanan yang asam atau pedas.

III. Lingkungan

13. Karakteristik Rumah

Rumah Bapak D yang saat ini dihuni merupakan rumah warisan keluarga dari Bapak D.

Karakteristik bangunan terbuat dari bahan bangunan permanen yang beratapkan genteng serta

sebagian seng dengan status kepemilikan saat ini adalah milik sendiri. Rumah terletak di daerah RT

02 RW 07 Kelurahan Cisalak Pasar. Rumah ini terdiri dari 1 ruang tamu yang digabung dengan ruang

keluarga, 1 dapur, 2 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. Pada ruang tamu terdapat 1 set sofa beserta

mejanya dan televisi. Pada ruang makan terdapat meja dan tanpa kursi. Pada area dapur terdapat

kompor gas dan lemari piring, serta alat-alat masak yang dibutuhkan. Kamar mandi tampak bersih.

Dekorasi rumah tidak terlalu rumit, setiap jendela disertai dengan gorden. Di bagian dinding ruang

tamu terdapat foto-foto keluarga.

Ukuran rumah 5 x 10 meter memiliki ventilasi udara dan sinar matahari masuk melalui pintu

depan dan jendela depan, jendela kamar samping terlihat sering dibuka. Sumber air keluarga yaitu

dari pompa air. Pembuangan limbah keluarga yaitu septi tank berada di samping rumah. Pembuangan

sampah diangkut oleh tukang sampah keliling dg iuran Rp 10.000/ bulan.

Denah Rumah :

14. Karakteristik Tetangga dan komunitas

Penduduk RT 02 RW 07 (dimana Bpk S tinggal) sebagian besar merupakan penduduk asal

Betawi. Dalam kesehariannya, Ibu M berkumpul dengan tetangga sekitar rumah yang masih

merupakan keluarganya saja, namun jarang berinteraksi dengan tetangga yang lain.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

15. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Bpk S sudah lama tinggal di rumah yang sekarang sejak masih kecil bersama dengan

orang tuanya. Baru kemudian setelah Bapak D membentuk keluarga dengan Ibu M, Bapak M tinggal

di rumah pemberian keluarga Ibu M. Tidak ada mobilisasi yang dilakukan keluarga terkait dengan

tempat tinggal yang dihuni.

16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Keluarga Bpk D dan Ibu M yang terlihat cukup aktif dalam berinteraksi dengan warga sekitar

adalah Ibu M. Ibu M rutin dalam memeriksakan anaknya ke posyandu setiap bulan dan rutin

mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat.

Selain Bpk D, dalam keluarga yang cukup aktif dalam berinteraksi dengan warga sekitar yaitu

An. S yang terlihat sering mengobrol dan bermain dengan tetangga sekitar rumah selain keluarga.

Bapak D terlihat jarang berinteraksi dengan warga sekitar dan lebih banyak menghabiskan waktunya

di rumah atau bekerja.

17. Sistem Pendukung Keluarga

Dalam hal finansial, keluarga Bapak D tidak mendapatkan bantuan dari pihak manapun. Semua

kebutuhan keluarga di tanggung oleh Bapak D dari hasil kerjanya.

IV. Struktur Keluarga

18. Pola Komunikasi Keluarga

Dalam hal komunikasi, keluarga Bapak D menggunakan strategi komunikasi yang fungsional.

Hal tersebut dibuktikan dengan apabila terdapat masalah dalam keluarga, Bapak D berinisiatif untuk

mengumpulkan anggota keluarga dan mengkomunikasikan bersama-sama. Bahasa yang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Indonesia.

19. Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam hal kekuasaan, Bapak D memegang kekuasaan penuh. Semua pengambil keputusan

terletak pada Bapak D. Dalam proses pengambilan keputusan, Bapak D tetap mempertimbangkan

masukan dari anggota keluarga lain yaitu istri (Ibu M).

20. Struktur Peran Keluarga

Bapak D masih bekerja yaitu sebagai pegawai, penghasilan keluarga seua berpusat kepada

Bapak D. Dengan demikian Bapak D masih menjalankan perannya sebagai kepala keluarga dan masih

menafkahi keluarganya. Ibu M juga menjalankan perannya sebagai istri dan ibu, yaitu melayani suami

dan mengurus anak dan rumah serta memenuhi keperluan sehari-hari dirumah.

21. Nilai dan Norma Budaya

Nilai dan norma budaya yang dianut oleh Bapak D adalah nilai-nilai sesuai dengan ajaran

Islam. Budaya yang ada di keluarga adalah betawi. Keluarga Bapak D saat ini lebih menjunjung nilai

keislamanya dan hanya mengikuti tradisi budaya yang sesuai dengan agama.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

V. Fungsi Keluarga

22. Fungsi Afektif

Keluarga Bapak D bersama dengan keluarganya hidup rukun, meskipun terkadang terdapat

masalah keluarga namun mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah secara musyawarah atau

bersama-sama.

23. Fungsi Sosialisasi

Interaksi dan sosialisasi dalam keluarga Bapak D lancar terhadap istri dan anak karena dari

kecil Bapak D sangat memperhatikan perilaku anaknya, mengajarkan perilaku sopan santun dan sikap

saling menghargai. Anggota keluarga memiliki hak yang sama dalam menyampaikan pendapat

apabila terdapat maslah dalam keluarga.

24. Fungsi Perawatan Keluarga

Anak S memiliki masalah gizi kurang dari kebutuhan tubuh dengan berat badan 8,6 kg dan

tinggi badan 77 cm. Ibu M mengaku belum pernah melakukan usaha apapun untuk meningkatkan

nafsu makan atau berat badan anaknya. Biasanya anak S hanya makan 3-5 suap dalam sekali waktu.

Ketika anak S tidak mau melanjutkan makannya, Ibu M tidak membujuk anak S untuk kembali

makan. Ibu M hanya menuruti kemauan anaknya. Ibu M menyadari bahwa An. S memiliki badan

yang kurus karena Ibu M menyadari bahwa An. S sulit makan. Biasanya makan yang disediakan oleh

Ibu M adalah sup berkuah, Ibu M juga mengatakan biasanya yang diberikan oleh Ibu M adalah kuah

dari sup tersebut. Terkadang Ibu M juga memberikan telur dadar. Ibu M tidak mengetahui manfaat

pentingnya kebutuhan gizi bagi anak usia balita.

Berdasarkan hasil wawancara, Ibu M mempunyai riwayat gastritis/ maag dan hipertensi. Ibu M

mengatakan riwayat gastritis/ maag sejak masih muda yaitu sekitar usia 20 an sampai saat ini

terkadang masih kambuh. Ibu M mengatakan bahwa keluhan maag kambuh apabila Ibu M terlambat

makan, banyak pikiran, dan apabila setelah makan jenis makanan tertentu seperti makn pedas atau

makan asam. Keluhan yang dirasakan yaitu lambung perih, perut kembut, mual, dan terkadang merasa

pusing.

Pengkajian terkait pengetahuan pengetahuan keluarga tentang masalah gizi balita masih kurang.

Ibu M tidak mengetahui gizi itu apa, tidak mengetahui komponen gizi yang dibutuhkan oleh anak, dan

tidak mengetahui sumber-sumber makanan bergizi. Keluarga juga tidak mengetahui dampak dari

kurang gizi pada balita. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya perawatan yang dilakukan oleh

keluarga untuk mningkatkan nafsu makan anaknya.

Pengkajian terkait pengetahuan pengetahuan keluarga tentang masalah maag atau gastritis

masih kurang. Keluarga kurang mengetahui mengenai akibat dari gastritis/ maag apabila tidak

tertangani dengan baik. Hal tersebut dibuktikan ketika mahasiswa menanyakan mengenai akibat dari

maag itu sendiri apabila tidak tertangani dengan baik, keluarga belum mampu menyebutkan salah satu

akibatnya. Keluaga mampu menyebutkan beberapa cara pencegahan untuk mengatasi maag seperti

makan teratur, mengurangi makan makanan yang asam seperti cuka, jeruk, belimbing. Mengenai cara

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

perawatannya, selama ini yang keluarga lakukan terutama Ibu M untuk mengatasi perih atau ketika

maag kambuh adalah dengan minum obat maag saja. Keluarga Bapak D khususnya Ibu M

mengatakan pernah mengunjungi pelayanan kesehatan ketika masih muda dan keluhan parah pada

waktu itu sampai muntah dan tubuh Ibu M lemas. Saat ini, Ibu sudah jarang mengunjungi pelayanan

kesehatan untuk memeriksakan masalah kesehatan terkait gastritis/ maag.

VI. Stress dan Koping Keluarga

25. Stressor Jangka Pendek

Keluarga Bapak D mengatakan bahwa saat ini tidak ada masalah khusus dalam keluarga yang

menjadi masalah bersama.

26. Stressor Jangka Panjang

Stressor jangka panjang pada keluarga Bapak D adalah masalah keuangan. Ibu M mengatakan

bahwa penghasilan yang dimiliki oleh Bapak D terkadang tidak mampu memenuhi setiap kebutuhan

keluarga, terutama jika ada kebutuhan mendadak yang cukup mendesak.

27. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah

Keluarga Bapak D dalam merespon masalah adalah dengan bersyukur terhadap apa yang

terjadi. Mereka percaya bahwa setiap masalah yang muncul merupakan ujian kehidupan yang selalu

harus diserahkan kembali kepada Allah serta harus ikhlas menjalaninya.

28. Strategi Koping yang Digunakan

Bapak D dalam mengatasi masalah lebih kepada mekanisme koping adaptif dengan

meningkatkan aktivitas spiritualitas (berdo’a) dan menyelesaikan masalah. Ibu M tidak berpikir untuk

menghindari masalah akan tetapi berusaha untuk menghadapi dengan kesabaran.

29. Strategi Adaptasi Disfungsional

Menurut Bapak D cara yang biasa keluarga gunakan dalam mengatasi masalah adalah dengan

berdiskusi bersama dengan anggota keluarga. Ibu M lebih cenderung pendiam dan menerima setiap

ke[utusan Bapak D.

VII. Harapan Keluarga

Keluarga berharap dalam pemberian layanan kesehatan tidak membedakan tingkat ekonomi

dari keluarga. Pemberian layanan kesehatan harus lebih baik lagi. Keluarga berharap penyuluhan

kesehatan dari keluarga sampai masyarakat lebih sering dilakukan karena penyuluhan yang ada dapat

menambah pengetahuan dan informasi mengenai cara perawatan anggota keluarga dengan masalah

kesehatan tertentu.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

VIII. Pemeriksaan Fisik

No. Pemeriksaan Ibu M An. S

1. TTV

TD (mmHg)

Nadi (x/menit)

Suhu (0C)

Napas (x/menit)

110/70

88

36.5

20

90/60

93

36.5

23

2. BB (kg) 38 8,6

3. TB (cm) 150 77

4. IMT 16,9 17,5

5. Kepala Sebagian besar rambut berwarna

hitam, persebaran rambut

merata, rambut ikal dan tipis.

Rambut berwarna kemerahan,

penyebaran rambut merata,

rambut tipis

6. Mata Kebersihan : bersih, konjungtiva

tidak anemis, sklera tidak

ikterik. Tidak menggunakan alat

bantu penglihatan.

Kebersihan : bersih,

konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik.

7. Telinga Kebersihan: baik, simetris,

tidak terdapat lesi, tidak terdapat

penumpukan serumen, tidak ada

gangguan pendengaran.

Kebersihan: baik, simetris,

tidak terdapat lesi, tidak

terdapat penumpukan serumen,

tidak ada gangguan

pendengaran.

8. Hidung Tidak berlendir, tidak terdapat

lesi, tidak ada obstruksi di

hidung.

Tidak berlendir, tidak terdapat

lesi, tidak ada obstruksi di

hidung.

9. Mulut dan gigi Kebersihan: gigi kuning, tidak

tercium bau, sebagian besar gigi

masih utuh dan lengkap.

Kebersihan: gigi rapih, tidak

ada karies, tidak tercium bau

tidak sedap, gigi lengkap.

10. Dada / toraks Simetris, kebersihannya bersih,

tidak terdapat lesi, tidak ada

tarikan dinding dada. Auskultasi

paru: bronchial (+),

bronkovesikular (+), vesicular

(+), Rh -/-, Wh -/-. Auskultasi

jantung: DJ I dan DJ II (+),

murmur (-), gallops (-).

Simetris, kebersihannya

bersih, tidak terdapat lesi,

tidak ada tarikan dinding dada.

Auskultasi paru: bronchial (+),

bronkovesikular (+), vesicular

(+), Rh -/-, Wh -/-. Auskultasi

jantung: DJ I dan DJ II (+),

murmur (-), gallops (-).

11. Abdomen Kebersihannya bersih, tidak

terdapat lesi, tidak ada keluhan

mual/ muntah, bising usus 10

x/menit (normal), tidak teraba

distensi abnormal.

Kebersihannya bersih, tidak

terdapat lesi, tidak ada keluhan

mual/ muntah, bising usus

redup 6 x/menit (normal),

tidak teraba distensi abnormal.

12. Ekstrimitas Dalam keadaan normal/baik,

tidak ada lesi, dapat berjalan dan

melakukan aktivitas sehari-hari

Dalam keadaan normal/baik,

tidak ada lesi, dapat berjalan

dan melakukan aktivitas

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 1

dengan baik. sehari-hari dengan baik.

13 Kulit Turgor kulit tidak elastis. Warna

kulit kuning langsat. Teraba

sedikit kering.

Turgor kulit tidak elastis).

Warna kulit cokelat. Teraba

kering dan bersisik, kulit

tampak kusam.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 2

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK D

I. Analisis Data Pengkajian Keluarga Bapak D Khususnya Ibu M

1. Analisa Data

DATA (SIGN-SYMPTOM) Diagnosa

Data Subjektif

Ibu M mengatakan An. S sulit makan

Ibu M mengatakan bahwa An. S jika makan hanya 3-5 suap dalam

sekali makan

Ibu M mengatakan An. S tampak kurus

Ibu M mengatakan An, S tidak memiliki riwayat penyakit paru atau

penyakit lain sebelumnya

Ibu M mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk

meningkatkan nafsu makan An. S

Ibu M mengatakan tidak mengetahui kebutuhan gizi untuk anak usia

balita

Ibu M mengatakan An. S makan 3 kali seharri, yaitu pagi, siang, dan

sore

Ibu M mengatakan tidak adanya pemberian makanan selingan

Ibu M mengatakan An. S rajin dan rutin meminum susu

Data Objektif

TTV : HR 110 x/menit, RR 23 x/menit, Suhu 36,5 oC (aksila), dan

TD 90/60 mmHg

BB/PB : BB 8,6 kg/ PB 77 cm (Usia 27 bulan)

Status Gizi:

BB/U : kurus (-3 SD = 8,5 kg dan -2 SD = 9,5 kg)

PB/U : sangat pendek (< -3 SD = 78,1 cm)

BB/PB : kurus (-3 SD = 8,0 kg dan -2 SD = 8,7 kg

Kepala : rambut tipis, berwarna kemerahan

Kulit : kulit tampak kusam, permukaan kulit kering dan bersisik.

Ketidakseimbangan nutrisi :

kurang dari kebutuhan pada

An. S

Data Subjektif

Ibu M mengatakan memiliki riwayat maag sejak remaja sekitar usia

20an.

Ibu M mengatakan kadang merasa lambung perih, mual, pusing dan

kembung apabila maag kambuh terutama durasakan ketika

terlambat makan atau makan makanan yang keras, terlalu asam dan

pedas

Ibu M mengatakan nafsu makan saat-saat ini mulai berkurang

Ibu M mengatakan terkadang menunda waktu makan

Ibu M mengatakan apabila maag sedang kambuh cara yang

digunakan selama ini adalah dengan minum obat maag

Ibu M mengatakan jarang berolahraga dalam kesehariannya

Data Objektif

Kesadaran umum: baik, usia Ibu M 36 th

Ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota

keluarga yang sakit khususnya

pada Ibu M dengan gastritis

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 2

Hasil pengukuran TD Ibu M adalah 110/70 mmHg, Nadi: 88

x/menit, RR: 18 x/menit, Suhu: 36,5oC.

BB38 kg, TB 150 cm cm, IMT (16,9)

Data Subjektif

Ibu M mengatakan sering pusing karena merasa kurang berkualitas

tidurnya

Ibu M mengatakan sering tidur malam karena banyak cucu yang

terkadang mengajak bermain atau berisik ketika akan tidur

Data Objektif

Ibu M tampak lemah ketika berinteraksi dengan mahasiswa

Ibu M mengalami penurunan aktivitas terutama olahraga

Ibu M terkadang merasa mengantuk pada siang hari

Gangguan pola tidur pada Ibu

M

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada keluarga Bapak D khususnya Ibu M adalah:

a. Diagnosa 1:

Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S

b. Diagnosa 2:

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit khususnya pada Ibu M

dengan gastritis

c. Diagnosa 3:

Gangguan pola tidur pada Ibu M

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 2

II. Skoring Penentuan Prioritas Diagnosa Keperawatan pada Keluarga Bapak D

1. Skoring Diagnosa

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR

1 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada An.

S

4 2/3

2 Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit khususnya pada Ibu M dengan gastritis

3 1/6

3 Gangguan pola tidur pada Ibu M 2 5/6

No DIAGNOSA

KELUARGA KRITERIA SKOR BOBOT JUMLAH PEMBENARAN

1 Ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh pada

An. S

Sifat masalah

Kemungkinan

Masalah dapat

Diubah

Potensi Masalah

Dapat Dicegah

Menonjolnya

Masalah

3

2

2

2

1

2

1

2

3/3 x 1 = 1

2/2 x 2 = 2

2/3 x 1 = 2/3

2/2 x 1 = 1

An. S memiliki status

gizi kurang. Hal ini

dapat dilihat dari BB An.

S yaitu 8,6 kg dgn TB 77

cm, Lila 13 cm. An. S

berada di batas -3SD dan

-2SD menurut BB/U dan

BB/TB.

2 Ketidakmampuan

keluarga dalam

merawat anggota

keluarga yang sakit

khususnya pada Ibu M

dengan gastritis

Sifat masalah

Kemungkinan

Masalah dapat

Diubah

Potensi Masalah

Dapat Dicegah

Menonjolnya

Masalah

3

1

2

1

1

2

1

1

3/3 x 1 = 1

1/2 x 2 = 1

2/3 x 1 = 2/3

1/2 x 1 = 1/2

Ibu M memiliki riwayat

maag sejak remaja dan

sampai saat ini

terkadang masih sering

kambuh, BB saat ini 38

kg, TB 150 cm

(IMT=16,9). Pola makan

Ibu M kurang teratur dan

cederung memundurkan

waktu makan.

3 Gangguan pola tidur

pada Ibu M

Sifat masalah

Kemungkinan

Masalah dapat

Diubah

Potensi Masalah

Dapat Dicegah

Menonjolnya

Masalah

2

1

2

1

1

2

1

1

2/3 x 1 = 2/3

1/2 x 2 = 1

2/3 x 1 = 2/3

1/2 x 1 = 1/2

Ibu M memiliki

perubahan pola tidur

terkait intensitas dan

kualitas. Ibu M

mengeluh terkadang

merasa kurang segar

ketika bangun pagi dan

terkadang pusing. Tidur

malam 5-6 jam, dan

tidur siang kurang lebih

1 jam.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK D

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan

Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar

2.

Ketidakmampuan

keluarga Bapak D

dalam merawat

anggota keluarga

yang sakit khususnya

pada Ibu M dengan

gastritis

Setelah dilakukan

pertemuan

sebanyak 4 kali

kunjungan,

ketidakefek-tifan

pemeliharaan

kesehatan pada

keluarga Bapak D,

khususnya Ibu M

dengan gastritis

dapat teratasi

Setelah dilakukan

pertemuan sebanyak 1

x 45 menit, keluarga:

1. Mampu mengenal

masalah gastritis,

dengan:

Menyebutkan definisi

gastritis

Menyebutkan penyebab

timbulnya masalah

gastritis (maag)

Respon verbal

Respon verbal

Keluarga menyebutkan

maag adalah peradangan

yang terjadi pada lapisan

lambung

Keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 8

penyebab maag, yaitu:

a. makan terlalu banyak

dan cepat.

b. Bumbu terlalu banyak

(pedas, asam).

c. Makan tidak teratur.

d. Alkohol

e. Kebiasaan merokok

f. Stres

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai pengertian

penyakit maag.

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

pengertian penyakit maag dengan

menggunakan media lembar balik

d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyebab

timbulnya masalah penyakit maag

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar.

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

penyebab penyakit maag dengan

menggunakan media flip chart

d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Menyebutkan tanda dan

gejala masalah gastritis

(maag)

Mengidentifikasi

anggota keluarga yang

menderita gastritis

(maag).

2. Mampu mengambil

keputusan dalam

merawat anggota

keluarga dengan

Respon verbal

Respon verbal

g. Minuman berkafein

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 7

tanda-tanda maag, yaitu:

a. nyeri ulu hati,

b. mual,muntah,

c. TD menurun,

pusing

d. Keringat dingin

e. Nadi cepat

f. Nafsu makan

menurun

g. kembung

h. sakit kepala,

Keluarga menyebutkan

Ibu M menderita maag.

yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai tanda penyakit

maag

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai tanda yang

benar

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

tanda penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

a. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota

keluarga yang mempunyai tanda dan gejala

penyakit maag.

b. Berikan reinforcement positif atas apa yang

telah dikemukan keluarga yang tepat dan

benar.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

masalah kesehatan

gastritis (maag),

dengan:

Menyebutkan akibat

gastritis (maag)

Mengambil keputusan

untuk mengatasi

gastritis (maag)

3. Mampu merawat

anggota keluarga

dengan masalah

kesehatan gastritis,

dengan:

Menyebutkan cara

perawatan penderita

maag.

Respon verbal

Respon afektif

Respon verbal

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 akibat penyakit

maag, yaitu:

a. Perdarahan pada

lambung.

b. Luka pada dinding

lambung.

c. Kebocoran pada

dinding lambung

d. Diare (bila makan

yang mengiritasi

lambung tidak

dimuntahkan).

Keluarga mengatakan

akan mengatasi penyakit

maag.

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 3

dari 5 cara perawatan

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyakit maag.

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman akibat yang benar.

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

akibat penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

a. Bantu keluarga untuk menngenal dan

menyadari akan adanya masalah sesuai

dengan materi yang telah diberikan

b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat

anggota keluarga yang sakit

c. Berikan reinforcement atas keputusan yang

telah diambil

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Mendemontrasikan cara

kompres air hangat

Setelah dilakukan

pertemuan ke 2

sebanyak 1x45 menit,

keluarga mampu:

4. Menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan untuk

penderita maag.

Respon verbal

Respon

psikomoto-rik

Respon verbal

Respon afektif

maag, yaitu:

a. Segera makan jika

timbul keluhan

b. Minum air putih

hangat

c. Makan makanan yang

lunak

d. Makan dengan porsi

sedikit tapi sering

e. Beri kompres air

hangat

Anggota keluarga mampu

melakukan kompres air

hangat untuk mengurangi

nyeri maag

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 modifikasi

lingkungan yang sesuai

untuk penderita maag,

yaitu:

a. saling mengingatkan

untuk makan tepat

waktu, bila perlu buat

reminder di kertas

yang digantung di

dinding.

b. Makan bersama-sama

dan saling bercerita.

a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa

yang dilakukan saat maag datang dan

bagaimana hasilnya

b. Diskusikan cara perawatan penyakit maag

dengan menggunakan flifchart.

c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara perawatan penyakit maag.

d. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga cara melakukan

kompres air hangat untuk mengurangi nyeri

maag.

b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali

cara melakukan kompres air hangat untuk

mengurangi nyeri maag.

c. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

a. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan

untuk penderita maag.

b. Jelaskan kepada keluarga tentang cara

memodifikasi lingkungan untuk penderita

maag dengan menggunakan flipchart.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

5. Mampu

menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada

untuk melakukan

perawatan sakit maag,

dengan:

Menyebutkan tanda-

tanda penyakit maag

yang harus dirujuk.

Menyebutkan tempat

pelayanan kesehatan

untuk dirujuk.

Respon

Verbal

Respon verbal

Respon verbal

Respon afektif

c. Menciptakan

lingkungan yang

bersih.

d. Kurangi stress

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 2 tanda-

tanda maag yang harus

dirujuk, yaitu:

a. bila gejala tidak

hilang.

b. Bila

muntah/BAB

berwarna coklat

kehitaman seperti

kopi.

Keluarga dapat

menyebutkan fasilitas

kesehatan yang dapat

dikunjungi:

- Puskesmas

- Rumah sakit

- Klinik dokter

Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

kunjungan ke fasilitas

kesehatan yaitu

c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara memodifikasi lingkungan untuk

penderita maag.

d. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

e. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

f. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

a. Diskusikan kepada keluarga tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk.

b. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk. dengan

menggunakan flipchart.

c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali hal yang telah disampaikan.

d. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

e. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

f. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas

kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

a. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi

b. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Menyebutkan manfaat

fasilitas kesehatan

Mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan

untuk memeriksa

penyakit maag.

mendapatkan

pemeriksaan,

mendapatkan perawatan,

mendapatkan penyuluhan

atau pendidikan

kesehatan

Keluarga mengunjungi

pelayanan kesehatan

untuk pemeriksaan dan

pengobatan penyakit

maag.

Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat

fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat

tinggal

a. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

manfaat fasilitas kesehatan yang dapat

dikunjungi

b. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke

fasilitas kesehatan.

b. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga untuk menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan.

2.

Ketidakmampuan

keluarga Bapak D

dalam merawat

anggota keluarga

yang sakit khususnya

pada Ibu M dengan

gastritis

Setelah dilakukan

pertemuan

sebanyak 4 kali

kunjungan,

ketidakefek-tifan

pemeliharaan

kesehatan pada

keluarga Bapak D,

khususnya Ibu M

dengan gastritis

dapat teratasi

Setelah dilakukan

pertemuan sebanyak 1

x 45 menit, keluarga:

1. Mampu mengenal

masalah gastritis,

dengan:

Menyebutkan definisi

gastritis

Respon verbal

Keluarga menyebutkan

maag adalah peradangan

yang terjadi pada lapisan

lambung

h. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai pengertian

penyakit maag.

i. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar

j. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

pengertian penyakit maag dengan

menggunakan media lembar balik

k. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

l. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Menyebutkan penyebab

timbulnya masalah

gastritis (maag)

Menyebutkan tanda dan

gejala masalah gastritis

(maag)

Mengidentifikasi

anggota keluarga yang

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

Keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 8

penyebab maag, yaitu:

h. makan terlalu banyak

dan cepat.

i. Bumbu terlalu banyak

(pedas, asam).

j. Makan tidak teratur.

k. Alkohol

l. Kebiasaan merokok

m. Stres

n. Minuman berkafein

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 7

tanda-tanda maag, yaitu:

i. nyeri ulu hati,

j. mual,muntah,

k. TD menurun,

pusing

l. Keringat dingin

m. Nadi cepat

n. Nafsu makan

menurun

o. kembung

p. sakit kepala,

Keluarga menyebutkan

Ibu M menderita maag.

yang belum dimengerti

m. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

n. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

h. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyebab

timbulnya masalah penyakit maag

i. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar.

j. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

penyebab penyakit maag dengan

menggunakan media flip chart

k. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

l. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

m. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

n. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

h. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai tanda penyakit

maag

i. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai tanda yang

benar

j. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

tanda penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

k. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

l. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

m. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

menderita gastritis

(maag).

2. Mampu mengambil

keputusan dalam

merawat anggota

keluarga dengan

masalah kesehatan

gastritis (maag),

dengan:

Menyebutkan akibat

gastritis (maag)

Mengambil keputusan

untuk mengatasi

gastritis (maag)

Respon verbal

Respon afektif

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 akibat penyakit

maag, yaitu:

e. Perdarahan pada

lambung.

f. Luka pada dinding

lambung.

g. Kebocoran pada

dinding lambung

h. Diare (bila makan

yang mengiritasi

lambung tidak

dimuntahkan).

Keluarga mengatakan

akan mengatasi penyakit

maag.

yang telah dijelaskan

n. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

c. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota

keluarga yang mempunyai tanda dan gejala

penyakit maag.

d. Berikan reinforcement positif atas apa yang

telah dikemukan keluarga yang tepat dan

benar.

h. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyakit maag.

i. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman akibat yang benar.

j. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

akibat penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

k. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

l. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

m. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

n. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

3. Mampu merawat

anggota keluarga

dengan masalah

kesehatan gastritis,

dengan:

Menyebutkan cara

perawatan penderita

maag.

Mendemontrasikan cara

kompres air hangat

Setelah dilakukan

pertemuan ke 2

sebanyak 1x45 menit,

keluarga mampu:

Respon verbal

Respon verbal

Respon

psikomoto-rik

Respon verbal

Respon afektif

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 3

dari 5 cara perawatan

maag, yaitu:

f. Segera makan jika

timbul keluhan

g. Minum air putih

hangat

h. Makan makanan yang

lunak

i. Makan dengan porsi

sedikit tapi sering

j. Beri kompres air

hangat

Anggota keluarga mampu

melakukan kompres air

hangat untuk mengurangi

nyeri maag

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 modifikasi

lingkungan yang sesuai

d. Bantu keluarga untuk menngenal dan

menyadari akan adanya masalah sesuai

dengan materi yang telah diberikan

e. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat

anggota keluarga yang sakit

f. Berikan reinforcement atas keputusan yang

telah diambil

e. Dorong keluarga untuk menceritakan apa

yang dilakukan saat maag datang dan

bagaimana hasilnya

f. Diskusikan cara perawatan penyakit maag

dengan menggunakan flifchart.

g. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara perawatan penyakit maag.

h. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

d. Diskusikan bersama keluarga cara melakukan

kompres air hangat untuk mengurangi nyeri

maag.

e. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali

cara melakukan kompres air hangat untuk

mengurangi nyeri maag.

f. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

4. Menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan untuk

penderita maag.

5. Mampu

menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada

untuk melakukan

perawatan sakit maag,

dengan:

Menyebutkan tanda-

tanda penyakit maag

yang harus dirujuk.

Respon

Verbal

Respon verbal

Respon verbal

untuk penderita maag,

yaitu:

e. saling mengingatkan

untuk makan tepat

waktu, bila perlu buat

reminder di kertas

yang digantung di

dinding.

f. Makan bersama-sama

dan saling bercerita.

g. Menciptakan

lingkungan yang

bersih.

h. Kurangi stress

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 2 tanda-

tanda maag yang harus

dirujuk, yaitu:

c. bila gejala tidak

hilang.

d. Bila

muntah/BAB

berwarna coklat

kehitaman seperti

kopi.

Keluarga dapat

menyebutkan fasilitas

yang dicapai oleh keluarga

g. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan

untuk penderita maag.

h. Jelaskan kepada keluarga tentang cara

memodifikasi lingkungan untuk penderita

maag dengan menggunakan flipchart.

i. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara memodifikasi lingkungan untuk

penderita maag.

j. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

k. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

l. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

g. Diskusikan kepada keluarga tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk.

h. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk. dengan

menggunakan flipchart.

i. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali hal yang telah disampaikan.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Menyebutkan tempat

pelayanan kesehatan

untuk dirujuk.

Menyebutkan manfaat

fasilitas kesehatan

Mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan

untuk memeriksa

penyakit maag.

Respon afektif

kesehatan yang dapat

dikunjungi:

- Puskesmas

- Rumah sakit

- Klinik dokter

Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

kunjungan ke fasilitas

kesehatan yaitu

mendapatkan

pemeriksaan,

mendapatkan perawatan,

mendapatkan penyuluhan

atau pendidikan

kesehatan

Keluarga mengunjungi

pelayanan kesehatan

untuk pemeriksaan dan

pengobatan penyakit

maag.

j. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

k. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

l. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas

kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

c. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi

d. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat

fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat

tinggal

c. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

manfaat fasilitas kesehatan yang dapat

dikunjungi

d. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

c. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke

fasilitas kesehatan.

d. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga untuk menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan.

2. Ketidakmampuan Setelah dilakukan Setelah dilakukan

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

keluarga Bapak D

dalam merawat

anggota keluarga

yang sakit khususnya

pada Ibu M dengan

gastritis

pertemuan

sebanyak 4 kali

kunjungan,

ketidakefek-tifan

pemeliharaan

kesehatan pada

keluarga Bapak D,

khususnya Ibu M

dengan gastritis

dapat teratasi

pertemuan sebanyak 1

x 45 menit, keluarga:

1. Mampu mengenal

masalah gastritis,

dengan:

Menyebutkan definisi

gastritis

Menyebutkan penyebab

timbulnya masalah

gastritis (maag)

Menyebutkan tanda dan

gejala masalah gastritis

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

Keluarga menyebutkan

maag adalah peradangan

yang terjadi pada lapisan

lambung

Keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 8

penyebab maag, yaitu:

o. makan terlalu banyak

dan cepat.

p. Bumbu terlalu banyak

(pedas, asam).

q. Makan tidak teratur.

r. Alkohol

s. Kebiasaan merokok

t. Stres

u. Minuman berkafein

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 7

o. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai pengertian

penyakit maag.

p. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar

q. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

pengertian penyakit maag dengan

menggunakan media lembar balik

r. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

s. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

t. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

u. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

o. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyebab

timbulnya masalah penyakit maag

p. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar.

q. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

penyebab penyakit maag dengan

menggunakan media flip chart

r. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

s. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

t. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

u. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

(maag)

Mengidentifikasi

anggota keluarga yang

menderita gastritis

(maag).

2. Mampu mengambil

keputusan dalam

merawat anggota

keluarga dengan

masalah kesehatan

gastritis (maag),

dengan:

Menyebutkan akibat

gastritis (maag)

Respon verbal

Respon verbal

tanda-tanda maag, yaitu:

q. nyeri ulu hati,

r. mual,muntah,

s. TD menurun,

pusing

t. Keringat dingin

u. Nadi cepat

v. Nafsu makan

menurun

w. kembung

x. sakit kepala,

Keluarga menyebutkan

Ibu M menderita maag.

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 akibat penyakit

maag, yaitu:

i. Perdarahan pada

lambung.

j. Luka pada dinding

lambung.

o. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai tanda penyakit

maag

p. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai tanda yang

benar

q. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

tanda penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

r. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

s. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

t. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

u. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

e. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota

keluarga yang mempunyai tanda dan gejala

penyakit maag.

f. Berikan reinforcement positif atas apa yang

telah dikemukan keluarga yang tepat dan

benar.

o. Diskusikan bersama keluarga apa yang

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Mengambil keputusan

untuk mengatasi

gastritis (maag)

3. Mampu merawat

anggota keluarga

dengan masalah

kesehatan gastritis,

dengan:

Menyebutkan cara

perawatan penderita

maag.

Respon afektif

Respon verbal

Respon verbal

Respon

psikomoto-rik

k. Kebocoran pada

dinding lambung

l. Diare (bila makan

yang mengiritasi

lambung tidak

dimuntahkan).

Keluarga mengatakan

akan mengatasi penyakit

maag.

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 3

dari 5 cara perawatan

maag, yaitu:

k. Segera makan jika

timbul keluhan

l. Minum air putih

hangat

m. Makan makanan yang

lunak

n. Makan dengan porsi

sedikit tapi sering

o. Beri kompres air

hangat

diketahui keluarga mengenai penyakit maag.

p. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman akibat yang benar.

q. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

akibat penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

r. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

s. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

t. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

u. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

g. Bantu keluarga untuk menngenal dan

menyadari akan adanya masalah sesuai

dengan materi yang telah diberikan

h. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat

anggota keluarga yang sakit

i. Berikan reinforcement atas keputusan yang

telah diambil

i. Dorong keluarga untuk menceritakan apa

yang dilakukan saat maag datang dan

bagaimana hasilnya

j. Diskusikan cara perawatan penyakit maag

dengan menggunakan flifchart.

k. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara perawatan penyakit maag.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Mendemontrasikan cara

kompres air hangat

Setelah dilakukan

pertemuan ke 2

sebanyak 1x45 menit,

keluarga mampu:

4. Menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan untuk

penderita maag.

5. Mampu

menggunakan fasilitas

Respon verbal

Respon afektif

Respon

Verbal

Anggota keluarga mampu

melakukan kompres air

hangat untuk mengurangi

nyeri maag

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 modifikasi

lingkungan yang sesuai

untuk penderita maag,

yaitu:

i. saling mengingatkan

untuk makan tepat

waktu, bila perlu buat

reminder di kertas

yang digantung di

dinding.

j. Makan bersama-sama

dan saling bercerita.

k. Menciptakan

lingkungan yang

bersih.

l. Kurangi stress

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 2 tanda-

l. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

g. Diskusikan bersama keluarga cara melakukan

kompres air hangat untuk mengurangi nyeri

maag.

h. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali

cara melakukan kompres air hangat untuk

mengurangi nyeri maag.

i. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

m. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan

untuk penderita maag.

n. Jelaskan kepada keluarga tentang cara

memodifikasi lingkungan untuk penderita

maag dengan menggunakan flipchart.

o. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara memodifikasi lingkungan untuk

penderita maag.

p. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

q. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

kesehatan yang ada

untuk melakukan

perawatan sakit maag,

dengan:

Menyebutkan tanda-

tanda penyakit maag

yang harus dirujuk.

Menyebutkan tempat

pelayanan kesehatan

untuk dirujuk.

Menyebutkan manfaat

fasilitas kesehatan

Respon verbal

Respon verbal

Respon afektif

tanda maag yang harus

dirujuk, yaitu:

e. bila gejala tidak

hilang.

f. Bila

muntah/BAB

berwarna coklat

kehitaman seperti

kopi.

Keluarga dapat

menyebutkan fasilitas

kesehatan yang dapat

dikunjungi:

- Puskesmas

- Rumah sakit

- Klinik dokter

Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

kunjungan ke fasilitas

kesehatan yaitu

mendapatkan

pemeriksaan,

mendapatkan perawatan,

mendapatkan penyuluhan

atau pendidikan

kesehatan

Keluarga mengunjungi

pelayanan kesehatan

untuk pemeriksaan dan

pengobatan penyakit

maag.

r. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

m. Diskusikan kepada keluarga tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk.

n. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk. dengan

menggunakan flipchart.

o. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali hal yang telah disampaikan.

p. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

q. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

r. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas

kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

e. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi

f. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat

fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat

tinggal

e. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

manfaat fasilitas kesehatan yang dapat

dikunjungi

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan

untuk memeriksa

penyakit maag.

f. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

e. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke

fasilitas kesehatan.

f. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga untuk menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan.

2.

Ketidakmampuan

keluarga Bapak D

dalam merawat

anggota keluarga

yang sakit khususnya

pada Ibu M dengan

gastritis

Setelah dilakukan

pertemuan

sebanyak 4 kali

kunjungan,

ketidakefek-tifan

pemeliharaan

kesehatan pada

keluarga Bapak D,

khususnya Ibu M

dengan gastritis

dapat teratasi

Setelah dilakukan

pertemuan sebanyak 1

x 45 menit, keluarga:

1. Mampu mengenal

masalah gastritis,

dengan:

Menyebutkan definisi

gastritis

Menyebutkan penyebab

timbulnya masalah

gastritis (maag)

Respon verbal

Respon verbal

Keluarga menyebutkan

maag adalah peradangan

yang terjadi pada lapisan

lambung

Keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 8

penyebab maag, yaitu:

v. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai pengertian

penyakit maag.

w. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar

x. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

pengertian penyakit maag dengan

menggunakan media lembar balik

y. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

z. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

aa. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

bb. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

v. Diskusikan bersama keluarga apa yang

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Menyebutkan tanda dan

gejala masalah gastritis

(maag)

Mengidentifikasi

anggota keluarga yang

menderita gastritis

(maag).

2. Mampu mengambil

Respon verbal

Respon verbal

v. makan terlalu banyak

dan cepat.

w. Bumbu terlalu banyak

(pedas, asam).

x. Makan tidak teratur.

y. Alkohol

z. Kebiasaan merokok

å. Stres

ä. Minuman berkafein

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 7

tanda-tanda maag, yaitu:

y. nyeri ulu hati,

z. mual,muntah,

å. TD menurun,

pusing

ä. Keringat dingin

ö. Nadi cepat

aa. Nafsu makan

menurun

bb. kembung

cc. sakit kepala,

Keluarga menyebutkan

Ibu M menderita maag.

diketahui keluarga mengenai penyebab

timbulnya masalah penyakit maag

w. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar.

x. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

penyebab penyakit maag dengan

menggunakan media flip chart

y. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

z. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

aa. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

bb. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

v. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai tanda penyakit

maag

w. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai tanda yang

benar

x. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

tanda penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

y. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

z. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

aa. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

bb. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

g. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota

keluarga yang mempunyai tanda dan gejala

penyakit maag.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

keputusan dalam

merawat anggota

keluarga dengan

masalah kesehatan

gastritis (maag),

dengan:

Menyebutkan akibat

gastritis (maag)

Mengambil keputusan

untuk mengatasi

gastritis (maag)

3. Mampu merawat

anggota keluarga

dengan masalah

kesehatan gastritis,

dengan:

Respon verbal

Respon afektif

Respon verbal

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 akibat penyakit

maag, yaitu:

m. Perdarahan pada

lambung.

n. Luka pada dinding

lambung.

o. Kebocoran pada

dinding lambung

p. Diare (bila makan

yang mengiritasi

lambung tidak

dimuntahkan).

Keluarga mengatakan

akan mengatasi penyakit

maag.

h. Berikan reinforcement positif atas apa yang

telah dikemukan keluarga yang tepat dan

benar.

v. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyakit maag.

w. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman akibat yang benar.

x. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

akibat penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

y. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

z. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

aa. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

bb. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

j. Bantu keluarga untuk menngenal dan

menyadari akan adanya masalah sesuai

dengan materi yang telah diberikan

k. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat

anggota keluarga yang sakit

l. Berikan reinforcement atas keputusan yang

telah diambil

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Menyebutkan cara

perawatan penderita

maag.

Mendemontrasikan cara

kompres air hangat

Setelah dilakukan

pertemuan ke 2

sebanyak 1x45 menit,

keluarga mampu:

4. Menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan untuk

penderita maag.

Respon verbal

Respon

psikomoto-rik

Respon verbal

Respon afektif

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 3

dari 5 cara perawatan

maag, yaitu:

p. Segera makan jika

timbul keluhan

q. Minum air putih

hangat

r. Makan makanan yang

lunak

s. Makan dengan porsi

sedikit tapi sering

t. Beri kompres air

hangat

Anggota keluarga mampu

melakukan kompres air

hangat untuk mengurangi

nyeri maag

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 modifikasi

lingkungan yang sesuai

untuk penderita maag,

yaitu:

m. saling mengingatkan

untuk makan tepat

waktu, bila perlu buat

reminder di kertas

yang digantung di

m. Dorong keluarga untuk menceritakan apa

yang dilakukan saat maag datang dan

bagaimana hasilnya

n. Diskusikan cara perawatan penyakit maag

dengan menggunakan flifchart.

o. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara perawatan penyakit maag.

p. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

j. Diskusikan bersama keluarga cara melakukan

kompres air hangat untuk mengurangi nyeri

maag.

k. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali

cara melakukan kompres air hangat untuk

mengurangi nyeri maag.

l. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

5. Mampu

menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada

untuk melakukan

perawatan sakit maag,

dengan:

Menyebutkan tanda-

tanda penyakit maag

yang harus dirujuk.

Menyebutkan tempat

pelayanan kesehatan

Respon

Verbal

Respon verbal

Respon verbal

Respon afektif

dinding.

n. Makan bersama-sama

dan saling bercerita.

o. Menciptakan

lingkungan yang

bersih.

p. Kurangi stress

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 2 tanda-

tanda maag yang harus

dirujuk, yaitu:

g. bila gejala tidak

hilang.

h. Bila

muntah/BAB

berwarna coklat

kehitaman seperti

kopi.

Keluarga dapat

menyebutkan fasilitas

kesehatan yang dapat

dikunjungi:

- Puskesmas

- Rumah sakit

- Klinik dokter

Keluarga dapat

s. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan

untuk penderita maag.

t. Jelaskan kepada keluarga tentang cara

memodifikasi lingkungan untuk penderita

maag dengan menggunakan flipchart.

u. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara memodifikasi lingkungan untuk

penderita maag.

v. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

w. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

x. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

s. Diskusikan kepada keluarga tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk.

t. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk. dengan

menggunakan flipchart.

u. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali hal yang telah disampaikan.

v. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

w. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

x. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

untuk dirujuk.

Menyebutkan manfaat

fasilitas kesehatan

Mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan

untuk memeriksa

penyakit maag.

menyebutkan manfaat

kunjungan ke fasilitas

kesehatan yaitu

mendapatkan

pemeriksaan,

mendapatkan perawatan,

mendapatkan penyuluhan

atau pendidikan

kesehatan

Keluarga mengunjungi

pelayanan kesehatan

untuk pemeriksaan dan

pengobatan penyakit

maag.

Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas

kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

g. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi

h. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat

fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat

tinggal

g. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

manfaat fasilitas kesehatan yang dapat

dikunjungi

h. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

g. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke

fasilitas kesehatan.

h. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga untuk menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan.

2.

Ketidakmampuan

keluarga Bapak D

dalam merawat

anggota keluarga

yang sakit khususnya

pada Ibu M dengan

gastritis

Setelah dilakukan

pertemuan

sebanyak 4 kali

kunjungan,

ketidakefek-tifan

pemeliharaan

kesehatan pada

keluarga Bapak D,

Setelah dilakukan

pertemuan sebanyak 1

x 45 menit, keluarga:

1. Mampu mengenal

masalah gastritis,

dengan:

Respon verbal

Keluarga menyebutkan

maag adalah peradangan

yang terjadi pada lapisan

cc. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai pengertian

penyakit maag.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

khususnya Ibu M

dengan gastritis

dapat teratasi

Menyebutkan definisi

gastritis

Menyebutkan penyebab

timbulnya masalah

gastritis (maag)

Menyebutkan tanda dan

gejala masalah gastritis

(maag)

Respon verbal

Respon verbal

lambung

Keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 8

penyebab maag, yaitu:

ö. makan terlalu banyak

dan cepat.

aa. Bumbu terlalu banyak

(pedas, asam).

bb. Makan tidak teratur.

cc. Alkohol

dd. Kebiasaan merokok

ee. Stres

ff. Minuman berkafein

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 7

tanda-tanda maag, yaitu:

dd. nyeri ulu hati,

ee. mual,muntah,

ff. TD menurun,

pusing

gg. Keringat dingin

hh. Nadi cepat

dd. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar

ee. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

pengertian penyakit maag dengan

menggunakan media lembar balik

ff. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

gg. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

hh. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

ii. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

cc. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyebab

timbulnya masalah penyakit maag

dd. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar.

ee. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

penyebab penyakit maag dengan

menggunakan media flip chart

ff. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

gg. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

hh. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

ii. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

cc. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai tanda penyakit

maag

dd. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai tanda yang

benar

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Mengidentifikasi

anggota keluarga yang

menderita gastritis

(maag).

2. Mampu mengambil

keputusan dalam

merawat anggota

keluarga dengan

masalah kesehatan

gastritis (maag),

dengan:

Menyebutkan akibat

gastritis (maag)

Respon verbal

Respon verbal

Respon afektif

ii. Nafsu makan

menurun

jj. kembung

kk. sakit kepala,

Keluarga menyebutkan

Ibu M menderita maag.

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 akibat penyakit

maag, yaitu:

q. Perdarahan pada

lambung.

r. Luka pada dinding

lambung.

s. Kebocoran pada

dinding lambung

t. Diare (bila makan

yang mengiritasi

lambung tidak

dimuntahkan).

ee. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

tanda penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

ff. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan

gg. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

hh. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

ii. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

i. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota

keluarga yang mempunyai tanda dan gejala

penyakit maag.

j. Berikan reinforcement positif atas apa yang

telah dikemukan keluarga yang tepat dan

benar.

cc. Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyakit maag.

dd. Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman akibat yang benar.

ee. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

akibat penyakit maag dengan menggunakan

media flip chart

ff. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Mengambil keputusan

untuk mengatasi

gastritis (maag)

3. Mampu merawat

anggota keluarga

dengan masalah

kesehatan gastritis,

dengan:

Menyebutkan cara

perawatan penderita

maag.

Mendemontrasikan cara

kompres air hangat

Respon verbal

Respon verbal

Respon

psikomoto-rik

Keluarga mengatakan

akan mengatasi penyakit

maag.

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 3

dari 5 cara perawatan

maag, yaitu:

u. Segera makan jika

timbul keluhan

v. Minum air putih

hangat

w. Makan makanan yang

lunak

x. Makan dengan porsi

sedikit tapi sering

y. Beri kompres air

hangat

Anggota keluarga mampu

melakukan kompres air

hangat untuk mengurangi

nyeri maag

bertanya tentang materi yang disampaikan

gg. Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti

hh. Motivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan

ii. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

m. Bantu keluarga untuk menngenal dan

menyadari akan adanya masalah sesuai

dengan materi yang telah diberikan

n. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat

anggota keluarga yang sakit

o. Berikan reinforcement atas keputusan yang

telah diambil

q. Dorong keluarga untuk menceritakan apa

yang dilakukan saat maag datang dan

bagaimana hasilnya

r. Diskusikan cara perawatan penyakit maag

dengan menggunakan flifchart.

s. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara perawatan penyakit maag.

t. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Setelah dilakukan

pertemuan ke 2

sebanyak 1x45 menit,

keluarga mampu:

4. Menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan untuk

penderita maag.

5. Mampu

menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada

untuk melakukan

perawatan sakit maag,

dengan:

Menyebutkan tanda-

Respon verbal

Respon afektif

Respon

Verbal

Respon verbal

Anggota keluarga mampu

menyebutkan minimal 2

dari 4 modifikasi

lingkungan yang sesuai

untuk penderita maag,

yaitu:

q. saling mengingatkan

untuk makan tepat

waktu, bila perlu buat

reminder di kertas

yang digantung di

dinding.

r. Makan bersama-sama

dan saling bercerita.

s. Menciptakan

lingkungan yang

bersih.

t. Kurangi stress

Anggota keluarga mampu

menyebutkan 2 tanda-

tanda maag yang harus

dirujuk, yaitu:

i. bila gejala tidak

hilang.

j. Bila

muntah/BAB

berwarna coklat

m. Diskusikan bersama keluarga cara melakukan

kompres air hangat untuk mengurangi nyeri

maag.

n. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali

cara melakukan kompres air hangat untuk

mengurangi nyeri maag.

o. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

y. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan

untuk penderita maag.

z. Jelaskan kepada keluarga tentang cara

memodifikasi lingkungan untuk penderita

maag dengan menggunakan flipchart.

aa. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali cara memodifikasi lingkungan untuk

penderita maag.

bb. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

cc. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

dd. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

tanda penyakit maag

yang harus dirujuk.

Menyebutkan tempat

pelayanan kesehatan

untuk dirujuk.

Menyebutkan manfaat

fasilitas kesehatan

Mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan

untuk memeriksa

penyakit maag.

Respon verbal

Respon afektif

kehitaman seperti

kopi.

Keluarga dapat

menyebutkan fasilitas

kesehatan yang dapat

dikunjungi:

- Puskesmas

- Rumah sakit

- Klinik dokter

Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

kunjungan ke fasilitas

kesehatan yaitu

mendapatkan

pemeriksaan,

mendapatkan perawatan,

mendapatkan penyuluhan

atau pendidikan

kesehatan

Keluarga mengunjungi

pelayanan kesehatan

untuk pemeriksaan dan

pengobatan penyakit

maag.

y. Diskusikan kepada keluarga tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk.

z. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda

penyakit maag yang harus dirujuk. dengan

menggunakan flipchart.

aa. Motivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali hal yang telah disampaikan.

bb. Tanyakan kepada keluarga tentang materi

yang belum dimengerti.

cc. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi

yang belum dimengerti.

dd. Berikan reinforcement terhadap kemampuan

yang dicapai oleh keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas

kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

i. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi

j. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat

fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat

tinggal

i. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang

manfaat fasilitas kesehatan yang dapat

dikunjungi

j. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

i. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke

fasilitas kesehatan.

j. Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga untuk menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi

Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar

2.

Ketidakmamp

uan keluarga

Bapak D

dalam

merawat

anggota

keluarga yang

sakit

khususnya

pada Ibu M

dengan

gastritis

Setelah dilakukan

pertemuan

sebanyak 4 kali

kunjungan,

ketidakefek-tifan

pemeliharaan

kesehatan pada

keluarga Bapak

D, khususnya Ibu

M dengan

gastritis

dapat teratasi

Setelah dilakukan

pertemuan sebanyak

1 x 45 menit, keluarga:

1. Mampu mengenal

masalah gastritis,

dengan:

Menyebutkan definisi

gastritis

Menyebutkan

penyebab timbulnya

masalah gastritis

(maag)

Respon verbal

Respon verbal

Keluarga menyebutkan

maag adalah

peradangan yang

terjadi pada lapisan

lambung

Keluarga mampu

menyebutkan 4 dari 8

penyebab maag, yaitu:

a. makan terlalu

banyak dan cepat.

b. Bumbu terlalu

banyak (pedas,

asam).

c. Makan tidak

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui

keluarga mengenai pengertian penyakit maag.

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman

keluarga yang benar

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

pengertian penyakit maag dengan menggunakan

media lembar balik

d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

tentang materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum

dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui

keluarga mengenai penyebab timbulnya masalah

penyakit maag

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman

keluarga yang benar.

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai

penyebab penyakit maag dengan menggunakan media

flip chart

d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Menyebutkan tanda

dan gejala masalah

gastritis (maag)

Mengidentifikasi

anggota keluarga yang

menderita gastritis

(maag).

Respon verbal

Respon verbal

teratur.

d. Alkohol

e. Kebiasaan

merokok

f. Stres

g. Minuman

berkafein

Anggota keluarga

mampu menyebutkan

4 dari 7 tanda-tanda

maag, yaitu:

a. nyeri ulu hati,

b. mual,muntah,

c. TD menurun,

pusing

d. Keringat

dingin

e. Nadi cepat

f. Nafsu makan

menurun

g. kembung

h. sakit kepala,

Keluarga menyebutkan

Ibu M menderita

maag.

tentang materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum

dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui

keluarga mengenai tanda penyakit maag

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman

keluarga mengenai tanda yang benar

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda

penyakit maag dengan menggunakan media flip chart

d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

tentang materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum

dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

a. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga

yang mempunyai tanda dan gejala penyakit maag.

b. Berikan reinforcement positif atas apa yang telah

dikemukan keluarga yang tepat dan benar.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

2. Mampu mengambil

keputusan dalam

merawat anggota

keluarga dengan

masalah kesehatan

gastritis (maag),

dengan:

Menyebutkan akibat

gastritis (maag)

Mengambil keputusan

untuk mengatasi

gastritis (maag)

Respon verbal

Respon afektif

Anggota keluarga

mampu menyebutkan

minimal 2 dari 4

akibat penyakit maag,

yaitu:

a. Perdarahan pada

lambung.

b. Luka pada dinding

lambung.

c. Kebocoran pada

dinding lambung

d. Diare (bila makan

yang mengiritasi

lambung tidak

dimuntahkan).

Keluarga mengatakan

akan mengatasi

penyakit maag.

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui

keluarga mengenai penyakit maag.

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman

akibat yang benar.

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai akibat

penyakit maag dengan menggunakan media flip chart

d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

tentang materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum

dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

a. Bantu keluarga untuk menngenal dan menyadari akan

adanya masalah sesuai dengan materi yang telah

diberikan

b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota

keluarga yang sakit

c. Berikan reinforcement atas keputusan yang telah

diambil

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

3. Mampu merawat

anggota keluarga

dengan masalah

kesehatan gastritis,

dengan:

Menyebutkan cara

perawatan penderita

maag.

Mendemontrasikan

cara kompres air

hangat

Respon verbal

Respon verbal

Respon

psikomoto-rik

Anggota keluarga

mampu menyebutkan

minimal 3 dari 5 cara

perawatan maag, yaitu:

a. Segera makan jika

timbul keluhan

b. Minum air putih

hangat

c. Makan makanan

yang lunak

d. Makan dengan

porsi sedikit tapi

sering

e. Beri kompres air

hangat

Anggota keluarga

mampu melakukan

kompres air hangat

untuk mengurangi

nyeri maag

a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang

dilakukan saat maag datang dan bagaimana hasilnya

b. Diskusikan cara perawatan penyakit maag dengan

menggunakan flifchart.

c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara

perawatan penyakit maag.

d. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang

dicapai oleh keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga cara melakukan

kompres air hangat untuk mengurangi nyeri maag.

b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara

melakukan kompres air hangat untuk mengurangi nyeri

maag.

c. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang

dicapai oleh keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Setelah dilakukan

pertemuan ke 2

sebanyak 1x45 menit,

keluarga mampu:

4. Menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan untuk

penderita maag.

Respon verbal

Respon afektif

Anggota keluarga

mampu menyebutkan

minimal 2 dari 4

modifikasi lingkungan

yang sesuai untuk

penderita maag, yaitu:

a. saling

mengingatkan

untuk makan tepat

waktu, bila perlu

buat reminder di

kertas yang

digantung di

dinding.

b. Makan bersama-

sama dan saling

bercerita.

c. Menciptakan

lingkungan yang

bersih.

d. Kurangi stress

a. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk

penderita maag.

b. Jelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi

lingkungan untuk penderita maag dengan

menggunakan flipchart.

c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara

memodifikasi lingkungan untuk penderita maag.

d. Tanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum

dimengerti.

e. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum

dimengerti.

f. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang

dicapai oleh keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

5. Mampu

menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada

untuk melakukan

perawatan sakit maag,

dengan:

Menyebutkan tanda-

tanda penyakit maag

yang harus dirujuk.

Menyebutkan tempat

pelayanan kesehatan

untuk dirujuk.

Respon

Verbal

Respon verbal

Anggota keluarga

mampu menyebutkan

2 tanda-tanda maag

yang harus dirujuk,

yaitu:

a. bila gejala

tidak hilang.

b. Bila

muntah/BAB

berwarna

coklat

kehitaman

seperti kopi.

Keluarga dapat

menyebutkan fasilitas

kesehatan yang dapat

dikunjungi:

- Puskesmas

- Rumah sakit

- Klinik dokter

a. Diskusikan kepada keluarga tanda-tanda penyakit

maag yang harus dirujuk.

b. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda penyakit

maag yang harus dirujuk. dengan menggunakan

flipchart.

c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali hal

yang telah disampaikan.

d. Tanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum

dimengerti.

e. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum

dimengerti.

f. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang

dicapai oleh keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas

kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

b. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang fasilitas

kesehatan yang dapat dikunjungi

c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 3

Menyebutkan manfaat

fasilitas kesehatan

Mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan

untuk memeriksa

penyakit maag.

Respon verbal

Respon afektif

Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

kunjungan ke fasilitas

kesehatan yaitu

mendapatkan

pemeriksaan,

mendapatkan

perawatan,

mendapatkan

penyuluhan atau

pendidikan kesehatan

Keluarga

mengunjungi

pelayanan kesehatan

untuk pemeriksaan dan

pengobatan penyakit

maag.

Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat fasilitas

kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

a. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang manfaat

fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi

b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan.

b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Perawat yang Mengkaji : Sheila Safira, S.Kep

Nama Individu : An. S (27 bulan) & Ibu M (36 tahun)

Tgl/No. Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

Ttd

Perawat

1

22/5/2013

Ketidakseimba

ngan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh

1. Memberikan pendkes

kepada keluarga

mengenai:

-pengertian gizi

seimbang

-pengertian gizi kurang

-tanda & gejala anak dgn

gizi kurang

-akibat dari kurang gizi

2. Membantu keluarga

mengidentifikasi anggota

keluarga yang mengalami

kurang gizi dengan

menjelaskan tanda &

gejala anak kurang gizi

dan menanyakan apakah

ada anggota keluarga

yang memiliki tanda &

gejala tersebut.

3. Membantu keluarga

mengambil keputusan

untuk mengatasi anggota

keluarga yang mengalami

kurang gizi

4. Menanyakan kembali

pada keluarga ttg

pengertian gizi seimbang,

kurang gizi, tanda &

gejala kurang gizi,

penyebab kurang gizi,

dan akibat dari kurang

gizi.

5. Menanyakan kembali

kepada keluarga

mengenai cara merawat

anggota keluarga dgn gizi

kurang

6. Mendiskusikan kepada

keluarga mengenai cara

mengatasi gizi kurang

7. Memberikan kesempatan

pada keluarga untuk

bertanya

8. Memberikan

reinforcement positif atas

S:

keluarga mengatakan

- arti dari gizi seimbang adalah gizi

yg lengkap yg memenuhi kebutuhan

tubuh dan mengandung 3 zat yang

diperlukan tubuh

- 3 zat yg dibutuhkan tubuh adalah

zat tenaga, zat pembangun, dan zat

pengatur.

- gizi kurang adalah keadaan dimana

tubuh tidak mendapatkan gizi yang

cukup

-tanda & gejala dari kurang gizi yaitu

anak tampak kurus, rambut tipis,

lemas, kulit kering, pucat, dan anak

tidak ceria.

-tanda & gejala gizi kurang yg

terlihat dari An. S adalah anak

tampak kurus

-penyebab dari gizi kurang adalah

makan sedikit, makan tidak teratur,

dan anak sakit

-akibat dari kurang gizi yaitu

gangguan tumbuh kembang,

gampang sakit, dan sulit berpikir

-mau merawat An. S dgn resiko gizi

kurang

-cara mengatasi gizi kurang yaitu dgn

memberikan makanan gizi seimbang,

makan teratur, dan makan cukup

sesuai kebutuhan

O:

-keluarga dpt menyebutkan defini

gisi seimbang & gizi kurang dgn

benar

-keluarga dpt menyebutkan 3 dari 4

penyebab kurang gizi

-keluarga dpt menyebutkan 5 dari 6

tanda & gejala kurang gizi

- keluarga dpt menyebutkan 3 akibat

kurang gizi

-keluarga dpt mengidentifikasi

anggota keluarga yg beresiko kurang

gizi

-keluarga memutuskan utk merawat

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

jawaban keluarga anggota keluarga dgn resiko gizi

kurang

-keluarga dpt menyebutkan 3 dari 4

cara mengatasi gizi kurang

A:

-TUK 1 & TUK 2 tercapai

-TUK 3 tercapai sebagian

P:

-evaluasi TUK 1 & TUK 2

-melakukan TUK 3: triguna makanan

& pengelompokan bahan makanan

berdasarkan triguna makanan

2

23/5/2013

Ketidakseimba

ngan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh

1. Mengevaluasi TUK 1 &

TUK 2:

-menanyakan kembali

definisi gizi seimbang

-menanyakan kembali

penyebab gizi kurang

-menanyakan kembali

akibat dari gizi kurang

2. Menanyakan kembali

cara mengatasi anak gizi

kurang

3. Melakukan TUK 3:

-menjelaskan kepada

keluarga ttg triguna

makanan

-menyebutkan cara

memilih makanan

-menjelaskan cara

mengolah makanan

-mengelompokkan bahan

makanan sesuai triguna

makanan

-demonstrasi

pengelompokkan bahan

makanan sesuai triguna

makanan dgn

menggunakan food model

4. Membuat jadwal menu

makanan untuk hari

berikutnya :

pagi : nasi+sayur bayam

merah+ telur dadar

siang : nasi+sayur bayam

merah+ ikan tongkol

goreng suir

sore : nasi+ikan tongkol

goreng suir+jus alpukat

5. Memberikan

reinforcement positif

S: keluarga mengatakan

- arti dari gizi seimbang adalah gizi

yg lengkap yg memenuhi kebutuhan

tubuh dan mengandung 3 zat yang

diperlukan tubuh

-penyebab dari gizi kurang adalah

makan sedikit, makan tidak teratur,

dan anak sakit

-akibat dari kurang gizi yaitu

gangguan tumbuh kembang,

gampang sakit, dan sulit berpikir

-cara mengatasi gizi kurang yaitu dgn

memberikan makanan gizi seimbang,

makan teratur, dan makan cukup

sesuai kebutuhan

-triguna makanan terdiri dari 3 zat

yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan

zat pengatur

-zat tenaga berasal dari nasi, kentang,

ubi, singkong, atau kacang-kacangan

-zat pembangun berasal dari ikan,

telur, tempe, dan daging

-zat pengatur berasal dari buah-

buahan & sayur-sayuran

-cara memilih makanan yaitu

makanan bergizi, bahan makanan

masih segar tidak berbau tidak

sedap/layu, harga terjangkau

-cara mengolah makanan yaitu dgn

dicuci dulu stelah itu baru dipotong,

peralatannya dicuci bersih, beras

dicuci 2x, sayuran tidak dimasak

terlalu lama

-keluarga mengatakan akan

memenuhi menu makan seimbang di

hari berikutnya:

pagi : nasi+sayur bayam merah+

telur dadar

siang : nasi+sayur bayam merah+

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

untuk setiap jawaban

keluarga

6. Memberikan kesempatan

kepada keluarga untuk

bertanya

ikan tongkol goreng suir

sore : nasi+ikan tongkol goreng

suir+jus alpukat

O:

-keluarga dpt menyebutkan kembali

definisi gizi seimbang,

-keluarga dpt menyebutkan kembali

penyebab, tanda & gejala, dan cara

mengatasi dari gizi kurang

-keluarga dpt menyebutkan triguna

makanan

-keluarga dpt menyebutkan bahan

makanan sesuai kandungan zat

triguna makanan

-keluarga dpt menyebutkan 4 cara

mengolah makanan yang tepat

-keluarga dpt menyebutkan 3 dari 4

cara memilih bahan makanan

-keluarga dpt mendemonstrasikan

pengelompokan bahan makanan

sesuai triguna makanan

A:

-TUK 1 & 2 tercapai

-TUK 3 tercapai sebagian

P:

-evaluasi TUK 3 yg sudah dilakukan

-evaluasi menu makanan di

kunjungan berikutnya

-mengikutsertakan keluarga dlm

TUK 3 modifikasi makanan yaitu

pembuatan nugget sayur di

komunitas

-melanjutkan TUK 3 : memberikan

pendkes serta mendemontrasikan

cara mengolah makanan

3

24/5/2013

Ketidakseimba

ngan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh

1. Mengevaluasi TUK 3

yang telah dilakukan:

menanyakan kembali

komponen triguna

makanan & contohnya

2. Mengevaluasi menu

makanan yang diberikan

hari ini (pagi & siang)

3. Memberikan pendkes

mengenai cara memilih

dan mengolah makanan

yang baik

4. Mendemonstrasikan cara

mengolah makanan

5. Menjelaskan porsi yang

dibutuhkan pada balita

S: keluarga mengatakan

-trigunamakanan terdiri dari zat

tenaga yaitu karbohidrat & lemak,

zat pembangun yaitu protein, dan zat

pengatur yaitu vitamin & mineral.

-zat tenaga berasal dari nasi, ubi,

singkong, jagung, dan kacang-

kacangan

-zat pembangun berasal dari ikan,

telur, daging, tempe & tahu

-zat pengatur berasal dari sayur-

sayuran dan buah2an.

-keluarga mengatakan jadwal makan

untuk besok.

Pagi: nasi tahu 2/3 gelas + sup ceker

1 gelas

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

6. Membuat jadwal menu

harian anak sesuai

dengan nutrisi yang

dibutuhkan:

Pagi: nasi tahu 2/3 gelas

+ sup ceker 1 gelas

Siang: nasi 2/3 gelas+sup

ceker 1 gelas+jus jambu 1

gelas

Sore: nasi tahu 2/3 gelas+

sup ceker 1 gelas

7. Memberikan kesempatan

pada keluarga untuk

bertanya

8. Memberi reinforcement

positif atas usaha

keluarga untuk menyusun

menu seimbang

Siang: nasi 2/3 gelas+sup ceker 1

gelas+jus jambu 1 gelas

Sore: nasi tahu 2/3 gelas+ sup ceker

1 gelas

-keluarga mengatakan akan

menyediakan menu seimbang &

bervariasi setiap hari.

-keluarga mengatakan akan

memberikan makanan selingan dan

mengusahakan memberikan buah

untuk anak.

O:

-keluarga dpt menyebutkan

komponen triguna makanan serta

contohnya dgn benar

-keluarga dapat membuat jadwal

menu yang bervariasi dan bergizi

seimbang

-keluarga dapat mendemonstrasikan

cara mengolah & memasak sayur

sederhana dengan benar

-keluarga telah membuat menu

makan sesuai yang telah

dijadwalkan:

pagi : nasi+sayur bayam merah+

telur dadar

siang : nasi+sayur bayam merah+

ikan tongkol goreng suir

A:

-TUK 1 & 2 tercapai

-TUK 3 tercapai sebagian

P:

-mengevaluasi jadwal makanan yang

diberikan kepada anak

-mengevaluasi cara mengolah

makanan

-menyusun jadwal menu seimbang

untuk hari berikutnya

4

30/05/201

3

Ketidakseimba

ngan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh

1. Mengevaluasi menu

makan yang diberikan di

hari sebelumnya

2. Mengevaluasi menu

makanan yang diberikan

hari ini (pagi & siang

3. mengevaluasi cara

memilih dan mengolah

makanan yang baik

4. Membuat jadwal menu

harian anak sesuai

dengan nutrisi yang

dibutuhkan:

S:

-keluarga mengatakan hari

sebelumnya memberikan nasi tahu,

sup ceker, dan jus jambu sebagai

menu makanan.

-keluarga mengatakan menu makan

pagi ini : nasi 2/3 gelas, nugget sayur

2 potong, sup bayam merah 1 gelas.

-cara memilih makanan yaitu

makanan bergizi, bahan makanan

masih segar tidak berbau tidak

sedap/layu, harga terjangkau

-cara mengolah makanan yaitu dgn

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

Pagi: nasi 2/3 gelas+

tempe goreng 2 buah +

sup tomat 1 gelas

siang: nasi 2/3

gelas+telur 1 butir+jus

alpukat 1 gelas

sore: nasi 2/3 gelas+sup

tomat 1 gelas+telur 1

buah

5. Memberikan kesempatan

pada keluarga untuk

bertanya

6. Memberi reinforcement

positif atas usaha

keluarga

dicuci dulu stelah itu baru dipotong,

peralatannya dicuci bersih, beras

dicuci 2x, sayuran tidak dimasak

terlalu lama

-keluarga mengatakan jadwal makan

untuk besok:

Pagi: nasi 2/3 gelas+ tempe goreng 2

buah + sup tomat 1 gelas

siang: nasi 2/3 gelas+telur 1

butir+jus alpukat 1 gelas

sore: nasi 2/3 gelas+sup tomat 1

gelas+telur 1

O:

-keluarga dpt menyebutkan 3 dari 4

cara memilih bahan makanan yang

baik

-keluarga dpt menyebutkan 4 cara

mengolah bahan makanan yang

benar

-keluarga telah membuat menu

seimbang sesuai dengan yang

dijadwalkan

-keluarga telah membuat variasi

makanan nugget sayur

A:

-TUK 1 & TUK 2 tercapai

-TUK 3 tercapai sebagian

P:

-mengevaluasi menu makanan

seimbang yang diberikan di hari

berikutnya

-mengikutsertakan keluarga dalam

TUK 3: pendkes dan pemberian

makanan selingan sehat pada anak di

komunitas.

-membuat menu seimbang untuk hari

berikutnya

5

03/06/201

3

Ketidakseimba

ngan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh

1. Memberikan pendkes

mengenai pemberian

makanan selingan sehat

yang meliputi: definisi

cemilan sehat, manfaat,

tujuan, jenis cemilan

sehat & tidak sehat

2. Mendemonstrasikan

memilih cemilan sehat &

tidak sehat dengan

menggunakan food model

3. Mengevaluasi menu

makanan yang diberikan

hari ini

S: keluarga mengatakan

-cara memilih makanan yaitu

makanan bergizi, bahan makanan

masih segar tidak berbau tidak

sedap/layu, harga terjangkau

-cara mengolah makanan yaitu dgn

dicuci dulu stelah itu baru dipotong,

peralatannya dicuci bersih, beras

dicuci 2x, sayuran tidak dimasak

terlalu lama

-cemilan sehat adalah makanan

ringan yang membantu memenuhi

gizi anak

-tujuan cemilan sehat yaitu untuk

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

4. Membuat jadwal menu

harian anak sesuai

dengan nutrisi yang

dibutuhkan:

Pagi: nasi hati ayam2/3

gelas+ nugget sayur 2

buah

siang: nasi hati ayam2/3

gelas+jus jambu

sore: nasi hati ayam 2/3

gelas+nugget sayur 2buah

5. Memberikan kesempatan

pada keluarga untuk

bertanya

6. Memberi reinforcement

positif atas usaha

keluarga

membantu memenuhi kebutuhan gizi

anak

-manfaat dari cemilan sehat yaitu

aman bagi balita, bergizi, harga

terjangkau

-jenis cemilan sehat: bubur kacang

hijau, susu kedelai, bubur sumsum,

pudding, roti

-jenis cemilan tidak sehat: gorengan,

minuman bersoda, cemilan ber-MSG

-keluarga mengatakan menu makan

hari ini: nasi, tempe, dan sup tomat.

-keluarga mengatakan menu makan

utk hari berikutnya:

Pagi: nasi hati ayam2/3 gelas+

nugget sayur 2 buah

siang: nasi hati ayam2/3 gelas+jus

jambu

sore: nasi hati ayam 2/3

gelas+nugget sayur 2buah

O:

-keluarga dpt menyebutkan 3 dari 4

cara memilih bahan makanan yang

baik

-keluarga dpt menyebutkan 4 cara

mengolah bahan makanan yang

benar

-keluarga dpt menyebutkan definisi,

tujuan, dan manfaat dari cemilan

sehat

-keluarga dpt menyebutkan 5 contoh

cemilan sehat & 3 cemilan tidak

sehat

-keluarga dpt mengelompokkan jenis

cemilan dengan tepat

A:

-TUK 1 & TUK 2 tercapai

-TUK 3 Tercapai

P:

-melanjutkan TUK 4 & TUK 5

6

11/6/2013

Ketidakseimba

ngan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh

1. mendiskusikan kepada

keluarga mengenai cara

penyajian makanan

2. menjelaskan kepada

keluarga mengenai cara

mengatasi anak yg sulit

makan

3. menjelaskan kepada

keluarga mengenai

lingkungan yg dpt

meningkatkan nafsu

S: keluarga mengatakan

-cara menyajikan makanan yaiu

menunya bervariasi, patuh pada

jadwal menu makanan, dan jumlah

makanann sesuai kebutuhan

-cara mengatasi anak yg sulit makan

yaitu tidak memaksa anak tetapi ikuti

kemauan anaknya untuk makan

sambil bermain, beri makan sesuai

selera anak agar tidak bosan, tidak

memberi makan yg manis sebelum

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

makan anak

4. mendiskusikan fasilitas

kesehatan terdekat

5. mendiskusikan manfaat

kunjungan ke pelayanan

kesehatan

6. memotivasi keluarga

untuk berkunjung ke

fasilitas pelayanan

kesehatan

7. memberikan kesempatan

pada keluarga untuk

bertanya

8. memberi reinforcement

positif

makan, dan menyajikan makanan

dlm bentuk yg menarik

-lingkungan yg meningkatkan nafsu

makan anak yaitu dengan makan

bersama teman sebaya atau anggota

keluarga, menggunakan alat makan

yang menarik, dan makan sambil

bercerita

-fasilitas kesehatan terdekat adalah

RS Tumbuh Kembang, puskesmas,

dan bidan

-manfaat berkunjung ke pelayanan

kesehatan: periksa kesehatan anak,

mendapatkan penyuluhan kesehatan

-akan berkunjung ke pelayanan

kesehatan untuk memeriksa

kesehatan

O:

-keluarga mampu menyebutkan 3

dari 4 cara menyajikan makanan

-keluarga dapat menyebutkan 5

prinsip cara mengatasi anak sulit

makan

-keluarga mampu menyebutkan 3

dari 4 lingkungan yg mendukung utk

meningkatkan nafsu makan anak

- keluarga mampu menyebutkan

fasilitas kesehatan yang dapat

dikunjungi

-keluarga mampu menyebutkan 2

manfaat mengunjungi fasiltas

pelayanan kesehatan

A:

-TUK 1 & TUK 2 tercapai

-TUK 3 tercapai

-TUK 4 & 5 tercapai

P:

-evaluasi TUK 1 - TUK 5

-evaluasi berat badan dan tinggi

badan anak

7

12/06.201

3

Ketidakseimba

ngan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh

1. menanyakan kembali

definisi gizi seimbang

2. menanyakan kembali

tanda & gejala anak gizi

kurang

3. menanyakan kembali

macam-macam zat yang

dibutuhkan tubuh

(triguna makanan) dan

contoh sumber

makanannya

S: keluarga mengatakan

- arti dari gizi seimbang adalah gizi

yg lengkap yg memenuhi kebutuhan

tubuh dan mengandung 3 zat yang

diperlukan tubuh

-tanda & gejala dari kurang gizi yaitu

anak tampak kurus, rambut tipis,

lemas, kulit kering, pucat, dan anak

tidak ceria.

-trigunamakanan terdiri dari zat

tenaga yaitu karbohidrat & lemak,

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

4. menanyakan kembali

cara mengolah makanan

yang baik dan benar

5. menanyakan kembali

contoh cemilan sehat

dan cemilan tidak sehat

6. menanyakan kembali

cara modifikasi

lingkungan untuk

meningkatkan nafsu

makan

7. menanyakan kembali

fasilitas kesehatan

terdekat dan manfaat

berkunjung ke fasilitas

kesehatan

8. memberikan

reinforcement positif

atas usaha keluarga

9. melakukan penimbangan

berat badan dan

pengukuran tinggi badan

10. menyebutkan rencana

tindak lanjut untuk

keluarga, yaitu rutin

untuk menimbang berat

badan di posyandu, dan

membuat makanan yg

bervariasi dan bergizi

seimbang untuk anak

11. melakukan terminasi

zat pembangun yaitu protein, dan zat

pengatur yaitu vitamin & mineral.

-zat tenaga berasal dari nasi, ubi,

singkong, jagung, dan kacang-

kacangan

-zat pembangun berasal dari ikan,

telur, daging, tempe & tahu

-zat pengatur berasal dari sayur-

sayuran dan buah2an

-cara mengolah makanan yaitu dgn

dicuci dulu stelah itu baru dipotong,

peralatannya dicuci bersih, beras

dicuci 2x, sayuran tidak dimasak

terlalu lama

-jenis cemilan sehat: bubur kacang

hijau, susu kedelai, bubur sumsum,

pudding, roti

-jenis cemilan tidak sehat: gorengan,

minuman bersoda, cemilan ber-MSG

-lingkungan yg meningkatkan nafsu

makan anak yaitu dengan makan

bersama teman sebaya atau anggota

keluarga, menggunakan alat makan

yang menarik, dan makan sambil

bercerita

-akan menimbang berat badan anak

rutin di posyandu setiap bulan, dan

memberikan menu makanan yang

bervariasi dan bergizi seimbang

O:

-keluarga dpt menyebutkan kembali

definisi gizi seimbang dgn baik &

benar

-keluarga dpt menyebutkan kembali

tanda &gejala kurang gizi

-keluarga dpt menyebutkan kembali

triguna makanan dan contohnya dgn

baik dan benar

-keluarga dpt menyebutkan cara

mengolah makanan dgn baik dan

benar

-keluarga dpt menyebutkanjenis

cemilan sehat & jenis cemilan yg

tidak sehat

-lingkungan yg meningkatkan nafsu

makan anak yaitu dengan makan

bersama teman sebaya atau anggota

keluarga, menggunakan alat makan

yang menarik, dan makan sambil

bercerita

-fasilitas kesehatan terdekat adalah

RS Tumbuh Kembang, puskesmas,

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

dan bidan

-berat badan An. S: 8,4 kg

-tinggi badan An. S: 75,2 cm

A:

-TUK 1 - TUK 5 tercapai

-BB/TB

-BB/U

-TB/U

P:

-timbang BB di pertemuan terakhir

-lanjutkan diagnosa ke 2

8

14/06/201

3

Ketidakmamp

uan keluarga

Bpk D

merawat

anggota

keluarga yang

sakit

khususnya pd

Ibu M dgn

gastritis

1. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang

pengertian gastritis/ maag

2. Memberi kesempatan

keluarga untuk bertanya

3. Menanyakan kembali

tentang pengertian

gastritis/ maag

4. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang

penyebab sakit gastritis/

maag: Makan terlalu

banyak dan cepat, bumbu

terlalu banyak (pedas,

asam), makan tidak

teratur, Kuman, alkohol,

aspirin, merokok, stres

5. Memotivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali penyebab sakit

gastritis/ maag

6. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang tanda

dan gejala sakit gastritis/

maag yaitu: nyeri ulu

hati, mual, muntah,

kelemahan, keringat

dingin, sakit kepala,

cegukan/ sendawa, perut

kembung, penurunan

nafsu makan.

7. Mendorong keluarga

untuk mengidentifikasi

penyebab sakit gastritis/

maag pada Ibu E

8. Mendorong keluarga

untuk mengidentifikasi

tanda dan gejala sakit

gastritis/ maag pada Ibu

E

S:

-keluarga dapat menjelaskan

pengertian gastritis/ maag yaitu

penyait yang disebabkan karena

kebiasaan menunda waktu makan

-keluarga dapat menyebutkan 4 dari

8 penyebab gastritis/ maag yaitu

makan yang tidak teratur, stress,

makan makanan yang terlalu asam,

makanan makanan yang mengandung

kuman penyebab maag

-keluarga dapat menyebutkan 5 dari

9 tanda dan gejala gastritis/ maag

yaitu nyeri/ perih pada bagian

lambung (uu hati), perut kemung,

mual, mudah merasa lelah, dan nafsu

makan menurun

-keluarga menyebutkan Ibu M

mengalami gastritis/ maag

-keluarga menyebutkan 2 dari 4

akibat apabila gastritis/ maag tidak

ditangani dengan tepat yaitu nyeri

hebat, perdarahan lambung yang

dapat ditandai dengan muntah darah

-Keluarga termotivasi untuk

mengatasi masalah gastritis/ maag

yang dialami Ibu M

O:

-keluarga mampu menjelaskan

pengertian gastritis/ maag dengan

benar

-keluarga mampu menyebutkan 4

dari 8 penyebab gastritis/ maag

dengan benar

-keluarga mampu menyebutkan 5

dari 9 tanda dan gejala gastritis/

maag dengan benar

-keluarga mampu mengidentifikasi

Ibu E mengalami gastritis/ maag

-keluarga mampu menyebutkan 2

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

9. Membantu keluarga untuk

mengidentifikasi masalah

yang muncul pada Ibu M

10. Bersama dengan keluarga

menyimpulkan masalah

yang dihadapi oleh

keluarga

11. Memberikan

reinforcement positif atas

usaha yang dilakukan

keluarga

12. Menjelaskan kepada

keluarga tentang akibat

dari sakit gastritis/ maag

apabila tidak tertangani

dengan baik, yaitu:Nyeri

hebat pada perut,

gangguan penyerapan

makanan, diare (bila

makan yang mengiritasi

lambung tidak

dimuntahkan), perdarahan

pada lambung

13. Memotivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali akibat sakit

gastritis/ maag apabila

tidak tertangani dengan

baik

14. Mendiskusikan kembali

dengan keluarga untuk

merawat anggota keluarga

dengan sakit gastritis/

maag

15. Memberikan

reinforcement positif atas

jawaban keluarga dan

keputusan untuk merawat

anggota keluarga dengan

sakit gastritis/ maag

dari 4 akibat apabila gastritis/ maag

tidak ditangani dengan tepat

A:

-TUK 1 tercapai

-TUK 2 tercapai

P:

-evaluasi TUK 1&2

-lanjutkan TUK 3

9

17/06/201

3

Ketidakmamp

uan keluarga

Bpk D

merawat

anggota

keluarga yang

sakit

khususnya pd

Ibu M dgn

gastritis

1. Mengevaluasi definisi,

penyebab, tanda dan gejala,

akibat

2. Menjelaskan cara

pencegahan sakit gastritis/

maag dengan menggunakan

lembar balik dan leaflet,

yaitu:menjaga pola makan

teratur, mengurangi

kebiasaan minum kopi/ teh,

mengurangi kebiasaan

S:

-keluarga mampu menyebutkan 3

dari 5 cara pencegahan sakit gastritis/

maag yaitu tidak menunda waktu

makan, mengurangi stress dan

mengurangi jenis makanan yang

teralu pedas/ asam/ berbumbu tajam

-keluarga mampu menyebutkan 5

dari 8 cara perawatan sakit gastritis/

maag yaitu melakukan relaksasi

dengan napas dalam, kompres air

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

makan makanan yang

terlalu pedas, terlalu asam,

dan berbumbu tajam,

olahraga cukup,

mengurangi stress

3. Menjelaskan cara

perawatan sakit gastritis/

maag, yaitu:menghindari

makanan yang keras hingga

gejala berkurang, istirahat

cukup, membuat jadwal

makan yang teratur,

memodifikasi diet

(mengurangi jenis makanan

yang menjadi penyebab

sakit maag), melakukan

relaksasi: napas dalam,

melakukan kompres hangat

untuk mengurangi nyeri ulu

hati, membuat ramuan

tradisional: minuman sari

kunyit, minum obat maag

secara teratur/ bila keluhan

tidak dapat diatasi dengan

cara diatas.

4. Memberikan reinforcement

positif atas kemampuan

keluarga menjelaskan cara

perawatan sakit gastritis/

maag

5. Menjelaskan dan

mendemonstrasikan cara

perawatan sederhana untuk

mengatasi masalah sakit

gastritis/ maag: latihan

relaksasi (napas dalam) dan

kompres hangat

6. Memberi kesempatan

keluarga untuk melakukan

relaksasi (napas dalam) dan

kompres hangat

7. Mendemonstrasikan latihan

relaksasi (napas dalam) dan

kompres hangat

8. Memberi kesempatan

kepada keluarga untuk

mengulang kembali

relaksasi (napas dalam) dan

kompres hangat

9. Memberikan pujian atas

usaha yang dilakukan oleh

keluarga

hangat dibagian perut yang sakit,

mengurangi jenis makanan yang

menjadi penyebab maag, stirahat

cukup, dan minum obat apabila sakit

tidak hilang dengan cara-cara

sebelumnya

-keluarga mampu menyebutkan

manfaat relaksasi (napas dalam)

yaitu untuk mengatasi sakit gastritis/

maag ketika sedang kambuh

terutama ketika perih dirasakan

-keluarga mampu menyebutkan cara

untuk napas dalam yaitu dengan

menarik napas melalui hidung pelan-

pelan, kemudian tahan sebentar

kurang lebih 3 detik, dan keuarkan

perlahan-lahan melalui mulut dengan

membentuk huruf O, latihan

dilakukan boleh kapan saja sebanyak

10-15 kali setiap kali latihan

-keluarga mampu menyebutkan

manfaat kompres hangat yaitu untuk

mengatasi sakit gastritis/ maag ketika

sedang kambuh terutama ketika perih

dirasakan

-keluarga mampu menyebutkan cara

kompres hangat yaitu menyediakan

botol kaca bekas, handuk, dan air

hangat. Masukkan air hangat

kedalam botol kaca yang telah

disediakan kemudian tutup rapat.

Lapisi botol kaca yang berisi air

hangat dengan handuk atau kain

tipis, kemudian letakkan botol kaca

yang sudah dilapisi handuk diatas

perut yang sakit (ulu hati). Lakukan

kompres 10-15 menit, kemudian

ganti air dalam botol apabila air

sudah mulai dingin.

-keluarga mengatakan akan

melakukan latihan napas dalam

sehari 5-10 x

-keluarga mengatakan akan

melakukan kompres hangat apabila

maag sedang kambung dan terasa

labung perih

O:

-keluarga menyebutkan 3 dari 5 cara

pencegahan sakit gastritis/ maag

dengan benar

- keluarga mampu menyebutkan 5

dari 8 cara perawatan sakit gastritis/

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

maag dengan benar

-keluarga mampu menyebutkan cara

relaksasi napas dalam dengan benar

-Ibu E mampu mempraktekkan cara

relaksasi: napas dalam dengan benar

-keluarga mampu menyebutkan cara

kompres hangat dengan benar

-keluarga mampu mempraktekkan

cara kompres hangat pada bagian ulu

hati dengan benar

A:

-TUK 3 tercapai

P:

-Mereview pengetahuan keluarga

tentang cara pencegahan dan

perawatan sakit gastritis/ maag pada

Ibu E

-Memotivasi keluarga untuk lakukan

latihan relaksasi: napas dalam pada

saat maag kambuh maupun tidak

sedang kambuh

-Memotivasi keluarga untuk

melakukan kompres hangat apabila

maag sedang kambuh dan terasa

perih pada bagian lambung

10

18/06/201

3

Ketidakmamp

uan keluarga

Bpk D

merawat

anggota

keluarga yang

sakit

khususnya pd

Ibu M dgn

gastritis

1. Mendiskusikan dengan

keluaga mengenai

manfaat modifikasi

lingkungan keluarga

dengan sakit gastritis/

maag: supaya sakit maag

tidak bertambah parah,

mengurangi frekuensi

kambuh maag

2. Mendiskusikan dengan

keluarga mngenai cara

memodifikasi lingkungan

keluarga dengan sakit

gastritis/ maag:

membiasakan makan

bersama keluarga, saling

mengingatkan untuk

makan sesuai jadwal,

menciptakan lingkungan

bersih, tenang dan rapi,

menguragi stress,

melakukan aktivitas

ringan, memasak nasi

dngan menambah air

supaya tampak lunak/

sedikit lembek

S:

-Keluarga dapat menyebutkan dua

manfaat dari modifikasi lingkungan

untuk penderita gastritis/ maag yaitu

supaya sakit maag tidak bertambah

parah, mengurangi frekuensi kambuh

maag

-Keluarga dapat menyebutkan 4 dari

7 cara memodifikasi lingkungan

untuk penderita gastritis/ maag yaitu

membiasakan makan bersama

keluarga, saling mengingatkan untuk

makan sesuai jadwal, menguragi

stress, memasak nasi dengan

menambah air supaya tampak lunak/

sedikit lembek

-Keluarga mampu menyebutkan 2

dari 3 manfaat mengunjungi

pelayanan kesehatan yaitu

mendapatkan pemeriksaan,

mendapatkan penyuluhan atau

pendidikan kesehatan

-Keluarga mampu mnyebutkan

tentang jenis-jenis fasilitas kesehatan

yang dapat digunakan yaitu

puskesmas, rumah sakit, dan klinik

Sheila

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351493-PR-Sheila Safira.pdf · terhadap masalah gizi. ... Lampiran 4 Catatan Perkembangan (Evaluasi SOAP)

Lampiran 4

3. Memotivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali cara

memodifikasi lingkungan

4. Memberikan pujian atas

usaha keluarga untuk mau

mencoba mengurangi

aktivitas, membiasakan

makan bersama dalam

satu keluarga

5. Menjelaskan kepada

keluarga tentang manfaat

fasilitas kesehatan, yaitu

mendapatkan

pemeriksaan,

mendapatkan perawatan,

mendapatkan penyuluhan

atau pendidikan kesehatan

6. Memotivasi keluarga

untuk mnyebutkan

kembali manfaat fasilitas

kesehatan

7. Menjelaskan kepada

keluarga tentang jenis-

jenis fasilitas kesehatan

yang dapat digunakan

yaitu puskesmas, rumah

sakit, dan klinik dokter.

8. Memotivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali jenis-jenis

fasilitas kesehatan yang

dapat digunakan

9. Menimbang kembali berat

badan An. S sebagai

evaluasi terhadap masalah

nutrisi

dokter

-Keluarga mampu menyebutkan 2

dari 3 tanda sakit gastritis/ maag

yang harus dirujuk ke pelayanan

kesehatan yaitu apabila keluhan

seperti mual yang disertai muntah

terus-menerus hingga badan lemas

atau disertai muntah darah, nyeri/

perih pada lambung yang tidak

hilang dengan obat

O:

-Keluarga mampu mengelompokkan

jenis makanan yang aman bagi

lambung dan jenis makanan yang

harus dihindari dibatasi untuk

penderita gastritis/ maag

-Keluarga mampu menyebutkan dua

manfaat dari modifikasi lingkungan

untuk penderita gastritis/ maag

dengan benar

-Keluarga mampu menybutkan 4 dari

7 cara modifikasi lingkungan untuk

penderita gastritis/ maag dengan

benar

-Keluarga terlibat dalam modifikasi

lingkungan untuk penderita gastritis/

maag yaitu membiasakan makan

bersama dengan keuarga, masak nasi

dengan menambah air lbih supaya

lebih lunak/ sekdikit lembek

-Keluarga mampu menyebutkan 2

dari 3 manfaat mngunjungi

pelayanan kesehatan untuk mengatasi

masalah gastritis/ maag dengan benar

-Keluarga mampu menyebutkan

jenis-jenis pelayanan kesehatan yang

dapat dikunjungi untuk mengatasi

masalah gastritis/ maag dengan benar

-Keluarga mampu menyebutkan 2

dari 3 tanda dari gastritis/ maag yang

perlu segera merujuk ke pelayanan

kesehatan dengan benar

-BB An. S 8,8 kg

A:

- TUK 4 tercapai

-TUK 5 tercapai

P:

terminasi

Asuhan keperawatan ..., Sheila Safira, FIK UI, 2013