Upload
vuongthu
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN EKSISTENSI
MORFOLOGI KAMPUNG PEKOJAN SEMARANG SEBAGAI
KAMPUNG MULTI ETNIS
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Oleh:
WAHJOERINI
L2D 007 073
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEMARANG
NOVEMBER 2011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini diajukan oleh :
NAMA : Wahjoerini
NIM : L2D007073
Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas : Teknik
Judul Tugas Akhir : Faktor-Faktor yang Menentukan Eksistensi Morfologi
Kampung Pekojan Semarang sebagai Kampung Multi Etnis
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan
Wilayah & Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
TIM PENGUJI
Pembimbing : Ir. Nurini, MT ( .................... )
Penguji I : Dra. Bitta Pigawati, MT ( .................... )
Penguji II : Ir. Sunarti, MT ( .................... )
Semarang, 10 November 2011
Mengetahui,
Sekertaris Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota
Ir. Mardwi Rahdriawan, MT
NIP: 196807261997021001
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir yang berjudul, “Faktor-Faktor yang Menentukan Eksistensi Morfologi Kampung
Pekojan Semarang sebagai Kampung Multi Etnis” ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
NAMA : Wahjoerini
NIM : L2D007073
Tanda Tangan : ......................................
Tanggal : 10 November 2011
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertandatangan di bawah
ini :
Nama : Wahjoerini
NIM : L2D007073
Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Tugas Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Diponegoro Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas
karya ilmiah saya yang berjudul:
“Faktor-Faktor yang Menentukan Eksistensi Morfologi Kampung pekojan Semarang
sebagai Kampung Multi Etnis”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/ Non-eksklusif
ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal : 10 November 2011
Yang menyatakan
Wahjoerini
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Tersenyumlah,,, Jadikan hidupmu seindah senyumanmu
dan
Janganlah mengunggu bahagia baru tersenyum namun
tersenyumlah,, maka kamu akan bahagia”
Janganlah berkecil hati dengan kesulitan Anda,
dan janganlah merasa rendah karena melihat keberhasilan orang lain.
Segala sesuatu ada waktunya, Bersabarlah.
_Mario Teguh_
Kupersembahkan karya ini untuk
kedua orang tuaku dan orang-orang terdekatku,
serta semuanya yang telah ada untuk’ku
“TERIMAKASIH”
vi
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang berbatasan dengan
laut Jawa dan merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang perkembangannya sebagian besar
dipengaruhi oleh fungsinya sebagai kota pelabuhan sejak jaman kolonial. Hal ini menyebabkan
banyaknya akulturasi budaya yang terjadi antara pendatang dengan warga pribumi. Salah satu
kampung tua di Semarang yang memiliki karakteristik sebagai kampung multi etnik yaitu kampung
Pekojan. Kampung Pekojan merupakan kampung kota yang berada di Kota Semarang. Kampung
Pekojan terletak di Kelurahan Purwodinatan, kecamatan Semarang Tengah yang membentang dari
perempatan Jl.Agus Salim (dahulu Jurnatan) ke selatan berhenti di kali Semarang. Dahulu kala
kata Pekojan diambil dari nama "Koja" yaitu suatu daerah di seberah barat India, yang
saudagarnya banyak merantau dan menetap di daerah ini. Kampung Pekojan terdiri dari tiga etnis
yang berbeda, yaitu Cina, Koja dan Jawa. Selain itu, di Kampung pekojan masih terdapat mesjid
yang dipercaya sebagai peninggalan para leluhur kota Semarang. Warga Pekojan
mempertahankan tradisi leluhur sebagai bentuk penghormatan. Dengan perkembangan Kota
Semarang yang kian hari kian pesat, maka berkembang pula kampung Pekojan.permasalahan yang
ada dikampung Pekojan diantaranya yaitu terdapat perubahan bangunan yang diikuti oleh
perubahan fungsi ,dengan perkembangan itu, maka berubah pula morfologi kampung Pekojan.
Perubahan morfologi di Kampung Pekojan dapat dilihat dari bangunannya yaitu asal usul masjid
yang tidak terlepas dari sejarah kawasan atau Kampung Pekojan sehingga dilakukan penelitian
untuk mengetahuihal apa saja yang menentukan eksistensi kampung tersebut. Selain itu,
tumbuhnya aktivitas perdagangan dan jasa sangat mempengaruhi perkembangan kampung karena
aktivitas tersebut merupak roda ekonomi bagi masyarakat kampung.
Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk mengetahui eksistensi morfologi Kampung
Pekojan Semarang seiring dengan perkembangan Kota Semarang. Manfaat dari penelitian yang
dilakukan yaitu dengan mempertahankan eksistensi tersebut, penduduk yang tinggal disana dapat
bertahan dan kampung pekojan menjadi kampung kota yang tertata serta dapat digunakan untuk
memberi masukan kepada Pemerintah Daerah dalam penataan kawasan di Kota Semarang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Sedangkan untuk metode pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer berupa observasi
lapangan dan wawancara dengan teknik purposive sampling dimana sampel diambil dengan
maksud atau tujuan tertentu karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut
memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya serta data sekunder yang berupa kajian
literatur. Adapun tahapan analisis yang dilakukan berupa identifikasi historis perkembangan
kampung pekojan, analisis kondisi fisik yang ditinjau dari analisis struktural, fungsional dan
visual, serta kondisi non fisik kawasan yang ditinjau dari ekonomi, sosial budaya dan keagamaan.
Output penelitian berupa faktor-faktor yang menentukan eksistensi morfologi Kampung
Pekojan Semarang diantaranya yaitu bangunan yang masih asli yang ada di kampung Pekojan
Semarang, fungsi kawasan kampung serta tradisi yang masih dipertahankan. Bangunan yang
masih asli yang ada di Kampung Pekojan digunakan sebagai tempat tinggal dan sekaligus
digunakan untuk pedagangan dan jasa. Fungsi kawasan dari Kampung Pekojan merupakan
kawasan perdagangan dan jasa. Selain itu tradisi yang masih dipertahankan sampai saat ini yang
ada di kampung yaitu pembuatan bubur india tiap tahunnya pada saat bulan ramadhan membuat
kampung ini memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh kampung lain di Kota Semarang.
Keyword : faktor-faktor, perkembangan, eksistensi, morfologi, kampung kota
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya, karena dengan izin dan kelancaran yang diberikan-Nya memberi
kemudahan bagi penyusun dalam menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Menentukan Eksistensi Morfologi Kampung Pekojan Semarang
sebagai Kampung Multi Etnis“, dapat berjalan dengan baik.
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penyusun banyak melibatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. rer. nat. Imam Buchori, ST selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang;
2. Ibu Ir. Nurini, MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang senantiasa membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penyusun dengan sabar hingga terselesaikannya laporan Tugas
Akhir ini;
3. Ibu Dra. Bitta Pigawati, MT dan Ibu Ir. Sunarti, MT selaku dosen penguji sidang Tugas
Akhir yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penyusun;
4. Kedua orang tuaku Bapak Ir. Wahjoedi, MT dan Ibu Halimah, SH serta saudaraku tercinta
Wahjoe Handini, SKM yang selalu memberikan dukungan, baik itu moral maupun materiil;
5. Keluarga Bapak Sony Rarya Simatupang yang selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan Tugas Akhir
6. Teman terdekatku Pinanta Aryaeka, SH terimakasih atas semangat, dukungan dan doanya;
7. Alm. Satria Hasta Simatupang yang selalu memberikan semangat setiap hari untuk
mengerjakan Tugas Akhir
8. Teman-teman terbaikku PWK Undip Angkatan 2007: Ratih Kusumandari, Novita, Ratih
Purnitasari, Ratna, Tika, Wulan, Ira, Doni, Maya, Simson serta teman lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuan, dukungan dan doanya;
9. Segenap pihak-pihak yang tidak disebutkan disini yang telah memberikan bantuannya dalam
penyusunan laporan laporan Tugas Akhir ini dari awal hingga akhir.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari
sempurna, sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait yang membutuhkan.
Semarang, November 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................................... 5
1.3 Tujuan dan Sasaran ........................................................................................................ 5
1.3.1 Tujuan ............................................................................................................... 5
1.3.2 Sasaran .............................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup .............................................................................................................. 6
1.5.1 Ruang Lingkup Spasial ..................................................................................... 6
1.5.2 Ruang Lingkup Substansial .............................................................................. 8
1.6 Keaslian Penelitian ........................................................................................................ 8
1.7 Kerangka Pikir ............................................................................................................. 10
1.8 Metodologi Penelitian .................................................................................................. 11
1.8.1 Tahapan Penelitian .......................................................................................... 11
1.8.1.1 Metode Penelitian ............................................................................ 11
1.8.1.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 11
1.8.2 Kebutuhan Data .............................................................................................. 12
1.8.3 Teknik Analisis ............................................................................................... 12
ix
1.8.4 Teknik Pengolhan Data ................................................................................... 16
1.8.5 Teknik Pengambilan Sampel .......................................................................... 17
1.9 Sistematika Penulisan .................................................................................................. 20
BAB II MORFOLOGI KAMPUNG KOTA ........................................................................... 21
2.1. Morfologi Kota ................................................................................................................. 21
2.2. Teori Figure Ground ......................................................................................................... 22
2.3. Teori Linkage .................................................................................................................... 26
2.4. Teori Place ........................................................................................................................ 30
2.5. Townscape Kawasan ......................................................................................................... 30
2.6. Pola Jalan .......................................................................................................................... 31
2.7. Pengertian Kampung Kota ................................................................................................ 32
2.8.1 Karakteristik Kampung Kota ............................................................................... 32
2.8.2 Perkembangan Perkampungan ............................................................................. 33
2.8.3 Pola Perkampungan .............................................................................................. 34
2.8. Peraturan Daerah Kota Semarang No. 8 Tahun 2003 ....................................................... 35
2.9. Pelestarian Fisik Bangunan ............................................................................................... 36
2.10. Bangunan Arsitektur ......................................................................................................... 36
2.11. Perkembangan Kota .......................................................................................................... 39
2.12. Kawasan Perdagangan dan Jasa ........................................................................................ 40
2.13. Sistem Aktivitas ................................................................................................................ 41
2.14. Ringkasan Kajian Literatur ............................................................................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM KAMPUNG PEKOJAN SEMARANG ............................. 46
3. 1 Gambaran Umum Kota Semarang ................................................................................. 46
3. 2 Gambaran Umum Kelurahan Purwodinatan .................................................................. 51
3. 3 Gambaran UmumKampung Pekojan ............................................................................. 52
BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK KAMPUNG UNTUK MENENTUKAN
EKSISTENSI MORFOLOGI KAMPUNG PEKOJAN SEMARANG ................................ 60
4.1 Identifikasi Historis Perkembangan Kampung Pekojan Semarang ................................ 60
4.2 Analisis Kondisi Fisik Kampung Pekojan Semarang .................................................... 61
4.2.1 Analisis Struktur Kawasan .............................................................................. 62
4.2.2 Analisis Fungsional Kawasan ......................................................................... 70
4.2.3 Analisis Visual Kawasan ................................................................................ 77
x
4.3 Analisis Kondisi Non Fisik Kampung Pekojan Semarang ............................................. 80
4.3.1 Aktivitas Ekonomi .......................................................................................... 81
4.3.2 Aktivitas Sosial Budaya .................................................................................. 83
4.3.3 Aktivitas Keagamaan ...................................................................................... 84
4.4 Analisis Sistem Place ..................................................................................................... 85
4.5 Merumuskan Pemahaman Perubahan Morfologi Kampung Pekojan ............................ 88
BAB V PENUTUP ..................................................................................................................... 95
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 95
5.2 Rekomendasi .................................................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Keaslian Penelitian ........................................................................................................ 9
Tabel I.2 Data yang Dibutuhkan ................................................................................................. 13
Tabel I.3 Format Kartu Identitas ................................................................................................. 17
Tabel II.1Ringkasan Kajian Literatur .......................................................................................... 44
Tabel II.2 Variabel Terpilih ........................................................................................................ 45
Tabel III.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Purwodinatan Menurut Agama Tahun 2005-2010 ..... 51
Tabel III.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Purwodinatan Menurut Mata Pencaharian
Tahun 2005-2010 ..................................................................................................... 52
Tabel III.3 Jumlah Penduduk Kampung Pekojan Semarang Tahun 2005-2010 ......................... 56
Tabel IV.1Sintesa Analisis .......................................................................................................... 89
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Administrasi Wilayah Studi............................................................................... 7
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................................ 10
Gambar 1.3 Kerangka Analisis ................................................................................................... 19
Gambar 2.1 Blok Tunggal ........................................................................................................... 23
Gambar 2.2 Blok Pendefinisi Sisi ............................................................................................... 23
Gambar 2. 3 Blok Medan ............................................................................................................ 23
Gambar 2.4 Sistem Tertutup yang Linier .................................................................................... 24
Gambar 2.5 Sistem Tertutup yang Memusat ............................................................................... 24
Gambar 2.6 Sistem Terbuka yang Sentral ................................................................................... 24
Gambar 2.7 Sistem Terbuka yang Linier .................................................................................... 25
Gambar 2.8 Pola Kawasan secara Struktural .............................................................................. 25
Gambar 2.9 Garis (Line).............................................................................................................. 26
Gambar 2.10 Koridor (Corridor) ................................................................................................ 27
Gambar 2.11 Sisi (Edges)............................................................................................................ 27
Gambar 2.12 Sumbu (Axis) ......................................................................................................... 27
Gambar 2.13 Irama (Rythm) ........................................................................................................ 27
Gambar 2.14 Linkage Struktural Tambahan ............................................................................... 28
Gambar 2.15 Linkage Struktural Sambungan ............................................................................. 28
Gambar 2.16 Linkage Struktural Tembusan................................................................................ 28
Gambar 2.17 Compositional Form .............................................................................................. 29
Gambar 2.18 Megaform .............................................................................................................. 29
Gambar 2.19 Groupform ............................................................................................................. 30
Gambar 2.20 Sistem Pola Jalan Tidak Teratur ............................................................................ 31
Gambar 2.21 Sistem Pola Jalan Radial Konsentris ..................................................................... 31
Gambar 2.22 Sistem Pola Jalan Tidak Teratur ............................................................................ 32
Gambar 2.23 Pola Perkampungan Linier .................................................................................... 34
Gambar 2.24 Pola Perkampungan Radial.................................................................................... 34
Gambar 2.25 Pola Perkampungan Konsentrik ............................................................................ 35
Gambar 2.26 Pola Perkampungan Terpencar .............................................................................. 35
Gambar 2.27 Contoh Arsitektur Cina ......................................................................................... 37
Gambar 2.28 Contoh Arsitektur Arab ......................................................................................... 38
xiii
Gambar 2.29 Contoh Arsitektur Jawa ......................................................................................... 39
Gambar 2.30 Rangkaian Tindakan dan Pengeruh Nilai-Nilai yang Menimbulkan
Perubahan (Model Chapin) .......................................................................... 41
Gambar 2.31 Elemen Pembentuk Aktivitas Kawasan ................................................................. 42
Gambar 3.1 Batas Admisnistrasi Kota Semarang ....................................................................... 46
Gambar 3.2 Wilayah Kampung Pekojan Semarang .................................................................... 53
Gambar 3.3Kampung Pekojan Semarang ................................................................................... 54
Gambar 3.4 Masjid Jami’ di Kampung Pekojan ......................................................................... 55
Gambar 3.5 Aktivitas Perdagangan dan Jasa Kampung Pekojan Semarang ............................... 58
Gambar 3.6 Aktivitas Keagamaan Kampung Pekojan Semarang ............................................... 59
Gambar 4.1 Pola Figure Ground Wilayah Studi ......................................................................... 64
Gambar 4.2 Elemen Solid Void ................................................................................................... 67
Gambar 4.3 Pola Jaringan Jalan dan Pola Perkampungan .......................................................... 69
Gambar 4.4a Elemen Garis (Line) ............................................................................................... 72
Gambar 4.4b Elemen Koridor (Corridor) ................................................................................... 73
Gambar 4.4c Elemen Sumbu (Axis) ............................................................................................ 74
Gambar 4.5 Elemen Sambungan ................................................................................................. 75
Gambar 4.6 Elemen Groupform .................................................................................................. 76
Gambar 4.7 Bangunan Etnis Cina ............................................................................................... 78
Gambar 4.8 Bangunan Etnis Arab ............................................................................................... 79
Gambar 4.9 Bangunan Etnis Jawa ............................................................................................... 80
Gambar 4.10 Aktivitas Ekonomi ................................................................................................. 82
Gambar 4.11 Kondisi Aktivitas Ekonomi ................................................................................... 83
Gambar 4.12 Aktivitas Sosial Budaya ........................................................................................ 84
Gambar 4.13 Aktivitas Keagamaan ............................................................................................ 85
Gambar 4.14 Poort di Pekojan Lor .............................................................................................. 87
Gambar 4.15 Tanda Kias Tionghoa yang Berada di Tembok Kanan Petolongan ....................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota merupakan suatu bentuk ungkapan ekspresi kehidupan manusia sebagai alkulturasi
kehidupan budaya, ekonomi dan sosial yang tertuang dalam bentuk fisik sedangkan morfologi
adalah ekspresi bentuk keruangan kota yang tidak hanya mencakup tampilan produk visual saja
(kota sebagai produk) namun juga melibatkan unsur-unsur nonfisik yang turut berproses dalam
perubahan itu (kota sebagai proses) (Zahnd, 1999 : 181). Kehidupan dan perkembangan perkotaan
terutama di kota-kota besar dan metropolitan telah berkembang pesat pada era pembangunan
sentralisasi orde baru. Pembangunan perkotaan dari hasil pembangunan selama ini telah
menciptakan kota-kota metropolitan sebagai pusat pertumbuhan yang mendorong proses
urbanisasi. Perkembangan kota telah menyumbangkan secara dominan pertumbuhan ekonomi
negara. Proses urbanisasi terus didorong melalui pembangunan kota-kota menengah kebawah. Dari
sejarah pertumbuhan kota-kota, maka urbanisasi sebagai proses perkembangan kota bukan hanya
dikembangkan di luar negeri seperti pada kota-kota metropolitan pada saat sekarang ini. Dengan
berkembangnya kota maka akan berubah pula morfologi perkotaan yang disebabkan karena
banyaknya faktor yang salah satunya yaitu proses urbanisasi. Dengan adanya proses urbanisasi
maka akan semakin bertambah padatnya isi suatu perkotaan yang menyebabkan perubahan
morfologi suatu perkotaan (Soetomo, 2002: 14). Proses terbentuknya morfologi kota (urban
morphology) merupakan proses terbentuknya kehidupan kota (non pertanian). Kota pada akhirnya
merupakan pusat kekuasaan maupun pusat ekonomi wilayah yang menyedot pencari kerja,
menciptakan kehidupan yang heterogendan kesenjangan dan permasalahan sosial pun terjadi
(Soetomo, 2002: 102).
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk pola dan tata ruang kota
dengan melihat penataan atau formasinya yang selalu mengalami perubahan maupun penambahan
layer pembentuk kota yang terjadi dalam proses pembentuk dan perkembangan kota itu sendiri
yang panjang (Zahnd, 1999: 181). Produk morfologi kota dapat dipandang sebagai hasil evolusi
sejaah kehidupan yang ditentukan oleh dua keputusan yaitu oleh perencana dan oleh proses
perkembangan kota (Kostof dalam Soetomo, 2002 : 82). Morfologi merupakan pembahasan bentuk
geometris untuk memberi makna pada ungkapan ruang yang dikaitkan dengan nilai ruang tertentu
sedangkan untuk nilai ruang sangat berkaitan dengan organisasi ruang, hubungan ruang dan bentuk
ruang, perwujudan spasial fisik merupakan produk kolektif perilaku budaya masyarakat serta
1
2
pengaruh kekuasaan tertentu yang melatarbelakanginya. Karakteristik suatu tempat bukan hanya
sekedar mewadahi kegiatan fungsional secara statis, melainkan menyerap dan menghasilkan makna
berbagai kekhasan suatu tempat antara lain fisik bangunan, komposisi dan konfigurasi bangunan
dengan ruang publik serta kehidupan masyarakat setempat. Perubahan morfologi tidak lepas dari
pendukung kegiatan (activity support) karena adanya keterkaitan antara fasilitas ruang-ruang umum
kawasan dengan seluruh kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang yang menunjang
keberadaan ruang-ruang umum. Activity support muncul oleh adanya keterkaitan antara fasilitas
ruang-ruang umum kota dengan seluruh kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang kota yang
menunjang akan keberadaan ruang-ruang umum kota. Kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang umum
tersebut bersifat saling mengisi dan melengkapi (Soetomo, 2002).
“ The Kampung is a residential segment of the city that is characterized by substandard
living space of populationi “(Krause dalam Danarti, 1975). Kampung merupakan suatu kesatuan
masyarakat tradisional dengan kebiasaan - kebiasaan tradisional dan umumnya berlokasi di sekitar
pusat kota. Menurut kamus Bahasa Indonesia pengertian kampung adalah desa, dusun atau
kelompok rumah - rumah yang merupakan bagian kota dan biasanya rumah - rumahnya kurang
bagus.
Kampung kota merupakan kelompok perumahan yang ada di bagian kota dan mempunyai
kepadatan penduduk yang tinggi, kurang sarana dan prasarana dan tidak memiliki luasan tertentu.
Jadi dapat diartikan bahwa bangunan-bangunan yang dibangun adalah bangunan yang tidak
formal(mengikuti ketentuan-ketentuan kota yang bersangkutan) sehingga kampung kota dihuni
sangat padat dan cenderung semakin padat. Dalam kampung kota yang padat terdapat berbagai
masalah yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan kondisi sosial budaya ekonomi penduduknya.
Dikampung kota, sarana seperti air bersih, MCK, Listrik, dan berbagai prasarana lingkungan
seringkali tidak tersedia dengan baik. Kampung kota juga tidak memiliki fasilitas-fasilitas seperti
peribadatan, sekolah, puskesmas, balai pertemuan, dan lapangan olahraga selain itu jalan-jalan
kampung umumnya sempit dan tidak diperkeras. Dengan tidak adanya fasilitas-fasilitas yang
terdapat di Kampung Kota maka akan berpengaruh pada masyarakat yang tinggal di daerah
tersebut.
Kampung kota adalah permukiman pada area kota yang dibentuk oleh konsep keruangan
pada kurun waktu yang sangat lama. terbentuknya kampung kota umumnya tidak didahului oleh
para perencanaan infrastruktur sehingga jaringan kotanya kurang memadahi. Kampung kota pada
dasarnya ada saat jaman kolonial Belanda. Bila dikaitkan dengan sejarah perkembangan kota-kota
di Indonesia, kota-kota tersebut tumbuh dan berkembang dari orang-orang kolonial. Kondisi ini
membawa akibat dalam kebijaksanaan perencanaan dan perancangan kota yang menempatkan bagi
orang-orang Belanda dan warga elite lainnya pada kawasan-kawasan kota yang dilayani oleh
3
infrastruktur kota yang mewadahi. Sedangkan untuk permukiman warga pribumi, pemerintah
membiarkan mereka mengatur permukimannya di bagian belakang dengan pelayanan infrastruktur
yang sangat minim bahkan sama sekali tidak terdapat pelayanan infrastruktur. Dengan perencanaan
tersebut, pada saat itulah muncul istilah kawasan kampungan.
Selain itu, kampung kota merupakan akar budaya permukiman khas di Indonesia. Di
dalamnya, penghuni dengan berbagai latar belakang status sosial dan ekonomi dapat bertahan
hidup di tengah kemajuan kota yang pesat. Dalam situasi krisis yang tidak menguntungkan,
keberadaan kampung kota menjadi penting karena di dalamnya terdapat beragam proses unik yang
dilakukan oleh penghuni berpenghasilan menengah ke bawah sesuai dengan kemampuannya yang
terbatas. Kampung kota merupakan kawasan hunian masyarakat berpenghasilan rendah dengan
kondisi fisik kurang baik. Kampung kota merupakan kawasan permukiman kumuh dengan
ketersediaan sarana umum buruk atau tidak ada sama sekali. Kampung merupakan lingkungan
tradisional khas Indonesia, ditandai ciri kehidupan yang terjalin dalam ikatan kekeluargaan yang
erat. Kampung kota adalah suatu bentuk pemukiman di wilayah perkotaan yang khas Indonesia
dengan penduduk masih membawa sifat dan prilaku kehidupan pedesaan yang terjalin dalam ikatan
kekeluargaan yang erat, tentunya diikuti dengan kondisi fisik bangunan dan lingkungan kurang
baik dan tidak beraturan, kerapatan bangunan dan penduduk tinggi. Hunian yang sudah padat ini
cenderung akan terus memadat. Keberadaan ruang dengan fungsi tumpang tindih akan terus
berlanjut. Pertambahan ruang secara vertikal cenderung akan menjadi cara untuk terus
meningkatkan fungsi-fungsi hunian yang semakin kompleks (Soetomo, 2002).
Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang berbatasan dengan
laut Jawa dan merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang perkembangannya sebagian besar
dipengaruhi oleh fungsinya sebagai kota pelabuhan sejak jaman kolonial. Hal ini menyebabkan
banyaknya akulturasi budaya yang terjadi antara pendatang dengan warga pribumi. Percampuran
ini juga mempengaruhi aspek arsitektural di Semarang. Dalam hal penataan kota, kedatangan ras-
ras pendatang itu juga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dan perkembangan pada
kota Semarang. Mayoritas masyarakatnya bermatapencaharian sebagai pedagang dan beragama
Islam. Dari tahun ke tahun, Kota Semarang mengalami perkembangan yang cukup menarik.
Semarang merupakan tempat yang menarik bagi para pedagang luar negeri. Tak heran apabila
Pelabuhan Semarang telah diupayakan menjadi bandar internasional, dimana banyak saudagar
melakukan transit dan transaksi perdagangan di wilayah tersebut. Bahkan banyak dari mereka yang
akhirnya memilih untuk bertempat tinggal di Semarang. Salah satu kampung tua di Semarang yang
memiliki karakteristik sebagai kampung multi etnik yaitu kampung Pekojan. Kampung Pekojan
merupakan kampung kota yang berada di Kota Semarang. Kampung Pekojan terletak di Kelurahan
Jagalan, kecamatan Semarang Tengah yang membentang dari perempatan Jl.Agus Salim (dahulu
4
Jurnatan) ke selatan berhenti di kali Semarang. Dahulu kala kata Pekojan diambil dari nama "Koja"
yaitu suatu daerah di seberah barat India, yang saudagarnya banyak merantau dan menetap di
daerah ini. Kampung Pekojan terdiri dari tiga etnis yang berbeda, yaitu Cina, Koja dan Jawa
(Semarang.go.id).
Perubahan morfologi di Kampung Pekojan dapat dilihat dari bangunannya yaitu asal usul
masjid yang tidak terlepas dari sejarah kawasan atau Kampung Pekojan-Petolongan. Jalan
kampung ini bermuara di jalan yang lebih besar yang kemudian dinamakan Pekojan. Tanah antara
jalan yang lebih besar ini dan Kali Semarang dulu berupa tegalan dengan beberapa kuburan.
Bangunan induk masjid yang berbentuk bujur sangkar berukuran 16 x 16 meter itu sampai sekarang
masih kukuh. Adapun kondisi sekarang, di bagian samping masjid telah berdiri bangunan baru
termasuk Sekolah Dasar Ma'had Islam. Masjid ini terletak di perkampungan padat yang dipenuhi
rumah berjejer rapat. Masjid Pekojan merupakan bangunan setangkup dengan facade tunggal dan
tidak bertingkat. Bentuk atapnya tajuk bersusun dua dengan puncak yang dihiasi mahkota
(mustaka). Atap ini ditutup dengan genting. Terdapat jendela loteng yang menghadap ke empat
arah sisi masjid dan ini berfungsi sebagai lubang angin. Pada kompleks masjid itu juga terdapat
menara yang kini langsung menghadap ke jalan. "Menara ini merupakan tambahan baru dari
bangunan abad ke-20. Bagian puncak menara berupa serambi yang agak tertutup dan atap menara
tersebut berbentuk kubah. Di sekitar masjid awalnya adalah kuburan masyarakat pribumi dan
keturunan Timur Tengah yang disebut orang Koja. Namun, oleh Belanda kuburan tersebut
diusulkan dipindahkan dan daerah itu dibangun untuk permukiman. (Suara Merdeka: Kamis, 6
November 2003).
Salah satu tempat ibadah yang dibangun pada zaman kolonial Belanda tersebut Masjid
Jami Petolongan, yang berada di Jalan Petolongan, Semarang menilik dari prasati yang ditemukan
didinding dalam masjid jelas masjid tersebut dibangun pada tahun 1309 Hijriah atau 1878 Masehi.
Sebelumnya masjid itu berbentuk mushola kecil. Namun oleh enam orang yang
merupakan keturunan Pakistan mushola kecil itu dirombak dan dibangunlah masjid yang ememiliki
arsitektur mirip dengan Masjid Agung Kauman Semarang itu. Saat ini salah satu masjid tua di
Semarang itu telah mengalami banyak renovasi, terakhir kali masjid itu direnovasi secara besar-
besaran pada tahun 1975-1980. Meski telah mengalami banyak renovasi, namun banyak benda
kuno yang masih bisa temukan di ruang utama masjid. Mimbar masjid terbuat dari kayu jati dan
sangat kuno, diatas imamam terdapat ukiran bintang dan bulan sabit yang merupakan ciri khas
masjid di zaman dulu. (Napak Tilas 15 Agustus 2010).
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa di Kampung Pekojan masih terdapat mesjid yang
dipercaya sebagai peninggalan para leluhur kota Semarang. Warga Pekojan mempertahankan
tradisi leluhur sebagai bentuk penghormatan.
5
1.2 Perumusan Masalah
Kampung Pekojan merupakan tempat tinggal penduduk dari berbagai keturunan yaitu
Cina, Arab dan Jawa. Ketiga etnis yang tinggal di kampung Pekojan yang dekat dengan pusat kota
itu mayoritas bekerja sebagai pedagang. Berbagai macam etnis ini membawa pengaruh yang besar
dalam perkembagan kampung Pekojan. Dengan melihat kondisi perkembangan Kota Semarang,
maka terdapat rumusan permasalahan yang dihadapi oleh Kampung Pekojan, diantaranya yaitu :
a. Adanya ketidakjelasan mengenai peruntukkan fungsi Kampung Pekojan
b. Perubahan bangunan masjid Kampung Pekojan. Arsitektur Masjid jamik
Pekojan memang menunjukkan ciri yang berasal dari tahun-tahun tersebut.
Akan tetapi hal ini dimungkinkan karena setiap saat bisa saja masjid tersebut
dipugar atau direnovasi oleh siapa pun yang mempunyai nadzar.
c. Tumbuhnya aktivitas perdagangan dan jasa juga sangat mempengaruhi
perkembangan kampung
d. Penambahan bangunan dari bangunan asli yang disebabkan karena kebutuhan
masyarakat
e. Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa di kampung Pekojan yang
mengikuti alur sejarah
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
menentukan eksistensi morfologi kampung Pekojan Semarang sebagai kampung multi
etnis di Kota Semarang.
1.3.2 Sasaran
Adapun sasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam penelitian,
diantaranya yaitu :
a. Mengetahui sejarah Kampung Pekojan
b. Mengidentifikasi kondisi eksisting dari segi fisik yang meliputi pola jalan,
bentuk arsitektur dan pola perkampungan dan non fisik yang dilihat dari
segi sosial budaya, ekonomi dan keagamaan
c. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan eksisistensi morfologi
kampung Pekojan Semarang
6
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan, yaitu dengan mengetahui
faktor-faktor yang menentukan eksistensi kampung Pekojan, maka kampung Pekojan
merupakan kampung yang dipertahankan karena merupakan salah satu kampung yang
memiliki multi etnis di Kota Semarang.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian dibagi menjadi 2 (dua) yaitu ruang lingkup penelitian dan ruang
lingkup substansial.
1.5.1 Ruang Lingkup Spasial
Kampung Pekojan merupakan salah satu kawasan yang berada di Kelurahan
Purwodinatan Kecamatan Semarang Tengah yang memiliki batas-batas sebagai berikut :
Utara : Kompleks Ruko Jurnatan
Timur : Kecamatan Semarang Timur
Selatan : Kelurahan Jagalan
Barat : Kampung Purwodinatan
Di kampung tersebut pada mulanya merupakan kampung milik Tasripin.
Tasripin merupakan seorang yang sangat kaya raya dan semua tanahnya dimiliki olehn
Tasripin. Banyak sebagian masyarakat yang hidupnya dahulu bergantung pada Tasripin.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan kota yang sangat pesat, maka penduduk
pendatang telah tinggal di kampung tersebut dan mereka yang tadinya menyewa tanah
untuk tempat tinggal sekarang penduduk pendatang tersebut telah menetap tinggal di
kampung tersebut.
Ada beberapa justifikasi yang menjadi pertimbangan terkait dengan ruang
lingkup wilayah studi dalam penelitian ini, antara lain :
a. Berada di wilayah Kota Semarang yang dapat dikatakan sebagai pusat kota
b. Perkampungan suku 3 (tiga) etnis yang tinggal dalam satu kawasan
c. Adanya proses pembelajaran dalam kehidupan masyarakat Kampung Pekojan
Kampung Pekojan terletak di RW III Kelurahan Purwodinatan. Berbeda dengan
Taman Wimangun, Kampung Taman Wimangun mempunyai beberapa kampung
antara lain Petemesan, Petolongan, Pekojan Tengah, Pesantren, Bustaman, Begog,
Bustaman gedong, kertobangsan, kampung Malang. Namun, untuk wilayah studi
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini:
8
1.5.2 Ruang Lingkup Substansial
Ruang lingkup substansial dalam penelitian ini menitikberatkan pada analisis
mengenai perubahan Kampung Pekojan akibat dari perkembangan Kota Semarang.
Adapun, fokus pembahasan dalam penelitian ini akan dibatasi seperti berikut ini :
a. Definisis operasional mengenai eksistensi yaitu: Eksistensi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa inggris exist yang diartikan
sebagai hal berada ataupun keberadaan. Eksistensi dalam penelitian ini adalah
keberadaan dan makna Kampung Pekojan.
b. Mengetahui sejarah Kampung Pekojan Semarang
Dalam hal ini, peneliti akan melihat seperti apa sejarah Kampung Pekojan.
Dengan mengetahui sejarah Kampung Pekojan maka peneliti akan dapat
mengetahui gambaran Kampung Pekojan pada masa lampau sehinggadapat
mengetahui perubahan yang ada di Kampung Pekojan.
c. Mengidentifikasi kondisi eksisting dari segi fisik yang meliputi pola jalan,
bentuk arsitektur dan pola perkampungan dan non fisik yang dilihat dari segi
sosial budaya, ekonomi dan keagamaan
Dalam hal ini, penelitian ini akan melihat bagaimana kondisi di kampung
pekojan dan memahami kondisi lingkungan pada kampung tersebut sehingga
kita akan dapat mengetahui seperti apa kondisi kampung pekojan pada saat ini
dan peneliti akan melihat dan mengidentifikasi masyarakat yang tinggal di
Kampung Pekojan Semarang dari segi sosial budaya, ekonomi dan keagamaan
sehingga peneliti mengetahui bagaimana karakteristik masyarakat yang
tinggal di Kampung Pekojan Semarang dan apakah terdapat perubahan di
kampung pekojan dilihat dai segi fisik maupun nonfisiknya.
d. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan eksistensi morfologi
kampung Pekojan Semarang
Setelah peneliti mengetahui kondisi eksisting maka peneliti akan mengetahui
mengenai faktor-faktor apa saja yang menentukan eksistensi morfologi pada
kampung pekojan.
1.6 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai morfolgi suatu kawasan pernah dilakukan sebelumnya dengan
judul “Studi Komparatif Pola Morfologi Kota Gresik dan Kota Demak sebagai Kota
Perdagangan danKota Penyebaran Agama Islam” oleh Servina Mahardini, 2004. Perbedaan
pada penelitian yaitu terletak pada lokasi penelitian dan hasil yang akan dicapai.
9
Tabel I.1
Keaslian Penelitian
N
No. Pengarang Judul Tujuan Hasil
1
1.
Servina Mahardini,
2004
Studi Komparatif
Pola Morfologi Kota
Gresik dan Kota
Demak sebagai Kota
perdagangan dan
kota penyebaran
pusat agama Islam
Membandingkan
Kota Gresik dan
Kota Demak dilihat
dari sejarahnya
yang dipengaruhi
oleh perdagangan
dan penyebaran
agama Islam
Mengetahui
perbedaan
morfologi Kota
Gresik dan Kota
Demak
2
2.
Umi Feryanti, 2005
Kajian Morfologi
dan Pola Ruang
Kawasan Pusat Kota
Banyumas
Mengetahui
morfologi serta
pola ruang pusat
kota Banyumas
Deskripsi
mengenai pola
ruang kota
Banyumas
3
3.
Aunurrofieq, 1998
Studi Karakteristik
Pola Ruang
Kampung Kota di
Pusat Kota
Semarang
(Kasus:Taman
Wimangun)
Memberikan
pertimbangan
perencanaan
peremajaan
kampung kota di
pusat Kota
Semarang di masa
mendatang
Mengetahui
seperti apa pola
ruang kampung
di pusat Kota
Semarang
4. Wahjoerini, 2010 Faktor-Faktor yang
Menentukan
Eksistensi
Morfologi Kampung
Pekojan Semarang
sebagai Kampung
Multi Etnis
Mengkaji Faktor-
Faktor yang
menentukan
eksistensi
Morfologi
Kampung Pekojan
Semarang
Mengetahui
Faktor-Faktor
yang menentukan
eksistensi
Morfologi
kampung Pekojan
Semarang
Sumber : Analisis Peneliti, 2011
10
1.7 Kerangka Pikir
Kerangka pikir ini dibuat untuk mempermudah identifikasi terhadap perubahan morfologi
Kampung Pekojan Semarang. Kerangka pikir ini dimulai dari latar belakang, perumusan
masalahan, Research Question, analisis, dan pada akhirnya mengeluarkan output dari
penelitian tersebut. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian dapat dilihat pada gambar 1.2:
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2011
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
Faktor Perubahan
Kampung Pekojan
Isu Permasalahan
Adanya ketidakjelasan mengenai peruntukkan fungsi Kampung Pekojan
Perubahan bangunan masjid Kampung Pekojan. Arsitektur Masjid jamik Pekojan memang
menunjukkan ciri yang berasal dari tahun-tahun tersebut. Akan tetapi hal ini dimungkinkan
karena setiap saat bisa saja masjid tersebut dipugar atau direnovasi oleh siapa pun yang
mempunyai nadzar.
Tumbuhnya aktivitas perdagangan dan jasa juga sangat mempengaruhi perkembangan
kampung
Penambahan bangunan dari bangunan asli yang disebabkan karena kebutuhan masyarakat
Tujuan Penelitian
Mengetahui faktor yang menentukan eksistensi morfologi kampung Pekojan saat ini yang mengikuti
perkembangan Kota Semarang
Sasaran Penelitian
Mengetahui sejarah Kampung Pekojan
Mengidentifikasi kondisi eksisting dari segi fisik yang meliputi pola jalan, bentuk arsitektur
dan pola perkampungan dan non fisik yang dilihat dari segi sosial budaya, ekonomi dan
keagamaan
Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan eksistensi morfologi kampung Pekojan
Semarang
Mengidentifikasi Morfologi
Kampung Pekojan Semarang
Identifikasi kondisi fisik Kampung Pekojan Semarang:
Struktur kawasan: solid void (Pola ruang dan
keteraturan massa bangunan) dan pola jaringan
jalan, pola perkampungan
Fungsional kawasan: sistem linkage
Visual kawasan : bentuk arsitektur
Identifikasi kondisi non fisik
Kampung Pekojan Semarang:
Sistem Aktivitas (social
budaya, ekonomi,
keagamaan) sistem place
Analisis Fisik Kawasan:
Analisis Struktur Kawasan
Analisis Fungsional Kawasan
Analisis Visual Kawasan
Analisis Sistem Aktivitas Sosial Budaya
Ekonomi
Keagamaan
Perubahan Kampung Pekojan
Faktor-faktor yang menentukan eksistensi morfologi sehingga masyarakat yang
mempertahankan hidupnya untuk tetap tinggal di kampung tersebut
Kesimpulan dan Rekomendasi
11
1.8 Metodologi Penelitian
1.8.1 Tahapan Penelitian
Pada tahapan penelitian, peneliti akan menjelaskan mengenai tahapan sebelum melakukan
penelitian. Sebelum melakukan penelitian, hendaknya peneliti akan membuat proposal penelitian
terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam proses tugas akhir. Selain itu,
peneliti juga melakukan survei pendahuluan. Survei pendahuluan ini dimaksudkan agar peneliti
mengetahui kondisi atau sedikit gambaran mengenai wilayah studi (Kampung Pekojan Semarang).
1.8.1.1 Metode Penelitian
Data yang diperoleh dari lapangan untuk menentukan eksistensi morfologi
kampung Pekojan Semarang adalah dengan melakukan analisis yaitu analisis deskriptif.
Dalam deskriptif, paneliti tidak hanya melakukan pengamatan saja, namun juga melakukan
wawancara yang dilakukan kepada responden terpilih, seperti sejarah Kampung Pekojan
untuk menentukan eksistensi morfologi kampung tersebut. Morfologi suatu kota
menjelaskan kondisi suatu kawasan yang terdiri dari beberapa unsur, seperti struktural,
fungsional, serta analisis aktivitas untuk menjelaskan interaksi yang dapat membentuk
suatu kawasan tersebut. Dengan uraian diatas, maka diharapkan data yang diperoleh dapat
diolah dan menjelaskan kawasan tersebut sehingga dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk tahapan selanjutnya.
1.8.1.2 Metode Pengumpulan Data
a. Data primer
Data primer merupakan data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh
dari sumber asli atau pertama. Untuk mendapatkan data primer dilakukan
dengan cara:
Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
bertanya langsung atau tatap muka kepada pimpinan instansi dan
beberapa warga masyarakat yang tinggal di daerah tersebut sesuai
dengan penelitian yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi.
Observasi dengan menggunakan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis serta mendokumenntasikannya
tehadap kegiatan yang ada sehingga dapat memperoleh hasil sesuai
dengan sasaran.
12
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal
mencari dan mengumpulkan. Data sekunder diperoleh dari kajian literatur yang
diperoleh dari buku, jurnal,dan data instansional.
1.8.2 Kebutuhan Data
Data yang digunakan untuk melakukan kajian faktor-faktor yang menentukan eksistensi
morfologi Kampung Pekojan dapat dilihat pada tabel 1.2.
1.8.3 Teknik Analisis
Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian yaitu teknik analisis deskriptif.
Beberapa analisis deskriptif yang digunakan adalah :
a. Deskriptif
Merupakan teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan
karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong, 2003 : 163). Teknik
analisis ini mentransformasikan data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan
diinterpretasikan serta menyusun dan menyajikan data menjadi suatu informasi yang jelas
(Kusmayadi dan Sugiharto, 2000 : 178).
Dalam penelitian, metode ini digunakan untuk mengidentifikasi sejarah, identifikasi kondisi
fisik kampung dan nonfisik kawasan. (Andriesna, Jessie Mida, 2010).
b. Normatif
Analisis normatif melakukan kajian dengan memaparkan keadaan sesuai dengan hasil yang
didapat di lapangan dengan pedoman yang ideal yang sesuai dengan kajian teori maupun
literatur yang didapatkan. Pedoman ini juga bisa berupa pedoman yang telah distandarkan oleh
institusi tertentu sesuai peraturan atau kebijakan penataan ruang yang terkait dengan ruang
budaya, kondisi setempat seperti tradisi atau adat istiadat ruang budaya dan sebagainya
(Andriesna, Jessie Mida, 2010).
13
Tabel 1.2
Data yang Dibutuhkan
N
No Sasaran Variabel Kebutuhan Data Tahun Metode Analisis
Teknik
Pengumpulan
Data
Sumber data
1
1.
Identifikasi Historis
perkembangan kota
khususnya Kampung
Pekojan semarang
Sejarah Kampung
Pekojan
- Sejarah
perkembangan
kampung
- Mulai
awal
hingga
sekarang
Analisis Deskriptif - Primer
(observasi
lapangan dan
wawancara)
- Sekunder
Sejarahwan dan tokoh
masyarakat
Literatur
Gambaran Umum
wilayah studi
- Peta wilayah
studi
Eksisting
Terbaru
Analisis Deskriptif Sekunder :
Survei instansi Bappeda
Kelurahan
- Peta
penggunaan
lahan
Eksisting
Terbaru Analisis Deskriptif Sekunder :
Survei instansi Bappeda
- Data monografi
kelurahan
Eksisting
Terbaru
Analisis Deskriptif Sekunder :
Survei instansi Kelurahan
2
2.
Identifikasi karakter
fisik kawasan
Pola jaringan jalan Peta foto udara
Peta jaringan
jalan
Eksisting
Terbaru
Analisis Deskriptif Sekunder :
Survey
instansi
Bappeda
Linkage Kawasan Peta Foto udara
Peta
keterkaitan
ruang kawasan
Eksisting
Terbaru
Analisis Deskriptif Sekunder :
Survey instansi Bappeda
Pola ruang dan
keteraturan massa
bangunan
Peta foto udara
Peta solid void
kawasan
Eksisting
Terbaru
Analisis Deskriptif Sekunder :
Survey instansi Bappeda
Bentuk arsitektur
bangunan Foto observasi Eksisting
Terbaru
Analisis Deskriptif Primer :
Observasi
lapangan
Dokumentasi survey
lapangan
Pola Perkampungan Peta foto udara
Peta pola ruang
kawasan
Eksisting
Terbaru
Analisis Deskriptif Sekunder :
Survey instansi
Bappeda
14
N
No Sasaran Variabel Kebutuhan Data Tahun Metode Analisis
Teknik
Pengumpulan
Data
Sumber data
Peta Pola
kampung
Semarang
3
3.
Identifikasi karakter
non fisik kawasan
Sistem aktivitas Jenis aktivitas
kawasan:
Kondisi sosial
budaya
Kondisi
Perekonomian
Aktivitas
keagamaan
Eksisting
Terbaru
Analisis Deskriptif Primer :
Observasi
lapangan
Wawancara
Sekunder :
Kajian literatur
Tokoh masyarakat
Pengusaha (masyarakat)
Dokumentasi survey
lapangan
Literatur
Sumber : Analisis Peneliti, 2011
15
Untuk tahapan kajian serta analisis yang akan dilakukan dalam penelitian berdasarkan
teknik analisis yang telah dipaparkan diatas yaitu:
a. Sejarah perkembangan Kampung Pekojan Semarang
Untuk mengetahui sejarah perkembangan Kampung Pekojan Semarang
tentunya kita melihat seperti apa Kampung Pekojan pada waktu sebelumnya sehingga
kita mengetahui gambaran Kampung Pekojan pada masa lampau sehingga kita akan
mengatahui perkembangan yang terjadi di Kampung Pekojan Semarang yang akan
diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif.
b. Identifikasi Fisik Kampung Pekojan Semarang
Untuk mengetahui seperti apa kondisi fisik kampung Pekojan Semarang akan
diperoleh melalui analisis deskriptif. Hal ini dikarenakan melihat kondisi ini
berdasarkan literatur serta hasil dari wawancara kepada masyarakat Kampung Pekojan.
Analisis kondisi fisik ini meliputi struktural, fungsional dan visual kawasan. Dengan
mengidentifikasi kondisi fisik kampung maka kita dapat mengetahui fisik kampung
pada saat ini. Dengan menggunakan analisis Figure Ground untuk menganalisis
produk (karakteristik fisik), hal ini disebabkan karena untuk melihat produk, peneliti
melihat secara keseluruhan seperti apa kondisi fisik yang ada di Kampung Pekojan
Semarang sehingga peneliti dapat menyajikan informasi yang jelas bagi pembaca.
c. Identifikasi Nonfisik Kampung Pekojan Semarang
Identifikasi fisik meliputi kondisi sosial budaya, ekonomi dan keagamaan.
Dengan menganalisis karateristik non fisik Kampung Pekojan akan melihat serta
mengamati bagaimana dan seperti apa aktivitas masyarakat Kampung Pekojan
Semarang. Sedangkan Place merupakan makna untuk memahami karakteristik budaya
dan masyarakat dari ruang fisik. Peneliti akan melihat suatu makna yaitu seperti apa
karakteristik suatu daerah yang sudah ada menjadi ciri khas di Kampung Pekojan
Semarang agar masyarakat tidak merasa asing di dalam lingkungannya. yang terdapat
Pada analisis ini penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengolah data yang
ada dan dihubungkan dengan permasalahan yang diteliti, kemudian dideskripsikan sehingga
menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yang akan menjadi acuan dalam arahan perkembangan
kawasan Kampung Pekojan ke depannya. Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Peninjauan Lokasi
Kegiatan peninjauan lokasi biasanya mencakup membuat dokumentasi foto-foto dan
catatan-catatan, memperbarui peta serta dokumen-dokumen yang lain yang tersedia
yang mungkin bisa menjadi informasi latar belakang tentang lokasi tersebut.
16
Survei di kawasan tersebut
Merupakan usaha untuk mengetahui kondisi lokasi yang sebenarnya sehingga dapat
mensurvei wilayah yang lebih luas kondisi lokasi yang ada disana.
Studi kasus mikro
Studi Kasus Mikro sangat dibutuhkan dalam perencanaan. Menurut Yiin (1984) studi
kasus diperlukan untuk memahami gejala-gejala sosial yang kompleks.
Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode yang paling umum dan paling bermanfaat
yang digunakan dalam perencanaan perkotaan. Wawancara bertujuan untuk
mengidentifikasi karakteristik manusia dan sosial yang ada di dalamnya.
1.8.4 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan tahapan penting dalam menentukan hasil penelitian.
Pengolahan data dilakukan dalam identifikasi karakteristik Kampung Pekojan Semarang ini dengan
beberapa tahapan diantaranya :
1. Pengkodean Wawancara
Pengkodean ini bertujuan untuk memudahkan dalam membaca data karena data telah
dikelompokkan berdasarkan masing-masing kategori. Data yang telah diberi kode untuk
selanjutnya akan dianalisis. Tujuan yang ingin didapatkan oleh peneliti dalam tahapan ini
adalah untuk memudahkan peneliti dalam menyusun kembali data yang didapatkan. Berikut
merupakan pengkodean data yang akan dilakukan, yakni:
Keterangan:
a : Jenis informasi yang diberikan
b : Jenis responden
c : Nomor Responden
d : Halaman informasi
e : Baris pernyataan dalam urutan alinea
Jenis informasi data pada penelitian ini dapat diberikan kode-kode dengan keterangan
berikut:
KF : Kondisi fisik
AKT : Aktivitas
W/a…/b…/c…/d…/e…
17
Kode jenis responden pada penelitian dengan keterangan sebagai berikut:
01 : Pemerintah
02 : Tokoh Masyarakat
03 : Pelaku Usaha
Tabel I.3
Format Kartu Identitas
No. Kartu Kode Informasi
W/a…/b…/c…/d…/e… ……………………………………………………
…………………………………………………… Sumber: Penyusun, 2011
2. Reduksi Data
Reduksi data yaitu mengurangi data-data hasil wawancara di lapangan. Hal ini
penting dilakukan mengingat hasil wawancara akan menghasilkan informasi yang sangat
banyak sehingga perlu diringkas agar lebih terstruktur. Ringkasan data informasi disesuaikan
dengan kebutuhan data sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya.
3. Penyajian Data
Setelah memperoleh data, disajikan dalam bentuk deskriptif, grafik, diagram, foto,
peta dan sebagainya.
4. Analisis Data
Setelah data-data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis. Tujuan dilakukannya
analisis yaitu untuk menghasilkan output berupa temuan hasil penelitian.
1.8.5 Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan sampling yaitu
purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
subyektif, dimana persyaratan yang dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi sebagai sampel yang
dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Arikunto, 2006: 25). Purposive sampling
ditujukan kepada instansi-instansi terkait untuk memperoleh informasi mengenai pandangan
mereka mengenai kawasan Kampung Pekojan tersebut.
Untuk sampel yang diambil merupakan sampel yang memenuhi kriteria tertentu, yaitu:
a. Pihak Instansi
BAPPEDA Kota Semarang
Kriteria :
- Mengetahui karakteristik Kota Semarang
18
- Mengetahui karakteristik Kampung Pekojan
- Mengetahui perkembangan Kampung Pekojan
- Mengetahui aspek yang mempengaruhi perubahan kampung tersebut
Dari sampel yang diambil pada pihak instansi, peneliti ingin mengetahui
informasi mengenai perkembangan Kampung Pekojan Semarang yang merupakan
Kampung Kota yang berada di pusat Kota Semarang sehingga peneliti mengatahui
perubahan (fisik) apa saja yang terjadi di Kampung Pekojan Semarang.
b. Tokoh masyarakat
Kriteria :
- Penduduk yang sudah menetap di Kampung Pekojan
- Berumur > 50 tahun
- Mengetahui sejarah perkembangan Kampung Pekojan
Dari sampel yang diambil pada tokoh masyarakat dengan kriteria tertentu,
peneliti bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai historis kawasan
Kampung Pekojan Semarang dan aktivitas non fisik yang terjadi di Kampung
Pekojan Semarang.
19
GAMBAR 1.3
KERANGKA ANALISIS
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2011
INPUT PROSES OUTPUT
Asal usul
kampung
Bangunan asal
usul penghuni
Asal penduduknya
Analisis Kampung Pekojan
Semarang secara deskriptif
Karakteristik Kampung
Pekojan Semarang
Analisis Deskriptif Struktur
kawasan (Analisis Figure
Ground)
Analisis place
Karakteristik non fisik
Kampung Pekojan
Semarang
Pola jalan dan Pola
Perkampungan
Pola ruang dan
keteraturan massa
bangunan
Sosial budaya,
ekonomi,
keagamaan
Analisis Deskriptif untuk
menentukan eksistensi
morfologi Kampung
Pekojan Semarang
Faktor-Faktor yang
menentukan eksistensi
mofologi Kampung Pekojan
Bentuk bangunan
Analisis Fungsional kawasan
(Analisis Linkage)
Bentuk Arsitektur
Analisis Visual kawasan
Kondisi pola jalan dan pola
ruang
Fungsi kawasan
Karakteristik bangunan
20
1.9 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penyusunan Tugas Akhir ini yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan,
sasaran dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian yang terdiri atas ruang lingkup wilayah
dan ruang lingkup materi, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II MORFOLOGI KAMPUNG KOTA
Merupakan bab yang mengkaji dan memberikan pemahaman serta memberikan kajian
teoritis mengenai judul penelitian Perubahan Morfologi Kawasan Kampung Pekojan yang
Mengikuti Perkembangan Kota Semarang.
BAB III GAMBARAN UMUM KAMPUNG PEKOJAN SEMARANG
Bab ini berisi mengenai gambaran kondisi Kampung Pekojan yang dilihat dari kondisi
fisik dan non fisik, sehingga dari bab III ini diharapkan dapat menghasilkan output analisis pada
bab selanjutnya.
BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK KAMPUNG UNTUK
MENENTUKAN EKSISTENSI MORFOLOGI KAMPUNG PEKOJAN
SEMARANG
Pada bab ini berisi mengenai analisis karakteristik kampung Pekojan Semarang sehingga
peneliti menentukan eksistensi morfologi yang terjadi di Kampung Pekojan Semarang dan Faktor-
Faktor yang menentukan eksistensi morfologi kampung Pekojan tersebut.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini diantaranya berisi temuan studi, kesimpulan dan rekomendasi dari
penelitian.