3
Mati Lampu Bikin Bertaruh Nyawa Oleh: Roffi, Staf Rayon Ketapang, Area Pamekasan, PLN Distribusi Jawa Timur Ini adalah kisah nyata setahun lalu dari dua teman pelayanan teknik (Yantek), Andhika (25) dan Joko (30) yang sedang berjaga di Rayon Ketapang mengisi malam dengan menyaksikan pertandingan sepak bola di salah satu stasiun televisi. Hingga kemudian terdengar di radio komunik asi panggilan dari Posko Rayon Bangkalan. ”Ketapang  kosong, Bangkalan kosong?,”  tanya petugas Bangkalan. ”Okey, silahkan masuk. Ketapang kosong terima?,” jawab petugas operator Ketapang. Recloser  Patemon kerja yaa, mohon dilacak untuk penyulang Tanah Merah yang masuk ke Rayon Ketapang.  ”Ok  mbak, segera meluncur,” jawab petugas optel Ketapang. Petugas optel langsung memerintahkan Andhika dan Joko untuk segera meluncur ke arah Banyuning melepas Load Break Switch ( LBS). Dengan sigap, malam itu mereka berangkat naik mobil gangguan meluncur ke Banyuning. Perjalanan dilakukan meski dalam hati masih terasa berat karena pertandingan bola baru setengah jalan. Sementara perjalanan Ketapang ke Banyuning membutuhkan waktu satu setengah jam. ”Alamat nggak bisa nonton Barca lagi nih,” kata Joko. ”Y a mau bagaimana lagi. Namanya tugas. Jangan lupa megger dan stang LBS. Juga senter,”  jawab Andhika. Andhika dan Joko lalu meluncur ke arah penyulang Tanah Merah, memasuki Desa Dupok. Secara mengejutkan mobil dicegat dua laki-laki berkendaraan sepeda motor. ”Berhenti,” teriak salah seorang dari mereka. Joko yang memegang kemudi tak menghiraukan. Dia tetap melajukan mobil. Pencegat bereaksi. Motor di-gas mengejar mobil. Tepat di depan mobil, motor berhenti. ”Hei kalian turun. Mana tanggung jawab PLN. Kenapa listrik di sini sering padam. Sekali padam, nyalanya lama sekali. Jangan dibuat mainan ya,” kata pria tadi yang belakangan diketahui sebagai Kholik, putra Haji Daki, tokoh masyarakat Dupok. ”Ya, ini ada gangguan pak. Kami dari PLN sedang melacak penyebabnya,”  jawab Andhika. ”Alasan saja. Di sini sudah terlalu sering mati lampu. Kalau kita nunggak saja, tidak ada ampun. PLN langsung main putus. Kalau tidak bisa kerja tidak usah jadi petugas PLN,” seru Kholik dengan nada tinggi. Entah apa yang ada di pikirannya, sambil terus berteriak marah Kholik mencabut kunci mobil. Dibawanya kunci itu dengan maksud menyandera mobil. Andhika turun dari mobil dan mengejar Edisi 09  05 Agustus 2014 Page 1

Unit Note Edisi 09 - Mati Lampu Bikin Bertaruh Nyawa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Unit Note Edisi 09 - Mati Lampu Bikin Bertaruh Nyawa

8/17/2019 Unit Note Edisi 09 - Mati Lampu Bikin Bertaruh Nyawa

http://slidepdf.com/reader/full/unit-note-edisi-09-mati-lampu-bikin-bertaruh-nyawa 1/2

Mati Lampu Bikin Bertaruh Nyawa 

Oleh: Roffi, Staf Rayon Ketapang, Area Pamekasan, PLN Distribusi Jawa Timur

Ini adalah kisah nyata setahun lalu dari dua teman pelayanan teknik (Yantek), Andhika (25) dan

Joko (30) yang sedang berjaga di Rayon Ketapang mengisi malam dengan menyaksikan

pertandingan sepak bola di salah satu stasiun televisi. Hingga kemudian terdengar di radiokomunikasi panggilan dari Posko Rayon Bangkalan.

”Ketapang kosong, Bangkalan kosong?,” tanya petugas Bangkalan.

”Okey, silahkan masuk. Ketapang kosong terima?,” jawab petugas operator Ketapang.

”Recloser   Patemon kerja yaa, mohon dilacak untuk penyulang Tanah Merah yang masuk ke

Rayon Ketapang.” 

”Ok mbak, segera meluncur,” jawab petugas optel Ketapang.

Petugas optel langsung memerintahkan Andhika dan Joko untuk segera meluncur ke arah

Banyuning melepas Load Break Switch ( LBS). Dengan sigap, malam itu mereka berangkat naik

mobil gangguan meluncur ke Banyuning. Perjalanan dilakukan meski dalam hati masih terasa

berat karena pertandingan bola baru setengah jalan. Sementara perjalanan Ketapang ke

Banyuning membutuhkan waktu satu setengah jam. ”Alamat nggak bisa nonton Barca lagi nih,” 

kata Joko. ”Ya  mau bagaimana lagi. Namanya tugas. Jangan lupa megger dan stang LBS. Juga

senter,” jawab Andhika.

Andhika dan Joko lalu meluncur ke arah penyulang Tanah Merah, memasuki Desa Dupok. Secara

mengejutkan mobil dicegat dua laki-laki berkendaraan sepeda motor. ”Berhenti,”  teriak salah

seorang dari mereka.

Joko yang memegang kemudi tak menghiraukan. Dia tetap melajukan mobil. Pencegat bereaksi.

Motor di-gas mengejar mobil. Tepat di depan mobil, motor berhenti. ”Hei kalian turun. Mana

tanggung jawab PLN. Kenapa listrik di sini sering padam. Sekali padam, nyalanya lama sekali.

Jangan dibuat mainan ya,”  kata pria tadi yang belakangan diketahui sebagai Kholik, putra Haji

Daki, tokoh masyarakat Dupok.

”Ya, ini ada gangguan pak. Kami dari PLN sedang melacak penyebabnya,” jawab Andhika.

”Alasan saja. Di sini sudah terlalu sering mati lampu. Kalau kita nunggak saja, tidak ada ampun.

PLN langsung main putus. Kalau tidak bisa kerja tidak usah jadi petugas PLN,” seru Kholik dengan

nada tinggi.

Entah apa yang ada di pikirannya, sambil terus berteriak marah Kholik mencabut kunci mobil.

Dibawanya kunci itu dengan maksud menyandera mobil. Andhika turun dari mobil dan mengejar

Edisi 09 – 05 Agustus 2014

Page 1

Page 2: Unit Note Edisi 09 - Mati Lampu Bikin Bertaruh Nyawa

8/17/2019 Unit Note Edisi 09 - Mati Lampu Bikin Bertaruh Nyawa

http://slidepdf.com/reader/full/unit-note-edisi-09-mati-lampu-bikin-bertaruh-nyawa 2/2

Kholik yang ternyata langsung masuk ke rumah. Tak berselang lama Kholik keluar. Kali ini

membawa senjata tajam semacam keris yang diacungkan ke arah Andhika dan Joko. Keributan

itu memancing para tetangga keluar. Bukannya mendinginkan suasana, mereka malah berkata,

”Tusuk saja, tusuk Lik.” 

Andhika langsung mengambil keputusan. Dia bilang tak apa kunci mobil tidak dikembalikan.

”Silahkan  kuncinya sampeyan pegang, mobilnya juga biar di sini. Silahkan cari sendiri

gangguannya, nyalakan sendiri lampunya kalau sampeyan merasa bisa,” kata Andhika mengajak

Joko meninggalkan lokasi itu.

Andhika dan Joko kemudian berjalan kaki menuju ke Kantor Polsek Dupok yang tidak begitu jauh

dari tempat kejadian. Mereka melaporkan insiden itu kepada Wakapolsek Dupok, Darsono.

Tindakan cepat diambil. Wakapolsek bersama seorang anak buahnya mendatangi rumah Kholik.

Setelah dijelaskan secara pelan-pelan dan dilakukan pendekatan persuasif, kunci mobil tersebut

dikembalikan, disertai permintaan maaf dari pihak keluarga Kholik. Tapi mereka mengajukan

syarat supaya lampu cepat dinyalakan dan segera dilakukan sosialisasi kepada warga Dupok

perihal seringnya daerah tersebut mengalami pemadaman. Kunci di tangan, Andhika dan Joko

lalu meneruskan tugas. Sungguh malam menegangkan.

Sekedar diketahui Dupok memang sering padam. Dan jika sudah padam sampai beberapa jam

baru nyala. Itu karena Dupok merupakan section  terakhir penyulang Tanah Merah. Untuk

menyiasati agar pemadaman tak lagi terlalu lama keesokannya dipasang disconnecting switch

(DS) di Pasar Dupok. Sejak itu hampir tak ada lagi keluhan dari masyarakat terkait masalah

pemadaman. Malah sekarang jika ada petugas PLN yang datang, mereka menyambut dengan

hangat. Semoga cerita ini bisa menjadi penyemangat dalam bekerja memenangkan Perang

Padam Jawa Bali (PPJB) jilid III. (*)

2013

Page 2