Upload
dangthien
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
1
PENGARUH BELANJA MODAL, INTERGOVERNMENTAL REVENUE DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH KOTA DAN KABUPATEN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2008 – 2012
Gideon Simanullang
Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Agustus 2013 ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti dan mengetahui
pengaruh secara signifikan belanja modal, intergovernmental
revenue dan pendapatan asli daerah terhadap kinerja keuangan
daerah kota dan kabupaten periode tahun 2008 – 2012 di 7 wilayah
kota dan kabupaten Provinsi Kepulauan Riau dengan 35 data
penelitian. Data penelitian diolah mengunakan SPSS.V.20 untuk
menguji Asumsi Klasik, dan hipotesis melalui Uji–T, Uji-F dan
Uji Determinasi dalam empat model penelitian kelompok hipotesis
(H1, H2, H3,H4).
Hasil penelitian adalah 1) H1: Belanja modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja satuan kerja perangkat
daerah di Provinsi Kepulauan Riau. 2) H2 : Intergovernmental
revenue berpengaruh signifikan terhadap kinerja kinerja satuan
kerja perangkat daerah dibuktikan dari hasil Uji-F dan Uji-T
menunjukkan berpengaruh sebesar 20,76% dan H3 : berpengaruh
signifikan dan terbukti sebesar 23,93%. Sedangkan H4 : secara
bersamaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan daerah kota dan
kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau.
Kata Kunci: Belanja modal, Intergovernmental
revenue,Pendapatan Asli Daerah, Kinerja Keuangan.
PENDAHULUAN
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah seperti tertuang dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, UU No. 29/2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah belum meningkatkan kekuatan fiskal (fiscal power) bagi pemerintah kabupaten dan
kota, hal ini menyebabkan pemerintah daerah masih tergantung
kepada dana perimbangan dari pemerintah pusat. Kebijakan diatas termasuk untuk Provinsi Kepulauan Riau,
yang mana pemerintah pusat maupun daerah seperti Gubernur,
Walikota, Bupati, dan Camat bertanggung jawab atas laporan
keuangan yang telah disusun dan dilaporkan dalam setiap periode
pelaporan keuangan pemerintahan. Laporan keuangan pemerintah
disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dengan
sistem pengendalian penggunaan anggaran berbasis kinerja.
Tanggung jawab penyusunan dari laporan keuangan tersebut, harus
ditegaskan secara eksplisit dengan membuat surat pernyataan
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
2
bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan sistem pengendalian
intern (SPI) dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
yang memadai. Dalam pelaksanaannya, laporan keuangan pemerintah
daerah (LKPD) disusun oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD) berdasarkan konsolidasi laporan keuangan yang disusun
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pengelolaan
pendapatan daerah telah dilakukan dengan berpedoman pada
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
dengan berbasis kinerja, sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku juga dijadikan acuan untuk menggali
potensi sumber penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dan
pendapatan lainnya yang sah guna membiayai seluruh beban
belanja pembangunan masing – masing daerah.
Pemerintah daerah ataupun provinsi, Kabupaten dan Kota
mempunyai wewenang penuh untuk meningkatkan dan memajukan
wilayahnya berdasarkan pendanaan dan penghasilan dari pendapatan
daerah dalam meningkatkan APBD, apabila pemerintah daerah masih
ketergantungan terhadap pemerintah pusat dengan mengharapkan
dana perimbangan dari pemerintah pusat, maka hal ini dapat
menimbulkan dampak yang negatif terhadap penyelenggaraan
pemerintahan sehingga pelayanan tidak dapat berjalan dengan
maksimal karena belanja aparaturnya belum dapat dibiayai oleh
diri sendiri.
Menilai kinerja pemerintah daerah melalui beberapa aspek
rasio keuangan yang diperoleh dari persentase serapan
penggunaan anggaran, termasuk peningkatan jumlah penggunaan
anggaran masing – masing daerah. Sesuai dengan kebutuhan
daerah, maka dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan dana
sebagai konsekwensi penyerahan wewenang pemerintahan dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, melalui otonomi
daerah, menuntut berbagai upaya penyesuaian manajemen keuangan
daerah termasuk arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah
untuk mengelola keuangan daerah.
Kemakmuran suatu negara atau daerah ditentukan dengan
besarnya nilai tambah yang tercipta berupa pendapatan yang
diperoleh dari daerah tersebut. Pertumbuhan nilai tambah yang
positif mendorong adanya investasi sehingga secara
bersamaan investasi tersebut akan mendorong akan adanya
perbaikan infrastruktur daerah, infrastruktur daerah yang baik
serta investasi yang tinggi di suatu daerah akan
meningkatkan PAD dan intergovernmental revenue juga menambah
belanja modal pemerintah daerah tersebut
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif yang bertujuan untuk manganalisis pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat . Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Belanja Modal (X1),
Intergovernmental Revenue (X2), Pendapatan Asli Daerah (X3).
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
3
Sedangkan variabel terikat adalah Kinerja Keuangan Daerah Kota
dan Kabupaten (Y) di Provinsi Kepulauan Riau.
Populasi adalah wilayah generalisis yang terdiri dari
atas objek, subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
diambil kesimpulannnya, (Sugiyono, 2011). Penelitian ini
dilakuakan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari
Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten
Karimun, Kab. Kep. Anambas, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga.
Sedangkan populasi penelitian adalah laporan keuangan
daerah dan realiasai anggaran pemerintah daerah untuk wilayah
kota dan kabupaten yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau dan
periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2008 sampai
2012, dan data times series (runtun waktu) yang diistilahkan
dengan nama data pooled cross section-times series.
Sampel penelitian diperoleh dari laporan keuangan daerah
dan realisai anggaran pemerintah kota dan kabupaten yang ada di
Kepulauan Riau periode tahun 2008 - 2012, diperoleh melalui
pemerintah daerah kota dan kabupaten, Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau, website Direktorat Jenderal Anggaran Republik
Indonesia (http://djpk.depkeu.go.id), dan data Kementerian
keuangan Republik Indonesia juga melalui online website
(http://djpk.depkeu.go.id) dan Departemen yang berhubungan
dengan keuangan pemerintah daerah. Populasi dan sampel yang
digunakan dalam penelitan ini dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut :
Tabel 3.1. Populasi Penelitian periode 2008-2012
No Tempat dan Populasi
Penelitian
Periode
Pengamatan
Jumlah
Sampel
1 Kota Tanjungpinang 5 Tahun 5
2 Kota Batam 5 Tahun 5
3 Kabupaten Bintan 5 Tahun 5
4 Kabupaten Karimun 5 Tahun 5
5 Kep. Anambas 5 Tahun 5
6 Kabupaten Natuna 5 Tahun 5
7 Kabupaten Lingga 5 Tahun 5
Jumlah sampel
penelitian
35
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan data
sekunder dari Indonesia Arsip laporan keuangan dan realisasi
penggunaan anggaran pemerintah daerah Kepulauan Riau tahun 2008
sampai dengan 2012 dan data yang diterbitkan oleh Kementerian
Keuangan Republik Indonesia, Departemen Keuangan bagian
anggaran Republik Indonesia, pemerintah daerah kota dan
kabupaten, Pemerintah kota dan kabupaten Provinsi Kepulauan
Riau, website Direktorat Jenderal Anggaran Rpublik Indonesia
(http://djpk.depkeu.go.id), dan data Kementerian keuangan
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
4
Republik Indonesia juga melalui online website
(http://djpk.depkeu.go.id) dan Departemen yang berhubungan
dengan keuangan pemerintah daerah .
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan
kriteria -kriteria tertentu (purposive sampling) yaitu :
1. Laporan realisasi anggaran Pemerintah Daerah dari kota dan
kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau yang tersedia tahun 2008
- 2012.
2. Laporan keuangan Pemerintah Daerah kota dan kabupaten di
Propinsi Kepulauan Riau dari laporan realisasi anggaran,
Dana Alokasi Umum, Dana Perimbangan yang tersedia tahun 2008
– 2012.
Penelitian ini akan meneliti dan menguji pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Belanja Modal (X1), Intergovernmental
Revenue (X2), Pendapatan Asli Daerah (X3), sedangkan variabel
terikat adalah kinerja keuangan daerah kota dan kabupaten (Y)
di Provinsi Kepulauan Riau.
Variabel terikat (Dependent variable) dalam
penelitian ini adalah kinerja keuangan daerah kota dan
kabupatan di Propinsi Kepualuan Raiu. Konsep pengelolaan
organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen
utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan,
dalam pengukuran kinerja menggunakan ukuran efisiensi. Efisiensi
adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu
atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output
tertentu. Semakin besar output dibanding input, maka semakin
tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi, Maka proksi
pengukuran kinerja pemerintah daerah untuk kota dan kabubaten
digunakan dengan rumus efisiensi dan diukur dengan rasio antara
output dengan input, dapat ditunjukkan dengan rumus (Mardiasmo,
2009) dan penelitian Indhi Hastuti, (2011).
Efisiensi = Output
…...………………………...………..……...… 1) Input
Dimana, Input adalah sumber daya yang digunakan untuk
pelaksanaan suatu kebijakan, program dan aktivitas. Sedangkan,
Output adalah hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas,
dan kebijakan. Penyebut atau input sekunder seringkali diukur
dalam bentuk satuan mata uang. Pembilang atau output dapat
diukur baik dalam jumlah uang ataupun fisik (Mardiasmo, 2009).
Rasio Efisiensi, Kinerja merupakan gambaran pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, visi dan misi
suatu organisasi (Bastian, 2006). Alokasi biaya
ditransformasikan ke rasio efisiensi Ardi Hamzah (2009) yaitu:
Efisiensi =
Realiasai
Pengeluaran ……………....………….……...… 2)
Realisasi
Penerimaan
Pengujian variabel independen terdiri dari tiga variabel bebas
yaitu : Belanja Modal (X1), Intergovernmental Revenue (X2) dan
variabel Pendapatan Asli Daerah (X3).
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
5
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja
modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan
bangunan, peralatan dan aset tak berwujud. Belanja modal dapat
dihitung dengan rumus berikut ini :
Belanja
Modal =
Belanja Tanah + Belanja Peralatan
dan Mesin + Belanja Gedung dan
Bangunan + Belanja Jalan, Irigasi
dan Jaringan +Belanja Aset Tetap
Lainnya
……………..…. 3)
Intergovernmental revenue (IGR) adalah pendapatan yang
diterima pemerintah daerah yang berasal dari sumber eksternal
dan tidak memerlukan adanya pembayaran kembali (Patrick, 2007).
Intergovernmental Revenue biasa dikenal dengan dana perimbangan
(Suhardjanto, 2010). Intergovernmental revenue diukur dengan
proksi yang sama dalam penelitian Patrick (2007). Dana
perimbangan yang mencakup Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH) (BPK, 2008). Pengukuran
ini dipilih karena Intergovernmental Revenue (IGR) merupakan
bagian dari pendapatan yang berasal dari lingkungan eksternal
bukan pajak. Dana perimbangan proksi dari Intergovernmental
Revenue dengan dihitungan dengan diperoleh total dana
perimbangan dari pemerintah pusat kemudian dibagi total
pendapatan x 100%, Setyaningrum, (2012). dengan rumus sebagai
berikut : Intergovernmental Revenue adalah pendapatan yang
diterima pemerintah daerah yang berasal dari sumber eksternal
dan tidak memerlukan adanya pembayaran kembali (Patrick, 2007)
dan (Suhardjanto 2010). Proksi intergovernmental revenue dalam
penelitian ini menggunakan dana perimbangan.
Sedangkan rumus menghitung Dana Perimbangan, sesuai dengan
UU No.32/2004 dan UU No.33/2004 adalah sebagai berikut :
Dana
Perimbanga
n
=
Dana Bagi Hasil + Dana
Alokasi Umum + Dana Alokasi
Khusus
…...……….…...… 4)
Pembangunan infrastruktur industri mempunyai dampak yang
nyata terhadap kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan
kata lain, pembangunan berbagai fasilitas ini akan berujung pada
peningkatan kemandirian daerah (Adi, 2006). Menurut UU No. 33
Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli
Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di
daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah
daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
6
memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat.
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah yang dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
PAD =
Pajak Daerah + Retribusi Daerah
+ Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan + Lain –
lain PAD yang Sah
……..………………. 5)
Untuk menentukan tingkat pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Metode analisis yang
digunakan dalam studi ini adalah analisis statistik digunaan
model analisis dalam bentuk persamaan regresi linier berganda
dalam rumus :
Y = β0 + β1 X1 + β 2 X2 + β3 X3 + ɛ Y = β0 + β1 LogBLM + β 2 LogIGR + β3 LogPAD + ɛ
Dimana :
Y = Kinerja Keuangan Daerah (Y)
BLM = Belanja Modal (X1)
IGR = Intergovernmental Revenue (X2)
PAD = Pendapatan Asli Daerah (X3)
ɛ = Tingkat kesalahan pengganggu
PEMBAHASAN
Statistik deskriptif merupakan uraian mengenai data sampel
yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam statistif
deskriptif ini, hal utama yang akan disajikan adalah nilai
minimum, maksimum, rerata, standar deviasi, dan varians dari
variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam suatu
penelitian. Gambaran pengolahan data statistik deskriptif untuk
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian untuk
keseluruhan sampel penelitian ditunjukkan dalam Tabel 4.1.
berikut ini.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimu
m Maximum Mean
Std.
Deviati
on
Log BLM 35 10,47
0 14,610
11,611
71
,70362
3
Log PAD 35 9,510 12,040 10,834
00
,64754
8
Log IGR 35 11,27
0 12,030
11,654
29
,15339
8
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
7
Kinerja Keuangan 35 ,594 2,068 1,4647
7
,34995
5
Valid N
(listwise) 35
Sumber : Data penelitian yang diolah dengan program SPSS
V.20, (2013)
Hasil pengolahan data statistik SPSS. V.20 untuk melihat
nilai deskriptif statistik dari tabel 4.1. diatas, diperoleh
nilai terendah dari variabel terikat yaitu Kinerja Keuangan SKPD
(Y) sebesar 0,594 dan nilai tertinggi dari variabel bebas yaitu
belanja modal (X1) sebesar 14,610.
Salah satu syarat untuk menguji penelitian regresi
berganda dilakukan uji asumsi klasik agar tidak terjadi bias.
Pengujian asumsi klasik terdiri dari empat pengujian, yaitu uji
normalitas data, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan
uji multikolinearitas.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen berdistribusi
normal atau tidak. Cara untuk menguji normalitas adalah dengan
uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan normalitas distribusi
residual. Jika sig atau p-value > 0,05, maka data berdistribusi
normal.
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Masing Masing Variabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Belanja
Modal
Pendapat
an Asli
Daerah
Intergover
nental
Revenue
Kinerja
Keuangan
N 35 35 35 35
Normal
Parametersa,b
Mean 11,611
71
10,8340
0 11,65429 1,46477
Std.
Deviatio
n
,70362
3 ,647548 ,153398 ,349955
Most Extreme
Differences
Absolute ,193 ,133 ,134 ,074
Positive ,193 ,087 ,134 ,059
Negative -,116 -,133 -,095 -,074
Kolmogorov-Smirnov Z 1,142 ,789 ,795 ,439
Asymp. Sig. (2-tailed) ,148 ,562 ,553 ,991
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data berdasarkan Standar Residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 35
Normal
Parametersa,b
Mean ,0014502
Std.
Deviation ,97014138
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
8
Most Extreme
Differences
Absolute ,098
Positive ,053
Negative -,098
Kolmogorov-Smirnov Z ,578
Asymp. Sig. (2-tailed) ,892
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.2 diatas menunjukkan normalitas data secara
individu, yakni varibel Belanja Modal berdistribusi normal
sebesar 0,148 (0,148 > 0,05), variabel Pendapatan Asli Daerah
berdistribusi normal sebesar 0,562 (0,148 > 0,05), variabel
Intergovernental Revenue berdistribusi normal sebesar 0,553
(0,553 > 0,05), variabel Kinerja Keuangan Daerah Kota dan
Kabupaten berdistribusi normal sebesar 0,991 (0,991 > 0,05).
Sedangkan tabel 4.3 Uji Normalitas data berdasarkan
standar residual halaman sebelumnya menggunakan standar residual
untuk meilihat normalisasi data secara keseluruhan variabel dan
terbukti bahwa data penelitian berdistribusi normal sebesar
0,892 lebih besar dari standar normalisasi yaitu p-value > 0,05
atau 0,05 < 0,092 . Selain dari tabel 4.2 dan tabel 4.3 halaman sebelumnya, untuk membuktikan pengujian melalui uji normalitas
data, dapat dilihat melalui gambar grafik histogram dan grafik
normal probabiliy plot. Berikut ini hasil uji normalitas data
untuk kualitas data penelitian ditunjukkan dalam gambar 4.4
dibawah ini.
Gambar 4.1 Grafik Hasil Uji Kualitas Data Penelitian
Sumber : Pengolahan data dengan Software SPSS.V.20 (2013)
Berdasarkan hasil pengolahan dalam gambar 4.1 diatas
menunjukkan, Grafik Histogram pengujian normalitas data
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
9
penelitan, menununjukkan hasil grafik uji kualitas data dapat
diambil kesimpulan bahwa grafik histogram memberikan pola
distribusi normal. Sedangkan dan grafik normal probabiliy plot
terlihat titik menyebar disekitas garis diagonal. Kedua gambar
diatas menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai, karena
memenuhi asumsi normalitas.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel
independen. Jika terdapat korelasi, berarti terdapat masalah
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi multikolinearitas. Cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas adalah dengan VIF (variance inflation
factor). Indikasi adanya multikolinearitas adalah apabila nilai
VIF > 10. Langkah – langkah pengujian multikolinearitas, yaitu :
Jika variance inflation factor (VIF) > 10 maka Ho ditolak (ada
multikolinearitas) dan Jika variance inflation factor (VIF) <
10 maka Ho diterima (tidak ada multikolinearitas).
Tabel 4.4. Uji Multikolineritas Coefficientsa,b
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts
Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleranc
e
VIF
1 Log BLM ,086 ,069 ,661 ,003
2,89
7
Log PAD ,332 ,075 ,2393 ,003 2,97
9
Log IGR -,268 ,092 -,2076 ,002 5,25
5
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Kota dan Kabupaten
b. Linear Regression through the Origin
Hasil output pengolahan data dengan satatistik SPSS.V.20
diatas dalam tabel 4.4. di atas, menunjukkan nilai variabel
independent Belanja Modal sebesar 2,897 (2,897 < 10) maka Tidak
ada multikolineritas, Pendapatan Asli Daerah sebesar 2,979
(2,979 < 10) maka Tidak ada multikolineritas dan
Intergovernental Revenue sebesar 5,255 (5,255 < 10) maka Tidak
ada multikolineritas. Semua variabel independen mempunyai nilai
VIF kurang dari 10 (VIF < 10) dan nilai tolerance semua variabel
independen mendekati angka 10. Hal ini tidak terdapat masalah
multikolineritas antar variabel.
Untuk Mengetahui ada atau tidak adanya hoskedastisitas
dalam model regresi atau terjadi ketidaksamaan varian dari
residual antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya maka perlu
digunakan uji heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terdapat heteroskedastisitas. Metode yang digunakan
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
10
untuk menguji adanya gejala ini adalah uji Gletsjer. Uji
Gletsjer dilakukan dengan cara meregres nilai absolut residual
terhadap variabel bebasnya dengan persamaan regresi dalam
penelitian ini. Apabila hasil regresinya tidak signifikan (>
0,05), maka model regresinya tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas (homoskedastisitas).
Pengujian heteroskedastisitas ini, mencari gejala
heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
yang tergamabar pada scatterplot, dasar pengambilan kesimpulan
jika pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Tabel 4.5.
Uji Heteroskedastisitas Gambar Scatterplot
Hasil pengujian heterokedastisitas tabel 4.5 diatas,
menunjukkan tidak adanya pola tertentu yang tergamabar pada
scatterplot, titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y maka maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heterokedastisitas (Homoskedastisitas).
Tabel 4.6 Uji Spearman’s Rho
Correlations
Belan
ja
Modal
Pendapat
an Asli
Daerah
Intergo
vernent
al
Revenue
Kinerja
Keuangan
Spearman
's rho Log BLM
Correlation
Coefficient
1,00
0 ,269** ,505** ,619**
Sig. (2-
tailed) . ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
11
Log PAD
Correlation
Coefficient ,269 1,000 ,182** ,575**
Sig. (2-
tailed) ,000 . ,000 ,000
N 35 35 35 35
Log IGR
Correlation
Coefficient
,505*
*,182** 1,000** ,502**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 . ,000
N 35 35 35 35
Kinerja
Keuanga
n SKPD
Correlation
Coefficient
,619*
*,575** ,502** 1,000**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,000 .
N 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.6 halaman diatas, output korelasi
perhitungan SPSS.V.20 menunjukkan dua tanda bintang (**), maka
kriteria signifikan bukan 0,05 tetapi 0,01 (Sarwono Jonathan dan
Eli Suhayati, 2010). Dari perhitungan angka signifikansi
hubungan antar variabel belanja modal, intergovernmental revenue
pendapatan asli daerah ialah sebesar 0,00 < 0,01 maka variabel
independen memberikan kontribusi pengaruh terhadap kinerja
keuangan daerah kota dan kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau.
Autokorelasi adalah adanya korelasi pada tempat yang
berdekatan dan menimbulkan konsekuensi, yaitu interval keyakinan
menjadi lebar serta varians dan kesalahan standar akan ditaksir
terlalu rendah. Jika kesalahan pengganggu dalam observasi saling
berkorelasi satu sama lain atau terjadi saling ketergantungan,
maka akan terjadi autokorelasi. Uji korelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah tidak
terdapat autokorelasi. Pendekatan yang sering digunakan untuk
menguji ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson.
Tabel 4.7
Uji Autokorelasi
Model Summaryb,c
Mode
l
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,000a ,000 3 32 1,000 2,411
a. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal,
Pendapatan Asli Daerah
b. Dependent Variable: Standardized Residual
c. Linear Regression through the Origin
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
12
Hasil perhitungan pengujian autokorelasi dari tabel 4.7
menghasilkan nilai DW Statistic sebesar 2,411. Dengan sampel
sempel 35 (n-35) sementara besarnya k (jumlah variabel bebas)
sebayak 3 dengan alpha 0,01 diperoleh DW tabel sebesar DL =
1,317 dan DU = 1,520. Hasil pengujian Durbin-Watson statisic
berada diantara sebesar tabel DW yaitu sebesar 2,411 artinya
berada pada daerah outokorelasi positif, dengan demikian dapat
disimpulkan terdapat autokorelasi.
Setelah pengujian Asumsi Klasik, kemudian dilanjutkan
dengan pengujian hipotesis penelitian pengaruh belanja modal,
intergovernmental revenue pendapatan asli daerah terhadap
kinerja keungan pemerintah kota dan kabupaten di Propinsi
Kepulauan Riau periode 2008 – 2012.
Uji T (Uji Parsial) merupakan pengujian statistik untuk
menguji regeresi berganda secara individu yaitu masing-masing
variabel independent terhadapap variabel bebas. Berikut ini
hasil output pengolahan ststistik SPSS. V.20. dalam tabel 4.8
dibawah ini. Tabel 4.8
Uji Pasial/Masing-masing Variabel (Uji – T) Coefficientsa,b
Model Unstandardize
d
Coefficients
Standardi
zed
Coefficie
nts t Sig.
B Std.
Error Beta
1
Constant 2,414 3,665
Log BLM ,086 ,069 ,661 1,24
6 ,222
Log PAD ,332 ,075 ,2393 4,44
6 ,000
Log IGR ,268 ,092 ,2076 2,90
4 ,003
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kota dan Kabupaten
b. Linear Regression through the Origin
Hasil uji t persamaan regresi untuk model hipotesis (H1,
H2, H3) berdasarkan tabel 4.8 Uji –T diatas, menunjukkan
variabel – variable yang memiliki nilai signifikan 0,05 (<
0,05) atau tidak dapat ditolak pada tingkat α = 0,05 terdiri
dari Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,00 (sig 0,05 > 0,00) dan
terbukti mempunyai pengaruh sebesar 23,93 %. Intergovernental
Revenue sebesar 0,003 (sig 0,05 > 0,003) atau tidak dapat
ditolak pada tingkat α = 0,05 dan terbukti mempunyai pengaruh
sebesar 20,76%. Terhadap kinerja keuangan daerah kota dan
kabupaten di Propinsi Kepualuan Riau.
Sedangkan belanja modal ditunjukkan dalam ouput SPSS,
tidak berpengaruh signifikan karena nilai Uji-T signifinksinya
diatas 0,05 yakni sebesar 0,222 dimana nilai signifikan 0,05 <
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
13
0,222. Artinya dapat ditolak, hal ini senada dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ardhini (2011) yang menyatakan bahwa tingkat
kemandirian keuangan daerah berpengaruh signifikan yang negatif
terhadap belanja modal, sedangkan efisiensi tidak berpengaruh
signifikan terhadap belanja modal, dimana dalam penelitian ini
efisiensi adalah kinerja keuangan.Belanja modal yang semakin
besar setiap periode tertentu dalam suatu pemerintah daerah akan
mengakibatkan kinerja keuangan semakin tidak efisien, oleh
karena itu belanja modal harus proporsional dengan sektor
penerimaan (input) sehingga kinerja keuangan suatu pemerintah
daerah akan meningkat.
Tabel 4.8 Uji Parsial/Masing-masing Variabel (Uji – T)
Coefficientsa,b
Model Unstandardize
d
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts t Sig.
B Std.
Error Beta
1
Constant 2,414 3,665
Log BLM ,086 ,069 ,661 1,24
6 ,222
Log PAD ,332 ,075 ,2393 4,44
6 ,000
Log IGR ,268 ,092 ,2076 2,90
4 ,003
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kota dan Kabupaten
b. Linear Regression through the Origin
Berdasarkan tabel 4.8 Uji-T diatas, pengujian hipotesis
dapat diformulasikan dalam model persamaan regresi berganda
variabel independen dari X1, X2, X3, terhadap variabel dependen
(Y) sebagai berikut :
Y = β0 + β 1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + ɛ
Y = β0 + β 1 LogBLM + β 2 LogPAD + β 3 LogIGR + ɛ
Hasil formulasi regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β 1 LogBLM + β 2 LogPAD + β 3 LogIGR + ɛ
Y = 2,414 + 0,086 BLM + 0,332 PAD + 0,268 IGR + ɛ
Dimana :
Y : Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan
Kabupaten
BLM : Belanja Modal
PAD : Pendapatan Asli Daerah
IGR : Intergovermental Revenue
ɛ : Error
Uji statistik yang selanjutnya dilakukan adalah uji F atau
uji secara bersama variabel independen terhadap variabel
dependen. Hasil uji secara bersama ini digunakan untuk
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
14
mengetahui apakah variabel bebas secara bersama berpengaruh
terhadap variabel terikat. Uji F (Uji Simultan) merupakan
pengujian statistik untuk menguji hipotesis secara bersamaan.
Berikut ini hasil output pengolahan ststistik SPSS. V.20.
Tabel 4.09 Uji Parsial/Masing-masing Variabel (Uji – F)
ANOVAa
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1
Regressi
on 76,792 3 25,597
332,1
78 ,000a
Residual 2,466 32 ,077
Total 79,258d 35
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kota dan Kabupaten
b. Linear Regression through the Origin
c. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal,
Pendapatan Asli Daerah
d. This total sum of squares is not corrected for the
constant because the constant is zero for regression
through the origin.
Uji-F tabel diatas, dimaksudkan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh belanja modal, intergovernmental revenue
pendapatan asli daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah
daerah kota dan kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau periode
2008 - 2012. Hasil uji-F dapat dilihat dalam tabel ANOVA. Jika
nilai sig ≤ α = 0,05 maka terdapat satu atau lebih variabel
independen yang mempengaruhi variabel dependen (hipotesis
alternatif yang dirumuskan diterima).
Hasil pengujian hipotesis satau dari tabel 4.09 diperoleh
nilai Fhitung sebesesar 332,178 sedangkan nilai signifikan (α)
untuk nilai Uji-F- sebesar 0,000 yang artinya bahwa nilai
signifikan F lebih kecil dari α =0,05 maka dapat disimpulkan
dalam penelitian ini adalah Belanja Modal, Intergovernmental
Revenue dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh seignifikan
terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah kota dan kabupaten
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 – 2009) dibuktikan dari
signifikan dalam Uji – F atau 0,000 < 0,005 atau tidak dapat
ditolak pada tingkat α = 0,05.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase
variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh semua variabel
independennya. Nilai koefisien determinasi berada antara 0 dan 1
(0<R2<1). Dalam output SPSS, nilai koefisien determinasi
terletak pada tabel model summary dan tertulis R square.
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryc,d
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,984 ,969 ,966 ,277596
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
15
a. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal,
Pendapatan Asli Daerah
b. For regression through the origin (the no-intercept model), R
Square measures the proportion of the variability in the
dependent variable about the origin explained by regression.
This CANNOT be compared to R Square for models which include
an intercept.
c. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota
dan Kabupaten
d. Linear Regression through the Origin
Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa nilai R2
(koefisien determinasi) dari persamaan regresi berganda
hipotesis satu adalah sebesar 0,966 yang artinya Belanja Modal,
Intergovernmental Revenue dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
sebesar 96,6% terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota
dan Kabupaten, sedangkan selebihnya sebesar 3% dipengaruhi oleh
variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini atau
duluar variabel penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh signifikansi belanja
modal, intergovernmental revenue dan pendapatan asli daerah
berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah kota dan
kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. H1(Hipotesis Pertama) ; Belanja modal tidak berpengaruh
signifikan terhadap keuangan daerah kota dan kabupaten di
Provinsi Kepulauan Riau.
2. H2 (Hipotesis Kedua) : Intergovernmental revenue berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan daerah di Provinsi
Kepulauan Riau. Dibuktikan dari hasil Uji-F dan Uji-T
menunjukkan berpengaruh sebesar 20,76%. Artinya, semakin
tinggi Intergovernmental revenue maka semakin tinggi kinerja
keuangan daerah di Provinsi Kepulauan Riau
3. H3 (Hipotesis ketiga) : Pendapatan asli daerah berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan daerah di Provinsi
Kepulauan Riau. Dibuktikan melalui hasil pengujian statistis
dari Uji - F dan Uji-T menunjukkan berpengaruh sebesar
23,93%. Artinya, semakin tinggi pendapatan asli daerah maka
semakin tinggi kinerja keuangan daerah di Provinsi Kepulauan
Riau
4. H4 (Hipotesis keempat) : Secara bersamaan bahawa Belanja
modal, Intergovernmental revenueI dan Pendapatan asli daerah
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan daerah di
Provinsi Kepulauan Riau dibuktikan melalui uji determinasi
berpengerauh sebesar 96,6% dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang pelayanan publik dan kinerja pemerintahan daerah
khususnya dari belanja modal, intergovernmental revenue dan
pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan
daerah di Provinsi Kepulauan Riau.
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
16
Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas yaitu
belanja modal, intergovernmental revenue dan pendapatan asli
daerah dan satu variabel terikat adalah kinerja satuan kerja
perangkat daerah, Peneliti melakukan penelitian ini dikarenakan
keterbatasan – keterbatasan antara lain :
1) Keterbatasan data, jumlah penelitian yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini hanya pada Pemerintah Propinsi Kepulauan
Riau, kurun waktu tahun, 2008 – 2012 dari keseluruhan
populasi, dengan demikian masih terbuka peluang untuk
Propinsi lainnya yang tedapat di Indonesia yang belum
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
2) Adanya keterbatasan dalam metodologi penelitian, beberapa
cara penghitungan variabel memungkinkan mengandung beberapa
kelemahan karena digunakannya asumsi – asumsi guna
penyederhanaan analisis dan pengujian dengan statistik versi
20.
DAFTAR PUSTAKA Adi, Priyo Hari, (2006). Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi,
Belanja Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah. Proceddding
Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Ardhini (2011), Pengaruh Rasio Keuangan Daerah Terhadap Belanja
Modal Untuk Pelayanan Publik Dalam Perspektif Teori Keagenan
(Studi Pada Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah). Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro.
Astuti, Widya Mustikarini dan Debby Fitriasari, (2010), Pengaruh
Karakteristik Pemerintah Daerah Dan Temuan Audit Bpk Terhadap
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Indonesia Tahun Anggaran
2007. Universitas Indonesia.
Bastian, Indra. (2006), Akuntansi Sektor Publik : Suatu
Penganta, Penerbit Erlangga, Jakarta.
BPK, Kementrian Keuangan RI (2010), Sinergi Pusat dan Daerah
dalam Perspektif
Dhia, Cherrya Wenny. (2012), Analisis Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten
dan Kota di Provinsi Sumtera Selatan. Forum Bisnis Dan
Kewirausahaan, Jurnal Ilmiah STIE MDP
Endah, Vegasari Kusumawati. (2011), Faktor-Faktor yang
Menentukan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal di
Indonesia Survei pada Pemerintahan Daerah di Indonesia Bagian
Barat dan Tengah. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Jubaedah, Dedah. (2005), Pemerintahan Daerah di Indonesia.
Bandung: CV Pustaka Setia
Julitawati, Ebit Darwis dan Jalalidin, (2012), Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Perimbangan Terhadap
Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kota Di Provinsi Aceh.
Magister Akutansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda
Aceh Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
17
Patrick, Patricia A. (2007), The determinants of organizational
innovativeness: The adoption of GASB 34 in Pennsylvania local
government. Ph.D. dissertation, The Pennsylvania State
University, United States – Pennsylvania. Retrieved August 8,
2011, from Accounting & Tax Periodicals. (Publication No. AAT
3266180).
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik, Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Martani, Dwi. & Liestiani, Annisa. (2010), Local Government
Financial Statement Disclosure in Indonesia. Conference
Proceedings: Asian Academic Accounting Association
Nababan, Pukka B.E. (2008), Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah
Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Studi Kasus Pada Bapeda Pemkab Serdang Bedagai, Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas Sumatera Utara.
Ningsih, Sapta Sumarmi. (2008), Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Alokasi
Belanja Modal Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi D.I.
Yogyakarta. Fakulatas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta.
Nugroho, Fajar. (2012), Pengaruh Belanja Modal Terhadap
Pertumbuhan Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli
Daerah Sebagai Variabel Intervening. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Rahim, Syamsuri. (200), Analisis Strategi Pengelolaan Keuangan
Terhadap Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Takalar. Jurnal
LIPI
Standar Akuntansi Pemerintahan (2011), Tim Fokus Media
Sugiyono. (2011), Metode Penelitian. Kombinasi Mixed Methods,
Alfabeta. Bandung.
Sumiyarti dan Akhmad Fauzan Imamy, 2005. Analisis Pengaruh
Perimbangan Pusat-Daerah terhadap Perekonomian Kota Depok.
Media Ekonomi, Vol. 11, No. 2.
Sumarjo, Hendro. (2010). Pengaruh karakteristik pemerintah
daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Skripsi,
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vegasari, Endah dan Kusumawati. (2011), Faktor-Faktor yang
Menentukan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal di
Indonesia Survei pada Pemerintahan Daerah di Indonesia Bagian
Barat dan Tengah. Pascah Sarjana Universitas Syah Kuala,
Aceh.
Hastuti, Indhi. (2011), Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi
Umum (Dau), Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Kinerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Studi Pada Kota Dan Kabupaten
Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang
Widjaja, HAW. (2007), Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
18
H.A.W.Wijaya. 2007. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah. 2005. Pemerintahan Daerah di
Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah:
Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang
Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar Akuntansa
Pemerintahan
Desentralisasi Fiskal (Pelengkap Buku Pegangan Penyelenggaraan
Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 55 Tahun 2005
Tentang Dana Perimbangan
Peraturan Menteri Keuangan No. 59 /PMK.06/2005 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Peraturan Menteri Keuangan No. 13/PMK.06/2005 tentang Bagan
Perkiraan Standar.
Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2005 tentang Petunjuk,
Penelaahan,
Pengesahan dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Tahun Anggaran 2006.
Peraturan Menteri Keuangan No. 54/PMK.02/2005 tentang Petunjuk
Teknis
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan sosial Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
19
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat/Daerah.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
LAMPIRAN
Lampiran - 1
1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimu
m Maximum Mean
Std.
Deviation
Log BLM 35 10,47
0 14,610
11,611
71 ,703623
Log PAD 35 9,510 12,040 10,834
00 ,647548
Log IGR 35 11,27
0 12,030
11,654
29 ,153398
KK 35 ,594 2,068 1,4647
7 ,349955
Valid N (listwise) 35
Sumber : Data penelitian yang diolah dengan program SPSS
V.20, (2013)
Lampiran - 2
Uji Normalitas Pertama Sebelum di Log
Uji Normalitas masing – masing variabel Sebelum di Log
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Belanja
Modal
Intergov
ernental
Revenue
Pendapata
n Asli
Daerah
Kinerja
Keuanga
n
N 35 35 35 35
Normal
Parametersa,b
Mean
12322381
770757,1
9000
48030815
2742,292
90
166107372
910,45370 ,73400
Std.
Deviati
on
68717623
505725,5
20000
18132165
5236,137
970
225512728
012,32654
0
,238318
Most Extreme
Differences
Absolut
e ,495 ,179 ,235 ,195
Positiv
e ,495 ,179 ,223 ,195
Negativ
e -,429 -,120 -,235 -,143
Kolmogorov-Smirnov Z 2,927 1,062 1,391 1,153
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
20
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,209 ,042 ,140
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normalitas secara gabungan dengan Studentized Residual
Sebelum di Log
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Studentize
d
Residual
N 35
Normal
Parametersa,b
Mean ,0904529
Std.
Deviation 1,23626080
Most Extreme
Differences
Absolute ,203
Positive ,203
Negative -,167
Kolmogorov-Smirnov Z 1,204
Asymp. Sig. (2-tailed) ,010
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran - 3
Uji Normalitas masing – masing variabel di bagi 1.000.000 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Belanja
Modal
Intergove
rnental
Revenue
Pendapata
n Asli
Daerah
Kinerja
Keuanga
n
N 35 35 35 35
Normal
Parametersa,b
Mean 12260003
,51657
480308,15
314
166107,37
257 ,73400
Std.
Deviati
on
68728712
,484919
181321,65
5654
225512,72
7946 ,238318
Most Extreme
Differences
Absolut
e ,494 ,179 ,235 ,195
Positiv
e ,494 ,179 ,223 ,195
Negativ
e -,429 -,120 -,235 -,143
Kolmogorov-Smirnov Z 2,925 1,062 1,391 1,153
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,000 ,209 ,042 ,140
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normalitas secara gabungan dengan Studentized Residual
Sebelum di Log One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Studentize
d
Residual
N 35
Normal Mean ,0904529
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
21
Parametersa,b Std.
Deviation 1,23626080
Most Extreme
Differences
Absolute ,203
Positive ,203
Negative -,167
Kolmogorov-Smirnov Z 1,204
Asymp. Sig. (2-tailed) ,010
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran - 4
Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Masing Masing Variabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Belanja
Modal
Pendapat
an Asli
Daerah
Intergover
nental
Revenue
Kinerja
Keuangan
N 35 35 35 35
Normal
Parametersa,b
Mean 11,611
71
10,8340
0 11,65429 1,46477
Std.
Deviatio
n
,70362
3 ,647548 ,153398 ,349955
Most Extreme
Differences
Absolute ,193 ,133 ,134 ,074
Positive ,193 ,087 ,134 ,059
Negative -,116 -,133 -,095 -,074
Kolmogorov-Smirnov Z 1,142 ,789 ,795 ,439
Asymp. Sig. (2-tailed) ,148 ,562 ,553 ,991
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. 2. Uji Normalitas dengan Standar Residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 35
Normal
Parametersa,b
Mean ,0014502
Std.
Deviation ,97014138
Most Extreme
Differences
Absolute ,098
Positive ,053
Negative -,098
Kolmogorov-Smirnov Z ,578
Asymp. Sig. (2-tailed) ,892
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
22
1. Gambar menentukan Uji normalistas Data
Coefficientsa,b
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts
Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleranc
e
VIF
1 Log BLM ,086 ,069 ,661 ,003 2,897
Log PAD ,332 ,075 ,2393 ,003 2,979
-,268 ,092 -,2076 ,002 5,255
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Kota dan Kabupaten
b. Linear Regression through the Origin
3. Uji Heteroskedastisitas
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
23
Uji Spearman’s Rho
Correlations
Belan
ja
Modal
Pendapat
an Asli
Daerah
Intergo
vernent
al
Revenue
Kinerja
Keuangan
Spearman
's rho
Log BLM
Correlation
Coefficient
1,00
0 ,269** ,505** ,619**
Sig. (2-
tailed) . ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35
Log PAD
Correlation
Coefficient ,269 1,000 ,182** ,575**
Sig. (2-
tailed) ,000 . ,000 ,000
N 35 35 35 35
Log IGR
Correlation
Coefficient
,505*
*,182** 1,000** ,502**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 . ,000
N 35 35 35 35
Kinerja
Keuanga
n SKPD
Correlation
Coefficient
,619*
*,575** ,502** 1,000**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,000 .
N 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4. Uji Autokorelasi Model Summaryb,c
Mode
l
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,000a ,000 3 32 1,000 2,411
a. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal,
Pendapatan Asli Daerah
b. Dependent Variable: Standardized Residual
c. Linear Regression through the Origin
Lampiran - 5
Uji Hipotesis 1. Uji T (Uji Parsial)
Uji Parsial/Masing-masing Variabel (Uji – T)
Coefficientsa,b
Model Unstandardize
d
Coefficients
Standardi
zed
Coefficie
nts
t Sig.
UMRAH JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-24
24
B Std.
Error Beta
1
Constant 2,414 3,665
Log BLM ,086 ,069 ,661 1,24
6 ,222
Log PAD ,332 ,075 ,2393 4,44
6 ,000
Log IGR ,268 ,092 ,2076 2,90
4 ,003
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kota dan Kabupaten
b. Linear Regression through the Origin 2. Uji F (Uji Simultan)
Uji Parsial/Masing-masing Variabel (Uji – F) ANOVAa
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1
Regressi
on 76,792 3 25,597
332,1
78 ,000a
Residual 2,466 32 ,077
Total 79,258d 35
e. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kota dan Kabupaten
f. Linear Regression through the Origin
g. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal,
Pendapatan Asli Daerah
h. This total sum of squares is not corrected for the
constant because the constant is zero for regression
through the origin.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryc,d
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,984 ,969 ,966 ,277596
e. Predictors: Intergovernental Revenue, Belanja Modal,
Pendapatan Asli Daerah
f. For regression through the origin (the no-intercept model), R
Square measures the proportion of the variability in the
dependent variable about the origin explained by regression.
This CANNOT be compared to R Square for models which include
an intercept.
g. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota
dan Kabupaten
h. Linear Regression through the Origin