3
Ulang Tahun Penuh Kenangan Cerpen Karangan : Sekolah : SMPN 1 Sukakarya Pagi yang cerah… pagi dimana hari itu adalah hari ulangtahunku. Aku berangkat sekolah dengan perasaan senang sekali… suasana di sekolah sih.. masih biasa-biasa saja, sampai waktu istirahat pun tiba, juga masih belum ada tanda-tanda persiapan surprise untukku… saat itu aku sedih sekali. Aku mengira kalau teman-teman sudah lupa bahwa hari ini adalah hari ulangtahunku. “Hey Na… kenapa sedih gitu..?” tanya sahabatku Lili yang dari tadi melihatku sedih. “Em.. ee.. nggak ada apa-apa kok…!!” jawabku sambil sedikit tersenyum menutupi kesedihanku. “Tenang aja.. temen-temen udah ngrencanain semuanya kok…” jawab Lili seakan tahu penyebab kesedihanku. Aku sempat kaget juga “Eh… ngerencanain apa sih…?” tanyaku nggak tau apa yang dimaksud Lili.“Ngrencanain itu… tentang kejutan ulang tahunmu…!!” jawab Lili singkat “Eh.. kamu itu gimana sihh.. katanya kejutan.. kok diomong-omongin… ya nggak kejutan dong namanya…!!” kataku dengan diikuti tawa. Lili langsung menjawab “Ya habisnya.. dari tadi kamu sedih terus sih…” “Ihh sok tau kamu ya… aku tuh sedih nggak gara-gara itu…” “Terus gara-gara apa coba…?” Tanya Lili mencoba menggodaku. Tiba-tiba Eva, dan Ela menghampiri kami. “Eh Li… kenapa sih kamu deket-deket sama anak sok rajin itu..?” Kata Eva sambil memalingkan muka dengan maksud menyindirku. “Emm.. nggak apa-apa kok… aku tadi hanya sedikit menanyakan tentang pelajaran Bahasa Indonesia yang tadi kurang jelas…” Kata Lili.. berbohong kepada Eva. “Heehh.. kurang kerjaan banget sihh kamu Li… minta bantuan sama anak yang sombong kayak dia…” Ela menimpali dengan senyum sinisnya.

Ulang Tahun Penuh Kenangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cerpen

Citation preview

Page 1: Ulang Tahun Penuh Kenangan

Ulang Tahun Penuh Kenangan

Cerpen Karangan :Sekolah : SMPN 1 Sukakarya

Pagi yang cerah… pagi dimana hari itu adalah hari ulangtahunku. Aku berangkat sekolah

dengan perasaan senang sekali… suasana di sekolah sih.. masih biasa-biasa saja, sampai

waktu istirahat pun tiba, juga masih belum ada tanda-tanda persiapan surprise untukku… saat itu

aku sedih sekali. Aku mengira kalau teman-teman sudah lupa bahwa hari ini adalah hari

ulangtahunku.

“Hey Na… kenapa sedih gitu..?” tanya sahabatku Lili yang dari tadi melihatku sedih.

“Em.. ee.. nggak ada apa-apa kok…!!” jawabku sambil sedikit tersenyum menutupi kesedihanku.

“Tenang aja.. temen-temen udah ngrencanain semuanya kok…” jawab Lili seakan

tahu penyebab kesedihanku.

Aku sempat kaget juga “Eh… ngerencanain apa sih…?” tanyaku nggak tau apa yang dimaksud

Lili.“Ngrencanain itu… tentang kejutan ulang tahunmu…!!” jawab Lili singkat

“Eh.. kamu itu gimana sihh.. katanya kejutan.. kok diomong-omongin… ya nggak kejutan dong

namanya…!!” kataku dengan diikuti tawa.

Lili langsung menjawab “Ya habisnya.. dari tadi kamu sedih terus sih…”

“Ihh sok tau kamu ya… aku tuh sedih nggak gara-gara itu…”

“Terus gara-gara apa coba…?” Tanya Lili mencoba menggodaku.

Tiba-tiba Eva, dan Ela menghampiri kami.

“Eh Li… kenapa sih kamu deket-deket sama anak sok rajin itu..?” Kata Eva sambil memalingkan

muka dengan maksud menyindirku.

“Emm.. nggak apa-apa kok… aku tadi hanya sedikit menanyakan tentang pelajaran Bahasa

Indonesia yang tadi kurang jelas…” Kata Lili.. berbohong kepada Eva.

“Heehh.. kurang kerjaan banget sihh kamu Li… minta bantuan sama anak yang sombong kayak

dia…” Ela menimpali dengan senyum sinisnya.

Setelah mereka puas menyindirku, mereka ke bangku belakang sambil tertawa sendiri-sendiri.

Aku bingung dengan ulah mereka semua, Lili yang tadi baik padaku kenapa jadi ikut-ikutan

seperti mereka ya..? apa benar ya.. tadi kata Lili..? ah.. kalau aku tetap diam saja, pasti aku

nggak akan tau kenyataannya.

Sebelum masuk, Aku berusaha ngedeketin anak-anak perempuan, dan menanyakan apa yang

sebenarnya terjadi. Dan kenapa aku tiba-tiba dibenci sama teman-teman.

“Hey, temen-temen, sebenarnya kalian tuh kenapa sih sama aku…?” Tanyaku pada mereka.

“Hehh… jangan pura-pura nggak tau ya, pake tanya kenapa lagi…!” Kata Eva.

“Iya tuh… udah sombong aja belaga nggak tau!!” Sahut Lili.

“Kalian itu kenapa sih kok jadi begini sama aku..? memangnya aku salah apa sama kalian…?”

Tanyaku memelas.

Belum sampai mereka menjawab, bel masuk pun berbunyi.

Page 2: Ulang Tahun Penuh Kenangan

Ela pun berdiri dan berkata “Udah-udah, bel masuk udah berbunyi tuh, ayo pergi…!!” “buat apa

sih ngeladenin anak sombong dan belagak kayak dia…!!” Lanjut Ela, sambil nunjuk ke mukaku.

Teman-teman pun pergi, tanpa menghiraukanku yang kebingungan melihat tingkah mereka yang

berubah banget hari ini.

Saat pelajaran, aku hanya bisa diam, karena Ela teman satu bangkuku juga pergi, dia duduk

sama Eva di belakang

Tiba-tiba Dea datang, dan duduk di sampingku, lalu bertanya, “Hay Nana… kenapa kamu

sendiri…? lah Ela kemana…?”. Aku pun menjawab dengan nada sedih “Dia kan pindah ke

belakang duduk sama Eva”

“Oh… memangnya kenapa…? kalian bertengkar ya?” Tanyanya penasaran.

“Nggak tau tuh temen-temen pada ngejauhin aku… katanya, aku anak yang sombong!! memang

bener ya?” Tanyaku kepada Dea.

Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa merapikan buku-bukunya dan bersiap-siap untuk

pulang, tiba-tiba sebagian anak laki-laki, Eva dan Ela izin untuk pergi ke kamar mandi.

Setelah berdo’a bersama, kami pun berhamburan keluar kelas, tetapi aku masih di kelas

bersama dengan Dea. Kata Dea, dia ingin bicara sebentar sama aku.

“Kamu itu enggak sombong kok… mungkin mereka menganggap kamu sombong karena mereka

iri, atau mungkin karena kamu terlalu pendiam, atau gimanalah.. aku juga nggak tau, tapi, kalau

menurutku, kamu itu anak yang baik kok…!!” Kata Dea sambil tersenyum manis kepadaku.

Dengan tiba-tiba, Ela, Eva, Lili dan teman teman yang lain muncul dari balik pintu dan berteriak

“Selamat ulang tahun Nana….!!”

Diikuti oleh Dea “Selamat ulang tahun ya Na…!!”

Aku menjawab ucapan mereka semua dengan tangis dan kupeluk mereka semua, dan tak lupa

di depan kelas, anak-anak yang lain sudah sedia air dan tepung di tangannya dan siap

mengguyurku habis-habisan.Tetapi, setelah aku keluar kelas, aku berlagak marah sama mereka

yang menenteng air dan tepung di tangannya.

Dengan aku berkata “Heh… jangan main guyur air sama tepung dong… besok seragamnya

masih dipake nih..!!” Teriakku

Tapi, masih ada juga yang melempariku plastik berisi air, tetapi syukurlah hanya kena sepatu,

dan aku pun langsung marah, “Heh… kamu denger nggak sih..? Seragamnya besok masih

dipake…!!” Tegasku.

Akhirnya, dengan aku beraktng marah sama mereka, mereka jadi nggak berani ngguyur aku

deh… hehehe… Dan besoknya mereka minta maaf padaku, karena dikira aku marah beneran.

Pengalaman yang takkan terlupakan bagiku.