Upload
nisrina-fariha
View
217
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jiwa
Citation preview
ANAMNESIS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
No.RM : xx
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 17 April 1992
Usia : 57 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
RAS : Mongoloid
Pendidikan terakhir : SMK
Status pernikahan : Janda
Alamat : Bekasi
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal masuk RSJIK: 30 September 2015
Riwayat Perawatan : Perawatan kedua
Rawat Inap : 25 Juni- 10 Juli 2012, dan 28 Januari – 09 Februari 2013 di RSJI
Klender
1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan
Autoanamnesis dilakukan di bangsal RSJIK dengan pasien pada tanggal 05-10-2015 dan
06-10-2015, Alloanamnesis dengan keluarga pasien (anak pasien) pada tanggal 09-06-
2013 dan 10-06-2013, serta data yang diperoleh dari rekam medis pasien
II.1 Keluhan Utama:
Pasien mengacak-acak perabotan rumah dan merusak lemari sejak satu hari
sebelum masuk rumah sakit
II.2 Keluhan Tambahan:
Mendengar bisikan berupa kata-kata kotor dan suruhan untuk menyakiti Ayah dan
Ibunya
Pasien yakin orang lain membicarakannya dan bersekongkol ingin berbuat jahat
kepadanya
Pasien yakin orang lain bisa membaca pikirannya
Marah-marah kepada Ibu dan Ayah pasien
Buang air kecil di botol
Mengacak-ngacak lemari pakaian
Tidak mau mandi dengan alasan melihat kutu keluar dari air keran
Pasien sering bengong
Naik-naik ke atas genteng
Tidak mau makan
II.3 Riwayat Gangguan Sekarang :
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien tidak minum obat dikarenakan tidak
memiliki biaya untuk membeli obat dan sedang dalam proses mengurus surat jaminan
kesehatan. Menurut Ibu pasien , pasien mulai berperilaku aneh seperti tidak mau mandi dan
tidak mau mengganti baju, pasien tidak mau makan, pasien sering mengacak-acak pakaian
dilemari dan juga pasien sering bengong serta pasien sering naik-naik ke atas genteng rumah.
2
Pasien sering marah-marah tanpa sebab kepada Ayah dan Ibu pasien karena merasa
mendengar bisikan-bisikan yang berisi tentang kata-kata kotor dan menyuruh pasien untuk
menyakiti Ayah atau Ibu pasien yang menurut keluarga pasien bisikan tersebut tidak ada.
Selain itu pasien buang air kecil ke dalam botol spray lalu menyemprotkannya ke semua
ruangan yang ada di rumah. Ketika ibu pasien melihat dan ingin membersihkannya, pasien
mulai marah-marah dan mengamuk kepada ibunya. Pasien juga mengaku alasan tidak mau
mandi karena melihat banyak kutu yang keluar dari air keran di rumahnya dan untuk
menghilangkan kutu-kutu itu adalah dengan menyemprotkan air kencingnya berulang-ulang
ke semua kamar di rumahnya. Namun, menurut keluarga kutu-kutu itu tidak ada.
Pasien juga merasa yakin ada orang lain yang membicarakannya dan bersekongkol ingin
berbuat jahat kepadanya, pasien juga merasa yakin bahwa orang lain dapat membaca
pikirannya.
Selama dua minggu tersebut kelakuan pasien semakin aneh dan keluarga pasien sudah
tidak mampu menghadapi tingkah laku pasien yang puncaknya saat satu hari SMRS dimana
pasien mengacak-ngacak perabotan rumah dan merusak lemari. Sehingga ibu dan ayah
pasien berinisiatif untuk membawa pasien ke RSJIK Klender.
II.4 Riwayat Gangguan Dahulu :
1. Gangguan Psikiatri :
Pada tanggal 25 Juni 2012 pasien pertama kali dirawat di RSJIK Klender karena
pasien mengamuk dan merusak barang-barang yang ada di rumah. Pasien juga
berperilaku aneh tidak seperti biasanya seperti menggelar baju digenteng, pasien suka
bengong, dan sulit tidur. Pasien juga mengaku mendengar adanya bisikan-bisikan yang
menyuruhnya untuk menyakiti orang tuanya. Awal timbulnya bisikan ini didapat saat
pasien masih bekerja sebagai office boy di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Pada
awalnya pasien merasa pusing yang sangat berat dalam melaksanakan tugas-tugasnya,
kemudian timbul bisikan berupa lagu-lagu yang tidak disukainya sampai bisikan suruhan
untuk menyakiti orang tuanya. Selama bekerja pasien tidak merasa ada konflik dengan
teman-temannya tapi mmerasa pekerjaannya berat. Pasien akhirnya memutuskan untuk
3
berhenti bekerja. Pasien merasa bahwa dirinya harus bisa membantu keadaan ekonomi
keluarga, pasien tidak mau memberatkan orang tuanya. Pasien dirawat selama 10 hari dan
selesai rawat pada tanggal 10 Juli 2012 dengan keadaan sudah lebih baik daripada saat
masuk dan bisikannya sudah mulai berkurang. Setelah pulang perawatan pasien tidak
mempunyai kegiatan pasti, karena setiap kali pasien mau melamar kerja, pasien pasti
langsung meras pusing yang sangat dan langsung marah-marah ketika sampai di rumah.
Untuk mengisi waktu luangnya, pasien sering bermain dengan teman- temannya. Pasien
rajin kontrol dan diberi terapi obat kombinasi risperidon dan chlorpromazine tetapi tidak
mau meminum obat yang ditebus oleh ibunya.
Pada tanggal 28 Januari 2013 pasien kembali di rawat karena tidak minum obat
dan mulai timbul gejala yang seperti saat pertama kali dirawat. Untuk perawatan kedua
ini, pasien selesai rawat pada tanggal 9 Februari 2013 dengan kondisi tenang dan bisikan-
bisikan sudah tidak ada. Saat pulang perawatan pasien baru mempunyai keinginan untuk
meminum obat dan kontrol rutin. Namun karena pasien berobat menggunakan KJS ,
pasien terpaksa tidak meminum obat selama 2 minggu karena jaminan KJS nya habis.
Dan akhirnya pasien kembali dirawat pada tanggal 5 Juni 2013.
2. Gangguan medis :
Pasien tidak pernah mengalami riwayat penyakit medis yang serius. Riwayat
kejang saat kecil, riwayat trauma kepala, riwayat kecelakaan disangkal oleh Ibu pasien.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
Pasien adalah seorang perokok sejak kelahiran anak ketiga dan pasien
menyangkal pernah mengkonsumsi zat addiktif .
II.5 Riwayat Pribadi Sebelum Sakit :
1. Riwayat Prenatal
4
Menurut keluarga pasien, selama kehamilan ibu pasien sehat dan ia tidak
mengalami sakit atau hal-hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Pasien
dilahirkan cukup bulan dengan persalinan normal tanpa adanya trauma pada jalan lahir.
2. Riwayat Kanak-kanak (0-3 tahun)
Pada usia ini pasien diasuh oleh orang tuanya dan diberikan ASI eksklusif. Pasien
tumbuh normal seperti anak seusianya (belajar berdiri, berjalan, berbicara dan
mengontrol BAB serta BAK). Pasien juga tidak pernah mengalami kesulitan makan dan
tidak ada gangguan pada pola tidurnya.
3. Riwayat Kanak-kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Secara fisik pasien tumbuh sepertia anak seusianya, pasien termasuk anak yang
patuh kepada kedua orangtuanya. Ibu pasien sangat memanjakan pasien, dan tidak pernah
memarahi pasien. Berbeda dengan Ibu pasien, Ayah pasien selalu bersikap tegas kepada
pasien, sehingga membuat pasien terkadang tidak suka dengan sikap ayahnya yang terlalu
keras.
4. Masa Puberitas ( 11-18 tahun)
Pasiien tumbuh dan berkembang seperti remaja seusianya. Pasien memiliki
banyak teman. Namun menurut ibunya, pasien merupakan orang yang sedikit tertutup
terhadap keluarga karena tidak pernah bercerita tentang masalah yang sedang
dihadapinya kepada Ibunya, namun sesekali pasien cerita kepada Ayahnya. Saat duduk
dibangku sekolah SMP dan SMK, pasien sering bermasalah disekolah, seperti bolos
sekolah, merokok, sehingga orang tua pasien sering dipanggil oleh pihak sekolah.
5. Masa Dewasa
Hubungan Sosial
5
Hubungan pasien dengan keluarga pasien kurang baik, terutama dengan
ayah pasien. Pasien merupakan pribadi yang mudah bergaul dan punya banyak
teman. Namun menurut ibunya, pasien merupakan orang yang sedikit tertutup
terhadap keluarga karena tidak pernah bercerita tentang masalah yang sedang
dihadapinya.
Riwayat pendidikan
Pasien dapat menyelesaikan pendidikannya hingga tamat SMK . namun
pasien tidak dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena terhambat dengan
masalah ekonomi. Oleh karena itu, pasien memutuskan untuk langsung bekerja
setelah lulus SMK.
Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai office boy selama 1 tahun 2 bulan. Pasien
tidak memiliki konflik dengan teman-teman kantornya namun merasa tidak kuat
jika atasannya mulai menyuruh dan memarahinya. Akhirnya pasien berhenti
karena mulai terganggu dengan penyakitnya.
Riwayat Beragama
Pasien mengaku beragama islam, sejak kecil pasien diajarkan pendidikan
agama oleh keluarganya dan disekolahkan di sekolah islam saat dibangku SD dan
SMP. Saat tamat SMP pasien mulai sering meninggalkan solat hingga saat ini.
Riwayat Psikososial
Pasien belum menikah dan belum mempunyai anak. Pasien pernah
berpacaran sembilan kali.
Riwayat Pelanggaran hukum
Pasien pernah berurusan dengan polisi saat tertangkap saat menjadi joki di
jalur 3 in 1. Namun tidak sampai pada peradilan.
6
II.6 Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang terdiri dari 4 perempuan
dan 1 laki. Saat ini pasien tinggal bersama Ayah, Ibu dan kedua orang adiknya. Ibu
pasien pernah mengalami gangguan jiwa seperti pasien selama 3 bulan tidak sempat
dirawat hanya dibawa ke pengobatan alternatif namun saat ini sudah sembuh.
Skema keluarga
II.7 Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal di rumah orangtua pasien yang dihuni oleh ayah, ibu dan kedua
orang adik pasien. Rumah pasien adalah milik sendiri . Interaksi pasien terhadap ayah
dan ibu pasien saat ini kurang baik. Ayah pasien bekerja sebagai tukang ojek dan Ibu
7
pasien menjual alat-alat kosmetik. Kesan kondisi ekonomi pasien adalah menengah
kebawah.
II.8 Persepsi Pasien dan Keluarga Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien tidak mengetahui bahwa pasien mengalami gangguan jiwa. Pasien merasa
dirinya sehat. Keluarga pasien cukup perhatian terhadap keadaan pasien.
III. STATUS FISIK
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sehat
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg
- Suhu : 36,5oc
- Nadi : 80 x/ menit
- Pernapasan : 20 x/ menit
Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Wajah : makula hiperpigmentasi (-)
Kepala : Normocephali, rambut warna putih dan hitam, distribusi
merata
Mata : Pupil bula isokor,konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-,
gerakan bola mata ke segala arah berkontraksi maksimal
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : Tidak dilakukan
Mulut : Warna bibir normal, sianosis (-), sariawan (-)
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-)
Gigi geligi : Baik
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokkan : Faring tidak hiperemis
8
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba
membesar, trakea letak normal
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Simteris, suara nafas vesikuler, rh-/-, wh-/-
Abdomen : Datar
Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, edema (-), makula hipopigmentasi (-),
Bawah : Akral hangat, edema (-),
2. Status Neurologi
Gangguan rangsangan meningeal (-)
Mata :
- Gerakan : baik ke segala arah
- Bentuk pupil : bulat isokhor, + 3mm
- Reflek cahaya (+/+)
Motorik
- Tonus : Baik
- Kekuatan : Baik
- Koordinasi : Baik
- Reflek : Baik
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
V. STATUS MENTAL (tanggal 05-10-2015)
A. DESKRIPSI UMUM
9
1. Penampilan
Pasien seorang wanita berusia 57 tahun, berpenampilan fisik sesuai
dengan usianya, postur tubuh pasien tinggi dan bulat, berkuliat sawo matang,
rambut pasien tidak disisir. Saat diwawancara pasien menggunakan kaos yang
kurang rapi dan celana panjang.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Selama wawancara pasien bersikap cukup kooperatif namun kurang
bersahabat. Pasien duduk dengan tenang hanya 10-15 menit kemudian pergi ke
kamar atau melakukan hal lainnya. Pasien hanya dapat duduk tenang saat makan
atau sedang merokok. Pada saat wawancara pasien terkadang suka mengusir
pewawancara dan mengatakan tidak ingin mengobrol. Kontak mata dengan
pewawancara sangat sedikit, karena perhatian pasien mudah teralihkan.
3. Pembicaraan
Volume : Cukup
Irama : Teratur
Kelancaran : Lancar
Kecepatan : Cukup cepat.
B. MOOD DAN AFEK
1. Mood : Labil
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : Serasi
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi :
Auditorik : tidak ada
Visual : tidak ada
Taktil : tidak ada
Olfaktorius : tidak ada
10
Pengecapan : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
D. PIKIRAN
1. Proses Fikir
a. Produktifitas : Isi pikir cukup
b. Kontinuitas :
Blocking tidak ada
Sirkumstansial tidak ada
Assosiasi longgar ada
Inkoheren tidak ada
Flight of Idea tidak ada
Neologisme tidak ada
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : tidak ada
b. Gangguan Isi Pikir
Waham nihilistic : tidak ada
Waham bizzare : tidak ada
Waham pranoid : tidak ada
Waham Kebesaran : tidak ada
Waham Kejaran : tidak ada
Waham Rujukan : tidak ada
Waham dikendalikan
Thought of withdrawl : tidak ada
Thought of insertion : tidak ada
Thought of broadcasting : tidak ada
Thought of control : tidak ada
c. Obsesi kompulsif : tidak ada
11
d. fobia : tidak ada
E. FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi :
Waktu : Baik (pasien mampu membedakan waktu siang dan
malam)
Tempat : Baik (pasien sadar berada di RSIJ Klender)
Orang : Baik (pasien tahu yang memeriksanya adalah dokter
muda)
3. Konsentrasi : kurang baik
4. Kemampuan visuospasial : baik (pasien mampu menggambar arah jarum jam
3)
5. Daya Ingat
Daya ingat sementara : Baik (pasien mampu mengingat tiga nama kata
benda yang disebut oleh dokter muda yaitu pensil,meja,buku)
Daya ingat pendek : Baik (pasien masih dapat mengingat kembali tiga
kata benda (pensil, meja, buku) setelah ada jarak waktu ± 10 menit)
Daya ingat sedang : Kurang baik (pasien tidak dapat mengingat
tanggal masuk ke RS)
Daya ingat panjang : Kurang baik (pasien dapat menyebutkan tanggal
lahirnya dengan pasti).
6. Intelengensi dan Pengetahuan Umum : Baik (pasien mengetahui nama Negara,
provinsi dan kota tempat dia tinggal)
7. Pikiran abstrak
Pikiran abstrak pasien baik, karena pasien mengetahui arti istilah panjang
tangan
F. DAYA NILAI
a. Daya Nilai Sosial : baik ( pasien mau membagi makanan kepada pasien lain)
12
b. Uji Daya Nilai : Baik ( pasien mengetahui bahwa menggunakan narkoba itu tidak
baik)
G. REALITY TEST ABILITY (RTA)
Tidak terganggu
H. TILIKAN
Derajat I, pasien menyangkal bahwa pasien sakit.
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pasien dapat dipercaya
VI. IKTISAR TEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang laki-laki berusia 21 tahun pasien diantar oleh orangtuanya karena
pasien mengacak-acak perabot rumah dan merusak lemari satu hari SMRS, pasien juga
sering manjat ke genteng, pasien juga mendengar bisikan berupa kata-kata kotor dan
suruhan untuk menyakiti Ayah dan Ibunya, merasa yakin orang lain membicarakannya
dan bersekongkol ingin berbuat jahat kepadanya, merasa yakin orang lain bisa membaca
pikirannya, marah-marah kepada Ibu dan Ayah pasien, buang air kecil di botol,
mengacak-ngacak lemari pakaian, tidak mau mandi dan ganti baju ,tidak mau makan.
pasien juga tidak mau mandi karena menurut pasien, ia melihat adanya kutu-kutu yang
keluar dari keran air.
Saat diwawancara pasien cukup ramah dan kooperatif dalam menjawb
pertanyaan, walaupun terkadang pasienn lambat dalam menjawab pertanyaan.
Sebelumnya pasien sudah pernah dua kali di rawat di RSJIK.
Dari hasil pemeriksaan status mental di dapatkan :
Volume dalam berbicara menurun, pasien juga terkadang lambat dalam
menjawab. Mood pasien saat diwawancara adalah hipotim dengan afek yang terbatas.
Konsentrasi pasien juga masih kurang. RTA pasien terganggu, dengan adanya halusinasi
13
dan waham. Pada pasien juga terdapat adanya obsesif kompulsif. Tilikan pasien adalah
derajat 1.
VII. FORMULASI MULTIAKSIAL
A. Aksis I (Gangguan klinis dan kondisi yang menjadi focus perhatian klinis)
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini digolongkan ke dalam
Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan
Perilaku. Maka menurut PPDGJ 3, Gangguan Mental dan Perilaku ini dapat digolongkan
Gangguan Skizoafrenia Paranoid sesuai dengan tabel kriteria diagnosis sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Schizofrenia
Kriteria Diagnosis Hasil
14
1. Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas:
a.Thought echo, thought insertion or thought withdrawal,
thought broadcasting.
b.Delusion of control, delusion of influence, delusion of
pasivity, delusional perseption.
c.Halusinasi auditorik
d.Waham-waham menetap jenis lain yang dianggap
penduduk setempat dianggap tidak wajar atau mustahil.
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak Ada
2.) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus
selalu ada secara jelas:
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja.
Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan yang
berakibat inkoherensi atau neologisme.
Perilaku katatonik
Gejala-gejala negatif.
3.) Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih.
4.) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna
dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku
pribadi.
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Terpenuhi
Ada
Tabel 2. Kriteria Diagnosis Schizofrenia Paranoid
15
Kriteria Diagnosis Hasil
1.) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2.) Sebagai tambahan :
A. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol.
a.Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal berupa pluit, mendengung, atau bunyi tawa.
Terpenuhi
Ada
b.Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual
mungkin ada tetapi jarang menonjol;
c.Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion
of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
ragam, adalah yang paling khas.
B.Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan,
serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak
menonjol.
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
B. Aksis II (Gangguan Kpribadian dan Retardasi Mental)
Tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental
C. Aksis III (Kondisi Medik Umum)
Penyalahgunaan zat ganja
D. Aksis IV (Problem dengan kelompok pendukung utama)
16
Masalah keluarga dan pekerjaan
E. Aksis V (Penilaian Fungsi secara Global)
Pasien masih memiliki halusinasi dan waham yang kuat sehingga skor GAF pasien
adalah 40 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F.20.0 Skizofrenia paranoid
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian
Aksis III : Penyalahgunaan zat ganja
Aksis IV : masalah ekonomi keluarga dan pekerjaan
Aksis V : GAF 40
IX. DAFTAR PROBLEM
1. Problem organobiologik : tidak ada
1. Problem psikologik dan perilaku : halusinasi auditorik, waham kejaran, waham
dikendalikan (thought of broadcasting), obsesi kompulsif, mood hipotemia, afek
terbatas, volume suara yang menurun, lambat dalam menjawab peratanyaan.
2. Problem keluarga dan sosial : masalah keluarga dan pekerjaan
X. PROGNOSIS
Quo of Vitam : dubia ad bonam
Quo of Functionam : dubia ad bonam
Quo of Sanationam : dubia ad bonam
17
Faktor yang mendukung (prognosis baik) : onset akut, gejala posititf lebih menonjol,
sistem pendukung yang baik (keluarga), tidak ada gangguan neurologis, faktor pencetus
jelas.
Faktor yang memperburuk (prognosis buruk) : onset muda (terjadi < 30 tahun), belum
menikah, terdapat riwayat keluarga (Ibu pasien), fungsi sosial dan pekerjaan (sebelum
sakit) kurang baik, ketidakpatuhan pasien untuk minum obat
XI. RENCANA TERAPI
Farmakoterapi
Anti psikotik : Risperidon 2 x 2mg
Trihexylphenidil 2 x 2mg
Psikoterapi
Psikoterapi Suportif
Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah
serta memberikan dorongan agar pasien lebih terbuka, sering bercerita dan selalu
berkomunikasi terhadap keluarganya dan orang lain agar masalah yang
dihadapinya menjadi tidak terlalu membebani pikirannya, serta tidak menanggapi
sebuah masalah terlalu serius sehingga membuatnya tidak dapat menjalani
kehidupan dengan baik.
Psikoterapi keluarga
- Memberikan nasihat kepada keluarga untuk bersama-sama membantu dan
mendukung kesembuhan baik mental, jiwa, emosi dan rohani pasien dalam
kesinambungnnya dengan pemulihan kesembuhan yang seutuhnya.
- Mengawasi pemberian obat terhadap pasien, memastikan bahwa pasien benar-
benar meminum obatnya.
Psikoterapi sosial budaya
18
Memeanfaatkan waktu luang di rumah dengan melakukan kegiatan-kegiatan
positif, seperti hobi bermain bola atau memberikan pasien pekerjaan tanpa atasan,
seperti mengojek agar pasien tidak bengong
Psikoterapi Religius
Memberikan bimbingan ibadah keagamaan kepada pasien untuk menambah
keimanannya kepada sang Pencipta. Pasien diarahkan untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti menjalankan shalat lima waktu,
berpuasa, berdzikir, dan selalu berdoa.
19