26
ANAMNESIS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN No.RM : xx Nama : Ny. S Jenis kelamin : Perempuan Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 17 April 1992 Usia : 57 tahun Agama : Islam Suku Bangsa : Betawi RAS : Mongoloid Pendidikan terakhir : SMK Status pernikahan : Janda Alamat : Bekasi Pekerjaan : Tidak bekerja Tanggal masuk RSJIK: 30 September 2015 Riwayat Perawatan : Perawatan kedua Rawat Inap : 25 Juni- 10 Juli 2012, dan 28 Januari – 09 Februari 2013 di RSJI Klender 1

Ujian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jiwa

Citation preview

ANAMNESIS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

No.RM : xx

Nama : Ny. S

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 17 April 1992

Usia : 57 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Betawi

RAS : Mongoloid

Pendidikan terakhir : SMK

Status pernikahan : Janda

Alamat : Bekasi

Pekerjaan : Tidak bekerja

Tanggal masuk RSJIK: 30 September 2015

Riwayat Perawatan : Perawatan kedua

Rawat Inap : 25 Juni- 10 Juli 2012, dan 28 Januari – 09 Februari 2013 di RSJI

Klender

1

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Berdasarkan

Autoanamnesis dilakukan di bangsal RSJIK dengan pasien pada tanggal 05-10-2015 dan

06-10-2015, Alloanamnesis dengan keluarga pasien (anak pasien) pada tanggal 09-06-

2013 dan 10-06-2013, serta data yang diperoleh dari rekam medis pasien

II.1 Keluhan Utama:

Pasien mengacak-acak perabotan rumah dan merusak lemari sejak satu hari

sebelum masuk rumah sakit

II.2 Keluhan Tambahan:

Mendengar bisikan berupa kata-kata kotor dan suruhan untuk menyakiti Ayah dan

Ibunya

Pasien yakin orang lain membicarakannya dan bersekongkol ingin berbuat jahat

kepadanya

Pasien yakin orang lain bisa membaca pikirannya

Marah-marah kepada Ibu dan Ayah pasien

Buang air kecil di botol

Mengacak-ngacak lemari pakaian

Tidak mau mandi dengan alasan melihat kutu keluar dari air keran

Pasien sering bengong

Naik-naik ke atas genteng

Tidak mau makan

II.3 Riwayat Gangguan Sekarang :

Dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien tidak minum obat dikarenakan tidak

memiliki biaya untuk membeli obat dan sedang dalam proses mengurus surat jaminan

kesehatan. Menurut Ibu pasien , pasien mulai berperilaku aneh seperti tidak mau mandi dan

tidak mau mengganti baju, pasien tidak mau makan, pasien sering mengacak-acak pakaian

dilemari dan juga pasien sering bengong serta pasien sering naik-naik ke atas genteng rumah.

2

Pasien sering marah-marah tanpa sebab kepada Ayah dan Ibu pasien karena merasa

mendengar bisikan-bisikan yang berisi tentang kata-kata kotor dan menyuruh pasien untuk

menyakiti Ayah atau Ibu pasien yang menurut keluarga pasien bisikan tersebut tidak ada.

Selain itu pasien buang air kecil ke dalam botol spray lalu menyemprotkannya ke semua

ruangan yang ada di rumah. Ketika ibu pasien melihat dan ingin membersihkannya, pasien

mulai marah-marah dan mengamuk kepada ibunya. Pasien juga mengaku alasan tidak mau

mandi karena melihat banyak kutu yang keluar dari air keran di rumahnya dan untuk

menghilangkan kutu-kutu itu adalah dengan menyemprotkan air kencingnya berulang-ulang

ke semua kamar di rumahnya. Namun, menurut keluarga kutu-kutu itu tidak ada.

Pasien juga merasa yakin ada orang lain yang membicarakannya dan bersekongkol ingin

berbuat jahat kepadanya, pasien juga merasa yakin bahwa orang lain dapat membaca

pikirannya.

Selama dua minggu tersebut kelakuan pasien semakin aneh dan keluarga pasien sudah

tidak mampu menghadapi tingkah laku pasien yang puncaknya saat satu hari SMRS dimana

pasien mengacak-ngacak perabotan rumah dan merusak lemari. Sehingga ibu dan ayah

pasien berinisiatif untuk membawa pasien ke RSJIK Klender.

II.4 Riwayat Gangguan Dahulu :

1. Gangguan Psikiatri :

Pada tanggal 25 Juni 2012 pasien pertama kali dirawat di RSJIK Klender karena

pasien mengamuk dan merusak barang-barang yang ada di rumah. Pasien juga

berperilaku aneh tidak seperti biasanya seperti menggelar baju digenteng, pasien suka

bengong, dan sulit tidur. Pasien juga mengaku mendengar adanya bisikan-bisikan yang

menyuruhnya untuk menyakiti orang tuanya. Awal timbulnya bisikan ini didapat saat

pasien masih bekerja sebagai office boy di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Pada

awalnya pasien merasa pusing yang sangat berat dalam melaksanakan tugas-tugasnya,

kemudian timbul bisikan berupa lagu-lagu yang tidak disukainya sampai bisikan suruhan

untuk menyakiti orang tuanya. Selama bekerja pasien tidak merasa ada konflik dengan

teman-temannya tapi mmerasa pekerjaannya berat. Pasien akhirnya memutuskan untuk

3

berhenti bekerja. Pasien merasa bahwa dirinya harus bisa membantu keadaan ekonomi

keluarga, pasien tidak mau memberatkan orang tuanya. Pasien dirawat selama 10 hari dan

selesai rawat pada tanggal 10 Juli 2012 dengan keadaan sudah lebih baik daripada saat

masuk dan bisikannya sudah mulai berkurang. Setelah pulang perawatan pasien tidak

mempunyai kegiatan pasti, karena setiap kali pasien mau melamar kerja, pasien pasti

langsung meras pusing yang sangat dan langsung marah-marah ketika sampai di rumah.

Untuk mengisi waktu luangnya, pasien sering bermain dengan teman- temannya. Pasien

rajin kontrol dan diberi terapi obat kombinasi risperidon dan chlorpromazine tetapi tidak

mau meminum obat yang ditebus oleh ibunya.

Pada tanggal 28 Januari 2013 pasien kembali di rawat karena tidak minum obat

dan mulai timbul gejala yang seperti saat pertama kali dirawat. Untuk perawatan kedua

ini, pasien selesai rawat pada tanggal 9 Februari 2013 dengan kondisi tenang dan bisikan-

bisikan sudah tidak ada. Saat pulang perawatan pasien baru mempunyai keinginan untuk

meminum obat dan kontrol rutin. Namun karena pasien berobat menggunakan KJS ,

pasien terpaksa tidak meminum obat selama 2 minggu karena jaminan KJS nya habis.

Dan akhirnya pasien kembali dirawat pada tanggal 5 Juni 2013.

2. Gangguan medis :

Pasien tidak pernah mengalami riwayat penyakit medis yang serius. Riwayat

kejang saat kecil, riwayat trauma kepala, riwayat kecelakaan disangkal oleh Ibu pasien.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif :

Pasien adalah seorang perokok sejak kelahiran anak ketiga dan pasien

menyangkal pernah mengkonsumsi zat addiktif .

II.5 Riwayat Pribadi Sebelum Sakit :

1. Riwayat Prenatal

4

Menurut keluarga pasien, selama kehamilan ibu pasien sehat dan ia tidak

mengalami sakit atau hal-hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Pasien

dilahirkan cukup bulan dengan persalinan normal tanpa adanya trauma pada jalan lahir.

2. Riwayat Kanak-kanak (0-3 tahun)

Pada usia ini pasien diasuh oleh orang tuanya dan diberikan ASI eksklusif. Pasien

tumbuh normal seperti anak seusianya (belajar berdiri, berjalan, berbicara dan

mengontrol BAB serta BAK). Pasien juga tidak pernah mengalami kesulitan makan dan

tidak ada gangguan pada pola tidurnya.

3. Riwayat Kanak-kanak Pertengahan (4-11 tahun)

Secara fisik pasien tumbuh sepertia anak seusianya, pasien termasuk anak yang

patuh kepada kedua orangtuanya. Ibu pasien sangat memanjakan pasien, dan tidak pernah

memarahi pasien. Berbeda dengan Ibu pasien, Ayah pasien selalu bersikap tegas kepada

pasien, sehingga membuat pasien terkadang tidak suka dengan sikap ayahnya yang terlalu

keras.

4. Masa Puberitas ( 11-18 tahun)

Pasiien tumbuh dan berkembang seperti remaja seusianya. Pasien memiliki

banyak teman. Namun menurut ibunya, pasien merupakan orang yang sedikit tertutup

terhadap keluarga karena tidak pernah bercerita tentang masalah yang sedang

dihadapinya kepada Ibunya, namun sesekali pasien cerita kepada Ayahnya. Saat duduk

dibangku sekolah SMP dan SMK, pasien sering bermasalah disekolah, seperti bolos

sekolah, merokok, sehingga orang tua pasien sering dipanggil oleh pihak sekolah.

5. Masa Dewasa

Hubungan Sosial

5

Hubungan pasien dengan keluarga pasien kurang baik, terutama dengan

ayah pasien. Pasien merupakan pribadi yang mudah bergaul dan punya banyak

teman. Namun menurut ibunya, pasien merupakan orang yang sedikit tertutup

terhadap keluarga karena tidak pernah bercerita tentang masalah yang sedang

dihadapinya.

Riwayat pendidikan

Pasien dapat menyelesaikan pendidikannya hingga tamat SMK . namun

pasien tidak dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena terhambat dengan

masalah ekonomi. Oleh karena itu, pasien memutuskan untuk langsung bekerja

setelah lulus SMK.

Riwayat Pekerjaan

Pasien pernah bekerja sebagai office boy selama 1 tahun 2 bulan. Pasien

tidak memiliki konflik dengan teman-teman kantornya namun merasa tidak kuat

jika atasannya mulai menyuruh dan memarahinya. Akhirnya pasien berhenti

karena mulai terganggu dengan penyakitnya.

Riwayat Beragama

Pasien mengaku beragama islam, sejak kecil pasien diajarkan pendidikan

agama oleh keluarganya dan disekolahkan di sekolah islam saat dibangku SD dan

SMP. Saat tamat SMP pasien mulai sering meninggalkan solat hingga saat ini.

Riwayat Psikososial

Pasien belum menikah dan belum mempunyai anak. Pasien pernah

berpacaran sembilan kali.

Riwayat Pelanggaran hukum

Pasien pernah berurusan dengan polisi saat tertangkap saat menjadi joki di

jalur 3 in 1. Namun tidak sampai pada peradilan.

6

II.6 Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang terdiri dari 4 perempuan

dan 1 laki. Saat ini pasien tinggal bersama Ayah, Ibu dan kedua orang adiknya. Ibu

pasien pernah mengalami gangguan jiwa seperti pasien selama 3 bulan tidak sempat

dirawat hanya dibawa ke pengobatan alternatif namun saat ini sudah sembuh.

Skema keluarga

II.7 Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang

Pasien tinggal di rumah orangtua pasien yang dihuni oleh ayah, ibu dan kedua

orang adik pasien. Rumah pasien adalah milik sendiri . Interaksi pasien terhadap ayah

dan ibu pasien saat ini kurang baik. Ayah pasien bekerja sebagai tukang ojek dan Ibu

7

pasien menjual alat-alat kosmetik. Kesan kondisi ekonomi pasien adalah menengah

kebawah.

II.8 Persepsi Pasien dan Keluarga Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien tidak mengetahui bahwa pasien mengalami gangguan jiwa. Pasien merasa

dirinya sehat. Keluarga pasien cukup perhatian terhadap keadaan pasien.

III. STATUS FISIK

1. Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sehat

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital :

- Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg

- Suhu : 36,5oc

- Nadi : 80 x/ menit

- Pernapasan : 20 x/ menit

Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Wajah : makula hiperpigmentasi (-)

Kepala : Normocephali, rambut warna putih dan hitam, distribusi

merata

Mata : Pupil bula isokor,konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-,

gerakan bola mata ke segala arah berkontraksi maksimal

Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-

Telinga : Tidak dilakukan

Mulut : Warna bibir normal, sianosis (-), sariawan (-)

Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-)

Gigi geligi : Baik

Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)

Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis

Tenggorokkan : Faring tidak hiperemis

8

Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba

membesar, trakea letak normal

Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : Simteris, suara nafas vesikuler, rh-/-, wh-/-

Abdomen : Datar

Ekstremitas :

Atas : Akral hangat, edema (-), makula hipopigmentasi (-),

Bawah : Akral hangat, edema (-),

2. Status Neurologi

Gangguan rangsangan meningeal (-)

Mata :

- Gerakan : baik ke segala arah

- Bentuk pupil : bulat isokhor, + 3mm

- Reflek cahaya (+/+)

Motorik

- Tonus : Baik

- Kekuatan : Baik

- Koordinasi : Baik

- Reflek : Baik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

-

V. STATUS MENTAL (tanggal 05-10-2015)

A. DESKRIPSI UMUM

9

1. Penampilan

Pasien seorang wanita berusia 57 tahun, berpenampilan fisik sesuai

dengan usianya, postur tubuh pasien tinggi dan bulat, berkuliat sawo matang,

rambut pasien tidak disisir. Saat diwawancara pasien menggunakan kaos yang

kurang rapi dan celana panjang.

2. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Selama wawancara pasien bersikap cukup kooperatif namun kurang

bersahabat. Pasien duduk dengan tenang hanya 10-15 menit kemudian pergi ke

kamar atau melakukan hal lainnya. Pasien hanya dapat duduk tenang saat makan

atau sedang merokok. Pada saat wawancara pasien terkadang suka mengusir

pewawancara dan mengatakan tidak ingin mengobrol. Kontak mata dengan

pewawancara sangat sedikit, karena perhatian pasien mudah teralihkan.

3. Pembicaraan

Volume : Cukup

Irama : Teratur

Kelancaran : Lancar

Kecepatan : Cukup cepat.

B. MOOD DAN AFEK

1. Mood : Labil

2. Afek : Terbatas

3. Keserasian : Serasi

C. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi :

Auditorik : tidak ada

Visual : tidak ada

Taktil : tidak ada

Olfaktorius : tidak ada

10

Pengecapan : tidak ada

2. Ilusi : tidak ada

3. Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

D. PIKIRAN

1. Proses Fikir

a. Produktifitas : Isi pikir cukup

b. Kontinuitas :

Blocking tidak ada

Sirkumstansial tidak ada

Assosiasi longgar ada

Inkoheren tidak ada

Flight of Idea tidak ada

Neologisme tidak ada

2. Isi Pikiran

a. Preokupasi : tidak ada

b. Gangguan Isi Pikir

Waham nihilistic : tidak ada

Waham bizzare : tidak ada

Waham pranoid : tidak ada

Waham Kebesaran : tidak ada

Waham Kejaran : tidak ada

Waham Rujukan : tidak ada

Waham dikendalikan

Thought of withdrawl : tidak ada

Thought of insertion : tidak ada

Thought of broadcasting : tidak ada

Thought of control : tidak ada

c. Obsesi kompulsif : tidak ada

11

d. fobia : tidak ada

E. FUNGSI KOGNITIF

1. Kesadaran : Compos mentis

2. Orientasi :

Waktu : Baik (pasien mampu membedakan waktu siang dan

malam)

Tempat : Baik (pasien sadar berada di RSIJ Klender)

Orang : Baik (pasien tahu yang memeriksanya adalah dokter

muda)

3. Konsentrasi : kurang baik

4. Kemampuan visuospasial : baik (pasien mampu menggambar arah jarum jam

3)

5. Daya Ingat

Daya ingat sementara : Baik (pasien mampu mengingat tiga nama kata

benda yang disebut oleh dokter muda yaitu pensil,meja,buku)

Daya ingat pendek : Baik (pasien masih dapat mengingat kembali tiga

kata benda (pensil, meja, buku) setelah ada jarak waktu ± 10 menit)

Daya ingat sedang : Kurang baik (pasien tidak dapat mengingat

tanggal masuk ke RS)

Daya ingat panjang : Kurang baik (pasien dapat menyebutkan tanggal

lahirnya dengan pasti).

6. Intelengensi dan Pengetahuan Umum : Baik (pasien mengetahui nama Negara,

provinsi dan kota tempat dia tinggal)

7. Pikiran abstrak

Pikiran abstrak pasien baik, karena pasien mengetahui arti istilah panjang

tangan

F. DAYA NILAI

a. Daya Nilai Sosial : baik ( pasien mau membagi makanan kepada pasien lain)

12

b. Uji Daya Nilai : Baik ( pasien mengetahui bahwa menggunakan narkoba itu tidak

baik)

G. REALITY TEST ABILITY (RTA)

Tidak terganggu

H. TILIKAN

Derajat I, pasien menyangkal bahwa pasien sakit.

I. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Pasien dapat dipercaya

VI. IKTISAR TEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang laki-laki berusia 21 tahun pasien diantar oleh orangtuanya karena

pasien mengacak-acak perabot rumah dan merusak lemari satu hari SMRS, pasien juga

sering manjat ke genteng, pasien juga mendengar bisikan berupa kata-kata kotor dan

suruhan untuk menyakiti Ayah dan Ibunya, merasa yakin orang lain membicarakannya

dan bersekongkol ingin berbuat jahat kepadanya, merasa yakin orang lain bisa membaca

pikirannya, marah-marah kepada Ibu dan Ayah pasien, buang air kecil di botol,

mengacak-ngacak lemari pakaian, tidak mau mandi dan ganti baju ,tidak mau makan.

pasien juga tidak mau mandi karena menurut pasien, ia melihat adanya kutu-kutu yang

keluar dari keran air.

Saat diwawancara pasien cukup ramah dan kooperatif dalam menjawb

pertanyaan, walaupun terkadang pasienn lambat dalam menjawab pertanyaan.

Sebelumnya pasien sudah pernah dua kali di rawat di RSJIK.

Dari hasil pemeriksaan status mental di dapatkan :

Volume dalam berbicara menurun, pasien juga terkadang lambat dalam

menjawab. Mood pasien saat diwawancara adalah hipotim dengan afek yang terbatas.

Konsentrasi pasien juga masih kurang. RTA pasien terganggu, dengan adanya halusinasi

13

dan waham. Pada pasien juga terdapat adanya obsesif kompulsif. Tilikan pasien adalah

derajat 1.

VII. FORMULASI MULTIAKSIAL

A. Aksis I (Gangguan klinis dan kondisi yang menjadi focus perhatian klinis)

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini digolongkan ke dalam

Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan

Perilaku. Maka menurut PPDGJ 3, Gangguan Mental dan Perilaku ini dapat digolongkan

Gangguan Skizoafrenia Paranoid sesuai dengan tabel kriteria diagnosis sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Diagnosis Schizofrenia

Kriteria Diagnosis Hasil

14

1. Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas:

a.Thought echo, thought insertion or thought withdrawal,

thought broadcasting.

b.Delusion of control, delusion of influence, delusion of

pasivity, delusional perseption.

c.Halusinasi auditorik

d.Waham-waham menetap jenis lain yang dianggap

penduduk setempat dianggap tidak wajar atau mustahil.

Ada

Tidak ada

Ada

Tidak Ada

2.) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus

selalu ada secara jelas:

Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja.

Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan yang

berakibat inkoherensi atau neologisme.

Perilaku katatonik

Gejala-gejala negatif.

3.) Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas berlangsung

selama kurun waktu satu bulan atau lebih.

4.) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna

dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku

pribadi.

Ada

Tidak Ada

Tidak Ada

Ada

Terpenuhi

Ada

Tabel 2. Kriteria Diagnosis Schizofrenia Paranoid

15

Kriteria Diagnosis Hasil

1.) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

2.) Sebagai tambahan :

A. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol.

a.Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau

memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk

verbal berupa pluit, mendengung, atau bunyi tawa.

Terpenuhi

Ada

b.Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat

seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual

mungkin ada tetapi jarang menonjol;

c.Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion

of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka

ragam, adalah yang paling khas.

B.Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan,

serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak

menonjol.

Tidak Ada

Ada

Tidak Ada

B. Aksis II (Gangguan Kpribadian dan Retardasi Mental)

Tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental

C. Aksis III (Kondisi Medik Umum)

Penyalahgunaan zat ganja

D. Aksis IV (Problem dengan kelompok pendukung utama)

16

Masalah keluarga dan pekerjaan

E. Aksis V (Penilaian Fungsi secara Global)

Pasien masih memiliki halusinasi dan waham yang kuat sehingga skor GAF pasien

adalah 40 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,

disabilitas berat dalam beberapa fungsi)

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F.20.0 Skizofrenia paranoid

Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian

Aksis III : Penyalahgunaan zat ganja

Aksis IV : masalah ekonomi keluarga dan pekerjaan

Aksis V : GAF 40

IX. DAFTAR PROBLEM

1. Problem organobiologik : tidak ada

1. Problem psikologik dan perilaku : halusinasi auditorik, waham kejaran, waham

dikendalikan (thought of broadcasting), obsesi kompulsif, mood hipotemia, afek

terbatas, volume suara yang menurun, lambat dalam menjawab peratanyaan.

2. Problem keluarga dan sosial : masalah keluarga dan pekerjaan

X. PROGNOSIS

Quo of Vitam : dubia ad bonam

Quo of Functionam : dubia ad bonam

Quo of Sanationam : dubia ad bonam

17

Faktor yang mendukung (prognosis baik) : onset akut, gejala posititf lebih menonjol,

sistem pendukung yang baik (keluarga), tidak ada gangguan neurologis, faktor pencetus

jelas.

Faktor yang memperburuk (prognosis buruk) : onset muda (terjadi < 30 tahun), belum

menikah, terdapat riwayat keluarga (Ibu pasien), fungsi sosial dan pekerjaan (sebelum

sakit) kurang baik, ketidakpatuhan pasien untuk minum obat

XI. RENCANA TERAPI

Farmakoterapi

Anti psikotik : Risperidon 2 x 2mg

Trihexylphenidil 2 x 2mg

Psikoterapi

Psikoterapi Suportif

Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah

serta memberikan dorongan agar pasien lebih terbuka, sering bercerita dan selalu

berkomunikasi terhadap keluarganya dan orang lain agar masalah yang

dihadapinya menjadi tidak terlalu membebani pikirannya, serta tidak menanggapi

sebuah masalah terlalu serius sehingga membuatnya tidak dapat menjalani

kehidupan dengan baik.

Psikoterapi keluarga

- Memberikan nasihat kepada keluarga untuk bersama-sama membantu dan

mendukung kesembuhan baik mental, jiwa, emosi dan rohani pasien dalam

kesinambungnnya dengan pemulihan kesembuhan yang seutuhnya.

- Mengawasi pemberian obat terhadap pasien, memastikan bahwa pasien benar-

benar meminum obatnya.

Psikoterapi sosial budaya

18

Memeanfaatkan waktu luang di rumah dengan melakukan kegiatan-kegiatan

positif, seperti hobi bermain bola atau memberikan pasien pekerjaan tanpa atasan,

seperti mengojek agar pasien tidak bengong

Psikoterapi Religius

Memberikan bimbingan ibadah keagamaan kepada pasien untuk menambah

keimanannya kepada sang Pencipta. Pasien diarahkan untuk menjalankan ibadah

sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti menjalankan shalat lima waktu,

berpuasa, berdzikir, dan selalu berdoa.

19