Tutorial Klinik Jiwa 3 Undata Baru Skali

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gangguan konversi

Citation preview

Tutorial klinik

Pembimbing:dr. Dewi Suryani A Sp.KJTutorial klinikIdentitas PasienNama: Ny. SUmur: 33 tahunStatus perkawinan: kawinWarga negara: IndonesiaAgama: IslamPendidikan: SDPekerjaan: URTAlamat: Dolo, Sigi.Masuk RS tanggal: 9 Februari 2016LAPORAN PSIKIATRIRiwayat PenyakitA. Keluhan utama atau alasan terapiPasien dirawat di RS Undata karena pingsan.

B. Riwayat gangguan sekarangKeluhan utama dan gejalaPasien datang dengan keluhan pingsan. Awalnya bermula saat pasien melihat temannya yang dibonceng jatuh dari motor 4 hari yang lalu, tiba-tiba pasien kejang dan disertai kram dada sebelah kiri dan menjalar sampai ke tangan kiri dan pingsan. Lalu pasien dibawa ke RS Undata untuk mendapatkan pertolongan. Saat ini pasien mengeluh jantung berdebar dan sakit kepala di rasakan terus menerus disertai kesulitan tidur. Menurut pasien jantung berdebar dan kram di dada kiri yang menjalan sampai ke tangan sudah di alami sejak 2 tahun yang lalu saat pasien terjatuh dari motor disertai lumpuh pada sebelah kanan dan kejang.Pasien sudah berobat ke dokter jantung karena keluhan ini tapi tidak kunjung membaik. Setelah kecelakaan 2 tahun yang lalu tersebut pasien juga mengalami lumpuh pada tubuh bagian kanan dan dia berobat ke bagian saraf dan membaik dalam waktu 3 bulan. Selama pengobatan pasien sulit beraktivitas. Dan pasien juga sering kaget-kaget, tegang pada leher, mual disertai keringat dingin, hal ini dirasakan kalau pasien sedang memarahi anaknya. Pasien berkerja jualan makanan, jika sehat, tapi sudah beberapa bulan belakangan pasien tidak lagi jualan karena keluhan yang diderita pasien. Menurut suami pasien, pasien manja dan tidak dapat menahan emosi. Menurut suami pasien, pasien tidak dapat mengontrol keinginannya. Semua yang pasien mau harus diikuti. Pasien jadi sering marah kepada anak bungsunya dan menganggap anak bungsunya penyebabnya sakit saat ini. C. Riwayat gangguan sebelumnyaDirawat di RS Undata karena stroke ringan 2 tahun yang lalu.

d. Riwayat kehidupan pribadiRiwayat masa prenatalTidak diketahui pastiMasa kanak-kanak awal (sampai usia 3 tahun)Tidak diketahui pastiMasa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)Pasien masuk SD umur 7 tahun.Masa kanak-kanak akhir (pubertas-remaja)a. Hubungan sosial: pasien mempunyai beberapa teman akrab, hubungan pasien dengan orang tua pasien baik.b. Riwayat sekolah: hubungan pasien dengan guru baik.c. Problem emosi atau fisik khusus remaja: pasien tidak pernah lari dari rumah, tidak merokok juga tidak menggunakan obat-obatan.

d. Riwayat psikoseksual- Aktifitas seksual masa remaja: pasien pacaran sejak umur 14 tahun, sering berganti-ganti pacar.- Sikapnya terhadap lawan jenis: pasien suka diperhatikan pasangannya.e. Latar belakang agama. Tidak ada kekangan agama dalam keluarga.

Riwayat keluargaRiwayat gangguan mental dalam keluarga tidak diketahui pasti.

Situasi sekarangPasien tinggal di rumah bersama suami dan ke tiga anaknya, anak pasien yang pertama sudah duduk di bangku smp. Suami pasien berkerja sebagai buruh kasar. Pasien sering kali ditinggal dirumah bersama anak bungsunya. Hubungan pasien dngan tetangga baik.Presepsi pasien tentang dirinya sendiriPasien mengganggap dirinya sakit jantung.Pasien menganggap anak bungsunya penyebab sakitnya.

Status MentalDeskripsi UmumPenampilan. Tampak seorang perempuan berumur 32 tahun, berpenampilan seperti umurnya. Berambut hitam panjang, berkulit kuning langsat. Pasien menggunakkan baju daster berwarna coklat orange. Sikap baik terhadap pemeriksa. Pasien tampak lemah jika ada pemeriksa yang datang. Tampak pasien berusaha menunjukkan keadaan sakit (dramatisasi) seperti yang dikeluhkan. Saat tidak di wawancarai pasien tanpak tidak menunjukkan keadaan sakit.Kesadaran. Compos mentis, proses berpikir pasien teratur.Perilaku dan aktivitas psikomotor. pasien tidak canggung menyalami pemeriksa, tidak ada gerakan tambahan berartiPembicaraan. Pasien berbicara baik, lancar. Nada bicara normal.Sikap terhadap pemeriksa. Koperatif.Keadaan afektif (mood), perasaan, empati dan perhatianMood. Labil.Afek. Labil.Keserasian. Sesuai.Empati. Pemeriksa mampu menghayati apa yang dirasakan oleh pasien.Fungsi intelektual (kognitif)Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan. Pasien mampu berhitung, menjumlahkan, pengetahuan umum pasien baik. Daya kosentrasi. Pasien kosentrasi menjawab pertanyaan .Orientasi:Waktu: baikTempat: baikOrang: baikDaya ingat:Daya ingat jangka panjang: baikDaya ingat jangka pendek: baik

Pikiran abstrak. Baik. Pasien bisa membedakan motor dengan sepeda, Bakat: tidak ada.Kemampuan menolong diri sendiri. Pasien mampu makan tanpa disuruh, mandi tanpa disuruh.

Gangguan presepsiHalusinasi dan ilusi: tidak adaDepersonalisasi atau deralisasi. Tidak ada.Arus pikiranProduktivitas. Ide gagasan baik.Kontiunitas pikiran: Jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan, kohoren, pasien menceritakan secara detail apa yang dia alami, jawaban pasien terdapat sebab akibat yang terstruktur baik.Hendaya berbahasa: Baik.Isi pikiran. Preokupasi. Bahwa dirinya sakit jantungGangguan isi pikiran.- Waham: Tidak adaPengendalian impuls: pasien tidak dapat mengendalikan amarah dan keinginan memiliki.Tilikan (insight)3. Pasien sadar bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain, atau faktor dari luar, maupun faktor organik sebagai penyebabnya.Taraf dapat dipercayaDari kesan pemeriksaan pasien menceritakan sesuatu agak berlebihan.Pemeriksaan diagnosis lebih lanjutT: 100/70mmHgNadi: 88x/menitP: 24x/menitS: 36,5oCEvaluasi multiaksialAksis I: F.44 Gangguan Disosiatif (konversi)Aksis II: tidak adaAksis III:tidak adaAksis IV: masalah dengan keluargaAksis V:80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,pekerjaan, sekolah dll TERIMA KASIHPertanyaan Apa penyebab pasien mengalami lumpuh , pingsan, kejang ,dan jantung berdebar , secara patoneurofisiologi ?Apa ada hubungan nya penyakit pasien saat ini dengan situasi pada 2 tahun yang lalu ?Bagaimana secara teori hubungan secara dinamik antara ibu yang tidak begitu menyenangi anaknya ?Apa ciri kepribadian pasien ini ?Psikodinamik dari penyakit yang dialami pasien ini ?Apa sebabnya pasien mendramatisasi keadaan penyakitnya ?Deferensial Diagnosa ?Penanganan dari skenario ?Prognosis dari skenario ?Apa yang harus pemeriksa follow up pada pasien ini ?Diagnosis Multiaksial dari skenario ini ?1. Patofisiologi Pingsan (Sinkop)Pingsan (Sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak tidak mendapatkan cukup oksigen pada bagian-bagian otak yang merupakan bagian kesadaranPatofisiologi dari sinkop terdiri dari tiga tipe:Penurunan output jantung sekunder pada penyakit jantung intrinsik atau terjadi penurunan klinis volume darah yang signifikan.Penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan atau venous return.Penyakit serebrovaskular klinis signifikan yang mengarahkan pada penurunan perfusi serebral.SinkopPada sinkop metabolic penurunan O2 dan nutrisi ke otak dapat terjadi pada keadaan hipoksia yang berat akibat tromboembolus paru yang besar dan anemia berat pada keadaan perdarahan akut atau penyakit hemolitik yang akut.

Aliran darah yang berkurang ke otak dapat terjadi karena : Jantung gagal untuk memompa darah,Pembuluh-pembuluh darah tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mempertahankan tekanan darah untuk memasok darah ke otakTidak ada cukup darah atau cairan di dalam pembuluh-pembuluh darah,Gabungan dari sebab-sebab yang lainnya.

Patofisiologi kejang Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah focus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik.Aktifitas kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. lesi di otak tengah, thalamus, dan korteks serebrum kemungkinan besar bersifat epileptogenic, sedangkan lesi di serebellum danbatang otak umumnya tidak memicu kejang.Ditingkat membrane sel, focus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimia, termasuk :

Instabilitas membrane sel saraf, sel mudah mengalami pengaktifan.Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan.Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang waktu dalam repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi asam gama amino butirat (GABA).

Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostasis kimiawi neuron sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.

2.Adanya keluhan gangguan fungsi neurologis yang sama yang terjadi pada saat ini dengan 2 tahun yang lalu.3. 4Tidak bisa mengendalikan emosiTidak bisa mengendalikan keinginannyaIngin selalu diperhatikan dan ingin selalu di manjaTulis di follow up pada nomor 11 5. 6.Primary gain : Mendapat perhatian dan kasih sayangSecondary gain : Tidak perlu bekerja

7. Differential DiagnosaGangguan KonversiGangguan konversi juga disebut disosiatif karena dulu di anggap terjadi hilangnya asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas pribadi, memori, sensori dan fungsi motorik.Ciri utamanya adalah hilangnya fungsi yang tidak dapat dijelaskan secara medis.Gangguan konversi berkaitan dengan gangguan kecemasan, dari berbagai literatur mengatakan bahwa gangguan konversi merupakan bagian dari gangguan somatoform yang mengeluhkan gejala-gejala gangguan fisik yang kadang berlebihan, tetapi pada dasarnya tidak terdapat gangguan fisiologis.

PendahuluanDefinisiPPDGJ III Gangguan konversi adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal antara : ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas, penghayatan segera, dan kendali terhadap gerakan tubuh

DSM-IVGangguan konversi adalah gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau lebih gejala neurologis yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis atau medis yang diketahui..Suatu survei masyarakat menemukan bahwa insidensi tahunan gangguan konversi adalah 22 per 100.000 orangRasio wanita terhadap laki-laki pada pasien dewasa adalah sekurangnya 2 banding 1 dan sebanyaknya 5 banding 1EpidemiologiGangguan konversi belum diketahui penyebab pastinya, namum biasanya akibat trauma masa lalu yang berat yang berulang-ulang, namun tidak ada gangguan organik yang dialami

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupaKepribadian yang labilPelecehan seksualPelecehan fisikKekerasan rumah tangga (ayah dan ibu cerai)Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

EtiologiOrang dengan pengalaman gangguan psikis kronik, seksual ataupun emosional semasa kecil sangat beresiko besar mengalami gangguan konversi. Anak-anak dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian traumatik, misalnya perang, bencana, penculikan dan prosedur medis yang infasif.

Faktor ResikoGejalaGejala Sensorik-Parastesia-Anestesia-Fenomena sarung tangan atau kaos kaki (stocking and glove)Gejala Motorik- Kelainan cara berjalan (astasia-abasia )- Kelemahan- Paralisis

Gejala KejangKejang semu (pseudoseizure)Gangguan konversi diklasifikasikan atas beberapa pengolongan :F44.0 Amnesia DisosiatifF44.1 Fugue DisosiatifF44.2 Stupor DisosiatifF44.3 Gangguan Trans dan KesurupanF44.4 Gangguan motorik DisosiatifF44.5 Konvulsi DisosiatifF44.6 Anestesia dan kehilangan sensorik DisosiatifF44.7 Gangguan Disosiatif campuranF44.8 Gangguan Disosiatif lainnyaF44.9 Gangguan Disosiatif YTTDiagnosisDapat menyerupai kejang epileptic dalam hal gerakannya akan tetapi jarang disertai lidah tergigit, luka serius karena jatuh saat serangan dan inkontinensia urin, tidak dijumpai kehilangan kesadaran tetapi diganti dengan keadaan seperti stupor atau trans.F44.5 Konvulsi DisosiatifOrang-orang dengan gangguan konversi beresiko besar mengalami komplikasi, yang terdiri dari : Mutilasi diri Gangguan seksual Alkoholisme Depresi Gangguan saat tidur,mimpi buruk, insomnia atau berjalan sambil tidur Gangguan kecemasan Gangguan makan Sakit kepala berat

KomplikasiTerapi obatBenzodiazepine seperti lorazepam 0,5-1mgHipnosisPsikoterapiTerapi kesenian kreatifTerapi kognitifPenatalaksanaanSebahagian besar pasien 90 sampai 100 persen, dengan gangguan konversi mengalami pemulihan gejala pertamanya dalam beberapa hari atau kurang dari satu bulan, dilaporkan 75 persen pasien tidak mengalami episode lain, tetapi 25 persen mungkin mengalami episode tambahan selama priode stres.PrognosisGangguan cemas menyeluruh

Kriteria DiagnostikKriteria DSM-IV-TR Kecemasan atau kekawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari , sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan aau aktivitas sekolah).Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannyaKecemasan dan kekhawatiran disertai 3 atau lebih dari 6 gejala berikut ini (dengan sekurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi dibandingkan tidak terjadi selama 6 bulan terakhir). Catatan : hanya satu nomor diperlukan pada anak.Kegelisahan Merasa mudah lelahSulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosongIritabilitasKetegangan ototGangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur , atau tidur gelisah, dan tidak memuaskan).Kecemasan , kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis, ata gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.Gangguan yang terjadi bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya penyalahgunaan zat, medikasi) atau kondisi medis umum (hipertiroidisme).

Berdasarkan dari PPDGJ III, maka kriteria diagnostik untuk gangguan anxietas menyeluruhadalah :Penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala premier yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan. Yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja. Gejala-gejala tersebut mencakup unsur-unsur berikut :Kecemasan (khawatir khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi)Ketegangan motorik ( gelisah, sakit kepala, gemetaran)Overaktivitas otonomik ( jantung berdebar-debar, kepala terasa ringan, berkeringat, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering)

Penatalaksanaan

FarmakoterapiSSRI (Serotonin Selective Reuptake Inhibtor) Terdiri atas beberapa macam, dapat dipilih salah satu dari sertralin, fluoksetin (kalxetin 10 mg), fluvoksamin, escitalopram, dll.Obat diberikan dalam 10 hari.Benzodiazepin Awitan kerjanya cepat, dikonsumsi biasanya 4-6 minggu, setelah itu secara perlahan-lahan diturunkan dosisnya sampai akhirnya dihentikan. Contoh: Diazepam, Alprazolam (0,5 mg), dll. Jadi, setelah itu dan seterusnya, individu hanya minum golongan SSRI.Amlodipin 5 mg Untuk menurunkan tekanan darah.

Gangguan Stress Pasca Trauma

Kriteria diagnosis menurut PPDGJ III F 43.1 Gangguan stress pasca trauma Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik berat (masa laten yang berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampui 6 bulan). Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset gangguan melebihi 6 bulan, asal manifestasi klinisnya khas dan tidak didapat alternatif kategori gangguan lainnya.Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang (flashback).Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas.Suatu sequelae menahun yang terjadi lambat setelah stress luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasi dalam kategori F62.0 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa).Tata laksana

Farmakoterapi : Antidepresan golongan SSRI : - Fluoxetin 10-60 mg/hari - Sertralin: 50-200 mg - Antidepresan golongan trisiklik - Amitriptilin 50-300 mg/hari - Imipramin 50-300 mg/hariPsikoterapi Edukasi Dukungan psikososial: dari dokter, keluarga, lingkungan.Tekhnik meredakan keccemasan : relaksasi , teknik mengatur pernapasan, dan mengontrol pikiranModifikasi pola hidup: diet sehat, mengatur konsumsi kafein, rokok, dan obat lainnya, olahraga teratur.

Gangguan PanikGangguan Anxietas KontinyuGangguan Anxietas MenyeluruhAnxietas EpisodikPada sembarang situasiGangguan PanikPola campuranAgorafobia dengan panikPada situasi tertentuGangguan FobikFobia SpesifikAgorafobiaFobia Sosial

Gambar 1: Pembagian Gangguan Anxietas

Gangguan AnxietasDefinisiMenurut DSM-IV, gangguan panik adalah gangguan yang sekurang-kurangnya terdapat 3 serangan panik dalam waktu 3 minggu dan tidak dalam kondisi stres berat atau dalam situasi yang mengancam kehidupanTerdapat 3 model fenomenologi gangguan panik yaitu :Serangan panik akutAntisipasi kecemasanMenghindari fobia

EpidemiologiPenelitian epidemiologi telah melaporkan prevalensi seumur hidup untuk gangguan panik adalah 1,5-5 % dan untuk serangan panik adalah 3 5.6 %. Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki, Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda - usia rata-rata timbulnya adalah kira-kira 25 tahun

Etiologi dan patogenesisFaktor BiologisFaktor GenetikaFaktor Psikososial

Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Peneliti menyatakan bahwa penyebab serangan panik kemungkinan melibatkan alam bawah sadar peristiwa yang menegangkan dan bahwa patogenesis serangan panik mungkin berhubungan dengan faktor neurofisiologis yang dipicu oleh reaksi psikologis

Gambaran KlinisGejala mental utama adalah :Ketakutan yang kuat, Suatu perasaan ancaman kematian,dan Kiamat.

Tanda fisik adalah : Takikardia, Palpitasi, Sesak nafas, dan Berkeringat.Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan.Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit dan jarang lebih lama dari 1 jam.Gejala penyerta :Gejala depresiGangguan obsesi kompulsif

DiagnosisMenurut DSM-IV, kriteria diagnosis gangguan panik harus dibuktikan dengan adanya serangan panik yang berkaitan dengan kecemasan persisten berdurasi lebih dari 1 bulan terhadap: (1)serangan panik baru (2) konsekuensi serangan, atau (3) terjadi perubahan perilaku yang signifikan berhubungan dengan serangan.Selain itu untuk mendiagnosis serangan panik, kita harus menemukan minimal 4 gejala dari 13 gejala berikut ini:

Merasa pusing, tidak stabil berdiri, hingga pingsanMerasa kehilangan kontrol, seperti mau gilaTakut matiLeher serasa dicekikPalpitasi, berdebar-debar, denyut jantung bertambah cepatNyeri dada, rasa tidak nyaman di dadaMerasa sesak, bernapas pendekMual atau distress abdominalGemetaranBerkeringatRasa panas dikulit, menggigilMati rasa, kesemutanDerealisasi, depersonalisasi (merasa seperti terlepas dari diri sendiri)Menurut PPDGJ-III gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik.Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan :Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya.Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situation)Dengan keadaan yang relatif dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga anxietas antipsikotik yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi.Terapi

Psikoterapi:Cognitive-behavioral therapy (CBT)

Farmakoterapi3 golongan besar obat yang dianjurkan untuk mengatasi gangguan panik, yakni golongan SSRI, trisiklik, dan MAOI (Monoamine oxidase inhibitor).Golongan SSRI (Serotonin-selective reuptake inhibitors)

Contoh Obat Golongan SSRI :FluoxetineParoxetineSertralineFluvoxamineCitalopramEscitalopramGolongan Tricyclic/Trisiklik

Contoh Obat Trisiklik :ImipramineDesipramineClomipramine

MAO Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)

Contoh Obat MAOI :PhenelzineTranylcypromine

PrognosisPasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama gejala singkat cenderung memiliki prognosis yang baikGangguan cemas dan depresi campuranDefinisi Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifikGangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.GAMBARAN KLINISKetegangan Motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar 2. Otot tegang/kaku/pegal 3. Tidak bisa diam 4. Mudah menjadi lelah Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat 6. Jantung berdebar-debar 7. Telapak tangan basah/dingin 8. Mulut kering 9. Kepala pusing/rasa melayang 10. Mual, mencret, perut tak enak 11. Muka panas/ badan menggigil 12. Buang air kecil lebih sering Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan berkurang 13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu 14. Mudah terkejut/kaget 15. Sulit konsentrasi pikiran 16. Sukar tidur 17. Mudah tersinggungSedangkan untuk gangguan depresif ditandai dengan suatu mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas merupakan tiga gejala utama depresiGejala lainnya dapat berupa :Konsentrasi dan perhatian berkurangHarga diri dan kepercayaan diri berkurangGagasan tentang rasa bersalah dan tidak bergunaPandangan masa depan yang suram dan pesimistisGagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diriTidur tergangguNafsu makan berkurang.

DIAGNOSISGangguan Cemas Menyeluruh Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dsb) 2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan 3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguan anxietas fobik (F.40.-), gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F.42.-)

Episode depresif berat tanpa gejala psikotik :Semua gejala depresi harus ada : afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah.Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan berkurang.Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan.Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dari 2 minggu.Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik :Episode depresif berat yang memenuhi kriteria diatas.Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi audiotorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai waham atau halusinasi yang serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent). Gangguan Campuran Anxietas dan Depresif:Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobikBila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan. Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

PENATALAKSANAANANTI DEPRESI1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan opipramol.2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.3. Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono Amine Oxsidase-A), seperti : moclobemide.4. Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.5. Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti : sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis) sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari). Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu :1. Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I. 2. Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif kemudian menjadi dosis optimal..

3. Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis pemeliharaan.4. Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.5. Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari 75 mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari 25 mg/hari selama 1 minggu.

ANTI ANTIETASPenggolongan Benzodiazepin (Diazepam, Chlordiazepoxide, Lorazepam, Clobazam, Bromazepam, Akprazolam)Non-Benzodiazepin ( Sulpine, Buspirone)Golongan benzodiazepin sebagai anti-anxietas mempunyai ratio terapeutik lebih tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksitas rendah dibandingkan dengan meprobamate atau phenobarbitalGolongan bezodiazepin= drug of choice dari semua obat yang mempunyai anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan keamanannya.Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran), dinaikan setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis anjuran, dipertahankan 23 minggu, diturunkan 1/8 setiap 2-4 minggu, dosis minimal yang masih efektif (manutenance dose), bila kambuh dinaikan lagi dan bila efektif, pertahankan 4-8 minggu, lalu tapering off.GANGGUAN SOMATOFORMGangguan somatisasi ditandai oleh banyak gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan secara adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan laoratorium. Gangguan ini biasanya dimulai sebelum usia 30 tahun, dapat berlanjut hingga tahunan, dan dikenali menurut DSM-IV-TR sebagai kombinasigejala nyeri, gastrointestinal, seksual, serta pseudoneurologis. EPIDEMIOLOGISomatisasi adalah gangguan yang kerap ditemukan. Prevalensi seumur hidup gangguan somatisasi dalam populasi umum lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, yaitu diperkirakan sebanyak 0,2 sampai 2 persen pada wanita, dan 60 mntKejang masih menetap dilakukan anestesia dengan pentobarbital, intubasi, ventilator mekanikIndikasi Bedah pada EpilepsiKriteria :Sindrom epilepsi fokal atau simtomatik yg refrakter thdp OAEIQ > 70Tidak ada kontraindikasi pembedahanUsia < 45 thnTdk ada kelainan psikiatrik yg jelas

Indikasi Epilepsi refrakterSecara umum pd epilepsi dgn durasi lama (beberapa tahun)Mengganggu kualitas hidupManfaat operasi lebih besar daripada risikoTerapi obatBenzodiazepine seperti lorazepam 0,5-1mgHipnosisPsikoterapiTerapi kesenian kreatifTerapi kognitif8. penangananSebahagian besar pasien 90 sampai 100 persen, dengan gangguan konversi mengalami pemulihan gejala pertamanya dalam beberapa hari atau kurang dari satu bulan, dilaporkan 75 persen pasien tidak mengalami episode lain, tetapi 25 persen mungkin mengalami episode tambahan selama priode stres.9. Prognosis10. Follow UpRiwayat Pekerjaan : pasien bekerja sebagai Ibu Rumah TanggaKehidupan Keluarga : Paisen Anak ketiga dari 5 bersaudara, pasien memiliki 3 orang anak laki-laki. Anak pertama kelas 3 SMP anak kedua kelas 2 SD, dan yang ketiga umur 5 tahun.Pernikahan : Pasien menikah atas dasar suka sama suka bukan karena dijodohkan.Ciri Kepribadian : menurut saudaranya, pasien dari dulu senang bila diperhatikan pasien marah bila keinginannya tidak dituruti

TERIMA KASIHLOFOLLOW UP :Riwayat keluarga, Perkawinan, PekerjaanMasalah keluargaCiri kepribadian7. DDGangguan konfulsif Disosiatif atau gangguan konversi (aiia)Gangguan Cemas menyeluruh (riska)Gangguan Stres Pasca Trauma (riska)Gangguan Panik (shandi)Gangguan cemas dan depresi campuran (vero)Somatisasi dan hipokondriasis (vero)Epilepsi (shandi)