Upload
saraharfhn
View
75
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MAKALAH TUTORIAL XI
MODUL MUSKULOSKELETAL
OLEH :
1. Suci Leni Mimanda
2. Uphik Try Kurniati
3. Chairunnisa Permata Sari
4. Citra Nabila
5. Sarah Arafhanie
6. Revina Rinda Mutia
7. Pipit Arika
8. Anastasya Shinta Yuliani
9. Windri Of Frita
10. Sri Muharni Sarah
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG 2013
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah
ini kami membahas tentang Luka Tusuk.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah Anatomi,histologi,
dan fisiologi yang berhubungan dengan toraks.
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih kami sampaikan kepada Dr.jofril Azmi dan teman
teman tutorial XI.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis.
Padang , 01 Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar .....................................................................................................2
2. Daftar isi.................................................................................................................3
3. Pendahuluan...........................................................................................................4
4. Step 1.......................................................................................................................5
5. Step 2.......................................................................................................................5
6. Step 3.......................................................................................................................6
7. Step 4.......................................................................................................................8
8. Step 5.......................................................................................................................9
9. Step 7.......................................................................................................................10
10. Kesimpulan...........................................................................................................26
11. Daftar pustaka.....................................................................................................27
PENDAHULUAN
Luka Tusuk
Apin (27) tahun melihatkan pada teman-temannya bekas luka pada otot dada akibat
perkelahian sebulan yang lalu.Pada bekas luka terlihat jaringan parut yang tumbuh di toraks kiri
area superior hipokhondrium kiri.Saat kejadian Apin dalam keadaan berdarah hebat.Tetapi
setelah diperiksa syukurlah lukanya tidak sampai mengenai jantung.Lukanya mencong tidak
menusuk lurus dan hanya mengenai lapisan otot terdalam sampai area epimisium.Menurut dokter
Apin harus kontrol setiap minggu untuk melihat progresifitas penyembuhan luka.
STEP I. CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
1. Progresifitas : Kemajuan atau perkembangan; perubahan
2. Hipokhondrium : Berada di atas tulang rawan iga/di lateral regio epigastrika.
3. Jaringan parut : Suatu kondisi medis yang ditandai dengan pembentukan lesi
(bekas luka) yang menonjol akibat cidera phisik / patologis.
4. Epimisium : Jaringan ikat rapat yang melapisi keseluruhan otot dan terus
Berlanjut samapi ke facia dalam.
5. Toraks : Organ yang melindungi organ-organ utama respirasi dan sirkulasi.
STEP II. DEFINE THE PROBLEMS
1. Jelaskan anatomi toraks dan anatomi abdomen serta regio-regionya!
2. Histologi lapisan otot!
3. Jelaskan apa itu jaringan parut !
4. Jelaskan pengobatan jaringan parut!
5. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya gangguan pada jaringan parut?
6. Bagaimana proses penyembuhan luka?
STEP III. BRAINSTROM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION
1. Anatomi
a. Toraks
Sternum
Costa
Kavum toraks
Bagian anterior:
Costae
Sternum
Clavikula
Bagian posterior:
Scapula
Toracalis
b. Abdomen
Bagian bawah dari trunkus, mulai di bawah diafragma sampai apetura pelvis superior.
Regio-regio:
Regio epigastrika
Regio hypochondriaca
Regio umbilicalis
Regio lateralis
Regio pubica
Regio inguinalis
2. Histologi
Lapisan Otot
Endomisium
Perimisium
Epimisium
3. Jaringan parut adalah
Luka yang menyebabkan lapisan kulit hilang sebagian / seluruhnya yang merupakan
respon alami tubuh terhadap kerusakan yang terjadi di kulit
Proses penyembuhanluka, faktor yang mempengaruhi terjadinya jaringan parut
adalah:
– Kedalaman
– Luka
– Umur
– Keturunan
– Kelamin, dan
– hormon.
4. Pengobatan jaringan parut
Salep/krim : mencegah terjadinya jaringan parut pasca operasi
Operasi pembedahan : dilakukan pada jaringan parut yang dalam dan luas,
metodenya skin grafit dan laser.
Penyuntikan : dilakukan pada keloid/jaringa parut hipetropik
5. Faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pada jaringan parut adalah:
Faktor Lokal : secara langsung mempengaruhi karakteristik dari luka itu sendiri
Faktor Sistematik : kesehatan secara keseluruhan/keadaan penyakit individu yang
mempengaruhi/kemampuan untuk menyembuhkan.
6. Proses penyembuhan luka
Inflamasi
Proliferasi
Maturasi.
STEP VI. ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION
Luka pada Otot Dada
ANATOMI
Penyembuhan Luka
FISIOLOGIHISTOLOGI
Lapisan otot dan tulang
Toraks Abdomen beserta
dengan regio-regionya Otot-otot yang
melekat
STEP V. DEFINE LEARNING OBJECTIVES
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang :
1. Anatomi
– Toraks
– Abdomen dan regionya
– Otot-otot yang melekat
2. Histologi
– Lapisan otot dan tulang
3. Fisiologi
– Penyembuhan luka
STEP VI. GATHERING AND PRIVATE STUDY
Belajar Mandiri
STEP VII. SHARE THE RESULT OF INFORMATION
1. Anatomi
Toraks
Toraks adalah bagian atas batang tubuh yang terletak antara leher dan abdomen.
Dinding toraks terdiri dari:
– Kulit fascia
– Saraf
– Otot
– Tulang.
Kerangka dinding toraks terdiri dari:
Vertebra thoracica (12 pasang) dan diskus intervertebralis
Costae (12 pasang) dan cartilago costalis
Sternum.
1. Os Costae
Berfungsi membentuk dinding lateral thorax sisi kiri dan kanan. Costae dapat dibagi menjadi
3 berdasarkan perlekatannya pada sternum:
– Costae verae (iga sejati)
Kosta yang langsung bersendi dengan sternum di sebelah anterior (C1-C7)
– Costae spuriae (iga tidak sejati)
Kosta yang tidak langsung bersendi dengan sternum (C8-C10)
– Costae fluctuantes (iga melayang)
Kosta yang tidak memiliki perlekatan dengan sternum secara ventral pada cartilago costalis
(C11-C12).
2. Os Sternum
Adalah tulang pipih, yang berbentuk pedang, yang terletak dalam subkutan pada garis tengah
bagian depan dada. Sternum terdiri dari 3 bagian:
– Manubrium Sterni : Bagian atas mempunyai panjang sekitar 5 cm dan berjalan ke
arah
bawah agak ke depan yang bersatu dengan corpus yang
membentuk
sudut yang disebut angulus sternalis. Incisura suprasternalis
adalah
lekukan di garis tengah pada batas atlas. Clavikula berartikulasi
dengan manubrium pada tiap sisi pada sudut laterosuperior.
– Corpus sterni : merupakan tulang panjang, pipih, dan bergerigi, dengan
artikulasio sepanjang batas lateralnya untuk cartilago costalis 3-7.
– Processus xiphoideus : adalah lempeng kecil, dengan sebuah lubang yang menjadi dua
Lubang.
Otot-otot pada dinding thorax
M. Pektoralis major
Origo : Dari sternum dan 6 kartilago kosta teratas serta bagian medial klavikula
Insersi : Menuju labia lateralis sulkus intertuberkularis
M. Pektoralis minor
Origo : Dari kosta ke-3,ke-4, dan ke- 5
Insersi : Menuju prosesus korakoideus
M. Serratus anterior
Origo : Dari permukaan lateral delapan kosta teratas
Insersi : Menuju margo medialis skapula
M. Serratus posterior
M. Serratus posteror superior
M. Serratus posterior inferior.
Otot-otot thorax dan abdomen
Abdomen
Terdapat antara thorax dan pelvis.
– Kuadran Abdomen
1. Kuadran kanan atas : hati, kantung empedu, paru, esofagus
2. Kuadran kiri atas : hati, jantung, esophagus, paru, pankreas, limfa,
lambung
3. Kuadran kanan bawah : Usus 12 jari (duodenum), usus besar, usus kecil,
kandung kemih, rectum, testis, anus
4. Kuadran kiri bawah : Anus, rectum, testis, ginjal, usus kecil, usus besar.
– Regio Abdomen
Hipokondrium/ hipokondriaka dextra: hepar, vesica fellea, flexura coli dextra,
glandula suprarenalis dextra
Epigastrium : gaster, pancreas, duodenum pars superior,
hepar
Hipokhondrium/ hipokondriaka sinistra: lien, cauda pancreas, gaster, lobus
hepatis
sinistra, fexura coli sinistra.
Lumbal sinistra : colon descendes, ren sinistra,
glandula
Suprarenalis sinistra, ureter sinistra
Umbilikalis : jejunum, ileum, duodenum, colon
transversum, gaster
Lumbal dextra : ren dekstra, ureter dekstra, glandula
suprarenalis sinistra, colon ascendens
Iliaca/ inguinal dextra : caecum, appendix vermiformis, ovarium
dextra
Suprapubis/ hipogastrium : uterus, vesica urinaria, rectum
Iliaca/ inguinal sinistra : colon sigmoidea, ovarium sinistra
Otot-otot pada dinding Abdomen
M. Transversus Abdominis (M.TA)
Otot yang terletak di bawah M.OIA ini berasal dari permukaan dalam kartilago costa6
terbawah,
Fascia lumbalis, 2/3 anterior crista iliaca, dan 1/3 lateral lig. Inguinal dan akan berinsertio pada
proc. Xiphoideus, linea alba, symphisis pubis.
M. Obliquus Eksternus Abdominis (M.OEA)
Berasal dari permukaan luar costa8 terbawah dsn menyebar untuk berinsertio pada proc.
Xiphoideus, linea alba, crista pubica, tuberculum pubicum, dan ½ anterior crista iliaca.
M. Obliquus Internus Abdominis (M.OIA)
Terletak di bawah M.OEA. Otot ini berasal dari fascia lumbalis, 2/3 anterior crista iliaca, dan 2/3
lig.inguinalis dan berinsertio di tepi bawah costa3 bagian belakang dan cartilage costae, proc.
Xiphoideus, linea alba (jaringan tipis yang terdapat pada bagian tengah dinding anterior
abdomen diantara m. rectus abdominis, mulai dari proc.xyphoideus sampai ke symphisis pubis),
dan symphisis pubis.
M. Rectus Abdominis (M.RA)
Otot ini berasal dari depan symphisis pubis dan dari crista iliaca dan berinsertio di cartilage
costae V, VI, XII dan proc. Xiphoideus
M. Pyramidalis
Otot ini tidak semua orang memiliki.Otot ini berasal dari permukaan anterior pubis dan
berinsertio di linea alba. Otot ini terletak di bagian bawah M.RA.
2. Histologi
Lapisan Otot
Susunan lapisan otot dari luar ke dalam :
1. Epimisium
Selubung jaringan ikat yang membungkus otot. Yang tersusun dalam
berkas-berkas teratur yang dikelilingi oleh suatu sarung eksternal jaringan penyambung padat.
2. Perimisium
Dari epimisium terbentuk septum tipis jaringan penyambung yang berjalan ke dalam
dan mengelilingi berkas-berkas serabut di dalam otot.
3. Endomisium
Berkas serabut yang dibungkus oleh perimisum disebut fasikulus. Serabut otot
dikelilingi oleh lapisan jaringan penyambung longgar.
epimisium, perimisium, dan endomisium merupakan jaringan penyambung sejati yang
mengandung campuran serabut kolagen, serabut elastic, fibroblast dan pembuluh darah.
Lapisan Tulang
Susunan tulang dari luar ke dalam urutannya adalah:
1. Periosteum
Pada lapisan pertama bertemu dengan periosteum
Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang),
jatingan ikat dan pembuluh darah.
Menutupi permukaan luar tulang
Dilalui pembuluh darah yang diteruskan ke dalam jaringan tulang dalam
canal havers dan canal volkman.
2. Endosteum
Melapisi tulang rongga pada rongga sumsum tulang
Lapisan sel-sel tipis, bersifat osteogenik.
3. Tulang Kompakta
Pada lapisan kedua ini bertemu dengan tulang kompak
Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat
Memiliki sedikt rongga dan banyak mengandung kapur (calcium phosfat
dan calcium carbonat) sehingga menjadi padat dan kuat.
Kandungan tulang manusia dewasa banyak mengandung kapur
dibandingkan tulang anak-anak dan bayi
Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang mengandung serat-serat
sehingga lebih lentur.
4. Tulang Spongiosa
Lapissan ketiga adalah tulang spongiosa
Memiliki banyak rongga
Didalam rongga diisi sumsum merah yang memproduksi sel darah merah
Terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
5. Sumsum Tulang
Lapisan terakhir yang paling dalam adalah sumsum tulang
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental
Yang dilindungi oleh tulang spongiosa
Yang berperan penting dalam tubuh karena berfungsi memproduksi sel-sel
darah yang ada dalam tubuh.
3. Fisiologi
Fase Penyembuhan Luka
1. Fase Inflamasi
Biasanya berlangsung mulai dari hari pertama luka sampai hari kelima. Fase ini
bertujuan menghilangkan mikroorganisme yang masuk kedalam luka, benda
asing dan jaringan mati. Semakin hebat inflamasi yang terjadi makin lama fase
ini berlangsung, karena terlebih dulu ada eksudasi yang diikuti penghancuran
dan resorpsi sebelum fase proliferasi dimulai. Hemostasis: vassokontriksi
sementara.
Respon jaringan rusak: Histamin dilepas-vasodilatasi pada alairan darah
meningkatkan timbulnya sensasi merah, bengkak, panas dan tidak nyaman.
Respon pertahanan: Polimorf dan makrofag keluar dari kapiler dan masuk ke
luka. Polimorf melindungi luka dari bakteri sedangkan makrofag membersihkan
luka.
2. Fase Proliferasi/ Fase Fibroplasi
Disebut juga sebagai fase rekontruksi. Terjadi pada hari ke 3-24. Fase ini
berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga.
Makrofag merangsang terbentuknya fibroblast yang mendasari terbentuknya
kolagen dan pembuluh darah baru.
3. Fase Maturasi/ Fase Remodelling
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali
jaringan yang berlebihan. Fase ini dimulai akhir minggu ketiga sampai berbulan-
bulan dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Udem
dan sel radang, diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan
diserap, kolagen yang berlebihan diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan
regangan yang ada. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis
dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar.Fase ini juga disebut sebagai fase
remodeling. Sebagai memulihkan kekuatan regangan, akhir fase ini perupaan
luka kulit yang mampu menahan regangan kira-kira 80% kemampuan kulit
normal. Hal ini tercapai kira-kira 3-6 bulan setelah penyembuhan.
Faktor yang mempengaruhi Penyembuhan Luka
A. Faktor lokal
Suplai pembuluh darah yang kurang
Hematoma
Infeksi
Tehnik bedah
Antibiotik
Denervasi.
B. Faktor Umum
Usia
Umur
Penyakit ,seperti: anemia, diabetes mellitus, obesitas
Hormon
Infeksi sistematik
Temperatur
Trauma, hipovolemia, dan hipoksia
Vitamin: vitamin A dan vitamin C.
Jenis Penyembuhan Luka
Penyembuhan melalui Intensi Primer (penyatuan primer)
Luka dibuat secara aseptic, dengan pengrusakan jaringan minimum, dan
penutupan dengan baik, seperti dengan suture, sembuh dengan sedikit reaksi
jaringan melalui intensi pertama. Ketika luka sembuh melalui instensi
pertama, jaringan granulasi tidak tampak dan pembentukan jaringan parut
minimal.
Penyembuhan melalui Intensi Sekunder (granulasi)
Pada luka dimana terjadi pembentukan pus (supurasi) atau dimana tepi luka
tidak saling merapat, proses perbaikannya kurang sederhana dan
membutuhkan waktu lebih lama.
Penyembuhan melalui Intensi Tersier (sutura sekunder)
Jika luka alam baik yang belum disutua atau terlepas dan kemudian disutura
kembali nantinya, dua permukaan granulasi yang berlawanan
disambungkan. Hal ini mengakibatkan jaringan parut yang dalam dan luas.
KESIMPULAN
Luka tusuk ini terjadi pada otot dada bagian toraks dan abdomen sebelah kiri.
Bagian toraks dan abdomen sebelah kiri adalah hipokhondrium kiri. Luka tusuk dapat dilakukan
dengan proses penyembuhan luka. Dengan proses penyembuhan luka, terlihat bahwa bekas luka
tusuk tersebut membentuk sebuah jaringan lunak yang disebut dengan jaringan parut.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton,Arthur C.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta:EGC.2007
Faiz, Omar & David Moffat. At a Glance Anatomi. Jakarta: Erlangga. 2003
Moore, Keith L. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:Hipokrates. 2002
Purtz, R&R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22 Jilid 2. Jakarta:EGC.2006