6
STEP 3 Kejangmerupakanhasildanpelepasanaktivitaslistrikparoksi smal abnormaloleh neuron otak.lstilahkejang, fit, dankonvulsidapatdipertukarkan. Klasifikasi kejang 1. PARSIAL a. Parsial sederhana · Dapat bersifat motorik (gerakan abnormal unilateral), sensorik (merasakan, membaui,mengdengar sesuatu yang abnormal), autonomic (takikardi, bradikardi, takipneu, kemerahan, rasa tidak enak di epigastrium), psikik (disfalgia, gangguan daya ingat). Biasanya berlangsung kurang dari 1 menit. b. Parsial kompleks Dimulai dengan kejang parsial sedehana, berkembang menjadi perubahan kesadaran yang disertai: gejala motoric, gejala sensorik, otomatisme (mengecap- ngecapkan bibir, mengunyah, menarik-narik baju). Biasanya berlangsung 1-3 menit. Beberapa kejang parsial kompleks mungkin berkembang menjadi kejang generalisata. 2. GENERALISATA Hilangnya kesadaran dan tidak ada awitan fokal, bilateral dan simetrik, tidak ada aura. a. Tonik-klonik

Tutorial 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fk

Citation preview

STEP 3Kejangmerupakanhasildanpelepasanaktivitaslistrikparoksismal abnormaloleh neuron otak.lstilahkejang, fit, dankonvulsidapatdipertukarkan. Klasifikasi kejang

1. PARSIAL

a. Parsial sederhana

Dapat bersifat motorik (gerakan abnormal unilateral), sensorik (merasakan, membaui,mengdengar sesuatu yang abnormal), autonomic (takikardi, bradikardi, takipneu, kemerahan, rasa tidak enak di epigastrium), psikik (disfalgia, gangguan daya ingat). Biasanya berlangsung kurang dari 1 menit.b. Parsial kompleks

Dimulai dengan kejang parsial sedehana, berkembang menjadi perubahan kesadaran yang disertai: gejala motoric, gejala sensorik, otomatisme (mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, menarik-narik baju). Biasanya berlangsung 1-3 menit.Beberapa kejang parsial kompleks mungkin berkembang menjadi kejang generalisata.2. GENERALISATA

Hilangnya kesadaran dan tidak ada awitan fokal, bilateral dan simetrik, tidak ada aura.a. Tonik-klonik

Spasme tonik-klonik otot, inkontenensia urin dan alvi, menggigit lidah, fase pasca iktus

b. Absence Sering salah diagnosis sebagai melamun : Menatap kosong , kepala sedikit lunglai, kelopak mata bergetar, atau berkedip secara cepat; tonus postural tidak hilang. Berlangsung beberapa detik.c. Mioklonik

Kontraksi mirip syok mendadak yang terbatas di beberapa otot atau tungkai, cenderung singkat.d. Atonik

Hilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh.e. Klonik

Gerakan menyentak, repetitive, tajam, lambat, dan tunggal atau multiple di lengan, tungkai dan torso.

f. Tonik

Peningkatan mendadak tonus otot (menjadi kaku, kontraksi) wajah dan tubuh bagian atas fleksi lengan dan ekstensi tungkai mata dan kepala mungkin berputar ke satu sisi. Dapat menyebabkan henti nafas.REFERENSI

Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi volume 2.jakarta:EGCSTEP 71. Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium ( diluar rongga kepala ). a. Kejang Demam Sederhana Kejang demam < 15 menit Umumnya berhenti sendiri Bentuk kejang umum tonik &/ klonik, tanpa gerakan fokal Kejang tidak berulang dalam 24 jamb. Kejang Demam Kompleks Kejang lama > 15 menit Kejang fokal / kejang umum didahului kejang parsial Berulang > 1 kali dalam 24 jamETIOLOGI

Kejang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi patologis. Tetapi sebagian kejang merupakan idiopati (tidak diketahui etiologinya).1) Intrakranial-Asfiksia : Ensefolopati hipoksik iskemik

-Trauma (perdarahan) : perdarahan subaraknoid, subdural, atau intra ventrikular

-Infeksi: Bakteri, virus, parasit

-Kelainan bawaan : disgenesis korteks serebri, sindrom zelluarge, Sindrom Smith Lemli Opitz2) Ekstra cranial- Gangguan metabolik : Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomognesemia, gangguan elektrolit (Na dan K)

- Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat- Kelainan yang diturunkan : gangguan metabolisme asam amino, ketergantungan dan kekurangan produksi kernikterus3) IdiopatikKejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fits)EPIDEMIOLOGI

A. FrekuensiAmerika Serikat, antara 2% sampai 5% anak mengalami kejang demam sebelum usianya yang ke 5. Sekitar 1/3 dari mereka paling tidak mengalami 1 kali rekurensi.Kejadian kejang demam seperti di atas serupa di Eropa. Di Asia meningkat 2 kali lipat bila dibandingkan Eropa & Amerika. Kejadian di Negara lain berkisar antara 5 sampai 10% di India, 8.8% di Jepang, 14% di Guam, 0.35% di Hong Kong, dan 0.5-1.5% di China.

B. Mortalitas/MorbiditasKejang demam biasanya tidak berbahaya.Anak dengan kejang demam memiliki resiko epilepsy 2-7 %.

Faktor resiko untuk epilepsy di tahun-tahun berikutnya meliputi kejang demam kompleks, riwayat epilepsy atau kelainan neurologi dalam keluarga, dan hambatan pertumbuhan. Pasien dengan 2 faktor resiko tersebut mempunyai kemungkinan 10% mendapatkan kejang demam.

C. RasKejang demam terjadi pada semua ras.

D. Jenis kelaminBeberapa penelitian menunjukkan kejadian lebih tinggi pada pria. perbandingannya 2 banding 1. Hal ini mungkin disebabkan karena pada anak perempuan perkembangan otaknya lebih cepat.

E. UsiaKejang demam terjadi pada anak usia 3 bulan sampai 5 tahun.

Mansjoer, arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III vol. 1. Jakarta : Media Aesculapius.