tutorial 3.5 mgg 4

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    1/19

    SLE (SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOUS)

    SLE (Systemisc Lupus erythematosus) adalah penyakit autoimun  dimana organ dan sel

    mengalami kerusakan yang disebabkan oleh tissue-binding autoantibody dan kompleks imun, yang

    menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai sistem organ namun sebabnya belum

    diketahui secara pasti, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik,

    terdapat remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibody dalam

    tubuh.

    Pada  setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda.

    Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang menimbulkan

    kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang muncul dan organ yang terkena.

    2.2. Etiologi

    Penyakit  SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan

    autoantibody yang berlebihan. angguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor!

    faktor genetik, hormonal (sebagaimana terbukti oleh a"itan penyakit yang biasanya terjadi selama

    usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal).Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. #iduga faktor genetik, infeksi dan

    lingkungan ikut berperan pada pato$siologiSLE. Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk

    membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh sendiri. %enyimpangan reaksi imunologi ini akan

    menghasilkan antibodi secara terus menerus. &ntibody ini juga berperan dalam pembentukan

    kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit in'amasi imun sistemik dengan kerusakkan

    multiorgan.

    #alam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan tubuh

    dalam mela"an infeksi. %ada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini

    berbalik mela"an tubuh, dimana antibodi  yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri.

    &ntibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi penyakit menahun.

    ekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini belum sepenuhnya dimengerti

    tetapi diduga melibatkan faktor lingkungan dan keturunan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat

    memicu timbulnya lupus

    • *nfeksi

    • &ntibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)

    • Sinar ultraviolet

    • Stres yang berlebihan

    • +bat!obatan tertentu

    • ormon.

    eskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen penyebabnya tidak

    diketahui. %enemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari kromosom -. anya -/ dari

    penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun saudara kandung) yang telah maupun akan

    menderita lupus. Statistik menunjukkan bah"a hanya sekitar 0/ anak dari penderita lupus yang

    akan menderita penyakit ini.

    Lupus seringkali disebut sebagai  penyakit wanita "alaupun juga bisa diderita oleh pria.

    Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun "anita, meskipun -!-0 kali lebih

    sering ditemukan pada "anita.

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    2/19

    1aktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang "anita.

    eningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan2atau selama kehamilan

    mendukung keyakinan bah"a hormon (terutama estrogen) mungkin berperan dalam timbulnya

    penyakit ini.

    eskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka kejadian pada "anita

    dan pada masa pra!menstruasi, masih belum diketahui.

    1aktor 3esiko terjadinya SLE-. 1aktor enetik

    •  4enis kelamin, frekuensi pada "anita de"asa 5 kali lebih sering daripada pria de"asa

    • 6mur, biasanya lebih sering terjadi pada usia 7!8 tahun

    • Etnik, 1aktor keturunan, dengan 1rekuensi 7 kali lebih sering dalam keluarga yang terdapat

    anggota dengan penyakit tersebut

    7. 1aktor 3esiko ormon

    ormon estrogen menambah resiko SLE, sedangkan androgen mengurangi resiko ini.

    9. Sinar 6:Sinar 6ltra violet mengurangi supresi imun sehingga terapi menjadi kurang efektif, sehingga SLE

    kambuh atau bertambah berat. *ni disebabkan sel kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin

    sehingga terjadi in'amasi di tempat tersebut maupun secara sistemik melalui peredaran pebuluh darah

    8. *munitas

    %ada pasien SLE, terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleransi terhadap sel ;

    0. +bat

    +bat tertentu dalam presentase kecil sekali pada pasien tertentu dan diminum dalam jangka

    "aktu tertentu dapat mencetuskan lupus obat (#rug *nduced Lupus Erythematosus atau #*LE). 4enis

    obat yang dapat menyebabkan Lupus +bat adalah

    • +bat yang pasti menyebabkan Lupus obat . *nfeksi

    %asien SLE cenderung mudah mendapat infeksi dan kadang!kadang penyakit ini kambuh setelah

    infeksi

    ?. Stres

    Stres berat dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah memiliki kecendrungan akan

    penyakit ini.

    2.3. Diagnosis

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    3/19

    8. 1otosensitif bercak reaksi sinar matahari peka terhadap sinar 6: 2 matahari,

    menyebabkan pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit

    0. Bercak diskoid 3uam pada kulit

    >. Salah satu

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    4/19

    yang akan berkembang.

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    5/19

    suatu serangan atau sedang berkembang pada suatu organC (9) untuk mengidenti$kasi efek

    samping dari suatu pengobatan.

      >.-. %emeriksaan &utoantibodi

    Antio+, P'-alnsi

    /

    Antign ,ang

    Dinali

    Clini0al Utilit,

    &ntinuclear antibodies

    (&A&)

    @5 ultiple nuclear %emeriksaan skrining terbaikC hasil

    negative berulang menyingkirkan

    SLE&nti!ds#A& ? #A& (double!

    stranded)

     4umlah yang tinggi spesi$k untuk

    SLE dan pada beberapa pasien

    berhubungan dengan aktivitas

    penyakit, nephritis, dan vasculitis.&nti!Sm 70 jenis 6- 3A&

    Spesi$k untuk SLEC tidak ada

    korelasi klinisC kebanyakan pasien

     juga memiliki 3A%C umum pada

    &frican &merican dan &sia dibanding

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    6/19

    &ntiplatelet 9 %ermukaan dan

    perubahan antigen

    sitoplasmik pada

    platelet.

     ;erkait dengan trombositopenia

    namun sensitivitas dan spesi$tas

    kurang baikC secara klinis tidak

    terlalu berarti untuk SLE&ntineuronal

    (termasuk anti!

    glutamate receptor)

    > Aeuronal dan

    permukaan antigen

    limfosit

    %ada beberapa hasil positif terkait

    dengan lupus AS aktif.

    &ntiribosomal % 7 %rotein pada

    ribosome

    %ada beberapa hasil positif terkait

    dengan depresi atau psikosis akibat

    lupus AS

     ;abel 9 &utoantibodi yang ditemukan pada Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

    Catatan: AS central nervous system, S1 cerebrospinal 'uid, #3::; dilute 3ussell vipervenom time, EL*S& en=yme!linked immunosorbent assay.

    Secara diagnostic, antibody yang paling penting untuk dideteksi adalah &A& karena

    pemeriksaan ini positif pada @0/ pasien, biasanya pada onset gejala. %ada beberapa pasien &A&berkembang dalam - tahun setelah onset gejalaC sehingga pemeriksaan berulang sangat berguna.

    Lupus dengan &A& negative dapat terjadi namun keadaan ini sangat jarang pada orang de"asa dan

    biasanya terkait dengan kemunculan dari autoantibody lainnya (anti!3o atau anti!#A&). ;idak ada

    pemeriksaan berstandar internasional untuk &A&C variabilitas antara pemeriksaan yang berbeda antara

    laboratorium sangat tinggi.

     4umlah *g yang besar pada ds#A& (bukan single!strand #A&) spesi$k untuk SLE. EL*S& dan

    reaksi immuno'uorosensi pada sel dengan ds#A& pada 'agel Crithidia luciliae memiliki sekitar >/

    sensitivitas untuk SLEC identi$kasi dari aviditas tinggi untuk anti!ds#A& pada emeriksaan 1arr tidak

    sensitive namun terhubung lebih baik dengan nephritis

    >.7. %emeriksaan laboratorium untuk menentukan adanya penyakit SLE

    • %emeriksaan darah

    %emeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear , yang terdapat pada

    hampir semua penderita lupus. ;etapi antibodi ini juga juga bisa ditemukan pada penyakit

    lain.

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    7/19

    2.1. Pnatalasanaan

    6ntuk penatalaksanaan, %asien SLE dibagi menjadi

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    8/19

    • %engobatan %ada !5 mg2hari (-!-,0 mg2kg BB2hari). Bila tidak ada respon dalam 8 minggu,

    ditambahkan imunoglobulin intravena (*:*g) dengan dosis ,8 mg2kg BB2hari selama 0 hari

    berturut!turut

    ∗ %erikarditis 3ingan

    +bat antiin'amasi non steroid atau anti malaria. Bila tidak efektif dapat diberikan prednison

    7!8 mg2hari

    ∗ %erkarditis Berat

    #iberikan prednison - mg2kg BB2hari

    ∗ iokarditis

    %rednison - mg2kg BB2hari dan bila tidak efektif dapat dapat dikombinasikan dengan

    siklofosfamid

    ∗ Efusi %leura

    %rednison -0!8 mg2hari. Bila efusi masif, dilakukan pungsi pleura2drainase

    ∗ Lupus %neunomitis

    %rednison -!-,0 mg2kg BB2hari selama 8!> minggu

    ∗ Lupus serebral

    etilprednison 7 mg2kg BB2hari untuk 9!0 hari, bila berhasil dilanjutkan dengan pemberian

    oral 0!? hari lalu diturunkan perlahan. #apat diberikan metilprednison pulse dosis selama 9

    hari berturut!turut

    2.. PROGOSIS

    Beberapa tahun terakhir ini prognosis penderita lupus semakin membaik, banyak penderita

    yang menunjukkan penyakit yang ringan. Panita penderita lupus yang hamil dapat bertahan

    dengan aman sampai melahirkan bayi yang normal, tidak ditemukan penyakit ginjal ataupun

     jantung yang berat dan penyakitnya dapat dikendalikan.

    &ngka harapan hidup - tahun meningkat sampai 50/. %rognosis yang paling buruk

    ditemukan pada penderita yang mengalami kelainan otak, paru!paru, jantung dan ginjal yang

    berat.

    OSTEOMIELITIS

    3.3. $lasiasi

      +steomielitis merupakan penyakit yang kompleks, sehingga sistem klasi$kasi yang bervariasi

    telah dikembangkan disamping kategori umum yaitu akut, sub!akut, dan kronik. System klasi$kasi

    Paldvogel membagi osteomielitis dalam kategori hematogenous, contiguous and chronic, sedangkan

    klasi$kasi yang lebih baru menurut sistem klasi$kasi ierny!ader berdasarkan status dari proses

    penyakit, bukan etiologi, kronisitas, atau factor lainnya sehingga istilah akut dan kronik tidak

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    9/19

    dipergunakan pada system ierny!ader derajat pada system ini bersifat dinamik dan dapat berubah!

    ubah sesuai sesuai kondisi medik pasien, keberhasilan terapi antibiotic dan pengobatan lainnya.  

    3oss dan ole (-@50) membagi lesi!lesi ini sebagai yang bersifat agresif atau rongga di dalam

    daerah meta$sis atau dia$sis.

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    10/19

    didapatkan ri"ayat infeksi seperti kaki yang terluka, nyeri tenggorokan, atau keluarnya cairan dari

    telinga. 8,>,?

    %ada bayi baru lahir, bayi tampak gelisah, dan irritable. Biasanya lebih sering terjadi pada bayi

    dengan Mrisiko tinggiM seperti prematur, berat badan kurang, bayi ri"ayat persalinan yang sulit atau

    pemasangan kateter arteri tali pusat. @

    %ada orang de"asa, predileksi tempat tersering adalah pada vertebra thorakolumbal. #apat saja

    menyerang penderita dengan ri"ayat masalah pada traktus urinarius. Ayeri lokal bukanlah gejala yang

    menonjol, dan pemeriksaan N ray baru akan berarti beberapa minggu kemudian. ;ulang pada daerah

    lain biasanya terlibat pada penderita #iabetes ellitus, malnutrisi, ketergantungan obat, danimunode$siensi. >

    3.1.2. Ga&a'an lini Osto&ilitis s*a*t

    +steomielitis ematogen Subakut biasanya ditemukan pada anak!anak dan remaja. ambaran

    klinis yang dapat ditemukan adalah atro$ otot, nyeri lokal, sedikit pembengkakan, dan dapat pula

    penderita menjadi pincang. ;erasa rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau

    berbulan!bulan. Suhu tubuh penderita biasanya normal. 0

    3.1.3. Ga&a'an lini Osto&ilitis 'oni 

    Bentuk kronik dari osteomielitis seringkali timbul pada de"asa. 6mumnya infeksi tulang ini

    merupakan infeksi sekunder dari luka terbuka, dan paling sering pada trauma terbuka pada tulang dan jaringan sekitarnya. Biasanya terdapat ri"ayat osteomilitis pada penderita. Ayeri tulang yang

    terlokalisir, kemerahan, dan drainase disekitar area yang terkena seringkali timbul. %ada pemeriksaan

    $sik ditemukan adanya sinus, $stel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan, deformitas,

    instabilitas, dan tanda!tanda dari gangguan vaskularisasi, jangkauan gerakan, dan status neurologis.

    ungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar.9

    3.. Diagnosis

    #iagnosis dari osteomielitis pada a"alnya didasarkan pada penemuan klinik, melalui data dari

    ri"ayat penyakit, pemeriksaan $sik, dan pemeriksaan laboratorium memberikan data dimana respon

    terapi dapat diukur. Lekositosis, peningkatan laju endap darah, dan !reaktif protein harus diperhatikan.

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    11/19

    Ra+iog'a

    #alam osteomielitis pada ekstremitas, foto radiogra$ polos dan

    scintigra$ tulang adalah alat pemeriksaan utama. Bukti radiograf

    dari osteomielitis tidak akan muncul sampai kira!kira dua minggu

    setelah onset dari infeksi.

    8,@

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    12/19

    MRI (Magnti0 'sonan0 i&aging)

    agnetic resonance imaging (3*) sangat membantu dalam

    mendeteksi osteomielitis. 3* lebih unggul jika dibandingkan dengan

    radiogra$, ; scan dan scintigra$ tulang 3* memiliki sensiti$tas @!-/ dalam mendeteksi osteomielitis. 3* juga memberikan gambaran

    resolusi ruang anatomi dari perluasan infeksi. >

    Ult'asonog'a +an CT (0o&6*t+ to&og'a67i0) s0an

    %emeriksaan ultrasonogra$ dan ; (computed tomographic) scan dapat

    membantu menegakkan diagnosa osteomielitis. 6S dapat menunjukkan

    perubahan sedini mungkin -!7 hari setelah timbulnya gejala. 6S dapat

    menunjukkan ketidakabnormalan termasuk abses jaringan lunak atau

    penumpukan cairan (seperti abses) dan elevasi periosteal. >

    6S juga dapat digunakan untuk menuntun dalam melakukan aspirasi. ;api, 6S

    tidak digunakan untuk mengevaluasi corteN tulang.

    ; scan dapat menggambarkan kalsi$kasi abnormal, osi$kasi dan

    ketidaknormalan intrakortikal. ; scan mungkin dapat membantu dalam mengevaluasi lesi pada tulang

    vetebra. ; scan juga lebih unggul dalam area dengan anatomi yang kompleks, contohnya pelvis,

    sternum, dan calcaneus. >

    P&'isaan 7isto6atologi +an &i'oiologi

      %emeriksaan histopatologi dan mikrobiologi merupakan gold standard dalam mendiagnosa

    osteomielitis.

    %ada !auchers "isease. %seudo!osteitis dapat timbul dengan manifestasi klinis yang sangat

    mirip dengan osteomielitis. #iagnosis ditegakkan terutama dengan adanya pambesaran hati dan lien. >

    ambaran 3adiologik osteomielitis dapat menyerupai gambaran penyakit!penyakit lain pada

    tulang, diantaranya yang terpenting adalah tumor ganas primer tulang. #estruksi tulang, reaksiperiosteal, pembentukan tulang baru, dan pembengkakan jaringan lunak, dijumpai juga pada

    osteosarkoma dan E"ing sarkoma. @

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    13/19

    +steosarkoma, seperti halnya osteomielitis, biasanya mengenai meta$sis tulang panjang

    sehingga pada stadium dini sangat sukar dibedakan dengan osteomielitis. %ada stadium yang lebih

    lanjut, kemungkinan untuk membedakan lebih besar karena pada osteosarkoma biasanya ditemukan

    pembentukan tulang yang lebih banyak serta adanya in$ltrasi tumor yang disertai penulangan

    patologik ke dalam jaringan lunak. 4uga pada osteosarkoma ditemukan segitiga Codman. @

    %ada tulang panjang, Ewing Sarkoma biasanya mengenai dia$sisC tampak destruksi tulang yang

    bersifat in$ltratif, reaksi periosteal yang kadang!kadang menyerupai kulit ba"ang yang berlapis!lapisdan massa jaringan lunak yang besar. @

    3. 5:. Pnatalasanaan

    3. 5:. 5 Osto&ilitis a*t

    Begitu diagnosis secara klinis ditegakkan, ekstremitas yang terkena diistirahatkan dan segera

    berikan antibiotik. &ntibiotik spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif

    diberikan langsung sambil menunggu hasil biakan kuman. &ntibiotik diberikan selama 9!> minggu

    dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah penderita. Bila dengan terapi intensif selama 78

     jam tidak didapati perbaikan, dianjurkan untuk mengebor tulang yang terkena.9,8

    Bila ada cairan yang keluar perlu dibor di beberapa tempat untuk mengurangi tekanan

    intraosteal. airan tersebut perlu dibiakkan untuk menentukan jenis kuman dan resistensinya. Bila

    terdapat perbaikan, antibiotik parenteral diteruskan sampai 7 minggu, kemudian diteruskan secara oral

    paling sedikit 8 minggu. 9,8

    %enyulit berupa kekambuhan yang dapat mencapai 7/, cacat berupa dekstruksi sendi,

    gangguan pertumbuhan karena kerusakan cakram epi$sis, dan osteomielitis kronik.

    *ndikasi untuk melakukan tindakan pembedahan ialah0

    a. &danya abses.b. 3asa sakit yang hebat.

    c. &danya sekuester.

    d. Bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan (karsinoma epidermoid).

    Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum telah cukup

    kuat untuk mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan. 0

    3. 5:. 2. Osto&ilitos s*a*t

    %engobatan osteomyelitis subakut tergantung dari diagnosis. minggu. 5

    minggu pengobatan dengan antibiotik

    atau perburukan kondisi selama pengobatan harus dipikirkan untuk mengevaluasi ulang dan

    mendiagnosis secara bakteriologis, diikuti penatalaksanaan operasi dan antibiotik yang sesuai. *ndikasi

    lain untuk operasi adalah perubahan bentuk sinus yang selanjutnya dan drainase ke dalam sendisinovial. ;anda!tanda klinis dari pus subperiosteal atau sinovitis mengindikasikan bah"a infeksi subakut

    telah berubah menjadi komponen akut, dan ini harus dilakukan drainase secara bedah.  5

    *ndikasi tindakan bedah

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    14/19

    a. bulan dilakukan

    pengobatan dengan antibiotik atau perburukan kondisi selama pengobatan.

    b. Lesi yang cepat berkembang (tidak dapat dibedakan dari keganasan tulang).

    c. %erubahan bentuk sinus atau drainase ke dalam sendi sinovial.

    d. ;anda!tanda klinis dari pus subperiosteal atau sinovitis.

      Literatur yang ada tidak dapat mendukung pengobatan pada orang de"asa, dikarenakan penyakit

    ini paling banyak menyerang kelompok usia anak. +perasi diindikasikan dalam pengobatan pada orangde"asa. 5

    3. 5:. 3 Osto&ilitis 'oni 

    %engobatan +steomielitis

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    15/19

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    16/19

    hematogen akut di daerah meta$sis yang bersifat intra!kapsuler (misalnya pada sendi panggul) atau

    melalui infeksi metastatik

    • angguan %ertumbuhan

    +steomielitis hematogen akut pada bayi dapat menyebabkan kerusakan lempeng epifsisis yang

    menyebabkan gangguan pertumbuhan, sehingga tulang yang terkena akan menjadi lebih pendek.

    %ada anak yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah meta$sis yang merupakan

    stimulasi bagi tulang untuk bertumbuh. %ada keadaan ini tulang bertumbuh lebih cepat dan

    menyebabkan terjadinya pemanjangan tulang

    • +steomielitis

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    17/19

    dalam tubuh dan melayani beberapa fungsi utama dalam tubuh. *ni kira!kira sekitar -0 cm (0,@ inci)

    panjang dan mulai dekat bagian tengah betis. al ini memainkan peran penting dalam biomekanik dari

    ekstremitas ba"ah. kontraktor otot betis yang mengangkat tumit oleh tendon yang menghasilkan

    tindakan kaki yang merupakan dasar untuk berjalan, berlari, melompat, dll dapat menahan kekuatan

    besar, khususnya selama latihan olahraga dan lebih khusus lagi gerakan yang melibatkan gerakan

    berputar.

     ;endon achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar dalam tubuh manusia yang

    panjangnya -0 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai ba"ah.

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    18/19

    yang akurat dalam tahapan cedera tendo sangat penting untuk mulai pera"atan. Secara umum gejala

    pertama dari peradangan yang terjadi pada lapisan vaskular yang mengelilingi tendo.

     #chilles tendinitis erat kaitannya dengan perkembangan edema lokal dan gangguan pada otot

    bagian dasar dengan gangguan yang lebih kecil pada jaringan!jaringan otot. al ini dapat

    mengakibatkan pemisahan jaringan!jaringan tendo dan nantinya akan mengakibatkan kemerosotan

    dan penurunan fungsi pusat &degenerasi focal'.

    2.3.5. Etiologia. eningkatnya aktivitas (jarak, kecepatan, tinggi2curam tanjakan).b. Berkurangnya "aktu relaksasi di antara sesi latihan.c.

  • 8/17/2019 tutorial 3.5 mgg 4

    19/19

    e. 1isioterapi, kompres dengan air dingin atau air hangat.f. *njeksi kortikosteroid dapat memperburuk keadaan berupa ruptur tendon achilles.g. 4ika terapi sudah dilakukan, tetapi masih belum ada perubahan dilakukan pembedahan

    untuk membuang jaringan in'amasi dan jaringan abnormal di daerah sekitar tendon

    achilles.

    Tal 3. $ingkatan #chilles tendinitis secara klinis dan petunjuk kegiatan

    Ting 

    at

    H**ngan anta'a g!ala +an

    giatan

    Pt*n!* giatan

    * 3asa sakit setelah berlari ;eruskan akti$tas selama pera"atan

    Berikan es setelah akti$tas** 3asa sakit sebelum dan sesudah

    berlari

    3asa sakit berkurang sedikit demi

    sedikit saat berlari

    Lakukan pera"atan

    6bah akti$tas (seperti mengurangi jarak, jangan

    mele"ati tanjakan, dan mengurangi kecepatan)

    *** 3asa sakit yang semakin berkurang

    selama akti$tas

    Lakukan pera"atan

    *stirahat dari akti$tas yang memperburuk keadaan

    Cross training*: 3asa sakit selama akti$tas sehari!

    hari (rasa sakit semakin parah ataumeningkat)

    *stirahat selama periode tertentu

    %rogram rehabilitasi yang cukup panjang (minimal 9bulan)

    +perasi mungkin perlu dilakukan jika tidak ada

    perubahan pasca rehabilitasi

    2.3.". $o&6liasi ;endinitis achilles dapat menyebabkan ruptur tendon jika tidak ditangani dengan baik.