Upload
vebry-silvia
View
33
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Biological Control
Historical Background
What is Biological Control
Principles
Examples
“If you want milk with little blue dots, you’ll have it, as long as you’re willing to pay for it.” Richard Cotta, CEO of California Dairies Inc.,
Pengendalian Hayati Latar Belakang Sejarah Apa itu pengendalian hayati? Dasar-dasar Contoh-contoh
The first possible use of biological control was somewhat ancient and most likely accidental
Kemungkinan pertama pengedalian hayati dilakukan masih secara tradisional atau dari faktor ketidaksengajaan
The Aztec people were a hunter-gatherer people, late comers to the region in Central Mexico that served host to other developed civilizations. According to legend, they would find their new home where and eagle holding a snake would be perched on a cactus on an island. Thus they settled in an marshy area now known as Mexico City, where ruins can be found.
Bangsa Aztec merupakan bangsa pendatang terakhir ke bagian kota Meksiko Tengah dan mendiami wilayah tersebut sebagai penduduk lokal. Berdasarkan legenda, mereka menemukan rumah baru, di mana terdapat elang memegang ular yang bertengger di atas kaktus di sebuah pulau. Kemudian kota tersebut disebut diketahui sebagai kota Meksiko, dimana kita saat ini dapat menemukan reruntuhannya. Dikelilingi oleh peradaban yang lebih kuat, mereka terpaksa berlindung di pulau-pulau tesis dan membayar upeti. Sebagai peradaban tumbuh lebih kuat, beralih ke sebuah negara pertanian. Dapat mendukung populasi yang lebih besar, dan dengan demikian berkuasa sampai kedatangan penakluk Spanyol.
Chinampas – “floating gardens” constructed of wattles or reeds tied together and layered with mud,
lake sediment, and aquatic weeds.
Chinampas-”kebun terapung” dibangun dari anyaman dahan kayu atau alang-alang yang diikat dan dilapisi dengan lumpur, sedimen danau, dan gulma air.
Sudut atau sisinya bersebelahan dengan pohon lainnya. Biji ditanam dalam persemaian lahan kering.
The richness of the chinampas encouraged antagonistic organisms Eventually the chinampas became
anchored by plant roots Grew plants in seed beds and
transplanted to chinampas Soil contained many different biological
control agents in equilibrium such as Trichoderma, Pseudomonas, and antagonistic Fusarium
Kekayaan chinampas didukung oleh organisme antagonis
Akhirnya chinampas tertambat ke akar tanaman
Benih tanaman tumbuh di tempat persemaian dan dipindahkan ke chinampas
Tanah mengandung banyak agen kontrol biologis yang berbeda dalam kesetimbangan seperti Trichoderma, Pseudomonas, dan antagonis Fusarium
Vile Concoctions Nectria galligena – a
fungus, European Apple Canker
Austen, 1657 - treat fresh pruning wounds with cow dung and urine to prevent apple canker
Wounds are prime sites for infectious agents such as fungi and bacteria
Vile ConcoctionsNectria galligena- sejenis jamur,
penyebab kanker apel di daerah Eropa
Austen, 1657- Benih tanaman tumbuh di tempat persemaian dan dipindahkan ke chinampas. Tanah mengandung banyak agen kontrol biologis yang berbeda dalam kesetimbangan seperti Trichoderma, Pseudomonas, dan antagonis Fusarium
Luka adalah faktor utama bagi agen untuk menginfeksi seperti jamur dan bakteri
Vile Concoctions for Tree Wounds Forsyth, 1791 - fresh cow dung, lime, wood
ashes, and sand Le Barryais, 1785 - fresh mud Weidlich, 1979 – soil on Cryptonectria
parasitica (Chestnut Blight) cankers, Trichoderma sp.?
MacDonald et al., 1979 - soil applied to American chestnut caused Endothia parasitica cankers to heal - Trichoderma sp.?
Vile Concoctions untuk luka pada pohon Forsyth, 1791 - kotoran sapi segar, kapur, abu kayu,
dan pasir Le Barryais, 1785 lumpur segar Weidlich, 1979 – tanah pada Cryptonectria
parasitica (Chestnut Blight) kanker. Trichoderma sp. MacDonald et al., 1979 – tanah yang diaplikasikan
pada kenari Amerika yang disebabkan oleh Endothia parasitica, disembuhkan dengan - Trichoderma sp.?
What is Biological Control? Pest suppression with biological agents
operating in a background of integrated control that does not depend on host resistance, sterilization of the target pathogen, or modification of pest behavior
Apa yang dimaksud dengan pengendalian hayati? Penekanan jumlah hama dengan cara
mengguanakan agensia pengendali hayati yang memiliki latarbelakang sebagai kontrol pemisah, yang tidak dapat ditemukan pada resistennya, sterilisasi pada patogen target, atau modifikasi dari perilaku hama.
Is Biological Control Biotechnology?
Biotechnology is a set of tools that utilize living things (and more recently, derivatives of living things) to solve problems or to produce products.
Of course it is!
Apakah Pengendali Hayati itu juga merupakan hasil boteknologi? Bioteknologi merupakan seperangkat alat
yang memanfaatkan makhluk hidup untuk memecahkan masalah atau juga untuk menghasilkan produksi.
Hal tersebut sudah pasti!
Biological Control Involves Destruction of the propagative units or
biomass of the pathogen. Prevention of inoculum formation. Weakening or displacement of the pathogen
in infested residue. Reduction of vigor or virulence of the
pathogen by agents such as mycoviruses or hypovirulence determinants.
Hal-hal yang melibatkan Pengendalian Hayati
Kerusakan pada persebaran unit biomassa oleh patogen
Pencegahan pembentukan inokulum Pelemahan atau pemindahan patogen ke dalam
residu infeksi Pengurangan kekuatan atau virulensi patogen
dengan agensia seperti mycoviruses atau penentu hypovirulence.
Where Do You Find BC agents? Suppressive soils Old world New world Plant pathogens By accident On plant materials On “sick” pathogens and pests
Dimana Anda dapat menemukan agensia Pengendali Hayati? Lapisan tanah Zaman kuno Zaman Baru Patogen tanaman Kecelakaan/ ketidaksengajaan Pada material tanaman Pada patogen dan hama
It’s a Matter of Survival… Most of the antibiotics discovered since
Fleming’s discovery of penicillin are from soil saprophytic microorganisms
Meanwhile…….. Pythium debaryanum – pine seedling
damping-off, Hartley, 1921 Streptomyces scabies – potato scab,
grass clippings reduced disease, Millard and Taylor, 1927
Ini merupakan persoalan untuk mempertahankan diri Sebagian besar antibiotik ditemukan sejak
penemuan penisilin oleh Fleming dari mikroorganisme saprofit tanah
Sementara.... Pythium debaryanum – bibit pinus
mengalami damping-off, Hartley, 1921 Streptomyces scabies – kudis kentang,
pemotongan rumput untuk mengurangi penyakit, Millard and Taylor, 1927
Biological Control Sanford and Broadfoot,
1931 - first used “Biological Control” in plant pathology 40 bacteria, 24 fungi Organisms or culture
filtrates in sterile soil Found organisms more
effective against Gaeumannomyces graminis var. tritici
Suppressive soils are locations or sites where a disease decreases gradually over time under continuous cropping with the same crop.
Pengendalian Hayati Sanford and Broadfoot, 1931 – pertama kali menggunakan istilah
“Biological Control/pengendalian hayati” dalam ilmu penyakit tanaman
40 bakteri, 24 fungi Organisme atau filtrasi kultur pada sterilisasi tanah Ditemukan organisme yang lebih efektif terhadap
Gaeumannomyces graminis var. tritici
Daya tekan akar pada lokasi atau bagian dimana adanya pengurangan secara berangsur-angsur sepanjang waktu pemanenan yang sama
Suppressive Soils Reinking and Manns, 1933
Central America soils Fusarium oxysporum f. sp. cubense - Panama
disease of banana Pathogen isolated from sandy soil but not from
clay soils Sandy soil plantings last 10 years (conducive) Clay soil planting last 20 years (suppressive)
Daya tekan tanah Reinking and Manns, 1933• Tanah di Amerika Tengah• Fusarium oxysporum f. sp. cubense –
Panama penyakit pada pisang• Isolasi patogen dari tanah berpasir tetapi
tidak dari tanah kering• Penanaman pada tanah berpasir 10 tahun
silam (konduktif)• Penanaman pada tanah liat 20 tahun silam
(supresif)
How Do Suppressive Soils Work? Gerlagh, 1968
4 successive crops in soil increased suppression of Gaeumannomyces graminis var. tritici
Steaming destroys antagonists R. James Cook, David Weller, Linda
Thomashow USDA/ARS, WSU Pseudomonas fluorescens, P. aureofaciens 2-fluoroglucinol
Bagaimana daya tekan akar bekerja? Gerlagh, 1968• 4 hasil panen pada tanah suksesif meningkatkan
daya tekan akar pada Gaeumannomyces graminis var. tritici
• Memanaskan menghancurkan antagonis R. James Cook, David Weller, Linda
Thomashow USDA/ARS, WSU Pseudomonas fluorescens, P. aureofaciens 2-fluoroglucinol
What Kinds of Things Function as Biological Control Agents?
Microorganisms Bacteria Fungi Nematodes Viruses
Macroorganisms Insects Man Animals
Apa saja yang termasuk dalam agensia pengendali hayati?
Mikroorganisme Bakteri Fungi Nematoda virus
Makroorganisme Serangga Manusia Hewan
Biological Control Mechanisms Competition – the BC agent more efficiently
utilizes space and nutrients. Antibiosis – the BC agent produces one or
more deleterious compounds. Parasitism – the BC agent utilizes the target
for food or for reproduction. Induced resistance – the BC agent
indirectly stimulates the plant to be resistant.
Mekanisme pengendalian hayati Kompetisi – agensia pengendalian hayati lebih efisien
dalam memanfaatkan ruang gerak dan nutrisi Antibiosis- agensia pengendalian hayati memproduksi
satu atau lebih senyawa yang merugikan Parasitisme- agensia pengendali hayati memanfaatkan
target untuk makan atau untuk bereproduksi Menyebabkan resistensi- agensia pengendali hayati
menstimulasi secara langsung tanaman untuk menjadi resisten
How are Biological Agents Applied? Importation Augmentation Conservation of Natural Enemies
Bagaimana penerapan agensia pengendali hayati? Pemasukan Augmentasi/Tambahan Konservasi musuh alami
Adult Bathyplectes anurus , a parasitoid of alfalfa weevil larvae. Photo courtesy USDA APHIS
Importation
When the pathogen is exotic.
Identify origin of pathogen or pest.
Search for natural enemies
Get USDA permission to import
Pemasukan Ketika patogen memakan benda asing Ciri-ciri patogen atau hama Mencari musuh alaminya Dapat ijin USDA untuk memindahkan
Bathyplectes anurus dewasa , parasitoid pada larva kumbang pengerek. Photo courtesy USDA APHIS
Biological control of the alfalfa weevil, Hypera postica (Gyllenhall) is a example of a successful program using importation of natural enemies (Bryan et al. 1993). The alfalfa weevil, a native of Europe, was originally detected in the US in Utah in 1904. A second introduction was detected on the East coast in 1951. By 1970, the weevil had spread to all 48 contiguous states and become a serious pest of alfalfa. Some importation's of natural enemies began as early as 1911, however, a major program aimed at biological control of the weevil was initiated in 1957. In this program, USDA ARS personnel conducted foreign exploration in Europe resulting in the eventual importation of 12 parasitoid species. Six of these species became established and are credited with contributing to the reduction in the weevil's pest status in the eastern US (Day 1981).
Pengendalian hayati pada kumbang pengerek Hypera postica (Gyllenhall) merupakan contoh program sukses yang menggunakan pentingnya musuh alami Bryan et al. 1993). Kumbang pengerek, merupakan salah satu endemik asli Eropa, yang asli ditemukan di US Utah pada tahun 1904. Introduksi kedua dilacak pada Pantai Timur tahun 1951. Pada 1970, akar telah menyebar ke seluruh 48 negara bagian yang berdekatan dan menjadi hama serius tanaman alfafalfa. Beberapa impor terhadap musuh alami dimulai sejak 1911, Namun, program utama ditujukan untuk pengendalian biologis dari akar itu dimulai pada tahun 1957. Dalam program ini, anggota USDA ARS melakukan eksplorasi asing di Eropa mengakibatkan impor akhir dari 12 spesies parasitoid. Enam spesies ini menjadi tahan dan diasumsikandapat berkontribusi terhadap penurunan status hama dari bonggol akar di wilayah bagian timur Amerika Serikat (Day 1981).
Augmentation
Augmentation is the direct manipulation of natural enemies to increase their effectiveness. Mass production and periodic release
(colonization) is the most common approach. Genetic enhancement
Augmentation is not permanent, and requires reapplication of the agent.
Augmentasi
Augmentasi merupakan manipulasi secara langsung pada musuh alami untuk meningkatkan keefektifan mereka Produksi jumlah/massa dan pelepasan secara
periodik (penjajahan) merupakan pendekatan yang paling umum.
Peningkatan genetik
Tambahan tidak permanen, dan membutuhkan reaplikasi pada agen.
Conservation Conservation is the
identification and modification of any number of factors to increase the effectiveness of natural enemies.
Konservasi Konsevasi merupakan identifikasi dan
modifikasi pada sejumlah faktor untuk meningkatkan keefektifan musuh alami
Biological Control Targets Agents that cause plant disease Agents that cause plant damage Weeds
Target Pengendalian Hayati Agensia penyebab penyakit tanaman Agensia penyebab kerusakan tanaman Tanaman liar
Plant Diseases vs Plant Damage: What’s the Difference?
Plant disease is the abnormal physiological response of the plant to a chronic association with a primary causal agent.
Plant damage is destruction of tissue due to an acute association with an agent.
Penyakit tanaman vs kerusakan tanaman : Apa bedanya?
Penyakit tanaman merupakan suatu keadaan fisiologis abnormal pada suatu tanaman, bisa mengakibatkan dampak kronis dengan penyebab agen primer
Kerusakan tanaman merupakan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh agen
What is a Plant Disease? Plants can become “sick” due to infection by a
variety of organisms. Insects Fungi Bacteria Viruses Nematodes
Definition of a plant disease: The abnormal physiological response of a plant due to a chronic association with a primary causal agent.
Apa yang dimaksud dengan penyakit tanaman?• Tanaman akan “sakit” bila diinfeksi oleh suatu jenis
organisme tertentu• Serangga• Fungi• Bakteri• Virus• Nematoda• Pengertian penyakit tanaman : respon fisiologi abnormal
pada sebuah tanaman bisa berdampak kronis dengan penyebab agen primer
Sick Plants Display Symptoms Blemishes or lesions (dead tissue)
Leaves, stems, flowers, fruit
Reduction in growth Loss of color Abnormal growth Browning or yellowing Wilt Death
Gejala-gejala yang terlihat pada tanaman yang sakit
Noda atau lesi (jaringan mati) Daun, batang, bunga, buah
Pengurangan pertumbuhan Kehilangan warna Pertumbuhan abnormal Browning atau menguning Layu Kematian
Sick Plants May Show Signs A sign is a direct
evidence of the presence of the pathogen Insect poop Bacterial ooze Cottony fungal growth Nematode cysts
Tanda yang mungkin ditunjukkan pada tanaman sakit
Tanda merupakan bukti langsung dari adanya patogen Kotoran serangga Cairan bakteri Pertumbuhan jamur yang membentuk kapas Kista Nematoda
How Do We Control Plant Disease? Crop Rotation - lower inoculum density Adding Amendments - antagonist stimulation Alter pH Tillage - modify soil structure or aeration Planting date selection Apply organic amendments Irrigation practices Trap plants Adding antagonists
Kenneth Baker and R. James Cook. The Nature and Practice of Biological Control of Plant Pathogens
Bagaimana kita mengendalikan penyakit tanaman? Rotasi penanaman-rendahnya
kerapatan inokulum Menambahkan Perubahan -
stimulasi antagonis Merubah pH Budidaya - memodifikasi struktur
tanah atau aerasi Penanaman seleksi tanggal Menerapkan perubahan organik Praktek Irigasi Tanaman perangkap Menambahkan antagonis
Kenneth Baker and R. James Cook. The Nature and Practice of Biological Control of Plant Pathogens
Biological Control Targets Agents that cause plant disease Agents that cause plant damage Weeds: Any plant that is growing
where it is not wanted
Target Pengendali Hayati Agen penyebab penyakit tanaman Agen penyebab kerusakan tanaman Tanaman liar: merupakan suatu jenis
tanaman yang tumbuh dimana saja dan tidak diinginkan pertumbuhannya
Insects are the primary biological agents that have been used to combat noxious weed pests
Serangga adalah agen biologi primer yang telah digunakan untuk melawan hama gulma berbahaya
Why Insects are Good Biological Control Agents
Can be raised in mass quantities Fairly specific Mobile Reproduces in the field Can be combined with other insect
agents
Mengapa serangga merupakan agensia pengendali hayati terbaik?
Dapat ditingkatkan dalam jumlah kuantitas Agak spesifik Bergerak Bereproduksi di lapangan Dapat dikombinasikan dengan agensia
serangga lain
Weeds Cause Problems Prevent establishment of a good crop Compete with the crop for:
Water and nutrients Sunlight
In some instances, harbor pathogens
Penyebab Masalah Gulma Mencegah pembentukan sebuah tanaman
yang baik Bersaing dengan tanaman untuk:
Air dan nutrisi Sinar matahari
Dalam beberapa kasus, menjadi tempat patogen
What is a Weed? A weed is a plant that is growing where
you do not want it. A Noxious Weed is a weed that is
Not native – i.e. alien Aggressive Highly competitive Highly invasive
Apa yang dimaksud dengan gulma?
Gulma merupakan tanaman yang tumbuh dimanapun dan pertumbuhannya tidak diinginkan.
Gulma beracun adalah rumput yang Bukan asli - yaitu asing Agresif Sangat kompetitif Sangat invasif
Traditional Weed Control Herbicides
Effective Low labor demands Cost effective
Chemicals such as 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) made significant impacts on weed control.
RoundUp (Monsanto) – binds phosphoenolpyruvate, stopping amino acid synthesis
Pengendalian gulma secara tradisional Herbisida Efektif Memerlukan tenaga kerja yang sedikit
Biaya yang efektif
Bahan kimia seperti asam 2,4-Dichlorophenoxyacetic (2,4-D) menimbulkan dampak yang signifikan terhadap pengendalian gulma.
Roundup (Monsanto) - mengikat phosphoenolpyruvate, menghentikan sintesis asam amino.
Sekitar tahun 1940-an selama revolusi hijau, bahan kimia seperti 2,4-D, auksin sintetis, digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar (dikotil) di rumput (monokotil).
Why Bioherbicides? High yield losses still occur
$619 million in vegetable, $441 million in fruit and nut crops in the US
Herbicide resistant weed population Detrimental effects on non target organisms
Native plants
FQPA 1996 World War II
Why Bioherbicides? Demand for decreased use of
pesticides Large areas where herbicide
application not possible or not cost effective
Damage to the environment Contamination of our water supply
Mengapa harus menggunakan herbisida?
Area yang luas dimana aplikasi herbisida tidak mungkinatau dengan harga yang efektif
Berbahaya terhadap lingkungan Kontaminan pada ketersediaan air
Noxious Weeds Leafy spurge has
infested three million acres of rangeland. It is an aggressive weed that displaces native vegetation and degrades grazing lands.
Gulma berbahaya
Spurge rindang telah penuh dari tiga juta hektar rangeland. Ini adalah gulma agresif yang menggantikan vegetasi asli dan degradasi tanah penggembalaan.
Leafy Spurge A deep rooted
perennial that reproduces by seeds and roots
Spurge rindang Memiliki akar
perenial yang di dalamnya mereproduksi biji dan akar
Leafy Spurge
First introduced into the United States in 1827.
Blazed across the US to the west.
Reduces rangeland productivity by 50 to 75 percent
Leafy Spurge Dikenalkan pertama kali di Amerika pada
tahun 1827 Menyebar di seluruh AS bagian barat. Mengurangi kawasanproduktivitas sebesar
50 hingga 75 persen
Leafy Spurge Cattle usually avoid eating leafy spurge However, when cattle eat leafy spurge
they become sick and even die Economic losses in Montana, South
Dakota, North Dakota, and Wyoming are estimated to exceed $120 million
However leafy spurge is still sold as an ornamental plant
Leafy Spurge
Sapi biasanya menghindari makan spurge berdaun
Namun, ketika sapi makan daun spurge, sapi menjadi sakit dan bahkan mati
Kerugian faktor ekonomi di Montana, South Dakota, North Dakota, dan Wyoming diperkirakan melebihi $ 120 juta
Namun daun spurge masih dijual sebagai tanaman hias
Leafy Spurge Control Difficult
Deep rooted Can expel seeds up to
15 feet Dispersed by birds
Biological agents Six species of flea
beetles One specie of slender
beetle
Pengendalian daun spurge Kesulitan• Dalamnya perakaran
Dapat mengusir bibit sampai 15 kaki Disebarkan oleh burung-burung Agensia biologis Enam spesies kumbang kutu Satu spesies dari kumbang ramping
Leafy Spurge Control Biological Agents
One specie of moths One specie of flies
Reduces bud gall fly
Beetles and moths reduce plant growth Adult feeding Larval feeding on roots
Sheep and goats
Pengendalian daun Spurge Agensia biologis
Satu species ngengat Satu species lalat
Mengurangi tunas empedu terbang Kumbang dan ngengat mengurangi pertumbuhan
tanaman Pola makan Dewasa Larva pemakan akar
Domba dan kambing
Other Weed Killers Insects Bacteria Fungi Man Animals
Pembasmi gulma lainnya Serangga Bakteri Fungi Manusia Hewan
Attributes of Bioherbicides Produce abundant and durable
inoculum in culture Be target specific Be genetically stable Be capable of killing a significant portion
of the weed population under a variety of environmental conditions (weed densities)
Sifat Bioherbisida Produksi inokulum berlimpah dan tahan
lama dalam kultur Memiliki target spesifik Secara genetik stabil Memiliki kemampuan membunuh sebagian
besar populasi gulma di bawah berbagai kondisi lingkungan (kepadatan gulma)
Fungal Weed Killers First pathogen isolated for weed
control, Colletotrichum gloeosporioides, 1971.
Strangler vine on a Cyprus tree.
The weed became a major pest of citrus groves in Florida.
Jamur pembasmi gulma Langkah awal, patogen diisolasi untuk
pengendalian gulma, Colletotrichum gloeosporioides, 1971.
Pembelit pohon anggur di Siprus.
gulma ini menjadi hama utama kebun jeruk di Florida.
Fungal Weed Killers – De Vine Phytophthora palmivora - DeVine, Abbot
Laboratories, 1981. First commercial microbial product for weed control.
Chlamydospores Strangler vine in citrus orchards Isolated from dying plants found in a grove 96% weed kill and lasts 2 years post application Pathogenic on onion, cantaloupe, okra, tomato,
endive, cucumber, squash, etc.
Jamur pembasmi gulma De Vine Phytophthora palmivora - DeVine, Abbot
Laboratories, 1981. Produk pertama mikroba komersial untuk pengendalian gulma.
Chlamydospora Pembelit pohon anggur di kebun jeruk Diisolasi dari tanaman mati yang ditemukan di sebuah
kebun 96% membunuh gulma dan aplikasinya telah berlangsung
selama 2 tahun pasca aplikasi Patogen pada bawang merah, melon, okra, tomat, endive,
ketimun, squash, dll
Non-commercial Success Chondrilla rust - skeleton weed - Australia Skeleton weed
Mediterranean and Middle East origins Invaded southeast Australia Three morphological forms
Puccinia chondrillina - rust fungus Narrow leaved strain Intermediate and broad leaved strain
Sukses Non-komersial Karat Chondrilla - kerangka gulma – Australia Gulma skeleton
Mediterania dan Timur Tengah asli Menyerbu tenggara Australia Tiga bentuk morfologi
Puccinia chondrillina - jamur karat Strain daun menyempit Menengah dan gulma berdaun lebar
Bacterial Biological Control Agents Xanthomonas campestris pv. poannua
- postemergence activity on annual bluegrass in bermudagrass lawns (Johnson, 1994: Johnson, Wyse, Jones, 1996).
Pseudomonas syringae pv. tagetis - Canada thistle in soybean (Johnson, Wyse, Jones, 1996).
Bakteri Agensia Pengendali Hayati
Xanthomonas campestris pv. poannua (Johnson, 1994: Johnson, Wyse, Jones, 1996).
Pseudomonas syringae pv. tagetis - Canada thistle pada kedelai (Johnson, Wyse, Jones, 1996).
Nematodes - Roundworms Small (0.60 – 2 mm long), microscopic
eukaryotic worms. Lifestyles – Good and Bad
Animal pathogens Plant pathogens Nematode feeders Insect pathogens Saprophytic
Nematoda-Cacing Tanah Kecil(panjang 0,60-2 mm), mikroskopik, cacing
eukariot Cara hidup-Baik dan Buruk Patogen hewan Patogen tanaman Pemakan nematoda Patogen serangga saprofit
As Plant Parasites Stunting Chlorosis Mid-day wilting Leaf drop Small fruit Yellowing Curling and twisting of
leaves and stems Galls Stubby roots Reduced growth
Parasit Tanaman Stunting Klorosis Daun setengah layu Daun gugur Buah kecil Menguning/ yellowing Pengeriting, penggulungan daun dan batang Gelembung udara Akar membesar Mengurangi pertumbuhan
It’s a Worm Eat Worm World Constitute a large portion of the biomass in
some soils Monochida, Dorylaimida, Diplogasteroidea Readily cultured on plates Inconsistent demonstration of plant parasitic
nematode control Lack host specificity and thus will eat
themselves
Ini merupakan contoh cacing pemakan cacing
Suatu perilaku yang biasa dilakukan pada sebagian besar biomassa di beberapa bagian tanah
Monochida, Dorylaimida, Diplogasteroidea Biakan siap di tempat Pengendalian Tidak konsisten terhadap nematoda
parasit tanaman Kurangnya spesifisitas inang dan dengan
demikian akan saling makan memakan dirinya sendiri
It’s a Worm Eat Worm WorldNematodes with some bite to them
Dorylaimida
Ini merupakan contoh cacing pemakan cacing
Gambar Nematoda dengan beberapa gigitan (saling gigit) contohnya : Dorylaimida
Nematodes that eat Insects Sirex noctilio – European
Wood Wasp devastated pine forests in Australia and New Zealand
Accidentally introduced Female oviposits with a
symbiotic fungus Larvae, hatch, eat fungus,
permeates tree
Nematoda Pemakan Serangga Sirex noctilio – Lebah kayu di Eropa
merusak hutan cemara di Australia dan New Zealand
Secara tidak sengaja terintroduksi Oviposit betina dengan simbiosis jamur Larva, menetas, jamur pemakan,
pohon peresap
Nematodes as Parasites of Insects
Deladenus siricidicola, nematode parasite of the Sirex wasp
Nematode enters Sirex larvae, reproduces when host pupates, enters host eggs
Sirex females emerge, flies to another tree, oviposits packets of nematodes with the fungus
Nearly 100% control, need to maintain constant control pressure
Nematoda sebagai Parasit pada Serangga Deladenus siricidicola, parasit nematoda pada tawon
Sirex Nematoda yang masuk pada larva Sirex,
bereproduksi ketika inang masih berupa pupa, masuk melalui telur inang
Muncul Sirex betina, terbang ke pohon lain, serangkaian oviposit paad nematoda dengan jamur
Hampir 100% terkendali, membutuhkan pengaturan tekanan yang konstan
Nematodes Can Vector Pathogens
Steinernema and Heterorhabditis species (order Rhabditida) are nematodes parasitic on insects.
Transmit bacteria which are lethal to their host, a characteristic which makes them more suitable for biological control of insects than any other nematode group.
A cockroach parasitized by Steinernema scapterisci
Neosteinernema females emerged from termites
Nematoda Bisa Menjadi Patogen Vektor
Spesies Steinernema and Heterorhabditis (ordo Rhabditida) merupakan parasit nematoda pada serangga
Pemindahan bakteri letal untuk dijadikan inang, ciri khas dari pengendali hayati pada serangga, daripada kelompok serangga yang lain
Nematode Killers Predators – organisms that utilize
nematodes as food Trap crops – plants that are used to
attract nematodes from the economic crop but do not support reproduction or are toxic.
Parasites – disease causing agents of nematodes
Nematoda Pembunuh Predator- menggunakan organisme
nematoda sebagai makanan Jebakan – tanaman dijadikan sebagai
jebakan untuk menangkap nematoda dari hasil panen tetapi tidak disertai dengan bahan kimia
Parasit- penyakit yang disebabkan dari agen pembawa nematoda
Fungal Nematode Killers
Parasitic fungi types Adhesive
Networks Adhesive Knobs Nonconstricting
Rings Constricting Rings Adhesive Conidia
Pembunuh Fungi Nematoda Tipe jamur parasit• Jaringan Adhesive (perekat)• Kepala adhesif (perekat)• Tanpa penyempitan cincin/lubang• Penyempitan cincin/lubang• Konidia menempel
Pasteuria penetrans (Actinomycete)
Spore attachment
Germ tube penetration of nematode cuticle
Bacterial Parasites of Nematodes
Pasteuria penetrans (Actinomycete)
Serangan spora
Lubang penetrasi dimasuki oeh bakteri, pada bagian luar nematode
Parasit bakteri Nematoda
Parasites of Fungal Pathogens Mycoparasites
fungi that parasitizes mycelia, propagules (conidia, oospores chlamydospores), or overwintering structures (sclerotia, oospores, chlamydospores) of other fungi
Other parasites Other microorganisms and viruses that
colonizes or infects phytopathogenic fungi thereby reducing their impact on plants
Patogen Parasit Jamur Mycoparasit• Jamur parasit membentuk miselia, propagul (conidia,
oospores chlamydospores), atau struktur halus (sclerotia, oospores, chlamydospores) pada jenis jamur lain
Parasit lain Mikroorganisme dan virus lain dapat mengkolonisasi
atau menginfeksi jamur patogenik yang berdampak pada penurunan tanaman
Commercial Product for Fungal Disease Control
Ampelomyces quisqualis: AQ10 Candida oleophila: Aspire Coniothyrium minitans: Contans , KONI Fusarium oxysporum: Biofox C, Fusaclean Gliocladium virens: SoilGard Gliocladium catenulatum: PreStop, Primastop Phlebia gigantea: Rotstop, P.g. Suspension Pythium oligandrum: Polygandron Trichoderma harzianum and other spp.: Bio_Fungus, Binab_T,
RootShield, T-22G, T-22 Planter Box, Bio-Trek), Supresivit, Trichodex, Trichopel, Trichoject, Trichodowels, Trichoseal ,
Trichoderma 2000
Produksi Komersial Dagang untuk Pengendalian Penyakit yang disebabkan Jamur Ampelomyces quisqualis: AQ10 Candida oleophila: Aspire Coniothyrium minitans: Contans , KONI Fusarium oxysporum: Biofox C, Fusaclean Gliocladium virens: SoilGard Gliocladium catenulatum: PreStop, Primastop Phlebia gigantea: Rotstop, P.g. Suspension Pythium oligandrum: Polygandron Trichoderma harzianum and other spp.: Bio_Fungus, Binab_T,
RootShield, T-22G, T-22 Planter Box, Bio-Trek), Supresivit, Trichodex, Trichopel, Trichoject, Trichodowels, Trichoseal , Trichoderma 2000
Ampelomyces quisqualis
AQ10 Biofungicide Biocontrol Organism: Ampelomyces
quisqualis isolate M-10 Target Pathogen/Disease: powdery
mildew Crop: apples, cucurbits, grapes,
ornamentals, strawberries, tomatoes Formulation: water-dispersible granule Application Method: spray
Ampelomyces quisqualis
Biofungisida AQ 10 Organisme Pengendali Hayati: isolat
Ampelomyces quisqualis M-10 Target patogen/penyakit : embun tepung Hail panen : apel, cucurbits, anggur, tanaman
hias, stroberi, tomat Formulasi : granuler/serbuk, yang memerlukan
pelarut air Metode aplikasi : Disemprotkan
Ampelomyces quisqualis
Hyperparasite of powdery mildews
256 plant species within 172 genera in 59 families
Colonizes hyphae, conidiophores, cleistothecia
Direct penetration Host cells are killed shortly after
pycnidial formation (2-4 days after infection)
Ampelomyces quisqualisHiperparasit pada embun tepung
256 spesies tanaman dalam 172 genera 59 famili
Hifa yang berwarna, conidiophores, cleistothecia
Penetrasi langsung
Sel inang yang dimatikan secara pendek setelah pembentukan pycnidial (selama 2-4 hari) setelah infeksi.
The American Chestnut and Chestnut Blight
The American Chestnut dan Chestnut Blight
Chestnut Terbesar
American Chestnut
Castanea dentata Highly popular tree in the Eastern
US, 40% of tree stands Chestnuts roasting on an open fire
and turkey dressing Wood highly resistant to rot: fencing,
posts, building materials In 1904, first disease report near the
Bronx Zoo In 50 years, reduced to a few trees Seven moth species became extinct
American Chestnut Castanea dentata Pohon tertinggi di bagian barat USA, 40%
merupakan pohon tegakan Pembakaran pohon chestnut untuk bahan kayu
bakar dan kegagalan naungan Tonggakan akar yang sangat resiten tinggi,
pembangunan material. Pada tahun 1904, pertama kalinya dilaporkan di
dekat Kebun binatang Bronx Selama 50 tahun , penurunan beberapa pohon Tujuh spesies ngengat telah punah
Chestnut Blight
Cryphonectria (Endothia) parasitica Enters wounds, grows in and under bark Kills cambium in infected twigs, branches,
and trunks Does not enter crown Reduced chestnut trees to a multiple
stemmed shrub
Penyakit Chestnut Blight Cryphonectria (Endothia) parasitica Masuk melalui luka, berkembang di bawah
lapisan kulit kayu Mematikan kambium dan menginfeksi ranting,
dahan, batang pohon Tidak masuk melalui mahkota bunga Mengurangi pohon kenari serta memperbanyak
pemotongan/pembersihan semak belukar
Chestnut Blight
Asexual (pycnidium, pcyniospores) and sexual (perithecium, ascospores) spores are produced Dispersed by wind, rain, insects. Tracked up to 30 miles
No resistance in American chestnut
Penyakit Chestnut BlightAseksual (pycnidium, pcyniospores) dan seksual (perithecium, ascospores) sopra-spora yang dihasilkan Disebarkan oleh angin, hujan, seranggaDaerah penyebarannya bisa mencapai 30 milTidak resisten pada kenari Amerika
The Plant Quarantine Act of 1912 was too late
Most likely introduced from nursery stock of Japanese chestnut (Castanea crenata) that was widely planted and grafted with other chestnut species (1876)
By 1889, nearly 10,000 Japanese chestnut trees were being imported
By 1904, found in the Bronx Zoo By 1906, widespread By 1908, out of control
Tindakan Karantina Tanaman pada Tahun 1912 dikatakan telah Terlambat
Sebagian besar diperkenalkan dari usaha perawatan Jepang (Castanea crenata)telah ditanam secara luas dan dicangkok dengan jenis spesies lain (1876)
Tahun 1889, hampir mendekati 10000
Tahun 1904, ditemukan di kebun binatang Bronx
Tahun 1906, tersebar luas.
Tahun 1908, diluar kontrol
Hope for the American chestnut
A low virulence isolate of C. parasitica found in Italy by Biraghi in European chestnut in 1850
Also found and described as hypovirulent by Grente around 1965 and ascribed it to a transmissible determinant
Van Elfen, James and Day, 1975 Environment influences canker sizes with both
hypovirulent and virulent strains Demonstrated transmission with auxotrophic mutants
Usaha penduduk Amerika keluar dari kesulitan
Rendahnya isolasi virulensi C. parasitica yang ditemukan di Italia oleh Biraghi dalam usaha keluar dari kesulitan oleh penduduk Eropa pada tahun 1850.
Serta ditemukan dan digambarkan sebagai hipovirulensi oleh Grente sekitar tahun 1965 dan dianggap berasal pada sebuah determinasi pengiriman.
Van Elfen, James dan Day, 1975Pengaruh lingkungan pada besarnya ukuran dari kedua hipovirulen dan strain virulen Petunjuk pengiriman dengan mutasi autotrof
1978-1983, Dodds, Van Alfen, Day
Hypovirulent strains of C. parasitica have dsRNA while virulent strains do not
Three classes based on fragment banding patterns Type III American Type I and II European
Inoculation with hypovirulent strains successful in Europe but not US
Van Alfen, transmissible hypovirulence that may be determined by one or more dsRNA pieces
1978-1983, Dodds, Van Alfen, Day
Strain hipovirulen C. parasitica memiliki dsRNA sementara strain tidak memilki.
Tiga kelas berdasarkan pada pemisahan pita paternalTipe III AmerikaTipe I dan II Eropa
Inokulasi dengan strain hipovirulensi yang telah sukses dilakukan di Eropa tetapi tidak di USA
Van Alfen, mengirimkan hipovirulensi yang mungkin bisa di determinasikan oleh 1 atau lebih dari bagian dsRNA
Genetics to the Rescue Vegetative compatibility
Anastomosis required for transfer of the virus
However, anastomosis requires compatible mating type
Choi and Nuss, 1992 Full length infection cDNA clone Transgenic strains 100% efficiency of transfer
Penyelamatan secara genetika
Kesesuaian vegetatif Anastomosis diperlukan untuk mentransfer virus Bagaimanapun juga, anastomosis memerlukan
kecocokan tipe perkawinan
Choi dan Nuss, 1992 Infeksi kloning cDNA Turunan transgenik 100% transfer efisien