Upload
riskha-febriani-hapsari
View
231
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tulang kranium
Citation preview
Tulang kranium
Tengkorak terdiri atas tulang-tulang kranium (pembentuk atap dan basis kranii) dan tulang-tulang wajah, termasuk mandibula. Kranium adalah rongga berbentuk kotak dan berfungsi melindungi otak. Atapnya berbentuk kubah dan disebut kalvaria atau tutup tengkorak dan lantainya disebut basis tengkorak. Kranium terdiri dari 15 tulang.
Tampak samping tengkorak
Tampak depan tengkorak
a) Atap tengkorakTerdiri atas tulang-tulang lempeng , masing-masing terdiri atas dua lapisan tulang
padat yang di pisahkan oleh lapisan tulang berongga (diploe) yang mengandung sumsum merah serta sejumlah vena diploika. Tulang-tulang ini adalah os frontal, os parietal, os oksipital, os tempora skuamosa, dan ala mayor os sfenoid.
Tulang-tulang tengkorak di pisahkan oleh sutura yang menyatukan tulang ini pada tengkorak dewasa. Kadang-kadang terpisah menjadi dua bagian oleh sutura metopik di garis tengahnya. Terdapat sejumlah foramina emisaria yang membawa vv. emisaria. Vena ini merupakan penghubung antara vena-vena intra- dan ekstrakranial.
b) Bagian interior basis krani Fosa kranialis anterior
Tulang : Pars orbitalis os frontal Ala minor os sfenoid Pars kribriformis os etmoid
Foramina : Dalam pars kribriformis (Nn. Olfaktorius) Kanalis optikus (N. Optikus dan a. Oftalmika)
Ciri lain : Pars orbitalis os frontal membentuk atap orbita. Di sebelah lateral kanalis optikus terdapat prosesus klinoideus anterior. Batas antara fosa kranialis anterior dan media adalah tepi posterior ala minor
os sfenoid yang tajam.
Fosa kranialis mediaTulang : Ala mayor os sfenoid Os temporal
Foramina : Fisura orbitalis superior (cabang frontalis, lakrimalis, nasosiliaris dari n.
trigeminus; n. okulomotorius, n troklearis, dan n. abdusens; v. Oftalmika) Foramen rotundum (cabang maksilaris dari n. trigeminus) Foramen ovale (cabang ovale (cabang mandibularis dari n. trigeminus) Foramen spinosum (A. Maningea media) Foramen laserum (A. Karotis interna melalui pintu atas)
Ciri lain : Fisura orbitalis superior terletak antara ala mayor dan minor os sfenoid. Di garis tengah terdapat korpus os sfenoid dan sella tursika pada aspek
superiornya. Di sini terdapat sinus sfenoidalis. Foramen laserum adalah celah antara apeks os temporal petrosa dan dan
korpus os sfenoid. Batas-batas antara fosa kranialis media dan posterior adalah tepi atas os
temporal petrosa yang tajam. Fosa kranialis posterior
Tulang : Os temporal petrosa (permukaan posterior) Os oksipital
Foramina : Foramen magnum (bagian bawah medula, a. Vertebralis, n. aksesorius
spinalis) Meatus auditorius interna (n. fasialis dan n. vestibulo koklearis , v. Jugularis
interna) Foramen jugularis (n. glosofaringeus, n. vagus, dan n. aksesorius, v. Jugularis
interna) Kanalis hipoglosus (n. hipoglosus)
Ciri lain : Foramen jugularis adalah celah antara os oksipital dan os temporal petrosa. Permukaan dalam os oksipital di tandai oleh adanya alur-alur dalam untuk
senus transvesus dan sinus vena sigmoid. Alur ini menuju ke foramen jugularis.
c) Bagian luar basis kraniiTertutupi tulang-tulang wajah. Sisanya adalah tulang yang terlihat di fosa kranialis media dan posterior namun sebagian besar foramina yang terlihat dari luar tidak terlihat dari bagian dalam kranium.
Tulang : Os temporal ( pars skuamosa, petrosa, dan timpanik, serta prosesus
stiloideus) Os sfenoid (korpus) yang memiliki pars pterigoid medialis dan lateralis
Foramina : Foramen magnum Klanalis hipoglosus Foramen stilomastoideus Foramen jugularis Foramen laserum (a. Karotis interna melewati pintu interna) Kanalis karotis (a. Karotis interna dan n. simpatis) Foramen spinosum Foramen ovale
Ciri ain : Area di antara dan di bawah linea nuclea adalah untuk perlekatan otot-otot
ekstensor leher. Kondilus oksipitalis, untuk artikulasi dengan tulang atlas, terletak di kedua
sisi foramen magnum. Prosesus mastoideus adalah bagian dari os temporal petrosa dan mengandung
sel-sel mastoid. Dasar meatus auditorius eksterna di bentuk oleh pars timpanik os temporal Kanalis karotis di dalam os temporal berbelok untuk berjalan horizontal ke
arah depan. Kemudian membuka ke dinding posterior foramen laserum sebelum berbelok ke atas lagi untuk memasuki rongga kranial melalui pintu interna foramen.
Di belakang foramen spinosum terdapat spina sfenoid di sebelah medial fosa mandibularis bersama dengan kaput mandibula.
Di depannya terdapat eminensia artikularis, tempat pergerakan kaput mandibula saat mulut terbuka.
Tulang kranium :
a) Tulang frontal adalah tulang pipih besar yang membentuk dahi dan sebagian besar atap orbita. Terdapat tonjolan besar (tuberositas frontal) satu pada masing-masing sisi garis
tengah bervariasi ukurannya pada setiap individu dan bersama-sama membentuk dahi. Tulang frontal memiliki dua rongga tidak teratur yang disebut sinus frontal yang terletak di atas orbita masing-masing sisi dan sinus ini bermuara ke dalam rongga nasal. Sinus tersebut berisi udara dan di lapisi membran mukosa yang kontinu dengan membran mukosa yang di lapisi traktus respiratorius. Sinus-sinus ini memperkuat resonansi suara dan juga berfungsi meringankan tengkorak, tetapi membran mukosa sinus dapat mengalami infeksi, suatu kondisi yang di sebut sinusitis.
b) Tulang parietal membentuk sisi dan atap kranium. Berartikulasi dengan tulang frontal, tulang oksipital, dan antar tulang tersebut untuk membentuk sutura atau sendi kranium. Pada permukaan dalamnya terdapat alur-alur kecil, tempat lewat pembuluh darah yang menyuplai otak dan dapat pula di temukan cekungan lipatan atau konvolusi pada permukaan otak. Saat bayi lahir, terdapat celah membranosa pada tengkorak pada sudut pertemuan tulang parietal, yang disebut fontamel(ubun-ubun).
c) Tulang oksipital membentuk bagian belakang tengkorak. Mempunyai penonjolan yang besar (protuberansia oksipital eksternal) yang merupakan tempat perlekatan otot. Dibawah tonjolan ini terdapatb lubang oval besar (foramen magnum) yang merupakan tempat pertemuan rongga kranial dengan kanal vertebra.
d) Tulang temporal masing-masing memiliki 4 bagian : Bagian skuamosaMembentuk bagian arterior dan superior tulang temporal dan berbentuk tipis dan datar. Terdapat sebuah prosesus melengkung (zygoma atau prosesus zygomatikus yang menonjol ke depan dari bagian inferior. Bagian petromastoidMembentuk bagian prosterior tulang dan bisa di bagi menjadi 2 bagian :
Bagian mastoid : tonjolan kerucut (prosesus mastoideus dan mengandung sel-sel udara.
Bagian petrosa : antara tulang oksipital dan sfenoid dan mengandung struktur pembentuk telinga dalam.
Bagian timpaniBerbentuk piring melengkung, terletak di bawah bagian skuamosa dan di depan prosesus mastoideus. Mencakup meatus auditorius eksterna.
Prosesus stiloideusMenonjol ke bawah dan ke depan dari bawah tulang temporal.
e) Tulang ethmoid sangat ringan dan bentuknya tidak teratur. Mengandung 3 bagian : Lempeng kribriformis : horizontal kecil yang di tembus oleh beberapa lubang halus
(foramina)untuk tempat lewat nervus olfaktorius yang menghantar sensasi penciuman. Lempeng perpendikular : menjulur ke bawah dari lempeng kribriformisdan
membentuk bagian atas septum nasalis, yang membagi rongga hidung menjadi dua bagian.
Dua labirin : masing-masing terdiri dari sejumlah sel udara ethmoid berdinding tipis yang berhubungan dengan rongga nasal, sehingga bisa mengalami infeksi. Dua lempeng tulang yang tipis (konka nasalis superior dan medial) menonjol kedalam rongga nasal dari labirin spongiosa.
f) Tulang sfenoid terletak di basis tengkorak, di depan tulang-tulang temporal. Bentuknya mirip kelelawar dengan sayap terkembang. Badan tulang ini terdiri dari dua sinus udara besar yang berhubungan dengan rongga hidung dan suatu cekungan dalam (fossa hipofisis) yang mengandung kelenjar hipofisis. Sayap besar dan kecil di tembus oleh banyak lubang, sehingga dapat di lewati saraf dan pembuluh darah.
g) Konka nasalis inferior merupakan lempeng tulang melengkung yang terletak pada dinding rongga hidung, di bawah konka nasalis superior dan medial tulang ethmoid.
h) Tulang lakrimal merupakan tulang kranial yang paling kecil dan paling rapuh. Tulang ini membentuk sebagian orbita. Setiap tulang memiliki alur yang berisi kantong dan duktus lakrimalis untuk mengalirkan cairan cairan lakrimalis (air mata) kedalam rongga hidung. Cairan lakrimalis membasuh permukaan mata secara konstan.
i) Tulang nasal merupakan tulang segi empat kecil yang bersama-sama membentuk batang hidung.
j) Vomer adalah tulang pipih yang membentuk bagian bawah septum nasalis.
Tulang tulang wajah
Menggantung di bagian depan kranium dan terdiri atas tulang rahang atas, tulang-tulang sekitar orbita, dan kavum nasi serta mandibula.
Tulang Os maksila Pars pterigoid os sfenoid Os palatinum Os zigomatikum Os nasal Os fronta Os lakrimal Tulang-tulang orbita dan kavum nasi
Foramina Supraorbital (N. supraorbitalis) Infraobital (N. infraobitalis) Mentalis (N. mentalis) Foramina palatina mayor dan minor (Nm. Palatina mayor dan minor)
Paramina fosa insisivus (A/v/n. nasopalatinus Ciri lain :
Pars pretigoid os sfenoid menyokong belakang maksila. Diantara kedua tulang ini terdapat fusura pterigomaksilaris yang menuju ke fosa
pterigopalatina . Palatum durum dibentuk oleh prosesus palatina maksila dan pars horizontalis os
palatinum. Gigi berasal dari maksila. Maksila memiliki sinus maksilaritas yang besar. Tulang tulang orbita : batas batas orbita dibentuk oleh os frontal, os zigomatikum,
dan os maksila. Os etmoid terletak diantara kedua orbita dan memiliki sinus etmoidalis. Os lakrimal memiliki fosa untuk tempat sakus lakrimalis Pada bagian belakang orbita terdapat ala mayor dan minor os sfenoid dengan
fisura orbitalis superior di antaranya. Terdapat juga kanalis optikus dan fisura infraorbitalis.
Tulang-tulang kavum nasi adalah maksila, konka inferior, etmoid, vomer, septum nasi, dan pars pendikularis os palatinum.
Mandibula
Terdiri atas korpus dan dua rami. Tiap ramus tebagi atas prosesus koronoidesus dan kaput, untuk artikulasi dengan fosa mandibularis. Foramen mandibularis membawa a/v/n. alveolaris inverior.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Alih bahasa, Sitti Syabariah. ; editor Bahasa Indonesia, Komalasari. Jakarta : EGC.
Faiz, Omar & David Moffat. 2002. At a Glance Ceries ANATOMI. Alih bahasa, dr. Annisa rahmalia. ; editor Bahasa Indonesia,Amalia safitri, S.TP, M.Si. Jakarta : Penerbit Erlangga.