42
RANGKUMAN BAB I HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN A. Konsep Belajar dan Pembelajaran Dalam kehidupan sehari-hari, kita telah mengetahui peran pendidikan dalam hdup bermasyarakat. Dimana pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membina kepribadiaanya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Berbicara tentang pendidikan, ada beberapa hal yang sangat erat kaitannya dengan pendidikan itu sendiri, dimana pendidikan ini tidak akan memberikan pengaruh yang besar jika salah satu komponen ini tidak berjalan dengan baik serta tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dimana salah satu komponen itu adalah “belajar dan pembelajaran”. Belajar dan pembelajaran adalah hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Mengapa tidak, dengan adanya proses belajar dan pembelajaran, maka secara otomotatis pendidikan akan tercipta didalamnya. Tanpa belajar dan pembelajaran, maka pendidikan tidak akan tercipta. Berbicara tentang belajar dan pembelajaran, ada 2 komponen yang tidak pernah lepas dari pokok ini, yaitu pengajar dan anak didik. Di rumah, pengajar adalah 1

Tugas.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

good

Citation preview

Page 1: Tugas.docx

RANGKUMAN BAB I

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. Konsep Belajar dan Pembelajaran

Dalam kehidupan sehari-hari, kita telah mengetahui peran pendidikan dalam

hdup bermasyarakat. Dimana pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk

membina kepribadiaanya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan.

Berbicara tentang pendidikan, ada beberapa hal yang sangat erat kaitannya

dengan pendidikan itu sendiri, dimana pendidikan ini tidak akan memberikan

pengaruh yang besar jika salah satu komponen ini tidak berjalan dengan baik serta

tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dimana salah satu komponen itu

adalah “belajar dan pembelajaran”.

Belajar dan pembelajaran adalah hal yang sangat penting dalam dunia

pendidikan. Mengapa tidak, dengan adanya proses belajar dan pembelajaran,

maka secara otomotatis pendidikan akan tercipta didalamnya. Tanpa belajar dan

pembelajaran, maka pendidikan tidak akan tercipta.

Berbicara tentang belajar dan pembelajaran, ada 2 komponen yang tidak

pernah lepas dari pokok ini, yaitu pengajar dan anak didik. Di rumah, pengajar

adalah orang tua dan anaknya adalah peserta didik. Di sekolah, pengajar adalah

dosen, guru dan peserta didiknya adalah siswa/mahasiswa. Kedua komponen ini

tidak pernah akan berpisah karena keduanya sangat erat kaitannya dengan proses

belajar dan pembelajaran ini. Tanpa keduanya proses ini tidak akan berjalan

lancar.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh dari kedua komponen ini baik

guru maupun siswa, yaitu :

(1). Guru sebagai peran utama dalam mendidik, menyusun desain instruksionall

untuk membelajarkan siswa.

1

Page 2: Tugas.docx

(2). Guru melakukan rekayasa pembelajaran yang berdasarkan kurikulum yang

berlaku.

(3). Guru sebagai penyelenggara kegiatan belajar mengajar.

(4). Siswa sebagai objek pembelajaran di sekolah yang memiliki kepribadian,

pengalaman dan tujuan.

(5). Siswa bertindak belajar, dimana siswa trsebut mengalami proses dan

meningkatkan kemampuan-kemampuannya.

Suatu proses belajar yang telah berakhir, menuntut agar siswa telah

memperoleh suatu hasil belajar. Dimana hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tidak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan puncak prosess belajar.

1. Defenisi belajar dan pembelajaran

Belajar pada dasarnya, merupakan suatu proses dari tdak tahu menjadi tahu,

serta merupakan perilaku dan tindakan siswa yang kompleks. Dimana sebagai

tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa sendiri, namun tidak dipungkiri bahwa

belajar juga tetap terjadi pada pribadi pengajarnya yakni guru, walaupun

notabenenya guru adalah pengajar itu sendiri.

Ada beberapa defenisi dari para pakar pendidikan menyangkut tentang

pengertian belajar dan pembelajaran ini.

a. Belajar menurut Gagne

Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks.

Kemudian hasil belajar berupa kapabilitas. Sehingga timbulnya kapabilitas

tersebut merupakan stimulasi yang berasal dari lingkungan, serta merupakan

proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar menurut

gagne adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

lingkungan melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

2

Page 3: Tugas.docx

Menurut Gagne pula, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu

kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Yang dapat diartikan bahwa

belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa

dengan stimulasi dan lingkungan. Kemudian proses kognitif tersebut

menghasilkan suatu hasil belajar yang hasil belajar itu sendiri adalah kapabilitas

siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa :

(i) Informasi verbal

(ii) Keterampilan intelektual

(iii) Strategi Kognitif

(iv) Keterampilan Motorik

(v) Sikap

b. Belajar Menurut Pandangan Skinner

Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu prilaku. Dimana pada saat

orang belajar maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya, bila ia tidak belajar

maka responnya menurun. Dalam belajar menurutnya ada hal penting yang

ditemukan didalamnya yaitu:

(i) Respon si pembelajar

(ii) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar.

(iii) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.

Inilah beberapa pandangan tentang belajar, yang dimana pandangan-

pandangan ini merupakan bagian kecil dari pandangan yang ada.

3

Page 4: Tugas.docx

B. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Kita ketahui bahwa belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang

terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Tujuan Belajar

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa

siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi

pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai

oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang

diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.

Komponen tujuan belajar tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu:

(a) Tingkah laku terminal

(b) Kondisi-kondisi tes

(c) Standar perilaku.

Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan

tingkah laku siswa setelah belajar. tingkah laku itu merupakan bagian tujuan yang

menunjuk pada hasil yang diharapkan dalam belajar.

Kondisi-kondisi tes, komponen ini menentukan situasi dimana siswa dituntut

untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal. kondisi-kondisi tersebut perlu

disiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulangan/ ujian yang diberikan oleh guru

tidak sesuai dengan materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

Ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku saat tes. pertama, alat

dan sumber yang harus digunakan oleh siswa dalam upaya mempersiapkan diri

untuk menempuh suatu tes, misalnya buku sumber. kedua, tantangan yanng

disediakan terhadap siswa, misalnya pembatasan waktu untuk mengerjakan tes.

ketiga, cara menyajikan informasi, misalnya dengan tulisan atau dengan rekaman

4

Page 5: Tugas.docx

dll. tujuan-tujuan belajar yang lengkap seharusnya memuat kondisi-kondisi di

mana perilaku akan diuji.

Ukuran-ukuran perilaku, komponen ini merupakan suatu pernyataan

tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku

siswa. suatu ukuran menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima

sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan, misalnya: siswa telah dapat

memecah suatu masalah dalam waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut

dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang

tertentu, atau ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan, atau kedapatan

melakukan tindakan, atau kesesuainya dengan teori tertentu.

2. Tujuan Pembelajaran

Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuaqn pembelajaran adalah

kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa

dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan.

berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan

hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan

bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan

yang bermakna dan dapat diukur.

Suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam

situasi bermain peran.

2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan

dapat diamati.

3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada

peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-

kurangnya tiga gunung utama.

5

Page 6: Tugas.docx

RANGKUMAN BAB II

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN

1. Prinsip-prinsip Belajar

Seperti halnya kegiatan-kegiatan lain, ternyata belajar juga mempunyai

prinsip-prinsip diantaranya belajar sebagai suatu pengalaman yang terjadi di

dalam diri ndividu yang diaktifkan oleh individu itu sendiri, belajar sebagai

penemuan diri sendiri, belajar sebagai konsekuensi dari pengalaman, belajar

sebagai proses kerja sama dan kolaborasi, belajar sebagai proses evolusi, belajar

merupakan proses pemaksaan, belajar merupakan proses emosional dan

intelektual, belajar bersifat indvidual dan unik.

Adapun prinsip-prinsip tersebut:

a. Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman, seseorang menjadi bertanggung

jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Ia dapat berdiri sendiri bila ia

mempunyai pengalaman dan pernah berdiri sendiri. Untuk belajar yang efektif

tidak cukup jika hanya memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar tesebut

perlu diberikan pengalaman. Misalnya, diajari cara membuat kue, dengan resep

yang telah tersedia kita belum tentu dapat membuat kue tersebut. Agar kita dapat

membuat kue tersebut setidaknya kita harus pernah melihat dan mencoba

membuatnya.

b. Belajar adalah penemuan diri sendiri, hal ini mengandung arti belajar adalah

proses penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat

sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.

c. Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri individu yang

diaktifkan oleh individu itu sendiri. Artinya, belajar bukan melakukan apa yang

dikatakan atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi merupakan proses

6

Page 7: Tugas.docx

perubahan dalam diri pelajar sendiri untuk mau melakukan dengan kemauan

sendiri apa yang dikehendaki olehnya.

d. Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi, pada hakikatnya manusia

senang melakukan suatu hal-hal bersama-sama dan saling membantu. Dengan

kerja sama, saling berinteraksi dan berdiskusi, disamping memperoleh

pengalaman dari orang lain juga dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran dan

daya kreasi individu.

e. Belajar adalah proses evolusi, bukan revolusi karena perubahan perilaku

memerluakan waktu dan kesabaran, perubahan perilaku merupakan suatu proses

belajar yang membutuhkan waktu lama karena memerlukan pemikiran-pemikiran

dan pertimbangan orang lain, contoh-contoh, dan mungkin pengalaman sebelum

menerima atau berperilaku baru. Untuk itu diperlukan kesabaran dan ketekunan.

f. Belajar merupakan suatu paksaan dan terkadang menjadi proses yang

menyakitkan karena menghendaki perubahan kebiasaaan yang sangat

menyenagkan dan sangat berharga bagi dirinya, bahkan mungkin harus

melepasakn sesuatu yang menjadi jalan hidup atua pegangan hidupnya. Untuk itu

dalam memperkenalkan hal-hal baru yang menghendaki seseorang berperilaku

baru sebaiknya dilakukan tidak secara drastis dan radikal. Harus berhati-hati dan

sedikit demi sedikit sehingga individu mau meninggalkan perilaku lama dengan

senang hati, tidak menyakitkan hati, dan tidak menimbulkan frustasi. Misalnya

pada panti rehabilitasi, para pecandu narkoba dipaksa untuk belajar menghentikan

penggunaan obat-obat terlarang. Dengan kesabaran, sedikit demi sedikit kebiasaan

tersebut dapat hilang. Contoh lain, anak nakal yang dimasukkan ke pesantren,

awalnya mungkin dia merasa tertekan, tapi lama-lama akan terbiasa.

g. Belajar adalah proses emosional dan intelektual, jadi belajar dipengaruhi oleh

keadaan individu atau pelajar secara keseluruhan. Belajar bukan hanya proses

intelektual tetapi emosi juga turut menentukan. Oleh karena itu hasil belajar

sangat ditentukan situasi psikologis individu pada saat belajar. Bila seseorang

7

Page 8: Tugas.docx

sedang dalam keadaan kalut, murung, frustasi, konflik, dan tidak puas, maka

jangan dibawa ke dalam suatu proses belajar karena hasilnya tidak akan

memuaskan.

h. Belajar bersifat individual dan unik, setiap orang mempunyai gaya belajar dan

keunikan yang berbeda-beda dalam belajar. Untuk itu pengajar harus

menyediakan media belajar yang bermacam-macam sehingga tiap individu dapat

memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan keunikan dan gaya masing-

masing.

Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru tampak dalam setiap

kegiatan perilaku mereka selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar bagi Siswa

Siswa sebagai ”primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran,

dengan alasan apapun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip

belajar.

1) Perhatian dan motivasi

Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan

yang mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Siswa diharapkan selalu

melatih inderanya untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam proses

pembelajaran. Peningkatan/pengembangan minat ini merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi motivasi (Gage dan Berliner, 1984:373).

Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa

motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan

mengembangkan secara terus-menerus. Untuk dapat membangkitkan dan

mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus-menerus, siswa dapat

melakukannya dengan menentukan/mengetahui tujuan belajar yang hendak

dicapai, menanggapai secara positif pujian/dorongan dari orang lain, menentukan

target/sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya. Dari

contoh-contoh perilaku siswa untuk meningkatkan dan membangkitkan motivasi

8

Page 9: Tugas.docx

belajar, dapat ditandai bahwa perilaku-perilaku tersebut bersifat psikis.

2) Keaktifan

Sebagai ”primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan

belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan

belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara

efektif, pebelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual dan emosional.

Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari

sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil

dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku

sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut

keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.

3) Keterlibatan langsung/berpengalaman

Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri.

Tidak ada seorangpun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya

(Davies, 1987:32). Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-

segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Bentuk-

bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi

siswa, misalnya siswa berdiskusi untuk membuat laporan, siswa melakukan reaksi

kimia, dan perilaku sejenisnya. Perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam

kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.

4) Pengulangan

Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara

keseluruhan lebih berarti (Davies, 1987:32). Dari pernyataan inilah pengulangan

masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi adanya prinsip

pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan

latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Dengan kesadaran

9

Page 10: Tugas.docx

ini, diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan. Bentuk-

bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan

unsur-unsur kimia setiap valensi, mengerjakan soal-soal latihan, menghafal nama-

nama latin tumbuhan, atau menghafal tahun-tahun terjadinya peristiwa sejarah.

5) Tantangan

Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pernyataan bahwa apabila siswa

diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi

untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat lebih baik (Davies, 1987:32). Hal ini

berarti siswa selalu menghadapi tantangan untuk memperoleh, memproses dan

mengolah setiap pesan yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi prinsip

tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan

adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses dan mengolah pesan.

Selain itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala

permasalahan yang dihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan

implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya adalah melakukan eksperimen,

melaksanakan tugas terbimbing ataupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan

suatu masalah.

6) Balikan dan penguatan

Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan,

apakah benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki

pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan

penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak

bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) (Davies,

1987:32). Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh

balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya. Untuk

memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang

memungkinkan diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan

kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau

10

Page 11: Tugas.docx

menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.

7) Perbedaan individual

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu

dengan yang lain. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo

(kecepatan)nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi

kecepatan belajar (Davies, 1987:32). Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan

siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi

dirinya sendiri.

b. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar bagi Guru

Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari

adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola

kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar ini.

1) Perhatian dan motivasi

Implikasi prinsip perhatian bagi guru tampak pada perilaku-perilaku sebagai

berikut:

• Guru menggunakan metode secara bervariasi

• Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang

diajarkan

• Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton

• Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question)

Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tampak pada perilaku-perilaku

yang diantaranya adalah:

- Memilih bahan ajar sesuai minat siswa

- Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa

11

Page 12: Tugas.docx

- Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin

memberitahukan hasilnya kepada siswa

- Memberikan pujian verbal atau non verbal terhadap siswa yang

memberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan

- Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa

2) Keaktifan

Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing

siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat

mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan

dan keterampilan di dalam kondisi yang ada (Sten, 1988:224). Hal ini berarti pula

bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif

mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat

menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru di antaranya dapat

melaksanakan perilaku-perilaku berikut:

• Menggunakan multimetode dan multimedia

• Memberikan tugas secara individual dan kelompok

• Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok

kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang)

• Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang

jelas

• Mengadakan tanya jawab dan diskusi

3) Keterlibatan langsung/berpengalaman

Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental-emosional dan

intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru hendaknya merancang dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik

siswa dan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi prinsip

keterlibatan langsung/berpengalaman diantaranya adalah:

• Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran

individual dan kelompok kecil

12

Page 13: Tugas.docx

• Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan

demonstrasi

• Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa

• Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik

yang dicontohkan

• Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi di luar kelas

atau luar sekolah

• Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan

pembelajaran

4) Pengulangan

Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara

kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan

yang tidak membutuhkan pengulangan. Pengulangan terutama dibutuhkan oleh

pesan-pesan pembelajaran yang harus dihafalkan secara tetap tanpa ada kesalahan

sedikitpun. Selain itu, pengulangan juga diperlukan terhadap pesan-pesan

pembelajaran yang membutuhkan latihan. Perilaku guru yang merupakan

implikasi prinsip pengulangan di antaranya:

• Merancang pelaksanaan pengulangan

• Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan

• Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang

• Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan

• Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi

5) Tantangan

Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka

guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya.

Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui

bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan

pembelajaran. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan

diantaranya adalah:

13

Page 14: Tugas.docx

• Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk melakukannya secara individual atau dalam kelompok kecil

(3-4 orang)

• Memberikan tugas pada siswa memecahkan masalah yang membutuhkan

informasi dari orang lain di luar sekolah sebagai sumber informasi

• Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai

disajikan

• Mengembangkan bahan pembelajaran (teks, hand out, modul, dan yang lain)

yang memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan di dalamnya,

sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara detail tanpa

memberikan kesempatan siswa mencari dari sumber lain.

• Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi

sendiri

• Guru merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan

masalah-masalah yang disajikan dalam topik diskusi

6) Balikan dan penguatan

Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik secara individual

ataupun kelompok klasikal. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran

harus dapat menentukan bentuk, cara, serta kapan balikan dan penguatan

diberikan. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya

memperhatikan karakteristik siswa. Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi

guru, berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:

• Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang

telah dijawab siswa secara benar ataupun salah

• Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada

waktu yang telah ditentukan

• Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah, laporan,

klipping pekerjaan rumah) berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja

pembelajaran

14

Page 15: Tugas.docx

• Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh guru,

disertai skor dan catatan-catatan bagi pebelajar

• Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang diraih setiap siswa

berdasarkan skor yang dicapai dalam tes

• Memberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada siswa yang

menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.

• Memberikan hadiah/ganjaran kepada siswa yang berhasil menyelesaikan

tugas

7) Perbedaan individual

Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi 30 siswa dalam

satu kelas, berarti menghadapi 30 macam keunikan atau karakteristik. Selain

karakteristik/keunikan kelas, guru harus menghadapi 30 siswa yang berbeda

karakteristiknya satu dengan lainnya. Konsekuensi logis adanya hal ini, guru

harus mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka orang per orang.

Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang

diantaranya adalah:

• Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani

kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya

• Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran

• Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan

pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan

• Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan

2. Asas Pembelajaran

Pada bagian ini diuraikan 14 asas pembelajaran yang dapat digunakan

sebagai dasar untuk pengembangkan program pembelajaran inovatif. Keempat

belas asas tersebut adalah:

1. Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak: (a) non-diskriminasi, (b)

kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child), (c) hak untuk hidup

dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop), (d) hak atas

15

Page 16: Tugas.docx

perlindungan (right to protection), (e) penghargaan terhadap pendapat anak

(respect for the opinions of children).

2. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam

benak siswa.

3. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.

4. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan

belajar aktif.

5. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat,

mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.

6. Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan: (a) yang saya dengar, saya

lupa; (b) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; (c) yang saya dengar,

lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai

pahami; (d) yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan

pengetahuan dan keterampilan; dan (e) yang saya ajarkan kepada orang lain,

saya kuasai.

7. John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk

melakukan hal-hal: (a) mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata

sendiri, (b) memberikan contoh, (c) mengenalinya dalam bermacam bentuk

dan situasi, (d) melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan

lain, (e) menggunakannya dengan beragam cara, (f) memprediksikan

sejumlah konsekuensinya, (g) menyebuitkan lawan atau kebalikannya.

8. Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar: (a) tujuan, (b) isi

materi, (c) sumber belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat

dimanfaatkan), (d) target siswa (siapa yang akan belajar), (e) guru, (f) strategi

pembelajaran, (g) hasil (bagaimana hasil pembelajaran akan diukur), (h)

kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep atau

pengetahuan), (i) lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa

belajar).

9. Kata kunci pembelajaran agar bermakna: (a) real-world learning, (b)

mengutamakan pengalaman nyata, (c) berpikir tingkat tinggi, (d) berpusat

pada siswa, (e) siswa aktif, kritis, dan kreatif, (f) pengetahuan bermakna

16

Page 17: Tugas.docx

dalam kehidupan, (g) dekat dengan kehidupan nyata, (h) perubahan perilaku,

(i) siswa praktik, bukan menghafal, (j) learning, bukan teaching, (k)

pendidikan bukan pengajaran, (l) pembentukan manusia, (m) memecahkan

masalah, (n) siswa acting, guru mengarahkan, (o) hasil belajar diukur dengan

berbagai cara bukan hanya dengan tes.

10. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang

diberikan akan menjadi lebih kuat.

11. Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui

membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan

tentang hal yang dibahas.

12. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa

yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.

13. Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual,

kinestetik)

14. Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan

untuk bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan

untuk menstimulasi kegiatan belajar.

17

Page 18: Tugas.docx

RANGKUMAN BAB III

MOTIVASI BELAJAR

1. Defenisi Motivasi

Pengertian Motivasi Belajar yang paling sederhana menurut saya pribadi

adalah sesuatu yang menggerakkan orang baik secara fisik atau mental untuk

belajar. Sesuai dengan asal katanya yaitu MOTIF yang berarti sesuatu yang

memberikan dorongan atau tenaga untuk melakukan sesuatu. Karena kita bicara

tentang belajar maka ya sesuatu yang mendorong kita untuk belajar untuk

mendapatkan sesuatu, mungkin sekedar pengetahuan atau efek beruntun dari

pengetahuan tersebut misalnya ketrampilan, efek lanjutannya mungkin

kebahagiaan, kepuasan, kekayaan, kebebasan, dan tentu saja UANG ya kalo

dihubungkan dengan belajar internet marketing misalnya.

Dari beberapa website yang saya baca, misalnya website Anne Ahira (yang

punya Asian Brain) saya menemukan beberapa pengertian motivasi belajar

menurut beberapa para ahli. Hanya saja yang saya baca tersebut adalah pengertian

motivasi secara umum, ngga khusus tentang motivasi belajar. Misalnya,

pengertian motivasi menurut Wexly dan Yulk adalah: pemberian atau penimbulan

motif. Sedangkan menurut Mitchell motivasi mewakili proses- proses

psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya

persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.

Kalau saya pribadi sih ngga terlalu mementingkan apa pengertian motivasi

belajar itu sebenarnya, yang penting menurut saya adalah kita menjadi orang yang

senang dan gembira dikala belajar, so pasti juga bersyukur masih bisa belajar, dan

yang lebih penting lagi ngga sekedar menjadi Mr Learner (sang pembelajar)

doang, melainkan merubah pengetahuan tersebut menjadi kempuan berindak. Tapi

ternyata, untuk menjadikan pengetahuan menjadi kemapuan Take Action tersebut

tetap perlu belajar juga!

18

Page 19: Tugas.docx

Jadi pengertian motivasi belajar itu apa ya? Mungkin begini: Motivasi

belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau

menggerakan seseorang untuk belajar sesuatu atau atau melakukan kegiatan untuk

mencapai suatu tujuan.

Ada juga beberapa pendapat dari para pakar dalam bidang ini, sebagai

berikut:

Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status

internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang

mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai

suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt,

yaitu: 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada

perilaku seseorang; 2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku

seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan

berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.

Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah

suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu

perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa

sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang

ditimbulkan motif tersebut.

Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 :

2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan,

atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang

untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni : (1) faktor pendorong

atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal, (2) tujuan yang ingin

dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai

tujuan tersebut.

19

Page 20: Tugas.docx

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap,

kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi

sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh factor di dalam diri seseorang

itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan factor di luar diri disebut ekstrinsik.

2. Pentingnya Motivasi dalam belajar

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu

kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang

lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang

diinginkan orang yang bersangkutan.

“Seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-

imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya”. Contoh lainnya, seorang

mahasiswa mempunyai motivasi lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia 

ingin mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan

orangtuanya,’’ujar Dr Fauziah Nuraini Kurdi SpRM MPH dari RS YK Madira

Palembang kepada koran ini. Dosen pada Prodi Penjasorkes FKIP UNSRI ini

mengatakan, di sekolah, kebutuhan dasar paling penting adalah kebutuhan akan

kasih sayang dan harga diri. Siswa yang tidak memiliki perasaan bahwa mereka

dicintai dan mereka mampu, kecil kemungkinannya memiliki motivasi belajar

yang kuat untuk mencapai perkembangan ke tingkatnya yang lebih tinggi.

Pada intinya, sambung Fauziah, motivasi merupakan kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,

sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. ’’Dalam kegiatan belajar, motivasi

sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,

tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar,’’bebernya.

Fauziah menjelaskan, terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi

20

Page 21: Tugas.docx

untuk belajar, yaitu Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi

ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar

untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan. Motivasi

Intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa

ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

Kedua,  lanjutnya, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa

rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi

psikologis orang yang bersangkutan. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat

pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan

dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu

atau belajar.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa, yakni :

1.    Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.

2.    Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat

mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi.

3.   Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah

dicapai sebelumnya.

4.    Memberikan pujian, karena sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk

diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5.    Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar

mengajar.

6.    Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik

7.    Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

21

Page 22: Tugas.docx

8.    Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok

9.    Menggunakan metode yang bervariasi, dan

10.  Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan,

atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan

factor ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh

pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.

Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah diperlukan.

Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa mempunyai motivasi

belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil

bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S. Lumsden: 1994).

Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk

dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa

kebutuhannya terpenuh. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar

dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar

dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Marx Lepper:

1988).

Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang

sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan,

nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik

bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu

ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan

kesanggupan untuk melakukan proses belajar ( Carole Ames: 1990).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah

kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh

keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang

22

Page 23: Tugas.docx

dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus

dalam rangka mencapai tujuan.

3. Jenis dan sifat Motivasi

Para ahli ilmu jiwa mempunyai pendapat bahwa motivasi dapat dibedakan

menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.

1. Motivasi Primer

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar.

Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal umumnya berasal dari segi biologis,

atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya

terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Di antara insting yang

penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok,

mempertahankan diri, rasa ingin tahu, memangun, dan kawin. (Koeswara,

1989:Jalaludin Rachmat.1991)

Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan,

sasaran, objek dan sumber.

a. Tekanan

Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku,

semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin

besar.

b. Sasaran

Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan tercapai apabila

tekanan energi pada insting berkurang.

23

Page 24: Tugas.docx

c. Objek

Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang

memuaskan insting tersebut dapat berasl dari luar individu atau dari dalam

individu.

d. Sumber

Sumber insting adalah keadaan kejasmanian individu. Insting manusia dapat

dibedakan menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan (life instinct) dan insting

kematian (death instict). Insting-insting kehidupan terdiri dari insting yang

bertujuan memelihara kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa

makan, minum, istirahat, dan memelihara keturunan. Insting kematian tertuju

pada penghancuran, seperti merusak, menganiaya, atau membunuh orang lain atau

diri sendiri.

2. Motivasi Sekunder

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli,

manusia adalah makhluk sosial. Perilakuknya tidak hanya terpengaruh oleh faktor

biologis saja, tetap juga faktor-faktor sosial. Perilaku manusia terpengaruh oleh

tiga komponen penting seperti:

a) Komponen afektif

Komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif

sosial, sikap dan emosi.

b) Komponen kognitif

Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkai dengan pengetahuan.

24

Page 25: Tugas.docx

c) Komponen konatif

Komponen konatif adalah terkai dengan kemauan dan kebiasaan bertidak.

Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap

adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap (a) merupakan kecenderungan

berfikir, merasa, kemudian bertindak, (b) memiliki daya dorong bertindak,(c)

relatif bersifat tetap, (d) berkecenderungan melakukan penilaian, (e) dapat timbul

dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah. Perilaku juga terpengaruh oleh

emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis guncangan seseorang. Emosi memiliki

fungsi sebagai (a) pembangkit energi, (b) pemberi informasi pada orang lain (c)

pembawa pesan dalam berubungan dengan orang lain, (d) sumber informasi

tentang diri seseorang.

Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya.

Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga

terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku

menetap, berlangsung otomatis. Kemauan seseorang timbul karena adanya (a)

keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan, (b) pengetahuan tentang cara

memperoleh tujuan, (c) energi kecerdasan, (d) pengeluaran energi yang tepat

untuk mencapai tujuan.

Motivasi seseorang dapat bersumber dari (a) dalam diri sendiri, yang

dikenal sebagai motivasi internal, (b) dari luar diri seseorang yang dikenal sebagai

motivasi eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku

seseorang, yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu,

karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, menghindari hukuman. Maslow

dan Rogers mengakui pentingnya motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Menurut

Maslow setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasi diri. Ciri tersebut

adalah (a) berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien,apa adanya, dan

terbatas dari subjektivitasnya, (b) dapat menerima diri sendiri, orang lain secara

sewajarnya, (c) berperilaku spontan, sederhana dan wajar, (d) terpusat pada

25

Page 26: Tugas.docx

masalah atau tugasnya, (e) memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang

tinggi (f) memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan dan

kebudayaannya, (g) dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah, (h)

dapat mengalami pengalaman puncak, (i) memiliki rasa keterkaitan, solidaritas

kemanusiaan yang tinggi, (j) dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar, (k)

memiliki watak terbuka dan bebas prasangka, (l) memiliki standar kesusilaan

tinggi, (m) memiliki rasa humor terpelajar, (n) memiliki kreativitas dalam bidang

kehidupan,(o) memiliki otonomi tinggi.

Adapun jenis motivasi menurut Davis dan New Strom (1996) adalah

prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.

1. Motivasi prestasi (achievement motivation), adalah dorongan dalam diri

seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai

tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila mereka

memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya

mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat

balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.

2. Motivasi afiliasi (affiliation motivation), adalah dorongan untuk berhubungan

dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang yang bermotivasi afiliasi

bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap dan kerja sama mereka yang

menyenangkan.

3. Motivasi kompetensi (competence motivation), adalah dorongan untuk

mencapai keunggulan kerja, meningkatkan ketrampilan dalam memecahkan

masalah, dan berusaha keras untuk inovatif. Umumnya, mereka cenderung

melakukan pekerjaan dengan baik karena kepuasan batin yang mereka rasakan

dari melakukan pekerjaan itu dan penghargaan yang diperoleh dari orang lain.

4. Motivasi kekuasaan (power motivation), adalah dorongan untuk mempengaruhi

orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang bermotivasi kekuasaan

ingin menimbulkan dampak dan mau memikul resiko untuk melakukan hal itu.

26

Page 27: Tugas.docx

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

http://satulagi.com/belajar/tujuan-belajar-dan-pembelajaran. Didownload tanggal

17 Desember 2011.

http://id.shvoong.com/tags/prinsip-belajar. didownload tanggal 17 Desember

2011.

http://motivasibelajar.net/pengertian-motivasi-belajar. Didownload tanggal 17

Desember 2011.

http://nyariduitreceh.blogspot.com/2011/07/jenis-dan-sifat-motivasi.html.

didownload tanggal 17 Desember 2011.

http://techonly13.wordpress.com/Asas-Asas Pembelajaran « Techonly13's

Blog.htm. didownload tanggal 17 Desember 2011.

 

27