25
TUGAS UMUM A. Macam-Macam Peralatan dan Proses yang Terjadi di Water Treatment Water treatment plant adalah sebuah sistem yang difungsikan untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standar yang ditentukan atau menjadi air bersih yang higienis dan terbebas dari unsur – unsur berlebih dari segi fisika maupun kimia sehingga siap untuk di konsumsi. Suatu sistem desain water treatment ditentukan oleh sumber air dan kualitas air. Kualitas air yang rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Untuk air industri dilakukan beberapa tahapan proses pengolahan agar air tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan kita antara lain seperti air minum, air pendingin, air umpan boiler, air untuk pemadam kebakaran dan lain-lain. Air yang berkualitas rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Ada empat macam pencemaran uap yang terjadi di dalam ketel yaitu : 1. Berbusa karena terlalu banyaknya padatan yang terkandung dalam air dan karena adanya lemak alkali yang berlebihan.

tugas umum Water Treatment System.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tugas umum Water Treatment System.docx

TUGAS UMUM

A. Macam-Macam Peralatan dan Proses yang Terjadi di Water Treatment

Water treatment plant adalah sebuah sistem yang difungsikan untuk

mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar

mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standar yang ditentukan atau

menjadi air bersih yang higienis dan terbebas dari unsur – unsur berlebih dari segi

fisika maupun kimia sehingga siap untuk di konsumsi. Suatu sistem desain water

treatment ditentukan oleh sumber air dan kualitas air. Kualitas air yang rendah

akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat membawa padatan

yang terdapat dalam air ketel uap (carry over).

Untuk air industri dilakukan beberapa tahapan proses pengolahan agar air

tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan kita antara lain seperti air minum, air

pendingin, air umpan boiler, air untuk pemadam kebakaran dan lain-lain. Air yang

berkualitas rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat

membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Ada empat

macam pencemaran uap yang terjadi di dalam ketel yaitu :

1.  Berbusa karena terlalu banyaknya padatan yang terkandung dalam air dan

karena adanya lemak alkali yang berlebihan.

2.   Aqual objection, yaitu adanya tetesan air di dalam uap.

3.   Kesalahan pemasangan alat pemisah uap yang tidak tepat.

4. Percikan – percikan air (priming), gelembung yang timbul tiba – tiba pada air

ketel.

Proses pengolahan air bersih ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan

sesuai dengan kebutuhan antara lain dengan proses :

a. Proses Fisika

Proses fisika merupakan perlakuan yang di dalam terjadi proses secara fisika

yang antara lain :

1. Proses penyaringan koloid kasar diatas 20 micron.

2. Proses penyaringan koloid halus antara 20 – 1 micron.

3. Proses penyaringan koloid antara 1 – 0,1 micron.

4. Proses penyaringan antara 0,01 – 0,1 micron.

Page 2: tugas umum Water Treatment System.docx

5. Proses penyaringan molekul antara 0,001 – 0,01 micron.

6. Proses penyaringan atom dibawah 0,0001 micron.

Proses fisika terdiri dari :

1. Macro Filtration.

2. Micro Filtration.

3. Ultra Filtration (UF/NF).

4. Hiper Filtration (RO/Reverse Osmosis).

Gambar 1. Filtration Spectrum

b. Proses Kimia

Proses kimia terdiri dari :

1. Oksidasi

Proses oksidasi adalah proses perubahan ion terlarut menjadi ion tak terlarut.

2. Koagulasi

Proses koagulasi adalah proses selanjutnya dari proses oksidasi yaitu proses

penggumpalan ion tak terlarut menjadi endapan yang mempunyai berat jenis lebih

berat dari berat jenis air. Proses ini biasanya dilakukan dengan penambahan bahan

koagulator seperti PAC, Tawas dan lain-lain.

3. Ion exchange

Page 3: tugas umum Water Treatment System.docx

Proses ion exchange adalah proses pertukaran ion atau pengikatan ion positif

dan ion negatif. Proses ini pengikatan ion + / -  atau pertukaran +/- oleh media

yang disebut media yang mempunyai KTK (Kapasitas Tukar Kation). Biasanya

media yang digunakan yaitu Resin Cation, Resin Anion buatan atau Zeolite alami.

c. Proses Kimia dan Fisika

Proses kimia dan fisika terdiri dari tiga proses, yaitu :

1. Proses sedimentasi, adalah proses pengendapan setelah proses oksidasi proses

ini hampir sama dengan proses koagulasi.

2. Proses absorpsi, proses penyerapan oleh media yang mempunyai daya serap

tinggi. Biasanya proses ini mengabsorbsi zat kimia yang bersifat gas seperti

NH4+ , NO3

-, H2S dan lain-lain. Media yang biasa digunakan yaitu karbon

aktif serta Zeolite actived.

3. Oksidasi dengan gas Ozon adalah proses oksidasi dengan menggunakan gas

ozon yang diperoleh secara elektro fisika.

d. Proses Biologis

Perlakuan cara proses – proses pengolahan diatas dapat dilakukan baik

secara tunggal maupun secara kombinasi dari berbagai proses tergantung dari

kondisi output yang diharapkan. Proses diatas yang akan diterapkan untuk

pengolahan air sebaiknya dilakukan tahapan – tahapan  yang penting sebagai

berikut :

1)  Sumber air baku

Sumber air yang akan diolah sebagai langkah utama yaitu dengan melakukan

pengujian laboratorium baik unsur – unsur fisika maupun  kimia.

2) Output air hasil

Output air yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu yang diharapkan baik

dari segi fisika maupun secara kimia.

3)  Proses yang cocok yang akan digunakan

Pengolahan air bersih biasanya ada sistim yang dilakukan yaitu dengan

mengkombinasi dari beberapa proses. Seperti pada alur sistim Hi-Tech berikut ini:

a) Oksidasi.

b) Absorpsi.

Page 4: tugas umum Water Treatment System.docx

c) Koagulasi.

d) Sedimentasi.

e) Penyaringan.

f) Micro Filtrasi.

g) Ultra Filtrasi.

h) Reverse Osmosis / Hifer Filtrasi.

Proses diatas dilakukan tergantung dari kondisi air baku dan kualitas air hasil

yang diharapkan. Pada zaman sekarang dengan teknologi yang maju dan

keberadaan teknologi serta pendukungnya yang tersedia dan juga kondisi air baku

yang sudah tidak memenuhi persyaratan baku mutu air bersih dan juga susahnya

mencari air yang baik dan  memenuhi persyaratan air bersih maka teknologi yang

cocok untuk digunakan pada saat ini dengan teknologi yang Hi-Tech.

B. Sistem Pengolahan Air Bersih dan Air Minum

Sistem pengolahan air minum dengan sumber air bersih dengan skala atau

standar air minum memerlukan beberapa proses yang perlu diterapkan. Adapun

proses yang diperlukan tergantung dari kualitas air baku antara lain :

1. Proses penampungan air dalam bak penampungan air

Proses ini bertujuan sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan.

Ukuran bak penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana

ukuran bak minimal 2 kali dari kebutuhan.

2. Proses oksidasi atau dengan kata lain penambahan oksigen ke dalam air

Proses ini bertujuan agar kadar-kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya

yang terkandung dalam air mudah terurai. Dalam proses ini ada beberapa

perlakuan yang bisa dilakukan seperti dengan penambahan oksigen dengan sistem

aerasi (dengan menggunakan alat aerator) dan juga dapat dilakukan dengan

menggunakan katalisator bahan kimia untuk mempercepat proses terurainya kadar

logam berat serta zat kimiawi lainnya dengan menggunakan chlorine, kaporit,

kapur dan lain-lain.

3. Proses filtrasi (carbon actived)

Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan

tidak mengandung bakteri (sterile) dan rasa serta aroma air.

Page 5: tugas umum Water Treatment System.docx

4. Proses pengendapan atau koagulasi

Proses ini  bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti bahan

koagulan (Hipoklorite / PAC dengan rumus kimia Al2O3) juga proses ini bisa

dilakukan dengan menggunakan teknik lamela plate.

5. Proses filtrasi

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran air yang masih

terkandung dalam air. Biasanya proses ini menggunakan bahan sand filter yang

disesuaikan dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas air dengan media filter

(silica sand / quarsa, zeolit dan lain-lain).

6. Proses filtrasi (carbon actived)

Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan

tidak mengandung bakteri (sterile) dan rasa serta aroma air.

7. Proses demineralisasi

Proses ini berfungsi untuk mengurangi bahkan menghilangkan kadar – kadar

logam serta mineral-mineral yang terkandung dalam air.

8. Proses reverse osmosis system

Proses ini merupakan proses utama dalam proses pemurnian air dengan hasil

kualitas air non mineral. Proses ini melalui alat yang disebut membrane semi

permiable, membrane ini mempunyai lubang air 1/10000 micron dimana air yang

melewati lubang tersebut sudah merupakan air bebas bakteri mineral, virus dan

logam-logam berat lainnya.

9. Proses terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, mikroba

Proses ini bertujuan agar air itu tidak perlu dimasak kembali, proses ini

menggunakan proses ultra violet atau dengan kata lain sterilisasi dengan

menggunakan penyinaran ultra violet serta atau dengan menggunakan ozonisasi.

C. Tahapan-tahapan Proses pada Water Treatment

Tahapan ini ada beberapa proses antara lain :

1. Proses penghilangan / pengikatan Lumpur / polutan tidak terlarut.

2. Proses penghilangan / pengikatan logam – logam berat.

3. Proses penghilangan / pengikatan zat organik dan anorganik.

4. Proses penghilangan zat kapur / kesadahan dan magnesium.

Page 6: tugas umum Water Treatment System.docx

a. Proses Sand Filter

Proses ini bertujuan untuk mengurangi polutan-polutan yang ukurannya

lebih  besar dari 20 mikron serta menahan atau memfilter kadar-kadar logam-

logam berat yang telah teroksidasi dalam proses sebelumnya.

b. Proses Green Sand Filter (sand actived)

Proses ini mempunyai fungsi menghilangkan kadar logam berat serta zat

kimia lainnya yang tidak sempat teroksidasi pada awal proses. Proses filtrasi ini

menggunakan media green sand yang mempunyai fungsi mengikat serta merubah

ion logam berat yang lolos menjadi ion logam teroksidasi  serta unsur kimia

terlarut antara lain :

1. Fe2+ Ion Besi

2. Mn2+ Ion Mangan

3. H2S Hidrogen Sulfida

4. NH4 Amoniak

5. Zn Zink

6. Cr Crom

7. NO2- Nitrit

8. NO3- Nitral

9. Balance pH

10. Dan lain-lain

c. Proses Carbon Filter

Proses ini bertujuan menghilangkan aroma air yang tidak sedap serta

membunuh bakteri, amuba serta mengikat racun-racun dalam air. Ilustrasi secara

sederhana yaitu perut yang diare menggunakan obat norite. Dengan kata lain

carbon powder yang dibuat  kapsul  yang bertujuan menghilangkan bakteri serta

menyerap racun-racun dalam perut.

d. Proses Softening

Proses ini bertujuan untuk melunakan air serta rasa air agar tidak kesat serta

mengurangi kadar kapur/ kesadahan, magnesium. Kesadahan merupakan

banyaknya garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air.

e. Proses Sterilisasi Air

Page 7: tugas umum Water Treatment System.docx

Ada beberapa proses sterilisasi pada air hasil olahan yang dilakukan

contohnya (pada proses air minum kemasan) adalah :

1. Penambahan gas ozon (ozonisasi).

2. Penyinaran ultra violet dengan panjang gelombang 254 nm.

f. Penyinaran Ultraviolet Sterilisasi

Proses sterilisasi yang bertujuan untuk menghilangkan atau membunuh

bakteri yang terkandung dalam air hasil yang mungkin dan juga terkontaminasi

dari instalasi pipa produk. Perlakuan ini dilakukan pada akhir proses yaitu kondisi

sebelum output / air hasil. UV Sterlisasi yaitu merupakan sinar ultra violet yang

dihasilkan dari lampu yang menghasilkan cahaya ultra violet dengan panjang

gelombang 254 nm (nano meter) yang mana cahaya UV pada panjang gelombang

ini mempunyai kemampuan membunuh bakteri serta mikroorganisme lainnya.

Gambar 2. UV-C Lamp Work

Gambar 3. UV-C Sterilisation

g. Ozonisasi

Proses ozonisasi bertujuan membunuh bakteri, virus serta jamur – jamur dan

lumut serta untuk mengawetkan air yang sudah dikemas dalam kemasan yang

mana apabila terjadi kontaminasi pada kemasan yang tidak steril/ bersih. Proses

ozonisasi dilakukan dengan cara menginjeksikan gas ozon, serta mencampur

ratakan dengan air yang sudah melalui beberapa tahapan water treatment  di

dalam tangki reaktor (reactor tank). Ozonisasi  merupakan gas ozon yang

diproduksi  dari listrik tegangan tinggi sampai dengan 75.000 volt DC yang mana

kutub katoda dan anoda terjadi kilatan listrik. Oksigen atau udara dilewatkan

Page 8: tugas umum Water Treatment System.docx

kedalam tabung reaktor ozon. Oksigen diaktifkan dan dipecah molekulnya dengan

reaksi O2  —> O3 yang akan menghasilkan gas ozon yang beraroma khas, yang

berfungsi untuk membunuh serta mematikan bakteri, virus, spora, lumut dan

mikroorganisme lainnya.

Gambar 4. Cara Kerja Ozon membunuh Pathogen

Kriteria sterilisasi menggunakan gas ozon :

Sterilisasi dengan menginjeksikan gas ozon (O3) ke dalam air produksi

mempunyai fungsi membunuh bakteri-bakteri, virus, dan pathogen, menetralisir

pestisida, serta mengoksidasi logam-logam berat seperti :

Bakteri dan virus yang dapat dibunuh :

1. Escherichia coli

2. Fecal streptococcus

3. Stafilokokus aureua

4. Aspergillus niger

5. Salmonella choleraesuis

6. Bacillus subtillis

7. Bacillus antracis (anthrax)

8. Coliform bacteria

9. Parasitic infusorians

10. Ahydrophila

Pestisida yang dapat dinetralisisir :

1. DDT

2. PCP

3. Malathion

4. Baygon

5. Vapam

Logam berat yang dapat dioksidasi :

1. Iron (zat besi / Fe)

2. Manganese (besi hitam)

Page 9: tugas umum Water Treatment System.docx

3. Timbal (Pb)

Parameter yang ada yaitu sebagai berikut :

a. Parameter Fisik

Parameter fisik air biasanya di lihat dari unsur yang berhubungan dengan

indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang meliputi

turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu. Sistem pengolahan yang biasa di

gunakan adalah sistem sedimentasi (pengendapan), filtrasi dan penambahan

desinfektan.

b. Parameter Kimia

Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg, Na,

SO4, CO3. Jika air memiliki kandungan senyawa kimia yang berlebihan (tidak

masuk standar konsumsi yang aman), pengolahan dapat dilakukan dengan sistem

filtrasi dengan menggunakan media tertentu misalnya system Reverse Osmosis

atau Demineralizer dan Softener.

c. Parameter Biologi

Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di dalam

air. Bila jumlah mikroorganisme di dalam air berlebihan biasanya akan

mengganggu kesehatan bila di konsumsi. Pengolahan dapat dilakukan dengan

menggunakan desinfektan atau alat yang biasa digunakan, misalnya injeksi klor,

sistem UV dan sistem ozon (O3).

Sedangkan proses – proses yang digunakan antara lain sebagai berikut :

A. Clarifier (pengendapan)

Proses pengendapan yaitu proses pengendapan partikel – partikel padat dalam

air yang menyebabkan kekeruhan yang berupa lumpur atau zat padat berat

lainnya. Adapun tujuan pengendapan adalah untuk menghilangkan kekeruhan,

kesadahan, dan menghemat bahan kimia. Ada beberapa hal yang mempengaruhi

proses pengendapan yaitu :

1. Kecepatan aliran air makin lambat maka akan semakin baik hasil yang

diperoleh.

2. Semakin besar berat jenis partikel maka waktu pengendapan akan semakin

lebih pendek. 

Page 10: tugas umum Water Treatment System.docx

3. Pemberian waktu harus cukup sehingga partikel – partikel padat memisah

dengan sempurna.

4. Perbedaan berat jenis partikel atau lumpur dengan air.

B. Filtration

Serta cara filtration (penyaringan sendiri) terbagi menjadi dua macam yaitu

normal filtration (seperti bag filter, disc filter, dan micron filter). Untuk

pengolahan air umpan boiler dilakukan dengan cara pengolahan diluar ketel

(external treatment). Pengolahan ini dilakukan dengan cara mekanis diluar ketel

uap dengan memberikan obat – obatan terhadap air sebelum air dimasukkan ke

dalam ketel. Gunanya adalah menghilangkan bahan tersuspensi atau warna dari air

persediaan (raw water), bahan tersuspensi tersebut mungkin mengandung partikel

besar yang dapat mengendap dengan mudah, untuk itu diperlukan berupa tangki,

bak pengendap atau saringan.

C. Koagulasi

Koagulasi adalah pengumpulan bersama dari kotoran yang halus ataupun

koloid dalam air ke dalam kelompok besar (massa) yang akan mengendap dengan

segera atau dapat disaring untuk dipisahkan dari air. Partikel koloid mempunyai

permukaan yang luas dan mempunyai muatan negatif saling mendorong dan tidak

saling mengumpul sehingga tetap dalam bentuk koloid. Koagulasi adalah

netralisasi dari muatan negatif dan memberikan untuk partikel tersuspensi saling

menempel.

D. Pengendapan dengan cara kimia (presipitasi kimia)

Bahan yang ditambahkan dalam air akan bereaksi dengan mineral yang

terlarut dalam air dan membentuk bahan yang sukar larut yang akan mengendap.

Gunanya adalah untuk mengurangi kesadahan, alkalinitas, dan silika.

E. Metode pertukaran ion

Metode pertukaran ion (ion exchanger), mineral yang larut dalam air

membentuk ion yang bermuatan listrik. Ada bahan alam tertentu (sintetis yang

mempunyai kemampuan untuk ion – ion mineral dari air dari pertukaran ion yang

lain.

F. Daerator

Page 11: tugas umum Water Treatment System.docx

Daerator adalah alat untuk mengeluarkan O2 dalam air pengisi ketel uap yang

dilakukan dengan cara mencampurkan air dengan uap dalam daerating heater.

Sebagian uap dikeluarkan dan membawa sebagian besar O2 dari air. Ada dua jenis

daerator yaitu jenis pancaran (spray) dan jenis tiang (pancaran). Demineralisasi

water (penghilang mineral pada air). Mineral – mineral dalam air pengisi ketel

harus dihilangkan karena dapat menyebabkan gangguan – gangguan selama ketel

beroperasi.

g. Pengolahan air di dalam ketel uap

Di dalam pengolahan air di dalam ketel digunakan bahan kimia yang di

injeksikan dengan pompa dimana bahan kimia tersebut antara lain :

1. Poly Phosphat dan bahan organik dipakai sebagai pencegah kerak dan korosi.

2. Senyawa amina dan bahan lainnya akan membentuk lapisan film yang

melindungi dari karat NaSO4 dan Hidrazine/Elminox untuk mengikat

oksigen.

3. Natrium Silikat (Na2SiO3) untuk mengatur alkalinitas dan bereaksi dengan

mangan Mg2+. Tanin, Lignin, dan Alginat dipakai untuk mengatur lumpur,

dan dapat juga berfungsi untuk sebagai bahan anti busa.

Zat-zat Kontaminasi Air Alam :

1. Zat Padat terlarut

Zat padat terlarut menunjukkan jumlah konsentrasi garam terlarut dalam air.

Jumlah zat padat terlarut sering juga dinyatakan dalam bentuk hantaran listrik air

yang dinyatakan dalam mililhos/Cm pada 25° C. Banyaknya konsentrasi garam-

garam dalam air, bervariasi dalam jenis dan jumlahnya bergantung pada keadaan

geologi dari tanah tempat air alam tersebut didapat. Garam-garam yang selalu ada

biasanya, bicarbonat, HCO3; klorida, Cl; sulfat, SO4; nitrat NO3 dari kalsium, Ca;

magnesium, Mg dan natrium, Na. Juga terdapat besi, Fe; mangan, Mn dan

aluminium, Al. Kesadahan yang diakibatkan garam Ca dan Mg akan mudah

mengendap menjadi kotoran menjadi kerak, dan kotoran besi (Fe+), tembaga

(Cu2+), dan silika (SiO3) dapat berakumulasi dalam air ketel yang menimbulkan

masalah endapan pada ketel tekanan tinggi.

2. Gas Terlarut

Page 12: tugas umum Water Treatment System.docx

Gas terlarut dalam air alam biasanya karbondioksida, CO2; oksigen, O2;

hidrogen sulfat, H2S dan amonia, NH3. Untuk keasaman air (O2) masalah korosi

biasanya menyerang bagian yang kontak langsung dengan air, lubang – lubang

setempat (pitting), keretakan pada logam yang mengalami stress.

Karbon dioksida dan oksigen sangat berperan dalam proses terjadinya korosi.

3. Zat Padat tersuspensi

Kadang-kadang pasir, tanah dan hasil pelapukan tumbuhan merupakan zat

padat yang tidak larut dalam air dan berada sebagai suspensi.

4. Cairan

Kadang-kadang terdapat zat seperti asam lemak, minyak, dan cairan hasil

proses ekstraksi dari tanah atau tanaman dan protein.

5. Mikroorganisme

Air alam selalu mengandung bakteri, (bakteri air, bakteri tanah, bakteri

proses ekstraksi dari tanah atau tanaman dan protein) .

Unit-unit pada pengolahan water treatment :

a. Sand Filter

Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silika yang di tumpuk di atas

gravel, sistem sand filter berfumgsi sebagai penyaring/menghilangkan kotoran

yang kasat mata (misal: kekeruhan, lumut dll) yang mempunyai daya saring 20-

30μ (tergantung brand/jenis media). Biasanya media ini mempunyai umur 3-4

tahun (tergantung influent).

Maintenance :

1. Backwash

Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran

yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke

atas/kebalikan system running). Air hasil backwash langsung di buang melalui

drain. Backwash biasanya di lakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit

(tergantung influent dan tingkat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar

lebih rendah dari tekanan air yang masuk filter.

2. Sanitasi

Page 13: tugas umum Water Treatment System.docx

Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk standar yang

di tentukan. Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan bahan sanitasi (mis:

oxonia dll) ke dalam tangki dan di rendam bersama media dengan jumlah dan

waktu yang telah di tentukan. Selain itu sanitasi bisa juga di lakukan dengan cara

merendam media dengan air bersuhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.

3. Rinse/Pembilasan

Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan untuk

membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash juga

menghilangkan sisa bahan sanitasi yang tersisa pada proses sanitasi. Air hasil

Rinse langsung di buang melalui drain.

b. Karbon Aktif Filter

Sistem filtrasi ini menggunakan media arang, yang saat ini banyak di

gunakan adalah arang batubara dan batok kelapa, sistem ini berfungsi sebagai bau,

warna, bahan organik termasuk sisa klor. Biasanya karbon aktif bisa bertahan

sampai 1-2 tahun (tergantung influent).

Maintenance :

1. Backwash

Dilakukan setiap 1-2 hari tergantung tingkat kekotoran atau pada saat media

jenuh (tidak mampu menyaring sisa klor).

2. Sanitasi

Dilakukan setiap bulan atau hasil analisa mikro tidak masuk standar yang di

tentukan. Biasanya di rendam air dengan suhu diatas 80º Celcius (autoclave)

selama 2 jam. Juga dalam kasus tertentu dapat di rendam dengan bahan sanitasi

selama 30 menit untuk sanitasi

3. Rinse/Pembilasan

Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai.

c. Softener (Jika memakai sistem softener)

Sistem filtrasi ini menggunakan media resin kation yang di aktifkan

menggunakan garam, sistem ini berfungsi menghilangkan kesadahan (Ca dan

Mg). Umur media mencapai 10-12 bulan (tergantung influent).

Maintenance :

Page 14: tugas umum Water Treatment System.docx

1. Backwash

Dilakukan sebelum melakukan regenerasi.

2. Regenerasi

Dilakukan pada saat media telah jenuh (tidak mampu menurunkan

kesadahan) dengan cara merendam/mengaliri media dengan larutan garam.

3. Sanitasi

Dilakukan dengan cara mengaliri media dengan larutan klor konsentrasi

rendah (0,1-0,2 ppm) selama beberapa menit (1-2 menit).

4. Rinse/Pembilasan

Dilakukan setelah tiga proses diatas selesai.

d. Kation (Jika memakai sistem demineralizer)

Sistem filtrasi ini memakai media resin kation yang di aktifkan menggunakan

larutan HCl yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai

catatan sistem ini juga menurunkan pH air yang diproses (<4). Umur media

mencapai 10– 12 bulan (tergantung influent).

Maintenance :

1. Backwash

Dilakukan sebelum proses regenerasi.

2. Regenerasi

Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh. Ini bisa di tandai

dengan melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standar (misal: pH

naik (>4), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).

3. Sanitasi

Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standa.

4. Pembilasan

Dilakukan setelah tiga proses diatas selesai.

E. Anion (Jika memakai sistem demineralizer)

Sistem filtrasi ini memakai media resin anion yang di aktifkan menggunakan

larutan NaOH yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai

catatan sistem ini juga menaikkan pH air yang diproses (>10). Umur media

mencapai 10– 12 bulan (tergantung influent).

Page 15: tugas umum Water Treatment System.docx

Maintenance :

1. Backwash

Dilakukan sebelum proses regenerasi.

2. Regenerasi

Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai

dengan melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH

turun (<9), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).

3. Sanitasi

Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.

4. Pembilasan

Dilakukan setelah tiga proses diatas selesai.

B. Contoh aplikasi Water Treatment menggunakan Biomedia pada Teknologi

Pengolahan Limbah

Proses menggunakan Biomedia memiliki efisiensi penghilangan BOD pada

Level 80 – 95%, hal ini akan membuat limbah effluent yang dihasilkan akan

memenuhi baku mutu limbah.  Kelemahan yang sering timbul dari Biomedia ini

adalah timbulnya lalat dan bau, serta kegagalan STP akibat perubahan beban

Influent STP.  PT. Hara International Indonesia telah mengembangkan sistem

untuk mengatasi kelemahan sistem Biomedia ini dengan proses Extended

Aeration yang dilengkapi oleh sistem media contact. Uraian proses nya adalah

sebagai berikut.

Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak aerasi. Di dalam

bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan plastik sambil diaerasi atau dihembus

dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik

yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang

tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana

hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik. Proses ini

sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air

dialirkan ke bak pengendap akhir.

Page 16: tugas umum Water Treatment System.docx

Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme

diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa

sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (overflow) dialirkan ke bak effluent dan

dikontakkan dengan klor. Di dalam pipa khlor ini air limbah dikontakkan dengan

senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, yakni air

yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau

saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat

menurunkan zat organik (BOD, COD), cara ini dapat menurunkan konsentrasi

nutrient (nitrogen) yang ada dalam air limbah.

Dengan proses ini, air limbah hotel, apartement dan mall dengan konsentrasi

BOD 250-350 mg/lt dapat di turunkan kadar BOD nya menjadi 20-30 mg/lt.

Proses pengolahan air limbah hotel, apartemen dan mall dengan sistem aerasi

kontak yaitu sebagai berikut.  Surplus lumpur dari bak pengendap awal maupun

akhir ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya

ditampung kembali di bak penampung air limbah.

Keunggulan Proses Aerasi Kontak :

1. Pengelolaannya sangat mudah.

2. Biaya operasinya rendah.

3. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang dihasilkan relatif

sedikit.

4. Dapat menghilangkan nitrogen dan fosfor yang dapat menyebabkan

euthropikasi.

5. Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.

6. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar. 

Sumber :

http://www.hara-international.com/2013/05/water-treatment-proses-

menggunakan.html

http://nico-aprianto.blogspot.com/2011/11/water-treatment.html

http://zeofilt.wordpress.com/