Upload
fransiska-vika
View
130
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS UMUM
A. Macam-Macam Peralatan dan Proses yang Terjadi di Water Treatment
Water treatment plant adalah sebuah sistem yang difungsikan untuk
mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar
mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standar yang ditentukan atau
menjadi air bersih yang higienis dan terbebas dari unsur – unsur berlebih dari segi
fisika maupun kimia sehingga siap untuk di konsumsi. Suatu sistem desain water
treatment ditentukan oleh sumber air dan kualitas air. Kualitas air yang rendah
akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat membawa padatan
yang terdapat dalam air ketel uap (carry over).
Untuk air industri dilakukan beberapa tahapan proses pengolahan agar air
tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan kita antara lain seperti air minum, air
pendingin, air umpan boiler, air untuk pemadam kebakaran dan lain-lain. Air yang
berkualitas rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat
membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Ada empat
macam pencemaran uap yang terjadi di dalam ketel yaitu :
1. Berbusa karena terlalu banyaknya padatan yang terkandung dalam air dan
karena adanya lemak alkali yang berlebihan.
2. Aqual objection, yaitu adanya tetesan air di dalam uap.
3. Kesalahan pemasangan alat pemisah uap yang tidak tepat.
4. Percikan – percikan air (priming), gelembung yang timbul tiba – tiba pada air
ketel.
Proses pengolahan air bersih ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan
sesuai dengan kebutuhan antara lain dengan proses :
a. Proses Fisika
Proses fisika merupakan perlakuan yang di dalam terjadi proses secara fisika
yang antara lain :
1. Proses penyaringan koloid kasar diatas 20 micron.
2. Proses penyaringan koloid halus antara 20 – 1 micron.
3. Proses penyaringan koloid antara 1 – 0,1 micron.
4. Proses penyaringan antara 0,01 – 0,1 micron.
5. Proses penyaringan molekul antara 0,001 – 0,01 micron.
6. Proses penyaringan atom dibawah 0,0001 micron.
Proses fisika terdiri dari :
1. Macro Filtration.
2. Micro Filtration.
3. Ultra Filtration (UF/NF).
4. Hiper Filtration (RO/Reverse Osmosis).
Gambar 1. Filtration Spectrum
b. Proses Kimia
Proses kimia terdiri dari :
1. Oksidasi
Proses oksidasi adalah proses perubahan ion terlarut menjadi ion tak terlarut.
2. Koagulasi
Proses koagulasi adalah proses selanjutnya dari proses oksidasi yaitu proses
penggumpalan ion tak terlarut menjadi endapan yang mempunyai berat jenis lebih
berat dari berat jenis air. Proses ini biasanya dilakukan dengan penambahan bahan
koagulator seperti PAC, Tawas dan lain-lain.
3. Ion exchange
Proses ion exchange adalah proses pertukaran ion atau pengikatan ion positif
dan ion negatif. Proses ini pengikatan ion + / - atau pertukaran +/- oleh media
yang disebut media yang mempunyai KTK (Kapasitas Tukar Kation). Biasanya
media yang digunakan yaitu Resin Cation, Resin Anion buatan atau Zeolite alami.
c. Proses Kimia dan Fisika
Proses kimia dan fisika terdiri dari tiga proses, yaitu :
1. Proses sedimentasi, adalah proses pengendapan setelah proses oksidasi proses
ini hampir sama dengan proses koagulasi.
2. Proses absorpsi, proses penyerapan oleh media yang mempunyai daya serap
tinggi. Biasanya proses ini mengabsorbsi zat kimia yang bersifat gas seperti
NH4+ , NO3
-, H2S dan lain-lain. Media yang biasa digunakan yaitu karbon
aktif serta Zeolite actived.
3. Oksidasi dengan gas Ozon adalah proses oksidasi dengan menggunakan gas
ozon yang diperoleh secara elektro fisika.
d. Proses Biologis
Perlakuan cara proses – proses pengolahan diatas dapat dilakukan baik
secara tunggal maupun secara kombinasi dari berbagai proses tergantung dari
kondisi output yang diharapkan. Proses diatas yang akan diterapkan untuk
pengolahan air sebaiknya dilakukan tahapan – tahapan yang penting sebagai
berikut :
1) Sumber air baku
Sumber air yang akan diolah sebagai langkah utama yaitu dengan melakukan
pengujian laboratorium baik unsur – unsur fisika maupun kimia.
2) Output air hasil
Output air yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu yang diharapkan baik
dari segi fisika maupun secara kimia.
3) Proses yang cocok yang akan digunakan
Pengolahan air bersih biasanya ada sistim yang dilakukan yaitu dengan
mengkombinasi dari beberapa proses. Seperti pada alur sistim Hi-Tech berikut ini:
a) Oksidasi.
b) Absorpsi.
c) Koagulasi.
d) Sedimentasi.
e) Penyaringan.
f) Micro Filtrasi.
g) Ultra Filtrasi.
h) Reverse Osmosis / Hifer Filtrasi.
Proses diatas dilakukan tergantung dari kondisi air baku dan kualitas air hasil
yang diharapkan. Pada zaman sekarang dengan teknologi yang maju dan
keberadaan teknologi serta pendukungnya yang tersedia dan juga kondisi air baku
yang sudah tidak memenuhi persyaratan baku mutu air bersih dan juga susahnya
mencari air yang baik dan memenuhi persyaratan air bersih maka teknologi yang
cocok untuk digunakan pada saat ini dengan teknologi yang Hi-Tech.
B. Sistem Pengolahan Air Bersih dan Air Minum
Sistem pengolahan air minum dengan sumber air bersih dengan skala atau
standar air minum memerlukan beberapa proses yang perlu diterapkan. Adapun
proses yang diperlukan tergantung dari kualitas air baku antara lain :
1. Proses penampungan air dalam bak penampungan air
Proses ini bertujuan sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan.
Ukuran bak penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana
ukuran bak minimal 2 kali dari kebutuhan.
2. Proses oksidasi atau dengan kata lain penambahan oksigen ke dalam air
Proses ini bertujuan agar kadar-kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya
yang terkandung dalam air mudah terurai. Dalam proses ini ada beberapa
perlakuan yang bisa dilakukan seperti dengan penambahan oksigen dengan sistem
aerasi (dengan menggunakan alat aerator) dan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan katalisator bahan kimia untuk mempercepat proses terurainya kadar
logam berat serta zat kimiawi lainnya dengan menggunakan chlorine, kaporit,
kapur dan lain-lain.
3. Proses filtrasi (carbon actived)
Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan
tidak mengandung bakteri (sterile) dan rasa serta aroma air.
4. Proses pengendapan atau koagulasi
Proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti bahan
koagulan (Hipoklorite / PAC dengan rumus kimia Al2O3) juga proses ini bisa
dilakukan dengan menggunakan teknik lamela plate.
5. Proses filtrasi
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran air yang masih
terkandung dalam air. Biasanya proses ini menggunakan bahan sand filter yang
disesuaikan dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas air dengan media filter
(silica sand / quarsa, zeolit dan lain-lain).
6. Proses filtrasi (carbon actived)
Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan
tidak mengandung bakteri (sterile) dan rasa serta aroma air.
7. Proses demineralisasi
Proses ini berfungsi untuk mengurangi bahkan menghilangkan kadar – kadar
logam serta mineral-mineral yang terkandung dalam air.
8. Proses reverse osmosis system
Proses ini merupakan proses utama dalam proses pemurnian air dengan hasil
kualitas air non mineral. Proses ini melalui alat yang disebut membrane semi
permiable, membrane ini mempunyai lubang air 1/10000 micron dimana air yang
melewati lubang tersebut sudah merupakan air bebas bakteri mineral, virus dan
logam-logam berat lainnya.
9. Proses terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, mikroba
Proses ini bertujuan agar air itu tidak perlu dimasak kembali, proses ini
menggunakan proses ultra violet atau dengan kata lain sterilisasi dengan
menggunakan penyinaran ultra violet serta atau dengan menggunakan ozonisasi.
C. Tahapan-tahapan Proses pada Water Treatment
Tahapan ini ada beberapa proses antara lain :
1. Proses penghilangan / pengikatan Lumpur / polutan tidak terlarut.
2. Proses penghilangan / pengikatan logam – logam berat.
3. Proses penghilangan / pengikatan zat organik dan anorganik.
4. Proses penghilangan zat kapur / kesadahan dan magnesium.
a. Proses Sand Filter
Proses ini bertujuan untuk mengurangi polutan-polutan yang ukurannya
lebih besar dari 20 mikron serta menahan atau memfilter kadar-kadar logam-
logam berat yang telah teroksidasi dalam proses sebelumnya.
b. Proses Green Sand Filter (sand actived)
Proses ini mempunyai fungsi menghilangkan kadar logam berat serta zat
kimia lainnya yang tidak sempat teroksidasi pada awal proses. Proses filtrasi ini
menggunakan media green sand yang mempunyai fungsi mengikat serta merubah
ion logam berat yang lolos menjadi ion logam teroksidasi serta unsur kimia
terlarut antara lain :
1. Fe2+ Ion Besi
2. Mn2+ Ion Mangan
3. H2S Hidrogen Sulfida
4. NH4 Amoniak
5. Zn Zink
6. Cr Crom
7. NO2- Nitrit
8. NO3- Nitral
9. Balance pH
10. Dan lain-lain
c. Proses Carbon Filter
Proses ini bertujuan menghilangkan aroma air yang tidak sedap serta
membunuh bakteri, amuba serta mengikat racun-racun dalam air. Ilustrasi secara
sederhana yaitu perut yang diare menggunakan obat norite. Dengan kata lain
carbon powder yang dibuat kapsul yang bertujuan menghilangkan bakteri serta
menyerap racun-racun dalam perut.
d. Proses Softening
Proses ini bertujuan untuk melunakan air serta rasa air agar tidak kesat serta
mengurangi kadar kapur/ kesadahan, magnesium. Kesadahan merupakan
banyaknya garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air.
e. Proses Sterilisasi Air
Ada beberapa proses sterilisasi pada air hasil olahan yang dilakukan
contohnya (pada proses air minum kemasan) adalah :
1. Penambahan gas ozon (ozonisasi).
2. Penyinaran ultra violet dengan panjang gelombang 254 nm.
f. Penyinaran Ultraviolet Sterilisasi
Proses sterilisasi yang bertujuan untuk menghilangkan atau membunuh
bakteri yang terkandung dalam air hasil yang mungkin dan juga terkontaminasi
dari instalasi pipa produk. Perlakuan ini dilakukan pada akhir proses yaitu kondisi
sebelum output / air hasil. UV Sterlisasi yaitu merupakan sinar ultra violet yang
dihasilkan dari lampu yang menghasilkan cahaya ultra violet dengan panjang
gelombang 254 nm (nano meter) yang mana cahaya UV pada panjang gelombang
ini mempunyai kemampuan membunuh bakteri serta mikroorganisme lainnya.
Gambar 2. UV-C Lamp Work
Gambar 3. UV-C Sterilisation
g. Ozonisasi
Proses ozonisasi bertujuan membunuh bakteri, virus serta jamur – jamur dan
lumut serta untuk mengawetkan air yang sudah dikemas dalam kemasan yang
mana apabila terjadi kontaminasi pada kemasan yang tidak steril/ bersih. Proses
ozonisasi dilakukan dengan cara menginjeksikan gas ozon, serta mencampur
ratakan dengan air yang sudah melalui beberapa tahapan water treatment di
dalam tangki reaktor (reactor tank). Ozonisasi merupakan gas ozon yang
diproduksi dari listrik tegangan tinggi sampai dengan 75.000 volt DC yang mana
kutub katoda dan anoda terjadi kilatan listrik. Oksigen atau udara dilewatkan
kedalam tabung reaktor ozon. Oksigen diaktifkan dan dipecah molekulnya dengan
reaksi O2 —> O3 yang akan menghasilkan gas ozon yang beraroma khas, yang
berfungsi untuk membunuh serta mematikan bakteri, virus, spora, lumut dan
mikroorganisme lainnya.
Gambar 4. Cara Kerja Ozon membunuh Pathogen
Kriteria sterilisasi menggunakan gas ozon :
Sterilisasi dengan menginjeksikan gas ozon (O3) ke dalam air produksi
mempunyai fungsi membunuh bakteri-bakteri, virus, dan pathogen, menetralisir
pestisida, serta mengoksidasi logam-logam berat seperti :
Bakteri dan virus yang dapat dibunuh :
1. Escherichia coli
2. Fecal streptococcus
3. Stafilokokus aureua
4. Aspergillus niger
5. Salmonella choleraesuis
6. Bacillus subtillis
7. Bacillus antracis (anthrax)
8. Coliform bacteria
9. Parasitic infusorians
10. Ahydrophila
Pestisida yang dapat dinetralisisir :
1. DDT
2. PCP
3. Malathion
4. Baygon
5. Vapam
Logam berat yang dapat dioksidasi :
1. Iron (zat besi / Fe)
2. Manganese (besi hitam)
3. Timbal (Pb)
Parameter yang ada yaitu sebagai berikut :
a. Parameter Fisik
Parameter fisik air biasanya di lihat dari unsur yang berhubungan dengan
indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang meliputi
turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu. Sistem pengolahan yang biasa di
gunakan adalah sistem sedimentasi (pengendapan), filtrasi dan penambahan
desinfektan.
b. Parameter Kimia
Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg, Na,
SO4, CO3. Jika air memiliki kandungan senyawa kimia yang berlebihan (tidak
masuk standar konsumsi yang aman), pengolahan dapat dilakukan dengan sistem
filtrasi dengan menggunakan media tertentu misalnya system Reverse Osmosis
atau Demineralizer dan Softener.
c. Parameter Biologi
Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di dalam
air. Bila jumlah mikroorganisme di dalam air berlebihan biasanya akan
mengganggu kesehatan bila di konsumsi. Pengolahan dapat dilakukan dengan
menggunakan desinfektan atau alat yang biasa digunakan, misalnya injeksi klor,
sistem UV dan sistem ozon (O3).
Sedangkan proses – proses yang digunakan antara lain sebagai berikut :
A. Clarifier (pengendapan)
Proses pengendapan yaitu proses pengendapan partikel – partikel padat dalam
air yang menyebabkan kekeruhan yang berupa lumpur atau zat padat berat
lainnya. Adapun tujuan pengendapan adalah untuk menghilangkan kekeruhan,
kesadahan, dan menghemat bahan kimia. Ada beberapa hal yang mempengaruhi
proses pengendapan yaitu :
1. Kecepatan aliran air makin lambat maka akan semakin baik hasil yang
diperoleh.
2. Semakin besar berat jenis partikel maka waktu pengendapan akan semakin
lebih pendek.
3. Pemberian waktu harus cukup sehingga partikel – partikel padat memisah
dengan sempurna.
4. Perbedaan berat jenis partikel atau lumpur dengan air.
B. Filtration
Serta cara filtration (penyaringan sendiri) terbagi menjadi dua macam yaitu
normal filtration (seperti bag filter, disc filter, dan micron filter). Untuk
pengolahan air umpan boiler dilakukan dengan cara pengolahan diluar ketel
(external treatment). Pengolahan ini dilakukan dengan cara mekanis diluar ketel
uap dengan memberikan obat – obatan terhadap air sebelum air dimasukkan ke
dalam ketel. Gunanya adalah menghilangkan bahan tersuspensi atau warna dari air
persediaan (raw water), bahan tersuspensi tersebut mungkin mengandung partikel
besar yang dapat mengendap dengan mudah, untuk itu diperlukan berupa tangki,
bak pengendap atau saringan.
C. Koagulasi
Koagulasi adalah pengumpulan bersama dari kotoran yang halus ataupun
koloid dalam air ke dalam kelompok besar (massa) yang akan mengendap dengan
segera atau dapat disaring untuk dipisahkan dari air. Partikel koloid mempunyai
permukaan yang luas dan mempunyai muatan negatif saling mendorong dan tidak
saling mengumpul sehingga tetap dalam bentuk koloid. Koagulasi adalah
netralisasi dari muatan negatif dan memberikan untuk partikel tersuspensi saling
menempel.
D. Pengendapan dengan cara kimia (presipitasi kimia)
Bahan yang ditambahkan dalam air akan bereaksi dengan mineral yang
terlarut dalam air dan membentuk bahan yang sukar larut yang akan mengendap.
Gunanya adalah untuk mengurangi kesadahan, alkalinitas, dan silika.
E. Metode pertukaran ion
Metode pertukaran ion (ion exchanger), mineral yang larut dalam air
membentuk ion yang bermuatan listrik. Ada bahan alam tertentu (sintetis yang
mempunyai kemampuan untuk ion – ion mineral dari air dari pertukaran ion yang
lain.
F. Daerator
Daerator adalah alat untuk mengeluarkan O2 dalam air pengisi ketel uap yang
dilakukan dengan cara mencampurkan air dengan uap dalam daerating heater.
Sebagian uap dikeluarkan dan membawa sebagian besar O2 dari air. Ada dua jenis
daerator yaitu jenis pancaran (spray) dan jenis tiang (pancaran). Demineralisasi
water (penghilang mineral pada air). Mineral – mineral dalam air pengisi ketel
harus dihilangkan karena dapat menyebabkan gangguan – gangguan selama ketel
beroperasi.
g. Pengolahan air di dalam ketel uap
Di dalam pengolahan air di dalam ketel digunakan bahan kimia yang di
injeksikan dengan pompa dimana bahan kimia tersebut antara lain :
1. Poly Phosphat dan bahan organik dipakai sebagai pencegah kerak dan korosi.
2. Senyawa amina dan bahan lainnya akan membentuk lapisan film yang
melindungi dari karat NaSO4 dan Hidrazine/Elminox untuk mengikat
oksigen.
3. Natrium Silikat (Na2SiO3) untuk mengatur alkalinitas dan bereaksi dengan
mangan Mg2+. Tanin, Lignin, dan Alginat dipakai untuk mengatur lumpur,
dan dapat juga berfungsi untuk sebagai bahan anti busa.
Zat-zat Kontaminasi Air Alam :
1. Zat Padat terlarut
Zat padat terlarut menunjukkan jumlah konsentrasi garam terlarut dalam air.
Jumlah zat padat terlarut sering juga dinyatakan dalam bentuk hantaran listrik air
yang dinyatakan dalam mililhos/Cm pada 25° C. Banyaknya konsentrasi garam-
garam dalam air, bervariasi dalam jenis dan jumlahnya bergantung pada keadaan
geologi dari tanah tempat air alam tersebut didapat. Garam-garam yang selalu ada
biasanya, bicarbonat, HCO3; klorida, Cl; sulfat, SO4; nitrat NO3 dari kalsium, Ca;
magnesium, Mg dan natrium, Na. Juga terdapat besi, Fe; mangan, Mn dan
aluminium, Al. Kesadahan yang diakibatkan garam Ca dan Mg akan mudah
mengendap menjadi kotoran menjadi kerak, dan kotoran besi (Fe+), tembaga
(Cu2+), dan silika (SiO3) dapat berakumulasi dalam air ketel yang menimbulkan
masalah endapan pada ketel tekanan tinggi.
2. Gas Terlarut
Gas terlarut dalam air alam biasanya karbondioksida, CO2; oksigen, O2;
hidrogen sulfat, H2S dan amonia, NH3. Untuk keasaman air (O2) masalah korosi
biasanya menyerang bagian yang kontak langsung dengan air, lubang – lubang
setempat (pitting), keretakan pada logam yang mengalami stress.
Karbon dioksida dan oksigen sangat berperan dalam proses terjadinya korosi.
3. Zat Padat tersuspensi
Kadang-kadang pasir, tanah dan hasil pelapukan tumbuhan merupakan zat
padat yang tidak larut dalam air dan berada sebagai suspensi.
4. Cairan
Kadang-kadang terdapat zat seperti asam lemak, minyak, dan cairan hasil
proses ekstraksi dari tanah atau tanaman dan protein.
5. Mikroorganisme
Air alam selalu mengandung bakteri, (bakteri air, bakteri tanah, bakteri
proses ekstraksi dari tanah atau tanaman dan protein) .
Unit-unit pada pengolahan water treatment :
a. Sand Filter
Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silika yang di tumpuk di atas
gravel, sistem sand filter berfumgsi sebagai penyaring/menghilangkan kotoran
yang kasat mata (misal: kekeruhan, lumut dll) yang mempunyai daya saring 20-
30μ (tergantung brand/jenis media). Biasanya media ini mempunyai umur 3-4
tahun (tergantung influent).
Maintenance :
1. Backwash
Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran
yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke
atas/kebalikan system running). Air hasil backwash langsung di buang melalui
drain. Backwash biasanya di lakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit
(tergantung influent dan tingkat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar
lebih rendah dari tekanan air yang masuk filter.
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk standar yang
di tentukan. Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan bahan sanitasi (mis:
oxonia dll) ke dalam tangki dan di rendam bersama media dengan jumlah dan
waktu yang telah di tentukan. Selain itu sanitasi bisa juga di lakukan dengan cara
merendam media dengan air bersuhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.
3. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan untuk
membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash juga
menghilangkan sisa bahan sanitasi yang tersisa pada proses sanitasi. Air hasil
Rinse langsung di buang melalui drain.
b. Karbon Aktif Filter
Sistem filtrasi ini menggunakan media arang, yang saat ini banyak di
gunakan adalah arang batubara dan batok kelapa, sistem ini berfungsi sebagai bau,
warna, bahan organik termasuk sisa klor. Biasanya karbon aktif bisa bertahan
sampai 1-2 tahun (tergantung influent).
Maintenance :
1. Backwash
Dilakukan setiap 1-2 hari tergantung tingkat kekotoran atau pada saat media
jenuh (tidak mampu menyaring sisa klor).
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau hasil analisa mikro tidak masuk standar yang di
tentukan. Biasanya di rendam air dengan suhu diatas 80º Celcius (autoclave)
selama 2 jam. Juga dalam kasus tertentu dapat di rendam dengan bahan sanitasi
selama 30 menit untuk sanitasi
3. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai.
c. Softener (Jika memakai sistem softener)
Sistem filtrasi ini menggunakan media resin kation yang di aktifkan
menggunakan garam, sistem ini berfungsi menghilangkan kesadahan (Ca dan
Mg). Umur media mencapai 10-12 bulan (tergantung influent).
Maintenance :
1. Backwash
Dilakukan sebelum melakukan regenerasi.
2. Regenerasi
Dilakukan pada saat media telah jenuh (tidak mampu menurunkan
kesadahan) dengan cara merendam/mengaliri media dengan larutan garam.
3. Sanitasi
Dilakukan dengan cara mengaliri media dengan larutan klor konsentrasi
rendah (0,1-0,2 ppm) selama beberapa menit (1-2 menit).
4. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah tiga proses diatas selesai.
d. Kation (Jika memakai sistem demineralizer)
Sistem filtrasi ini memakai media resin kation yang di aktifkan menggunakan
larutan HCl yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai
catatan sistem ini juga menurunkan pH air yang diproses (<4). Umur media
mencapai 10– 12 bulan (tergantung influent).
Maintenance :
1. Backwash
Dilakukan sebelum proses regenerasi.
2. Regenerasi
Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh. Ini bisa di tandai
dengan melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standar (misal: pH
naik (>4), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
3. Sanitasi
Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standa.
4. Pembilasan
Dilakukan setelah tiga proses diatas selesai.
E. Anion (Jika memakai sistem demineralizer)
Sistem filtrasi ini memakai media resin anion yang di aktifkan menggunakan
larutan NaOH yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai
catatan sistem ini juga menaikkan pH air yang diproses (>10). Umur media
mencapai 10– 12 bulan (tergantung influent).
Maintenance :
1. Backwash
Dilakukan sebelum proses regenerasi.
2. Regenerasi
Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai
dengan melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH
turun (<9), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
3. Sanitasi
Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.
4. Pembilasan
Dilakukan setelah tiga proses diatas selesai.
B. Contoh aplikasi Water Treatment menggunakan Biomedia pada Teknologi
Pengolahan Limbah
Proses menggunakan Biomedia memiliki efisiensi penghilangan BOD pada
Level 80 – 95%, hal ini akan membuat limbah effluent yang dihasilkan akan
memenuhi baku mutu limbah. Kelemahan yang sering timbul dari Biomedia ini
adalah timbulnya lalat dan bau, serta kegagalan STP akibat perubahan beban
Influent STP. PT. Hara International Indonesia telah mengembangkan sistem
untuk mengatasi kelemahan sistem Biomedia ini dengan proses Extended
Aeration yang dilengkapi oleh sistem media contact. Uraian proses nya adalah
sebagai berikut.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak aerasi. Di dalam
bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan plastik sambil diaerasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.
Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana
hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik. Proses ini
sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air
dialirkan ke bak pengendap akhir.
Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme
diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa
sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (overflow) dialirkan ke bak effluent dan
dikontakkan dengan klor. Di dalam pipa khlor ini air limbah dikontakkan dengan
senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, yakni air
yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau
saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat
menurunkan zat organik (BOD, COD), cara ini dapat menurunkan konsentrasi
nutrient (nitrogen) yang ada dalam air limbah.
Dengan proses ini, air limbah hotel, apartement dan mall dengan konsentrasi
BOD 250-350 mg/lt dapat di turunkan kadar BOD nya menjadi 20-30 mg/lt.
Proses pengolahan air limbah hotel, apartemen dan mall dengan sistem aerasi
kontak yaitu sebagai berikut. Surplus lumpur dari bak pengendap awal maupun
akhir ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya
ditampung kembali di bak penampung air limbah.
Keunggulan Proses Aerasi Kontak :
1. Pengelolaannya sangat mudah.
2. Biaya operasinya rendah.
3. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang dihasilkan relatif
sedikit.
4. Dapat menghilangkan nitrogen dan fosfor yang dapat menyebabkan
euthropikasi.
5. Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.
6. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.
Sumber :
http://www.hara-international.com/2013/05/water-treatment-proses-
menggunakan.html
http://nico-aprianto.blogspot.com/2011/11/water-treatment.html
http://zeofilt.wordpress.com/
http://rondy-partner.blogspot.com/2009/11/water-treatment-plant-untuk-air-
bersih.html