Upload
junarto-putra-tandiarrang
View
56
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Anatomi Laring
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atasdan terletak
setinggi vertebra cervicalis IV - VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya
relatif lebih tinggi. Bentuk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan
bagian atas lebih terpancung dan bagian atas lebih besar dari bagian bawah. Batas atas
laring adalah aditus laring sedangkan batas kaudal kartilago krikoid Struktur kerangka
laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa tulang rawan, baik yang
berpasangan ataupun tidak. Komponen utama pada struktur laring adalah kartilago
tiroid yang berbentuk seperti perisai dan kartilago krikoid. Os hioid terletak disebelah
superior dengan bentuk huruf U dan dapat dipalpasi pada leher depan serta lewat
mulut pada dinding faring lateral. Dibagian bawah os hioid ini bergantung
ligamentum tirohioid yang terdiri dari dua sayap / alae kartilago tiroid. Sementara itu
kartilago krikoidea mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago tiroidea
lewat kartilago krikotiroid yang berbentuk bulat penuh. Pada permukaan superior
lamina terletak pasangan kartilago aritinoid ini mempunyai dua buah prosesus yakni
prosesus vokalis anterior dan prosesus muskularis lateralis Pada prosesus vokalis akan
membentuk 2/5 bagian belakang dari korda vokalis sedangkan ligamentum vokalis
membentuk bagian membranosa atau bagian pita suara yang dapat bergetar. Ujung
bebas dan permukaan superior korda vokalis suara membentuk glotis. Kartilago
epiglotika merupakan struktur garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bola
pimpong yang berfungsi mendorong makanan yang ditelan kesamping jalan nafas
laring. Selain itu juga terdapat dua pasang kartilago kecil didalam laring yang mana
tidak mempunyai fungsi yakni kartilago kornikulata dan kuneiformis
2.1.2 Kartilago
Kartilago laring terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu : Kelompok kartilago mayor,
terdiri dari :
� Kartilago Tiroidea, 1 buah �Kartilago Krikoidea, 1 buah � Kartilago Aritenoidea, 2 buahKartilago minor, terdiri dari : � Kartilago KornikulataSantorini, 2 buah � Kartilago KuneiformeWrisberg, 2 buah � Kartilago Epiglotis, 1 buah
• Kartilago Tiroidea Kartilago Tiroidea merupakan suatu kartilago hyalin yang
membentuk dinding anterior dan lateral laring, dan merupakankartilago yang terbesar.
Terdiri dari 2sayap (alae tiroidea)berbentuk seperti perisai yang terbuka
dibelakangnya tetapi bersatu di bagian depan dan membentuk sudut sehingga
menonjol ke depan disebut Adam’s Apple. Sudut ini pada pria dewasa kira-kira 90
derajat dan pada wanita 120 derajat. Diatasnya terdapat lekukan yang disebut thyroid
notch atau ineiseura tiroidea, dimana di belakang atas membentuk kornu superior
yang dihubungkan dengan os hyoid oleh ligamentum tiroidea, sedangkan di bagian
bawah membentuk kornu inferior yang berhubungan dengan permukaan posterolateral
dari kartilago krikoidea dan membentuk artikulasio krikoidea.Dengan adanya
artikulasio ini memungkinkan kartilago tiroidea dapat terangkat ke atas. Di sebelah
dalam perisai kartilago tiroidea terdapat bagian dalam laring, yaitu : pita suara,
ventrikel, otot-otot dan ligamenta,kartilago aritenoidea, kuneiforme serta kornikulata
Permukaan luar ditutupi perikondrium yang tebal dan terdapat suatu alur yangberjalan
oblik dari bawah kornu superior ke tuberkulum inferior. Alur ini merupakantempat
perlekatan muskulus sternokleidomastoideus, muskulus tirohioideus danmuskulus
konstriktor faringeus inferior.Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara
incisura tiroidea dan tepibawah kartilago tiroidea perikondriumnya tipis, merupakan
tempat perlekatan tendokomisura anterior. Tangkai epiglotis melekat 1 cm diatasnya
olehligamentum tiroepiglotika. Kartilago ini mengalami osifikasi pada umur 20 –
30tahun .
• Kartilago Krikoidea Kartilago ini merupakan bagian terbawah dari dinding
laring. Merupakan kartilago hialin yang berbentuk cincin stempel (signet ring) dengan
bagian alasnya terdapat di belakang. Bagian anterior dan lateralnya relatif lebih
sempit daripada bagian posterior. Kartilago ini berhubungan dengan kartilago tiroidea
tepatnya dengan kornu inferior melalui membrana krikoidea (konus elastikus) dan
melalui artikulasio krikoaritenoidea. Di sebelah bawah melekat dengan cincin trakea I
melalui ligamentum krikotiroidea. Pada keadaan darurat dapat dilakukan tindakan
trakeostomi, krikotomi atau koniotomi pada konus elastikus Kartilago krikoidea pada
dewasa terletak setinggi vertebra servikalis VI - VIIdan pada anak-anak setinggi
vertebra servikalis III - IV. Kartilago ini mengalami osifikasi setelah kartilago
tiroidea.
• Kartilago Aritenoidea Kartilago ini juga merupakan kartilago hyalin yang
terdiri dari sepasang kartilago berbentuk piramid 3 sisi dengan basis berartikulasi
dengan kartilago krikoidea, sehingga memungkinkan pergerakan ke medio lateral dan
gerakan rotasi. Dasar dari piramid ini membentuk 2 tonjolan yaitu prosesus
muskularis yang merupakan tempat melekatnya muskulus krikoaritenoidea yang
terletak di posterolateral, dan di bagian anterior terdapat prosesus vokalis tempat
melekatnya ujung posterior pita suara. Pinggir posterosuperior dari konus elastikus
melekat ke prosesus vokalis. Ligamentum vokalis terbentuk dari setiap prosesus
vokalis dan berinsersi pada garis tengah kartilago tiroidea membentuk tiga per lima
bagaian membranosa atau vibratorius pada pita suara. Tepi dan permukaan atas dari
pita suara ini disebut glottis Kartilago aritenoidea dapat bergerak ke arah dalam dan
luar dengan sumbu sentralnya tetap, karena ujung posterior pita suara melekat pada
prosesus vokalis dari aritenoid maka gerakan kartilago ini dapat menyebabkan terbuka
dan tertutupnya glotis. Kalsifikasi terjadi pada dekade ke 3 kehidupan
• Kartilago Epiglotis Bentuk kartilago epiglotis seperti bet pingpong dan
membentuk dinding
anterior aditus laringeus tangkainya disebut petiolus dan dihubungkan oleh
ligamentum tiroepiglotika ke kartilago tiroidea di sebelah atas pita suara. Sedangkan
bagian atas menjulur di belakang korpus hyoid ke dalam lumen faring sehingga
membatasi basis lidah dan laring. Kartilago epiglotis mempunyai fungsi sebagai
pembatas yang mendorong makanan ke sebelah laring.
• Kartilago Kornikulata Kartilago ini merupakan kartilago fibroelastis, disebut
juga kartilago Santorini dan merupakan kartilago kecil di atas aritenoid serta di dalam
plika ariepiglotika.
• Kartilago Kuneiforme Merupakan kartilago fibroelastis dari Wrisberg dan
merupakan kartilago kecil yang terletak di dalam plika ariepiglotika
2.1.3 Ligamentum dan membrana
Ligamentum dan membran laring terbagi atas 2 grup, yaitu :
1. Ligamentum ekstrinsik, terdiri dari :
� Membran tirohioid � Ligamentum tirohioid � Ligamentum tiroepiglotis �Ligamentum hioepiglotis � Ligamentum krikotrakeal
2. Ligamentum intrinsik, terdiri dari :
� Membran quadrangularis � Ligamentum vestibular � Konus elastikus � Ligamentum krikotiroid media � Ligamentum vokalis
2.1.4 Otot laring
Gerakan laring dilakukan oleh kelompok otot / muskulus ekstrinsik dan intrinsik. Otot
ekstrinsik bekerja pada laring secara keseluruhan yang terdiri dari otot ekstrinsik
suprahioid yang berfungsi menarik laring ke atas dan otot ekstrinsik infrahioid. Otot
intrinsik laring menyebabkan gerakan antara berbagai struktur laring sendiri, seperti
otot vokalis dan tiroaritenoid yang membentuk tonjolan pada korda vokalis dan
berperan dalam membentuk tegangan korda vokalis, otot krikotiroid berfungsi
menarik kartilago tiroid kedepan, meregang dan menegangkan korda vokalis dan
memiliki fungsi membentuk suara dan bernafas.
A. Otot / muskulus ekstrinsik
Terbagi atas :
1. Otot suprahioid / otot elevator laring, yaitu :
- Stilohioideus - Geniohioideus - Genioglosus - Milohioideus - Digastrikus -
Hioglosus
2.Otot infrahioid / otot depresor laring, yaitu : - Omohioideus
- Sternokleidomastoideus - Tirohioideus
Kelompok otot depresor dipersarafi oleh ansa hipoglossi C2 dan C3 danpenting untuk
proses menelan (deglutisi) dan pembentukan suara (fonasi). Muskuluskonstriktor
faringeus medius termasuk dalam kelompok ini dan melekat pada lineaoblikus
kartilago tiroidea. Otot ini penting pada proses deglutisi
B. Otot/muskulusintrinsik
Terbagi atas :
1. Otot adduktor :
- Interaritenoideus transversal dan oblik - Krikotiroideus - Krikotiroideus lateral
2. Otot abduktor : - Krikoaritenoideus posterior
3. Otot tensor : - Tensor Internus : Tiroaritenoideus dan Muskulus Vokalis -
Tensor Eksternus : Krikotiroideus
2.1.5 Persendian
Artikulasio Krikotiroidea
Artikulasio Krikotiroidea merupakan sendi antara kornu inferior kartilago tiroidea
dengan bagian posterior kartilago krikoidea. Sendi ini diperkuat oleh 3 (tiga)
ligamenta, yaitu : ligamentum krikotiroidea anterior, posterior, dan inferior. Sendi ini
berfungsi untuk pergerakan rotasi pada bidang tiroidea, oleh karena itu kerusakan atau
fiksasi sendi ini akan mengurangi efek muskulus krikotiroidea yaitu untuk
menegangkan pita suara
Artikulasio Krikoaritenoidea Artikulasio Krikoaritenoidea merupakan persendian
antara fasies artikulasio krikoaritenoidea dengan tepi posterior cincin krikoidea.
Letaknya di sebelah kraniomedial artikulasio krikotiroidea dan mempunyai fasies
artikulasio yang mirip dengan kulit silinder, yang sumbunya mengarah dari
mediokraniodorsal ke laterokaudoventral serta menyebabkan gerakanmenggeser yang
sama arahnya dengan sumbu tersebut. Pergerakan sendi tersebutpenting dalam
perubahan suara dari nada rendah menjadi nada tinggi
2.1.6 Struktur laring bagian dalam
Cavum laring dibagi menjadi sebagai berikut :
a. Supraglotis (vestibulum superior), yaitu ruang diantara permukaan atas pita suara
palsu dan inlet laring.
b. Glotis (pars media), yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan
pita suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel laring morgagni.
c.Infraglotis (pars inferior), yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi bawah
kartilago krikoidea
Beberapa bagian penting dari dalam laring :
• Aditus Laringeus Pintu masuk ke dalam laring yang dibentuk di anterior oleh
epiglotis, lateral oleh plika ariepiglotika, posterior oleh ujung kartilago kornikulata
dan tepi atas muskulus aritenoideus
• Rima Vestibuli. Merupakan celah antara pita suara palsu
• Rima glottis Di depan merupakan celah antara pita suara sejati, di belakang
antara prosesus vokalis dan basis kartilago aritenoidea
• Vallecula Terdapat diantara permukaan anterior epiglotis dengan basis lidah,
dibentuk oleh plika glossoepiglotika medial dan lateral
• Plika Ariepiglotika Dibentuk oleh tepi atas ligamentum kuadringulare yang
berjalan darikartilago epiglotika ke kartilago aritenoidea dan kartilago kornikulata
• Sinus Pyriformis (Hipofaring) Terletak antara plika ariepiglotika dan
permukaan dalam kartilago tiroidea
• Incisura Interaritenoidea Suatu lekukan atau takik diantara tuberkulum
kornikulatum kanan dan kiri
• Vestibulum Laring Ruangan yang dibatasi oleh epiglotis, membrana
kuadringularis, kartilago aritenoid, permukaan atas prosesus vokalis kartilago
aritenoidea dan muskulus interaritenoidea
• Plika Ventrikularis (pita suara palsu) Pita suara palsu yang bergerak
bersama-sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan
terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di
tengahnya
• Ventrikel Laring Morgagni (sinus laringeus) Ruangan antara pita suara palsu
dan sejati. Dekat ujung anterior dari ventrikel terdapat suatu divertikulum yang
meluas ke atas diantara pita suara palsu dan permukaan dalam kartilago tiroidea,
dilapisi epitel berlapis semu bersilia dengan beberapa kelenjar seromukosa yang
fungsinya untuk melicinkan pita suara sejati, disebut appendiks atau sakulus ventrikel
laring
• Plika Vokalis (pita suara sejati) Terdapat di bagian bawah laring. Tiga per
lima bagian dibentuk oleh
ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous portion, dan dua per lima
belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan disebut
intercartilagenous portion
2.1.7 Persarafan dan Perdarahan
Laring dipersarafi oleh cabang nervus vagus yaitu nervus laringeus superior dan
nervus laringeus inferior (nervus laringeus rekuren) kiri dan kanan
1. Nervus Laringeus Superior.
Meninggalkan nervus vagus tepat di bawah ganglion nodosum, melengkung ke depan
dan medial di bawah arteri karotis interna dan eksterna yang kemudian akan
bercabang dua, yaitu :
•Cabang Interna ; bersifat sensoris, mempersarafi vallecula, epiglotis, sinus pyriformis
dan mukosa bagian dalam laring di atas pita suara sejati.
• Cabang Eksterna ; bersifat motoris, mempersarafi muskulus krikotiroid dan
muskulus konstriktor inferior.
2. Nervus Laringeus Inferior (Nervus Laringeus Rekuren).
Berjalan dalam lekukan diantara trakea dan esofagus, mencapai laring tepat
dibelakang artikulasio krikotiroidea. Nervus laringeus yang kiri mempunyai
perjalanan yangpanjang dan dekat dengan Aorta sehingga mudah
terganggu.Merupakan cabang nervus vagus setinggi bagian proksimal subklavia dan
berjalanmembelok ke atas sepanjang lekukan antara trakea dan esofagus,
selanjutnya akanmencapai laring tepat di belakang artikulasio krikotiroidea dan
memberikanpersarafan :
• Sensoris, mempersarafi daerah subglotis dan bagian atas trakea • Motoris,
mempersarafi semua otot laring kecuali muskulus krikotiroidea
Laring mendapat perdarahan dari cabang arteri tiroidea superior dan inferiorsebagai
arteri laringeus superior dan inferior
Arteri Laringeus Superior
Berjalan bersama ramus interna nervus laringeus superior menembus membrana
tirohioid menuju ke bawah diantara dinding lateral dan dasar sinus pyriformis
Arteri Laringeus Inferior
Berjalan bersama nervus laringeus inferior masuk ke dalam laring melalui area Killian
Jamieson yaitu celah yang berada di bawah muskulus konstriktor faringeus inferior, di
dalam laring beranastomose dengan arteri laringeus superior dan memperdarahi otot-
otot dan mukosa laring
2.1.8 Sistem Limfatik
1. Daerah bagian atas pita suara sejati, pembuluh limfe berkumpul membentuk
saluran yang menembus membrana tiroidea menuju kelenjar limfe cervikal superior
profunda. Limfe ini juga menuju ke superior dan middle jugular node.
2. Daerah bagian bawah pita suara sejati bergabung dengan sistem limfe trakea,
middle jugular node, dan inferior jugular node.
3. Bagian anterior laring berhubungan dengan kedua sistem tersebut dan sistem limfe
esofagus
Anatomi Faring
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang
besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah serta terletak pada bagian anterior
kolum vertebra. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke
esophagus setinggi vertebra servikal ke-6. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus
orofaring, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus laring dan
ke bawah berhubungan dengan esophagus. Panjang dinding posterior faring pada
orang dewasa kurang lebih 14 cm; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang
terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia
faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal.
Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring). Unsur-unsur
faring meliputi mukosa, palut lendir (mukosa blanket) dan otot
Faring terdiri atas :
Nasofaring
Batas nasofaring di bagian atas adalah dasar tengkorak, di bagian bawah adalah
palatum mole, ke depan adalah rongga hidung sedangkan ke belakang adalah vertebra
servikal. Nasofaring yang relatif kecil, mengandung serta berhubungan erat dengan
beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring
dengan resesus faring yang disebut fosa Rosenmuller, kantong Rathke, yang
merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus tubarius, suatu
refleksi mukosa faring di atas penonjolan kartilago tuba Eustachius, koana, foramen
jugulare, yang dilalui oleh n. glosofaring, n. vagus dan n.asesorius spinal saraf cranial
dan v.jugularis interna, bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum dan muara
tuba Eustachius.
Orofaring
Orofaring disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas
bawah adalah tepi atas epiglottis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke
belakang adalah vertebra sevikal. Struktur yang terdapat di rongga orofaring adalah
dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan
posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sekum
Laringofaring (Hipofaring)
Batas laringofaring di sebelah superior adalah tepi atas epiglotis, batas anterior ialah
laring, batas inferior ialah esofagus, serta batas posterior ialah vertebra servikal.
Struktur pertama yang tampak di bawah lidah ialah valekula. Bagian ini merupakan
dua cengkungan yang dibentuk oleh ligamentum glosoepiglotika medial dan
ligamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi. Valekula disebut juga “kantong pil”
(pill pockets) sebab pada beberapa orang, kadang – kadang bila menelan pil akan
tersangkut di situ. Di bawah valekula terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini
berbentuk omega dan pada perkembangannya akan lebih melebar, meskipun kadang –
kadang bentuk infantile (bentuk omega) ini tetap sampai dewasa. Dalam
perkembangannya, epiglotis ini dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya. Epiglotis
berfungsi juga untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan,
pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esophagus
Ruang Faringal
Ada dua ruang yang berhubungan dengan faring yang secara klinis mempunyai arti
penting, yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring. Ruang retrofaring(
Retropharyngeal space), dinding anterior ruang ini adalah dinding belakang faring
yang terdiri dari mukosa faring, fasia faringobasilaris dan otot – otot faring. Ruang ini
berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevertebralis. Ruang ini mulai dari dasar
tengkorak di bagian atas sampai batas paling bawah dari fasia servikalis. Serat – serat
jaringan ikat di garis tengah mengikatnya pada vertebra.Di sebelah lateral ruang ini
berbatasan dengan fosa faringomaksila.
Ruang parafaring (Pharyngomaxillary Fossa), ruang ini berbentuk kerucut dengan
dasarnya yang terletak pada dasar tengkorak dekat foramen jugularis dan puncaknya
pada kornu mayus os hioid. Ruang ini dibatasi di bagian dalam oleh m. konstriktor
faring superior, batas luarnya adalah ramus asenden mandibula yang melekat dengan
m. pterigoid interna dan bagian posterior kelenjar parotis. Fosa ini dibagi menjadi dua
bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloid dengan otot yang melekat padanya.
Bagian anterior (presteloid) adalah bagian yang lebih luas dan dapat mengalami
proses supuratif sebagai akibat tonsil yang meradang, beberapa bentuk mastoiditis
atau petrositis, atau dari karies dentis. Bagian yang lebih sempit di bagian posterior
(post stiloid) berisi a.karotis interna, v. jugularis interna, n. vagus yang dibungkus
dalam suatu sarung yang disebut selubung karotis (carotid sheath). Bagian ini
dipisahkan dari ruang retrofaring oleh sesuatu lapisan fasia yang tipis.
REFRAT FARING DAN LARING
Disusun Oleh:
Shannaz (11 2013 184)
PEMBIMBING:
Dr.Wiendy Sp.THT
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THT
Universitas Kristen Krida Wacana
Fakultas Kedokteran Ukrida
Jl. Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat