10
TUGAS KHUSUS MANAJEMEN FARMASI STUDI KELAYAKAN APOTEK Disusun oleh: Gilang Dwi Putra Fedyan 3351141542 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

Tugas Study Kelayakan Gilang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

h

Citation preview

Page 1: Tugas Study Kelayakan Gilang

TUGAS KHUSUS

MANAJEMEN FARMASI

STUDI KELAYAKAN APOTEK

Disusun oleh:

Gilang Dwi Putra Fedyan

3351141542

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2015

BAB I

Page 2: Tugas Study Kelayakan Gilang

LATAR BELAKANG

Langkah-langkah:

- Tetapkan visi dan misi apotek

- Buat analisa SWOT

- Analisa potensi pasarnya dan analisa distribusi resep

- Strategi pemasarannya

- Tetapkan struktur karyawannya, antara lain:

Apoteker

Asisten Apoteker

Karyawan Umum

- Analisis finansialnya

Dana investasi Rp. 70.000.000,-

Harga rata-rata tiap resep Rp.50.000,-

Harga rata-rata OTC Rp. 8.000,-

Jumlah resep per hari diasumsikan rata-rata 5 lembar

Di sekitar apotek, jumlah penduduk kira-kira 4.500 jiwa

Sarana penunjang yang diperlukan apotek Rp. 20.000.000,-

modal kerja kira-kira Rp. 50.000.000,-

Tetapkan biaya pengelolaan (listrik, air, telepon, pajak penjualan dll)

Jasa profesi apoteker Rp. 1.500.000,- per bulan

Asisten Apoteker Rp. 800.000,- per bulan

Karyawan Umum Rp. 500.000,- per bulan

TUGAS SAUDARA

Menetapkan studi kelayakan berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

1. Pay Back Period (PP)

2. ROI (% untuk 1 tahun) dengan asumsi kredit untuk investasi berkisar antara

22,5% per tahun.

3. Break Even Point (BEP)

Page 3: Tugas Study Kelayakan Gilang

JAWABAN

1. Visi dan misi apotek

a. Visi

Menjadikan Apotek dengan pelayanan kefarmasian yang terpercaya dan berbasis

Pharmaceutical care dengan prinsip patient oriented sehingga dapat meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

b. Misi

Melakukan pelayanan kefarmasian secara profesional berbasis patient oriented,

kemudian memberikan obat yang rasional terhadap pasien sehingga diharapkan

dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Analisa SWOT

a. Strength:

Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan

kefarmasian pharmaceutical care meliputi pelayanan informasi obat yang

meliputi konseling, informasi dan edukasi.

Tempat yang strategis dan nyaman, harga terjangkau, jaminan ketersediaan dan

kelengkapan perbekalan farmasi (obat dan alat kesehatan).

pelayanan apotek yang ramah, ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses

pelayanan kesehatan, dan suasana apotek yang ramah.

b. Weakness:

Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum mempunyai

pelanggan yang loyal.

Apoteker dan tenaga kefarmasian lain merupakan lulusan baru sehingga belum

mengerti tentang marketing, belum melakukan pelayanan yang berinovasi,

tempat parkir terbatas.

c. Opportunity:

Pasar apotek luas, terdapat banyak dokter yang berkualitas dan sudah terkenal,

adanya pertumbuhan rumah sakit, pasar yg luas karena pesaing yang tidak

Page 4: Tugas Study Kelayakan Gilang

sanggup memenuhi permintaan pelanggan, pemukiman penduduk yang

senantiasa berkembang dalam beberapa tahun ke depan.

Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan

untuk membeli obat dengan jenis yang variatif

Penduduk golongan pediatrik cukup banyak. Kaum pediatrik banyak mengalami

masalah kesehatan, terutama penyakit‐penyakit imunologi. Apotek dapat

menyediakan obat-obat imunologi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan

obat lainnya.

Pasar apotek luas, terdapat banyak dokter yang berkualitas dan sudah terkenal, adanya

pertumbuhan rumah sakit, pasar yg luas karena pesaing yang tidak sanggup memenuhi

permintaan pelanggan, pemukiman penduduk yang senantiasa berkembang dalam

beberapa tahun ke depan.

d. Threatss

Terdapat apotek lama yang lebih terkenal sehingga kepercayaan masyarakat kepada

apotek tersebut cukup tinggi, terdapat kompetitor baru, salah 1 apotek yang lainnya telah

menjalin kerja sama dengan rumah sakit.

3. Analisa potensi pasar dan analisa distribusi resep

Analisa potensi pasar

Asumsi : Jumlah pembeli OTC (n) 20 orang/hari

Harga rata-rata barang (P) Rp. 8000

Potensi pasar (Q) = n x P

= 20 x Rp. 8000

= Rp. 160.000/hari

= Rp. 57.600.000/tahun

Analisa distribusi resep

Jumlah perkiraan pasien RS yang berdekatan dengan Apotek “SEJAHTERA

FARMA” adalah 400 orang/hari= 400 resep. Perkiraan pasien yang membawa

resep keluar dari RS adalah 30% = 100 orang/hari (100 resep).

Pasien dari praktek dokter disekitar apotek “SEJAHTERA FARMA” adalah 10

resep. Jadi, peluang Apotek “SEJAHTERA FARMA” dalam menerima resep

diasumsikan sebanyak 110 resep/hari.

Page 5: Tugas Study Kelayakan Gilang

4. Strategi pemasaran

Memberikan informasi dan konsultasi obat

Memberikan pelayanan kepada pasien yang ingin melakukan pengobatan mandiri

Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat

yang tepat, efektif dan aman bagi pasien.

Mengadakan fasilitas delivery order untuk pembelanjaan minimal Rp. 250.000,-

Memberikan harga obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat.

Melakukan monitoring obat dan evaluasi pengunaan obat.

Memberlakukan sisitem reward dan punishment bagi seluruh karyawan.

5. Struktur karyawan:

6. Payback Periode (PP)

Adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi

dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima.

Penjualan obat dari resep dokter

5 x 360 hari x Rp. 50.000,- = Rp. 90.000.000,-

Penjualan OTC (asumsi pembeli 20 orang/hari @2 barang OTC )

Apoteker Pengelola Apotek(APA)

Asisten Apoteker(AA)

Karyawan Umum(Akuntan)

Karyawan Umum(Reseptir)

Page 6: Tugas Study Kelayakan Gilang

20 x Rp. 8000 x 2 OTC x 30 hari x 12 bulan= Rp. 115.200.000,-

Total kas per tahun Rp. 90.000.000,-+ Rp. 115.200.000,- = Rp. 205.200.000,-

PPh per tahun 25% dari total kas= 25% x Rp. 205.200.000,- = Rp. 51.300.000,-

Laba bersih= Rp. 205.200.000 - Rp. 51.300.000 = Rp. 153.900.000,-

PP = x 1 tahun

= 70.000.000 x 1 tahun

153.900.000

= 0,45 tahun

Simpulan sementara:

Lamanya waktu pengembalian pinjaman dari bank selama 1 tahun, sedangkan

apotek dengan tingkat perolehan laba sebesar Rp 153.900.000 per tahun,

mampu menutup pinjaman selama 0,45 tahun (5,4 bulan).

Jadi proyek tersebut layak dilaksanakan.

7. ROI (Return on Investmen)

Adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih per tahun dengan nilai investasi.

ROI = x 100%

= 153.900.000 x 100%

70.000.000

= 219%

Hasil ROI menunjukkan bahwa ROI yang diperoleh lebih besar dari pada bunga

pinjaman, maka proyek dikatakan layak dilaksanakan

Page 7: Tugas Study Kelayakan Gilang

8. Break Event Point (BEP)

Fix Cost (FC):

Gaji apoteker Rp. 1.500.000/bulan/orang (1 orang) = Rp. 1.500.000,-

Gaji asisten apoteker Rp. 800.000/bulan/orang (2 orang) = Rp. 1.600.000,-

Gaji karyawan umum Rp. 500.000/bulan/orang (3 orang) = Rp. 1.500.000,-

Total gaji pegawai = Rp. 4.600.000/bulan

Rekening listrik, telepon, air dan bensin Rp. 700.000,-/bulan

Total FC = Total gaji pegawai + rekening listrik, telepon, air, dan bensin

= Rp. 4.600.000 + Rp. 700.000

= Rp. 5.300.000/bulan

= Rp. 63.600.000/tahun

Variable Cost (VC)

Modal kerja = Rp. 50.000.000,-

TC =FC + VC

= Rp. 5.300.000 + Rp. 50.000.000

= Rp. 55.300.000

BEP : x Fix cost

: 63.600.000

: x 63.600.000

: x 63.600.000

: 3.45 x 63.600.000

Page 8: Tugas Study Kelayakan Gilang

: Rp. 219.420.000,-

Jadi BEP terjadi pada nilai penjualan Rp. 219.420.000,-