20
SEJARAH BAHASA INDONESIA MAKALAH Dibuat dalam rangka perkuliahan Bahasa Indonesia Oleh: Astri Pertiwi Dede Aria Mulyana Dede Komariah Dian Melasari Eni Darini Yulia Prita Saputri Sickha Ulfah Jurusan Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bina Putera Banjar 2013

Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

stikes bp

Citation preview

Page 1: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

SEJARAH BAHASA INDONESIA

MAKALAH

Dibuat dalam rangka perkuliahan Bahasa Indonesia

Oleh:

Astri Pertiwi

Dede Aria Mulyana

Dede Komariah

Dian Melasari

Eni Darini

Yulia Prita Saputri

Sickha Ulfah

Jurusan Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)

Bina Putera Banjar

2013

Page 2: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur semata penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., Sang

Pencipta alam beserta isinya dengan penuh ketelitian sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Sejarah Bahasa

Indonesia”. Senandung shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya,

termasuk kita semua yang mudah-mudahan senantiasa taat menjalankan risalah

yang diembannya.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Bahasa Indonesia dan sebagai bahan informasi mengenai Sejarah Bahasa

Indonesia. Pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini menggunakan

metode pengambilan data dari internet.

Dalam penulisan karya tulis ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Yth. Ibu Iis Wiganingsih, S.Pd., M.M.Pd

2. Rekan-rekan Jurusan Ilmu Keperawatan Semester 1 dan semua pihak yang

telah membantu dalam makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun agar dapat dijadikan bahan pelajaran dalam penyusunan makalah ke

depannya. Semoga bermanfaat.

Banjar, Oktober 2013

Penulis

Page 3: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................

1.4 Sistematika Penulisan........................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 5

BAB III PENUTUP................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan ....................................................................... 11

3.2 Saran................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan, kita tidak terlepas dengan yang namanya bahasa, Karena

bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari

–hari.

Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir

masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi

sangat penting. Mengingat pentingnya Bahasa Indonesia, kami sebagai

mahasiswa dituntut untuk lebih memahami Bahasa Indonesia dengan baik dan

benar. Yang salah satunya adalah dengan mengetahui sejarah Bahasa Indonesia.

Untuk itulah sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan jika

sebagai pemakai Bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang sejarah Bahasa

Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa permasalahan

diantaranya :

1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia?

2. Apakah factor yang menyebabkan Bahasa melayu diterima sebagai

Bahasa nasional?

3. Apakah fungsi dari bahasa melayu?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan dari makalah ini :

1. Untuk mengetahui sejarah Bahasa Indonesia.

2. Untuk menjelaskan factor-faktor yang menyebabkan Bahasa melayu

diterima sebagai Bahasa Nasional.

3. Untuk menyusun fungsi dari Bahasa Melayu.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Latar Belakang

Page 5: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

1.6 Rumusan Masalah

1.7 Tujuan Penulisan

1.8 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

3.3 Kesimpulan

3.4 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

PEMBAHASAN

Secara historis bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu Riau

sebab bahasa yang dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa Melayu,

yang sudah menjadi lingua franca di pelabuhab-pelabuhan perniagaan yang

tersebar di wilayah Nusantara, yang kemudian diberi nama bahasa Indonesia.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersama dengan

menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan

bertambah kokoh keberadaanya karena bahasa melayu mudah diterima oleh

masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar

pedagang, antar bangsa, dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di

wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan

dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda Indonesia

yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa

Melayu menjadi Bahasa Indosesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh

bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

Bahasa melayu meliputi:

Ditulis pada prasasti tertua yang berasal dari abad ke-13 ( sebelum Islam datang

ke Indonesia).

1. Huruf Arab ( Tulisan Jawi)

Page 6: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

Setelah islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 berlangsung sampai abad

ke-19.

Setelah Islam datang ke Indonesia pada abad ke -13, berlangsung sampai

abad ke – 19

Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai Bahasa Nasional adalah

sebagai berikut:

1. Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca

(bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh

wilayah Nusantara.

2. Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari,

mudah dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar

untuk memperkaya dan menyempurnakan fungsinya.

3. Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya

perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial

pemakainya, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan

perpecahan.

4. Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain

untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

5. Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang

mulia.

Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:

1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisikan aturan-aturan

hidup dan sastra.

2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia.

3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun

pedagang yang berasal dari luar Indonesia.

4. Bahasa resmi kerajaan.

Ada beberapa tahapan proses penerimaan itu membutuhkan waktu yang

lama, tahapannya meliputi :

A. Masa Pra-1928

Page 7: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

Bila dilihat dari sudut pandang sejarah, bahasa Melayu merupakan

bahasa perhubungan atau komunikasi sejak abad VII yaitu masa awal

bangkitnya kerajaan Sriwijaya. Pada masanya kerajaan Sriwijaya menjadi pusat

kebudayaan, perdagangan, tempat orang belajar filsafat, dan pusat keagamaan

(Budha) dengan  menggunakan bahasa perhubungannya yaitu bahasa Melayu.

Berdasarkan catatan sejarah, bahasa Melayu tidak saja berfungsi sebagai

bahasa perhubungan. Namun, juga digunakan sebagai bahasa pengantar, bahasa

resmi, bahasa agama, dan bahasa dalam penyampaian ilmu pengetahuan.

Sebagai bahasa pengantar dan alat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,

bahasa Melayu digunakan pada perguruan tinggi “Dharma Phala”. Selain itu,

bahasa Melayu juga digunakan sebagai bahasa penerjemah buku-buku

keagamaan misalnya buku keagaaman yang diterjemahkan ke bahasa Melayu

oleh I Tsing. Bukti lain adalah dengan ditemukannya berbagai prasasti yang

menggunakan bahasa Melayu. Prasasti-prasasti tersebut antara lain :

a. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683 M.

b. Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684 M.

c. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686 M.

d. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688 M.

e. Inskripsi Gandasuli di Kedu, Jawa Tengah tahun 832 M.

f. Prasasti Bogor, di Bogor tahun 942 M.]

Masuknya agama Islam ke kepulauan Nusantara, membuat kedudukan

bahasa Melayu semakin penting. Para pembawa ajaran Islam memanfaatkan

bahasa Melayu sebagai sarana komunikasi. Di samping itu, pembawa ajaran

Islam ikut memperkaya khasanah kosa kata dalam bahasa Melayu.

Abad XVIII, bangsa-bangsa Barat (Belanda) memasuki kepulauan

Nusantara. Dalam mendirikan lembaga pendidikan, pemerintah Belanda 

mengalami kegagalan sehingga menyebabkan dikeluarkannya SK No. 104/1631

yang antara lain berisi: “…Pengajaran di sekolah-sekolah bumi putera diberikan

dalam bahasa Melayu.” Selain itu, juga tersusunnya Ejaan Van Ophyusen (tahun

1901) yang merupakan ejaan resmi bahasa Melayu dan diterbitkan dalam Kitab

logat Melajoe. Buku ini disusun oleh Charles Andrianus van Ophuysen dengan

Page 8: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

dibantu oleh Soetan Makmoer dan Mohammad Taib Soetan Ibrahim. Ciri-ciri

dari ejaan ini yaitu:

Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.

Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan

kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dinamai’, dsb.

Perkembangan bahasa Melayu berikutnya, tampak pada masa

kebangkitan pergerakan bangsa Indonesia yang dimulai sejak berdirinya Boedi

Oetomo (1908) yang telah menggunakan bahasa Melayu sebagai alat bertukar

informasi dan komunikasi antar pergerakan. Hal ini dianggap penting dan perlu,

karena dengan itu akan mudah dalam mencapai persatuan dan kesatuan dalam

rangka bernasional. Pada tahun 1908 Pemerintah Belanda mendirikan sebuah

badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de

Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah

menjadi Balai Pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti

Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun

memelihara kesehatan, yang banyak membantu penyebaran bahasa Melayu di

kalangan masyarakat luas.

Dalam Kongres II Jong Sumatera, diputuskan pemakaian bahasa

Melayu sebagai bahasa persatuan antar Jong. Tindak lanjut dari keputusan

tersebut adalah dengan menerbitkan surat kabar Neratja, Bianglala dan Kaoem

Moeda.

Sebagai puncak keberadaan bahasa Melayu seperti yang diuraikan di

atas, maka pada tanggal 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda di

Jakarta oleh berbagai Jong. Salah satu hasil gemilang dari Kongres pemuda yaitu

dengan dicetuskannya ikrar Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda itu berisi:

1) Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu

bangsa Indonesia.

2) Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku bertanah air yang satu

tanah air Indonesia.

3) Kami putera dan puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan

bahasa Indonesia.

Page 9: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

B. Masa Pasca-1928

Ikrar Sumpah Pemuda menunjukkan bahwa bahasa Melayu sudah

berubah menjadi Bahasa Indonesia. Perkembangan berikutnya dapat dilihat

dengan berdirinya Angkatan Pujangga Baru tahun 1933. Para pelopornya antara

lain, Sutan Takdir Alisjahbana, Armin Pane, dan Amir Hamzah. Angkatan ini

tampil dengan  tema “Pembinaan Bahasa dan Kesusastraan Indonesia.”

Pada masa itu terjadi krisis terhadap keberadaan Bahasa Indonesia.

Kaum penjajah (Belanda), berusaha mengganggu keberadaan Bahasa Indonesia.

Sehingga sejumlah pakar bahasa Indonesia sepakat untuk mengadakan Kongres I

Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di Surakarta (Solo) pada tanggal 25-28 Juni

1938. Sejumlah pakar yang ikut ambil bagian dalam kongres tersebut antara lain

K. St Pamoentjak, Ki Hadjar Dewantoro, Sanoesi Pane, Sultan Takdir

Alisjahbana, Dr. Poerbatjaraka, Adinegoro, Soekrdjo Wirjopranoto, R. P.

Soeroso, Mr. Moh. Yamin, dan Mr. Amir Sjarifudin. Kongres ini membahas

bidang-bidang peristilahan, ejaan, tata bahasa, dan bahasa persuratkabaran. Dari

hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan

bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan

Indonesia saat itu. Kongres ini berarti pula sebagai cetusan kesadaran akan

perlunya pembinaan yang lebih mantap terhadap bahasa Indonesia.

Pada masa Jepang berkuasa di Indonesia (1 Mei 1942), pemakaian

bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa perhubungan antar penduduk,

disamping bahasa Jepang dan pelarangan tegas penggunaan bahasa Belanda.

Keputusan itu sangat menggembirakan bagi pemekaran bahasa Indonesia dalam

rangka bangkitnya. Hal ini terlihat dari munculnya sebuah Angkatan

kesusastraan yang dipelopori Chairul Anwar, Idrus, Asrul Sani. Angkatan ini

dikenal sebagai Angkatan 45.

Pada tanggal 20 Oktober 1942, dibentuk Komisi Bahasa Indonesia oleh

Jepang. Tugas komisi ini adalah menyusun istilah dan tata bahasa normatif serta

kosa kata umum Bahasa Indonesia. Pembinaan dan pengembangan Bahasa

Indonesia secara tidak langsung semakin mantap dan memperoleh tempat di hati

penduduk.

Page 10: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

Sesudah kemerdekaan

Satu hari setelah diproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945 telah ditetapkann UUD 1945

yang di dalamnya terdapat salah satu pasal yaitu pasal 36 yang berbunyi “Bahasa

negara ialah Bahasa Indonesia”. Dengan demikian, sejak saat itu bahasa

Indonesia menjadi bahasa resmi negara sehingga dalam semua urusan yang

berkaitan dengan pemerintahan, kenegaraan, pendidikan ataupun fórum resmi

harus menggunakan bahasa Indonesia.

Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan

Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

Ciri-ciri ejaan ini yaitu:

a) Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.

b) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak,

rakjat dsb.

c) Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-

barat2-an.

d) Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata

yang mendampinginya.

Peristiwa peristiwa penting yang berhubungan dengan perkembangan

bahasa Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, antara lain :

1. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang Undang Dasar 1945,

yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai

bahasa negara.

2. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan

Soewandi) sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

3. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa

Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa

Page 11: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang

diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.

4. Tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di

hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57

tahun 1972.

5. Tanggal 31 Agustus 1972, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman

Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia

(Wawasan Nusantara).

6. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa

Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati

Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan,

dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha

memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

7. Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia

IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari

Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan

dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat

yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan

kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.

8. Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa

Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar

bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari Brunai

Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia.

Page 12: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara,

yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

9. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa

Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia

dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam,

Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan

Amerika Serikat.

Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan

disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.

10. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia

VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan

Pertimbangan Bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

BAB III

A. SIMPULAN

Page 13: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa melayu

2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa

persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa

Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18

Agustus 1945.

3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa

melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di

nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari

serta tidak memiliki tingkatan bahasa.

4. Bahasa indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan

bahasa negara.

5. Seiring dengan perkembangannya  bahasa indonesia memiliki banyak

ragam dan variasi namun semua menambah kekayaan bahasa Indonesia

sendiri.

B. SARAN

Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa

melayu. Sebagai bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai-nilai

sejarah tersebut dengan tetap menghomati bahasa melayu. Disamping itu

alangkah baiknya apabila kita menggunakan bahasa indonesia secara baik dan

benar.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Page 14: Tugas Sejarah Bahasa Indonesia

B. SARAN

1