Tugas Ringkasan Etika Administrasi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi

    1/6

     

    RINGKASAN

    ETIKA ADMINISTRASI

    Oleh:

     Nama : Yulius Gono Ate

     NPM : 1322121001

    PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS WARMADEWA

    DENPASAR

    2016

  • 8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi

    2/6

     

    BAB I

    ETIKA DAN SEJUMLAH PENGANDAIAN NORMATIF

    A.Pentingnya Hukum-Hukum Moral 

    Rasionalitas dijunjung tinggi di mana-mana. Namun, di tengah itu terdapat

    kenyataan lain yang begitu kontradiktif. Loius XIV dengan congkak ingin

    mengukuhkan absolutisme monarki melalui ucapannya i etat c,est moi, negara

    adalah aku. Sementara itu ketidakadilan pemungutan pajak tampak demikian

    mencolok. Kaum ningrat dibebaskan dari pajak,sedangkan rakyat kecil yang

    umumnya kaum petani di kenai pajak yang begitu tinggi. Selain minum darah

    rakyat,para penguasa korup itu cenderung menghamburkan uang negara dengan

    mengadakan pesta-pesta yang mahal.

    Maka jelaslah bahwa kemajuan seni,ilmu pengetahuan,dan teknologi sama

    sekali tdak dapat dijadikan sebagai jaminan atas kemajuan di bidang moralitas.

     Rousseau menganjurkan supaya manusia kembali ke alam,retour a lanature, yaitu

     bahwa moralitas yang asli dan benar-benar manusiawi justru di temukan dalam

    manusia yang masih alamiah dan manusia harus identik dengan dirinya sendiri

    untuk mencari kebaikan dan kebenaran sejati.

    Setiap sistem baru yang di temukan oleh sebuah generasi akan menjadi

    milik generasi sesudahnya dan itu merupakan modal baginya untuk melangkah

    selanjutnya. Berlainan dengan moralitas manusia yang senantiasa mengalami

     pasang surut,perkembangan ilmu dan teknologi tak kan pernah berhenti.

    Perdebatan tentang moral tentang moral seolah-olah selalu bersifat ahistoris dan

    menghambat langkah. Akan tetapi, justru persoalan-persoalan hati nurani yang

    termuat dalam moralitas itulah yang sesungguhnya menentukan kualitas

     peradaban manusia.

    Mengenai Pentingnya Hukum-Hukum Moral bagi kehidupan

    manusia,beberapa uraian berikut barangkali akan memperjelas kedudukannya.

  • 8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi

    3/6

     

    1.  Hukum Moral Sangat Vital Bagi Manusia

    Suatu ketika A pinjam uang dari sahabat bernama B untuk suatu keperluan

    yang sangat mendadak. Jumlah uang itu sebenarnya tidak terlalu besar dan bagi Btidak menjadi persoalan andaikata utang tersebut tidak di kembalikan. Setelah

     beberapa lama, rupanya B tidak ingat lagi bahwa A pernah berutang kepadanya. A

    tahu benar bahwa kalaupun utang itu tidak dibayar, B tidak akan marah atau sakit

    hati. Akan tetapi sebagai orang yang bermoral A akan selalu ingat bahwa dia

    mempunyai kewajiban terhadap B untuk melunasi utangnya. Dorongan batin

    untuk memenuhi kewajiban inilah yang menentuhkan tinggi rendahnya kadar

    moralitas A. Jadi,prinsip moral dalam hal ini tidak berkaitan dengan jumlah uang

    yang harus di bayar,melainkan dengan kaidah dasar bahwa setiap utang wajib

    dilunasi.

    Untuk kelestarian peradaban manusia,kesadaran akan moral mutlak

    diperluhkan. Perkembangan ilmu dan teknologi membuat interaksi antar individu

     berlangsung secara kompleks. Tidak dapat dibayangkan bagaimana proses sosial

    itu akan berjalan dengan tertib andaikata kaidah-kaidah moral tidak lagi di patuhi

    oleh setiap individu.

    2.  Hukum Moral Bersifat Rasional Dan Objektif

    Salah satu ciri yang membedahkan manusia dengan binatang ialah

    eksistensi moral. Meskipun rasionalitas dan objektivitas moral dalam beberapa hal

    hanya dapat dibuktikan dengan keyakinan, tetapi karena moral menyangkut harkat

    manusia maka ia akan selalu memiliki ciri rasional dan objektif sesuai dengan

    kecenderungan manusia untuk berpikir.

    Di samping itu,moralitas bersifat tanpa pamrih dan netral. Ia memandang

    manusia dalam kedudukannya sebagai manusia.

    3.  Moralitas Terdiri Dari Hukum-Hukum Universal

    Universallitas moral terletak pada kenyataan bahwa prinsip moral berlaku bagi

    siapa saja,kapan saja, dan di mana saja, tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.

    Beberapa penulis memang masih melihat adanya relativisme moral, tetapi bukti-

  • 8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi

    4/6

     

     bukti yang disajikannya ternyata kurang lengkap. Harkat manusia yang tercipta

    karena ia memiliki moral melibatkan legitimasi yang paling asasi dalam diri

    manusia.

    B.Etika dan Moralitas

    Etika berasal dari bahasa Yunani:ethos, yang artinya kebiasaan atau

    watak,sedangkan moral berasal dari bahasa latin: mos (jamak : mores) yang

    artinya cara hidup atau kebiasaan.dari istilah ini muncul pula istilah morale atau

    moril , tetapi artinya sudah jauh sekali dari pengertian asalnya. Moril bisa berarti

    semangat atau dorongan batin. Di samping itu terdapat istilah norma yang berasal

    dari bahasa latin,(norma:penyiku atau pengukur),dalam bahasa inggris norma

     berarti aturan atau kaidah. Dalam kaitannya dengan perilaku manusia,norma

    digunakan sebagai pedoman atau haluan bagi perilaku yang seharusnya dan juga

    untuk menakar atau menilai sebelum ia lakukan.

    Perbedaan antara etika,moral dan moralitas adalah.

    Etika merujuk kepada dua hal yaitu :

    1. 

    Etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang

    di anut oleh manusia beserta pembenarannya.

    2. Etika merupakan pokok permasalahan di dalam disiplin ilmu itu sendiri

    yaitu nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingka laku

    manusia.

    Moral,dalam penegrtianya yang umum menaruh penekanan yang kepada karakter

    dan sifat-sifat individu yang khusus di luar ketaatan kepada peraturan. Oleh

    karena itu,moral merujuk kepada tingka laku yang bersifat spontan seperti rasa

    kasih,murah hati dan sebagainya,yang semuanya tidak terdapat dalam peraturan-

     peraturan hukum.

    Sedangkan moralitas mempunyai makna yang lebih khusus sebagai bagian dari

    etika. Moralitas berfokus kepada hukum- hukum dan prinsip-prinsip yang abstrak

    dan bebas.

  • 8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi

    5/6

     

    C.Moral Sebagai Sebuah Sistem Nilai

    Secara sederhana,nilai dapat di rumuskan sebgai objek dari keinginan manusia.

     Nilai menjadi pendorong utama bagi tindakan manusia dari pelbagai macam nilaiyang memengaruhi kompleksitas tindakan manusia.

    Moral membedahkan enam macam nilai yakni :

    1.  Dia membedakan nilai primer,sekunder, dan tertier. Pemebedaan ini

    didasarkan pada kerangka berpikir yang menentukan usaha,angan-

    angan, atau kepuasaan seseorang.

    2.  Terdapat perbedaan anatar nilai semu(quasi values) dan nilai riil ( real

    values ).seseorang memiliki nilai semu apabila dia bertindak seolah-

    olah berpedoman kepada suatu nilai sedangkan ia sesungguhnya tidak

    menganut nilai tersebut.

    3.  Ada nilai yang terbuka dan ada pula yang tertutup. Suatu nilai disebut

    terbuka bila tidak terdapat rentang waktu yang membatasinya.

    4.  Pembedaan dapat digariskan antara nilai-nilai negatif dan positif. Suatu

    nilai negatif terjadi bila proposisi yang mendasari suatu keinginan

     bersifat negatif,kebalikan dari nilai negatif adalah nilai positif.

    5.  Suatu nilai dapat pula dibedakan menurut orde atau urutannya. Maka

    terdapat nilai orde pertama (first order values),orde kedua (second

    order values).  Atau order-order selanjutnya yang lebih tinggi (higher

    order values). Nilai pertama terjadi jika benar-benar tidak nilai yang

    lainnya. Nilai order kedua terjadi jika tidak terdapat nilai lain kecuali

    nilai order pertama tadi,demikian seterusnya. 

    6. 

    Pembedaan yang cukup sering disebutkan dalam kaitannya dengan nilai

    ialah pembedaan antara nilai relatif dan nilai obsolut. Suatu nilai relatif

     bila merujuk kepada orang memiliki spesifikasi nilai tersebut.kebalikan

    nilai obsolut ,tidak merujuk kepada orang dan dianut secara mutlak.

    Pembedaan ini berkaitan dengan penilaian egoisme dan altruisme. 

  • 8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi

    6/6

     

    Setiap perilaku manusia ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut serta prinsip-

     prinsip moral yang dipegangnya. Sekarang kita akan melihat karakterisasi nilai-

    nilai moral ,nilai – nilai moral mempunyai karakteristik berikut :

    1.  Primer,moral melibatkan suatu komitmen untuk bertindak dan

    merupakan landasan hasrat yang paling utama sehingga termasuk ke

    dalam nilai primer.

    2.  Riil,nilai moral bukan sekadar semu. Orang yang berwatak hipokrit

    sesungguhnya tidak mempercayai nilai moral yang bersangkutan.

    3.  Terbuka,ciri universalitas dari moral mengharuskan adanya lingkup

    yang terbuka sebab sekali nilai moral tertutup maka ia akan kehilangan

    universalitasnya.

    4.  Bisa Bersifat Positif Dan Negatif,secara historis kita dapat

    menyaksikan perubahan-perubahan penekanan dari nilai negatif

    menjadi positif ataupun sebaliknya moral bisa berciri larangan-larangan

    maupun anjuran-anjuran. 

    5.  Orde Tinggi atau Arsitektonik,nilai yang ordernya rendahnya tidak

    memiliki ciri intrinsik yang mengatur nilai-nilai yang laiannya. 

    6.  Absolut,moralitas pada manusia mestinya bebas dari sifat-sifat

    mementingkan diri sendiri yang terdapat pada kehendak  –   kehendak

    relatif.

    Pada umumnya kajian-kajian tentang moral atau moralitas dibagi tiga kelompok

     bidang kajian,yaitu kognisi,afeksi,dan perilaku,berturut-turut unsur-unsur ini akan

    menentukan pemikiran,emosi,dan perilaku manusia. Untuk itu,Rest

    mengemukakan bahwa proses-proses penting yang terlibat dalam menghasilkanketiga pola tersebut dapat di bagi empat komponen utama yakni :

    1.  Penafsiran situasi dan identifikasi atas suatu masalah moral.

    2.  Penentuan arah tindakan terbaik yang akan memenuhi suatu ide

    moral,apa yang semestinya dilakukan dalam situasi yang ada.

    3.  Memutuskan tentang apa yang benar-benar dituju dengan membuat

     pilihan atas nilai-nilai yang berbeda-beda.

    4. 

    Pelaksanaan suatu rencana tindakan.