Upload
yulius-gono-ate
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi
1/6
RINGKASAN
ETIKA ADMINISTRASI
Oleh:
Nama : Yulius Gono Ate
NPM : 1322121001
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2016
8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi
2/6
BAB I
ETIKA DAN SEJUMLAH PENGANDAIAN NORMATIF
A.Pentingnya Hukum-Hukum Moral
Rasionalitas dijunjung tinggi di mana-mana. Namun, di tengah itu terdapat
kenyataan lain yang begitu kontradiktif. Loius XIV dengan congkak ingin
mengukuhkan absolutisme monarki melalui ucapannya i etat c,est moi, negara
adalah aku. Sementara itu ketidakadilan pemungutan pajak tampak demikian
mencolok. Kaum ningrat dibebaskan dari pajak,sedangkan rakyat kecil yang
umumnya kaum petani di kenai pajak yang begitu tinggi. Selain minum darah
rakyat,para penguasa korup itu cenderung menghamburkan uang negara dengan
mengadakan pesta-pesta yang mahal.
Maka jelaslah bahwa kemajuan seni,ilmu pengetahuan,dan teknologi sama
sekali tdak dapat dijadikan sebagai jaminan atas kemajuan di bidang moralitas.
Rousseau menganjurkan supaya manusia kembali ke alam,retour a lanature, yaitu
bahwa moralitas yang asli dan benar-benar manusiawi justru di temukan dalam
manusia yang masih alamiah dan manusia harus identik dengan dirinya sendiri
untuk mencari kebaikan dan kebenaran sejati.
Setiap sistem baru yang di temukan oleh sebuah generasi akan menjadi
milik generasi sesudahnya dan itu merupakan modal baginya untuk melangkah
selanjutnya. Berlainan dengan moralitas manusia yang senantiasa mengalami
pasang surut,perkembangan ilmu dan teknologi tak kan pernah berhenti.
Perdebatan tentang moral tentang moral seolah-olah selalu bersifat ahistoris dan
menghambat langkah. Akan tetapi, justru persoalan-persoalan hati nurani yang
termuat dalam moralitas itulah yang sesungguhnya menentukan kualitas
peradaban manusia.
Mengenai Pentingnya Hukum-Hukum Moral bagi kehidupan
manusia,beberapa uraian berikut barangkali akan memperjelas kedudukannya.
8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi
3/6
1. Hukum Moral Sangat Vital Bagi Manusia
Suatu ketika A pinjam uang dari sahabat bernama B untuk suatu keperluan
yang sangat mendadak. Jumlah uang itu sebenarnya tidak terlalu besar dan bagi Btidak menjadi persoalan andaikata utang tersebut tidak di kembalikan. Setelah
beberapa lama, rupanya B tidak ingat lagi bahwa A pernah berutang kepadanya. A
tahu benar bahwa kalaupun utang itu tidak dibayar, B tidak akan marah atau sakit
hati. Akan tetapi sebagai orang yang bermoral A akan selalu ingat bahwa dia
mempunyai kewajiban terhadap B untuk melunasi utangnya. Dorongan batin
untuk memenuhi kewajiban inilah yang menentuhkan tinggi rendahnya kadar
moralitas A. Jadi,prinsip moral dalam hal ini tidak berkaitan dengan jumlah uang
yang harus di bayar,melainkan dengan kaidah dasar bahwa setiap utang wajib
dilunasi.
Untuk kelestarian peradaban manusia,kesadaran akan moral mutlak
diperluhkan. Perkembangan ilmu dan teknologi membuat interaksi antar individu
berlangsung secara kompleks. Tidak dapat dibayangkan bagaimana proses sosial
itu akan berjalan dengan tertib andaikata kaidah-kaidah moral tidak lagi di patuhi
oleh setiap individu.
2. Hukum Moral Bersifat Rasional Dan Objektif
Salah satu ciri yang membedahkan manusia dengan binatang ialah
eksistensi moral. Meskipun rasionalitas dan objektivitas moral dalam beberapa hal
hanya dapat dibuktikan dengan keyakinan, tetapi karena moral menyangkut harkat
manusia maka ia akan selalu memiliki ciri rasional dan objektif sesuai dengan
kecenderungan manusia untuk berpikir.
Di samping itu,moralitas bersifat tanpa pamrih dan netral. Ia memandang
manusia dalam kedudukannya sebagai manusia.
3. Moralitas Terdiri Dari Hukum-Hukum Universal
Universallitas moral terletak pada kenyataan bahwa prinsip moral berlaku bagi
siapa saja,kapan saja, dan di mana saja, tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
Beberapa penulis memang masih melihat adanya relativisme moral, tetapi bukti-
8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi
4/6
bukti yang disajikannya ternyata kurang lengkap. Harkat manusia yang tercipta
karena ia memiliki moral melibatkan legitimasi yang paling asasi dalam diri
manusia.
B.Etika dan Moralitas
Etika berasal dari bahasa Yunani:ethos, yang artinya kebiasaan atau
watak,sedangkan moral berasal dari bahasa latin: mos (jamak : mores) yang
artinya cara hidup atau kebiasaan.dari istilah ini muncul pula istilah morale atau
moril , tetapi artinya sudah jauh sekali dari pengertian asalnya. Moril bisa berarti
semangat atau dorongan batin. Di samping itu terdapat istilah norma yang berasal
dari bahasa latin,(norma:penyiku atau pengukur),dalam bahasa inggris norma
berarti aturan atau kaidah. Dalam kaitannya dengan perilaku manusia,norma
digunakan sebagai pedoman atau haluan bagi perilaku yang seharusnya dan juga
untuk menakar atau menilai sebelum ia lakukan.
Perbedaan antara etika,moral dan moralitas adalah.
Etika merujuk kepada dua hal yaitu :
1.
Etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang
di anut oleh manusia beserta pembenarannya.
2. Etika merupakan pokok permasalahan di dalam disiplin ilmu itu sendiri
yaitu nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingka laku
manusia.
Moral,dalam penegrtianya yang umum menaruh penekanan yang kepada karakter
dan sifat-sifat individu yang khusus di luar ketaatan kepada peraturan. Oleh
karena itu,moral merujuk kepada tingka laku yang bersifat spontan seperti rasa
kasih,murah hati dan sebagainya,yang semuanya tidak terdapat dalam peraturan-
peraturan hukum.
Sedangkan moralitas mempunyai makna yang lebih khusus sebagai bagian dari
etika. Moralitas berfokus kepada hukum- hukum dan prinsip-prinsip yang abstrak
dan bebas.
8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi
5/6
C.Moral Sebagai Sebuah Sistem Nilai
Secara sederhana,nilai dapat di rumuskan sebgai objek dari keinginan manusia.
Nilai menjadi pendorong utama bagi tindakan manusia dari pelbagai macam nilaiyang memengaruhi kompleksitas tindakan manusia.
Moral membedahkan enam macam nilai yakni :
1. Dia membedakan nilai primer,sekunder, dan tertier. Pemebedaan ini
didasarkan pada kerangka berpikir yang menentukan usaha,angan-
angan, atau kepuasaan seseorang.
2. Terdapat perbedaan anatar nilai semu(quasi values) dan nilai riil ( real
values ).seseorang memiliki nilai semu apabila dia bertindak seolah-
olah berpedoman kepada suatu nilai sedangkan ia sesungguhnya tidak
menganut nilai tersebut.
3. Ada nilai yang terbuka dan ada pula yang tertutup. Suatu nilai disebut
terbuka bila tidak terdapat rentang waktu yang membatasinya.
4. Pembedaan dapat digariskan antara nilai-nilai negatif dan positif. Suatu
nilai negatif terjadi bila proposisi yang mendasari suatu keinginan
bersifat negatif,kebalikan dari nilai negatif adalah nilai positif.
5. Suatu nilai dapat pula dibedakan menurut orde atau urutannya. Maka
terdapat nilai orde pertama (first order values),orde kedua (second
order values). Atau order-order selanjutnya yang lebih tinggi (higher
order values). Nilai pertama terjadi jika benar-benar tidak nilai yang
lainnya. Nilai order kedua terjadi jika tidak terdapat nilai lain kecuali
nilai order pertama tadi,demikian seterusnya.
6.
Pembedaan yang cukup sering disebutkan dalam kaitannya dengan nilai
ialah pembedaan antara nilai relatif dan nilai obsolut. Suatu nilai relatif
bila merujuk kepada orang memiliki spesifikasi nilai tersebut.kebalikan
nilai obsolut ,tidak merujuk kepada orang dan dianut secara mutlak.
Pembedaan ini berkaitan dengan penilaian egoisme dan altruisme.
8/18/2019 Tugas Ringkasan Etika Administrasi
6/6
Setiap perilaku manusia ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut serta prinsip-
prinsip moral yang dipegangnya. Sekarang kita akan melihat karakterisasi nilai-
nilai moral ,nilai – nilai moral mempunyai karakteristik berikut :
1. Primer,moral melibatkan suatu komitmen untuk bertindak dan
merupakan landasan hasrat yang paling utama sehingga termasuk ke
dalam nilai primer.
2. Riil,nilai moral bukan sekadar semu. Orang yang berwatak hipokrit
sesungguhnya tidak mempercayai nilai moral yang bersangkutan.
3. Terbuka,ciri universalitas dari moral mengharuskan adanya lingkup
yang terbuka sebab sekali nilai moral tertutup maka ia akan kehilangan
universalitasnya.
4. Bisa Bersifat Positif Dan Negatif,secara historis kita dapat
menyaksikan perubahan-perubahan penekanan dari nilai negatif
menjadi positif ataupun sebaliknya moral bisa berciri larangan-larangan
maupun anjuran-anjuran.
5. Orde Tinggi atau Arsitektonik,nilai yang ordernya rendahnya tidak
memiliki ciri intrinsik yang mengatur nilai-nilai yang laiannya.
6. Absolut,moralitas pada manusia mestinya bebas dari sifat-sifat
mementingkan diri sendiri yang terdapat pada kehendak – kehendak
relatif.
Pada umumnya kajian-kajian tentang moral atau moralitas dibagi tiga kelompok
bidang kajian,yaitu kognisi,afeksi,dan perilaku,berturut-turut unsur-unsur ini akan
menentukan pemikiran,emosi,dan perilaku manusia. Untuk itu,Rest
mengemukakan bahwa proses-proses penting yang terlibat dalam menghasilkanketiga pola tersebut dapat di bagi empat komponen utama yakni :
1. Penafsiran situasi dan identifikasi atas suatu masalah moral.
2. Penentuan arah tindakan terbaik yang akan memenuhi suatu ide
moral,apa yang semestinya dilakukan dalam situasi yang ada.
3. Memutuskan tentang apa yang benar-benar dituju dengan membuat
pilihan atas nilai-nilai yang berbeda-beda.
4.
Pelaksanaan suatu rencana tindakan.