39
Proposal Penelitian Tindakan Kelas PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DITINJAU DARI UNSUR INTRINSIK DENGAN METODE INKUIRI SISWA KELAS IX SMP 26 BERAU TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Disusun Oleh : BAHARUDIN NIP 19681011 199403 1 008 PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

  • Upload
    b1ghans

  • View
    56

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ptk berau kur 2013

Citation preview

Page 1: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Proposal Penelitian Tindakan Kelas

PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DITINJAU

DARI UNSUR INTRINSIK DENGAN METODE INKUIRI

SISWA KELAS IX SMP 26 BERAU

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Disusun Oleh :

BAHARUDIN

NIP 19681011 199403 1 008

PEMERINTAH KABUPATEN BERAUDINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 26 BERAU2009

Page 2: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penulisan proposal penelitian tindakan kelas ini dapat penulis selesaikan.

Proposal ini disusun sebagai bagian dari kegiatan Diklat Bimtek Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Guru SMP Tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materiil, sehingga

proposal penelitian tindakan kelas ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran yang positif sangat penulis harapkan.

Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi pendidik khususnya, dan kepada para

pembaca pada umumnya. Amin.

Samarinda, Oktober 2009

Penulis,

Baharudin

Page 3: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah......................................................................... 4

C. Pemecahan Masalah ............................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian................................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian................................................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS.......................................................................... 6A. Kerangka Teoritis................................................................................ 7

1.Pengertian Puisi............................................................................... 7

2.Unsur Intrinsik Puisi......................................................................... 8

3.Naskah Puisi....................................................................................

..........................................................................................................

10

4.Amanat Puisi “Sore Tugu Pancoran”.................................................

..........................................................................................................

13

5.Hipotesis Tindakan......…………………………………………………………………………………………………13

6.Alternatif Solusi atau Hipotesis..................................................................................... 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................................................................................................................................................15

A. Metode...............................................................................................

..........................................................................................................

15

B. Subjek Penelitian................................................................................

..........................................................................................................

17

C. Tempat dan Waktu..............................................................................

..........................................................................................................

18

D. Jadwal Penelitian ................................................................................

..........................................................................................................

18

Page 4: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

E. Definisi Operasional............................................................................

..........................................................................................................

18

F. Prosedur Penelitian.............................................................................

..........................................................................................................

20

G. Teknik Pengumpulan Data...................................................................

..........................................................................................................

21

H. Teknik Pengolahan Data......................................................................

..........................................................................................................

22

Daftar

Pustaka..........

..........................................................................................................24

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pengajaran sastra (Indonesia) di sekolah tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata

pelajaran yang mandiri, melainkan “hanya” menjadi bagian dari mata pelajaran bahasa dan

sastra Indonesia. Dengan demikian, seorang guru bahasa (Indonesia) juga berarti guru

apresiasi sastra. Pengembangan sastra ke dalam pengajaran bahasa Indonesia memang wajar

dan dapat dimengerti. Sebab, bahasa merupakan sarana pengucapan sastra, bahasa merupakan

salah satu unsur bentuk sastra yang sangat penting. Bahkan secara lahiriah, asfek formal yang

tampak, wujud sastra adalah bahasa. Sastra merupakan karya seni yang bermediakan bahasa

Page 5: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

yang unsur-unsur keindahannya menonjol. Akan tetapi, sebagai sebuah karya seni, sastra

tidak semata-mata hanya berurusan dengan unsur bahasa saja, melainkan juga unsur-unsur

sastra yang lain juga tak kalah pentingnya. Perpaduan yang harmonis antara berbagai unsur

sastra yang secara sederhana dapat dibedakan ke dalam unsur bentuk dan isi akan

menghasilkan karya sastra yang bernilai tinggi (Nurgiyantoro, 1995:314).

Masalah yang dihadapi guru di sekolah adalah bagaimana mengajar, membimbing

dan melatih siswa mengapresiasikan sastra dengan bekal dan sikap seperti di atas. Paling

tidak, bagaimana kita mengajarkan kemampuan berbahasa siswa yang menunjang

penguasaan kode bahasa yang dibutuhkan dalam pemahaman karya sastra. hal ini perlu

ditegaskan disini sebab walau pengajaran (apresiasi) sastra merupakan bagian pengajaran

bahasa Indonesia, pada kenyataannya sering “dibuat” jurang pemisah antara pokok-pokok

bahasan keberhasilan di satu pihak dengan pokok bahasan sastra di pihak lain. Hal yang

sedemikian berarti mengecilkan arti integrasi antara pengajaran bahasa dan sastra.

Idealnya terjadi kaitan yang erat antara pengajaran bahasa dengan pengajaran sastra

yang bersifat saling mengisi dan menunjang. Dengan demikian, terdapat korelasi antara

kemampuan berbahasa yang tinggi yang dimiliki seorang siswa akan menjadi petunjuk bahwa

ia juga tinggi kemampuan berapresiasi sastranya. Demikian pula sebaliknya.

Secara garis besar bahan pengajaran sastra dapat dibedakan ke dalam dua golongan:

(1) bahan apresiasi tak langsung, dan (2) bahan apresiasi langsung. Namun perbedaan

tersebut tidak bersifat eksak, sebab dimungkinkan sekali terjadi ketumpangtindihan di antara

keduanya. Bahan apresiasi sastra yang tak langsung terutama berfungsi untuk menunjang

keberhasilannya pengajaran apresiasi sastra yang bersifat langsung. Bahan apresiasi sastra

yang tak langsung menyarankan pada tahun pengajaran yang bersifat teoretis dan sejarah

sastra, atau pengetahuan tentang sastra. Bahan pengetahuan tentang sastra memang penting,

Page 6: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

namun berhubung kedudukannya yang “hanya” membantu keberhasilan pengajaran bahan

yang kedua, ia harus dibatasi dan jangan diutamakan sehingga menggeser kedudukan

pengajaran apresiasi yang bersifat langsung.

Pengajaran apresiasi langsung menyaran pada pengertian bahwa siswa langsung

dihadapkan pada berbagai jenis karya sastra. Siswa secara kritis dibimbing untuk memahami,

mengenali berbagai unsurnya yang khas, menunjukkan kaitan di antara berbagai unsur, dan

lain-lain yang semuanya tercakup dalam wadah apresiasi. Untuk dapat melakukan hal

tersebut memang diperlukan bekal teoretis kemampuan siswa untuk mengapresiasi karya

sastra akan lebih berarti daripada sekedar pengetahuan tentang sastra. Dengan bekal

kemampuan itu, siswa akan mampu menimba berbagai pengalaman kehidupan melalui

berbagai karya sastra, sendiri dan langsung, tak terbatas pada lingkupnya dan waktu di

sekolah. Itu sebabnya, pengajaran apresiasi sastra yang bersifat langsung haruslah

ditekankan.

Bagaimanakah cara mengajarkan sastra, tentulah harus dipertimbangkan dari segi

tujuan, seperti yang telah dikemukakan di atas, dan dari segi bahan yang digunakan. Di

samping itu, perlu dipertimbangkan pula dari segi keadaan terdidik yang belajar, dan teknik

pembelajaran yang akan digunakan untuk menyajikan khusus yang telah ditetapkan dapat

dicapai oleh siswa.

Pengajaran sastra termasuk pengajaran yang tua umurnya dan hingga sekarang masih tetap bertahan dalam kurikulum sekolah. Hal ini disebabkan oleh tingginya peran pengajaran sastra dalam mencapai tujuan pendidikan, seperti aspek susila, sosial, perasaan, sikap penilaian dan keagamaan (Rusyana, 1982:6).

Meski tidak tergolong pengajaran baru, pada kenyataannya dewasa ini kita masih

mendengar beberapa keluhan tentang ketidakberhasilan pengajaran sastra di sekolah. Hal ini

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hutagalung, bahwa “Pengajaran sastra di

Page 7: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

sekolah itu belum mampu berperan sebagaimana mestinya, para lulusan sekolah kita pada

umumnya belum memiliki apresiasi yang memadai terhadap karya sastra” (1994:16).

Dalam memilih bahan pengajaran sastra, kita perlu mempertimbangkan faktor-

faktor tertentu, misalnya baik buruknya dari segi sastra, relevan tidaknya dengan tujuan

pendidikan dan pengajaran, memenuhi atau tidaknya kriteria pemilihan bahan ajar apresiasi

sastra. Hal ini, tentunya didasarkan pada pertimbangan agar pengajaran sastra tidak

menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, perlu

dilakukan suatu penelitian yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk laporan penelitian

yang berjudul, Pembelajaran Apresiasi Puisi “Sore Tugu Pancoran” Karya Iwan Fals

Ditinjau Dari Unsur Intrinsik Puisi (Tema, Rasa, Nada, Amanat) Di SMPN 26 Berau.

Dipilihnya puisi Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals tersebut cukup beralasan,

karena puisi tersebut dihasilkan (dicipta) oleh salah seorang seniman.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Setelah masalah teridentifikasi, maka perlu melakukan analisis sehingga dapat

merumuskan masalah dengan jelas. Tanpa melakukan analisis, mungkin masalah yang

diidentifikasi masih kabur. Analisis masalah dapat dilakukan melalui refleksi atau kaji ulang

berbagai dokumen.

Dari hasil analisis masalah yang dilakukan guru (saya sebagai peneliti dalam

kegiatan PTK) ini ternyata masalah yang paling urgen dan mendesak untuk dicarikan solusi

pemecahannya adalah dalam hal perencanaan, proses dan hasil belajar siswa dalam

mengapresiasi puisi.

Page 8: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Rumusan masalah sangat penting dalam penelitian. Hal ini sebagaimana ditegaskan

oleh Engkoswara (1996:77), “ Rumusan masalah sangat penting, karena dapat dijadikan

sebagai penuntun atau pedoman untuk langkah-langkah penelitian. Suatu penelitian tanpa

rumusan yang jelas tidak akan membuahkan hasil yang baik”.

Bertolak dari latar belakang masalah dan juga pendapat di atas, maka untuk

kepentingan penelitian ini akan dirumuskan beberapa masalah. Mengingat demikian

banyaknya hal yang perlu dan dapat diungkap dari sebuah puisi, pada kesempatan penulisan

makalah ini dilakukan pembatasan masalah sebagaimana dirumuskan dalam kalimat

pertanyaan berikut ini:

1) bagaimanakah bentuk perencanaan guru dalam pembelajaran apresiasi puisi “Sore

Tugu Pancoran” karya Iwan Fals ditinjau dari unsur hakekat puisi pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IX SMPN 26 Berau Kecamatan Segah?

2) bagaimanakah tema, rasa, nada, dan amanat puisi “Sore Tugu Pancoran” Karya Iwan

Fals yang dijadikan bahan ajar pembelajaran apresiasi puisi di Kelas IX SMPN 26

Berau Kecamatan Segah Kabupaten Berau?

3) bagaimanakah perubahan kemampuan siswa Kelas IX SMPN 26 Berau Kecamatan

segah Kabupaten Berau setelah mengikuti pembelajaran apresiasi puisi?

C. Pemecahan Masalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari tiga siklus dan disesuaikan dengan

tujuan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah dikemukakan pada rumusan masalah.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan didasarkan atas tahapan yang dikemukakan oleh

Kemmis dan Mc. Taggart (Suyanto,1997:16), yang terdiri atas perencanaan (planning),

pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (refleksion).

Page 9: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Upaya pemecahan masalah sebagai langkah pencarian jawaban atas permasalahan

yang diungkapkan dalam rumusan masalah penelitian ini dilakukan dengan cara

mengujiterapkan metode inquiry dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa sesuai

dengan langkah-langkah metode inquiry yang ditindaklanjuti dengan tindakan penelitian

sesuai pendapat Kemmis dan Taggart.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Ingin mengetahui bentuk perencanaan pembelajaran apresiasi puisi ditinjau dari unsur

hakekat puisi;

2) Ingin mendeskripsikan proses pembelajaran apresiasi puisi “Sore Tugu Pancoran”

Karya Iwan Fals dilihat dari unsur tema, rasa, nada, dan amanat;

3) Ingin mengetahui perubahan kemampuan siswa Kelas IX SMPN 26 Berau Kecamatan

Segah setelah mengikuti pembelajaran apresiasi puisi ditinjau dari unsur hakekat

puisi.

E. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu manfaat secara teoretis

dan secara praktis. Secara teoretis, diharapkan melalui teori-teori yang digunakan dalam

penelitian dapat membekali para pembelajar sastra di sekolah dasar, khususnya bagi siswa.

Secara praktis diharapkan setelah bekal dimiliki para pembelajar sastra, baik guru maupun

siswa mampu melaksanakan apresiasi puisi yang sesungguhnya.

Melalui penelitian ini diperoleh manfaat sebagai berikut.

1) Bagi Peneliti:

(1) dapat dijadikan pengalaman berharga dalam menyusun perencanaan pembelajaran apresiasi puisi;

Page 10: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

(2) dapat diketahui tema, rasa, nada, amanat dan kesesuaian puisi dengan kriteria

pemilihan bahan ajar apresiasi sastra.

(3) menjadikan bekal yang berguna untuk penelitian lebih lanjut.

2) Bagi Siswa:

(1) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi

(2) memotivasi siswa untuk meningkatkan belajar mengapresiasi puisi.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A.Kerangka Teoretis

Cerita fiksi diartikan sebagai prosa naratif yang bersipat imajinatif, namun biasanya

masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan–hubungan antar

manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pangalaman dan pengamatannya

terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan

tujuannya yang sekaligus memasukan unsur hiburan dan penerangan kehidupan yang akan

diceritakan tersebut, tentu saja, bersifat subjektif. (Lewis dalam Nurgiyantoro, 2000:2).

1) Pengertian Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi ’hasil seni

Page 11: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan“ ( Ensiklopedia Indonesia N-Z; tanpa tahun : 1147).

Dalam bahasa Inggris padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat hubungannya

dengan kata –poet dan kata –poem. Mengenai kata poet ini Vencil C. Coulter memberi

penjelasan sebagai berikut :

“Kata poet berasal dari kata Yunani yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci; yang sekaligus merupakan seorang pilsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi”. (Coulter; 1930 : 284 – 5).

Kedua keterangan di atas lebih bersifat etimologis terhadap kata puisi. Untuk

mendapat gambaran yang lebih jelas, kita masih membutuhkan keterangan lain. Ralph Waldo

Emerson memberi penjelasan bahwa sebagai berikut:

“puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu, untuk menggerakan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alasan yang menyebabkannya ada..... karena bukannya irama melainkan argumen yang membuat iramalah (yaitu ide atau gagasan) yang menjelmakan suatu puisi. Sang penyair mempunyai suatu pikiran baru : dia mempunyai suatu keseluruhan pengalaman baru untuk disingkapkan; dia ingin mengutarakan kepada betapa caranya pengalaman itu bersatui dengan dia dan semua orang akan mempunyai perbendaharaan yang lebih kaya dengan pengalaman tersebut“ (Blair & Chandler 1935 : 3).

Selanjutnya pengarang terkenal Edgar Allan Poe membatasi sebagai berikut:

“puisi kata sebagai kreasi keindahan yang berirama (the rhythmical creation of beauty). Ukuran satu-satunya untuk itu ialah rasa dengan intelek ataupun dengan kesadaran, puisi itu hanyalah memiliki hubungan-hubungan skunder saja. Kalau tidaklah bersipat isidental, maka puisi itu tidaklah mempunyai hubungan apa-apapun baik dengan kewajiban maupun dengan kebenaran“. (Blair & Chandler 1935 : 3).

Dari kedua sumber itu dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa keduanya mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap puisi. Nyata bagi kita bahwa bagi Emerson ide atau

gagasan merupakan bagian yang vital dari puisi; sedangkan bagi Poe, yang merupakan unsur

Page 12: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

utama dari puisi adalah keselarasan atau keharmonisan. Perbedaan pokok antara kedua

sumber ini sebenarnya berakar pada perbedaan konsepsi mereka mengenal puisi.

2) Unsur Intrinsik Puisi

Hakekat puisi diantaranya tema, rasa nada, dan amanat. Keempat unsur inilah yang

banyak disebut para kritikus dalam rangka mengkaji dan atau membicarakan puisi pada

umumnya.

Zulfahnur mengemukakan bahwa,

Unsur yang membangun struktur fiksi ini ialah unsur intrinsik (yaitu permasalahan kehidupan, falsafah, cita-cita, ide-ide dan gagasan serta latar budaya yang menumpang kisahan cerita) dan unsur intrinsik ini terdiri atas tema, amanat, alur perwatakan, sudut pandang, latar dan gaya bahasa. (Depdikbud, 1997 : 25).

Dalam penelitian ini unsur-unsur yang diteliti keterhubungannya, yaitu tema, rasa,

nada dan amanat.

(1) Tema

Tema sebagai ide pokok cerita merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah

cerita. Berdasarkan pendapat di atas akhirnya dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa tema

adalah persoalan inti atau ide sebuah cerita yang mendasari sebuah cerita sehingga berperan

juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karangannya.

Lebih jelasnya uraian tentang tema, salah seorang ahli mengemukakan, “Tema adalah persoalan yang mendapat tempat dan warna tersendiri di hati pengarang” (Rusyana, 1978 : 65). Tema sebagai ide atau gagasan cerita merupakan masalah penting dalam suatu cerita. Hal ini sesuai dengan pendapat Wilson bahwa, “Tema adalah inti yang akan disampaikan pengarang atau dasar cerita yang menjiwai seluruh cerita” (1989 : 14).

(2) Rasa

Yang dimaksud dengan rasa atau feeling adalah the poets attitude to ward his

subject, yaitu sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam

puisinya.

Page 13: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai dua orang atau lebih menghadapi

keadaan yang sama tetapi justru dengan sikap yang berbeda. Dua orang penyair atau lebih,

dapat menyairkan objek yang sama dengan sikap yang berbeda.

(3) Nada

Nada adalah sikap sang penyair terhadap permbacanya. Atau dengan perkataan lain,

sikap sang penyair terhadap para penikmat karyanya.

Nada yang dikemukakan oleh seorang penyair dalam suatu sanjak, akan ada sangkut

pautnya atau hubungannya yang erat dengan tema dan rasa yang terkandung dalam sanjak

tersebut. Tentu sajalah sumbang bila pada suatu sajak yang bertema kegagalan terhadap rasa

keangkuhan serta nada yang menggembirakan misalnya.

(4) Amanat

Orang hidup ada tujuan. Orang bekerja ada maksud. Tujuanlah yang mendorong

orang melakukan sesuatu. Hanya terkadang tujuan tersebut tidak disadari, namun dia tetap

ada: Secara eksplisit atau secara implisit.

Demikian pula halnya dengan para penyair. Sadar atau tidak sadar, dia mempunyai

tujuan dengan sajak-sajak ciptaannya. Apakan tujuan ini pertama sekali untuk memenuhi

kebutuhan pribadi sendfiri atau yang lainnya, bergantung kepada pandangan hidup sang

penyair.

3) Naskah Puisi

Puisi Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals, dalam buku Belajar Berbahasa

Indonesia untuk SMP kelas IX halaman 69, naskah lengkapnya adalah sebagai berikut.

Page 14: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

SORE TUGU PANCORAN

Oleh Iwan Fals

Si Budi kecil kuyup menggigil

menahan dingin tanpa jas hujan

di simpang jalan Tugu Pancoran

tunggu pembeli jajakan koran

menjelang magrib hujan tak reda

si Budi murung menghitung laba

surat kabar sore dijual malam

selepas isya melangkah pulang

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal

Cepat langkah waktu pagi menunggu

si budi sibuk siapkan buku

tugas dari sekolah selesai setengah

sanggupkah si Budi diam di dua sisi

(1) Tema Puisi Sore Tugu Pancoran

Unsur-unsur intrinsik yang dianalisis dalam kesempatan ini adalah unsur tema, alur,

dan tokoh. Berdasarkan hasil penelitian, maka data yang diperoleh untuk pendukung unsur-

unsur tersebut adalah sebagai berikut.

Jelas bahwa dengan puisinya sang penyair ingin mengemukakan sesuatu bagi para

penikmatnya. Sang penyair melihat atau mengalami beberapa kejadian dalam kehidupan

Page 15: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

masyarakat sehari-hari. Dia ingin mengemukakan, mempersoalkan, mempermasalahkan hal-

hal itu dengan cara sendiri. Atau dengan perkataan lain, sang penyair ingin mengemukakan

pengalaman-pengalamannya kepada para penikmat.

Tema yang disajikan dalam puisi Sore Tugu Pancoran adalah perjuangan hidup,

pendapat tersebut sesuai dengan data pendukung, adalah sebagai berikut.

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal

Dari kutipan di atas jelas bahwa betapa berat perjuangan hidup seorang anak dalam

Tugu Pancoran, hanya dengan Ia tak pernah membedakan untuk siapa puisi itu, yang ada

dalam hanya satu surat harus sampai kepada si alamat. Tema tersebut pada saat ini tidaklah

jauh berbeda dalam bentuk pengabdiannya, walaupun sarana pada saat ini menggunakan

sepeda motor.

(2) Rasa Puisi Sore Tugu Pancoran

Wan Pals membuat puisi dengan judul Sore Tugu Pancoran, ia berpendapat bahwa

semua orang mengenal Sore Tugu Pancoran.

Sore Tugu Pancoran menghadirkan sebuah alat/ instrumen yang berkaitan dengan

nilai rasa.

Dari uraian di atas pengarang sangat respek dan menaruh simpatik kepada perjuangan

dan kegigihan sang tokoh dalam Sore Tugu Pancoran. Hal tersebut juga dirasa tidak hanya

Page 16: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

oleh penyair tetapi sangat dirasakan oleh pembaca. Apalagi penyair pandai untuk menarik

simpati pembaca dengan sajian kata/diksi yang menyentuh para penikmat puisi.

(3) Nada Puisi Sore Tugu Pancoran

Nada yang terdapat dalam puisi Sore Tugu Pancoran tak lepas dari tema dan rasa

yang telah dibahas terdahulu. Nada merupakan sikap sang penyair tehadap pembacanya.

Penyair puisi Sore Tugu Pancoran mengingatkan kembali kepada para penikmat puisi agar

jangan sampai melupakan orang-orang kecil (miskin) seperti pada Sore Tugu Pancoran.

Sentuhan penyair cukup bijaksana untuk masa seusia mereka. Diharapkan rekan

mereka tidak melupakan Sore Tugu Pancoran, karena sudah jarang anak-anak masa sekarang

yang bergelut dengan kemelaratan.

Maka dapat disimpulkan nada pada puisi Sore Tugu Pancoran sejalan dan selaras

dengan tema dan rasa yang telah dibahas sebelumnya, sehingga tidak terdapat kerancuan satu

sama lainnya.

(4) Amanat Puisi Sore Tugu Pancoran

Iwan Fals mengungkapkan secara jelas dan tegas. Dia mengatakan bahwa pertama

sekali untuk memuaskan diri sendiri, sesudah itu baru pada yang lain-lainnya.

Tujuan atau amanat yang terdapat dalam puisi dapat berupa, didaktis, religius,

filosofis, dan sebagainya. Kalau kita analisis puisi Sore Tugu Pancoran tujuan yang

terkandung berupa tujuan didaktis.

Page 17: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Hal itu terdapat dalam kata-kata yang dimulculkan serta amanat yang tekandung di

dalamnya. Sebagaimana bahasan terdahulu, tujuanpun sama halnya dengan yang lalu yaitu

tidak terlepas dari tema, rasa, dan nada.

b. Hipotesis Tindakan

Apabila dalam pembelajaran apresiasi puisi guru mengajak siswa untuk turut serta

memposisikan diri sebagai pengarang disertai pemahaman-pemahaman akan

hakekat puisi yang terdiri dari tema, rasa, nada dan amanat dimungkinkan siswa

akan mudah memahami cara-cara mengapresiasi puisi.

7. Alternatif Solusi / Hipotesis

Pembelajaran akan optimal apabila guru terlebih dahulu membuat perencanaan

dengan menyusun berbagai strategi dan pendekatan yang sesuai dengan tujuan serta

kebutuhan peserta didik. Berkenaan dengan hal tersebut dan berdasarkan rumusan masalah

yang telah ditetapkan, maka hipotesis tindakan yang dapat dirumuskan adalah seperti berikut:

Jika dalam pembelajaran apresiasi puisi di kelas IX SMP Negeri 26 Berau Kecamatan

SegahKabupaten Berau menggunakan metode inquiry maka dapat meningkatkan pemahaman

dan prestasi hasil belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan disesuaikan dengan tujuan

yang ingin dicapai, seperti apa yang telah dikemukakan pada rumusan masalah. Penelitian

tindakan kelas yang dilakukan didasarkan atas tahapan yang dikemukakan oleh Kemmis dan

Mc. Taggart (Suyanto, dkk, 1997:16), yang terdiri atas perencanaan (planning), pelaksanaan

tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (refleksion).

Page 18: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode

Peneltian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan disesuaikan dengan tujuan

yang ingin dicapai, seperti apa yang telah dikemukakan pada rumusan masalah. Penelitian

tindakan kelas yang dilakukan didasarkan atas tahapan yang dikemukakan oleh Kemmis dan

Mc. Taggart (Suyanto,1997:16), yang terdiri atas perencanaan (planning), pelaksanaan

tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (refleksion).

Secara lebih rinci, rencana tindakan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Siklus I

Page 19: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Pemahaman konsep apresiasi puisi.

1) Tindakan 1

Penanaman konsep perencanaan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan

metode inquiri.

2) Tindakan 2

Penanaman konsep pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan

metode inquiri.

3) Tindakan 3

Penanaman konsep penilaian keterampilan apresiasi puisi dengan menggunakan

metode inquiri.

b. Siklus II

Pemahaman konsep keterampilan apresiasi puisi dengan menggunakan metode inquiri.

1) Tindakan 1

Ujicoba konsep Rencana Pembelajaran (RP) dan Rencana Perbaikan Pembelajaran

(RPP) perencanaan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode

inquiri.

2) Tindakan 2

Ujicoba pelaksanaan konsep Rencana Pembelajaran (RP) dan Rencana Perbaikan

Pembelajaran (RPP) pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode

inquiri.

3) Tindakan 3

Page 20: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Perbaikan skenario pembelajaran keterampilan apresiasi puisi dengan menggunakan

metode inquiri.

c. Siklus III

Perubahan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran apresiasi puisi.

1) Tindakan 1

Kemampuan siswa sebelum mengikuti pembelajaran apresiasi puisi melalui

penggunaan metode inquiri dianalisis hasilnya berdasarkan hasil prates.

2) Tindakan 2

Kemampuan siswa selama mengikuti pembelajaran apresiasi puisi melalui

penggunaan metode inquiri dianalisis hasilnya berdasarkan proses.

3) Tindakan 3

Kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran apresiasi puisi melalui

penggunaan metode inquiri dianalisis hasilnya berdasarkan hasil pascates.

B. Subjek

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108). Bertolak dari

pendapat ini, dapat ditentukan populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru dan

siswa SMP Negeri 26 Berau Tahun Pelajaran 2009/2010, dengan perincian sebagaimana

tertuang pada tabel berikut ini.

Guru Bahasa IndonesiaSiswa

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah1 20 24 27 71

1 20 24 27 71

Page 21: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Sumber data dalam penelitian adalah guru dan siswa Kelas IX SMP Negeri 26

Berau. Sehubungan dengan sumber data, Arikunto (2002:117) menjelaskan bahwa,

Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

datanya, maka sumber datanya disebut responden, yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa

benda, gerak atau proses sesuatu.

Untuk mengidentifikasi sumber data penelitian, Arikunto (2002:107)

mengklasifikasikan menjadi 3 bagian huruf depan P, yaitu:

P = person, sumber data berupa orang

P = place, sumber data berupa tempat

P = paper, sumber data berupa paper

Sumber data dalam hubungan seluruh atau sebagian sumber maka yang dijadikan

sebagai subjek penelitian maka dikenal adanya istilah populasi dan sampel. Kedua istilah

tersebut merupakan bagian sumber data penelitian ini yang akan dijelaskan secara terpisah.

C. Tempat dan Waktu

Tempat : SMP Negeri 26 Berau

Waktu : Bulan Desember 2009

D. Jadwal Penelitian

No Jenis KegiatanMinggu ke...... / HariIII (TIGA)S S R K J S

I Persiapan

1. Rapat X

2. Penyusunan Proposal X

3. Penyusunan Instrumen X

Page 22: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

4. Review Proposal dan Instrumen X

II Pelaksanaan

1. Penjadwalan X

2. Pelaksanaan Kegiatan PTK X

3. Pengumpulan Data X

4. Melakukan Refleksi X

5. Melaksanakan Tindakan Ulang X

III Menyusun Laporan

1. Analisis data X

2. Penyusunan Buram (Draft) X

3. Rapat Review Laporan X

4. Seminar/Diskusi X

5. Pengetikan X

6. Penggandaan X

7. Pendistribusian Laporan X

E. Definisi Operasional

1) Pengertian dan Hakekat Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti

yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi ’hasil

seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan

menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan“ ( Ensiklopedia

Indonesia N-Z; tanpa tahun : 1147).

Hakekat puisi diantaranya tema, rasa nada, dan amanat. Keempat unsur inilah

yang banyak disebut para kritikus dalam rangka mengkaji dan atau membicarakan puisi

pada umumnya.

Zulfahnur mengemukakan bahwa,

Unsur yang membangun struktur fiksi ini ialah unsur intrinsik (yaitu permasalahan kehidupan, falsafah, cita-cita, ide-ide dan gagasan serta latar budaya yang menumpang kisahan cerita) dan unsur intrinsik ini terdiri atas tema, amanat, alur perwatakan, sudut pandang, latar dan gaya bahasa. (Depdikbud, 1997 : 25).

2) Metode Inquiry

Page 23: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Inquiri ialah suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan

kelas, inquiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya yaitu

merumuskan masalah, merencanakan masalah, melakukan eksperimen, mengumpulkan

dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

c. Pembelajaran

Pembelajaran dengan metode inquiry yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

sebuah upaya guru membelajarkan anak dalam pembelajaran apresiasi puisi di Kelas IX

SMP Negeri 26 Berau. Pelaksanaan pembelajaran berbicara yang disajikan dengan

menggunakan metode inquiry, secara prosedural mengacu pada langkah-langkah metode

inquiry, yaitu sebagai berikut.

1) Mengondisikan siswa agar memiliki kesiapan belajar.

2) Memberikan motivasi.

3) Mengadakan prates.

4) Menjelaskan kompetensi dasar.

5) Menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan .

6) Mengarahkan siswa untuk mampu menemukan cara-cara berbicara yang baik dan benar

serta komunikatif.

7) Memberikan simpulan.

8) Mengadakan pascates.

9) Mengadakan langkah tindak.

10) Menutup kegiatan (Tarigan, 2001:45)

F. Prosedur Penelitian

Page 24: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian pembelajaran ini, meliputi tiga kegiatan.

Ketiga kegiatan yang dimaksud sebagaimana tertulis berikut.

1) Kegiatan awal (pra penelitian pembelajaran), meliputi:

(1) menyusun dan memvalidasi instrumen penelitian;

(2) membimbing guru dalam hal menyusun perencanaan dan langkah-langkah

pelaksanaan pembelajaran;

(3) menentukan waktu pelaksanaan observasi atas izin Kepala Sekolah SMP Negeri 26

Berau dan juga kesiapan Guru untuk melaksanakan pembelajaran.

2) Tahap pelaksanaan, meliputi:

(1) melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran;

(2) mengumpulkan data hasil observasi;

(3) mengolah data hasil observasi;

(4) membuat simpulan terhadap hasil pengolahan data untuk menjawab pokok

permasalahan penelitian.

3) Tahap pelaporan, meliputi:

(1) menyusun laporan hasil penelitian;

(2) melaporkan hasil penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan penggunaan suatu metode apa pun termasuk pula metode inquiry, tidak

akan lepas dari bantuan teknik-teknik penelitian yang mendukung proses pemecahan

Page 25: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

masalah. Oleh karena itu pantas jika Iqbal (2002:49) memberikan ketegasan sebagai

berikut.

Cukup bijak jika seorang peneliti dapat berpikir bahwa pemilihan dan penggunaan metode harus disertai pula dengan pemilihan dan penggunaan teknik yang padu. Artinya, pemilihan dan penggunaan teknik penelitian sama pentingnya dengan pemilihan dan penggunaan metode. Tidak ada cara bagi seorang peneliti, untuk itu kecuali berpikir bijak.

Berdasarkan pendapat di atas, untuk kepentingan penelitian ini digunakanlah beberapa

teknik. Beberapa teknik yang dimaksud, meliputi: (1) teknik studi pustaka; (2) teknik

observasi; (3) teknik pembelajaran; (4) teknik tes; (5) teknik analisis. Maksud dipilih

serta digunakannya teknik-teknik tersebut adalah untuk kepentingan hal-hal sebagaimana

tertulis berikut.

1) Teknik Studi Pustaka

Melalui teknik studi pustaka akan diperoleh berbagai informasi yang berhubungan erat

dengan masalah yang diteliti. Sehingga, melalui informasi tersebut kejelasan masalah

yang diteliti semakin tampak jelas dan ilmiah. Beberapa instrumen yang dibutuhkan

untuk itu di antaranya buku, jurnal, majalah, dan lainnya.

2) Teknik Observesi

Melalui teknik observasi dapat diketahui data sebagai bukti untuk menjawab pokok

permasalahan. Data tersebut diperoleh melalui pengamatan langsung di sekolah.

Instrumen yang digunakan untuk pemerolehan data tersebut adalah lembar observasi

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran..

Page 26: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

3) Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran dipilih serta digunakan untuk menunjang keberhasilan metode

pembelajaran.

4) Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa baik di awal pembelajaran

dalam bentuk prates maupun setelah pembelajaran dalam bentuk pascates. Instrumen

yang digunakan adalah lembar soal tes.

5) Teknik Analisis

Teknik analisis dipilih serta digunakan untuk menganalisis ketiga data hasil dari

penelitian pembelajaran. Data tersebut dianalisis terlebih dahulu, kemudian

dideskripsikan secara holistik, sehingga fenomena-fenomena yang dicermati dapat

memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya. Instrumen dari teknik ini adalah berupa

kualitatif, sehingga tidak tampak angka-angka (kuantitatif).

H. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data, dianalisis dengan cara-cara

sebagai berikut.

1. Data berupa bentuk perencanaan pembelajaran dianalisis dengan cara mendeskripsikan

sesuai atau tidak sesuainya dengan kriteria perencanaan. Melalui cara ini akan diperoleh

jawaban bagi pokok permasalahan kesatu penelitian ini, yaitu bagaimanakah bentuk

perencanaan pembelajaran apresisi puisi siswa melalui penggunaan metode inquiry di

Kelas IX SMP Negeri 26 Berau.

Page 27: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

2. Data berupa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dianalisis dengan cara

mendeskripsikan kesesuaian setiap langkah pembelajaran apresiasi puisi siswa melalui

penggunaan metode inquiry di Kelas IX SMP Negeri 26 Berau, melalui cara ini

3. Data berupa hasil evaluasi pembelajaran baik prates maupun pascates, dideskripsikan

dengan cara mendeskripsikan hasil kedua tes tersebut berdasarkan hasil berbicara siswa

secara apa adanya. Melalui cara ini akan diperoleh jawaban bagi pokok permasalahan

ketiga penelitian ini, yaitu bagaimanakah perubahan kemampuan siswa Kelas IX SMP

Negeri 26 Berau setelah mengikuti pembelajaran apresiasi puisi melalui metode inquiry.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. 1984. Guru Dalam Proses Belajar Megajar. Bandung: Sinar Baru.

Aminudin, Drs. 1995. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Bambang Trimansyah, Saya Ingin Mahir berbahasa Indonesia, Grafindo, Bandung. 2004.

Page 28: Tugas Ptk Oleh Baharudin Smpn 26 Berau

Dirjen Dikdasmen, 2006. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar, Depdiknas

Dendy Sugono, 1995. Lancar Berbahasa Indonesia 4. Jakarta. Depdiknas.

Engkoswara, 1996. Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah Untuk Angka Kredit Guru. Bandung: CV Karang Sewu.

Frans Asisi Datang, 2004. Belajar Berbahasa Indonesia. Erlangga.

Henry Guntur Tarigan, 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung. Angkasa.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Sunarko Kartadinata, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung. 2006. UPI