3
Tugas psikologi pendidikan Azzahra khaira annisa 1271042016 / kelas C 1. Apa urgensi psikologi pendidikan terhadap: a. Pengembangan kurikulum: Psikologi pendidikan mendorong terhadap pengembangan sebuah kurikulum misalnya dengan memakai ilmu psikologi yang secara khusus mempelajari tentang perilaku, yang juga di kaji oleh psikologi perkembangan, yang berisi tahapan, aspek, tugas, serta hal yang berhubungan dengan perkembangan individu, semuanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan sebuah kurikulum dengan tujuan tercipta sebuah kurikulum yang memang sesuai bagi proses belajar mengajar. b. Terhadap pengembangan anak didik: Ilmu psikologi pendidikan mendorong anak untuk mengenal dan mempelajari sesuatu yang memang sesuai dan perlu dipelajari anak dalam tiap tahapannya. Ilmu ini juga membantu anak untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya mereka masing- masing dalam bidang yang sesuai. Tujuannya adalah agar tercipta anak didik dengan perilaku terarah dan mampu menerapkan ilmu mereka. c. Terhadap pengembangan guru: Psikologi pendidikan membantu guru atau tenaga didik untuk dapat membantu dalam menjalankan tugas serta peran mereka sebagai tenaga pendidik, memahami berbagai aspek perilaku dirinya sendiri maupun orang-orang yang terkait dengan tugasnya sebagai peserta didik dengan segala aspeknya secara efektif. Demi mencapai tujuan pendidikan disekolah. d. Terhadap lingkungan belajar: Psikologi pendidikan dapat membantu terhadap kegiatan belajar mengajar, seperti misalnya pemahaman tentang bagaimana kondisi pembelajaran agar menjadi lebih efektif misalnya dalam penciptaan sebuah lingkungan belajar yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan baik oleh guru, terutama pada murid. Agar

Tugas psikologi pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas psikologi pendidikan

Azzahra khaira annisa

1271042016 / kelas C

1. Apa urgensi psikologi pendidikan terhadap:a. Pengembangan kurikulum:

Psikologi pendidikan mendorong terhadap pengembangan sebuah kurikulum misalnya dengan memakai ilmu psikologi yang secara khusus mempelajari tentang perilaku, yang juga di kaji oleh psikologi perkembangan, yang berisi tahapan, aspek, tugas, serta hal yang berhubungan dengan perkembangan individu, semuanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan sebuah kurikulum dengan tujuan tercipta sebuah kurikulum yang memang sesuai bagi proses belajar mengajar.

b. Terhadap pengembangan anak didik:Ilmu psikologi pendidikan mendorong anak untuk mengenal dan mempelajari sesuatu yang memang sesuai dan perlu dipelajari anak dalam tiap tahapannya. Ilmu ini juga membantu anak untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya mereka masing-masing dalam bidang yang sesuai. Tujuannya adalah agar tercipta anak didik dengan perilaku terarah dan mampu menerapkan ilmu mereka.

c. Terhadap pengembangan guru:Psikologi pendidikan membantu guru atau tenaga didik untuk dapat membantu dalam menjalankan tugas serta peran mereka sebagai tenaga pendidik, memahami berbagai aspek perilaku dirinya sendiri maupun orang-orang yang terkait dengan tugasnya sebagai peserta didik dengan segala aspeknya secara efektif. Demi mencapai tujuan pendidikan disekolah.

d. Terhadap lingkungan belajar:Psikologi pendidikan dapat membantu terhadap kegiatan belajar mengajar, seperti misalnya pemahaman tentang bagaimana kondisi pembelajaran agar menjadi lebih efektif misalnya dalam penciptaan sebuah lingkungan belajar yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan baik oleh guru, terutama pada murid. Agar tercipta sebuah kondisi yang kondusif sehingga proses pembelajaran menjadi lebih lancar dan lebih mudah.

e. Terhadap pengelolahan kelas:Pengelolaan kelas merupakan salah satu aspek terpenting dalam kegiatan belajar mengajar, urgensi psikologi pendidikan dalam hal ini adalah membantu guru untuk dapat melakukan pengelolaan kelas terutama dengan memperhatikan aspek perbedaan individual anak didiknya, agar guru mempertimbangkan perbedaan dalam diri siswa dan mengatur sedemikan rupa agar masing-masing siswa merasa nyaman dalam proses tersebut.

2. Bagaimana strategi pengembangan karakter anak didik berdasarkan prespektif psikologi pendidikan ?Jawab : salah satu ahli mengemukakan tentang kategori dan klasifikai respon yang kemudian dimunculkan kedalam 6 tahapan perkembangan moral yang berbeda. Keenam tahapan tersebut dibagi dalam, prakonfensional, konvensional dan pascakovensional. Karakteristik masing-masing untuk menjadi tahapan perkembangan moral yang dimaksud yaitu:

3. Coba sebutkan masing-masing, isu persoalan pendidikan dinegara kita dan pola penanganannya ?

Jawab: isu pendidikan dinegara kita yang saya pilih adalah tentang isu perlu tidaknya ujian nasional

dilakukan. UN merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan yang didasarkan pada Pasal 35 Ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Namun, penyelenggaraan UN sering dipersoalkan, karena dinilai bertentangan dengan Pasal 58 Ayat (1): ”Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”. Dalam forum rapat-rapat DPR, perdebatan yang terjadi adalah adanya ketentuan bahwa UN menjadi penentu kelulusan siswa, sedangkan dalam kenyataan, belum semua siswa di Indonesia memiliki kualitas yang sama.

UN 2010/2011 telah diselenggarakan dengan format baru. Format tersebut menggunakan sistem penilaian terpadu, yaitu menggabungkan nilai UN dengan nilai sekolah (NS). Nilai Sekolah adalah gabungan nilai ujian sekolah ditambah nilai rapor semester 1-4. Nilai gabungan NS dengan UN tersebut ditetapkan minimal 5,5 dimana masing-masing memiliki bobot: UN 60% dan NS 40%. Formula baru ini menjadikan UN ulangan ditiadakan dan juga menguntungkan pemerintah, karena dapat mengifisiensi waktu dan anggaran. Sistem kelulusan UN 2011 mengacu pada Permendiknas No. 46 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UN. Namun demikian, walau telah menggunakan formula baru yang lebih longgar, ternyata masih saja ada penyimpangan dan kecurangan. Selain kebocoran soal, penyelenggaraan UN 2011 juga ditandai adanya pencontekan massal yang sangat tidak etis dalam dunia pendidikan, apalagi menyangkut peserta didik yang masih anak-anak.