Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    1/32

    SEJARAH GEREJA

    INDONESIA (SGI)

    PERTUMBUH N GEREJ LOK L

    [ GPTKRISTUS GEMBALA TETEHOSI ]

    Dibuat Oleh :

    Onesimus Lase

    NIM : 147.ST.08.14

    Dosen Pengampu :

    Stevanus Parinussa, M.Th.

    SEKOLAH TINGGI TABERNAKEL INDONESIA (STTIA)

    S U R A B A Y A

    2 0 1 6

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    2/32

    Page 1of 31

    ABSTRAK

    Pada mulanya adalah Allah. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu dimulai dari

    Allah. Allah yang menghendaki pertumbuhan gereja. Allah sendiri juga yang memberi

    pertumbuhan pada gereja. Gereja sebagai organisme dan organisasi selalu melibatkan

    pertumbuhan. Sebagaimana pertumbuhan orang yang sehat maka gereja yang bertumbuh dan

    sehat akan memperlihatkan tanda-tanda vital tertentu. Menemukan jawaban bagaimana Allah

    melakukan pertumbuhan bagi gereja tentu saja dalam analisis terakhir adalah Allah yang

    bekerja melalui Roh Kudus. Sedangkan bagian gereja sebagai organisme dan organisasi adalah

    menanam dan menyiram (bnd. I Kor. 3:6).

    Dalam pembahasan makalah ini akan menjelaskan bagaimana gereja sebagai

    organisme dan organisasi melakukan bagiannya dalam pertumbuhannya. Dimulai dari

    penyatuan pemahaman yang sama tentang pertumbuhan gereja, komponen yang ada di

    dalamnya, tugas gereja yang bertumbuh, mempertahankan gereja yang bertumbuh hingga hal-

    hal sederhana yang menjadi faktor pertumbuhan gereja.

    Secara khusus juga akan menyajikan analisis terhadap gereja GPT Kristus Gembala

    Tetehosi. Dimulai sejak awal berdiri gereja hingga sekarang. Dalam segala bentuk lika-liku

    perjalanannya akan disajikan dalam makalah ini. Mulai dari kondisi jemaat, pertumbuhan dan

    penurunan kuantitas jemaat, liturgi, managemennya dan hubungannya dengan masyarakat

    sekitar serta hal-hal terkait lainnya.

    Dan akhir dari pada bab temuan hasil penelitian dan penutup, penulis menyajikan

    analisis terhadap pertumbuhan gereja GPTKristus Gembala Tetehosi dan implikasinya bagi

    penulis sebagai gembala sidang generasi mendatang.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    3/32

    Page 2of 31

    KATA PENGANTAR

    Segala pujian, hormat dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yesus karena

    rahmat, anugrah dan kasih kemurahan-Nya, penulis mendapat kesempatan untuk membuat dan

    menyelesaikan tugas makalah Sejarah Gereja Indonesia (SGI) ini. Dimana makalah Sejarah

    Gereja Indonesia (SGI) ini akan membahas tentang Petumbuhan Gereja Pantekosta

    Tabernakel Kristus Gembala Tetehosi Ombolata Nias Tengah Kilometer 15. Hanya Dialah

    yang patut ditinggikan, disembah dan dilayani dulu, sekarang dan selamanya.

    Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

    besarnya atas bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama

    menyelesaikan makalah ini kepada:

    1.

    Bapak Stevanus Parinussa, M.Th., selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Gereja

    Indonesia (SGI), yang telah membimbing dan memberikan saran-saran dalam

    terselesaikannya makalah ini.

    2.

    Bapak Pdm. Haogoziduhu Lase selaku gembala sidang GPT Kristus Gembala Tetehosi

    Ombolata, yang telah membantu penulis makalah ini dalam menyediakan data-data dan

    memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian makalah ini.

    3.

    Teman-teman semester IV (empat) yang telah banyak mendukung pengerjaan makalah ini,

    baik dukungan dalam bentuk ide, semangat dll.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna.

    Bahkan dalam penulisan dan sebagainya. Oleh karena itu penulis sangat membutuhkan saran

    dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

    Harapan penulis makalah yang sudah disusun ini dapat menjadi kontribusi sebagai

    bahan evaluasi dalam perkembangan gereja setempat. Juga kepada semua pembaca, mendapat

    dan menambah wawasan tentang pertumbuhan gereja.

    Kiranya Allah Bapa, Putra Yesus Kristus dan Roh Kudus memberkati, menyertai dan

    melimpahkan kasih-Nya dalam kehidupan penulis dan pembaca semuanya.

    Surabaya, 10 Juni 2016

    Penulis,

    ( O n e s i m u s L a s e )

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    4/32

    Page 3of 31

    DAFTAR ISI

    Judul (Cover) . 0

    Abstrak ............... 1

    Kata Pengantar ... 2

    Daftar Isi 3

    BAB I : Pendahuluan . 5

    A. Latar Belakang... 5

    B. Rumusan Masalah.. 6

    C. Tujuan Penelitian ... 6

    D. Manfaat Penelitian .... 7

    E.

    Metode Penelitian . 7

    1. Tipe dan Dasar Penelitian 7

    2. Subjek Penelitian . 8

    3.

    Teknik Pengumpulan Data .. 8

    F. Ruang Lingkup Penelitian . 9

    BAB II : Landasan Materi . 10

    A.

    Tinjauan Pustaka 10

    1.

    Mendefinisikan Pertumbuhan Gereja .. 10

    2. Teologi Pertumbuhan Gereja ... 10

    3.

    Pandangan Yesus Terhadap Pertumbuhan Gereja ... 10

    4. Pertumbuhan Gereja Adalah Kehendak Allah 11

    5. Peran Gembala Dalam Pertumbuhan Gereja ... 11

    6.

    Gereja Yang Bertumbuh Adalah Gereja Yang Memiliki Tujuan 13

    7. Memeriksa Komponen Gereja Yang Bertumbuh 14

    8.

    Mempertahankan Kesehatan Sebuah Gereja Lokal Yang Bertumbuh 15

    9.

    Three Tugas Gereja . 15

    B. Hipotesis 15

    BAB III : Pembahasan Temuan-temuan Penelitian .. 16

    A. Keadaan Umum Gereja . 16

    1. Latar Belakang Berdirinya Gereja ... 16

    2. Penatalayanan Gereja .. 18

    3.

    Keadaan Gereja .. 22

    4. Hambatan Dan Solusi Dalam Perkembangan Gereja Ke Depan 24

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    5/32

    Page 4of 31

    B. Pengembangan Pelayanan Gereja . 25

    C. Analisi Sejarah (Interpretasi) . 25

    BAB IV : Penutup . 27

    A. Simpulan 27

    B. Implikasi 27

    Daftar Pustaka 29

    Lampiran 30

    A. Daftar Grafik . 30

    B. Daftar Gambar ... 31

    C. Lain-lain

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    6/32

    Page 5of 31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Prinsip fundamental bagi semua kehidupan adalah bahwa setiap organisme hidup pasti

    bertumbuh. Pertumbuhan itu alamiah sebagai kenyataan kehidupan. Hal kerajaan Allah juga

    diumpamakan biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon yang besar (bnd. Mark. 4:31-32). Tidak

    lain halnya dengan gereja yang mengalami pertumbuhan (bnd. Ef. 4:16).

    Gereja merupakan sebuah organisme hidup dan sebagai organisasi. Segala sesuatu

    tentang gereja melibatkan kehidupan. Sebagai organisme, gereja ibarat makhluk hidup yang

    mempunyai kehidupan dan mempunyai kemampuan untuk bertumbuh secara alamiah, bahkan

    pertumbuhan alamiah ini bukan sesuatu upaya pertumbuhan yang dapat dilakukan oleh

    kemampuan manusia. Rick Warren berkata, Gerejaadalah organisme yang hidup, dan semua

    yang hidup secara alamiah bertumbuh. Tugas orang percaya adalah menyingkirkan rintangan

    yang menghalangi pertumbuhan. Gereja-gereja yang sehat tidak memerlukan taktik untuk

    bertumbuh, mereka bertumbuh secara wajar.1

    Pertumbuhan gereja alamiah adalah kemampuan gereja sebagai organisme hidup yang

    mempunyai kemampuan atau potensi untuk bertumbuh. Pertumbuhan ini tidak dapat dilakukan

    oleh manusia. Potensi partumbuhan gereja adalah anugerah, diberikan oleh Allah bagi semua

    gereja-Nya. Tugas orang percaya dan segala strateginya adalah menyingkirkan penghalang

    yang merintangi pertumbuhan gereja. Jika gereja sehat, maka secara alamiah gereja pasti

    bertumbuh.

    Yesus Kristus, kepala gereja adalah Juruselamat yang hidup. Gereja termasuk individu

    yang dihidupkan secara rohani sebagai akibat dari kelahiran baru (Yoh. 3:3 ; Ef. 2:1-3). Baik

    secara individu atau secara lembaga gereja didiami oleh Roh Kudus yang hidup (Yoh. 14 ; I

    Kor. 3:16-17) dan pekerjaannya dipimpin oleh sebuah buku kehidupan (Ibr. 4:12). Karena

    gereja berdenyut seiring kehidupan Kristus, maka gereja diharapkan bertumbuh. Gereja telah

    bertumbuh sejak kelahirannya pada hari Pentakosta. Oleh karena itu gereja harus bertumbuh

    karena telah lahir dan memulai kehidupannya.

    Studi tentang pertumbuhan gereja dan analisis dinamikanya telah mendorong banyak

    pihak untuk menelitinya. Oleh karena itu juga melalui makalah ini, penulis mencoba

    1Warren. Rick, Pertumbuhan Gereja Masa Kini: Gereja yang mempunyai Visi-Tujuan(Malang:

    Gandum Mas, 2000) hlm 21-22

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    7/32

    Page 6of 31

    melakukan penelitian tentang Pertumbuhan Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) - Kristus

    Gembala, Tetehosi Ombolata. Yang mana penelitian ini didorong oleh kerinduan akan

    pengetahuan tentang bagaimana mendapat atau mempertahankan kesehatan (secara

    pertumbuhan) gereja setempat. Tidak hanya itu, makalah ini juga akan menjadi tolak ukur bagi

    penulis, sejauh mana penulis memahami Sejarah Gereja Indonesia dan sejarah gereja lokal

    penulis secara khusus, Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT Kristus Gembala) Tetehosi.

    Terkait dengan akademik yaitu untuk memenuhi tugas akhir semester genap 2016.

    Inilah yang menjadi latar belakang penulisan makalah ini, yang akan membantu

    menganalisa sejauh mana Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) - Kristus Gembala, Tetehosi

    Ombolata telah mengalami pertumbuhan.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah

    yang harus dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah penelitian

    merupakan penjabaran dari pokok masalah penelitian dan sekaligus juga bisa sebagai

    pembatasan masalah.

    Maka berdasarkan pokok masalah penelitian di atas, peneliti membuat rumusan

    masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

    Pertama, bagaimanakah penatalayanan gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi

    Ombolata?

    Kedua, seperti apakah keadaan jemaat gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi

    Ombolata?

    Ketiga, sambatan-hambatan apakah yang dihadapi oleh gereja GPT Kristus Gembala

    Tetehosi Ombolata dalam pertumbuhannya?

    Keempat, solusi apakah yang dibutuhkan oleh gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi

    Ombolata dalam pertumbuhannya?

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan penelitian adalah kumpulan pertanyaan yang menjelaskan sasaran-sasaran,

    maksud-maksud atau gagasan-gagasan umum diadakannya suatu penelitian. Cara kerja tujuan

    penelitian adalah dengan mengubah daftar pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi bentuk

    pernyataan.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    8/32

    Page 7of 31

    Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    Pertama, menjelaskan bagaimana penatalayanan gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi

    Ombolata.

    Kedua, menjelaskan keadaan gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi Ombolata.

    Ketiga, menjelaskan hambatan-hambatan yang dialami oleh gereja GPT Kristus

    Gembala Tetehosi Ombolata.

    Keempat, menjelaskan solusi yang dibutuhkan oleh gereja GPT Kristus Gembala

    Tetehosi Ombolata.

    D. MANFAAT PENELITIAN

    Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu kegunaan secara teoritis

    sebagai sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan dan kegunaan secara praktis sebagai

    sumbangan yang dapat diberikan kepada penerapan ilmu pengetahuan baik kepada pribadi,

    institusi ataupun masyarakat secara luas.

    Adapun manfaat penelitian ini adalah:

    Pertama, secara teoritis adalah untuk memberikan kontribusi bagi bidang sejarah gereja

    Indonesia khususnya teori di bidang perkembangan gereja.

    Kedua, secara praktis bagi peneliti adalah sebagai bahan pembelajaran pribadi dalam

    hal perkembangan gereja sebagai bekal untuk terjun dalam pelayanan setelah lulus dari STTIA.

    Bagi gereja setempat yang menjadi objek penelitian menjadi bahan evaluasi dalam

    pertumbuhan ke depan. Dan bagi pembaca secara umum, manfaat penelitian ini adalah

    memberi sumbangan besar bagi usaha pertumbuhan gereja masa kini dan bagi semua orang

    yang terlibat dalam kegiatan pertumbuhan gereja dalam menjangkau generasi dan dunia bagi

    Injil Kristus Yesus.

    E.

    METODE PENELITIAN

    1.

    TIPE DAN DASAR PENELITIAN

    Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

    dengan tujuan dan kegunaan tertentu.2Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data

    empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliable dan objektif. Adapun dalam

    penelitian makalah ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian

    kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan

    2Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi(Bandung: Alfa Beta, 2014) hlm. 3

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    9/32

    Page 8of 31

    untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai intrumen kunci,

    teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif

    dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

    Secara spesifik metode kualitatif yang peneliti gunakan adalah metode penelitian

    kualitatif naratif. Penelitian naratif adalah salah satu jenis penelitian kualitatif dimana peneliti

    melakukan studi terhadap satu orang individu atau lebih untuk memperoleh data tentang

    sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun

    menjadi laporan yang naratif dan kronologis.

    2. SUBJEK PENELITIAN

    Adapun yang menjadi subjek penelitian dari peneliti dalam membuat makalah ini

    adalah gereja lokal peneliti, dengan penjelasan dan keterangan sebagai berikut:

    Nama Gereja : Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT)Kristus Gembala

    Nama Gembala Sidang : Pdm. Haogoziduhu Lase

    Alamat : Jln. Nias Tengah Kilometer 15

    Desa : Tetehosi Ombolata

    Kota : Gunungsitoli

    Kabupaten : Nias

    Provinsi : Sumatra Utara

    3.

    TEKNIK PENGUMPULAN DATA

    Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas

    instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data berkenaan

    ketetapan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat

    dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Bila dilihat dari sumber datanya maka

    pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

    Dalam pengumpulan data dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan

    pengumpulan data sumber primer. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

    memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan teknik yang digunakan dalam

    pengumpulan data adalah teknik wawancara (interview).

    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara dalam

    mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara

    dapat dilakukan secara terstruktur. Hal ini dilakukan karena peneliti mengetahui dengan pasti

    tentang informasi apa yang akan diperoleh.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    10/32

    Page 9of 31

    F. RUANG LINGKUP PENELITIAN

    Dalam penulisan penelitian ini, ruang lingkup penelitian adalah berfokus pada satu

    tempat. Tempat yang menjadi fokus atau sasaran peneliti adalah Gereja Pantekosta Tabernakel

    (GPT) Kristus Gembala, Tetehosi Ombolata Kilometer 15 Gunung Sitoli Nias, Sumatra

    Utara. Peneliti juga melakukan penelitian di Perpustakaan STTIA, tetapi hanya sebatas

    keterkaitan terhadap literartur yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    11/32

    Page 10of 31

    BAB II

    LANDASAN MATERI

    A. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Mendefinisikan Perumbuhan Gereja

    Banyak seminar dan konferensi yang memusatkan perhatian pada pertumbuhan gereja.

    Hal ini dikarenakan oleh pertumbuhan gereja yang sangat cepat sekarang ini. Maka dari itu

    sangat penting untuk mendefinisikan konsep pertumbuhan gereja.

    1. Pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang seimbang dalam kuantitas, kualitas dan

    kompleksitas organisasi sebuah gereja lokal.3

    2. Pertumbuhan gereja ialah segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang-orang yang

    tidak mempunyai hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ke dalam persekutuan dengan

    Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab. (C. Peter

    Wagner).

    3.

    Pertumbuhan gereja ialah berkurangnya penduduk neraka dan bertambahnya penduduk

    surga.

    2. Teologi Pertumbuhan Gereja

    Ada banyak orang yang mengkritik Gerakan Pertumbuhan Gereja dengan

    mengatakan bahwa gerakan ini tidak mempunyai landasan Alkitabiah yang cukup kuat.

    Gerakan ini disebut-sebut sebagai gerakan yang tidak teologis ataupun miskin akan materi

    eksegetis. Tetapi para pelopor Gerakan Pertumbuhan Gereja memandang ini sebagai gerakan

    yang benar-benar teologis. Dengan semangat mereka meyakinkan bahwa Tuhan menghendaki

    agar domba-domba-Nya yang hilang diketemukan dan dibawa kembali ke kandang.4

    3.

    Pandangan Yesus Terhadap Pertumbuhan Gereja

    Pada saat-saat akhir pelayanan-Nya di dunia ini ketika Ia ditangkap, diadili, difitnah,

    diludahi, didera, dilucuti pakaian-Nya, diejek dan disalibkan bahkan yang lebih parah lagi

    ditinggalkan oleh murid-murid-Nya, Yesus tetap optimis. Bagi-Nya kejadian-kejadian yang

    dialami-Nya tidaklah akan berakhir dalam kekalahan tetapi dalam kemenangan. Di tengah-

    tengah semuanya itu, Ia membuat pernyataan yang luar biasa yaitu Injil Kerajaan ini akan

    3Jenson, Ron & Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja(Malang: Gandum Mas, 2004) hlm. 84Wagner, C. Peter, Strategi Perkembangan Gereja(Malang: Gandum Mas, 2003) hlm. 24

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    12/32

    Page 11of 31

    diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba

    kesudahannya (Mat. 24:14). Pandangan Yesus jauh ke depan dan mampu melihat pemberitaan

    Injil Kerajaan Allah kepada sekalian bangsa di bumi.

    4. Pertumbuhan Gereja Adalah Kehendak Allah

    Pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah karena Allah sendirilah yang menghendaki

    agar gereja-Nya bertumbuh. Hal ini dengan jelas diungkapkan dalam Kis. 2:41, 47: Orang-

    orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka

    bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka

    dengan orang-orang yang diselamatkan. Demikian juga Rasul Paulus menyatakan bahwa

    pemberi pertumbuhan bukan Apollos, bukan juga Paulus tetapiAllah (I Kor. 3:6-7). Maka

    jelas bahwa kehendak Allah merupakan prinsip mutlak dari pertumbuhan gereja. Jemaat mula-

    mula menyadari bahwa Allah menghendaki pertumbuhan gereja yang pesat. Jadi menolak

    pertumbuhan gereja berarti menolak kehendak Allah.

    5. Peranan Gembala Dalam Pertumbuhan Gereja

    Pelayanan rasul Paulus merupakan suatu pelayanan yang didorong oleh kuasa

    kebangkitan yang ada pada dirinya sehingga ia rela berkorban dan rela bersama Kristus supaya

    kebangkitan Kristus semakin dinikmati oleh banyak orang. Paulus berkata bahwa dia telah

    menerima gerakan kuasa kematian di dalam dirinya supaya gerakan kuasa kebangkitan itu ada

    pada kita (II Kor. 4:12). Menurut Stephen Tong, apa yang dikatakan oleh Paulus itu adalah arti

    pelayanan yang sesungguhnya.5Seorang pelayan sejati rela berkorban demi kehidupan anggota

    jemaat yang dilayaninya seperti kata Tuhan Yesus bahwa gembala yang baik (Yoh 10:11) rela

    berkorban bagi kawanan dombanya manakala gembala upahan akan meninggalkan kawanan

    dombanya apabila ia berhadapan dengan bahaya.

    Tugas utama seorang gembala adalah memberitakan Injil. Menurut Dr. Peter C.Wagner, pemberitaan Injil adalah alat utama bagi pertumbuhan iman anggota jemaat.6Dengan

    itu, sangat penting bagi seorang gembala menyadari akan panggilannya sebagai pelayan dan

    tanggungjawab yang datang bersama dengan panggilan itu.

    1. Panggilan sebagai pelayan

    Martin Luther pernah berkata jika seseorang tidak jelas tentang panggilan Tuhan

    baginya untuk melayani, adalah lebih baik ia melarikan diri dari tugas yang kudus itu sebab

    5Tong. Stephen, Pelayanan Yang Berkorban(Surabaya: Lembaga Reformed Injil Indonesia, 2005) hlm. 56Wagner. Peter, Manfaat Karunia Roh(Malang: Gandum Mas, 2000) hlm. 173

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    13/32

    Page 12of 31

    tugas sebagai gembala tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Ungkapan ini

    menunjukkan bahawa tugas seorang pelayan tidak boleh dipandang remeh. Di dalam Injil

    Yohanes 13, Yesus telah membasuh kaki murid-murid-Nya. Dia telah melakukannya

    sebagai contoh kehidupan pelayan yang benar-benar terpanggil untuk menjadi pelayan.

    2. Panggilan sebagai pengkhotbah

    Gembala sebagai pengkhotbah berperanan untuk menyampaikan apa yang Tuhan ingin

    sampaikan kepada jemaat-Nya atau sebagai penyambung lidah Allah (Yer. 15:19). Sebagai

    pengkhotbah harus mengerti kehendak Tuhan dan menyelami visi Tuhan bagi jemaat-Nya.

    Ini boleh dicapai apabila seorang gembala itu memiliki hati yang sudah diperbaharui.

    3. Panggilan sebagai pengajar

    Di dalam II Tim. 2:15, rasul Paulus menegaskan kepada Timotius bahwa peranan

    seorang gembala adalah untuk mengajar tentang kebenaran firman Allah tanpa rasa malu.

    Dia harus tetap setia di dalam tugasnya walau apapun keadaannya. Tugas seorang gembala

    adalah menggembalakan kawanan domba Allah melalui pengajaran firman Allah. Seorang

    gembala bertanggungjawab untuk mengajar anggota jemaat dan membantu mereka

    mengetahui kebenaran (Yoh. 8:31-32). Sebab kebenaran itulah yang akan membebaskan

    mereka untuk menyembah Allah di dalam roh dan kebenaran.

    4.

    Panggilan sebagai pemimpin

    Gembala atau pendeta adalah gelar bagi seorang yang memenuhi persyaratan sebagai

    pemimpin gereja, sebab gembala juga adalah pemimpin. Seorang pemimpin perlu

    mengambil satu pendekatan yang terpadu untuk memimpin jemaat. Di dalam usaha untuk

    memimpin jemaat, seorang gembala tidak seharusnya terlalu menekankan tentang kuasa

    yang dimilikinya sebagai pemimpin melainkan peranan kepemimpinannya itu hendaklah

    dimanfaatkan sepenuhnya untuk memimpin jemaat ke arah jalan Tuhan. Cara pendekatan

    dalam kepemimpinan harus bijaksana (I Tim. 5:1-5), setia dan jujur, tidak ada pilih kasih

    melainkan semua anggota jemaat dilayani sama rata.

    Seorang pemimpin harus taat sepenuhnya kepada Tuhan dan harus memiliki

    kerendahan hati untuk memimpin sesama manusia. Yesus sendiri telah merendahkan diri

    sehingga Ia mati di atas kayu salib sebagai teladan tentang hati yang paling nyata taat

    kepada Allah sampai mati (Flp. 2:2-11).

    5. Panggilan sebagai pembimbing

    Seorang gembala mempunyai peranan yang sangat penting sebagai hamba Allah kerana

    ia bukan saja diharapkan untuk membimbing anggota jemaat bertumbuh di dalam

    kehidupan rohani mereka tetapi ia juga diharapkan untuk membimbing mereka keluar dari

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    14/32

    Page 13of 31

    masalah yang mungkin ada sangkut paut dengan masalah psikologi. Ini menyebabkan

    seorang gembala menjadi tumpuan bagi anggota jemaat apabila mereka mempunyai

    masalah.

    Oleh hal yang demikian, seorang gembala perlu memperlengkapi dirinya dengan

    pengetahuan dunia pembimbingan Kristian supaya ia dapat memainkan peranannya yang

    serba menyeluruh dengan lebih berkesan sama baik dalam bidang pelayanan kerohanian

    maupun dalam bidang pelayanan pembimbingan. Peranan pembimbingan Kristian di dalam

    sebuah jemaat masa kini semakin penting karena manusia semakin maju. Kemajuan yang

    dihadapi itu semakin merumitkan lagi tugas seorang gembala sidang.

    6. Panggilan sebagai imam

    Seorang gembala sidang bukan hanya berperan sebagai nabi tetapi juga berperan

    sebagai imam yang akan mendamaikan manusia dengan Allah. Ia berperan untuk

    membawa orang-orang yang berdosa untuk kembali kepada jalan Tuhan (I Ptr. 2:9 dan Ibr.

    7:22-25). Seorang gembala sidang yang sudah dilahirkan baru akan menjadi alat pendamai

    di antara manusia dan Allah. Seorang gembala berperanan sebagai pendoa syafaat. Dalam

    Keluaran 32:30-32, Musa berdoa kepada Tuhan untuk ampunan dosa umat Israel. Musa

    telah menjadi alat pendamai di antara umat Israel dengan Allah. Di dalam II Tim. 2:24-26,

    seorang gembala berperan sebagai pendamai, mendamaikan orang dengan Allah agar

    mereka bertobat, menasihati orang agar tidak bertengkar melainkan berkelakuan lemah

    lembut. Yesus juga berperan sebagai pendamai di antara Allah dan manusia.

    6. Gereja yang Bertumbuh Adalah Gereja yang memiliki Tujuan

    Gereja mula-mula bertumbuh karena gereja Tuhan memiliki tujuan Agung yaitu agar

    semua orang diselamatkan dalam nama Yesus Kristus yaitu Tuhan dan Juruselamat (Kis. 4:12;

    Yoh. 14:6). Oleh karena pemberitaan para rasul dan penginjil maka semua orang yang

    mendengar itu memuliakan Allah. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah,

    beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum

    Taurat (Kis. 21:20). Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi

    Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rm.11:36).

    Gereja mula-mula didorong oleh dua hal yaitu hukum terutama dan Amanat Agung

    (Mat. 28:18-20). Kedua bagian ini memberikan kepada mereka tugas-tugas penting yang harus

    menjadi fokus gereja sampai Kristus kembali. Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan,

    Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal

    budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama (Matius 22:37-38). Gereja yang

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    15/32

    Page 14of 31

    didorong oleh tujuan bertekad untuk memenuhi kelima tugas yang sudah ditetapkan Kristus

    dan yang harus dilaksanakan oleh gereja-Nya yaitu:

    a)

    Kasihanilah Tuhan dengan segenap hatimu.

    b) Kasihanilah sesama manusia seperti dirimu sendiri.

    c) Pergi dan jadikan murid.

    d)

    Baptiskan mereka.

    e) Ajarlah mereka untuk taat.

    Dengan mengorganisasikan gereja dengan kelima tujuan tersebut dan mengenali jemaat

    dalam gereja sesuai dengan komitmen mereka kepada masing-masing tujuan itu, maka hal itu

    sedang mengimbangkan pelayanan dan menghasilkan gereja yang sehat.

    7. Memeriksa Komponen Sebuah Gereja Yang Bertumbuh

    Komponen pertumbuhan gereja harus seimbang satu dengan yang lain. Berikut adalah

    komponen-komponen tersebut:

    1.

    Pertumbuhan kuantitatif merupakan pertumbuhan secara jumlah.

    Pertumbuhan Gereja secara kuantitaf atau jumlah adalah Alkitabiah karena disebut

    dalam Alkitab khususnya dalam kitab Kisah Para Rasul. Gereja mula-mula bertumbuh

    secara kuantitatif:

    a)

    Jumlah jemaat pemula 120 orang (Kis 1:15).

    b) Bertambah menjadi 3.120 orang (Kis 2:41).

    c)

    Bertambah menjadi 5.000 orang (Kis 4:4).

    d) Bertambah terus menjadi puluhan ribu orang percaya (Kis 6:7; 11:21; 21:20).

    2. Pertumbuhan kualitatif merupakan perkembangan tubuh yang progresif untuk menjadi

    seperti kepala yaitu Yesus Kristus. Sementara gereja bertumbuh, ia akan menjadi makin

    seperti Kristus dalam tingkah laku dan karakter lembaga. Dalam Kisah Para Rasul 2:42-47;

    4:32-37 dijelaskan tentang gereja mula-mula yang mengalami pertumbuhan kualitatif baik

    dalam hubungan mereka dengan Tuhan (vertikal) maupun dalam hubungan mereka dengan

    sesama (horizontal). Pertumbuhan kualitatif itu nampak dalam hal:

    a) Adanya perubahan tingkah laku dan karakter, di mana mereka hidup dalam ketakutan

    (ayat 43), kesatuan (ayat 44), dan kasih (ayat 45).

    b) Adanya ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, dalam doa, dan

    dalam ibadah bersama (ayat 42,47).

    c)

    Adanya pengorbanan harta benda untuk keperluan sesama dan pelayanan (ayat 45).

    3. Pertumbuhan organik dicerminkan dalam perkembangan organisasi dan struktural gereja.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    16/32

    Page 15of 31

    8. Mempertahankan Kesehatan Sebuah Gereja Yang Bertumbuh

    1. Memusatkan pada apa yang diungkapkan Alkitab.

    2.

    Memiliki pandangan yang luas tentang kepemimpinan.

    3. Mengembangkan anggota-anggota dan organisasinya.

    4. Mengembangkan pelayanan yang diatur sedemikian rupa sehingga melibatkan anggota-

    anggotanya.

    9. Three Tugas Gereja7

    Bentuk tugas pelayanan secara tri tugas gereja ini merupakan bentuk pelayanan yang

    masih dipertahankan oleh gereja-gereja yang dipandang utama dari tugas-tugas pokok gereja

    di dalam menjalankan misi Allah di dunia.

    1.

    Koinonia (persekutuan) dan Liturgi, yang menciptakan persekutuan, mempererat

    persaudaraan dengan tata cara yang disepakati bersama. Semua upaya ini dilakukan untuk

    tetap berada dalam persekutuan (I Kor. 1:9; 15:22 dan I Yoh. 1:3)

    2.

    Diakonia (pelayanan), yang dapat menjadi salah satu bentuk kepedulian gereja terhadap

    jemaat dan masyarakat luas dalam rangka menunjukkan tanda-tanda Kerajaan Allah di

    bumi (Gal. 6:1-10; Mat. 25:31-46). Pelayanan ini bisa dilakukan kepada mereka yang

    miskin, terlantar, tersingkir, anak yatim dan para janda.

    3.

    Marturia (kesaksian) dan Kerygma (pewartaan) dalam hal ini istilah ini menunjuk kepada

    pengutusan dalam pengabaran injil.

    B. HIPOTESIS

    Ada korelasi atau hubungan yang segnifikan antara organisme (gembala, pelayan dan

    jemaat) dengan system organisasi yang diterapkan dalam gereja GPT Kristus Gembala

    Tetehosi Ombolata terhadap pertumbuhan dan perkembangan gereja GPTKristus Gembala

    Tetehosi Ombolata.

    7Widiyaningtyas. Ester, Diktat Kuliah Ekklesiologi(Surabaya: STTIA, 2016) hlm. 38-39

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    17/32

    Page 16of 31

    BAB III

    PEMBAHASAN TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN

    A. KEADAAN UMUM GEREJA

    1. Latar Belakang Berdirinya Gereja GPT Kristus Gembala

    Sebelum tahun 1971 warga Desa Tetehosi Ombolata melakukan peribadatan di gereja

    Banua Niha Keriso Protestan (BNKP)Lolowua. Bahkan di Desa Tetehosi Ombolata sendiri

    sudah ditetapkan seorang penatua sekaligus menjadi pendeta untuk jemaat desa Tetehosi.

    Penetapan ini bertujuan untuk bisa mengayomi jemaat yang ada di desa Tetehosi Ombolata

    khususnya tetapi juga karena alasan jarak yang cukup jauh antara desa Tetehosi Ombolata

    dengan tempat ibadah. Jarak yang ditempuh jemaat untuk bisa beribadah tiap minggunya

    adalah 3,5 km, dengan berjalan kaki.

    Hingga pada tahun 1971, Bapak Ama Zimeri (alm), Eliyakim Lase (alm) dkk

    mendatangi desa Tetehosi Ombolata. Mereka melakukan kebaktian kebangunan rohani (KKR)

    di desa Tetehosi. Sejak dari KKR yang diadakan tersebut, mereka rutin datang untuk

    melaksanakan ibadah kebaktian keluarga di rumah salah satu warga desa. Hingga beberapa dari

    warga desa rindu untuk dilayani tidak hanya pada ibadah kebaktian keluarga tetapi ibadah

    minggu raya. Faktor yang paling mendorong untuk adanya ibadah raya adalah jarak dengan

    gereja BNKP.

    Sebagai hamba-hamba Tuhan bapak Ama Zimeri dan Eliyakim Lase sangat senang

    dengan permintaan ini. Akhirnya pada tahun yang sama 1971, ibadah raya perdana dilakukan

    di desa Tetehosi Ombolata. Setelah berjalan cukup lama dari tahun 1971 sampai 1978, maka

    tergeraklah para pemimpin yang ada di desa untuk mendirikan sebuah gereja lokal. Dan pada

    tahun 1978, pembangunan gereja lokalpun mulai dilaksanakan. Mengenai badan organisasi

    yang akan menjadi gereja lokal ini bernaung, maka disepakati untuk bernaung di bawah sinode

    Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) yang mana bapak Ama Zimeri dan Eliyakim Lase ini juga

    bernaung. Akhirnya nama gereja inipun disepakati menjadi Gereja Pantekosta Tabernakel

    (GPT)Kristus Gembala.

    Tahun 1978 pembangunan dan peletakkan batu pertama dilakukan. Ukuran gereja yang

    akan dibangun adalah 8 x 7 meter, dengan bahan utama dari kayu. Sejak saat itu warga desa

    yang mulai mengikuti ibadah rutin ada 10 kepala keluarga. Untuk melayani jemaat inipun

    maka bapak Eliyakim ditunjuk sebagai gembala sidang yang akan mengembalakan jiwa-jiwa

    yang ada. Dengan kesetiaan dan bergantung kepada Tuhan, akhirnya pada tahun 1986 gereja

    kembali direnovasi secara permanen. Adapun ukuran renovasi ini adalah 9 x 15 meter.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    18/32

    Page 17of 31

    Renovasi ini tidak terjadi karena tanpa alasan. Hal yang sangat mendasar adalah dengan

    bertambahnya jumlah warga desa yang beribadah dan menjadi anggota warga jemaat GPT

    Kristus Gembala Tetehosi Ombolata.

    Sejak tahun 1986 jumlah warga jemaat yang terdaftar menjadi warga jemaat gereja

    adalah 80 kepala keluarga. Dari 80 kepala keluarga ini kurang lebih ada 250 jiwa (dewasa

    dan anak-anak). Rata-rata jemaat yang datang untuk beribadah ada 100 orang. Dan dengan

    setia bapak Pdt. Eliyakim Lase mengembalakan mereka. Hingga pada tahun 2001 karena faktor

    usia dan kondisi kesehatan, maka bapak Pdt. Eliyakim Lase mengumumkan kepada warga

    jemaat untuk meregenerasi kepemimpinan yang ada. Alasan yang paling utama yang beliau

    ungkapkan adalah faktor kesehatan beliau yang sudah menurun karena usia. Ditambah dengan

    jarak rumah beliau dengan gereja berjarak 15 kilometer.

    Akhirnya pada tahun 2001 proses regenerasi jabatan sebagai gembala sidang

    dilaksanakan dengan menetapkan Pdm. Haogoziduhu Lase sebagai pengganti gembala sidang

    sebelumnya bapak Pdt. Eliyakim Lase. Sejak pergantian tersebut, maka bapak Pdm.

    Haogoziduhu Lase menjadi gembala yang sah dan melakukan aktifitas pengembalaan terhadap

    warga jemaat. Walaupun sebenarnya ada yang pro dan kontra atas pemilihan yang dilakukan

    oleh bapak Pdt. Eliyakim Lase, tetapi lambat laun akhirnya bisa diterima dengan baik oleh

    seluruh warga jemaat. Aktivitas kegiatan kerohanian warga jemaat berjalan dengan baik dan

    normal.

    Tahun 2005 bulan Maret tanggal 28, seluruh bangsa Indonesia turut berduka ketika

    gempa melanda bagian barat Indonesia dengan kekuatan gempa 8,7 SR. Akibat gempa ini

    80% kota Gunungsitoli rata dengan tanah. Ribuan warga Nias menjadi korban. Tidak terkecuali

    juga, bangunan gereja GPTKristus Gembala Tetehosi Ombolata ambruk (runtuh). Sebagai

    gembala sidang, bapak Pdm. Haogoziduhu Lase sangat sedih. Akhirnya ibadah yang biasanya

    dilakukan di gereja sekarang beralih ke rumah bapak Pdm. Haogoziduhu Lase dan kadang

    digilir di rumah-rumah jemaat lainnya.

    Tanpa diduga juga sebagian warga yang dahulu tidak menyetujui bapak Pdm.

    Haogoziduhu Lase menjadi gembala sidang mulai mendirikan rumah ibadah baru.

    Pembangunan rumah ibadah ini 300 meter dari gedung gereja GPT Kristus Gembala.

    Mereka bernaung di bawah sinode Gereja Injil Sepenuh Indonesia (GISI).

    Dengan tidak berkecil hati, bapak Pdm. Haogoziduhu Lase dan seluruh jemaat dengan

    setia berdoa untuk pembangunan gedung gereja yang baru. Walaupun cukup lama karena

    biaya, akhirnya pembangunan gereja yang baru di atas bangunan gereja yang lama dilakukan.

    Tahun 2007 Pdm. Haogoziduhu Lase dan jemaat melakukan kegiatan pembangunan gedung

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    19/32

    Page 18of 31

    gereja baru. Gedung baru ini dibangun dengan ukuran 9 x 7 meter, dengan bahan baku yang

    seadanya. Dengan penuh kebahagiaan gedung gereja GPTKristus Gembala Tetehosi berdiri

    kembali. Walaupun hanya terbuat dari kayu dan papan.

    Pembangunanpun terus berlanjut walau dengan keterbatasan yang ada. Tahun 2009

    yang tadinya dindingnya terbuat dari papan sekarang sudah semi permanen. Gotongroyong dan

    rasa kepemilikan warga jemaat yang sangat tinggi, membuat pembangunan ini tidak berhenti.

    Akhirnya pada tahun 2013 gedung gereja GPT Tetehosi Ombolata sudah permanen hingga

    sekarang. Jumlah jemaat yang masih bertahan ada 40 kepala keluarga dengan jumlah 180

    jiwa (dewasa dan anak-anak). Grafik jumlah anggota jemaat GPTKristus Gembala pertahun

    2016 dapat dilihat dalam lampiran grafik 1.1. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jemaat

    mengalami penurunan 50% sejak beralihnya kepemimpinan (regenerasi).

    Sekarang ini setiap minggunya dalam ibadah raya dihadiri oleh 60 jiwa (dewasa dan

    anak-anak). Sekolah minggu juga masih terus berjalan dengan kehadiran anak-anak 20

    anak/minggu. Ibadah-ibadah lain adalah ibadah penyembahan dan ibadah pendalaman Alkitab

    yang rata-rata dihadiri oleh 10-20 orang dewasa. Dengan komitmen yang kuat Pdm.

    Haogoziduhu Lase akan terus melayani jiwa-jiwa yang ada dengan segala kemampuan dan

    sumber daya yang beliau miliki. Didorong oleh belas kasihan yang dari pada Tuhan merupakan

    semangat beliau dalam melayani Dia. Grafik kehadiran jemaat perminggu dalam ibadah raya

    dapat dilihat di dalam daftar grafik 1.2.

    Analisis terhadap grafik kehadiran jemaat didominasi oleh kaum wanita dan anak-anak.

    Hal ini menunjukkan bahwa minat laki-laki dewasa untuk beribadah sangat rendah. Faktor

    yang mempengaruhi hal ini tidak jelas. Tetapi dilihat dari sebelum-sebelumnya berdasarkan

    pengakuan gembala setempat mengatakan bahwa kaum wanitalah yang selalu mendominasi

    kehadiran dalam gereja. Biasanya kaum laki-laki dewasa menggunakan hari minggu untuk

    istrahat di rumah dan nongkrong di warung-warung kopi. Bisa jadi hal ini akibat kelelahan

    selama enam hari kerja. Tugas berat gembala sidang adalah bagaimana membuat minat kaum

    laki-laki untuk datang beribadah.

    2. Penatalayanan Gereja

    Maksud dari penatalayanan adalah mengatur sebaik-baiknya, melipatgandakan,

    menggunakan dengan benar apa yang dipunyainya untuk melayani jemaat dan masyarakat

    disekelilingnya dengan apa yang ada padanya. Tugas orang-orang percaya adalah menjadi

    orang yang bijak yang turut bertanggungjawab terhadap kesejahteraan bersama (sesama).

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    20/32

    Page 19of 31

    Dengan pemahaman ini, maka persoalan yang sulit dan rumit dalam hidup berjemaat dan

    masyarakat dapat diatasi.

    Untuk dapat melaksanakan penatalayanan dengan baik maka diperlukan kejujuran,

    ketabahan, inisiatif, efesiensi kerja dan kerajinan. Semua pelayan tersebut diatas dapat

    terlaksana dengan baik bila dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen menunaikan tugasnya

    masing-masing dengan sepenuh hati dan yakin bahwa pekerjaan itu untuk Tuhan dan bukan

    untuk manusia. Dari segala persyaratan yang diperlukan dalam pelayanan, maka kasih harus

    mendasari semua aktivitas pelayanan orang-orang percaya atau gereja.

    Penatalayanan di GPTKristus Gembala Tetehosi semuanya berpusat kepada Gembala

    Sidang Gereja GPTKristus Gembala Tetehosi yaitu Bapak Pdm. Haogoziduhu Lase. Dalam

    kepengurusan gereja GPT Tetehosi dapat dilihat dalam struktur organisasi gereja GPT

    Kristus Gembala Tetehosi berikut ini:

    1. Gembala Sidang : Pdm. Haogoziduhu Lase

    2. Sekretaris : Alison Lase

    3.

    Bendahara : Linida Lase

    4. Penatua : Peringatan Lase dan Sokhinaso Lase

    5. Ketua Pembangunan : Ibesano Lase

    6.

    Departemen Pastoral : Pdm. Haogoziduhu Lase

    a.

    Departemen Ibadah Raya : Pdm. Haogoziduhu Lase

    b. Departemen Sekolah Minggu : Yusniar Gea dan Forni Lase

    2.1. Manajemen

    Secara etimologi, kata manajemen berasal dari kata manus (bahasa latin) yang

    berarti tangan. Secara lengkap definisi dari manajemen adalah suatu tindakan menangani,

    mengelola, mengontrol, memimpin dan mengarahkan untuk mencapai hasil-hasil tertentu

    dalam suatu pekerjaan, usaha ataupun institusi dengan melalui dan bekerja sama dengan orang

    lain. Atau secara singkat management is getting things done through other people.

    Dalam management terdapat dan terkandung beberapa fungsi pokok antara lain:

    a. Fungsi perencanaan (planning)

    b. Fungsi pengorganisasian (organizing)

    c. Fungsi memimpin (leading)

    d. Fungsi pengendalian (controlling)

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    21/32

    Page 20of 31

    Gereja sangat membutuhkan manajemen. Bahkan kita bisa melihat begitu banyak contoh-

    contoh dalam Alkitab tentang penerapan manajemen yang baik, dari Perjanjian Lama maupun

    Perjanjian Baru. Contoh-contoh penerapan manajemen dalam gereja:

    1. Yusuf dalam menghadapi bahaya kelaparan (Kej. 41:37-57).

    2. Yesus dalam mengutus murid-murid-Nya, Dia mengatur berdua-dua untuk mengarahkan

    dan memberikan pembekalan untuk menjalankan tugasnya (Mark. 6:7-13).

    Dan masih banyak contoh-contoh manajemen lainnya yang keseluruhannya

    berlandaskan Firman Tuhan. Dalam hal ini penulis hanya dapat memaparkan manajemen

    keuangan dan administrasi gereja GPTKristus Gembala Tetehosi.

    1. Adapun manajemen keuangannya yaitu keuangan pemasukan berasal dari kolekte. Dan

    pengeluaran gereja dipergunakan untuk persembahan kasih dan operasional gereja. Adapun

    pertanggungjawaban atas keuangan gereja ini setiap bulannya dalam hal ini bagian

    keuangan (bendahara) membacakan kepada seluruh jemaat uang yang diterima dan uang

    yang keluar. Sedangkan proses dalam pengambilan uang kepada bagian bendahara harus

    melalui persetujuan gembala sidang. Tanpa persetujuan gembala sidang uang kas gereja

    tidak bisa diberikan untuk keperluan apapun. Namun ada pengecualian khusus untuk

    persembahan kasih akan diberikan oleh bendahara langsung dengan nominal yang sudah

    ditetapkan bersama. Misalnya dalam kedukaan, pesta yang diadakan warga jemaat dll.

    2.

    Managemen administrasi gereja sampai saat ini masih sangat tradisional. Hal ini sangat

    terlihat dari surat baptisan dan penyerahan anak yang masih ditulis dengan manual (tulisan

    tangan). Data-data jemaat juga tidak ada secara tertulis, masih menggunakan hitungan

    secara manual. Gereja tidak memiliki file apapun tentang jemaat baik jumlah yang sudah

    dibaptis, penyerahan anak, yang sudah meninggal dll. Salah satu faktor yang membuat hal

    ini bisa terjadi adalah kurangnya gembala sidang dalam hal pengetahuan administrasi dan

    perkembangan teknologi.

    2.2. Kepemimpinan

    Berdasarkan pengamatan penulis terhadap penelitian yang dilakukan di GPTKristus

    Gembala Tetehosi, terdapat satu pola kepemimpinan dimana gembala sidang dibantu oleh

    wakil gembala sidang dan beberapa penatua dan diaken serta beberapa koordinator yang telah

    ditetapkan.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    22/32

    Page 21of 31

    2.3. Liturgi

    Umat mengikuti perayaan ibadah resmi untuk menemukan, mengakui dan menyatakan

    identitas kristiani yang dinyatakan dalam doa, simbol, lambang-lambang dan dalam

    persekutuan umat. Istilah liturgi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu leitos yang

    berarti umum dan ergos yang berarti pekerjaan.Liturgi merupakan ibadah umat kepada

    Allah karena telah mendapat berkat-berkat Allah. Liturgi menunjuk kepada sikap batin penuh

    hormat kepada Allah. Liturgi menunjuk kepada persembahan manusia kepada Allah. Liturgi

    memiliki hubungan dengan kehidupan nyata manusia.

    Gereja menetapkan liturgi sebagai salah satu tugas dengan maksud agar mendidik

    warganya beribadah kepada Allah. Ibadah kepada Allah merupakan respons umat atas berkat-

    berkat yang diterima dari Allah. Ibadah menuntut sikap batin penuh hormat kepada Allah. Dan

    ibadah harus diselenggarakan dalam keteraturan agar menjadi persembahan yang benar kepada

    Allah. Liturgi memiliki hubungan dengan kehidupan karena liturgi merupakan liniatur dari

    kehidupan nyata manusia. Liturgi merupakan demonstrasi dari kehidupan manusia. Jadi, apa

    yang terjadi dalam liturgi juga terjadi dalam kehidupan nyata.

    Pada gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi, terdapat pola ibadah yang umumnya

    dipakai oleh gereja-gereja beraliran pentakosta yakni:

    a.

    Liturgika Kebaktian Umum

    1)

    Lagu pra-ibadah

    2) Worship leader naik mimbar

    3)

    Ucapan selamat datang oleh WL

    4) Lagu pembukaan (1 lagu)

    5) Doa pembukaan

    6)

    Pujian (2 lagu)

    7) Ruang kesaksian

    8)

    Pujian

    9)

    Persembahan

    10)Lagu firman

    11)

    Doa firman

    12)Firman (khotbah)

    13)Doa penutup khotbah

    14)

    Pujian

    15)Pengumuman + persembahan

    16)

    Doa penutup + doa berkat

    b. Liturgika Ibadah Doa Penyembahan

    1) Lagu pra-ibadah

    2) Worship leader naik mimbar

    3) Ucapan selamat datang oleh WL

    4) Lagu pembukaan

    5)

    Doa pembukaan

    6) Pujian (2 lagu)

    7) Lagu firman

    8) Doa firman

    9) Firman (khotbah)

    10)

    Doa penyembahan

    11)Perjamuan kudus

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    23/32

    Page 22of 31

    12)Doa ucapan syukur

    13)Pengumuman

    14)Doa penutup + berkat

    c. Liturgika Pendalaman Alkitab

    1) Lagu pra-ibadah

    2)

    Worship leader naik mimbar

    3) Ucapan selamat datang oleh WL

    4) Lagu pembukaan

    5) Doa pembukaan

    6) Pujian (2 lagu)

    7) Lagu firman

    8)

    Doa firman

    9) Firman (khotbah)

    10)Doa penutup firman

    11)Pengumuman

    12)Doa penutup + berkat

    3. Keadaan Gereja

    Sejak berdirinya gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi Ombolata pada tahun 1971

    hingga sekarang ini boleh dikatakan memiliki penurunan jemaat yang sangat signifikan. Mulai

    dari gedung gereja yang lebih kecil dari gedung gereja yang pertama sebelum hancur oleh

    gempa. Bahkan perkembangan jemaat mengalami kemerosotan sejak kejadian gempa tersebut

    yang mengakibatkan gedung gereja hancur. Saat ini jemaat yang masih setia beribadah di

    gereja GPTKristus Gembala, ada 180 jiwa (dewasa dan anak-anak).

    Sejak berdirinya pada 1971 hingga 2005 jumlah jemaat kira-kira ada 80 kepala

    keluarga atau 250 jiwa (dewasa dan anak-anak). Dan tiap tahun mengalami pertambahan

    jumlah. Penambahan jumlah ini dikarenakan jumlah kelahiran dalam gereja. Tetapi di pihak

    lain pengurangan juga terjadi akibat kematian dan beberapa jemaat baik individu maupun

    keluarga melakukan perantauan ke luar pulau atau melanjutkan studi ke kota atau luar pulau.

    Tetapi kalau dihitung secara rata-rata, maka jemaat yang datang berkisar 100 orang per-

    minggu.

    Secara jumlah memang tidak bisa bertumbuh secara kuat selain dari pada jumlah

    kelahiran karena di desa sekeliling gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi, juga memiliki

    rumah ibadah masing-masing. Hanya ada beberapa jemaat saja yang berasal dari luar desa. Hal

    ini disebabkan oleh karena faktor kekeluargaan. Jadi keadaan jemaat secara jumlah memiliki

    keadaan yang statis.

    Dalam hal kwalitas (mutu) jemaat dalam hal kerohanian mereka tidak terlihat adanya

    tanda-tanda peningkatan. Hal ini terlihat dari kehidupan dan sikap anggota jemaat dalam

    kehidupan sehari-hari. Untuk masyarakat desa konflik individu merupakan hal yang sudah

    biasa terjadi. Tetapi jemaat gereja juga mengalami hal yang sama. Padahal setiap minggunya

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    24/32

    Page 23of 31

    mereka sama-sama mengikuti ibadah di gereja yang sama, namun mereka tidak pernah akur

    atau damai.

    Sikap persaingan terselubung antara warga desa juga sangat kentara. Yang mana salah

    satu warga desa membangun maka yang lain juga ikut-ikutan untuk membangun. Yang satu

    membeli alat-alat elektronik rumah tangga maka warga yang lain juga ikut-ikutan. Hal ini

    menunjukkan bahwa peningkatan secara kwalitas (mutu) dari manusia warga jemaat GPT

    Kristus Gembala Tetehosi masih kanak-kanak. Keadaan ini juga memberi gambaran yang jelas

    bahwa jemaat yang datang ke gereja setiap kebaktian hanya memenuhi rutinitas keagamaan

    mereka.

    Keanggotaan warga desa Tetehosi Ombolata sebagai warga jemaat gereja sangat terasa.

    Hal ini bisa terlihat dari setiap upacara-upacara desa dan pesta, bagian (daging babi) untuk

    pemimpin gereja selalu diutamakan. Ini memberikan kesan bahwa mereka itu berada di bawah

    otoritas kepemimpinan gereja. Jadi identitas mereka sebagai warga gereja sangat dijunjung

    tinggi. Bahkan dalam setiap persoalan dan konflik, pemimpin gereja merupakan salah satu

    tokoh sentral yang bisa mendamaikan kedua belah pihak. Ketundukan mereka kepada otoritas

    gereja sangat tinggi.

    Dalam hal mengambil bagian dalam pelayanan gereja mereka sangat jarang untuk mau

    ikut terlibat. Peneliti belum bisa menjelaskan kenapa banyak warga jemaat yang kurang

    antuasias terlibat dalam pelayanan. Tetapi peneliti menduga hal ini bisa terjadi karena mereka

    tidak terbiasa tampil di depan umum. Sehingga orang-orang yang terlibat dalam pelayanan

    dalam gereja hanyalah orang-orang yang biasa muncul baik dalam dunia pemerintahan desa

    dan pendidikan. Sikap tidak percaya diri dan kemampuan secara sumber daya merupakan

    faktor dari warga jemaat untuk tidak mengambil bagian dalam pelayanan dalam gereja.

    Untuk pelayanan penginjilan gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi hampir tidak

    pernah melakukannya. Bahkan peneliti menduga bahwa jemaat tidak pernah mengerti dan tahu

    arti dari penginjilan tersebut. Hal ini memang wajar karena mereka tinggal dalam satu wilayah

    yang sudah sepenuhnya orang Kristen. Sehingga untuk menjangkau melalui penginjilan tidak

    pernah dilakukan. Orang desa Tetehosi Ombolata merupakan satu garis keturunan. Hal ini

    membuat penginjilan tidak pernah dilakukan.

    Gereja GPTKristus Gembala Tetehosi biasanya melakukan baptisan air berdasarkan

    permintaan jemaat. Biasanya jemaat gereja yang sudah berumur 15 tahun ke atas pasti akan

    mengajukan diri untuk dibaptis oleh pemimpin gereja. Dalam hal baptisan jemaat, sebelum

    mereka dibaptis mereka minimal harus sudah mengikuti bimbingan minimal satu bulan dalam

    empat kali pertemuan. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada mereka yang

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    25/32

    Page 24of 31

    mau dibaptis tentang baptisan itu sendiri. Jadi untuk melakukan baptisan tidak ada jadwal yang

    sudah ditetapkan tetapi berdasarkan kesepakatan.

    Kepemimpinan gereja GPTKristus Gembala Tetehosi yang sekarang ini merupakan

    pemimpin generasi yang kedua. Peneliti menyaksikan sendiri bahwa sistem dan pelaksanaan

    dalam pergantian pemimpin dilakukan dengan cara penunjukkan. Yang mana pemimpin

    terdahulu mengumumkan kepada seluruh jemaat bahwa yang akan meneruskan kepemimpinan

    dalam gereja berikutnya adalah orang yang sudah ditunjuk oleh pemimpin sebelumnya. Dalam

    prosesi pergantian pemimpin yang peneliti saksikan memang mengundang pro dan kontra dari

    jemaat. Ada yang setuju dan tidak setuju. Namun semua keputusan tertinggi ada di tangan sang

    gembala sidang. Sehingga keputusan gembala tidak bisa diganggu gugat. Banyak yang kecewa

    namun harus menerima karena tidak ada acara lain untuk menentukan pergantian

    kepemimpinan.

    Khususnya Sinode Gereja Pantekosta Tabernakel, urusan gereja lokal tidak bisa

    diganggu gugat. Gereja lokal memiliki kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri.

    Sehingga berkembang atau mundurnya sebuah gereja lokal tergantung dari gereja lokal itu

    sendiri. Sinode hanya merupakan payung hukum dalam menjalankan kegiatan peribadatan di

    hadapan hukum. Namun dalam hal perpuluhan gembala sidang, akan dikirimkan ke bagian

    sinode sebagai bagian dari sistem organisasi tertinggi yang ada. Kelebihan dan kekurangan

    pasti ada. Semuanya tergantung dari jemaat dan pemimpin gereja lokal dalam menjalankan

    kehidupan keagamaan mereka.

    4. Hambatan Dan Solusi Dalam Perkembangan Gereja Ke Depan

    Dari uraian tentang keadaan jemaat di atas maka peneliti menemukan beberapa

    hambatan yang terjadi dalam jemaat untuk berkembang. Hambatan-hambatan yang dimaksud

    adalah sebagai berikut:

    1.

    Tidak adanya visi dan misi gereja yang jelas, membuat kehidupan gereja berjalan tanpa

    arah dan hanya sebuah rutinitas keagamaan.

    2. Kurangnya sumber daya manusia sehingga gereja seolah-oleh hanya dipimpin oleh

    gembala sidang dan orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan untuk tampil di depan

    umum.

    Dalam menyikapi masalah-masalah di atas yang menjadi hambatan dalam pertumbuhan

    gereja adalah peran seorang pemimpin. Menurut penulis yang bisa menjadi solusi yang bisa

    ditempuh dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di atas adalah:

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    26/32

    Page 25of 31

    1. Gembala dan seluruh aktifis gereja harus bersama-sama menentukan visi dan misi gereja

    ke depan.

    2.

    Dalam menumbuhkan orang-orang yang berani dalam gereja, maka gereja harus memulai

    dari membangun harga diri dari setiap jemaat. Hal ini bisa dilakukan melalui khotbah-

    khotbah yang disampaikan. Langkah berikutnya adalah dengan menanamkan rasa percaya

    diri kepada jemaat. Penanaman ini memberikan sebuah rasa keberhargaan kepada warga

    jemaat. Dengan demikian mereka bisa menjadi orang-orang yang bisa diandalkan.

    3. Kesiapan seorang gembala sidang untuk terlibat secara langsung dengan anggota jemaat,

    dalam membangun ikatan sebagai seorang gembala dan domba-domba yang

    digembalakannya.

    B. PENGEMBANGAN PELAYANAN GEREJA

    Gereja sebagai organisme secara otomatis akan mengalami pertumbuhan. Ibarat

    seorang anak yang bertumbuh, peran orangtua sangat dibutuhkan. Peran ini bisa berupa

    memberi makan, kenyamanan, kasih sayang dan mendidik serta memikirkan masa depan si

    anak. Tidak lain halnya dengan kehidupan gereja. Peran seorang gembala sidang sangat

    mempengaruhi pertumbuhan jemaat. Konsumsi firman Tuhan, didikan yang diberikan dan

    kasih yang dicurahkan adalah sebuah kebutuhan tetapi lebih baik lagi jika gereja mengetahui

    arah dan tujuannya. Dengan tujuan yang jelas menuntun pada langkah (arah) yang benar dan

    pertumbuhan yang maksimal.8

    Hal-hal sederhana yang bisa dikembangkan ke depan dalam pengembangan pelayanan

    adalah membangun hubungan antara pemimpin dengan jemaat dan jemaat dengan jemaat.

    Dengan adanya hubungan yang baik ini maka kesatuan dalam mencapai tujuan akan sangat

    efektif. Sepertipepatah lama mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.

    C.

    ANALISIS SEJARAH (INTERPRETASI)

    Kesan yang penulis dapatkan setelah memperhatikan sejarah perkembangan gereja

    GPT Kristus Gembala Tetehosi adalah peran seorang gembala sebagai seorang pemimpin

    sangat mempengaruhi keadaan, situasi dan pertumbuhan dari gereja lokal. Sebagai seorang

    gembala tidak boleh hanya memperhatikan keadaan domba-domba. Tetapi seorang gembala

    menjadi teman, sahabat dari domba-domba tersebut dalam mereka menemukan makanan dan

    minuman. Itu artinya bahwa seorang gembala sidang harus memiliki hubungan yang akrab

    8Smith. Donald K., Creating Understanding(Yogyakarta: Andi Offset, 2014) hlm. 93

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    27/32

    Page 26of 31

    dengan jemaat. Seperti perkataan Yesus dalam Yohanes 10:14 Akulah gembala yang baik dan

    Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

    Selain dari hubungan yang baik antara gembala dan jemaat, seorang gembala juga harus

    bisa memperhatikan hubungan antara sesama jemaat. Kualitas hubungan antar jemaat sangat

    mempengaruhi pertumbuhan sebuah gereja. Gembala yang baik tidak membiarkan domba-

    dombanya tercerai-berai tetapi senantiasa hidup dalam kesatuan. Seperti perkataan Rasul

    Paulus dalam surat I Kor. 1:10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama

    Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu,

    tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

    Sungguh sangat terlihat bahwa semua proses dari dinamika pertumbuhan gereja GPT

    Kristus Gembala Tetehosi, terfokus pada andil seorang pemimpin yang ada dan pengelolaan

    managemen gereja. Salah satu ciri gereja yang bertumbuh adalah ketika seorang gembala

    mampu membuat jemaat merasa bahwa dirinya bagian dari gereja dan jemaat yang lain adalah

    bagian dari dirinya sendiri. Sesama jemaat memiliki keterlibatan satu dengan yang lain,

    memiliki ikatan dan hidup dalam kebenaran firman Tuhan.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    28/32

    Page 27of 31

    BAB IV

    PENUTUP

    A. SIMPULAN

    Merujuk pada hasil penelitian yang sudah dipaparkan di atas, maka peneliti mencoba

    menyimpulkan beberapa hal terkait pertumbuhan gereja GPT Kristus Gembala sebagai

    organisme dan organisasi sebagai berikut:

    Pertama: pertumbuhan gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi, sejak berdiri secara

    kuantitas mengalami penurunan yang sangat drastis. Hampir 50% jemaat yang dahulu

    tergembalakan kini memisahkan diri dan membuat tempat ibadah sendiri.

    Kedua:ketiadaan dari visi dan misi gereja lokal membuat gereja sebagai organisasi

    menjadi sebuah rutinitas keagamaan dan statis serta tidak ada gairah untuk beribadah.

    Ketiga: hubungan antara individu dalam gereja lokal, baik antara gembala sidang

    dengan jemaat dan jemaat dengan jemaat sangat mempengaruhi pertumbuhan gereja sebagai

    organisme dan organisasi.

    Keempat:kurangnya pemberdayaan sumber daya manusia mengakibatkan kurangnya

    keterlibatan jemaat dalam pelayanan.

    Meskipun demikian, kebenaran mutlaknya adalah bahwa pertumbuhan gereja adalah

    kehendak Allah, karena Allah sendirilah yang menghendaki agar gereja-Nya bertumbuh.

    Pemberi pertumbuhan bukan orang-orang yang ada di dalam gereja atau sistemnya tetapi Allah

    (I Kor. 3:6-7). Maka jelas bahwa kehendak Allah merupakan prinsip mutlak dari pertumbuhan

    gereja. Jemaat mula-mula menyadari bahwa Allah menghendaki pertumbuhan gereja yang

    pesat. Sedangkan gereja sebagai organisme dan organisasi merupakan alat di tangan Tuhan.

    Seperti perkataan Rasul Paulus dalam I Kor. 3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi

    Allah yang memberi pertumbuhan.

    B. IMPLIKASI BAGI PENULIS

    Hasil dari penelitian ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi penulis.

    Kenapa tidak, sebagai calon gembala sidang ke depan hal ini pasti akan sangat dihadapi dan

    dialami. Sebuah pepatah lama mengatakan bahwa lebih baik belajar dari pengalaman orang

    lain. Oleh karena itu bagi penulis segala hal-hal berupa kekurangan, perbaikan dan lain-lain

    yang berhubungan dengan pertumbuhan gereja GPT Kristus Gembala Tetehosi menjadi

    pembelajaran bagi penulis. Adapun implikasinya bagi penulis adalah:

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    29/32

    Page 28of 31

    Pertama: bagi penulis sebagai mahasiswa, agar lebih sungguh-sungguh

    mempersiapkan diri sebagai calon gembala sidang selama proses pembentukan (perkuliahan)

    di STTIA.

    Kedua:bagaimana hubungan penulis dengan jemaat yang akan dilayani ke depan, yang

    mana sebagai seorang gembala harus mengenal domba-domba yang saya layani dan juga

    sebaliknya.

    Ketiga:hubungan antara jemaat yang akan peneliti layani ke depan, harus juga menjadi

    perhatian peneliti supaya setiap konflik yang ada bisa segera diperbaiki dan tidak menimbulkan

    perpecahan.

    Keempat:dalam hal managemen, penulis harus belajar lebih banyak lagi agar selain

    menjadi seorang gembala, penulis juga bisa menjadi seorang manager yang baik atas segala

    bidang yang diperlukan dan butuhkan dalam pengembalaan.

    Kelima: visi dan misi gereja lokal, yang akan menjadi peta dari tujuan yang akan

    dicapai dan akan menuntun pada langkah-langkah yang benar dan harapan (pertumbuhan) yang

    maksimal.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    30/32

    Page 29of 31

    DAFTAR PUSTAKA

    Warren, Rick.Pertumbuhan Gereja Masa Kini: Gereja yang mempunyai Visi-Tujuan. Malang:

    Gandum Mas. 2000.

    Sugiyono.Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfa Beta. 2014.

    Jenson, Ron & Jim Stevens.Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas. 2004.

    Wagner, C. Peter. Strategi Perkembangan Gereja. Malang: Gandum Mas. 2003.

    Tong, Stephen.Pelayanan Yang Berkorban. Surabaya: Lembaga Reformed Injil ljIndonesia.

    2005.

    Wagner, Peter.Manfaat Karunia Roh. Malang: Gandum Mas. 2000.

    Widiyaningtyas, Ester.Diktat Kuliah Ekklesiologi. Surabaya: STTIA. 2016.

    Smith, Donald K. Creating Understanding.Yogyakarta: Andi Offset. 2014.

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    31/32

    Page 30of 31

    LAMPIRAN

    A. Daftar Grafik

    10

    80

    4035

    250

    130

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    1971 - 1978 1978 - 2001 2001 - 2016

    Pertumbuhan Jemaat 1971 - 2016

    Gambar 1.1

    Kepala Keluraga Jiwa

    10

    35

    15

    PRIA WANITA KAUM MUDA & REMAJA

    Kehadiran Jemaat Dalam Ibadah Raya Umum

    Gambar 1.2

  • 7/25/2019 Tugas Praktek - Paper rev. 1.pdf

    32/32

    B. Daftar Gambar

    C. Lain-lain

    60

    2018

    15

    Ibadah Umum Sekolah Minggu Do a Pen yembahan Pengajar an Alkitab

    Kehadiran Jemaat Dalam Ibadah Yang Ada

    Gambar 1.3

    Surat Baptisan