Upload
wongsipil
View
318
Download
26
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas KP
Citation preview
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Proyek : Double Tree Hotel
Jl. Pegangsaan Timur No.17, JakartaPusat
Nama Mahasiswa : Ferdinandus Dhey
NIM : 5101080002
Jurusan : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Laporan kerja Praktek ini telah disetujui
Pada tanggal November 2010
Mengetahui,
Ketua program Studi Pembimbimbing Kerja Praktek
Teknik Sipil
(Ir. Nina Restina) ( Ir. Sarjono Puro, MT.)
Ferdinandus Dhey 1
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Ferdinandus Dhey 2
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya saya bisa menyelesaikan Laporan Kerja Praktek Proyek
Hotel Double Tree Cikini ini.
Dalam penyusunan laporan ini saya susun secara bertahap dengan
melakukan asistensi dengan dosen pembimbing berdasarkan hasil konsultasi
langsung dengan pihak – pihak yang terkait di lapangan dan dari apa yang
diperoleh dari bangku kuliah.
Secara garis besar laporan ini berisikan tentang latar belakang proyek,
pengenalan proyek, spesifikasi teknis, pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
peralatan dan penutup, yang semuanya mencerminkan situasi proyek hotel Double
Tree Cikini.
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Bismarck Panjaitan ,selaku Dekan fakultas Teknik Universitas
Bung Karno
2. Ibu Ir. Nina Restina, selaku Kepala Jurusan Teknik Sipil Universitas Bung
Karno.
3. Bapak Ir. sarjono Puro, MT. selaku pembimbing laporan kerja praktek
4. Bapak ibu Staf PT.Tata Mulia Nusantara Indah
5. Yang tercinta Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan materil dan
moril.
6. Teman – teman Pilar UBK
Penulis menyadari isi laporan ini terdapat banyak kekurangan,oleh karenanya
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga dapat
memberika kontribusi lebih.Semoga isi serta laporan ini dapat berguna bagi
pembaca sekalian
Jakarta,November 2012
Penulis
Ferdinandus Dhey
Ferdinandus Dhey 3
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang
besar saat ini sedang berusaha untuk memenuhi sarana dan prasarana di
bidang pariwisata. Salah satu sarana yang sedang digencar pembangunannya
yaitu hotel. Banyak sekali Hotel yang dibangun baik di pusat kota maupun di
daerah sekitar tempat pariwisata.
Tujuan hotel menurut kantor statistik kantor Propinsi Jawa Timur ialah “
Suatu usaha yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bangunan yang
khusus disediakan untuk setiap orang yang dapat menginap dan makan serta
memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran”. Oleh
karena itu, Jakarta sebagai ibukota negara Republik Indonesia dan merupakan
salah satu kota tujuan wisata di Indonesia dan tujuan bisnis di Indonesia
menjadi target utama pembangunan hotel dan sarana pariwisata lainnya.
Sudah banyak hotel yang didirikan di Jakarta dan salah satu hotel yang
sedang dibangun adalah Hotel Double Tree Cikini.
Bangunan hotel Double Tree lahir atas kerjasama antara pihak Universitas
Indonesia dan perusahaan hotel ternama dunia Hilton group. Pembangunan
hotel Double Tree merupakan pembangunan hotel bintang lima (5) yang
berada di daerah Menteng, tepatnya di jalan Pegangsaan Timur nomor 17
Jakarta Pusat. PT. Tata Mulia Nusantara Indah merupakan kontraktor utama
yang menangani proyek Hotel Double Tree ini. Selain PT. Tata Mulia
Nusantara Indah ada juga perusahaan lain yang ambil bagian di dalam proyek
ini.
Penyelesaian laporan kerja praktek ini adalah merupakan salah satu
kewajiban untuk dapat menempuh tugas akhir (skripsi) pada Fakultas Teknik
Di Universitas Bung Karno. Laporan Kerja Praktek ini dibuat oleh penulis
sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis secara berkala
sesuai dengan kemampuan penulis baik secara langsung maupun melalui
Ferdinandus Dhey 4
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
informasi yang diperoleh dan data-data yang diperolehi dalam kurun waktu 3
(tiga) bulan di proyek Hotel Double Tree Cikini.
Gambar 1. 1. Hotel Double Tree
Selama dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan, penulis banyak
mendapatkan pengetahuan dan hal lainnya yang selama masa perkuliahan
belum pernah diperoleh secara langsung. Informasi dan data yang
digunakan sebagai penunjang materi penyusunan laporan kerja praktek
ini diperoleh penulis melalui bimbingan di lapangan.
B. Maksud dan Tujuan
Saat ini pembangunan hotel-hotel berkembang dengan pesat, apakah itu
pendirian hotel- hotel baru atau pengadaan kamar- kamar pada hotel- hotel
yang ada. Fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap untuk tujuan
wisata namun juga untuk tujuan lain seperti manjalankan kegiatan bisnis,
mengadakan seminar dan lain - lain. Tujuan utama dari sebuah hotel adalah
menyediakan tempat penginapan yang biasanya disertai pula dengan
pelayanan dan fasilitas tambahan seperti TV, telepon, AC, dan makanan.
Ferdinandus Dhey 5
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Dari beberapa tujuan hotel di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pembangunan Hotel Double Tree adalah sebagai tempat penginapan bagi
orang – orang yang sedang berwisata atau berbisnis di Jakarta ataupun
sekedar mampir ke Jakarta untuk selanjutnya berwisata ke daerah – daerah
sekitar Jakarta. Selain itu juga tujuan didirikannya Hotel Double Tree ini
adalah untuk menyediakan tempat bagi orang atau masyarakat yang hendak
melaksanakan seminar ataupun kegiatan bisnis.
C. Batasan Penulisan
Pada awal pelaksanaan kerja praktek pada tanggal 9 April 2012 , pekerjaan
proyek telah memasuki pelaksanaan pekerjaan lantai 10. Batas waktu untuk
pelaksanaan kerja praktek hanya tiga (3) bulan,terhitung sejak 9 Mei 2012
sampai dengan 9 Juli 2012 maka laporan ini tidak memuat semua pelaksanaan
teknis pekerjaan. Dalam laporan ini penulis lebih menekankan pada pekerjaan
struktur atas / upper struktur yaitu pekerjaan kolom serta manajemen proyek
secara garis besarnya saja.
D. Mekanisme Penulisan
Dalam kurun waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan, penulis banyak
mendapatkan informasi yang selama ini hanya didapat di bangku kuliah. Pada
proyek Hotel Double Tree data yang didapatkan penulis berdasarkan
wawancara, pengamatan langsung dan berdasarkan data di proyek tersebut.
E. Data – Data Proyek
1. Data Administrasi
Nama Proyek : Proyek Hotel Double Tree Cikini
Lokasi Proyek : Jalan Pegangsaan Timur No. 17,
Kecamatan Cikini, Menteng, Jakarta
Pusat
Biaya Proyek : Rp.106.000.000.000.
Sumber Dana : PT.Nurtirta Nusa Lestari
Mata Uang : Rupiah
Ferdinandus Dhey 6
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Sifat Kontrak : Lump sump fixed price .( seluruh harga
kontrak dinilai tetap)
2. Letak dan Situasi Proyek
Proyek Hotel Double Tree terletak di jalan Pegangsaan
Timur Nomor 17,di kecamatan Cikini Jakarta Pusat. Lokasinya
sangat strategis karena berada di wilayah pusat kota Jakarta. Selain
itu Proyek Hotel Double Tree juga berada dekat dengan pusat
perbelanjaan Menteng Prada dan Pasar Cikini serta rumah sakit
Cipto Mangunkusumo yang merupakan rumah sakit terbesar di
Indonesia.
Lokasi Proyek Hotel Double Tree ini juga memiliki batas –
batas site yakni:
Sebelah timur : Berbatasan dengan jalan
Diponegoro dan XXI Megaria
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Apartemen
Menteng Prada Dan Pusat
Perbelanjaan Menteng Prada
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jalan
Kimia,Universitas Bung Karno dan
Rumah Sakit Ciptomangunkusumo
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan jalan Pegangsaan
Timur
Ferdinandus Dhey 7
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 1.2 Lokasi proyek Hotel Double Tree
Pada awalnya Lokasi proyek Hotel Double Tree ini
merupakan tanah kosong yang ditumbuhi berbagai tanaman liar.
Namun setelah ada kesepakatan antara owner dengan pihak
Universitas Indonesia sebagai pemilik tanah, maka mulailah
didirikannya hotel Double Tree dengan kontraktor utamanya yaitu
PT. Tatamulia Nusantara Indah.
3. Data Teknis
Pembangunan Hotel Double Tree yang terletak di
Jalan.Pegangsaan Timur no. 17 Cikini,Jakarta Pusat ini memiliki
data-data proyek sebagai berikut:
Nama Proyek : Proyek Double Tree Cikini
Lokasi Proyek : Jalan Pegangsaan Timur nomor 17 Jakarta
Pusat
Pemilik Proyek : PT. Nurtirta Nusa Lestari
Kontraktor Utama : PT. Tatamulia Nusantara Indah
Konsultan Perencana
Arsitek : PT. Duta Cermat Mandiri
Struktur : PT. Bentara Karya Mandiri
Ferdinandus Dhey 8
5101080002
Lokasi
Lokasi
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
M& E : PT. Makesthi Enggal Enggineering
Konsultan Manajemen
Konstruksi : PT. Tatamulia Nusantara Indah
Konsultan Lanscape : PT Duta Cermat Mandiri
Sub Kontraktor
Pondasi Tiang Pancang : PT. DLS
Suplier
Besi Beton : PT. Manunggal Sejati Utama
Beton : PT. Pioner Beton Industri
Pasir PT. Yulyana Raya
Semen : PT.Sinar Obor Sejati
Batako : Nein Jaya
Uang Muka : 10 %
Jenis Kontrak : Lump sump fixed Price
Rentensi : 8%
Sumber Dana : PT. Nurtirta Nusa Lestari
Jenis Bangunan : Gedung Bertingkat
Fungsi Bangunan : Hotel
Tinggi Bangunan : 67 m
Struktur Bangunan : Beton Bertulang
Kontruksi Bawah (Sub Struktur) : PT. DLS
Tiang Pancang (pondasi dalam) : PT.DLS
Kontruksi Atas (Upper Struktur) : PT.Tatamulia Nusantara
Indah
Ferdinandus Dhey 9
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
BAB II
PENGENALAN PROYEK
A. Tinjauan Umum
Dalam melaksanakan Proyek Hotel Double Tree terdapat orang atau/badan
yang melaksanakan pekerjaan tersebut, baik yang berupa bangunan gedung /
sarana prasarana maupun bangunan sipil.
Perencanaan pekerjaan bangunan dimulai dari tahap perencanaan yang
meliputi pengumpulan data, penelitian / penyelidikan, studi kelayakan,
perencanaan fisik (pembuatan gambar – gambar rencana dan penyusunan
peraturan serta persyaratan) sampai dengan tahap pelaksanaan konstruksi di
lapangan, dan pengawasan pekerjaan. Orang – orang atau badan yang terlibat
dan melaksanakan pekerjaan bangunan inilah yang disebut sebagai unsur –
unsur pelaksana pembangunan.
Masing – masing unsur pelaksana pembangunan ini mempunyai arah atau
hubungan pertanggungjawaban yang berbeda – beda sesuai dengan kedudukan
dan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kontrak yang telah disepakati
sebelumnya. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan hanya satu kali dan pada umumnya dalam jangka waktu yang
terbatas. Dalam rangkaian proyek tersebut terdapat suatu kegiatan dimana
sumber dana proyek diolah sehingga menghasilkan suatu bangunan fisik.
Proses yang terjadi dalam rangkaian tersebut melibatkan beberapa pihak yang
terkait (owner), konsultan,dan kontraktor baik secara langsung maupun tidak
langsung, disusun dalam bentuk suatu struktur organisasi.
Satu hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek
adalah organisasi proyek, sehingga diperlukan pengelola proyek yang
mempunyai kemampuan dalam ilmu manajemen untuk mengaturnya.
Selain itu, pengelola proyek juga harus menguasai berbagai masalah teknis
sehingga agar dihasilkan suatu hasil yang optimal melalui proses pengendalian
manajemen yang teratur, baik, dan rapi.
Ferdinandus Dhey 10
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Adapun kriteria suatu pengelola proyek antara lain harus mampu:
1) Menghemat pengeluaran biaya tanpa mengurangi mutu.
2) Mengendalikan mutu dengan tepat.
3) Mengatur struktur organisasi dengan tepat dan baik.
4) Melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana kerja.
Suatu proyek dapat terlaksana dengan baik apabila kerjasama antara
beberapa pihak dapat terjalin untuk mempersatukan berbagai kemungkinan
yang berbeda agar tercapai kepentingan bersama. Pemecahan suatu masalah
yang terjadi tidak dapat diselesaikan dengan sendiri-sendiri melainkan perlu
adanya manajemen dan sturuktur organisasi yang tersusun dengan baik.
Manajemen proyek dan struktur organisasi itu merupakan proses yang
mengatur kegiatan dalam melaksanakan proyek yang mencakup semua tahapan
dan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Struktur Organisasi Proyek
1. Pemberi Tugas/Owner
Pemberi tugas/owner adalah orang atau badan yang memberikan pekerjaan
bangunan dan membayar biaya pekerjaan pembangunan.
Pada proyek Hotel Double Tree yang bertindak sebagai pemberi tugas atau
owner adalah PT. Nurtirta Nusa Lestari.
Tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut:
Menyediakan atau membayar semua biaya yang diperlukan untuk
membangun Hotel Double Tree.
Menerima hasil pekerjaan apabila sudah sesuai dengan yang
dikehendaki dan tidak keberatan menyetujui (mensahkan)
Menjamin kelancaran secara kooperatif atas penyelenggaraan
manajemen proyek, berawal dari rencana yang terpadu hingga
pelaksanaan berakhir /sertifikasi.
Berwenang untuk keberatan atas hasil kerja dan mengambil
keputusan terhadap masalah yang timbul guna menunjang kelancaran
operasi proyek berdasarkan ketentuan yang diatur dalam kontrak.
Ferdinandus Dhey 11
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
2. Konsultan perencana
Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil,dan bidang lain yang
melekat erat membentuk sistem bangunan. Hak dan Kewajiban Konsultan
Perencana adalah:
Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana
anggaran biaya.
Memberikan usulan dan pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal
hal yang kurang jelas dalam gambar rencana,rencana kerja dan syarat
syarat.
Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
Meninjau ke lapangan secara berkala untuk melihat kemajuan
pekerjaan dan ikut serta dalam menilai kualitas dari pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor agar tidak menyimpang dari ketentuan
tersebut.
Bertanggung jawab atas kerugian yang diderita owner akibat
kesalahan yang dibuat oleh perencana.
a. Konsultan Perencana Bidang Arsitektur
Konsultan Perencana Arsitektur pada proyek Hotel Double Tree adalah
PT. Trocon.
Tugas dan wewenangnya adalah:
Melaksanakan dan bertanggung jawab atas semua perencanaan di
bidang arsitektur berupa gambar – gambar dan pekerjaan lain
seperti desain interior.
Memberikan masukan atau usulan kepada kontraktor tentang segala
sesuatu yang harus dikerjakan dengan selalu memperhatikan apa
yang diinginkan oleh owner.
Ferdinandus Dhey 12
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Berwenang mengambil keputusan terhadap maslah yang timbul
guna menunjang kelancaran operasional proyek berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam kontrak.
b. Konsultan Bidang Struktur
Konsultan bidang struktur pada proyek hotel Double Tree adalah PT.
Bentara Karya Mandiri
Tugas dan wewenangnya sebagai konsultan bidang struktur yaitu
Membuat perhitungan struktur bangunan yang dituangkan dalam
gambar- gambar berdasarkan permintaan dan petunjuk owner.
Merencanakan gambar – gambar detail atau penjelasan dengan
ukuran lengkap.
c. Konsultan Bidang Mekanikal dan Elektrikal
Pada proyek Hotel Double Tree konsultan bidang mekanikal dan
elektrikal adalah PT. Maketshi Enggal Enggineering
Tugas dan wewenangnya adalah :
Membuat rencana penempatan alat – alat dan listrik serta saluran –
saluran instalasi lengkap dengan perhitungannya.
Menentukan kualitas mutu barang yang akan dipakai pada
bidangnya.
Memberikan saran dan konsultasi di dalam bidang mekanikal
elektrikal.
Memberikan penjelaan pada pelaksana apabila ada yang kurang
jelas dalam gambar pelaksana.
3. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak atau badan yang ditunjuk untuk
melaksanakan dan mengerjakan suatu proyek dari hasil pelelangan
ataupun ditunjuk langsung oleh owner sampai proyek tersebut selesai,
mulai dari penyediaan bahan baku, tenaga kerja, peralatan, sarana dan
prasarana, dan manajemennya hingga proyek selesai secara fisik dalam
jangka waktu yang telah ditentukan. Kontraktor juga melakukan proses
transformasi dari gambar - gambar sipil dan elektrikal menjadi wujud fisik
Ferdinandus Dhey 13
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
bangunan sesuai dengan spesifikasinya (ketentuan - ketentuan /
persyaratannya).
Pada proyek pembangunan Hotel Double Tree ini kontraktor
utamanya adalah PT.Tata Mulia Indah. Dalam pelaksanaannya kontraktor
utama tidak dapat bekerja sendiri, meraka dibantu oleh rekan-rekan kerja
yang disebut Sub Kontraktor. Sub Kontraktor ini hanya mengerjakan
pekerjaan yang sesuai dengan bidang kerjanya. Sub Kontraktor
bertanggung jawab kepada kontraktor utama bukan kepada owner ataupun
konsultan.
Kontraktor merupakan pelaksana pemborong bangunan di lapangan
yang memiliki bahan kerja berdasarkan kontrak yang telah disepakati.
Dalam melaksanakan tugasnya, kontraktor harus memiliki rasa tanggung
jawab dan kesadaran yang tinggi serta memiliki kualitas dan tingkat
keterampilan yang baik dalam menghadapi situasi dan kondisi di lapangan.
Tugas dan wewenangnya adalah :
Melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek sesuai dengan
dokumen tender yang telah disepakati.
Mensuplai bahan – bahan dan peralatan serta dapat
mempertanggungjawabkan mutunya kepada owner.
Melaporkan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan kemajuan yang
telah di capai secara berkala kepada owner (pemilik proyek).
Berhak memilih sub kontraktor untuk membantu proses pekerjaan.
Berhak mengajukan perubahan-perubahan pekerejaan maupun
penggunaan bahan bangunan yang diterapkan di lapangan, dengan
persetujuan pengawas lapangan.
Berhak meminta perpanjangan waktu, biaya, dan lain-lain apabila
terjadi perubahan dilapangan maupun perubahan yang dikehendaki
oleh owner.
Berhak menerima pembayaran per termin sesuai dengan
kesepakatan.
Berhak menerima laporan dan pertanggungjawaban dari sub
kontraktor.
Ferdinandus Dhey 14
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
4. Sub Kontraktor
Sub Kontraktor adalah orang atau badan hokum yang ditunjuk atau
diberi tugas oleh kontraktor utama untuk mengerjakan sebagian pekerjaan
yang tidak mungkin dikerjakan oleh kontraktor. Koordinasi antara
kontraktor dengan sub kontraktor adalah sub kontraktor harus
berkonsultasi kepada kontraktor mengenai rencana kerja dan jadwal
kegiatannya sehingga kontraktor dapat membuat rencana penyelesaian
proyek secara menyeluruh.
Tugas dan wewenang subkontraktor adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang pekerjaannya.
2. Melaporkan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaannya kepada kontraktor.
3. Berhak menerima pembayaran dari kontraktor sesuai dengan
kesepakatan.
C. Struktur Organisasi Pelaksana Proyek
Organisasi berasal dari kata organizing.Organizing merupakan pembagian
kerja atau tugas, serta hubungan yang timbul antara orang-orang yag
bersangkutan dalam usaha mencapai tujuan. Aspek-aspek penting dalam
pembentukan susunan organisasi antara lain :
1) Project Manager (Manajer Proyek)
Manajer proyek berfungsi sebagai pihak yang ditugasi umtuk
melaksanakan pengawasan atas jalannya pekerjaan sesuai dengan
dokumen kontrak selama masa pelaksanaan konstruksi sampai dengan
terakhir pelaksanaan.
Tugas dan wewenangnya adalah :
Membuat Time Schedule pelaksanaan proyek
Bertanggung jawab penuh atas kemajuan dan kelancaran proyek.
Membuat rencana proyek berupa jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
disesuaikan dengan jadwal pengiriman atau pengadaan material.
Mengkoordinasi, memimpin, membina, serta mengawasi kegiatan
proyek.
Ferdinandus Dhey 15
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan proyek dengan member tugas seperti SPK (Surat Perintah
Kerja), kontrak, dan lain - lain.
Mengatur manajemen dan mengontrol pelaksanaan proyek sehingga
dapat diketahui rencana proyek atau anggaran proyek.
Menetapkan harga satuan rupiah untuk pelaksanaan pekerjaan.
Menguasai dokumen kontrak.
Memimpin pelaksanaan proyek dengan pedoman - pedoman gambar
seperti Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan waktu yang telah
ditentukan.
Membuat laporan periodik sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Membuat laporan lengkap selama kegiatan proyek hingga selesai dan
masa pemeliharaanya dalam bentuk buku-buku.
2) Safety Supervisor
Tugas dan wewenangnya adalah :
Melakukan perbaikan yang berkesinambungan terhadap Keselamatan,
Kesehatan Dan Pengelolaan Lingkungan dengan melibatkan pihak
terkait.
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mempertimbangkan
dampak lingkungan dalam setiap kegiatan kerja.
Menerapkan sistem manajemen K3L dengan selalu mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku.
Penyusunan perencanaan pelaksanaan K-3 (Safety Plan) pada masa
persiapan untuk dijadikan panduan oleh tim proyek dalam pengelolaan
dalam pelaksanaan. Kegiatan safety plan terdiri atas :
o IBPR atau identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
resiko baik di lapangan maupun di kantor.
o Penyusunan program peningkatan kesadaran K-3, untuk
meningkatkan kesadaran dan kepedulian setiap karyawan
dan pekerja yang berada di dalam lingkungan proyek.
Ferdinandus Dhey 16
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
o Membuat rencana tanggap darurat dalam menghadapi
kondisi yang harus segera ditangani dalam waktu singkat
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih parah.
o Membuat schedule safety patrol, safety talk dan safety
meeting sebagai sarana dalam melaksanaan pengawasan dan
penyampaian secara langsung program-program K-3 yang
telah disusun.
o Penyediaan form-form administrasi K-3.
Pelaksanaan SM-K3 dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai safety
plan yang telah dibuat dan membuat record - record atas kegiatan
yang telah dilaksanakan untuk dilakukan analisis sehingga dapat
selalu termonitor. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi
inspeksi K3, peningkatan kesadaran K3, mengadakan safety
meeting bulanan dan safety patrol sesuai schedule yang telah
dibuat, serta melakukan pelaporan yang diperlukan. Langkah-
langkah dalam meningkatkan kesadaran K-3 terhadap karyawan
dan pekerja antara lain :
Menetapkan aktifator berupa :
o Membuat komitmen proyek mengenai K3 yang harus ditaati
oleh seluruh karyawan dan pekerja.
o Menyelenggarakan safety talk secara periodik minimal
seminggu sekali atau sesuai safety plan.
o Memberikan penghargaan kepada karyawan dan pekerja
yang dapat menemukan penyimpangan K3 di proyek.
o Memberikan sanksi kepada karyawan dan pekerja yang
melakukan pelanggaran K3.
o Memberikan visualisasi akibat dari pelanggaran ketentuan
K3.
o Mengadakan kegiatan yang menambah wawasan K3.
o Meningkatkan kompetensi K3 pada bidang kerjanya.
Pengukuran tingkat kesadaran K3, meliputi :
Ferdinandus Dhey 17
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
o Mengukur tingkat kepatuhan terhadap sistem K3 dengan
menggunakan assesment sheet K3 dan Housekeeping.
o Mengukur tingkat kekerapan terjadinya kecelakaan.
o Mengukur tingkat keparahan akibat kecelakaan.
o Mengukur jumlah Nonconforming (ketidaksesuaian) K3.
O Melakukan evaluasi terhadap record-record yang telah
dibuat dalam kegiatan management review untuk
menentukan langkah-langkah preventif, evaluasi, dan
improvement yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan
di proyek.
3) Construction Manager / Site Manager
Tugas dan wewenangnya adalah :
Bertanggung jawab kepada Project Manager.
Mengevaluasi serta mengkoordinasi dan melakukan pengendalian
terhadap program kegiatan pelaksanaan proyek yang disusun oleh
pihak kontraktor.
Membantu Project Manager dalam melakukan koordinasi dengan
instansi pemerintah seperti Departemen Tenaga Kerja dan Pemda,
tempat dimana proyek tersebut berada.
Mengendalikan kegiatan konstruksi dengan melakukan pengawasan.
Menyampaikan laporan kepada Project Manager persoalan-persoalan
teknis yang dihadapi dilapangan serta bila mungkin memberikan
usulan-usulan cara penyelesaiannya.
Memeriksa jadwal rencana (time schedule) yang disusun oleh
kontraktor, sehubungan dengan pengadaan peralatan kerja dan
material bangunan seperti yang dibutuhkan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ferdinandus Dhey 18
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
4) Quantity Assurance – Quantity control (QA-QC)
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
Menerapkan Standar Adminitrasi & kualitas kerja dalam pekerjaan
sehari-hari & mensosialisasikannya kepada sesama rekan dalam satu
unit kerja.
Memastikan bahwa implementasi Standar Administrasi & Kualitas
kerja di proyek efektif dan terus mengalami peningkatan.
Mengkoordinir pelatahan - pelatihan/ briefing Standar Administrasi &
Kualitas kerja Procedure / work Instruction yang dibutuhkan oleh tim
proyek.
Memastikan bahwa proyek yang ditanganinya menerima versi terbaru
dari setiap dokumen Standar Administrasi & Kualitas kerja yang telah
disahkan dan versi sebelumnya ditarik dan dimusnahkan.
Meninjau pelaksaan Standar Administrasi & Kualitas kerja di
proyeknya secara berkala.
Menindaklanjuti semua complain yang masuk dengan memberi nomor
registrasi dan mencatatnya dalam daftar complain proyek.
Memastikan tindakan perbaikan dilakukan dan melakukan vertifikasi
untuk menutup complain.
Menindaklajuti semua laporan yang masuk dengan meminta nomor
regristrasi kepada PM.
5) Site Administrasi Manager
Tugas dan wewenangnya adalah :
Menyelenggarakan tata usaha surat menyurat.
Menyelenggarakan investasi, pemeliharaan dan pengawasan terhadap
bangunan kantor proyek serta kelengkapannya.
Menyelenggarakan pembukuan dan penyusunan keuangan proyek.
Membuat laporan evaluasi keuangan proyek.
Membuat bukti pembayaran dan mengendalikan pengguna dana
proyek.
Ferdinandus Dhey 19
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
6) Site Engineer
Bertanggung jawab secara umum terhadap kelancaran koordinasi
gambar kerja dan perencanaan proyek
Menyiapkan input-input yang diperlukan dalam penyusunan Project
Quality Plan (prakontruksi)
Berdasarkan construction drawing, membuat rencana persetujuan
shop drawing masing-masing disiplin ilmu (nomor & nama gambar,
rencana approval)
Memeriksa dan menandatangani gambar kerja & metode pelaksanaan
yang diajukan setiap sub kontraktor serta memantau proses
persetujuan gambar-gambar kerja oleh pemberi tugas
Melakukan review dan koreksi terhadap gambar-gambar koordinasi
interdiscipline/composite drawing
Menjamin pendistribusian gambar kerja koordinasi dengan versi
terakhir ke lapangan
7) Engineering
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
Mempelajari, meneliti dokumen – dokumen dan gambar yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
Menjabarkan, mendetailkan, menyiapkan dokumen dari gambar
tender/ pelaksanaan proyek ke dalam shop drawing.
Membantu menyelesaikan/ memecahkan masalah teknis di lapangan.
koordinasi dengan bidang quantity surveyor tentang pekerjaan yang
dikerjakan dan dihitung.
Memilih sistem pelaksanaan yang lebih efisien.
Ferdinandus Dhey 20
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
8) Chief Enggineer
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
Menerapkan Standar Administrasi & Kualitas kerja dalam pekerjaan
sehari-hari & mensosialisasikannya kepada sesama rekan dalam satu
unit kerja.
Bertanggung jawab secara umum terhadap kelancaran koordinasi
gambar kerja dan perencanaan proyek.
Menyiapkan input-input yang diperlukan dalam penyusunan Project
Quality Plan (prakontruksi).
Berdasarkan construction drawing, membuat rencana persetujuan
shop drawing masing-masing disiplin ilmu (nomor & nama gambar)
Memeriksa dan menandatangani gambar kerja & metode pelaksanaan
yang diajukan setiap sub kontraktor serta memantau proses
persetujuan gambar-gambar kerja oleh pemberi tugas.
9) Quantity Surveyor
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
Mempelajari ide engineering tentang dokumen- dokumen dan gambar
– gambar yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
Menghitung volume untuk pemesanan material dan pelaksanaan
proyek
Evaluasi dan monitor gambar– gambar perusahaan untukperhitungan
tambah/ kurang.
Koordinasi dengan engineering tentang perhitungan volume.
10) Supervisor
Mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Membuat jadwal pelaksanaan harian perlokasi.
Membuat analisa pemakaian bahan, upah, dan alat.
Menandatangani berita acara pemakaian alat, staff upah borongan dan
harian, bon alat dan bahan.
Ferdinandus Dhey 21
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Membuat monitoring pekerjaan.
11) Mekanik
Tugas dan wewenangnya adalah :
Melaksanakan perbaikan alat – alat dan kendaraan yang rusak.
Mengatur dan memonitoring penerangan kerja dan alat – alat kerja.
Mengatur dan memonitoring instalasi air kerja.
Mengatur dan memonitoring temporary working (pekerjaan
sementara)
12) Surveyor
Mempunyai tugas dan wewenang sebgai berikut :
Mengatur dan menandai titik – titik acuan bangunan
Mengukur dan menentukan ketinggian bangunan sesuai gambar
bestek
Mengecek kedudukan kolom, balok, pelat.
13) Storekeeper/ Gudang
Memonitor pemasukan dan pengeluaran bahan bangunan dari
supplier.
Membuat laporan pemasukan dan pengeluaran barang dari lokasi
proyek ke luar dan sebaliknya.
14) Drafter
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
Menerapkan Standar Administrasi & Kualitas Kerja dalam pekerjaan
sehari-hari.
Bertanggung jawab kepada SE
Membuat ataupun merevisi gambar kerja berdasarkan instruksi dari
SE (Arsitek, Sipil, ME)
Membuat as Built Drawing dan menyerahkan ke SE untuk diperiksa
dan diteruskan ke PM dan Owner
Menyimpan arsip gambar
Ferdinandus Dhey 22
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Mejalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung
maupun atasan tak langsung
D. .Kegiatan Manajemen Proyek
Manajemen adalah kemampuan mengatur, kecakapan, dan ilmu untuk
memperoleh suatu hasil dalam pencapaian tujuan melalui kegiatan oleh
suatu kelompok orang. Di dalam manajemen, factor manusia dan faktor
lainnya direncanakan, diorganisir, digerakkan, dan diawasi dengan
sebaik-baiknya agar tercapai suatu kesepakatan bersama.
Dalam pengaturan suatu proyek, diperlukan penguasaan secara teknis,
serta mempunyai pengetahuan dan pandangan yang luas secara
manajemen. Melalui suatu proses manajemen yang teratur dan rapi akan
tercapai hasil yang maksimal dan optimal.Beberapa fungsi yang terdapat
di dalam manajemen adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning), adalah fungsi dimana didalamnya
terdapat kegiatan-kegiatan yang dinyatakan dan dirumuskan yang
akan dikerjakan dengan cara serta waktu pelaksanaan yang telah
direncanakan.
2. Pengorganisasian (organizing), merupakan kegiatan dalam
pembagian kerja atau tugas serta hubungan yang timbul antara
unsur-unsur organisasi dalam usaha mencapai tujuan.
3. Pelaksanaan (actualting), pada intinya merupakan upaya dalam
menimbulkan suatu kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan
untuk mewujudkan bangunan yang akan dibangun.
4. Pengendalian dan pengawasan (controlling), pada intinya adalah
suatu upaya untuk menjaga agar langkah-langkah atau kegiatan
yang sedang dilaksanakan berada pada arah yang sesuai dengan
rencana dan sasaran yang telah dibuat.
1. Perencanaan
Ferdinandus Dhey 23
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Perencanaan adalah fungsi yang dinyatakan dan dirumuskan
yang didalamnya terdapat susunan kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan dilengkapi dengan susunan acara dan waktu
pelaksanaannya. Tanpa adanya perencanaan akan sulit
mengadakan pengawasan pekerjaan karena tidak tahu apa yang
akan dilakukan sehingga tidak terorganisir.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan :
o Tujuan didirikannya/dilaksanakannya proyek hendaklah
dirumuskan dengan jelas. Masalah utama pelaksanaan tujuan
harus dianalisa dan dirumuskan dengan benar, agar yang
bersangkutan dapat memperoleh gambaran yang jelas.
o Asumsi/keterangan mengenai bahan-bahan yang diperoleh
hendaknya dianalisa dan disusun secara sistematis sebelum
digunakan.
2. Pelaksanaan
Aspek-aspek fungsi penggerak :
a. Koordinasi adalah suatu usaha atau keadaan di mana ada keserasian
dalam kegiatan-kegiatan yang di arahkan kepada suatu tujuan yang
telah ditentukan semula.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai koordinasi yang
baik :
Penyederhanaan struktur organisasi.
Adanya pengetahuan mengenai struktur organisasi dan
tempat masing-masing pejabat.
Adanya keserasian dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Diadakannya usaha-usaha untuk menimbulkan semangat
kerja yang sukarela diantara pegawai.
b. Komunikasi.
c. Aspek-aspek dalam manajemen :
Time Schedule
Time Schedule adalah jadwal atau waktu pelaksanaan
pekerjaan suatu proyek mulai dari persiapan hingga
Ferdinandus Dhey 24
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
selesaianya proyek tersebut. Time Schedule disusun
berdasarkan urutan pekerjaan dan merupakan pedoman dalam
pelaksanaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar,
efisien dan tepat waktu.
Selain time schedule ada jadwal lain yang digunakan
dilapangan, yaitu :
Master Schedule, mengatur pelaksanaan pekerjaan dari
awal hingga akhir.
Monthly Schedule, berisi rencana pekerjaan yang
dilakukan setiap bulannya sesuai dengan rencana
pekerjaan dan pelaksanaan pada bulan berikutnya.
Weekly Schedule, berisi rencana pekerjaan yang akan
dilakukan setiap minggunya.
Man Power Schedule, berisi rencana pemakaian tenaga
kerja yang akan digunakan pada suatu proyek dari awal
sampai berakhirnya proyek tersebut.
Equipment Schedule, rencana pemakaian alat yang akan
digunakan selama berlangsungnya proyek.
Biaya
Biaya merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
sebuah proyek. Perencanaan biaya yang baik akan
mempengaruhi kelancaran pembangunan dari proyek tersebut.
Sumber dana dapat diperoleh dari pihak swasta ataupun dari
pinjaman bank. Proyek pembangunan Hotel Double Tree ini
memerlukan biaya sebesar ± Rp 106.000.000.000. Sumber
dana berasal dari PT. Nurtirta Nusa Lestari sebagai owner.
Sumber Daya Manusia
Untuk pelaksanaan proyek pembangunan hotel Double Tree
ini sangat tergantung pada SDM, dimana dibutuhkan tenaga
ahli yang profesional dan potensial pada bidangnya masing-
masing.
Pengiriman Barang
Ferdinandus Dhey 25
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Pada saat jalannya proyek, proses pengiriman barang sudah
tepat waktu dan tepat guna ,sehingga pelaksanaannya dapat
terus berjalan.
Kualitas
Pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek, penggunaan material
maupun alat-alat dan kecakapan sumber daya dan
pengontrolannya sesuai dengan yang direncanakan semula,
karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas
bangunan.
Kelematan Kerja
Keselamatan kerja seperti yang diisyaratkan hukum yang
berlaku harus dipenuhi oleh kontraktor dalam melakukan
pekerjaan dilapangan, para tenaga kerja harus diberi petunjuk
dan pemberian fasiltas demi keselamatannya. Keselamatan
kerja ini harus mendapatkan perhatian pada waktu
melaksanakan pekerjaan di lapangan. Contohnya seperti
memakai helm dan safety boat pada saat berada di area proyek.
3. Koordinasi
Koordinasi adalah unsur yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
harus dilakukan terutama bila terjadi permasalahan dalam pelaksanaan.
Koordinasi dapat berupa rapat berkala atau diskusi-diskusi kecil yang
membicarakan dan mengatasi permasalahan yang timbul selama
pelaksanaan pekerjaan. Suatu hubungan yang harmonis antara atasan
dan bawahan sangat penting agar terlaksananya koordinasi yang efektif
dan efisien. Dalam membangun proyek Hotel Double Tree ini rapat
untuk mengkoordinasikan hasil pekerjaan biasanya dilakukan setiap
hari.
1. Pengendalian dan pengawasan
Suatu proyek dapat dikatakan terkendali apabila unsure
didalamnya berfungsi dengan baik. Pengendalian dan pengawasan
Ferdinandus Dhey 26
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
perlu diadakan untuk menghindari terjadinya penyimpangan dengan
membandingkan hasil yang diperoleh dengan perencanaan. Untuk
mencapai tingkatan proyek yang terkendali diperlukan adanya
pengendalian waktu, biaya, dan mutu yang terus dilaksanakan dengan
penuh disiplin dan disertai juga sisitem pemantauan dan pengawasan
yang efisien selama masa pelaksanaan.
Pengawasan adalah suatu proses dimana penilaian selama
pekerjaan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
dan mengadakan penyesuaian apabila terjadi penyimpangan.
Sedangkan pengendalian adalah proses yang sistematis dalam
penetapan standar pelaksanaan yang sesuai dengan sasaran
perencanaan, membandingkan pelaksanaan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan dalam peencanaan, menganalisa penyimpangan
lainnya dan melakukan koreksi sehingga semua sumber daya
digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran
pembuatan laporan secara rutin seperti laporan harian, laporan
mingguan, dan laporan bulanan sangat dibutuhkan.
Rapat-rapat koordinasi untuk membahas masalah-masalah yang
timbul dilapangan serta pendekatan kepada semua pihak yang
memegang peranan penting dalam proyek sangatlah diperlukan guna
mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Beberapa metode yang berpengaruh terhadap berhasil atau
tidaknya pengendalian proyek yaitu pengendalian biaya, pengendalian
mutu, dan pengendalian waktu.
2. Pengendalian Biaya ( Cost Control )
Pelaksanaan suatu proyek yang besar sangat sering dijumpai
penyimpangan biaya yang tidak terkontrol, sehingga diperlukan
pengendalian biaya secara cermat agar proyek dapat diselesaikan
dengan biaya yang telah ditetapkan, atau bila mungkin lebih rendah
dari biaya yang sudah ditetapkan. Pengendalian biaya bisa ditempuh
denga jalan menekan pengeluaran. Pemilihan dan perhitungan bahan
Ferdinandus Dhey 27
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
yang benar mutlak harus dikendalikan dengan baik. Apabila terjadi
penyimpangan dalam perencanaan, perhitungan dan pemilihan bahan
atau material akan sangat berpengaruh terhadap penyimpangan biaya
proyek.
3. Pengendalian Mutu ( Quality Control )
Agar pelaksanaan proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan mutu
yang telah ditentukan maka diperlukan pengawasan terhadap material dan
proses pengerjaannya. Pengawasan terhadap mutu material yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan haruslah terkoordinasi dengan baik.
Semua material yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan di
dalam rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan. Untuk jenis bangunan
tertentu harus disertai pengetesan dan surat-surat pernyataan (sertifikat)
dari instansi yang ditunjuk oleh pihak manajemen konstruksi untuk
kebutuhan tersebut.
Selain material bangunan yang harus memenuhi spesifikasi yang
ditentukan, cara pelaksanaan pekerjaan juga harus diperhatikan dengan
benar. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti prosedur yang
berlaku serta tidak boleh menyimpang dari yang sudah ditetapkan dalam
syarat-syarat pelaksanaan. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor, diawasi dan diperiksa oleh MK. Tetapi tanggung jawab hasil
pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor. Bila dalam
pelaksanaan tidak sesuai dengan ketentuan di dalam rencana kerja dan
syarat-syarat pelaksanaan, maka kontraktor di haruskan memperbaiki dan
apabila perlu membongkar pekerjaan tersebut. Pengendalian mutu
dilakukan dengan cara pemeriksaan yang digunakan maupun terhadap cara
pelaksanaan pekerjaan.
4. Pengendalian Waktu ( Time Control )
Waktu pelaksanaan pekerjaan telah ditentukan oleh owner.
Lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut tercantum didalam
Ferdinandus Dhey 28
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
kontrak kerja yang ditentukan secara global saja, yaitu tanggal dimulainya
pelaksanaan pekerjaan proyek yaitu saat diterima Surat Perintah Kerja
(SPK) dan diakhiri pada waktu penyerahan hasil pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan proyek terbagi menjadi bagian-bagian
pekerjaan atau unit-unit pekerjaan. Pada setiap unit pekerjaan ditetapkan
waktu yang diperkirakan cukup bagi pelaksanaan tiap-tiap unit pekerjaan.
Pelaksanaan pengendalian waktu erat hubungannya dengan rencana kerja
yang telah dibuat. Ada tiga hal yang berkaitan erat dengan masalah
pengendalian waktu, yaitu :
Pembuatan time schedule
Dalam time schedule (jadwal rencana kerja) dapat dilihat
lamanya penyelesaian jenis-jenis pekerjaan, sehingga waktu
penyelesaian bangunan dapat dilihat secara keseluruhan.
Apabila terjadi keterlambatan terhadap rencana kerja tersebut
harus dicari penyebabnya dan cara mengatasinya, misalnya
dengan mengadakan lembur. Rencana kerja yang dibuat
meliputi penjadwalan untuk waktu, bahan dan peralatan,
tenaga kerja. Dalam melaksanakan pekerjaan diperlukan
pengaturan waktu untuk masing-masing unit pekerjaan
sehingga tidak saling menghambat. Tujuan dan kegunaan time
schedule adalah :
Memberikan pedoman mengenai batas-batas waktu
bagi pelaksanaannya, yang terdiri dari waktu
dimulainya pekerjaan untuk masing-masing
pekerjaan.
Memberikan masukan bagi pimpinan pelaksana
untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan,
urutan masing-masing unit pekerjaan.
Dapat dijadikan ukuran untuk menilai kemajuan
suatu pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek untuk memudahkan
pengendalian, pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan, maka
Ferdinandus Dhey 29
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
kontraktor maupun manajemen konstruksi membuat suatu
jadwal rencana kerja.
Pengendalian Tenaga Kerja
Perlu adanya pengaturan ketenagakerjaaan agar tidak
terjadi ketidakmerataan dalam penempatan kerja, misalnya,
kelebihan tenaga kerja di suatu lokasi pekerjaan sedangkan
dilokasi lain kekurangan tenaga kerja.
Pengendalian Material dan Peralatan Kerja
Pengendalian material dan peralatan kerja sangatlah
diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan pekerjaan agar
selesai tepat pada waktunya. Untuk itu diperlukan unsur-unsur
yang terkait di dalamnya, karena keterlambatan penyediaan
material dan pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan, yang
pada akhirnya akan lebih memperpanjang waktu pelaksanaan
pekerjaan
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
A. Material Dan Alat – Alat
Ferdinandus Dhey 30
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
1. Material
Bahan material merupakan unsur terpenting dalam suatu proyek
dimana bahan- bahan itulah yang akan diformulasikan dan dibentuk
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah struktur yang dapat digunakan.
Bahan haruslah dalam keadaan baik dan terjaga, baik secara fisik maupun
kimia agar menghasilkan suatu struktur yang kuat dan tahan lama.
Penyediaan bahan bangunan ini didasarkan pada perhitungan volume
maupun estimasi perencanaan agar bahan dapat digunakan secara efektif
da, ekonomis, dan efisien. Bahan material haruslah memenuhi standar
mutu dan perturan bahan – bahan yang berlaku.
Adapun bahan – bahan yang digunakan adalah adalah :
a. Semen
Semen merupakan bahan bangunan yang digunakan sebagai bahan
campuran beton yang berfungsi sebagai pengikat bahan banguna
lainnya seperti batu, pasir dan lain sebagainya. Semen yang digunakan
pada proyek Hotel Double Tree adalah semen Tiga Roda. Semen Tiga
Roda dipakai karena memenuhi syarat – syarat sebgai berikut :
Memenuhi peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8/1972)
Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
Mempunyai sertifikat uji
Mendapat persetujuan dari perencana dan pengawas.
b. Agregat Halus (pasir)
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai
hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir
buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.
Butiran agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau
hancur karena cuaca.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
ditentukan dari berat kering dan tidak boleh mengandung bahan-bahan
organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari
Abrams-Harder dengan larutan NaOH.
Ferdinandus Dhey 31
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Agregat Kasar (kerikil dan batu pecah)
Agregat untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil dari
disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pemecah yang
diperoleh dari pemecah batu.
Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak
berpori.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
ditentukan terhadap berat kering dan tidak boleh mengandung
zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif
alkali.
c. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum. Memenuhi syarat Peraturan Beton Indonesia
(NI.2-1971).
Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat
ditentukan dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepat-
tepatnya.
d. Besi Beton
Besi beton yang digunakan dalam proyek Hotel Double Tree harus
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.21971).
Bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat
(retak, mengelupas, dll).
Baja yang digunakan baja polos ø < 10 mm BJTP 24 dan baja
ulir D > 10 mm BJTP 40 harus memenuhi standar PBI 1971.
Ferdinandus Dhey 32
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Mempunyai penampang yang sama rata dan ukurannya
disesuaikan dengan gambar-gambar.
Gambar 3.1. Besi Beton
e. Wiremesh
Merupakan suatu tulangan prefab yang digunakan pada setiap titik
pertemuan kawat yag dilas listrik untuk mendapatkan shear resistant,
khususnya digunakan pada penulangan beton. Keunggulan wiremesh
antara lain adalah :
Menghemat waktu pelaksanaan.
Menjamin ketepatan perhitungan.
Memudahkan pengawasan pelaksanaan.
Menghemat biaya.
Memudahkan realisasi network planning.
Menjamin kualitas proyek.
Memperlancar kerja.
f. Kayu
Digunakan untuk pekerjaan bekisting pada setiap segmen struktur.
Ferdinandus Dhey 33
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.2. Kayu
g. Keramik
Keramik yang digunakan pada proyek Hotel Double Tree
adalah keramik Atambua karena kualitasnya bagus,dan
harganyapun tidak terlalu mahal.
Gambar3.3. Keramik Atambua
2. Peralatan
Pada proyek Hotel Double Tree ada beberapa alat yang digunakan seperti :
a. Excavator
Berfungsi sebagai alat penggaruk tanah pada pekerjaan penggalian
tanah untuk pembuatan basement dan pilecap.
Ferdinandus Dhey 34
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.4. Excavator
b. Bar Cutter
Alat ini berfungsi untuk memotong besi baja tulangan, sesuai
dengan kebutuhan.Alat ini berfungsi menggunakan listrik sebagai sumber
tenaga,terdiri dari 2 (dua ) buah pisau potong yang digerakan secara
mekanikal oleh listrik dan membutuhkan tenaga kerja 3 orang sebagai
operator dan sebagai pengendali besi secara manual.
c. Bar Bender
Alat ini digunakan membentuk besi baja dengan sudut dan jarak
yang dibutuhkan sesuai dengan gambar rencana
Gambar 3.5. Bar Bender dan Bar Cutter
d. Generator Set
Merupakan penyedia listrik untuk beberapa peralatan yang
digunakan dengan bahan bakar solar. Generator set yang digunakan pada
proyek Hotel Double Tree memiliki daya yang besar.
Ferdinandus Dhey 35
5101080002
BAR BENDERBAR BENDER
BAR CUTTERBAR CUTTER
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.6. Generator Set
e. Sipat Datar/ Water Pas
Digunakan untuk mengukur perbedaan tinggi 2 (dua )
tempat berbeda yang masih dapat dijangkau dengan rambu ukur,dan
untuk mengetahui datar, lurus atau tidaknya suatu tulangan pada
proyek hotel Double Tree juga digunakan water pas yang juga
berfungsi sebagai pengecek posisi bekisting pelat lantai, ketinggian
pelat lantai, ketebalan, posisi kolom, posisi tulangan pelat, dan
balok,ketinggian pengecoran dll.
f. Scaffolding
Berfungsi sebagai penahan sementara struktur yang sedang
dikerjakan, dilepas samapai pada saat struktur tersebut bisa
menahan beban sesuai dengan umur beton.
Ferdinandus Dhey 36
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.7. Scaffolding
g. Mixer
Digunakan untuk mengangkut dan mengaduk campuran
beton.
Gambar 3.8. Mixer
h. Conncrete Pump
Berfungsi sebagai pendorong campuran ke tempat yang
lebih tinggi dari posisi mixer.
Ferdinandus Dhey 37
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.9. Concrete Pump
i. Vibrator
Digunakan untuk memadatkan campuran beton pada saat
pengecoran. Cara kerjanya yaitu dengan menyambungkan alat ini
ke sumber listrik dan alat ini akan bergetar dan dicelupkan ke
dalam campuran yang sudah dituangkan.Dengan sendirinya uap air
dan udara yang ada di dalam campuran akan keluar dan campuran
akan memadat.
Gambar 3.10. Vibrator
j. Molen
Alat ini berguna untuk mengaduk beton pada saat persiapan
pengecoran. Molen digunakan pada pengecoran pada skala kecil.
Ferdinandus Dhey 38
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.11. Molen
k. Compressor
Digunakan untuk Membersihkan lokasi yang akan dicor.
Berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang bersifat mengurangi
atau yang dapat merusak beton.
Gambar 3.12. Compressor
l. Theodolit
Merupakan alat yang digunakan pada pengukuran lapangan
pada saat menentukan letak titik tertentu, misalnya menentukan
letak titik kolom, as kolom sudut bangunan, untuk mengetahui
elevasi permukaan tanah dan perbedaannya pada lokasi
proyek,menentukan sudut putar yang nantinya akan dipasang
etalase dan koridor.
Ferdinandus Dhey 39
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.13. Theodolit
m. Tower crane
Berfungsi untuk mengangkut/ memindahkan material
bangunan dan alat seperti scaffolding, bucket concrete dll.
Gambar 3.14. Tower crane
Bagian-bagian dari tower crane :
Jeep
Bagian dari tower crane yang panjangnya 60 m dan bisa berputar
360º atau sering disebut lengan tower crane yang berfungsi untuk
mengangkut material atau alat bantu pada proyek dengan bantuan
trolley dan kabel baja.
Counter weight
Beton pemberat yang terdapat pada bagian belakang tower crane
yang berfungsi untuk memberikan keseimbangan pada tower
crane.
Section
Ferdinandus Dhey 40
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari tower crane,
dimana pemasangan tiap-tiap section dibantu dengan alat hidrolik
untuk menyusun section tersebut ke arah vertikal.
Operator Cabin
Tempat operator tower crane bekerja mengendalikan seluruh
aktifitas tower crane.
n. Bucket concrete
Merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut
campuran beton yang akan dituangkan ke dalam media cetakan
(bekisting) yang telah terpasang.
Gambar 3.15. Bucket concrete
o. Stamper
Merupakan alat mekanis yang berfungsi untuk memadatkan
tanah. tanah ini nantinya digunakan sebagai landasan untuk pelat
lantai dasar yang dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
penurunan akibat beban lantai beton yang diterima oleh tanah
tersebut. Penggunaan alat ini digerakan oleh mesin dengan bahan
bakar solar dan dikendalikan oleh operator mesin tersebut
Ferdinandus Dhey 41
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.16. Stamper
B. Peraturan – Peraturan Standar
Peraturan – peraturan standar yang digunakan pada proyek Hotel Double
Tree adalah sebagai berikut :
1) Peraturan Beton Indonesia -PBI 1971 (NI-2)
2) Tata Cara perhitungan Beton – SK SNI T15-1991-03
3) Persyaratan Umum Bangunan Di Indonesia 1982
4) Peraturan semen Portland Indonesia 1972 (NI-8)
5) Peraturan Pembangunan Di Indonesia Untuk Gedung – PPI-83
6) American Concrete Institute – ACI 318-95
7) American Society For Testing and Materials- ASTM.
8) JASS6- Steel FrameConstruction Work
9) American Institute of Steel Construction – AISC (1994)
C. Struktur Bangunan
Struktur konstruksi yang ada di proyek Hotel Double Tree dibagi menjadi
2 bagian yakni :
1. Struktur bawah
Struktur bawah adalah bagian bangunan yang terletak di bawah
lantai 0,00 yaitu pondasi gedung yang memakai bore pile. Pekerjaan
pondasi bore pile secara khusus dikerjakan oleh PT. DLS dengan
spesifikasi antara lain :
a) Tiang pancang pracetak dari beton prategang.
Ferdinandus Dhey 42
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
b) Baja tulangan minimum diameter 6 mm dari kerusakan /
perlemahan atau cacat yang mempengaruhi kekuatannya.
c) Kemiringan diperkenankan selama pernancangan adalah 1 :
50.
d) Pada setiap akhir pemancangan toleransi penyimpangan di
daerah horisontal yang diperkenankan dalam segalah hal
tidak melebihi 75 mm.
2. Struktur Atas
Struktur atas yaitu bangunan yang terletak di atas struktur bawah ,
yaitu struktur yang terletak di atas ± 0,00 seperti pelat lantai, pelat atap,
balok maupun kolom. Pekerjaan struktur atas meliputi :
a. Pekerjaan bekisting
- Perencanaan struktur dan pelaksanaan pekerjaan
bekisting dilakukandan dipertanggungjawabkan oleh
kontraktor.
- bekisting harus mempunyai kekakuan dan kekuatan
yang cukup untuk memikul tekanan,beban dan
getaran yang timbul pada saat pengecoran. Selain itu
harus cukup kedap untuk mencegah hilang atau
lolosnya adukan beton.
- Lendutan maksimal permukaan bekisting adalah
1/400 batang yang ditinjau
- Pada perancah harus disiapkan alat – alat penyetelan (
wedges atau jacks) dan semua penurunan yang terjadi
harus diperbaiki selama proses pengecoran
berlangsung.
- bekisting kayu untuk bukaan dinding harus dibuat
supaya memudahkan pembongkaran sehubungan
dengan adanya kemungkinan pengembangan
bekisting tersebut.
- Semua permukaan bekisting dan material yang
tertanam harus dibersihkan dari segala material yang
Ferdinandus Dhey 43
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
dapat mengganggu pengecoran maupun
mempengaruhi hasil pengecoran.
- Bekisting didukung oleh sistem perancah sedemikian
hingga setiap pergerakan lateral mapun vertikal tidak
dapat terjadi selama proses pengecoran.
Gambar 3.14. Pemasangan Bekisting
b. Pekerjaan Pembesian
- Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal
dari produksi pabrik yang telah disetujui oleh direksi.
- Semua baja yang dipakai adalah baja ulir yang
mempunyai tegangan tarik leleh minimum sebesar
3900kgf/cm² dan baja tulangan polos yang
mempunyai tegangan tarik leleh 2400 kgf/cm².
- Pemasangan tulangan harus mengikuti toleransi
sebagai berikut :
Jarak bersih ke permukaan = 5 mm
Jarak minimum antara dua tulangan = 5 mm
Tulangan atas pada pelat balok :
Tinggi 200 mm atau kurang = 5mm
tinggi > 200 mm,tapi < 600 = 10 mm
Tinggi lebih dari 600 mm = 25 mm
Dalam arah melintang dan memanjang :
Ferdinandus Dhey 44
5101080002
Bekisting Bekisting Kayu Penahan
Bekisting
Kayu Penahan Bekisting
ScaffoldingScaffolding
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
- Pembagian jarak tulangan arah melintang
danmemanjang harus diatur sama untuk setiap jarak
50 mm
- Sebelum pemasangan, baja tulangan harus
dibersihkan dari karat, sisik, bahan lumpur, minyak
atau bahan lain yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekatnya terhadap beton.
- Baja tulangan harus diletakkan pada posisi yang tepat
dan dijaga terhadap kemungkinan bergeser pada saat
pengecoran dengan diikatkan satu sama lainnya
dengan kawat beton yang cukup. Ujung – ujung kawat
beton harus dibelokkan ke arah sebelah dalam dan
tidak boleh keluar dari selimut beton.
- Sebelum pengecoran beton, direksi pengawas diberi
kesempatan waktu untuk menmeriksa dan selanjutnya
menyetujui secara tertulis semua pekerjaan
pemasangan tulangan
- Setelah dilakukan pemeriksaan, susunan tulangan
tidak boleh diubah tanpa persetujuan direksi.
Ferdinandus Dhey 45
5101080002
Tul. Pelat Lantai
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.15 Penulangan
c. Pekerjaan Pengecoran
- Pekerjaan pengecoran menggunakan beton ready
mixed yang disuplai dari supplier yang telah ditunjuk
oleh kontraktor utama.
- Adukan beton diangkut dari batching plant ke tempat
pengecoran sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan pemisahan maupun perubahan dari sifat
beton seperti kekentalan, kelekatan dan kekuatan.
- Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan kontraktor
utama diwajibkan mengambil campuran percobaan
dari mixer truk untuk diuji sehingga diperoleh
campuran yang memenuhi syarat-syarat kekuatan dan
kekentalan yang telah ditentukan dalam spesifikasi
ini.
- Adukan beton dituang secara terus-menerus atau
berlapis dengan ketebalan sedemikian sehingga tidak
ada beton yang sempat mengeras. Adukan beton
dituangkan sedekat-dekatnya dari tempat bagian
pekerjaan yang akan dikerjakan untuk mencegah
pemisahan bahan-bahan akibat proses pengerjaan
pengecoran betonnya. Cara-cara pengerjaan
pengecoran yang mengakibatkan pemisahan bahan
adukan tidak boleh dilakukan.
- Adukan beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar sekop, batang besi atau garpu sampai beton
mengisi penuh bagian-bagian bekisting sekeliling besi
tulangan. Alat penggetar harus dari ukuran dan daya
Ferdinandus Dhey 46
5101080002
Tul. Balok
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
yang terbesar agar dapat digunakan untuk bermacam-
macam pekerjaan. Alat penggetar harus digunakan
oleh pekerja yang berpengalaman.
- Air hujan tidak diperbolehkan untuk meningkatkan
kadar air campuran beton ataupun merusak
permukaan beton yang baru dicor.
- Suhu beton yang baru dicor tidak boleh terlalu tinggi
yang dapat menyebabkan timbulnya kesulitan akibat
kekurangan slump, waktu setting yang terlalu cepat,
atau sumbangan dingin dan tidak boleh melebihi
38°C, jika suhu beton melebihi 38°C harus dilakukan
tindakan pencegahan yang disetujui Direksi
Pengawas, jika suhu tulangan beton lebih dari 49°C,
bekisting baja dan tulangan harus disemprot dengan
air sebelum pengecoran.
- Sambungan yang memakai bahan perekat harus
disiapkan dan penggunaan bahan tersebut harus
dipakai menurut petunjuk dari pabriknya sebelum
dilakukan penempatan beton baru
Ferdinandus Dhey 47
5101080002
Pipa dari concrete pump
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 3.16. Pengecoran
d. Pekerjaan pembongkaran bekisting
Setelah pengecoran selesai dilaksanakan, maka
bekisting yang akan dipindahkan ke tempat lain yang akan
dicor. Pemindahan bekisting menggunakan Tower crane
dan dilakukan secara manual oleh tenaga manusia.
Gambar 3.17. Pembongkaran Bekisting
e. Perawatan beton
Segera sesudah pengecoran, beton harus dilindungi
terhadap pengeringan awal, suhu yang terlampau panas atau
dingin dan kerusakan mekanis dan harus dijaga supaya
mempunyai kehilangan air miimum pada suhu yang
konstan selama masa yang yang diperlukan untuk proses
hidrasi semen dan pengerasan beton. Bahan dan cara
perawatan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
Ferdinandus Dhey 48
5101080002
Vibrator
Beton yang diratakan
Beton yang diratakan
Penyangga Pipa
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Menggunakan genangan atau penyiraman, karung-karung
basah, pasir yang dibasahi secara kontinyu.
Selama masa perawatan, beton harus dilindungi
terhadap kerusakan akibat gangguan mekanis seperti beban
berbentuk tegangan, benturan yang berat dan vibrasi yang
berlebihan
Gambar 3.18. Perawatan Beton
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PROYEK
Pada pelaksanaan proyek Hotel Double Tree terdapat suatu prosedur yang
menjadi acuan untuk setiap pelaksanaan pekerjaan baik itu dimulai dari pekerjaan
Ferdinandus Dhey 49
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
persiapan sampai dengan penyelesaian pekerjaan finishing mempunyai suatu
urutan tersendiri yang digunakan sebagai pedoman.
A. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan
Secara garis besar dapat dijelaskan mengenai proses pelaksanaan
pekerjaan pada proyek Hotel Double Tree ini, yaitu terdiri dari :
1. Pekerjaan Persiapan
Pada proyek Hotel Double Tree pekerjaan persiapannya meliputi
pekerjaan pembersihan lokasi proyek dan pemerataan lapangan,
pembuatan pagar, pemasangan papan nama proyek pembangunan
direksi keet dan perlengkapan, los kerja dan pos jaga serta gudang
kontraktor. Pekerjaan persiapan juga meliputipembuatan shop drawing
atau gambar kerja yang dibuat oleh perencana dalam hal ini konsultan
arsitektur dengan persetujan owner . Pembuatan shop drawing harus
dibuat sedetail mungkin sehingga dapat dengan mudah diterapkan
dalam pelaksanaan pekerjaan. setelah shop drawing dibuat dan telah
mendapat persetujuan, lalu diajukan usulan material yang akan
digunakan dan tentunya harus sesuai dengan kontrak yang telah
disetujui.
a. Pekerjaan Pembersihan dan Pemerataan Lokasi
Lingkup kerja ini meliputi pekerjaan – pekerjaan , bahan –
bahan, peralatan, kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk
menyelsaikan semua pekerjaan, stripping(membersihkan rumput di
lokasi, tidak termasuk pohon), grubbing(membersihkan lokasi dari
sampah), penggalian, pengurugan, pemadatan, termasuk
pembongkaran, dan lain – lain sesuai dengan RKS dan gambar-
gambar.
Setelah proses stripping dan grubbing dilakukan ,lapisan
tanah bagian atas setebal 20 (dua puluh) cm dikeruk. tanah ini akan
menjadi tanah urugan halaman. sesudah itu area lokasi proyek
dipadatkan sampai 1 (satu) meter di luar tembok dan kolom harus
dipakai paling sedikit 90 (sembilan puluh) % dari pemadatan
Ferdinandus Dhey 50
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
maksimum dan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum
30 (tiga puluh) cm.
Selama pekerjaan di atas dilaksanakan papan nama proyek,
pembangunan direksi keet, pos jaga, dan gudang kontraktor juga
ikut dikerjakan.
Gambar 4.1. Bangunan Direksi Keet
b. Pekerjaan Pembangunan Direksi Keet dan Perlengkapannya
Kontraktor harus membangun sementara bangunan yang
nantinya akan digunakan sebagai kantor.
c. Pekerjaan los kerja dan pos jaga
Bangunan los kerja digunakan untuk tempat beristirahat
para pekerja/ buruh dan pos jaga digunakan untuk security/
keamanan.
d. Pekerjaan gudang kontraktor
Digunakan untuk melindungi material dan peralatan dari
gangguan cuaca. untuk memudahkan pemeriksaan oleh pengawas
atas masuk dan keluarnya semua material / peralatan agar teratur
rapih.
2. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan struktur dimulai dari pekerjaan tanah, baik dari
pekerjaan pengujian tanah hingga pekerjaan cut an fill ( galian dan
timbunan). Setelah pekerjaan tanah selesai dikerjakan, pekerjaan
selanjutnya adalah pekerjaan struktur bawah yaitu pondasi
Ferdinandus Dhey 51
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
bangunan. Pada proyek Hotel Double Tree ini pekerjaan pondasi
ditangani oleh PT. DLS.
Setelah pekerjaan pondasi selesai, dilanjutkan dengan
pekerjaan struktur atas yang meliputi :
Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan bekisting
Pekerjaan pembesian
Pekerjaan pengecoran beton
Perawatan beton
3. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing
Meliputi pekerjaan :
Sistem Komunikasi
Sistem Keamanan
Sistem Perlindungan Keamanan
Sistem Tata Udara
Sistem Perlindungan Kebakaran
sistem Pemipaan,dll.
4. Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan arsitektur meliputi beberapa pekerjaan antara lain :
Pekerjaan Dinding
Pekerjaan lantai
Pekerjaan Jendela/ kaca
Pekerjaan Pintu, dll.
B. Pekerjaan Yang Diamati
1. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan yang pertama kali
dilakukan untuk menentukan letak bangunan, atau posisi bangunan
agar sesuai dengan rencana, dengan cara terlebih dahulu mengukur
ketinggian lantai rencana bangunan dengan tinggi rata – rata
Ferdinandus Dhey 52
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
permukaan air laut lalu menandainya, kemudian menentukan as
bangunannya. Penentuan as bangunan ini sangat diperlukan antara
lain bertujuan untuk :
Sebagai dasar untuk menentukan kedudukan titik kolom
maupun balok
Sebagai dasar dalam pengukuran ketinggian antar lantai
maupun ketinggian bangunan dengan bangunan lain yang
ada di sekitar proyek.
Untuk mempermudah dalam pengukuran jarak antar
kolom maupun jarak antar dinding/ partisi.
Pekerjaan Pengukuran harus dilakukan oleh orang yang ahli,
yang disebut juga surveyor agar tidak terjadi kesalahan. Karena
sedikit kesalahan dapat mengakibatkan kedudukan bangunan yang
tidak sesuai dengan rencana seperti miringnya bangunan, dan ini
sangat berpengaruh. Alat – alat yang digunakan antara lain
theodolit, water pass, unting – unting, benang penanda, pita ukur.
Gambar 4.2. Pekerjaan Pengukuran
2. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah cetakan untuk mendapatkan bentuk beton
yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Pada dasarnya bekisting terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Badan Pembentuk
Ferdinandus Dhey 53
5101080002
THEODOLITTHEODOLIT
KOLOMKOLOM
SCAFFOLDINGSCAFFOLDING
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Merupakan bagian yang menentukan dalam
membuat/ mencetak bentuk beton sesuai dengan rencana.
Badan atau pembentuk beton terbuat dari :
Multiplek ukuran 120 x 240 cm, tebal 12 mm
Usuk kayu ukuran 5 x 7 cm
Balok kayu ukuran 8 x 12 cm
Digunakan alat sambung paku dan baut sesuai
dengan kebutuhan
b. Perancah
Konstruksi pendukung bagian badan dan beban –
beban sementara yaitu beban beton yang belum bisa
menahan beban (beton belum kering). Bekisting merupakan
konstruksi sederhana sehingga tidak boleh mengabaikan
segi – segi kekuatan, perencananyapun diusahakan
sedemikian rupa sehingga diperoleh harga bahan yang
murah dan mudah didapat
Syarat – syarat yang harus dipenuhi pada
konstruksi bekisting antara lain:
Harus kuat dan stabil
Dibuat sedemikian rupa sehingga konstruksinya
mudah dikerjakan dan dibongkar (dibuka) tanpa
merusak beton, tetapi harus kokoh dan tidak
mengalami perubahan bentuk selama pengecoran
beton sampai pembongkaran bekisting.
Karena konstruksi bersifat sementara, maka
diusahakan biaya yang dikeluarkan relatif murah.
Sambungan-sambungan antara bagian-bagian
konstruksi bekisting harus rapat sehingga tidak
terjadi kebocoran beton, yang bila terjadi akan
mengakibatkan kerusakan pada beton.
Ferdinandus Dhey 54
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Setiap kontraktor umumnya mempunyai metode-
metode pelaksanaan dalam setiap melaksanakan suatu
proyek pembangunan, semakin berpengalamannya
kontraktor semakin baik kontraktor itu menentukan metode-
metode pelaksanaan yang berbeda-beda inipun akan
mempengaruhi mutu, biaya dan waktu dalam
menyelasaikan suatu proyek pembangunan.
Pada proyek pembangunan Hotel Double Tree ini
konstruksi bekisting yang dipakai menggunakan metode
manual dengan keterangan:
Perancah (steiger atau scalfolding) yang terbuat dari pipa-
pipa besi. Steiger atau scalfolding terdiri dari :
Main frame
Cross base
Jack base
Joint pin
U-head
Gambar.4.3. Bagian Scaffolding
Pelaksanaan bekisting balok dan pelat lantai
dilaksanakan bersama-sama, agar terbentuk beton yang
monolit antara balok dan pelat lantai.
Ferdinandus Dhey 55
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Pelaksanaan bekisting kolom dibuat setelah pelat
lantai selesai dikerjakan dan dapat digunakan sebagai lantai
kerja. Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan bekisting ini
antara lain gergaji kayu, palu, paku, linggis, dll
Sebelum dilakukan pengecoran beton, terlebih
dahulu dilaksanakan marking bekisting pelat, balok maupun
kolom. Bekisting diperiksa apakah kedudukannya sudah
sesuai dengan yang di rencanakan, dan memberikan tanda-
tanda kedudukan pelat, balok maupun kolom tersebut sesuai
dengan gambar rencana. Proses marking ini dilakukan
dengan sangat hati-hati dan teliti agar kedudukan / posisi
bekisting dan tulangan serta bahan-bahan lain yang akan
ditanam didalamnya sesuai dengan yang di rencanakan,
biasanya proses ini membutuhkan perhatian khusus bagi
Direksi Pengawas, agar tidak terjadi kesalahan penempatan.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat seperti
unting-unting water pass dan teodolith.
Gambar 4.4.Bekisting
3. Pekerjaan Penulangan
Pekerjaan penulangan terutama pekerjaan pemasangan tulangan
dilaksanakan setelah tahap pekerjaan bekisting selesai dilaksanakan.
Ferdinandus Dhey 56
5101080002
ScaffoldingScaffolding
Bekisting LantaiBekisting Lantai Bekisting BalokBekisting Balok
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Pekerjaan penulangan besi beton dapat di bagi menjadi 3 (tiga)
tahapan, yaitu:
Pekerjaan pemotongan tulangan
Pekerjaan pembengkokan tulangan
Pekerjaan pemasangan tulangan
Tahapan-tahapan ini adalah proses pekerjaan tulangan yang
tidak bisa dihindari atau diabaikan, yang mau tidak mau harus
dilewati baja tulangan untuk sampai kelapangan.
a. Pekerjaan pemotongan tulangan
Besi-besi tulangan dimasukkan ke work shop dan
diberi tanda-tanda batas pemotongan, batas-batas
pemotongan ini sesuai dengan gambar rencana proses ini
harus ada yang mengawasi karena kesalahan ukuran
pemotongan akan mengakibatkan besi-besi tulangan
tidak dapat digunakan / dipasang, karena itu pengawasan
sangat dibutuhkan.
Pemotongan besi-besi tulangan menggunakan alat
potong cutter machine/bar cutter dengan alat potong ini
bisa didapatkan hasil pemotongan yang lebih baik dan
hasil lebih yang cepat.
b. Pekerjaan pembengkokan tulangan
Besi-besi tulangan yang telah dipotong dengan
cutter machine / bar cutter dipisah dengan yang belum
mengalami pemotongan, lalu besi-besi tulangan yang
telah dipotong tersebut di bengkokkan dan dibuat
menurut kebutuhannya mulai jenis tulangan pokok,
sengkang / ring sampai dengan membuatan cakar ayam.
Pembengkokan tulangan ini menggunakan alat
pembengkok bending machine dengan menggunakan alat
ini diharapkan mendapatkan hasil bengkokan yang lebih
baik, baik itu dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Ferdinandus Dhey 57
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Dalam pembengkokan tulangan ini juga perlu diadakan
pengawasan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat
menghambat dalam pemasangan tulangan dilapangan
nantinya.
Gambar 4.5. Pembengkokan tulangan dengan Bar Bender
4. Pekerjaan pemasangan tulangan
Pemasangan tulangan sebaiknya dilakukan dengan
mengelompokkan tulangan berdasarkan diameter, pemotongan,
pembentukan sampai kepada perakitannya dan untuk lebih
mempermudah dibuat daftar tulangan yang berisi pembesian baik
bentuk, ukuran maupun jumlahnya.
Pemasangan tulangan balok dikerjakan dengan memasang
tulangan poko dilanjutkan dengan tulangan begel/sengkang, untuk
mendapatkan lindungan (selimut) beton digunakan beton decking atau
beton tahu dengan ketebalan sesuai dengan kontruksinya. Dan untuk
mengikat rangkaian digunakan kawat pengikat.
Pemasangan tulangan pelat di lakukan setelah pemasangan
tulangan balok selesai. Mulai dari pemasangan tulangan pokok lalu
disusul dengan tulangan bagin dan untuk mendapatkan selimut pelat
dipasang beton decking, dan untuk mendapatkan jarak yang tetap dari
rangkaian atas dengan rangkaian bawah dipasang cakar ayam atau
disebut juga kaki ayam, dan untuk mengikat rangkaian tulangan
digunakan kawat setelah tulangan pelat selesai, dilakukan proses
Ferdinandus Dhey 58
5101080002
Bar Bender
Bar Bender
BesiBesi
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
pembersihan bekisting dari kotoran-kotoran dengan menggunakan
compressor.
Pemasangan tulangan kolom dikerjakan setelah pengecoran
pelat lantai. Tulangan kolom dipasang vertikal, jarak begel dan letak
tulangan dipasang sesuai dengan rencana dan diikat dengan kawat
pengikat. Dalam hal ini inipun perlu diadakan pengawasan agar
kedudukan dan jumlah tulangan sesuai dengan gambar rencana. Untuk
mendapatkan lindungan beton atau selimut beton digunakan beton
decking.
Beton decking atau beton tahu sangat diperlukan sebagai
lindungan beton, ketebalan sesuai dengan konstruksinya. Dan untuk
mengikat rangkaian digunakan kawat pengikat.
Beton decking atau beton tahu diperlukan sebagai lindungan
beton, ketebalan dari beton tersebut, serta jumlahnya di lapangan sesuai
dengan kebutuhan konstruksi. Demikiannya juga dengan cakar ayam,
pemasangan dan jumlahnya di lapangan disesuaikan dengan keperluan
sehingga tidak terjadi pertemuan antara rangkaian atas dan rangkaian
bawah, diameter tulangan yang dipakai cakar ayam biasanya disamakan
dengan diameter begel/ ring.
Setelah dipasang tulangan kolom baru dipasang perancah
(scaffolding) dan bekistingnya untuk melanjutkan pekerjaan ke lantai
berikutnya,begitu seterusnya.
Ferdinandus Dhey 59
5101080002
Tul. BalokTul. Balok
Cakar AyamCakar Ayam
Tul. Pelat lantaiTul. Pelat lantai
Beton DeckingBeton Decking
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 4.6. Pekerjaan Tulangan
1) Penulangan atau pembesian kolom
Pemasangan tulangan pada kolom (pemotongan,pembengkokan
dan penyetelan) berdasarkan gambar bestek yang telah dibuat oleh
perencana. Dalam gambar bestek sudah terdapat data panjang besi
yang akan dipotong, bentuk pembengkokan serta diameter tulangan
utama atau beugel.
Gambar 4.7. Penulangan Kolom
2) Penulangan atau pembesian pelat dan balok
Pemasangan tulangan pada pelat dipasang pada saat pemasangan
begesting selesai. Penulangan balok yang dekat dengan kolom ,
penulangannya langsung dimasukkan ke tulangan kolom.
Penulangan pelat dan balok menggunakan besi ulir mutu U-39 , dan
tulangan polos mutu U -24.
Ferdinandus Dhey 60
5101080002
Tul. KolomTul. Kolom
Tul. balokTul. balok
bek. Kolom
bek. Kolom
Pertemuan Kolom dan Balok
Pertemuan Kolom dan Balok
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 4.8. Penulangan Pelat dan Balok
3) Toleransi pada pemasangan tulangan
1. Terhadap selimut beton ± 6mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang ± 6mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau < 200 mm ±6 mm
- balok dengan tinggi > 200 mm tapi < 600 mm ± 12
mm
- panjang batang ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI 71
5. Pekerjaan Pengecoran
Apabila bekesting telah terpasang secara keseluruhan sesuai
dengan bagian yang akan di cor, maka dilakukan pengecekkan
kedataran bekesting untuk pelat dan balok dengan menggunakan
sipat datar, apabila terjadi ketidakdataran pada pemasangan
bekesting maka dilakukan penyetelan scaffolding. Setelah pekerjaan
pendataran bekesting maka dilakukan pengecekkan tulangan pada
pelat dan balok, terutama pada bagian penyambungan apakah sudah
sesuai dengan ketentuan.yang di inginkan atau belum.
Pada saat truk mixer sudah berada di area proyek, maka
beton yang akan digunakan untuk pengecoran akan di uji kekuatan
Ferdinandus Dhey 61
5101080002
Cakar ayamCakar ayam
Tul. balokTul. balok
Beton DeckingBeton Decking
Instalasi ListrikInstalasi Listrik
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
betonnya dengan mengambil sampel beton berbentuk silinder dan
kubus. Selanjutnya beton tersebut akan dikirim ke laboratorium
untuk diuji. Selain itu beton akan diuji mutunya dengan slump test
dengan menggunakan peralatan slump test yang terdiri dari silinder,
tongkat pemadat,pelat besi.
Langkah kerja pada saat slump test yaitu:
- Beton segar yang baru diturunkan dari truk mixer di
tampung di gerobak.
- Wadah silinder diisi dengan beton segar tersebut sambil
dipadatkan dengan menggunakan tongkat besi.
Gambar 4.9.Slump Test
Adapun langkah-langkah pengecoran pelat lantai dan balok adalah
sebagai berikut.
Memasang stop cor untuk membatasi daerah yang
akan di cor.
Membersihkan lokasi pengecoran dengan
menggunakan compressor, untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran yang dapat
menyebabkan beton keropos seperti sisa
potongan kayu, daun, dll.
Ferdinandus Dhey 62
5101080002
GerobakGerobak
Tongkat Pemadat
Tongkat Pemadat
Beton SegarBeton Segar
Truk Mixer
Truk Mixer
Tabung Silinder
Tabung Silinder
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Pengecoran siap untuk dilakukan.
6. Pembongkaran Bekisting
Setelah pekerjaan pengecoran selesai,beton akan mengering dalam
kurun waktu 24 jam. Setelah beton berumur 24 jam (1 hari) maka
bekisting akan dibongkar untuk selanjutnya dipindahkan ke titik
pengecoran lainnya.
Gambar 4.10. pembongkaran Bekisting
7. Perawatan Beton
Setelah dilaksanakan pengecoran terlebih dahulu beton harus
diratakan, yang bertujuan untuk mendapatkan permukaan beton yang baik
dengan ketinggian yang sesuai dengan yang diinginkan.
Pekerjaan selanjutnya adalah perlindungan beton terhadap
pengeringan awal, suhu yang terlampau panas atau dingin harus dihindari
supaya mempunyai kehilangan air minimum pada suhu yang konstan
selama masa yang diperlukan untuk proses pengikatan maaterial
pembentuk beton. Salah satu prosedur pemeliharaan kelembaban yang
dilaksanakan adalah menggunakan genangan atau penyiraman air secara
continue atau dengan menggunakan karung-karung yang dibasahi secara
continue.
Ferdinandus Dhey 63
5101080002
Scaffolding
Kayu Bekisting
Balok
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Selama masa perewatan, beton harus dilindungi terhadap
kerusakkan akibat gangguan mekanis seperti beban berbentuk tegangan,
benturan yang berat dan vibrasi yang berlebihan. Struktur yang memikul
beratnya sendiri juga tidak boleh mendapatkan beban yang dapat
menimbulkan tegangan yang berlebihan pada betonnya.
Gambar 4.11. Curing Beton
BAB V
TINJAUAN KHUSUS
Ferdinandus Dhey 64
5101080002
Beton yang sudah berumur 1 hari
Tul. Kolom
Pekerja
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
PEKERJAAN KOLOM
Dalam pekerjaan kolom ada beberapa tahap pekerjaan yaitu:
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi:
a. Penentuan Titik Kolom
Menentukan letak penempatan kolom yang akan di cor sesuai
dengan gambar kerja.
b. Penentuan ketinggian kolom
Penentuan ketinggian kolom harus seuai dengan gambar kerja.
Pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor dan dibantu oleh beberapa
orang pekerja. Penentuan titik dan ketinggian kolom menggunakan
theodolit .
c. Pembersihan lokasi pengecoran
Pembersihan lokasi menggunakan compressor. Pekerjaan ini
bertujuan untuk membersihkan lokasi pengecoran dari kotoran atau
sisa pekerjaan lain yang dapat mengurangi mutu beton.
Gambar 5. 1. Leveling Kolom
B. Pekerjaan Pembesian Kolom
Ferdinandus Dhey 65
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan
adalahsebagai berikut :
Besi harus bersih dari kotoran, minyak.
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang
tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang
sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting
baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan
paling efektif dan efisien.
Penulangan kolom dimulai setelah pekerjaan pengukuran untuk as-as
kolom selesai dilaksanakan atau meneruskan dari lantai sebelumnya melalui
stek-stek tulangan yang telah dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya tata
letak ukuran dan jarak tulangan kolom harus disesuaikan dengan gambar
kerja. Pada proyek ini ukuran diameter tulangan kolom yang dipakai adalah
tulangan pokok Ø 25 mm dan tulangan sengkang Ø 10 mm.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada kolom :
Pembesian kolom dirakit dengan cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya
susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat
Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke
bekisting supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 15cm
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Untuk penulangan kolom ini, penulangannya dilakukan dalam dua arah
secara simetris. Dalam penyambungan tulangan lama dengan tulangan baru
di beri penjang penyaluran sepanjang 40 D sesuai dengan PBBI 1971.
Pemasangan tulangan disusun berdasarkan gambar kerja. Sepanjang tinggi
kolom dipasang sengkang, dimana sengkang ini dipasang rapat pada bagian
sambungan diujung atas maupun di ujung bawah yang jaraknya 40 D, yang
Ferdinandus Dhey 66
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
mana tujuannya adalah menahan gaya geser, jika sengkang yang terdapat
pada bagian tersebut kurang dari yang dibutuhkan maka akan
mengakibatkan keretakan. Sedangkan pada bagian tengah kolom
pemasangan tulangan sengkang tidak serapat pemasangan tulangan
sengkang pada ujung kolom. Pada proyek ini untuk 40 D dari tumpuan baik
di atas maupun di bawah jarak sengkang yang digunakan adalah 10 cm dan
di tengah kolom jaraknya adalah 20 cm.
Hal ini disebabkan gaya geser yang terjadi pada ujung kolom lebih besar
pada bagian tengan kolom.
Gambar 5.2. Pemasangan Tulangan Kolom
C. Pekerjaan Bekisting Kolom
Meneruskan beban-beban yang diakibatkan oleh beban hidup,
beban angin, dan beban gempa serta beban yang dipikul oleh balok ke
pondasi adalah fungsi kolom. Oleh sebab itu kolom merupakan struktur
utama yang terpenting dan struktur portal bertingkat banyak.
Dikarenakan kolom ini merupakan struktur utama dari bangunan,
maka untuk merencanakannya haruslah secermat mungkin, yang
didasarkan atas beban-beban yang dipikul oleh kolom di proyek hotel
Double Tree yaitu kolom berbentuk segiempat dan lingkaran.Pada proyek
hotel Double Tree menggunakan sistem bekisting peri dan sistem
Ferdinandus Dhey 67
5101080002
Tul. Kolom
Tower craneBekisting
Kolom
40 D40 D
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
bekisting konvensional. Perbedaan bekisting peri dan bekisting
konvensional adalah :
Bekisting peri menggunakan bekisting yang sudah diatur
letak dan ketentuannya sehingga lebih memudahkan
pekerja pada saat pemasangan bekisting
Bekisting konvensional cara pemasangannya pada saat
bekisting tersebut akan digunakan. Artinya beksiting
dipasang bagian per bagian.
Pemasangan bekisting dilakukan oleh tenaga manusia dan
dipindahkan oleh tower crane dari titik sebelumnya (kolom). Bekisting
kolom terdiri dari kayu yang diikat oleh besi seperti terihat dalam gambar
di bawah ini.
Gambar 5.1. Bekisting Kolom
D. Pekerjaan Pengecoran Beton
Pekerjaan pengecoran beton dilakukan setelah terlebih dahulu
dilakukan pembersihan kotoran – kotoran yang ada di dalam bekisting
yang dapat mengurangi kekuatan atau mutu beton seperti potongan –
potongan kawat, potongan besi tulangan proses pembersihan
menggunakan compressor.
Ferdinandus Dhey 68
5101080002
Support
MultipleksWaller Up 100 mm
Hollow 50 mm
T= 5 mm
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Pekerjaan pengecoran secara garis besar dibagi menjadi 6 bagian
yang perlu diprhatikan yaitu:
1. Persiapan peralatan produksi beton
Beton disuplai dari batching plant dengan memperhatikan :
Keadaan lapangan
Waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman dari
batching plant
Waktu yang dibutuhkan untuk pengecekan suhu, /
slump dan standby.
Waktu yang diperlukan untuk mengatur posisi truk
ke concrete pump
Waktu yang dibutuhkan untuk bongkar ke titik
pengecoran
Waktu yang dibutuhkan dari lokasi pengecoran ke
batching plant
Dan seterusnya ke semula.
Agar dapat mengikuti rencana pengecoran yang
dikehendaki peralatan penunjang lain harus disiapkan dan beton
dari batching plant dimobilisasi dalam jangka waktu yang telah
ditentukan agar tidak terjadi permasalahan.
2. Kontrol Suhu
Kontrol suhu dilakukan untuk mendapatkan kualitas beton
yang baik dan sesuai dengan rencana kekuatan beton. Suhu
beton tidak boleh melebihi 38°C. Jikan suhu melebihi 38 °C
maka harus diadakan tindakan pencegahan yang disetujui
pengawas.
3. Quality Control untuk produksi
Sebelum dan sesudah pencampuran (batching) perlu
dilakukan kontrol mutu beton dengan slump test. Pengujian
slump test dilakukan pada setiap tiruck mixer.
Ferdinandus Dhey 69
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Peralatan yang digunakan pada slump test aalah :
Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter
bagian bawah 20 cm,bagian atas 10 cm dan tinggi 30
cm,bagian atas dan bawah cetakan terbuka.
Tongkat pemadat yang terbuat dari baja tahan karet
dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm,ujungnya
bulat.
Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air
Senduk cekung.
Setelah kesiapan alat maka dimulailah tes dengan tahap –
tahap sebagai berikut :
Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah
Letakkan cetakan di atas pelat
Isi cetakan dengan beton segar yang baru dituangkan
dari truk mixer sampai penuh dalam 3 lapis. Jadi tiap
lapisan lira – kiran 1/3 cetakan . Setiap lapisan
dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak.25
kali tusukan secara merata. Tongkat harus masuk
tepat sampai lapisan bagian bawah tiap –tiap lapisan.
Pada sisi cetakan penusukan dilakukan secara
miring sesuai kemiringan cetakan
Setelah selesai pemadatan , ratakan permukaan
benda uji dengan tongkat , tunggu selama ½ menit.
Cetakan diangkat perlahan – lahan secara tegak lurus
ke atas.
Lalu cetakan dipisahkan dengan hasil cetakan
Tentukan nilai slumpnya
Ferdinandus Dhey 70
5101080002
Nilai Slump = Tinggi Cetakan – Tinggi rata - rata Benda Uji
Nilai Slump = Tinggi Cetakan – Tinggi rata - rata Benda Uji
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 5.3. Slump Test
4. Pengiriman
Beton dikirim dari batching plant ke lapangan dengan
menggunakan bucket concrete ke titik pengecoran dengan
menggunakan tower crane. Pengiriman dilakukan secepat
mungkin agar tidak terjadi pengeringan beton.
5. Pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan posisi tegak lurus bekisting
sambil vibrator juga digunakan agar campuran padat dan tidak
terjadi keretakan setelah betonnya kering.
Berikut langkah – langkah pengecoran kolom:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung,
sepatu safety, helm, dan pelindung mata jika
diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan
dicek.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya
ditentukan
Ferdinandus Dhey 71
5101080002
Hasil Slump Test
Silinder Besi
Tongkat pemadat
Truk Mixer
Gerobak
Pelat Besi
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat
atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak
atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang
kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga
diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman karena
kurangnya prencanaan atau hal lain yang tidak bisa
dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja,
peralatan, dan cuaca dalam keadaan terkendali
Jangan menambahkan air pada beton untuk
memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa
gunakanlah campuran air dan semen
Pengecoran dilakukan dengan truk mixer, beton
dituangkan ke dalam bucket yang dioperasikan oleh
tower crane.
Setelah adukkan dimasukkan, gunakan vibrator
sebagai pengetar agar kandungan udara dalam
adukkan dapat hilang dan untuk mencegah
keroposnya beton.
Pengecoran beton dihentikan setelah mencapai
ketinggian yang telah ditentukan dan pengecoran
selesai.
Ferdinandus Dhey 72
5101080002
Vibrator
Bucket Concreete
Tali Tower crane
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 5.4. Pengecoran Kolom
6. Pembongkaran Bekisting
Setelah pengecoran selesai dilakukan dan usia beton
mencapai 24 jam maka dilakukan pembongkaran bekisting.
Setelah pembongkaran bekisting kolom kemudian dilakukan
perawatan pada beton kolom dengan menggunakan compound
water base. Bahan ini berbentuk cairan yang jika terkena udara
akan mengering dalam waktu singkat dan selanjutnya
membentuk lapisan tipis yang relatif kedap air maupun angin
udara bebas.
Gambar 5.5 Pembongkaran Bekisting
7. Curing Beton
Curing beton atau perawatan beton dilakukan dengan cara
membalut beton dengan terpal dan ada juga beberpa kolom
yang perwatannya dilakukan dengan penyemprotan bahan
kimia.
Ferdinandus Dhey 73
5101080002
Bekisting
Bekisting Konvensional
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Gambar 5.6 Curing beton
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama melaksanakan Kerja Praktek (KP) yang dilaksanakan
selama lebih kurang 3 (tiga) bulan, pada proyek pembangunan hotel
Ferdinandus Dhey 74
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
Double Tree banyak manfaat dan ilmu yang kami peroleh. Penulis dapat
mempelajari dan memahami serta membandingkan pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan yang ada di proyek,hal ini juga sangat menunjang dalam
memahami teori-teori yang di peroleh di bangku kuliah.
Penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Pada pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan hotel Double
Treer sudah di laksanakan prosedur pengendalian mutu yang
baik,yaitu kontrol terhadap bahan dan hasil pekerjaan.
2. Penempatan alat dan bahan yang sudah cukup baik dan
efisien,sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar.
3. Kordinasi yang sudah baik,antara pihak kontraktor dengan pihak
sub kontraktor sehinggap pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat
berjalan sesuai dengan schedule
4. Prosedur pelaksanaan keselamatan dan kesehatan para pekerja
sudah di terapkan,walaupun dalam pelaksanaannya itu sendiri
masih terlihat beberapa pekerja yang kurang mematuhi tata cara
pelaksanaan keselamatan kerja tersebut.
5. Masih adanya beberapa pekerjaan yang di laksanakan mengalami
kesulitan dan ada sedikit pekerjaan yang harus dilakukan
pembongkaran, karena sering kali perencana merubah desain awal.
B. Saran
Ada beberapa saran yang mau disampaikan pemulis antara lain:
1. Pelaksanaan disiplin kerja harus lebih di tingkatkan lagi
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan lebih di perketat sehingga tidak
menimbulkan masalah baru.
Ferdinandus Dhey 75
5101080002
Laporan Kerja Praktek Hotel Double Tree
3. Membatasi perubahan desain struktur yang seringkali dilakukan pihak
perencana,karena hal tersebut berpengaruh besar terhadap time schedule.
Ferdinandus Dhey 76
5101080002