7
SITUS DAN MENENTUKAN DAN MENGANALISIS MASALAH A. Situs Penelitian Yang dimaksud dengan situs penelitian ini adalah sutau tempat dimana peneliti menangkap keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan pada bab yang terdahulu, B. Menetapkan Informan Narasumber atau informan adalah orang yang bisa memberikan informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian kita. Secara spesifik, Lincoln dan Guba serta Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006: 132) menerangkan bahwa kegunaan informan bagi penelitian kita adalah sebagai berikut: 1.Membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi. 2.Agar dalam waktu yang relative singkat banyak informasi yang terkumpul sebagai sampling internal karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditentukan dari subyek lainnya dapat dilakukan. Ada persyaratan tertentu yang harus mereka miliki untuk layak ditetapkan sebagai informan penelitian. Moleong menyebutkan bahwa ada lima persyaratan yang NAMA : NAWIRA AMALIA ASSAGAF NPM : 0227 13 11 039 KELAS : AKUNTANSI V

Tugas Pert. 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Metopen

Citation preview

Page 1: Tugas Pert. 3

SITUS DAN MENENTUKAN DAN MENGANALISIS MASALAH

A. Situs PenelitianYang dimaksud dengan situs penelitian ini adalah sutau tempat

dimana peneliti menangkap keadaan yang sebenarnya dari objek yang

diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Sesuai

dengan permasalahan yang dikemukakan pada bab yang terdahulu,

B. Menetapkan InformanNarasumber atau informan adalah orang yang bisa memberikan

informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian kita. Secara

spesifik, Lincoln dan Guba serta Bogdan dan Biklen dalam Moleong

(2006: 132) menerangkan bahwa kegunaan informan bagi penelitian kita

adalah sebagai berikut:

1. Membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat

membenamkan diri dalam konteks setempat, terutama bagi peneliti

yang belum mengalami latihan etnografi.

2. Agar dalam waktu yang relative singkat banyak informasi yang

terkumpul  sebagai sampling internal karena informan dimanfaatkan

untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian

yang ditentukan dari subyek lainnya dapat dilakukan.

Ada persyaratan tertentu yang harus mereka miliki untuk layak

ditetapkan sebagai informan penelitian. Moleong menyebutkan bahwa

ada lima persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang agar layak

dijadikan informan (Moleong, 2006: 132)

1) Orang tersebut harus jujur dan bisa dipercaya.

2) Orang tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan.

3) Orangnya suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara, apalagi

pendiam.

4) Orang tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang

bertikai dalam latar penelitian.

5) Orangnya memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.

NAMA : NAWIRA AMALIA ASSAGAF

NPM : 0227 13 11 039

KELAS : AKUNTANSI V (C)

Page 2: Tugas Pert. 3

Adapun teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan informan

dalam penelitian dijelaskan oleh Sugiyono (2007: 52), yaitu dengan jalan

peneliti memasuki situs social tertentu, melakukan observasi dan

wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi

social tersebut.

Cara yang bisa ditempuh untuk menemukan informan tersebut terdiri

dari dua cara. Dua cara tersebut meliputi[6]:

1. Melalui Keterangan Orang yang Berwenang

2. Melalui Wawancara Pendahuluan

C. Peneliti Sebagai Instrumen PenelitianSatu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah

peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk

mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera.

Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada

peneliti itu sendiri.

Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau

alat penelitian adalah peneliti itu sendiri,  maka peneliti harus “divalidasi”.

Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian

kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan

peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun

logiknya- (Sugiono,2009:305).

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan

fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data

dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).

Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

1) peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala

stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna

atau tidak bagi penelitian,

Page 3: Tugas Pert. 3

2) peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua

aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data

sekaligus,

3) tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu

instrumen berupa test atau angket yng dapat menangkap

keseluruhan situasi kecuali manusia,

4) suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat

dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya,

kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan

pengetahuan kita,

5) peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang

diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan

segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest

hipotesis yang timbul seketika,

6) hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan

menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh

penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009:

308).

Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping

memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan.

Kelebihannya antara lain:

a. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa

yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan demikian,

peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja

yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini

adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian

kualitatif.

b. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah

mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam

penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh

instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi

penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.

Page 4: Tugas Pert. 3

c. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data,

menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan

secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang

sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang

"mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi (tacit) di dalam

masyarakat.

Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah

a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai

peneliti. Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian

kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak sadar

mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan

pikiran-pikirannya sendiri.

b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai

instrumen utama ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti

dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian.

Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight"

(wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan makna-makna

yang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan "lantaran

pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali

mengalami kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk

tertulis".

c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan

mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek yang

ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap selesai

jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui

statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap

dengan hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak

terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya.

Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal

(waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti

dalam penelitian kuantitatif.

Page 5: Tugas Pert. 3

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryabrata, S. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.

Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hajar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam

Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Anggoro, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Universita Terbuka 2008

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan r & d .Bandung :

Alfabeta

Singarimbun, Masri  dan Sofian Effendi (ed.). 1989. Metode Penelitian Survai.

Jakarta: LP3S

Creswell, John W., Vicki L. Plano Clark. 2007. Designing and Conducting Mixed

Methods Research.Thousand Oaks: SAGE Publications