16
TUGAS PERTEMUAN VIII AKUNTASI BIAYA *** DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK ***** OLEH : NANI KUSUMAWATI NIM : 090055798 MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA KLAS : MANAJEMEN IV/ KA 0

Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Halaman awal tugas ini ada di www.nkstiepb.wordpress.com

Citation preview

Page 1: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

2011

TUGAS PERTEMUAN VIII

AKUNTASI BIAYA

***

DEPARTEMENTALISASI

BIAYA OVERHEAD PABRIK

*****

OLEH : NANI KUSUMAWATINIM : 090055798MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYAKLAS : MANAJEMEN IV/ KA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PUTRA BANGSA

KEBUMEN

0

Page 2: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

STIE PUTRA BANGSAKEBUMEN

Tugas Pertemuan VIII(Delapan)Oleh: Nani Kusumawati

NIM: 090055798

AKUNTANSI BIAYA

HALAMAN 2 AWAL INI JIKA INGIN MELIHAT ADA DI WWW.NKSTIEPB.WORDPRESS.COM

1

Page 3: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.Disini ada dua macam metode :

a) Metode langsungb) Metode alokasi bertahap,yang terdiri ari :

1. Metode alokasi kontinu2. Metode Aljabar3. Metode urutan alokasi yang diatur

3. Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead perdepartemen

PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN

Ada 4 Tahap:a) Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang

direncanakan untuk tahun anggaranb) Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemenc) Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati

manfaatnya.d) Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen( langsung maupoun tidak

langsung) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per depatemen ( baik departemen produksi maupun pembantu.)

a) Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaranBiaya overhead pabrik langsung departemen(direct departemental expenses) adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu.Contoh: Upah tenaga kerja tidak langsung di departemen cetak merupakan bop langsung departemen tersebut, Contoh lain BOP langsung departemen ini adalah biaya bahan penolong, gaji mandor, lembur karyawan dan biaya penyusutan suatu departemen.Dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen,langkah pertama adalah dengan menaksir berapa biaya overhead langsung departemen pada tingkat kapasitas yang direncanakan.

b) Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemenAdalah jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu departemen. Contoh BOP tidak langsung departemen antara lain gaji pengawas departemen, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya perbaikan dan pemeliharaan gedung.Biaya depresiasi gedung (misal gedung percetakan) manfaatnya dinikmati oleh depatemen pengesetan,departemen cetak dan departemen penjilidan.Dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi,biaya overhead tidak langsung harus didistribusikan lebih dulu ke departemen yang menikmati manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini:

2

Page 4: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

c) Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati manfaatnyaUntuk penentuan tarif, BOP tak langsung departemen harus didisjribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat berdasarkan salah satu dasar distribusi diatas

d) Menjumlah biaya overhead pabrik per departemenSetelah BOP tak langsung departemen didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat jasa departemen pembantu, langkah berikutnya adalah menjumlahkan taksiran BOP langsung dan tidak langsung departemen dalam tiap-tiap departemen. BOP per departemen ini kemudian dipisahkan menurut perlakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan kedalam BOP tetap dan BOP variabel.

ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI

Setelah anggaran BOP per departemen disusun langkah berikutnya adalaHh mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaat jasa departemen pembantu. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut yaitu Metode Alokasi Langsung (direct allocation methods) dan Metode Alokasi Bertahap (step methods).

1. Metode Alokasi Langsung (direct allocation methods)Dalam metode ini, BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Dalam metode ini tidak ada departemen pembantu yang memanfaatkan jasa departemen pembantu lain.

2. Metode Alokasi Bertahap (step allocation methods)Metode bertahap ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya produksi saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan atau departemen pembantu yang lain.Misalnya departemen pembangkit listrik yang memasok listrik yang tidak hanya untuk departemen produksi saja, tetapi juga untuk departemen pembantu lain. Begitu juga sebaliknya departemen listrik menerima jasa perbaikan dan perawatan dari departemen bengkel. Oleh karena itu pada metode ini, sebelum BOP di dua departemen pembantu tersebut dialokasikan ke departemen produksi, perlu diadakan alokasi BOP antar

3

Page 5: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut. Sehingga alokasi BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan terlebih dahulu mengalokasikan BOP antar departemen pembantu yang baru kemudian dilanjutkan dengan mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi.

Metode alokasi bertahap dapat dibagi menjadi dua metode :a) Metode alokasi bertahap yang mempertimbangkan transfer jasa timbal balik antar

departemen pembantu.Dalam metode yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu: Metode Alokasi Kontinyu (continous allocation methods) dan Metode Aljabar (algebraic methods)b) Metode alokasi bertahap yang tidak mempertimbangkan transfer jasa timbal balik

antar departemen pembantu.Dalam metode yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini, metode alokasi yang digunakan adalah Metode Urutan Alokasi yang Diatur (specified order of closing) ( Adapun contoh ada pada halaman 227-229 ,Akuntansi Biaya ,Oleh Mulyadi)

METODE ALOKASI BERTAHAP YANG MEMPERHITUNGKAN JASA TIMBAL BALIKANTAR DEPARTEMEN PEMBANTUBerbeda dengan metode alokasi langsung, dimana BOP departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi secara langsung, tanpa memperhitungkan jasa yang dinikmati oleh antar departemen pembantu sendiri Metode alokasi bertahap ini digunakan apabila antar departemen pembantu terdapat transfer jasa secara timbal balik dan di dalam pembuatan tarif BOP transfer jasa timbal balik ini akan diperhitungkan, maka perlu dilakukan alokasi BOP antar departemen pembantu, sebelum BOP departemen pembantu dialokasikan seluruhnya ke departemen produksi.Untuk mengikuti uraian dalam pembahasan ini dengan baik, dalam pembahasan ini perlu diadakan pembedaan istilah yang akan dipakai. Istilah yang menggambarkan pembagian BOP tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya,baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP.Setelah biaya langsung dan tidak langsung departemen dikelompokkan dalam masingmasing departemen, langkah selanjutnya adalah membagikan BOP departemen-departemen pembantu ke departemen-departemen produksi (metode langsung) atau kepada departemen pembantu lain dan departemen produksi (metode bertahap). Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP departemen pembantu ke departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu kin dan departemen produksi adalah Alokasi BOP.Untuk keperluan penentuan tarif BOP, jumlah BOP departemen produksi setelah alokasi BOP dari departemen pembantu kemudian dibagi dengan dasar pembebanan yang dipakai pada masing-masing departemen produksi. Atas dasar tarif ini BOP dibagikan kepada produk di departemen produksi. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di departemen produksi kepada produk adalah Pembebanan BOP.Untuk menggambarkan perbedaan istilah distribusi, alokasi dan pembebanan BOPdigambarkan pada gambar

4

Page 6: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

.

Jika antar dua departemen pembantu terjadi transfer jasa secara timbal balik,maka tarif alokasi biaya departemen pembantyu yang satu belum dapat dihitung,sebelum ada alokasi biaya dari departemen pembantu yang lain, dan sebaliknya.Untuk memecahkan lingkaran setan ini digunakan salah satu dari dua metode berikut : metode alokasi kontinu dan metode aljabar

METODE ALOKASI KONTINUMetode alokasi Kontinyu (continuous allocation methods). Dalam metode ini, BOP departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum dialokasikan menjadi habis atau sampai jumlah yang tak berarti.Metode Aljabar (algebraic methods)Dalam metode ini, jumlah biaya tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabarCONTOH

PT. Rifani memiliki 3 Departemen Produksi, yaitu departemen A, departemen B dandepartemen C serta 2 departemen pembantu, yaitu departemen X dan Departemen Y. Taksiran BOP dan taksiran kapasitas dari tiap departemen adalah sebagai berikut :

5

Distribusi

Alokasi

Pembebanan

Page 7: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

Taksiran Kapasitas Dept A : 100.000 JKLDept B : 25.000 JMDept C : Rp 36.000.000Perbandingan Service atau jasa yang diberikan oleh departemen pembantu X dan Y kepadadepartemen produksi adalah sebagai berikut:

Dari soal diatas perhitungan tarif BOP untuk tiap departemen produksi (A, B, C) denganmenggunakan metode :a. Metode alokasi kontinyub. Metode aljabarSebagai berikut:a. Metode alokasi kontinyu

b. Metode aljabarJumlah biaya departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar.MisalX=jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen YY= jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen XMaka:X = Rp 3.046.000 + 10 % YY = Rp 5.000.000 + 15 % XPenyelesaian lanjutannya:X = Rp 3.046.000 + 10 % (5.000.000 + 15 % X)

6

Page 8: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

= Rp 3.046.000 + 500.000 + 0,015 X= Rp 3.546.000 + 0,015 XX - 0,015 X = Rp 3.546.0000.985 X = Rp 3.546.000X = Rp 3.600.000Y = Rp 5.000.000 + 15 % (3.600.000)= Rp 5.000.000 + 540.000Y = Rp 5.540.000

METODE ALOKASI BERTAHAP YANG TIDAK MEMPERHITUNGKAN TRANSFER JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU

Dalam praktek metode Aljabar dan metode alokasi kontinu sering menimbulkan kesulitan dalam perhitungan bila perusahaan memiliki banyak departemen pembantu.Maka dalam praktek metode alokasi bertahap yang banyak digunakan adalah metode urutan alokasi yang diatur(specified order of closing) yang mempunyai karakteristik:

1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap.2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sehingga arus

alokasi biaya menuju ke satu arah.3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen

pembantu sbb:a) Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai

oleh departemen lain,dialokasikan pada urutan yang pertama.b) Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biya

overhead dalam masing-masing departemen pembantu.c) Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen

pembantu lain,diletakan paling akhi r dalam proses alokasi biaya overhead.4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum

berikut:a) Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya

overhead nya telah habis dialokasikan ke departemen lain.

7

Page 9: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

b) Departemen pembantu yang saling memberikan jasa,bila jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi ,tidak diadakan alokasi biaya overhead kedalamnya.

Perhatikan gambar dibawah :ALOKASI BIAYA OVERHEAD DEPARTEMEN PEMBANTU dengan METODE URUTAN ALOKASI YANG DIATUR

Departemen Pembantu Departemen ProduksiDep . A Dep . B Dep. C Dep . X Dep . Y

ALOKASI BIAYA OVERHEAD DEPARTEMEN PEMBANTU YANG MEMPERHITUNGKAN JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU

Departemen Pembantu Departemen ProduksiDep . A Dep . B Dep. C Dep . X Dep . Y

= Arah alokasi biaya overhead pabrik,(…) angka urutan alokasi biaya

= Biaya overhead pabrik

8

( 1)

( 1)( 2 ) ( 3) ( 3)

Page 10: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

ANALISA SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN

Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun anggaran tersebut,agar supaya pada akhir tahun dapat dilakukan pembandingan antara biaya overhead yang dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi.Adapun langkah yang digunakan:

a) Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead yang terjadi sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun anggaran

b) Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik.

c) Mengalokasikan biaya overhead sesungguhnya departemen pembantu dengan cara yg sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead pabrik

d) Membandingkan biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff untuk perhitungan biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan.

e) Menganalisa selisih biaya overhead per departemen

Contoh Analisa Selisih biaya overhead pabrik per Departemen=============================================================PT Elinani SariAnalisa Selisih Biaya Overhead Pabrik Tahun 20XX

Departemen A Departemen BSelisih AnggaranBiaya biaya overhead yang sesungguhnya Rp4.049.150 Rp3.539.850Dikurangi: Biaya overhead tatap sesungguhnya 1.300.000 1.525.000Biaya Overhead variable sesungguhnya 2.749.150 2.014.850Biaya Overhead variable yang dianggarkan60.000 x Rp40.85 2.451.00020.000 x Rp104.70 2.094.000

Selisih anggaran Rp298.150(Rugi) Rp79.150(Laba)

Selisih KapasitasKapasitas normal 50.000jam 25.000 jamKapasitas sesunguhnya yang terjadi 60.000 20.000 Selisih Kapasitas 10.000jam 5.000jamTarif biaya overhead tetap Rp26 Rp61 Selisih Kapasitas Rp260.000(Laba) Rp305.000( Rugi)Selisih bersih biaya overhead tahun 20xx Rp38.150(Rugi) Rp225.850(Rugi)

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIKTerdiri Atas Pencatatan :

1. Pemebebanan bop kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka2. Pengumpulan bop yang sesungguhnya terjadi3. Penutupan rekening BOP yang Dibebankan ke rekening BOP Sesungguhnya.4. Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.

9

Page 11: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM METODE VARIABLE COSTINGDalam metode variable costing,biaya overhead pabrik tidak seluruhnya dibebankan kepada produk.Unsur biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produk.Dalam penentuan tariff biaya overhead pabrik,hanya biaya overhead pabrik variable saja yang diperhitungkan.Tarif biaya overhead pabrik variable per departemen dihitung dengan langkah berikut:

1. BOP langsung departemen dipisahkan ke dalam biaya variable dan biaya tetap.2. BOP pabrik variable departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi

berdasar kuatitas jasa yang dikonsumsi oleh departemen pembantyu lain dan departemen produksi.

3. BOP pabrik variable departemen produksi setelah ditambah dengan bop variable yang diterima dari alkasi biaya departemen pembantu dibagi dengan dasar pembebanan untuk mendapatkan tariff biaya overhead pabrik variable.

Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik dalam metode variable costing,alokasi biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke epartemen pembantu lain dan ke departemen produksi menghendaki cara alokasi yang berbeda antar alokasi biaya overhead pabrik variable dengan alokasi biaya overhead pabrik tetap.

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM METODE VARIABLE COSTING

Urutan pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode variable costing,disajikan jurnal-jurnal untuk mencatat transaksi yang bersangkutan dengan biaya overhead berdasar data( buku Mulyadi halaman 256 ).Setiap jurnal diberi nomor urut dan untuk memudahkan pemahaman prosedur pencatatan biaya overhead pabrik berikut ini,nomor jurnal dicantumkan dalam Gambar

Jurnal #1 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Variable yang Dibebankan Departemen Produksi

Jurnal #2 Pencatatan BOP yang Sesungguhnya Terjadi di Departemen Pembantu dan Departemen Produksi

Jurnal #3 Pencatatan Pemisahan BOP ke dalam Biaya Tetap dan Biaya Variable.

Jurnal #4 Alokasi Biaya Overhead departemen Pembantu ke Departemen Produksi.

Jurnal #5 Penutupan Rekening BOP Variable yang Dibebankan ke Rekening BOP Variable Sesungguhnya.

Jurnal #6 Penutupan Rekening BOP Variable Sesungguhnya ke Rekening Rugi Laba.

Jurnal #7 Penutupan Rekening BOP Tetap Sesungguhnya ke Rekening Rugi Laba10

Page 12: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

Gambar-Pencatatan Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu,BOP yang dibebankan,Penutupan Rekening biaya Overhead Variable yang dibebankan,Selisih BOP dan Penutupan Rekening BOP Tetap

SelesaiSumber Penulisan Tugas :

1. Akuntansi Biaya-Bab VIII,Departentalisasi Biaya Overhead Pabrik, Mulyadi2. Sumber lain

11

Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya Departemen

Listrik

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Departemen Listrik

Berbagai Rekening Yang dikredit

Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya

Departemen Listrik

Biaya Overhead Pabrik

Sesungguhnya Departemen A

Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya

Departemen A

Biaya Overhead Pabrik Variable Yang Dibebankan

Departemen A

Barang Dalam Proses BOP Variable

Departemen A Rugi Laba

Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya

Departemen B

Biaya Overhead Pabrik Variable Yang Dibebankan

Departemen B

Barang Dalam Proses BOP Variable

Departemen B

Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya

Departemen A

Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya

Departemen B

Biaya Overhead Pabrik

Sesungguhnya Departemen B

Jurnal #2

Jurnal #3a

Jurnal #3b

Jurnal #3c

Jurnal #7

Jurnal #7

Jurnal #6

Jurnal #1Jurnal #5

Jurnal #1Jurnal #5

Jurnal #6

Jurnal #4

Jurnal #4

Re-Chart By ESP

Page 13: Tugas Pert VIII Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik Page3 Sd End

12