Upload
prabuwinoto-setiawan
View
376
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS PEDIATRI SOSIAL
Oleh :
I Gusti Putu Sista Widyadharma / I-14 2013 / G99121036
Rendy Primananda Zilmi / I-15 2013 / G99121036
Florantia Setya Nugroho / K-6 2013 / G99121018
Prabuwinoto Setiawan / K-11 2013 / G99131063
KEPANITERAAN KLINIK SMF / BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
2013
Soal:
1. Apa beda imunisasi dan vaksinasi?
2. a. Apa beda imunisasi rekomendasi IDAI 2011 dan Depkes?
b. Apa beda imunisasi IDAI 2011 dan 2008?
3. a. Apa yang dimaksud imunisasi vaksin hidup dan vaksin mati? Contoh?
b. Bagaimana respon imun pada pasien terhadap vaksin hidup dan mati?
4. Apa saja imunisasi rekomendasi IDAI 2011? Sebutkan isinya, kemasan dan cara
penyuntikan beserta gambarnya!
5. Jelaskan maksud dari label kemasan vaksin!
6. Jelaskan:
a. cerebral palsy
b. KIPI
c. Autisme
7. Jelaskan imunisasi kejar IDAI 2011!
8. Jelaskan reaksi imun pada BCG dan terbentuknya scar BCG!
Jawaban:
1. Imunisasi adalah suatu tindakan pemindahan atau transfer antibodi secara pasif ke
dalam tubuh manusia. Sementara vaksinasi adalah suatu tindakan yang sengaja
memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari suatu patogen yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.
2. a. Jadwal imunisasi menurut Depkes:
Baru lahir : HB0
1 bulan : BCG + Polio 1
2 bulan : HB1 + DPT 1 + Polio 2
3 bulan : HB2 + DPT 2 + Polio 3
4 bulan : HB3 + DPT 3 + Polio 4
9 bulan : campak
Jadwal imunisasi menurut IDAI:
Perbedaannya:Pada Depkes, jadwal imunisasi disesuaikan dengan vaksin yang disediakan dan diberikan oleh pemerintah.Vaksin BCG menurut Depkes diberikan saat usia 1 bulan, sedangkan menurut IDAI diberikan saat usia 2-3 bulan.Jadwal imunisasi Depkes sesuai cakupan, sedangkan IDAI sesuai dengan jumlah titer yang paling optimal.
b. Perbedaan imunisasi IDAI 2011 dan 2008 adalah pada pedoman tahun 2008 masih
dibedakan antara vaksin PPI dan non PPI. Sedangkan pada tahun 2011 semua
diwajibkan untuk diberikan.
3. a. Vaksin hidup atau live attenuated merupakan mikroorganisme bakteri atau virus
yang hidup tetapi dilemahkan. Contohnya adalah vaksin BCG, vaksin polio per
oral. Sementara vaksin mati atau inactivated merupakan mikroorganisme bakteri
atau virus yang dibiakkan kemudian dibuat inaktif dengan cara menambahkan
bahan kimia. Contohnya adalah vaksin DPT, vaksin pneumokokus, typhoid, polio
inaktif.
b. Respon imun adalah respon tubuh terhadap suatu antigen yang bertujuan untuk
mengeliminasi antigen tersebut. Terdapat dua macam pertahanan tubuh yaitu (1)
mekanisme pertahanan non spesifik yang artinya tidak ditujukan hanya untuk satu
macam antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen, dan (2) mekanisme
pertahanan tubuh spesifik yang artinya ditujukan khusus terhadap satu jenis
antigen, terbentuknya antibodi lebih cepat dan lebih banyak pada pemberian
antigen berikutnya, hal ini disebabkan telah terbentuknya sel memori pada
pengenalan antigen pertama kali.
Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar penyebab penyakit yang kemudian
dilemahkan dengan cara pembiakan berulang-ulang. Supaya dapat menimbulkan
respon imun, vaksin hidup harus berkembang biak atau bereplikasi di dalam tubuh
resipien. Suatu dosis kecil virus atau bakteri yang diberikan, yang kemudian
mengadakan replikasi di dalam tubuh dan meningkat jumlahnya sampai cukup
besar untuk memberi rangsangan suatu respon imun.
Vaksin mati atau inaktif dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus
dalam media pembiakan kemudian dibuat tidak aktif dengan penambahan bahan
kimia yang biasanya formalin. Vaksin inaktif tidak dapat hidup atau tidak dapat
bereplikasi, maka seluruh dosis antigen dimasukkan dalam suntikan. Vaksin mati
selalu membutuhkan dosis multipel. Pada umumnya, pada dosis pertama tidak
menghasilkan imunitas protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan sistem
imun. Respon imun protektif baru timbul setelah dosis kedua atau ketiga.
4. Vaksin rekomendasi IDAI 2011:
a. BCG atau Bacille Calmete Guerin
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,05 mL (<1 tahun) atau 0,1 mL (>1 tahun) secara intradermal
pada lengan kanan atas
b. Hepatitis B
Sediaan:
Pemberian: secara intramuskular dalam (neonatus di anterolateral paha, anak dan
dewasa di deltoid)
c. DPT atau Difteria, Tetanus, Pertusis
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara intramuskular
d. Poliomielitis
Sediaan:
Pemberian: OPV (Oral Polio Vaccine) diberikan 2 tetes secara per oral
IPV ( Inactived Poliomyelitis Vaccine) diberikan dosis
0,5 mL secara injeksi subkutan
e. Campak
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara subkutan
f. MMR atau Mumps, Measles, Rubella
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara subkutan
g. Hib (Haemophillus influenza tipe b)
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara intramuskular
h. Tifoid
Sediaan:
Pemberian: dosis prefilled syringe 0,5 mL secara intramuskular
i. Varisela
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara subkutan
j. Hepatitis A
Sediaan:
Pemberian: dosis vial prefilled syringe 0,5 mL secara intramuskular
k. Influenza
Sediaan:
Pemberian: secara intramuskular (anterolateral femur atau deltoid)
Dosis 6-35 bulan : 0,25mL
> 3 tahun : 0,5 mL
< 8 tahun diberikan 2 dosis dengan interval waktu
minimal 4 minggu, kemudian diulang setiap tahun
l. Pneumokokus
Sediaan:
Pemberian: dosis prefilled syringe 5 mL secara intramuskular
m. Rotavirus
Sediaan:
Pemberian:Monovalen diberikan dosis 2x pada usia 6-12 minggu
dengan selang waktu 4 minggu, secara per oral
n. HPV (Human Papilloma Virus)
Sediaan:
Pemberian: untuk anak perempuan usia > 10 tahun
bivalen pada 0, 1, 6 bulan
kuadrivalen pada 0, 2, 6 bulan
dosis 0,5 mL secara intramuskular di deltoid
5. Vaccine Vial Monitor (VVM) merupakan indikator paparan panas yang melekat pada
setiap vial vaksin yang digunakan untuk memantau vaksin selama perjalanan maupun
dalam penyimpanan. Semua vaksin program imunisasi kecuali BCG telah dilengkapi
dengan VVM.
Vaccine Vial Monitor (VVM) tidak mengukur potensi vaksin secara langsung, namun
memberikan informasi tentang layak tidaknya pemakaian vaksin yang telah terkena
paparan panas. Vaccine Vial Monitor (VVM) mempunyai karakteristik yang berbeda,
spesifik untuk tiap jenis vaksin. Vaccine Vial Monitor (VVM) untuk vaksin polio tidak
dapat digunakan untuk vaksin Hb, begitu juga sebaliknya. Sedangkan cara membaca
VVM secara detail, menurut Getting started With Vaccine Vial Monitors (WHO, 2002)
dapat dilihat pada tabel berikut :
Penting untuk diperhatikan, bahwa kualitas vaksin hanya dapat dipertahankan jika
vaksin disimpan dan ditangani dengan tepat mulai dari pembuatan hingga penggunaan.
Dan monitoring kualitas vaksin dapat dilakukan secara cepat dengan melihat indikator
VVM dan freeze tag atau freeze watch. Selain itu, untuk menjaga rantai dingin vaksin
tetap terjaga di perlukan termometer sebagai alat pemantau suhu pada lemari es (baik
dipasang didalam maupun diluar lemari).
6. a. Cerebral palsy adalah kelainan yang disebabkan oleh kerusakan otak yang
mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak dan koordinasi, psikologis dan kognitif
sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar. Ini sesuai dengan teori yang
disampaikan dalam The American Academy of Cerebral Paslsy (Mohammad
Efendi, 2006:118), “Cerebral Palsy adalah berbagai perubahan gerakan atau fungsi
motor tidak normal dan timbul sebagai akibat kecelakaan, luka, atau penyakit
susunan syaraf yang terdapat pada rongga tengkorak”. Dari pengertian tersebut di
atas, cerebral palsy dapat diartikan gangguan fungsi gerak yang diakibatkan oleh
kecelakaan, luka, atau penyakit susunan syaraf yang terdapat pada rongga
tengkorak.
b. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah kejadian medik yang berhubungan
dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping, toksisitas, reaksi
sensitivitas, efek farmakologis, atau kesalahan program, koinsidensi, reaksi
suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. KIPI merupakan
reaksi lokal maupun sistemik yang tidak diinginkan setelah pemberian imunisasi,
dimana gejala klinis dari KIPI ini dapat timbul secara cepat maupun secara lambat.
c. Autisme adalah ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan
berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan bahasa yang tertunda, echolalia,
mutism, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain repetitive dan stereotype,
rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di
dalam lingkungannya.
7. Imunisasi kejar IDAI 2011 adalah jadwal imunisasi untuk anak-anak yang vaksinasinya
sudah terlambat. Berikut adalah jadwalnya:
8. Penyuntikan BCG secara intradermal akan menimbulkan ulkus lokal yang superfisial 3
minggu setelah penyuntikan. Ulkus tertutup krusta, akan sembuh dalam 2-3 bulan, dan
meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi maka
ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam maka parut
yang terjadi tertarik ke dalam (retracted).
Limfadenitis supuratif di aksila atau leher kadang-kadang dijumpai setelah penyuntikan
BCG. Hal ini tergantung pada umur anak, dosis, dan galur yang dipakai. Limfadenitis
akan sembuh sendiri, jadi tidak perlu diobati. Apabila limfadenitis melekat pada kulit
atau timbul fistula maka dapat dibersihkan dan diberikan obat anti tuberkulosis oral.
Pemberian obat anti tuberkulosis sistemik tidak efektif.
BCG-itis diseminasi jarang terjadi, seringkali berhubungan dengan imunodefisiensi
berat. Komplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritis, lupus vulgaris dan
osteomielitis. Komplikasi ini harus diobati dengan kombinasi obat anti tuberkulosis.