Upload
umar-mayer
View
25
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas mata kuliah pak herry purnama
Citation preview
TUGAS MATA KULIAH KIMIA FISIKA
BATERAI LITHIUM ION
Disusun Oleh :
Nama : Umar Bandi
NIM : D500120040
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Di era globalisasi ini, peran teknologi dan informasi sangatlah penting bagi kehidupan
manusia. Karena teknologi dan informasilah jarak seolah tak menjadi halangan. Manusia dapat
berkomunikasi dengan mudahnya dalam jarak yang jauh. Hal itu tidak bisa lepas dari
perkembangan teknologi dan informasi.
Dalam kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi dan informasi ini, muncullah
berbagai macam teknologi-teknologi yang memungkinkan kita untuk dengan mudahnya
membawa berbagai macam alat yang bias dibawa kemana-mana, seperti laptop, handphone, mp3
player, dsb. Hal tersebut memungkinkan karena adanya baterai yang berfungsi untuk menyuplai
daya yang dibutuhkan oleh peralatan portable tersebut.
Hampir semua alat elektronik yang menggunakan tenaga listrik dari baterai menggunakan
lithium-ion baterai karena kelebihan yang dimilikinya. Kelebihannya yang memiliki daya dan
energi yang besar dibandingkan Ni-Cd dan Zinc-Mn baterai menjadikan baterai ini banyak
diaplikasikan pada hampir semua jenis alat elektronik yang membutuhkan energi listrik. Sifatnya
yang rechargeable juga merupakan salah satu kelebihan yang dapat digunakan untuk penyimpan
energi listrik untuk pembangkit listrik tenaga angin dan solar cell.
1.2 Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetahui apa itu lithium ion.
b) Memberi informasi kepada pembaca.
1.3 Perumusan masalah
1. Apa itu lithium-ion?
2. Bagaimana sejarah ditemukannya lithium-ion?
3. Bagaimana prinsip kerja lithium ion?
4. Apa kelebihan dan kekurangan lithium-ion?
BAB II
PEMBAHASAN
Lithium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Li dan
nomor atom 3. Unsur ini termasuk dalam logam alkali dengan warna putih perak. Dalam keadaan
standar, litium adalah logam paling ringan sekaligus unsur dengan densitas paling kecil. Seperti
logam-logam alkali lainnya, lithium sangat reaktif dan terkorosi dengan cepat dan menjadi hitam
di udara lembab. Oleh karena itu, logam lithium biasanya disimpan dengan dilapisi minyak.
Menurut teorinya, lithium (kebanyakan 7Li) adalah salah satu dari sedikit unsur yang
disintesis dalam kejadian Dentuman Besar walaupun kelimpahannya sudah jauh berkurang.
Sebab-sebab menghilangnya lithium dan proses pembentukan lithium yang baru menjadi topik
penting dalam astronomi. Lithium adalah unsur ke-33 paling melimpah di bumi, namun oleh
karena reaktivitasnya yang sangat tinggi membuat unsur ini hanya bisa ditemukan di alam dalam
keadaan bersenyawa dengan unsur lain. Lithium ditemukan di beberapa mineral pegmatit, namun
juga bisa didapatkan dari air asin dan lempung. Pada skala komersial, logam lithium didapatkan
dengan elektrolisis dari campuran lithium klorida dan kalium klorida.
Sekelumit lithium terdapat dalam samudera dan pada beberapa organisme walaupun
unsur ini tidak berguna pada fungsi biologis manusia. Walaupun demikian, efek neurologi dari
ion lithium Li+ membuat garam lithium sangat berguna sebagai obat penstabilan suasana hati.
Lithium dan senyawa-senyawanya mempunyai beberapa aplikasi komersial, meliputi keramik
dan gelas tahan panas, dan baterai litium. Litium juga memiliki tempat yang penting dalam fisika
nuklir.
Lithium-ion adalah nama dari suatu jenis baterai yang dapat di isi ulang (rechargeable) yang
paling bertenaga dan popular,Lithium-ion bergerak dari anoda (kutup positif)) ke katoda (kutup
negatif) saat digunakan. Dan Lithium-ion akan bergerak kembali dari katoda ke anoda, saat
dilakukan proses charging. Baterai jenis ini banyak digunakan pada consumer electronic.
Kepopuleran baterai ini dikarenakan beberapa alasan, seperti beterai jenis ini portable,dengan
ratio energi dibanding berat yang baik, minim memory effec, dsb.
Lithium-ion baterai pertama kali ditemukan oleh M.S. Whittingham pada tahun 1970
yang menggunakan titanium(II)sulfide sebagai katoda dan lithium metal sebagai anoda. Dengan
penelitian yang intensif selama lebih dari 20 tahun, akhirnya pada tahun 1991 Sony
memproduksi secara komersial lithium-ion baterai pertama kalinya. Sejak produksi komersial
tahun 1991, produksi Lithium-ion baterai mengalami kenaikan yang sangat pesat karena telah
membuat revolusi didunia elektronik. Kenaikan produksi lithium-ion baterai pada tahun 2007
mencapai 22.4% di Jepang. Saat ini negara Jepang merupakan produsen baterai terbesar yang
dimiliki oleh Sony, Panasonic, dan Toshiba. Lithium-ion baterai juga merupakan pemimpin
produk beterai yang menguasai 46% atau sekitar 4 milliar US dollar pangsa pasar pada tahun
2007.
Sejak diproduksi tahun 1991, lithium-ion baterai tidak mengalami perubahan signifikan
pada sifat kerja baterai ini. Ada 3 elemen yang berperan dalam proses discharge dan recharge
yaitu: elektroda positif yang mengandung LiCoO2, elektroda negatif yang terbuat dari karbon
grafit (C6), dan separator yang terbuat dari lapisan tipis plastik yang dapat dilalui oleh ion-ion.
Pada proses discharge atau saat kita memakai baterai, Li+ ion bergerak dari negatif ke positif
melalui separator, sehingga elektron bergerak dengan arah yang sama. Aliran elektron inilah
yang menghasilkan energi listrik.
Anodanya adalah Li dalam grafit, sementara katodanya adalah oksida logam transisi (seperti
CoO2). Elektrolit yang digunakan adalah pelarut organik dan sejumlah garam organik.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Katoda (+) : Li+(aq)
+ CoO2(s) + e- ——> LiCoO2(s) ………………. (1)
Anoda : Li(s) ——> Li+ (aq)
+ e- ………………. (2)
Reaksi sel : Li(s) + CoO2(s) ——> LiCoO2(s) ……………………. [(1) + (2)]
Prinsip Kerja Baterai Litium-Ion
Terdapat tiga jenis baterai yang menjadi pusat perhatian sekarang ini, yaitu jenis fuel cells, nikel
metal hybrid dan lithium-ion. Prinsip kerja baterai tersebut memanfaatkan reduksi dan oksidasi
untuk menghasilkan listrik pada kedua elektrodanya. Di antara ketiga jenis baterai tersebut,
baterai litium-ion merupakan jenis baterai yang menghasilkan voltase tertinggi, yaitu sekitar 2x
lipat dari baterai nickel-metal hydride. Litium-ion menggunakan komposit yang berstruktur
layer, di mana Litium Cobalt Oxide (LiCoO2) sebagai katodanya dan material karbon (sisipkan
di antara lapisan karbon) sebagai anoda.
Struktur yang terdapat pada baterai lithium-ion bisa Anda lihat pada gambar di bawah ini:
Baterai litium ion terdiri dari anoda, elektrolit, separator, dan katoda. Pada umunya, katoda dan
anoda terdiri dari dua bagian, yaitu material aktif sebagai tempat masuk dan keluarnya ion litium
dan pengumpul elektron sebagai collector current. Proses dihasilkannya listrik pada baterai
litium-ion adalah sebagai berikut :
Ketika anoda dan katoda terhubung, maka elektron akan mengalir dari anoda menuju katoda,
listrik pun akan mulai mengalir. Di bagian dalam baterai terjadi sebuah proses pelepasan ion
litium pada anoda, kemudian ion tersebut akan berpindah menuju katoda melalui elektrolit. Di
bagian katoda bilangan oksidasi kobalt akan berubah dari 4 menjadi 3, hal ini dikarenakan
adanya elektron dan ion litium yang masuk dari anoda. Untuk proses pengisisan ulang baterai,
berbanding terbalik dari proses ini.
Dari berbagai banyak jenis logam, kenapa litium yang sangat menjanjikan untuk anoda? Litium
memiliki nilai potensial standar paling negatif (-3.0 V), paling ringan (berat atom:6.94 g),
sehingga bila dipakai untuk anoda dapat menghasilkan kapasitas energi yang tinggi. Berikut ini
cara menghitung nilai teori dari kepadatan energi yang dihasilkan oleh baterai litium ion. Jika
menggunakan logam litium pada anoda, maka dari 1 kg logam litium dapat menghasil kapasitas
energi per 1 kg massa sebesar (Coulumb/second = Ampere) :
Bila dikalikan dengan potensial standar litium (3 V), menjadi 11583 W h/kg (W=Watt, h=hours).
Sedangkan bila menggunakan senyawa karbon sebagai anoda, dan dianggap satu unit grafit ( 6
atom karbon) mampu menampung 1 atom litium, maka setiap 1 kg anoda secara teori memiliki
kepadatan energi 339 A h/kg.
Sama halnya dengan anoda, kapasitas energi pada katoda bisa dihitung dengan cara yang sama.
Untuk LiCoO2, secara teori memiliki kepadatan energy 137 Ah/kg. Dengan mengetahui berat
molekul dari material elektroda (disebut juga material aktif) dan setiap molekulnya berapa
banyak elektron yang keluar masuk, nilai teori dari kepadatan energi dapat dihitung.
Sifat logam lithium yang sangat reaktif membuat aliran ion lithium ini bereaksi spontan karena
sifat logam lithium yang sangat oksidatif.
Kelebihan sifat logam lithium yang memberikan energi yang besar pada baterai
disebabkan oleh daya oksidatif yang tinggi dan massa atom relatif yang kecil sehingga dengan
berat yang lebih ringan, baterai ini dapat menghasilkan energi yang besar. Sebagai perbandingan,
baterai Ni/Cd hanya memiliki energi sekitar 50 Watt.hour (Wh) dengan daya maksimum 1.2V
sedangkan lithium-ion baterai memiliki sekitar 150 Wh dengan daya 3.7V untuk tiap 1 Kg-nya.
Bahkan dari segi volume, tiap 1 dm3 lithium-ion baterai memiliki 500 Wh energi sedangkan
Ni/Cd hanya sekitar 150 Wh. Dengan kelebihan ini, alat elektronik menjadi semakin ringan dan
kecil.
ISI DARI BATERAI LITHIUM-ION
1. Sel Lithium-Ion dapat berbentuk seperti baterai AA biasa, atau bahkan prismatik berbentuk
kotak
2. Terdapat satu atau beberapa sensor pemantau suhu.
3. Penyesuaian Tegangan (voltage converter) dan sirkuit pengatur(regulator circuit) untuk
mempertahankan tingkat keamanan tegangan dan arus listrik.
4. Konektor yang menghubungkan konektor baterai dengan Notebook.
5. Penyadap tegangan, berfungsi memonitor kapasitas energi pada setiap sel dalam baterai.
6. Monitor pengisi baterai, terdapat komputer kecil yang memastikan baterai terisi listrik dengan
waktu yang sesingkat mungkin dan dengan kapasitas sepenuh mungkin.
Namun, sifat reaktif lithium ini juga merupakan kendala dari pembuatan lithium-ion baterai.
Kendala utama yang mempersulit bahkan merugikan produsen baterai dan konsumen adalah
faktor keamanan. Dalam pembuatan lithium-ion baterai, tahap akhir sebelum dipasarkan adalah
awal pengisian baterai sekitar 40% dari kapasitas. Tahap awal charging baterai merupakan tahap
yang sangat rentan kebakaran. Salah satu peristiwa yang terjadi adalah di Jepang pada tahun
2007 dimana pabrik baterai Panasonic terbakar saat tahap pengisian baterai. Pada tahun 2006 dan
2008, Sony menarik lebih dari 10 juta baterai untuk PC-nya karena adanya kendala keamanan.
Di tahap konsumen juga kadang terjadi insiden akibat lithium-ion baterai. Pada Juni 2006 di
Ohsaka, salah satu notebook peserta konferensi tiba-tiba terbakar yang mengakibatkan
kebakaran. Hal ini ternyata disebabkan oleh kontaminasi bubuk logam pada baterai.
Dari penelitian yang telah banyak dilakukan oleh produsen baterai, penyebab terjadinya
api pada baterai ion lithium adalah kontak lithium dengan logam lain, overcharge, dan
pemanasan. Sedikit saja lithium ini kontak dengan serbuk logam akan menyebabkan api,
sehingga jangan pernah menusuk baterai dengan paku atau benda lain. Pemakaian charger yang
tidak sesuai dimana mengisi baterai dengan tegangan diatas yang seharusnya dalam jangka
waktu lama dapat menyebakan kebakaran. Dan pemanasan diatas 60 derajat juga dapat
membahayakan pengguna. Namun, saat ini baterai telah dilengkapi dengan termometer dan
polimer separator yang dapat mencegah bahaya oleh temperatur tinggi.
Kelebihan dari Baterai Lithium-ion
1. Lebih ringan
Hal ini karena elektroda dari lithium-ion terbuat dari bahan lithium ringan dan karbon. Lithium
juga adalah elemen yang sangat reaktif, dalam arti banyak energi yang dapat disimpan pada
ikatan atomnya.
2. Lebih Bertenaga
Dari data yang ada, Lithium-ion dapat menampung 150 watt-jam pada setiap Kilogramnya,
Sedangkan NiMH(Nickel-Metal Hydride) hanya dapat menampung 100 watt-jam pada setiap
kilogramnyaa.
3. Lebih Kuat.
Sebuah baterai Li-Ion Hanya kehilangan 5% dari kapasiitas per Bulan, Sedangkan baterai NiMH
kehilangan 20% dari kapasitas per bulannya.
4. Lebih Awet.
Lebih awet disini, dalam arti baterai Li-Ion dapat menangi hingga ratusan kali siklus isi ulang.
5. Tidak ada efek Memory
Lithium ion tidak memiliki efek memori artinya tidak perlu menunggu sampai habis kapasitas
penggunaannya untuk diisi ulang artinya walau kapasitasnya masih 50% bisa langsung diisi
ulang bandingkan dengan baterai nikel-kadmium yang boleh diisi ulang jika kapasitasnya sudah
habis.
Kekurangan dari baterai Lithium-Ion
Baterai Lithium-Ion memiliki masa pakai yang terbatas
Baterai Li-Ion ini hanya kuat bertahan hingga 2 atau 3 tahun, sejak tanggal perakitan tidak
peduli Anda gunakan atau tidak.
Baterai Lithium-Ion sangat sensitif terhadap suhu Tinggi
Menyebabkan Baterai terdegradasi lebih cepat dari seharusnya, sehingga umur baterai menjadi
lebih pendek.
Baterai akan benar-benar tidak dapat digunakan
Ini akan terjadi jika Anda menggunakan baterai Li-ion secara terus-menerus sampai habis.
Harga Baterai Lithium-Ion Relatif mahal
Ini karena dalam setiap set Baterai Lithium-Ion, memiliki komputer onboard untuk
mengaturnya.
Terdapat Peluang Kecil yang berbahaya.
Apabila proses pengepakan buruk, maka akan ada potensi baterai akan terbakar atau lebih
parahnya akan meledak.
BAB III
PENUTUP
a) Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
Lithium –ion adalah nama dari suatu jenius baterai yang dapat di isi ulang (rechargeable) yang
paling bertenaga dan popular.
Saat baterai Li-ion digunakan Li+ ion bergerak dari anoda ke katoda melalui separator.
Saat baterai Li-ion pada proses charging Li+ ion bergerak dari katoda ke anoda.
Daftar pustaka
http://dering.co.id/2013/02/apa-sih-baterai-lithium-ion-itu/
Ditulis oleh Rudi Riono pada 15 Februari 2013/diakses pada 9-5-2014 pukul 15.00 WIB
http://www.hamdanchemyr.blogspot.com/2012/06/li-ion-kimia-fisika.html
Ditulis oleh Hamdan Wijaya pada 21 Juni 2012/diakses pada 11-05-2014 pukul 20.00 WIB
http://m.portal.paseban.com/?mod=content&act=read&id=2888
Ditulis oleh Anonim pada 17 Oktober 2011/diakses pada 10-05-2014 pukul 18.00 WIB