Upload
bayu-raharjo
View
153
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Tanah Abang
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota
administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat,
Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220
Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan berdasarkan asas teritorial
dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan,
30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan
pinggiran.
Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 931 ha. Menurut
data statistik 2004, luas tanah tersebut terdiri dari perumahan 497,15 ha, industri
21,79 ha, kantor dan gudang 245,5 ha, taman 17,41 ha, pertanian 0 ha, lahan tidur
49,06 ha, lain-lainnya 100,08 ha. Keadaan geografis kota administrasi Jakarta
Pusat yaitu terletak antara 106º.22’.42” BT sampai dengan 106º.58’.18” BT dan
5º19’,12” LS sampai dengan 6º.23’54” LS. Permukaan tanahnya relatif datar,
terletak sekitar 4 m di atas permukaan laut dan luas wilayahnya 48,17 km² dengan
jumlah penduduk 892.812 jiwa dan memiliki 8 kecamatan yang berada di Wilayah
Kotamadya Jakarta Pusat. Dari lima Kotamadya tersebut, yang terpadat
penduduknya adalah Jakarta Pusat (185,46 jiwa/km²). Hal ini disebabkan jumlah
penduduk yang tidak sebanding dengan luas wilayahnya, sedangkan wilayah
Jakarta Pusat mempunyai luas terkecil dibandingkan wilayah Kotamadya lainnya.
Kepadatan penduduk memicu peningkatan jumlah penggunaan tanah yang pada
akhirnya mengurangi lahan hijau di DKI Jakarta. Jakarta Pusat tepat berada di
jantung Ibukota Jakarta mempunyai kekhususan, di antaranya sebagai pusat
pemerintahan nasional, pusat keuangan dan bisnis.
Letak keadaan wilayah Kecamatan Tanah Abang berada di bagian barat
Kodya Jakarta Pusat. Luas wilayah Kecamatan Tanah Abang adalah 819,785 ha
meliputi tujuh kelurahan, 67 RW, 714 RT. Kelurahan Kampung Bali, Kelurahan
Kebon Kacang, Kelurahan Kebon Melati, Kelurahan Pertamburan, Kelurahan
Bendungan Hilir, Kelurahan Karet Tengsin, Kelurahan Gelora. Pengurangan
penduduk di Kecamatan Tanah Abang disebabkan oleh adanya pembangunan
perkantoran, hotel mewah, plaza, dan apartemen.
Batas-batas wilayah Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Grogol Utara & Jl. Palmerah
Utara, Kec. Palmerah dan Kec. Kebayoran Baru.
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Jati Baru & Jl. Kebon Sirih, Kec.
Gambir.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. M.H. Thambrin & Kali Cideng, Kec.
Menteng.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Jend. Sudirman & Kali Grogol,
Kec. Kebayoran Baru
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Tanah Abang
: Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
: Puskesmas Kelurahan
Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2012
Daerah kumuh dan banjir terdapat di beberapa Rw di Kecamatan Tanah Abang, yaitu:
1. Kelurahan Kampung Bali : Rw 02
2. Kelurahan Kebon Kacang : RW 09
3. Kelurahan Kebon Melati : Rw 014-016
4. Kelurahan Pertamburan : Rw 05,08,09
5. Kelurahan Bendungan Hilir : Rw 07
6. Kelurahan Karet Tengsin : Rw 03-09
7. Kelurahan Gelora : Rw 02
Luas masing– masing kelurahan yang berada di Kecamatan Tanah Abang:
1. Kelurahan Kampung Bali : 73,4 Ha
2. Kelurahan Kebon Kacang : 71 Ha
3. Kelurahan Kebon Melati : 125,43 Ha
4. Kelurahan Petamburan : 90,10 Ha
5. Kelurahan Karet Tengsin : 153,43 Ha
6. Kelurahan Gelora : 259,13 Ha
Kecamatan Tanah Abang terdiri dari 67 Rukun Warga (RW), dan 729 Rukun
Tetangga (RT) dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Jumlah RW dan Jumlah RT di Wilayah Kecamatan Tanah
Abang
No Kelurahan Jumlah RT Jumlah RW
1. Kampung Bali 81 10
2. Kebon Kacang 152 11
3. Kebon Melati 170 15
4. Petamburan 119 11
5. Karet Tengsin 71 9
6. Bendungan Hilir 124 9
7. Gelora 12 2
Jumlah 729 67
( Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2012 )
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Wilayah Kecamatan Tanah Abang mempunyai keadaan demografi yang
padat, penduduk heterogen, dan banyak penduduk musiman. Menurut Laporan
Kecamatan Tanah Abang pada tahun 2012, Kecamatan Tanah Abang memiliki
jumlah penduduk sebanyak 146.408 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 31.584 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki 74.161 jiwa dan
penduduk perempuan 72.247 jiwa. Berikut ini rincian jumlah penduduk yang ada
di Kecamatan Tanah Abang :
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah
Kecamatan Tanah Abang Tahun 2012
No
.
Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah
KK
1. Kampung Bali 5.604 5.583 11.187 2.724
2. Kebon Kacang 10.557 10.104 20.661 5.308
3. Kebon Melati 17.505 17.483 34.988 7.630
4. Karet Tengsin 12.545 11.126 23.671 3.491
5. Petamburan 16.430 15.399 31.829 6.772
6. Bendungan Hilir 9.963 11.107 21.070 5.148
7. Gelora 1.557 1.445 3.002 511
Jumlah 74.161 72.247 146.408 31.584
( Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2012 )
Pertumbuhan alamiah dan morbilitas penduduk di Kecamatan Tanah Abang pada
tahun 2007 adalah:
1. Lahir : 13
2. Mati : 80
3. Datang: 130
4. Pindah : 123
Tabel 1.3 Jumlah Gakin di Kecamatan Tanah Abang Perkelurahan Tahun
2012
No. Kelurahan RW KK Jiwa
1. Kebon Kacang 10 RW 691 2.631
2. Kebon Melati 16 RW 705 4.866
3. Bendungan Hilir 9 RW 652 2.260
4. Petamburan 9 RW 342 1.645
5. Kampung Bali 10 RW 365 1.471
6. Karet Tengsin 8 RW 355 1.270
7. Gelora 3 RW 59 3.84
Jumlah 65 RW 3.169 14.927
( Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2012 )
Tabel 1.4 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tanah Abang Tahun
2012
No. Kelurahan Luas
Wilayah
(km²)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk ( per
km²)
1. Kebon Kacang 7.1 20.661 2910.00
2. Kebon Melati 12.5 34.988 2789.44
3. Bendungan
Hilir
15,816.0 21.070 1.33
4. Karet Tengsin 15,343.0 23.671 1.54
5. Petamburan 9,010.0 31.829 3.53
6. Kampung Bali 7,340.0 11.287 1.54
7. Gelora 25,913.0 3.002 0.12
Jumlah 73,441.6 146.508 5707.5
( Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2012 )
A. Data Penduduk Menurut Umur
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur di Kecamatan Tanah Abang Tahun 2012
No. Kelompok Umur
(tahun)
Laki-Laki Perempuan Laki-laki+Perempuan
1. 0-4 6.043 5.727 11.770
2. 5-9 5.536 5.198 10.734
3. 10-14 4.951 4.847 9.798
4. 15-19 5.992 6.076 12.068
5. 20-24 8.573 7.914 16.487
6. 25-29 9.234 8.120 17.354
7. 30-34 7.521 6.628 14.149
8. 35-39 6.183 5.869 12.052
9. 40-44 5.532 6.547 12.079
10. 45-49 4.615 4.523 9.138
11. 50-54 3.566 3.470 7.036
12. 55-59 2.502 2.533 5.035
13. 60-64 1.555 1.738 3.293
14. 65-69 1.113 1.265 2.378
15. 70-74 652 921 1.573
16. >75 593 871 1.464
Jumlah 74.161 72.247 146.408
( Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2012 )
B. Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 1.6 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah
Kecamatan Tanah Abang Tahun 2012
No
.
Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Tidak sekolah 7.876
2. Tidak tamat SD/MI 7.425
3. Tamat SD/MI 11.692
4. Tamat SMP/MTS 20.836
5. Tamat SMA/SMK/MA 28.080
6. Tamat Akademi/ PT 10.257
( Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2012 )
C. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Tahun
2012
Tabel 1.7 Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Tahun 2012
Data Dasar Jumlah
Jumlah Penduduk 146.508
Jumlah Kelurahan 7
Jumlah Puskesmas 7
Jumlah RW 67
Jumlah RT 729
Jumlah KK 31.584
Tenaga Kesehatan 357
Posyandu 73
Kader Aktif 400
Kader Ada 550
Jumlah Bayi dan Balita 11.421
Jumlah Ibu Hamil 2.495
Jumlah Ibu Nifas 2.267
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2012 )
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dunia kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi
yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan
dan mempunyai misi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan, mendorong
kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya,
memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara dan meningkatkan kesehatan
perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan
mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan
menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas.
Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai
kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun
puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi
kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komphrensif yang meliputi promtif (peningkatan
kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitative
(pemulihan kesehatan). Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja
seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat
dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan
otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor
kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi
paradigma sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang
sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari
masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula
fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.
1.1.2.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah
tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota/
bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 – 50.000
penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling.
Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih
merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi
puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
I.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan )
3. Kuratif ( pengobatan )
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
meninggal.
I.1.2.4 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping
itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan
dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri
dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan
memantau progran kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga
dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat
jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut
antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
(Sumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas)
Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas.
Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai
pusat pelayanan keseharatan (Yankes) yang terdiri dari yankes perorangan dan
masyarakat. Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa
proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk
menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat
indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat
umum mempunyai indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar
I.1.2.5 Peran Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan
managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistim perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan
yang tersusun rapi serta sistim evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing–masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung
jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
I.1.2.6 Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat
memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat adalah:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku penduduk yang sehat
3. Cakupan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan
I.1.2.7 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya.
I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah
Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:
a. Program Promosi Kesehatan
b. Program Kesehatan Lingkungan
c. Program Kesehatan Ibu dan Anak
d. Program Keluarga Berencana
e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
g. Program Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan
untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah
kerjanya. Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan
dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.8 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas
No
.
Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
1.
Promosi Kesehatan
Penyuluhan di
Dalam dan di Luar
Gedung
RW siaga
Tatanan sehat
Perbaikan
perilaku sehat
2.
Kesehatan LingkunganPenyehatan
pemukiman
Cakupan air
bersih
Cakupan jamban
keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah
sehat
3. Kesejahteraan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan Cakupan linakes
persalinan
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan
imunisasi
No
.
Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
4. Keluarga BerencanaPelayanan
Keluarga BerencanaCakupan MKET
5.
Pemberantasan penyakit
menular
Diare Cakupan kasus
diare
ISPA Cakupan kasus
ISPA
Malaria Cakupan kasus
malaria
Cakupan
kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan
penemuan kasus
Angka
penyembuhan
6. Gizi
Distribusi vit A / Fe
/ cap yodium
Cakupan vit A /
Fe / cap yodium
PSG % gizi kurang /
buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
7. PengobatanMedik dasar Cakupan
pelayanan
UGD Jumlah kasus
yang ditangani
Laboratorium
sederhana
Jumlah
pemeriksaan
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
1.1.2.9 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah
ada, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Upaya Kesehatan Jiwa
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
8. Upaya Pengobatan Akupuntur
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah
dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan
dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila
upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
puskesmas kecamatan Tanah Abang periode Januari - Desember 2012 adalah :
a. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Akupuntur
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran
puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program
puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita
(BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH),
Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TPKJM)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan
jiwa & promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan
PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia
usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.
Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan
setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan
ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal
dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal).
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas
dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di
puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan
bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian
luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
gangguan kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan
masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke
periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan
evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.
Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat
dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan
kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur
melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa
diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
c. Tatanan tempat-tempat umum
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan
potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun
LSM dan tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM
(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun
Puskesmas).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS
(Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas
program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan
upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang merupakan salah satu Puskesmas
yang melaksanakan kegiatan pengembangan, pembinaan dan pelayanan
kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang mempunyai Visi, Misi, Tujuan, Tugas Pokok,
Fungsi, Sasaran dan Prioritas Program.
Wilayah Kecamatan Tanah Abang mempunyai satu unit Puskesmas
tingkat Kecamatan, lima unit Puskesmas tingkat Kelurahan, yaitu :
1. Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang merupakan puskesmas dengan luas
bangunan 1500 m2 terdiri dari tiga lantai.
2. Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir
Dibangun di atas tanah seluas 932 m2 dengan luas bangunan 432 m2.
3. Puskesmas Kelurahan Gelora
Dibangun di atas tanah seluas 500 m2 dengan luas bangunan 270 m2.
4. Puskesmas Kelurahan Kampung Bali
Dibangun di atas tanah seluas 250 m2 dengan luas bangunan 175 m2.
5. Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin
Dibangun di atas tanah seluas 302 m2 dengan luas bangunan 168 m2.
6. Puskesmas Kelurahan Bungur
Dibangun di atas tanah seluas 486 m2 dengan luas bangunan 252 m2
Kegiatan pelayan kesehatan yang ada di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang adalah sebagai berikut :
1. Balai Pengobatan Umum (BPU)
2. Balai Pengobatan Gigi (BPG)
3. BP Mata
4. BP Kulit
5. BP Kebidanan
6. BP Diabetes Melitus
7. Poli KIA
Penanggung Jawab
Rumah Bersalin
Ka.PKM Kel. BENHIL
Ka. PKM Kel. PETAMBURAN
Ka. PKM Kel. KARET
TENGSIN
Ka. PKM Kel. Kp. BALI
Ka. PKM Kel. GELORA
KEPALA PUSKESMAS
Kasubag Tata Usaha
Kepegawaian Keuangan Perencanaan Tim PengadaanRumah Tangga
KOORDINATORPELAYANAN KESEHATAN
KOOORDINATORPENUNJANG
Bendahara Barang
8. Poli KB
9. Poli MTBS
10. Poli Gizi
11. Poli Jiwa
12. Poli Askes/Jamsostek
13. Tindakan
14. UGD 24 Jam
15. Laboratorium
16. Rontgen
17. Pap Smear
18. Apotik
19. Poli Onkologi
20. IMS
1.1.3.1 Struktur Organisasi
Diagram 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
2013
1.1.3.2 Visi
Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Menjadi Pusat pelayanan Yang
Bermutu Dengan Tenaga Profesional tahun 2015
1.1.3.3 Misi Puskesmas
1. Mengembangkan profesional SDM.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan untuk
memuaskan pelanggan.
3. Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintas sektoral yang
berhubungan dengan bidang kesehatan.
1.1.3.4 Tujuan
1. Meningkatkan cakupan kesehatan masyarakat
2. Menurunkan angka kesakitan penyakit
3. Meningkatkan angka kesembuhan penyakit
4. Meningkatkan caupan pelayanan kesehatan medis
5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan medis
6. Meningkatkan manajemen sumberdaya kesehatan
7. Meningkatkan manajemen mutu kesehatan
8. Meningkatkan manajemen informasi kesehatan
9. Meningkatkan fungsi manajemen kesehatan
10. Meningkatkan jejaring kemitraan
1.1.3.5 Tugas Pokok
Puskesmas Kecamatan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
yang mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan, Pembinaan, Pengendalian
Puskesmas Kelurahan, Pengembangan Upaya Kesehatan, Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan di wilayah kerjanya.
1.1.3.6 Fungsi
1. Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan
oleh Puskesmas Kelurahan, meliputi program KIA, Perbaikan Gizi,
Perawatan Kesehatan Masyarakat, UKS dan R/R.
2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian terhadap pengelolaan
dan pelayanan Puskesmas Kelurahan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis yang meliputi : Loket, Rekam
Medik, KB, Gigi, Spesialis, Konsultasi Remaja, Gizi, Geriatrik, Klinik 24
jam, Persalinan, Rawat Inap, Laboratorium, Farmasi Komunitas,
Radiologi, Optik.
4. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang
meliputi : Kader kesehatan, Posyandu, Karang Werda, dll.
5. Mengkoordinasikan temu Lintas Batas, Lintas Sektoral dalam
penanggulangan masalah kesehatan.
6. Menilai dan melaporkan kinerja puskesmas.
1.1.3.7 Sasaran
1. Meningkatkan cakupan pelayanan Rumah Bersalin Puskesmas
2. Meningkatkan cakupan pelayanan Puskesmas 24 jam
3. Meningkatkan angka kepuasan pelanggan
4. Meningkatnya jumlah sumber daya manusia kesehatan ssesuai standar
5. Meningkatnya mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai standar
6. Mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2000
7. Meningkatnya manajemen teknologi informasi kesehatan Puskesmas
Kecamatan dan Kelurahan
8. Meningkatnya kualitas perencanaan kesehatan
9. Meningkatnya pengendalian dan penilaian kegiatan
10. Meningkatnya manajemen administrasi keuangan
11. Meningkatnya manajemen administrasi kepegawaian
12. Meningkatnya manajemen sarana dan prasarana kesehatan
13. Meningkatnya manajemen administrasi umum
14. Meningkatnya jumlah dan kualitas jejaring kemitraan
1.1.3.8 Program Puskesmas
1. Program peningkatan Kesehatan Masyarakat
a. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
i. Penanggulangan Demam Berdarah
ii. Penanggulangan TBC
iii. Penanggulangan Kusta
iv. Imunisasi
b. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tidak Menular
i. Penyuluhan tentang penyakit
ii. Penanggulangan Kesehatan Remaja dan Konseling jiwa
iii. Kesehatan Gigi dan Mulut
iv. PHBS
v. TOGA
c. Peningkatan Gizi dan PPSM
i. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
ii. Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
iii. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
iv. Lansia
v. Kesehatan Ibu
vi. Kesehatan Anak
vii. Peran Serta Masyarakat (PSM)
viii. Perkesmas
d. Peningkatan Surveillance dan Epidemiologi
i. Surveilance KLB
ii. Surveilance AFP
iii. Surveilance Kematian
e. Kesehatan Lingkungan
i. Penyehatan TTU
ii. Pengawasan Kualitas air dan Industri
iii. Penyehatan Makanan dan Minuman
iv. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
a. Peningkatan dan Pengembangan SDM Puskesmas
b. Operasional Belanja Barang dan Jasa Puskesmas
c. Operasional Buka 24 Jam
d. Peningkatan Diklat SDM Puskesmas
e. Survei Kepuasan Pelanggan
3. Penanganan gawat Darurat
4. Perbaikan Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
1.1.3.9 Sumber Daya Manusia (SDM)
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan
Tanah Abang Periode Januari – juli 2013 berjumlah 87 orang.
Tabel 1.9 Ketenagaan di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Jenis
Puskesmas
JumlahKec.
Tanah
Abang
Kel.
Benhil
Kel.
Karet
Tengsin
Kel.
Petamburan
Kel.
Kampung
Bali
Kel.
Gelora
Dr.
Spesialis1 - 1
S1 Hukum 1 - 1
Dr. Gigi 4 2 1 1 1 1 10
Dr. Umum 6 1 1 1 1 1 11
S1
Kesmas1 - 1
Apoteker 2 - 2
S1
Ekonomi /
akuntansi
3 - 3
A.k
Rontgen1 - 1
Ak. Gizi 1 - 1
Ak.
Analisis
1 - 1
Lab
Jenis
Puskesmas
jumlahKec.
Tanah
Abang
Kel.
Benhil
Kel.
Karet
Tengsin
Kel.
Petamburan
Kel.
Kampung
Bali
Kel.
Gelora
D3
Kebidanan
3 1 1 1 6
D3
Keperawat
an
9 2 1 1 1 14
Perawat
Umum1 1 1 3
Perawat
Gigi /
Tehniker
2 2
Sp PH 1 1
D3
Kesling 1 1
SAA/D3
Farmasi1 1 1 1 4
Pekarya
Kesehatan
SLA 1
SLP 1SLA 1
SLA 2
SLP 1
D3 Umum 1 1
SLA/
STM/
SMEA
7 2 1 1 11
SLP 1 1
SD 1 1 1 3
S1 ADM
Negara1 1
SMAK 1 1
D1
Bidan/SB1 1 1 1 4
S1
Matematik
a
1 1
Jumlah 54 9 6 7 5 6 87
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Tanah Abang 2013)
1.1.3.10 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang terdiri dari tiga lantai, pada lantai
satu terdapat Rumah Bersalin (RB) yang dilengkapi dengan kamar rawat inap dan
kamar mandi, Instalasi Gawat Darurat (IGD), satu poliklinik dokter spesialis
penyakit dalam, serta satu poliklinik dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang
dilengkapi dengan pemeriksaan USG. Di lantai dua terdapat loket pendaftaran,
apotik, laboratorium, pelayanan KIA, KB, Imunisasi, Gizi, poli anak, poli
penyakit dalam, poli khusus asuransi & rujukan (Jamsostek, Askes, dan Gakin),
poli gigi, poli mata, poli paru, poli spesialis anak, ruang tindakan dan kamar
mandi. Lantai tiga terdapat kantor kepala puskesmas, tata usaha, staff program
puskesmas, ruang arsip, ruang rumah tangga, gudang, ruang kesling, rontgen, dan
aula.
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang juga dilengkapi dengan sarana medis
dan non medis. Sarana medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat - alat
yang tidak habis pakai yang diberikan kepada Puskesmas, termasuk perlengkapan
laboratorium seperti:
1. Basic Equipment:
a. Umum
b. KlA set
c. Poliklinik set
2. Public Health Nursing dan Midwifery kit
3. Diagnostic and Surgical Equipment
4. Physician kit
5. Health Education Equipment
6. Laboratory Equipment
7. Alat - alat resusitasi dasar
8. Skrining kit bagi UKS di Puskesmas
9. Alat- alat imunisasi
10. IUD set (for family planning )
11. Alat - alat penyuluhan
12. Perangkat peralatan gigi A dan B
13. Perlengkapan / alat - alat pertolongan persalinan
14. Alat kesehatan gigi
15. Alat kesehatan untuk membantu partisipasi masyarakat
16. USG
17. EKG.
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang adalah :
1. Meubel :
a. Lemari arsip dan obat
b. Lemari kartu
c. Lemari instrumen
d. Meja periksa
e. Meja rapat
f. Meja kerja
g. Kursi
h. Bangku tunggu
2. Kendaraan / transportasi :
a. Mobil puskesmas keliling 2 buah
b. Sepeda motor 11 buah
3. Perlengkapan kantor :
a. Administrasi (formulir, kertas,map, dll)
b. Mesin tulis (portabel, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Peti uang / brankas
e. Personal komputer tiga unit pada puskesmas Kecamatan.
4. Alat komunikasi: telepon
5. Alat penerangan: PLN dan generator diesel
6. Alat rumah tangga kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset / Radio
c. Kulkas (bukan untuk vaksin)
d. Peralatan dapur
e. Kasur, bantal, sprei, gorden, taplak, Alat - alat kebersihan.
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang juga dilengkapi dengan sarana obat-
obatan. Pengelolaan obat di Puskesmas marupakan suatu rangkaian kegiatan yang
menyangkut perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia, yang mencakup pola / tata
laksana dan perangkat lunak lainnya, tenaga, sarana dan dana dalam rangka
memelihara dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan ekonomis di
unit-unit kesehatan meliputi penyediaan obat yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan tempat.
Tabel 1.10 Jumlah Kematian Ibu dan Balita di Wilayah Kecamatan Tanah
Abang periode Januari-Agustus Tahun 2013
PuskesmasJumlah Kematian
Ibu Bayi Balita
Kampung bali 0 0 1
Tanah Abang 0 0 0
Kebon melati 0 0 0
Petamburan 0 0 0
karet tengsin 1 0 0
Bendungan hilir 1 1 0
Gelora 2 0 0
Total 4 1 1
Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Tahun
2013
Data keadaan penduduk menurut jenjang pendidikan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang tahun 2012
1.1.4 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di
puskesmas se-kecamatan Tanah Abang, yaitu :
1.1.4.1 Pengendalian penyakit TB Paru
Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2ML di
Puskesmas se-kecamatan Tanah Abang pada kasus TB paru adalah untuk
mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke puskesmas yang
berada di wilayah kecamatan Tanah Abang dan agar semua penderita TB
yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan
meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa terputus). Sasaran dari
program P2M di Puskesmas se-kecamatan Tanah Abang pada kasus TB
paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke poli TB paru.
Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi
dan Angka Kesembuhan :
a. Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun
Jumlah suspek yang diperiksa x 100.000
Jumlah Penduduk
CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA
positif pada penduduk suatu wilayah
=
Dengan target > 70% dalam satu tahun.
b. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif
menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara
penderita TB paru yang diobati.
=
Dengan target > 80% dalam satu tahun.
c. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi
BTA negatif setelah pengobatan selesai (6 bulan).
=
Dengan target >85% dalam satu tahun.
%100tentuilayah terpenduduk w pada )(BTA perkiraan Jumlah
)(BTA penemuan Jumlah
%100 )(BTA Jumlah
intensif fasesetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah
%100 )(BTA Jumlah
selesai pengobatansetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah
d. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan
persentase kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium
pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium
rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di laboratorium
pemeriksaan pertama.
=
Tabel 1.11 Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Tanah Abang Periode Januari –Agustus 2013
No Puskesmas
Perkiraan
BTA(+)
(a)
Penemuan
penderita
BTA(+) (b)
CDR (>70%)
(b/a x 100%)
1. Kebon Kacang 93 51 54,8%
2. Kebon Melati 45 35 77,7%
3. Bendungan Hilir 60 52 86,7%
4. Karet Tengsin 24 12 50%
5. Petamburan 72 40 55.6%
6. Kampung Bali 68 59 86,7%
7. Gelora 56 48 85,7%
Jumlah 418 297 71,05%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas se-Kecamatan
Tanah Abang Periode Januari- Agustus 2013)
Keterangan :
Dari tabel 1.11 didapatkan angka penemuan penderita di Kecamatan
Tanah Abang sebesar 71,05% lebih dari target yaitu > 70%.
%100check cross di yangsediaan Jumlah
negatife falsesediaan positif falsesediaan Jumlah
Tabel 1.12 Angka Konversi TB di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Tanah Abang Periode Maret–Agustus 2013
No PuskesmasPenemuan
penderitaBTA(+) (a)
Penemuan
penderita
konversi
(b)
Angka
konversi TB
(>80%)
(b/a x 100%)
1. Kebon Kacang 51 45 88,2 %
2. Kebon Melati 35 24 68,5%
3. Bendungan
Hilir52 44 84,6%
4. Karet Tengsin 12 8 66,7%
5. Petamburan 40 34 85%
6. Kampung Bali 59 43 72,8%
7. Gelora 48 31 64,5%
Jumlah 297 229 77,1 %
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif
pasien baru BTAPositif P2ML Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang
Periode Maret-Agustus 2013)
Keterangan :
Dari tabel 1.12 didapatkan angka konversi TB di Kecamatan Tanah Abang
sebesar 77,1% kurang dari target yaitu > 80%.
Tabel 1.13 Angka Kesembuhan (CR) TB di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Tanah Abang Periode Juli-Agustus 2013
No Kelurahan
Penemuan
penderita
BTA(+)
(a)
Penemuan
penderita
sembuh (b)
Angka kesembuhan
TB (>85%)
(b/a x 100%)
1. Kebon
Kacang14 8 57,1%
2. Kebon
Melati15 9 60%
3. Bendungan
Hilir15 6 40%
4. Karet
Tengsin12 8 66,7%
5. Petamburan 13 8 61,5%
6. Kampung
Bali17 11 64,7%
7. Gelora 14 9 64,2%
Jumlah 100 59 59%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien
baru BTA Positif P2ML Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang Periode Juli-
Agustus 2013)
Keterangan :
Dari tabel 1.13 didapatkan angka kesembuhan TB di se-Kecamatan
Tanah Abang sebesar 59%, kurang dari target yaitu > 85%.
Error rate tidak dapat dihitung karena tidak terdapatnya data mengenai
hasil false positive dan false negative.
1.1.4.2 Pengendalian Penyakit Diare
Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kematian akibat
diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di
tingkat rumah tangga.
Indikator kinerja dan pemberantasan penyakit diare di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang bulan Januari-Agustus 2013
adalah angka kesakitan < 4%.
Incidence Rate kasus diare =
%100pendudukJumlah
baru diare penderitaJumlah
Tabel 1.14 Incidence Rate Kasus Diare di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang Periode Januari –Agustus 2013
No.
Puskesmas Jumlah
Penduduk
(a)
Jumlah
Penderita
Diare
(b)
IR
(Incidence
Rate)
(< 4%)
1.Kebon Kacang 20.661 874 4,23%
2.Kebon Melati 34.988 1480 4,23%
3.Bendungan Hilir 21.070 891 4,22%
4.Karet Tengsin 23.671 1001 4,22%
5.Petamburan 31.829 1750 5,5%
6.Kampung Bali 11.287 800 7.09%
7.Gelora 3.002 127 4,23%
Jumlah 146.508 6.923 4,73%
(Sumber : Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari –Agustus 2013)
%100a
b
Keterangan :
Dari tabel 1.14 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus diare di
wilayah Puskesmas se-kecamatan Tanah Abang periode Januari – Agustus 2013
sebesar 4,73% lebih dari target <4%.
1.1.4.3 Pengendalian Penyakit ISPA / Pneumonia
Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan
pneumonia pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka
kematian balita. Indikator kinerja Pengendalian Penyakit ISPA adalah
persentase kasus ISPA balita <10% per tahun, karena data didapat dari
periode januari sampai Agustus < 10%. Kegiatan yang dilaksanakan pada
program pengendalian penyakit ISPA/Pneumonia serta penyebarluasan
informasi penyakit pneumonia yaitu melalui leaflet.
Incidence Rate kasus ISPA/Pneumonia
=
%100balitadan bayiJumlah
baru PneumoniaISPA / penderitaJumlah
Tabel 1.15 Jumlah Penderita ISPA di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang
Periode Januari –Agustus 2013
No. Puskesmas
Jumlah
Penderita
ISPA(a)
Jumlah
Seluruh
penduduk(b)
Jumlah
balita
b×10%
Angka kesakitan
(<10 %)
1. Kebon
Kacang
3.38220.661
2066,1 16,36%
2. Bendungan
Hilir
2.50021.070
2107 11,9%
3. Karet Tengsin 2.800 23.671 2367,1 11,8%
4. Petamburan 3.250 31.829 3182,9 10,2%
5. Kampung
Bali
1.25011.287
1128,7 11%
6. Gelora 350 3.002 300,2 11,7%
Jumlah 13.532 111.520 11.152 12%
(Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang
Periode Januari-Agustus 2013)
Keterangan :
Dari tabel 1.15 Persentase kasus ISPA pada balita di wilayah kecamatan
Tanah Abang sebesar 12%, melebihi target yaitu <10%.
1.1.4.4 Pengendalian Penyakit Kusta
Tabel 1.16 Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Periode Januari-Agustus 2013
No. Puskesmas
Jumlah
Penderita
KUSTA
(a)
Jumlah
Seluruh
penduduk
(b)
Angka kesakitan
a x100%
b
1. Kebon Kacang 5 20.661 0,024%
2. Bendungan Hilir 1 21.070 0,004%
3. Karet Tengsin 0 23.671 0%
4. Petamburan 0 31.829 0%
5. Kampung Bali 0 11.287 0%
6. Gelora 0 3.002 0%
Jumlah 6 111.520 0.005%
(Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari-Agustus 2013)
Keterangan :
Dari tabel 1.16 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus
kusta di wilayah Puskesmas se-kecamatan Tanah Abang periode Januari –
Agustus 2013 sebesar 0,005 % dari target 0%.
1.1.5 Identifikasi Masalah
Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung merupakan suatu
subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa
fungsi yaitu:
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Kebon Kacang periode Januari –Agustus 2013 sebesar 54,8%.
2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Karet Tengsin periode Januari –Agustus 2013 sebesar 50%.
3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Petamburan periode Januari –Agustus 2013 sebesar 55,6%.
4. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kebon Melati periode
Maret-Agustus 2013 sebesar 68,5%.
5. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin periode
Maret-Agustus 2013 sebesar 66,7%.
6. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kampung Bali periode
Maret-Agustus 2013 sebesar 72,8%.
7. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Gelora periode Maret-
Agustus 2013 sebesar 64,5%.
8. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang
periode Juli-Agustus 2013 sebesar 59%.
9. Jumlah Penderita ISPA pada Balita di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Tanah Abang periode Januari-Agustus 2013 sebesar 12%.
10. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Kacang periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,23%.
11. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Melati periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,23%.
12. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Bendungan
Hilir periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,22%.
13. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Karet
Tengsin periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,22%.
14. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Petamburan
periode Januari-Agustus 2013 sebesar 5,5%.
15. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung
Bali periode Januari-Agustus 2013 sebesar 7,09%.
16. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Gelora
periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,23%.
17. Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kelurahan Bendungan
Hilir Periode Januari- Agustus 2013 sebesar 0,004%.
18. Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Kacang Periode Januari- Agustus 2013 sebesar 0,024%.
1.1.6 Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-
Kecamatan Tanah Abang maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan
cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang
diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya
dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga
masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program P2ML di
puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Kebon Kacang periode Januari –Agustus 2013 sebesar 54,8% kurang
dari target >70%.
2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Karet Tengsin periode Januari –Agustus 2013 sebesar 50% lebih dari
target >70%.
3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Petamburan periode Januari –Agustus 2013 sebesar 55,6% lebih dari
target >70%.
4. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kebon Melati periode
Maret-Agustus 2013 sebesar 68,5% kurang dari target >80%.
5. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin periode
Maret-Agustus 2013 sebesar 66,7% kurang dari target >80%.
6. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kampung Bali periode
Maret-Agustus 2013 sebesar 72,8% kurang dari target >80%.
7. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Gelora periode Maret-
Agustus 2013 sebesar 64,5% % kurang dari target >80%.
8. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang
periode Juli-Agustus 2013 sebesar 59 % kurang dari target >85%.
9. Jumlah Penderita ISPA pada Balita di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Tanah Abang periode Januari-Agustus 2013 sebesar 12%
kurang dari target <10% .
10. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Kacang periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,23% kurang dari
target <4%.
11. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Melati periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,23% lebih dari target
<4%.
12. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Bendungan
Hilir periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,22% kurang dari target
<4%.
13. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Karet
Tengsin periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,22% kurang dari
target <4%.
14. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Petamburan
periode Januari-Agustus 2013 sebesar 5,5% kurang dari target <4%.
15. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung
Bali periode Januari-Agustus 2013 sebesar 7,09% kurang dari target
<4%.
16. Jumlah Penderita Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Gelora
periode Januari-Agustus 2013 sebesar 4,23% kurang dari target <4%.
17. Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kelurahan Bendungan
Hilir Periode Januari- Agustus 2013 sebesar 0,004% lebih dari target
0%.
18. Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Kacang Periode Januari- Agustus 2013 sebesar 0,024% lebih dari
target 0%.