24
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis Pemindahan tanah mekanis (PTM) adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan: penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transforting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading and leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat besar/berat), (Partanto,1996). Kutipan tak langsung Pemindahan tanah mekanis (PTM) adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan: penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transforting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading and leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat besar/berat), (Partanto,1996 : halaman keberapa). Pemindahan tanah mekanis yang dilakukan pada PT. Bukit Asam adalah bersifat continuos mining. Di 5

Tugas Komunikasi Imiah 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tata tulis

Citation preview

Page 1: Tugas Komunikasi Imiah 2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

Pemindahan tanah mekanis (PTM) adalah segala macam pekerjaan

yang berhubungan dengan kegiatan: penggalian (digging, breaking,

loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transforting),

penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading and leveling) dan

pemadatan (compacting) tanah atau batuan menggunakan alat-alat mekanis

(alat-alat besar/berat), (Partanto,1996).

Kutipan tak langsung

Pemindahan tanah mekanis (PTM) adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan: penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transforting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading and leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat besar/berat), (Partanto,1996 : halaman keberapa).

Pemindahan tanah mekanis yang dilakukan pada PT. Bukit Asam

adalah bersifat continuos mining. Di mana dilakukan sepenuhnya oleh para

kontraktor yang terdapat di semua IUP perusahaan PT. Bukit Asam.

Untuk pekerjaan pemindahan tanah/batuan dengan volume yang

besar, waktu singkat, dan tingkat kesukaran dalam penggalian cukup sulit,

maka pemindahan material dilakukan dengan alat berat/mekanis. Pada Proyek

Akhir ini pembahasannya akan dititik beratkan pada pekerjaan yang

berhubungan dengan tambang terbuka (Surface mining).

5

Page 2: Tugas Komunikasi Imiah 2

6

Bidang pekerjaan pemindahan tanah mekanis banyak terlihat pada

pekerjaan teknik sipil dan pertambangan. Untuk pekerjaan teknik sipil,

seperti; penimbunan dan perataan lahan perumahaan, pasar, pertokoan,

pembuatan jalan raya, jalan kereta api, waduk, bendungan, tanggul, sungai,

irigasi, kanal, lapangan terbang, pelabuhan, dan lain-lain.

Bidang pekerjaan untuk tambang terbuka, meliputi :

1. Pembuatan jalan menuju lokasi penambangan

2. Land clearing ;pembersihan permukaan tanah dari semak-semak,

Pohon dan semak-semak, pohon dan benda-benda lainya.

3. Pengupasan tanah pucuk (Top soil).

4. Penggalian bahan mineral (ORE).

5. Pemindahan tanah/batuan.

6. Reklamasi dan revegetasi.

Agar mengetahui suatu pekerjaan, maka kita dapat melakukan efisiensi

kerja dan efesiensi peralatan mekanis, yang dapat dilihat pada penjelasan

berikut.

1. Efisiensi Kerja

Efesiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja efektif

dengan waktu kerja yang tersedia, dinyatakan dalam persen (%). Maka

Page 3: Tugas Komunikasi Imiah 2

7

dari itu, perlu diketahui komponen-komponen waktu yang ada pada saat

operasional alat. Dalam hal ini, kondisi alat-alat mekanis yang digunakan

dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu

selama waktu kerja dari alat yang tersedia. Adanya kehilangan waktu kerja

dipengaruhi oleh faktor alam, alat dan manusia.

Waktu kerja effektif = Wkt-(Wtd-Whd) .......................( 1 )

Efisiensi kerja = ......................( 2 )

Keterangan:

We = Waktu kerja effektif

Wt = Waktu kerja yang tersedia

Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari

Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari

2. Efisiensi peralatan mekanis

a. Efisiensi Operator (Operator Efficiency)

Efisiensi Operator merupakan faktor manusia yang

menggerakkan alat-alat yang sukar untuk menentukan efisiensinya

secara tepat, karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari

jam ke jam, tergantung dari keadaan cuaca (alam), kondisi alat yang

dikemudikannya, suasana kerja, ketinggian area kerja, dan lain-lain.

Page 4: Tugas Komunikasi Imiah 2

8

Terkadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan (incentive)

dapat mempertinggi efisiensi operator.

Sebenarnya efisiensi operator tidak hanya dipengaruhi oleh

kemalasan dalam pekerjaan itu, tetapi juga karena keterlambatan dan

hambatan – hambatan yang tidak mungkin dihindari, seperti: melumasi

kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan bagian-bagian

terpenting sesudah sekian jam dipakai, memindahkan ke tempat lain,

tidak adanya keseimbangan antara alat-alat angkut dan alat-alat muat,

menunggu perawatan jalan, pengisian BBM, dan lain-lain. Karena hal-

hal tersebut di atas, sangat jarang selama satu jam itu operator benar-

benar bekerja penuh 100%.

Jadi, dalam menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan harus diingat juga efisiensi pekerja-

pekerjanya.

Tabel 1.EFISIENSI OPERATOR

Jenis Alat Eff.Baik Sekali Eff.Sedang Eff. Kurang Baik atau pada Malam

HariCrawler tractor

Dengan Ban Karet

92% (55min/jam)

83% (50min/jam)

83% (50min/jam)

75% (45min/jam)

75% (45min/jam)

67% (40min/jam)

Sumber: Partanto (1996)

b. Efisiensi alat mekanis

Sehubungan dengan efisiensi operator diatas, perlu juga diingat

keadaan alat mekanisnya, karena hal tersebut dapat mempengaruhi

tingkat efisiensi operatornya.

Page 5: Tugas Komunikasi Imiah 2

9

Menurut Partanto (1996), ada beberapa pengertian yang dapat

menunjukkan keadaan alat mekanis dan keefektifan penggunanya

antara lain sebagai berikut.

Kutipan langsung, tapi tidak menggunakan tanda kutip.

Menurut Partanto (1996 : halaman keberapa), “ada beberapa

pengertian yang dapat menunjukkan keadaan alat mekanis dan

keefektifan penggunanya antara lain sebagai berikut...”

1) Availabilty index(AI) atau mechanical availabilty (MA)

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis

yang sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan.

Persamaan untuk Mechanical Availabilty (MA) adalah sebagai

berikut:

........................( 3 )

Keterangan:

W = Working hours atau jumlah kerja alat. Yaitu waktu yang

dibebankan kepada seseorang operator suatu alat yang

dalam kondisi yang dapat dioperasikan atau tidak rusak.

Waktu ini meliputi pula tiap hambatan (delay time) yang

ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu-

waktu untuk pulang pergi ke permukaan kerja, pindah

tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar, hambatan

karena keadaan cuaca, dan lain-lain.

Page 6: Tugas Komunikasi Imiah 2

10

R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan, yaitu waktu

untuk perbaikan alat dan waktu yang hilang karena

menunggu saat perbaikan alat dan waktu yang hilang karena

menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu untuk

penyediaan suku cadang (spare parts) serta waktu untuk

perawatan preventif.

2) Physical availibilty (PA) atau Operational avaibility (OA)

Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang

sedang dipergunakan, persamaannya adalah sebagai berikut.

......................... ( 4 )

Keterangan:

S = Standby hours, yaitu jumlah jam suatu alat yang tidak dapat

dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam

keadaan siap beroperasi.

T = Total hours. Sama dengan W + R + S = Scherduled hours,

adalah jumlah seluruh jam di mana alat dijadwalkan untuk

beroperasi.

Physical Availabilty pada umumnya selalu lebih besar daripada

Mechanical Avaibility. Tingkat efisiensi dari sebuah alat mekanis

naik jika angka PA mendekati angka MA.

Page 7: Tugas Komunikasi Imiah 2

11

3) Use of Availability (UA)

Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh

suatu alat untuk beroperasi pada saat alat mekanis tersebut dapat

dipergunakan (available), dengan persamaan:

.......................... ( 5 )

Angka UA biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu

alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat

menjadi ukuran seberapa baik pengolahan (manajemen) peralatan

yang digunakan.

4) Effective utilization (EU)

Menunjukkan berapa persen dari kesuluruhan waktu kerja yang

tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective

utilization sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi kerja,

dengan persamaan sebagai berikut.

....................... ( 6 )

c. Efisiensi kerja

Dalam merencanakan suatu proyek, produktivitas per jam alat

yang diperlukan adalah produktivitas standar dari alat tersebut. Pada

Page 8: Tugas Komunikasi Imiah 2

12

kondisi ideal dikalikan dengan faktor efisiensi kerja. Efesiensi kerja

tergantung faktor: topografi, keahlian operator, pemilihan standar

pemeliharaan, dan sebagainya yang menyangkut operasi alat. Dalam

kenyataannya, memang sulit menentukan besarnya efisiensi kerja alat,

tetapi dengan dasar pengalaman dapat ditentukan efisiensi yang

mendekati kenyataan.

TABEL 2. EFISIENSI KERJA

Kondisi Operasi Alat

Pemeliharaan Mesin

Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali

Baik Sekali

Baik

Sedang

Buruk

Buruk Sekali

0,83

0,78

0,72

0,63

0,52

0,81

0,75

0,69

0,61

0,50

0,76

0,71

0,65

0,57

0,47

0,70

0,65

0,60

0,52

0,42

0,63

0,60

0,54

0,45

0,32

Sumber: Partanto (1996)

d. Perhitungan Produktifitas alat

1) Swell Faktor (factor pengembang tanah)

Menurut Yanto Indonesianto, (2013), Swell adalah

pengembang volume suatu material setelah digali dari tempatnya.

Besarnya swell factor dapat dihitung dengan persamaan:

Kutipan lagsung

Menurut Indonesianto, (2013 : halaman keberapa), “Swell

adalah pengembang volume suatu material setelah digali dari

tempatnya.”

Page 9: Tugas Komunikasi Imiah 2

13

............................. ( 7 )

Berdasarkan jenis material swell factor dapat diketahui dari

tabel berikut.

Tabel 3. Faktor Pengembang Material (Swell Factor)

Jenis MaterialDensity

(Lb/Cuyd)Swell

FaktorBauksit 2700-4325 0,75Tanah Liat,Kering 2300 0,85Tanah Liat, Basah 2800-3000 0,82-0,80Antracite 2200 0,74Bituminous 1900 0,74Bijih Tembaga 3800 0,74Tanah Biasa, Kering 2800 0,85Tanah Biasa, Basah 3370 0,85Tanah Biasa

Bercampur Pasir da Kerikil3100 0,90

Kerikil (Gravel), Kering

3250 0,89

Kerikil (Gravel), Basah 3600 0,88Granite, Pecah- pecah 4500 0,67-0,56Hematite, Pecah-pecah 6500-8700 0,45Bijih Besi, Pecah-pecah 3600-5500 0,45Batu Kapur, Pecah-

2500-4200 0,60-0,57

Lumpur 2160-2970 0,83Lumpur, Sudah

Ditekan2970-3510 0,83

Pasir, Kering 2200-3250 0,89Pasir, Basah 3300-3600 0,88Shale 3000 0,75Slate 4590-4860 0,77Sumber: Partanto (1996)

2) Faktor Isian Mangkuk (Bucket Fill faktor)

Page 10: Tugas Komunikasi Imiah 2

14

Besarnya faktor isian mangkuk tergantung dari jenis

material yang akan digali. Adapun material yang ditemukan di

lapangan adalah lempungan (clay). Maka nilai dari Bucket Fill

faktor yang digunakan antara 0,70 – 0,90. Dapat dilihat di

Lampiran E.

3) Produktifitas Alat Muat

Menurut Yanto Indonesianto (2013), rumus untuk mencari

produksi alat muat adalah sebagai berikut.

Seharusnya kutipan tak lansung

Rumus untuk mencari produksi alat muat adalah sebagai

berikut...( Indonesianto, 2013 : halaman keberapa )

....................... ( 8 )

Keterangan :

Q = Produksi Excavator (lcm/jam3)

KB = Kapasitas Bucket (m3)

FF = Fill Faktor (%)

Ek = Efisiensi Kerja

Sf = Swell Faktor

CTm = Waktu siklus alat muat (detik)

4) Produktifitas Alat angkut

Page 11: Tugas Komunikasi Imiah 2

15

Menurut Yanto Indonesianto (2013), persamaan yang

digunakan untuk mencari produksi alat angkut adalah sebagai

berikut.

Kutipan tak langsung, tapi tidak menggunakan tanda kutip.

Menurut Indonesianto (2013 : halaman keberapa),

“persamaan yang digunakan untuk mencari produksi alat angkut

adalah sebagai berikut…”

.......................... ( 9 )

Keterangan :

P = Produksi alat angkut

CTa = Waktu edar alat angkut (menit)

Ek = Efisisensi kerja (%)

FF = Fill Factor

KB = Kapasitas Bucket

n = Jumlah Bucket

Kapasitas produksi persiklus (C) = KB x FF x n

Page 12: Tugas Komunikasi Imiah 2

16

B. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir yang penulis gambarkan untuk mempermudah dalam

proses pemecahan masalah dalam studi kasus ini ialah sebagai berikut:

“Produktifitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Untuk Optimalisasi

Produksi Batubara Di Pit-1 Timur Banko Barat PT.Bukit Asam (Persero), Tbk, Unit Penambangan Tanjung Enim,

Sumatera Selatan”

Pengamatan lapangan dan hasil ritase alat gali muat dan alat angkut Batubara dari front penambangan ke Dump Hopper.

1. Peta topografi PT.BA 2. Data spesifikasi alat gali

muat dan alat angkut. 3. Curah Hujan

Kehilangan waktu yang disebabkan:

Pengisian BBM dan Oly.

Pergantian Shift kerja.

Mulai waktu kerja.

Antrian di Dump Hopper.

Faktor berapa kerugian yang disebabkan oleh

kehilangan waktu per-Ton

Pengolahan data Kehilangan waktu

Analisa Data

Analisis dan memberikan solusi agar bisa tercapainya produksi batubara untuk bulan selanjutnya dalam upaya meminimalisir Kehilangan Waktu Alat Gali Muat dan Alat Angkut Batubara Pada Pit-1 Barat dari Front penambangan ke Dump Hopper.

Kesimpulan dan Saran

“Produktifitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Untuk Optimalisasi

Produksi Batubara Di Pit-1 Timur Banko Barat PT.Bukit Asam (Persero), Tbk, Unit Penambangan Tanjung Enim,

Sumatera Selatan”

Pengamatan lapangan dan hasil ritase alat gali muat dan alat angkut Batubara dari front penambangan ke Dump Hopper.

1. Peta topografi PT.BA 2. Data spesifikasi alat gali

muat dan alat angkut. 3. Curah Hujan

Kehilangan waktu yang disebabkan:

Pengisian BBM dan Oly.

Pergantian Shift kerja.

Mulai waktu kerja.

Antrian di Dump Hopper.

Faktor berapa kerugian yang disebabkan oleh

kehilangan waktu per-Ton

Pengolahan data Kehilangan waktu

Analisa Data

Analisis dan memberikan solusi agar bisa tercapainya produksi batubara untuk bulan selanjutnya dalam upaya meminimalisir Kehilangan Waktu Alat Gali Muat dan Alat Angkut Batubara Pada Pit-1 Barat dari Front penambangan ke Dump Hopper.

Kesimpulan dan Saran

Page 13: Tugas Komunikasi Imiah 2

17

Kerangka Pikir yang diperbaiki

Adapun kerangka pikir yang penulis gambarkan untuk mempermudah

dalam proses pemecahan masalah dalam studi kasus ini ialah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penyelesaian Masalah

“Pr oduktifitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Untuk Optimalisasi Produksi Batubara Di Pit -1 Timur Ban ko Barat PT.Bukit Asam

(Persero), Tbk, Unit Penambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan

Pengamatan lapangan dan hasil ritase alat gali muat dan alat angkut Batubara dari front penambangan ke Dump Hopper.

Kehilangan waktu yang disebabk an:

Pengisian BBM dan Oly. Pergantian Shift kerja. Mulai waktu kerja. Antrian di Dump Hopper.

Pengolahan data Kehilangan waktu

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

Page 14: Tugas Komunikasi Imiah 2

18

B. KERANGKA KONSEPTUAL

adapun kerangka konseptual ini terdiri dari input, proses, dan output.

1. Input

Berisi data – data yang akan diolah, adapun data tersebut adalah sebagai berikut :

1. data untuk menghitung efisiensi kerja alat (MA, UA, EU )

No Alat Waktu Tersedia

(T)

Waktu Kerja (W)

Halangan (R)

Standby (S)

1 Excavator Cat 345 D

476,59Jam 234,1 Jam 15,3 Jam 227,19 Jam

2 Dump Truck Scania P420

476,59Jam 234,1 Jam 11,9 Jam 230,59 Jam

2. data untuk menghitung produktivitas alat mekanis

a. perhitungan produksi alat gali muat excavator cat 345D

Kapasitas munjung bucket (ql) = 3,0m3

Faktor bucket (k) = 0,9

Efisiensi kerja (E) = 0,4911

Swell factor (SF) = 0,74

Cycle time alat muat = 17,55 detik

b. perhitungan produksi alat angkut Scania P420

Page 15: Tugas Komunikasi Imiah 2

19

Efisiensi kerja alat adalah (Ek) = 0,4911

Kapasitas produksi persiklus (C) = KB x FF x n

Fill Faktor (FF) = 0,9

Kapasitas Bucket (KB) = 3,0 m3

Jumlah Bucket (n) = 7 kali

Swell Faktor (SF) = 0,74

2. Proses

1. perhitungan kerja alat

a. Escavator Cat 345D

b. Dump Truck Scania P420

Page 16: Tugas Komunikasi Imiah 2

20

2. Perhitungan muat alat gali mekanis

2a. Perhitungan produksi alat gali muat Escavator Cad 345D

a. Total Produksi (Q)

Q = 201,27 BCM / jam

Untuk batubara maka dipindahkan dari BCM ke Ton. Maka 1 bcm x 1,3 ton batubara.

Dengan jam kerja 476,59 jam, maka :

= 476,59 x 261,65 = 124.699,77 Ton

Jadi, produksi pada bulan Januari adalah 124.699,77 Ton.

2b. Perhitungan alat angkut Scania P420

Produksi persiklus

C = Kb * FF * n = 3 * 0,9 * 7 = 18,9 m3

Produksi Scania P420

Cta

xExSFCxP

60

Untuk batubara, maka dipindahkan dari BCM ke Ton. Maka 1 bcm x 1,3 ton batubara.

Karena ada 8 unit DT Scania P420 yang dilayani Exc Cat 345D, maka produksi total DT adalah :

Dengan jam kerja 476,59 jam

= 476,59 Jam x 239,6 Ton =114.190,96 Ton

Page 17: Tugas Komunikasi Imiah 2

21

Jadi, produksi pada bulan Januari adalah 114.190,96 Ton

C.OUTPUT

Berupa hasil dari proses analisa data, adapun hasil data tersebut sbb :

1. Hasil data untuk perhitungan efisiensi kerja alat

No Alat MA (%) UA (%) EU (%)

1 Excavator Cat 345D 93,86 50,74 49,11

2 Dump Truck Scania P420

95,16 50,37 49,11

2. Hasil data untuk perhitungan produksi alat muat gali

a. Excavator Cad 345D = 124.699,77 Ton. Pada bulan Januari 2014

b. Scania P420 = 114.190,96 Ton. Pada bulan Januari 2014

Page 18: Tugas Komunikasi Imiah 2

22