Upload
prasetyohwibowo
View
34
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jurnal ilmiah lusi
Citation preview
TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN KELUARGA
“ ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA RESIKO TINGGI GASTRITIS ”
Dosen Pembimbing :
Ns. Elfi Quyumi, S.Kep. M.Kes.
Disusun Oleh :
ASIH WAHYUNI
2012.49.013 / 07
2-A
AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI
T.A 2014/2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah,Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulisan dapat meyelesaikan Makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah dengan judul “ Asuhan keperawatan
keluarga resiko tinggi gastritis” telah tersusun untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kelompok haturkan kepada :
1. Ns. Elfi Quyumi, S.Kep. M.Kes., selaku dosen pembimbing keperawatan keluarga
dalam pembuatan makalah ini.
2. Seluruh temen-temanku III-A dan semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan diwaktu yang akan datang.
Kediri. September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..............................................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN .............................................................................................................................
BAB II..............................................................................................................................................
TINJAUAN TEORI.............................................................................................................................
BAB III.............................................................................................................................................
PENUTUP........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri
(Suprajitpno, 2004 hal 27).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah
tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis
besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam Gastritis akut adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan
erosi,Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman,
2001, hal. 127)
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada penderita gastritis ialah Perdarahan
saluran cerna bagian atas. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan
absorbsi vitamin. (Mansjoer, 1999, hal : 493).
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara (2012), bahwa jumlah pasien
Gastritis yang berobat ke Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara dari bulan
juni 210-Juni 2011 adalah 16174 orang penderita ISPA. dan pada tahun 2011-2012
terhitung dari juni 2011– Mei 2012 terdapat 7163 orang yang berobat dengan penyakit
gastritis. Dan bila dilihat data dari Puskesmas blang managat (2012), di mulai dari Bulan
juni 2011- Mei 2012 terdapat 9194 pasien yang berobat Gastritis.
1.2 Rumusan maslah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
Asuhan keperawatan keluarga resiko tinggi gastritis
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti, memehami dan
memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan keluarga resiko tinggi
gastritis.
2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga resiko tinggi gastritis diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian keluarga terhadap resiko tinggin gastritis
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga resiko tinggi gastritis
c. Membuat rencana tindakan pada keperawatan keluarga resiko tinggi gastritis
d. Melaksanakan rencana tindakan keperawatan keluarga resiko tinggi gastritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar
1. Pengertian
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi
sel-sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit
dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi
beberapa macam :
a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan
oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri
Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001, hal. 127)
2. Etiologi
Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar
kasus, gastritis erosive menyertai timbulnya keadaan klinis yang
berat.keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis erosive misalnya
trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit hati
yang berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septicemia.
Kira-kira, 80-90% pasien yang dirawat diruang intensif menerita gastritis
akut erosive ini. Gastritis akut jenis ini sering disebut gastritis akut stress.
(Soeparman, 2001, hal 127)
3. Patofisiologi
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosife karena keadaan-
keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Factor-faktor yang amat
penting adalah ischemia pada mukosa gaster di samping factor popsin,
refluks empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat antiinflamasi
nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-
obat ini dapat menghambat aktivitas siklooksigenese mukosa.
Siklooksigenese merupakan enzimyang penting untuk pembentukan
prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin mukosa merupakan
salah satu factor defensive mukosa lambung yang amat penting. Selain
menghambat prostaglandin mukosa, aspirin dan obat antiinflamasi
nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topical. (Soeparman,
2001, hal 128)
4. Manifestasi Klinis
MenurutBaughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Manifestasi klinis pada
pasien dengan gastritis adalah sebagai berikut :
a. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.
b. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual,
dan anorexsia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan
mungkin akan hilang selama 1 sampai 3 hari.
5. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas.
b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi
vitamin. (Mansjoer, 1999, hal : 493).
6. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alcohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu
makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejal
menetap, caira perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi,
maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan
untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. (Suzane & Smelzhert,
2001, hal 1062).
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga, seperti yang
dijelaskan oleh Friedmen (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 1).
Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar pernikahan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah,
seperti yang dikemukakan oleh Sayekti (1994) dalam Suprajitno (2004, hal
1).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No. 10 tahun 1992 Suprajitno,
2004, hal 1). Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri atas dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
2. Ciri-ciri keluarga
Menurut Effendi (1998, hal 37) ciri-ciri kelurga yaitu :
a. Diikat dalam satu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan bathin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
3. Tipe keluarga
Menurut Suprajitno (2004, hal 2) tipe keluarga :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti dengan
ditambah anggota keluarga lain yang masih hubungan darah (kakek,
nenek, paman, dan bibi)
c. Keluarga bentukan kembali (dyaic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atai kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (singgle parent family) adalah keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangan
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmaried mother)
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmatrial
hetesexual cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(gay and lesbian family)
4. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut friedman (1998) dalam Suprajitno
(2004, hal 13) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mepersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini di hubungkan
untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi asosialisasi dan tempat untuk bersosialisasi (socialization and
social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak berkehidupan sosial sebelum meninggal rumah untuk
berhubungan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the economic function) adalah fungsi untuk
mempertahankan kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu, meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
d. Fungsi perawatan / memelihara kesehatan (the healht care funcion)
yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi, fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Tugas perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1985) dalam Suprajitno (2004, hal 03), tugas
perkembangan keluarga adalah :
a. Keluarga baru menikah
Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga dengan anak baru
Mempersiapkan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual dan kegiatan sosial
Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangannya.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan aras aman.
Membantu anak untuk bersosialisasi.
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun
diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya
keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi).
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbuh
kembang anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas.
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya
kehidupandan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai
memiliki otonomi.
Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga.
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua.
Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
keluarga.
f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi
keluarga besar.
Mempertahankan keintiman pasangan.
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
g. Keluarga usai pertengahan
Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia
pertengahan.
Mempertahankan hubungan yang suasana kehidupan rumah
yang serasi dan dengan memuaskan dengan anak-anaknya dan
sebaya.
Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Keluarga usia lanjut
Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya.
Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan
pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.
Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
Melakukan life review masa lalu.
6. Tugas keluarga di bidang kesehatan
Menurut Suprajitno (2004, hal 17), fungsi pemeliharaan kesehatan
keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan
dilakukan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarganya
c. Merawat keluaga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
e. Momidifikasikan lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
f. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar bagi
keluarga.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA RESIKO TINGGI GASTRITIS
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang
digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai
norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk megatasinya.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah, seperti
yang dijelaskan oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan isi format pengkajian
keluarga :
a. Data umum
Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon, komposisi
kleuarga (dilengkapi dengan genogran keluarga), tipe keluarga, suku (dikaji data
yang berhubungan dengan suku kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan
suku seseorang atau keluarga), agama (dikaji tentang agama yang dianut), aktifitas
rekreasi keluarga (dikaji data tentang kebiasaan dan pendapatan keluarga), status
ekonomi keluarga (dikaji data tentang besarnya penghasilan atau pendapatan
keluarga).
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan saat ini
Dikaji tentang tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh
keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini. Dikaji
tentang maladaptif dari tengah pertumbuhan dan perkembangan keluarga
yang terpenuhi.
3) Riawayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya dan pengalaman
keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan kesehatan, meliputi keluhan, berapa lama sudah terjadi, apa
upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dan bagaimana hasilnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
5) Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat penyakit
keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya peanggulangan penyakit,
upaya kesehatan yang di pertahankan sampai saati ini.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah kamar, ventilasi, sumber air, jumlah
keliarga, saluran pembuangan limbah, jamban keluarga, pembuangan
sampah dan kandang ternak.
2) Karakteristik tentang komunikasi
Meliputi tentang jenis pekerjaan yang dominan dari tetangga diawali yang
terdekat dengan kleuarga.
3) Mobilitas keluarga
Bagaimana perpindahan tempat tinggal yang terjadi dalam keluarga.
4) Perkumpulan keluarga dan nteraksi dengan masyarakat meliputi data
keefketifan dalam berinteraksi dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Meliputi tentang sumbe pendukung eperti orang tua, mertua, saudara,
teman dan lain-lain.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Meliputi data tentang sifat komunikasi dalam keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Meliputi data tentang kemampuan komunikasi keluarga.
3) Struktur peran
Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah berperan sebagai
kepala keluarga.
4) Nilai dan norma kebudayaan
5) Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Meliputi sikap dan perhatian masing-masing keluarga terhadap anggota
keluarga yang lain.
2) Fungsi sosialisasi
Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi
dengan orang lain.
3) Fungsi peran kesehatan
Menjelaskan kemampuan keluarga mengenai masalah kesehatan dan
mengambil keputusan terhadap masalah kesehatan atau manfaat fasilitas
pelayanan kesehatan.
f. Stresor dan koping keluarga
1) Stresor jangka panjang dan pendek
Kekuatan keluarga memikirkan tentang penyakit yang terjadi pada
keluarga.
2) Kemapuan keluarga berespon terhadap masalah
3) Strategi koping yang digunakan
Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga
jika mendapatkan masalah/stressor.
4) Strategi adaptasi dsifungsional
Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri (koping) keluarga
yang maladaptif.
5) Pemeriksaan fisik
Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua anggota keluarga baik
sehat maupun yang sakit.
g. Harapan keluarga
Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang diberikan
oleh perawat keluarga.
h. Tabel skoring, menurt Effendy (1998, hal 53)
Skala Prioritas Masalah Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa keperawatan adalah
kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan
pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,
sampai masalah aktual.
Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa keperawatan keluarga
yang mungkin terjadi pada keluarga dengan masalah gastritis menurut klasifikasi
NANDA dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Nyeri akut/kronis
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Gangguan citra tubuh
d. Gangguan pemenuhan nutrisi
e. Kurang perawatan diri
f. Kurang pengetahuan mengenai penyakit.
3. Intervensi Keperawatan
Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan
klien atau keluarga. Perencanaan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan
standar yang mengacu pada penyebab, selanjutnya merumuskan tindakan
keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :
a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang
sesuai dengan kondisi klien.
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan
pancaindra perawat yang objektif.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
ketergantungan dapat diminimalisasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah
tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis
besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam :
a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory.
(Soeparman, 2001, hal. 127)
Masalah-masalah Keperawatan yang biasanya muncul pada pasien gastritis
meliputi:
a. Nyeri akut/kronis
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Gangguan citra tubuh
d. Gangguan pemenuhan nutrisi
e. Kurang perawatan diri
f. Kurang pengetahuan mengenai penyakit.
Saran
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi gastritis di
perlukan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan teori penyakit bagi
seorang perawat.
Informasi yang adekuat dan penkes sangat bermanfaat bagi klien, agar klien
mampu mengatasi masalah nya secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.Menurut
ANA (1995)
Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.
Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.